• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anaisis Pelaporan Penjualan BBM Di PT Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Anaisis Pelaporan Penjualan BBM Di PT Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki

Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal

10Desember 1957 dengan nama PT. PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini

berganti nama menjadi PN. PERMINA dan setelah merger dengan

PN.PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN. PERTAMINA.

Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan

menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah

status hukumnya menjadi PT. PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17

September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22

tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

PT. PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny

Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri

Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No.C-24025 HT.01.01 pada tanggal

09Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut

ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang

Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan

Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya

berdasarkan PP. No.31Tahun 2003 "Tentang pengalihan bentuk perusahaan

(2)

perseroan (Persero)". Sesuai akta pendiriannya, maksud dari Perusahaan

Perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi,

baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau

menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. Selama lebih

dari setengah abad, Pertamina telah melayani kebutuhan energi dalam negeri

dengan mengelola kegiatan operasi yang terintegrasi di sektor minyak, gas, dan

panas bumi. Pertamina juga senantiasa berupaya untuk memperbaiki kinerja

operasi dan keuangan guna memberikan kontribusi yang terbaik bagi

perekonomian Indonesia.

Pertamina telah memasuki suatu era baru.Perubahan hukum dan undang– undang di Indonesia telah menumbuhkan suatu pola bisnis baru yang

menyebabkan masuknya pesaing di sektor pemasaran dalam negeri. Harapan para

pemangku kepentingan kepada perusahaan ini pun semakin tinggi, dan pemerintah

mengharapkan dividen yang lebih besar dapat diberikan oleh perusahaan kepada

negara. Selain itu, dalam kerangka good governance, Pertamina perlu

melaksanakan bisnis yang transparan dan bersih. Hal ini juga menjadi tekad

pemerintah untuk memastikan transparansi dan profesionalisme dalam sektor

bisnis. Merespon kondisi tersebut, Pertamina mencanangkan program

transformasi perusahaan pada 20 Juli 2006 dengan dua tema besar yakni

fundamental dan bisnis. Keberhasilan proyek terobosan yang dilaksanakan dalam

100 hari pertama telah berhasil membangun momentum dan semangat untuk

melaksanakan transformasi guna membawa perusahaan ini menuju pentas

(3)

untuk mempertahankan sekaligus mengembangkan Pertamina sebagai economy

powerhouse. Pertamina juga berharap transformasi menuju Pertamina masa depan

dapat berjalan dengan baik, sehingga Pertamina dapat menjawab harapan para

pemangku kepentingan dengan menjadi suatu lokomotif ekonomi nasional

dalamarti sebenarnya. Setelah menempatkan landasan transformasi, pertamina

telah membentuk sebuah roadmap untuk 15 tahun ke depan menuju cita-cita

menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia. Penjualan merupakan sasaran

akhir dari sebuah aktivitas Pertamina dalam mencapai tujuan pokok perusahaan.

Agar tercapai penjualan yang tinggi diperlukan kebijakan penjualan yang dapat

menarik minat konsumen terhadap produk tersebut.

Pada masa sekarang ini profil konsumsi BBM untuk kendaraan bermotor di

jawa barat meningkat,hal ini dikarenakan adanya peningkatan kepemilikan

kendaraan bermotor yang semakin tinggi. Adanya peningkatan kepemilikan

kendaraan bermotor di jawa barat terjadi dikarenakan kemudahan dalam

pembeliannya baik secara kredit ataupun tunai, sehingga semakin banyak orang

yang menggunakan kendaraan bermotor maka akan berpengaruh terhadap

penjualan BBM . Menilai lonjakan konsumsi BBM dalam kurun waktu satu pekan

terakhir akibat peningkatan pengguna kendaraan bermotor yang mudik ke

kampung halaman, secara kuantitatif, terjadi peningkatan cukup besar dalam hal

pengguna kendaraan pribadi baik kendaraan roda empat maupun kendaraan roda

dua.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melansir terdapat

(4)

mudik pada akhir Agustus 2011. Peningkatan konsumsi BBM yang signifikan

terlihat terutama di Pulau Jawa bagian barat, sepanjang jalur Pantura di Jawa

Barat mengalami kenaikan konsumsi BBMnya paling signifikan yakni 30-40

persen. Tren konsumsi BBM bersubsidi jenis Premium terus menunjukkan grafik

peningkatan. Sepanjang Juli ini, rata-rata konsumsi Premium menunjukkan angka

tertinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas)

Adi Subagyo Subono mengatakan, sepanjang Juli 2011 ini, konsumsi Premium

mencapai 1.715.266 kilo liter (KL) atau rata-rata 71.469 KL per hari. Dibanding

bulan-bulan sebelumnya, ini adalah yang tertinggi, dikarenakan pertumbuhan

jumlah kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun mobil, menjadi pemicu

utama naiknya konsumsi premium. Memang, kalau ekonomi tumbuh, penjualan

kendaraan bermotor naik, maka konsekuensinya ya konsumsi BBM ikut

naik.Sebelumnya, Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo

mengatakan, naiknya harga Pertamax memang berkorelasi langsung dengan

turunnya volume penjualan, yang kemudian berpengaruh pada naiknya konsumsi

BBM Premium. Makin lebar disparitas (perbedaan) harga, makin tinggi konsumsi

Premium, Data menunjukkan, seiring naiknya harga Pertamax, maka

konsumsinya pun turun. Pada Januari, ketika harga Pertamax Rp 7.500 per liter,

konsumsi Pertamax mencapai 2,03 ribu KL per hari, kemudian ketika pada

Februari harga Pertamax naik menjadi 7.950 per liter, konsumsinya turun menjadi

1,90 ribu KL per hari,demikian seterusnya hingga ketika harga Pertamax

(5)

tinggal 1,25 ribu KL per hari. Namun, ketika pada Juni harga Pertamax turun

menjadi Rp 8.450 per liter, konsumsi Pertamax mulai naik kembali ke 1,41 ribu

KL per hari.Sementara itu, PT Pertamina (Persero) melaporkan selama Agustus

ini konsumsi bensin subsidi jenis premium habis sebanyak 16,575 juta kiloliter

(KL) atau melebihi kuota sebesar 1,6%.

Data yang disampaikan oleh Manager Media Pertamina Wianda A

Pusponegoro. Selain premium, konsumsi minyak tanah atau kerosene di Agustus

mencapai 1,197 juta KL atau 0,1% di atas kuota yang ditetapkan. Kemudian

konsumsi solar selama Agustus mencapai 9,443 juta KL atau 0,9% di atas kuota

yang ditetapkan dalam APBN-P 2011.Adapun selama liburan lebaran, dalam data

Pertamina dikatakan konsumsi BBM meningkat terutama di jalur mudik. Wilayah

Garut, Sumedang dan sekitarnya mencapai 1.008 atau 21% di atas kuota dengan

BBM dipasok dari Tasikmalaya. Sampai akhir Agustus, Pertamina melaporkan

stok bensin premium mencapai 1.254.885 kilo liter atau cukup untuk 17 hari.

Kemudian stok minyak tanah mencapai 381.758 kilo liter atau cukup untuk 59

hari. Stok solar mencapai 1.611.861 kilo liter atau cukup untuk 21 hari.Stok

bensin pertamax mencapai 97.728 kilo liter atau cukup untuk 61 hari. Lalu stok

bensin pertamax plus capai 30.162 kiloliter atau cukup untuk 104 hari.

Maka dari permasalahan yang ada, penulis telah melakukan penelitian dan

menganalisa. Penulis menetapkan judul untuk laporan ini dengan judul “Analisis

(6)

1.2 Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1 Maksud Penelitian Kerja Praktek

Maksud dari penelitian kerja praktek ini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat untuk program studi Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia

Bandung dan mengimplementasikan materi - materi kuliah di lapangan atau

dunia nyata serta menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai bidang

yang telah dipelajari di bangku kuliah.

1.2.2 Tujuan dari Kerja Praktek

Tujuan dari kegiatan kerja praktek yakni :

1. Untuk mengetahui prosedur pelaporan penjualan BBM pada

PT.Pertamina

2. Untuk mengetahui kendala - kendala pelaporan penjualan BBM

pada PT.Pertamina

3. Untuk mengetahui upaya menanggulangi kendala – kendala pelaporan penjualan BBM pada PT.Pertamina.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak serta

dapat bermanfaat bagi penulis dan semua yang berkepentingan, diantaranya :

1. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang laporan

penjualan perusahaan dalam hal meningkatkan keandalan dari

penyusunan suatu laporan penjualan perusahaan sampai pelaporan

(7)

2. Bagi PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung

Semoga dapat membantu kinerja para pegawai di kantor

PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung dalam

pekerjaan pembuatan laporan penjualan BBM.

3. Bagi Program Studi Akuntansi

Kuliah Kerja Praktek yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk

mengetahui bagaimana proses pembuatan laporan penjualan yang

dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang

Bandung, dan yang penulis lakukan berkaitan dengan mata kuliah yang

ada pada jurusan akuntansi.

1.4 Metode Kerja Praktek

Menurut Arikunto, Suharsimi (2006:160) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara (interview),

pengamatan / observasi, tes, dokumentasi, dan angket.

Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu. Data yang diperoleh juga harus data empiris yang mempunyai

kriteria tertentu yaitu Valid.Valid menunjukan derajat ketetapan antara data yang

sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh

peneliti.Oleh sebab itu, dalam pengambilan data untuk penulisan Laporan Praktek

Kerja Lapangan penulis menggunakan Metode pengamatan atau observasi.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah

(8)

1. Wawancara (Interview)

Wawancara digunakanpenulis dalam melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Penulis secara

langsung menanyakan beberapa pertanyaan kepada pihak yang

berhubungan langsung dengan objek yang diteliti untuk mendapatkan data

yang otentik, tepat dan akurat serta dapat dipercaya. Setelah mendapatkan

data dari hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh penulis akan

menjadi dasar dalam Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan.

2. Observasi

Observasi meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu

objek dengan menggunakan seluruh alat indera, dalam arti luas observasi

berarti pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan

menggunakan alat – alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Dalam arti sempit observasi berarti pengamatan secara langsung terhadap

fenomena yang diselidiki. Oleh sebab itu, penulis melihat secara langsung

semua kegiatan yang dilakukan oleh staff perusahaan dan mengambil

kesimpulan untuk dijadikan data dalam penyusunan laporan Praktek Kerja

Lapangan.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu dengan cara

(9)

mengambil data-data tentang laporan penjualanyang penulis ambil sebagai

judul dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek 1.5.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan yang berlokasi di PT.

Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung Jl. Wirayudha No.1

Bandung, Telepon (022) 2515301 Fax. (022) 2515317.

1.5.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan berlangsung selama 25 hari yang dilaksanakan

mulai dari tanggal 18 Juli sampai dengan tanggal 19 Agustus 2011, setiap hari

(10)

10

2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara atau disingkat

dengan (PERMINA) adalah salah satu perusahaan milik negara yang merupakan

badan usaha yang mengusahakan sumber-sumber pendapatan bagi negara yang

berkantor pusat di Jakarta, terletak di JL. Medan Merdeka Timur No. 1A Jakarta

Pusat, dengan wilayah kerja meliputi seluruh nusantara maupun

perwakilan-perwakilan di luar negeri.

Pertamina Cabang Bandung yang berkedudukan di JL. Wirayuda No.1

Bandung yang berfungsi untuk mengatur layanan kebutuhan BBM/ non BBM serta

produk lainnya yang diperdagangkan Pertamina, bagi masyarakat di wilayah: Kota

Madya Bandung, Kabupaten Bandung, Kotip Cimahi, Kabupaten Cimahi, Kabupaten

Sumedang, Kotip Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut,

Kabupaten Majalengka.

Pertamina merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibentuk

berdasarkan UU No. 8 Tahun 1971 yang bergerak dalam bidang pengusahaan

pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang meliputi eksplorasi, pemurnian,

pengolahan, pengangkutan dan penjualan Minyak dan Gas Bumi di dalam Negeri.

Migas Namun setelah dikeluarkan nya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001

(11)

kegiatan pengadaan dan pendistribusian Bahan bakar Minyak di dalam negri. Dalam

hal ini, posisi Pertamina sama seperti badan usaha lain yang ditunjuk oleh pemerintah

dalam melaksanakan kegiatan Migas di dalam Negeri.

Pada Zaman Kolonial ( sekitar abad ke- 16) Perang minyak dalam arti

sesungguhnya antar angkatan laut aceh dengan Armada Portugis di Selat Malaka

Minyak Mentah di jadikan peluru api obat-obatan, obor, dan lain-lain.

Zaman Kolonial Belanda dimulai pada tahun 1859, sumur minyak komersial

Pertama di Dunia dib or oleh Kolonial E.L. Drake di titusvill, Pennsyluania, Amerika

Serikat Pada tahun 1871 Jan Reering mengebor sumur pertama di Cibodas

(Majalengka) dan Paliman (dekat Cirebon) Jawa barat, tapi kurang berhasil tahun

1883 AJ. Zijlker memulai pengeboran di kuala tunggal setelah mendapat konsesi dari

sultan langkat belum berhasil. Tahun 1885 berhasil menemukan secara komersial di

talaga tunggal dengan nama lapangan talaga Said, kemudian tahun 1890 konsensi AT.

Zijlker dialihkan keperusahaan minyak De Koninklijke, akhirnya pada tahun 1891

dan tahun 1892 keberhasilan telaga Said menarik banyak peminat mencari minyak

sekitar Surabaya, Jambi, Aceh Timur, Kalimantan setelah itu tahun 1892 kilang

pangkalan Brandan didirikan oleh Shell lapangan minyak sanga-sanga konsensi

Sultan Kutai, Lapangan minyak tatakan (1905) Lapangan Minyak Bunyu (1922),

tahun 1897 Kilang Minyak wonokromo didirikan oleh Adrian Stoop pemilik

Perusahaan minyak Dortshe Pertoleum di Surabaya (1887), tahun 1904 Kilang

(12)

didirikan Perusahaan yang berperan pada Zaman Kolonial Belanda BPM - SHELL -

STANVAC – CALTEX.

Pada Zaman Jepang diantaranya adalah jepang melakukan explorasi, tahun

1944 di lokasi sumur minas melanjutkanpemboran eksploradi dengan menggunakan

peralatan yang ditinggalkan Caltex, kemudian di jambi melakukan kilang kecil untuk

keperluan perang, dikenali asam, dan diadakan kursus pemboran / geologi

perminyakan pemeliharaan sumur oleh ahli-ahli Jepang.

Zaman Kemerdekaan sebelum Permina di mulai Sumatra Utara yaitu para

pejuang atau laskar minyak membentuk PT. MNRI daerahnya Aceh Langkat, tahun

1956 setatusnya menjadi TMSU, medio 1957 pemerintah menguasakan TMSU

kepada kasad menugaskan Kol. Dr. Ibnu Sutowo memimpin TMSU, oktober 1957 di

ubah lagi menjadi PT. ETMSU,10 Desember 1957 diubah lagi menjadi PT.

PERMINA dan sekarang di peringati sebagai hari jadi PERTAMINA yang kedua di

Jambi (Sumatra Selatan) dibentuk wadah permiri di kuasai milik BPM, Stanvac,

Niam. Yang ketiga di Jawa Tengah, Laskar minyak pemerintah membentuk PTMN,

dilanjutkan tahun 1950 PTMN diubah Menjadi PTMR1.

Menurut UUD 1945 perkembangan industri Minyak dan Gas bumi harus

berdasarkan pada isi dan jiwa Pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945, yang kemudian

melahirkan UU No. 44 tahun 1960 sebagai landasan hokum bagi perusahaan minyak

dan gas bumi. Berdasarkan Undang-Undang tersebut pula Peraturan Pemerintah No.

198 Tahun 1961 mengubah PT. PERMINA menjadi PN. PERMINA dan peraturan

(13)

PN. PERTAMIN (Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi

Nasional) yaitu perusahaan minyak nasional kedua yang didirikan oleh pemerintah

yang merupakan penjelmaan dari NIAM (Nederlandesach Indisch Ardoline

Maatschappiji) yaitu bekas perusahaan patungan antara SHEEL dengan pemerintah

Hindia Belanda. Pada tahun 1921 sampai dengan 31 Desember 1960 PN.

PERTAMIN menjadi konsensi dengan wilayah operasinya terletak di jambi dan pulau

Banyu Kalimantan, dengan tugas utamanya, yaitu penyaluran minyak dalam negeri,

sementara pencarian minyak, perushaan ini kurang beruntung dibandingkan dengan

keberhasilan perusahaan lainnya.

PN.PERTAMIN dan PN.PERMINA menjadi suatu perusahaan berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1968 Pada bulan Agustus 1969 pemerintah

mengintegrasikan nya dan di beri nama Perusahaan Negara Pertambangan Minyak

dan Gas Bumi Nasional (PN.PERTAMINA), hal ini dilakukan untuk meningkatkan

efesiensi dan produktifitas lebih tinggi dari apa yang telah dicapai oleh

masing-masing perusahaan sebelumnya, berdasarkan UU No. 8 Tahun 1971 PN. PERTAMIN

di ubah menjadi PERTAMINA.

Menjelang berakhirnya pada abad 20 berbagai perkembangan telah terjadi,

hal ini makin memperkuat akan terjadinya perubahan-perubahan mendasar dalam

bidang perekonomian yang mengarah kepada sistem pasar bebas ekonomi terbuka

dan persaingan usaha yang semakin tajam, perubahan lingkungan adanya strategis

serta penugasan pemerintah kepada PERTAMINA yang kurang menunjang bagi

(14)

untuk PERTAMINA mengubah proses bisnis yang dilakoninya sebagai bagian dari

perusahaan Nasional, PT.PERTAMINA mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan

minyak dan gas bumi dengan memperoleh hasil yang sebesar-besarnya bagi

kemakmuran Rakyat dan Negara, serta menyediakan, melayani dan memenuhi

kebutuhan bahan bakar minyak dan Gas Bumi untuk dalam negri. Dalam kegiatannya

pertambangan di Indonesia, PERTAMINA dapat melakukan perluasan bidang-bidang

usaha selama masih ada hubungan nya dengan perusahaan minyak dan gas bumi serta

berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan.

2.1.1 Visi dan Misi

PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung mempunyai

visi dan misi sebagai berikut :

Visi PT. PERTAMINA (Persero) UPms III Cabang Bandung adalah :

Menjadi perusahaan yang unggul, maju dan terpandang (To be a respected leading

company).

Misi dari PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung adalah :

1. Melakukan Usaha dalam bidang Energi dan Petrokimia serta usaha

lain yang menunjang bisnis Pertamina.

2. Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara professional, kompetitif

(15)

3. Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan,

pekerja dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi

nasional.

2.1.2 Lambang Perusahaan

PT.PERTAMINA Pada Hari Ulang Tahun Ke-48 yang jatuh pada hari sabtu

tanggal 10 Desember 2005, PT.PERTAMINA yang selama ini dikenal dengan

identitas kuda laut, kini identitas kuda laut itu mengganti penampilannya dengan identitas huruf “P” dengan mengkombinasikan dalam tiga warna yang mempunyai

identik dengan bentuk anak panah yang melesat dan mempunyai warna yang cerah

untuk mengenalkan kepada publik.

Gambar 2.1

(16)

Arti logo :

a) Warna Biru melambangkan andal dan dapat dipercaya.

b) Warna Hijau melambangkan sumber daya energi yang berwawasan

lingkungan.

c) Warna Merah mencerminkan keuletan, ketegasan dan keberanian

dalam menghadapi berbagai macam kesulitan, jiwa yang dulu dilayani

kini harus melayani, customer oriented dan customer satisfaction.

Tata nilai PT.PERTAMINA adalah :

1. Fokus yaitu, menggunakan secara optimum berbagai kompetisi

perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan.

2. Intergritas yaitu, mampu mewujudkan komitmen kedalam tindakan nyata.

3. Visionary (berwawasan jauh kedepan) yaitu, mengantisipasi

lingkungan usaha yang berkembang saat ini maupun yang akan

datang untuk dapat tumbuh dan berkembang.

4. Excellence (unggul) yaitu, menampilkan yang terbaik dalam semua

pengeleloaan usaha.

5. Mutual Respect (kesetaraan dan kesederajatan) yaitu,

menempatkan seluruh pihak yang terkait setara dan sederajat dalam

(17)

2.2 Struktur Perusahaan PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pemasaran III Cabang Bandung

Faktor yang sangat penting dan saling berkaitan dalam suatu perusahaan yaitu

manejemen dan struktur organisasi. Manejemen merupakan pelaksanaan

fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan terhadap kerja

perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Sedangkan

organisasi merupakan setiap bentuk perkumpulan antara dua orang atau lebih yang

bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama . Oleh karena itu organisasi merupakan

alat atau sarana perusahaan dalam mencapai tujuan, sehubungan dengan hal tersebut

diatas PT. Pertamina Unit Pemasaran III Cabang Bandung membuat struktur yang

memberikan basis untuk penugasan kepada berbagai unsur dalam organisasi dan

untuk mengembangkan mekanisme kontrol bagi terjaminnya tugas tersebut sesuai

(18)

Sumber : PT. PERTAMINA (Persero) UPms III Cabang Bandung

Gambar 2.2

(19)

2.3 Uraian tugas perusahaan

Uraian tugas PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pemasaran III Cabang

Bandung adalah Melaksanakan pengusahaan minyak dan gas bumi dengan memperoleh hasil yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat dan negara serta

menyediakan, melayani dan memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dan gas bumi

untuk dalam negeri.

Dalam kegiatan pertambangan di Indonesia, Pertamina dapat melakukan

perluasan bidang-bidang usaha selama masih ada hubungannya dengan pengusahaan

minyak dan gas bumi serta berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan,

Kuasa pertambangan tersebut diberikan pada batas dan wilayah serta syarat-syarat

yang ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri Pertambangan dan Energi. Dari gambar 2.2 diketahui tugas dan tanggung jawabnya :

a) Kepala Cabang

Tugas : Mengawasi / mengontrol / memonitoring setiap kepala fungsi dan berhak memutuskan dan menjalankan setiap pelaksanaan tugasnya.

b) Wira Penjualan Rayon XI Kota Cimahi dan Kabupaten Sumedang

Tugas : Untuk memperlancar proses pembuatan SPBU dan mengawasi serta mengontrol baik losis dan volume menurut wilayah SPBU tersebut; memantau

dan mengawasi penjualan BBM dan Non BBM untuk wilayah Kota Cimahi

(20)

c) Wira Penjualan ( Retail )Rayon IX Kota dan Kabupaten Bandung

Tugas : Untuk memperlancar proses pembuatan SPBU dan mengawasi serta mengontrol baik losis dan volume menurut wilayah SPBU tersebut; memantau

dan mengawasi penjualan BBM dan Non BBM untuk wilayah Kota dan

Kabupaten Bandung.

d) Sales Engineering

Tugas : Mendistribusikan Non BBM yaitu pelumas kepada agen-agen besar dan juga memantau serta mengecek lossis dari para bengkel-bengkel serta

konsumen sebagai pengguna.

e) Kepala Distribusi

Tugas : Memantau lossis BBM terhadap depot-depot setempat dan juga mengontrol pendistribusian BBM dari depot-depot yang diangkut melalui

transportir hingga pada SPBU setempat.

f) Kepala Teknik

Tugas : Melakukan pengecekan unsur-unsur teknisi yang berada di depot-depot serta melakukan penanggulangan terhadap kerusakan pada saluran pipa

BBM dan menindak lanjuti kemungkinan adanya pencemaran.

g) Kepala Penjualan

Tugas : Untuk menerima laporan setiap bulannya baik dari setiap SPBU ataupun dari agen-agen minyak tanah dan juga memeriksa penandatanganan

(21)

h) Kepala Keuangan

Tugas : Mendata serta mengontrol pemasukan, pengeluaran dan membuat laporan akhir bulan yang akan diteruskan ke kepala keuangan perusahaan.

i) Kepala Personalia

Tugas : Untuk mengkoordinir dan mengesahkan setiap penandatangana masalah intern di perusahaan dan berhak mengatur para tenaga kerja sesuai

kapasitas dan kualitas.

j) Kepala Security

Tugas : Mengamankan, mengawasi, mengontrol baik dari aktifitas tempat dimana perusahaan itu berdiri.

k) Kepala Kesehatan

Tugas : Memeriksa dan mengobati para pasien mengenai keluhan penyakitnya serta memberi izin mengenai emergency ke rumah sakit dengan

sesuai prosedur menurut aturan perusahaan.

l) Kepala Depot Padalarang

Tugas : Mendistribusikan volume BBM ataupun Non – BBM, mengecek dan mengontrol volume dari tiap – tiap tangki timbun hingga sampai mengatur jumlah pengambilan BBM dan Non – BBM dari pihak transportir.

m) Kepala Depot Ujung Berung

(22)

n) Kepala Depot Tasikmalaya

Tugas : Mendistribusikan volume BBM ataupun Non – BBM, mengecek dan mengontrol volume dari tiap – tiap tangki timbun hingga sampai mengatur jumlah pengambilan BBM dan Non – BBM dari pihak transportir.

o) Kepala DPPU Husein

Tugas : Mendistribusikan volume BBM khususnya avtur dan mengontrol pengecekan masuknya avtur ke dalam tiap – tiap pengisian pesawat terbang.

2.4 Kegiatan perusahaan

Dalam menyelenggarakan usaha yang bergerak dalam bidang energi dan

petrokimia, maka PERTAMINA membagai usahanya dalam dua sektor yaitu usaha

hulu dan usaha hilir, dan untuk mendukung terlaksananya bisnis tersebut dengan baik

maka PERTAMINA dibantu oleh anak – anak perusahaan. 2.4.1 Sektor hulu

Kegiatan usaha PERTAMINA Hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak,

gas, dan panas bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dangas

dilakukan di beberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Pengusahaan di

dalam negeri dikerjakan oleh PERTAMINA Hulu dan melalui kerjasama dengan

mitra sedangkan untuk pengusahaan di luar negeri dilakukan melalui aliansi

strategis bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak

dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di

(23)

memiliki usaha di bidang pemboran minyak dan gas. Kegiatan eksplorasi

ditujukan untuk mendapatkan penemuan cadangan migas baru sebagai pengganti

hidrokarbon yang telah diproduksikan. Upaya ini dilakukan untuk menjaga agar

kesinambungan produksi migas dapat terus dipertahankan. Aktivitas eksplorasi

dan produksi dilakukan melalui operasi sendiri dan konsep kemitraan dengan

pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak dan gas berupa JOBEOR (Joint

Operating Body for Enhanced Oil Recovery), JOB-PSC (Joint Operating Body for

Production Sharing Contract), TAC (Technical Assistance Contract), BOB

(Badan Operasi Bersama), penyertaan berupa IP (Indonesian Participation) dan

PPI (Pertamina Participating Interest), serta proyek pinjaman sedangkan

pengusahaan panasbumi berbentuk JOC (Joint Operating Contract). Pengusahaan

minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh) Daerah Operasi Hulu

(DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut adalah DOH Nangroe Aceh Darussalam

(NAD) Sumatra Bagian Utara yang berpusat di Rantau, DOH Sumatra Bagian

Tengah berpusat di Jambi, DOH Sumatra Bagian Selatan berpusat di Prabumulih,

DOH Jawa Bagian Barat berpusat di Cirebon, DOH Jawa Bagian Timur berpusat

di Cepu, DOH Kalimantan berpusat di Balikpapan, dan DOH Papua berpusat di

Sorong. Pengusahaan bidang panas bumi dilakukan di 3 (tiga) area panas bumi

dengan total kapasitas terpasang sebesar 162 MW. Ketiga Area Panas Bumi

tersebut adalah Area Sibayak (2 MW) di Sumatra Utara, Kamojang (140 MW) di

Jawa Barat dan Lahendong (20 MW) di Sulawesi Utara. Sampai akhir tahun 2004

(24)

yang terdiri dari 6 JOB-EOR, 15 JOB-PSC, 44 TAC, 27 IP/PPI (termasuk

BOB-CPP) dan 5 proyek loan. Sedangkan untuk bidang panas bumi terdapat 8 JOC.

Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan usahanya

baik di dalam dan luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra. Pertamina

juga memiliki usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak dan gas

melalui Pertamina Drilling Service (PDS) yang memiliki 26 unit rig pemboran

serta anak perusahaan PT Usayana yang memiliki 7 rig pemboran. Dalam kegiatan

transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan panjang total 3800 km

dan 64 stasiun kompresor.

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai anak – anak perusahaan PERTAMINA:

1. PT.PERTAMINA EP (PEP) dengan visi "PEP World Class" pada 2014. Perusahaan ini menyelenggarakan usaha hulu di bidang minyak dan

gas bumi meliputi eksplorasi dan eksploitasi, serta penjualan produksi

minyak dan gas bumi hasil kegiatan eksploitasi. PEP juga menyelenggarakan

kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung

menunjang kegiatan usaha tersebut di atas. Wilayah kerja PT.PERTAMINA

EP merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan

Migas PT.PERTAMINA (Persero). Wilayah Kerja yang mulai dikelola oleh

PT.PERTAMINA EP sejak 17 September 2005 termasuk di dalamnya seluruh

(25)

melalui TAC (Technical Assistance Contract) sebanyak 33 kontrak serta JOB

EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery) sebanyak 3 kontrak.

2. PT.PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PGE)

Adalah anak perusahaan Direktorat Hulu PT.Pertamina (Persero) yang

menangani kegiatan usaha geothermal. Saat ini PGE mengelola 15 Wilayah

Kerja Pertambangan (WKP) panas bumi dengan total cadangan 8.480 MW

dan kapasitas terpasang sebesar 852 MW. Dalam pengembangan usaha

menuju visi 2014: "World Class Geothermal Energy Enterprise ", PGE

bertekad untuk menjadi produsen energi geothermal no.3 di dunia dengan

kapasitas produksi 1035 M.

3. PT.PERTAGAS

merupakan suatu entitas bisnis yang bergerak dalam usaha niaga,

transportasi, distribusi, pemrosesan dan bisnis lainnya yang terkait dengan gas

alam dan produk turunannya. Untuk mempertegas definisi dan cakupan

keberadaannya, maka PT.PERTAGAS pun meyusun pernyataan misi (mission

statement) sebagai berikut: "Melakukan bisnis gas bumi dan bisnis terkait

secara profesional yang memberikan nilai tambah bagi stakeholders,

berwawasan lingkungan, mengutamakan keselamatan dan kesehatan serta

(26)

dunia yang memiliki usaha di semua lini bisnis gas secara terintegrasi,

disegani dan menguasai pasar lokal Indonesia dan luar negeri.

4. PT.PERTAMINA HULU ENERGI (PHE)

Adalah salah satu anak perusahaan PT.PERTAMINA (PERSERO)

yang bergerak di bidang pengelolaan portofolio usaha sektor hulu minyak dan

gas bumi serta energi lainnya. Kegiatan PHE kedepan dirancang sesuai visi

2014 yaitu Menjadi perusahaan multinasional yang terpandang di bidang

energi di sektor hulu migas dan energi (Respectable Multinational Upstream

Energy Company). Perusahaan ditugaskan untuk mengelola dan

mengembangkan portofolioportofolio usaha hulu migas yang telah dan/atau

akan dijalankan dari berbagai bentuk kerjasama seperti JOB-PSC, IP/PPI,

BOB dan sebagainya, baik di dalam maupun luar negeri. Tugas ini tercermin

di dalam mission statement perusahaan sebagai berikut: Melaksanakan

pengelolaan operasi dan portofolio usaha sektor hulu minyak dan gas bumi

serta energi lainnya yang flexible, lincah dan berdaya laba tinggi yang

memberikan nilai tambah bagi stakeholders.

5. Drilling Service Hulu (DS)

merupakan salah satu Strategic Business Unit (SBU) Direktorat Hulu,

yang mengelola usaha jasa drilling (pemboran) dan workover. Awalnya DS

merupakan fungsi bor di dalam organisasi Pertamina Direktorat Eksplorasi &

(27)

Kpts-081/C00000/2006-S0, struktur organisasi Drilling Services Dit Hulu

dikembalikan menjadi SBU di bawah Direktorat Hulu sebagai persiapan

membentuk anak perusahaan di 2007.

6. Exploration and Production Technology Center (EPTC)

Dibentuk pada 27 September 2006. Aktivitasnya difokuskan dalam

aspek pengembangan dan inovasi teknologi kebumian, untuk tujuan

eksplorasi dan produksi dengan menyediakan end-to-end EP technology

solution yang andal, cepat dan tepat guna.

2.4.2 Usaha hilir 1. BBM Retail

Merupakan salah satu fungsi di Direktorat Pemasaran dan Niaga yang

menangani pemasaran BBM retail untuk sektor transportasi dan rumah

tangga. Pertamina melakukan pemasaran BBM Retail melalui lembaga

penyalur Retail BBM/BBK yang saat ini tersebar diseluruh Indonesia,

seperti SPBU (Statiun Pengisian BBM Untuk Umum), Agen Minyak Tanah

(AMT), Agen Premium & Minyak Solar (APMS), serta Premium Solar

Packed Dealer (PSPD). Saat ini Pertamina sedang berbenah untuk

melakukan transformasi di segala bidang, termasuk di fungsi Retail Outlet

SPBU. Upaya yang dilakukan dalam perubahan tersebut adalah pemberian

standarisasi pelayanan SPBU Pertamina. Pertamina berkomitmen

memberikan pelayanan terbaik dengan istilah Pertamina Way. Penjabaran

(28)

format fisik dan produk dan pelayanan. Pertamina Way merupakan standar

baru yang diterapkan untuk seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak

Umum (SPBU Pertamina) di seluruh Indonesia kepada konsumen baik dari

segi pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas termasuk kenyamanan di

lingkungan SPBU. SPBU yang telah sukses menerapkan Pertamina Way

berhak mendapatkan Sertifikasi Pasti Pas, setelah dinyatakan lolos oleh

auditor independen bertaraf Internasional.

2. BBM Industri & Marine

Merupakan satu Divisi di Direktorat Pemasaran dan Niaga, Divisi

Pemasaran BBM dengan tugas pokok menangani semua usaha marketing dan

layanan jual Bahan Bakar Minyak kepada konsumen Industri dan Marine.

BBM yang tersedia meliputi Minyak Solar (High Speed Diesel), Minyak

Diesel (Industrial/Marine Diesel Oil), dan Minyak Bakar (Industrial/Marine

Fuel Oil). Saat ini konsumen BBM Pertamina di sector Industri dan marine

mencapai lebih dari 4500 konsumen, tersebar diseluruh daerah di Indonesia.

Beberapa Pelanggan utama kami adalah PT. PLN (Persero), TNI/POLRI,

Industri Pertambangan, Industri Besi Baja, Industri Kertas,Industri Makanan,

Industri Semen, Industri Pupuk, Kontraktor Kontrak Kerja Sama, transportasi

air dan industry lainnya. Di bidang Marine, kami fokus dalam meningkatkan

volume penjualan. Dan memperluas area dan lokasi layanan BBM Pertamina

di semua Pelabuhan penting di Indonesia. Kelebihan utama BBM Pertamina

(29)

jaringan yang luas diseluruh daerah dan pelosok di Indonesia yang didukung

oleh dan 7 kilang milik Pertamina maupun sumber dari luar negeri, sarana dan

prasarana angkutan BBM yang lengkap, serta lebih dari 120 lokasi Depot,

Terminal Transit dan Instalasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Mutu

produk BBM dan kualitas serta kuantitas layanan yang terjamin serta

memenuhi standard Internasional .

3. Pelumas

Bisnis pelumas adalah usaha yang prospektif mengingat

PERTAMINA merupakan Market Leader pasar pelumas dalam negeri selama

lebih dari 30 tahun. Bisnis pelumas PERTAMINA terdiri atas bisnis dalam

negeri untuk segmen retail maupun segmen industri, dan bisnis pelumas luar

negeri. Di samping produk jadi, Pelumas PERTAMINA juga melayani

kebutuhan Base Oil Group I dan Base Oil Group III (mulai medio 2008).

Pangsa pasar kami saat ini mencapai 54% di segmen retail dan 58% di

segmen industri. Untuk segmen retail di dalam negeri, Pelumas PERTAMINA

memasarkan lebih dari 17 Brand, sementara untuk segmen industri sebanyak

18 Brand. Untuk pasar luar negeri, PERTAMINA memasarkan 3 Brand yang

merupakan extension dari Brand di dalam negeri. Untuk Lube Base Oil,

PERTAMINA memasarkan 5 jenis kekentalan untuk LBO Group I, dan 2

jenis kekentalan untuk LBO Group III. Pemasaran Pelumas PERTAMINA di

dalam negeri, didukung oleh 7 Sales Region, 180 Agen Pelumas, dan 45

(30)

4. Gas Domestik

Sejak 1968 Unit Gas Domestik telah berkomitmen untuk melayani

seluruh masyarakat Indonesia dengan menyediakan LPG sebagai bahan baku

dan bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri

dengan menggunakan brand "Elpiji". Akhir-akhir ini, Elpiji menjadi lebih

dikenal dan dekat dengan masyarakat dengan adanya program Pemerintah

untuk mengkonversi Minyak Tanah ke Elpiji, yang ternyata telah terbukti

lebih ekonomis, efisien dan ramah lingkungan dibanding Minyak Tanah.

Dalam era "Langit Biru", Unit Gas Domestik memegang peranan penting

dalam menyukseskan program ini. Disamping Elpiji, sejak tahun 1987 Unit

Gas Domestik juga telah mensuplai bahan bakar gas dengan menggunakan

CNG (Compressed Natural Gas), dibawah brand "BBG". "Musicool",

hidrokarbon refrigerant yang ramah lingkungan, yang telah diluncurkan pada

tahun 2004, menjadi satu bukti dari komitmen kami untuk mewujudkan

lingkungan hidup yang lebih baik dengan menjaga lapisan ozon dari

kerusakan dan Efek Pemanasan Global. Saat ini, diversifikasi energi

merupakan suatu keharusan dalam rangka mengantisipasi krisis minyak bumi

yang disebabkan adanya kecenderungan penurunan cadangan minyak bumi.

Bersama dengan Penelitian dan Laboratorium PT. Pertamina (Persero), Unit

Gas Domestik mengembangkan LPG untuk transportasi atau LGV (Liquefied

(31)

Condensat), yang juga dapat dipakai sebagai bahan bakar untuk memasak

seperti Elpiji. Perbaikan yang berkelanjutan terus menerus selalu dilakukan

oleh Unit Gas Domestik dalam mengembangkan produk-produknya, didukung

oleh infrastruktur yang handal dan keinginan untuk memberikan pelayanan

yang lebih baik serta memberikan dukungan terbaik bagi pemerintah

Indonesia, masyarakat, dan lingkungan. Pelayanan dan produk-produk yang

terbaik dapat diartikan sebagai kepuasan pelanggan yang diharapkan akan

mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang berkualitas.

5. Niaga

Divisi Niaga adalah divisi yang bernaung dibawah Direktorat

Pemasaran & Niaga dengan bisnis inti melakukan ekspor-impor dan penjualan

domestik untuk Minyak mentah, BBM, dan produk Petrokimia, dengan nilai

uang atau revenue yang dikelola sekitar 135 trilyun rupiah pertahun. Bisnis

ekspor-impor dan penjualan domestik tersebut dikelola melalui 3 (tiga) Fungsi

dibawahnya, yakni Unit Usaha Minyak Mentah & BBM, Unit Usaha Niaga

Non BBM, dan fungsi perencanaan, evaluasi dan pengembangan serta

koordinasi yakni Fungsi Reneval Niaga. Bisnis inti Niaga Minyak mentah &

BBM adalah melakukan trading dibidang impor BBM sekitar 120.000.000

(seratus duapuluh juta) Barrel per tahun dan ekspor Minyak mentah sekitar

7.000.000 (tujuh juta) Barrel per tahun, serta mengekspor produk minyak

33.000.000 Barrel per tahun, yang terdiri dari produk Naphta 3.600.000 Barrel

(32)

Barrel per tahun dan sekitar 26.800.000 (dua puluh enam juta delapan ratus

ribu) Barrel pertahun, yang bersumber dari kilang Unit Pengolahan

PERTAMINA. Sedangkan bisnis inti Niaga Non BBM adalah menjual produk

NBBM baik di pasar dalam negeri maupun ekspor yang bersumber dari kilang

Unit Pengolahan PERTAMINA sendiri, dengan volume penjualan per tahun

mencapai sekitar 2 (dua) juta mt dengan memperoleh revenue sekitar 11

(sebelas) trilyun rupiah dan profit sekitar 1,65 trilyun rupiah. Sejalan dengan

berubahnya PERTAMINA menjadi PT PERSERO yang mulai fokus pada

orientasi profit, Niaga Non BBM mulai menjalankan trading (jual-beli)

produk NBBM dengan melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan pasar

dalam negeri terutama untuk produk yang mengalami shortage of

supply/production dalam rangka untuk meningkatkan profit sekaligus untuk

meningkatkan pangsa pasar PERTAMINA. Adapun Reneval Niaga adalah

fungsi yang melakukan perencanaan, evaluasi, pengembangan serta

koordinasi untuk mendukung bisnis ke dua Fungsi Unit Usaha diatas yakni

fungsi Niaga Minyak Mentah & BBM dan Fungsi Niaga Non BBM. Aviasi

merupakan salah satu unit bisnis PERTAMINA - perusahan nasional yang

bergerak di bidang energi, minyak, gas dan petrokimia - yang melakukan

usaha pemasaran serta penyediaan produk dan layanan bahan bakar

penerbangan di Indonesia dan Timor Leste, PERTAMINA Aviasi memiliki

aspirasi untuk menjadi pemasar dan penyedia layanan bahan bakar

(33)

PERTAMINA Aviasi, dan telah menjadi komitmen dan tujuan kami untuk

senantiasa mengembangkan value propositions perusahaan bagi pelanggan

dan stakeholders lainnya. Dalam penyediaan produk dan layanan, kami

memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang ketat dengan perhatian utama

pada keselamatan penerbangan melalui pengimplementasian standar

internasional tentang persyaratan kualitas dan penanganan produk dengan

memperhatikan persyaratan pelanggan, industri dan peraturan lindungan

lingkungan.

6. Perkapalan

PERTAMINA Perkapalan hadir melayani dengan menjunjung tinggi

dan mengunggulkan nilai budaya dan citra perusahaan. Merupakan suatu

kebanggaan bagi PERTAMINA untuk memberikan pelayanan di bidang

pelayaran, menjadi perusahaan perkapalan yang maju dan terpandang di era

baru. Keunggulan kami terletak pada pengalaman luas dan keahlian yang

tinggi dalam distribusi minyak mentah, gas, petrokimia, dan produk lain

sejenisnya melalui jalur laut di negara kepulauan. Berkantor pusat di Tanjung

Priok, Jakarta, kami akan senantiasa memberikan pelayanan terbaik untuk

pelanggan di seluruh pelosok tanah air Indonesia. Dengan Misi menjadi

penyedia layanan logistik yang professional untuk produk minyak, gas,

petrokimia, dan produk - produk kilang lainnya,PERTAMINA Perkapalan

(34)

berbagai tipe kapal dari Bulk Lighter hingga VLCC (Very Large Crude

(35)

35 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Penulis melakukan kegiatan kerja praktek di PT. PERTAMINA Unit

Pemasaran III Cabang Bandung di bagian Wira Penjualan BBM ( Retail ), dalam

pelaksanaannya penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan

di bidang pengolahan pelaporan penjualan.

3.1.1 Pengertian Analisis

Pengertian Analisis menurut Drs. S Munawir.,dalam bukunya yang berjudul

Analisis Laporan Keuangan Adalah :

“Analisis merupakan suatu proses dengan tujuan untuk memberikan

tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan". (2007:31).

3.1.2 Pengertian Laporan

Laporan adalah untuk mengetahui hasil akhir dari suatu kegiatan yang

telah dilakukan selama periode yang telah dilakukan sebelumnya.dan laporan

juga bermanfaat sebagai sarana dalam mengevaluasi setiap kegiatan yang

telah dilaksanakan sehingga setiap kesalahan dapat diperiksa dan diperbaiki. “Laporan adalah suatu proses akhiran dari suatu kegiatan yang

sebelumnya atau penyampaian kesimpulan pelaksanaan kerja,

(36)

3.1.3 Pengertian Penjualan

Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan

rencana – rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan

laba.Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari

penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang

diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui

hasil produk yang dihasilkan.

Penjualan merupakan sumber daya yang ikut membantu dalam

liquiditas perusahaan, sehingga perusahaan memberikan perhatian yang

cukup besar terhadap penjualan.

Menurut Mulyadi (2007:160) penjualan adalah :

“Suatu kegiatan yang terdiri dari transaksi penjualan barang atau

jasa, secara kredit maupun tunai “.

A.Tujuan Penjualan

Tujuan penjualan adalah untuk mendapatkan laba yang optimal,

dimana dengan laba yang optimal diharapkan perusahaan mampu

meningkatkan serta mengembangkan aktivitas di dalam perusahaan.

Selain itu perolehan laba juga digunakan untuk kelangsungan hidup

(37)

Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut

Soemarso S.R(2006:44) yaitu:

1. Mencapai volume penjualan tertentu.

2. Mendapat laba tertentu.

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan umum

perusahaan dalam kegiatan penjualan adalah untuk mencapai volume

penjualan, mendapat laba yang maksimal dengan modal sekecil-kecilnya, dan

menunjang pertumbuhan suatu perusahaan.

B. Informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen dalam kegiatan

penjualan adalah :

1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau

kelompok produk selama jangka waktu tertentu

2. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama periode tertentu

3. Nama dan alamat pembeli

4. Kuantitas produk yang dijual

5. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan

6. Otorisasi pejabat yang berwenang

C. Dokumen-Dokumen Penjualan

Dokumen-dokumen penjualan antara lain sebagai berikut:

1. Order Penjualan Barang (Sales Order)

2. Nota Penjualan Barang

(38)

4. Faktur Penjualan (Invoice)

5. Surat pengiriman Barang (Shipping Slip)

6. Jurnal Penjualan (Sales Journal).

Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Order Penjualan Barang (Sales Order)

Merupakan penghubung antara beragam fungsi yang diperlukan

untuk memproses langganan dengan menyiapkan peranan penjualan.

2. Nota Penjualan Barang

Merupakan catatan atau bukti atas transaksi penjualan barang

yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan dan sebagai dokumen

bagi pelanggan.

3. Perintah Penyerahan Barang (Delivery Order)

Merupakan suatu bukti dalam pengiriman barang untuk

diserahkan kepada pelanggan setelah adanya pencocokan rangkap

slip.

4. Faktur Penjualan (Invoice)

Adalah dokumen yang menunjukan jumlah yang berhak ditagih

kepada pelanggan yang menunjukan informasi kuantitas, harga dan

jumlah tagihannya.

5. Surat Pengiriman Barang (Shipping Slip)

Adalah dokumen yang berfungsi sebagai surat perintah

penyerahan barang kepada pembawa surat tersebut, yang ditujukan

(39)

perusahaan atau bagian gudang perusahaan lain yang memiliki

konsensus dengan perusahaan yang menerbitkan surat pengiriman

barang.

6. Jurnal Penjualan (Sales Journal)

Adalah dokumen yang berisi mengenai proses penjualan yang

telah terjadi.

Dapat disimpulkan bahwa dokumen-dokumen penjualan terdiri

dari: Order Penjualan Barang, Nota Penjualan Barang, Perintah

Penyerahan Barang, Faktur Penjualan, Surat Pengiriman Barang dan

Jurnal Penjualan.

D.Bagian-Bagian Penjualan

bagian-bagian penjualan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Bagian Penjualan

2. Bagian Kredit

3. Bagian Gudang

4. Bagian Pengiriman

5. Bagian Penagihan

Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagian Penjualan

Adalah bagian penjualan menerima surat pesanan dari pihak pembeli dan

(40)

2. Bagian Kredit

Adalah atas dasar surat pesanan dari pembeli yang diterima dibagian

penjualan, bagian ini memeriksa data kredit pelanggan yang selanjutnya

memberikan persetujuan terhadap surat pesanan tersebut dan

memeriksannya ke bagian gudang.

3. Bagian Gudang

Adalah bagian gudang yang bertugas untuk menyimpan persediaan baran

dagangan serta mempersiapkan barang dagangan yang akan dikirim

kepada pembeli.

4. Bagian Pengiriman

Adalah bagian ini mengeluarkan surat order penjualan dan kemudian

membuat nota pengiriman atas barang yang dipesan.

5. Bagian Penagihan

Adalah bagian ini bertugas untuk membuat faktur penjualan dan kemudian

didistribusikan kepada:

a. Rangkap pertama (asli) diberikan kepada pelanggan

b. Rangkap kedua diberikan kepada bagian piutang

c. Rangkap ketiga diarsipkan berdasarkan nomor urut bersamaan

dengan surat order penjualan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bagian-bagian

penjualan terdiri dari: Bagian Penjualan, Bagian Kredit, Bagian Gudang,

(41)

E.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penjualan

Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor tertentu yang

dapat meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer

penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi

penjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut Basu

Swastha (2005:406) antara lain sebagai berikut:

1. Kondisi dan Kemampuan Penjual

2. Kondisi Pasar

3. Modal

4. Kondisi Organisasi Perusahaan

5. Faktor-Faktor Lain

Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kondisi dan Kemampuan Penjual

Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa

masalah penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan

sifat dari tenaga penjual adalah:

a. Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan

b. Harga produk atau jasa

c. Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman

2. Kondisi Pasar

Pasar sebagai kelompok penbelian atau pihak yang menjadi sasaran

(42)

3. Modal

Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut

barang dagangan ditempatkan atau untuk membesar usahanya.

4. Kondisi Organisasi Perusahaan

Pada perusahan yang besar, biasanya masalah penjual ini ditangani

oleh bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh

orang-orang yang ahli dibidang penjualan.

5. Faktor-faktor lain

Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan

pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan

dengan adanya faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagi

barang yang sama

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor

yang mempengaruhi kegiatanpenjualan, yaitu:kondisi dan kemampuan penjualan, kondisi pasar, modal, kondisi organisasi perusahaan, dan faktor-faktor lain.

F. Proses Penjualan

Menurut Basu Swastha (2005:410) menyebutkan beberapa tahapan

penjualan, yaitu:

1. Persiapan Sebelum Penjualan

2. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial

3. Pendekatan Pendahuluan

4. Melakukan Penjualan

(43)

Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Persiapan Sebelum Penjualan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan tenaga

penjual dengan memberikan pengertian tentang barang yang dijualnya,

pasar yang di tuju, dan teknik-teknik penjualan yang harus dilakukan.

2. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial

Dari lokasi ini dapatlah dibuat sebuah daftar tentang orang-orang atau

perusahaan yang secara logis merupakan pembeli potensial dari produk

yang ditawarkan.

3. Pendekatan Pendahuluan

Berbagai macam informasi perlu dikumpulkan untuk mendukung

penawaran produknya kepada pembeli, misalnya tentang kebiasaan

pembeli, kesukaan, dan sebagainya.Semua kegiatan ini dilakukan sebagai

pendekatan pendahuluan terhadap pasarnya.

4. Melakukan Penjualan

Penjualan dilakukan bermula dari suatu usaha untuk memikat perhatian

calon pembeli, kemudian diusahakan untuk menarik daya tarik

mereka.Dan akhirnya penjual melakukan penjualan produknya kepada

pembeli.

5. Pelayanan Sesudah Penjualan

Dalam tahap akhir ini penjual harus berusaha mengatasi berbagai macam

keluhan atau tanggapan yang kurang baik dari pembeli.Pelayanan

(44)

bahwa keputusan yang diambilnya tepat dan barang yang dibelinya

betul-betul bermanfaat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan proses

penjualan bermula dari persiapan sebelum penjualan, penentuan lokasi pembeli

potensial, pendekatan pendahuluan, melakukan penjualan, dan berakhir pada

pelayanan sesudah penjualan.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis di PT. PERTAMINA

UnitPemasaran III Cabang Bandung di bagian Wira Penjualan BBM ( Retail ) secara

langsung dapat menjadi suatu tolak ukur atas sejauh mana dan seberapa kapasitas diri

mahasiswa dalam proses pengembangan potensi akademis maupun teknis yang

dimilikinya.Adapun teknis kerja praktek kegiatan yang penulis lakukan yaitu: 1. Mendapat penjelasan umum mengenai kepegawaian dan struktur

organisasi di PT. PERTAMINA Unit Pemasaran III Cabang Bandung,

informasi dan penjelasan singkat mengenai sejarah perusahaan, budaya

dan nilai-nilai dasar perusahaan

2. Perkenalan dengan semua staff PT. PERTAMINAUnit Pemasaran III

Cabang Bandung

3. Pengarahan dari pembimbing praktek kerja lapangan

4. Membantu memfotocopy dokumen-dokumen yang dibutuhkan

PT.PERTAMINA Unit Pemasaran III Cabang Bandung

5. Membantu fax format data totalisator ke SPBU - SPBU

6. Mengerjakan tugas yang diberikan pembimbing praktek kerja lapangan

(45)

8. Membantu persiapan SPBU – SPBU Unit Pemasaran III Cabang Bandung dalam rangka arus mudik – balik lebaran

9. Menagih laporan audit SPBU – SPBU Unit Pemasaran III Cabang Bandung

10.Merekap laporan totalisator dari SPBU – SPBU Unit Pemasaran III Cabang Bandung

11.Menyusun berkas Laporan Penjualan per-SPBU.

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

Disetiap perusahaan / instansi pasti mempunyai kewajiban pada ketentuan

yang harus diikuti dalam mengolah data untuk keperluan perusahaan.Hal ini

berhubungan dengan pencatatan dokumen untuk suatu instansi dan menyiapkan

beragam laporan yang berasal dari catatan – catatan yang diambil dari dokumen tersebut.

3.3.1 Prosedur Pelaporan Penjualan BBM Pada PT.Pertamina

Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis di PT. PERTAMINA

Unit Pemasaran III Cabang Bandung di bagian Wira Penjualan BBM ( Retail)

memberikan suatu gambaran kepada penulis tentang prosedur pelaporan

penjualan BBM pada PT.Pertamina sangatlah penting dikarenakan hasil dari

pelaporan penjualan BBM tersebut dapat dijadikan acuan untuk mengetahui

kelemahan dan kelebihan dimasa mendatang.

Prosedur pelaporan penjualan BBM pada PT.Pertamina menjelaskan

tentang cara pelaporan penjualan dari laporan SPBU-SPBU sampai kepada

(46)

PT.Pertamina yang sedang berjalan pada saat penulis melaksanakan kerja

praktek adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1

Prosedur Pelaporan Penjualan BBM PT.PERTAMINA (Persero)

AGEN PT.PERTAMINA

Selesai Mulai

Format data penjualan Membuat format data penjualan

Format data penjualan

Mengisi data penjualan

data penjualan

data penjualan

Merekap data penjualan

(47)

Prosedur pelaporan penjualan BBM PT.PERTAMINA (Persero):

(1) PT.Pertamina membuat format data penjualan untuk agen

(2) Format data penjualan dikirim ke agen melalui e-mail atau fax

(3) Agen menerima format data penjualan dari PT.PERTAMINA lalu

mengisi format data penjualan tersebut dari data penjualan agen

(4) Agen mengirim data penjualan ke PT.PERTAMINA melalui e-mail atau

fax

(5) PT.Pertamina menerima data penjualan dari agen dan merekap data

penjualan dari agen tersebut untuk kemudian dilaporkan kepada

pimpinan perusahaan

3.3.2 Kendala - Kendala Pelaporan Penjualan BBM Pada PT.Pertamina Dalam setiap kegiatan yang berlangsung tidaklah semudah yang

dibayangkan serta tidak selamanya seperti yang telah kita rencanakan. Ada

kalanya apa yang kita kerjakan tidak sesuai dengan rencana dan harapan kita

bahkan tidak berhasil sama sekali.

Demikian juga dalam proses pelaporan penjualan PT.PERTAMINA

Unit Pemasaran III Cabang Bandung, tidak selalu lancar dan berjalan dengan

mudah begitu saja. Dalam proses pelaporan penjualan pihak perusahaan

dalam hal ini bagian wira penjualan adakalanya mengalami hambatan

-hambatan sehingga menghambat jalanya usaha.

Adapun hambatan - hambatan yang dialami dalam proses pelaporan

penjualan pada PT.PERTAMINA Unit Pemasaran III Cabang Bandung,

(48)

1. Kurangnya sosialisasi dari PT.Pertamina tentang pengisian format

data penjualan

2. Keterlambatan pelaporan penjualan dari agen-agen

3. Minimnya staff / pegawai bagian retail sehingga memperlambat

proses pelaporan penjualan

4. Kurangnya pengawasan dari pimpinan yang menyebabkan para

staff / pegawai sedikit memperlambat proses pengerjaan pelaporan

penjualan.

3.3.3 Upaya Menanggulangi Kendala – Kendala Yang Terjadi Dalam Pelaporan Penjualan BBM Pada PT.Pertamina.

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap usaha yang kita lakukan akan

mendapatkan hambatan - hambatan yang merupakan tantangan menuju

keberhasilan. Namun tiada hambatan yang tidak memiliki solusi atau jalan

keluarnya. Begitu juga dengan hambatan-hambatan yang terjadi pada

PT.PERTAMINA Unit Pemasaran III Cabang Bandung dalam menyusun

pelaporan penjualan.

Ada beberapa solusi yang bisa diupayakan atau dilakukan sebagai

langkah mengatasi hambatan yang terjadi saat melakukan pelaporan penjualan.

Solusi yang ditempuh diantaranya:

1. PT.Pertamina perlu mengadakan kegiatan sosialisasi ke agen-agen

guna memberitahukan format data laporan penjualan yang benar

2. Lebih memperhatikan ketepatan waktu dalam melakukan

(49)

bahkan dapat dilakukan dengan waktu yang lebih cepat dari yang

ditargetkan dengan cara membuat suatu patokan tanggal atau waktu

untuk proses pengecekan.

3. PT.Pertamina harus menambah staff / pegawai bagian wira

penjualan agar proses pelaporan penjualan dapat dilaporkan lebih

cepat

4. Perlunya pengawasan yang lebih ketat dari pimpinan agar proses

pelaporan penjualan akan dikerjakan lebih cepat oleh para

(50)

50 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan kerja praktek yang dilakukan penulis dan

pembahasan pada bab III serta data yang diperoleh penulis, maka penulis dapat

memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam hal pelaporan penjualan yang dilakukan oleh bagian penjualan di

PT. Pertamina Unit Pemasaran III Cabang Bandung sudah berjalan baik

hanya saja selalu mengalami perubahan format dan prosedur pelaporan

penjualan BBM dalam setiap pergantian pimpinan.

2. Adapun efek dari perubahan format dan prosedur dalam setiap pergantian

pimpinan mengakibatkan timbulnya beberapa hambatan yang dihadapi

oleh bagian penjualan dalam melakukan penyusunan laporan penjualan

diantaranya :

1. Kurangnya sosialisasi dari PT.Pertamina tentang pengisian format

data penjualan

2. Keterlambatan pelaporan penjualan dari agen-agen

3. Minimnya staff / pegawai bagian retail sehingga memperlambat

proses pelaporan penjualan

4. Kurangnya pengawasan dari pimpinan yang menyebabkan para

pegawai / staff sedikit memperlambat proses pengerjaan pelaporan

(51)

3. bagian penjualan melakukan upaya-upaya sebagai tindakan mengatasi

hambatan yang terjadi didalam penyusunan pelaporan penjualan antara lain

sebagai berikut :

1. PT.Pertamina perlu mengadakan kegiatan sosialisasi ke agen-agen

guna memberitahukan format data laporan penjualan yang benar.

2. Lebih memperhatikan ketepatan waktu dalam melakukan

pengecekan data penjualan supaya tidak terjadi keterlambatan atau

bahkan dapat dilakukan dengan waktu yang lebih cepat dari yang

ditargetkan dengan cara membuat suatu patokan tanggal atau waktu

untuk proses pengecekan.

3. PT.Pertamina harus menambah staff / pegawai bagian wira penjualan

agar proses pelaporan penjualan dapat dilaporkan lebih cepat.

4. Perlunya pengawasan yang lebih ketat dari pimpinan agar proses

pelaporan penjualan akan dikerjakan lebih cepat oleh para staff /

pegawai.

4.2 Saran

Selama penulis melakukan pengamatan di bagian wira penjualan PT.

Pertamina Unit Pemasaran III Cabang Bandung penulis merasakan adanya

beberapa hal yang harus diperbaiki dan sebagai bukti terima kasih penulis

mengungkapkan beberapa saran kepada bagian wira penjualan PT. Pertamina Unit

(52)

1. Penulis berharap setiap divisi PT. Pertamina Unit Pemasaran III Cabang

Bandung dapat bekerja sama dengan baik dalam mengatasi hambatan

yang ada dengan menerapkan sistem yang lebih baik mulai dari sekarang.

2. Bagi para pimpinan semoga dapat melakukan interaksi yang lebih baik

lagi dengan para bawahannya.

3. Para karyawan PT. Pertamina Unit Pemasaran III Cabang Bandung harus

lebih meningkatkan kinerja dan efektifitas kerja untuk memajukan

(53)

LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Diploma III Program Studi Akuntansi

Oleh :

MOCHAMAD GILANG KUMALA 21309014

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(54)

53

Mulyadi,2007,Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. PT.Alfabeta,Yogyakarta

Soemarso S.R,2006, Pengantar Akuntansi. Salemba Empat,Jakarta

(55)

i

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja

praktek dengan judul, Analisis Pelaporan Penjualan BBM di PT.PERTAMINA “.

Penyusunan laporan kerja praktek ini bertujuan untuk memenuhi salah

satu syarat dalam memperoleh gelar Diploma pada Program Studi Pendidikan

Akuntansi Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih

jauh dari sempurna, baik dari isi maupun bahasanya. Hal ini karena keterbatasan

ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun untuk dijadikan bahan

masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya

bimbingan, dorongan, nasehat serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, maka

pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar -

besarnya kepada:

1. Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia

2. Prof.Dr.Hj.Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Gambar

Struktur Perusahaan PT.Pertamina (Persero) UPms III Cabang BandungGambar 2.2
Gambar 3.1 Prosedur Pelaporan Penjualan BBM PT.PERTAMINA (Persero)

Referensi

Dokumen terkait

Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan telah melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan di bawah divisi khusus dibawah tanggung jawab Manajer Keuangan dan Humas

Rini Sulastri: Peranan Pimpinan dalam Meningkatkan Disiplin Kerja pada PT.. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I

Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan yang meliputi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan mengetahui manajemen kredit yang diterapkan

Sebagai perusahaan yang unggul, maju dan terpandang PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V Surabaya mencoba mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan

Sesuai akta pendirian PT Pertamina (Persero), maksud pembentukan perusahaan ini adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di

PERTAMINA (Persero) MOR I menyalurkan BBM (Bahan Bakar Minyak) non subsidi kepada beberapa lembaga penyalur yang dimana lembaga penyalur ini akan siap menyalurkan BBM (Bahan

Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan telah melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan di bawah divisi khusus dibawah tanggung jawab Manajer Keuangan dan Humas

Sebagai perusahaan yang unggul, maju dan terpandang PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V Surabaya mencoba mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan