PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN
GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS
DESKRIPSI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X
SMA KATOLIK DI MEDAN
T E S I S
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Teknologi Pendidikan
O L E H:
Sr. MODESTA SITUNGKIR NIM. 8106122036
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
berkat, hikmat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Dalam
proses penulisan, penulis banyak menghadapi kendala dan keterbatasan, namun berkat
bimbingan dari pembimbing dan motivasi dari keluarga serta dukungan dari rekan-rekan
mahasiswa Pascasarjana akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pembimbing Prof. Dr. Muhammad Badiran M.Pd dan Prof. Dr. Julaga Situmorang,
M.Pd yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang tulus kepada ketiga narasumber: Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., Dr. Mursyid, M.Pd., dan Dr. Hj. Rosmawati Harahap, M.Pd.,
yang telah banyak memberikan masukan dan koreksi untuk perbaikan tesis ini, serta kepada
seluruh Bapak/Ibu dosen Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang dengan ketulusan hati
telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama menempuh pendidikan di
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Pada sempatan ini penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada:
Pertama: Rektor Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si,
yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti perkuliahan di Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Kedua: Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Dr.
Belferik Manullang, M.Pd, Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Bapak Prof. Dr.
Sahat Siagian, M.Pd dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan Bapak Dr. Mursyid,
M.Pd serta para staf administrasi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan bantuan untuk kelancaran studi dan penyelesaian tesis ini.
Ketiga: Adinda tercinta Prof. Dr. Sihol Situngkir, S.E., M.Ba dan keluarga yang
selalu memberi motivasi dan memberikan segala perhatian dan doa-doa yang senantiasa menemani hidup penulis dan dalam penyelesaian studi penulis, serta semangat dan inspirasi
dari keluarga besar Yayasan St. Yoseph yang selalu membantu penulis selama kuliah hingga
Tesis ini selesai.
Kelima: Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan Program
studi Teknologi Pendidikan angkatan XVIII Reguler B yang telah bersama-sama saling
Kiranya seluruh perhatian, kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis
menjadi amal kebajikan dan juga menjadi kemulian bagi Tuhan Yang Maha Kuasa. Akhirnya
penulis mengakui dan sadar semua ini dapat diselesaikan bukan karena kekuatan sendiri,
namun karena kasih, kemurahan dan pertolongan Tuhan yang selalu nyata kepada penulis.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah khasanah berpikir bagi yang
membacanya, khususnya bagi dunia pendidikan.
Medan, 5 Juni 2012
Penulis
ABSTRACT
Sr. Modesta Situngkir, Registration Number. 8106122036. The Effect Of Instructional Strategy And Learning Style On Students Outcome In Indonesian of Writing Competence Grade X Catholic Senior High School Medan. Graduated Program, State University Of Medan.
The objectives of this research were to find out: (1) the difference betweeen students learning of outcome in Indonesian taught with Team Games Tournament learning strategy and Expository teaching learning strategy, (2) the difference of Indonesian learning of outcome writing competence between students of Indonesian with Visual Learning style and Auditori Learning style and (3) to find out whether there was any interaction effect between learning strategy with learning style on the students outcome of Indonesian in writing competence .
The population of this research was the students X Senior High School St. Yoseph Medan and students X Senior High School Budi Murni II Medan, involving 360 students, these sample were taken by using cluster random sampling method, the sample of this research was 86 students. The instrument that used the measure the outcome was test multiple choice with 5 options with 40 questions. To get data Learning Style used questionnaire valid according, for accord validity questionnaire was done by 40 students, from 24 questionnaire was taken 24 questionnaire used in reaseach. To get data the outcome in Indonesian used point biserial correlations formula and for Learning Style was using product moment formula. The research method used quasi experiment with factorial design 2x2. The data analysis technique was analysis of variance (ANOVA) two way at significant = 0.05.
v
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A.Kerangka Teoretis ... 12
1.Hakikat Strategi Pembelajaran ... 12
a. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 19
b. Strategi Pembelajaran Ekspositori... 28
2. Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia ... 32
3. Hakikat Gaya Belajar ... 41
a.Gaya Belajar Visual ... 46
b.Gaya Belajar Auditori ... 49
B.Penelitian Yang Relevan ... 52
C.Kerangka Berpikir ... 53
1. Perbedaan Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia siswa yang Diajarkan dengan strategi TGT dan Kemampuan Menulis Deskripsi siswa yang diajarkan dengan Strategi pembelajaran Ekspositori. ... 54
2. Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Peserta didik yang Memiliki Kecenderungan gaya belajar V isual dan Auditori. ... 58
3. Interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya belajar Terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Peserta didik ... 59
D.Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 64
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 64
vi
D. Pengontrolan Perlakuan ... 66
E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 68
F. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 71
G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 75
H. Uji Coba Tes, Angket dan Instrumen Perlakuan Penelitian……… 76
I. Teknik Analisis data ... 81
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 83
B. Persyaratan Analisis ... 96
C. Pengujian Hipotesis ... 102
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 110
E. Keterbatasan Penelitian ... 123
BAB IV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 125
B. Implikasi ... 126
C. Saran ... 130
vii
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1.1 Nilai Rata-rata Hasil Ujian Formatif Bahasa Indonesia Kelas X SMA St. Yoseph Medan
4
2.1 Komponen Strategi Pembelajaran 17
2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok 26
2.3 Tahap-tahap Strategi Pembelajaran TGT 27
2.4 Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori 30 2.5 Perbandingan Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajar Auditori 44 2.6 Panduan Untuk Mengamati Tingkahlaku Siswa Dan
Kecenderungan Gaya Belajar Menurut Model Gaya Belajar VAK (Visual Dan Auditori)
51
2.7 Perbedaan Strategi Pembelajaran TGT dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori
57
2.8 Matrik Rancangan Penelitian 64
3.1 Perbedaan Prilaku Menurut Fungsi Visual dan Auditori 73 3.2 Kisi – Kisi Tes Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa
Indonesia
74
3.3 Kisi-kisi Angket Gaya Belajar 75
3.4 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament
83
4.1 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Strategi Ekspositori
85
4.2 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Yang Memiliki Gaya Belajar Visual
86
4.3 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Yang Memiliki Gaya Belajar Auditori
88
4.4 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament Berdasarkan Gaya Belajar Visual
89
4.5 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament Berdasarkan Gaya Belajar Auditori
viii
4.6 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Strategi Ekspositori Berdasarkan Gaya Belajar Visual
92
4.7 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Strategi Ekspositori Berdasarkan Gaya Belajar Auditori
94
4.8 Hasil Analisis Uji Normalitas Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa
98
4.9 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament Dan Strategi Ekspositori
99
4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Dengan Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajar Auditori
99
4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Interaksi strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar
100
4.12 Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa
101
4.13 Rangkuman Analisis Faktorial 2x2 101
4.14 Rangkuman Uji Scheffe 105
ix
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1 Skenario Turnamen 26
4.1 Histogram Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament
84
4.2 Histogram Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Ekspositori
85
4.3 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Yang Memiliki Gaya Belajar Visual
87
4.4 Histogram Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia siswa yang Memiliki Gaya Belajar Auditori
88
4.5 Histogram Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament Berdasarkan Gaya Belajar Visual
90
4.6 Histogram Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament Berdasarkan Gaya Belajar Auditori
91
4.7 Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Strategi Ekspositori Berdasarkan Gaya Belajar Visual
93
4.8 Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Strategi Ekspositori Berdasarkan Gaya Belajar Auditori
94
x
DAFTAR LAMPIRAN
TABEL HALAMAN
1 Silabus 135
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 138
3 Instrumen Tes Bahasa Indonesia 150
4 Angket Gaya Belajar 181
5 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen 194
6 Uji Prasyarat Data 197
7 Perhitungan Statistik Dasar Dan Distribusi Frekuensi 207
8 Pengujian Hipotesis 224
9 Uji Lanjut (Uji Schefee) 230
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam usaha mencerdaskan
kehidupan bangsa. Negara akan maju dan berkembang apabila diikuti dengan
peningkatan pendidikan yang lebih baik. Kemajuan pendidikan akan memberikan
dampak positif dalam upaya peningkatan sumber daya manusia. Dunia
pendidikan saat ini sedang memasuki era yang ditandai dengan gencarnya inovasi
teknologi, pemakaian dan pemanfaatan teknologi seiring dengan itu juga dituntut
adanya penguasaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sementara itu, zaman
semakin bergulir dan masa depan berada di tangan para generasi muda yang akan
memegang peranan penting dalam setiap sektor kelak. Jika para peserta didik
tidak dibekali Bahasa Indonesia, tentu mereka telah kehilangan lingkungan
lingkungan berinteraksi dalam peradaban yang sedang berkembang.
Paradigma lama tentang proses pembelajaran yang bersumber pada teori
tabula rasa yang beranggapan bahwa dalam pikiran seorang anak seperti kertas
kosong dan siap menunggu coretan-coretan dari gurunya seperti kurang tepat lagi
digunakan oleh pendidik saat ini. Tuntutan pendidikan sudah banyak berubah.
Pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana
anak dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan
pandangan konstruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantung
2
melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat
dan dengar.
Baik pemerintah dan pihak swasta yang perduli terhadap pendidikan terus
mengupayakan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan
sekolah menengah. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, namun
pelaksanaannya masih jauh dari yang diharapkan. Dalam berbagai forum diskusi
yang diselengarakan oleh berbagai pihak dapat disimpulkan bahwa mutu
pendidikan Indonesia masih rendah. Salah satu indikatornya adalah rendahnya
mutu pendidikan Indonesia yang ditandai dengan rendahnya hasil belajar
Indonesia yang diperoleh siswa. Hal ini disebabkan oleh bebagai faktor,
diantaranya penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat dan juga guru
yang kurang memperhatikan karakteristik gaya belajar siswa.
Sebagai fasilitator pendidikan, guru memiliki peran untuk memudahkan
siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Dalam pelayanan proses pembelajaran
perlu diciptakan suasana belajar yang nyaman melalui pengelolaan kelas yang
baik. Ini merupakan peran guru sebagai pengelola (learning manager).
Penyampaian materi dari guru kepada pebelajar tidak hanya melalui ceramah.
Seorang guru juga harus mampu menunjukkannya melalui tindakan. Membimbing
siswa agar dapat menemukan potensi dirinya dan memberikan semangat serta
motivasi kepada siswa merupakan peran guru sebagai pembimbing dan motivator.
Setelah proses pembelajaran berlangsung, maka seorang guru perlu mengadakan
evaluasi demi untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya.
3
Guru sebagai tenaga pendidik dengan berbagai peran tersebut harus peka
dan tanggap terhadap segala perubahan yang ada di era globalisasi sekarang ini.
Guru dituntut untuk dapat memenuhi sejumlah prinsip pembelajaran tertentu, di
antaranya guru harus memperhatikan kebutuhan dan perbedaan individual,
mengembangkan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif, kreatif
dan menyenangkan, serta menilai proses dan hasil pembelajaran siswa secara
akurat dan komprehensif. Untuk dapat mengimplementasikan kurikulum dengan
baik tampaknya masih ditemukan berbagai kendala, seperti persoalan rendahnya
motivasi dan kemampuan guru itu sendiri, rasio antara guru dengan siswa yang
tidak seimbang, dan keterbatasan sarana. Semua itu menuntut guru untuk dapat
mengelola pembelajaran dan mengembangkan bentuk–bentuk strategi
pembelajaran yang lebih tepat dan sesuai.
Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis yang
dilaksanakan di lembaga pendidikan sehingga setelah selesai proses pembelajaran
peserta didik kompeten dalam berkomunikasi baik secara lisan dan tulisan. Selain
tujuan umum, tujuan khusus dari pembelajaran Bahasa Indonesia adalah peserta
didik diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan Bahasa Indonesia baik
secara lisan dan tulisan dengan menggunakan kalimat sederhana sampai dengan
kalimat yang rumit atau sukar.
Pengajaran Bahasa Indonesia berlandaskan pada empat komponen, yaitu
membaca, berbicara, mendengar, menulis. Di antara komponen ini membaca
4
menjadi manusia yang berilmu pengetahuan dan menguasai teknologi. Pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di sisi lain juga menuntut
masyarakat yang gemar menulis.
Proses belajar yang efektif antara lain juga dilakukan melalui menulis.
Dengan menulis pengalaman pribadi dalam betuk narasi sederhana, akan memberi
arti penting bagi seorang individu, seseorang dapat mengingat dan dan
merefleksikan informasi dan pengetahuan sekaligus dapat mengembangkan daya
imajinasi dan daya pikir dari informasi yang diperolehnya.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain yang pada
hakekatnya menulis bersifat produktif dan ekspresif karena menuntut
keterampilan mengolah grafologi, struktur bahasa dan kosakata (Tarigan, 2005:3).
Pada kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan,
kiranya tidak berlebihan bila sering diperdengarkan bahwa keterampilan atau
kompetensi menulis merupakan suatu cirri dari orang terpelajara. Sehubungan
dengan hal tersebut Morsey (1976;122) menyatakan bahwa menulis dipergunakan
oleh seorang terpelajar untuk mencatat atau merekam, menyakinkan,
melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan dapat
tercapai dengan baik jika dapat menyusun pikirannya dan menutarakannya dengan
jelas, kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan
struktur kalimat.
Menulis pada hakikatnya melibatkan tiga komponen dasar dari membaca,
5
kemudian mengasosiasikan dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan
yang digunakan sedangkan proses decoding (penyandian) merujuk pada proses
penterjemahan rangkaian grafis ke kata-kata. Sementara proses meaning
(memahami makna) berlangsung melalui dua proses yaitu proses perseptual dan
kognitif (Rahim, 2005:3).
Kemampuan menulis juga sama halnya dengan tiga kemampuan bahasa
lainnya, yang merupakan proses perkembangan. Artinya menulis menuntut
pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan
pengajaran langsung menjadi penulis yang baik. Hal ini juga dijelaskan Taringan
(2005:8) dalam menulis yang baik dituntut gagasan-gagasan yang tersusun secara
logis, diekspresikan dengan jelas dan ditata dengan menarik.
Adapun indikator keberhasilan belajar dari siswa merupakan nilai ulangan
harian yang dilaksanakan oleh pemerintah setiap semester sebagai evaluasi guru
terhadap kualitas peserta didik secara global. Namun pada penelitian ini peneliti
mengambil acuan pada data hasil belajar siswa yakni nilai rata-rata siswa ujian
semester yang dilakukan dilaksanakan dalam tiga tahun terakhir.
Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Hasil Ujian Akhir Semester Bahasa Indonesia Kelas X SMA St.Yoseph Medan.
TAHUN AJARAN SEMESTER 1 SEMESTER II KKM
2008/2009 70,68 70,00 70,00
2009/2010 71,50 72,11 75,00
2010/2011 72,45 72,68 75,00
Sumber : Dokumen SMA St.Yoseph Medan
Berdasarkan fenomena di atas, strategi pembelajaran dianggap penyebab
6
pembelajaran yang selama ini dipergunakan oleh guru di SMA St. Yoseph Medan
menjadi pemicu pemerolehan nilai rata-rata semester ganjil yang rendah.
Sehingga diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang lebih efektif yang dapat
memberikan pembelajaran yang sudah dilakukan menyenangkan namun lebih
efektif dalam memberikan keberhasilan pembelajaran di SMA St. Yoseph Medan.
Dengan demikian dibutuhkan guru yang kreatif, inovatif yang selalu berorientasi
untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dalam
mengatasi persoalan.
Strategi yang dipergunakan selama ini dirasakan belum efektif karena para
guru belum memahami pentingnya menarik perhatian siswa dengan cara
memaparkan manfaat informasi yang terdapat dalam materi teks yang dibacanya
sehingga informasi tersebut dapat lebih bermanfaat dalam kehidupannya
sehari-hari. Siswa menjadi pasif dan tidak percaya diri dalam mengemukakan
pendapatnya khususnya bagi peserta didik yang kurang memahami materi teks
bacaan yang diajarkan.
Pengajaran kemampuan menulis saat ini yang dipergunakan oleh
guru/pengajar diduga masih kaku dan cenderung membosankan, dimana belum
memahami pentingnya memaparkan tujuan membaca teks atau materi untuk
menggugah perhatian dan minat peserta didik serta melibatkan siswa dalam gemar
menulis. Salah satu strategi pembelajaran yang diduga dapat memaksimalkan
belajar peserta didik adalah dengan strategi belajar yang menyenangkan lewat
7
Strategi pembelajaran Team Game Tournament merupakan penerapan
pembelajaran untuk memaksimalkan belajar, buat belajar aktif dengan cara
episodik. Bila memungkinkan, perlu dirancang aktifitas yang melibatkan siswa
dalam kegiatan fisik selain berbicara, mendengarkan, membaca dan melihat.
Ciptakan pengalaman belajar yang benar-benar adalah pengalaman. Belajar
episodik itu mudah, hal ini berlangsung sepanjang waktu secara alamiah.
Sebaliknya, pengingatan semantik membutuhkan sangat banyak motivasi internal,
dipicu sendiri oleh bahasa, dan adalah hal yang paling lemah dalam sistem
pengingatan karena dalam masa evolusi yang sangat lama, semantik merupakan
yang paling akhir berkembang.
Secara umum, pembelajaran kooperatif TGT memiliki prosedur belajar
yang terdiri atas siklus regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Team
Games Tournament dimasukkan sebagai tahapan review setelah siswa bekerja
dalam tim. Dalam TGT siswa memainkan game akademik dengan anggota tim
lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. TGT memiliki dimensi
kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan
saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan
mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain,
tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh
membantu, memastikan, telah terjadi tanggungjawab individual. Permainan TGT
berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka.
Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu dan berusaha untuk menjawab
8
bagi siswa untuk menyumbangkan skor-skor maksimal buat kelompoknya.
Turnamen ini juga dapat digunakan sebagai review materi pelajaran, sehingga
materi tersebut dapat bertahan lama didalam pikiriran anak.
Selain itu faktor penting penentu keberhasilan pembelajaran adalah
karakteristik peserta didik. Meril (1979) mengungkapkan bahwa kondisi
pengajaran yang harus dijadikan pijakan dalam mengembangkan atau menetapkan
strategi pembelajaran yang digunakan adalah karakteristik peserta didik. Agar
hasil belajar dapat mendekati atau sesuai dengan tujuan pembelajaran, strategi
pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Karakteristik peserta didik adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasi tetapi
merupakan salah satu kondisi pembelajaran yang harus dijadikan pijakan dalam
memilih dan mengembangkan proses pembelajaran agar lebih sesuai dan
memudahkan peserta didik untuk belajar. (Dick dan Reiser, 1989). Jadi agar
perancang pembelajaran atau guru harus meletakkan karakteristik peserta didik
sebagai acuan di dalam mendesain strategi pembelajaran.
Karakteristik peserta didik dalam hal ini adalah gaya belajar. Gaya belajar
dari peserta merupakan hal yang penting guru ketahui sehingga dapat memahami
pebelajar dan menentukan strategi apa yang diperlukan untuk mengajar dalam
proses pembelajaran selanjutnya. Prinsip yang tidak boleh terabaikan adalah saat
guru menjalankan fungsinya sebagai pembimbing, guru dituntut menyadari bahwa
peserta didik adalah orang yang unik, peserta didik yang keunikannya sebagai
9
Selama ini guru hanya menggunakan satu cara saja dalam mengajar, yaitu
gaya visual. Guru mengajar dengan menggunakan media papan tulis atau dengan
menggunakan buku (visual). Peserta didik menggunakan buku (visual)
mengerjakan tugas secara tertulis (visual) dan mengerjakan tes secara tertulis
(visual). Oleh karena itu dengan menggunakan hanya satu gaya belajar saja hal
tersebut merupakan dasar bagi terjadinya masalah yang ada bagi pembelajar.
Berdasarkan uraian di atas, untuk meningkatkan kemampuan menulis
maka perlu dilakukan suatu penelitian penggunaan strategi pembelajaran yang
mengikut sertakan peserta didik dalam berpikir tentang pesan teks, saat
melakukannya juga peserta didik didorong untuk memanfaatkan latar belakang
pengetahuan tentang topik dan pengetahuan mereka sesuai dengan jalan pikiran
mereka sendiri dan yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas dan latar belakang masalah maka dapat
diidentifikasi masalah berkenaan dengan penelitian ini; apakah proses
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA sudah sesuai dengan hakekat mata
pelajaran Bahasa Indonesia di SMA khususnya komponen pembelajaran
keterampilan menulis? Bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan selama
ini? Apakah strategi pembelajaran untuk pembelajaran Bahasa Indonesia kurang
menarik perhatian peserta didik? Apakah strategi pembelajaran yang digunakan
sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik? Strategi pembelajaran yang
10
Bagaimana hubungan strategi pembelajaran ekspositori dan hasil belajar peserta
didik? Apakah strategi pembelajaran Team Games Tournament dapat
meningkatkan kemampuan belajar peserta didik pada pembelajaran Bahasa
Indonesia? Apakah strategi pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan
kemampuan belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah
ada perbedaan hasil belajar dengan strategi pembelajaran Team Games
Tournament dan strategi pembelajaran ekspositori? Apakah ada pengaruh pada
hasil belajar peserta didik dengan mengetahui gaya belajarnya? Apakah dengan
gaya belajar yang berbeda dan dengan strategi pembelajaran yang berbeda akan
menghasilkan hasil belajar yang berbeda? Apakah dengan mengetahui dan
memodifikasi gaya belajar yang ada guru dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik? Apakah dengan mengetahui gaya belajarnya peserta didik dapat
meningkatkan hasil belajarnya? Apakah latar belakang pengetahuan peserta didik
mempengaruhi gaya belajar dan hasil belajar peserta didik?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka banyak pertanyaan yang
dijawab sehubungan dengan strategi pembelajaran Bahasa Indonesia.
Keterbatasan ruang lingkup lokasi, subjek penelitian, waktu penelitian dan
variabel penelitian menyebabkan penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup:
1. Hasil belajar kemampuan menulis Bahasa Indonesia dalam ranah kognitif
dengan materi pelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA semester genap
11
2. Strategi pembelajaran penelitian ini adalah menggunakan strategi
pembelajaran Team Games Tournament dan strategi ekspositori dalam
pembelajaran kemampuan menulis Bahasa Indonesia.
3. Gaya belajar dikategorikan atas kategori visual dan auditori
4. Materi pelajaran bahasa Indonesia didasarkan pada kurikulum 2004 untuk
mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester Genap dengan ruang
lingkup pokok bahasan Kemampuan Menulis.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang
dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah hasil belajar Bahasa Indonesia kompetensi menulis peserta didik yang
diajar dengan strategi pembelajaran Team Games Tournament daripada
peserta didik yang diajar dengan strategi pembelajaran Ekspositori?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik yang
memiliki gaya belajar visual dan auditori ?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya belajar
dalam mempengaruhi hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran
12
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia peserta didik. Secara khusus penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui :
1. Hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik yang melalui proses pembelajaran
kemampuan menulis dengan strategi pembelajaran Team Games Tournament
lebih tinggi dari diajar dengan strategi pembelajaran Ekspositori.
2. Perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia peserta didik yang memiliki gaya
belajar visual dan gaya belajar auditori
3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar dalam mempengaruhi
hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik.
F. Manfaat Penelitian
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambah khasanah pengetahuan yang berkaitan dengan strategi pembelajaran
dan hubungannya dengan gaya belajar peserta didik serta pengaruhnya terhadap
hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik di SMA St.Yoseph Medan.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
terutama kepada pihak sekolah tentang ada tidaknya pengaruh strategi
pembelajaran ekspositori dan strategi pembelajaran Team Games Tournament
serta gaya belajar terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik. Bila hasil
penelitian ini menyatakan bahwa kedua strategi pembelajaran memberi pengaruh
yang berbeda terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia, maka pihak sekolah/guru
dapat menggunakannya dalam pembelajaran terutama untuk pembelajaran mata
122 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan terhadap hasil penelitian
yang dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa :
1. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan menggunakan
Strategi pembelajaran Teams Games Tournament lebih tinggi dari hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan menggunakan Strategi
pembelajaran Ekspositori.
2. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang memiliki Gaya Belajar Visual lebih
tinggi daripada hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang memiliki Gaya
Belajar Auditori.
3. Terdapat interaksi antara penggunaan Strategi pembelajaran dan Gaya Belajar
dalam mempengaruhi hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Dari hasil
pengujian lanjut ternyata siswa yang memiliki Gaya Belajar Visual
memperoleh hasil belajar Bahasa Indonesia lebih tinggi jika diajar dengan
menggunakan Strategi pembelajaran Teams Games Tournament daripada
Strategi pembelajaran Ekspositori, sedangkan siswa yang memiliki Gaya
Belajar Auditori lebih tinggi hasil belajarnya jika diajar dengan Strategi
pembelajaran Ekspositori daripada Strategi pembelajaran Teams Games
123
B. IMPLIKASI
Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini yang menyatakan
bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang dibelajarkan dengan Strategi
pembelajaran Teams Games Tournament lebih tinggi daripada hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan Strategi pembelajaran Ekspositori,
hasil temuan ini dijadikan pertimbangan bagi guru-guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk menggunakan Strategi pembelajaran Teams Games Tournament
khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA. Oleh karena itu
temuan penelitian perlu dipertimbangkan dan disosialisasikan kepala sekolah
maupun para guru yang mengajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Strategi pembelajaran
Teams Games Tournament diharus dapat memahami tahapan-tahapan
pembelajaran pada kompetensi menulis karena mesti menyesuaikan pemilihan
kata yang sesuai dengan konteks dan bermakna agar hasil belajar siswa dapat
lebih meningkat. Dengan Strategi pembelajaran ini, siswa-siswa yang memiliki
Gaya Belajar Visual dapat melaksanakan pembelajaran sendiri dan menemukan
sendiri secara langsung, dengan demikian akan terjadi penguatan pada struktur
kognitif siswa dan proses pengembangan sikap semakin kreatif dan belajar tim
dalam mengaplikasikan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dan dapat
meningkatkan hasil belajar.
Dengan menggunakan Strategi pembelajaran Teams Games Tournament
siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan kreatifitasnya sebagai usaha
memahami dan mendalami pembelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan guru.
124
menemukan informasi yang terkandung. Dengan cara ini siswa tetap terbimbing
dalam melakukan pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran, bila telah
sesuai dengan tahapan-tahapan maka kemudahanpun akan diperoleh siswa .
Demikian juga dalam Strategi pembelajaran Ekspositori dapat dijadikan
pertimbangan bagi guru untuk membelajarkan siswa yang memiliki
kecenderungan Gaya Belajar Auditori. Dalam penyajiannya Strategi pembelajaran
Ekspositori bersifat linier memungkinkan bagi seorang guru mengarahkan siswa
dalam memahami materi yang disajikan dimana guru memotivasi siswa tentang
tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa yang memiliki Gaya Belajar
Auditori cenderung lebih suka mendengarkan penjelasan dari seorang guru tanpa
langsung berinisiatif untuk menemukan informasi atau materi pelajaran, dengan
demikian guru perlu melakukan pendekatan kepada siswa agar dapat merubah
perilakunya untuk dapat meningkatkan hasil belajarnya sehingga perolehan hasil
belajarnya minimal sama dengan hasil belajar yang memiliki Gaya Belajar Visual.
Hasil simpulan ketiga menunjukkan bahwa siswa yang memiliki Gaya
Belajar Visual memperoleh hasil belajar Bahasa Indonesia yang lebih tinggi
apabila dibelajarkan dengan menggunakan Strategi pembelajaran Teams Games
Tournament. Sedangkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang memiliki Gaya
Belajar Auditori akan meninggkat apabila dibelajarkan dengan menggunakan
Strategi pembelajaran Ekspositori. Penggunaan Strategi pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna,
sehingga pembelajaran akan lebih efektif, efisien dan memiliki daya tarik. Namun
perlu disadari bahwa tidak ada satu Strategi pembelajaran yang paling sesuai
125
Dalam merancang Strategi pembelajaran yang tepat untuk setiap
karakteristik siswa diperlukan penataan dan perancangan yang tepat dan
terkoordinasi agar terjadi interaksi yang efektif sehingga siswa terlibat aktif dan
suasana pembelajaran yang kondusif yang akan menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran.
Pembelajaran yang didasarkan pada karakteristik siswa, terbukti memberi
pengaruh terhadap perolehan hasil belajar. Guru yang menempatkan Gaya Belajar
Visual sebagai salah satu karakteristik siswa, perlu memperhatikan hal-hal
berikut: 1) Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia hendaknya perlu mengetahui
terlebih dahulu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa,
sebagai bahan apersepsi materi pembelajaran dapat diterima dengan baik dan
bermakna; 2) Proses pembelajaran hendaknya dirancang dengan memberikan
kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan aspek kognitif yang dimikinya
dan dapat memperkaya pengalaman belajar yang dapat merangsang kemampuan
berpikir ; 3) Guru perlu mengetahui gaya belajar yang dimiliki siswa sebagai salah
satu karakteristik yang turut mempengaruhi hasil belajar, dengan demikian guru
dapat menggunakan strategi yang berbeda untuk setiap siswa.
Dalam pembelajaran mata bahasa Indonesia, akan diperoleh hasil belajar
yang baik apabila dalam menyampaikan materi pelajaran, guru dapat menerapkan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan minat siswa. Oleh
karenanya guru yang profesional adalah guru yang terus meramu dan merancang
strategi pembelajaran yang menarik dan efektif untuk mencapai tujuan belajar.
126
Teams Games Tournament dan Ekspositori) pada kelompok subyek yang berbeda
karakteristiknya, akan memberikan hasil belajar yang berbeda pula.
Berdasarkan simpulan terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan
gaya belajar siswa terhadap hasil belajar bahasa Indonesia. Perolehan hasil belajar
siswa yang mempunyai gaya belajar visual, menunjukkan hasil belajarnya lebih
tinggi daripada siswa yang mempunyai gaya belajar auditori, walau diajar dengan
strategi pembelajaran yang bervariasi. Karena baik diajar dengan strategi Teams
Games Tournament maupun Ekspositori, kelompok ini tetap mempunyai hasil
belajar yang lebih tinggi dari kelompok yang mempunyai gaya belajar auditori.
Sebaliknya bagi siswa yang mempunyai gaya belajar auditori, hasil belajar yang
diperoleh lebih baik bila diajar dengan strategi ekspositori. Walaupun demikian,
agar pemerolehan hasil belajar lebih efektif, penggunaan strategi pembelajaran
dan gaya belajar, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: 1) Guru harus
memperhatikan gaya belajar yang dimiliki siswa untuk merancang susunan
pembelajaran; 2) Guru dapat memilih dan mengembangkan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, struktur materi
pembelajaran, yang sesuai dengan karakter siswa, kondisi serta sistem prasarana
dan prasarana yang ada di sekolah; 3) Seharusnya guru dapat melakukan penilaian
terhadap strategi pembelajaran yang digunakan selama ini, dan apabila ternyata
tidak efektif, dapat melakukan revisi, atau meninggalkannya dan selanjutnya
mengembangkan sendiri strategi atau meninggalkannya dan selanjutnya
mengembangkan sendiri strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
127
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, simpulan, dan keterbatasan penelitian, maka
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru perlu memperhatikan karakteristik siswa, karena gaya belajar yang
merupakan aspek kognitif memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil
belajar siswa.
2. Untuk membelajarkan materi yang lebih praktis pada pelajaran bahasa
Indonesia, hendaknya alokasi waktu yang dibutuhkan lebih banyak, sehingga
siswa dapat mengaplikasikan ilmunya untuk kegiatan-kegitan yang nyata,
sehingga bidang studi ini lebih membumi dalam struktur kognisi mereka.
3. Oleh strategi pembelajaran Teams Games Tournament sesuai dan sangat
menolong siswa yang memiliki gaya belajar visual dalam meningkatkan hasil
belajar bahasa Indonesia, maka disarankan khususnya pada para guru bidang
studi bahasa Indonesia untuk menggunakannya dalam membelajarkan bahasa
Indonesia pada materi membaca berita khusus pada kemampuan membaca.
4. Dikarenakan tes hasil belajar yang disusun hanya mengukur ranah kognitif,
sebaiknya penelitian lanjutan juga mengukur ranah psikomotorik.
5. Karakteristik siswa yang dijadikan variabel moderator dalam penelitian ini
adalah gaya belajar. Disarankan untuk penelitian lanjut, melibatkan
karakteristik siswa yang lain guna melengkapi kajian penelitian ini, seperti
bakat, tingkat kreativitas, dan lain sebagainya
6. Diadakannya pelatihan bagi guru dalam peningkatan kemampuan penguasaan
128
7. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut dalam penggunaan strategi
132
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, S. dalam http://puslata.ut.net diakses pada Januari 2012
Ansari, B.I (2009). Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi. Yayasan Pena: Banda
Ausubel, D. P. (1978), Novak J. D & Hanesian, H. Educational Pcychology, A cognitive view, New York: Holt, Rinehart and Winston
Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-dasar Evalusi Pendidikan (Ed. Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Bloom, B.S, et-al. 1997. Handbook on information and Summative evaluation of student learning. Chiacago Publishing. Mc. Grew Hijji. Inc.
Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Bigge, Morris L. (1982). Learning Theories For Teachers. New York: Harper & Row.
Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Davies, Ivor K. (1991). Pengelolaan Belajar. Jakarta: CV. Rajawali
Davies, Ivor K. (1981). Instructional Technique. New York: McGraw-Hill Book Company.
Degeng, I N. S. (1989). Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta: Depdikbud.
DePorter (2004). Quantum Learning. Bandung: Penerbit Kaifa
Dick, W. & Carey, L. (2005). The Systematic Design of Instructional. New York: Longman.
Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Driscoll, Marcy P. (1993). Psyichology of Learning for Instruction. Boston: Florida State University.
133
Gardner, H. (1983). Frames Of Maind The Theory Of Multiple Intelligences. Basic Books, A Division Of Harper Collins Publishers, Inc.
Ginnis, P. (2008). Trik dan Taktik Mengajar Strategi Meningkatkan Pencapaian Mengajar di Kelas. Alis Bahasa oleh Wasi Dewanto. Jakarta : Indeks
Gunawan. 2004. Born to be a Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Gunawan, Adi.W. 2004. Genius Learning. Jakarta: Gramedia
Hamid, Abdul K. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pasca Sarjana Unimed.
Hasan, S.H. (1996). Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosisal. Bandung: FIPS IKIP Bandung
Ihsan, H. Fuad. (2003). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Iskandarwassid & Dadang. (2009). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung. Sekolah Pasca Sarjana UPI: Remaja Rosdakarya:
Joyce, B. & Weil, M. 1986. Model of Teaching. New Jersey: Prentice-Hall, inc.
Keefe (1987).Learning styles.Theory and Practice,Reston. Virginia:National Association of Secondary School Principles(NASSP)
Keraf, Gorys (1981). Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Rineka Cipta
Lie, A. (2008). Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo
McCleland, David C. (1949). The Projective Expresion Of Needs. American Psychological Association. Inc
Miarso, Yusufhadi. (2005). Menyemaih Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kecana.
Nasution, S. (2006). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
--- (2005). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Natawidjaja, Rochman. (1979). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Mutiara.
134
Nunan, D. (1999). Second Language Teaching and Learning. Canada: Heinle and Heinle Publishers
Nur dkk.(2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA UNIVERSITY PRESS. Nurhadi. 2003. Contekstual Teaching and Learning. Jakarta: Bumi Aksara
Purwanto, N. M. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ratumanan, Tanwey Gerson. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa.
Reigeluth, C. M. (1983). Instructional Design Theories and Models: an Overview of their Current Status, Instructional Design: What is it? New Jersey: Publishers Hildshale.
Rina. (2011). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap hasil belajar Bahasa Inggris pada kemampuan membaca Siswa SMP St. Yoseph Medan. Tesis. UNIMED
Romizwoski, A. J. (1981). Designing Instructional Systems, (Desicion Making in Course Planning and Curriculum Design). London: Kogan Page.
Rusyan, A. Tabrani. (1994). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Siska. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SMP Muhammadiyah 02 Medan. Tesis. UNIMED
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, R.E. (1983). Cooperative Learning. Maryland: John Hopkins University
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Suherman, Eman. (2008). Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Suparman,Atwi(1997).Desain Instruksional,Jakarta:PAU-PPAI-UI
Suparman, M. Atwi. (2001) Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka