• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TIM TEKNIS PERIZINAN KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PERIZINAN PEMASANGAN REKLAME DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi Pada Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung) Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TIM TEKNIS PERIZINAN KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PERIZINAN PEMASANGAN REKLAME DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi Pada Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung) Oleh"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE CONTROLLING AND SUPERVISING ANALYSIS OF BANDARLAMPUNG LICENSING TECHNICAL TEAM ON THE LICENSING OF BILLBOARD INSTALLMENTS IN BANDAR LAMPUNG

(A Study at Investment Board and Licensing of Bandar Lampung)

by

ALVIRA LESMI

(2)

control of licensing technical team of Bandar Lampung on installing the billboards in Bandar Lampung?

The purpose of this research is to know the supervision and the control of licensing technical team of Bandar Lampung on the billboards installments in Bandar Lampung.

This research type is a descriptive research with the data collecting techniques which uses In-depth Interview, observation and documental study. The data processing techniques that uses the editing and the interpretation with the data analysis techniques using qualitative analysis.

(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TIM TEKNIS PERIZINAN KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PERIZINAN

PEMASANGAN REKLAME DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Studi Pada Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung)

Oleh ALVIRALESMI

(4)

pengendalian tim teknis perizinan Kota Bandar Lampung dalam Pemasangan reklame di Kota Bandar Lampung?”

Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengawasan dan pengendalian tim teknis perizianan Kota Bandar Lampung dalam Pemasangan reklame di Kota Bandar Lampung.

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriftif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam(Indepth Interview), observasi dan studi dokumentasi. Teknik pengolahan data menggunakan editing dan interprestasi dengan teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif.

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengawasan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Karena di suatu usaha atau negara atau kegiatan tidak bisa terlepas dari masalah ketidaktertiban, oleh karena itu dengan sendirinya memerlukan adanya pengawasan, apalagi negara itu sedang melaksanakan pembangunan nasional. Peranannya pengawasan dalam suatu organisasi muncul sebagai hal yang sangat penting artinya apabila dalam kehidupan organisasi terjadi suasana ketidajtertiban, yang disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang datang dari dalam lingkungan organisasi sendiri yakni, lemahnya disiplin dari pendukung organisasi dan belum berfungsinya sistem pengendalian manajemen dalam organisasi maupun yang datang dari luar lingkungan organisasi, untuk mengatasi ketidatertiban dalam organisasi negara.

(6)

dilayani. (Sarwoto,1998:19) pengawasan merupakan kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki.

Pengawasan disebabkan oleh budaya kepentingan umum di masyarakat. Pengawasan itu sendiri bukanlah sasaran atau kegiatan, melainkan ia merupakan suatu proses untuk mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana, namun bukan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan. Peran pengawasan dalam proses itu adalah bertindak selaku pengendali yang mempercepat proses sesuai dengan apa yang seharusnya dan mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan dalam pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Oleh karena itu pengawasan berlaku sebagai pengendali, maka peran pengawasan menjadi penting dalam suatu sistem kerja/kegiatan organisasi. Pengawasan sebagai katalisator artinya aparat atau pegawai yang ada di dalam suatu organisasi melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan tata tertib.

(7)

pembenahan perlu segera dilakukan diantaranya pada bidang-bidang: keterbukaan dan kemudahan prosedur, penetapan tarif yang jelas dan terjangkau, keterampilan aparatur dalam teknik pelayanan, penyediaan penampungan keluhan masyarakat, penciptaan sistem pengawasan berganda terhadap pelaksanaan prosedur dan pemasyarakatan budaya kerja yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

Pengawasan yang tinggi mutunya diperoleh dari administrasi umum pemerintahan dengan penerapan teknik-teknik organisasi yang dapat memberikan waktu layanan yang pasti bagi masyarakat. Keadaan pelayanan seperti itu hanya dapat terjadi bila, para pegawai negeri bermental tegas untuk melaksanakan kegiatan sebaik-baiknya. Mental seperti itu, terbina dari penyelenggaraan pengawasan melekat, pemasyarakatan budaya kerja, penegakan disiplin dan pembinaan pegawai secara utuh.

(8)

Sejalan dengan pentingnya pengawasan para aparatur pemerintah dalam pencapaian tujuan organisasi, Siagian (1990:138) mengemukakan bahwa :

” Pengawasan sangat menentukan peranannya dalam usaha pencapaian tujuan. Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pengawasan itu mutlak perlu karena manusia bersifat salah, dan paling sedikit bersifat khilaf. Dan manusia dalam organisasi perlu diamati, bukan dengan maksud untuk mencari kesalahannya dan kemudian menghukumnya, akan tetapi untuk mendidik dan membimbingnya ”

(9)

Pengawasan adalah suatu tindakan atau usaha untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pemasangan reklame apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Pengawasan oleh Tim Teknis Perizinan Kota Bandar Lampung berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor 214/20/HK/2008 tentang Pembentukan Tim Teknis Perizinan Kota Bandar Lampung dan Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor 215/20/HK/2008 tentang Pembentukan Tim Penanganan Pengaduan Perizinan Kota Bandar Lampung, dalam hal ini Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung, adalah suatu tindakan atau usaha yang dilakukan oleh Tim Teknis Perizinan Kota Bandar Lampung Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan untuk menertibkan, menangguhkan atau menolak izin yang dimohonkan, termasuk permohonan perizinan yang mengakibatkan terjadinya perubahan fungsi lahan.

(10)

Berdasarkan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 26 Tahun 2008 mengenai tugas, fungsi dan tata kerja bidang perencanaan dan pengawasan Badan Penananan Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung sebagai berikut :

1. Penyusunan program dan petunjuk teknis Perencanaan pengembangan dan pengawasan perizinan.

2. Penyusunan tata laksana dan prosedur tetap perizinan. 3. Penyusunan sistem informasi Perizinan.

4. Pengawasan, Pengendalian, Evaluasi dan pelaporan perizinan. 5. Pengkoordinasian dengan instansi lain dalam pengawasan perizinan.

Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) Kota Bandar Lampung dibentuk sebagai respon atas terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang kemudian diganti dengan Peraturan Menteri Dalam Nomor 20 Tahun 2008 tentang pedoman penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, sebagai bentuk implementasi dari Instruksi Presiden Nomor: 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Investasi. Ide dasar dari kebijakan ini adalah mengintegrasikan seluruh proses perizinan kedalam suatu sistem pelayanan perizinan terpadu satu pintu (PTSP).

(11)

dimiliki oleh para pemilik reklame sampai masa berlakunya habis. Penyesuaian konstruksi reklame terhadap ketentuan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 akan dilakukan pada saat pemilik reklame memperpanjang izin reklame dimaksud.

Berdasarkan dari uraian tersebut di atas peneliti sangat tertarik untuk membahas dalam bentuk skripsi dengan judul : ” Analisis Pengawasan dan Pengendalian Tim Teknis Perizinan Kota Bandar Lampung Dalam Pemasangan Izin Reklame Di Kota Bandar Lampung ”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimanakah pengawasan dan pengendalian Tim Teknis Perizinan Kota Bandar Lampung dalam pemasangan reklame di Kota Bandar Lampung ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengawasan dan pengendalian tim teknis perizinan Kota Bandar Lampung dalam pemasangan reklame di Kota Bandar Lampung.

2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah :

(12)

Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampungdan Tin Teknis Perizinan Kota Bandar Lampung dalam perizinan pemasangan reklame. 2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pengawasan

1. Pengertian Pengawasan

Dalam suatu system atau organisasi yang fungsional, kinerja sangat dipengaruhi oleh adanya pengawasan karena system atau organisasi dapat berjalan dengan baik apabila mekanisme pengawasan telah berjalan sesuai dengan fungsinya dengan demikian maka tujuan dari suatu system tertentu dapat tercapai dengan maksimal. Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang harus dilakukan dalam manajemen, pengawasan adalah fungsi manajemen yang merupakan pengukuran dan perbaikan dari pelaksanaan atau kegiatan – kegiatan para bawahan agar rencana – rencana yang sudah dirancang dapat tercapai.

Mc. Ferlan yang dikutif oleh Soewarno Handayaniningrat (1992:43) mendefinisikan pengawasan sebagai suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, atau tujuan yang telah ditentukan.

(14)

yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Kaho (1997:26) menjelaskan pengawasan merupakan fungsi terakhir dari manajemen yang sangat penting untuk diterapkan dalam setiap organisasi. Melalui pengawasan dapat diukur kemajuan yang dicapai, mencegah terjadinya penyimpangan sehingga memudahkan pembinaan. Pengawasan diperlukan juga guna menjamin tetap berjalannya suatu pekerjaan agar sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.

Menurut Handoko pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (2001:25).

Pengertian pengawasan menurut Sujatno (1992:107) adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan apakah sesuai dengan semestinya atau tidak. Situmorang, dkk (1998:2) menjelaskan bahwa:

“ Peranan Pengawasan dalam suatu organisasi muncul sebagai hal yang sangat penting artinya apabila dalam kehidupan organisasi terjadi suasana ketidak tertibnya yang disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang datang dari luar lingkungan sendiri “

P. Siagian (1990:135) mengemukakan bahwa:

(15)

Berdasarkan pengertian – pengertian pengawasan dari para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan adalah suatu tindakan atau usaha untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan apakah sesuai dengan rencana atau tidak.

2. Pengawasan oleh Kepala Satuan Kerja

Dalam praktik pemerintahan sehari–hari Kepala Satuan Kerja memberikan

pembinaan dan pengawasan berupa :

1.Pengarahan dan bimbingan dalam pemecahan permasalahan urusan 1. pemerintahan.

2.Koordinasi dan pengawasan dibidang kegiatan pemerintahan umum 3.Pembinaan organisasi dan aparatur satuan kerja.

(Saparin 1986:246)

(16)

3. Macam – Macam Pengawasan

Menurut Handoko (2001:361) macam – macam pengawasan yaitu :

a. Pengawasan pendahuluan/steering control dirancang untuk mengantisipasi masalah–masalah atau penyimpangan dari estándar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan.

b. Pengawasan yang dilakukan dengan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan/

concurent control . Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan bisa dilanjutkan.

c. Pengawasan umpan balik/ feedback control dikenal untuk mengukur hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab–sebab penyimpangan dari rencana yang telah ditentukan dan penemuan–penemuan yang diterapkan

untuk kegiatan–kegiatan serupa dimasa mendatang.

Menurut Situmorang, dkk (1998:29) macam–macam pengawasan yaitu : 1. Pengawasan langsung dan pengawsan tidak langsung

a. Pengawasan langsung

(17)

b. Pengawasan tidak langsung

Pengawasan tidak langsung diadakan dengan mempelajari laboran – laboran yang diterima dari pelaksanaan baik lisan maupun tertulis dan mempelajari pendapat–pendapat masyarakat.

2. Pengawasan Preventif dan Represif

a. Pengawasan preventif dilakukan melalui praaudit sebelum pekerjaan dimulai Misalnya mengadakan pengawasan terhadap persiapan– persiapan, rencana kerja, rencana anggaran, rencana pengawasan tenaga dan sumber–sumber lain.

b. Pengawasan Represif dilakukan melalui post audit., dengan pemeriksaan terhadap pelaksanaan ditempat (inspeksi), meminta laboran pelaksanaan dan sebagainya.

3. Pengawasan intern dan pengawasan ekstern;

a. Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat dalam organisasi itu sendiri.

b. Pengawasan ekstern adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat dari luar organisasi seperti halnya pengawasan dibidang keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

(18)

a. Pengawasan dari dalam

Pengawasan yang dilaksanakan oleh aparat atau unit pengawasan yang dibentuk di dalam organisasi itu sendiri atau pimpinan unit organisasi, ini bertindak mengumpulkan segala data dan informasi yang diperlukan oleh pimpinan untuk menilai kemajuan dan kemunduran dalam pelaksanaan kegiatan, dan hasil pengawasan ini dapat pula digunakan dalam menilai kebijaksanaan pimpinan. Untuk itu pimpinan perlu meninjau kembali kebijaksanaan atau keputusan yang telah dikeluarkan, sebaliknya pimpinan dapat pula melakukan tindakan perbaikan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya.

b. Pengawasan dari luar

Pengawasan dari luar berarti pengawasan yang dilakukan oleh aparat atau unit pengawasan dari luar organisasi itu, aparat atau unit pengawasan dari luar organisasi itu adalah aparat pengawasan yang bertindak atas nama pimpinan unit organisasi itu karena permintaan.

c. Pengawasan preventif

Pengawasan preventif berarti pengawasan yang dilaksanakan sebelum rencana itu dilakukan adapun maksud pada pengawasan preventif ini adalah mencegah terjadinya kekeliruan atau kesalahan didalam pelaksanaan.

4. Prinsip – Prinsip dan Tujuan Pengawasan

(19)

1. dapat memflektif sifat–sifat dan kebutuhan dari kegiatan yang harus diawasi 2. dapat dengan segera melaporkan penyimpangan – penyimpangan

3. fleksibel 4. ekonomis

5. dapat dimengerti

6. dapat menjamin diadakannya tindakan korektif

Menurut M. Manulang (1996:128) tujuan dari pengawasan adalah :

1. Agar dipelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang sudah ditetapkan 2. Untuk mengetahui kelemahan–kelemahan serta kesulitan–kesulitan yang

dihadapi dalam pelaksanaan rencana sehingga diambil tindakan–tindakan untuk memperbaikinya.

B. Pembinaan dan Pengawasan

Pembinaan atas penyelengaraan pemerintahan daerah adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan Gubernur selaku wakil Pemerintah didaerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan Otonomi Daerah dalam rangka pembinaan oleh pemerintah, menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non departemen melakukan pembinaan sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing – masing yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri untuk pembinaan dan

(20)

Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah agar berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan dan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Pengawasan yang dilaksanakan oleh pemerintah terkait dengan penyelengaraan urusan pemerintahan dan terutama terhadap peraturan daerah dan peraturan kepala daerah dalam hal pengawasan terhadap rancanagan peraturan daerah, Pemerintah melakukan dengan 2 (dua) cara sebagai berikut:

1. Pengawsan terhadap rancanagan peraturan daerah (RAPERDA), yaitu terhadap rancanagan peraturan daerah yang mengatur pajak daerah, retribusi daerah, APBD, dan RUTR sebelum disahkan oleh Kepala daerah terlebih dahulu dievaluasi oleh Menteri Dalam Negeri untuk Raperda Provinsi, dan oleh Gubernur terhadap Raperda Kabupaten/Kota mekanisme ini dilakukan agar pengaturan tentang hal–hal tersebut dapat mencapai dayaguna dan hasilguna yang optimal.

2. Pengawasan terhadap semua Peraturan Daerah diluar yang termaksud dalam angka (1), yaitu setiap Peraturan Daerah wajib disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri untuk Provinsi dan Gubernur untuk Kabupaten/Kota untuk memperoleh klarifikasi. Terhadap Peraturan daerah yang bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan yang lebih tinggi dapat dibatalkan sesuai mekanisme yang berlaku.

(21)

diketemukan adanya penyimpangan dan pelanggaran oleh penyelengaraan pemerintahan tersebut. Sanksi dimaksud antara lain dapat berupa penataan kembali suatu daerah otonom, pembatalan pengangkatan pejabat, penangguhan dan pembatalan berlakunya suatu kebijakan daerah baik peraturan daerah, keputusan kepala daerah, dan ketentuan lain yang ditetapkan daerah serta dapat memberikan sanksi pidana yang diproses sesuai dengan peraturan perundang–

undangan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah sebagian dari rencana yang diwujudkan dengan program berdasarkan potensi dan sumber daya dan metodenya, program tersebut direalisasikan kedalam tindakan yang disalurkan melalui proses interaksi sehingga terjalin suatu hubungan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini pelaksanaan yang dimaksud adalah proses yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung dalam Perizinan Pemasangan Reklame dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

C. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penerbitan Perizinan Pada Badan Pnanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung.

1. Pendahuluan

(22)

berbagai kebijakan pembangunan serta peningkatkan kualitas pelayanan umum kepada masyarakat sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat benar-benar merupakan pelayanan yang prima.

Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan prima dari aparatur pemerintah merupakan keharusan yang tidak dapat ditunda tunda lagi pelaksanaanya karena merupakan manifestasi dari aparatur pemerintahan selaku abdi masyarakat dan abdi negara, selain itu arus globalisasi dan persaingan pasar bebas serta tuntutan dunia bisnis yang semakin liberal menginginkan adanya berbagai kemudahan dalam melakukan investasi usaha khususnya dalam pengurusan seluruh perizinan yang dapat dilakukan dalam satu wadah.

(23)

pelayanan kepada masyarakat serta tercapainya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).

Disamping itu agar sistem dan prosedur pelayanan dan penerbitan perizinan pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan dapat berjalan dengan baik dan terkoordinir maka diperlukan suatu standar pelayanan yang akan menjadi acuan bagi semua pihak dalam pelaksanaannya.

2. Lingkup Kegiatan

Berdasarkan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 37 Tahun 2008 Pasal 1 ayat (1) tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan di Bidang Perizinan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung maka ada 14 (empat belas) jenis perizinan yang dilaksanakan, yaitu:

a. Izin Usaha Industri (IUI)

b. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

d. Tanda Daftar Gudang (TDG)

e. Tanda Daftar Industri (TDI)

f. Izin Tempat Usaha (ITU)/Surat Izin Gangguan (HO)

g. Keterangan Rencana Kota (KRK)

h. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

i. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)

(24)

k. Izin Perletakan Titik Reklame

l. Surat Izin Usaha Angkutan

3. Prosedur Tetap Penerbitan Perizinan

1. Pemohon datang ke kantor Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung.

2. Pemohon datang ke petugas informasi / Costumer Service atau dapat langsung menuju petugas pendaftaran untuk memperoleh formulir pengajuan izin. a. Petugas Informasi / costumer service dan atau petugas pendaftaran

member salam serta harus berpenampilan menarik, ramah, sopan dan dapat memberikan semua informasi yang dibutuhkan pemohon berkaitan dengan pengurusan perizinan.

b. Petugas pelayanan harus menyediakan formulir permohonan izin dan menjelaskan dengan rinci tata cara pengisian formulir permohonan.

3. Setelah Pemohon Menerima formulir izin :

a. Pemohon mengisi formulir permohonan dan melengkapi persyaratan. b. Petugas pendaftaran memeriksa kelengkapan berkas:

- Bila lengkap, berkas permohonan di agenda dan pemohon diberi resi penerimaan berkas, selanjutnya berkas permohonan dikirim ke bagian proses.

- Bila tidak lengkap berkas dikembalikan ke pemohon

(25)

a. Bila pengajuan izin dapat menimbulkan dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat maupun lingkungan sekitarnya maka perlu dilakukan peninjauan lapangan dan pembahasan oleh Tim Teknis

b. Jika tidak perlu peninjauan lapangan/pembahasan oleh Tim Teknis Perizinan maka berkas dapat langsung diproses

5. Membuat surat undangan kepada Tim Teknis Perizinan untuk pembahasan, Berdasarkan Pembahasan Tim Teknis dibuat:

a. Berita Acara Pemeriksaan Lapangan b. Rekomendasi Tim Teknis Perizinan.

c. Untuk perizinan tertentu sebagaimana tersebut dalam pasal 2 ayat 3 Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan di Bidang Perizinan Kepada Kepala Penanaman Modal dan Perizinan maka untuk penerbitan izinnya, tim teknis perizinan meminta persetujuan terlebih dahulu kepada Walikota.

6. Rekomendasi Tim Teknis Perizinan apakah diizinkan atau ditolak. Bila diizinkan berkas permohonan dikirimkan ke Sub Bidang Penetapan dan Penerbitan Izin, bila tidak diizinkan berkas dikembalikan ke pemohon dan diberi surat penolakan.

7. Bidang Perizinan memproses dan menetapkan Izin

8. Proses pemeriksaan dan pemarafan oleh Kepala Bidang Perizinan dan Sekretaris serta Penandatanganan Izin Oleh Kepala BPMP.

(26)

10.Petugas menerima resi pembayaran, registrasi Izin (pencatatan, penomoran dan pengarsipan) dan penyerahan Izin kepada pemohon;

4. Prosedur Pengajuan Dan Penanganan Pengaduan Pelayanan Perizinan

Dalam proses penyelenggaraan pelayanan perizinan juga diperlukan pengawasan baik pengawasan internal maupun pengawasan eksternal yaitu dengan cara membuka akses yang luas bagi masyarakat menyampaikan keluhan dan hambatan dalam proses penerbitan perizinan.

Pengaduan dapat dilakukan dengan cara:

a. Membuat Surat Pengaduan yang ditujukan ke Kantor Badan Penanaman Modal dan Perizinan Jl.Way Pengubuan No.3 Pahoman Bandar Lampung.

b. Melalui telp./fax ke no.0721-265723

c. Mengisi formulir pengaduan dan memasukannya ke KOTAK PENGADUAN

d. LISAN, menyampaikan pengaduan langsung ke Bidang Informasi dan Pengaduan.

b. Prosedur pengajuan pengaduan:

(27)

b. Pemohon perizinan juga dapat menyampaikan keluhan atau pengaduan langsung kepada petugas yang ada di Bidang Informasi dan Pengaduan atau melalui surat/telp./fax.

c. Prosedur penanganan pengaduan masyarakat:

a. Petugas yang menerima pengaduan langsung dari masyarakat harus segera memberi tanggapan awal kepada masyarakat dan akan memberi tanggapan selengkapnya setelah dilakukan klarifikasi dan indentifikasi permasalahan yang diajukan .

b. Petugas penerima pengaduan dalam tempo 1 ( satu ) hari setelah menerima pengaduan harus meneruskan proses pengaduan kepada Subbid Pengawasan Pelayanan Perizinan.

c. Subbid Pengawasan Pelayanan Perizinan melakukan pengumpulan data dan fakta serta melakukan klarifikasi dan identifikasi terhadap permasalahan yang ada .

(28)

D. Perencanaan Dan Penataan Lokasi Reklame

1. Perencanaan dan penempatan titik lokasi reklame dilaksanakan oleh Tim Teknis Perizinan Reklame berdasarkan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 35 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelasanaan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 14 T Perencanaan dan penempatan reklame ditetapkan pada peta titik lokasi reklame sebagai berikut :

a. Jalan kelas utama diperuntukan untuk peletakan titik reklame besar dan sedang kecuali pada jalan yang telah ditetapkan sebagai kawasan bebas reklame.

b. Jalan kelas I diperuntukkan untuk peletakan titik reklame besar, sedang dan kecil kecuali pada jalan yang telah ditetapkan kawasan bebas reklame. c. Jalan kelas II hanya untuk peletakan titik reklame sedang dan kecil kecuali

jalan yang telah ditetapkan kawasan bebas reklame.

d. Jalan kelas lingkung hanya untuk peletakan titik reklame kecil kecuali jalan yang telah ditetapkan kawasan bebas reklame.

e. Penentuan kelas jalan khusus untuk peletakan titik reklame sebagaimana terdapat dalam lampiran.

2. Penentuan kelas jalan sebagaimana ditetapkan berdasarkan nilai komersil reklame

3. Ketentuan sebagaimana dapat dikecualikan untuk pemasangan reklame neon box.

(29)

a. Jalan kelas utama diperuntukan untuk peletakan titik reklame besar dan sedang kecuali pada jalan yang telah ditetapkan sebagai kawasan bebas reklame.

b. Jalan kelas I diperuntukkan untuk peletakan titik reklame besar, sedang dan kecil kecuali pada jalan yang telah ditetapkan kawasan bebas reklame. c. Jalan kelas II hanya untuk peletakan titik reklame sedang dan kecil kecuali

jalan yang telah ditetapkan kawasan bebas reklame.

d. Jalan kelas lingkung hanya untuk peletakan titik reklame kecil kecuali jalan yang telah ditetapkan kawasan bebas reklame.

e. Penentuan kelas jalan khusus untuk peletakan titik reklame sebagaimana terdapat dalam lampiran.

5. Penentuan kelas jalan sebagaimana ditetapkan berdasarkan nilai komersil reklame

6. Ketentuan sebagaimana dapat dikecualikan untuk pemasangan reklame neon box.

E. Penertiban Izin Peletakan Titik Dan Pemasangan Reklame

(30)

1. Obyek izin peletakan titik reklame adalah semua kegiatan peletakan titik relame bertiang luar ruang, reklame yang menempel pada bangunan di sarana dan prasarana Kota dengan ukuran diatas 24 M2.

2. Dikeualikan dari obyek izin peletakan titik reklame untuk reklame sementara. 3. Subyek izin peletakan titik reklame adalah setiap orang pribadi atau badan

yang menyelenggarakan kegiatan peletakan titik reklame di wilayah Kota Bandar Lampung.

Syarat-syarat izin peletakan titik reklame sebagai berikut :

1. Mengajukan permohonan dengan cara mengisi blanko permohonan yang tersedia kepada Walikota Bandar Lampung cq. Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung.

2. Melampirkan rencana peletakan titik reklame dan persetujuan pemilik lahan dan bangunan untuk reklame yang dipasang diluar sarana dan prasarana Kota Bandar Lampung.

3. Melampirkan bukti pembayaran sewa lahan untuk reklame di sarana dan prasarana Kota Bandar Lampung

4. Melampirkan tanda bukti kepemilikan tanah/bangunan yang dipasang diluar sarana dan prasarana Kota Bandar Lampung.

5. Melampirkan surat pernyataan bersedia menanggung segala resiko sebagai akibat penempatan dan pemasangan reklame yang menimbulkan kerugian pada pihak lain.

(31)

perpanjangan izin atau permohonan perpanjangan izin ditolak oleh Walikota Bandar Lampung dan penyelenggaraan reklame tidak melaksanakan pembongkaran konstruksi reklame dalam jangka waktu paling lama 1 (bulan) sejak berakhirnya masa berlaku izin.

7. Melampirkan polis asuransi resiko (risk insurance) konstruksi reklame (setelah mendapat persetujuan Tim Teknis Perizinan Reklame) sesaui dengan masa berlaku izin.

F. Kerangka Pikir

Badan Penananaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung adalah merupakan unsur pendukung tugas Walikota yang melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang pelayanan perizinan dan penananman modal yang dipimpin oleh seorang kepala badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan Daerah dalam hal ini pelaksanaan kebijakan daerah dibidang penanaman modan dan pelayanan perizinan. Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung merupakan tumpuan dan ujung tombak dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan perizinan.

(32)

reklame berdasarkan fungsi kepala Badan dalam pelaksanaannya tugasnya bertanggungjawab kepada Walikota Bandar Lampung.

Pengawasan adalah suatu tindakan atau usaha untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan pekerjaan apakah sesuai dengan rencana atau tidak.

Peraturan daerah Nomor 14 Tahun 2008 Pengawasan dan Pengendalian Tim Perizinan Pemasangan Reklame

1. Pemantauan/Pengawasan :

a. Mekanisme pemeriksaan perizinan reklame b. Frekuensi pemeriksaan perizinan reklame c. Mekanisme pemeriksaan kontruksi reklame d. Frekuensi pemeriksaan kontruksi reklame Mekanisme pencabutan/pembongkaran Reklame

Gambar 1.1. Skema kerangka piker Pengawasan dan Pengendalian Tim Perizinan Pemasangan Reklame Kota Bandar Lampung

(33)
(34)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif karena peneliti bermaksud memperoleh gambaran lengkap dari proses dan makna terhadap fenomena yang terjadi (Moleong, 2002:20) yaitu mengenai peranan Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung dalam pengawasan perizinan pemasangan reklame.

Menurut Moh. Nazir (1998) yang dimaksud dengan penelitian deskriptif :

Penelitian deskriftif adalah suatu metode yang digunakan dalam meneliti atau menganalisis status kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah mempelajari dan menggambarkan keadaan organisasi. Data-data yang dimiliki organisasi secara sistematik, factual dan akurat mengenai fakta, sikap, pandangan serta hubungan antara fenomena yang diteliti.

(35)

Sedangkan menurut Isaac dan Michael dalam Djalaluddin Rahmat (2001:22) menyatakan bahwa metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara factual dan cermat. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif.

Bogdan dan Taylor dalam Lexy Moleong (2000:3) menyatakan :

“prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar belakang individu tersebut secara holistic (utuh). Dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan”

Hadari Nawawi dan Mimi Martini (1994:174) menyatakan penelitian kualitatif atau penelitian naturalistik adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya (natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan. Penelitian kualitatif sesuai dengan pengertian yang telah diuraikan diatas bermaksud menemukan kebenaran berupa generalisasi yang dapat diterima akal sehat (common sense) manusia, terutama peneliti sendiri (Hadari Nawawi dan Mimi Martini, 1994:175-176).

(36)

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian sangat diperlukan dalam suatu penelitian yang bersifat kualitatif, karena fokus penelitian ini memegang peranan yang sangat penting dalam memandu dan mengarahkan jalanya suatu penelitian Pengawasan dan pengendalian adalah merupakan fungsi terakhir yang harus dilakukan dalam manajemen, pengawasan adalah fungsi manajemen yang merupakan pengukuran dan perbaikan dari pelaksanaan atau kegiatan – kegiatan para bawahan agar rencana – rencana yang sudah dirancang dapat tercapai. Penelitian ini memfokuskan kepada Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung dalam pengawasan pemasangan reklame, yang akan dilihat dari beberapa indikator yang meliputi :

a. Pemantauan dan Pengawasan dengan indikator : - Mekanisme pemeriksaan perizinan reklame - Frekuensi pemeriksaan perizinan reklame - Mekanisme pemeriksaan kontruksi reklame - Frekuensi pemeriksaan kontruksi reklame

b. Pembinaan

(37)

c Peringatan - Tehguran

- Frekuensi teguran

d. Penindakan dan pemberian sanksi

- Mekanisme pencabutan dan pembongkaran reklame

C. Sumber Informasi

Sumber informasi dipilih secara purposive sampling adalahh sebagai pengambilan sampel sumber data yang ditetapkan secara sengaja oleh peneliti, lazimnya didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu. Penggunaan purposive sampling bertujuan untuk mengambil sampel secara subjektif, dengan anggapan bahwa sampel yang diambil itu merupakan keterwakilan bagi peneliti, sehingga pengumpulan data yang langsung pada sumbernya dapat dilakukan secara proposional demi keakuratan penelitian (Sugiono,2005:52).

Adapun yang menjadi sumber informasi dalam pelaksanaan penelitian ini adalah Pejabat pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung dan pelaku usaha yang mempunyai Baliho yang ada di Kota Bandar Lampung :

a. Bapak Adi Erlansyah selaku Kepala Badan.

b. Bapak Muslimin selaku Kapala Bidang Perencanaan dan Pengawasan. c. Perusahaan Reklame Devis Jaya;

(38)

e. Perusahaan Reklame Arthamoro;

D. Jenis Data

Menurut Lofland dalam Lexy Moleong (2000:112), sumber data utama dari penelitian kualitatif ialaha kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara melakukan studi lapangan secara langsung maupun secara tidak langsung yakni dengan cara melakukan wawancara dengan Kepala Badan, Kepala Bidang Perencanaan dan Pengawasan Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung dalam Pengawasan Pemasangan Reklame, dan mempelajari dokumen pemasangan reklame.

2. Data Sekunder

(39)

E. Teknis Pengumpulan dan Pengolahan Data

1 Teknis Pengumpulan Data

Di dalam penelitian ini digunakan teknis pengumpulan data yang meliputi :

a. Studi Kepustakaan

Guna memperoleh data sekunder prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca, mencatat, mengutip dan memilah-memilah bahan-bahan yang bersumber pada kepustakaan seeperti peraturan perundang-undangan, literatur-literatur, buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti.

b. Studi Lapangan

Prosedur pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap Kepala Dinas dan Kepala Bidang Perecanaan dan Pengawasan serta beberapa orang Pegawai dan Tim Pengawasan Reklame pada Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung.

2. Teknis Pengolahan Data

Langakah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data adalah :

(40)

yang salah akan dilakukan perbaikan dan terhadap data yang kurang lengkap akan dilengkapi.

b. Klasifikasi Data yaitu pengelompokan data menurut kerangka yang telah sesuai dengan pokok bahasan yang telah ditentukan.

c. Sistematisasi Data, yaitu penyusunan data secara sistematis yaitu sesuai dengan pokok bahasan sehingga memudahkan analisis data.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif. Artinya data yang diperoleh diolah secara sistematis, dengan cara mengumpulkan data dan fakta tentang kajian penelitian untuk kemudian digambarkan dalam bentuk penafsiran pada data yang diperoleh. Teknik analisis dalam pene4litian ini menggunakan teknik analisis data yang

dikembangkan oleh Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman (1992) sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data-data ”kasar”

(41)

akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data ini berlangsung terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.

2. Penyajian Data

Penyajian dibatasi sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian tersebut akan dapat dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

(42)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung

1. Sejarah Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung

Berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, membuat Pemerintah Daerah lebih leluasa dalam mengatur daerahnya termasuk dalam memberikan pelayanan kepada publik, baik kelompok pelayanan yang bersifat administrative (perizinan), barang (jaringan listrik, jaringan telepon dan lainnya), maupun jasa (pendidikan, kesehatan dan lainnya.

(43)

mengintegrasikan suluruh proses perizinan kedalam satu sistem pelayanan Perizinan Terpadu satu Pintu (PTSP).

Kebijakan pemerintah tersebut perlu mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai penyelenggara layanan langsung kepada masyarakat. Reformasi pelayanan publik terutama bidang perizinan yang berkaitan dengan investasi merupakan suatu urgenitas bagi pemerintah daerah dalam rangka terciptanya iklim investasi yang kondusif didaerah. Semangat reformasi yang didukung oleh komitmen, daya invasi, sensitivitas pemerintah daerah dalam merangkun dan menjawab kebutuhan masyarakat dan kretifitas daerah yang tinggi sangat diperlukan untuk keberhasilan reformasi tersebut.

(44)

Tahun 2008, Fungsi dan Tata Kerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung serta Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 37 Tahun 2008 tentang pelimpahan sebagai kewenangan di bidang perizinan kepada kepala badan penanaman modal dan perizinan Kota Bandar Lampung.

2. Tugas dan Fungsi

Tugas dan fungsi badan Penanaman Modal dan Perizinan Bandar Lampung tertuang dalam Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 26 tahun 2008 tentang tugas, fugsi dan tata kerja badan penanaman modal dan peizinan Kota Bandar Lampung.

Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung merupakan unsur pendukung tugas Walikota yang melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang pelayanan perizinan dan penanaman modal yang dipimpin oleh seorang kepala badan yang bertanggung jawab kepada walikota melalui sekrtaris Daerah.badan penanaman modal dan perizinan Kota Bandar Lampung mempunyai tugas melaksanakan sabagian urusan pemerintah Daerah dalam hal pelaksanaan kebijikan daerah dibidang penanaman modal dan pelayanan perizinan. Adapun untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, maka badan penanaman modal dan perizinan Kota Bandar Lampung mempunyai fungsi sebagai berikut:

(45)

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan lingkup tugasnya.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.

d. Pengordinasian dalam penyusunan program, pengawasan, pemantauan evaluasi dibidang pelayanan dan perizinan dan penanaman modal.

3 VISI dan MISI

a. Visi

Visi badan penanaman modal dan perizinan Kota Bandar Lampung : ” Terwujudnya pelayanan perizinan yang cepat, mudah. Transparan dan ekuntabel untuk mendorong investasi di Bandar Lampung ”

b. Misi

1. Menciptakan pelayanan perizinan yang prima melalui peningkatan kualitas SDM aparatur yang profesional dan sistem kerja yang baik. 2. Mewujudkan iklim investasi yang kondusif dalam rangka mendukung

(46)

4. Susunan Organisasi dan Kepegawaian

a. Susunan Organisasi

Susunan organisasi badan penanaman modal dan perizinan Kota Bandar Lampung dalam peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 26 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung :

1) Kepala badan

2) Sekreariat, membawahi :

- Sub bagian penyusunan program,monitoring dan evaluasi - Sub bagian umum dan kepegawaian

- Sub bagian keuangan

3) Bidang peneneman Modal, membawahi :

- Sub bidang pengkajian dan pengemangan peneneman Modal - Sub bidang pengawasan penanaman modal

4) Bidang perancanan dan pengawasan, membawahi : - Sub bidang perencanaan pengembangan perizinan - Sub bidang pengawasan pelayanan perizinan 5) Bidang perizinan, membawahi :

- Sub bidang pendaftaran dan pemerosesan perizinan - Sub bidang penatapan dan penerbitan perizinan 6) Bidang informasi dan pengaduan, membawahi :

(47)

- Sub bidang pengaduan perizinan

b. Kepegawaian

Keberhasilan dalam suatu tim sangatlah dibutuhkan adanya dukungan sumber daya manusia yang memadai baik kualitas maupun kuantitasnya. Dalam melaksanakan tugasnya, badan penanaman modal dan perizinan Kota Bandar Lampung didukung oleh sumber daya menurut tingkat pendidikan sebagai berikut :

Tabel : SDM Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah 1

(48)

Berikut sumber daya badan penenman Modal dan perizinan Kota Bandar Lampung menurut pangkat atau golongan :

(49)

kelancaran pelaksanan tugas Badan Penanaman Modal dan perizinan Kota Bandar Lampung adalah tersedianya sarana dan prasana yang memadai. Adapun sarana dan prasana yang dimiliki oleh badan penanaman Modal danperizinan Kota Bandar Lampung dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugasnya adalah :

Tabel : Sarana dan Prasana Badan Penanaman Modal dan Perizinkan Kota Bandar Lampung

(50)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengumpulan Data

Otonomi daerah yang hingga saat ini berjalan di Indonesia merupakan salah satu aspek yang diharapkan mampu menjawab berbagi tantangan globalisasi. Penyelenggaraan otonomi daerah pada dasarnya memberikan Kawenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kapada, daerah Dengan otonomi daerah,maka Pemerintah daerah memulai Tim penertiban raklame dituntut untuk dapat memberikan Pengawasan dan Pengadilan terhadap Kagiatan Penyelenggaraan raklame secara efektif : Berdasarkan Peraturan Daerah Bandar Lampung Nomor 14 Tahun 2008 BAB IX, Pasal 22 ayat (2) tentang Cara Perizinan Raklame, Pengawasan dan Pengadilan dilakukan dalam bentuk: Pemeriksaan Perizinan raklame, Pemeriksaan Kontruksi raklame, Pembinaan, Peringatan dan Penindakan sanksi.

(51)

Database terakhir yang dimiliki oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan (sampai tanggal 10 Februari 2010), terdapat 608 titik reklame bertiang ukuran sedang dan besar untuk seluruh jalan nasional dan arteri (46 ruas jalan) di kota Bandar Lampung dengan rincian :

Sumber Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung

Menurut pendapat peneliti bahwa pelanggaran atas penegakan Peraturan Daerah

Kota Bandar Lampung Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Perizinan Reklame :

1) Sebelum Badan Penanaman Modan dan Perizinan berdiri, Izin titik reklame diterbitkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung.

2) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 14 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Perizinan Reklame disahkan dan mulai diberlakukan pada tanggal 5 Juni 2008. Sebelumnya, penerbitan izin reklame berpedoman kepada Peraturan Daerah Kotamadaya Dati II Bandar Lampung Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pajak Reklame dan Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor 22 Tahun 2004 tentang Peraturan Pelaksanaan Perda Kotamadya Dati II Bandar Lampung tentang Pajak Reklame.

Memiliki izin dari BPMP 190 titik

(52)

3) Sejak Operasional Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung tanggal 12 Mei 2008 sampai dengan 10 Februari 2010, BPMP telah menerbitkan 190 titik reklame yang teregistrasi dalam 36 Izin Peletakan Titik Reklame.

4) 190 titik reklame yang diterbitkan oleh Badan Penanaman Modan dan Perizinan Kota Bandar Lampung sebagaimana tercantum diatas, diterbitkan sesuai Standar operasional pekerjaan Badan Penanaman Modan dan Perizinan Kota Bandar Lampung tentang Penerbitan Izin Peletakan titik reklame (memenuhi syarat administratif) dan telah mendapatkan rekomendasi dari Tim Teknis Penerbitan Reklame. Dimana berdasarkan Perda 14/2008 pasal 4 ayat (2), persetujuan titik reklame yang berukuran >24M2 terlebih dulu harus melalui pengkajian oleh Tim Teknis Perizinan Reklame. Tim Teknis ini terdiri dari : Dinas Tata Kota, Dinas Perhubungan, Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Kekayaan Aset, Dinas Pekerjaan Umum, Bagian Hukum, Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung. (Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor .35 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Perda 14/2008).

(53)

Tahun 2009) dan beranggotakan Dinas Teknis Terkait. Penertiban dilakukan dengan menandai reklame yang tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 menggunakan stiker. Para pemilik reklame yang keberatan karna memiliki izin dari Dinas Pendapatan daerah Kota Bandar Lampung diwajibkan melaporkan izin yang dimiliki ke kantor Badan Penanaman Modal dan Perizinan. Sedangkan beberapa pemilik reklame dari biro advertising meminta perpanjangan waktu sementara untuk berkoordinasi dengan pemilik materi reklame terkait masalah hukum terhadap hak-kewajiban didalam kontrak mereka dan membuat pernyataan bahwa mereka akan membongkar sendiri konstruksi reklame dimaksud dalam jangka waktu yang telah disepakati. 6) Bahwa sesuai Pasal 27 Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008,

ketentuan dalam Peraturan Daerah tersebut berlaku sejak tanggal diundangkan, yaitu 5 Juni 2008. Dengan demikian, penertiban reklame yang dilakukan oleh Tim Teknis Penertiban Reklame secara de jure dan de facto harus mengakui izin yang telah dimiliki oleh para pemilik reklame sampai masa berlakunya habis. Penyesuaian konstruksi reklame terhadap ketentuan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 akan dilakukan pada saat pemilik reklame memperpanjang izin reklame dimaksud.

1. Mekanisme Pemeriksaan Perizinan Raklame

(54)

yang terjadi pada izin yang dikeluarkan. Karena jika tidak adanya sanksi/penertiban maka seluruh fungsi perizinan ( budgeting, Regulating, dan controlling ) tidak akan berguna/tidak berfungsi sama sekali. Kemudian, adanya suatu kewajiban kearah tindakan yang dilakukan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung melalul Tim penertiban Reklame Kota Bandar Lampunng utuk memantau dalam hal pemeriksaan perizinan reklame, guna menertiban izin Penyelenggaraan reklame.

Berdasarkan hasil wawancara kepada Penanggung Jawab Tim Penertiban reklame Kota Bandar Lampung pada tanggal 23 November 2009 diperoleh informasi bahwa mekanisme Pemeriksaan, meliputi :

1 .Mengadakan rapat Tim penertiban Reklame membahas objek sasaran reklame yang akan diperiksa perizinannyan.

2. Melakukan verifikasi administrasi terhadap berkas perrmohonan izin peletakan titik reklame, yang meliputi :

a. Tanda bukti kemilikan tanah/bangunan.

b. Surat keterangan layak terbit izin peletakan titik reklame dan pemasangan raklame.

c. Tanda bukti pembayaran pajak reklame.

d. SPB (surat pernyataan bersedia menanggung segala resikosebagai akibat penempatan dan pemasangan reklame yang menimbulkan kerugian dari pihak lain ).

e. Gambar teknis/kontruksi reklame.

3. Melakukan pengkajian atas permohonan izin peletakan titik reklame dan Pemasangan reklame dengan mempertimbangkan :

a. Aspek teknis spesifikasi kontruksi bangunan reklame, apakah sesuai antara gambar kontruksi reklame dengan kondisi kontruksi reklame yang ada dilapangan.

b. Aspek lokasi titik reklame apakah sesuai dengan peraturan daerah Nomor 14 Tahun 2008 pada oasal 3 ayat (1) tentang Cara Perizinan Reklame Kota Bandar Lampung. Apakah telah sesuai dengan kategori peletakan titik reklame yang meliputi kawasan bebas, kawsan Khusus, kawasa selektif dan kawasan umum.

(55)

yang melihat tidak merasa terganggu terhadap reklame yang telah berdiri/terpasang.

Menurut hasil wawancara kepada koordinator Tim penertiban Reklame Kota Bandar Lampung, pada tanggal 23 November 2009 diperoleh informasi bahwa mekanisme pemeriksaan perizinan reklame, meliputi : 1. Rapat Tim yang selanjutnya membahas objek sasaran, yaitu reklame

yang akan diperiksa kelengkapan izinnya.

2. Melakukan pemeriksaan kelengkapan admini strasi / berkas izin. 3. Kemudian melakukan pengkajian atas permohonan izin pemasangan

relame, diliha dari segi peletakan titiknya, kontruksi raklamenya dan estetika, etika dan lingkungannya yang kemudian harus diseuaikan berdasarkan peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tentang Cara Perizinan Reklame.

Kemudian menurut hasil wawancara kepada Yusdinal selaku koordinator Lapangan Tim penertiban Raklame, pada tanggal 23 November 2008, diperoleh impormasi, bahwa mekanisme pemeriksaan Perizinan reklame yakni :

1 . Melakukan rapat membahas sasaran reklame yang akan dipriksa Perizinannya.

2. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi.

3. Untuk selanjutnya melakukan pengkajian atas permohonan izin Pemasangan reklame sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Nomor 14 Tahun 2008 tentang Cara Perizinan reklame.

(56)

melakukan penelusuran kepada pihak Penyelenggara reklame yang telah dijadikan objek sasaran untuk dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi Perizinannya, telah melakukan prmeriksaan kelengkapan administrasi perizinan kemudian melakukan Timmelakukan penyusuaian terhadap reklame yang telah terpasang dari Aspek kontruksi, aspek lokasi titik peletakan serta aspek estetika, etika dan lingkuan dengan merujut pada Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 14 Tahun 2008 tetang Cara Perizinan Reklame.

Hal serupa diungkapkan oleh Yusdinal dan Aziddudin selaku Anggota Tim Penertiban Reklame Kota Bandar Lampung, pada tanggal 23 november 2009, bahwasannya mereka mengukapkan mekanisme pemeriksaan perizinan reklame meliputi :

1. Terlebih dahulu mengadakan rapat tim, melakukan objek sasaran reklame yang akan diperiksa perizinannya.

2. Setelah itu, melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi/berkas perizinan.

3. Yang kemudian selanjutnya melakukan pengkajian atas permohonan izin peletakan dan pemasangan reklame.

Kemudian penulis melakukan wawancara kepada Rizal Endi selaku penyelenggara reklame yang pernah diperiksa perizinannya, pada tanggal 26 november 2009, bahwasannya mekanisme periksaan perizinan reklame yang dilakukan oleh Tim penertiban Reklame, meliputi :

1. Tim meninjau kelapangan Reklame, yang mana akan diperiksa perizinan.

(57)

3. kemudian melakukan pemeriksaan terhadap reklame yang telah terpasang untuk disesuaikan dengan berkas permohonan peletakan titik reklame dan pemesangannya.

Menurut penulis mengenai pemeriksaan perizinan reklame : Mengadakan rapat Tim penertiban Reklame membahas objek sasaran Reklame yang akan diperiksa perizinan, Melakukan verifikasi administrasi terhadap berkas Pemohonan izin pelayakan titik reklame, Melakukan pengkajian atas Permohonan izin pelatakan titik reklame dan pemasangan raklame dengan merujuk pada Peraturan Daerah Nomorr 14 Tahun 2008.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan selama penelitian dalam hal mekanisme pemeriksaan perizian reklame, yakni Mengadakan rapat Tim penertiban Raklame membahas objek sasaran reklame yang akan diperiksa perizinannya, Melakukan verifikasi administrasi terhadap berkas permohonan izin peletakan titik reklame, Melakukan pengkajian atas permohonan izin peletakan reklame dan pemasangan reklame dengan merujk pada Peraturan Daerah Nomor 14 ahun 2008

(58)

dalam hal pemeriksaan perizinan reklame, guna menertiban perizinan reklame di wilayah Kota Bandar Lampung

Dengan demikian, diharapkan penyelenggara reklame dapat disiplin serta mematuhi Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 14 Tahun 2008 tetang Cara Perizinan Reklame yang telah ditetapkan Walikota Bandar Lampung, agar tercipta Ketertiban dalam hal izin peletakan titik dan pemasangan reklame di Kota Bandar Lampung dapat berjalan baik dengan melihat aspek teknis sppesifikasi kontruksi reklame, aspek lokasi titik peletakan reklamdan aspek estetika, etika dan lingkungan baik dari segi Kepentingan penyelenggara maupun masyarakat yang melihat.

2. Frekuensi Pemeriksaan Perizinan Reklame

(59)

“Pemeriksaan perizinan reklame dilakukan 2 kali dalam sebulan, hal ini

dilakukan untuk mengurangi tingkat pelenggaran yang terjadi dalam hal perizinan reklame dan sesuai dengan Pereturan Daerah No 14 Tahun 2008”.

Menurut hasil wawancara kepada Yusdinal selaku Koordinator Lapangan Tim Penertiban Reklame Kota Bandar Lampung, pada tanggal 23 november 2009 diperoleh informasi, bahwa :

“Pelaksana pemeriksaan prizinan reklame dilakukan 2 kali dalam sebulan,

secara terus menerus pada bulan berikutnya :

Hal yang sama diungkapkan oleh Yusdinal dan Aziduddin selaku anggota Tim Penertiban Reklame Kota Bandar Lampung, pada tanggal 23 November 2009 yang mengukapkan, bahwasannya :

“Dalam hal pelaksanakan mekanisme pemeriksaan perizinan hanya dilakukan 2 kali dalam sebulan, kemudian dilanjutkan pada bulan berikutnya “

Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara penulis dengan Sgit dan Rizal Endi selaku pnyelenggara Reklame, pada tanggal 26 November 2009, mereka mengungkapkan bahwa :

“Pemeriksaan perizinan reklame yang dilakukan oleh Tim penertiban Reklame

adalah 2 kali dalam sebulan, hal ini diketahui dari hasil pembinaan yang telah didapat ”.

(60)

oleh Tim Penertiban Reklame Kota Bandar Lampung merupakan suatu peranan dalam bentuk aktifitas/kegiatan yang dilakukan pemerintah Daerah melalui Tim Penertiban Reklame guna meminimalisir/menertiban pelanggaran-pelanggaran dalam hal ini perizinan reklame yang dilakukan oleh penyelenggara reklame di Kota Badar Lampung.

3. Mekanisme Pemeriksaan Kontruksi Reklame

Sementara itu, selain melakukan pemeriksaan perizinan, Tim Penertiban Reklame juga melakukan pengkajian/pemeriksaan terhadap kotruksi reklame tang telah terpasang. Hal ini dilakukan agar dapat megetahui sampai dimana pihak penyelenggaraan reklame memahami dan mematuhi Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 14 Tahun 2008 tentang Cara Perizinan Reklame dengan melihat dari segi aspek teknis spesifikasi kontruksi bangunan reklame.

Adapun peletakan titik kontruksi reklame menurut Peraturan pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 14 Tahun 2008 tetang Perizinan Reklame pada pasal 5, yakni :

1. Reklame yang dapat dipasang pada median jalan adalah reklame papan dengan ketentuan :

a. Ketinggian ruang bebas untuk reklame jenis kecil menimal 2,50 M dan jenis besar 5,50 M.

b. Dipasang dalam posisi vertikal.

(61)

d. Jarak minimal semua jenis reklame dengan alat pemberi isyarat lalu-lintas (Traffic Light) adalah 25 M dan tidak mengganggu pandangan fesilitas sarana dan presarana lalu-lintas angkutan jalan raya.

2. Reklame yang dapat dipasang pada halte bus adalah reklame papan dengan ketentuan :

a. ketingian maksimum 1,5 M dari bagian bangunan yang tertinggi.

b. Kontruksi menempel pada bangunan dan luas disesuaikan dengan bentuk bangunan.

c. Media reklame tidak boleh melampaui badan jalan.

3. Reklame yang dapat dipasang pada Jembatan Penyeberangan Orang ( JPO )

adalah reklame papan dengan ketentuan :

a. Ketinggian maksimum 1,5 M dari bagian bangunan yang tertinggi b. Ukaran maksimum 32 M2 dan dipasang pada kagiatan 1,5 M dari lantai

dasar jembatan.

4. Reklame yang dapat dipasang pada Pos Jaga Polisi / Pos, Pengawasan WC Umum, Gapura, Jam Kota Telpon Umum dan Bus Surat adalah reklame papan dengan kotruksi menempel dan luas disesuaikan dengan bentuk bangunan.

(62)

Pasal 9 :

1. Penyelenggara reklame yang akan memasang reklame wajib mengajukan izin pemasangan.

2. Pada kawasan selektif pemasangan reklame diwajibkan dengan Ketentuan a. Peletakan titk pada pemasangan kontruksi reklame, yang berupa

identitas lembaga pemerintahan dan swasta berada di luar ruang Milik Jalan dan ditempatkan pada pagar bagian dalam halaman.

b. Pemasangan reklame yang berupa identitas nama merk took dilakukan menempal pada bangunan.

Penulis menginterprestasikan dengan merujuk pada hasil wawancara, dokumentasi, observasi dan konsep yang telah didapat maka penulis menginterprestasikan bahwasannya dalam hal mekanisme pemeriksaan perizinan merupakan suatu bentuk proses kegiatan yang dilakukan oleh Tim penertiban Raklame utuk mengetahui terhadap izin raklame dengan melalubeberapa tahapan yang telah tertata sesuai Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008.

Pasal 10 :

Pelaksanan pembangunan kontruksi reklame bertiang yang pada ruas-ruas jalan Kota harus dilaksanaknn pada malam hari (pukul 20.00 s/d 05.00 WIB )

(63)

Kota Bandar Lampung Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Perizinan Reklame.

Pasal 11 :

1. Pemasangan reklame yang berdekatan dengan jaringan PLN untuk jarak aman dengan papan reklame, sebagai berikut :

a. Jaringan tegangan terendah (220 / 380 ) jarak horizontal 1,5 M dan jarak vertikal 2,5 M.

b. Jaringan tegangan menengah 1 Phase (PH) (20 KV) jarak horizontal 2,5M dan jarak vertikal 2,5 M.

c. Jaringan tegangan menengah 3 phase (PH) (20 KV) jarak horizontal 3 M dan jarak vertikal 3 M.

2. Apabila tetang kontruksi reklame tersebut terbuat dari bahan konduktif / pengantar arus maka tiang tersebut perlu dilengkapi dengan arde dan isolasi.

3. Setiap kontruksi reklame bersinar harus dilengkapi dengan bukti pemasangan instalasi listrik dari Kantor PLN Cabang Bandar Lampung.

(64)

Pasal 12 :

1. Bagi penyelenggaraan reklame bertiang yang berisi pesan layanan masyarakat oleh perintah dan lembaga pemerintah non departemen akan ditempatkan pada panggung reklame yang peletakan titik pemasangan kontruksinya ditetukan oleh Pemerintah Daerah.

2. Pembangunan panggung/kontruksi reklame bertiang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan Pemerintah Daerah.

Berdasarkan menurut pendapat peneliti Pasal 12 Peraturan Walikota Bandar Lampung tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota bandar lampung Nomor 14 Tahun 2008 tentang Tata Cara Perizinan Reklame belum berjalan sepenuhnya sesuai dengan isi pasal 12 terbut diatas.

Berdasarkan hasil wawancara kepada Muslimin selaku Koordinator Tim Penertiban Reklame Kota Bandar Lampung pada tanggal 23 November 2009 diperoleh informasi, bahwa mekanisme pemeriksaan kontruksi reklame, meliputi :

1. Pemeriksaan dilakukan pada saat awal peletakan dan pemasangan kontruksi yang dilakukan oleh pihak penyelenggaran reklame.

(65)

Nomor.14 tahun 2008 BAB III pasal 5 dan BAB IV pasal 9, 10, 11, dan 12.

3. Kemudian apabila telah sesuai, Tim Penertiban Reklame meminta kepada penyelenggara reklame untuk membuat laporan mengenai kondisi pada kontruksi reklame yang telah terpasang, setiap 3 (tiga) bulan sekali.

3. Dan setelah menerima hasil laporan yang telah diberikan pihak penyelenggra reklame Tim Penertiban Reklame segera mengerahkan anggotanya utuk meninjau kembali kelapangan.

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan dan wawancara kepada anggota Tim Penertiban Reklame Kota Bandar Lampung pada tanggal 23 November 2009 diperoleh infornasi, bahwa mekanisme pemeriksaan kotruksi reklame, meliputi :

1. Melakukan pemeriksaan pada waktu pertama peletakan dan pemasangan 2. Untuk selanjutnya Tim melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian

peletakan dan pemasangan kontruksinya.

3. Setelah diperiksa, kemudian Tim meminta kepada pihak penyelenggara untuk membuat laporan tetang kondisi kontruksi reklame tersebut.

4. Laporan dibuat setiap 3 (tiga) bulan sekali, untuk selanjutnya pihak Tim penertiban melakukan pemeriksaan kembali.

(66)

anggota Tim Penertiban Reklame, pada tanggal 23 November 2009 diperoleh informasi, bahwa mekanisme pemeriksaan kontruksi, meliputi :

1. Pada awal peletakan dan pemasangan kontruksi melakukan pemeriksaan. 2. Yang kemudian disesuaikan dengan merujuk pada Peraturan Daerah

Nomor 14 Tahun 2008 tetang Perizinan Reklame dalam hal peletakan dan pemasangan kontruksi reklame oleh pihak penyelenggaranya.

3. Selanjutnya memberikan arahan kepada penyelenggara untuk membuat suatu laporan berkenaan dengan kondisi kontruksi reklame yang telah terpasang, setiap 3 (tiga) bulan yang kemudian kami melakukan pemeriksaan kembali.

B. Pembahasan

1. Mekanisme Pemeriksaan Perizinan Reklame

Paradigma perezinan yang juga memiliki fungsi kontrol terhadap sistem sosial menurut adanya penertiban terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pada izin yang dikeluarkan. Karena jika tidak diterapkan sanksi/penertiban, maka seluruh fungsi perizinan tidak akan berguna/tidak berfungsi sama sekali.

(67)

pengendalian sesuai peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tetang Cara Perizinan Reklame dalam bentuk pemeriksaan perizinan reklame yang dilaksanakan oleh Penertibam, guna menertibkan pelanggaran-pelanggaran yang di mungkinkan terhadap perizinan reklame khususnya.

Mekanisme pemeriksaan perizinan reklame dalam hal ini berkaitan dengan aktifitas yang didasari oleh kedudukan/posisi di masyarakat yakni Pemerintah Daerahmelalui Tim Penertiban Reklame guna mengendalikan/mengarahkan p-ihak penyelenggara agar dapat lebih mematuhi peraturan yang telah ditetapkan yakni berdasarkan peraturan daerah kota bandar lampung nomor 14 tahun 2008 tentang cara perizinan reklame.

Berdasarkan hasil penelitian adapun mekanisme pemeriksaan perizinan reklame yang di laksanakan oleh tim penertiban reklame kota bandar lampung yakni sebagai berikut :

1. mengadakan rapat tim penertiban reklame membahas objek sasaran reklame yang akan diperiksa perizinanya, melakukan verifikasi administrasi terhadap berkas permohonan izn peletakan titik reklame,yang meliputi:

- tanda bukti kepemilikan tanah/bangunan.

- Surat keterangan layak terbit izin peletakan titk reklame dan pemasangan reklame.

(68)

- SPB (surat pernyataan bersedia menanggung segala resiko sebagai akibat penempatan dan pemasangan reklame yang menimbulkan kerugian dari pihak lain).

- Gambar teknis/kontruksi reklame.

Hasil enterpretasi menunjukan bahwa mekanisme pemeriksaan perizinan reklame dimulai pada tahap, yakni Dimana Tim terlebih dahalu mengadakan rapat tim, melakukan objek sasaran reklame yang akan diperiksa perizinannya, Setelah itu melakukan Pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi/berkas peizinan, yang kemudian selanjutnya melakukan pengkajian atas permohonn izin peletakan dan pemasangan reklame.

2. Melakukan pengkajian atas permohonan izin peletakan titk reklame danpemasangan reklame dengan mepertimbangkan :

- Aspek teknis spesifikasi kontruksi bangunan reklame, apakah sesuai antara gambar kotruksi reklame dengan kondisi kontruksi reklame yang ada dilapangan.

- Aspek lokasi titk reklame, apakah sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 pada pasal 3 ayat (1) tetang Cara Perizinan Reklame Kota Bandar Lampung. Apakah telah sesuai dengan kategori peletakan titk reklame yang meliputi kawasan bebas, kawasan khusus, kawasan selektif dan kawasan umum.

(69)

melihat tidak merasa teganggu yerhadap reklame yang telah berdiri/terpasang.

Menurut Muslimin yang peneliti wawancara, bahwa dalam hal mekanisme pemeriksaan perizinan reklame di Kota Bandar Lampung sudah berjalan dilihat dari alur pemeriksaan yang terstruktur/teata sesuai peraturan yang telah ditetapkan, yakni Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008. Demikian pula dari hasil observasi peneliti yan dilakukan secara langsung, terlihat bahwa mekanisme pemeriksaan perizinan reklame yang ditujukan kepada pihak penyelenggara reklame berlangsung secara baik kedatangan Tim Penertiban Reklame yang bertujuan melakukan penmeriksaan terhadap kelengkapan administrasi perizinan reklame.

Namun pada kenyataannya, jika dilihat dari hasil pengamatan yang penulis lakukan dengan melihat keadaan disekitar wilayah Kota Bandar Lampung masih terdapat reklame-reklame yang masa perizinan telah habis atau tidak layak untuk dipublikasikan , seperti pada Jalan Teuku Umar, Jalan Raden Intan dan Jalan Kartini. Terlebih lagi maraknya atribut partaipolitik dan caleg yang terpasang yang disinyalir tidak memiliki izin serta tidak melihat dari aspak etika, estetika dan lingkungan sehingga pemasang atribut tersebut menyebabkan kesemrawutan

(70)

reklame agar dapat bertindak tegas terhadap pemasangan reklame yantg telah habis jauh tempo dan atribut partai politik/caleg.

2. Frekuensi Pemeriksaan Perizinan reklame

Frekuensi pemeriksaan perizinan reklame sangat berpengaruh dan tidak dapat saling dipasang terhadap mekanisme pemeriksaan perizinan reklame yang dilaksanakanoleh Tim Penertiban Reklame Kota Bandar Lampung, mengingat frekuensi merupakan suatu ukuran yang dapat membuahkan hasil yang efektif atau tidak efektif .

Adapun frekuensi pemeriksaan perizinan reklame yang dilaksanakan oleh tim penertiban reklame kota bandar lampung yakni dilaksanakan dua kali dalam sebulan dan berlanjut pada bulan berikutnya hal ini sesuai dengan perturan daerah nomor 14 tahun 2008 selain itu menurut informan yang peneliti wawancara bahwa frekuensi pemeriksaan yang dilaksanakan oleh tim penertiban reklame dalakukan dua kali dalam sebulan dan berdasarkan observasi peneliti bahwa dalam hal frekuensi pemeriksaan perizinan reklame dilakukan dua kali dalam sebulan pelaksanaan pemeriksaan pada setiap hari senin.

Gambar

Gambar 1.1. Skema kerangka piker Pengawasan dan Pengendalian Tim Perizinan    Pemasangan Reklame Kota Bandar Lampung
Tabel :    SDM Badan Penanaman Modal dan  Perizinan Kota Bandar
Tabel :   Sarana dan Prasana Badan Penanaman Modal dan Perizinkan Kota  Bandar Lampung

Referensi

Dokumen terkait

menguji signifikasi koefisien korelasi.. Dengan demikian koefisien korelasi sebesar 0,6058 adalah signifikan. Selanjutnya dihitung besarnya kontribusi mengikuti gerakan

Kelompok Kerja-ULP Pokja V Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Anggaran 2013 akan melaksanakan Pemilihan Langsung Pascakualifikasi untuk paket

Saat pertama kali seseorang mulai tertidur, Anda memasuki tahap pertama di mana Anda mengalami tidur ringan atau tidur dangkal, di mana otot tubuh akan mengendur

Saya adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran gigi di Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan, ingin melakukan penelitian tentang ”Studi Antropometri

I don’t want this.” Turning, she took a deep breath, “I’m going to stay long enough to make sure Tracy is all right. Then I’ll find my way own way back

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar menganggap trend gaya busana di era modern yang ada saat ini memang

Näiden johtopäätöksien perustella voidaan todeta, että työntekijät ovat melko hyvin ajatuksen tasolla samaa mieltä kuin nuoret aikuiset siitä, mitkä asiat eivät toimi