• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ABSTRAK PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN"

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ORGANIZATIONAL CULTURE AND COMMUNICATION TO EMPLOYEE’S PERFORMANCE

(Study Of PT. Way Seputih Bumi Nusantara Office)

By

AGUNG PRATAMA PUTRA

PT. Way Seputih Bumi Nusantara is a system of organization consist of subsystems such a leaders, company and employees. Subsystem in the company should be mutually interconnected and dependable to reach the company’s goals. Organizational culture and communication influence organizational efficiency and effectiveness. A strong organizational culture can form a superior company’s identity compared with other companies.

The objective of this research is to measure influence of organizational culture and communication to Employee’s performance of PT. Way Seputih Bumi Nusantara. This research based on organizational communication theories; the classic theories from scientific and bureaucracy theories.

This was a quantitative research with clausal format because this research analyzed the influences of organizational culture and communication as the independent variables and Employee’s performance as dependent variable. Samples were all 166 employees in PT. Way Seputih Bumi Nusantara.

(2)
(3)

ABSTRAK

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Pada Kantor PT. Way Seputih Bumi Nusantara)

OLEH

AGUNG PRATAMA PUTRA

PT. Way Seputih Bumi Nusantara merupakan system organisasi yang terdiri dari subsistem yaitu pimpinan, perusahaan dan para karyawan. Subsistem didalam perusahaan harus saling berhubungan, tergantung dan membutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Budaya organisasi dan komunikasi organisasi juga memiliki dampak pada efisiensi dan efektivitas organisasi. Budaya organisasi yang kuat dapat membentuk identitas perusahaan yang memberikan keunggulan dibandingkan perusahaan lainnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh budaya organisasi dan komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara. Penelitian ini berdasarkan pada teori komunikasi organisasi yaitu teori klasik yang berasal dari teori saintifik dan teori birokrasi. Dalam ini skripsi ini membahas budaya organisasi dan komunikasi organisasi yang ada kemudian melihat hubungannya terhadapa kinerja karyawan.

(4)

sebagai bebas terhadap kinerja karyawan sebagai variabel terikat dengan mengambil sampel yaitu seluruh karyawan pada PT. Way Seputih Bumi Nusantara yang berjumlah 166 orang.

Berdasarkan hasil analisa dan pengolahan data statistik yang dilakukan, maka dapat diketahui nilai hubungan komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan sebesar 0,775% atau 77,5% dan nilai hubungan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan sebesar 0.756 atau 75,6% dengan interprestasi hubungan yang bernilai positif. Artinya bahwa budaya organisasi dan komunikasi organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara. Hasil ini menunjukan jika budaya organisasi dan komunikasi organisasi tercipta dengan baik, maka dapat mendorong timbulnya kinerja karyawan yang lebih baik.

(5)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN

KOMUNIKASI ORGANISASITERHADAP KINERJA KARYAWAN

( Studi pada PT. Way Seputih Bumi Nusantara )

(Skripsi)

Oleh

Agung Pratama Putra 0746031004

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Kerangka Pikir... 36

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR BAGAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Rumusan Masalah ... ... .. 7

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... ... .. 7

D. Kegunaan Penelitian ... ... .. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan komunikasi 1. Pengertian Komunikasi ... ... ...8

2. Ciri - Ciri Komunikasi ... ... ...9

3. Komponen Komunikasi ... ... 10

4. Fungsi Komunikasi ... ... 11

B. Tinjauan Komunikasi Organisasi 1. Pengertian Komunikasi Organisasi ... ... 12

(8)

C. Tinjauan Budaya Organisasi

1 Pengertian Budaya Organisasi ... ... 18

2 Karakteristik Budaya Organisasi ... ... 20

3 Terbentuknya Budaya Organisasi ... ... 21

4 Penyampaian Budaya Organisasi ... ... 22

5 Peran Budaya Organisasi ... ... 23

E. Tinjauan Tentang Teori Organisasii.... ... 30

(9)

H. Teknik Analisa Data

1. Regresi Linear ... ... 47

I. Uji Hipotesis ... ... 47

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ... ... .49

B. Visi Misi Perusahaan ... ... .49

C. Bidang Usaha Perusahaan ... ... 50

D. Struktur Organisasi ... ... 54

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden 1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin... ... .55

2. Identitas Responden Menurut Umur ... ... .56

3. Identitas Responden Menurut Latar Belakang Pendidikan ... ... 57

4. Identitas Responden Menurut Status Perkawinan ... ... 57

5. Identitas Responden Menurut Masa Bekerja ... ... .58

B. Budaya Organisasi 1. Tanggapan Responden Terhadap Pengambilan Keputusan Kerja . .59 2. Tanggapan Responden Terhadap Pengambilan Resiko ... ... 60

3. Tanggapan Responden Terhadap Diberi Peringatan Keras Jika Salah Melakukan Kesalahan ... ... 61

(10)

Kelangsungan Dan Kelancaran Kerja ... ... 62

6. Tanggapan Responden Tentang Pengembangan Kreatifitas

Dalam Bekerja ... ... 63

7. Tanggapan Responden Tentang Pengendalian Yang Luas

Terhadap Pekerjaan ... ... 64

8. Tanggapan Responden Terhadap Memperhatikan Hal Kecil

Dalam Bekerja ... ... 65

9. Tanggapan Responden Tentang Pengambilan Keputusan

Matang Dalam Menyelesaikan Masalah ... ... 66

10.Tanggapan Responden Tentang Penetapan Standar Dalam

Kualitas Pekerjaan ... ... 67

11.Tanggapan Responden Terhadap Bekerja Sesuai Job Desk

Masing-Masing ... ... 68

12.Tanggapan Responden Tentang Mengutamakan Penyelesaian Pekerjaan Sesuai Target ... ... 69

13.Tanggapan Responden Tentang Menekankan Hasil Dibandingkan Cara Kerja ... ... 70

14.Tanggapan Responden Terhadap Manajer Merumuskan

Kebijakan Yang Menguntungkan Karyawan ... ... 71

15.Tanggapan Responden Terhadap Perusahaan Memacu Untuk Mencapai Kinerja Yang Lebih Baik ... ... .72

(11)

18.Tanggapan Responden Dalam Bekerja Sama Dalam Tim ... ... 74 19.Tanggapan Responden Dalam Membantu Rekan Kerja

Yang Kesulitan ... ... 75

20.Tanggapan Responden Dengan Tidak Membeda-bedakan

Rekan Kerja Dalam Bergaul ... ... 76 21.Tanggapan Responden Tentang Kepercayaan Terhadap

Rekan Kerja ... ... 77 22.Tanggapan Responden Yang Termotivasi Oleh Rekan Kerja

Jika Mereka Bekerja Lebih Baik ... ... 78 23.Tanggapan Responden Tentang Manajer Yang Mendorong

Untuk Semangat Dalam Bekerja ... ... 79

24.Tanggapan Responden Tentang Persaingan Sehat

Dalam Lingkungan Pekerjaan ... ... 80

25.Tanggapan Responden Terhadap Manajer Mendorong

Selalu Agresif Dalam Bekerja... ... 81

26.Tanggapan Responden Terhadap Manajer Mendorong

Agar Tidak Santai Dalam Bekerja ... ... 81

27.Tanggapan Responden Terhadap Manajer Menciptakan

Suasana Yang Nyaman Dalam Bekerja ... ... 82

28.Tanggapan Responden Terhadap Manajer Mempertahankan

Sistem & Prosedur Dalam Menjalankan Pekerjaan ... ... 83

29.Tanggapan Responden Terhadap Manajer Mempertahankan

Iklim Kerja Yang Sudah Ada ... ... .84

30.Tanggapan Responden Terhadap Manajer Terbuka

(12)

31.Tanggapan Responden Tentang Manajer Bersedia Menerima

Kritik Dari Karyawannya ... ... 86

32.Tanggapan Responden Terhadap Manajer Bersedia Menerima Saran Dari Karyawannya ... ... 87 33.Tanggapan Responden Terhadap Manajer Berkata Jujur Jika

Berbuat Kesalahan ... ... 88

34.Tanggapan Responden Terhadap Manajer Berbaur

Dengan Karyawannya ... ... 88

35.Tanggapan Responden Terhadap Manajer Membantu

Penyelesaian Jika Terjadi Konflik ... ... 89

36.Tanggapan Responden Terhadap Manajer Memberikan Motivasi Agar Kinerja Menjadi Lebih Baik ... ... 90 37.Tanggapan Responden Terhadap Tidak Segan Terhadap Atasan .. 91 38.Tanggapan Responden Terhadap Penyusunan Rencana Kerja Dengan Atasan ... ... 92

39.Tanggapan Responden Terhadap Manajer Bersedia Dikoreksi Jika Melakukan Kesalahan ... ... 93

40.Tanggapan Responden Terhadap Kepercayaan Terhadap Manajer 94 41.Tanggapan Responden Tentang Mengetahui Tujuan Manajer .. ... 95 42.Tanggapan Responden Terhadap Adanya Masukan Yang Positif Dari Rekan Kerja ... ... 95

43.Tanggapan Responden Terhadap Penyampaian Informasi

Sesama Rekan Kerja Dengan Baik ... ... 96

(13)

Jika Dimintai Informasi ... ... 97

45.Tanggapan Responden Terhadap Pernah Berselisih Paham

Sesama Rekan Kerja ... ... 98

46.Tanggapan Responden Terhadap Adanya Wadah Komunikasi Sesama Rekan Kerja ... ... 99

47.Tanggapan Responden Terhadap Berdiskusi Dengan Sesama

Rekan Kerja ... ... 100

48.Tanggapan Responden Tentang Berkomunikasi Dengan Baik

Sesama Rekan Kerja ... ... 101

49.Tanggapan Responden Terhadap Suasana Lingkungan Kerja

Yang Sudah Cukup Baik ... ... 102

C. Kinerja Karyawan

1. Tanggapan Responden Tentang Gaji Yang Diterima Sesuai

Dengan Kesepakatan Kerja ... .. 103

2. Tanggapan Responden Tentang Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai Dengan Waktunya ... ... 104

3. Tanggapan Responden Tentang Lingkungan Kerja Membuat

Lebih Nyaman Dalam Bekerja ... ... 105

4. Tanggapan Responden Terhadap Mengetahui Seberapa Baik

Kinerja Setiap Bulannya ... ... 106

5. Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Bonus Jika Prestasi Kerja Baik & Stabil ... ... 107

(14)

Dapat Bekerja Dengan Baik ... ... 108

7. Tanggapan Responden Yang Belum Berpikir Pindah

Ke Perusahaan Lain ... ... 109

8. Tanggapan Responden Terhadap Kesenangan Dalam Bekerja . ... 110

9. Tanggapan Responden Tentang Rasa Memiliki Perusahaan ... ... 111 10.Tanggapan Responden Terhadap Meluangkan Waktu

Untuk Perusahaan ... ... 112

11.Tanggapan Responden Terhadap Datang Bekerja Selalu

Tepat Waktu ... ... 113

12.Tanggapan Responden Tentang Menjaga Nama Baik Perusahaan .. ... 114 13.Tanggapan Responden Terhadap Meninggalkan Kantor Tanpa Izin... 115 14.Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Seragam ... ... 115 15.Tanggapan Responden Terhadap Tidak Sering Bolos Atau

Izin Bekerja ... ... 116

16.Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Sarana & Prasarana Secara Optimal ... ... 117

17.Tanggapan Responden Terhadap Berusaha Untuk Mendapatkan

Hasil Kerja Yang Maksimal ... ... 118

18.Tanggapan Responden Terhadap Memiliki Tanggung Jawab

Terhadap Kemajuan Perusahaan ... ... 119

19.Tanggapan Responden Tentang Mengetahui Semua Peraturan

Di Perusahaan ... ... 120

(15)

21.Tanggapan Responden Terhadap Memiliki Rekan Kerja Yang

Dapat Diajak Bekerjasama ... ... 122

22.Tanggapan Responden Terhadap Jarang Terlibat Konflik Dengan Rekan Kerja ... ... 123 23.Tanggapan Responden Terhadap Penyampaian Informasi Yang Baik Sesama Rekan Kerja ... ... 124

24.Tanggapan Responden Terhadap Jarang Mengalami Kesulitan Untuk Menyesuaikan Diri Dengan Rekan Kerja Atau Lingkungan Kerja

Yang Baru ... ... 125

D. Pembahasan

1. Kategori Budaya Organisasi & Komunikasi Organisasi ... 126 2. Kategori Kinerja Karyawan ... 129 3. Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara ... 130

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... ... ... .136 B. Saran ... ... .137

DAFTAR PUSTAKA

(16)
(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin... ... .55

2. Identitas Responden Menurut Umur ... ... .56

3. Identitas Responden Menurut Latar Belakang Pendidikan ... ... 57

4. Identitas Responden Menurut Status Perkawinan ... ... 57

5. Identitas Responden Menurut Masa Bekerja ... ... .58

6. Tanggapan Responden Terhadap Pengambilan Keputusan Kerja . .59 7. Tanggapan Responden Terhadap Pengambilan Resiko ... ... 60

8. Tanggapan Responden Terhadap Diberi Peringatan Keras Jika Salah Melakukan Kesalahan ... ... 61

9. Tanggapan Responden Terhadap Mengenai Diperbolehkan Memberikan Ide Baru ... ... 61

10. Tanggapan Responden Tentang Manajer Mendukung Kelangsungan Dan Kelancaran Kerja ... ... 62

11. Tanggapan Responden Tentang Pengembangan Kreatifitas Dalam Bekerja ... ... 63

(18)

13. Tanggapan Responden Terhadap Memperhatikan Hal Kecil

Dalam Bekerja ... ... 65

14. Tanggapan Responden Tentang Pengambilan Keputusan

Matang Dalam Menyelesaikan Masalah ... ... 66

15. Tanggapan Responden Tentang Penetapan Standar Dalam

Kualitas Pekerjaan ... ... 67

16. Tanggapan Responden Terhadap Bekerja Sesuai Job Desk

Masing-Masing ... ... 68

17. Tanggapan Responden Tentang Mengutamakan Penyelesaian

Pekerjaan Sesuai Target ... ... 69

18. Tanggapan Responden Tentang Menekankan Hasil Dibandingkan

Cara Kerja ... ... 70

19. Tanggapan Responden Terhadap Manajer Merumuskan

Kebijakan Yang Menguntungkan Karyawan ... ... 71

20. Tanggapan Responden Terhadap Perusahaan Memacu Untuk

Mencapai Kinerja Yang Lebih Baik ... ... .72

21. Tanggapan Responden Dalam Memberikan Pelayanan Terbaik

Dalam Bekerja ... ... 73

(19)

23. Tanggapan Responden Dalam Bekerja Sama Dalam Tim ... ... 74

24. Tanggapan Responden Dalam Membantu Rekan Kerja

Yang Kesulitan ... ... 75

25. Tanggapan Responden Dengan Tidak Membeda-bedakan

Rekan Kerja Dalam Bergaul ... ... 76

26. Tanggapan Responden Tentang Kepercayaan Terhadap

Rekan Kerja ... ... 77

27. Tanggapan Responden Yang Termotivasi Oleh Rekan Kerja

Jika Mereka Bekerja Lebih Baik ... ... 78

28. Tanggapan Responden Tentang Manajer Yang Mendorong

Untuk Semangat Dalam Bekerja ... ... 79

29. Tanggapan Responden Tentang Persaingan Sehat

Dalam Lingkungan Pekerjaan ... ... 80

30. Tanggapan Responden Terhadap Manajer Mendorong

Selalu Agresif Dalam Bekerja... ... 81

31. Tanggapan Responden Terhadap Manajer Mendorong

Agar Tidak Santai Dalam Bekerja ... ... 81

32. Tanggapan Responden Terhadap Manajer Menciptakan

Suasana Yang Nyaman Dalam Bekerja ... ... 82

(20)

Sistem & Prosedur Dalam Menjalankan Pekerjaan ... ... 83

34. Tanggapan Responden Terhadap Manajer Mempertahankan

Iklim Kerja Yang Sudah Ada ... ... .84

35. Tanggapan Responden Terhadap Manajer Terbuka

Dengan Karyawannya ... ... 85

36. Tanggapan Responden Tentang Manajer Bersedia Menerima

Kritik Dari Karyawannya ... ... 86

37. Tanggapan Responden Terhadap Manajer Bersedia Menerima

Saran Dari Karyawannya ... ... 87

38. Tanggapan Responden Terhadap Manajer Berkata Jujur Jika

Berbuat Kesalahan ... ... 88

39. Tanggapan Responden Terhadap Manajer Berbaur

Dengan Karyawannya ... ... 88

40. Tanggapan Responden Terhadap Manajer Membantu

Penyelesaian Jika Terjadi Konflik ... ... 89

41. Tanggapan Responden Terhadap Manajer Memberikan Motivasi

Agar Kinerja Menjadi Lebih Baik ... ... 90

42. Tanggapan Responden Terhadap Tidak Segan Terhadap Atasan .. 91

43. Tanggapan Responden Terhadap Penyusunan Rencana Kerja

(21)

44. Tanggapan Responden Terhadap Manajer Bersedia Dikoreksi

Jika Melakukan Kesalahan ... ... 93

45. Tanggapan Responden Terhadap Kepercayaan Terhadap Manajer 94

46. Tanggapan Responden Tentang Mengetahui Tujuan Manajer .. ... 95

47. Tanggapan Responden Terhadap Adanya Masukan Yang Positif

Dari Rekan Kerja ... ... 95

48. Tanggapan Responden Terhadap Penyampaian Informasi

Sesama Rekan Kerja Dengan Baik ... ... 96

49. Tanggapan Responden Terhadap Rekan Kerja Tidak Mengeluh

Jika Dimintai Informasi ... ... 97

50.Tanggapan Responden Terhadap Pernah Berselisih Paham

Sesama Rekan Kerja ... ... 98

51.Tanggapan Responden Terhadap Adanya Wadah Komunikasi Sesama Rekan Kerja ... ... 99

52.Tanggapan Responden Terhadap Berdiskusi Dengan Sesama

Rekan Kerja ... ... 100

53.Tanggapan Responden Tentang Berkomunikasi Dengan Baik

Sesama Rekan Kerja ... ... 101

54.Tanggapan Responden Terhadap Suasana Lingkungan Kerja

Yang Sudah Cukup Baik ... ... 102

(22)

Dengan Kesepakatan Kerja ... .. 103

56. Tanggapan Responden Tentang Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai

Dengan Waktunya ... ... 104

57. Tanggapan Responden Tentang Lingkungan Kerja Membuat

Lebih Nyaman Dalam Bekerja ... ... 105

58. Tanggapan Responden Terhadap Mengetahui Seberapa Baik

Kinerja Setiap Bulannya ... ... 106

59. Tanggapan Responden Terhadap Pemberian Bonus Jika Prestasi

Kerja Baik & Stabil ... ... 107

60. Tanggapan Responden Terhadap Jaminan Keselamatan Agar

Dapat Bekerja Dengan Baik ... ... 108

61. Tanggapan Responden Yang Belum Berpikir Pindah

Ke Perusahaan Lain ... ... 109

62. Tanggapan Responden Terhadap Kesenangan Dalam Bekerja . ... 110

63. Tanggapan Responden Tentang Rasa Memiliki Perusahaan ... ... 111

64. Tanggapan Responden Terhadap Meluangkan Waktu

Untuk Perusahaan ... ... 112

65. Tanggapan Responden Terhadap Datang Bekerja Selalu

Tepat Waktu ... ... 113

(23)

67. Tanggapan Responden Terhadap Meninggalkan Kantor

Tanpa Izin ... ... 115

68. Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Seragam ... ... 115

69. Tanggapan Responden Terhadap Tidak Sering Bolos Atau

Izin Bekerja ... ... 116

70. Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Sarana & Prasarana

Secara Optimal ... ... 117

71. Tanggapan Responden Terhadap Berusaha Untuk Mendapatkan

Hasil Kerja Yang Maksimal ... ... 118

72. Tanggapan Responden Terhadap Memiliki Tanggung Jawab

Terhadap Kemajuan Perusahaan ... ... 119

73. Tanggapan Responden Tentang Mengetahui Semua Peraturan

Di Perusahaan ... ... 120

74. Tanggapan Responden Tentang Selalu Mematuhi Peraturan Yang

Berlaku Di Perusahaan ... ... 121

75.Tanggapan Responden Terhadap Memiliki Rekan Kerja Yang Dapat Diajak Bekerjasama ... ... 122

76. Tanggapan Responden Terhadap Jarang Terlibat Konflik Dengan

Rekan Kerja ... ... 123

77. Tanggapan Responden Terhadap Penyampaian Informasi Yang Baik

(24)

78. Tanggapan Responden Terhadap Jarang Mengalami Kesulitan Untuk

Menyesuaikan Diri Dengan Rekan Kerja Atau Lingkungan Kerja

Yang Baru ... ... 125

79. Kategori Jawaban Responden Pada Budaya Organisasi...126

80. Kategori Jawaban Responden Kinerja Karyawan...130

81. Hasil Perhitungan dengan Menggunakan Program SPSS...131

(25)

MOTTO

” Sebuah usaha takkan pernah sukses bila kita tidak berusaha semaksimal mungkin dalam mengerjakan dan melaksanakannya "

( Agung Pratama Putra )

"Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan“

(Robert F. Kennedy)

” Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras ”

( Agung Pratama Putra )

” Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik ”

( Evelyn Underhill )

(26)

Bismillahirohmannirrahim

Kupersembahkan karya sederhana kepada :

Kedua orang tuaku : Ayah dan Mama, Yang tiada hentinya berjuang dan memberika kasih sayang, dukungan serta doa untuk selama ini. Terima kasih ayah , terima kasih

mama. Aku hanya bisa mengucapkan sejuta terima kasih untuk kalian dan aku berjanji akan membanggakan kalian berdua

Aiie orang yang selalu bersama saat duka dan duka yang selalu mensuport dan memberi dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini agar segera dapat menjadi sarjana. Terima kasih telah mewarnai hidupku , semoga kamu bisa terus menjadi

bagian dari hidupku seterusnya, aminnn

Terima kasih kepada adik, sepupu, saudara dan teman-teman kompor ’07 yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan doa kepada saya.

(27)

RIWAYAT HIDUP

Penulis (Agung Pratama Putra) lahir di Bandar Lampung pada tanggal 20 Mei 1990. Penulis yang merupakan anak pertama dari 2 (dua) bersaudara pasangan Bapak Abdul Rahman dan Ibu Emi Waty.

(28)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP

KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Kantor PT. Way Seputih Bumi

Nusantara)”

Skripsi ini merupakan syarat untuk meraih gelar sarjana Ilmu Komunikasi pada program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Teguh Budi Rahardjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi 3. Ibu Dr. Nina Yudha Aryanti,S.Sos,M.Si, selaku pembimbing mahasiswa utama

(29)

mendidik, memberikan motivasi agar penulis menjadi lebih baik lagi, insya allah akan bermanfaat bagi masa depan penulis

4. Ibu Nanda Utaridah, S.Sos, M.Si, selaku pembimbing mahasiswa kedua yang telah memberikan saran dan nasehat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih selama ini dengan sabarnya membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua ilmu dan nasehat yang telah ibu berikan

5. Bapak Akhmad Riza Faisal, S.Sos., IMDLL, selaku pembahas dosen yang telah memberika saran dan masukan yang bermanfaat bagi penulisan skripsi ini

6. Bapak ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, terutama Dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan bantuan, didikan, pelajaran dan ilmu selama ini. Semoga ilmu yang diberikan kelak dapat bermanfaat di kemudian hari

7. Pimpinan dan seluruh karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara, yang telah memberikan izin dan membantu penulis dalam melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi ini

8. Kedua orang tuaku, ayah dan mama, terima kasih telah membesarkan, mendidik, membiayai pendidikanku hingga saat ini. Terima kasih untuk setiap doa dan semua dukungannya, semoga kelak penulis dapat membuat bangga kalian. Terima kasih ayah , terima kasih mama

(30)

10.Keluarga besar mama yang selalu mendukung penulis selama ini, (tante ci, om ion, om edi, om ican, bu’de, pa’de yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu) terima kasih atas doa kalian selama ini

11.Sepupu-sepupuku (ines, dika, nanda, tiko, tika, abang, uti, dio, devi, cintya) terima kasih atas doa dan bantuan kalian selama ini

12.Teman-teman Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan Non Reguler 2007 atau KOMPOR (arif, iam, romi, robi, reksa, adit, imel, refto, imel, nanda, hasan, ian, deswan, morian, irfan, deni, putri, citra, neni, amoy, fani, indah, deta, zahra, anggi, uje, hendora, tya, dan yang lainnya) terima kasih atas kebersamaan kalian ini telah memberikan arti apa itu persahabatan. Semoga kalian semua cepat menyusul menjadi sarjana seperti penulis,amiiiin. Semangat teman-teman

13.Spesial thanks to aiie yang selalu menemani penulis dalam suka dan duka selama ini. Terima kasih atas suportnya selama ini neng, terima atas waktu yang telah diberikan selama ini. Semoga apa yang kita cita-citakan dapat tercapai. Semoga Allah SWT mengabulkan doa kita untuk menikah nanti, Amiiinn..

14.Kakak tingkat yang sudah memberikan masukan dan dukungan selama ini. 15.Mas Tur yang selalu membantu penulis untuk menunggu dosen

16.Almamater tercinta, Universitas Lampung

(31)

Penulis berharap semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat di kemudian hari. Amin Ya Robbal Allamin

Bandar Lampung, November 2012 Penulis

(32)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya sebuah organisasi selalu berupaya untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang dimiliki untuk menghadapi dan berperan dalam lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut peningkatan, produktivitas dan prestasi kerja, baik pada tingkatan dasar, menengah maupun jabatan puncak.

(33)

para perusahaan dalam memilih calon karyawannya, karena nantinya karyawan tersebut akan memberikan kontribusi besar bagi perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing perusahaan.

Salah satu hal yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah kinerja dan produktivitas karyawan. Setiap organisasi atau perusahaan dalam melaksanakan program yang diarahkan selalu berdaya guna untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu caranya yaitu dengan meningkatkan kinerja karyawan. Penilaian kinerja adalah proses penilaian hasil kerja yang akan digunakan oleh pihak manajemen untuk memberi informasi kepada para karyawan secara individual, tentang mutu hasil pekerjaannya yang dipandang dari sudut kepentingan perusahaan. Dalam hal ini seorang karyawan harus diberitahu tentang hasil pekerjaannya, apakah hasilnya baik, sedang atau kurang (Zweig dalam Prawirosentono, 1999:214-215).

Kinerja karyawan dipengaruhi oleh kegagalan dalam komunikasi yang timbul karena adanya kesenjangan antara apa yang sebenarnya dimaksud pengirim dengan apa yang penerima duga (Jhonson, 1981:67). Kesenjangan yang terjadi antara atasan dan bawahan seringkali membuat kinerja karyawan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan.

(34)

akan memperlihatkan suatu kesepakatan yang tinggi mengenai tujuan organisasi diantara anggota-anggotanya. Semakin kuat budaya organisasi, semakin tinggi pula komitmen untuk menerapkan nilai-nilai yang ada didalam organisasi tersebut. Sebaliknya, semakin lemahnya budaya organisasi, maka komitmen untuk menerapkan nilai-nilai yang ada didalam organisasi tersebut semakin lemah bahkan sampai tidak terlihat sama sekali nilai-nilai apa yang ada didalam organisasi tersebut.

Pemahaman yang benar terhadap budaya organisasi harus dapat dirasakan bersama-sama oleh seluruh karyawan sehingga terwujud keseragaman dalam berpikir dan bertindak. Pemahaman yang baik terhadap budaya kerja merupakan penyebab hubungan timbal balik karyawan dan organisasi akan terwujud.

Budaya organisasi merupakan salah satu tuntutan utama bagi perusahaan agar kelangsungan hidup atau operasionalnya dapat terjamin. Menurut Robbins (1999:279) budaya organisasi adalah sebuah sistem kepercayaan atau nilai yang dianut bersama oleh para karyawan dalam suatu perusahaan, dimana sistem tersebut yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Budaya organisasi dikatakan penting karena merupakan kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam organisasi. Budaya organisasi itu mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi yang lainnya.

(35)

dengan baik. Kualitas sumber daya manusia akan terpenuhi apabila kepuasan kerja sebagai unsur yang berpengaruh terhadap kinerja dapat tercipta dengan baik dan sempurna.

Sebuah budaya organisasi semakin lama akan semakin tampak, salah satunya melalui kinerja karyawan yang ada. Semakin suksesnya kinerja karyawan yang ada, berarti komunikasi dalam organisasi mengenai budaya berjalan dengan baik dan semua karyawan dapat mencerna pesan dengan sempurna. Pengaruh yang terjadi mengenai budaya budaya organisasi dan komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan merupakan sesuatu yang menarik untuk diteliti. Penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh yang ada dari budaya organisasi dan pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan perusahaan, karena kesuksesan kinerja karyawan merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi

Penulis memilih PT. Way Seputih Bumi Nusantara sebagai obyek penelitian dikarenakan perusahaan tersebut memiliki banyak karyawan yang bekerja didalamnya. Mengingat jumlah karyawan yang cukup banyak tersebut, perusahaan yang bergerak di bidang outsourcing dan kelistrikan ini sangat bergantung kepada sumber daya manusia yang ada.

(36)

satu dari Perusahaan Outsourcing yang cukup besar di Bandar Lampung. PT. Way Seputih Bumi Nusantara Merupakan perusahaan yang dipimpin oleh direktur utama yang membawahi manager divisi beberapa wilayah kerja yang tersebar di Lampung. Manager divisi memiliki beberapa koordinator yang menjadi bawahannya dan para koordinator memiliki cater atau pembaca meter.

Tujuan perusahaan dapat tercapai apabila didukung sepenuhnya oleh karyawan. Tujuan perusahaan tidak akan tercapai apabila tidak ada kerjasama yang harmonis antar sesama karyawan, bawahan dengan atasan, serta terjadi interaksi yang baik diantara semua karyawan. Semua karyawan harus menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling bekerja sama. Setiap karyawan betapapun rendah kedudukannya dan kecil jasanya harus tetap mendapatkan penghargaan yang baik agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

(37)

Jika suatu budaya organisasi sudah didesain dari awal oleh founders-nya secara sistematis dan profesional (artinya dengan sungguh-sungguh) dan dijalankan secara konsisten dan komprehensif maka pada umumnya peluang sukses dapat optimal. Di sini memiliki makna filosofis bahwa perencanaan organisasi yang sangat matang memiliki makna sangat strategis terhadap tingginya estimasi kesuksesan, sebaliknya, jika suatu budaya organisasi yang tidak didesain secara sungguh-sungguh kecuali hanya sekedar ecek-ecek atau ala kadarnya, maka kualitas hasil yang dicapai sesuai hasil usahanya. Itulah kiranya banyak perusahaan yang hidup segan mati tidak mau atau bahkan cepat hancur disebabkan budaya organisasi hanya simplistik atau tidak serius. Jadi, kesuksesan suatu organisasi atau perusahaan memang sebuah usaha optimal membangun budaya organisasi. Sementara kehancuran yang disebabkan oleh budaya organisasi adalah pilihan (choice).

(38)

bekerja juga dapat meningkatkan semangat dan keagresifan dalam bekerja. Budaya organisasi yang demikian juga dapat membuat proses komunikasi yang ada didalam organisasi menjadi lebih baik dan lebih kekeluargaan.

Proses komunikasi yang ada dalam PT. Way Seputih Bumi Nusantara berdasar pada beberapa jenis komunikasi organisasi. Komunikasi vertikal dari atas kebawah dalam pemberian memo maupun instruksi kerja dari atasan ke bawahan mereka masing-masing, terkadang memo ataupun instruksi kerja tersebut diberikan secara langsung oleh pimpinan ataupun melalui HRD (Human Resources Departement). Untuk komunikasi dari bawah keatas dalam bentuk kritikan maupun umpan balik secara langsung maupun secara tidak langsung. Kritikan tersebut dapat diketahui dari kuesioner yang akan diberikan oleh perusahaan dalam hal ini HRD sebagai media internal perusahaan. Selain kuisioner biasanya juga didapatkan dari percakapan yang dilakukan antara HRD dengan para karyawan. Dalam hubungan horizontal antara karyawan yang satu dengan yang lain biasanya melalui berbicara langsung sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing.

(39)

secara langsung tentang pengumuman baik yang berhubungan dengan perusahaan maupun antar pribadi sesama karyawan.

Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk menganalisis budaya organisasi yang ada pada PT. Way Seputih Bumi Nusantara. Peneliti mengambil judul ”Pengaruh Budaya Organisasi Dan Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang ingin diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah budaya organisasi dan komunikasi organisasi mempengaruhi kinerja karyawan di PT. Way Seputih Bumi Nusantara?”.

C. Tujuan Penelitian

(40)

D. Kegunaan Penelitian

a. Secara Teoritis

Kegunaan penelitian ini agar dapat menjadi referensi bagi penelitian lanjutan.

b. Secara Praktis

(41)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi. Komunikasi merupakan bagian integral dari sistem kehidupan sosial manusia dan masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia yaitu sejak dari bangun tidur sampai manusia beranjak tidur pada malam hari. Dapat dipastikan sebagian besar dari kegiatan kehidupan kita menggunakan komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal.

Pawito dan C Sardjono (1994:12) mencoba mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana suatu pesan dipindahkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan

(42)

Pakar komunikasi lain, Joseph A Devito (dalam Suprapto,2006:5) mengemukakan komunikasi sebagai transaksi. Transaksi yang dimaksudkan yaitu komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan elemen lain.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan dan terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.

2. Ciri - ciri Komunikasi

Menurut Kumar Wijaya, (1987:39) ciri-ciri komunikasi adalah sebagai berikut : a. Keterbukaan (Openes)

(43)

b. Empati (Empathy)

Empati adalah suatu perasaan individu yang merasakan sama seperti yang dirasakan orang lain, tanpa harus secara nyata terlibat dalam perasaan ataupun tanggapan orang tersebut.

c. Dukungan

Adanya dukungan dapat membantu seseorang lebih bersemangat dalam melakukan aktivitas serta meraih tujuan yang diinginkan. Dukungan ini lebih diharapkan dari orang terdekat yaitu keluarga.

d. Perasaan positif

Perasaan yang dimana individu mempunyai perasaan positif terhadap apa yang sudah dikatakan orang lain terhadap dirinya.

e. Kesamaan

Kesamaan adalah sejauh mana antara pembicara sebagai pengirim pesan dengan pendengar sebagai penerima pesan mencapai kesamaan dalam arti dan pesan komunikasi. Dengan kata lain kesamaan disini dimaksudkan individu mempunyai kesamaan dengan orang lain dalam hal berbicara dan mendengarkan.

(44)

Komunikasi terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:

a. Pengirim (sender), yaitu pihak pengirim pesan

b. Pesan (message), yaitu merupakan gagasan atau ide yang disampaikan pengirim kepada penerima tujuan tertentu

c. Penerima (receiver) yaitu pihak yang menerima pesan

d. Media (media), yaitu sarana bagi komunikator untuk menyampaikan pesan kepada sasaran yang dituju

e. Pengkodean (encoding), yaitu proses untuk menjabarkan pesan kedalam symbol-simbol dapat berupa kata lisan maupun tulisan, isyarat, dan lainnya kedalam media

f. Penerjemah (decoding) yaitu proses yang dilakukan oleh penerima pesan untuk menerjemahkan arti simbol yang dikirim sender

g. Tanggapan (respons), yaitu reaksi penerima setelah menerima pesan

h. Umpan balik (feed back), yaitu bagian dari reaksi yang dikomunikasikan kembali kepada pengirim pesan

(45)

4. Fungsi Komunikasi

Menurut Wesley dan Yukl (dalam Tohardi,1991:104), komunikasi merupakan proses yang paling penting dalam organisasi, karena komunikasi diperlukan bagi efektivitas kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan, manajemen konflik serta proses-proses lainnya.

Komunikasi yang dilakukan dengan baik, tepat dan cermat mempunyai arti penting, khususnya bagi pemimpin karena :

a. Penyediaan data, informasi dan faktor-faktor lain yang sangat diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan dan juga pembinaan kerja sama kelompok dan demi pemanfaatan sumber-sumber yang ada dapat dilakukan dengan setepat-tepatnya.

b. Penyajian data, analisis dan informasi dalam rangka membina kesatuan gerak arah dan setepat-tepatnya sehingga dalam rangka pemanfaatan segala sumber yang diperlukan dapat dikordinasikan dengan setepat-tepatnya. c. Dengan demikian berarti bahwa dalam rangka pengambilan keputusan serta

(46)

B. Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi

1. Pengertian Komunikasi Organisasi

Pada keseharian proses komunikasi pasti selalu terjadi baik komunikasi antar individu maupun dalam kelompok ataupun organisasi. Dalam perusahaan atau organisasi jika melakukan suatu proses juga akan dipikirkan mengenai dampak ataupun efek yang akan terjadi nantinya. Adapun dampak yang berhubungan dengan organisasi adalah dampak behavioral, yaitu dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan maupun kinerja seseorang (Effendi,2001:36).

Berikut beberapa pengertian mengenai komunikasi organisasi

a. Komunikasi Organisasi adalah “perilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi (Face dan Faules, 2006:65)

b. Komunikasi Organisasi adalah komunikasi yang ada didalam sebuah organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok (Mulyana, 2001:75) c. Komunikasi dalam organisasi merupakan suatu proses penyampaian

(47)

dasarnya merupakan kegiatan intern di dalam organisasi (Wursanto, 2003:157)

Secara keseluruhan komunikasi organisasi merupakan proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi yang memungkinkan organisasi berfungsi. Komunikasi organisasi diperlukan di dalam suatu organisasi sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan antar anggota di dalam organisasi.

2. Jenis - jenis Komunikasi Organisasi

a. Komunikasi Kebawah (downward communication)

(48)

b. Komunikasi Keatas (upward communication)

Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkatan yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (atasan) (Face dan Faules, 2006:195). Semua anggota dalam organisasi, kecuali mereka yang menduduki posisi puncak, mungkin berkomunikasi keatas, yakni setiap bawahan mempunyai alasan atau meminta informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi daripada dia. Suatu permohonan atau komentar diarahkan kepada individu yang otoritasnya lebih tinggi merupakan esensi komunikasi ke atas. Tujuan daripada komunikasi keatas adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran, dan mengajukan pertanyaan kepada atasan (Muhammad, 2007:87).

Komunikasi ke atas biasanya digunakan para karyawan yang ingin menyampaikan ide atau gagasan, memberi masukan maupun pertanyaan kepada atasan mengenai pekerjaan ataupun hal-hal yang mengenai organisasi.

c. Komunikasi Horizontal

(49)

sama. Unit kerja meliputi individu-individu yang ditetapkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama” (Face dan Faules, 2006:184). Dalam komunikasi horizontal biasanya pesan yang dikirim berhubungan dengan koordinasi, pemecahan masalah, pemecahan konflik dan saling memberikan informasi (Muhammad, 2007:91).

Bentuk komunikasi horizontal yang paling umum mencakup semua jenis kontak antar personal, bahkan bentuk komunikasi horizontal tertulis. Komunikasi horizontal paling sering terjadi dalam rapat komisi, interaksi pribadi, pada waktu istirahat obrolan di telepon, memo maupun kegiatan lainnya.

Face dan Faules (2001:195) menyatakan tujuan komunikasi horizontal sebagai berikut :

a. Untuk mengkordinasikan penugasan kerja. Para kepala bagian dalam suatu organisasi terkadang perlu mengadakan rapat atau pertemuan untuk mendiskusikan bagaimana tiap-tiap bagian memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi.

(50)

c. Memecahkan masalah yang timbul diantara orang-orang yang berada dalam tingkatan yang sama. Keterlibatan anggota dalam penyelesaian masalah akan menambah kepercayaan dan moral para anggota.

d. Untuk memperoleh pemahaman bersama. Bila perubahan dalam suatu organisasi diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit-unit organisasi tentang perubahan ini. Dengan ini maka unit satu dengan unit lainnya mengadakan pertemuan untuk mencari kesepakatan terhadap perubahan tersebut.

d. Komunikasi Lintas Saluran

“Komunikasi lintas saluran meliputi komunikasi pada anggota organisasi yang melewati batas-batas fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi atasan maupun bawahan mereka. Mereka melewati jalur fungsional dan berkomunikasi dengan orang-orang yang diawasi dan mengawasi tetapi bukan bawahan ataupun atasan mereka”(Face dan Faules, 2006:198).

(51)

diartikan sebagai komunikasi formal, sedangkan komunikasi pribadi diartikan sebagai komunikasi informal.

Komunikasi lintas saluran terjadi di setiap organisasi. Komunikasi lintas saluran ini biasanya dilakukan antara karyawan dengan orang lain yang bukan atasan maupun bawahan mereka. Contohnya di organisasi besar, atasan tidak hanya mengawasi bawahannya saja tetapi bisa juga mengawasi kerja karyawan lainnya dan bawahan juga bisa berkomunikasi dengan atasan lain selain atasan mereka.

Menurut Stewart L.Tubbs dan Sylvia Moss (dalam Bungin, 2006:253-254) dijelaskan bahwa model komunikasi terbagi atas :

a. Komunikasi Linier,

Yaitu model komunikasi satu arah (one view of communication). Dimana seorang komunikator memberikan stimulus dan komunikan memberikan

respon atau tanggapan yang diharapkan, tanpa mengadakan seleksi dan

interpretasi.

b. Komunikasi Dua Arah

(52)

melakukan seleksi, interprestasi, dan memberikan umpan balik terhadap pesan yang dikirim.

c. Komunikasi Transaksional

Yaitu komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan

(relationship) diantara dua orang atau lebih. Proses komunikasi ini

menekankan semua perilaku adalah komunikatif dan masing-masing pihak yang terlibat dalam komunikasi memiliki konteks pesan yang dibawanya dan saling bertukar dalam bertransaksi.

C. Tinjauan Tentang Budaya Organisasi

1. Pengertian Budaya Organisasi

(53)

Robbins mengatakan bahwa budaya organisasi merupakan sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggotanya yang membedakan organisasi itu dengan organisasi yang lainnya (Robbins, 2006: 721)

Banyak kesuksesan yang bisa diraih oleh suatu perusahaan karena didukung oleh sebuah budaya yang khas dan kuat tertanam dalam kegiatan operasionalnya. Demikian sebaliknya, cukup banyak kegagalan perusahaan mempertahankan kelangsungan organisasinya disebabkan kurang memperhatikan budaya yang harus dikembangkan (Ndraha, 2003:43)

Dalam beberapa buku banyak dikemukakan dengan tegas bahwa dalam setiap organisasi dan lingkungan kerja pada umumnya tumbuh suatu kebudayaan khusus. Menurut Schein (dalam Harjana,1997:9) budaya organisasi adalah pola asumsi dasar bentukan, temuan atau kembangan suatu kelompok orang yang telah bekerja dengan cukup baik untuk menghadapi masalah adaptasi eksternal maupun internal, sehingga dapat dianggap perlu untuk diajarkan juga kepada anggota lainnya sebagai cara yang benar dalam memandang, berfikir, dan merasa tentang masalah-masalah yang dihadapinya

2. Karakteristik Budaya Organisasi

(54)

mempengaruhi kemajuan sebuah organisasi Robbins mengungkapkan ada tujuh karakteristik primer berikut yang bersama-sama menangkap hakikat dari budaya organisasi (Robbins, 2006:721).

a. Inovasi dan pengembalian resiko, yaitu sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan berani mengambil resiko

b. Perhatian terhadap detail, yaitu sejauh mana karyawan diharapkan menunjukan kecermatan, analisis, dan perhatian terhadap detail

c. Orientasi hasil, yaitu sejauh mana manajemen lebih berfokus pada hasil-hasil dan keluaran daripada kepada tekhnik-tekhnik dan proses-proses yang digunakan untuk mencapai keluaran tertentu

d. Orientasi orang, yaitu sejauh mana keputusan yang diambil manajemen ikut memperhitungkan dampak dari keluarga terhadapa karyawannya

e. Orientasi tim, yaitu sejauh mana kegiatan kerja lebih diorganisasi seputar kelompok - kelompok daripada perorangan

f. Keagresifan, yaitu sejauh mana orang-orang lebih agresif dan kompetitif daripada santai

g. Stabilitas, yaitu sejauh mana kegiatan-kegiatan keorganisasian lebih menekan status quo dibandingkan pertumbuhan

(55)

penyelesaian urusan didalamnya, dan cara para anggota diharapkan berperilaku (Robbins, 2006:721).

3. Terbentuknya Budaya Organisasi

Budaya organisasi berbeda antara organisasi satu dengan yang lainnya, hal itu dikarenakan landasan dan sikap perilaku yang dicerminkan oleh setiap orang dalam organisasi berbeda. Budaya organisasi yang terbentuk secara positif akan bermanfaat karena setiap anggota dalam suatu organisasi membutuhkan sumbang saran, pendapat bahkan kritik yang bersifat membangun dari ruang lingkup pekerjaaannya demi kemajuan di lembaga pendidikan tersebut. Budaya organisasi akan berakibat buruk jika pegawai dalam suatu organisasi mengeluarkan pendapat yang berbeda hal itu dikarenakan adanya perbedaan setiap individu dalam mengeluarkan pendapat, tenaga dan pikirannya, karena setiap individu mempunyai kemampuan dan keahliannya sesuai bidangnya masing-masing. Jika budaya dikecilkan cakupannya ke tingkat organisasi bahkan kelompok yang lebih kecil, akan terlihat bagaimana budaya terbentuk, ditanamkan, berkembang dan akhirnya direkayasa, diatur dan diubah (Robbins, 2002:319)

(56)

kerja tertentu, sehingga hasilnya sesuai dengan standar atau kualifikasi yang ditentukan organiasi. Jika hal ini dapat terlaksana dengan baik atau membudaya dalam diri pegawai, sehingga pegawai tersebut menjadi tenaga yang bernilai ekonomis, atau memberikan nilai tambah bagi orang lain dan organisasi. Selain itu, jika pekerjaan yang dilakukan pegawai dapat dilakukan dengan benar sesuai prosedur atau ketentuan yang berlaku, berarti pegawai dapat bekerja efektif dan efisien.

4. Penyampaian Budaya Organisasi

Para pegawai biasanya mempelajari budaya semenjak mereka diterima bekerja dan bergabung di perusahaan itu. Selain program pelatihan, Robbins menganggap budaya organisasi dapat dipelajari melalui media-media organisasi (Robbins, 2005:535)

a. Cerita

Isinya biasanya menceritakan kisah tentang para pendiri organisasi, keputusan penting yang dapat memberikan dampak terhadap manajemen puncak terhadap jalannya organisasi dimasa depan, dan mengenai manajemen puncak saat ini.

(57)

Ritual merupakan alat untuk meneruskan budaya. Aktivitas seperti ceremoni, pengakuan dan pemberian penghargaan, pesta kecil, serta piknik tahunan adalah ritual yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai inti organisasi.

c. Simbol

Simbol membantu memperkuat budaya organisasi antara lain penataan fisik ruang dan gedung, perabotan kantor, serta cara berpakaian merupakan simbol yang mengungkapkan kepada karyawan siapa yang penting dan perilaku tertentu yang sesuai.

d. Bahasa

Banyak organisasi dalam sebuah organisasi yang menggunakan bahasa sebagai suatu cara untuk mengidentifikasi para anggota dalam suatu budaya. Dengan mempelajari bahasa tersebut mereka membuktikan telah menerima budaya tersebut.

5. Peran Budaya Organisasi

(58)

Jika budaya terbentuk dari norma-norma moral, sosial dan perilaku dari sebuah organisasi yang didasarkan pada keyakinan, tindak tanduk, dan prioritas anggota-anggotanya, maka pemimpin secara definitif adalah anggota dan banyak mempengaruhi perilaku-perilaku dengan contoh ketulusan anggota organisasi itu sendiri. Didalam model manajemen apapun, para pemimpin selalu bertanggung jawab atas keteladannya (Robbins, 2002:241).

Budaya organisasi mempunyai dua tingkatan berbeda yang dapat ditinjau dari sisi kejelasan dan ketahanan terhadap perubahan. Pada tingkatan yang lebih dalam dan kurang terlihat, budaya merujuk kepada nilai-nilai yang dianut bersama oleh orang dalam kelompok dan cenderung bertahan sepanjang waktu meskipun anggota kelompok itu sudah berubah.

Konsep budaya organisasi telah berkembang, dalam hal ini bukan sekedar jati diri, slogan ataupun semangat romantisme belaka dalam paradigma lama memiliki tiga hal, yakni :

a. Alat untuk mencapai pengembangan usaha

b. Pengembangan sumber daya manusia agar semakin berkualitas c. Sebagai andalan daya saing

(59)

berbeda-beda tiap organisasi, ada organisasi yang memiliki budaya yang kuat dan ada pula yang memiliki budaya yang lemah. Menurut Robbins (1998:235) kuat lemahnya sebuah budaya sebuah organisasi dapat dipantau dengan melihat tiga hal, yaitu :

a. Arah, apakah nilai-nilai yang hidup searah atau selaras mendukung tujuan-tujuan organisasi.

b. Penyebaran, apakan nilai-nilai budaya tersebut dihayati dan dimiliki oleh semua anggota organisasi, atau hanya sekelompok manager tingkat atas. c. Intensitas, apakah pengaruh budaya tertentu memberi tekanan yang kuat pada

anggota organisasi hingga ditaati atau tidak.

Schein (1991:102) mengatakan bahwa budaya lemah adalah budaya yang tidak mampu menjalankan fungsi utamanya, yaitu mendukung organisasi dalam beradaptasi dengan faktor-faktor internal dan eksternal. Persoalan internal dan eksternal ini merupakan persoalan yang paling terkait satu sama lain dan biasanya muncul secara bersamaan, oleh karena itu untuk menghadapinya dan untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi, maka dalam hal ini budaya kerja merupakan faktor yang signifikan.

D. Tinjauan Tentang Kinerja Karyawan

1. Pengertian Kinerja

(60)

ada tiga kriteria dalam menentukan kinerja karyawan yaitu berdasarkan tugas individu, perilaku individu dan ciri individu.

Hersey dan Blanchart (dalam Rivai dan Basri, 2005:15) mendefinisikan kinerja sebagai suatu fungsi dan motivasi kemampuan untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang dikerjakannya dan bagaimana mengerjakannya.

Donelly, Gibson dan Ivanchevich (dalam Rivai dan Basri, 2005:15) mendefinsikan kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi beberapa faktor yaitu harapan mengenai imbalan, dorongan, kemampuan dan kebutuhan, persepsi terhadapa tugas dan kepuasan kerja

(61)

Menurut Simamora (2004:338) “Dimensi kinerja mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja mereflesikan seberapa baik karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan”. Kinerja karyawan merupakan sarana pendorong bagi peningkatan produktivitas kerja dan tercapainya tujuan organisasi. Untuk itu kesadaran karyawan dalam meningkatkan kinerjanya harus dibina dan perlu mendapat perhatian, karena pada dasarnya tujuan bekerja untuk mempengaruhi kesadaran agar dapat meningkatkan kinerja kerja masing-masing .

2. Komponen Kinerja

Menurut Campbell (dalam Williams,1998:98) komponen kinerja adalah hal-hal yang menjadi pokok dan pembentuk dari kinerja karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dari komponen-komponen kinerja tersebut merupakan bahan untuk mengukur sampai seberapa besar peningkatan kinerja dari karyawan perusahaan dari waktu ke waktu. Komponen kinerja terdiri dari delapan komponen yaitu :

a. Kemampuan mengerjakan pekerjaan khusus

Adalah kemampuan anggota atau karyawan perusahaan untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus dan hanya orang-orang tertentu yang bisa mengerjakan pekerjaan tersebut.

b. Kemampuan mengerjakan pekerjaan yang tidak khusus

(62)

c. Kemampuan menulis dan komunikasi oral

Keahlian karyawan atau anggota untuk bisa menulis dan berkomunikasi dengan baik sesuai dengan aturan yang ada.

d. Kemampuan mendemonstrasikan

Adalah kemampuan karyawan untuk bisa menjelaskan atau mempresentasikan hasil kerja kepada orang banyak.

e. Mempertahankan disiplin personal

Kemauan setiap karyawan atau anggota untuk bersikap disiplin dan mematuhi peraturan yang ada.

f. Kinerja dalam memfasilitasi kelompok maupun tim

Kemampuan manajemen untuk bisa melengkapi semua fasilitas yang dibutuhkan oleh anggota karyawan, sehingga bisa bekerja secara optimal.

g. Kepemimpinan atau supervisi

Adalah kemampuan seorang pemimpin untuk bisa mengatur dan mengkondisikan situasi kerja dengan baik, sehingga menghasilkan hasil yang maksimal.

h. Manajemen atau administrasi

Adalah kemampuan perusahaan untuk menyimpan serta mengamankan arsip-arsip penting serta mengatur semua urusan administrasi tentang kebutuhan perusahaan.

(63)

Dalam penilaian proses kinerja pada umumnya diperlukan unsur-unsur pada umumnya (Bernardin dan Joyce, 1993:380). Unsur-unsur tersebut adalah:

a. Kesetiaan

Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab

b. Prestasi kerja

Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang ingin diberikan kepadanya.

c. Tanggung Jawab

Tanggung jawab didefinisikan sebagai kesanggupan tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani menanggung resiko atas keputusan yang telah diambilnya

d. Ketaatan

Ketaatan diartikan sebagai kesanggupan seorang tenaga kerja untuk mentaati segala ketetapan, peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan baik secara tertulis maupun tidak tertulis

e. Kerja sama

Kerja sama diartikan sebagai kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja secara bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga mencapai hasil guna yang sebesar-besarnya.

(64)

Mengevaluasi kinerja karyawan adalah hal penting yang harus dilakukan pihak perusahaan, hal ini diperlukan untuk dapat memantau perkembangan dari kondisi karyawan dan secara otomatis akan berimplikasi terhadap perkembangan perusahaan (Robbins, 2006:688)

Untuk melakukan evaluasi kerja diperlukan hal-hal sebagai berikut :

a. Membagi evaluasi kedalam berbagai kriteria

Evaluasi keseluruhan kinerja dari semua karyawan biasanya menggunakan kriteria berganda, yaitu menilai kinerja karyawan apakah sesuai atau tidak dengan hasil yang diharapkan untuk setiap kriteria. Sebuah evaluasi dapat dapat dilaksanakan dengan sangat baik dengan membagi evaluasi kedalam kriteria yang relevan terhadap setiap posisi pekerjaan tertentu.

b. Kriteria obyektif versus subyektif

(65)

E. Tinjauan Tentang Teori Komunikasi Organisasi

Teori yang digunakan adalah Teori Organisasi Klasik. Teori yang berkembang mulai awal abad ke-19 dan digolongkan kedalam teori organisasi klasik. Pada masa ini, organisasi digambarkan sebagai sekelompok orang yang membentuk lembaga Tiap bagian organisasi memiliki spesialisasi dan sentralisasi dalam tugas dan wewenang. Dalam teori organisasi klasik ini, dinyatakan bahwa sebuah organisasi terdiri atas unsur pokok sebagai berikut :

a. Kegiatan yang tersistem dan terkoordinasi

b. Adanya sekelompok orang dengan spesialisasi tertentu

c. Kerjasama antara sekelompok orang dengan spesialisasi berbeda

d. Adanya kekuasaan dan kepemimpinan yang mengendalikan sistemtersebut

Teori Klasik atau struktural berasal dari dua teori. Pertama, teori saintifik manajemen yang dikembangkan oleh W. Tylor 1911 yang menekankan pada pembagian pekerjaan untuk mendapatkan hasil maksimal dengan biasa seefesien mungkin. Sejalan dengan prinsip Tylor ini Hendy Fayol (1919) mengembangkan teori yang agak lebih luas yang menekankan kepada spesialisasi pekerjaan, otoritas, kontrol, dan pendelegasian tanggung jawab. Kedua, berasal dari teori birokrasi yang dikembangkan oleh Max Weber 1947 yang menekankan pada pentingnya bentuk struktur hierarki yang efektif bagi organisasi.

(66)

seefisien mungkin dengan cara yaitu menekankan pada pembagian pekerjaan. Contoh, Usaha kecil keluarga pembuat kerajinan, mereka dalam waktu seminggu harus bisa menyelesaikan hasil produksi yang lumayan banyakknya. Untuk itu diperlukan pembagian kerja agar waktu produksi bisa efektif, hasilnya maksimal, serta biaya yang dikeluarkan juga efisien. Kemudian Henry Fayol 1919 mengembangkan teori Tylor yang lebih terpusat pada hal-hal pekerjaan, otoritas, kontrol dan pendelegasian tanggung jawab. Maka oleh sebab itu berdasarkan teori yang dikemukakan oleh W.Tylor dan Henry Fayol tersebut, maka teori ini disebut dengan teori saintifik manajemen. Karena teori ini lebih berfokus pada hal manajemennya.

Selanjutnya teori birokrasi. Pada teori ini lebih menekankan pentingnya suatu struktur hierarki bagi suatu organisasi. Teori ini dikembangkan oleh Max Weber pada tahun1947. Birokrasi dapat tercapai apabila terdapat pembentukkan aturan, struktur, dan proses dalam organisasi. Karakteristik birokrasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Aturan-aturan, norma-norma, dan prosedur yang diberlakukan dalam suatu organisasi untuk dapat mengetahui serta menjalankan tugasnya masing-masing. b. Peranan masing-masing anggota di dalam suatu organisasi berdasarkan

pembagian kerja.

c. Hierarki otoritas organisasi secara formal.

(67)

Kita semua memiliki sebuah gagasan umum tentang apa itu birokrasi, hierarkis dan berlapis, dikendalikan oleh aturan, yang tidak peka terhadap perbedaan dan kebutuhan individu. Walaupun reaksi kita terhadap birokrasi seringkali negatif, prinsip-prinsip yang mengatur sebagian besar organisasi yang kompleks masih memiliki kualitas tersebut yang diharapkan dan dianggap cita-cita oleh Max Webber. Webber mendefinisikan sebuah organisasi sebagai sebuah sistem kegiatan inter personal yang memiliki maksud tertentu yang dirancang untuk menyelaraskan tugas-tugas individu (Webber:1947:151). Hal ini tidak dapat dilakukan tanpa adanya otoritas, spesialisasi, dan regulasi.

(68)

Sebuah prinsip otoritas birokrasi yang berhubungan, menurut Webber adalah bahwa pegawai perusahaan bukanlah pemilik perusahaan karena hal ini akan menggangu arus otoritas yang sah. Prinsip yang kedua adalah spesialisasi. Pekerja dibagi menurut divisinya masing-masing, dan mereka mengetahui pekerjaan mereka didalam organisasi. Pengembangan gelar dan deskripsi tugas adalah sebuah contoh yang sempurna untuk spesialisasi. Prinsip yang ketiga adalah aturan. Apa yang membuat koordinasi organisasi menjadi mungkin adalah implementasi regulasi yang mengatur perilaku setiap orang.

Teori birokrasi dapat diterapkan didalam komunikasi organisasi modern dan dapat dihubungkan dengan bidang lainnya untuk memahami dan memperjelas suatu fenomena agar dapat dipahami dengan dunia lainnya dengan menggunakan metode-metode yang telah ditetapkan. Dalam budaya organisasi karyawan tidak hanya akan menerima informasi saja tetapi juga bagi karyawan yang dapat menerima lebih jauh lalu menyimpannya dan kemudian menjadikannya pengetahuan. Kebenaran yang mereka terima dari budaya organisasi yang berkembang disebuah perusahaan tidak sepenuhnya benar, tetapi paling tidak mereka mendapatkan pengetahuan atau informasi yang memang benar ada pada perusahaan tersebut.

(69)

Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, budaya organisasi dan komunikasi organisasi merupakan hal yang sangat penting terutama dalam pencapaian tujuan utama perusahaan. Dengan adanya budaya perusahaan yang kuat akan memberikan arahan bagi karyawan dan perusahaan secara umum (Robbins, 2006:724). Dalam budaya organisasi yang kuat,nilai inti organisasi itu dipegang secara mendalam dan dianut bersama secara meluas. Makin banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti dan makin besar dengan komitmen mereka pada nilai-nilai itu. Budaya yang kuat memperlihatkan kesepakatan yang tinggi diantara kalangan anggota mengenai apa yang dipertahankan oleh organisasi itu. Kebulatan semacam itu membina kekohesifan, kesetiaan dan komitmen organisasi (Robbins, 2006:724)

(70)
(71)

Bagan 1. Kerangka Pikir

Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh antara budaya organisasi dan komunikasi organisasi

Budaya Organisasi

1. Komunikasi atas ke bawah  Instruksi Tugas

 Memo resmi

 Publikasi perusahaan  Pesan

(72)

G. Hipotesis

Hipotesis secara sederhana merupakan dugaan sementara yang diharapkan terjadi dalam penelitian. Penelitian terhadap suatu objek tertentu hendaknya dilakukan dengan berpedoman pada suatu hipotesis sebagai pegangan sementara atau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya dalam kenyataan empirical

verification), percobaan (experimentation), atau praktek (implementation).

Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Hipotesis yang abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, tetapi juga sulit diuji secara empiris. Hipotesis yang abstrak biasanya dibuktikan kebenarannya bukan dengan data empiris, tetapi dengan interpretasi subjektif.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho: Tidak terdapat pengaruh budaya organisasi dan komunikasi organisasi

terhadap kinerja karyawan di PT. Way Seputih Bumi Nusantara

Ha: Terdapat pengaruh budaya organisasi dan komunikasi organisasiterhadap

(73)
(74)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Adapun jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

penelitian yang menggunakan angka-angka dan analisis menggunakan statistik

(Sugiyono, 2007:15). Penelitian kuantitatif juga digunakan untuk menentukan

hubungan sebab akibat dari suatu fenomena yang terjadi (Sugiyono, 2007:37).

Metode penelitian ini adalah metode penelitian kausal karena penelitian ini

menganalisa pengaruh antara satu variabel dengan variabel terikat, yaitu budaya

organisasi dan komunikasi organisasi sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan

sebagai variabel terikat.

B. Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan batasan terhadap masalah-masalah yang dijadikan

pedoman penelitian sehingga arah dan tujuannya tidak menyimpang definisi konsep

(75)

a. Budaya Organisasi

Robbins mengatakan bahwa budaya organisasi merupakan sistem makna bersama

yang dianut oleh anggota-anggotanya yang membedakan organisasi itu dengan

organisasi yang lainnya (Robbins, 2006: 721)

b. Komunikasi Organisasi

Komunikasi dalam organisasi merupakan suatu proses penyampaian informasi,

ide-ide, diantara para peserta organisasi secara timbal balik dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi organisasi pada dasarnya

merupakan kegiatan intern di dalam organisasi (Wursanto, 2003:157)

c. Kinerja Karyawan

Robbins (1996:201) mendefinisikan kinerja sebagai fungsi interkasi antara

kemampuan, motivasi dan kesempatan. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

merupakan salah satu tolak ukur kinerja individu. Menurut Rivai dan Basri

(2005:15) ada tiga kriteria dalam menentukan kinerja karyawan yaitu berdasarkan

tugas individu, perilaku individu dan ciri individu.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan batasan terhadap masalah-masalah yang dijadikan

pedoman penelitian sehingga arah dan tujuannya tidak menyimpang.

a. Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah nilai yang menjadi landasan gerak di sebuah organisasi.

Gambar

Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin
Tabel 3. Identitas Responden Menurut Latar Belakang Pendidikan Terakhir
Tabel 5. Identitas Responden Menurut Lama Bekerja
Tabel 7.  Diperbolehkan mengambil resiko
+7

Referensi

Dokumen terkait

a. Kuadran ini menunjukkan faktor yang memengaruhi kepuasan pengguna dan kepentingan penerapan SAKTI yang perlu diprioritaskan untuk ditingkatkan kinerjanya. Komponen

Uji validitas dan reabilitas tes keterampilan calon mahasiswa jalur SBMPTN tahun ajaran 2013/2014 di FPOK UPI. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

FORM MAIN

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum masyarakat Kota Medan yang menggunakan jasa taksi X sudah merasa puas baik dilihat berdasarkan jenis

Metode pengumpulan data menggunakan skala kepuasan pelanggan yang dibuat berdasarkan teori Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1988), yang terdiri atas 5 dimensi yaitu

Berdasarkan data diatas, maka peneliti tertarik untuk melihat lebih dalam tentang pengaruh gaya hidup dengan kesehatan anak berkebutuhan khusus.. terkait dengan pola makan,

Akan tetapi jika melihat asumsi data riil yang digunakan, prosentasi sebesar lebih dari 50% merupakan indikasi baik bahwasannya pemodelan yang dilakukan telah cukup sesuai jika

[r]