1 1.1 Latar Belakang
PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki
Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal
10Desember 1957 dengan nama PT. PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini
berganti nama menjadi PN. PERMINA dan setelah merger dengan
PN.PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN. PERTAMINA.
Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan
menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah
status hukumnya menjadi PT. PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17
September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22
tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
PT. PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny
Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri
Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No.C-24025 HT.01.01 pada tanggal
09Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan
Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya
berdasarkan PP. No.31Tahun 2003 "Tentang pengalihan bentuk perusahaan
perseroan (Persero)". Sesuai akta pendiriannya, maksud dari Perusahaan
Perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi,
baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau
menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. Selama lebih
dari setengah abad, Pertamina telah melayani kebutuhan energi dalam negeri
dengan mengelola kegiatan operasi yang terintegrasi di sektor minyak, gas, dan
panas bumi. Pertamina juga senantiasa berupaya untuk memperbaiki kinerja
operasi dan keuangan guna memberikan kontribusi yang terbaik bagi
perekonomian Indonesia.
Pertamina telah memasuki suatu era baru.Perubahan hukum dan undang– undang di Indonesia telah menumbuhkan suatu pola bisnis baru yang
menyebabkan masuknya pesaing di sektor pemasaran dalam negeri. Harapan para
pemangku kepentingan kepada perusahaan ini pun semakin tinggi, dan pemerintah
mengharapkan dividen yang lebih besar dapat diberikan oleh perusahaan kepada
negara. Selain itu, dalam kerangka good governance, Pertamina perlu
melaksanakan bisnis yang transparan dan bersih. Hal ini juga menjadi tekad
pemerintah untuk memastikan transparansi dan profesionalisme dalam sektor
bisnis. Merespon kondisi tersebut, Pertamina mencanangkan program
transformasi perusahaan pada 20 Juli 2006 dengan dua tema besar yakni
fundamental dan bisnis. Keberhasilan proyek terobosan yang dilaksanakan dalam
100 hari pertama telah berhasil membangun momentum dan semangat untuk
melaksanakan transformasi guna membawa perusahaan ini menuju pentas
untuk mempertahankan sekaligus mengembangkan Pertamina sebagai economy
powerhouse. Pertamina juga berharap transformasi menuju Pertamina masa depan
dapat berjalan dengan baik, sehingga Pertamina dapat menjawab harapan para
pemangku kepentingan dengan menjadi suatu lokomotif ekonomi nasional
dalamarti sebenarnya. Setelah menempatkan landasan transformasi, pertamina
telah membentuk sebuah roadmap untuk 15 tahun ke depan menuju cita-cita
menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia. Penjualan merupakan sasaran
akhir dari sebuah aktivitas Pertamina dalam mencapai tujuan pokok perusahaan.
Agar tercapai penjualan yang tinggi diperlukan kebijakan penjualan yang dapat
menarik minat konsumen terhadap produk tersebut.
Pada masa sekarang ini profil konsumsi BBM untuk kendaraan bermotor di
jawa barat meningkat,hal ini dikarenakan adanya peningkatan kepemilikan
kendaraan bermotor yang semakin tinggi. Adanya peningkatan kepemilikan
kendaraan bermotor di jawa barat terjadi dikarenakan kemudahan dalam
pembeliannya baik secara kredit ataupun tunai, sehingga semakin banyak orang
yang menggunakan kendaraan bermotor maka akan berpengaruh terhadap
penjualan BBM . Menilai lonjakan konsumsi BBM dalam kurun waktu satu pekan
terakhir akibat peningkatan pengguna kendaraan bermotor yang mudik ke
kampung halaman, secara kuantitatif, terjadi peningkatan cukup besar dalam hal
pengguna kendaraan pribadi baik kendaraan roda empat maupun kendaraan roda
dua.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melansir terdapat
mudik pada akhir Agustus 2011. Peningkatan konsumsi BBM yang signifikan
terlihat terutama di Pulau Jawa bagian barat, sepanjang jalur Pantura di Jawa
Barat mengalami kenaikan konsumsi BBMnya paling signifikan yakni 30-40
persen. Tren konsumsi BBM bersubsidi jenis Premium terus menunjukkan grafik
peningkatan. Sepanjang Juli ini, rata-rata konsumsi Premium menunjukkan angka
tertinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas)
Adi Subagyo Subono mengatakan, sepanjang Juli 2011 ini, konsumsi Premium
mencapai 1.715.266 kilo liter (KL) atau rata-rata 71.469 KL per hari. Dibanding
bulan-bulan sebelumnya, ini adalah yang tertinggi, dikarenakan pertumbuhan
jumlah kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun mobil, menjadi pemicu
utama naiknya konsumsi premium. Memang, kalau ekonomi tumbuh, penjualan
kendaraan bermotor naik, maka konsekuensinya ya konsumsi BBM ikut
naik.Sebelumnya, Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo
mengatakan, naiknya harga Pertamax memang berkorelasi langsung dengan
turunnya volume penjualan, yang kemudian berpengaruh pada naiknya konsumsi
BBM Premium. Makin lebar disparitas (perbedaan) harga, makin tinggi konsumsi
Premium, Data menunjukkan, seiring naiknya harga Pertamax, maka
konsumsinya pun turun. Pada Januari, ketika harga Pertamax Rp 7.500 per liter,
konsumsi Pertamax mencapai 2,03 ribu KL per hari, kemudian ketika pada
Februari harga Pertamax naik menjadi 7.950 per liter, konsumsinya turun menjadi
1,90 ribu KL per hari,demikian seterusnya hingga ketika harga Pertamax
tinggal 1,25 ribu KL per hari. Namun, ketika pada Juni harga Pertamax turun
menjadi Rp 8.450 per liter, konsumsi Pertamax mulai naik kembali ke 1,41 ribu
KL per hari.Sementara itu, PT Pertamina (Persero) melaporkan selama Agustus
ini konsumsi bensin subsidi jenis premium habis sebanyak 16,575 juta kiloliter
(KL) atau melebihi kuota sebesar 1,6%.
Data yang disampaikan oleh Manager Media Pertamina Wianda A
Pusponegoro. Selain premium, konsumsi minyak tanah atau kerosene di Agustus
mencapai 1,197 juta KL atau 0,1% di atas kuota yang ditetapkan. Kemudian
konsumsi solar selama Agustus mencapai 9,443 juta KL atau 0,9% di atas kuota
yang ditetapkan dalam APBN-P 2011.Adapun selama liburan lebaran, dalam data
Pertamina dikatakan konsumsi BBM meningkat terutama di jalur mudik. Wilayah
Garut, Sumedang dan sekitarnya mencapai 1.008 atau 21% di atas kuota dengan
BBM dipasok dari Tasikmalaya. Sampai akhir Agustus, Pertamina melaporkan
stok bensin premium mencapai 1.254.885 kilo liter atau cukup untuk 17 hari.
Kemudian stok minyak tanah mencapai 381.758 kilo liter atau cukup untuk 59
hari. Stok solar mencapai 1.611.861 kilo liter atau cukup untuk 21 hari.Stok
bensin pertamax mencapai 97.728 kilo liter atau cukup untuk 61 hari. Lalu stok
bensin pertamax plus capai 30.162 kiloliter atau cukup untuk 104 hari.
Maka dari permasalahan yang ada, penulis telah melakukan penelitian dan
menganalisa. Penulis menetapkan judul untuk laporan ini dengan judul “Analisis
1.2 Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1 Maksud Penelitian Kerja Praktek
Maksud dari penelitian kerja praktek ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat untuk program studi Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia
Bandung dan mengimplementasikan materi - materi kuliah di lapangan atau
dunia nyata serta menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai bidang
yang telah dipelajari di bangku kuliah.
1.2.2 Tujuan dari Kerja Praktek
Tujuan dari kegiatan kerja praktek yakni :
1. Untuk mengetahui prosedur pelaporan penjualan BBM pada
PT.Pertamina
2. Untuk mengetahui kendala - kendala pelaporan penjualan BBM
pada PT.Pertamina
3. Untuk mengetahui upaya menanggulangi kendala – kendala pelaporan penjualan BBM pada PT.Pertamina.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak serta
dapat bermanfaat bagi penulis dan semua yang berkepentingan, diantaranya :
1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang laporan
penjualan perusahaan dalam hal meningkatkan keandalan dari
penyusunan suatu laporan penjualan perusahaan sampai pelaporan
2. Bagi PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung
Semoga dapat membantu kinerja para pegawai di kantor
PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung dalam
pekerjaan pembuatan laporan penjualan BBM.
3. Bagi Program Studi Akuntansi
Kuliah Kerja Praktek yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk
mengetahui bagaimana proses pembuatan laporan penjualan yang
dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang
Bandung, dan yang penulis lakukan berkaitan dengan mata kuliah yang
ada pada jurusan akuntansi.
1.4 Metode Kerja Praktek
Menurut Arikunto, Suharsimi (2006:160) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara (interview),
pengamatan / observasi, tes, dokumentasi, dan angket.
Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Data yang diperoleh juga harus data empiris yang mempunyai
kriteria tertentu yaitu Valid.Valid menunjukan derajat ketetapan antara data yang
sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh
peneliti.Oleh sebab itu, dalam pengambilan data untuk penulisan Laporan Praktek
Kerja Lapangan penulis menggunakan Metode pengamatan atau observasi.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah
1. Wawancara (Interview)
Wawancara digunakanpenulis dalam melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Penulis secara
langsung menanyakan beberapa pertanyaan kepada pihak yang
berhubungan langsung dengan objek yang diteliti untuk mendapatkan data
yang otentik, tepat dan akurat serta dapat dipercaya. Setelah mendapatkan
data dari hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh penulis akan
menjadi dasar dalam Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan.
2. Observasi
Observasi meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indera, dalam arti luas observasi
berarti pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan
menggunakan alat – alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Dalam arti sempit observasi berarti pengamatan secara langsung terhadap
fenomena yang diselidiki. Oleh sebab itu, penulis melihat secara langsung
semua kegiatan yang dilakukan oleh staff perusahaan dan mengambil
kesimpulan untuk dijadikan data dalam penyusunan laporan Praktek Kerja
Lapangan.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu dengan cara
mengambil data-data tentang laporan penjualanyang penulis ambil sebagai
judul dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan.
1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek 1.5.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan
Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan yang berlokasi di PT.
Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung Jl. Wirayudha No.1
Bandung, Telepon (022) 2515301 Fax. (022) 2515317.
1.5.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan berlangsung selama 25 hari yang dilaksanakan
mulai dari tanggal 18 Juli sampai dengan tanggal 19 Agustus 2011, setiap hari
10
2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara atau disingkat
dengan (PERMINA) adalah salah satu perusahaan milik negara yang merupakan
badan usaha yang mengusahakan sumber-sumber pendapatan bagi negara yang
berkantor pusat di Jakarta, terletak di JL. Medan Merdeka Timur No. 1A Jakarta
Pusat, dengan wilayah kerja meliputi seluruh nusantara maupun
perwakilan-perwakilan di luar negeri.
Pertamina Cabang Bandung yang berkedudukan di JL. Wirayuda No.1
Bandung yang berfungsi untuk mengatur layanan kebutuhan BBM/ non BBM serta
produk lainnya yang diperdagangkan Pertamina, bagi masyarakat di wilayah: Kota
Madya Bandung, Kabupaten Bandung, Kotip Cimahi, Kabupaten Cimahi, Kabupaten
Sumedang, Kotip Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut,
Kabupaten Majalengka.
Pertamina merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibentuk
berdasarkan UU No. 8 Tahun 1971 yang bergerak dalam bidang pengusahaan
pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang meliputi eksplorasi, pemurnian,
pengolahan, pengangkutan dan penjualan Minyak dan Gas Bumi di dalam Negeri.
Migas Namun setelah dikeluarkan nya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001
kegiatan pengadaan dan pendistribusian Bahan bakar Minyak di dalam negri. Dalam
hal ini, posisi Pertamina sama seperti badan usaha lain yang ditunjuk oleh pemerintah
dalam melaksanakan kegiatan Migas di dalam Negeri.
Pada Zaman Kolonial ( sekitar abad ke- 16) Perang minyak dalam arti
sesungguhnya antar angkatan laut aceh dengan Armada Portugis di Selat Malaka
Minyak Mentah di jadikan peluru api obat-obatan, obor, dan lain-lain.
Zaman Kolonial Belanda dimulai pada tahun 1859, sumur minyak komersial
Pertama di Dunia dib or oleh Kolonial E.L. Drake di titusvill, Pennsyluania, Amerika
Serikat Pada tahun 1871 Jan Reering mengebor sumur pertama di Cibodas
(Majalengka) dan Paliman (dekat Cirebon) Jawa barat, tapi kurang berhasil tahun
1883 AJ. Zijlker memulai pengeboran di kuala tunggal setelah mendapat konsesi dari
sultan langkat belum berhasil. Tahun 1885 berhasil menemukan secara komersial di
talaga tunggal dengan nama lapangan talaga Said, kemudian tahun 1890 konsensi AT.
Zijlker dialihkan keperusahaan minyak De Koninklijke, akhirnya pada tahun 1891
dan tahun 1892 keberhasilan telaga Said menarik banyak peminat mencari minyak
sekitar Surabaya, Jambi, Aceh Timur, Kalimantan setelah itu tahun 1892 kilang
pangkalan Brandan didirikan oleh Shell lapangan minyak sanga-sanga konsensi
Sultan Kutai, Lapangan minyak tatakan (1905) Lapangan Minyak Bunyu (1922),
tahun 1897 Kilang Minyak wonokromo didirikan oleh Adrian Stoop pemilik
Perusahaan minyak Dortshe Pertoleum di Surabaya (1887), tahun 1904 Kilang
didirikan Perusahaan yang berperan pada Zaman Kolonial Belanda BPM - SHELL -
STANVAC – CALTEX.
Pada Zaman Jepang diantaranya adalah jepang melakukan explorasi, tahun
1944 di lokasi sumur minas melanjutkanpemboran eksploradi dengan menggunakan
peralatan yang ditinggalkan Caltex, kemudian di jambi melakukan kilang kecil untuk
keperluan perang, dikenali asam, dan diadakan kursus pemboran / geologi
perminyakan pemeliharaan sumur oleh ahli-ahli Jepang.
Zaman Kemerdekaan sebelum Permina di mulai Sumatra Utara yaitu para
pejuang atau laskar minyak membentuk PT. MNRI daerahnya Aceh Langkat, tahun
1956 setatusnya menjadi TMSU, medio 1957 pemerintah menguasakan TMSU
kepada kasad menugaskan Kol. Dr. Ibnu Sutowo memimpin TMSU, oktober 1957 di
ubah lagi menjadi PT. ETMSU,10 Desember 1957 diubah lagi menjadi PT.
PERMINA dan sekarang di peringati sebagai hari jadi PERTAMINA yang kedua di
Jambi (Sumatra Selatan) dibentuk wadah permiri di kuasai milik BPM, Stanvac,
Niam. Yang ketiga di Jawa Tengah, Laskar minyak pemerintah membentuk PTMN,
dilanjutkan tahun 1950 PTMN diubah Menjadi PTMR1.
Menurut UUD 1945 perkembangan industri Minyak dan Gas bumi harus
berdasarkan pada isi dan jiwa Pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945, yang kemudian
melahirkan UU No. 44 tahun 1960 sebagai landasan hokum bagi perusahaan minyak
dan gas bumi. Berdasarkan Undang-Undang tersebut pula Peraturan Pemerintah No.
198 Tahun 1961 mengubah PT. PERMINA menjadi PN. PERMINA dan peraturan
PN. PERTAMIN (Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Nasional) yaitu perusahaan minyak nasional kedua yang didirikan oleh pemerintah
yang merupakan penjelmaan dari NIAM (Nederlandesach Indisch Ardoline
Maatschappiji) yaitu bekas perusahaan patungan antara SHEEL dengan pemerintah
Hindia Belanda. Pada tahun 1921 sampai dengan 31 Desember 1960 PN.
PERTAMIN menjadi konsensi dengan wilayah operasinya terletak di jambi dan pulau
Banyu Kalimantan, dengan tugas utamanya, yaitu penyaluran minyak dalam negeri,
sementara pencarian minyak, perushaan ini kurang beruntung dibandingkan dengan
keberhasilan perusahaan lainnya.
PN.PERTAMIN dan PN.PERMINA menjadi suatu perusahaan berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1968 Pada bulan Agustus 1969 pemerintah
mengintegrasikan nya dan di beri nama Perusahaan Negara Pertambangan Minyak
dan Gas Bumi Nasional (PN.PERTAMINA), hal ini dilakukan untuk meningkatkan
efesiensi dan produktifitas lebih tinggi dari apa yang telah dicapai oleh
masing-masing perusahaan sebelumnya, berdasarkan UU No. 8 Tahun 1971 PN. PERTAMIN
di ubah menjadi PERTAMINA.
Menjelang berakhirnya pada abad 20 berbagai perkembangan telah terjadi,
hal ini makin memperkuat akan terjadinya perubahan-perubahan mendasar dalam
bidang perekonomian yang mengarah kepada sistem pasar bebas ekonomi terbuka
dan persaingan usaha yang semakin tajam, perubahan lingkungan adanya strategis
serta penugasan pemerintah kepada PERTAMINA yang kurang menunjang bagi
untuk PERTAMINA mengubah proses bisnis yang dilakoninya sebagai bagian dari
perusahaan Nasional, PT.PERTAMINA mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan
minyak dan gas bumi dengan memperoleh hasil yang sebesar-besarnya bagi
kemakmuran Rakyat dan Negara, serta menyediakan, melayani dan memenuhi
kebutuhan bahan bakar minyak dan Gas Bumi untuk dalam negri. Dalam kegiatannya
pertambangan di Indonesia, PERTAMINA dapat melakukan perluasan bidang-bidang
usaha selama masih ada hubungan nya dengan perusahaan minyak dan gas bumi serta
berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan.
2.1.1 Visi dan Misi
PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung mempunyai
visi dan misi sebagai berikut :
Visi PT. PERTAMINA (Persero) UPms III Cabang Bandung adalah :
Menjadi perusahaan yang unggul, maju dan terpandang (To be a respected leading
company).
Misi dari PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung adalah :
1. Melakukan Usaha dalam bidang Energi dan Petrokimia serta usaha
lain yang menunjang bisnis Pertamina.
2. Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara professional, kompetitif
3. Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan,
pekerja dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional.
2.1.2 Lambang Perusahaan
PT.PERTAMINA Pada Hari Ulang Tahun Ke-48 yang jatuh pada hari sabtu
tanggal 10 Desember 2005, PT.PERTAMINA yang selama ini dikenal dengan
identitas kuda laut, kini identitas kuda laut itu mengganti penampilannya dengan identitas huruf “P” dengan mengkombinasikan dalam tiga warna yang mempunyai
identik dengan bentuk anak panah yang melesat dan mempunyai warna yang cerah
untuk mengenalkan kepada publik.
Gambar 2.1
Arti logo :
a) Warna Biru melambangkan andal dan dapat dipercaya.
b) Warna Hijau melambangkan sumber daya energi yang berwawasan
lingkungan.
c) Warna Merah mencerminkan keuletan, ketegasan dan keberanian
dalam menghadapi berbagai macam kesulitan, jiwa yang dulu dilayani
kini harus melayani, customer oriented dan customer satisfaction.
Tata nilai PT.PERTAMINA adalah :
1. Fokus yaitu, menggunakan secara optimum berbagai kompetisi
perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan.
2. Intergritas yaitu, mampu mewujudkan komitmen kedalam tindakan nyata.
3. Visionary (berwawasan jauh kedepan) yaitu, mengantisipasi
lingkungan usaha yang berkembang saat ini maupun yang akan
datang untuk dapat tumbuh dan berkembang.
4. Excellence (unggul) yaitu, menampilkan yang terbaik dalam semua
pengeleloaan usaha.
5. Mutual Respect (kesetaraan dan kesederajatan) yaitu,
menempatkan seluruh pihak yang terkait setara dan sederajat dalam
2.2 Struktur Perusahaan PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung
Faktor yang sangat penting dan saling berkaitan dalam suatu perusahaan yaitu
manejemen dan struktur organisasi. Manejemen merupakan pelaksanaan
fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan terhadap kerja
perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Sedangkan
organisasi merupakan setiap bentuk perkumpulan antara dua orang atau lebih yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama . Oleh karena itu organisasi merupakan
alat atau sarana perusahaan dalam mencapai tujuan, sehubungan dengan hal tersebut
diatas PT. Pertamina Unit Pemasaran III Cabang Bandung membuat struktur yang
memberikan basis untuk penugasan kepada berbagai unsur dalam organisasi dan
untuk mengembangkan mekanisme kontrol bagi terjaminnya tugas tersebut sesuai
Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) UPms III Cabang Bandung
Gambar 2.2
2.3 Uraian tugas perusahaan
Uraian tugas PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pemasaran III Cabang
Bandung adalah Melaksanakan pengusahaan minyak dan gas bumi dengan memperoleh hasil yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat dan negara serta
menyediakan, melayani dan memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dan gas bumi
untuk dalam negeri.
Dalam kegiatan pertambangan di Indonesia, Pertamina dapat melakukan
perluasan bidang-bidang usaha selama masih ada hubungannya dengan pengusahaan
minyak dan gas bumi serta berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan,
Kuasa pertambangan tersebut diberikan pada batas dan wilayah serta syarat-syarat
yang ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri Pertambangan dan Energi. Dari gambar 2.2 diketahui tugas dan tanggung jawabnya :
a) Kepala Cabang
Tugas : Mengawasi / mengontrol / memonitoring setiap kepala fungsi dan berhak memutuskan dan menjalankan setiap pelaksanaan tugasnya.
b) Wira Penjualan Rayon XI Kota Cimahi dan Kabupaten Sumedang
Tugas : Untuk memperlancar proses pembuatan SPBU dan mengawasi serta mengontrol baik losis dan volume menurut wilayah SPBU tersebut; memantau
dan mengawasi penjualan BBM dan Non BBM untuk wilayah Kota Cimahi
c) Wira Penjualan ( Retail )Rayon IX Kota dan Kabupaten Bandung
Tugas : Untuk memperlancar proses pembuatan SPBU dan mengawasi serta mengontrol baik losis dan volume menurut wilayah SPBU tersebut; memantau
dan mengawasi penjualan BBM dan Non BBM untuk wilayah Kota dan
Kabupaten Bandung.
d) Sales Engineering
Tugas : Mendistribusikan Non BBM yaitu pelumas kepada agen-agen besar dan juga memantau serta mengecek lossis dari para bengkel-bengkel serta
konsumen sebagai pengguna.
e) Kepala Distribusi
Tugas : Memantau lossis BBM terhadap depot-depot setempat dan juga mengontrol pendistribusian BBM dari depot-depot yang diangkut melalui
transportir hingga pada SPBU setempat.
f) Kepala Teknik
Tugas : Melakukan pengecekan unsur-unsur teknisi yang berada di depot-depot serta melakukan penanggulangan terhadap kerusakan pada saluran pipa
BBM dan menindak lanjuti kemungkinan adanya pencemaran.
g) Kepala Penjualan
Tugas : Untuk menerima laporan setiap bulannya baik dari setiap SPBU ataupun dari agen-agen minyak tanah dan juga memeriksa penandatanganan
h) Kepala Keuangan
Tugas : Mendata serta mengontrol pemasukan, pengeluaran dan membuat laporan akhir bulan yang akan diteruskan ke kepala keuangan perusahaan.
i) Kepala Personalia
Tugas : Untuk mengkoordinir dan mengesahkan setiap penandatangana masalah intern di perusahaan dan berhak mengatur para tenaga kerja sesuai
kapasitas dan kualitas.
j) Kepala Security
Tugas : Mengamankan, mengawasi, mengontrol baik dari aktifitas tempat dimana perusahaan itu berdiri.
k) Kepala Kesehatan
Tugas : Memeriksa dan mengobati para pasien mengenai keluhan penyakitnya serta memberi izin mengenai emergency ke rumah sakit dengan
sesuai prosedur menurut aturan perusahaan.
l) Kepala Depot Padalarang
Tugas : Mendistribusikan volume BBM ataupun Non – BBM, mengecek dan mengontrol volume dari tiap – tiap tangki timbun hingga sampai mengatur jumlah pengambilan BBM dan Non – BBM dari pihak transportir.
m) Kepala Depot Ujung Berung
n) Kepala Depot Tasikmalaya
Tugas : Mendistribusikan volume BBM ataupun Non – BBM, mengecek dan mengontrol volume dari tiap – tiap tangki timbun hingga sampai mengatur jumlah pengambilan BBM dan Non – BBM dari pihak transportir.
o) Kepala DPPU Husein
Tugas : Mendistribusikan volume BBM khususnya avtur dan mengontrol pengecekan masuknya avtur ke dalam tiap – tiap pengisian pesawat terbang.
2.4 Kegiatan perusahaan
Dalam menyelenggarakan usaha yang bergerak dalam bidang energi dan
petrokimia, maka PERTAMINA membagai usahanya dalam dua sektor yaitu usaha
hulu dan usaha hilir, dan untuk mendukung terlaksananya bisnis tersebut dengan baik
maka PERTAMINA dibantu oleh anak – anak perusahaan. 2.4.1 Sektor hulu
Kegiatan usaha PERTAMINA Hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak,
gas, dan panas bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dangas
dilakukan di beberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Pengusahaan di
dalam negeri dikerjakan oleh PERTAMINA Hulu dan melalui kerjasama dengan
mitra sedangkan untuk pengusahaan di luar negeri dilakukan melalui aliansi
strategis bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak
dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di
memiliki usaha di bidang pemboran minyak dan gas. Kegiatan eksplorasi
ditujukan untuk mendapatkan penemuan cadangan migas baru sebagai pengganti
hidrokarbon yang telah diproduksikan. Upaya ini dilakukan untuk menjaga agar
kesinambungan produksi migas dapat terus dipertahankan. Aktivitas eksplorasi
dan produksi dilakukan melalui operasi sendiri dan konsep kemitraan dengan
pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak dan gas berupa JOBEOR (Joint
Operating Body for Enhanced Oil Recovery), JOB-PSC (Joint Operating Body for
Production Sharing Contract), TAC (Technical Assistance Contract), BOB
(Badan Operasi Bersama), penyertaan berupa IP (Indonesian Participation) dan
PPI (Pertamina Participating Interest), serta proyek pinjaman sedangkan
pengusahaan panasbumi berbentuk JOC (Joint Operating Contract). Pengusahaan
minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh) Daerah Operasi Hulu
(DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut adalah DOH Nangroe Aceh Darussalam
(NAD) Sumatra Bagian Utara yang berpusat di Rantau, DOH Sumatra Bagian
Tengah berpusat di Jambi, DOH Sumatra Bagian Selatan berpusat di Prabumulih,
DOH Jawa Bagian Barat berpusat di Cirebon, DOH Jawa Bagian Timur berpusat
di Cepu, DOH Kalimantan berpusat di Balikpapan, dan DOH Papua berpusat di
Sorong. Pengusahaan bidang panas bumi dilakukan di 3 (tiga) area panas bumi
dengan total kapasitas terpasang sebesar 162 MW. Ketiga Area Panas Bumi
tersebut adalah Area Sibayak (2 MW) di Sumatra Utara, Kamojang (140 MW) di
Jawa Barat dan Lahendong (20 MW) di Sulawesi Utara. Sampai akhir tahun 2004
yang terdiri dari 6 JOB-EOR, 15 JOB-PSC, 44 TAC, 27 IP/PPI (termasuk
BOB-CPP) dan 5 proyek loan. Sedangkan untuk bidang panas bumi terdapat 8 JOC.
Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan usahanya
baik di dalam dan luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra. Pertamina
juga memiliki usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak dan gas
melalui Pertamina Drilling Service (PDS) yang memiliki 26 unit rig pemboran
serta anak perusahaan PT Usayana yang memiliki 7 rig pemboran. Dalam kegiatan
transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan panjang total 3800 km
dan 64 stasiun kompresor.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai anak – anak perusahaan PERTAMINA:
1. PT.PERTAMINA EP (PEP) dengan visi "PEP World Class" pada 2014. Perusahaan ini menyelenggarakan usaha hulu di bidang minyak dan
gas bumi meliputi eksplorasi dan eksploitasi, serta penjualan produksi
minyak dan gas bumi hasil kegiatan eksploitasi. PEP juga menyelenggarakan
kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung
menunjang kegiatan usaha tersebut di atas. Wilayah kerja PT.PERTAMINA
EP merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan
Migas PT.PERTAMINA (Persero). Wilayah Kerja yang mulai dikelola oleh
PT.PERTAMINA EP sejak 17 September 2005 termasuk di dalamnya seluruh
melalui TAC (Technical Assistance Contract) sebanyak 33 kontrak serta JOB
EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery) sebanyak 3 kontrak.
2. PT.PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PGE)
Adalah anak perusahaan Direktorat Hulu PT.Pertamina (Persero) yang
menangani kegiatan usaha geothermal. Saat ini PGE mengelola 15 Wilayah
Kerja Pertambangan (WKP) panas bumi dengan total cadangan 8.480 MW
dan kapasitas terpasang sebesar 852 MW. Dalam pengembangan usaha
menuju visi 2014: "World Class Geothermal Energy Enterprise ", PGE
bertekad untuk menjadi produsen energi geothermal no.3 di dunia dengan
kapasitas produksi 1035 M.
3. PT.PERTAGAS
merupakan suatu entitas bisnis yang bergerak dalam usaha niaga,
transportasi, distribusi, pemrosesan dan bisnis lainnya yang terkait dengan gas
alam dan produk turunannya. Untuk mempertegas definisi dan cakupan
keberadaannya, maka PT.PERTAGAS pun meyusun pernyataan misi (mission
statement) sebagai berikut: "Melakukan bisnis gas bumi dan bisnis terkait
secara profesional yang memberikan nilai tambah bagi stakeholders,
berwawasan lingkungan, mengutamakan keselamatan dan kesehatan serta
dunia yang memiliki usaha di semua lini bisnis gas secara terintegrasi,
disegani dan menguasai pasar lokal Indonesia dan luar negeri.
4. PT.PERTAMINA HULU ENERGI (PHE)
Adalah salah satu anak perusahaan PT.PERTAMINA (PERSERO)
yang bergerak di bidang pengelolaan portofolio usaha sektor hulu minyak dan
gas bumi serta energi lainnya. Kegiatan PHE kedepan dirancang sesuai visi
2014 yaitu Menjadi perusahaan multinasional yang terpandang di bidang
energi di sektor hulu migas dan energi (Respectable Multinational Upstream
Energy Company). Perusahaan ditugaskan untuk mengelola dan
mengembangkan portofolioportofolio usaha hulu migas yang telah dan/atau
akan dijalankan dari berbagai bentuk kerjasama seperti JOB-PSC, IP/PPI,
BOB dan sebagainya, baik di dalam maupun luar negeri. Tugas ini tercermin
di dalam mission statement perusahaan sebagai berikut: Melaksanakan
pengelolaan operasi dan portofolio usaha sektor hulu minyak dan gas bumi
serta energi lainnya yang flexible, lincah dan berdaya laba tinggi yang
memberikan nilai tambah bagi stakeholders.
5. Drilling Service Hulu (DS)
merupakan salah satu Strategic Business Unit (SBU) Direktorat Hulu,
yang mengelola usaha jasa drilling (pemboran) dan workover. Awalnya DS
merupakan fungsi bor di dalam organisasi Pertamina Direktorat Eksplorasi &
Kpts-081/C00000/2006-S0, struktur organisasi Drilling Services Dit Hulu
dikembalikan menjadi SBU di bawah Direktorat Hulu sebagai persiapan
membentuk anak perusahaan di 2007.
6. Exploration and Production Technology Center (EPTC)
Dibentuk pada 27 September 2006. Aktivitasnya difokuskan dalam
aspek pengembangan dan inovasi teknologi kebumian, untuk tujuan
eksplorasi dan produksi dengan menyediakan end-to-end EP technology
solution yang andal, cepat dan tepat guna.
2.4.2 Usaha hilir 1. BBM Retail
Merupakan salah satu fungsi di Direktorat Pemasaran dan Niaga yang
menangani pemasaran BBM retail untuk sektor transportasi dan rumah
tangga. Pertamina melakukan pemasaran BBM Retail melalui lembaga
penyalur Retail BBM/BBK yang saat ini tersebar diseluruh Indonesia,
seperti SPBU (Statiun Pengisian BBM Untuk Umum), Agen Minyak Tanah
(AMT), Agen Premium & Minyak Solar (APMS), serta Premium Solar
Packed Dealer (PSPD). Saat ini Pertamina sedang berbenah untuk
melakukan transformasi di segala bidang, termasuk di fungsi Retail Outlet
SPBU. Upaya yang dilakukan dalam perubahan tersebut adalah pemberian
standarisasi pelayanan SPBU Pertamina. Pertamina berkomitmen
memberikan pelayanan terbaik dengan istilah Pertamina Way. Penjabaran
format fisik dan produk dan pelayanan. Pertamina Way merupakan standar
baru yang diterapkan untuk seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak
Umum (SPBU Pertamina) di seluruh Indonesia kepada konsumen baik dari
segi pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas termasuk kenyamanan di
lingkungan SPBU. SPBU yang telah sukses menerapkan Pertamina Way
berhak mendapatkan Sertifikasi Pasti Pas, setelah dinyatakan lolos oleh
auditor independen bertaraf Internasional.
2. BBM Industri & Marine
Merupakan satu Divisi di Direktorat Pemasaran dan Niaga, Divisi
Pemasaran BBM dengan tugas pokok menangani semua usaha marketing dan
layanan jual Bahan Bakar Minyak kepada konsumen Industri dan Marine.
BBM yang tersedia meliputi Minyak Solar (High Speed Diesel), Minyak
Diesel (Industrial/Marine Diesel Oil), dan Minyak Bakar (Industrial/Marine
Fuel Oil). Saat ini konsumen BBM Pertamina di sector Industri dan marine
mencapai lebih dari 4500 konsumen, tersebar diseluruh daerah di Indonesia.
Beberapa Pelanggan utama kami adalah PT. PLN (Persero), TNI/POLRI,
Industri Pertambangan, Industri Besi Baja, Industri Kertas,Industri Makanan,
Industri Semen, Industri Pupuk, Kontraktor Kontrak Kerja Sama, transportasi
air dan industry lainnya. Di bidang Marine, kami fokus dalam meningkatkan
volume penjualan. Dan memperluas area dan lokasi layanan BBM Pertamina
di semua Pelabuhan penting di Indonesia. Kelebihan utama BBM Pertamina
jaringan yang luas diseluruh daerah dan pelosok di Indonesia yang didukung
oleh dan 7 kilang milik Pertamina maupun sumber dari luar negeri, sarana dan
prasarana angkutan BBM yang lengkap, serta lebih dari 120 lokasi Depot,
Terminal Transit dan Instalasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Mutu
produk BBM dan kualitas serta kuantitas layanan yang terjamin serta
memenuhi standard Internasional .
3. Pelumas
Bisnis pelumas adalah usaha yang prospektif mengingat
PERTAMINA merupakan Market Leader pasar pelumas dalam negeri selama
lebih dari 30 tahun. Bisnis pelumas PERTAMINA terdiri atas bisnis dalam
negeri untuk segmen retail maupun segmen industri, dan bisnis pelumas luar
negeri. Di samping produk jadi, Pelumas PERTAMINA juga melayani
kebutuhan Base Oil Group I dan Base Oil Group III (mulai medio 2008).
Pangsa pasar kami saat ini mencapai 54% di segmen retail dan 58% di
segmen industri. Untuk segmen retail di dalam negeri, Pelumas PERTAMINA
memasarkan lebih dari 17 Brand, sementara untuk segmen industri sebanyak
18 Brand. Untuk pasar luar negeri, PERTAMINA memasarkan 3 Brand yang
merupakan extension dari Brand di dalam negeri. Untuk Lube Base Oil,
PERTAMINA memasarkan 5 jenis kekentalan untuk LBO Group I, dan 2
jenis kekentalan untuk LBO Group III. Pemasaran Pelumas PERTAMINA di
dalam negeri, didukung oleh 7 Sales Region, 180 Agen Pelumas, dan 45
4. Gas Domestik
Sejak 1968 Unit Gas Domestik telah berkomitmen untuk melayani
seluruh masyarakat Indonesia dengan menyediakan LPG sebagai bahan baku
dan bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri
dengan menggunakan brand "Elpiji". Akhir-akhir ini, Elpiji menjadi lebih
dikenal dan dekat dengan masyarakat dengan adanya program Pemerintah
untuk mengkonversi Minyak Tanah ke Elpiji, yang ternyata telah terbukti
lebih ekonomis, efisien dan ramah lingkungan dibanding Minyak Tanah.
Dalam era "Langit Biru", Unit Gas Domestik memegang peranan penting
dalam menyukseskan program ini. Disamping Elpiji, sejak tahun 1987 Unit
Gas Domestik juga telah mensuplai bahan bakar gas dengan menggunakan
CNG (Compressed Natural Gas), dibawah brand "BBG". "Musicool",
hidrokarbon refrigerant yang ramah lingkungan, yang telah diluncurkan pada
tahun 2004, menjadi satu bukti dari komitmen kami untuk mewujudkan
lingkungan hidup yang lebih baik dengan menjaga lapisan ozon dari
kerusakan dan Efek Pemanasan Global. Saat ini, diversifikasi energi
merupakan suatu keharusan dalam rangka mengantisipasi krisis minyak bumi
yang disebabkan adanya kecenderungan penurunan cadangan minyak bumi.
Bersama dengan Penelitian dan Laboratorium PT. Pertamina (Persero), Unit
Gas Domestik mengembangkan LPG untuk transportasi atau LGV (Liquefied
Condensat), yang juga dapat dipakai sebagai bahan bakar untuk memasak
seperti Elpiji. Perbaikan yang berkelanjutan terus menerus selalu dilakukan
oleh Unit Gas Domestik dalam mengembangkan produk-produknya, didukung
oleh infrastruktur yang handal dan keinginan untuk memberikan pelayanan
yang lebih baik serta memberikan dukungan terbaik bagi pemerintah
Indonesia, masyarakat, dan lingkungan. Pelayanan dan produk-produk yang
terbaik dapat diartikan sebagai kepuasan pelanggan yang diharapkan akan
mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang berkualitas.
5. Niaga
Divisi Niaga adalah divisi yang bernaung dibawah Direktorat
Pemasaran & Niaga dengan bisnis inti melakukan ekspor-impor dan penjualan
domestik untuk Minyak mentah, BBM, dan produk Petrokimia, dengan nilai
uang atau revenue yang dikelola sekitar 135 trilyun rupiah pertahun. Bisnis
ekspor-impor dan penjualan domestik tersebut dikelola melalui 3 (tiga) Fungsi
dibawahnya, yakni Unit Usaha Minyak Mentah & BBM, Unit Usaha Niaga
Non BBM, dan fungsi perencanaan, evaluasi dan pengembangan serta
koordinasi yakni Fungsi Reneval Niaga. Bisnis inti Niaga Minyak mentah &
BBM adalah melakukan trading dibidang impor BBM sekitar 120.000.000
(seratus duapuluh juta) Barrel per tahun dan ekspor Minyak mentah sekitar
7.000.000 (tujuh juta) Barrel per tahun, serta mengekspor produk minyak
33.000.000 Barrel per tahun, yang terdiri dari produk Naphta 3.600.000 Barrel
Barrel per tahun dan sekitar 26.800.000 (dua puluh enam juta delapan ratus
ribu) Barrel pertahun, yang bersumber dari kilang Unit Pengolahan
PERTAMINA. Sedangkan bisnis inti Niaga Non BBM adalah menjual produk
NBBM baik di pasar dalam negeri maupun ekspor yang bersumber dari kilang
Unit Pengolahan PERTAMINA sendiri, dengan volume penjualan per tahun
mencapai sekitar 2 (dua) juta mt dengan memperoleh revenue sekitar 11
(sebelas) trilyun rupiah dan profit sekitar 1,65 trilyun rupiah. Sejalan dengan
berubahnya PERTAMINA menjadi PT PERSERO yang mulai fokus pada
orientasi profit, Niaga Non BBM mulai menjalankan trading (jual-beli)
produk NBBM dengan melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan pasar
dalam negeri terutama untuk produk yang mengalami shortage of
supply/production dalam rangka untuk meningkatkan profit sekaligus untuk
meningkatkan pangsa pasar PERTAMINA. Adapun Reneval Niaga adalah
fungsi yang melakukan perencanaan, evaluasi, pengembangan serta
koordinasi untuk mendukung bisnis ke dua Fungsi Unit Usaha diatas yakni
fungsi Niaga Minyak Mentah & BBM dan Fungsi Niaga Non BBM. Aviasi
merupakan salah satu unit bisnis PERTAMINA - perusahan nasional yang
bergerak di bidang energi, minyak, gas dan petrokimia - yang melakukan
usaha pemasaran serta penyediaan produk dan layanan bahan bakar
penerbangan di Indonesia dan Timor Leste, PERTAMINA Aviasi memiliki
aspirasi untuk menjadi pemasar dan penyedia layanan bahan bakar
PERTAMINA Aviasi, dan telah menjadi komitmen dan tujuan kami untuk
senantiasa mengembangkan value propositions perusahaan bagi pelanggan
dan stakeholders lainnya. Dalam penyediaan produk dan layanan, kami
memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang ketat dengan perhatian utama
pada keselamatan penerbangan melalui pengimplementasian standar
internasional tentang persyaratan kualitas dan penanganan produk dengan
memperhatikan persyaratan pelanggan, industri dan peraturan lindungan
lingkungan.
6. Perkapalan
PERTAMINA Perkapalan hadir melayani dengan menjunjung tinggi
dan mengunggulkan nilai budaya dan citra perusahaan. Merupakan suatu
kebanggaan bagi PERTAMINA untuk memberikan pelayanan di bidang
pelayaran, menjadi perusahaan perkapalan yang maju dan terpandang di era
baru. Keunggulan kami terletak pada pengalaman luas dan keahlian yang
tinggi dalam distribusi minyak mentah, gas, petrokimia, dan produk lain
sejenisnya melalui jalur laut di negara kepulauan. Berkantor pusat di Tanjung
Priok, Jakarta, kami akan senantiasa memberikan pelayanan terbaik untuk
pelanggan di seluruh pelosok tanah air Indonesia. Dengan Misi menjadi
penyedia layanan logistik yang professional untuk produk minyak, gas,
petrokimia, dan produk - produk kilang lainnya,PERTAMINA Perkapalan
berbagai tipe kapal dari Bulk Lighter hingga VLCC (Very Large Crude
35 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Penulis melakukan kegiatan kerja praktek di PT. PERTAMINA Unit
Pemasaran III Cabang Bandung di bagian Wira Penjualan BBM ( Retail ), dalam
pelaksanaannya penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan
di bidang pengolahan pelaporan penjualan.
3.1.1 Pengertian Analisis
Pengertian Analisis menurut Drs. S Munawir.,dalam bukunya yang berjudul
Analisis Laporan Keuangan Adalah :
“Analisis merupakan suatu proses dengan tujuan untuk memberikan
tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan". (2007:31).
3.1.2 Pengertian Laporan
Laporan adalah untuk mengetahui hasil akhir dari suatu kegiatan yang
telah dilakukan selama periode yang telah dilakukan sebelumnya.dan laporan
juga bermanfaat sebagai sarana dalam mengevaluasi setiap kegiatan yang
telah dilaksanakan sehingga setiap kesalahan dapat diperiksa dan diperbaiki. “Laporan adalah suatu proses akhiran dari suatu kegiatan yang
sebelumnya atau penyampaian kesimpulan pelaksanaan kerja,
3.1.3 Pengertian Penjualan
Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan
rencana – rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan
laba.Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari
penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang
diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui
hasil produk yang dihasilkan.
Penjualan merupakan sumber daya yang ikut membantu dalam
liquiditas perusahaan, sehingga perusahaan memberikan perhatian yang
cukup besar terhadap penjualan.
Menurut Mulyadi (2007:160) penjualan adalah :
“Suatu kegiatan yang terdiri dari transaksi penjualan barang atau
jasa, secara kredit maupun tunai “.
A.Tujuan Penjualan
Tujuan penjualan adalah untuk mendapatkan laba yang optimal,
dimana dengan laba yang optimal diharapkan perusahaan mampu
meningkatkan serta mengembangkan aktivitas di dalam perusahaan.
Selain itu perolehan laba juga digunakan untuk kelangsungan hidup
Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut
Soemarso S.R(2006:44) yaitu:
1. Mencapai volume penjualan tertentu.
2. Mendapat laba tertentu.
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan umum
perusahaan dalam kegiatan penjualan adalah untuk mencapai volume
penjualan, mendapat laba yang maksimal dengan modal sekecil-kecilnya, dan
menunjang pertumbuhan suatu perusahaan.
B. Informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen dalam kegiatan
penjualan adalah :
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau
kelompok produk selama jangka waktu tertentu
2. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama periode tertentu
3. Nama dan alamat pembeli
4. Kuantitas produk yang dijual
5. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan
6. Otorisasi pejabat yang berwenang
C. Dokumen-Dokumen Penjualan
Dokumen-dokumen penjualan antara lain sebagai berikut:
1. Order Penjualan Barang (Sales Order)
2. Nota Penjualan Barang
4. Faktur Penjualan (Invoice)
5. Surat pengiriman Barang (Shipping Slip)
6. Jurnal Penjualan (Sales Journal).
Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Order Penjualan Barang (Sales Order)
Merupakan penghubung antara beragam fungsi yang diperlukan
untuk memproses langganan dengan menyiapkan peranan penjualan.
2. Nota Penjualan Barang
Merupakan catatan atau bukti atas transaksi penjualan barang
yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan dan sebagai dokumen
bagi pelanggan.
3. Perintah Penyerahan Barang (Delivery Order)
Merupakan suatu bukti dalam pengiriman barang untuk
diserahkan kepada pelanggan setelah adanya pencocokan rangkap
slip.
4. Faktur Penjualan (Invoice)
Adalah dokumen yang menunjukan jumlah yang berhak ditagih
kepada pelanggan yang menunjukan informasi kuantitas, harga dan
jumlah tagihannya.
5. Surat Pengiriman Barang (Shipping Slip)
Adalah dokumen yang berfungsi sebagai surat perintah
penyerahan barang kepada pembawa surat tersebut, yang ditujukan
perusahaan atau bagian gudang perusahaan lain yang memiliki
konsensus dengan perusahaan yang menerbitkan surat pengiriman
barang.
6. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
Adalah dokumen yang berisi mengenai proses penjualan yang
telah terjadi.
Dapat disimpulkan bahwa dokumen-dokumen penjualan terdiri
dari: Order Penjualan Barang, Nota Penjualan Barang, Perintah
Penyerahan Barang, Faktur Penjualan, Surat Pengiriman Barang dan
Jurnal Penjualan.
D.Bagian-Bagian Penjualan
bagian-bagian penjualan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Bagian Penjualan
2. Bagian Kredit
3. Bagian Gudang
4. Bagian Pengiriman
5. Bagian Penagihan
Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagian Penjualan
Adalah bagian penjualan menerima surat pesanan dari pihak pembeli dan
2. Bagian Kredit
Adalah atas dasar surat pesanan dari pembeli yang diterima dibagian
penjualan, bagian ini memeriksa data kredit pelanggan yang selanjutnya
memberikan persetujuan terhadap surat pesanan tersebut dan
memeriksannya ke bagian gudang.
3. Bagian Gudang
Adalah bagian gudang yang bertugas untuk menyimpan persediaan baran
dagangan serta mempersiapkan barang dagangan yang akan dikirim
kepada pembeli.
4. Bagian Pengiriman
Adalah bagian ini mengeluarkan surat order penjualan dan kemudian
membuat nota pengiriman atas barang yang dipesan.
5. Bagian Penagihan
Adalah bagian ini bertugas untuk membuat faktur penjualan dan kemudian
didistribusikan kepada:
a. Rangkap pertama (asli) diberikan kepada pelanggan
b. Rangkap kedua diberikan kepada bagian piutang
c. Rangkap ketiga diarsipkan berdasarkan nomor urut bersamaan
dengan surat order penjualan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bagian-bagian
penjualan terdiri dari: Bagian Penjualan, Bagian Kredit, Bagian Gudang,
E.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penjualan
Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor tertentu yang
dapat meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer
penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
penjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut Basu
Swastha (2005:406) antara lain sebagai berikut:
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual
2. Kondisi Pasar
3. Modal
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
5. Faktor-Faktor Lain
Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual
Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa
masalah penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan
sifat dari tenaga penjual adalah:
a. Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan
b. Harga produk atau jasa
c. Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman
2. Kondisi Pasar
Pasar sebagai kelompok penbelian atau pihak yang menjadi sasaran
3. Modal
Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut
barang dagangan ditempatkan atau untuk membesar usahanya.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahan yang besar, biasanya masalah penjual ini ditangani
oleh bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh
orang-orang yang ahli dibidang penjualan.
5. Faktor-faktor lain
Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan
pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan
dengan adanya faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagi
barang yang sama
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kegiatanpenjualan, yaitu:kondisi dan kemampuan penjualan, kondisi pasar, modal, kondisi organisasi perusahaan, dan faktor-faktor lain.
F. Proses Penjualan
Menurut Basu Swastha (2005:410) menyebutkan beberapa tahapan
penjualan, yaitu:
1. Persiapan Sebelum Penjualan
2. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial
3. Pendekatan Pendahuluan
4. Melakukan Penjualan
Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Persiapan Sebelum Penjualan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan tenaga
penjual dengan memberikan pengertian tentang barang yang dijualnya,
pasar yang di tuju, dan teknik-teknik penjualan yang harus dilakukan.
2. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial
Dari lokasi ini dapatlah dibuat sebuah daftar tentang orang-orang atau
perusahaan yang secara logis merupakan pembeli potensial dari produk
yang ditawarkan.
3. Pendekatan Pendahuluan
Berbagai macam informasi perlu dikumpulkan untuk mendukung
penawaran produknya kepada pembeli, misalnya tentang kebiasaan
pembeli, kesukaan, dan sebagainya.Semua kegiatan ini dilakukan sebagai
pendekatan pendahuluan terhadap pasarnya.
4. Melakukan Penjualan
Penjualan dilakukan bermula dari suatu usaha untuk memikat perhatian
calon pembeli, kemudian diusahakan untuk menarik daya tarik
mereka.Dan akhirnya penjual melakukan penjualan produknya kepada
pembeli.
5. Pelayanan Sesudah Penjualan
Dalam tahap akhir ini penjual harus berusaha mengatasi berbagai macam
keluhan atau tanggapan yang kurang baik dari pembeli.Pelayanan
bahwa keputusan yang diambilnya tepat dan barang yang dibelinya
betul-betul bermanfaat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan proses
penjualan bermula dari persiapan sebelum penjualan, penentuan lokasi pembeli
potensial, pendekatan pendahuluan, melakukan penjualan, dan berakhir pada
pelayanan sesudah penjualan.
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis di PT. PERTAMINA
UnitPemasaran III Cabang Bandung di bagian Wira Penjualan BBM ( Retail ) secara
langsung dapat menjadi suatu tolak ukur atas sejauh mana dan seberapa kapasitas diri
mahasiswa dalam proses pengembangan potensi akademis maupun teknis yang
dimilikinya.Adapun teknis kerja praktek kegiatan yang penulis lakukan yaitu: 1. Mendapat penjelasan umum mengenai kepegawaian dan struktur
organisasi di PT. PERTAMINA Unit Pemasaran III Cabang Bandung,
informasi dan penjelasan singkat mengenai sejarah perusahaan, budaya
dan nilai-nilai dasar perusahaan
2. Perkenalan dengan semua staff PT. PERTAMINAUnit Pemasaran III
Cabang Bandung
3. Pengarahan dari pembimbing praktek kerja lapangan
4. Membantu memfotocopy dokumen-dokumen yang dibutuhkan
PT.PERTAMINA Unit Pemasaran III Cabang Bandung
5. Membantu fax format data totalisator ke SPBU - SPBU
6. Mengerjakan tugas yang diberikan pembimbing praktek kerja lapangan
8. Membantu persiapan SPBU – SPBU Unit Pemasaran III Cabang Bandung dalam rangka arus mudik – balik lebaran
9. Menagih laporan audit SPBU – SPBU Unit Pemasaran III Cabang Bandung
10.Merekap laporan totalisator dari SPBU – SPBU Unit Pemasaran III Cabang Bandung
11.Menyusun berkas Laporan Penjualan per-SPBU.
3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
Disetiap perusahaan / instansi pasti mempunyai kewajiban pada ketentuan
yang harus diikuti dalam mengolah data untuk keperluan perusahaan.Hal ini
berhubungan dengan pencatatan dokumen untuk suatu instansi dan menyiapkan
beragam laporan yang berasal dari catatan – catatan yang diambil dari dokumen tersebut.
3.3.1 Prosedur Pelaporan Penjualan BBM Pada PT.Pertamina
Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis di PT. PERTAMINA
Unit Pemasaran III Cabang Bandung di bagian Wira Penjualan BBM ( Retail)
memberikan suatu gambaran kepada penulis tentang prosedur pelaporan
penjualan BBM pada PT.Pertamina sangatlah penting dikarenakan hasil dari
pelaporan penjualan BBM tersebut dapat dijadikan acuan untuk mengetahui
kelemahan dan kelebihan dimasa mendatang.
Prosedur pelaporan penjualan BBM pada PT.Pertamina menjelaskan
tentang cara pelaporan penjualan dari laporan SPBU-SPBU sampai kepada
PT.Pertamina yang sedang berjalan pada saat penulis melaksanakan kerja
praktek adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Prosedur Pelaporan Penjualan BBM PT.PERTAMINA (Persero)
AGEN PT.PERTAMINA
Selesai Mulai
Format data penjualan Membuat format data penjualan
Format data penjualan
Mengisi data penjualan
data penjualan
data penjualan
Merekap data penjualan
Prosedur pelaporan penjualan BBM PT.PERTAMINA (Persero):
(1) PT.Pertamina membuat format data penjualan untuk agen
(2) Format data penjualan dikirim ke agen melalui e-mail atau fax
(3) Agen menerima format data penjualan dari PT.PERTAMINA lalu
mengisi format data penjualan tersebut dari data penjualan agen
(4) Agen mengirim data penjualan ke PT.PERTAMINA melalui e-mail atau
fax
(5) PT.Pertamina menerima data penjualan dari agen dan merekap data
penjualan dari agen tersebut untuk kemudian dilaporkan kepada
pimpinan perusahaan
3.3.2 Kendala - Kendala Pelaporan Penjualan BBM Pada PT.Pertamina Dalam setiap kegiatan yang berlangsung tidaklah semudah yang
dibayangkan serta tidak selamanya seperti yang telah kita rencanakan. Ada
kalanya apa yang kita kerjakan tidak sesuai dengan rencana dan harapan kita
bahkan tidak berhasil sama sekali.
Demikian juga dalam proses pelaporan penjualan PT.PERTAMINA
Unit Pemasaran III Cabang Bandung, tidak selalu lancar dan berjalan dengan
mudah begitu saja. Dalam proses pelaporan penjualan pihak perusahaan
dalam hal ini bagian wira penjualan adakalanya mengalami hambatan
-hambatan sehingga menghambat jalanya usaha.
Adapun hambatan - hambatan yang dialami dalam proses pelaporan
penjualan pada PT.PERTAMINA Unit Pemasaran III Cabang Bandung,
1. Kurangnya sosialisasi dari PT.Pertamina tentang pengisian format
data penjualan
2. Keterlambatan pelaporan penjualan dari agen-agen
3. Minimnya staff / pegawai bagian retail sehingga memperlambat
proses pelaporan penjualan
4. Kurangnya pengawasan dari pimpinan yang menyebabkan para
staff / pegawai sedikit memperlambat proses pengerjaan pelaporan
penjualan.
3.3.3 Upaya Menanggulangi Kendala – Kendala Yang Terjadi Dalam Pelaporan Penjualan BBM Pada PT.Pertamina.
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap usaha yang kita lakukan akan
mendapatkan hambatan - hambatan yang merupakan tantangan menuju
keberhasilan. Namun tiada hambatan yang tidak memiliki solusi atau jalan
keluarnya. Begitu juga dengan hambatan-hambatan yang terjadi pada
PT.PERTAMINA Unit Pemasaran III Cabang Bandung dalam menyusun
pelaporan penjualan.
Ada beberapa solusi yang bisa diupayakan atau dilakukan sebagai
langkah mengatasi hambatan yang terjadi saat melakukan pelaporan penjualan.
Solusi yang ditempuh diantaranya:
1. PT.Pertamina perlu mengadakan kegiatan sosialisasi ke agen-agen
guna memberitahukan format data laporan penjualan yang benar
2. Lebih memperhatikan ketepatan waktu dalam melakukan
bahkan dapat dilakukan dengan waktu yang lebih cepat dari yang
ditargetkan dengan cara membuat suatu patokan tanggal atau waktu
untuk proses pengecekan.
3. PT.Pertamina harus menambah staff / pegawai bagian wira
penjualan agar proses pelaporan penjualan dapat dilaporkan lebih
cepat
4. Perlunya pengawasan yang lebih ketat dari pimpinan agar proses
pelaporan penjualan akan dikerjakan lebih cepat oleh para
50 4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan kerja praktek yang dilakukan penulis dan
pembahasan pada bab III serta data yang diperoleh penulis, maka penulis dapat
memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam hal pelaporan penjualan yang dilakukan oleh bagian penjualan di
PT. Pertamina Unit Pemasaran III Cabang Bandung sudah berjalan baik
hanya saja selalu mengalami perubahan format dan prosedur pelaporan
penjualan BBM dalam setiap pergantian pimpinan.
2. Adapun efek dari perubahan format dan prosedur dalam setiap pergantian
pimpinan mengakibatkan timbulnya beberapa hambatan yang dihadapi
oleh bagian penjualan dalam melakukan penyusunan laporan penjualan
diantaranya :
1. Kurangnya sosialisasi dari PT.Pertamina tentang pengisian format
data penjualan
2. Keterlambatan pelaporan penjualan dari agen-agen
3. Minimnya staff / pegawai bagian retail sehingga memperlambat
proses pelaporan penjualan
4. Kurangnya pengawasan dari pimpinan yang menyebabkan para
pegawai / staff sedikit memperlambat proses pengerjaan pelaporan
3. bagian penjualan melakukan upaya-upaya sebagai tindakan mengatasi
hambatan yang terjadi didalam penyusunan pelaporan penjualan antara lain
sebagai berikut :
1. PT.Pertamina perlu mengadakan kegiatan sosialisasi ke agen-agen
guna memberitahukan format data laporan penjualan yang benar.
2. Lebih memperhatikan ketepatan waktu dalam melakukan
pengecekan data penjualan supaya tidak terjadi keterlambatan atau
bahkan dapat dilakukan dengan waktu yang lebih cepat dari yang
ditargetkan dengan cara membuat suatu patokan tanggal atau waktu
untuk proses pengecekan.
3. PT.Pertamina harus menambah staff / pegawai bagian wira penjualan
agar proses pelaporan penjualan dapat dilaporkan lebih cepat.
4. Perlunya pengawasan yang lebih ketat dari pimpinan agar proses
pelaporan penjualan akan dikerjakan lebih cepat oleh para staff /
pegawai.
4.2 Saran
Selama penulis melakukan pengamatan di bagian wira penjualan PT.
Pertamina Unit Pemasaran III Cabang Bandung penulis merasakan adanya
beberapa hal yang harus diperbaiki dan sebagai bukti terima kasih penulis
mengungkapkan beberapa saran kepada bagian wira penjualan PT. Pertamina Unit
1. Penulis berharap setiap divisi PT. Pertamina Unit Pemasaran III Cabang
Bandung dapat bekerja sama dengan baik dalam mengatasi hambatan
yang ada dengan menerapkan sistem yang lebih baik mulai dari sekarang.
2. Bagi para pimpinan semoga dapat melakukan interaksi yang lebih baik
lagi dengan para bawahannya.
3. Para karyawan PT. Pertamina Unit Pemasaran III Cabang Bandung harus
lebih meningkatkan kinerja dan efektifitas kerja untuk memajukan
LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Diploma III Program Studi Akuntansi
Oleh :
MOCHAMAD GILANG KUMALA 21309014
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
53
Mulyadi,2007,Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. PT.Alfabeta,Yogyakarta
Soemarso S.R,2006, Pengantar Akuntansi. Salemba Empat,Jakarta
i
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja
praktek dengan judul,“ Analisis Pelaporan Penjualan BBM di PT.PERTAMINA “.
Penyusunan laporan kerja praktek ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu syarat dalam memperoleh gelar Diploma pada Program Studi Pendidikan
Akuntansi Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih
jauh dari sempurna, baik dari isi maupun bahasanya. Hal ini karena keterbatasan
ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun untuk dijadikan bahan
masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bimbingan, dorongan, nasehat serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar -
besarnya kepada:
1. Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia
2. Prof.Dr.Hj.Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi