• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN BERPIKIR POSITIF UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA PENDERITA EKS KUSTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELATIHAN BERPIKIR POSITIF UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA PENDERITA EKS KUSTA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit kusta bukanlah penyakit turunan, kutukan atau penyakit yang berbau mistis akan tetapi merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium lepreteste. Stigma itu diperparah dengan sikap masyarakat yang enggan menerima kehadiran penderita eks kusta di tengah masyarakat, walau menurut medis telah pulih. Timbulnya penyakit kusta pada seseorang tidak mudah sehinga tidak perlu ditakuti. Penyakit kusta jika tidak segera diobati dapat menimbulkan hilangnya rasa dan kelumpuhan otot pada daerah kaki, tangan dan muka. Jika keadaan ini tidak mendapat pengobatan dan perawatan dengan baik, akan berlanjut dengan akibat timbulnya luka-luka, kekakuan sendi-sendi jari, bahkan hilangnya bagian-bagian kaki, tangan, serta timbulnya kebutaan. Akan tetapi stigma negatif atau labelling masyarakat pada penderita kusta mempunyai dampak yang begitu besar dalam kehidupan penderita eks kusta itu sendiri.

Di Indonesia, tercatat 19 provinsi telah mencapai eliminasi kusta dengan angka penemuan kasus kurang dari 10 per 100.000. Saat ini tinggal 150 kabupaten atau kota yang belum mencapai eliminasi. Meski jika dilihat dari prevalensi atau angka kesakitan memang masih jauh di bawah provinsi lain di Indonesia yang terhitung rawan kusta seperti Sulawesi, Papua, dan Maluku.

(2)

2

Penyakit kusta sendiri disebabkan oleh Mycobacterium Leprae yang merupakan basil tahan asam, bersifat obligat intraseluler, menyerang saraf perifer, kulit dan organ lain seperti mukosa saluran napas bagian atas, hati dan sumsum tulang kecuali susunan saraf pusat. Dengan menyerang saraf perifer, penyakit ini dapat menimbulkan kelumpuhan otot, mati rasa, kulit kering dan tidak berminyak, kecacatan menetap berupa mata tak bisa menutup sehingga menimbulkan kebutaan. Sementara pada tangan, muncul mati rasa pada telapak tangan, jari memendek atau putus tanpa rasa sakit, serta lunglai pada pergelangan tangan. Bahkan penyakit kusta sendiri juga dapat menghilangkan jari-jari atau bahkan bagian tubuh lainnya.

Kompas (25 Januari) menguraikan suatu kasus di bangsal perempuan Rumah Sakit Kusta Sumberglagah, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (Jatim), perempuan 40 tahun sebut saja Saswani, penderita ini berusaha untuk memerangi dan melawan kusta dengan kondisi berbaring di rumah sakit. Penderita ini sudah pasrah akan penyakit yang di deritanya. Perempuan asal Blitar tersebut lebih banyak mengahabiskan waktunya untuk termenung sambil mengamati pasien-pasien lain yang tinggal di rumah sakit yang sama dengannya. Perempuan ini berusaha untuk menerima keadaan tubuhnya dengan kondisi fisik tidak mempunyai kedua kaki.

(3)

3

Dengan kondisi psikis dan anggapan seperti itu, tidak memungkiri jika penderita kusta maupun penderita eks kusta merasa putus asa sehingga tidak tekun untuk berobat. Cacat fisik yang dibawa penyakit membuat mereka tidak bisa berkarya. Penderita eks kusta kurang bisa menyalurkan ide-ide yang berada didalam dirinya, gerak aktifitasnya masih terbatas, kurangnnya kepercayaan diri dan memandang dirinya rendah. Setiap yang dihasilkan penderita eks kusta dianggap sesuatu yang menjijikkan dan harus dijauhi. Penderita eks kusta menganggap hidup sudah berakhir karena dikucilkan dari masyarakat dan keluarga sendiri. Mereka hidup dalam kondisi memprihatinkan dan dibayangi keputusasaan. Dengan pandangan masa depan yang tidak jelas, dan penderita eks kusta terpaksa menggantungkan hidup dari bantuan pemerintah.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penderita eks kusta sendiri menggantungkan hidupnya dengan mendapatkan jatah bahan kebutuhan pokok ala kadarnya. Tidak hanya bantuan dari pemerintah, kehidupan penderita eks kusta itu juga bergantung dari uluran tangan dermawan untuk bertahan hidup. Hal ini disebabkan karena lebelling pola pandang masyarakat yang salah dan kurangnya kepercayaan diri pada penderita eks kusta untuk menyalurkan kreatifitasnya dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Anthony (1992) berpendapat bahwa individu yang mempunyai kepercayaan diri cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada orang lain. Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan. Melihat dari hal tersebut, nampak penderita eks kusta mempunyai permasalahan psikososial kurangnya akan kepercayaan diri, baik dengan lingkungan maupun masyarakat sekitar.

(4)

4

Kepercayaan diri diperlukan baik oleh seorang anak maupun orang tua, secara individual maupun kelompok. Kepercayaan diri merupakan sesuatu yang urgen untuk dimiliki setiap individu. Karena dengan percaya diri individu akan mudah menyalurkan ide-ide kreatitifasnya, bersosialisasi dan selalu berpikir positif akan setiap permasalahan yang dihadapi. Anthony (1992) berpendapat bahwa kepercayaan diri merupakan sikap pada diri seseorang yang dapat menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri, berpikir positif, memiliki kemandirian, dan mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan. Orang dengan kepercayaan diri tinggi, individu tersebut akan memandang suatu permasalahan dengan positif dan akan melihat segala sesuatu dari sisi dan cara yang positif. Salah satu hal yang mudah terlihat negatif adalah salah saat hal-hal tidak menyenangkan menimpa kita, seperti musibah, kecelakaan, kegagalan, ataupun penolakan (Sofian, 2009).

Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Dikarenakan dalam kepercayaan diri, seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi dirinya. Menurut Willis (1985) kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa seseorang mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain. Namun hal ini tidak terjadi pada penderita eks kusta, penderita memandang bahwa penolakan yang terjadi pada dirinya itu dikarenakan masyarakat menilai negatif setiap apa yang dikerjakan penderita eks kusta.

(5)

5

lain. Melalui belajar mengamati ( modelling)manusia secara kognitif, menampilkan perilaku orang lain dan kemudian akan mengadopsi perilaku orang lain dalam diri manusia sendiri. Modelling adalah belajar dengan mengamati dan menirukan perilaku orang lain. Selain itu pendapat Dink Meer dan Loboncy (dalam Kusuma, 2004) pembentukan kepercayaan diri bersumber dari pengalaman pribadi yang dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya.

Terkait dengan intervensi yang akan diberikan, diperlukan suatu intervensi yang dapat membantu penderita eks kusta untuk meningkatkan kepercayaan diri dan yang tidak hanya dideskriminasikan oleh masyarakat sekitar, tetapi juga muncul konsep diri yang positif. Pada saat ini ada sebuah paradigma baru di psikologi yaitu berpikir positif. Paradigma ini lahir dari teori kognitif. Paradigma ini lebih menekankan pada kekuatan pikiran yang berada di individu tersebut. Berpikir positif memiliki dampak dan pengaruh besar dalam kehidupan seseorang. Saat kita mulai berpikir positif, kekuatan besar akan datang mengimbangi cara berpikir kita untuk tetap melakukan hal-hal baik dengan cara yang baik. Dengan mempraktikan berpikir positif, individu akan membuka diri sendiri sampai mengalami hasil yang baik dan bermanfaat dalam hidup individu tersebut. Orang-orang yang mempunyai penyakit berat atau kronis, seperti kanker harus selalu berpikir positif sebagai salah satu cara untuk memperkuat diri mereka dari dalam (Elfiky, 2009).

(6)

6

ini membuktikan bahwa dengan keyakinan-keyakinan dan pemikiran-pemikiran yang dimiliki penderita eks kusta menjadikan penderita eks kusta perlu diadakan pelatihan berpikir positif agar dapat meningkatkan kepercayaan diri penderita eks kusta.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Aswendo (2011), dikatakan bahwa pelatihan berpikir positif memiliki pengaruh dalam meningkatkan efikasi diri akademik mahasiswa. Efikasi diri akademik kelompok eksperimen terbukti lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Terjadi juga peningkatan skor yang signifikan pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan berupa pelatihan berpikir positif. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Astuti menyatakan bahwa 66 % penderita kusta mengalami gangguan citra tubuh (body image). Dengan ini jika kondisi fisik individu mengalami gangguan citra tubuh maka akan mempengaruhi kepercayaan diri subyek.

Desain penelitian ini menggunakan model pendekatan kognitif dari Aeron Back dan sosial cognitive learning dari Albert Bandura. Pelatihan berpikir positif didasarkan pada asumsi bahwa manusia mengalami permasalahan psikologis dikarenakan munculnya pikiran yang tidak logis tentang diri mereka sendiri, tentang dunia tempat mereka tinggal dan masa depan, Back (2005). Pendekatan Back memiliki tujuan yang sama dengan pendekatan Ellis yaitu membantu orang mengenali dan menyingkirkan kognisi-kognisi yang menundukkan diri. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin memberikan Pelatihan berpikir positif untuk meningkatkan kepercayaan diri pada penderita eks kusta

B. Rumusan Masalah

Apakah pelatihan berpikir positif dapat meningkatkan kepercayaan diri pada penderita eks kusta?

C. Tujuan Penelitian

(7)

7

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, khususnya bagi psikologi klinis, perkembangan juga sosial dalam meningkatkan kepercayaan diri dengan pelatihan berpikir positif

2. Manfaat Praktis

(8)

PELATIHAN BERPIKIR POSITIF UNTUK MENINGKATKAN

KEPERCAYAAN DIRI PADA PENDERITA EKS KUSTA

SKRIPSI

Oleh:

Rohmatul Maula

08810295

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(9)
(10)
(11)
(12)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, karena dengan ijin dan kuasanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pelatihan Berpikir Positif

untuk meningkatkan Kepercayaan Diri pada Penderita Eks Kusta”, sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Serta tak lupa shlawat serta salam kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik mulai awal penulisan dan sampai dengan berakhirnya penyusunan. Karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang dan selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan dan dorongan dalam skripsi ini.

2. Zainul Anwar, M.Psi. selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Zakarija Ahmat, S.Psi. M.Si. selaku dosen wali yang telah memberi pengarahan, semangat serta nasehat sejak awal perkuliahan hingga skripsi ini

4. M. Salis Yuniardi, M.Psi. selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi yang telah memberikan nasihat dan semangat dalam sktipsi ini

5. Ari Firmanto, S.Psi. yang telah membantu dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan SPSS

6. Lindayani Pusfiyaningsih, S.Psi. M.Si. yang telah membantu dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan Psikologi Eksperimen

7. Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu, terima kasih atas doa dan pengorbanannya yang tidak ada henti-hentinya

(13)

9. Keponakan-keponakannku, Ahmad Sahal, Ahsanu Amala, dan Ahmad Syauqi. Serta Ama dan Anggi terima kasih senyuman yang menjadikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Keluarga besar UPT Rehabilitasi Sosial Eks Kusta khususnya Ibu.Hartawati dan Bpk.Singgih yang meluangkan waktu untuk membantu penulis melakukan penelitian.

11. Beberapa penderita eks kusta yang bersedia menjadi subyek dan bantuannya dalam penelitian ini.

12. Sahabat terbaikku, Myrza, Dice, Kiki, Sandra dan Gilang, bersama kalian menjadikan saya lebih hebat dan bermanfaat dilingkungan sekitar

13. Psikologi angkatan 2008 khususnya kelas E, terima kasih candanya dan kerja samanya

14. Keluarga besar kost 32 A, Mbak Dewi, Mbak Ika, Mbak Yuli, Mbak Neti, Vita, Reni dan yang tak bisa aku sebutkan satu persatu, terima kasih tas motivasi dan candanya selama ini

15. Himpunan mahasiswa islam dan sanggar seni Bell Ba Ba terima kasih atas ilmunya

16. Keluarga besar Fakultas Pertanian-Peternakan, khususnya Bu Rina, Pak Imam, Rizki dan m.Fuad terima kasih motivasi dan doanya

Kesempurnaan dalam penyusunan ini merupakan harapan dari penulis, namun penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna, untuk itu adanya masukan dan kritik maupun saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenan memberikah balasan yang berlipat ganda atas segala bantuan yang telah dberikan kepada penulis. Harapan penulis semoga karya ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan.

Malang, 23 April 2012

(14)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

INTISARI... iii

ABSTRACT... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri ... 8

1. Pengertian kepercayaan diri ... 8

2. Aspek-aspek kepercayaan diri... 9

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri... 11

4. Proses pembentuk kepercayaan diri ... 13

5. Ciri-ciri orang yang mempunyai kepercayaan diri ... 14

B. Berpikir Positif ... 16

1. Teori Kognitif Back ... 16

2. Pelatihan Berpikir Positif ... 19

C. TeoriSocial Cognitive Learning... 19

1. Pengertian ... 19

2. Tahapan proses modelling ... 21

D. Kusta... 23

1. Pengertian kusta ... 23

(15)

3. Jenis-jenis kusta ... 24

4. Tanda-tanda kusta ... 25

5. Faktor - faktor timbulnya kusta ... 26

6. Diagnosis penyakit kusta ... 27

7. Rehabilitasi kusta ... 27

E. Kerangka Berpikir ... 29

F. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 30

B. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 31

1. Variabel Penelitian... 31

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 32

C. Subyek Penelitian... 32

D. Metode Pengumpulan Data... 33

1. Skala Kepercayaan Diri ... 33

E. Uji Validitas dan Reliabilitas... 35

F. Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 37

1. Tahapan Persiapan... 38

2. Tahapan Pelaksanaan... 39

3. Tahapan Terakhir ... 40

G. Waktu dan tempat penelitian ... 40

H. Teknik Analisa Data... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Subyek ... 42

B. Deskripsi Data... 43

1. Deskripsi data pretest dan posttest skala kepercayaan diri kelompok eksperimen... 43

2. Deskripsi data pretest dan posttest skala kepercayaan diri kelompok kontrol ... 43

(16)

D. Pembahasan ... 45

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 50 B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 3.1. Skala Skor Jawaban pernyataan pada skala likert...34

Tabel 3.2 Blue print skala kepercayaan diri...34

Tabel 3.3 Distribusi penyebaran item valid dan gugur skala kepercayaan diri ...36

Tabel 3.4 Rancangan Eksperimen ...38

Tabel 4.1 Identitas subyek kelompok eksperimen ...42

Tabel 4.2 Identitas subyek kelompok kontrol ...42

Tabel 4.3 Hasil Pretest dan posttest skala kepercayaan diri kelompok eksperimen...43

Tabel 4.4 Hasil Pretest dan posttest skala kepercayaan diri kelompok kontrol ...44

(18)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

Lampiran 1 : Modul eksperimen... 54

Lampiran 2 : Skala kepercayaan diri... 61

Lampiran 3 : Informed concent ... 66

Lampiran 4 : Hasil uji validitas ... 68

Lampiran 5 : Hasil uji reliabilitas ... 97

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Affiatin, T. dan Martaniah, S.M. (1988). Meningkatkan kepercayaan diri remaja melalui konseling kelompok.Psikologika, No.6/ Th.III

Agung, Gregorius & Derry, Iswidharmanjaya. (2004). Satu hari menjadi lebih percaya diri.Jakarta : PT Gramedia

Akbar, A. (2010).Optimisme hidup penyandang kusta di dusun nganget tuban jawa timur.( Skripsi, Fakultas Psikologi UMS, Surakarta )

Angelis (2001). Confidance.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Aulia, Muhammad. (2010). Obat cespleng berpikir positif. Jakarta Selatan : Flash Book.

Ayunda, R. (2008) Kepercayaan diri remaja yang tinggal di panti asuhan. (Skripsi,Fakultas Psikologi UMM, Malang )

Azwar, S. (2006).Penyusunan skala psikologi.Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2009).Reliabilitas dan validitas.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Corey, Gerald. (2003). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi.Bandung : PT Refika Aditama

Davidson, G. C., Neale J. M., & kring A. M. (2006). Psikologi abnormal. (Ed. Kesembilan). (Terj. N. Fajar) Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Elfiky, Ibrahim. (2009).Terapi Berpikir Positif.Jakarta:Zaman

Ernitalia. (2008). Optimisme dan harapan ppada penderita kusta. (Skripsi, Fakultas Psikologi UMM, Malang)

Feist, J., & Feist J. G., (2008). Teori Kepribadian. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika

Hakim, T. (2002)Mengatasi rasa tidak percaya diri, Jakarta: Puspa Swara

Hadi, C., Suhariadi, F., & Andriani F. (2010).Psikologi eksperimen.Surabaya : Unit Penerbitan dan Publikasi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Setiowulan, Dkk. (2000).Kapita selekta kedokteran.Media Aesculapius. Jakarta Fakultas Psikologi UMM. (1999). Pedoman penyusunan skripsi. Malang : UMM

Press

(21)

Kudo, A. (2011). Pengaruh pelatihan berpikir positif terhadap efikasi diri akademik mahasiswa. (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Diponogoro, Jawa Tengah)

Latipun. 2002.Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press

Nevid, J.S., Rathus, S. A., & Grenee, B., (2005). Psikologi abnormal jilid 1 (Ed. kelima). Jakarta : Erlangga

Rasyid, Musa. (2010).Asyiknya berpikiran positif.Zaman. Jakarta

Purawanto, Setiyo., & Bayu W. (2010). Pengaruh pelatihan kepercayaan diri menggunakan metode hipnosis terhadap kepercayaan diri siswa kelas x menghadapi ujian semester 3. Laporan Penelitian. Solo : shalat center solo

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diarahkan untuk melihat pengaruh substituen pada C-4 kurkumin (fenil, metoksifenil, metilfenil) terhadap aktivitas antiradikal turunan kurkumin dengan

ﱀﺎﺻ ﻥﺎﺴﻧﺇ ﺔﺻﺎﳋﺍ ﻪﺗﺮﺋﺍﺩ ﰲ ﺶﻴﻌﻳﻭ ﺮﺸﻟﺍ ﻉﺪﻳﻭ ﲑﳋﺍ ﻞﻌﻔﻳ ،ﻪﺴﻔﻧ ﰲ.. ﻩﺬـﲣﺍ ﺪـﻗﻭ ﻦﻤﺿ ﺔﻴﻬﻘﻓ ﺓﺪﻋﺎﻗ ﺓﺭﺎﺒﻌﻟﺍ ﺲﻔﻨﺑ ﺀﺎﻤﻠﻌﻟﺍ ﻯﱪﻜﻟﺍ ﺲﻤﳋﺍ ﺔﻴﻬﻘﻔﻟﺍ ﺪﻋﺍﻮﻘﻟﺍ ) ٢ (. ﻲﻫﻭ ﻞﺘﲢ ﰲ ﺔﻌﺳﺍﻭ ﺔﺣﺎﺴﻣ

Parameter lain yang diukur antara lain pH, suhu, kadar amonia air, panjang, berat dan laju pertumbuhan spesifik ikan nila, serta analisis proksimat nutrisi pakan

penelitian in i sebagai berikut : “ Bagaimana Kepemimpinan Pengelola sehingga dapat meningkatkan kinerja tutor?” (studi kasus di Pos PAUD Miana V.. Anne

dan lam dalam ayat tersebut untuk menerangkan jenis, dan bukan untuk yang sudah dikenal karena sebelumnya tidak disebutkan ada kalimat al-bai‟ yang dapat

Adapun gambaran hasil dari pengelompokan data T4 untuk metode ACO dengan Kernel dapat dilihat pada gambar 4.10. Gambar tersebut menampilkan 5 warna berbeda untuk membedakan

Jenis ikan yang sangat terkenal dari Amerika Selatan (Sungai Amazon). adalah Symphysodon

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, di Malaysia dengan sistem Common Law-nya plethora dari konflik antara tata hukum itu utamanya terletak di ranah peradilan,