• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Public Relations Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya Dalam Membangun Kepuasan Layanan Terhadap Konsumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Public Relations Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya Dalam Membangun Kepuasan Layanan Terhadap Konsumen"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

SITI MUSLIPAH NIM : 109051000050

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Dengan ini saya menyatakaan bahwa :

1.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana stara

satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya

asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Tangerang 23 januari 2014

Siti muslipah

(3)
(4)
(5)

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, pemberi

rahmat dan hidayah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi. Shalawat dan

salam kepada junjungan habibana wa habiyuna Muhammad SAW yang menjadi

tauladan dan panutan umat manusia.

Penulis sadar, bahwa penulisan ini tak jauh dari kesalahan dan

kekurangan. Kesempurnaan serta keberhasilan yang penulis dapatkan dalam

menyelesaikan skripsi ini tidak lain dan tidak bukan berkat bantuan bimbingan,

saran-saran dan bantuan dari semua pihak yang terkait didalam penyusunan ini.

Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan

bimbingan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif hidayatullah

Jakarta, DR. H. Arief Subhan, MA, dan para Wakil Dekan; Suparto Sunoko,

Ph.D, M.Ed selaku wakil dekan bidang akademik, Drs. Jumroni, M.Si selaku

wakil dekan bidang administrasi umum dan Drs. Wahidin Saputra, MA selaku

wakil dekan bidang kemahasiswaan dan kerjasama.

2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarief Hidayatullah Jakarta: Rahmat Baihaqy, MA.

3. Sekertasris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Hj. Umi Musyarofah,

(6)

beliau sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para Dosen Ilmu Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarief

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama

masa kuliah.

6. Kepada Kedua Orang Tua yang selalu memberikan dukungan dan doa, emak

Hj. Tinah dan aba H. Ardi. Terima kasih atas segala-galanya, semangat,

motivasi dan doa selama ini yang selalu diberikan kepada penulis dalam

menyelesaikan study demi mengejar cita dan cinta.

7. Ibu lucia, S.Kom selaku ketua humas di Pegadaian Syariah.

8. Ibu Darmastuti, selaku manager rahn pengelola unit Pegadaian Syariah cabang

ciputat.

9. Keluarga Besar Kpi B angkatan 2009, yang selalu menemani hari-hari penulis

dan keseruan didalam kelas.

10.Farwa Quraisyah, yang selalu menemani penulis dan terima kasih atas

segalanya

11.Dwi Arya Novianto, yang selalu memberi dukungan.

(7)

membangun dari semua pihak agar skripsi ini lebih sempurna dan semoga skripsi

ini bisa lebih bermanfaat bagi orang lain.

Ciputat, 9 Januari 2014

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Metodologi Penelitian ... . 5

E. Tinjauan Pustaka ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS TENTANG PUBLIC RELATIONS A. Definisi Strategi dan Public Relations ... 11

1. Definisi Strategi ... 11

a. Proses Strategi ……… 15

b. Faktor-faktor Strategi ……… 18

2. Public Relations ……….. 19

a. Pengertian ………. 19

b. Fungsi dan Tujuan ……… 20

(9)

B. Konsep Pelayanan ... 22

1. Pengertian Pelayanan ... 22

2. Manajemen Pelayanan ... 25

3. Gadai Syariah ... 27

C. Kepuasan Pelayanan ……….. 35

BAB III GAMBARAN SINGKAT PEGADAIAN SYARIAH A. Sejarah Pegadaian Syariah ... 37

B. Visi Misi Pegadaian Syariah ... 41

1. Tugas, Tujuan dan Fungsi Pegadaian Syariah ... . 42

2. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah ……….. 43

3. Struktur Kerja Kantor Pegadaian Syariah ……….. 48

BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS 1. Strategi Public Relations……… …….. 52

2. Kepuasaan Layanan ………. ... 61

3. Efektifitas Strategi Public Relations Pegadaian Syariah ……….. 63

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66

B. Saran-Saran ... 67

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Public Relations adalah usaha yang direncanakan secara terus menerus

dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal

balik antara organisasi dan masyarakatnya.

Public Relations merupakan bidang atau fungsi tertentu yang

diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial

(perusahaan) maupun organisasi nonkomersial (yayasan, perguruan tinggi,

dinas militer sampai dengan lembaga-lembaga pemerintahan).1

Bagi Public Relations melaksanakan fungsi dan kegiatanya, berpusat

pada komunikasi. Ini berarti bahwa tidak ada aktifitas tanpa ada komunikasi

secara langsung ataupun tidak langsung, verbal maupun nonverbal dengan

bentu apapun.2

Public Relations mempunyai ruang lingkup (scope) kegiatan yang

menyangkup banyak manusia (public, masyarakat, dan khalayak). Public

Relations sebagai komunikator mempunyai fungsi ganda yaitu keluar memberi

informasi kepada khalayak dan kedalam menyerap reaksi dari khalayak.3

1

M.Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000),h.1

2

Maria Assumpta Rumanti, Dasar-asar Public Relation Teori dan Praktek. (Jakarta: PT. Grasindo, 2000), h. 85

3

(11)

Menurut De Fluer dan Dennis dari prespektif ilmu komunikasi yang di

kutip yosal Iriantara dalam bukunya community relation, public relation

adalah sebuah proses komunikasi dimana individu atau unit-unit masyarakat

berupaya untuk menjalin relasi yang terorganisasi dengan berbagai kelompok

atau public untuk tujuan tertentu.4

Jadi, public relations adalah suatu rangkaian kegiatan yang

diorganisasikan sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian program terpadu,

dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur.5

Keberadaan Public Relations dalam suatu organisasi adalah sebuah

indikasi bahwa Public Relations memiliki peran penting dalam perputaran

sistem dan manajeman yang ada dalam perusahaan atau organisasi.

Keberadanya mampu menyentuh dan menerobos aspek-aspek sosial dan

kepentingan public.6

Karena pentingnya peran Public Relations maka dari itu Public

Relations harus mempunyai strategi khusus dalam mengahapi dan melayani

konsumen sehingga dapat meningkatkan kepuasan terhadap konsumen.

Strategi dalam hal ini adalah perilaku dan sistem Public Relations dalam

pelayanan bermasyarakat yang berubungan erat dengan publik. Karena strategi

Public Relations mengandung hal dan kewajiban yang harus dijalani seorang

Public Relations dalam meningkatkan pelayanan bermasyarakat. Sebuah

4

Yosal Iriantara, Community Relation Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h.5

5

M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), h. 2

6

(12)

strategi harus dijalankan sesuai dengan norma-norma yang berlaku juga

dimasyarakat.

Straegi seorang Public Relations sangat dibutuhkan dalam sebuah

organisasi atau perusahaan sebagai jembatan penghubung dengan khalayak.

Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan

pola tingkah laku dari suatu masyarakat, oleh karena itu kedudukan media

massa dalam masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya media massa,

masyarakat yang ingin mengetahui sebuah peristiwa atau informasi diluar

lingkunganya bias dengan mudah mendapatkanya dari media massa. Karenya

media massa mempunyai jaringan yang luas dan bersifat missal sehingga

masyarakat yang membaca tidak hanya orang perorangan tapi sudah

mencakup jumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan pembaca, sehingga

pengaruh media massa akan sangat terlihat dipermukaan masyarakat.7

Dalam hal ini kenapa peneliti mengambil Pegadaian Syariah sebagai

objek penelitian karena Pegadaian Syraiah merupakan perusahaan perseroan

terbatas yang berlembagakan Islam.

Berdasrakan latar belakang diatas maka penelitian tertarik untuk

melakukan penelitian Strategi Public Relations yang digunakan Pegadaian

Syariah untuk membangun kepuasan pelayanan perusahaan dan penelitian ini

di beri judul “Strategi Public Relation Pegadaian Syariah Cabang Ciputat

Raya Dalam Membangun Kepuasaan Pelayanan Terhadap Konsumen

7

(13)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan ini terfokus pada satu permasalahan maka peneliti

membatasi penelitian ini pada Strategi Public Relations Dalam

Membangun Kepuasan Layanan Pada Pegadaian Syariah Cabang Ciputat

Raya Pada Tahun 2013. Masalah dibatasi pada strategi pelayanan dalam

meningkatkan kepuasan konsumen.

2. Perumusan masalah

Dari uraian diatas maka dengan ini penelitian merumuskan masalah

sebagai berikut:

a. Bagaimana strategi yang dilakukan Public Relations Pegadaian

Syariah dalam membangun kepuasan layanan terhadap konsumen ?

b. Apakah strategi yang dilakukan Public Relations Pegadaian Syariah

Cabang Ciputat Raya sudah efektif?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka ada beberapa

tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini, yaitu:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan Public Relations Pegadaian

Syariah Cabang Ciputat Raya dalam membangun kepuasan layanan

(14)

b. Untuk mengetahui apakah strategi yang dilakukan Public Relations

Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya dalam membangun kepuasan

layanan sudah efektif.

2. Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu

pengetahuan komunikasi dalam bidang teori yang membahas Public

Relations.

b. Bagi Jurusan/Fakultas Komunikasi diharapkan dapat membantu

pengayaan kurikulum tentang Public Relations yang dikembangkan

dalam organisasi ataupun perusahaan.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi penelitian

serupa dimasa mendatang. Selain itu juga dapat memberi masukan

bagi akademis dan para public relation tentang bagaimana peran Public

Relations dalam membangun kepuasan layanan konsumen.

D. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe deskriptif

kualitatif. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

(15)

serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi -situasi tertentu

termasuk tentang hubungan serta pengaruh dari suatu fenomena.8

Dengan menggunakan analisis deskriptif dimana penelitian

berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi

tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.9

Berdasarkan metode penelitian tersebut di atas penelitian berharap

mendapatkan data penelitian yang bersifat deskriptif interpretatif sehingga

penelitian data menganalisa dan menelaah lebih dekat, mendalam,

mengakar dan menyeluruh untuk mendapatkan gambaran yang jelas

mengenai strategi yang dilakukan public relations pegadaian syraiah dalam

membangun kepuasan layanan.

Alasan penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif

adalah agar penulis dapat menggambarkan serta menguraikan segala

aktifitas yang dilakukan oleh public relations dalam membangun kepuasan

layanan konsumen.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah public

relation pegadaian syariah sedangkan yang menjadi objek dari penelitian

ini adalah strategi yang dilakukan oleh Public Relations pegadaian syariah

dalam membangun kepuasan layanan.

8

Moh Nazir, ,Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h.55

9

(16)

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan

oleh peneliti adalah:

a. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.10

Dalam hal ini peneliti mendatangi kantor Pegadaian Syariah Cabang

Ciputat Raya untuk memperoleh data-data mengenai strategi Public

Relations dalam membangun kepuasan layanan konsumen. Observasi

dilakukan sebanyak empat kali yakni dari bulan September sampai

dengan bulan Oktober 2013.

b. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam adalah salah satu cara mengumpulkan data atau

informasi dengan cara langsung dengan informan agar mendapatkan

data lengkap dan mendalam.11 Peneliti melakukan wawancara dengan

Ibu Darmastuti selaku Manager Rahn (salah satu Produk Pegadaian

Syariah) dan beberapa konsumen yang pernah menggunakan jasa

Pegadaian Syariah, yaitu :Ibu Maesaroh, Ibu Hj. Ani dan Ibu Siti

Muawanah,Siti Badriah

10

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Public, dan Ilmu Sosial. (Jakarta: Kencana, 2008), cet ke-2 h. 115

11

(17)

c. Dokumentasi

Penelitian mengambil dan mengumpulkan data berdasarkan

tulisan-tulisan berbentuk catatan dari hasil wawancara, dan

dokumen-dokumen yang berupa company profile Pegadaian Syariah.

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Cabang

Ciputat Raya dalam jangka waktu yakni berawal September sampai

bulan Oktober 2013. Alasannya karena tempat tersebut merupakan

sumber data yang utama mengenai penelitian ini..

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian ini peneliti melakukan pengecekan di

perpustakaan Utama Universitas Islam Negri Syarif Hidayatulloh jakarta dan

Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, peneliti

menemukan ada beberapa skripsi yang membahas tentang public relation.

Namun yang diteliti mahasiswa sebelumnya berbeda dengan isi atau

konten permasalahan yang peneliti. Oleh karena itu, untuk menghindari dari

hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengakui karya orang lain, maka

penelitian mempertegas perbedaan antara masing-masing judul masalah yang

di bahas pada skripsi sebelumnya yang berjudul masalah yang akan diteliti.

Skripsi sebelumnya yang membahas tenteng public relation penelitian uraikan

sebagai berikut:

1. Skripsi yang berjudul Strategi Pemasaran: Customer Delivered Value

(18)

Muhammad Zakaria mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2008. Berisikan tentang strategi pemasaran

yang dilakukan Public Relations dalam membangun kepuasan konsumen.

2. Skripsi yang berjudul Strategi Pemasaran Pembiayain Mudharabah Pada

Bank BRI Syariah oleh Siti Humairoh Mahasiswi Jurusan Manajemen

Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah tahun 2010. Berisikan tentang pemasaran produk

Bank Syariah BRI Syariah Cabang Jatinegara.

3. Skripsi yang berjudul Strategi Pemasaran Produk Ar-Rum

(Ar-Rahn)Untuk Usaha Mikro Kecil Cabang Pegadaian Syariah Pondok

Aren-Tangerang Selatan Banten oleh Dien Novita Sari Mahasiswi Jurusan

Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syraif Hidayatullah tahun 2011. Berisikan tentang Strategi

pemasaran produk Ar-Rahn untuk usaha mikro di Tangerang Selatan.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini disusun atas 5 (lima) bab, tersusun

sebagai berikut :

BAB I

Pendahulun ; Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang

penulisan, ruang lingkup atau batasan dalam penelitian ini, tujuan yang

hendak dicapai, manfaat yang di harapkan dan metedologi yang digunakan

(19)

BAB II

Landasan Teoritis : Dalam bab ini akan di uraikan mengenai landasan

teori yang digunakan dalam pembahasan penulisan skripsi ini dan sumber

landasan teori tersebut

BAB III

Gambaran Umum Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya : Dalam bab

ini gambaran umum perusahaan, gambaran umum public relation pegadaian

syariah

BAB IV

Analisis Hasil Temuan : Strategi dan kefektifan Public Relations

Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya dalam membangun kepuasan

layanan terhadap konsumen.

BAB V

Penutup : Bab ini merupakan akhir penulisan skripsi, dimana

berdasarkan uraian-uraian yang telah di bahas akan dituangkan ke dalam

(20)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Strategi dan Public Relations 1. Pengertian strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti “seni

berperang” suatu strategi memiliki dasar-dasar atau skema untuk mencapai

sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk

mencapai tujuan. Kata strategi berasal dari Yunani, yaitu stratogos, yang

berarti memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi di artikan sebagai

generalship atau tujuan yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat

rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan peperangan.1 Dari

Awalnya, istilah ini lebih banyak dikenal dalam dunia militer. Strategi

berarti sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral, strategi dalam

peperangan adalah pengaturan cara untuk memenangkan peperangan.

Disamping itu secara lebih bebas perkataan “strategi sebagai teknik

dan taktik dapat diartikan juga sebagai “kiat” seseorang komandan untuk

memenangkan peperangan yang menjadi tujuan utamanya”. Kondisi itu

menunjukan bahwa selain strategi, ternyata terdapat unsur tujuan

memenangkan perang yang sangat penting pengaruh dan perananya dalam

memilih dan mengarahkan strategi peperangan, sehingga disebut sebagai

1

(21)

“tujuan strategik”.2

Oleh karena itu pengertian yang paling umum dan tua

tentang istilah strategi selalu dikaitkan dengan pekerjaan para jendral

dalam peperangan. Hal ini terlihat dari apa yang dimuat dalam Oxford

pocket dictionary strategi adalah seni perang, khususnya perencanaan

gerakan pasukan, kapal dan sebagainya menuju posisi yang layak, rencana

tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan sebagainya.

Sedangkan dari segi terminologi penulis lebih banyak menguraikan

pengertian strategi menurut sebagaian orang yang didefinisikan sebagai

berikut:

A. Stainer dan Minner dalam bukunya manajeman strategic mengatakan

bahwa strategi adalah penempatan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dalam mengingat kekuatan external maupun internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran

utama organisasi akan tercapai.3

B. Chandler yang dikutip oleh supriono dalam bukunya yang berjudul

manajemen strategik dan kebijakan bisnis mengatakan bahwa strategi

adalah penentuan dasar goal jangka dan tujuan perusahaan serta

pemakaian cara-cara dan alokasi sember-sumber yang diperlukan

untuk mencapai tujuan.4

C. Fuad Amsyari dalam bukunya yang berjudul strategi perjuangan umat

islam indonesia mengatakan bahwa: strategi dan teknik adalah metode untuk memenangkan suatu persaingan. Persaingan ini berbentuk suatu percampuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata tajam dan tenaga manusia sedangkan dalam bidang militer dan

2

H. Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organik Non Profit, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000), h. 147

3

George Staineer dan Minner, Manajemen Strategik, (Jakarta: Erlangga), h.20

4

(22)

taktik adalah suatau cara untuk tehnik memenagkan suatau persaingan

antara kelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.5

D. Onong Uchjana dalam bukunya yang berjudul ilmu komunikasi teori

dan praktek, mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah

perencanaan dan manajeman untuk mencapai suatu tujuan.6

E. Sondang Siagan dalam bukunya yang berjudul analisis serta

perumusan kebijakan dan strategi organisasi, menyatakan bahwa strategi adalah cara yang terbaik untuk memprgunakan dana, daya dan

tenanga yang tersedia, sesuai dengan tuntunan perubahan lingkungan.7

Dari beberapa pengertian diatas, dan menurut penulis, strategi

hakikatnya perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan,

pada dasarnya perencanaan dan manajemen harus didasari dengan strategi

agar perancaan dan manajemen yang kita lakukan serta rencanakan

memilikinilai yang berbeda agar dapat meraih tujuan yang kita harapkan.

Dan dari beberapa definisi diatas, penulisan dapat mengambil

kesimpulan tentang strategi yaitu:

1. Strategi merupakan dasar kunci utama untuk mencapai tujuan yang

kita harapkan bersama.

2. Dalam perencanaan tujuan organisasi perlu alternatif strategi yang

dipertimbangkan dan harus dipilih.

3. Strategi merupakan satu-kesatuan rencana yang terpadu yang

diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

(23)

4. Strategi yang dipilih harus diimplementasikan oleh organisasi dan

akhirnya harus dievaluasi terhadap strategi tersebut.

Dalam buku H.Hadari Nawawi manajemen strategi organisasi non profit mengatakan: manajemen strategi adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategik) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut VISA), dan ditetapkan sebagai keputusan mamanejen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan oprasional untuk menghasilkan barang/jasa serta pelayanaan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimaliasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategi ) dan

berbagai sasaran (Tujuan Oprasional) organisasi.8

Strategi juga dapat dibedakan dari dua aspek yakni bentuk dan isi

strategi. Dari segi bentuk memperlihatkan strategi sebagai suatu rencana,

makastrategi dirumuskan sebelum kegiatan dilaksankan dan berfungsi

sebagai pedoman dalam pelaksanaan dan evaluasi kegiatan yang akan

dilaksanakan.

Dari aspek isi strategi merupakan sasaran perusahaan dan program

untuk memcapai sasaran yang telah ditentukan dalam periode tertentu.

Sasaran dalam program tersebut dirumuskan berdasarkan asumsi-asumsi

mengenai situasi saat ini dan hasil prediksi tentang masa depan

perusahaan. Berdasarkan karakteristik diatas dapat disimpulkan bahwa

strategi adalah proses rencana yang bersifat menyeluruh dan terintegrasi

berisikan sasaran dan program jangka panjang yang yang dirumuskan

berdasarkan keunggulan dan kelemahan perusahaan guna menghadapi

peluang dan ancaman dari luar.

8

(24)

Karna strategi adalah sebagai suatau alat untuk mencapai suatu

tujuan perusahaan, strategi memiliki beberapa sifat.9

a. Menyatu (unified), yaitu menyatukan seluruh bagian-bagaian dalam

perusahaan

b. Menyeluruh (comprehensive), yaitu mencakup seluruh aspek dalam

perusahaan

c. Integral (integrated), yaitu strategi akan cocok/ sesuai dari seluruh

tingkatan.

a. Proses Strategi

Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael bahwa sebuah

organisasi tanpa adanya strategi umpama kapal tanpa adanya pengemudi,

bergerak terputus dalam lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti

pengembara, tanpa adanya tujuan tertentu.10

Adapun proses strategi terdiri dari tiga tahapan: perumusan

Masalah, Implementasi Strategi dan Evaluasi strategi.

A. Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah

pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal,

menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif memilih

strategi untuk dilaksankan.11 Dalam perumusan strategi juga ditentukan

suatu sikap untuk memutuskan, memperluas menghindari atau melakukan

suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.

9

Agustinus Sri Wahyuni, Manajemen Strategik, Pengantar Proses Berfikir strategik, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Cet ke-1, h. 16

10

Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: prenhalindo, 2002), h. 3

11

(25)

Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipandukan menjadi

kerangka kerja diantaranta:

1. Tahapan Input (Masukan)

Dalam tahapan ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi

sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk merumuskan

strategi.

2. Tahapan Pencocokan

Proses yang dilakukan adalah memfokuskan pada penghasilan strategi

alternatif yang layak dengan mengadu faktor-faktor eksternal dan

internal.12

3. Tahap Keputusan

Menggunakan suatu macam teknik, diperoleh dari input sasaran dalam

mengevaluasi strategi alternatif yang telah diidentifikasikan dalam

tahap ke-2.13

Perumusan strategi haruslah selalu melihat ke arah depan dengan

tujuan, artinya peran perencanaan amatlah penting dan mempunyai andil

yang besar baik dan bersifat internal maupun eksternal.

B. Implementasi Strategi

Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam

mendukung strategi, menciptkana struktur organisasi yang efektif,

mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan

(26)

Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam

strategi karena implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah strategi

yang dirumuskan menjadi tindakan. Menetapkan tujuan, melengkapi

kebijakan, mengalokasikan sumber daya dan mengembangkan budaya

yang mendukung, strategi merupakan usaha yang dilakukan dalam

mengimplementasikan strategi. Implementasi yang sukses memerlukan

dukungan yang disiplin, motifasidan kerja keras.

C. Evaluasi Strategi

Tahap akhir dalam strategi ialah evaluasi strategi. Ada tiga macam

aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:

A. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar

strategi. Adapun faktor perubahan ekstrenal seperti tindakan yang

dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi suatu hambatan dalam

mencapai tujuan begitu pula dengan faktor internal dianataranya yang

tidak efektif atau aktifitas implementasi yang buruk dapat berakibat

buruk pula bagi hasil yang akan di capai.

B. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan). Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi

prestasi individual dan menyimak kemajuan yang di buat kearah

penyampaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi

strategi harus dapat diukur dan dibuktikan, kriteria yang meramalkan

hasil lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang

(27)

C. Mengambil tindakan korekatif tidak harus berarti bahwa strategi yang

sudah ada akan ditinggalkan bahkan strategi harus dirumuskan.

Tindakan korekatif diperlukan bila tinfakan korekatif sesuai dengan

yang di bayangkan semula atau pencapaian yang direncanakan, maka

situasilah tindakan korekatif diperlukan.15

Tindakan korekatif harus menempatakan posisi yang telah baik untuk

lebih mampu memanfaatkan kekuatan internal,menghindari, dan

mengurangi, dan meringankan ancaman eksternal serta mampu

memperbaiki kelemahan internal. Segala kegiatan korekatif harus

konsisten secara internal dan bertanggngjawab secara sosial. Evaluasi

strategi diperlukan karena keberhsilan hari ini bukan merupakan

jaminan keberhasilan dimasa depan. Evaluasi strategi mungkin berupa

tindakan yang kompleks dan peka, karena terlalu banyak penekanan

pada evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang dicapai.

Evaluasi perlu untuk semua organiasasi dari semua kegiatan dengan

memepertanyakan pertanyaan dan asumsi manajerial, dan harus

memicu tinjauan dari nilai-nilai yang merangsang kreativitas.

b. Faktor-Faktor strategi

Kesadaran bagi setiap orang baik individu atau kelompok

organisasi, baik organisasi sosial maupun organisasi bisnis tentang tujuan

yang hendak dicapai akan berubah. Suatu usaha untuk mencapai tujuan

15

(28)

tersebut disebut dan sebuah usaha-usaha yang mengarahkan pada

penyampian tujuan disebut strategi.

Suatu strategi harus efektif dan jelas karna ia mengarahkan

organisasi kepada tujuan untuk itu konsep suatu organisasi memperhatikan

faktor-faktor penetapan strategi,diantaranya:

a. Lingkungan

Lingkungan tidak pernah berada pada kondisi tetap dan selalu berubah.

Perubahan yang terjadi berpengaruh saat luas kepada segala sandi

kehidupan manusia. Sebagai individu masyarakat, tidak hanya kepada cara

fikir tetapi juga tingkah laku, kebiasan, kebutuhan dan pandangan hidup.

b. Lingkungan Organisasi

Lingkungan organisasi yang meliputi segala sumber daya dan kebijakan

organisasi yang ada.

c. Kepemimpinan

S.P siagan memebrikan definisi tentang kepemimpinan yakni “seseorang

pemimpin adalah orang tertinggi dalam mengambil keputusan. Oleh

karena itu setiap pemimpin dalam menilai perkembangan yang ada dalam

lingkungan baik itu eksternal maupun internal berbeda.16

2. Public Relations a. Pengertian

Public Relations merupakan kegiatan yang terorganisasi dan bertujuan

membantu public untuk memahami organisasi dan produk organisasi tersebut.

16

(29)

Karena, Public relations merupakan metode ilmu komunikasi sebagai salah

satu kegiatan yang mempunyai kepentingan dengan suatu organisasi. Menurut

definisi kamus terbitan institute of public relation (IPR) inggris, “Public

Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan

kesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara khalayaknya”.

b.Fungsi dan Tujuan

Tujuan utama Public Relations sendiri adalah menciptakan,

mempertahankan dan melindungi reputasi perusahaan, memperluas prestasi,

menampilkan citra-citra yang mendukung. Riset menunjukan bahwa

konsumen atau pelanggan lebih sering melakukan buying decision atau

keputusan pembeli atas citra perusahaan.

Fungsi utama Public Relations adalah meliputi berbagai bidang dan

segi.dibawah ini terdapat beberapa fungsi Puboic Relations yang paling

pertama yaitu:

1 Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga

atau organisasi dengan publiknya baik publik intern maupun ekstern

dalam rangka menanamkan pengertian.

2 Menilaidan menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan

organisasi/lembaga/peerusahaan.

3 Memberi saran kepada pemimpin tentang cara-cara mengendalikan

(30)

4 Menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam rangak

menciptakan iklimpendapat publik yang menguntungkan organisasi

atau lembaga atau perusahaan.

5 Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum.

Teori sistem ditemukan oleh Talcott Parson, yaitu suatu kerangka

yang terdiri dari beberapa elemen atau sub elemen atau sub sistem

yang saling berintegrasi dan berpengaruh. Konsep sistem digunakan

untuk menganalisis perilaku dan gejala sosial dengan berbagai sistem

yang lebih luas maupun dengan sub sistem yang tercakup didalamnya.

Kaitannya dengan Public Relations bahwa teori sistem merupakan

hubungan yang saling berkaitan satu sama lain dengan mencapai

tujuan organisasi. Artinya, praktisi Public Relationa harus berfikir

strategis.

Tentang hubungan teori sistem tersebut dengan program kerja

perusahaan atau organisasi yang diemban seorang praktisi public

relation guna memperoleh kepuasan layanan dari khalayak. Selain itu,

ia harus memiliki pengetahuan luas yang kaitanya tentang visi dan

misi serta tujuan dari organisasi atau perusahaan, guna menjawab

segala kebutuhan internal dan eksternal organisasi atau perusahaan.

3.Strategi Public Relations

Staregi Public Relations harus dipahami oleh tiap-tiap bagian dari

setiap divisi dalam perusahaan. Menurut D Ronald Smith startegi Public

(31)

1. Formative Research, fase pertama dalam proses perencanaan strategis.

Riset formatif atau strategs adalah kegiatan pendahuluan yang dilakukan

untuk mendapatkan informasi dan menganalisa situasi yang dihadapi.

2. Strategy, adalah keseluruhan rencana organisasi,meliputi apa yang ingin

dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Fase ini memiliki tiga tahap

yaitu; menetapkan tujuan dan sasaran, memformulasikan aksi dan strategi

respon dan menggunakan komunikasiyang efektif.

3. Tactics, pada fase ini terdiri dari pemilihan taktik komunikasi yang akan

digunakan dan melakukan implementasi rencana strategis yang sudah

disusun.

4. Evaluative Research, mengetahui efektivitas berbagai taktik komunikasi

yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditentukan.17

B. Konsep Pelayanan 1. Pengertian Layanan

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan diartikan sebagai

kemudahan yang diberikan sehubung dengan jual beli barang atau jasa.18

Pelayanan diartikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau

organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau nasabah.19

17

“Library Binus” diakses pada 8 Januari 2014 dari

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2-00799-MC%20Bab2001.doc

18 Depertemen Pendidikan Nasional, “

Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi ke-3, cet ke-2, h. 646

19

(32)

Dari beberapa pengertian tentang pelayanan para ahli mengemukakan

pendapatnya yang berbeda-beda satu sama lain.diantaranya para ahli yang

megemukankan pendapatnya tentang pelayanan yaitu sebagai berikut:

a. Menurut Philip Kottler, “pelayanan dapat diartikan suatu aktifitas yang

bermanfaat yang diberikan oleh satu atau beberapa pihak kepada kepada

pihak lain untuk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan yang pada

dasarnya bersifat tidak terwujud dan tidak akan menimbulkan kepemilikan

apapun kepada yang menerimanya.20

b. Sedangkan menurut H.N Casson, mendefinisikan pelayanan sebagai

tindakan-tindakan yang dinyatakan atau dikerjakan untuk menyenangkan,

memberi petunjuk atau memberi keuntungan kepada pembeli dengan

tujuan atau menciptakan goodwill atau nama baik serta meningkatkan

penjualan serta pendapatan.21

c. Menurut AS. Moenir, pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan

melalui aktifitas orang lain yang langsung diterima, atau dapat dikatakan

bahwa pelayanan merupakan tindakan yang dilakukan orang lain agar

masing-masing memperoleh keuntungan yang diharapkan dan mendapat

kepuasan.22

20

Philip Kottler, markeing managemen : Analisis Planning Implementation and Control Figh Edition New Jersey: (Prentice hall, 1994), h. 446

21

Herbert N. Casson, Petunjuk Praktis Dalam Perusahaan, (Surabaya: Usaha Nasional. 1981), h. 93

22

(33)

d. Pelayanan menurut Atep Adya Barata adalah “ segala usaha penyediaan

fasilitas dalam rangka mewujudkan kepuasan para calon pembeli atau

pelanggan sebelum dan sesudah terjadinya transaksi”.23

Sedangkan definisi pelayanan yang lebih rinci diberikan oleh

Gronroos “ pelayanan adalah suatau aktifitas atau serangkaian aktivitas yang

bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat

adanya interaksi antara konsumen dan karyawan atau hal-hal lain yang

disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimakasudkan untuk

memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.24

Bahwa dapat dikatakan pelayanan sebagai bantuan dalam kebaikan

yang bermanfaat dan saling menghasilkan satu sama lain atau dapat dikatakan

sebagai manfaat dari hasil karya yang bukan komonditi yang nyata, artinya

hasilnya tidak dapat dilihat secara langsung.

Pengertian dari service of excellence adalah yang berkaitan dengan

jasa pelayanan yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam upaya untuk

memberi rasa kepuasan, dan membutuhkan kepercayaan terhadap pihak

pelangganya (konsumen), sehingga mereka merasa dipentingkan atau

diperhatikan dengan baik dan wajar. Memenangkan strategi pesaing dalam

bisnis jasa pelayanan melalui kiat pelayanan prima tersebut, tindakan cukup

hanya melakukan suatu proses administrasi dengan cepat, tetapi “bagaimana”

memperlakukan para pelanggan yang sedemikian rupa sehingga

memeperlihatkan cara kiat dapat melayanani dengan sebaik mungkin serta

23

Atep Adya Barata, Bisnis dan Hukum Perdata Dagang SMK, (Bandung: Amrico, 1999), h. 93

24

(34)

menumbuhkan kesan atau persepsi yang positif dari pihak para pelanggan

(costumer oriented).25

2. Manajemen Pelayanan

Agar dapat mengetahui definisi manajemen pelayanan, sebelumnya

harus memahami pengertianya. Oleh karena itu di bawah ini akan diuraikan

tetang definisi manajemen sebagai berikut. Dalam kamus manajemen, arti

dari istilah manajemen diantarnya adalah: manajemen, pengurus,

kepemimpinan, ketatalaksanaan , ketatapengurusan, pengelolaan dan

sebagainya.26 Sedangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata

manajemen berarti proses penggunaan sumber data secara efektifitas untuk

mencapai sasaran.27

Kata manajemen dari bahasa inggris, yaitu to manage, yang

sinonimnya antara lain to handle, berarti mengurus, to guide, berarti

pemimpin atau membimbing dan to control berarti memeriksa, jadi dilihatdari

asal katanya, manajmen berarti mengurus, membimbing, pengawasan atau

pemimpin.28

Dengan sangat bervariasi para ahli mananjemen mendefinisikan

manajemen dari sudut pandang mereka. Dapat dikemukakan menegnai

batasan-batasan penegertian manajemen oleh George R Terry, yang dikutip

oleh Rosadr Ruslan sebagai berikut: manajemen merupakan sebuah proses

yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,

25

Rosady Ruslan, SH. MM, Manajemen Humas dan Komunikasi: Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: Grapindo Perasada, 2002), h. 284

26

Moekijat, Kamus Manajemen, (Bandung: Cv. Mandar Maju, 1990), cet ke-4, h. 290-291

27

Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 1997), h. 623

28

(35)

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui

memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.29

Berdasarkan pengertian di atas manajemen pelayanan dapat diartikan

sebagai suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun rencana,

mengimplementasikan rencana, mengkordinasikan dan menyelesaikan

aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan.30

Menurut A.S Moenir yang dimaksud dengan manajemen pelayanan

adalah manajemen proses, yaitu sisi manajemen yang mengatur dan

mengendalikan proses pelayanan, agar mekasnisme kegiatan pelayanan dapat

berjalan tertib, lancar tepat mengenai sasaran dan memuaskan bagi pihak

yang harus dilayani.31 Untukdapat menyelanggarakan manajemen pelayanan

dengan baik, ada prinsip-prinsip manajemen pelayanan yang dapat dipakai

sebagai acuan, prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah sebagai berikut

identifikasi kebutuhan konsumen yang sesungguhnya.

a. Sediakan pelayanan yang terpadu

b. Buat sistem yang mendukung pelayanan konsumen

c. Usahakan agar semua orang atau karyawan bertanggung jawab terhadap

kualitas pelayananya

d. Layanilah keluhan konsumen secara baik

e. Karyawan adalah sama pentingnya dengan konsumen

f. Bersikap tegas tetapiramah terhadapkonsumen

29

Ibid, h.2

30

A.S Moenir Manajemen Pelaynan Umum di Indonesia, h. 186

31

(36)

g. Jalin komunikasi dan interaksi dengan konsumen.

3. Gadai syariah

1. Pengertian Gadai Syariah

Gadai dalam bahsa arab disebut rahn dalam bahasa arab adalah

ats-tsubuh wa ad-dawam, yang berarti “tetap” dan “kekal”, seperti dalam kalimat

maun rahim, yang berarti air yang tenang32

Ar-rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai

jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut

memiliki nilai ekonomis. Dan demikian, pihak yang menahan memperoleh

jaminan untuk dapat mengambilo kembali seluruh atau sebagian piutangnya.

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan

utang atau gadai.33

Pegadaian menurut pasal 1150 penulis undang-undang hukum perdata

yang berbunyi:

“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai

piutang atas suatu barang bergerak, yaitu barang bergerak tersebut

diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh orang yang mempunyai

utang. Karena itu, maka gadai (Rahn)dalam bahasa hukum

perundang-udangan disebut sebagai barang jamninan agunan dan rungguhan.34

Sedangkan menurut Ahmad Azhar Basyir rahn adalah menahan

suatau barang sebagai tanggung utang, atau menjadikan sesuatu benda

(37)

bernilai menurut pandangan syara’ sebagai tanggungan marhun bih,

sehingga dengan adanya tanggungan utang itu seluruh atau sebagian utang

dapat diterima.35

Jadi, kesimpulannya rahn adalah menahan barang jaminan pemilik,

baik bersifat materi atau manfaat yang lainnya, sebagai jaminan atas

pinjamnan yang diterimanya. Pegadaian syariah menjawab kebutuhan

transaksi gadai sesuai syariah, untuk solusi pendanaan yang cepat dan praktis.

2. Landasan hukum gadai syariah36

Pada dsarnya, gadai adalah salah satu akad yang diperbolehkan dalam

islam. Adapun dalil-dalil yang menjadi landasan diperbolehkannya gadai

adalah:

A. Firman Allah SWT yang berbunyi:

jika kamu dalam perjalan dan bermuamalah tidak secara tunai

sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada

barang tanggungan yang tepat sebagai pegangan (oleh yang

menghutangkkan), tetapi jika sebagaian kamu memeprcayai sebagaian

yang lain, maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanat

(utangnya) dan hendaknya ia bertaqwa kepada Allah SWT.

35

Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam Tentang Riba, Utang Piutang Gadai, (Bandung:Al-maarif, 1083, h. 50.

36

(38)

B. Al-hadits

Aisyah r.a berkata bahwa rasulullah SAW membeli makanan sari

seorang yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”. (HR.

bukhari).

Dari hadits di atas dapat dipahami, bahwa menggadai dibenarkan juga

bila dilakukan bila dilakukan dengan non muslim dan juga harus

memiliki barang jaminan, agar tidak ada kekhawatiran bagi yang

memberi pinjaman atau hutang.

C. Ijma’ Ulama

Jumhur ulama menyepakati kebolehan status hukum gadai. Hal

dimaksud, berdasarkan pada kisah nabi Muhamad saw, yang

menggadaikan baju besinya kepada seorang yahudi untuk

mendapatkan makanan. Para ulama juga mengambil indeksi dari

contoh Nabi Muhamad saw. Tersebut, ketika beliau beralih dari yang

biasanya bertransaksi kepada para sahabat yang kaya kepada seorang

yahudi, bahwa hal itu lebih sebagai sikap Nabi Muhamad saw. Yang

tidak mau memberatkan para sahabat yang biasanya enggan

mengambil ganti maupun harga yang diberikan oleh nabi Muhamad

saw. Kepada mereka.37

37

(39)

3. Rukun gadai syariah/ Rahn38 Rukun rahn lain adalah:

a. Aqid, adalah pihak-pihak yang melakukan perjanjian. Aqid terdiri dari

dua pihak yaitu: pertama, rahim (yang menggadaikan), yaitu orang

yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang yang

akan digadaikan. Kedua, Murtahin (yang menerima gadai) yaitu orang,

bank, atau lembaga yang dipercaya oleh rahn untuk mendapatkan

modal dan jaminan barang (gadai).

b. Shigat adalah ucapan berupa ijab dan qabul

c. Mahrun bih (utang), yaitu sejumlah dana yang diberikan murtahin

kepada rahin atas dasar besarnya tafsiran marhun

d. Marhun (barang yang diagadaikan), yaitu barang yang digunakan rahin

untuk dijadikan jaminan mendapatkan uang.

4. Syarat gadai

a. Shigat, syarat shigat adalah sighat tidak boleh berikat dengan syarat

tertentu dan dengan masa yang akan datang. Misalnya, rahin

mensyaratkan apabila tenggang waktu marhum bih habis dan marhun

bih belum terbayar. Maka rahn dapat diperpanjang satu bulan. Kecuali

jika syarat tersebut mendukung kelancaran akad maka diperbolehkan

seperti pihak murtahin minta agar akad itu disaksikan oleh dua orang.

38

(40)

b. Orang yang berakad. Baik rahin maupun marhun harus cakap dalam

melakukan tindakan hukum, baliqh dan berakal sehat, serta maupun

melakuka akad.

c. Marhun bih

1. Harus merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada murtahin;

2. Merupakan barang yang dapat dimanfaatkan, jika tidak dapat

dimanfaatkan, maka tidak sah.

3. Barang tersebut dapat dihitung jumlahnya.

d. Marhun

1. Harus berupa harta yang dapat dijual dan nilainya seimbang

dengan marhun bih

2. Marhun harus mempunyai nilai dan dapat dimanfaatkan

3. Harus jelas dan spesifik

4. Marhun itu secara sah harus dimiliki oleh rahin

5. Merupakan harta yang utuh, tidak bertebaran dalam beberapa

tempat.39

5. Persamaan dan perbedaan gadai syariah dan gadai konvesional

1. Jasa gadai syariah

Pegadaian mengeluarkan produk berbasis syariah yang disebut

dengan gadai syariah. Gadai syariah dimaksud, dalam istilah bahasa arab

disebut rahn. Rahn tersebut, beroprasional berdasarkan prinsip syariah

sehingga tidak mengenakn bunga tetapi mendapatkan bagi hasil yang

39

(41)

dikenal dengan istilah mudharabag atau fee based income. Pegadaian

syariah sebagai penerima gadai disebut murtahin dan pemberi gadai

disebut rahin. Rahin akan mendapatkan surat bukti gadai (rahn) berikut

dengan akad pinjam-meminjam yang disebut akad gadai syaiah dan akad

sewa. Dalam akad gadai syariah disebut bahwa jangka waktu akad tidak

diperpanjang maka penggadai menyetujui agunan (marhun) miliknya

dijual oleh pegadai (murtahin) guna melunasi pinjaman. Sedangkan akad

sewa tempat (ijarah) merupakan kesepakatan anatara pegadai dengan

penerima gadai akan mengenakan jasa simpan.

Pegadai dapat memiliki banyak produk yang mungkin cocok untuk

seseorang yang memebutuhkan dana dalam jangka waktu pendek.” Tak

kenal maka tak sayang” demikian kata pepatah, sehingga ada baiknya

sebelum seseorang membutuhkan uang yang mendesak, atau benar-benat

“kepepet” membutuhkan modal maka tidak ada salahnya untuk

meluangkan waktunya sebentar ke kantor pegadaian terdekat dari tempat

tinggal untuk menanyakan syarat-syarat apa saja yang ada serta daftar

barang yang diterima sebagai jaminan gadai. Tujuanya adalah suatu waktu

ketika membutuhkan dana maka alternatif pegadaian menjadi sarana

efektif dan efesien dalam memperoleh dana dalam jangka waktu pendek.40

Pegadaian konvesional memungut biaya dalam bentuk bunga yang

bersifat akumulatif dan berlipat ganda, pegadaian konvesional menarik

bunga 10%-14% untuk jangka waktu empat bulan, dan ansurasi sebesar

40

(42)

0,5% dari jumlah pinjaman. Jangka waktu empat bulan itu dapat

diperpanjang, selama nasabah mampu membayar bunga. Lain halnya

dengan pegadaian syriah, tidak berbentuk bunga, tetapi berupa biaya

penitipan, penjagaan, pemeliharaan dan penaksiraan. Jelasnya biaya gadai

syariah lebih kecil dan hanya sekali dikenakan, pegadaian syariah hanya

memungut biaya (termasuk asuransi barang) sebesar 4% untuk jangka

waktu dua bulan. Apabila lewat dua bulan nasabah tidak mampu untuk

membayarnya maka nasabah bisa memperpanjang dua periode. Jadi total

waktu maksismal enam bulan. Dan tidak ada pungut biaya untuk

perpanjang waktu, tapi, jika melewati masa enam bulan, BSM akan

langsung dilelang barang gadai.

2. Jasa gadai konvesional

Pegadaian konvesional memberi pinjaman kepada warga masyarakat

mulai dari 10.000,00 sampai 20 juta rupiah per surat gadai. Namun

demikian, pegadai juga memiliki produk untuk pinjaman yang di atas 20

juta. Perhitungan bunga dilakukan setiap 15 hari. Jelasnya, bila seorang

menggadaikan barang dan kemudian menerima kredit gadai sebesar Rp.

1.000.000,00 maka setiap 15 hari kedepan, bila bunga yang dikenakan

1.5% per 15 hari, orang dimaksud mesti membayar bunga sebesar Rp. 15

ribu per lima belas hari. Mungkin sedikit merugikan bagi nasabah

pegadaian adalah bila seorang ingin melunasi misal dalam jangka waktu

(43)

Mengapa demikian ? karena pegadaianmenghitung bunga setiap 15

hari sehingga nasabah harus benar-benar menaati jadwal pembayaran

bunga sesuai dengan waktunya. Juga bila nasabah ingin menebus kembali

barang yang digadaikan, sebaiknya sesuai pola waktu 15 harian. Jangka

waktu pinjaman diberikan oleh pegadaian selama 4 bulan. Apabila telah

melewati pinjaman, nasabah dapat memperpanjang dengan membayar

sewa moda (bunga) atau dapat menebus barang jaminannya. Apabila

kedua hal tersebut tidak dilaksanakan maka pegadaian dapat berhak

melelang barang jaminan. Nasabah masih diberi hak mendapatkan uang

lelang jika hasil lelang yang diterima melebihi hutang pokok ditambah

sewa modal dan biaya lelang. Sebaliknya, jika hasil lelang lebih kecil

dibandingkan kewajibanya nasabah, kekurangan itu menjadi resiko yang

ditanggung oleh pegadaian.

Sedangkan persamaan antara pegadaian syariah dan pegadaian

konvesional adalah jangka waktu tempo yaitu sama-sama 120 hari. Jika

setelah 120 hari sipeminjam tidak membayar hutangnya, maka barang

jaminanya akan dijual atau dilelang. Tetapi nasabah diberi waktu

tambahan 2 hari sebelum dilelang dibuat dahulu penitia lelang.pada saat

hari pelelangan, nasabah masih diberi tambahan dan kesempatan waktu

selama 2 jam jika ingin menebus barang jaminanya, jika tidak ditebus

maka barang jaminan tersebut dilelang. Uang pelelangan tersebut

digunakan untuk membayar hutang rahin. Jika hasil lelang tersebut

(44)

uang kelebihan tersebut tidak diambil dalam jangka waktu 1 tahun, maka

dana tersebut akan dimasukan kedalam dana (Zakat, Infaq, Shadaqah)

pegadaian syariah. Sedangkan pada pegadaian konvesional uang kelebihan

yang tidak diambil akan menjadi milik pegadaian. Dan apabila dari hasil

lelang tersebut ternyata kurang untuk membayar hutang, maka nasabah

harus diharuskan membayar sisa hutangnya.

C.Kepuasan Layanan

Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil dengan harapannya. Kepuasan

pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi

atau terlampaui. Seorang pelanggan akan kecewa bila apa yang dia dapat

tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pelanggan tidak mengulanginya

lagi karena sudah kecewa. Sebaliknya seorang pelanggan akan merasa

puas bila apa yang dia dapat sesuai atau bahkan melebihi harapannya.

Pelanggan itu pasti akan kembali lagi dan juga secara tidak langsung akan

mempromosikannya kepada orang lain.

Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak

terwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki serta

pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam mengkonsumsi jasa

(45)

Public Relations mengupayakan kinerja yang baik dalam hal

menyediakan jasa atau pelayanan agar konsumen termotivasi untuk lebih

aktif dalam mengkonsumsi jasa tersebut.41

41

(46)

BAB III

GAMBARAN SINGKAT PEGADAIAN SYARIAH

A. Sejarah Pegadaian Syariah

Sejarah singkat pegadaian syariah atau Pawn Shop merupakan

lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Lembaga semacam ini pada

awalnya berkembang di Italia yang kemudian dipraktekkan di

wilayah-wilayah Eropa lainnya, misalnya Inggris dan Belanda. Sistem gadai tersebut

memasuki Indonesia dibawa dan dikembangkan oleh orang Belanda (VOC),

yaitu sekitar abad ke-19.1

Pada mulanya usaha pegadaian di Indonesia dilaksanakan oleh pihak

swasta, kemudian pada awal abad ke 20 oleh Gubernur Jenderal Hindia

Belanda pada tahun 1901 Nomor 131 tanggal 12 Maret 1901 didirikan rumah

gadai pemerintah (Hindia Belanda) di Sukabumi, Jawa Barat. Dengan

dikeluarkannya peraturan tersebut, maka pelaksanaan gadai dilakukan oleh

pemerintah Hindia Belanda sebagaimana diatur pada tahun 1901 Nomor 131

tersebut sebagai berikut.

Kedua sejak saat itu dibagian Sukabumi kepada siapapun tidak akan

diperkenankan untuk memberi gadai atau dalam bentuk jual beli dengan hak

membeli kembali, meminjam uang tidak melebihi seratus Gulden, dengan

hukuman tergantung kepada kebangsaan para pelanggar yang diancam dalam

1

(47)

pasal 337 KUHP bagi orang Eropa dan pasal 339 KUHP bagi

orang-orang Bumiputera.

Selanjutnya, dengan a1930 No. 226 Rumah Gadai tersebut mendapat

status Dinas Pegadaian sebagai Perusahaan Negara dalam arti

Undang-Undang perusahaan Hindia Belanda (Lembaran Negara Hindia Belanda 1927

No.419).

Pada masa selnjutnya, pegadaian milik pemerintah tetap diberi fasilitas

monopoli atas kegiatan pegadaian di Indonesia. Dinas pegadaian mengalami

beberapa kali perubahan bentuk badan hukum, sehingga akhirnya pada tahun

1990 menjadi Perusahaan Negara (PN) pegadaian, pada tahun 1969

Perusahaan Negara Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan)

pegadaian, dan pada tahun 1990 Perusahaan Jawatan Pegadaian diubah

menjadi Perusahaan umum (PERUM) pegadaian melalui Peraturan Pemerinah

nomor 10 Tahun 1990 Tanggal 10 April 1990. Pada waktu pegadaian masih

berbentuk Perusahaan Jawatan, misi sosial dari pegadaian merupakan

satu-satunya acuan yang digunakan oleh manajernya dalam mengelola pegadaian.

Pengelolaan pegadaian bisa dilaksanakan meskipun perusahaan tersebut

mengalami kerugian.

Sejak statusnya diubah menjadi Perusahaan Umum, keadaan tersebut

tidak sepenuhnya dapat dipertahankan lagi. Disamping berusaha memberikan

pelayanan umum berupa penyediaan dana atas dasar hukum gadai, manajemen

perum pegadaian juga berusaha agar pengelolaan usaha ini sependapat

(48)

mengalami keuntungan atau setidaknya penerimaan yang didapat mampu

menutup seluruh biaya dan pengeluarannya sendiri. Kantor pusat Perum

berkedudukan di Jakarta dan dibantu oleh kantor daerah, kantor perwakilan

daerah dan kantor cabang.

Saat ini jaringan usaha Perum Pegadaian telah meliputi lebih dari 500

cabang yang tersebar diseluruh Indonesia. Dengan misi membantu masyarakat

dari jeratan para lintah darat melalui pemberian uang pinjaman dengan hukum

gadai. Seiring dengan perkembangan zaman Pegadaian telah beberapa kali

berubah status mulai sebagai Perusahaan Jawatan (1901), Perusahaan di bwah

IBW (1928), Perusahaan Negara (1960), dan kembali ke Perjan di tahun 1969.

Baru di tahun 1990 dengan lahirnya PP10/1990 tanggal 10 April 1990 sampai

dengan terbitnya PP103 tahun 2000 Pegadaian berstatus sebagai Perum dan

merupakan salah satu BUMN dalam lingkungan Departemen Keuangan

Republik Indonesia hingga sekarang. Terbitnya PP/10 tanggal 1April 1990

dapat dikatakan menjadi tonggak awal kebangkitan Pegadaian. Satu hal yang

perlu dicermati bahwa PP10 menegaskan misi yang harus diemban oleh

Pegadaian untuk mencegah praktik riba. Misi ini tidak berubah hingga

terbitnya PP103/2000 yang dijadikan landasan kegiatan usaha Perum

Pegadaian sampai sekarang.

Pada saat ini Pegadaian Syariah sudah berbentuk sebagai sebuah

lembaga. Ide pembentukan Pegadaian Syariah selain karena tuntutan idealisme

juga dikarenakan keberhasilan terlembaganya bank dan asuransi syariah.

(49)

syariah mendapat perhatian oleh beberapa praktisi dan akademisi untuk

dibentuk dibawah suatu lembaga sendiri. Keberadaan Pegadaian Syariah atau

Rahn lebih dikenal sebagai bagian produk yang ditawarkan oleh bank syariah,

dimana bank menawarkan kepada masyarakat bentuk penjaminan barang guna

mendapatkan pembiayaan.

Mengingat adanya peluang dalam mengimplementasikan Rahn/gadai

syariah, maka Perum Pegadaian bekerja sama dengan Lembaga Keuangan

Syariah melaksanakan Rahn yang bagi Pegadaian dapat dipandang sebagai

pengembangan produk, sedang bagi Lembaga Keuangan Syariah dapat

berfungsi sebagai kepanjangan tangan dalam pengelolaan produk Rahn. Untuk

mengelola kegiatan tersebut, Pegadaian telah membentuk Divisi Usaha

Syariah yang semula dibawah binaan Divisi Usaha Lain.)

Pengertian Gadai Syariah, menurut Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata pasal 1150, gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang

mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut

diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai

utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang.

Gadai dalam fiqh disebut Rahn, yang menurut bahasa adalah tetap,

kekal, dan jaminan. Menurut beberapa mazhab, Rahn berarti perjanjian

penyerahan harta oleh pemiliknya dijadikan sebagai pembayar hak piutang

tersebut, baik seluruhnya maupun sebagian. Penyerahan jaminan tersebut tidak

harus bersifat aktual (berwujud), namun yang terlebih penting penyerahan itu

(50)

kepemilikan yang sah suatu harta jaminan. Menurut mazhab Syafi’i dan

Hambali, harta yang dijadikan jaminan tersebut tidak termasuk manfaatnya.

(Gadai syariah adalah produk jasa berupa pemberian pinjaman menggunakan

sistem gadai dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip syariat Islam, yaitu

antara lain tidak menentukan tarif jasa dari besarnya uang pinjaman).

Dalam hukum perdata, hak gadai hanya berlaku pada benda bergerak,

sedangkan dalam hukum Islam, rahn berlaku pada seluruh harta, baik harta

yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Perusahaan Umum Pegadaian

adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai

izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan

dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti

dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150 di atas.

Tugas pokoknya adalah memberikan pinjaman kepada masyarakat atas dasar

hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga

keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak

dari masyarakat.

B. Visi dan Misi Pegadaian Syariah2

1. Visi pegadaian

pada tahun 2013 pegadian menjadi “champion” dalam pembiayaan mikro

dan kecil berbasis gadai dan fiducia bagi masyarakat menengah kebawah.

2

(51)

2. Misi pegadaian

1. Membantu program pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan

rakyat khususnya golongan menengah kebawah dengan memberi

solusi keuangan yang terbaik dengan melalui pinjaman skala mikro

kecil dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia.

2. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan

melaksanakaan tata pola perusahaan yang baik dan secara konsisten.

3. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.

1. Tugas, Tujuan dan Fungsi Pegadaian Syariah

1. Tugas pokok

Tugas pokok pegadaian yaitu menyalurkan uang pinjaman atas dasar

hukum gadai dan usaha-usaha lain yang berhubungan dengan tujuan

pegadaian atas dasar materi.

2. Tujuan pokok

Sebagai lembaga keuangan syari’ah non bank milik pemerintah

bertujuan untuk menyediakan tempat badan usaha bagi orang-orang

yang menginginkan prinsip-prinsip syari’ah bagi masyarakat muslim

khususnya dan pada semua lapisan masyarakat non muslim pada

umumnya. Disamping itu untuk memenuhi kebutuhan umat akan jasa

(52)

3. Fungsi Pokok Pegadaian

1. Mengelola penyaluran uang pinjama atas dasar hukum gadai

dengan cara mudah, cepat, aman dan hemat.

2. Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang

menguntungkan bagi pegadaian maupun masyarakat.

3. Mengelola keuangan perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan

pelatihan.

4. Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaian.

5. Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi

pengelolaan pegadaian.

2. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah

1. Badan usaha milik negara, adalah badan usaha yang seluruh atau

sebagaian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan

secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan,

sebagaimana yang di maksud dalam undang-undang No 19 Tahun

2003 tentang badan usaha milik negara (Lembaran Negara Tahun 2003

No 70, dan tambahan lembaran Negara No 4297).

2. Perusahaan persero, yang disebut persero adalah BUMN yang

terbentuk persero terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang

seluruh atau paling sedikit 51% saham dimiliki oleh Negara Republik

(53)

3. Perusahaan, adalah PT. PEGADAI (persero), yaitu BUMN yang

berbentuk perusahaan perseroan yang didirikan berdasarkan peraturan

Pemerinthan Republik Indonesia No 51 Tahun 2011 tentang perubahan

bentuk badan hukum perusaan umum (perum) dan oegadaian menjadi

perusaan perseroan (persero) (Lembaran Negara Tahun 2011 No 132)

keputusan Mentri Negara BUMN Nomor : Kep-142/MBU/2011

tanggal 22 juni tentang perubahan bentuk badan hukum perusahaan

umum dan pegadaian menjadi perusahaan perseroan.

4. Organ perusahaan, Rapat umum pemegang saham, dewan komisaris

dan direksi

5. Rapat umum pemegang saham, yang selanjutnya disebut RUPS

adalah organ perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam

perusahaan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan

kepada direksi atau komisaris.

6. Dewan komisaris, organ perusahaan yang bertugas melakukan

pengawasaan terhadap kebijakan perusahaan, jalannya pengurusan

pada umumnya baik mengenai perusahaan maupun usaha perusahaan

yang dilakukan oleh direksi serta memberikan nasihat kepada direksi

termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan RJPP, RKAP serta

ketentuan anggaran dasar dan keputusan RUPS, serta peraturan

perundang-undanganyang berlaku, untuk kepentingan perusahaan dan

Gambar

Gambaran Umum Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya : Dalam bab
GAMBARAN SINGKAT PEGADAIAN SYARIAH

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis data diketahui bahwa strategi marketing public relations yang dilakukan oleh Asuransi Takaful pertama adalah melakukan riset pemasaran untuk menetapkan segmentasi

Kesimpulan penelitian adalah bahwa strategi Public Relations PT.Telkomsel dalam membangun citra perusahaan masih tergolong lemah, hal ini karena tidak dibarengi dengan

Hasil penelitian ini adalah strategi yang digunakan public relations TV9 dalam membangun citra perusahaan sebagai televisi lokal religi di Surabaya yaitu

Salah satu kegiatan komunikasi perusahaan untuk membangun citra yang dilakukan oleh Public Relations Officer (PRO) PT Premium Motorindo Abadi adalah melaksanakan

Identifikasi masalah dan tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui strategi Public Relations PT.Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dalam membangun brand

Strategi pemilihan informan disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui strategi public relations yang dilakukan Starbucks Coffee dalam membangun

i Strategi Marketing Public Relations Dalam Membangun Brand Awareness IndonesiaX Melalui Aktivitas Public Relations SARAH GERALDINE Abstrak Ada banyak kursus online gratis di

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari adanya penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana strategi Marketing Public Relations IndonesiaX, khususnya di bidang Public Relations untuk