• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS BAHASA INGGRIS KELAS X SMA NEGERI 4 BINJAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS BAHASA INGGRIS KELAS X SMA NEGERI 4 BINJAI."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS BAHASA INGGRIS

KELAS X SMA NEGERI 4 BINJAI TAHUN 2015

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh NANI SUNDARI NIM : 812622031

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRACT

NANI SUNDARI. NIM. 812622031. The effect of instructional strategies and initial ability Toward writing in English achievement at the State Senior High School 4 Binjai. Thesis. Education Technology, Post graduate of Medan State University (UNIMED).

This study is aimed at : (1) Finding the difference between students writing achievement taught by cooperative type Think- Talk- Write instructional strategy and type Numbered Head Together instructional strategy, (2) finding the difference beetwen students writing instructional result who have high initial ability and low initial ability, and (3) the interaction between instructional strategies and initial ability in effecting the students Writing instructional result.

This is a quasi experimental Study. The population for this study were 242 students form 5 (five) classes x of the state Senior High School 4 Binjai,and 90 students from 2 classes were taken as sample using cluster random sampling. Before doing the treatment, the sample was given an initial ability test to differentiate the kind of students, 34 from40 question, were applicable. The learning achievement test. The data analysis method applied in this study is descriptive statistic to present the data and inferential statistic for testing the hypothesis. The hypothesis were tested by using two way - Anova. Before the application of analysis, the normality test for the data was conducted by Liliefors and variance homogeneity tests by barlett and fisher tests.

The result of hypothesis test proved that : (1) result of Writing Instructional between students taught by cooperative type Think-Talk-Write Instructional Strategy was higher than students with type Numbered Head Together Instructional Strategy. These have been suggested by Fcount = 15.90 > Ftable = 3.95 in significant rate α = 0.05 with dk = (1.86). (2) students who have high intial ability higher than student who have low initial initial. These suggested by F0 = 10,40. F table = 3,95 > F table = 3.95 in significant rate = α = 0.05 with dk = (1.86), and (3) there were interaction between cooperative instructional strategy and initial ability which influence the student writing instructional. These suggested by F count= 15.03 > F table = 3.95 in significant rate = α = 0.05 with dk = (1.86).

(7)

ii ABSTRAK

NANI SUNDARI, NIM. 812622031 . Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Menulis Bahasa Inggris Kelas X SMA Negeri 4 Binjai. Program Pascasarjana : UNIMED 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui perbedaan hasil belajar menulis yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif Think-Talk-Write dan strategi pembelajaran kooperatif Numberd Head Together, (2) mengetahui perbedaan hasil belajar menulis siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah, (3) mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan awal dalam mempengaruhi belajar menulis siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi aksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 242 orang yang berasal dari 5 (lima) kelas mahasiswa SMA Negeri 4 Binjai. Sedangkan sampel berjumlah 90 orang yang diambil dari 2 kelas dengan menggunakan cluster random sampling. Sebelum perlakuan diberikan, terlebih dahulu sampel penelitian diberikan tes kemampuan awal untuk membedakan jenis kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa. Tes belajar yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas tes. Hasil yang diperoleh dari 40 soal yang diujikan sebanyak 34 soal saja yang memenuhi persyaratan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan statistik inferensial untuk menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan Anava 2 jalur yang sebelumnya, terlebih dahulu dilakukan uji persyarat analisis data yaitu uji normalitas dengan uji Lilliefors dan uji homogenitas varians dengan uji Bartlett dan Uji Fisher.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa : (1) hasil belajar Menulis siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Think-Talk-Write lebih tinggi dari pada mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Numbered Head Together. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung= 52.90 > Ftabel= 3.95 pada taraf signifikan α = 0.05 dengan dk = (1.86). (2) mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi memperoleh belajar menulis yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung = 10.40 > F tabel = 3.95 pada taraf signifikan α = 0.05 dengan dk = (1.86), dan (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran Kooperative dan kemampuan awal dalam mempengaruhi belajar menulis siswa. Hal ini ditunjukkan oleh F hitung = 15.03 > F tabel = 3.95 pada taraf signifikan α = 0.05 dengan dk = (1.86).

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat izin-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagaian persyaratan memperoleh gelar Megister Pendidikan program studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Adapun judul tesis ini adalah Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Menulis Bahasa Inggris Kelas X SMA Negeri 4 Binjai. Dalam menyelesaikan tesis ini banyak pihak yang membantu, disebabkan karena kurangnya ilmu, pengetahuan, waktu dan dana yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd, Prof Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan arahan, bimbingan dan motivasi serta meluangkan waktunya kepada penulis sejak awal kuliah hingga penyelesaian tesis ini. Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

Pertama : bapak Rektor UNIMED Prof. Dr.Syawal Gultom, M.Pd,

Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana UNIMED, Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. selaku Ketua Prodi Teknologi Pendidikan, dan Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd, selaku sekretariat Program Studi beserta staf.

(9)

Kedua, Bapak Prof. Dr. Busmin Gurning,M. Pd, Bapak Dr. Baharuddin,

M,Pd, Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd, selaku Nara Sumber yang telah memberikan masukan kepada tesis ini, serta seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan di Program Pascasarjana UNIMED.

Ketiga, Keluarga Besar SMA Negeri 4 Binjai, yang telah memberikan izin

dan keleluasaan kepada peneliti untuk melakukan penelitian terhadap Siswa kelas Xi dan X5 SMA Negeri 4 Binjai Tahun Pelajaran 2014/2015 yang menjadi populasi serta sampel dalam penelitian ini.

Keempat, Suami tercinta Sukardi dan anak-anak tersayang Setiadi

Abdillah. P, dan Fildza Az-Zuhra, yang telah memberikan dukungan moral dan materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Pendidikan Megister di Program Pascasarjana UNIMED.

Kelima, Rekan-rekan kuliah khususnya Prodi Teknologi Pendidikan

Angkatan XXII yang banyak membantu penulis dengan memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Hendaknya semua kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis menjadi amal kebajikan. Akhirnya, penulis mengakui bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan

Medan, Agustus 2015 Penulis

NANI SUNDARI

(10)

v

BAB II : KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 17

1. Hakikat Belajar dan hasil Belajar Menulis Deskriptif ... 17

2. Hakikat Stategi Pembelajaran ... 29

a. Strategi Pembelajaran think-talk-write (TTW) ... 34

b. Stategi Pembelajaran Numbered Head Dan Numbered Head Together terhadap kemampuan Menulis bahasa inggris dalam menulis teks Deskriptif ... 54

(11)

vi

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan Awal terhadap hasil belajar bahasa inggris siswa pada

Pokok bahasa menulis teks deskriptif ... 58

D. Hipotesis Penelitian ... 62

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian ... 64

B. Populasi dan sampel penelitian ... 64

C. Metode dan desain penelitian ... 65

D. Variabel dan definisi operasional variabel ... 67

E. Prosedur penelitian ... 69

F. Pengontrolan perlakuan ... 70

G. Teknik pengumpulan data dan instrument ... 72

H. Teknik Analisis Data ... 85

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Hasil belajar menulis siswa yang diajar Dengan menggunakan strategi pembelajaran Think-talk-write ... 87

2. Hasil belajar menulis siswa yang diajar Dengan menggunakan strategi pembelajaran Numbered head together ... 88

3. Hasil belajar menulis siswa yang mempunyai Kemampuan awal tinggi ... 89

4. Hasil belajar menulis siswa yang mempunyai Kemampuan awal rendah ... 91

5. Hasil belajar menulis siswa yang diajar Dengan menggunakan strategi pembelajaran Think-talk-write berdasarkan kemampuan Awal tinggi ... 92

6. Hasil belajar menulis siswa yang diajar Dengan menggunakan strategi pembelajaran Think-talk-write berdasarkan kemampuan Awal rendah ... 94

(12)

vii

Dengan menggunakan strategi pembelajaran Numbered head together berdasarkan

Kemampuan awal rendah ... 97

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 98

1. Uji normalitas data ... 98

2. Uji homogenitas varians data ... 103

C. Pengujian Hipotesis ... 105

1. Hipotesis pertama ... 106

2. Hipotesis kedua ... 107

3. Hipotesis ketiga ... 108

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 112

E. Keterbatasan Penelitian ... 125

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 128

B. Implikasi ... 129

C. Saran ... 130

DAFTAR PUSTAKA ... 133

(13)

viii

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1.1.Persentase ketuntasan belajar menulis

Kelas X SMA Negeri 4 Binjai ... 6

1.2.Nilai rapor siswa kelas x SMA Negeri 4 Binjai ... 6

2.1. Unsur-unsur strategi pembelajaran ... 32

2.2. Perbandingan langkah-langkah strategi pembelajaran Kooperatif think talk write and numbered head together ... 56

3.1. Desain penelitian factorial 2 x 2 ... 65

3.2. Kisi-kisi instrument tes kemampuan menulis deskriptif ... 73

3.3. Kisi-kisi tes kemampuan awal ... 79

4.1. Deskripsi data hasil belajar menulis siswa yang diajarkan Dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Think talk write ... 87

4.2. Deskripsi data hasil belajar menulis siswa yang diajarkan Dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Numbered head together ... 89

4.3. Deskripsi data hasil belajar menulis siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi ... 90

4.4. Deskripsi data hasil belajar menulis siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah ... 91

(14)

ix

4.6. Deskripsi data hasil belajar menulis siswa yang diajarkan Dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Think talk write berdasarkan kemampuan

awal rendah ... 94

4.7. Deskripsi data hasil belajar menulis siswa yang diajarkan Dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Numbered head together berdasarkan kemampuan awal tinggi ... 96

4.8. Deskripsi data hasil belajar menulis siswa yang diajarkan Dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Numbered head together berdasarkan kemampuan awal rendah ... 97

4.9. Hasil uji normalitas data kelompok strategi pembelajaran ... 4.10. Hasil uji normalitas data kelompok kemampuan awal ... 102

4.11. Hasil Uji normalitas data kelompok strategi pembelajaran Dengan kemampuan awal ... 102

4.12. Rangkuman analisis uji homogenitas kelompok sampel Siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kelompok Think talk write and numbered head together ... 102

4.13. Rangkuman analisis uji homogenitas kelompok sampel Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan Kemampuan awal rendah ... 103

4.14. Interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan awal ... 104

4.15. Data hasil belajar menulis siswa ... 104

4.16. Hasil perhitungan ANAVA ... 105

(15)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Histogram hasil belajar menulis siswa yang diajar dengan Menggunakan strategi pembelajaran kelompok

think talk write ... 88 4.2 Histogram hasil belajar menulis siswa yang diajar dengan

Menggunakan strategi pembelajaran kelompok

Numbered head together ... 89 4.3 Histogram hasil belajar menulis siswa yang mempunyai

Kemampuan awal tinggi ... 91 4.4 Histogram hasil belajar menulis siswa yang mempunyai

Kemampuan awal rendah ... 92 4.5 Histogram hasil belajar menulis siswa yang diajar dengan

Menggunakan strategi pembelajaran kooperatif think talk

Write berdasarkan kemampuan awal tinggi ... 93 4.6 Histogram hasil belajar menulis siswa yang diajar dengan

Menggunakan strategi pembelajaran kooperatif think talk

Write berdasarkan kemampuan awal rendah ... 95 4.7 Histogram hasil belahar menulis siswa yang diajar dengan

Menggunakan strategi pembelajaran kooperatif numbered

Head together berdasarkan kemampuan awal tinggi ... 96 4.8 Histogram hasil belahar menulis siswa yang diajar dengan

Menggunakan strategi pembelajaran kooperatif numbered

(16)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus SMA/MA ... ... 135

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... ... 156

3. Tes Kemampuan Menulis Deskriptif ... 207

Validitas Tes hasil belajar menulis siswa ... 210

Reliabilitas ... 211

4. Tes Kemampuan Awal Siswa ... 215

Validitas ... 215

Realibilitas Tes ... 220

5. Analisis Distaktor ... 227

6. Uji Normalitas ... 218

7. Uji Homogenitas Data ... 240

8. Perhitungan Statistik Dasar dan Distribusi Frekuensi ... 243

9. Uji Hipotesis ... 251

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki abad 21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan

yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM)

yang mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber

daya manusia yang berkualitas dan tempat yang berfungsi sebagai alat untuk

membangun sumber daya manusia yang bermutu tinggi adalah pendidikan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pemerintah telah

menyelenggarakan perbaikan – perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada

berbagai jenis dan jenjang. .

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

menyatakan bahwa :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”

Dinas pendidikan menjamin terlaksananya proses pendidikan yang

berkualitas melalui Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 Bab I pasal I ayat (6)

memberlakukan Standar Proses Pendidikan (SPP) yaitu standar nasional

pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pasal satu satuan

pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP 2006) Bahasa memiliki peran

(18)

2

merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari bidang studi. Ada Srategi

Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,

budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga

membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan,

berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan

kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pendidikan sendiri saat ini sedang memasuki era yang ditandai dengan

gencarnya inovasi teknologi, pemakaian dan pemamfaatan teknologi seiring

dengan itu juga dituntut adanya penguasaan bahasa Inggris yang sangat

mendesak. Dunia komputer, internet media dan berbagai transformasi ilmu

pengetahuan yang banyak menggunakan bahasa Inggris. Sementara itu, zaman

semakin bergulir dan masa depan berada di tangan para generasi muda yang akan

memegang peranan penting dalam setiap sektor kelak. Jika peserta didik tidak

dibekali bahasa Inggris, tentu mereka telah kehilangan lingkungan-lingkungan

berinteraksi dalam peradapan yang sedang berkembang.

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi baik secara lisan atau

tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran,

perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.

Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan

berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan

dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu

mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah

yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan

(19)

3

mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu

berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.

Pengajaran bahasa Inggris berlandaskan pada empat komponen, yaitu

reading, speaking, listening, writing. Di antara empat keterampilan bahasa

tersebut keterampilan menulis termasuk dalam productive skill. Pada hakekatnya

keterampilan menulis merupakan ketrampilan yang sangat penting dalam

kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan

berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa agar dapat mengungkapkan,

mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki.

Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.

Dalam kontek pengajaran bahasa Inggris di tingkat SMA, keterampilan

menulis ini mutlak diperlukan mengingat salah satu tujuan pembelajaran bahasa

Inggris di tingkat SMA/MA adalah mengembangkan kompetensi berkomunikasi

dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi informational. Ruang

lingkup pembelajaran bahasa Inggris di tingkat SMA/MA di antaranya meliputi:

(1) kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan

teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa,

yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secara terpadu untuk

mencapai tingkat literasi informational; (2) kemampuan memahami dan

menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei berbentuk

procedure, descriptive, recount, narrative, report, news item, analytical

exposition, hortatory exposition, spoof, explanation, discussion, review, public

(20)

4

Kompetensi tersebut dalam hal ini masih belum dimiliki oleh peserta didik

pada umumnya dalam pembelajaran bahasa Inggris khususnya dalam menulis,

jarangnya guru berbicara dengan bahasa inggris di dalam kelas, juga pelajaran

terlalu ditekankan pada tata bahasa tetapi peserta didik jarang diberi arahan

mengenai bagaimana dan apa fungsi dari unsur-unsur tata bahasa itu sendiri,

sehingga peserta didik kurang memahami lebih mendalam setiap materi

pembelajaran. Di samping itu, ketrampilan menulis merupakan keterampilan yang

jarang diajarkan pada peserta didik baik di tingkat MTs atau MA. Ada bebarapa

alasan mengapa keterampilan menulis sering diabaikan oleh guru. Pertama, Guru

kesulitan dalam merencanakan dan mengajarkan keterampilan ini. Kedua

keterampilan menulis tidak diujikan dalam semester atau ujian akhir. Ketiga, guru

lebih sering disibukkan dengan menerangkan dan menjelaskan bagian-bagian

(generic structure) dari sebuah teks dibanding dengan mengaplikasikannya dalam

sebuah tulisan siswa. Terakhir, pembelajaran keterampilan menulis sangat

menyita waktu baik dalam prosesnya dan juga dalam pemberian umpan balik.

Selain itu kurangnya kemampuan siswa dalam menulis teks disebabkan peserta

didik saat menerima materi pelajaran yang dituntut mengikuti prosedur-prosedur

dan langkah-langkah yang telah ditetapkan secara kaku dalam mengerjakan dan

menyelesaikan sesuatu sehingga peserta didik terbiasa mengikuti petunjuk yang

ada dan tidak membutuhkan proses berfikir.

Hal itu tidak terlepas dari peran guru yang masih menggunakan strategi

pembelajaran menulis yang relatif seragam. Hal ini dapat tergambar dari

wawancara yang dilakukan kepada peserta didik dan beberapa guru yang

(21)

5

memberitahukan tahapan-tahapan dalam menulis dan bagaimana pengembangan

gagasan dalam kesatuan kalimat atau kepaduan antar kalimat dalam paragraf yang

mencerminkan berfikir secara teratur dalam tulisan dan mudah dimengerti

pembaca . Sebagaimana dikemukakan oleh Cahyani dan Hodijah (2007:10) bahwa

keterampilan menulis merupakan kerterampilan yang paling rumit karena menulis

bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga

mengembangkan dan mengungkapkan pikiran-pikiran dalam suatu tulisan yang

teratur.

Dalam pembelajaran menulis yang berpendekatan proses (writing process)

siswa dibimbing untuk menemukan ide/gagasan, mengungkapkan dan

mengembangkan ide/gagasan, serta menyempurnakan dalam suatu proses

menulis. Siswa mengikuti tahapan tertentu untuk menghasilkan tulisan yang baik

dan relatif sempurna (tulisan efektif dan efesien). Tahapan-tahapan tersebut

dikembangkan berdasarkan pandangan bahwa menyusun suatu tulisan

memerlukan suatu proses, proses yang tidak hanya bersifat linear tetapi juga

reskursif. Tahapan dalam berpendekatan proses meliputi : prewiting

(prapenulisan), writing (penulisan draf), revising (perbaikan), dan rewriting

(penyempurnaan) (Brandvik & Mcniknigh, 2013). Tahap prapenulisan merupakan

kegiatan seorang penulis dalam mencari dan menemukan sesuatu yang ingin

dikemukakannya. Tahap menulis diawali secara nyata pada tahap penulisan yakni

dengan menuliskan draf. Tahap perbaikan adalah kegiatan untuk memikirkan

kembali dan mengubah atau memperbaiki draf, dan terakhir tahap penyempurnaan

(22)

6

Berdasarkan data ketuntasan siswa kelas X SMA Negeri 4 Binjai Kota

Madya Binjai dalam mata pelajaran menulis terindikasi masih banyak

permasalahan yang berpotensi mengganggu pencapaian tujuan pembelajaran

menulis. Hanya 54,95% siswa kelas X yang tuntas mengikuti pelajaran menulis

tanpa remedial dan 45.5% selebihnya harus mengikuti pembelajaran remedial.

Tabel 1.1 menunjukkan tingkat ketuntasan siswa SMA Negeri 4 Binjai kota

madya Binjai tahun pelajaran 2012-2013 dalam mata pelajaran menulis.

Tabel 1.1: Persentase ketuntasan belajar menulis kelas X SMA Negeri 4 Binjai

Kelas Jumlah

siswa KKM Tuntas Remedial Persentase ketuntasan

X1 45 70 25 20 55,05%

X2 50 70 28 22 56.0%

X3 50 70 29 21 58.0%

X4 50 70 26 24 52.0%

X5 45 70 25 20 55,5%

242 133 112 54,95%

Sumber: daftar nilai semester ganjil kelas X SMA Negeri 4 Binjai TP: 2012-2013

Dan nilai rapor siswa kelas X setelah mendapat remedial maupun yang

(23)

7

Tabel 1.2 Nilai rapor siswa kelas X SMA Negeri 4 Binjai

Tahun Pelajaran Rata-rata nilai ujian semester

Ganjil Genab

2010-2011 65.20 68.40

2011-2012 66.30 68.90

2012-2013 70.10 71.30

Sumber: Daftar kumpulan nilai kelas X SMA Negeri 4 Binjai

Dari Tabel 1.2 di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa

masih mendapat skor rendah, sebagian besar siswa mendapatkan kesulitan dalam

menulis teks. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi masalah siswa dalam

menulis. Pertama, kemampuan awal seperti : pengetahuan atau informasi

berkaitan dengan masalah yang akan ditulis, kemampuan mengorganisasi

informasi dalam satu kesatuan gagasan, kemampuan menyajikan informasi secara

runtut, kemampuan menulis dengan ejaan yang benar. Kemampuan awal tersebut

akan menentukan kemampuan secara utuh. Faktor lain adalah cara guru mengajar

di kelas, siswa merasa bosan dalam belajar karena metode pembelajaran yang

diaplikasikan guru di dalam kelas cendrung monoton dan kaku sehingga siswa

cendrung pasif dan hanya menunggu dari guru. Selain itu, kebanyakan dari siswa

mengatakan bahwa merasa tidak tertarik untuk menulis teks karena dianggap

kegiatan yang paling sulit dan membosankan. Guru biasanya hanya meminta

mereka untuk menulis tanpa memberitahu tahapan-tahapan menulis. Hasil

(24)

8

yang mendapatkan kesulitan dalam menulis deskripsi karena mereka masih

memiliki kosa kata yang terbatas.

Berdasarkan pengamatan penulis, kemampuan menulis siswa selama ini

secara umum masih lemah. Salah satu indikatornya adalah masih rendahnya

kualitas tulisan siswa baik dalam hal tata bahasa, pengembangan dan

pengorganisasian ide. Di samping itu, penulis juga menemukan masalah-masalah

dalam pembelajaran menulis di sekolah. Pertama, siswa merasa kesulitan untuk

memulai menulis sebuah tulisan sederhana yang berhubungan dengan topik yang

sedang mereka pelajari. Hal ini membuat mereka menghabiskan waktu yang lama

hanya untuk memulai menulis sebuah paragraf sederhana. Disamping itu, mereka

merasa kesulitan untuk menemukan dan mengorganisir ide yang berhubungan

dengan topik bahasan. Kedua, mereka merasa kesulitan untuk mengembangkan

sebuah paragraf yang terpadu sehingga tulisan mereka sulit untuk dipahami.

Ketiga, kebanyakan kalimat-kalimat yang mereka tulis dalam tulisan mereka tidak

menyatu dan berhubungan dengan ide utamanya. Keempat, masih banyak

kesalahan gramatikal dalam karangan mereka. Terakhir, mereka cenderung tidak

aktif dan tidak punya motivasi dalam pembelajaran menulis karena mereka

merasa kesulitan.

Ada beberapa faktor yang selama ini menjadi sebab munculnya

masalah-masalah dalam pembelajaran menulis yaitu pertama, kurangnya porsi pengajaran

keterampilan menulis, kedua, dalam memberikan tugas menulis guru terkadang

tidak membeikan contoh dan bimbingan bagaimana menuangkan ide dan

mengembangkannya pada setiap proses menulis serta menyempurnakannya dalam

(25)

9

menghasilkan tulisan yang baik dan relatif sempurna. Ketidakcermatan guru

menentukan strategi pembelajaran inovatif memungkinkan siswa tidak dapat

belajar secara aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga siswa belum dapat

meraih hasil belajar menulis dan prestasi yang optimal. Hal di atas menyebabkan

perolehal nilai keterampilan menulis siswa masih rendah.

Sehubungan dengan yang dikemukakan di atas, secara umum guru yang

mengajarkan mata pelajaran bahasa Inggris khususnya menulis masih

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT).

Strategi pembelajaran ini kurang efektif, hal ini disebabkan strukturnya hanya

menghendaki siswa saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan

oleh penghargaan kooperatif daripada penghargaan individual. Selanjutnya

Sanjaya (2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran kooperatif NHT

tersebut tidak mendorong tumbuh rasa keingintahuan dan rasa tanggungjawab

siswa secara individu dalam merencanakan dan mengorganisasikan cara

belajarnya. Masih ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siwa yang lain

tanpa memiliki pemahaman yang memadai. Akibatnya, pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki siswa berada pada ingatan jangka pendek saja, dan

akan cendrung tidak mampu dalam meningkatkan daya retensi siswa secara

individu terhadap materi pelajarannya. Dalam pembelajaran tersebut tidak

merangsang aktivitas berfikir sehingga tidak dapat mempertinggi pengetahuan

(26)

10

Guru perlu mendalami kompetensi yang memberi bekal kepadanya untuk

memoles terutama cara menyajikan topik menjadi lebih menarik, teratur,dan

terpadu dengan kompetensi yang terkandung dalam materi. Hal ini merupakan

bagian integral dari kinerja mengajar (Teaching performance) dari seorang

pengajar untuk segala jenjang pendidikan. Penjelasan tersebut menarik perhatian

untuk memujudkan strategi yang memiliki peran besar dalam proses belajar

mengajar selain pendekatan, metode, dan teknik. Apa yang diharapkan siswa dari

guru juga dapat ditentukan oleh relevansi menggunakan strategi yang tepat untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Ini berarti, tujuan dapat dicapai jika strategi yang

digunakan sesuai.

Huinker dan Laughlin (1996:82) menyatakan bahwa strategi pembelajaran

Think-Talk-Write membangun pemikiran, merefleksi, dan mengorganisasi ide,

kemudian ide tersebut sebelum peserta didik diharapkan untuk menulis. Alur

model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dimulai dari keterlibatan peserta

didik dalam berfikir atau berdialog reflektif dengan dirinya sendiri, selanjutnya

berbicara dan berbagi ide dengan temannya, sebelum peserta didik menulis.

Pertama pada fase think, siswa diminta membaca, membuat catatan kecil secara

individual dari apa yang diketahui atau tidak diketahui untuk dibawa ke forum

diskusi pada fase talk. Selanjut fase talk, siswa membentuk kelompok 3-5 tiap

anggota kelompok yang heterogen untuk membahas catatan kecil serta perubahan

struktur kognitif dalam berfikir menyelesaikan masalah. Akhirnya fase write,

siswa diminta secara individual mengontruksi pengetahuannya untuk

menyelesaikan LKS melalui tulisan berdasarkan wawasan yang diperoleh dari

(27)

11

oleh Martunis (2008:84) bahwa strategi pembelajaran Think Talk Write

beranggotakan 3-5 orang secara heterogen dalam kemampuan dengan melibatkan

siswa berfikir atau berdiskusi dengan dirinya sendiri setelah membaca,

selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum

menulis. Pembelajaran Think Talk Write (TTW) adalah suatu pembelajaran

kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang

bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu

mengajarkan materi tersebut kepada anggota dalam kelompoknya.

Proses yang baik akan mendukung peserta didik untuk mendapatkan nilai

yang baik. Permasalahan yang sering muncul selama ini guru tidak mengetahui

bahwa peserta didik mempunyai kemampuan awal dan potensi yang berbeda.

Guru tidak pernah memberi tes di awal pembelajaran menulis sehingga guru tidak

mengetahui kemampuan awal masing-masing peserta didik sehingga guru tidak

dapat memberikan dosis pembelajaran yang tepat dan tidak dapat mendisain suatu

rencana pembelajaran dengan baik, sehingga proses pembelajaran tidak

berlangsung secara efektif dan efesien. Menurut Slameto (2003:93) bahwa guru

perlu mempertimbangkan perbedaan individual. Guru tidak cukup hanya

merencanakan pengajaran klasikal, karena masing-masing peserta didik

mempunyai perbedaan dalam beberapa segi, misalnya intelegensi, bakat, tingkah

laku, sikap dan lain-lain. Hal ini mengharuskan guru untuk membuat perencanaan

secara individual pula, agar dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan

peserta didik secara individual.

Menurut Rebber (1988) dalam Muhibbin Syah (2006: 121) yang

(28)

12

perubahan. Gerlach dan Ely dalam Harjanto (2006:128) kemampuan awal siswa

ditentukan dengan memberikan tes awal. Kemampuan awal siswa ini penting bagi

pengajar agar dapat memberikan dosis pelajaran yang tepat, tidak terlalu sukar

dan tidak terlalu mudah. Kemampuan awal juga berguna untuk mengambil

langkah-langkah yang diperlukan. Senada disampaikan Gagne dalam Nana

Sudjana (1996:158) menyatakan bahwa kemampuan awal lebih rendah dari pada

kemampuan baru dalam pembelajaran, kemampuan awal merupakan prasyarat

yang harus dimiliki siswa sebelum memasuki pembelajaran materi pelajaran

berikutnya yang lebih tinggi. Jadi seorang siswa yang mempunyai kemampuan

awal yang baik akan lebih cepat memahami materi dibandingkan dengan siswa

yang tidak mempunyai kemampuan awal dalam proses pembelajaran. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa merupakan prasyarat untuk

mengikuti pembelajaran sehingga dapat melaksanakan proses pembelajaran

dengan baik dan mencapai hasil belajar yang baik dalam pembelajaran menulis

Descriptive.

Oleh karena itu berdasarkan kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa

maka seorang guru harus mampu memilih dan menggunakan strategi

pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan awal siswa tersebut karena untuk

siswa yang memilki kemampuan awal tinggi akan lebih mudah dan tidak akan

mengalami kesulitan yang berarti untuk belajar dengan strategi pembelajaran

apapun sedangkan untuk siswa yang memiliki kemampuan awal rendah akan

mengalami kesulitan jika strategi pembelajaran yang digunakan tidak sesuai

(29)

13

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan ada dua faktor yang

mempengaruhi keberhasilan proses belajar bisa faktor kemampuan awal dan

strategi pembelajaran. Pencapaian keberhasilan belajar ditunjukkan dalam hasil

belajar siswa. Menurut pernyataan Sujana (2005:28) bahwa hasil belajar adalah

penilaian dari hasil usaha/kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf

yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam jangka waktu

tertentu. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar bahasa Inggris adalah

kemampuan yang dicapai oleh siswa dalam menemukan ide/gagasan

mengungkapkan dan mengembangkan ide/gagasan, serta menyempurnakan dalam

suatu proses menulis. Siswa mengikuti tahapan tertentu untuk menghasilkan

tulisan yang baik dan relatif sempurna (tulisan efektif dan efesien) dalam bahasa

Inggris yang dalam hal ini diukur dengan menggunakan tes hasil belajar.

Berkaitan dengan uraian fenomena tentang rendahnya hasil belajar siswa

maka diketahui bahwa kemampuan awal memiliki pengaruh dalam hasil belajar

siswa sehingga kemampuan awal perlu mendapat perhatian dalam menentukan

strategi pembelajaran. Penelitian akan dilakukan berupaya untuk meningkatkan

hasil belajar menulis dengan menerapkan strategi pembelajaran. Strategi

pembelajaran yang akan diterapkan adalah strategi pembelajaran Think Talk Write

(TTW) dan Numbered Head Together (NHT) dengan materi pembelajaran

menulis Recount, sedangkan kondisi pembejaran yang berhubungan dengan

kemampuan awal yang diperkirakan berinteraksi dengan strategi pembelajaran

(30)

14

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa

masalah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa antara lain:apakah ada

pengaruh strategi pembelajaran dengan hasil belajar menulis pada SMA Negeri 4

Binjai? Apakah ada pengaruh antara teknik penilaian pendidikan dengan hasil

belajar menulis pada SMA Negeri 4 Binjai? Apakah ada pengaruh strategi

pembelajaran kooperatif dalam pengembangan pengalaman belajar siswa dengan

peningkatan hasil belajar menulis siswa SMA Negeri 4 Binjai? Strategi

pembelajaran kooperatif mana yang lebih tepat untuk pembelajaran menulis?

Bagaimana guru menggunakan strategi pembelajaran? Bagaimana hasil belajar

ketrampilan menulis siswa SMA Negeri 4 Binjai? Apakah ada pengaruh

kemampuan awal terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran menulis di

SMA Negeri 4 Binjai? Apakah ada pengaruh stategi pembelajaran dan

Kemampuan awal dengan hasil belajar menulis pada siswa SMA Negeri 4 Binjai.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya faktor yang diidentifikasi yang diduga

mempangaruhi hasil belajar siswa, maka dari uraian pada latar belakang masalah

dan identifikasi masalah di atas, permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada

penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe think talk write dan strategi

pembelajaran number head together. Bersamaan dengan itu diteliti juga pengaruh

kemampuan awal siswa yaitu kemampuan awal tinggi dan rendah misalnya

pengetahuaan atau informasi berkaitan dengan masalah yang akan ditulis,

(31)

15

kemampuan mengorganisasikan informasi secara runtut, kemampuan menulis

dengan ejaan dan tanda baca yang benar dan pemahaman kosa kata. Materi

pembelajaran di kelas X semester ganjil dengan ruang lingkup pokok bahasan

ketrampilan menulis . Hasil belajar siswa yang diteliti dibatasi pada domain

kognitif dengan standar Kompetensi menulis Descriptive. Standar kompetensi

menulis pada kelas X semester ganjil adalah mengungkapkan makna dalam teks

tulis fungsional pendek dan esei sederhana berbentuk recount, narrative dan

descriptive dalam kehidupan sehari- hari

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar bekalang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas

maka masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah hasil belajar menulis siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write lebih tinggi dibanding

siswa yang diajar dengan strategi Number Head Together?

2. Apakah kemampuan awal siswa yang berbeda memberi hasil belajar

menulis yang berbeda?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan

(32)

16

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diajukan, maka tujuan

penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi hasil belajar menulis siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write lebih tinggi dibanding

siswa yang diajar dengan strategi Number Head Together

2. Mengidentifikasi Kemampuan awal siswa yang berbeda memberi hasil

belajar menulis yang berbeda

3. Mengidentifikasi interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan

awal terhadap hasil belajar menulis.

F. Manfaat Penenlitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis bagi

dunia pendidikan, yaitu:

a. Mamfaat Teoretis

1. Untuk menambah dan mengembangkan khasanah pengetahuan tentang

strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi pelajaran, dan

karakteristik siswa.

2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan

strategi pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran menulis.

3. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh

gambaran mengenai pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil

belajar menulis.

(33)

17

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini merupakan pengalaman berharga

dalam menambah wawasan kependidikan khususnya pendidikan

Bahasa Inggris sehingga ke depan dapat meningkatkan pelayanan dan

akses pendidikan kepada para peserta didik agar lebih baik.

2. Bagi pemerintah (Kementrian Pendidikan Nasional dan Kementrian

Agama), hasil penelitian ini menjadi masukan dalam menghasilkan

kebijakan pendidikan yang menghargai perbedaan siswa dalam belajar

yang berkaitan dengan kemampuan awal untuk meningkatkan kualitas

proses pembelajaran di sekolah atau madrasah.

3. Bagi pendidik dan tenaga kependidikan (guru, kepala sekolah dan

pengawas), hasil penelitian ini memperkaya khasanah ilmu pendidikan

khususnya pengembangan strategi pembelajaran kooperatif tipe TTW

dan perlu pengembangan di masa-masa yang akan datang.

4. Bagi siswa, sebagai bahan masukan untuk mencapai hasil belajar

(34)

128

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar Menulis siswa yang diajarkan dengan menggunakan Strategi Pembelajaran TTW lebih tinggi dari hasil belajar Menulis siswa yang diajarkan dengan menggunakan Strategi Pembelajaran NHT.

2. Hasil belajar Menulis siswa yang mempunyai Kemampuan Awal Tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar Menulis siswa yang mempunyai Kemampuan Awal Rendah

(35)

129

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa hasil belajar Menulis siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran TTW lebih tinggi daripada hasil belajar Menulis siswa yang dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran NHT, hasil temuan ini dijadikan pertimbangan bagi guru-guru mata pelajaran Bahasa Inggris untuk menggunakan Strategi Pembelajaran TTW khususnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris tingkat Sekolah Menengah Atas. Oleh karena itu temuan penelitian perlu dipertimbangkan dan disosialisasikan Kepala Sekolah maupun para guru yang mengajar dalam mata pelajaran Bahasa Inggris.

Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran TTW harus dapat memahami tahapan-tahapan pembelajaran serta pemilihan kata yang sesuai dengan konteks dan bermakna agar hasil belajar siswa dapat lebih meningkat. Dengan Strategi Pembelajaran ini, siswa-siswa yang mempunyai Kemampuan Awal Tinggi dapat melaksanakan pembelajaran sendiri dan menemukan sendiri secara langsung, dengan demikian akan terjadi penguatan pada struktur kognitif siswa dan proses pengembangan sikap semakin berani dalam mengaplikasikan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari dan dapat meningkatkan hasil belajar.

(36)

130

yang terkandung. Dengan cara ini siswa tetap terbimbing dalam melakukan pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran, bila telah sesuai dengan tahapan-tahapan maka kemudahan pun akan diperoleh siswa.

Demikian juga dalam Strategi Pembelajaran NHT dapat dijadikan pertimbangan bagi guru untuk membelajarkan siswa yang memiliki Kemampuan Awal Rendah. Dalam penyajiannya Strategi Pembelajaran NHT bersifat linier memungkinkan bagi seorang guru mengarahkan siswa dalam memahami materi yang disajikan dimana guru memotivasi siswa tentang tujuan pembelajaran Bahasa Inggris. Siswa yang mempunyai Kemampuan Awal Rendah cenderung menunggu informasi dari seorang guru tanpa langsung berinisiatif untuk menemukan informasi atau materi pelajaran, dengan demikian guru perlu melakukan pendekatan kepada siswa agar dapat mengubah perilakunya untuk dapat meningkatkan kemampuan awal belajar sehingga perolehan hasil belajarnya minimal sama dengan hasil belajar yang mempunyai Kemampuan Awal Tinggi.

(37)

131

maupun karakteristik pembelajaran. Tetapi hasil penelitian ini bisa menjadi masukan bagi guru mata pelajaran Bahasa Inggris untuk memilih Strategi Pembelajaran yang sesuai dalam menyajikan materi pembelajaran.

Dalam merancang Strategi Pembelajaran yang tepat untuk setiap karakteristik siswa diperlukan penataan dan perancangan yang tepat dan terkoordinasi agar terjadi interaksi yang efektif sehingga siswa terlibat aktif dan suasana pembelajaran yang kondusif yang akan menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dalam upaya peningkatan hasil belajar Menulis, maka guru yang mengasuh mata pelajaran Bahasa Inggris disarankan agar menggunakan Strategi Pembelajaran yang tepat dlam menyajikan materi dan aplikasi Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari.

2. Disarankan kepada guru agar memperhatikan Kemampuan Awal yang dimiliki siswa dan mengelompokkan mereka berdasarkan jenis Kemampuan Awal, yakni Kemampuan Awal Tinggi dan Kemampuan Awal Rendah. 3. Kepada pihak pengambil kebijakan di lingkungan SMA disarankan untuk

(38)

132

(39)

133

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Akhadiah, S. et al.(1998). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Arrends, R. I. (2004). Learning To Teach. Sixth Edition. New York: McGraw-Hil Alwasilah, A. Chaedar. 2000. Perspektif Pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia

dalam konteks Persaingan global. Bandung : Andira

Benyamin, H. 2010. Advance Learning English I. Bandung: Grafindo

Dick and Carey and Carey. (2005). The Systematic Design of Instructional. New York : Harper Collins Publisher

Drisscoll, M. P. (1993). Psycology of Learning for Instruction. Boston : Florida State University

Djiwandono, P I. 2009. Strategi Belajar Bahasa Inggris. Jakarta : Indeks

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan Tingkat SMA dan Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Tingkat SMA dan MA. Jakarta : PT. Binatama Raya

Ellis,A., Joan P., Timothy S., Mary K. R., 1989. Elementary Language Arts Instruction. Eaglewood Cliffs : Prentice Hall

Lie, A. (2010). Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo

Lusita, A. 2012 Jurus sukses menjadi guru kreatif, inspiratif dan innovatif. Yogyakarta : Araska

Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004 Pertanyaan dan jawaban. Jakarta: Grasindo Ippm. Stkippqr- Sidoarjo. Ac. Id./ files/ Think-Talk-Write ( TTW ) Strategy for teaching descriptif writing diunduh Minggu 2-februari 2014 10.45

(40)

134

Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1 , No. 1 April 2013 ISSN : 2337-9278 Kata Kunci : Keefektifan, karangan deskriptif, strategi TTW.

Riyanto, S. 2011. The Textbook of English Grammar. Yogyakarta : Pustaka Widyatama

Syamedu. Blogs. Com/201/03/collaborative writing strategy.html Di unduh selasa 17-02-2014 4. 45

Syafi’ie, I 1988. Retorika dalam menulis. Jakarta : Depdikbud

Suparman, Atwi. (1987) Desain Instruksional. Jakarta : P A U dan DIKTI DIKBUD

Sudjana. (2005). Metode Statitika. Bandung : Tarsito

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Tompkins, G. E. 1994.Teaching Writing: Balancing Process and Product. New York: Macmillan College Publising Company

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Slavin. Cooperative Learning. Bandung. Nusa Media

Sujana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung. Remaja Rosdakarya

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Rineka Putra

Sainsedutainment.blogspot.com/2011/04/Kemampuan awal-prior-knowledge-htlm

Sundayana, W. dkk 2008. ContextualLearning. Bandung. Grafindo

Triantono, 2009. Mendisain Model Pembelajaran Innovatif- Progressif .Jakarta. Kencana

Y. Martha, 2010. Buku panduan pendidik Bahasa Inggris Klaten. Intan Pariwara Yamin. M. 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta. GP

Gambar

TABEL
Gambar
Tabel 1.1 menunjukkan tingkat ketuntasan siswa SMA Negeri 4 Binjai kota
Tabel 1.2 Nilai rapor siswa kelas X SMA Negeri 4 Binjai
+2

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak — Taman Hiburan Rakyat Surabaya berada yang di Jalan Kusuma Bangsa dulu melegenda dan banyak dikunjungi masyarakat baik dari dalam kota maupun dari luar

UJI ANTIBAKTERI FRAKSI AKTIF EKSTRAK ASETON KULIT BATANG Shorea acuminatissima terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosai.

GAMBARAN IKLIM KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN TENAGA KERJA BAGIAN PELEBURAN AREA GOLDROOM DI PT ANEKA TAMBANG (Persero) UBP EMAS PONGKOR, BOGOR, JAWA BARAT.. Devi Roselia 1 ,

Beberapa negara asia timur seperti Jepang, China dan Korea selatan, sistem pendidikan yang dibangun banyak bersumber dari ajaran konfusianismeB. Konfusianisme bukanlah satu agama

Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui besarnya parameter β dari estimasi model sebaran pergerakan dengan menggunakan metode gravity yang

Therefore, for this project, we actually need to conduct feature development, then data merging and reorganizing, and then feature selection, which is to utilize all the

(1) Penerima Bantuan Sosial Non Data Terpadu Kesejahteraan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b adalah masyarakat yang tidak termasuk dalam Data

Fisibilitas yang tinggi, kemungkinan keterlaksanaan yang didukung oleh ketersediaan sumber-sumber daya (seperti waktu, dana, peralatan/fasilitas) dan penguasaan