• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Ekonomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Ekonomi"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI EKONOMI DAN PERKEMBANGANNYA

(Kuliah I )

Teori pasar murni dikemukanan pertama kali oleh Adam Smith (1723-1790) dan kemudian sering disebut sebagai sistem kapitalisme yang terdesentralisasi. Dimana pemerintah sama sekali tidak boleh mengatur perekonomian. Teori ini mempercayai adanya invisible hand, yang dapat mengatur sendiri keadaan ekonomi suatu negara. Dimana semua orang dianggap akan terpuaskan dengan sendirinya apabila setiap orang diberi kebebasan untuk mengejar kepentingan masing-masing sehingga akhirnya tercapai kesejahteraan umum (general welfare)

Dalam kenyataannya konsep ideal dari teori Adam Smith sering tidak tercapai seperti yang direncanakan, tetapi sering terjadi kesenjangan antara teori dan keadaan sebenarnya. Cukup banyak kendala-kendala yang sering terjadi untuk pencapaian kesejahteraan umum seperti yang dicita-citakan dari teori Adam Smith ini. Seringkalai muncul dampak-dampak negatif dari teori ini, misalnya munculnya Monopoli, pengejaran kepentingan perorangan yang terlalu berlibihan, kecenderungan produksi barang yang tidak berkualitas yang hanya mengutamakan kepentingan perusahaan tanpa melihat dampak terhadap konsumen, dampak lingkungan seperti polusi, pencemaran, exploitasi alam membabi buta.

Mengacu pada kelemahan-kelemahan ini, maka ada beberapa teori yang menjadi tandingan dari teori Adam Smith ini, misalnya Sistem Capitalism (State Capitalsim, atau economic Nationalism), yaitu suatu sistem kapitalisme yang diatur dan dipimpin oleh negara, yang diusulkan oleh Friedrich List (teori ini sering kali dianggap sebagai teori capitalis semu oleh Ersatz Capitalism).

Model capitalsm ini selanjutnya disempurnakan dalam bentuk model kapitalism welfare state atau sistem kapitalism dengan pengaturan alokasi dana-dana pemerintahan untuk mendistribusikan kekayaan nasional. Ini merupakan model kapitalisme yang telah disempurnakan (J.M. Keynes (1936)) dan kemudian disebut sebagai sistem ekonomi campuran (mixed economy)

Dari uraian tersebut kita telah mengetahui ada 3 sistem ekonomi yang mendasar yaitu state capitalism, welfare state dan mixed economy). Ke tiga sistem ini berseberangan dengan sistem ekonomi sosialisme (baik itu sistem sosialisme murni, maupun sistem sosial yang bercampur dengan sistem pasar (mixed socialism). Dalam kenyataanya sistem sosial murni diterapkan secarara penuh di Uni Soviet dan sejumlah negara Eropa Timur mulai dari tahun 1922 (Lenin), sedangan sosialisme campuran diterapkan di RRC, Yugoslavia, serta sejumlah negara Afrika. Kemudian ada satu lagi sistem ekonomi kelima yang sering disebut sistem pasar sosialis (social market economy).

(2)

atau nonblok, memiliki sistem ekonomi kapital seperti chile, Kenya dan Singapura, negara state capitalism seprti Mexico, Nigeria dan Indonesia, dan sebagian ada yang sistem ekonomi sosialism seperti Mandagaskar, Irak dan Myanmar) Pada kenyataannya setiap negara bebas untuk mengatur kebijakan ekonomi apa yang akan diterapkan dan paling cocok untuk mencapai tujuan negara.

Setelah tahun 1989, dimana pada waktu itu terjadi penyatuan antara Jerman Timur dan Jerman Barat, dan diiringi oleh perubahan fundamental sistem ekonomi Rusia dan negara-negara Eropa Timur lainnya, maka sistem kapitalsime dan variasinya lebih diterapkan di lebih banyak negara. Meskipun demikian sistem ekonomi sejumlah negara komunis tidak serta merta berubah secara radikal dan tetap berpegangn pada sistem sosialisme (sistem pasar sosialisme). Di negara-negara tersebut kepemilikan faktor-faktor produksi oleh perorangan mulai dilonggarkan, tetapi perencanaan terpusat tetap dipertahankan dan perusahaan negara berperanan besar dalam struktur ekonomi nasional.

Jika kita membandingkan dengan kondisi sistem ekonomi di Indonesia, pada kenyataannya selama 54 tahun kemerdekaan, Indonesia mengalami 3 tahap pembangunan nasional,yaitu pembangunan politik (1945-69), pembangunan ekonomi (1969-94) dan pembangunan sosial (1994-2019)(Lane, Jane Erik & Svante Ersson (1997)). Pembangungan politik sering disebut sebagai sebagai pembangunan bangsa (nasional building), sedangkan pembangunan ekonomi menekankan pada peningka tan pendapatan per kapita,kemudian pembangunan sosial meliputi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

Pada hakikatnya ketiga proses ini yaitu pembangunan politik, ekonomi dan sosial terjadi pula di negara-negara lainnya dalam konteks dan kondisi yang berbeda-beda. Dan pada umumnya pula pembangunan ekonomi merupakan merupakan prioritas utama, karena pemenuhan kebutuhan pokok seperti sandang pangan dan papan selalu harus didahulukan sebeum memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti pendidikan, kesehatan dan kebutuhan sosial lainnya.

Pembangunan Sosial

Menurut Nancy Birdsall dari Bank Dunia mengatakan bahwa investasi dalam bidang kesehatan dan pendidikan yang biasanya masuk kategori pembangunan sosial, dan dalam waktu tidak lama dapat berdampak positip pada pertumbuhan ekonomi nasioanl. Artinya pengeluaran-pengeluaran nasional yang berupa investasi sosial telah memungkinkan manusia meningkatkan kualitas sebagai sumber daya yang mampu menghasilkan produksi materiil yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dengan perkataan lain mengadakan investasi dalam pengembangan sosial merupakan ilmu ekonomi yang baik. Atau dengan kata lain pembangunan sosial tidak lain daripada pembangunan ekonomi.

(3)

kesejahteraan masyarakat, walaupun diakui seringkali terjadi kesejahteraan yang luar biasa tinggi tetapi terjadi hanya pada sekelompok orang saja. Kelompok lainnya malah semakin miskin. Pemilik modal biasanya diuntungkan tetapi buruh sering dirugikan karena tidak memiliki modal yang cukup. Selanjutnya bisa terjadi kesenjangan antara dua klas masyarakat. Dan hal ini dibahas oleh Karl Max, yang tercantum dalam tulisannya Manifesto Komunis (1848) kemudian dilanjutkan kembali dalam tiga jilid bukunya Das Kapital (1867).

Meskipun teori ekonomi sosialisme Marx dianggap gagal diterapkan di Uni Sovyet dengan akibat bubarnya Uni Soviet itu sendiri tahun 1991, tetapi teori kapitalisme juga mengalami kritikan yang tidak sedikit. Sekitar tahun 1936 sistem kapitalisme mengalami depresi, menyengsarakan semua elemen ekonomi, seperti buruh, tuan tanah, pemodal dll.

J.M Keynes yang memelopori teori yang bersifat umum dapat menunjukkan kekeliruan teori pendahulunya yang terlalu sempit dan khusus, seperti teori Klasik dan Neoklasik, tetapi mengungkap juga kesalahan mendasar dari teori ekonomi kapitalisme ala Adam Smith. Dengan teori barunya Keynes dianggap bersjasa menyelamatkan kapitalisme itu sendiri dan sistem kapitalisme yang sudah disempurnakan yang akhirnya teori nya cukup dapat mengglobal dan merajai sistem ekonomi dunia.

Selanjutnya bila kita tillik, sistem ekonomi Indonesia sedang bergulat dalam masalah pergulatan paradigmatik, perjuangan para pakar ekonomi tentang perlunya dikembangkan paradigma baru dalam pemikiran-pemikiran ekonomi untuk memecahkan persoalan bangsa. Setelah paradigma baru yang lebih tepat dapat diterima, yang mengandung sistem nilai atau ideologi bangsa yaitu Pancasila, maka kekeliruan-kekeliruan asumsi teori lama dapat dihilangkan.Dan akhirnya pembangunan pun dapat mengacu pada teori ekonomi baru. Ini seharusnya menjadi misi dan visi para ekonomi Indonesia.

Pada kenyataaanya negara Indonesia telah mengambil langkah keliru di masa lalu dimana kita terlalu menekannkan pada pertumbuhan ekonomi material yang akibanya melebarkan jurang antara yang miskin dan kaya. Jadi selanjutnya sebaiknya diupayakan pembangunan lebih diarahakn pada pembangunan sumber daya manusia.

Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi yang pernah terjadi di negara Indonesia sebenarnya merupakan akibat logis dari dari investasi berlebihan dalam beberapa sektor seperti real estate yang sebenarnya kurang produktif tetapi sangat menguntungkan. Usaha-usaha spekulatif dari sektor ini seringkali dibiayai dengan kredit-kredit perbankan, yang pada giliranya perbankan turut terimbas krisis ekonomi ini. Banyak sekali bank-bank tutup dan pemerintah terpaksa turun tangan dengan program rekapitalisasi dan restukturisasi. Sehingga kenyataanya seringkali terjadi tarik ulur antara pemerintah dan swasta, Dunia usaha yang pada awalnya tidak mau diatur pemerintah, dalam keadaan krisis ekonomi ternyata menggantungkan diri pada kebijaksanaan pemerintah.

(4)

oleh ekonom masa kini, padahal dianggap sangat penting oleh Adam Smith. Pandangan ini sebenarnya lebih relevan dengan keyakianan bangsa Indonesia tentang adanya kebenaran asas kekeluargaan (brotherhood) dan bentuk usaha bersama yang tercantum dalam pasal 33 UUD 1945, yang selanjutnya diartikan sebagai asas demokrasi ekonomi atau asas kerakyatan. Sistem ekonomi yang berasas kekeluargaan bukan berarti bebas untuk bersaing saling mematikan. Sebenarnya kita sudah memiliki konsep-konsep mendasar dari sistem ekonomi sendiri, meskipun terkadang pada kenyataan kita terlalu berusaha memenuhi kriteria-kriteria pada ekonomi asing.

Frans Seda yang ikut berkiprah dalam kegiatan ekonomi praktis menyatakan bahwa ekonomi pancasila lahir dari suatu political will, yang merupakan tanggapan terhadap amanat penderitaan rakyat.

Perkembangan Gagasan Ekonomi Indonesia

Dalam kenyataannya studi tentang sejarah ekonoi sungguh amat penting karena disamping begitu banyak masalah-masalah ekonomi masa kini sebenarnya bermula dari masa lalu. Sejarah dan kejadian selalu berulang.

Dewasa ini dalam suasana liberalisasi dan globalisasi tidak terlihat semangat kaum elit untuk mempercayai potensi ekonomi rakyat. Seharusnya pemerintah lebih memihak pada ekonomi rakyat. Tetapi pada gilirannya pemerintah mendapat tekanan luar biasa sebab pada kenyataannya sektor ekonomi modern lebih dikuasai oleh pengusaha-pengusaha besar.

Kita perlu belajar dari sejarah demi masa depan yang lebih baik dari anak cucu kita.

Paradigma Pembangunan Ekonomi Indonesia.

Berbagai teori ekonomi yang berkembang di Barat pada umumnya lebih dilihat dari sisi pandangan kaum elit atau kaum borjuis. Sehingga akibatnya setiap kemajuan cenderung dari seberapa besar peranan kaum elit terhadap perekonomian bukan seberapa besar peran rakyat. Dalam kenyataannya sejak jaman Belanda sampai menjelang kemerdekaan Indonesia petani dan rakyat kecilah yang sebenarnya menjadi penyumbang paling besar bagi keberhasilan penjajahan Belanda di Indonesia selama 350 tahun.Tetapi sebaliknya rakyatnya menjadi kuli-kuli yang hidup miskin.Jadi eksploitasi kolonialme dan imperalialisme merupakan penyebab utama kemiskinan dan kemerdekaanlah yang dapat membebaskan rakyat Indonesia dari kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan.

(5)

650% pada tahun 1966, hampir melumpuhkan seluruh sitem produksi dan distribusi nasional.

Menjelang berakhirnya Orde lama (1963) Soekarnao menyampaikan konsep ekonomi yang terkenal dengan sebutan Dekon (Deklarasi Ekonomi) semacam janji atau tekad untuk menggunakan sistem ekonomi pasa, sebagai koreksi atas prakte-praktek ekonomi komando.Tekad ini sayang tidak dapat terlaksana karena partai-partai politik menafsirkan secara berbeda-beda. Prinsip Dekon akhirnya dilupakan orang.

Ekonomi orde baru mulai 1966 secara radikal membalikan arah perjalanan ekonomi Indonesia. Paradigma pembangunan mengarah pada penerapan demokrasi ekonomi dan politik ekonomi diarahkan pada upaya dan cara menggerakan kembali roda ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pencetakan uang yang berlangsung tanpa kendali dihentikan, anggaran belanja pemerintah dibuat berimbang, dan produksi dalam negeri, pangan dirangsang untuk memenuhi kebutuhan nasional yang terus bertambah.Pembangunan ekonomi diatur melalui serangkaian REPELITA.

Pembangunan yang mensejahterakan Rakyat

Menurut Mubyarto dalam membangun sistem ekonomi. Selama 54 tahun Republik Indonesia dapa dikenal ada trilogi pembangunan dalam konteks sejarah perjalanan bangsa sbb :

1. Tahap pembangunan bangsa (national building) 1945-1969 2. Tahap pembangunan ekonomi (1969-1994)

3. Tahap pembangunan manusia (1994-2019)

Dari segi teori ekonomi pembangunan, pembangunan ekonomi disebut berhasil apabila ada kenaikan besa dalam volume dan nilai produksi barang dan jasa, sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.Akan tetapi dalam kenyataannya belum tentu barang dan jasa yang diproduksi suatu bangsa bisa dibagi secara merata, karena sering terjadi ada sebagian warga belum dapat ikut menikmati. Mereka mereka termasuk masyarakat di bawah garis kemiskinan.

Dalam perjalanan sejarah pembangunan di Indonesia, selalu ada semacam kontes antara yang menginginkan peran besar dari negara sesuai pasal 33, UUD 45, dan ada sebagian yang menginginkan kebebasan sistem pasar yang mampu mengembangkan demokrasi ekonomi sesuai penjelasan pasa 33.

Jamie Mackie dan Andrew Macintyre mewadahi berbagai kepentingan yang berkontes ini ke dalam tiga mazhab politik ekonomi sbb :

1. Kaum teknokrat (ekonomi) yang kompak dan berpaham bebas (free marketers), dan mereka berada pada di tiga pusat kekuasaan yaitu Departemen Keuangan, Bappenas dan Bank Indonesia.

2. Kaum Intervensionis yang menginginkan peran besar dari negara dalam pembangunan khususnya dalam proses menuju industiralisasi.

(6)

Dalam prakteknya bisa terjadi penyeberangan-penyebaerangan dari suatu mahzab ke mahzab lain, sehingga bisa dikatakan bahwa teori tadi kurang tepat dalam kondisi yang ada di Indonesia, atau memang kondisi di negara Indonesia adalah kondisi yang khusus sehingga tidak dapat dianalisis menggunakan teori-teori dari dunia barat.

TEORI EKONOMI DAN PERKEMBANGANNYA (Kuliah

II )

Ekonomi Pancasila

Ada pertanyaan yang sering dilontarkan dan menjadi perdebatan

nasional tentang bagaimana konsep Pancasila itu. Apakah politik ekonomi

yang terjadi serakang ini masih tetap setia atau tidak dengan Pancasila

dan UUD45 Beberapa pengamat menganggap bahwa politik

pemerintahana kadang sebenarnya masih berdasarkan pada apa yang

menjadi landasan negara tetapi dibawah para teknokrat sering

menyimpang karena politik liberalisme sering dipakai sebagai pedoman.

Pembangunan yang adil dan merata

Yang menjadi permasalaha adalah apakah kita perlu untuk mengubah

paradigma pembangunan kita dari prioritas ekonomi materiil ke aspek

kualitas sumber daya manusia. Sebab pada kenyataanya sering terjadi

ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial. Sehingga patut

dikhawatirkan pembangunan itu hanya menguntungkan sekelompok

orang tertentu saja yang jumlahnya sedikit, dan belum mampu

mengurangi jumlah kelompok miskin. Dan sepertinya ada yang

menyalahkan bahwa pertumbuhan ekonomi itu merupakan penyebab

terjadinya kesenjangan ekonomi dan sosial yang makin besar.

Pada awalnya paradigma trilogi pembangunan adalah

menempatkan stabilitas nasional pada urutan pertama, kemudian

pertumbuhan ekonomi dan terakhir pemerataan. Namun seiring

berjalannya waktu seringkali urutannya berubah-rubah. Sehingga dalam

hal ini masih ada toleransi kepada adanya kesenjangan ekonomi dan

sosial yang seringkali menonjol dan seringkali malah menimbulkan

permasalah besar.

(7)

Sebenarnya ada kelemahan-kelemahan dari teori-teori barat yang

sering membuat kita keliru meanganalisis masalah-masalah ekonomi yang

terjadi di negara kita.Dalam teori Barat ada model-model yang

mengasumsikan faktor-faktor ekonomi sebagai tak mudah berubah.

Ada kekhasan dari falsafah bangsa Indonesia, dan seharusnya kita

tidak terlalu kaku berpegang pada teori dari luar. Sepertinya pemerintaqh

perlu memandang digunakannya ukuran-ukuran Demokrasi Pancasila,

yaitu demokrasi asli bangsa Indonesia yangmenunjuk pada kebebasan

tetapi sungguh-sungguh bertanggung jawab.

Potensi Ekonomi Rakyat

Ekonomi Rakyat merupakan tulang punggung ekonomi nasional

yang seharusnya bisa diandalkan dan sering kurang disadari sejak

terjadinya proses konglomerasi ekonomi sekitar tahun 1987-1988, di

mana sepertinya kita lebih mempercayai proses konglomerasi ekonomi

dan bukan koperasi yang merupakan sokoguru eknomi nasionla.

Sebenarnya ekonomi rakyat kuat daya tahannya, sedangkan sebaliknya

perusahaan besar sering keropos dan bisa merepotkan pemerintah.

Menelantarkan ekonomi rakyat akan berakibat fatal dalam jangka

panjang. Dan tugas utama dari pembangunan ekonomi adalah

sebenarnya untuk meningkatkan daya beli rakyat. Sebab

perusahaan-perusahaan besar bisa mengalami kegagalan akibat terlalu jenuhnya

pasar dalam negeri yang selanjutnya sering minta

kemudahan-kemudahan ekspor bagi pemasaran barang-barangnya ke luar negeri,

karena harga baranya tidak mampu bersaing dengan produk negara

pesaing di pasar dunia.

Jika menilik dari pasal 33 (ayat 2 dan 3) UUD 1945, sebenarnya

negara yang menguasai pokok-pokok kemakmuran rakyat, harus

memihak kepada kepentingan rakyat banyak, dan pasal 34 menegasikan

bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh

negara.Pembangunan yang mensejahterakan rakyat yang membuka

peluang kepada masyarakan untuk dapat hidup adil dan makmur

berdasarkan pancasila dan UUD45 memerlukan paradigma baru

pemngaunan yaitu bukan sekedar mementingkan pertumbuhan ekonomi

atau pertumbuhan dengan pemerataan saja tetapi lebih tegas

pertumbuhan yand dicapai melalui pemerataan (growth via equity).

Paradigma baru pembangunan ekonomi

(8)

terjadinya proteksi industri substitutsi import tertentu sering menciptakan

kekuatan-kekuatan ekonomi monopoli atau oligopoli yang membangun

benteng-benteng eknomi proteksi yang tidak mudah ditembus.

Selanjutnya dari berabagai ungkapan dan pendapat beberapa pakar

bisa disimpulkan bahwa nampak ada penyimpangan-penyimpangan

kebijaksanaan yang kini harus diluruskan lagi. Terdapat kekhawatiran

kurang dihubungkannnya pembangunan ekonomi dnegan realitas

ekonomi dan realitas politik. Atau lebih serius lagi dianggap

kebijaksanaan-kebijaksanaan telah didasarkan pada teori-teori yang

padadirinya keliru.

Teori-teori ekonomi yang keliru pada dasarnya akibat penggunaan

teori-teori ekonomi yuang kita pakai memnga berasal dan dikembangkan

di negara barat. Ilmuwan-ilmuwan Indonesia harus diakui belum banyak

yang benar-benar berhasil mengembangkan teori-teori eknomi

berdasarkan fatka-fakta empirik di Indonesia. Bahkan teori eknomi paling

sederhanampun, yaitu sistem ekonomi Pancasila kebanyakan

ekonom-ekonom kita kurant tertarik untuk membahasnya.

Padahal kebutuhan akan teori ekonomi tentang pembangunan

ekonomi Indonesia untuk mematangkan proses pengembangan teori

ekonomi tentang pembangunan Indonesia dirasakan sangat penting dan

diperlukan paradigma-paradigma baru yang cukup mendesak untuk

memecahkan masalah bangsa.

(9)

KINERJA DAN MASALAH EKONOMI INDONESIA

(Kuliah III )

Gejolak politik dan Dampak Ekonominya

Ketidak pastian di bidang ekonomi disebabkan oleh ketidakpastian

politik dan keamanan yang masih sangat tinggi. Beberapa indikator

positip dalam perekonomian dapat terganggu karenanya. Kasus-kasus

masalah kemananan seperti contohnya yang terjadi di Ambon dan Aceh,

pada gilirannya memberikan kontribusi pada ketidakpastian ekonomi.

Adanya pertarungan politik diantara elit politik dan diikuti oleh

berbagai penggunaan hak-hak politik anggota legislatif dengan target

tertentu , tentu telah membuat nilai tukar rupiah dan indeks harga saham

di pasar modal Indonesia yang merupakan salah satu variable yang cukup

menentukan dalam perekonomian nasional cukup merosot.

Kemerosotan nilai rupiah tersebut potensial menimbulkan efek

domino yang menyeret pada kemerosotan variable-variable makro

ekonomi yang lainnya.Jika yang terjadi adalah nilai rupiah yang merosot,

maka inflasi akan meningkat terus, sehingga ekspor akan mengurangi

aktivitasnya, kemudian pertumbuhan ekonomi akan melamban, atau

bahkan negatif, dan pada gilirannya pengangguran dan kembali

kemiskinan akan semakin meluas. Situasi inilah yang terjadi pada bulan

Mei 1997, dimana kemerosotan nilai tukar rupiah telah mengimbas pada

kemerosotan ekonomi secara keseluruhan yang dibarengi krisis politik dan

keamanan. Oleh karena itu tanpa adanya perbaikan dalam perilaku elit

politik yang terus saling memainkan kekuasaannya tanpa visi untuk

mengeluarkan perekonomian Indonesia dari krisis , maka perekonomian

Indonesia potensial memasuki krisis ekonomi berkali-kali.

Namun demikian jika terdapat tanda-tanda pemulihan dalam

perekonomian seperti kenaikan konsumsi masyarakat, akan mendorong

gairah pada beberapa sektor ekonomi, dan ikut memperceat laju

pertumbuhan ekonomi. Faktor ini sebenarnya tidak mudah untuk

dipertahankan karena faktor-faktor non eknomi memberikan kontribusi

yang cukup besar pula pada proses perlambatan dan pertumbuhan

perekonomian di Indonesia.

(10)

faktual seakan kedaulatan eknomi Indoneisa sudah berada di tangan

lembaga keuangan Internasional tersebut. Berbagai kebijaksanaan dalam

perekonomian waktu itu harus mendapat persetujuan dari IMF.

Ketergantungan tersebut ternyata masih bisa sedikit diatasi dengan

adanya oil bom yaitu meningkatnya harga minyak dunia, sehingga arus

devisa yang masuk ke anggaran pemerintah meningkat. Sehingga secara

umum dapat mengamankan APBN pada kurun waktu itu. Dan pada

gilirannya Indonesia dapat dapat menghentikan kontrak kerja sama

dengan IMF mulai Januari 2004, meskipun masih dipantau oleh lembaga

Internasional.

Disamping permasalahan diatas ada juga permasalahan lainnya

yaitu masalah restrukturisasi perbankan. Ada lembaga yang disebut

sebagai BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) yang diharapkan

dapat menyehatkan perbankan nasional, tetapi malah sebaliknya

terjebak dalam ketidaksehatan internalnya. Dengan tingkat otonomi yang

tinggi ternyata tetap sulit untuk melakukan peran utamanya dalam

menstrukturisasi sektor perbankan nasional.

Kelemahan Struktural

Jika melihat secara struktural dan dari indikator yang ada dalam struktur

bisnis dan ekonomi Indonesia, maka kelemahannya adalah dalam struktur

ekonominya. Jadi kita tidak dapat menyalahkan faktro lain seperti

ketidakpastian politik, hukum, dan keamanan saja, tetapi kita juga harus

memperhatikan variable-variable ekonominya itu sendiri.Dalam level

mikro ketidak efisienan manajemen perusahaan dalam mengelola

aktivitasnya merupakan hal yang sering terjadi pula. Banyak

perusahaan-perusahaan sering terjadi terjadi ketidak stadarana kualitas dan

pelayanan yang kurang profesional. Sehingga daya saingnya terhadap

negara dibandikan negara-negara lainnya bahkan di Asia tenggara.

Untuk mengukur daya saing ada berbagai variable yang diteliti y

ang kemudian dibuat indeks dayasaing (competitiveness index)

Sementara itu BUMN yang diharapkan menjadi agen of development

ternyata sebagian besar berada pada posisi yang tidak sehat atau kurang

sehat.Lemahnya kemampuan manajemen, dan intervensi birokrasi yang

masih sangat besar pada BUMN merupakan faktor dominan yang

menyebabkan BUMN dengan modal besar tetapi tidak dapat berbuat

apa-apa. Masalah semakin berat dengan adanya indikasi-indikasi mencuatnya

sinyalemen kembali maraknya permasalahan korupsi dsb.

Kendala Program pemulihan Ekonomi

(11)

ekonomi kita yang sejauh ini didorong oleh peningkatan konsumsi rumah

tangga. Selama kenaikan konsumsi ini masih bisa diimbangi kapasitas

produksi yang ada dan yang menganggur, maka pertumbuhan masih bisa

berlanjut. Namun pertumbuhan ekonomi yang didorong permintaan

konsumsi ini akan tersendat apabila kapasitas yang ada sudah penuh, dan

tidak ada tambahan investasi baru yang memadai. Akibatnya ancaman

inflasi sangat tinggi pada masa masa mendatang.

Inilah persoalan yang kita hadapi ke depan, yaitu meningkatnya sisi

supply yang memerlukan adanya peningkatan investasi tersebut.

Mekanisme sisi supply ini tidak berfungsi seperti yang seharusnya,

sebagai akibat dari kerusakan kelembagaaan yang cukup parah dan

menyebabkan daya respon (elastis) supply sangat merosot. Untuk

mendorong bangkitnya investasi swasta dan ekspor sangat bergantung

pada keberhasilan mengembalikan kepercayaan investor dan

menghilangkan pada sisi supply tersebut. (Boodiono, 2000 h, 2).

Secara umum potensi untuk pemulihan ekonomi dapat terwujud

jika stabilitas variable non-ekonomi tetap terjaga. Dari telaah yang

dilakukan Internation Institute f Management Development (IMD) yang

berpusat di Switzerland menyimpulkan bahwa tingkat daya saing

Indonesia sangat rendah. Peringkat daya saing yang dihitung dengan

mencakup 290 variable, sehingga cukup akurat untuk menilai derajat

dayasaing anntar negara tersebut. Pada tahun 1999 Indoneisa berada

pada posisi nomor 47 dan 49 pada tahun 2001, Pada tahun 2002 posisi

Indonesia hanya naik satu tingkat dibanding tahun sebelumnya yaitu

peringkat 48 dari 49 negara.Tahun 2003 berada pada posisi 57 dari 59

negara. Lemahnya daya saing ini jelas berarti pada era keterbukaan

ekonomi dapat berimplikasi pada sulitnya produk Indonesia masuk negara

lain, dan terancamnyanya pasar domestik oleh produk asing, termasuk

sektor perbankan.

Kinerja Ekonomi Indonesia di Tengah Ekonomi Dunia.

(12)

untuk melakukan penyalahgunaan kekuasaaan yang merugikan

masyarakat luas.

Data keburukan Indonesia semakin bertambah panjang jka belihat

julukan lainnya seperti negara yang paling tinggi tingkat pembajakan hak

milik, misalnya pembajakan milik intelektual, foto kopi, buku, kaset,

software komputer yang berlangsung dengan mudah. Ada julukan sebagai

negara berkembang pengutang terbesar di dunia.Dengan utang luar

negeri pemerintah dan swasta yang mencapai sekitar 140 milar dolar

amerika (2004), telah menimbulkan beban berat bagi perekonomian.

Laporan Pembangunan Manusia 1999 dari UNDP menyimpulkan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berada pada peringkat 105 dari 174

degara yang disurvey. Survey terbatu tahun 2000 mengalami penuruna

menjadi peringkat 109 yang menunjukkan pembangunan kualitas SDM di

Indoneisa semakin tertinggal jauh dari negara lainnya. Pada tahun 2002

dan 2003 menurun kembali peringkatnya menjadi 110 dari 173 negara

dan 112 dari 175 negara. Posisi Indonesia berada di bawah negara-negara

seperti Suriname, tunisia, Sri langka, ataupun Vietnam. Rendahnya IPM

tidak terlepas dari rendahnya anggaran untuk bidang tersebut. Misalnya

pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan posisinya

sangat kecil (1,4 % dari GNP) lebih rendah dibandingkan Pakistan (1,4%),

Sri langka (3,4%) dan China (2,3%).

Reformasi dari sisi ekonomi pada hakikatnya adalah upaya

mengoptimalkan produktivitas semua faktor produksi yang ada. Reformasi

ini termasuk dalam lembaga-lembaga ekonomi yang ada yang kinerjanya

tidak bagus.Banyak sekali BUMN dengan berbagai fasilitasnya ternyata

malah menjadikannya banyak yang tidak sehat. Lembaga usaha swasta

besar, yang merajai perekonomian, ternyata hanya semu

perkembangannya dan banyak mengandalkan fasilitas. Lembaga

perbankan yang merupakan jantung perekonomian juga rapuh. Bank

pemerintah masih dikendalikan birokrasi, bank swasta juga dikelola

pemilik yang berjiwa petualan, memanfaatkan bank tersebut untuk

memperoleh dana murah atau menjadi kasir kelompok usahanya.

Ketidak beresan ini pula dapat dilihat dari BBPN (Badan Penyehatan

Perbankan Nasional) , unit ekonomi yang fungsinya untuk menyehatkan

perbankan dan menguasai ratusan trilliun asset negara, ternyata masih

dipertanyakan pula kesehatannya.

Mencari Bentuk Sistem Ekonomi Indonesia

(13)

yang dijadikan tuntutan oleh masyarakat tersebut dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Dalam konteks perekonomian, sistem ini menjadi dasar atau

tuntutan yang digunakan untuk menjawab persoalan eknomi yang ada

dalam suatu masyarakat, paling tidak ada ada tiga persoalan utama yang

harus dipercaya oleh sistem tersebut :

1. Barang dan jasa apa yang akan dihasilkan dan berapa jumlahnya

2. Bagaimana pola dan cara memproduksi barang dan jasa itu

3. Untuk siapa barang tersebut dihasilkan dan bagaimana

mendistribusikan barang tersebut ke masyarakat.

Masalah utama yang perlu dijawab adalah outpun apa yang akan

dihasilkan. Dalam perekonomian kita, barang yang harus mendapat

prioritas utama untuk diproduksi adalah barang dan jasa menyankut

kebutuhan dasar dan memberikan manfaat bagi kepentingan hidup orang

banyaak, seperti sarana jalan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.

Akan tetapi ini tidak dimaksudkan bahwa jenis produksi diluar yang

disebutkan diata menjadi tidak boleh diproduksi. Sebab apabila produksi

melulu pada barang-barang primer, maka bangsa kita masih tetap

terbelakang. Potensi yang ada baik sumber daya manusianya maupun

sumberdaya alamnya akan tetap tidak terolah. Hal ini jelas tidak sesuan

dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia. Karena itu barang

dan jasa sekunder maupun tersier tetap perlu dikembangkan. Hanya saja

dalam pengembangan produk yang demikian jangan sampai

mengorbankan produk yang menyangkut kebutuhan pokok sebagian

besar manusia itu.

Berapa banyak output tersebut harus dihasilkan? Pertama-pertama

minimal segenap anggota masyarakat terpenuhi kebutuhan pokoknya.

Jika sudah tercukupi maka selanjutnya orientasi produk diarahkan pada

permintaan pasar secara global dalam rangka mendorong pertumbuhan

ekonomi nasional.

Jika melihat penjelasan Pasal 33 UUD 45, secara terurat :

...kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran

seseorang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasarkan atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai

dengan itu adalah koperasi.

Penjelasan ini mengandung makna bahwa koperasi seharusnya

menjadi unit usaha yang dominan dalam sistem ekonomi Indonesia.

Namun demikian sangat ironis bahwa dalam kenyataannya koperasi

tertinggal jauh dibandingkan sektor lainnya.

(14)

mewujudkan kesejahteraan rakyat dan mewujudkan keadilan sosial maka

produksi yang kita hasilkan seharusnya diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat luas, buka untuk segelintir orang yang kebetulan

mempunyai daya beli yang berlebihan. Disamping itu pendistribusian

produksi itu juga harus bersifat adil, sedemikian rupa sehingga tidak

menimbulkan ketegangan dalam masyarakat.

(15)

GLOBALISASI DAN KEAJAIBAN EKONOMI ASIA

(Kuliah IV )

Globalisasi adalah perluasan kegiatan ekonomi menlitas batas-batas politik nasional dan regional dalam bentuk peningkatan gerakan barang dan jasa termasuk buruh (tenaga kerja), modal, teknologi dan informasi perdagangan. Namun demikian globalisasi kadang diartikan berbeda-beda oleh banyak orang.

Dalam kaitan dengan globalisasi ini maka setiap ada argumen untuk pemberdayakan ekonomi rakyat, banyak pertanyaan mengenai apa manfaat persiapan tersebut apakah relevan dengan globalisasi tersebut. Apakah justru dibutuhkan memperkuat sejumlah perusahan besar Indonesia agar menjadi andalan Indonesia. Lalu apakah dengan memberdayakan ekonoi rakyat itu hanya membuang energi saja.

Memang pada dasarnya globalisasi ini suka atau tidak suka akan memasuki kehidupan kita.Lalu siapakah sebenarnya yang memulai gerakan globalisasi ini. Ternyata globalisasi eknonomi merupakan gerakan yang datang dari kalangan negara-negara industri maju. Dimana mereka dengan sistem kapitalsimenya mulai jenuh di dalam batasan-batasan negara mereka. Sehingga mereka berusaha bergerak keluar mencari pasar yang lebih luas. Maka sepertinya batas-batas negara lain mereka terjang demi keleluasaan nya. Ini sering disebut sebagai “fundamentalisme pasa bebas”.

Ada beberapa negara yang menentang arus tentang kebebasan ini, seperti Cina yang menolak kebebasan penuh dalam perdagangan mata uang asing. Tapi kebijaksanaan itu kini terbukti merupakan kebijakan yang tidak perlu disesali karena masih dapat memberikan manfaat. Sebab banyak sekali kebijakan-kebijakan dari APEC WTO ternyata banyak yang hanya menguntungkan kepentingan negara-negara kaya yang industrinya sudah maju yangmembutuhkan pasar dunia yang lebih luas lagi , dibandingkan mendukung negara-negara miskin yang tertinggal.

Namun anehnya pada era Orde Baru Indonesia malah ikut memelopori menjadi tuan rumah pada pertemuan ke dua gerakan globalisasi ala APEC yang ke dua di Bogor tahun 1994. Yang menjadi pertanyaan apakah Indonesia sudah cukup kuat sehingga mampu mengikuti pasar bebas tersebut. Sebab yang terjadi sekarang adalah kita malah akan merasakan dampak negatif dari adanya pasar global tersebut sebab kita masih mengalami krisis yang berkepanjangan, dan kemungkinan akan sulit untuk bersaing dengan serangan yang masuk dari pihak asing. Meskipun memang krisis yang terjadi di Indonesia lebih diakibatkan oleh adanya pengaruh dari faktor korupsi yang terlalu merajalela. Tapi bisa terjadi krisis yang terjadi di Indonesia karena disebabkan oleh tidak adanya ideologi bangsa yang mendasari sistem perekonomian kita.

(16)

Negara-negara di Asia pada dasarnya terbagi dua dalam hal krisis ini, yang pertama yang mengalami krisis secara hebat dan menyakitkan misalnya (Thailand, Korea selatan, Malasysia dan Indonesia), kemudiaan ada negara mengalami krisis tapi tidak terlalu berat seperti China, Taiwan, Vietnam, Hongkong, Jepang. Filipina juga terimbas sedikit dari krisis ini karena sejak awal tidak terikut dalam Asian Miracle. Artinya negara-negara yang mengalami krisis ini ternyata dalah negara-negara yang telah mengalami pertumbuhannya secara cepat pada masa itu, tanpa melihat biaya yang harus dibayarnya.

Makin besar aliran modal dari luar negeri terutama yang berjangka pendek, maka resikonya semakin besar pula. Dan inilah yang ternyata mengguncang dengan mudak kurs rupiah kita terhadap dollar dan sulit sekali untuk mengendalikannya. Pembangunan ekonomi dalam sistem ekonomi pasar sering disebut memiliki sifat-sifat binatang (animal spirit) yang sulit dijinakkan.

Namun demikian dalam proses globalisasi biasanya selalu ada wilayah yang sifatnya mengglobal, dimana ditempat itu pertumbuhan ekonominya meningkat dengan pesat, tetapi di pihal lain ada wilayah-wilayah yang sebaliknya daerah yang malah lebih miskin dari sebelumnya.

Dalam prakteknya proyek-proyek yang dibantu bank Dunia di negara-negara berkembang masih lebih banyak diarahkan pada proyek-proyek ekonomi yang layak yang menjamin kembalinya dana yang ditanam. Sebaliknya proyek-proyek yang sifatnya anti kemiskinan yang lebih bersifat sosial sulit bersaingdalam pembiayaannya.

Amat menarik bila kita membandingka dua buku yang pernah terpit pada dua tahun berturut-turut yaitu tahun 1997 dan 1998. Yang pertama berjudul Harimau (Tigers : Leaders of the New Asia Pasifik) dan yang kedua Harimau Jinak (Tigers Tamed : The End of the Asia Miracle). Meskipun dengan tema yang sama tapi kedua buku itu isinya seperti bumi dan langit. Buku pertama seolah-olah memuji-muji para pemimpin negara-negara Asia yang telah dengan pragmatis luar biasa membawa negarnaya menempuh revolusi damai membangun ekonomi. Dengan bangga pengarannya membahas tentang kebangkitan ekonomi Asia Timur dan Asia Tenggara. (1966-1990)

Sepertinya dunia Barat selalu kagum secara berlebihan pada angka pertumbuhan ekonomi yang dianggap sebagai satu-satunya indikator kemajuan, dan sebagai pembuka cerita keajaiban Asia adalah dikaitkan dengan Korea Selatan dan Taiwan. Dimana pendapatan Korea selatan meningkat dari US$ 80 menjadi $US 10000. Dalam 25 tahun demikian juga Taiwan. Padahal hal ini seperti bom waktu yang yang meledakan krisis di Asia.

Krisis ekonomi Asia menandai berakhirnya sebuah mitos bahwa ada cara atau model Asia dalam pembangunan Ekonomi. Yang benar adalah ada jalan lain selain cara-cara Barat model Neoklasik. Tetapi benar bahwa justru jalan lain itu adalah modal Jepang. Model Jepang hanya bisa berlaku di Jepang, demikian juga model Korea Selatan atau Taiwan hanya berlaku di negara masing-masing. Dan Indonesia sebaiknya percaya bahwa model Indonesia yang cocok bagi bangsa Indonesia adalah model Pancasila.

(17)

Asia. Yang telah menyerang sejumlah besar negara asia Timur . Hal ini membuktikan pula bawha pertumbuhan ekonomi yang berlebihan adalah sumber malapetaka dan krisis. Globalisasi menyumbang pada intensitas krisis sedangkan RRC dan Vietnam yang juga tinggi pertumbuhan ekonominya tetapi membatasi gerakan keluar masuknya modal asing, ternyata tidak terkena dampak krisis secara berlebihan. Ma resep mujarab untuk mengatasi krisis sebenarnya adalah masalah mengatur dan mengendalikan aliran masuk dan keluar modal asing terutama modal asing jangka pendek.

Antara Kapitalisme dan Sosialisme

Sejak kegagalan Uni Sovyet tahun 1991 maka mulailah banyak orang yang berbicara tentang sistem ekonomi yang berubah ke arah satu sistem dominan y ang berorientasi pasa dan meninggalkan sistem ekonomi dengan perencanaan sentra. Namun sebelum itupun RRC sebagai negara komunis terbesar di dunia sudah mulai menganut sistem sosialist market econmy. Kini Rusia tidak tanggung-tanggung berbalik 180 derajat mengubah sistem ekonominya menjadi sistem persaingan pasar bebas seperti yang dijalankan di dunia barat. Tetapi hasilnya malah malapetaka dimana produksi nasional mengalami penurunan luar biasa secara beruntun. Antara tahun 1991 -1994 PDB riil Rusia Jatuh 56% dan rata-rata laju inflasi tahunan adalah 880%. Dampaknya masih dirasakan terus sampai sekarang meskipun sejak tahun 1994 mulai pulih.

Indonesia, Malaysia, Korea Selatan, dan Taiwan adalah 4 negara Asia Timur dan Tenggara yang menerapkan sistem pasar tetapi dengan arahan dan pimpinan langsung dari pemerintah.

Jepang. Jepang pada mengandalkan sistem eknominya pada tiga pemimpin besar Meiji nya,yang pertama Okubo Toshimichi (1833) telah menggelorakan semangat rakyat nya untuk membangun agar menjadi negara perkasa. Inilah awal regulated capitalism dengan pimpinan di Jepang. Pemimpin kedua Fakuzawa Yukichi menekankan pentingnya pendidik menuju peradaban modern. Pemimpin ketiga adalah Shibusawa Eiichi (s/d 1931) langsung meneladani bangsa Jepang untuk membangun industri-industri besar di segala bidang. Etika bisnis menurutnya harus didasarkan pada kejujuran, kebebasan dan semangat berkoreasi serta rasa tanggung jawab sosial.

Pendekatan Meiji adalah upaya dan program-program yang terarah untuk meningkatkan motivasi manusia dan individu dengan mengkaitkan mereka dengan motivasi nasional. Menghadapi masa depannya Jepang telah menyusun skenario sebagai berikut 1) Natural trend Japan 2) Mend Japan 3) Advance Japan 4) Reform Japan. Ketiga skenario diantaranya semuanya lebih menyukai keterlibatan negara dalam perekonomian termasuk dalam program-program pembangunan sosial. Ini membuktikan bahwa sistem ekonomi campuran dianggap lebih cocok bagi rakyat dan bangsa jepang.

(18)

banyak dilakukan karena alasan praktis pragmatis yaitu kondisi Vietnam yang jauh lebih miskin dan belum mencapai tahap industrialisasi seperti halnya Rusia.

Kemerdekaan Vietnam atas Perancis pada tahun 1945 ternyata diikuti oleh perang lainnya yang beralnsung selama 30 tahun sampai dengan 1975. Namun dengan bersatunya kembali vietnam yang tadinya terbagi dua malah muncul masalah pengelolaan ekonominya. Sehingga pemerintah harus mengambil jalan tengah secara terus menerus sehingga akibatnya pembangunan ekonomi berjalan dengan lambat.

Pada tahun 1986 menjelang tahun-tahun penarikan tentara Vietnam dari Kamboja, kongres Partai ke 6 memutuskan Doi Moi (renovasi) yang berarti diterapkannya sistem ekonomi pasar sosialis. Keputusan ini meski terlambat masih mampun membangkitakan kembali pertanian Vietnam, sehingga produksi pada meningkat 80%. Dan Vietnam mampu memperoleh devisa dari ekspor 2,5 juta ton beras. Doi Moi tidak saja berarti reformasi Ekonomi tetapi juga adalah mendefinisikan kembali tujuan sosial politik dan sosialisme di vietnam.

Korea Selatan. Model Korea Selatan seperti halnya Taiwan adalah kisah sukses sistem kapitalisme / ekonomi pasar dengan campur tangan negara. Tahun 1960 korea selatan masih merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Namun pada tahun 1980 telah melampau banyak negara lain dalam tingkat GNP per kapita yaitu Malaysia, Thailand Filipina, Argentina, Brazilia dan Meksiko. Selama 2 dekade GNP per kapita naik dari US$ 100 menjadi US$ 5000.

Ciri khas sistem ekonomi Korea yang berbeda jauh dengan sistem ekonomi Taiwan adalah peranan Chaeblo (konglomerat). Yang menarik adalah chaebol ini seperti di Indonesia banyak mengandalkan KKN dalam mengembangkan bisnisnya. Sehingga dua orang presidennya di negara ini pernah dihukum karena penjara dan korupsi. Terkait dengan masalah ini pula hubungan antara pemerintah dengan serikat buruh terpendam masalah pelik. Sehingga krisis moneter yang menular dari Thailan dan Indonesia juga dirasakan Korea, meskipun dampaknya tidak separah di Indonesia.

ASEAN. Keajaiban asia sebenarnya tidak boleh diasumsikan akan berlangsung terus, karena pada dasarnya sistem kapitalsime bukan sistem yang stabil. Sebalikanya sistem kapitalisme mengandung unsur-unsur ketidakstabilan. Dalam pada itu perubahak kebijakan ekonomi terambausk perubahan sistem ekonoi mungkin terjadi tanpa diperkirakan sebelumnya. Karena perubahan ini tidak disebabkan hanya oleh faktor ekonomi saja tetapi oleh faktor lain yang paling utama adalah faktor politik. Disamping itu masih banyak faktor lainnya yang mempengaruhi keberhasilan ekonomi misalnya faktor kerusakan lingkuangan dll yang kesemuanya tidak dapat diremehkan begitu saja.

(19)

Pada akhirnya kita menyimpulkan bahwa sebenaranya setiap negara memiliki cara-cara tersendiri sesuai budayanya dalam menyusun sistem ekonomi yang dianggap paling cocok dan tepat. Indonesia yang beridiologi Pancasila yang akan mampu mewujudkan masyarakat idaman yang adil dan makmur seharusnya selalu bersifat 1. Moralistik 2. Manusiawi 3. Nasionalistik 4. Kerakyatan (demokrasi) 5. Berkeadialan.

Sistem ekonomi setiap negara Asean dapat dipelajari dengan membandingkan satu sama lainnya. Dan tidak perlu dibandingkan dengan sistem ekonomi negara-negara Barat yang seakan-akan hanya ada dua pola yaitu kapitalsime dan sosialisme.

DAMPAK KETIDAK PASTIAN POLITIK (Kuliah V )

Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi jalannya perekonomian nasional, baik itu berawal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Konflik antara negera berkembang dengan negara maju terkait proteksi pertanian, konflik dagang dua raksasa ekonomi dunia : Amerika dan china yang bisa mengancam perkembangan ekonomi di Indonesia.Mulai tahun 2004 Indonesia menghentikan kontrak pinjamannya dengan IMF, yang menimbulkan konsekuensi tidak ada lagi kucuran pinjaman dari IMF.

Perubahan-perubahan politik yang sering terjadi di Indonesia apakah akan mengakibatkan perubahan fundamental dalam strategi dan kebijakan ekonomi Indonesia. Jika dilihat dengan kaca mata ceteris paribus, apabila politik dalam keadaan stabil maka perekonomian Indonesia akan bersajalan as usual. Berbagai indikator yang menunjukkan adanya stabilitas dan kondisi untuk memelihara apa yang sudah ada seperti tahun-tahun sebelumnya. Contoh –contoh indikator tersebut misalnya pertumbuhan ekonomi tumbuh 4%, inflasi diperkirakan di bawah 5 persen, tingkat suku bunga menurun, SBI juga dibawah 10%, kurs rupiah stabil, dan masuk kategori yang menguat di Asia.

(20)

lebih dari lima tahun untuk suatu pemulihan ekonomi dan berharap adanya perubahan besar dalam perekonomian Indonesia.

Untuk dapat memecahkan problematika ekonomi Indonesia, saat ini diperlukan beberapa masalah misalnya pengentasan puluhan juta penduduk miskin, memberikan kesepatan kerja penuh pada 40 juta angkatan kerja, memacu peningkatan ekspor nasional, memperbaiki berbagai infrastruktur dan melindungi ekonomi rakyat dari persaingan yang tidak fair.

Sebenarnya secara politik sudah ada perubahan yang cukup mendasar di Indonesia, misalnya dalam praktek demokrasi , namun demikian belum ada tanda-tanda yang menjanjikan bahwa peristiwa perubahan politik tersebut juga diikuti dengan titik balik yang mengarah pada perubahak kebijakan dan perbaikan spektakuler bagi perekonnomian Indoneisa yang dihinggapi penyakit ekonomi biaya tinggi.

Memang tidak dipungkiri bawah situasi politik dan kebijakannya akan akan mempengaruhi perekonomian, namun peristiwa politik tersebut tampaknya belum menampilkan program yang jelas dalam bidang ekonomi, dan terutama program-program yang jelas untuk memberantas KKN yang telah menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Belum ada komitmen dalam membasimi KKN dengan memberikan hukuman yang seberat-beratnya seperti yang terjadi di negara RRC. Sampai saat ini gema yang muncul dari aktor dan petinggi partai politik di tanah air adalah bagaimana memenangkan pemilu, bagaimana menjadi presiden, bagaimana koalisi efektif partai, dan bukan bagaimana membangkitakn dan memulihkan ekonomi Indonesia yang masih belum sepenuhnya lepas dari keterpurukan ekonomi. Belum ada yang mensosialisasikan paket program ekonomi untuk mewujudkan pemerintah yang bersih secara kongkret. Kesibukan untuk memenangkan pemilu tidak dibarengi dengan program kongkret apa yang harus dilakukan setelah memenangkan pemilu tersebut.

Buruknya berbagai indikator sosial-ekonomi Indonesia seperti Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Daya saing Pertumbuhan yang rendah, utang luar negeri yang tinggi, dan korupsi yang masuk jajaran tertinggi di dunia, infrastruktur yang buruk, kemiskinan dan pengangguran yang meluas, menggambarkan ramalan skeptis bahwa ekonomi belum akan membaik secara signifikan.

Berbagai media telah memberitakan bahwa dari 12 negara di Asia Australia yang disurvai Bank Dunia, Indonesia menempati peringkat terburuk dalam hal infrastrukturnya, seperti jalan raya, tenaga listrik, air bersih, dan telekonmunikasi. Padahal infrastruktur yang baik akan sangat mendukung jalannya perekonomian. Kegagalan juga bisa diakibatkan oleh tingginya tingkat korupsi di Indonesia, marka up dan penyimbakan lainnya dalam proses pembangunan dan jalannya perekonomian. Keadaan ini masih berlanjut hingga sekarang.

(21)

didorong oleh konsumsi dan investasi ekonomi rakyat yang secara faktual terus berlanjut di berbagai situasi perekonomian.

Ekonomi Rakyat

Sejak kemerosotan ekonomi yan terjadi tahun 1998, yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang negatif sebesar hampir 14 persen, keprihatinan besar setiap tahun selalu terjadi atas angka-angka pertumbuhan ekonoi yang relatif kecil. Indonesia seakan terjebak paradigma lama yang menggunakan indikator pertumbuhan ekonnomi sebagai ukuran utama pembangunan masyarakat . Sebenarnya untuk melihat keberhasilan pembangunan eknonomi harus dilihat banyak indikator sosial ekonominya , pertumbuhan ekonomi hanyalah salah satu saja dari banyak indikator tersebut.

Menurut Dudley Seer, dalam artikelnya “The Meaning of development, ia menolak pembangunan hanya diarktikan secara sempit dengan berdasarkan ukuran kuantitatif tertentu. Di dalam pembangunan tidak bisa diabaikan adanya pertimbangan nilai, dan pembangunan merupakan suatu konsep normatif. Tulisan yang kemudian terus dikembangkan tersebut menilai pembangunan antara lain dari sejauh mana angka-angka kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan semakin berkuran. Jika variable-variable tersebut semakin kecil, maka pembangunan sudah semakin membaik.

Sritua Arief pada tahun 1980, mensarikan beberapa komponen indikator pembanungan yang terkait denga pembangunan ekonomi. Yaitu 1. Naiknya pendapatan riil perkapita, 2. Menurunnya ketimpangan distribusi pendapatan, 3. Menurunnya kemiskinan absolut. 4. Naiknya harga diri sebagai manusia. 5. Naiknya harga diri sebagai bangsa. 6. Bertambahnya kebebasan dari kebodohan dan ketidak tahuan rakyat dan pemerintah. 7. Berkurangnya ketergantungan pada pihak asing, 8. Berkurannya ketergantungan rakyat pada pemerinatah. 9. Bertambah luasnya partisipasi sosial.

Indikator pembangunan di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi memang penting, namun bukan lah satu-satunya variable. Oleh karena itu jika pertumbuhan yang rendah bukan menjadi masalah bsar jika kesempatan kerja bisa meluas, pengangguran dan kemiskinan bisa dikurangi, kemampuanj eknomi masyarakat semakin merata dan pendidikan semakin baik. Hal ini bisa saja terjadi kalau investasi lebih banyak dilakukan oleh ekonomi rakyat yang walaupun niali investasinya kecil nambu bisa menambah output masyarakat dan memberikan kesempatak kerja yang luar. Kebijakan-kebijakan sebelumnya akhirnya juga menyalahkan investasi yang terbata, yang lebih menekankan pembangunan pada unit-unit skala besar melalui investasi konglomerat atau modal asing. Memang selama itu unit-unit usaha demikianlah yang memberikan kontribusi pada laju pertumbuhan ekonomi padamasa lalu. Disamping itu dukungan pinjaman luar negeri yang besar juga telah mengatrol pertumbuhan ekonomi yang ternyata sangat rapuh.

(22)

pengembangan ekonomi rakyat yang tidak harus melalui investasi yang besar-besaran. Tanpa didasari sebetulnya selama beberapa tahun terakhir ini ekonomi rakyat terus berkembang walaupun dunia usaha besar dan pemerintah terus mengeluhkan berbagai kesulitan,, termasuk merosotnya investasi. Dukungan pada perkembangan ekonomi nasional ini akan semakin besar jika ada suatu perubahan mendsar dalam kebijakan pemerintah yang lebih memperhatikan dan memihak ekonomi rakyat tersebut.Diakui atau tidak aktivitas ekonomi rakyat, baik di sektor pertanian, perdagangan, dan usaha kecil menengah lainnya, masih akan berperan besar dalam mendukung perekonomian.

Ekonomi politik kenaikan harga BBM

Kenaikan harga BBM pada dsarnya sulit dihindarkan, jika di dalam negeri terjadi defisit anggaran, karena memang tidak ada langkah jangka pendek yang bisa meningkatkan penerimaan untuk menutupi pengeluaran yang meningkat sebagai akibat beberapa asumsi dalam APBN yang tidak terpenuhi, terutama terkait dengan sumsi nilai tukar rupiah dipatok terlalu tinggi. Dengan kenaikan harga BBM ini , defisit anggaran bisa ditekan. Namun harga yang harus dibayar banyak hal seperti berbagai aksi masa, terutama para pekerja transportasi umum, kenaikan harga-harga umum, kesengsaranan puluhan jiwamasyarakat miskin, dan merosotnya aktivitas produksi sebagai akibat naiknya harga input berupa BBM yang hampir digunakan pada setiap aktivitas produksi.

Namun dalam beberapa kasus sering muncul DPR begitu kooperatif seakan memaksakan diri untuk menaikkan harga BBM. Sebab dengan kenaikan BBM diharapkan pemerintah yang baru nanti tidak akan terbebani dengan kebijakan yang memberatkan publik. Maka lebih baik kebijakan kenaikan BBM ini dinaikan terlebih dahulu yaitu pada saat pemerintah belum berganti. Dengan demikian resiko kemarahan publik akan ditanggung pemerintah sekarang. Dengan naiknya BBM sebelum Sidang umum akan mengurangi sedikit beban tugas menteri-menteri ekonomi di pemerintahan yang baru. Memang bisa saja kebijakan ini tidak dilakukan, namun akibatnya adalah beban defisit anggara pemerintah akan semakin membengkak.

Namun demikian kebijakan kenaikan harga BBM ini pun belum tentu aman. Sebab dapat tejadi penolakan masyarakat yang dapat memicu kejatuhan suatu pemerintahan seperti terjadi pada jaman Orde Baru

(23)
(24)

KULIAH VI

NASIONALISME DALAM SISTEM EKONOMI

Sebelum dunia mengenal system ekonomi kapitalisme abad 18-19 yang merupakan penerapan pemikiran-pemikiran adam smith, ada dua ajaran lainnya yaitu system Merkantilisme dan Fisiokrat. Mahzab pertama ditentang keras Adam Smith tapi mahzab kedua disempurnakan.

Ajaran Merkantilisme sering juga disebut ekonomi nasionalisme yang mementingkan surplus perdagangan luar negeri sehingga Negara menjadi kaya dan kuat karena menumpuk emas. Di dalam negeri buruh diupah sangat rendah. Ketidak bebasan orang dan peranan Negara yang monopolistic ini yang ditentang oleh Adam Smith. Laissez-Farie atau Naturali liberty atau kebebasan ilmiah adalah filsafat dianggap tidak ada dan akan merugikan.

Paham kebebasan ilmiah ini pada abad pertengahan 19 menggantikan system penjajahan Indonesia oleh Belanda. Tahun 1600 s/d 1800 digunakan system merkantilisme, dan tahun 1830-1700 dengan system monopoli Negara yang amat ketat (tanam paksa) melaui system kapitalisme liberal Indonesia benar-benar diekploitasi secara luar biasa. Sehingga Negara belanda menjadi kaya raya dan sebaliknya Indonesia menjadi menjadi sangat melarat. Proses ini kemudian menghasilkan politik etik atau politik balas budi dari pihak pemerintah Belanda kepada rakyat Indonesia (1901). Edukasi, irigasi, dan emigrasi adalah tiga serangkai kebijaksanaan untuk membalas budi.

Upaya balas budi ini malah sebaliknya, digunakan sebagai sarana untuk beroperasinya para investor yang mengejar laba. Peningkatan pendidikan dan perbaikan system irigasi ternyata tetap diarahkan sedemikan rupa agar perusahaan perkebunan besar milik para investpr Belanda lebih besar lagi keuntungannya. Misalnya air pengairan diprioritaskan bagi kebun tebu bukan untuk para petani.

Pada akhirnya semakin menekannya penjajahan terhadap bangsa Indoensia, menimbulkan semangat nasionalisme dari kaum cendekiawan Indonesia yang mulai bermunculan melalui pendidika di Indonesia maupun di Negara Belanda. Dimulai dengan gerakan kebangkitan nasional Boedi Utomo tahun 1908.

Dalam bidang ekonomi gerakan melawan system kapitalisme dimulai tahun 1912 dengan pendirian Serikat Islam dan dalam bidang pendidikan berdiri Muhammadiyah di Yogjakarta.Gerakan ini melahirkan mewarnai program partai-partai politik yang lahir di sekitar Sumpah Pemuda tahun 1928.

(25)

liberalisme ini tertanam kuat dalam hati sanubari para pemuda pemimpin pergerakan kebangsaan sesudah Sumpah Pemuda (1928) sampai proklamasi kemerdekaan tahun 1945.

Dalam era Orde Baru (1966-98) system kapitalisme mendapat peluang untuk berkembang terutama karena kelahiran eknomi Orde Baru bersamaan atau berkaitan dengan larangan paham komunisme di Indonesia.Ini artinya Negara-negara kapitali Barat dapat secara spontan ikut masuk secara terbuka ke dalam perekonomian Indonesia, baik melalui pinjaman-pinjaman lunak maupun melalui melalui investasi langsung.

Namun ada beberapa waktu di mana sekitar awal tahun 70 an secara radikal mengubah system ekonomi menjadi system kapitalisme Negara yang disebabkan oleh karena krisis juga. Dan ini memberikan hikmah diterapkannya kebijaksanaan ekonomi penghematan dan keprihatinan yang terkendali dengan deregulasi mulai tahun 1983. Deregulasi ini secara umum amat baik karena memberi kesempatan bekerjanya demokrasi ekonomi, karena mekanisme pasar diharapkan bekerja secara baik. Sayangnya kebijakan ini dirusak melalui yang disebut system KKN yang membuat perkecualian-perkecualian dalam pelaksanaan deregulasi. Jadi sering kita mendengar istilah deregulasi yang kebablasan. Sehingga munculah konglomera-konglomerat dalam perekonomian Indoensia yang menyebabkan semakin berkembangnya system kapitalisme yang diatur atau diarahkan (command capitalism).

Nasionalisme dan Demokrasi.

Tidak diragukan lagi bahwa meskipun globalisasi merupakan kekuatan yang tidak dapat dihindari lagi sehingga bangsa Indonesia suka tidak suka harus menerimanya. Namun permasalahannya apakah kita masih menganggap Negara kita benar-benar merdeka atau mungkin merasa kembali dijajah, pada saat adanya program-program penjulaan besar-besaran kepada pihak asing dari BUMN yang vital seperti pelabuhan, kelistrikan, dan mungkin Juga perusahaan besar seperti Pertamina dan PLN

Sepertinya kita kehilangan semangat kebangsaan manakala kita menjual asset-aset besar tersebut kepada pihak asing. Padahal semangat kebangsaan itu adalah salah satu modal utama pembangunan di Indonesia. Memang setelah ekonomi Indonesia sejak Orde Baru menjadi sangat terbuka pada modal asing, sehingga tidak mudah bagi pemerintah untuk memperbaharui kebijakan pembangunan tanpa bersepakat dengan lembaga atau badan internasional misalnya IMF atau Bank Dunia.

(26)

Utang dan Pembangunan

Sebenarnya krisis moneter dan krisis ekonomi Indonesia merupakan sebuah kejutan bagi para pakar ekonomi asing, merupakan hal menarik yang dapat dibahas. Setelah krisis yang terutaman diakibatkan oleh pinjaman jangka pendek yang terlalu besar dari sector swasta (57% dari sekitar US$ 150 milyar), banyak usulan agar pemerintah mulai mengendalikan aliran masuk dana-dana asing. Dan bahkan jika mungkin tidak terlalu mudah membuat utang-utang baru. Disini kita harus mulai memikirkan pertimbangan nasionalisme yaitu jangan sampai Indonesia semakin tergantung pada utang luar negeri yang menurunkan kemandirian ekonomi nasional. Sebab yang lebih sulit adalah investasi dari dana hutang tersebut terkait dengan BUMN yang pengelolaannya mengandung unsure KKN.

Penutup

Semangat kebangsaan (nasionalisme) yang dianut warga Negara suatu bangsa seharusnya tidak memungkinkan siapapun (pejabat atau pengusaha) melakukan tindakan atau mengambil putusan yang langsung atau tidak langsung merugikan kepentingan jangka panjang ekonomi Indonesia. Bukti-bukti terjadinya KKN yang cukup parah menggambarkan sika yang mengabaikan akibat-akibat buruk KKN ini bagi ekonomi nasional. Keserakahan dalam bentuk utang berlebihan dari para pengusaha swasta atau kebiasaan menggelembungkan biaya proyek, tidak dianggap salah karena semuanya untuk mendukung pencapaian sasaran pertumbuhan ekonomi tinggi.

Nampaknya dalam system kapitalisme yang semakin mengglobal yang dapat dilakukan hanyalah terbatas berupa himbauan untuk menahan diri sikap serakah dan setiap orang harus mempertimbangkan keadilan dan kewajaran disamping keuntungan dan efisiensi.

Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia adalah bagian yang tak terpisahkan dari ideology bangsa sebagaimana tercantum dalam pancasila. Jika ada yang mempertahankan bahwa ekonomi adalah ilmu yang bebas nilai yang tidak perlu dikaitkan dengan ideology, maka pernyataan tersebut perlu disangsikan.

(27)

KULIAH VII

KRISIS EKONOMI

DAN KEMISKINAN PEDESAAN (I)

Pada bulan Juli 1998 membuta dibuat sebuah taksiran bahwa penduduk miskin Indonesia mencapai 79 juta jiwa, atau 39% dari penduduk Total Indonesia. Yang berarti meningkat 56 juta orang (28%) dari jumlahnya pada tahun 1996.

JPS (Jaring Pengaman Sosial) adalah jaringa penyelamatan masyarakat , keluarga dan perorangan, yang sedang dalam kesusahan. Jaring ditebar melalui kerja dan upaya bersama antara instansi-instansi pemerintah, relawan dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM)

Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa Ekonomi Indonesia sedang sakit keras yang membutuhkan obat mujarab dan dokter yang hebat. Penyakit Indonesia sulit diobati dan obat apapun dikhawatirkan tidak manjur. Pendapat kedua bahwa penyakit ekonomi Indonesia tidak sedang sakit parah, tetapi sedang pingsan. Hal ini terjadi karena aturan main dalam perekonomian global cenderung dikuasai oleh pihak kapitalisme. Sedangkan system ekonomi Indonesia seharusnya ikut memainkan peranan juga dalam perekonomian global. Pada siding MPR tahun 1998, ada ketetapan penting yang berkaitan dengan mengatasi ekonomi, yaitu dengan merombak secara radikal sistemen eknonomi kapitalis diganti dengan system ekonomi yang berdasarkan Pancasila.Dan khususnya menunjuk pada sila ke 4 yaitu demokrasi ekonomi dan kerakM, di 3 desa DIY, Jateng dan Jatim. Untuk meneliti sejauh mana krisis ekonomi sudah berhasil ditanggulangi oleh penduduk miskin pedesaan. Masing-masing desa di Klaten, Sidoharjo, Sriharjo (Imogiri). Dari penelitian terungkap bahwa terapat beragam tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program JPS. Salah satu masalah adalah penetapan sasaran penduduk miskin yang dianggap berhak menerima bantuan. Selanjutnya masalah lain yang tidak kurang penting adalah sejauh mana pemerintah pusat perlu memberikan pengarahan-pengarahan dalam bentuk aturan-atuaran pengelolaan program/proyek

Bank Dunia dan kemiskinan

(28)

Strategi lain menanggulangi Krisis Ekonomi

Salah satu asumsi lain program ala JPS adalah bahwa tanpa bantuan pemerintah penduduk miskin pedesaaan tidak akan bertahan hidup, sehingga dikhawatirkan akan menderita kelaparan.

Wawancara atas 331 responden di Desa Kalitengah menyimpulkan bahwa hanya 7% warga desa yang tinggal diam atau pasrah, sedangkan 87% telah berusaha keras mengatasi dampak krisis. Dari 87% penduduk desa yang paling menonjol adalah dengan cara lebih berhemat dan lebih berhati-hati dala mengelola dana terbatas termasuk dalam mengelola dana tabunga, pembukaan usaha baru, dan menggunakan secara lebih efisien sumber-sumber ekonomi yang dikuasai keluarga. Sehingga hanya kurang dari separuh (47%) warga desa yang benar-benar merasakan adanya masalah dan hanya 32% yang benar-benar merasakan penurunan dalam kemampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ekonomi rakyat tahan banting

Dalam buku tulisan RH Tawney, Land and Labour in China (1932) diuraikan sebab-sebab mengapa petani Cina kelak harus berontak melawan siapapun yang selalu memerasnya. Jadi kondisi petani di pelosok-pelosok desa di Cina dianggapnya sangat tertekan, mereka hidup dalam kemiskinan luar biasa, sehingga bencana-bencana kelaparan terlalu biasa dalam kehidupan mereka.

Sedangkan Indonesia sebagai Negara dengan penduduk terbesar nomor 4, di dunia sudah mengalami banyak kemajuan dan standar hidup warganya pada umumpunya sudah bertambah baik. Namun yang menjadi masalah seperti halnya cina, Indonesia terbagi-bagi atas daerah-daerah yang amat berbeda taraf kemajuannya.

Reformasi telah membawa banyak perubahan dalam perekonomian Indonesia dan paling menonjol adalah kesadaran kembali bahwa peranana pertanian benar-benar tidak lagi dapat diabaikan dalam perekonomian nasional. Lebih-lebih dalam krisis ekonomi nilai tukar hasil pertanian pada umumnya mengalami perbaiakn yang menguntungkan petani, dan ekonomi nasional menjadi terlindungi dari kemerosotan yang lebih parah.

Dengan adanya globalisasi maka sebenearnya fenomenanya sangat membingungkan berbagai pihak dalam menyikapinya secara benar. Globalisasi bukanlah sebagai dewa penolong, atau bukan pula sebagai hantu. Tetapi globalisasi adalah sebuah proses perkembangan ekonomi yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kemajuan ekonomi dan teknologi dunia. Dalam proses kemajuan ini para kapitalis memegang kartu truf yang akan memenangkan permainan, sebaliknya Negara berkembang harus membayar mahal bahkan bias hancur berantakan.

(29)

Kapitalisme Perkebunan dan Kemiskinan

Salah satu contoh kerumitan masalah tanah di Jawa adalah menyangkut tanah milik rakyat untuk tanaman tebu bagi industry gula. Berbagai undang-undang telah dibuat pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan produksi gula yang sekaligus juga meningkatkan pendapatan petani. Dalam prakteknya tujuan yang baik ini sulit tercapai, dan kemudian ternyata sebaliknya yang benar-benar terjadi yaitu produksi dan produktivitas gula malah menurun, dan petani makin enggan menanam tebu karena pendapatan dari usaha tani tebut terus menerus menurun.

Mengapa pemerintah memperkenalkan kebijaksanaan yang ternyata malah merugikan petani tebu, sehingga menurunkan produksi gula dan meningkatkan import gula? Sebabnya adalah adanya sekelompok pengusaha/kapitalis yang benar-benar diuntungkan dari pemanfaatan kredit murah dari pemerintah. Sistem ini secara tidak langsung membuka system kapitalisme ke dalam dunia perkebunan tebu. Setelah berjalan system ini maka industry gula tebu di jawa benar-benar hancur.

Penutup

Bahwa para ekonom cenderung menganggap krisis ekonomi Indonesia sebagai kiamat atau kembali ke nol adalah karena naik turunnya produk domestic bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai satu-satunya indicator kemakmuran rakyat. Semua analisis ekonomi dianggap terukur ole PDB sebagai ekonomi tunai. Padalah kebanyak Negara berkembang, kegiatanna ekonominya termasuk ekonomi rakyat seringkali melibatkan uang tunai.

(30)

KRISIS EKONOMI

DAN KEMISKINAN PEDESAAN II

(Kuliah VIII )

Kaji ulang program JPS

Berdasarkan pengalaman masalah yang nampak kompleks jika

dibahas langsung dengan rakyat sendiri bias menjadi sederhana.

Meskipun JPS menghadapi masalah dalam pelaksanaannya di lapangan ,

namun yang paling menarik adalah jika proyek mengatasi krisis ekonomi

ini menjadi proyek yang terkonotasi politik (money politik)

.

Keprihatinan LSM.

Beberapa LSM Nasional yang bergerak dalam pengembangan

masyarakat mengeluarkan penyataan yang berisi urgensi untuk

menghentikan program JPS untuk digantikan program baru yang lebih

mampu memberdayakan masyarakat miskin. Dan ada argumentasi juga

jika program JPS dengan dana Rp 17,9 trilyun (1999/2000) diteruskan

tetapi sebagian besar dipastikan tidak sampai kesasaran penduduk

miskihn yang akan diselamatkan.

Pernyataan sikap LSM tersebut berdasarkan temuan analisis kritis

sebagai berikut :

1. Menghentikan program JPS karena

Menambah beban hutang Negara, mematikan pemberdayaan

masyarakat, membuat departemen-departemen berjuang

memperoleh alokasi dana, mengutamakan masyarakat miskin baru,

mengabaikan kelompok miskin lama, bermuatan politis, melibatkan

partisipan semu.

2. Merekomendasikan membentuk program baru :

Program pemulihan menyangkut

kebutuhan dasar,

memprioritasikan pada sector pertanian, mengembangkan sector

informal, berpijak pada kemampuan masyarakat (community

based), menyamakan visi dan kelembagaan dan tenaga

professional, desentralisasi program.

3. Mengimbau LSM diseluruh Indonesia agar :

Intorspeksi (visi, sumber daya dan dana), menggalang

kebersamaan, kordinasi pemerintah pusat dan daerah.

Laporan dari propinsi di jawa, menyatakan bahwa kunci pemecahan

kemelut JPS atau sumber masalahnya adalah karena JPS

dilaksanakan secara terburu-buru dan dijadikan proyek bagi-bagi

uang sehingga menjadi kurang terarah.

(31)

1. Dihilangkannya sifat sebagai proyek menjadi program rakyat.

2. Dikembalikan pendekatannya pada pola program IDT (Inpres

Desa TErpadu) yang sudah dikenal akrab oleh penduduk miskin.

3. Kriteria penduduk miskin diatur oleh masyarakat sendiri bukan

oleh

pemerintah.

Adalah kurang bijaksana jika kepada warga desa yang sudah demikian tinggi tingkat kewaspadaannya, pemerintah meluncurkan berbagai program yang tumpang tindih sehingga menimbulkan kesan pemerintah sedang banyak dana, padahal dana-dana tersebut diperoleh dari utang luar negeri.

Dalam kondisi krisis pemerintah bisa keliru atau tidak tepat dalam menetapkan sasaran program sebab bias terjadi

1. Jumlah penduduk miskin yang ada bertambah banyak

2. Pemerintah tidak mau mengambil resiko melaksanakan program JPS dimanapun diseluruh Indonesia (adanya ketidak adilan)

3. Adanya kekuasaan-kekuasaan ditangan pimpro2 yang mempunyai wewenang

4. Perlunya penyesusaian dalam kondisi daerah yang berbeda-beda. Keterlibatan LSM

Keterlibatan LSM sebenarnya merupakan keharusan, tetapi yang terjadi adalah belum terciptanya hubungan akrab antara LSM dan Pemda. LSM sering dianggap hanya ngerecoki ketimbang membantu melancarkan program.

Selanjutnya definisi JPS memang belum pernah ada sehingga membuka peluang pertanyaan jaring pengaman ini sebenernyha buat siapa. Jadi pada dasarnya mereka yang perlu ditolong adalah orang yang benar-benar sedang susah bukan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Ahmad Arif Widianto menulis tentang Aktivisme, Filantropi Sosial Dan Pemberdayaan Perempuan Di Yogyakarta : Studi terhadap Dinamika Aktivisme Yayasan Sahabat Ibu dalam

Sistem dianggap air dangkal jika kedalaman fluida jauh lebih kecil daripada panjang gelombangnya atau persaman air dangkal hanya berlaku untuk gelombang yang

Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak

Engineers from NYSDOT Region 6 Design Section, Main Office Structures Design and Construction Division, Transportation Research and Development Bureau, and Federal

Sasaran yang hendak dicapai dalam lima tahun revitalisasi kebijakan desentralisasi terjabar di dalam berbagai rumusan yang diantaranya adalah sinkronisasi peraturan

 Main memory adalah memori yang memiliki kapasitas yang cukup besar yangmenampung semua instruksi dan data sebelum diproses CPU.  Memori ini dibutuhkan karena

dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa apabila saya diterima menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kesehatan Tahun 2014, saya bersedia ditempatkan dan

Al-Aswad membaca (mengkhatamkan) al-Qur`an setiap dua malam di bulan Ramadhan.. An-Nakha'i melakukan hal itu khusus pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan,