• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENERTIBAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI KOTA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENERTIBAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI KOTA MALANG"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENERTIBAN

GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI KOTA MALANG

Oleh: Samsudin sah ( 07230029 ) Goverment Science

Dibuat: 2010-06-24 , dengan 6 file(s).

Keywords: POLISI PAMONG PRAJA, GELANDANGAN DAN PENGEMIS

ABSTRAKSI

Ketertiban dan ketentraman merupakan kondisi yang harus diwujudkan oleh setiap Pemerintah Daerah, begitu juga yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang. Sebagaimana Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, dimana setiap Daerah diberi keleluasaan untuk menjalankan pemerintahan sesuai dengan kemampuan dari daerah itu sendiri, maka dalam usaha menciptakan ketertiban dan ketentraman dibentuklah suatu instansi guna membantu Kepala Daerah dalam usaha pelaksanaan ketertiban tersebut dengan terbentuknya Kantor Satuan Polisi Pamong Praja.

Untuk memberikan penjelasan tentang penelitian ini maka akan disajikan secara diskriptif kulitatif, yaitu melukiskan atau menggambarkan sejumlah variable yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti tanpa mempersoalkan hubungan antara variable. Selanjutnya untuk memperjelas keterangan yang disajikan maka akan diperkuat dengan sumber-sumber data

penelitian yang terdiri dari sumber data primer yaitu kata-kata dan tindakan orang yang diamati serta diwawancarai serta sumber data skunder yang terdiri dari hasil observasi,

catatan-catatan/buku bacaan, internet, majalah atau data tertulis lain dari instansi/lembaga terkait yang mendukung peneitian ini.

Sebagaimana status dari Satuan Polisi Pamong Praja yang merupakan lembaga teknis Pemerintah dibidang ketentraman dan ketertiban umum serta bertugas membantu Kepala Daerah, maka untuk mewujudkan ketertiban yang diakibatkan oleh banyaknya gelandangan dan pengemis di Kota Malang pemerintah Kota memberikan tugas kepada Satuan Polisi Pamong Praja untuk bertidak menertibkan gelandangan dan pengemis tersebut. Selanjutnya dalam usaha penertiban tersebut Satuan Polisi Pamong praja berpedoman pada keputusan Menteri Dalam Negeri No 26 tahun 2005 tentang Pedoman Prosedur Tetap Operasional Satuan Polisi Pamong Praja. Adapun usaha pembinaan ketertiban yang dilukan adalah melalui empat tahap antara lain : pertama, tahap preentif yaitu proses penertiban secara tidak langsung dengan menggunakan perantara, bias berupa pengumuman yang ditempel atau diletakkan pada wilayah tertentu yang dianggap sebagai zona yang dilarang terhadap kemunculan gepeng. Selain itu bisa juga memanfaatkan media massa baik media elektronik maupun media cetak. kedua tahap prefentif yakni dengan memberikan teguran serta penyuluhan terhadap para gelandanagan dan pengemis untuk

memahami perda yang berlaku. Ketiga, tahap refresif yaitu penangkapan terhadap gelandangan dan pengemis yang tetap membadel setelah diberikan penjelasan tentang perda melalui tahap prefentif. Keempat, tahap rehabilitasi yaitu menamoung sementra para gelandangan dan

pengemis yang tertangkap razia guna dibelikan pendidikan keterampilan sebelum dikembalikan ketempat asal masing-masing.

(2)

dingat bahwa segala tindakan yang dilakukan oleh Satuan polisi Pamong Praja harus benar-benar berpedoman pada aturan yang berlaku dalam artian jangan sampai bertidak sewenang-wenang tanpa memperhatikan hak asasi manusia serta menyimpang dengan hanya mengandalkan kekuatan otot. Dan perlu dingat bahwa segala tugas pelaksanaan ketertiban wilayah yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja merupakan tindakan Non Yustisia sehingga tidak ada penghakiman melalui proses peradilan.

ABSTRACT

Order and peace is a condition that must be implemented by each local government, so too should the City Government of Malang. As Act No. 32 years in 2004 on regional autonomy, whereby each region are given the freedom to run the government according to the capabilities of the region itself, so in an attempt to create order and peace established an agency to assist the Regional Head of business execution order conditions with the formation of the Office of Civil Service Police Unit. To provide an explanation of this research will be presented in a descriptive kulitatif, which depicts or describes a number of variables related to the unit that investigated the problem and regardless of the relationship between variables. Furthermore, to clarify the

information presented will be reinforced with sources of research data which consists of primary data sources are the words and actions of people who observed and interviewed as well as secondary data sources comprising observations, notes/reading book, internet, magazines or other written data from the agencies/institutions that support this research.

As the status of the Police Civil Service Unit which is a government technical institute in the field of peace and public order as well as to assist the Regional Head, then to realize the order caused by the number of homeless people and beggars in the city of Malang city government gave the task to the Civil Service Police Unit for ordering acts homeless and these beggars. Furthermore, in such enforcement efforts are guided by civil service Police Unit in the Ministry of the Interior's decision No. 26 of 2005 on Guidelines for Operational Procedures and

Equipment Police Unit Civil Service. The order of business coaching do is through four stages including: the first stage of the process of straightening preentif indirectly using an intermediary, the can in the form of an announcement affixed or placed on a particular area which is regarded as a forbidden zone to the flattened appearance. Besides the mass media can also take advantage of both the electronic and print media. The second preventive step that is by giving a reprimand and counseling to the bum and beggars to understand the regulations that apply. Third, the repressive phase arrest of vagabonds and beggars who stay to force after being given

explanations about the regulations through preventive stage. Fourth, the rehabilitation phase is to catch while the homeless and beggars who captured the raid in order to buy educational skills before being returned to the place to come from of respectively.

The existence of the Office of Civil Service Police Unit in Malang expected to be able to create an orderly and safe condition, because these institutions are government attributes to act against problems of Order and peace tranquility. But keep in remembered that any action taken by the

Civil Service Unit cops should really guided by the rules applicable in the sense don’t to acts

(3)

Referensi

Dokumen terkait

Berapa Harga Pokok Penjualan (2.500 unit),apabila penilaian persediaan produk menggunakan metode FIFO, LIFO &

Pada dasarnya sistem sumbangan ini merupakan suatu bentuk aktifitas tolong menolong dari masyarakat yang berupa bantuan baik berupa benda maupun biaya (uang) untuk pihak yang

Jika dibandingkan dengan pektin dari kulit semangka yang diekstraksi secara kimia yang memiliki kadar galakturonat sebesar 40,91 %, maka pektin kulit semangka

Sedangkan Night adalah sosok kepribadiannya yang lain atau yang biasa disebut dengan alter.. Menurut Butcher, Mineka, dan Hooley (2007: 299-300), dalam banyak kasus satu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif signifikan pelayanan publik terhadap kepuasan masyarakat, ada pengaruh positif signifikan e-services quality terhadap

Terdapat beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab masih ditemukannya responden yang mengkode diagnosis secara tidak tepat, di antaranya pengkodean yang dilakukan

Hasil penelitian ini menunjukkan bentuk ketidaksantunan berbahasa pada teks pengumuman hasil karya siswa kelas VII Mts Ummul Qurok “Unggulan” Klego Boyolali, Data

Berdasarkan data Tabel 1, menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja pada kegiatan usahatani kentang dan kubis yang dilakukan oleh petani binaan lebih