• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS PELAYANAN KELUHAN PELANGGAN PADA PT PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN V SURABAYA. (Studi Pada Pelayanan Keluhan Pelanggan Terhadap Kecurangan Di SPBU PASTI PAS Surabaya Timur).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KUALITAS PELAYANAN KELUHAN PELANGGAN PADA PT PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN V SURABAYA. (Studi Pada Pelayanan Keluhan Pelanggan Terhadap Kecurangan Di SPBU PASTI PAS Surabaya Timur)."

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS PELAYANAN KELUHAN PELANGGAN PADA

PT PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN V

SURABAYA

(Studi Pa da Pelayanan Keluhan Pelanggan Terhadap Kecur angan Di SPBU PASTI PAS Sur abaya Timur )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Memperoleh Gelar Sar jana Ilmu Administr asi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

Oleh :

FAUZIAH HASDI NINGSIH GINTING

NPM. 1041010036

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

(2)
(3)
(4)
(5)

KUALITAS PELAYANAN KELUHAN PELANGGAN PADA PT PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN V SURABAYA

(Studi Pada Pelayanan Keluhan Pelanggan Ter hadap Kecurangan Di SPBU PASTI PAS Sur abaya Timur )

Disusun Oleh :

FAUZIAH HASDININGSIH GINTING NPM : 1041010036

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skr ipsi

Menyetujui :

Pembimbing,

DR. Lukman Arif, M.Si

NIP. 196411021994031001

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasionl ”Veteran” J awa Timur

(6)

KUALITAS PELAYANAN KELUHAN PELANGGAN PADA PT PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN V SURABAYA

(Studi Pada Pelayanan Keluhan Pelanggan Ter hadap Kecurangan Di SPBU PASTI PAS Sur abaya Timur )

Disusun Oleh :

FAUZIAH HASDININGSIH GINTING NPM : 1041010036

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Pr ogram Studi Administr asi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Pada Tanggal : 21 J uli 2014

Dosen Pembimbing, Tim Penguji :

Dr. Lukman Arif, M.Si

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ J awa Timur

(7)

J UDUL : KUALITAS PELAYANAN KELUHAN

PELANGGAN PADA PT PERTAMINA

(PERSERO) UNIT PEMASARAN V SURABAYA (Studi Pada Pelayanan Keluhan Pelanggan Ter hadap Kecurangan Di SPBU PASTI PAS Sur abaya Timur)

NAMA MAHASISWA : FAUZIAH HASDININGSIH GINTING

NPM : 1041010036

PROGRAM STUDI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Menyatakan bahwa Skripsi ini telah dir evisi dan disahkan

Pada Tanggal ...

Mengetahui/Menyetujui :

Dosen Penguji I, Dosen Penguji II, Dosen Penguji III,

Dr. Lukman Ar if, M.Si

NIP. 196411021994031001

Tukiman, S.Sos, M.Si

NIP.196103231989031001

Dra.Sri Wibawani, M.Si

(8)

KATA PE NGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,

karena dengan rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

" Kualitas Pelayanan Keluhan Pelanggan Pada PT PERTAMINA (PERSERO) Unit

Pemasaran V Sur abaya (Studi Pada Pelayanan Keluhan Pelanggan Ter hadap

Kecur angan Di SPBU PASTI PAS Sur abaya Timur )." Dari awal hingga tersusunnya

Skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis terlebih dahulu ingin mengucapkan rasa hormat

dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik

Universitas Pembangunan Nasional " Veteran" Jawa Timur.

2. Bapak Dr Lukman Arif, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Negara.

3. Bapak Dr Lukman Arif, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh

kesabaran memberikan motivasi, bimbingan serta waktunya untuk penulis.

4. Dosen Ilmu Administrasi Negara yang telah membagi ilmunya kepada penulis

sehingga penulis paham dan mampu menyelesaikan skripsi ini.

5. Untuk orang tua tercinta yang sabar dan telah memberikan dukungan dan kasih

sayang yang penuh serta doa yang tiada henti-hentinya

6. Untuk Masdar Helmi yang telah menemani penulis selama proses observasi dan

selalu memberikan motivasi agar segera menyelesaikan proposal ini.

(9)

proses mengerjakan skripsi ini.

8. Untuk PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V Surabaya yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan

kepada penulis diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai amalan baik.

Penulis menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam menyusun

Skripsi ini. Maka penulis mengharapkan saran dan Kritik yang membangun dari semua

pihak demi kesempurnaan Skripsi ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga dengan terselesainya penulisan

Skripsi ini, akan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan

apabila terdapat kesalahan tidak lupa penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Surabaya, Juli 2014

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Penelitian Terdahulu ... 13

B. Landasan Teori ... 15

1. Pelayanan ... 15

a. Definisi Pelayanan ... 15

b. Tujuan Pelayanan ... 16

c. Prinsip Pelayanan ... 17

d. Asas Pelayanan ... 19

e. Pengaduan Masyarakat atau Pelanggan ... 22

f. Penanganan Pengaduan ... 25

2. Kualitas Pelayanan ... 27

a. Definisi Kualitas Pelayanan ... 27

b. Dimensi Kualitas Pelayanan ... 28

c. Manfaat Kualitas Pelayanan ... 30

(11)

3. Kebijakan Tentang Good Corporate Governance ... 33

a. Pengertian Prinsip Good Corporate Governance ... 33

b. Tujuan Penerapan Prinsip Good Corporate Governance ... 34

c. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance ... 36

4. Kepuasan Pelanggan ... 37

a. Konsep Kepuasan Pelanggan ... 37

b. Definisi Kepuasan Pelanggan ... 40

c. Komponen Kepuasan Pelanggan ... 41

d. Prinsip Yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Pelanggan ... 43

e. Strategi Kepuasan Pelanggan ... 46

f. Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan ... 48

C. Kerangka Berfikir ... 52

BAB III METODE PENELITIAN ... 54

A. Jenis Penelitian ... 54

B. Lokasi Penelitian ... 54

C. Fokus Penelitian ... 56

D. Informan dan Teknik Penarikan Informan ... 58

E. Teknik Pengumpulan Data ... 59

F. Teknik Analisis Data ... 61

G. Keabsahan Data ... 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 64

A.Gambaran Umum Perusahaan ... 64

1.Sejarah Singkat Perusahaan ... 64

2.Logo Perusahaan... 67

(12)

3. Lokasi Perusahaan ... 69

4. Tujuan Perusahaan ... 70

5. Lapangan Usaha ... 70

6. Visi dan Misi PT PERTAMINA (PERSERO) UPms V Surabaya ... 71

7. Tugas dan Fungsi Perusahaan ... 71

a. Tugas Pokok Perusahaan ... 71

b. Fungsi Perusahaan ... 71

8. Struktur Organisasi ... 73

9. Tugas Pokok PT PERTAMINA (PERSERO) UPms V ... 76

10. Komitmen Perubahan ... 76

11. Struktur Organisasi HUPMAS ... 77

12. Komposisi Pegawai ... 80

13. Sarana dan Prasarana ... 82

B. Hasil Penelitian ... 83

1. Bukti Langsung (Tangibles) ... 85

2. Keandalan (Reliability) ... 96

3. Daya Tanggap (Responsiveness) ... 99

4. Jaminan (Assurance) ... 102

5. Empati ... 106

C. Pembahasan Penelitian ... 107

1. Bukti Langsung (Tangibles) ... 108

2. Keandalan (Reliability) ... 111

3. Daya Tanggap (Responsiveness) ... 112

4. Jaminan (Assurance) ... 114

(13)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 117

A. Kesimpulan ... 117

B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Konsep Kepuasan Pelanggan ... 39

Gambar 2. Kerangka Berfikir ... 53

(15)

ABSTRAKSI

FAUZIAH HASDININGSIH GINTING. KUALITAS PELAYANAN KELUHAN PELANGGAN PADA PT PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN V SURABAYA (Studi Pa da Pelayanan Keluhan Pelanggan Ter hadap Kecur angan Di SPBU PASTI PAS Sur abaya Timur ).

Sebagai perusahaan yang unggul, maju dan terpandang PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V Surabaya mencoba mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan cara melakukan pelayanan pelanggan yaitu menampung suara pelanggan yang berupa keluhan, saran, informasi / pertanyaan di lingkungan kerja Unit Pemasaran V Surabaya, pelanggan dapat menyuarakan isi hatinya (keluhan atau permintaan informasi maupun menyampaikan saran untuk perbaikan produk atau layanan perusahaan) dengan cara datang langsung maupun via telepon, sms, e-mail yang nomornya telah disebarluaskan ke seluruh SPBU yang ada di wilayah kerja Unit Pemasaran V Surabaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kualitas pelayanan keluhan pelanggan PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V Surabaya dalam penanganan kasus kecurangan di SPBU Pasti Pas Surabaya Timur. Kualitas Pelayanan merupakan suatu kondisi dinamis produk dan jasa perusahaan yang dikerjakan dengan baik dan dalam pemakaiannya sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif yang meneliti satu variabel yaitu Kualitas Pelayanan Keluhan Pelanggan Pada PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V Surabaya. Fokus dalam penelitian ini adalah Dimensi Kualitas Pelayanan yang meliputi: Bukti Langsung (Tangibles), Keandalan (Reliability), Daya Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance) dan Empati.

Hasil dari penelitian pada PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V Surabaya bahwa Bukti Langsung (Tangibles), meliputi tempat duduk dan ruang tunggu, telepon dan formulir pengaduan sudah bagus dan cukup nyaman. Sedangkan sarana komunikasi kurang bagus karena hanya ada satu telepon yang membuat pelanggan harus menunggu apabila ingin menyampaikan keluhan dalam waktu yang bersamaan. Hanya formulir pengaduan bagi pelanggan dianggap tidak penting, sedangkan perusahaan membutuhkan sebagai arsip. Keandalan (Reliability), meliputi kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan. Untuk kepastian waktu petugas terlalu lama dalam menyelesaikan keluhan pelanggan. Daya Tanggap (Responsiveness), meliputi petugas dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan sudah bagus. Jaminan (Assurance), meliputi keamanan bagi pelanggan sudah terjamin karena identitas pelanggan terjamin kerahasiaannya dan keamanan di wilayah pelayanan pengaduan PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V Surabaya cukup ketat dengan adanya satpam didalam dan diluar gedung. Empati, meliputi kemudahan pelanggan dalam mengakses informasi berkaitan dengan penyampaian keluhan pelanggan. Kemudahan sudah tercapai karena empati petugas sudah bagus karena pelanggan tidak pernah kesulitan mencari petugas baik untuk mencari informasi ataupun untuk menyampaikan keluhan.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era kompetensi (globalisasi) telah nampak didepan kita semua. Era ini

ditandai dengan ketatnya persaingan di segala bidang kehidupan, baik dari segi

kehidupan berbangsa maupun dari segi kehidupan bermasyarakat. Era ini

memperebutkan kesempatan dan peluang, baik dalam bidang bisnis maupun

dalam mengisi jabatan-jabatan yang ada di instansi pemerintahan. Ketatnya

persaingan pada era globalisasi mendatang menuntut kita untuk mengenal dan

memanfaatkan sistem pelayanan yang dapat berkompetisi secara lebih baik.

Dalam era globalisasi dan teknologi saat ini menumbuhkan banyak perusahaan

yang berskala kecil, menengah maupun besar saling bersaing merebutkan pangsa

pasar dalam negeri yang sangat potensial. Dalam kondisi yang seperti ini, hanya

produk dan jasa yang berkualitaslah yang akan memenangkan persaingan dan

mempertahankan posisinya dalam pangsa pasar.

Bersaing dalam merebut pangsa pasar dalam dunia bisnis tidaklah mudah

untuk dilaksanakan, hal tersebut memerlukan strategi dan cara-cara yang efektif

atau handal dalam mengimplementasikannya. Salah satu strategi dan cara-cara

yang efektif atau handal dalam mengimplementasikannya adalah dengan cara

memberikan kualitas pelayanan kepada konsumen dan meluncurkan program

(17)

2

perusahaan utamanya dalam hal pelayanan menjadi salah satu ujung tombak yang

harus diperhitungkan guna kelangsungan bisnisnya.

Mengingat akan pentingnya peran pelayanan dalam suatu organisasi publik

maupun swasta perlu untuk meningkatkan kinerja aparatur dalam

penyelenggaraan pelayanan publik. Terwujudnya pelayanan publik yang

berkualitas merupakan salah satu ciri kepemerintahan yang baik (Good

Government) sebagai tujuan dari pendayagunaan aparatur negara. Disadari bahwa

kebijakan pendayagunaan aparatur negara khusus dalam meningkatkan kualitas

pelayanan publik, senantiasa harus memperhatikan tuntutan dan dinamika

masyarakat yang berada dalam suasana demokratisasi dan otonomi daerah

termasuk antisipasi terhadap kemajuan IPTEK, oleh karena itu peningkatan

kualitas pelayanan publik merupakan satu upaya yang terus menerus

berkelanjutan dan dilaksanakan oleh semua jajaran instansi pemerintah dan

BUMN.

Menurut keputusan Menteri Pendayagunaan aparatur negara Nomor 81

Tahun 1993 yang kemudian disempurnakan dengan keputusan Menteri

Pendayagunaan aparatur negara No 63 Tahun 2003 mendefinisikan pelayanan

umum sebagai bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di

pusat, di daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha

Milik Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya

pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan

(18)

3

Kotler, Hayes dan Blomm (2002) menyebutkan ada enam alasan suatu

institusi perlu mendapatkan loyalitas pelanggannya. Pertama, pelanggan yang ada

lebih prospektif yang artinya mempunyai nilai usaha yang menjanjikan. Kedua,

biaya mendapatkan pelanggan baru lebih besar, dibanding menjaga dan

mempertahankan pelanggan yang ada. Ketiga, pelanggan yang sudah percaya

pada institusi dalam suatu urusan akan percaya juga dalam urusan lainnya.

Keempat, biaya operasi institusi akan menjadi efisien bila memiliki pelanggan

yang loyal. Kelima, institusi dapat mengurangi biaya psikologis dan sosial

dikarenakan pelanggan lama telah mempunyai banyak pengalaman positif dengan

institusi. Keenam, pelanggan loyal akan selalu membela institusi bahkan berusaha

pula untuk menarik dan memberi saran kepada orang lain untuk menjadi

pelanggan.

Pelayanan yang benar seperti yang diajarkan dalam manajemen kualitas

pelayanan adalah pejabat yang eselonnya lebih tinggi memfasilitasi pejabat yang

eselonnya lebih rendah dalam pelaksanaan tugasnya. Dengan demikian

diharapkan melahirkan suatu komitmen pencapaian misi pelayanan prima.

Adanya kemajuan dari sistem budaya, sosial, maupun ekonomi manusia dotuntut

untuk lebih bertidak cepat dan tanggap, terutama dalam berkomunikasi.

Kualitas dapat dilihat sebagai suatu kelemahan atau peningkatan dari

respon konsumen. Harapan konsumen bisa bervariasi baik dari konsumen satu

dengan konsumen lain walaupun pelayanan yang diberikan tetap sama atau

konsisten. Pelayanan yang baik pada pelanggan dan tingkat kualitas dapat dicapai

(19)

4

khusus pada standar kinerja pelayanan, baik standar pelayanan internal (sistem

kerja, cara pelayanan, biaya) maupun standar pelayanan eksternal (cara untuk

selalu konsisten agar bisa mendapatkan harapan konsumen). Pelayanan

merupakan kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau negara yang bersifat

jasa. Peranannya akan bersifat menentukan jika dalam kegiatan-kegiatan jasa di

masyarakat itu terdapat kompetisi dalam usaha merebut jasa atau masyarakat yang

membutuhkannya.

Sebagai bagian dari manajemen perubahan yang tengah digulirkan

berkenaan dengan perubahan status hukum PERTAMINA menjadi Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) Perseroan, PT PERTAMINA (Persero) berkomitmen

untuk melaksanakan praktik-praktik Good Corporate Governance atau tata kelola

perusahaan yang baik sebagai bagian dari usaha untuk pencapaian visi dan misi

perusahaan. Salah satu wujud komitmen tersebut dan menjabarkan Tata Nilai PT

PERTAMINA (Persero) 6C, yaitu Clean, Competitive, Confident, Customer

Focused, Commercial dan Capable ke dalam interpretasi perilaku yang terkait

dengan etika usaha dan tata perilaku. Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of

Conduct) ini disusun untuk menjadi acuan perilaku bagi Komisaris, Direksi dan

pekerja sebagai Insan PERTAMINA dalam mengelola perusahaan guna mencapai

visi, misi dan tujuan perusahaan.

Penerapan Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini

dimaksudkan untuk:

1. Mengidentifikasikan nilai-nilai dan standar etika selaras dengan Visi dan

(20)

5

2. Menjabarkan Tata Nilai Perusahaan 6C sebagai landasan etika yang harus

diikuti oleh insan PERTAMINA dalam melaksanakan tugas.

3. Menjadi acuan perilaku insan PERTAMINA dalam melaksanakan tugas

dan tanggung jawab masing-masing dan berinteraksi dengan stakeholders

perusahaan.

4. Menjelaskan secara rinci standar etika agar insan PERTAMINA dapat

menilai bentuk kegiatan yang diinginkan dan membantu memberikan

pertimbangan jika menemui keragu-raguan dalam bertindak.

Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia, maka

Perseroan sebagai perusahan milik Negara turut melaksanakan dan menunjang

kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional

pada umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi

baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi baik di dalam maupun di luar negeri

serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi,

yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi tersebut serta

pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk

menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat

serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan

menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati

serta kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi baru dan

(21)

6

Dewasa ini, BUMN salah satunya PT. PERTAMINA (PERSERO) selalu

dihadapkan pada tuntutan masyarakat yang menginginkan adanya perbaikan

dalam hal mutu atau kualitas pelayanan itu sendiri. Perusahaan harus dapat

memberikan layanan publik yang sederhana, mudah, jelas, tepat waktu,

profesional dilakukan secara wajar dan dapat menjangkau seluruh lapisan

masyarakat. Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang mampu

memberikan pelayanan yang berfokus pada pelanggan atau masyarakat.

Penerapan sistem pelayanan yang berfokus pada pelanggan dapat berhasil apabila

perusahaan memahami lebih awal hambatan-hambatan yang dihadapi. Salah satu

hambatan yang selama ini ditemui adalah ketidakmampuan manajemen dalam

menerapkan sistem pelayanan yang berfokus pada pelanggan.

Karena sukses perusahaan tidak bisa dilepaskan dari peran pelanggan,

dimana pelanggan menjadi penting dan sangat bermanfaat bagi perusahaan atau

organisasi untuk mengevaluasi posisinya di tengah persaingan dan untuk

mengambil keputusan managerial yang tepat.

Sebagai perusahaan yang unggul, maju dan terpandang, PT PERTAMINA

(PERSERO) Unit Pemasaran V Surabaya mencoba mengetahui kebutuhan dan

keinginan pelanggannya dengan cara menampung suara pelanggan yang berupa

keluhan, saran, informasi / pertanyaan di lingkungan kerja Unit Pemasaran V

Surabaya, pelanggan dapat menyuarakan isi hatinya (keluhan atau permintaan

informasi maupun menyampaikan saran untuk perbaikan produk atau layanan

perusahaan) via telepon, sms, e-mail yang nomornya telah disebarluaskan

(22)

7

Dengan cara seperti ini dapat membantu perusahaan dalam memonitor

bisnis kerja perusahaan dan mitra kerjanya terhadap penjualan produk ataupun

jasa yang diberikan dengan tujuan meningkatkan kualitas secara internal maupun

eksternal.

Kualitas internal berarti perbaikan mutu dan peningkatan aspek bisnis

yang dimulai dari perusahaan itu sendiri, contohnya memberikan kualitas

informasi perusahaan secara cepat, sedangkan kualitas eksternal berarti perbaikan

mutu dan peningkatan aspek bisnis yang berorientasi diluar perusahaan, contoh

penjualan bahan bakar minyak oleh SPBU.

Kegiatan bisnis PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V

Surabaya dan mitra kerjanya diluar cukup beresiko, ditinjau dari jumlah populasi

penduduk di wilayah Jawa Timur kurang lebih 36 juta orang. Dengan demikian,

kebutuhan untuk produk BBM dan Non BBM cukup tinggi karena saat ini PT

PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V Surabaya merupakan satu-satunya

pemasok untuk kebutuhan industri dan rumah tangga di wilayah Jawa Timur,

Bali, NTT dan NTB.

Sebagai satu-satunya pemasok, tingkat kepuasan pelanggan merupakan

salah satu tolok ukur dalam sisi keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu

penjualan produk perusahaan harus selalu dikelola dengan sebaik-baiknya demi

kelangsungan bisnis PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V Surabaya

(23)

8

Kelangsungan bisnis PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V

Surabaya membutuhkan dukungan dari semua sektor terutama masyarakat sebagai

pengguna jasa, maka kepedulian terhadap masyarakat harus selalu ditingkatkan.

Dengan penggunaan prosedur pelayanan yang tepat, kepedulian terhadap

masyarakat dapat berjalan dengan lancar. Prosedur disini merupakan tahap-tahap

dalam mengelola segala pengaduan konsumen. Mengelola dalam artian menerima,

mengumpulkan, menyimpan, mengolah dan menyajikan data keluhan atau

komplain, pertanyaan, saran dan informasi dari pelanggan untuk perbaikan produk

ataupun pelayanan perusahaan. Untuk itu kualitas pelayanan perusahaan bagi para

pelanggan harus ditingkatkan.

Peningkatan kualitas pelayanan bagi para pelanggan dapat diwujudkan

dengan memberikan jawaban atas pertanyaan para pelanggan dalam waktu yang

relatif singkat. Kecepatan merupakan hal yang sangat penting dalam penanganan

keluhan. Apabila keluhan pelanggan tidak segera dihadapi, maka rasa tidak puas

terhadap perusahaan akan menjadi permanen dan tidak dapat diubah lagi.

Sedangkan apabila keluhan dapat ditangani dengan cepat, maka ada kemungkinan

pelanggan tersebut menjadi puas. Apabila pelanggan puas dengan cara

penanganan keluhannya, maka besar kemungkinannya ia akan menjadi pelanggan

perusahaan kembali.

Selain kecepatan dalam penanganan keluhan, kemudahan bagi konsumen

untuk menghubungi perusahaan juga merupakan hal yang penting. Hal ini sangat

penting bagi konsumen untuk menyampaikan komentar, saran, kritik, pertanyaan

(24)

9

mudah dan relatif tidak mahal, dimana para pelanggan dapat menyampaikan keluh

kesahnya. Bila perlu dan memungkinkan, perusahaan dapat menyediakan saluran

telepon bebas pulsa (hotline service) dan atau website untuk menampung keluhan

pelanggan.

Beberapa keluhan pelanggan PT PERTAMINA (PERSERO) Unit

Pemasaran V Surabaya di awal tahun 2014 untuk wilayah SPBU PASTI PAS

Surabaya Timur antara lain :

1. Operator SPBU di daerah Nginden Surabaya bertindak curang memainkan

alat pengisi bahan bakar (nozzle) mesin pompa bensin (Sumber:

news.okezone.com, 17 Januari 2014).

2. Di setiap SPBU Pasti Pas selalu ada slogan dengan tulisan besar 'Dilarang

Merokok & Berjualan di Area Ini' tapi nyatanya di SPBU 54.601.06 masih

banyak pedagang yang berjualan di dalam SPBU dengan menggunakan

alat yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan & kebakaran.

(Sumber: surabaya.tribunnews.com, 5 Februari 2014).

3. Selain larangan merokok di areal SPBU, himbauan untuk tidak

mengoperasionalkan telepon genggam sebenarnya juga tidak dibenarkan.

Himbaun tersebut memang hanya berbentuk gambar sehingga tidak begitu

terbaca & diketahui konsumen. Tak heran, masih banyak yang tidak

paham kenapa telepon genggam sebaiknya tidak digunakan saat di area

SPBU. (Sumber: surabaya.tribunnews.com, 5 Februari 2014).

4. Sebuah Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jl. Arief Rachman Hakim

(25)

10

kembalian. Isi premium roda dua full, mesin dimatikan pada angka yang

ganjil. (Sumber: Surya Online, 5 Maret 2014).

Beberapa kasus kecurangan dalam pelayanan SPBU seperti yang

dikemukakan diatas jika dikaitkan dengan ruang lingkup tugas dari PT

PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V Surabaya, maka dapat dirujuk

dengan kebijakan di dalam pasal 32 ayat 3 Keputusan Menteri BUMN No.

Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance.

Kebijakan tersebut mewajibkan setiap BUMN untuk membuat suatu pedoman

tentang perilaku etis yang pada dasarnya memuat nilai-nilai etika berusaha.

Sejalan dengan hal tersebut maka PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran

V Surabaya juga memiliki Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code Of

Conduct). Salah satu standar etika usaha adalah dengan konsumen yang

mengharuskan PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V Surabaya

membuka layanan konsumen dan menindaklanjuti keluhan konsumen tanpa

melakukan diskriminasi terhadap konsumen.

Untuk menindaklanjuti kasus tersebut PT PERTAMINA (PERSERO) Unit

Pemasaran V Surabaya akan memberikan pembinaan dan teguran kepada operator

yang bersangkutan. Yang bertugas memberikan pembinaan dan teguran kepada

operator yang curang adalah adalah Team Serv-Q (Service Quality). Team ini

akan mendatangi operator SPBU, pangkalan minyak tanah atau siapa saja yang

dilaporkan oleh para pelanggan karena telah melakukan kecurangan atau telah

merugikan pelanggan sehubungan dengan produk PT PERTAMINA (PERSERO)

(26)

11

Sedangkan pertanyaan dari pelanggan yang dapat dijawab oleh petugas

Customer Care antara lain permintaan informasi-informasi yaitu informasi tentang

kenaikan / perubahan harga BBM untuk rumah tangga, informasi tentang

undian-undian yang diadakan oleh PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V

Surabaya.

Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis

tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang “Kualitas Pelayanan Keluhan

Pelanggan Pada PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V Sur abaya

(Studi Pada Pelayanan Keluhan Pelanggan Ter hadap Kecurangan Di SPBU

PASTI PAS Sur abaya Timur).”

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang dikemukakan diatas penulis ingin

mengetahui “Bagaimana kualitas pelayanan keluhan pelanggan terhadap

kecurangan di SPBU PASTI PAS Surabaya Timur di PT PERTAMINA

(PERSERO) Unit Pemasaran V Surabaya ?”

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kualitas pelayanan keluhan

pelanggan terhadap kecurangan SPBU PASTI PAS Surabaya Timur di PT

PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis bagi

(27)

12

praktis terutama sebagai bahan pertimbangan instansi tempat penelitian secara

spesifik diuraikan sebagai berikut :

1. Bagi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Sebagai perbendaharaan bagi perpustakaan untuk kepentingan ilmiah yaitu

sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa UPN “Veteran” Jatim dalam

menambah ilmu pengetahuan yang luas.

2. Bagi Perusahaan

Dapat membantu pihak manajemen dalam memberikan alternatif

keputusan dan sebagai alat bantu untuk meningkatkan kualitas pelayanan

terhadap publik.

3. Bagi Penulis

Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai kualitas

pelayanan keluhan pelanggan terhadap kecurangan SBPU PASTI PAS

Surabaya Timur di PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran V

(28)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian oleh Dyah Ayu Kusumaningati (skripsi) tahun 2005 dari

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang

berjudul “Kualitas Pelayanan Terminal Bandar Udara (Studi

tentang pelayanan pemberangkatan pada terminal dalam negeri di

PT. (PERSERO) Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara Juanda

Surabaya)”. Penelitian ini menggambarkan bagaimana kualitas

pelayanan pemberangkatan pada terminal dalam negeri di PT.

(PERSERO) Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara Juanda

Surabaya, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun yang menjadi

fokus dalam penelitian ini antara lain : Tangibles (Bukti

Langsung), Reliability (Keandalan), Responsiveness (Daya

Tanggap), Assurance (Jaminan) dan Empaty. Sumber data dalam

penelitian ini diperoleh dari key person, tempat dan peristiwa, serta

dokumen. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan proses

memasuki lokasi penelitian (Getting in), ketika berada di lokasi

penelitian (Getting along) dan teknik pengumpulan data melalui

wawancara (interview), pengamatan (observasi) dan dokumentasi.

(29)

14

dengan cara reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.

Dari hasil penelitian tersebut terbukti bahwa kualitas pelayanan

pemberangkatan pada terminal dalam negeri di PT. (PERSERO)

Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara Juanda Surabaya sudah

cukup baik.

2. Penelitian oleh Mesha Rio Dhypalonika (skripsi) tahun 2012 dari

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang

berjudul “Kualitas Pelayanan Customer Services Kepada

Pelanggan Telkom di Plasa Telkom Sidoarjo”. Penelitian ini

menggambarkan bagaimana Kualitas Pelayanan Customer Services

Kepada Pelanggan Telkom di Plasa Telkom Sidoarjo, maka

penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Adapun yang menjadi fokus dalam

penelitian ini adalah kualitas pelayanan yang meliputi : Tangibles

(Bukti Langsung), Reliability (Keandalan), Responsiveness (Daya

Tanggap), Assurance (Jaminan) dan Emphaty (Empati). Penelitian

ini dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan pihak karyawan

dan pelanggan, data primer diperoleh dari hasil wawancara

sedangkan untuk data sekunder diperoleh melalui arsip-arsip

(dokumen). Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan teknik

analisa data dengan cara reduksi data, penyajian data dan menarik

kesimpulan. Dari data yang didapat melalui wawancara dan

(30)

15

Customer Services Kepada Pelanggan Telkom di Plasa Telkom

Sidoarjo” mendapatkan respon yang baik, meskipun ada

kekurangan dalam pelayanan yang diberikan. Agar kualitas

pelayanan menjadi lebih baik, ditunjang dengan perbaikan sistem

kinerja yang lebih baik juga dan diharapkan lebih peduli terhadap

keluhan pelanggan.

B. Landasan Teori

1. Pelayanan

a. Definisi Pelayanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan pengertian

pelayanan bahwa pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan

(mengurus) apa yang diperlukan orang lain.

Menurut Boediono (2003:60) pelayanan adalah suatu proses bantuan

kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan

hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan.

Berdasarkan pemikiran tentang pelayanan tersebut maka dapat diketahui

bahwa pelayanan merupakan kegiatan yang sifatnya untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat. Dari pengertian diatas ada dua pihak yang terlibat

didalamnya yaitu pelayan (servant) dan pelanggan (customer). Dalam hal ini

pelayan merupakan pihak yang menyediakan layanan bagi kebutuhan

customer (masyarakat).

Menurut Lukman (2004:6) pelayanan adalah suatu kegiatan atau

(31)

16

dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan

pelanggan.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63

Tahun 2003 mendefinisikan pelayanan umum sebagai segala bentuk

pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah dan

dilingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah

dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan

kebutuhan masyarakat maupun dalam pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan

adalah usaha penyediaan kebutuhan masyarakat dengan memenuhi semua

kebutuhan yang diperlukan demi memenuhi kepuasan masyarakat.

b. Tujuan Pelayanan

Sebagai suatu proses kegiatan, pelayanan umum memilik sasaran

akhir yaitu kepuasan hak yang dilayani. Menurut Moenir (2001:197) untuk

mencapai kepuasan itu banyak hal yang harus diperhatikan :

1. Tingkah laku yang sopan

2. Cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan apa yang seharusnya

diterima oleh orang yang bersangkutan

3. Waktu menyampaikan yang tepat

(32)

17

Tujuan pelayanan adalah untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen

atau masyarakat yang maksimal. Karena tingkat kepuasan konsumen selaku

pengguna barang dan jasa yang disediakan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pelayanan adalah

menciptakan tingkat kepuasan masyarakat yang maksimal sesuai dengan

norma dan aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

sebagai penerima layanan.

c. Prinsip Pelayanan Publik

Dalam keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 disebutkan bahwa

penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai

berikut:

1. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak terbelit-belit, mudah dipahami dan

mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan

Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal :

a. Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik

b. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa

dalam pelaksanaan pelayanan publik

(33)

18

3. Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang

telah ditentukan.

4. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

5. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian

hukum.

6. Tanggung Jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan. penyelesaian

keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik

7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi

telekomunikasi dan informatika (telematika).

8. Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi

telekomunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta

(34)

19

10.Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang

nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi

dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir, toilet, tempat ibadah,

dan lain-lain.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) tahun 1999 menyatakan bahwa prinsip

dasar pengembangan pelayanan prima antara lain :

1. Pelayanan yang berorientasi pada kepuasan pelangganan atau publik yang

dilayani (Customer Satisfaction Oriented Service)

2. Perbaikan yang berkesinambungan (Continous Improvement)

3. Manajemen berdasarkan fakta (Fact-Nased Management)

4. Melibatkan dan memberdayakan sistem atau unsur organisasi secara

menyeluruh (Total Involvement and Empowerment)

5. Mengembangkan potensi daya pikir manusia (Intellectual Capital

Development)

6. Kepemimpinan yang digerakkan oleh obsesi mutu (Quality-Driven

Leadership)

7. Budaya organisasi dengan standart etika dan moral yang tinggi

d. Asas Pelayanan Publik

Untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa,

penyelenggara pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan sebagai

(35)

20

1. Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

3. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan

tetap berpegang teguh pada prinsip efesiensi dan efektifitas

4. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan masyarakat

5. Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam artian tidak membedakan suku, ras, agama,

golongan, gender atau status ekonomi

6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan

kewajiban masing-masing pihak

Menurut Ratmindo (2005:245) ada beberapa asas dalam pelayanan

pemerintah dan perizinan yang harus diperhatikan:

1. Empati dengan Customer

Pegawai yang melayani urusan perizinan harus dapat berempati dengan

(36)

21

2. Pembatasan Prosedur

Prosedur harus dirancang sependek mungkin, dengan demikian konsep

one stop shop benar-benar diterapkan.

3. Kejelasan Tata Cara Pelayanan

Tata cara pelayanan harus didesain sesederhana mungkin dan

dikomunikasikan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan.

4. Minimalisasi Persyaratan Pelayanan

Persyaratan dalam mengurus pelayanan harus dibatasi sedikit mungkin dan

sebanyak yang benar-benar diperlukan.

5. Kejelasan Kewenangan

Kewenangan pegawai yang melayani masyarakat pengguna jasa pelayanan

harus dirumuskan sejelas mungkin dengan membuat bagan tugas dan

distribusi kewenangan. Dengan demikian tidak akan ada duplikasi tugas

atau kekosongan tugas.

6. Transparansi Biaya

Biaya pelayanan harus ditetapkan seminimal mungkin. Sebenarnya ada

sebagian masyarakat pengguna jasa pelayanan perizinan yang tidak

berkeberatan membayar mahal, asalkan sah dan jelas manfaat yang

diterimanya.

7. Kepastian Jadwal dan Durasi Pelayanan

Jadwal dan durasi pelayanan juga harus pasti, sehingga masyarakat

(37)

22

8. Minimalisasi Formulir

Formulir-formulir harus dirancang secara efisien, sehingga akan dihasilkan

formulir komposit (satu formulir yang dapat dipakai untuk berbagai

keperluan). Disini jumlah lembaran formulir juga harus diminimalisasikan.

9. Maksimalisasi Masa Berlakunya Izin

Untuk menghindari terlalu seringnya masyarakat mengurus izin, maka

berlaku izin harus ditetapkan selama mungkin.

10.Kejelasan Hak dan Kewajiban providers dan customers

Hak dan kewajiban bagi para providers maupun bagi customers harus

dirumuskan secara jelas dan dilengkapi dengan sanksi serta ketentuan

ganti rugi.

11.Efektifitas Penanganan Keluhan

Pelayanan yang baik sedapat mungkin harus menghindari terjadinya

keluhan. Akan tetapi apabila muncul keluhan, maka harus dirancang suatu

mekanisme yang dapat ditangani secara efektif sehingga permasalahan

yang ada dapat segera diselesaikan dengan baik.

e. Pengaduan Masyarakat atau Pelanggan

Menurut Ratmindo dan Winarsih (2005:218-219) beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam menerima pengaduan dari masyarakat sebagai

pelanggan adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat atas pelayanan yang

diberikan aparatur pemerintah, perlu disediakan akses kepada masyarakat

(38)

23

pengaduan dalam bentuk kotak pengaduan , kotak pos atau satuan tugas

penerima pengaduan yang berfungsi menerima dan menyelesaikan

pengaduan masyarakat.

2. Setiap orang yang menyampaikan pengaduan, baik secara tertulis maupun

secara langsung kepada pejabat/petugas penerima pengaduan diberi surat

atau tanda bukti pengaduan.

3. Pada surat atau formulir tanda pengaduan disebutkan nama dan jabatan

pejabat atau petugas yang berwenang untuk menyelesaikan masalah atau

pengaduan tersebut dan jangka waktu penyelesaiannya.

4. Masukan masyarakat, baik merupakan informasi, saran, pendapat,

tanggapan dan atau pengaduan hendaknya ditindaklanjuti dengan

langkah-langkah upaya perbaikan pelayanan oleh unit pelayanan instansi

pemerintah yang bersangkutan.

5. Apabila dalam pengaduan terdapat masyarakat yang dirugikan, perlu

dipertimbangkan pemberian kompensasi.

6. Pengaduan tertulis baik melalui surat maupun media elektronik oleh

masyarakat harus disampaikan secara jelas dan bertanggungjawab dengan

menyebutkan nama, alamat dan identitas yang sah (bukan “surat kaleng”).

7. Apabila dalam pengaduan ternyata terjadi penyimpangan yang dilakukan

oleh petugas pelayanan, maka perlu diberikan sanksi kepada petugas yang

bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Morgan (2005:43) yang diinginkan pelanggan pada saat

(39)

24

1. Diperlakukan dengan serius

Pelanggan tidak ingin mendapatkan anggapan seperti: “anda bergurau”,

“sama sekali tidak” atau “anda tampaknya sedang bercanda.” Ia inginkan

anda bersikap profesional dan percaya diri serta menanggapi masalahnya

dengan serius.

2. Diperlakukan dengan penuh hormat

Seseorang yang kecewa tidak mau diperlakukan dengan sikap

merendahkan atau arogan. Ia ingin anda memperlakukan dirinya dan

masalahnya dengan penuh hormat. Hal ini mungkin sulit dilakukan bila

pelanggan jelas-jelas bersalah tetapi berusaha menyalahkan perusahaan

anda.

3. Tindak lanjut segera

Ia tidak mau anda menanggapi keluhannya bulan depan, minggu depan,

atau bahkan besok. Ia ingin anda melakukannya sekarang juga.

Tunjukkanlah bahwa anda penuh perhatian dengan cara bertindak cepat,

tak peduli betapapun lelahnya anda.

4. Kompensasi atau restitusi

Ia ingin agar seseorang bersedia membayar ganti rugi atas apa yang telah

terjadi, mungkin untuk waktunya, kesusahannya atau kejengkelannya.

5. Seseorang ditegur dan atau dihukum

Yakinkan pelanggan bahwa tindakan yang benar akan dilakukan,

sekalipun anda bukan supervisor. Laporkanlah secara bijaksana insiden

(40)

25

permasalahannya kepada rekan kerja anda dan bisa mencegah terulangnya

masalah yang sama di masa yang akan datang.

6. Menjernihkan masalah sehingga tidak akan terulang lagi

Adakalanya pelanggan hanya sekedar ingin tahu bahwa beberapa tindakan

telah dilkukan, sehingga tak seorangpun akan menghadapi masalah seperti

ini lagi. Yakinkan pelanggan bahwa anda akan menyampaikan masalah itu

kepada yang berkompeten.

7. Didengarkan

Yang pertama-tama diinginkan pelanggan yang kecewa adalah

didengarkan. Adalah sulit untuk mendengarkan secara saksama dalam

situasi yang tegang, terlebih lagi apabila anda tidak mengembangkan

kebiasaan mendengarkan secara efektif.

f. Penanganan Pengaduan

Menurut Fandy dan Gregorius (2004:240) keterlibatan manajemen

puncak dalam menangani keluhan pelanggan juga memberikan dampak

positif. Hal ini karena pelanggan lebih suka dengan orang-orang yang

memiliki kekuasaan atau wewenang untuk mengambil keputusan atau

tindakan untuk memecahkan masalah mereka. Lagipula, pelanggan akan

merasakan bahwa perusahaan menaruh perhatian besar terhadap masalah

pelanggannya dan selalu berusaha memperbaiki kekurangannya. Langkah

berikut yang tidak kalah pentingnya adalah mengembangkan sistem informasi

(41)

26

yang disampaikan dan belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan.

Setidaknya terdapat empat aspek penanganan keluhan yang penting, yaitu:

1. Empati terhadap pelanggan yang marah

Dalam menghadapi pelanggan yang emosi atau marah, staf layanan

pelanggan harus “berkepala dingin” dan bersikap empati. Jika tidak,

situasi akan bertambah runyam. Untuk itu perlu diluangkan waktu untuk

mendengarkan keluhan mereka dan berusaha memahami situasi yang

dirasakan pelanggan tersebut. Dengan demikian permasalahan yang

dihadapi akan menjadi jelas, sehingga pemecahan yang optimal dapat

diupayakan bersama.

2. Kecepatan dalam penanganan keluhan

Kecepatan merupakan hal yang sangat penting dalam penanganan

keluhan. Apabila keluhan pelanggan tidak segera dihadapi, maka rasa

tidak puas terhadap perusahaan akan menjadi permanen dan tidak dapat

diubah lagi. Sedangkan apabila keluhan dapat ditangani dengan cepat,

maka ada kemungkinan pelanggan tersebut menjadi puas. Apabila

pelanggan puas dengan cara penanganan keluhannya, maka besar

kemungkinannya ia akan menjadi pelanggan perusahaan kembali.

3. Kewajaran atau keadilan dalam memcahkan masalah atau keluhan

Perusahaan harus memperhatikan aspek kewajaran dalam hal biaya dan

kinerja jangka panjang. Hasil yang diharapkan tentunya adalah situasi

(42)

27

4. Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan

Hal ini sangat penting bagi konsumen untuk menyampaikan komentar,

saran, kritik, pertanyaan maupun keluhannya. Disini sangat dibutuhkan

adanya metode komunikasi yang mudah dan relatif tidak mahal, dimana

para pelanggan dapat menyampaikan keluh kesahnya. Bila perlu dan

memungkinkan, perusahaan dapat menyediakan saluran telepon bebas

pulsa ( hotline service) dan atau website untuk menampung keluhan

pelanggan.

2. Kualitas Pelayanan

a. Definisi Kualitas Pelayanan

Menurut Goetch dalam bukunya Ariani (2003:8) kualitas adalah suatu

kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan

lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.

Menurut Barata (2003:6) kualitas pelayanan dapat dipandang dari dua

perspektif yaitu internal berkaitan dengan interaksi jajaran pegawai organisasi

atau perusahaan dengan berbagai fasilitas yang tersedia. Kualitas eksternal

didasarkan pada penyedia jasa dan penyediaan barang. Poin yang penting

adalah ukuran kualitas pelayanan bukan hanya ditentukan oleh pihak yang

dilayani, karena merekalah yang menikmati layanan sehingga dapat

mengukur kualitas pelayanan berdasrkan harapan-harapan mereka dalam

memenuhi kepuasan. Lovelock dan Ellitan (2004:231) mendefinisikan

(43)

28

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi harapan

pelanggan.

Dari beberapa definisi yang telah diuraikan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah segala upaya yang dilakukan

organisasi dalam memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan dengan

berdasarkan pada standar dan asas-asas pelayanan. Jadi kualitas pelayanan

merupakan hal yang memegang peranan penting dalam membentuk persepsi

pelanggan sehingga organisasi baik publik maupun swasta berlomba-lomba

untuk dapat menarik pelanggan dengan layanan yang dihasilkan karena

pelayanan seringkali membentuk image masyarakat terhadap organisasi

pelayanan publik.

b. Dimensi Kualitas Pelayan Publik

Menurut pendapat Berry dan Parasuraman (2004:5) mengidentifikasi

lima kelompok karakteristik yang digunakan oleh para pelanggan dalam

mengevaluasi kualitas jasa, yaitu :

1. Bukti Langsung (Tangibles)

Meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.

2. Keandalan (Reliability)

Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera

dan memuaskan.

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

Yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberi

(44)

29

4. Jaminan (Assurance)

Mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang

dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keraguan.

5. Empati (Emphaty)

Kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan

memahami kebutuhan para pelanggan.

Menurut Gasperz dan Lukman (2002:2) ada beberapa dimensi atau

atribut yang harus diperhatikan dalam perbaikan kulaitas pelayanan yang

sebenarnya jika dijabarkan dalam 10 dimensi antara lain:

1. Ketepatan waktu pelayanan: berkaitan dengan waktu tunggu dan proses.

2. Akurasi pelayanan: berkaitan dengan reliabilitas pelayanan dan bebas dari

kesalahan-kesalahan.

3. Kesopananan dan keramahan dalam memberikan pelayanan. Ini terutama

bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan pelanggan eksternal

yaitu: operator telepon, satpam, pengemudi, staf administrasi, kasir, dan

lain-lain.

4. Tanggung jawab: berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanganan

keluhan dari pelanggan eksternal.

5. Kelengkapan: menyangkut lingkup pelayanan dan dan ketersediaan sarana

pendukung serta pelayanan komplementer lainnya.

6. Kemudahan mendapatkan pelayanan: berkaitan dengan banyaknya outlet

(45)

30

7. Variasi model pelayanan: berkaitan dengan inovasi untuk memberikan

pola-pola baru dalam pelayanan, features (keistimewaan) dari pelayanan,

dan lain-lain.

8. Pelayanan pribadi: berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan permintaan

khusus, dan lain-lain.

9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan: berkaitan dengan lokasi,

ruang dan tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, tempat parkir

kendaraan, petunjuk-petunjuk dan bentuk-bentuk lain.

10.Atribut pendukung pelayanan lainnya seperti lingkungan, kebersihan,

ruang tunggu, fasilitas musik, AC, dan lain-lain.

c. Manfaat Kualitas Pelayanan

Kualitas berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas

memberikan dorongan khusus bagi para pelanggan untuk menjalin ikatan

relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan perusahaan.

Ikatan emosional semacam ini memungkinkan perusahaan untuk memahami

dengan saksama harapan dan kebutuhan spesifik pelanggan. Pada gilirannya,

perusahaan dapat meningkatkan kepuasaan pelanggan dimana perusahaan

memaksimalkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan

meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang

menyenangkan (Tjiptono 2004:115).

Menurut Rangkuti (2006:54) perlunya mempertahankan kualitas

pelayanan kepada konsumen atau pelanggan pada perusahaan masa kini harus

(46)

31

Mempertahankan pelanggan yang sudah ada lebih sulit dibandingkan mencari

pelanggan baru karena akan meningkatkan rentensi pelanggan. Caranya

adalah dengan pemasaran defensive (pertahanan) misalnya dengan melakukan

efisiensi biaya, meningkatkan volume pembelian kembali, menerapkan

strategi harga premium serta melakukan strategi yang tepat. Sebaliknya upaya

mencari pelanggan-pelanggan baru merupakan pemasaran offensive

(perlawanan) yaitu dengan cara meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan

reputasi atau citra produk melalui startegi merk serta penerapan strategi price

premium. Strategi pemasaran defensive (pertahanan) akan menghasilkan

keuntungan yang tinggi, sementara strategi pemasaran offensive (perlawanan)

akan menghasilkan keuntungan relatif kecil tetapi perusahaan akan

menikmati peningkatan penjualan yang cukup besar. Gabungan dua strategi

pemasaran ini akan menghasilkan profit yang cukup besar.

d. Str ategi Kualitas Pelayanan

Menurut Catherine dalam Barata (2004:20) mengemukakan bahwa

yang mengolah kata-kata Service yang dikaitkan dengan langkah-langkah

strategi untuk menuju kesuksesan yang disebut sebagai “Tujuh Strategi

Sederhana Menuju Sukses.” S.E.R.V.I.C.E itu dipanjangkan dalam istilah

dan makna sebagai berikut:

1. Self esteem : Memberi nilai pada diri sendiri

2. Exceed expectation : Melampaui yang diharapkan konsumen

3. Recover : Merebut kembali

(47)

32

5. Improve : Melakukan peningkatan

6. Care : Memberikan perhatian

7. Empower : Memberikan pemberdayaan

Menurut Gaspersz dalam Lukman (2004:60) melihat pada posisi lain

terdapat suatu model CUSTOMER yang merupakan prinsip dasar

pengembangan manajemen kualitas berorientasi pada pelanggan, yaitu:

1. Customer Definied Quality : Kualitas didefinisikan oleh atau

berorientasi pada pelanggan

2. User Partnership : Kemitraan pemasok-pelanggan

3. Stress Continous Improvement : Menekankan perbaikan

terus-menerus

4. Top Management Commitment : Komitmen manajemen puncak

5. Objectives Aligned with Business : Tujuan disesuaikan dengan bisnis

6. Measurement : Pengukuran

7. Employee Involvement : Keterlibatan karyawan

8. Reward and Recognition : Balas jasa pengakuan

3. Kebijakan Tentang Good Corporate Governance

a. Pengertian Prinsip Good Corporate Governance

Kegagalan perusahaan-perusahaan berskala besar, masalah-masalah

keuangan dan krisis ekonomi di berbagai negara, telah memusatkan perhatian

kepada pentingnya Good Corporate Governance.

Kebijakan lembaga keuangan berskala besar dalam pendanaan

(48)

33

mulai memasukkan syarat-syarat pelaksanaan corporate governance pada

perusahaan-perusahaan yang didanainya tersebut.

Di Indonesia, prinsip Good Corporate Governance atau tata kelola

perusahan yang baik mulai mengemuka setelah terjadi krisis moneter pada

tahun 1998. Krisis tersebut merupakan pukulan berat bagi segala sektor

kehidupan di Indonesia, terutama bagi sektor bisnis.

Secara khusus, pemerintah bersama-sama komunitas bisnis telah

mengupayakan berbagai cara sosialisasi dan implementasi prinsip Good

Corporate Governance (GCG) ini.

Dari sisi implementasi, Good Corporate Governance (GCG) telah

diterapkan di dua sektor, yaitu pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan

Pasar Modal. Penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) di

BUMN ditandai dengan penerbitan Keputusan Menteri Negara BUMN

Nomor 117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate

Governance di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Pengertian Good Corporate Governance dalam Pasal 1a Keputusan

Menteri No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good

Corporate Governance dalam BUMN adalah suatu proses dan struktur yang

digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan

akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam

jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder

(49)

34

b. Tujuan Penerapan Prinsip Good Corporate Governance

Maksud diterapkannya prinsip Good Corporate Governance dalam

suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Memaksimalkan nilai perseroan bagi pemegang saham dengan cara

meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya,

bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing

yang sangat kuat, baik secara nasional maupun secara internasional,

sehingga dengan demikian menciptaan iklim yang mendukung

investasi.

b. Mendorong pengelolaan perusahaan secara professional, transparan

dan efisien serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan

kemandirian dewan komisaris, direksi dan RUPS (Rapat Umum

Pemegang Saham).

c. Mendorong agar pemegang saham, anggota dewan komisaris dan

anggota direksi dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan

dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya

tanggung jawab sosial pereroan terhadap pihak yang berkepentingan

(stake holders) maupun kelestarian lingkungan di sekitar perseroan.

Sedangkan tujuan penerapan prinsip Good Corporate Governance

pada BUMN ditetapkan dalam pasal 4 Keputusan Menteri BUMN No.

Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance

(50)

35

a. Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip

keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil

agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional

maupun internasional.

b. Mendorong pengelolaan BUMN secara professional, transparan dan

efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian

organ.

c. Mendorong agar Organ dalam membuat keputusan dan menjalankan

tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya

tanggung jawab sosial BUMN terhadap stakeholders maupun kelestarian

lingkungan di sekitar BUMN.

d. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.

e. Meningkatkan iklim investasi nasional.

f. Mensukseskan program privatisasi.

Di samping itu dengan diterapkannya Good Corporate Governance

diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing.

b. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah (debt/capital)

c. Memberkan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja

ekonomi perusahaan

d. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari shareholder dan

(51)

36

e. Melindungi direksi/komisaris/dewan pengawas dari tuntutan hukum.

c. Prinsip-pr insip Good Cor por ate Governance

Kewajiban penerapan prinsip Good Corporate Governance pada

BUMN ini dituangkan dalam Pasal 2 Keputusan Menteri No.

KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance dalam

BUMN, yang berisi :

1) BUMN wajib menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten

dan atau menjadikan Good Corporate Governance sebagai landasan

operasionalnya.

2) Penerapan Good Corporate Governance pada BUMN dilaksanakan

berdasarkan Keputusan ini dengan tetap memperhatikan ketentuan dan

norma yang berlaku dan anggaran dasar BUMN.

Di dalam pasal 3 Keputusan Menteri BUMN No.

Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance dalam

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dilaksanakan berdasarkan

prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan

keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan

relevan mengenai perusahaan.

b. Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara

professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak

manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

(52)

37

c. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan tanggung jawab

organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

d. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan

terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip

korporasi yang sehat.

e. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi

hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

4. Kepuasan Pelanggan

a. Konsep Kepuasan Pelanggan

Dalam menyelenggarakan layanan, baik kepada pelanggan internal

maupun eksternal, pihak penyedia dan pemberi layanan harus selalu berupaya

untuk mengacu kepada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan konsumen

(consumer satisfaction) atau kepuasan pelanggan (costumer satisfaction).

Kita sebagai pihak yang melayani tidak akan mengetahui apakah

pelanggan yang kita layani puas atau tidak karena yang dapat merasakan

kepuasan dari suatu layanan hanyalah pelanggan yang bersangkutan. Tingkat

kepuasan yang diperoleh para pelanggan itu biasanya sangat berkaitan erat

dengan standar kualitas barang atau jasa yang mereka nikmati. Ukuran

standar kualitas yang ditentukan oleh produsen barang atau jasa belum tentu

sama dengan ukuran standar kualitas yang ditentukan oleh pelanggan.

Jadi, pada hakekatnya kita hanya akan tahu tingkat kepuasan

(53)

38

ini, tentu saja sifat subjektif dan kita tidak akan pernah tahu secara pasti

apakah pernyataan dari pelanggan itu benar-benar tulus atau hanya sekedar

basa-basi. Sifat kepuasan sangat bersifat subjektif, sehingga sulit sekali untuk

mengukurnya. Namun, walaupun demikian tentu saja kita harus tetap

berupaya memberikan perhatian kepada pelanggan (customer care) dengan

segala daya sehingga paling tidak kita dapat memberikan pelayanan terbaik

yang dimulai dari upaya menstandarkan kualitas barang atau jasa sampai

dengan pelaksanaan penyerahannya pada saat berhubungan langsung dengan

pelanggan. Dengan standar yang diperkirakan dapat menimbulkan kepuasan

yang paling optimal bagi pelanggan. Pelaksanaan penelitian kepuasan

pelanggan biasanya ditujukan untuk meneliti tingkat kepuasan pelanggan

antara lain:

1. Mengukur kepuasan pelanggan atas kemudahan didapatkannya barang

atau jasa (menyangkut kelancaran distributor atau penyebaran)

2. Mengukur kepuasan pelanggan melalui kualitas barang atau jasa

3. Mengukur kepuasan pelanggan melalui nilai barang atau jasa

4. Mengukur kepuasan berdasarkan keyakinan pelanggan atas produk yang

digunakannya dibandingkan dengan produk lainnya.

Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam teori dan

praktek pemasaran, serta merupakan salah satu tujuan esensial bagi aktivitas

bisnis. Kepuasan pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial seperti

terciptanya loyalitas pelanggan, meningkatnya reputasi perusahaan,

(54)

39

meningkatnya efisiensi dan produktivitas karyawan (Anderson, et al.,1994;

Anderson, et al.,1997; Edvardsson, et al.,2000 dalam Tjiptono). Disamping

itu pelanggan juga dipandang sebagai salah satu indikator terbaik untuk laba

masa depan (Fornel, 1992; Kotler, 2000 dalam Tjiptono). Fakta bahwa

menarik pelanggan baru lebih mahal daripada memperthankan pelanggan saat

ini juga menjadi salah satu pemicu meningkatnya perhatian pada kepuasan

pelanggan (Fornel & Wenerfelt, 1987 dalam Tjiptono).

Berdasarkan uraian diatas bahwa kepuasan merupakan respon

pemenuhan dari pelanggan. Pelanggan yang puas dapat mengembangkan

badan usaha tetapi pelanggan yang tidak puas dapat menghancurkan badan

usaha.

Gambar 1

Konsep Kepuasan Pelanggan

Sumber : Tjiptono, Fandy (1995), Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Penerbit Andy Off set, P 28.

Tujuan Perusahaan

Nilai Produk Bagi Pelanggan

Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

Harapan Pelanggan Produk

(55)

40

b. Definisi Kepuasan Pelanggan

Semua orang yang menuntut kita atau perusahaan untuk memenuhi

suatu standar kualitas tertentu dan karena itu akan memberi pengaruh pada

performansi perusahaan (Nasution, 2005:44).

Menurut Rangkuti (2006:30) mendefinisikan kepuasan pelanggan

sebagai respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat

kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah

pemakaian.

Menurut pendapat Kotler dalam Rangkuti (2006:23) mendefinisikan

kepuasan pelanggan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang sebagian

hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang

diaharapkan. Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah persepsi pelanggan

terhadap apa yang diterima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.

Pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan

antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Engel dan

Pamitra menyatakan bahwa pengertian tersebut dapat diterapkan dalam

penilaian kepuasan atau ketidakpuasan terhadap satu perusahaan tertentu

karena keduanya berkaitan erat dengan konsep kepuasan pelanggan.

Menurut Richard F. Gerson, Ph dalam Widyaningrum mendefinisikan

bahwa faktor terpenting yang harus diperhatikan saat ini adalah kepuasan

pelanggan. Jika pelanggan tidak puas maka dia akan menghentikan bisnisnya

dengan anda. Semua upaya yang anda lakukan untuk mencapai mutu dan

Gambar

Gambar 1 Konsep Kepuasan Pelanggan
Gambar 2 Kerangka Berfikir
Gambar 3 Komponen-Komponen Analisis Data : Model Interaktif
Tabel 1. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kenaikan produksi kedelai tahun 2015 yang relatif besar terjadi di Kabupaten Berau dan Kutai Barat.. Tahun 2014 puncak panen kedelai terjadi pada bulan Agustus, sementara

Akankah anda merasa lebih nyaman apabila pegawai Laundry seluruhnya

Kemampuan saya untuk bertukar informasi dengan personil lain dalam perusahaan/unit kerja untuk. menghubungkan dan

Peningkatan keputusan konsumen untuk memilih dan terciptanya loyalitas tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor dan salah satunya adalah kombinasi bauran pemasaran jasa

Hasil akhir yang diperoleh adalah sebuah sistem informasi berbasis web yang berisi tentang kebudayaan batak Toba berupa Upacara adat, Ulos, Gondang, Makanan khas dan

Skripsi yang berjudul “ Analisis Variasi Genetik Ikan Penja Indigenous Perairan Polewali Mandar dan Ikan Nike (Awaous sp.) Indigenous Perairan Gorontalo ”, yang

Dengan ini saya menyatakan menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Kenaikan Tarif Cukai Rokok Kretek terhadap Harga, Penawaran dan Permintaan Komoditas Rokok Kretek dan Komoditas

(Effective Financial Structure) Rasio struktur keuangan efektif menunjukkan bahwa rasio aset lancer (E2), rasio pinjaman dari luar (E6) dan rasio modal lembaga (E8)