• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Manajemen Pengetahuan dan Program Pelatihan terhadap Kualitas Pelayanan (Studi Kasus pada PT. PLN (Persero) P3BJB APP Durikosambi basecame Cikupa)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Manajemen Pengetahuan dan Program Pelatihan terhadap Kualitas Pelayanan (Studi Kasus pada PT. PLN (Persero) P3BJB APP Durikosambi basecame Cikupa)"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN DAN

PROGRAM PELATIHAN TERHADAP KUALITAS

PELAYANAN

(Studi kasus pada PT.PLN (Persero) P3BJB APP Durikosambi basecame Cikupa)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun oleh :

NURUL ROHMAH

(1111081000149)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ii DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Nurul Rohmah

2. Tempat tanggal lahir : Tangerang,10 Mei 1993

3. Agama : Islam

4. Jenis kelamin : Perempuan

5. Alamat : Jl.Sukamakmur Rt 005/ Rw 02 Sarua Indah Ciputat Tangsel

6. No.Telepon : 081905251591

7. Email : Virahmanurulsyifa@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

SDN Sarua Indah 1 Ciputat (2000-2006)

Mts Iskandariyah Ciputat (2006-2009)

(7)

iii

ABSTRATC

This study aimed to determine the effect of knowledge management and training programs on the quality of service at PT PLN (Persero) P3BJB APP Durikosambi basecame Cikupa.

The methode used in this study is the interviews, questionnaires and studies library. Populasion in this study of 100 people and the sample amounted to 50 people.Technique use of the sample used is convenience sampling. The sample in this study consisted of two types of respondents, namely 50 employees and 50 customer. Methode of analysis using multiple linear regression analysis. This technique is used to determine the influence of knowledge management and training programs to service quality.

The results showed that knowledge management and training programs have a significant influence either simultaneously or partially on the quality of service at PT PLN (Persero) P3BJB APP Durikosambi basecame Cikupa.The hypothesis can be accepted.

(8)

iv ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen pengetahuan dan program pelatihan terhadap kualitas pelayanan pada PT.PLN (Persero) P3BJB APP Durikosambi basecame Cikupa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, kuesioner dan studi kepustakaan. Populasi pada penelitian ini berjumlah 100 orang dan sampel berjumlah 50 orang. Teknik penggunaan sampel yang digunakan adalah

convenience sampling. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua macam responden yaitu 50 pegawai dan 50 pelanggan. Metode analisis data yang dipakai adalah regresi linier berganda. Teknik ini dipakai untuk mengetahui besarnya pengaruh manajemen pengetahuan dan program pelatihan terhadap kualitas pelayanan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pengetahuan dan program pelatihan memiliki pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap kualitas pelayanan pada PT.PLN (Persero) P3BJB APP Durikosambi. Sehingga Hipotesis yang diajukan dapat diterima.

(9)

v KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin , Segala puji dan rasa syukur yang tidak terhingga kepada ALLAH SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh manajemen pengetahuan dan program pelatihan terhadap kualitas pelayanan” (Studi kasus pada PT.PLN (Persero) P3BJB APP Durikosambi basecame Cikupa).

Skripsi ini disusun guna melengkapi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun materil dan pengorbanan yang begitu besar sehingga sampai saya bisa sampai pada jenjeng strata I.

2. Bapak Dr. Arif Mufraini Lc.Msi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Titi Dewi Warninda M,Si selaku ketua jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Fathurozi Lc.MA selaku pembimbing akademik.

(10)

vi

6. Bahrul Yaman.S.Msi selaku pembimbing II yang selalu memberikan motivasi dan meluangkan waktu untuk membimbing saya sejak awal sampai akhir penulisan skripsi.

7. Bapak /Ibu dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan banyak ilmu dan bantuan kepada saya 8. Seluruh Pihak PT.PLN (Persero) P3BJB APP Durikosambi basecame Cikupa. 9. Sahabat sahabat jurusan manajemen SDM, manajemen pemasaran dan

manajemen keuangan angkatan 2011.

10.Sahabat sahabat seperjuangan dari FORMABI yang selalu memberikan semangat dan dukungan yang besar.

11.Pihak UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan beasiswa . 12.Dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kelemahan .Oleh karena itu , penulis mengharapkan kritik dan saran atas skripsi ini.

Wassalamua;alaikum Wr.Wb

Jakarta, 10 September 2015

Penulis

(11)

vii DAFTAR ISI

LEMBBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... ii

ABSTRACT ... iii

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang masalah ... 1

B. Rumusan masalah ... 7

C. Tujuan penelitian ... 8

D. Manfaat penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Ulasan teoritik ... 10

1. Manajemen sumber daya manusia ... 10

a. Pengertian manajemen sumber daya manusia ... 10

b. Fungsi manajemen sumber daya manusia ... 11

2. Manajemen pengetahuan ... 15

a. Pengertian manajemen pengetahuan ... 16

b. Jenis jenis manajemen pengetahuan ... 17

c. Keuntungan penerapan manajemen pengetahuan ... 18

(12)

viii

e. Elemen dalam manajemen pengetahuan... 19

f. Tujuan manajemen pengetahhuan... 21

g. Proses manajemen pengetahuan... 22

3. Pelatihan... 23

a. Pengertian pelatihan ... 23

b. Tujuan dan manfaat pelatihan ... 24

c. Dimensi pelatihan ... 25

d. Analisis kebutuhan pelatihan ... 26

e. metode pelatihan ... 27

4. Kualitas pelayanan ... 30

a. Kualitas pelayanan ... 31

b. Dimensi kualitas pelayanan ... 31

c. Unsur unsur kualitas pelayanan ... 32

d. Konsep pelayanan public dan sanksi hukum ... 34

5. Hubungan keterkaitan antar variabel ... 37

a. Hubungan pelatihan dengan kualitas pelayanan ... 37

b. Hubungan manajemen pengetahuan dengan kualitas pelayanan... 38

c. Hubungan pelatihan dengan manajemen pengetahuan dengan pelatihan ... 38

B. Penelitian terdahulu ... 39

C. Kerangaka berfikir ... 42

D. Hipotesis... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Ruang lingkup penelitian ... 44

B. Metode penelitian sampel ... 47

C. Metode pengumpulan data ... 46

D. Metode analisis data ... 47

(13)

ix

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Gambaran umum objek penelitian ... 55

1. Focus,lokus dan waktu penelitian ... 55

2. Sejarah perusahaan ... 58

3. Struktur organisasi ... 59

B. Deskriptif data penelitian ... 60

1. Karakteristik responden... 60

2. Rekapitulasi jawaban responden... 64

C. Uji analisis data ... 68

1. Uji validitas ... 68

2. Uji reliabilitas... 71

D. Uji asumsi klasik ... 72

1. Uji autokolinieritas ... 72

2. Uji multikolinieritas... 73

3. Uji heterkedasitas ... 75

4. Uji normalitas... 76

E. Uji Hipotesis ... 78

1. Uji T (Uji Parsial) ... 78

2. Uji F (Uji simultan) ... 80

F. Analisis Linier Berganda ... 82

G. Koefisien determinasi ... 85

H. Pembahasan ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

1. Kesimpulan... 89

2. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(14)

x DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

2.1 Perbedaan tacit knowledge dan explicit knowledge 17

2.2 Kaitan tujuan pelatihan dengan metode pelatihan 27

2.3 Penelitian terdahulu 39

3.1 Kriteria penilaian 47

3.2 Operasinal variable 53

4.1 karakteristik responden menurut jenis kelamin 60

4.2 karakteristik responden menurut usia 61

4.3 karakteristik responden menurut pendidikan 61

4.4 karakteristik responden pelanggan menuruut jenis kelamin 62

4.5 karakteristik responden pelanggan menuruut usia 63

4.6 karakteristik responden pelanggan menurut pekerjaan 63

4.7 Rekapitulasi hasil jawaban manajemen pengetahuan 64

4.8 Rekapitulasi hasil jawaban program pelatihan 65

4.9 Rekapitulasi hasil jawaban kualitas pelayanan 66

4.10 Rekapitulasi hasil jawaban pelanggan 67

(15)

xi

4.12 hasil uji validitas variable program pelatihan 69

4.13 hasil uji validitas variable kualitas pelayanan 70

4.14 hasil uji reliabilitas 72

4.15 hasil uji autokollinieritas 73

4.16 hasil uji multi kolinieritas 74

4.17 hasil uji normalitas menurut kolmogorv-smirnov 77

4.18 hasil uji T (Parsial) 78

4.19 hasil uji F (Simultan) 81

4.20 analisis linier regresi berganda 83

(16)

xii DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Batasan manajemen pengetahuan 21

4.1 Wilayah kerja APP Durikosambi 58

4.2 Struktur organisasi 59

4.3 hasil heteroskedasitas 75

(17)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Kuesioner penelitian 96

2 Kuesioner untuk pelanggan 100

3 Tabulasi hasil jawaban manajemen pengetahuan 102

4 Tabulasi jawaban program pelatihan 104

5 Tabulasi jawan kualitas pelayanan 106

6 Tabulasi jawaban responden 108

7 Hasil uji Realibilitas 110

8 Hasil uji Validitas 111

9 Hasil Uji asumsi klasik 114

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi ini menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

untuk meningkatkan pelayanan secara professional sesuai dengan

bidangnya masing- masing karena BUMN sangat berpengaruh dalam

perkembangan dunia usaha dan masyarakat dalam menjalankan usahanya.

Oleh karena itu, dalam mengatur dan menjalankan usahanya, BUMN diatur

dan dikelola oleh pemerintah karena sangat berhubungan dengan nasib

masyarakat Indonesia.

Kemajuan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat telah

mendorong perusahaan untuk menghasilkan produk atau layanan yang

lebih inovatif untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi

tercapainya kepuasan konsumen .Banyak cara yang dapat dilakukan untuk

mencapai kepuasan konsumen salah satunya yaitu dengan memberikan

kualitas pelayanan yang baik.

Menurut Lewis & Booms dalam Tjiptono (2012:157) kualitas

pelayanan yaitu ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan

mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Dalam memberikan kualitas

(19)

2

berkualitas pula. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilihat dari

pengetahuan dan keahlian yang dimiliki. Adapun salah satu unsur kualitas

pelayanan adalah pengetahuan dan keahlian (Saleh, 2010:106).

Pengetahuan merupakan modal untuk memberikan pelayanan yang

berkualitas kepada konsumen. Pengetahuan akan menciptakan ide ide baru

dan inovasi dalam melayani konsumen. Oleh karena itu perusahaan

berusaha untuk memperbaiki kualitas pelayanannya dengan manajemen

pengetahuan.

Manajemen pengetahuan merupakan formalisasi dan akses ke,

pengalaman, pengetahuan dan keahlian yang menciptakan kemampuan

baru yang memungkinkan kinerja yang unggul, mendorong inovasi dan

meningkatkan nilai pelanggan (Khan, 2012). Davenport dkk. (1998) dalam

Handoko, Indarti dan Almahendra (2014:269) mengklaim bahwa

keberhasilan dan kegagalan perusahaan yang bersaing ditentukan oleh

efektitas manajemen pengetahuan mereka. Selain pengetahuan, keahlian

juga merupakan salah satu unsur dalam kualitas pelayanan dimana keahlian

pegawai dapat ditingkatkan melaui program pelatihan untuk

mengembangkan keteampilan dan skill pegawai.

Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara (2013:44) mengemukakan

(20)

3

mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana pegawai non

manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan

terbatas. Pelatihan merupakan hal yang sangat penting yang dapat

dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh tenaga kerja yang memiliki

pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability), dan keterampilan (skill)

yang dapat memenuhi kebutuhan organisasi di masa kini dan di masa yang

akan datang.

PT.PLN (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang memiliki tugas menyuplai kebutuhan listrik masyarakat, baik untuk

kebutuhan rumah tangga, instansi pemerintah maupun indutri. dan

memberikan kualitas pelayanan terbaik bagi masyarakat. Adapun fenomena

yang terjadi yaitu adanya kenaikan tarif listrik kecuali 450 VA dan 900

VA sejak 1 Februari 2013 per tiga bulan sesuai peraturan Menteri ESDM

No.30 tahun 2012 yang telah disetujui DPR RI .Kenaikan ini diklaim

menghemat subsidi APBN hingga Rp 14,9 triliun, meningkatkan rasio

elektrifitas Indonesia menjadi 78% dan membuka kesempatan bagi 3.2 juta

pelanggan baru (Fokus harian PLN, 2013:16) . Dari kenaikan tarif tenaga

listrik tersebut menuntut PT.PLN untuk lebih meningkatkan kualitas

(21)

4

Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan PT.PLN menerapkan

manajemen pengetahuan. Dari penerapan manajemen pengetahuan tersebut

menimbulkan suatu fenomena yaitu fenomena borderless dimana

komunikasi pelanggan dan pegawai menjadi lebih dekat lebih cepat dan

tanpa batas (borderless) itulah yang dilakukan manajemen PT.PLN agar

lebih dekat dengan pelanggan.komunikasi dengan pelanggan melalui akun

twitter @pln_123 yang sudah terintegrasi dengan contact center PLN 123

yang didalamnya terdapat akses layanan call center (+Kode Area) 123, sms

8123, USSD *8123#, email: pln123@pln.co.id, dan website pln

www.pln.co.id. Dibukanya akses di berbagai channel layanan ini,

merupakan implementasi dan pengelolaan customer relationship

management (CRM) serta Aplikasi Pengaduan Keluhan Terpadu (APKT),

dan faktanya hal tersebut berjalan dengan baik karena konsumen banyak

yang mengakses ke chanel layanan tersebut baik untuk berkomunikasi,

bertransaksi, mencari informasi, ataupun menyampaikan keluhan dan saran

(Fokus PLN, 2013:20).

Selain fenomena tersebut dari penerapan manajemen pengetahuan

juga menimbulkan sebuah sistem Shared Service System (SSC) yang

berupa Enterprise Resource Planning (ERP) dan pelanggan PLN diseluruh

(22)

5

Payment Point Online Bank (PPOB), serta sistem terkait plaporan

pelanggaran ( whistle blowing system) . Karyawan juga dilatih dalam

menngoperasikan sebuah SSC , sehingga bisa mewujudkan SSC made in

Indonesia dengan bimbingan konsultan yang berpengalaman dalam bidang

SSC (Fokus PLN , 2013:30).

PT.PLN (Persero) P3BJB APP Durikosambi basecame Cikupa

merupakan bagian penyaluran tenaga listrik. Berdasarkan wawancara yang

dilakukan penulis dengan Bapak Hendi selaku asisten manajer basecame

Cikupa mengatakan bahwa “permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya

sumber daya manusia yang ahli dalam bidang Teknologi informasi” ,

wawancara juga dilakukan kepada Bapak Anto selaku pegawai mengatakan

bahwa “kurangnya sumber daya manusia yang ahli dalam bidang teknologi

informasi dikarenakan karena tidak adanya perekrutan selama 10 tahun

yang lalu dan knowledge sharing kurang berjalan dengan baik”.

Permasalahan tersebut dapat berpengaruh terhadap kualitas

pelayanan kepada masyarakat misalnya karena kurangnya sumber daya

manusia yang ahli dalam bidang teknologi dan informasi dapat

mengakibatkan memakan waktu yang dalam perbaikan gardu sehingga

mengakibatkan pemadaman listrik yang lama pula dimana pemadaman

(23)

6

terjadi pada tanggal 2 mei 2015 , meledaknya Gardu Induk PLN. Paling

tidak tercatat GI Rangkas Bitung, GI Serang, GI Cikande, GI Puncak

Ardimulya, dan GI Bunar mengalami kerusakan. Dari peristiwa tersebut

menyebabkan pemadaman dibeberapa daerah diantaranya yaitu Kota

Serang, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak,

Kota Cilegon dan wilayah Tangerang mengalami pemadaman listrik dari

PLN selama 4 jam. Bahkan, karena pemadaman listrik tersebut, arus lalu

lintas di Kota Serang sempat kacau sebelum pihak kepolisian datang

mengatur arus lalu lintas. (www.liputan6.com).

Pada tanggal 9 februari 2015 terjadi banjir di sejumlah wilayah di

Jakarta dan tangerang . 524 gardu listrik padam akibat banjir di wilayah

Marunda, Cikupa, Kebon Jeruk, Bandengan, Cengkareng, Teluk Naga,

Tanjung Priok, dan Cempaka Putih. Akibat banjir tersebut tercatat 153

pasar berhenti beroperasi dan mencapai kerugian sebanyak 1,5 triliun per

harinya(www.liputan6.com).

Untuk mengantisipasi pemadaman gardu yang lama apabila terjadi

kerusakan gardu maka PT.PLN basecame Cikupa menerapkan manajemen

pengetahuan dan program pelatihan kepada para pegawainya agar apabila

terjadi kerusakan atau masalah pada gardu listrik dapat segera diperbaiki

(24)

7

dan informasi. Dari peristiwa diatas dapat dilihat bahwa PT.PLN

memegang peran yang sangat penting bagi masyarakat dan perekonomian

Negara.

Dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

manajemen pengetahuan dan program pelatihan terhadap kualitas

pelayanan “ ( Studi kasus pada PT.PLN (Persero) P3BJB APP

Durikosambi basecame Cikupa)

B. Rumusan masalah

1. Apakah manajemen pengetahuan berpengaruh secara parsial terhadap

kualitas pelayanan?

2. Apakah program pelatihan berpengaruh secara parsial terhadap

kualitas pelayanan?

3. Apakah manajemen pengetahuan dan program pelatihan berpengaruh

(25)

8

C. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis ada atau tidaknya pengaruh dari

manajemen pengetahuan dan program pelatihan terhadap kualitas

pelayanan pada PT.PLN (Persero) P3BJB APP Durikosambi basecame

Cikupa.

D. Manfaat penelitian

1. Kontribusi Teoritis

a. Bagi Penulis

Guna meningkatkan pemahaman dan menambah

pengetahuan tentang ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia,

serta pengalaman dalam bidang manajemen pengetahuan , program

pelatihan dan kualitas pelayanan.

b. Bagi akademis

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan

perbandingan untuk melakukan penelitian sejenis dalam rangka

mendapatkan hasil yang lebih baik dimasa yang akan datang, dan guna

(26)

9

2. Kontribusi Praktis

a. Bagi Instansi

Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi pimpinan

dalam merumuskan keijakan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan pada PT. PLN ( Persero ) P3BJB APP Durikosambi

basecame Cikupa.

b. Bagi pemerintah

Dapat dijadikan salah satu acuan pemerintah dalam

menentukan kebijakan tentang upaya peningkatan kualitas pelayanan

(27)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ulasan Teoretik

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Pengertian manajemen sumber daya manusia

Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti

mengelola, menata, mengurus, melakukan dan mengendalikan

(Ardana, 2012:4). Menurut Stoner dalam Fahmi (2012:2) manajemen

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan

pengendalian upaya anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu bidang

manajemen yang mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam

organisasi atau perusahaan (Ardana, 2012:3). Adapun menurut Handoko

(2012:4) menyatakan manajemen sumber daya manusia adalah

penarikan, seleksi pengembangan pemeliharaan, dan penggunaan

sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu

maupun organisasi.

Berdasarkan uraian diatas penulis menarik kesimpulan bahwa

manajemen sumber daya manusia adalah penggabungan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian sumber daya manusia

guna mencapai efektivitas dan evisiensi dalam pencapaian tujuan

(28)

11

a. Fungsi manajemen sumber daya manusia

Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi

perusahaan terutama bagi perusahaan jasa dalam mengelola ,

mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

secara produktif untuk mewujudkan kualitas pelayanan yang baik dan

tercapainya tujuan perusahaan. Menurut mangkunegara (2013:3)

terdapat enam fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yaitu

sebagai berikut, 1) pengadaan tenaga kerja, 2) pengembangan tenaga

kerja, 3) pemberian balas jasa, 4) integrasi, 5) pemeliharaan tenaga

kerja, 6) pemisah tenaga kerja,

Untuk mewujudkan kualitas pelayanan yang baik maka

diperlukan pula sumber daya manusia yang berkualitas pula. Untuk

mendapatkan sumber daya yang berkualitas perusahaan perlu

mengadakan pengembangan tenaga kerja yang dapat dilakukan dengan

memberikan pelatihan kepada pegawai. Pelatihan diberikan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai. Dalam penelitia

yang dilakuakn oleh Faraditha (2013) yang menemukan bahwa program

pelatihan berpengaruh sacara signifikan terhadap kualitas karyawan.

Pengetahuan juga merupakan hal yang sangat penting dalam

pengembangan tenaga kerja yang dilakukan perusahaan. Dimana

untuk menciptakan kualitas pelayanan yang baik diperlukan sumber

daya manusia yang bepengetahuan luas. Pengetahuan merupakan

(29)

12

dilindungi. Oleh karena itu manajemen pengetahuan juga diperlukan

perusahaan dalam tercapainya tujuan perusahaan.

Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) dalam Handoko, et al.

(2014:268) mendefinisikan manajemen pengetahuan sebagai sebuah

proses penerapan pendekatan yang sistematis untuk menangkap,

mengelola, dan menyebarkan/ membagi pengetahuan kepada seluruh

anggota organisasi dengan tujuan meningkatkan kecepatan kerja,

menerapkan praktik terbaik, dan mengurangi biaya yang tidak efisien.

Berikut ini akan dipaparkan tentang teori yang menjelaskan kaitan

antara pengetahuan dan sumber daya :

1) Teori berbasis sumber daya

Sumber daya perusahaan terdiri dari “semua asset,

kemampuan, proses organisasi, atribut perusahaan, informasi,

pengetahuan dan lain lain yang dikendalikan oleh suatu

perusahaan yang memungkinkannya memahami dan menerapkan

strategi yang meningkatkan efesiensi dan efektifitas” (Barney,

1991:101) dalam Handoko,et al. (2014:266). Umumnya, sumber

daya organisasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu berwujud dan

tidak berwujud (Barney, 1991, Grant,1991, Collils dan

Montgomery, 1995; Haanes dan Lewendahl,1997) dalam

Handoko, et al. (2014:266). Sumber daya berwujud terdiri dari

asset keuangan (uang suatu perusahaan),asset fisik, asset teknologi

(30)

13

umumnnya berupa asset manusia (pengalaman, pengetahuan,

keterampilan), inovasi dan kreatifitas (kemampuan teknis dan

ilmiah) serta reputasi.

Teori berbasis sumber daya perusahaan merupakan

kumpulan dari beragam asset fisik, non fisisk, dan kemampuan

(Collils dan Montgomerry, 1995) dalam Handoko, et al.

(2014:267). Teori berbasis sumber daya menekankan bahwa

pengetahuan adalah sumber daya utama yang sifatnya tidak

berwujud, yang mendorong keunggulan kompetitive dan kinerja

perusahaan (Barney, 1991; Collils dan Montgomerry, 1995) dalam

Handoko, et al. (2014:267).

2) Teori berbasis pengetahuan

Teori berbasis pengetahuan didasarkan pada teori berbasis

sumber daya . Teori ini memandang perusahaan atau organisasi

seagai entitas pencipta pengetahuan (knowledge creating entities),

(Grant, 1996) dalam Handoko, et al. (2014:267) . Menurut teori ini

, pengetahuan di anggap sebagai sumber daya stategis organisasi

yang paling signifikan (Nonaka, 1994; Kogut dan Zander, 1992;

Grant, 1996; Spender dan Grant, 1996) dalam Handoko, et al.

(2014:267). Lebih lanjut ,teori ini menekankanperan perusahaan

dalam mengakuisisi dan menciptakan pengetahuan bagi

(31)

14

Untuk memahami teori ini, Grant (1996:112) dalam

Handoko, et al. (2014:267) merumuskan dua asumsi yaitu 1)

penciptaan pengetahuan merupakan kegiatan individu dan 2) peran

utama perusahaan adalah dalam penerapan pengetahuan yang

dimilikinya dalam proses produksi barang dan jasa. Simon

menyatakan bahwa “ semua proses pembelajaran terjadi dalam

kepala tiap individu. Organisasi belajar melalui (a) anggotanya,

maupun (b) dengan merekrut anggota baru yang yang memiliki

pengetahuan yang sebelumnya tidak dimiliki organisasi” menurut

Simon, 1991:125 dalam Handoko, et al. (2014:267).

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan, baik teori

berbasis sumber daya dan teori berbasis pengetahuan menekankan

pentingnya keberadaan pengetahuan sebagai sumber daya

perusahaan dalam menunjang inovasi dan keberlangsungan hidup

perusahaan. Perusahaan tidak dapat mengembangkan dan

memproduksi produk komersial yang inovatif sebagai respons

proaktif terhadap lingkungan bisnis yang sangat kompetitif tanpa

memiliki akses pengetahuan yang komprehensif dan selalu terkini.

Perusahaan yang menggunakan pengetahuan sebagai asset strategis

dapat meningkatkan kesempatan mereka untuk bertahan hidup

(32)

15

2. Manajemen Pengetahuan

a. Pengertian manajemen pengetahuan

Menurut Laudon (2010:98), manajemen pengetahuan adalah

seperangkat proses bisnis yang dikembangkan dalam organisasi untuk

menciptakan, menyimpan, memindahkan, dan menerapkan

pengetahuan. Manajemen pengetahuan berfungsi untuk meningkatkan

kemampuan perusahaan dalam mempelajari lingkungan sekitar dan

menerapkan pengetahuan tersebut dalam proses bisnisnya.

Nonaka dan Takeuchi (1995) dalaam Handoko, et al.

(2014:268) mendefinisikan manajemen pengetahuan sebagai sebuah

proses penerapan pendekatan yang sistemats untuk menangkap,

mengelola, dan menyebarkan/ membagi pengetahuan kepada seluruh

anggota organisasi dengan tujuan meningkatkan kecepatan kerja,

menerapkan praktik terbaik, dan mengurangi biaya yang tidak efisien.

Sedangkan menurut Stankosky yang dikutip oleh Dalkir

(2011:5), manajemen pengetahuan terdiri dari memanfaatkan aset

intelektual untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Rigby yang

dikutip oleh Dalkir (2011:5), manajemen pengetahuan

mengembangkan sistem dan proses untuk memperoleh dan berbagi

aset intelektual. manajemen pengetahuan meningkatkan generasi

informasi yang berguna, ditindaklanjuti, bermakna dan berusaha untuk

meningkatkan baik individu dan team learning. di samping itu, dapat

(33)

16

beragam dan lokasi yang berbeda. Manajemen pengetahuan

menyatakan bahwa bisnis yang sukses adalah sebuah koleksi bukan

dari produk tetapi basis pengetahuan yang khas. Modal intelektual ini

adalah kunci yang akan memberikan keunggulan kompetitif bagi

perusahaan dengan sasaran pelanggan. manajemen pengetahuan

berusaha untuk mengakumulasi modal intelektual yang akan

menciptakan kompetensi inti yang unik dan mengakibatkan hasil yang

lebih unggul.

Dari beberapa teori tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

manajemen pengetahuan adalah sebagai sebuah gudang penyimpanan

virtual untuk informasi relevan dan sangat penting untuk tugas yang

dilakukan setiap harinya oleh suatu perusahaan. Sehingga pengetauan

mudah digunakan kapanpun diperlukan, oleh siapa saja yang sesuai

dengan tingkat otoritas dan kompetensinya, untuk menciptakan nilai

bisnis dan keunggulan dalam bersaing.

b. Jenis-Jenis pengetahuan

Menurut Polanyi yang dikutip oleh Dalkir (2011:9) ada dua

jenis pengetahuan yaitu:

1) Tacit knowledge

Suatu bentuk pengetahuan yang sulit untuk diartikan dalam bentuk

kata, teks maupun gambar.

2) Explicit Knowledge

(34)

17

Tabel 2.1

Perbedaan tacit knowledge dan explicit knowledge

Tacit Knowledge Explicit Knowledge

Mampu untuk beradaptasi, mampu mengahadapi situasi baru dan luar biasa

Mampu untuk menyebarkan,

menggandakan, untuk mengakses dan menerapkan keseluruh organisasi Sistem pakar, know-how, know-why,

dan care-why

c. Keuntungan penerapan manajemen pengetahuan

Menurut Dalkir (2011:25) manajemen pengetahuan menyediakan

keuntungan-keuntungan sebagai berikut:

1) Individual

a) Membantu setiap individu dalam pekerjaannya untuk membuat

suatu keputusan serta pemecahan masalah.

b) Membangun ikatan komunitas dalam suatu organisasi.

c) Membantu setiap orang untuk tetap up to date.

d) Menyediakan kesempatan dan peluang untuk berkontribusi.

2) Komunitas

a) Membangun kemampuan-kemampuan profesional.

b) Meningkatkan proses belajar mengajar.

c) Memfasilitasi jaringan dengan baik dan berkolaborasi.

d) Mengembangkan kode etik profesi untuk dipatuhi para

(35)

18

3) Organisasi

a) Membantu dalam menjalankan strategi.

b) Membantu memecahkan masalah secara cepat.

c) Menjalankan praktek kerja terbaik.

d) Meningakatkan pengetahuan yang tertanam dalam produk dan

layanan.

e) Menciptakan ide dan meningkatkan inovasi serta peluang.

f) Memungkinkan organisasi untuk menjadi lebih baik dalam

menghadapi persaingan.

g) Membangun memori perusahaan.

d. Knowledge Management System (KMS)

Menurut Dalkir (2011:207), knowledge manajemen system

merupakan alat yang ditujukan untuk mendukung dan mengelola

seluruh pengetahuan dalam suatu organisasi sebagai aset intelektual

perusahaan. Karakteristik kunci dari knowledge manajemen system

adalah untuk:

1) Komunikasi antara berbagai pengguna.

2) Koordinasi pada aktivitas pengguna.

3) Kolaborasi berbagai kelompok pengguna dalam proses pembuatan,

modifikasi, dan menyebarkan produk-produk.

4) Mengkontrol pemrosesan untuk memastikan suatu integritas dan

berguna dalam melacak kemajuan proyek.

Sedangkan menurut Rainer (2011:147), knowledge manajemen

(36)

19

internet, intranet, ekstranet, dan tempat penyimpanan data secara

sistematisasi. KMS menyediakan dukungan dalam banyak fungsi

informasi, di antaranya adalah untuk:

1) Memperoleh, mengindeks, menangkap, mengarsip informasi.

2) Menemukan dan mengakses.

3) Menggabungkan, menyusun dan memodifikasi.

4) Penelusuran.

e. Elemen dalam manajemen pengetahuan

Ada tiga elemen penting yang saling berkaitan dalam manajemen

pengetahuan menurut Alvin Soleh (2011:30) yaitu:

1) People

Sebagai pelaku dari proses pengetahuan. Soud almahamid,

et al. (2010) manemukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan

dari pembelajaran karyawan,adaptabilitas karyawan dan kepuasan

kerja karyawan berpengaruh terhadap variable people.

2) Process

Memastikan bahwa knowledge management dibutuhkan

dalam proses bisnis. Sistem manajemen pengetahuan yang efektif

akan membuat karyawan secara cepat dan mudah menemukan data,

informasi, dan pengetahuan lainnya. Sehingga memungkinkan

mereka untuk menganalisis informasi secara mudah dan

berkolaborasi dengan karyawan lain serta pihak ketiga tanpa

dibatasi oleh lokasi dan perbedaan waktu. Dalam proses

(37)

20

mendukung adanya indikasi bahwa inovasi menjadi indicator

adanya proses penciptaan pengetahuan baru di organisasi. Nonaka

dan Takeuchi (1995) mengemukakan bahwa penciptaan

pengetahuan merupakan esensi dari inovasi :

‘’organizational knowledge creation is the key to the distinctive ways of japanes companies innovate.They are especially good at bringing about innovation continuously,incerementally, and spirally’’

3) Technology

Teknologi merupakan alat pendukung dari proses

pengetahuan. Teknologi informasi yang memfasilitasi proses

identifikasi,penciptaan,dan difusi pengetahuan diantara elemen

organisasi. Penggunaan teknologi yang tepat akan menentukan

keberhasilan manajemen pengetahuan. Peran penting teknologi

dalam sistem manajemen pengetahuan adalah memperluas

jangkauan dan menciptakan kecepatan transfer pengetahuan.

Semakin dengan berjalannya waktu teknologi yang

mendukung manajemen pengetahuan akan selalu berkembang

dalam bentuk sistem yang mempermudah proses penyebaran

knowledge.Salah satu teknologi yang paling mutakhir adalah

internet.

Berdasarkan pendekatan diatas maka batasan dari

(38)

21

Gambar 2.1

f. Tujuan manajemen pengetahuan

1) Penghematan waktu dan biaya.

Dengan adanya sumber pengetahuan yangterstruktur

dengan baik, maka perusahaan akan mudah untuk

menggunakanpengetahuan tersebut untuk konteks yang lainnya,

sehingga perusahaan akandapat menghemat waktu dan biaya.

2) Peningkatan aset pengetahuan.

Sumber pengetahuan akan memberikankemudahaan kepada

setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehinggaproses

pemanfaatan pengetahuan di lingkungan perusahaan akan

meningkat,yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan

terdorong lebih luas dansetiap karyawan dapat meningkatkan

kompetensinya.

m anusia

t eknologi proses

(39)

22

3) Kemampuan beradaptasi.

Perusahaan akan dapat dengan mudah beradaptasidengan

perubahan lingkungan bisnis yang terjadi.

4) Peningkatan produktfitas.

Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk

proses atau produk yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas

dari perusahaan akan meningkat.

g. Proses Manajemen Pengetahuan

Ada empat proses dalam knowledge management menurut

Gold, Malhotra, dan Segars., (2001); Mills dan Smith (2010). Empat

proses tersebut yaitu: akuisisi pengetahuan, konversi pengetahuan,

aplikasi pengetahuan, dan perlindungan pengetahuan.

a) Akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition)

Akuisisi pengetahuan adalah sebuah proses yang meliputi

kegiatan pengumpulan, aksesibilitas, dan penerapan dari pengetahuan

yang diperoleh (Zaied, Hussein, dan Hassan, 2012). Hal ini juga

mengacu pada bagaimana pengetahuan diperoleh dari berbagai sumber

eksternal dan internal (Zaied, 2012).

b) Konversi pengetahuan (knowledge conversion)

Pengetahuan yang ditangkap dari berbagai sumber (baik

internal maupun eksternal untuk bisnis) perlu diubah menjadi

pengetahuan organisasi untuk pemanfaatan efektif dalam bisnis (Lee

(40)

23

c) Aplikasi pengetahuan (knowledge application)

Melalui pemanfaatan pengetahuan dimana pengetahuan yang

diperoleh dapat berubah dari kemampuan potensial menjadi

kemampuan terealisasi dan dinamis yang mempengaruhi kinerja

organisasi (Cohen dan Levinthal, 1990; Zahra dan George, 2002).

Aplikasi pengetahuan adalah proses penggunaan aktual dari

pengetahuan (Gold, Malhotra, dan Segars, 2001:191).

d) Perlindungan pengetahuan (knowledge protection)

Perlindungan pengetahuan adalah proses pengamanan asset

pengetahuan dan menyimpannya dengan aman serta diakses hanya

oleh petugas yang berwenang (Zaied, Hussein, dan Hassan, 2012).

Melindungi pengetahuan dari penggunaan ilegal dan yang tidak

tepat sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk membangun

dan mempertahankan keunggulan kompetitif

3. Pelatihan

a. Pengertian pelatihan

Menurut Kaswan (2011:2), pelatihan adalah proses untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan sedangkan

Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara (2013:44) mengemukakan

bahwa pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang

mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana pegawai

(41)

24

dalam tujuan terbatas. Adapun menurut Rivai dan Sagala

(2010:211-212), yang mendefinisikan pelatihan sebagai bagian pendidikan yang

menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan

keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang

relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktik

daripada teori.

Menurut Sunyoto (2012:137), Pelatihan tenaga kerja adalah

setiap usaha untuk memperbaiki performa pekerja pada suatu

pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya atau satu

pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaan.

b. Tujuan dan manfaat pelatihan

Menurut Sunarto & Sahedy dalam Sunyoto (2012:140), tujuan

pelatihan adalah sebagai berikut:

1) Memperbaiki kinerja .

2) Memaksimalkan keahlian para karyawan

3) Mengurangi waktu belajar.

4) Memecahkan permasalahan operasional

5) Promosi karyawan

6) Orientasi karyawan terhadap organisasi

7) Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi

Menurut Sunarto & Sahedhy dalam Sunyoto (2012:140),

beberapa manfaat pelatihan karyawan, antara lain:

(42)

25

2) Meminimalkan waktu belajar karyawan.

3) Mewujudkan sikap loyalitas dan kerjasama yang lebih baik.

4) Melengkapi kebutuhan akan rencana sumber daya manusia.

5) Mengurangi tingkat dan pengeluaran kecelakaan kerja.

6) Meningkatkan pengembangan pribadi karyawan.

c. Dimensi dalam pelatihan

Adapun dimensi pelatihan menurut Mangkunegara (2013:44)

ialah sebagai berikut :

1) Instruktur

Instruktur adalah seorang pengajar yang cakap memberikan

bantuan yang sangat besar kepada suksesnya program pelatihan.

Instruktur menjelaskan secara keseluruhan tujuan dari pekerjaan

kepada peserta pelatihan kemudian menjelaskan tugas-tugas

khusus untuk melihat relevansi dari masing-masing pekerjaan dan

mengikuti prosedur kerja yang benar.

2) Peserta

Seorang peserta pelatihan hendaknya, dilatih untuk macam

pekerjaan yang disukainya dan cocok untuk pekerjaan. Baik itu

peserta manajerial maupun operasional.

3) Materi (Bahan)

Materi program pelatihan harus dapat memenuhi kebutuhan

organisasi dan peserta pelatihan. Materi pelatihan harus sesuai

(43)

26

4) Metode

Metode yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan jenis

materi dan disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang menjadi

kemampuan peserta.

5) Tujuan pelatihan

Tujuan pelatihan harus dapat memenuhi kebutuhan yang

diinginkan perusahaan serta dapat membentuk tingkah laku yang

diharapkan serta kondisi-kondisi bagaimana hal tersebut dapat dicapai.

Dan dapat meningkatkan keterampilan/skill, dan pengetahuan pegawai.

d. Analisis Kebutuhan Pelatihan (Training Needs Analysis)

Untuk menghindari terjadinya pemberian suatu pelatihan yang

tidak tepat yang akan berakibat pada penggunaan waktu dan uang

perusahan yang sia-sia maka perlu dilakukan identifikasi kebutuhan

pelatihan. Analisis kebutuhan pelatihan ini berguna sebagai pondasi

bagi keseluruhan upaya pelatihan. Analisis kebutuhan pelatihan ini

merupakan usaha-usaha yang sistematis untuk mengumpulkan

informasi pada permasalahan kinerja dalam organisasi dan untuk

mengoreksi kekurangan-kekurangan kinerja (performance

deficiencies). Goldstein dan Bukton dalam Mangkunegara (2011:46)

(44)

27

1) Analisis Organisasi

Menganalisis tujuan organisasi, sumber daya yang ada dan

lingkungan organisasi yang sesuai dengan realita. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara mengadakan survey mengenai sikap

pegawai terhadap kepuasan kerja, persepsi pegawai dan sikap

pegawai dalam administrasi. Disamping itu pula, dapat

menggunakan turnover, absensi, kartu pelatihan, daftar kemajuan

pegawai dan data perencanaan pegawai.

2) Analisis Pekerjaan dan Tugas

Merupakan dasar untuk mengembangkan program job-training.

Sebagaimana program training dimaksudkan untuk membantu

pegawai meningkatkan pengetahuan, skill dan sikap terhadap

suatu pekerjaan.

3) Analisis Karyawan

Analisis karyawan difokuskan pada identifikasi khusus kebutuhan

training bagi pegawai yang bekerja pada jobnya. Kebutuhan

training pegawai dapat dianalisis secara individu maupun

kelompok.

e. Metode Pelatihan

Table 2.2

Kaitan tujuan pelatihan dengan metode pelatihan

(45)

28

Orientasi kerja Kuliah, film-film, surat

selebaran

Keterampilan pekerjaan Demonstrasi

Keterampilan-keterampilan manusia

Diskusi kelompok dan

permainan peran

Keterampilan manajemen Diskusi kelompok dan studi-studi kasus

Pendidikan Kuliah,kerja, buku-buku, studi

di rumah

Sumber: Manajemen Sumber Daya Manusia (Sunyoto 2012: 143)

Menurut Dessler (2013:279), terdapat beberapa metode

dalam penyampaian pelatihan, antara lain sebagai berikut:

1) On-the-Job Training

On the Job Training merupakan metode yang digunakan

dimana seseorang dilatih untuk memperlajari pekerjaan atau

tugas-tugas dalam suatu organisasi dengan terjun langsung

melakukannya.

2) Magang

Magang merupakan suatu metode pelatihan yang terstruktur

dengan proses kombinasi antara pelajaran yang di dapat sekolah

dan praktek langsung di lingkungan kerja.

3) Belajar secara Informal

Belajar secara Informal merupakan suatu teknik

pembelajaran yang tanpa disusun atau tidak terstruktur tetapi

melalui diskusi langsung dengan rekan kerja dengan memanfaatkan

(46)

29

4) Job Instruction Training

Job Instruction Training merupakan suatu teknik pelatihan

dengan megurutkan setiap tugas pekerjaan dan poin-poin penting

untuk memberikan langkah-langkah pelatihan bagi karyawan.

5) Pengajaran

Pengajaran merupakan metode atau cara yang digunakan

dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan berupa informasi

yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan.

6) Pelajaran yang Terprogram

Pelajaran yang terprogram merupakan suatu teknik atau

metode pelatihan terstruktur secara sistematis untuk memberikan

ajaran tentang keterampilan pekerjaan dengan memberikan

pertanyaan atau fakta dan mengizinkan peserta dalam menanggapi

pertanyaan tersebut kemudian memberikan jawaban akurat.

7) Pelatihan dengan Peralatan Audiovisual

Pelatihan dengan peralatan audiovisual merupakan metode

pelatihan dengan menggunakan audiovisual seperti power point,

pemutaran film atau video, dan lain-lain dengan tujuan untuk

memberikan pemahaman tentang pekerjaan.

8) Pelatihan dengan Simulasi

Pelatihan dengan simulasi merupakan metode pelatihan

dimana karyawan dilatih dengan menggunakan peralatan khusus

(47)

30

9) Pelatihan berbasis komputer

Pelatihan berbasis computer atau Computer-Based Training

(CBT) merupakan metode pelatihan dengan menggunakan sistem

berbasis computer dengan tujuan agar karyawan atau peserta

pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.

10)Pelatihan Berbasis Internet

Pelatihan Berbasis Internet merupakan metode pelatihan

dengan memberikan pengajaran berupa materi pelatihan secara

online dan para karyawan atau peserta pelatihan dapat

mengaksesnya.

4. Kualitas pelayanan

a. Pengertian Kualitas pelayanan

Menurut Jusuf Suit dan Almasdi (2012:88) untuk melayani

pelanggan secara prima kita diwajibkan untuk memberikan layanan

yang pasti handal, cepat serta lengkap dengan tambahan empati dan

penampilan menarik. Definisi kualitas pelayanan/jasa menurut Lewis

& Booms dalam Tjiptono dan Chandra (2011:183) adalah ukuran

seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan

ekspetasi pelanggan. Tjiptono dalam Sunyoto (2012:236),berpendapat

bahwa kualitas atau mutu dalam industri jasa pelayanan adalah suatu

penyajian produk atau jasa sesuai ukuran yang berlaku ditempat

produk tersebut diadakan dan penyampaiannya setidaknya sama

dengan yang diinginkan dan diharapkan oleh konsumen.

(48)

31

kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,

proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Menurut Garvin yang dikutip Tjiptono (2012:143) menyatakan bahwa

terdapat lima perspektif mengenai kualitas, salah satunya yaitu bahwa

kualitas dilihat tergantung pada orang yang menilainya, sehingga

produk yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan

produk yang berkualitas paling tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa kualitas jasa/pelayanan merupakan

suatu penawaran yang diberikan kepada pelanggan yang dapat

memenuhi kebutuhan pelanggan serta mengimbangi harapan

pelanggan.

b. Dimensi Kualitas Pelayanan/Jasa (Service)

Kualitas suatu produk ataupun jasa perlu ditentukan melalui

dimensi – dimensinya. Berikut dimensi kualitas pelayanan/jasa

menurut Tjiptono (2014:282) yaitu terdapat lima dimensi kualitas

pelayanan utama yang disusun sesuai urutan tingkat kepentingan

relatifnya sebagai berikut :

1) Reliabilitas (Reliability), bahwa pada komponen ini, berkaitan

dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang

akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan

menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati dan

memuaskan.

2) Daya Tanggap (Responsiveness), berkenaan dengan kesediaan dan

(49)

32

merespon permintaan pelanggan, serta menginformasikan kapan

jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.

3) Jaminan (Assurance), mencakup pengetahuan dan keyakinan yang

meliputi perilaku para karyawan mampu menumbuhkan

kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan dapat

menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya.

4) Empati (Empathy), berarti bahwa dimana perusahaan memberikan

perhatian serta memahami masalah para pelanggan dan bertindak

bagi kepantingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal

kepada pelanggan.

5) Bukti Fisik (Tangibles), meliputi daya tarik fasilitas fisik,

perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.

c. Unsur-unsur kualitas pelayanan

Unsur-unsur kualitas pelayanan yang dikutip dalam Saleh

(2010:106) antara lain adalah sebagai berikut:

1) Penampilan. Personal dan fisik sebagaimana layanan kantor depan

(resepsionis) memerlukan persyaratan seperti berpenampilan

menarik, badan harus tegap/tidak cacat, tutur bahasa menarik,

familiar dalam berperilaku, penampilan penuh percaya diri.

2) Tepat Waktu dan Janji. Secara utuh dan prima petugas pelayanan

dalam menyampaikan perlu diperhitungkan janji yang disampaikan

kepada pelanggan bukan sebaliknya selalu ingkar janji. Demikian

juga waktu jika mengutarakan 2 hari selesai harus betul-betul dapat

(50)

33

3) Kesediaan Melayani. Sebagiamana fungsi dan wewenang harus

melayani kepada para pelanggan, konsekuensi logis petugas harus

benar-benar bersedia melayani kepada para pelanggan.

4) Pengetahuan dan Keahlian. Sebagai syarat untuk melayani dengan

baik, petugas harus mempunyai pengetahuan dan keahlian. Di sini

petugas pelayanan harus memiliki tingkat pendidikan tertentu dan

pelatihan tertentu yang diisyaratkan dalam jabatan serta memiliki

pengalaman yang luas dibidangnya.

5) Kesopanan dan Ramah Tamah. Masyarakat pengguna jasa

pelayanan itu sendiri dan lapisan masyarakat baik tingkat status

ekonomi dan social rendah maupun tinggi terdapat perbedaan

karakternya maka petugas pelayanan masyarakat dituntut adanya

keramahtamahan yang standar dalam melayani, sabar, tidak egois

dan santun dalam bertutur kepada pelanggan.

6) Kejujuran dan Kepercayaan. Pelayanan ini oleh pengguna jasa

dapat dipergunakan berbagai aspek, maka dalam

penyelenggaraannya harus transparan dari aspek kejujuran, jujur

dalam bentuk aturan, jujur dalam pembiayaan dan jujur dalam

penyelesaian waktunya. Dari aspek kejujuran ini petugas pelayanan

tersebut dapat dikategorikan sebagai pelayan yang dipercaya dari

segi sikapnya, dapat dipercaya dari tutur katanya, dapat

dipercayakan dalam menyelesaikan akhir pelayanan sehingga

(51)

34

d. Konsep Pelayanan Publik Dan Sanksi Hukum

1) Konsep Pelayanan Publik

Pelayanan publik pada dasarnya merupakan kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan

administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik.

Pengertian Penyelenggara Pelayanan Publik dan Pelaksana

Pelayanan Publik sangat jelas ditentukan dalam Undang Undang

Nomor 25 Tahun 2009. Penyelenggara pelayanan publik atau

Penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara negara,

korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan

undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik dan badan hukum lain

yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan.

Pelaksana pelayanan publik atau Pelaksana adalah pejabat,

pegawai, petugas dan setiap orang yang bekerja di dalam

Organisasi Penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan

atau serangkaian tindakan pelayanan publik.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 dimaksudkan untuk

memberikan kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat

(52)

35

mewujudkan:

a. batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,

kewajiban dan kewenangan seluruh pihak terkait dengan

penyelenggaraan pelayanan publik;

b. sistim penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai

dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;

c. terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan

peraturan perundang-undangan;

d. perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan publik.

Konsep pelayanan publik yang terdapat pada Undang Undang

Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik pada dasarnya

merupakan konsep universal yang berpedoman pada kepastian

hukum dengan menyelenggarakan pelayanan publik yang prima

dan sistimatis sehingga terwujudnya penyelenggaraan pelayanan

publik yang baik.

2) Standar Pelayanan Publik

Standar pelayanan menurut Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negra Nomor 63 Tahun 2003, sekurang

kurang nya meliputi:

a) Prosedur pelayanan, yang dilaakukan agi pemberi dan

penerima pelayanan termasuk pengaduan

b) Waktu penyelesaian, yang ditetapkan sejak saat pengajuan

(53)

36

termasuk pengaduan.

c) Biaya pelayanan, yang ditetapkan dalam pemberian proses

pelayanan .Biaya (termasuk rinciannya) ini ditetapkan

dengan memperhatikan tingkat kemampuan daya beli

masyarakat ,harga yang berlaku atas barang atau jasa ,serta

ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dengan

memperhatikan ketentuan peraturan perundang –undangan.

d) Produk pelayanan,yang akan diterima oleh layanan sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan.

e) Sarana dan prasarana,yang secara memadai perlu

disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik

f) Kompetensi pemberi tugas pelayanan ,yang hasrus

ditetapkan secara tepat berdasarkan pengetahuan,

keahlian,keterampilan,sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.

3) Sanksi Hukum Bagi Penyelenggara

Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan

Publik memberikan hak dan kesempatan yang seluas-luasnya

kepada masyarakat untuk menyampaikan atau melaporkan

pengaduan berkenaan dengan penyelenggaraan pelayanan publik,

dalam hal penyelenggara tidak melaksanakan kewajiban dan/atau

melanggar larangan atau pelaksana yang memberikan pelayanan

yang tidak sesuai standar pelayanan.

Pengaduan masyarakat tersebut pada pokoknya dapat

(54)

37

a) Penyelenggara, dalam hal ini atasan satuan kerja penyelenggara

atau pelaksana, atau pengawas internal penyelenggaraan

pelayanan publik.

b) Ombudsman, lembaga negara yang mempunyai kewenangan

mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik, baik yang

diselenggarakan antara lain oleh penyelenggara negara dan

pemerintah.

c) Pengadilan, dalam hal pelayanan yang diberikan menimbulkan

kerugian masyarakat di bidang tata usaha negara, dalam hal

terjadinya perbuatan melawan hukum atau diduga melakukan

tindak pidana dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Dari pengaduan masyarakat atas penyelenggaraan pelayanan

publik tersebut, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 mengatur

sanksi berupa teguran tertulis, penurunan gaji, penurunan pangkat,

pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas

permintaan sendiri serta pemberhentian tidak dengan hormat.

Sanksi pidana, perdata maupun tata usaha negara dapat

dikenakan pada penyelenggara atau pelaksana penyelengaraan

pelayanan publik dalam hal terjadinya perbuatan melawan hukum

keperdataan atau diduga melakukan tindak pidana serta

menimbulkan kerugian di bidang tata usaha negara dalam

penyelenggaraan pelayanan publik.

5. Hubungan keterkaitan antar variabel

(55)

38

Di kutip dalam saleh (2010:106) salah satu unsur dalam

kualitas pelayanan adalah pengetahuan dan keahlian . Sebagai syarat

untuk melayani dengan baik, petugas harus mempunyai pengetahuan

dan keahlian. Di sini petugas pelayanan harus memiliki tingkat

pendidikan tertentu dan pelatihan tertentu yang diisyaratkan dalam

jabatan serta memiliki pengalaman yang luas di bidangnya.Menurut

Kaswan (2011:2), pelatihan adalah proses untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan karyawan. Sehingga dapat dikatakan

bahwa untuk memberikan kualitas yang baik diperlukan keahlian yang

didapat dari program pelatihan.

b. Hubungan manajemen pengetahuan dengan kualitas pelayanan

Dikutip dalam Saleh (2010:106) salah satu unsur dalam

kualitas pelayanan adalah pengetahuan dan keahlian sehingga dapat

dikatakan bahwa pengetahuan merupakan hal yang sangat penting

dalam kualitas pelayanan.Dalam manajemen pengetahuan terdapat

sistem sebagai wadah dari asset pengetahuan. Dalam sistem

manajemen pengetahuan tersebuut juga dapat membantu dalam

peningkatan kualitas pelayanan karena dapat membantu dalam

berkomunikasi dengan pelanggan tapa dibatasi ruang dan waktu.

Dalam tobing (2007:p38) memnyebutkan bahwa salah satu manfaat

manajemen pengetahuan yaitu meningkatkan kualitas dalam

penanganan pelanggan.

(56)

39

Dalam manajemen pengetahuan akan menciptakan suatu

sistem teknologi yang digunakan sebagai wadahpengetahuan.dalam

sistem tersebut perlu dilakukan pelatihan pada penggunanya. Seperti

yang dikatakan oleh Desler (2013:279) metode pelatihan

diantaranya yaitu pelatihan berbasis computer dan internet,sehingga

dapat dikatakan bahwa dalam maajemen pengetahuan juga

diperlukan pelatihan sehingga adanya keterkaitan antara manajemen

pengetahuan dan program pelatihan.

B. Penelitian Terdahulu

Table 2.3

No Peneliti/Tahun Judul penelitian

persamaan Perbedaan Hasil penelitian

(57)
(58)
(59)

42

C. Kerangka Berfikir

PT.PLN (Persero) P3BJB APP

Durikosambi basecamp Cikupa

Populasi ( 100 orang )

Program Pelat ihan (X2)

Convinience sampling (50 orang)

Kualit as Pelayanan (Y) M anajem en Penget ahuan

(X1)

Hasil dan pembahasan Metode penelitian

1. Uji analisis data 2. Uji asumsi klasik 3. Uji hipotesis 4. Analisis regresi

berganda

5. Koeisien determinasi

(60)

43

D. Hipotesis

a. H01 = Manajemen pengetahuan tidak berpengaruh terhadap

kualitas pelayanan

Ha1 = Manajemen pengetahuan berpengaruh terhadap kualitas

pelayanan

b. H02 = Program pelatihan tidak berpengaruh terhadap kualitas

pelayanan

Ha2 = Program pelatihan berpengaruh terhadap kualitas

pelayanan

c. H03 = Manajemen pengetahuan dan program pelatihan tidak

berpengaruh secara simultan terhadap kualitas pelayanan

Ha3 = Manajemen pengetahuan dan program pelatihan

(61)

44 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup penelitian manajemen sumber

daya manusia ,Penelitian ini menguji dua variabel yaitu variable independen dan

variabel dependen.variabel independen dalam penelitian ini adalah manajemen

pengetahuan dan program pelatihan , sedangkan variabel dependennya adalah

kualitas pelayanan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut

Kasiram (2008) dalam Wiratna (2014 : 39) penelitian kuantitatif adalah suatu

proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai

alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahuai.Penelitian ini

bersifat studi kasus. Penelitian ini dilakukan di PT.PLN (Persero) P3BJB APP

Durikosambi basecame Cikupa.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti supaya dapat dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2013:119).Populasi penelitian ini adalah responden yang bekerja

pada PT.PLN (Persero) P3BJB APP Durikosambi basecame Cikupa.yang

(62)

45

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2013: 120).Pengambilan sampel dilakukan secara

convenience sampling yaitu berarti unit sampel yang ditarik mudah di

hubungi ,tidak menyusahkan ,mudah untuk mengukur , dan bersifat

kooperatif. Sedangkan untuk ukuran sampel penelitian menurut Roscoe

dalam buku research methods for business (Sugiyono, 2013:133)

menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30

sampai 500 orang.Sampel yang di ambil dalam penelitian adalah sebanyak

50 orang responden yang merupakan pegawai pada perusahaan.Menurut

Umar (2005:53) untuk mengetahui ukuran sampel maka digunakan rumus

slovin dengan presentase kelonggaran sebesar 10% yaitu :

n= N 1 + Dimana :

n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

E : kelonggaran 10 %

(63)

46

C. Metode Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden.Data

responden sangat diperlukan untuk mengetahui tanggap responden mengenai

kualitas pelayanan yang dilihat dari manajemen pengetahuan dan program

pelatihan , dalam hal ini diperolah data secara langsung dengan :

a. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2013:188).

Dalam penelitian ini dilakukan wawancara tidak terstruktur

yaitu hanya pada garis garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan.(Sugiyono, 2013:191). Wawancara dilakukan dengan

asisten manajer pada PT.PLN (Persero) P3BJB APP Durikosambi

basecame Cikupa.

b. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dikakukan

dengan cara memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013:192).

Menurut Ghozali (2011:47) skala yang sering dipakai dalam

penyusunan kuesioner adalah skala likert, yaitu skala yang berisi lima

(64)

47

Tabel 3.1 Kriteria skala penilaian

Keterangan Bobot

Sangat setuju Diberi skor 5

Setuju Diberi skor 4

Ragu ragu Diberi skor 3 Tidak setuju Diberi skor 2 Sangat tidak setuju Diberi skor 1

2. Data sekunder

Data sekunder adalah teknik pengumpulan data secara tidak langsung,

baik berupa keterangan maupun literature yang berhubungan dengan

penelitian dan bersifat melengkapi atau mendukung data primer.Dalam hal

ini data sekunder yang digunakan yaitu berasal dari penelitian kepustakaan,

jurnal ilmiah, internet serta sumber sumber lainnya yang berkaitan dengan

obyek yang di teliti.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji kecukupan dan

kelayakan daya yang digunakan dalam penelitian. Kualitas data juga bertujuan

untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sebab berpengaruh pada

kualitas data.

1. Uji analisis data

a. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

(65)

48

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh

kuesioner tersebut. Jika r hitung lebih besar dari r table untuk degree

of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah sampel, maka hipotesis

tidak dapat ditolak atau valid (Ghozali , 2011:52-53).

b. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel.Suatu kuesioner

dikatakn reliable jika jawaban seseorangan terhadapap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011;47). Uji realibilitas di gunakan koefisien cronbach alpha (α) .Suatu variabel

dikatan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha lebih besar dari

0,70 (Nunnally dalam Ghozali, 2011:48).

2. Uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi

yang di buat dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik. Uji asumsi

klasik yang akan digunakan adlah Uji Autokorelasi,uji multikolineritas,uji

heteroskedastisitas,uji normalitas.

a. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).Jika terjadi

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan tacit knowledge dan explicit knowledge
Gambar 2.1
Table 2.2
Table 2.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Z bernilai 0,25 menunjukan bahwa kredit kepemilikan rumah sebesar Rp 65.000,- sebesar 0,25 menghasilkan standar deviasi dibawah rata-rata hitung dan berada disebelah kiri

Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. Seiring dengan pertumbuhan dan pola pergerakan lalu lintas, didapatkan bahwa pada kondisi tertentu khususnya pada saat jam

Jantung pada kadal berada lebih posterior dari thoraks dan lebih anterior dari hati, warnanya merah, dan terdiri atas empat ruang yang sekatnya kurang

Hasil analisis bahwa tidak terdapat perbedaan antara kinerja bidan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif berstrata Puri dengan belum Puri di Kabupaten Lumajang Tahun

Peraturan Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara Nomor 3 Tahun 2019 tentang Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik dan Dokumentasi di Lingkungan Komisi Aparatur

« Débauche » chapitre III des Récits de France traduit du japonais par Takeo Yamamoto III Il s’est soudain aperçu qu’il entendait, comme si elle retentissait dans son rêve, de

Our data show that the treatment with NAC as an antioxidant can reduce plasma ADMA level and the expression of protein VCAM-1 on endothelial cell dysfunction in diabetic rat

Paket Core System menangani proses pelayanan yang terkait langsung dengan layanan medis, sementara paket Support System menangani proses pendukung operasional pengelolaan