• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI IBU MENYUSUI DENGAN

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DUSUN XVI

SIDOMULYO DESA KLUMPANG KEBUN

KECAMATAN HAMPARAN PERAK

KABUPATEN DELI SERDANG

SRI MULIYANDARI

145102040

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

(2)
(3)
(4)

HUBUNGAN MOTIVASI IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DUSUN XVI SIDOMULYO DESA KLUMPANG KEBUN

KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELISERDANG TAHUN 2015

ABSTRAK

Sri Muliyandari

Latar belakang : di Negara berkembang, sekitar 10 juta bayi mengalami kematian, dan sekitar 60% dari kematian tersebut seharusnya dapat ditekan salah satunya adalah dengan menyusui. Penurunan prevalensi ASI eksklusif di Indonesia dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007. Dari studi pendahuluan pada 16 karyawati yang menyusui bayi disebuah perusahaan Indonesia hanya 5 orang yang memberikan ASI eksklusif. Hal ini dipengaruhi motivasi, dimana motivasi sangat berpengaruh dalam pemberian ASI eksklusif.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriftif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 47 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total populasi. Penelitian ini dilakukan di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.

Hasil : hasil uji statistik diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik dengan pemberian ASI eksklusif (nilai p=0.001). dan ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan pemberian ASI eksklusif (nilai p=0,009).

Kesimpulan : dari hasil penelitian dapat dilihat motivasi memiliki pengaruh terhadap tindakan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

(5)

NURSING MOTHERS WITH THE RELATIONSHIP OF MOTIVATION EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN VILLAGE KLUMPANG KEBUN DUSUN XVI SIDOMULYO HAMPARAN PERAK SUB DISTRICT DELI

SERDANG 2015

ABSTRACT

Sri Muliyandari

Background: in developing countries, about 10 million babies dying, and about 60% of these deaths could have pressed one of them is with breastfeeding. A decrease in the prevalence of exclusive breastfeeding in Indonesia from 40.2% in 1997 to 39.5% and 32% in 2003 and 2007. From the preliminary study in 16 infants who are breastfeeding employee at a company Indonesia only 5 people who exclusively breastfed. It is influenced by motivation, where the motivation is very influential in exclusive breastfeeding.

Objective: to determine the relationship motivation nursing mothers with exclusive breastfeeding.

Methodology: This study uses descriptive correlation design with cross sectional approach. The number of samples in this study were 47 respondents. Sampling is done by using the total population. This research was conducted in the village of Dusun XVI Sidomulyo Klumpang Kebun Hamparan Perak District of Deli Serdang regency.

Results: Statistical test results showed that no significant relationship between intrinsic motivation with exclusive breastfeeding (p = 0.001). and there is a significant correlation between extrinsic motivation with exclusive breastfeeding (p = 0.009).

Conclusion: The results of the study can be seen motivations have an influence on the actions of breastfeeding mothers in exclusive breastfeeding to their babies.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul

“Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang Tahun

2015”.

Peneliti menyadari bahwa Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari isi

maupun susunan bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah penelitian ini yaitu:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program D-IV

Bidan Pendidik Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Febrina Oktavinola Kaban, SST. M. Keb selaku dosen pembimbing

dalam penyusunan proposal yang telah membimbing hingga Proposal ini

selesai.

4. DR.dr. Juliandi, MA selaku penguji.

5. Ibu Evi Karota, SKp, MNS selaku penguji.

6. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Sekretaris

Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas

(7)

7. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Uiversitas Sumatera Utara.

8. Rasa hormat dan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta bapak Edi

Yusno, Ibu Sukartik yang telah membesarkan dan mendidik peneliti

dengan kasih sayang.

9. Teman – teman D-IV Bidan Pendidik dan semua pihak yang telah mendukung peneliti dalam menyelesaikan Penelitian ini.

Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan,

semoga mendapat limpahan anugrah dari Allah SWT.

Medan, juli 2015

(8)

DAFTAR ISI

2. Bagi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU... 5

3. Bagi Peneliti ………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi ... 6

1. Defenisi Motivasi ... 6

2. Jenis-jenis Motivasi... 6

3. Tujuan Motivasi…... 7

4. Fungsi Motivasi... 8

B. ASI Eksklusif... 8

1. Pengertian ASI Eksklusif... 8

2. Manfaat ASI Eksklusif... 9

3. Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif…... 14

4. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui... 15

5. Mewujudkan setiap bayi mendapat ASI dan memampukan setiap Ibu menyusui bayinya... 16

6. Keterampilan Menyusui... 17

7. Lama Menyusui... 19

8. Tanda Bayi Cukup ASI... ... 20

9. Masalah yang sering timbul saat masa laktasi... 21

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 25

B. Hipotesis ... 25

(9)

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel... 27

C. Tempat Penelitian ... 28

D. Waktu Penelitian ... 28

E. Etika Penelitian ... 28

F. Alat Pengumpul Data ... 29

G. Uji Validitas dan Realibilitas ... 30

H. Prosedur Pengumpulan Data... 31

I. Pengolahan dan Analisa Data ... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... . 34

1. Analisis Univariat ... . 34

2. Analisa Bivariat ... . 40

B.Pembahasan ... . 41

1. Interprestasi dan diskusi hasil ... . 41

2. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan bidan ... . 44

BAB VI KESIMPULAN DAN HASIL A.Kesimpulan ... . 45

B.Saran Desain Penelitian ... . 45

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan komposisi antara kolostrum, ASI transisi, dan ASI

matur...11 Tabel 3.1 Defenisi Operasional...26

Tabel 4.1 Waktu Penelitan...28

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Responden di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatn Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang tahun 2015...35

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Motivasi Intrinsik Ibu Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015...36

Tabel 5.2.1Distribusi Frekuensi Responden Menurut Motivasi Intrinsik Ibu Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015...37

Tabel 5.2.2Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Motivasi Ekstrinsik Ibu Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015...38

Tabel 5.2.3Distribusi Frekuensi Responden Menurut Motivasi Ekstrinsik Ibu Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015...39

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden menurut Pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan

Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun

2015...39

Tabel 5.4.1 Hubungan Motivasi Intrinsik Ibu Menyusui Dengan Pemberia ASI Ekslusif...40

(11)

DAFTAR SKEMA

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra

Utara

Lampiran 6 : Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 7 : Master Data Penelitian

Lampiran 8 : Hasil Output Data Penelitian

(13)

HUBUNGAN MOTIVASI IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DUSUN XVI SIDOMULYO DESA KLUMPANG KEBUN

KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELISERDANG TAHUN 2015

ABSTRAK

Sri Muliyandari

Latar belakang : di Negara berkembang, sekitar 10 juta bayi mengalami kematian, dan sekitar 60% dari kematian tersebut seharusnya dapat ditekan salah satunya adalah dengan menyusui. Penurunan prevalensi ASI eksklusif di Indonesia dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007. Dari studi pendahuluan pada 16 karyawati yang menyusui bayi disebuah perusahaan Indonesia hanya 5 orang yang memberikan ASI eksklusif. Hal ini dipengaruhi motivasi, dimana motivasi sangat berpengaruh dalam pemberian ASI eksklusif.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriftif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 47 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total populasi. Penelitian ini dilakukan di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.

Hasil : hasil uji statistik diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik dengan pemberian ASI eksklusif (nilai p=0.001). dan ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan pemberian ASI eksklusif (nilai p=0,009).

Kesimpulan : dari hasil penelitian dapat dilihat motivasi memiliki pengaruh terhadap tindakan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

(14)

NURSING MOTHERS WITH THE RELATIONSHIP OF MOTIVATION EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN VILLAGE KLUMPANG KEBUN DUSUN XVI SIDOMULYO HAMPARAN PERAK SUB DISTRICT DELI

SERDANG 2015

ABSTRACT

Sri Muliyandari

Background: in developing countries, about 10 million babies dying, and about 60% of these deaths could have pressed one of them is with breastfeeding. A decrease in the prevalence of exclusive breastfeeding in Indonesia from 40.2% in 1997 to 39.5% and 32% in 2003 and 2007. From the preliminary study in 16 infants who are breastfeeding employee at a company Indonesia only 5 people who exclusively breastfed. It is influenced by motivation, where the motivation is very influential in exclusive breastfeeding.

Objective: to determine the relationship motivation nursing mothers with exclusive breastfeeding.

Methodology: This study uses descriptive correlation design with cross sectional approach. The number of samples in this study were 47 respondents. Sampling is done by using the total population. This research was conducted in the village of Dusun XVI Sidomulyo Klumpang Kebun Hamparan Perak District of Deli Serdang regency.

Results: Statistical test results showed that no significant relationship between intrinsic motivation with exclusive breastfeeding (p = 0.001). and there is a significant correlation between extrinsic motivation with exclusive breastfeeding (p = 0.009).

Conclusion: The results of the study can be seen motivations have an influence on the actions of breastfeeding mothers in exclusive breastfeeding to their babies.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena

mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan secara enam bulan pertama

kehidupan bayi. Namun ada kalanya seseorang ibu mengalami masalah dalam

pemberian ASI (Saleha 2009). ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,

laktose, dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu,

sebagai makanan utama bayi. Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini

berdasarkan stadium laktasi (Utami 2005). ASI mengandung lebih dari 200

unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor

pertumbuhan, hormone, enzyme, zat kekebalan, dan sel darah putih (Wulandari &

Handayani, 2011).

ASI adalah makanan yang bernutrisi tinggi, yang mudah untuk dicerna,

ASI memiliki kandungan yang dapat membantu penyerapan nutrisi. Pada

bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi paling rentan, ASI Ekslusif membantu

melindungi bayi dari diare, sudden infant death syndrome(SIDS)-sindrom kematian

tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan infeksi lain yang biasa terjadi. Riset medis

mengatakan bahwa ASI ekslusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6

bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Pada tahun 2001 WHO dan

UNICEF menyatakan bahwa pemberian ASI ekslusif diberikan mulai bayi bayi baru

lahir sampai umur 6 bulan. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI

ekslusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi (Nurjanah, Maemunah, &

(16)

Menurut WHO (2005) Di Negara berkembang, sekitar 10 juta bayi

mengalami kematian, dan sekitar 60% dari kematian tersebut seharusnya dapat di

tekan salah satunya adalah dengan menyusui, karena Air Susu Ibu (ASI) sudah

terbukti dapat meningkatkan status kesehatan bayi sehingga 1,3 juta bayi dapat

diselamatkan. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nation

Children Found (UNICEF) dan Wor ld Health Organization (WHO)

merekomendasikn agar anak sebaiknya disusui hanya ASI selama paling sedikit 6

bulan. Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan, dan

pemberian ASI seharusnya di lanjutkan sampai umur dua tahun (Agam, Syam, &

Citrakesumasari, 2013).

Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat pemberian Air Susu Ibu

( ASI) ekslusif dalam hal menurunkan mortalitas bayi, menurunkan morbiditas bayi,

dan mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan anak,

dan membantu memperpanjang jarak kehamilan bagi ibu. Di Indonesia, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia melalui program perbaikan gizi. Masyarakat telah

menargetkan cakupan ASI ekslusif 6 bulan sebesar 80%. Namun demikian angka ini

sangat sulit dicapai bahkan tren prevalensi ASI ekslusif terus menurun. Data Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan terjadinya

penurunan prevalensi ASI ekslusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan

32% pada tahun 2003 dan 2007. Walaupun defenisi ASI ekslusif yang di gunakan

berbeda-beda, ada defenisi yang ketat dan ada pula yang longgar, namun cakupan

ASI ekslusif yang didapatkan tidak pernah tinggi. Prevalensi ASI ekslusif menurut

data SDKI hanya 32%, menurut penelitian Mercy Corp sebesar 7,4% (ASI

predominan pada bayi usia 0-5 bulan) dan 28,9% (ASI saja dalam 24 jam terakhir

(17)

9,2%. Survey yang dilakukan oleh Helen Keller International menyebutkan bahwa

rata-rata bayi di Indonesia hanya mendapatkan ASI ekslusif selama 1,7 bulan.

(Fikawati & Syafiq, 2010).

Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 persentase pola menyusui pada

bayi umur 0 bulan adalah 39,8% menyusui ekslusif, 5,1% menyusui predominan, dan

55,1% mennyusui pasial. Persentase menyusui ekslusif semakin menurun dengan

meningkatnya kelompok umur bayi. Pada bayi yang berumur 5 bulan menyusui

ekslusif hanya 15,3%, menyusui predominan 1,5%, dan menyusui parsial 83,2%

(Riskesdas, 2010).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2010), terhadap 92

responden diperoleh data bahwa sebanyak 81 orang (88,0%) memiliki keinginan

memberikan ASI ekslusif setelah melahirkan, sedangkan responden yang ragu-ragu 6

orang (6,5%), dan yang tidak ingin memberikan ASI secara ekslusif hanya sebanyak

5 orang (5,4%).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Lestari, Trisyani, dan

Widiasih pada tanggal 30 januari 2012 dengan manajer HRD PT. Dewhirst Men’s

Wear Indonesia, bentuk dukungan bagi ibu hamil yang diberikan oleh perusahan ini

berupa pemeriksaan kehamilan rutin, suplemen vitamin, pembentukan tim

Pendamping Minum Vitamin (PMV), pemeriksaan USG, pemeriksan Hb, imunisasi

TT, dan semua diberikan secara gratis, serta penyuluhan tentang antenatal care.

Sedangkan bentuk dukungan bagi ibu menyusui yang diberikan yaitu berupa dua

buah ruangan laktasi untuk memerah ASI selama ibu bekerja dan lemari es serta

(18)

mendapatkan predikat sebagai “perusahaan sayang bayi” dari Asosiasi Ibu Menyusui

Indonesia.

Meskipun dukungan yang diberikan sudah sangat besar, namun masih

banyak karyawati yang tidak memanfaatkannya secara optimal hal ini di kemukan

oleh manajer HRD PT. Dewhirst Men’s Wear Indonesia pada saat wawancara yang menyatakan jumlah kunjungan ke ruang laktasi hanya 6-10 orang per harinya pada

bulan maret 2012, sedangkan jumlah karyawati yang memiliki bayi usia 0-6 bulan

berjumlah 200 orang. Meskipun ada dukungan pemerintah dan perusahaan bagi ibu

menyusui namun belum tentu dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dipengaruhi

motivasi, di mana motivasi sangat berpengaruh dalam memberikan ASI eksklusif.

Dari studi pendahuluan kepada 16 karyawati menyusui hanya 5 orang

yang memberikan ASI eksklusif, sisanya 11 orang memberikan ASI saja kurang dari

6 bulan, bahkan 1 orang tidak memberikan ASI eksklusif sama sekali melainkan

kombinasi ASI dengan susu formula (Lestari, Trisyani, & widiasih, 2012).

Survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Dusun XVI Sidomulyo, Desa

Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak pada 9 orang ibu menyusui bayi usia

di atas 6 bulan hanya 1 orang saja yang memberikan ASI secara eksklusif dan yang

lainnya memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berusia 6 bulan.

Berdasarkan data di atas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang

hubungan antara motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI ekslusif di Dusun

XVI Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun, Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten

Deli Serdang.

(19)

Berdasarkan uraian latar belakang, maka yang menjadi perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan motivasi ibu menyusui

dengan pemberian ASI ekslusif di Dusun XVI Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun,

Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI

ekslusif di Dusun XVI Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun, Kecamatan

Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui motivasi intrinsik ibu menyusui bayi di Dusun XVI

Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun, Kecamatan Hamparan Perak.

b. Untuk mengetahui motivasi ekstrinsik ibu menyusui bayi di Dusun XVI

Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun, Kecamatan Hamparan Perak

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan bagi kepala desa untuk merencanakan pengadaan

kerja sama dengan instansi terkait (instansi kesehatan) dalam rangka mensosialisakan

ASI ekslusif di Dusun XVI Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun, Kecamatan

Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

(20)

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah referensi kepustakaan pada

D-IV Bidan Pendidik yang berkaitan dengan ASI ekslusif.

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman dan wawasan pengetahuan bagi peneliti. Serta

meningkatkan minat dan bakat peneliti dalam melaksanakan penelitian dalam bidang

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Defenisi Motivasi

Motif atau motivasi berasal dari kata latin moreve yang berarti dorongan dari

dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak

terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want. Kebutuhan adalah suatu “potensi” dalam diri manusia yang perlu di tanggapi atau diproses (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Woodwort tahun 1955 suatu motive adalah suatu set yang dapat

membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku

tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu (Sanjaya, 2008).

Menurut George R. Terry, motivasi adalah keinginan yang terdapat pada

seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan

(Satrianegara & Saleha, 2009).

2. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Herijulianti, Indriani dan Artini (2001), ada 2 jenis motivasi yaitu:

a. Motivasi Intrinsik (datang dari dalam diri individu)

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu,

(22)

menunggu rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik merupakan dorongan

atau rangsangan yang bersifat konstan dan biasanya tidak mudah

dipengaruhi oleh lingkungan luar.

b. Motivasi Ekstrinsik (datang dari lingkungan)

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh adanya

rangsangan atau dorongan dari luar. Rangsangan tersebut bisa di

manifestasikan bermacam-macan sesuai dengan karakter, pendidikan,

latar belakang orang yang bersangkutan. Kelemahan dari motivasi ini

adalah harus senantiasa didukung oleh lingkungan, fasilitas, orang yang

mengawasi, sebab kesadaran dari dalam diri individu itu belum tumbuh.

3. Tujuan Motivasi

Menurut Taufik (2007), Secara umum tujuan motivasi adalah u ntuk

menggerakan seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan

sesuatusehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan. Setiap tindakan

motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai, maki jelas tujuan yang

diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan motivasi

itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas

dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan

memberikan motivasi pada seseorang harus mengenal dan memahami benar-benar

(23)

4. Fungsi Motivasi

Menurut Herijulianti, Indriani, dan Artini (2001), motivasi mempunyai tiga

fungsi yaitu :

a. Mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu, jadi motivasi disini

berfungsi sebagai penggerak disetiap kegiatan yang akan di kerjakannya.

b. Menentukan arah perbuatan, ke arah tujuan yang hendak dicapai.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus

dikerjakan guna mencapai tujuan.

B. ASI Eksklusif

1. Pengertian ASI Eksklusif

ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang

bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang di butuhkan dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal yang perlu

disayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai

pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program pemberian ASI eksklusif tidak

berlangsung secara optimal (Prasetyono, 2012).

Utami (2005) mengemukakan bahwa yang di maksud dengan ASI

eksklusif atau lebih tepat dikatakan sebagai “pemberian ASI secara eksklusif” saja,

tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan

tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur

nasi, dan tim (Suherni, Widyasih, & rahmawati, 2009).

Pada tahun 2001 WHO dan UNICEF mengatakan bahwa pemberian ASI

(24)

ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak

berlaku lagi dan setelah 6 bulan bayi baru lahir baru mulai diperkenalkan dengan

makanan padat. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih

dari 2 tahun (Nurjanah, Maemunah, & Badriah, 2013).

2. Manfaat ASI Eksklusif

Menyusui bayi mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga,

masyarakat, dan Negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah

dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan (Prasetyono, 2012).

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah

ASI yang diperoleh, termasuk energy dan zat gizi lainya yang terkandung di dalam

ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan

pertumbuhan sampai usia bayi 6 bulan. Setelah itu, ASI hanya berfungsi sebagai

sumber protein, vitamin, dan mineral utama untuk bayi yang mendapatkan makanan

tambahan (Maryunani, 2012).

Menurut Utami (2005) ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok,

antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan,

hormone, enzimm, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara

proposional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai

keseimbangan biokimia yang sangat tepat ini bagai suatu “simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi” sehingga tidak mungkin ditiru oleh manusia (Suherni, Widyasih, & Rahmawati, 2009).

Kolostrum adalah ASI pertama yang tersedia untuk bayi dan dapat memenuhi

(25)

hidup yang memakan bakteri. Kolostrum, seperti susu transisi atanu susu matang,

merupakan pembersih payudara yang terbaik dan juga mempercepat penyembuhan

karena anti-infeksinya (Henderson & jones, 2006).

Kolostrum adalah cairan yang keluar dari payudara ibu segera setelah

melahirkan dan berwarna kuning. Warna kuning menandakan kandungan carotenoid,

termasuk α-carotene, β-carotene, β-crytoxanthin, lutein, dan xeaxanthin. Kolostrum akan keluarselama 4-7 hari pertama, dimana terjadi peningkatan konsentrasi lemak

dan laktosa sementara konsentrasi mineral dan protein menurun (Nugroho, et al.

2014).

ASI transisi atau ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum

sampai dengan sebelum menjadi ASI yang matang. Pada ASI peralihan ini kadar

protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi.

Volumenya akan makin meningkat (Suherni, Widyasih, & Rahmawati, 2009).

Air susu matur merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10, dan

seterusnya, komposisi relative konstan (ada pula yang menyatakan bahwa komposisi

ASI relatif konstan baru mulai minggu ke-3 sampai minggu ke-5). Pada ibu yang

sehat dengan produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu -satunya yang

paling baik dan cukup untuk bayi sampai 6 bulan. Merupakan suatu cairan berwarna

putih kekuninng-kuningan yang diakibatkan warna dari garam Ca-caseinat,

riboflavin, dan karoten yang terdapat didalamnya (Nurjanah, Maemunah, & Badriah,

2013).

Perbedaan komposisi antara kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur.

(26)

Kandungan Kolostrum ASI transisi ASI matur

Energi (kgkal) 57,0 63,0 65,0

Laktosa (gr/100 ml) 6,5 6,7 7,0

Lemak (gr/100 ml)) 2,9 3,6 3,8

Protein (gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324

Mineral (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2

Immunoglobulin:

Ig A (gr/100 ml) 335,9 - 119,6

Ig G (gr/100 ml) 5,9 - 2,9

Ig M (gr/100 ml) 17,1 - 2,9

Lisosin (gr/100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5

Laktoferin 420-520 - 250-270

(Nugroho, et al. 2014).

Berikut merupakan manfaat ASI eksklusif :

a. Manfaat ASI untuk Bayi

Beberapa manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang

dapat diperoleh bayi:

1) ASI sebagai nutrisi yang terbaik

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI

adalah makanan yang paling sempurna, baik kualitas maupun

kuantitasnya karena ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal

dengan komposisi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan

pertumbuhan bayi. Produksi ASI seorang ibu akan cukup sebagai

(27)

2) ASI meningkatkan daya tubuh.

Bayi yang baru lahir secara alamiah telah mendapat zat kekebalan

alamiah melalui plasenta. Kadar zat tersebut akan cepat menurun

setelah kelehiran bayi dan lambat laun akan menjadi kesenjangan

daya tahan tubuh. Kesenjangan tersebut dapat diatasi dengan

pemberian ASI, karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang

dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus,

dan jamur. Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih

jarang sakit disbanding dengan bayi yang tidak mendapat ASI.

3) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan

Faktor penentu kecerdasan ada dua faktor yaitu faktor genetic dan

faktor lingkungan. Faktor genetik atau bawaan sangat menentukan

potensi genetic yang diturunkan oleh orang tua, faktor ini tidak dapat

dimanipulasi atau direkayasa. Faktor lingkungan merupakan faktor

yang yang menentukan tercapainya faktor genetic secara optimal.

Kebutuhan faktor lingkungan ini dapat dipenuhi dengan pemberian

ASI yang dimulai dengan pemberian ASI secara eksklusif dalam 6

bulan pertama kehidupan akan menjamin tercapainya pengenbangan

potensi kecerdasan anak secara optimal.

4) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang disusui akan merasakan kasih saying ibunya dan akan

(28)

emosi bayi untuk membentuk pribadi yang percaya diri dan memiliki

dasar spiritual yang baik (Nugroho, et al. 2014).

b. Manfaat ASI untuk Ibu

Menurut Arispurnomo (2009), di bawah ini adalah manfaat pemberian

ASI bagi bayi:

1) Hisapan bayi membantu rahim mengecil atau berkontraksi,

mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan

mengurangi resiko perdarahan.

2) Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa

kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing

kembali.

3) Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki risiko

lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara.

4) ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan

mensterilkan botol susu, dot, dsb.

5) ASI praktis karena ibu bisa jalan-jalan keluar rumah tanpa harus

membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula,

air panas, dsb.

6) ASI lebih murah karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan

perlengkapannysa.

7) ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum

(29)

8) Penelitian medi juga menujukan bahwa wanita yang menyusui

bayinya mendapan manfaat fisik dan manfaat emosional.

9) ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah

payudara. Bila gudang ASI kosong, ASI yang tidak dikeluarkan akan

diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah

basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum

menyusui (Nurjanah, Maemunah, & Badriah, 2013).

c. Manfaat ASI untuk Masyarakat dan Negara

Menurut Prasetyono (2012), ASI juga bermanfaat bagi masyarakat

dan Negara.

1) Menghemat devisa Negara lantaran tidak perlu mengimpor susu

formula dan peralatan lainnya.

2) Bayi sehat membuat Negara lebih sehat.

3) Penghematan pada sector kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit

hanya sedikit.

4) Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka

kematian.

5) Melindungi lingkungan lantaran tidak ada pohon yang digunakan

sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu, dan peralatannya.

6) ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus diproduksi.

(30)

Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama

6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan

hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI member semua energi dan gizi

(nutrisi) yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI

eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang

umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat

pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran (Maryunani, 2012).

Menurut Maryunani (2009) ada tujuh (7) langkah keberhasilan ASI Eksklusif

yaitu:

a. Mempersiapkan payudara bila diperlukan

b. Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui

c. Menciptakan dukungan keluarga, teman, dan lingkungan

d. Memilih rumah sakit “saying bayi”

e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI eksklusif

f. Mendatangi fasilitas konsultasi laktasi untuk persiapan apabila ibu menemui

kesulitan saat menyusui

g. Menciptakan sikap yang positif tentang ASI dan menyusui

4. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui

Setiap fasilitas yang menyediakan layanan maternitas dan asuhan bayi baru

lahir harus:

a. Memiliki kebijakan menyusui tertulis yang dikomunikasikan secara rutin

(31)

b. Melatih keterampilan yang diperlukan oleh semua staf perawatan kesehatan

untuk mengimplementasikan kebijakan menyusui.

c. Menginformasikan semua wanita hamil tentang manfaat dan penatalaksaan

menyusui.

d. Membantu ibu untuk mulai menyusui dalam setengah jam setelah

melahirkan.

e. Menujukan kepada ibu cara menyusui dan cara mempertahankan laktasi

bahkan jika mereka dipisahkan dari bayi mereka.

f. Hidari memberi bayi makanan aatau minuman selain ASI, kecuali jika

terdapat indikasi medis.

g. Mempraktikan rawat-gabung; memungkinkan ibu dan bayi tetap bersama

selama 24 jam per hari.

h. Dorong pemberian ASI sesuai kebutuhan.

i. Hindari Memberi dot artificial (yang juga disebut tiruan atau penenang)

kepada bayi yang disusui.

j. Bantu pembentukan kelompok pendukung menyusui dan rujuk ibu ke

kelompok tersebut sekembali ibu dari rumah sakit atau klinik (Alexander,

Roth, & Levy, 2007).

5. Mewujudkan setiap bayi mendapat ASI dan memampukan setiap Ibu

menyusui bayinya

Seorang ibu menyusui agar mampu dan berhasil melaksanakan pemberian

ASI seutuhnya. Seorang ibu memerlukan perlindungan, informasi dan bantuan yang

komprehensif sekaligus menghilangkan hambatan di lingkungan antara lain :

(32)

b. Komunikasi, informasi dan edukasi kepada semua lapisan masyarakat untuk

menumbuhkan “budaya ASI”, misalnya penyediaan sarana ruang menyusui di

pelayanan umum.

c. Keseluruhan system pelayanan kesehatan menerapkan 10 langkah menuju

keberhasilan menyusui atau menerapkan saying bayi.

d. Ibu mendapat konseling menyusui terutama bila menghadapi masalah.

e. Ibu yang bekerja mendapat perlindungan, kebijakan, sarana dan bantuan

untuk melaksanakan pemberian ASI yang optimal.

f. Ibu yang menderita HIV positif membutuhkan pengetahuan tentang

pemberian makanan bayi.

g. Ibu mendapat informasi atau konseling tentang manfaat pemberian ASI dan

cara menyusui yang benar.

h. Ibu tidak terpapar/terpengaruh oleh pemasaran PASI atau ibu harus dapat

menolak pemberian PASI.

i. Bila bayi-bayi berada dalam situasi darurat dibantu untuk tetap menyusui

(Lubis, 2010).

6. Keterampilan Menyusui

Menurut Roesli (2000), Menyusui merupakan cara pemberian makan yang

diberikan secara langsung oleh ibu kepada anaknya, namun seringkali ibu menyusui

kurang memehami dan kurang mendapat informasi, bahkan seringkali ibu-ibu

mendapatkan suatu informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif itu sendiri,

tentang bagaimana cara menyusui atau langkah-langkah menyusui yang benar

(33)

dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui secara eksklusif kepada bayinya

(Nugroho, et al. 2014).

Sebelum nenyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangan dengan

sabun sampai bersih. Sebelum menyusui bayi, kedua putting susu dibersihkan

dengan kapas yang telah direndam terlebih dahulu dengan air hangat. Waktu

menyusui bayi, sebaiknyaibu harus duduk. Bayi disuse secara bergantian dari susu

sebelah kiri, lalu keselah kanan sampai bayi merasa kenyang. Mulut bayi dan kedua

pipi bayi dibersihkan dengan kapas yang telah direndam dengan air hangat. Sebelum

ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa keluar.

Bila kedua payudara masih ada sisa ASI, Supaya dikeluarkan dengan alat pompa

susu (Proverawati & rahmawati, 2013).

Posisi saat menyusui hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan kenyamanan

ibu. Bila ibu masih merasa badan pegal-pegal setelah melahirkan dan belum terlalu

nyaman untuk duduk, maka menyusui dapat di lakukan dalam posisi berbaring. Bila

ibu telah mampu duduk dengan baik dan merasa nyaman melakukannya, maka

menyusui dapat dilakukan dengan duduk di kursi atau di tempat tidur (Nugroho, et

al. 2014).

Menurut Suherni, Widyasih, dan Rahmawati (2009), Berikut adalah cara

menyusui yang benar.

a. Mengeluarkan sedikit ASI dari putting susu, kemudian di oleskan pada

putting susu dan areola.

b. Ibu berada pada posisi rileks dan nyaman.

c. Jelaskan pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya.

(34)

1) Kepala dan badan bayi berada pada satu garis

2) Muka bayi harus menghadap ke payudara, sedangkan hidungnya kearah

puting susu.

3) Ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu.

4) Untuk BBL: ibu harus menopang badan bayi sebagian belakang,

disamping kepala dan bahu.

d. Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari di atas, sedangkan jari yang

lainnya menopang bagian bawah payudara, serta gunakan ibu jari untuk

membentuk puting susu sedemikian rupa sehingga mudah memasukannya ke

mulut bayi.

e. Berilah rangsangan ada bayi agar membuka mulut dengan

cara:menyentuhkan bibir bayi ke puting susu atau dengan cara menyentuh sisi

mulut bayi.

f. Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar.

g. Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakan bayi segera ke payudara dan

bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakan ke mulut bayi.

h. Arahkanlah bibir bawah bayi di bawah puting susu sehingga dagu bayi

menyetuh payudara.

i. Perhatikanlah selama menyusui.

Cici-ciri bayi menyusu dengan benar.

 Bayi tampak tenang

 Badan bayi menempel pada perut ibu.

 Dagu bayi menempel pada paydara.

 Mulut bayi terbuka cukup lebar.

(35)

 Areola yang kelihatan lebih luas di bagian atas daripada di bagian

bawah mulut bayi.

 Bayi ketika menghisap ASI cukup dalam menghisapnya, lembut dan

tidak berbunyi.

 Putting susu tidak merasa nyeri.

 Kepala dan badan bayi berada pada garis lurus.

 Kepala bayi tidak pada posisi tengadah.

7. Lama Menyusui

The American Academy of Pediatrics merekomendasikan ASI eksklusif

selama 6 bulanpertama dan selanjutnya minimal selama 1 tahun. WHO dan UNICEF

merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan, menyusui dalam 1 jam pertama

setelah melahirkan, menyusui setiap kali bayi mau, tidak menggunakan botol dan

dot. Menyusui sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah melahirkan, bayi dan

ibu yang melakukan proses menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan

memiliki keberhasilan yang lebih besar dari pada mereka yang menundanya. Bayi

baru lahir sebaiknya disusui setiap 2-3 jam sampai bayi merasa puas. Menyusui

minimal 5 menit pada masing-masing payudara pada hari pertama setelah melahirkan

dan semakin meningkat frekuensinya setiap hari sehingga dapat meningkatkan

produksi ASI optimal.waktu menyusui 20 menit pada masing-masing payudara

cukup untuk bayi. Tidak perlu membatasi waktu menyusui (Proverawati &

(36)

8. Tanda Bayi Cukup ASI

Menurut M. Djamil (2008, dalam Nurjanah, Maemunah, & Badriah, 2013)

terdapat beberapa cara untuk menilai kecukupan ASI yang diberikan ibu terhadap

bayinya sebagai berikut:

a. Setiap menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tidur.

b. Payudara terasa lunak dibandingkan sebelumnya.

c. Payudara dan putting tidak teasa terlalu nyeri.

d. Kulit bayi merona sehat dan pipinya kencang saat ibu mencubitnya.

e. Bayi lahir telah kembali setelah bayi berumur 2 minggu.

f. Kurva pertumbuhan/berat badan dalam KMS sesuai dengan seharusnya.

g. Setelah berumur beberapa hari, ibu akan perlu mengganti popoknya sekitar

6-12 kali sehari.

h. Setelah berumur beberapa hari, bayi akan buang air besar (BAB) setidaknya

dua kali sehari dengantinja yang berwarna kuning atau gelap dan mulai

berwana lebih cerah setelah hari kelima belas.

9. Masalah yang sering timbul saat masa laktasi

a. Menurut Maryuni (2009), berikut adalah masalah-masalah menyusui pada ibu

yang sering terjadi antara lain:

1) Stres

Ibu-ibu yang baru pertama kali mempunyai anak seringkali merasa

kurang percaya diri sehingga timbul stress. Masalah-masalah yang

(37)

 Ibu masih “takut” untuk memegang, menggendong maupun menyusui

bayinya

 Lingkungan keluarga terdekat seperti suami, orang tua, mertua atau

saudara yang tinggal serumah tidak member dukungan.

2) Putting susu datar atau terbenam

Untuk mengetahui apakah putting susu datar/terbenam yaitu dengan cara

menjepit areola antara ibu jari teluunjuk dibelakang putting susu. Bila

putting menonjol berarti putting tersebut normal, namun bila putting tidak

menonjol berarti putting susu datar/tebenam.untuk mengatasinya putting

bisa ditarik keluar secara teratur hingga putting akan sedikit menonjol dan

dapat diisapkan ke mulut bayi, putting akan lebih menonjol lagi.

3) Putting susu lecet/nyeri

Putting susu dapat mengalami lecet, retak atau terbentuk celah-celah.

Putting susu lecet ini sering terjadi saat minngu pertama setelah bayi

lahir, hal ini biasanya disebabkan karena kesalahan dalam teknik

menyusui, yaitu bayi hanya menyusu pada putting susu saja tidak sampai

areola. Cara mengatasinya:

 Oleskan putting susu dengan ASI setiap kali hendak dan setelah

menyusui.

 Pastikan teknik menyusui termasuk posisi menyusui yang baik dan

benar .

(38)

Payudara bengkak dapat terjadi karena hambatan aliran darah vena atau

saluran kelenjar getah bening akibat ASI terkumpul dalam payudara yang

terjadi karena produksi ASI yang berlebihan dan ASI tidak disusu dengan

adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang

mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Cara mengatasinya antara lain

yaitu:

 kompres payudara dengan air hangat .

 susukan bayi tanpa dijadwal sampai payudara terasa kosong.

 Susukan bayi lebih sering.

5) Saluran ASI tersumbat

Kelenjar Air Susu Ibu memiliki 15-10 saluran ASI. Satu atau lebih

saluran ini bisa twersumbat karena tekanan jari ibu saat menyusui, posisi

bayi, BH terlalu ketat, dan adanya komplikasi payudara bengkak yang

tidak segera teratasi. Cara menyatasinya:

 Susuilah bayi dengan posisi yang benar.

 Ubah-ubah posisi menyusui agar semua salurann ASI dikosongkan.

 Gunakan BH yang menunjang dan tidak terlalu ketat.

 Sebaiknya ibu lebih sering menyusui dari payudara yang tersumbat.

 Pijatlah daerah yang tersumbat kearah putting auau agar ASI bisa

keluar.

6) Mastitis/radang payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena menjadi

merah, bengkak, nyeri dan panas. Ibu bisa mengalami demam bahkan

(39)

setelah melahirkan akibat saluran susu tersumbat dan tidak segera diatasi.

Cara mengatasinya:

 Konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan terapi antibiotik dan

obat penghilang nyeri.

 Kompres dengan air hangat.

 Ibu cukup istirahat dan banyak minum.

 Ibu tdapat tetap menyusui bayinya.

7) Abses payudara

Abses payudara dapat terjadi akibat mastitis yang terlambat diobati. Ibu

tampak kesakitan, payudara merah mengkilap dan benjolan yang teraba

mengandung cairan berupa nanah. Cara mengatasinya:

 Jika susu terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan,

mungkin perlu tindakan bedah.

 Rujuk ibu ke dokter bedah untuk dilakukan insisi dan drainase

pus/nanah.

 Pemberian antibiotic dosis tinggi dan obat analgesik/antipiretik oleh

dokter.

 Ibu harus cukup istirahat.

b. Masalah menyusui pada bayi

1) Bayi sering menagis

Tangisan bayi dapat dijadikan sebagai cara berkomunikasi antara ibu dan

buah hati. Pada saat menangis, maka cari sumber penyebabnya. Dan yang

paling sering karena kurang ASI.

(40)

Bingung putting (Nipple Confusion) terjadi akibat pemberian susu

formula dalam botol yang berganti-ganti. Hal ini akibat mekanisme

menyusu pada puting susu ibu berbeda dengan mekanisme menyusu pada

botol. Menyusu pada ibu memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi,

langit-langit dan lidah. Sedangkan menyusu pada botol bersifat pasif, tergantung

pada faktor pemberi yaitu kemiringan botol atau tekanan ggravitasi susu,

besar lubang dan ketebalan karet dot.

3) Bayi dengan BBLR dan premature

Bayidengan berat badan lahir rendah, bayi premature maupun bayi kecil

mempunyai masalah menyusui karena reflex menghisapnya lemah. Oleh

karena itu, harus segera dilatih untuk menyusu. Bila bayi dirawat di

rumah sakit, harus lebih sering dijenguk, disentuh dengan kasih saying

(41)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka

teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Kerangka konsep penelian

adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap

konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari

masalah yang ingin diteliti, (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan masalah dan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, maka

kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1. Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternativ (Ha) yaitu ada

hubungan antara motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif. Pemberian ASI

Eksklusif Motivasi :

1. Motivasi Intrinsik

(42)

C. Defenisi Operasional

Tabel 3.1. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasional

Kuesioner Wwancara 1.Dilakukan 2.Tidak

dilakukan

(43)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan

Cross Sectional untuk mengetahui hubungan motivasi ibu menyusui dengan

pemberian ASI ekslusif di Dusun XVI Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun,

Kecamatan Hamparan Perak, Kaabupaten Deli Serdang.

B.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang

menyusui bayi usia lebih dari 6 bulan yang ada di Dusun XVI Sidomulyo,

Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

yang berjumlah 47 orang.

2. Sampel

a. Besar Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah total populasi yaitu seluruh populasi menjadi objek penelitian

sebanyak 47 orang.

b. Kriteria Sampel

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

(44)

(b) Ibu yang bersedia menjadi responden

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang

Kebun Kecamatan Hamparan Perak dengan alasan memenuhi sampel dan

mempunyai data yang memenuhi syarat data penelitian yang diperlukan sehingga

lebih memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data dan untuk mendukung

penulis dalam menyusun laporan Karya Tulis Ilmiah ini dan lokasi penelitian

dapat dijangkau oleh peneliti.

D. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015

Tabel 3.1. Waktu Penelitian

Pertimbangan etik yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain adalah:

1). Beneficience (menguntungkan responden) yaitu dengan tidak mencelakakan/

menyakiti responden (freedom from harm) dengan tidak memaksa dan menekan

(45)

merugikan responden dengan memberikan waktu yang tepat untuk responden

mengisi kuesioner (freedom from exploitation); 2). Respect from human

dignity(menghargai martabat manusia), yaitu hak untuk bebas menentukan

apakah calon responden akan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini atau tidak

(the right to self determination) dengan membuat informed consent sehingga

calon responden tidak merasa terpaksa untuk dijadikan responden dalam

penelitian ini, dan hak untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian (the

right to full disclosure) dengan memberitahukan calon responden maksud dan

tujuan penelitian ;3). Justice (keadilan), yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan

yang adil (the right to fair treatment) dengan memberikan kesempatan kepada

semua pasien untuk menjadi responden, dan menjaga kerahasiaan informasi yang

diberikan responden (the right to privacy), dimana pada kuesioner tidak

dicantumkan nama responden, namun hanya memberikan nomor responden.

F. Alat Pengumpulan data

Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah bentuk pertanyaan

tertutup (closed ended) dan pertanyaan terbuka. Kuesioner terdiri dari 16

pertanyaan tertutup dan 6 pertanyaan terbuka yang akan di simpulkan menjadi

satu pertanyaan. Pertanyaan dibuat berdasarkan variabel yang diukur yang

terdapat pada kerangka konsep penelitian. Bentuk kuesioner yang digunakan

yaitu dengan menggunakan skala guttman. Skala guttman merupakan skala

pengukuran yang besifat tegas dengan konsistensi jawaban berupa “Ya” dan “Tidak”, dengan inteprestasi penilaian apabila jawaban benar nilainya 1 dan

(46)

G. Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk menunjukan tingkat kevalidan

dan kesahihan instrument, yang mampu mengukur apa yang diinginkan,

sehingga dapat mengukur instrument secara benar. Uji validitas telah

dilakukan secara conten validity. Daftar kuesioner yang telah disusun

diajukan dan dikonsultasikan kepada ahli yaitu ibu Diah Lestari, SST, M.

Keb. Setelah melakukan beberapa kali perbaikan maka kuesioner dinyakatan

valid dan mampu mengukur variabel yang akan diukur dengan CVI (content

validity indeks) 0,96

2. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas dilakukan sebelum penelitian dan dilakukan pada ibu

menyusui yang ada di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun pada

bulan Februari 2015, dengan kriteria sampel yang sama dengan kriteria

sampel yang akan dijadikan reponden penelitian. Uji reliabilitas dilakukan

setelah dilakukan uji validitas dan didapatkan hasil dari pengujian validitas

data. Uji reliabilitas menggunakan komputerisasi dengan program SPSS, data

dikatakan reliable apabila diperoleh hasil cronbach alfa lebih dari 0,6 maka

dikatakan reliabel. Dan dari hasil uji reliabilitas diperoleh cronbach alfa

(47)

H. Prosedur Pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah mengajukan

permohonan pelaksanaan penelitian melalui bagian Pendidikan Fakultas

Keperawatan USU. Setelah mendapat surat izin, peneliti menyampaikan surat

izin penelitian ke Kepala Desa Klumpang Kebun. Setelah itu peneliti langsung

menuju ke Bidan Desa untuk mengumpulkan data melalui data yang sudah ada

pada Bidan Desa. Dengan kriteria responden yang diambil adalah ibu-ibu yang

menyusui bayi usia lebih dari 6 bulan.

Data yang digunakan peneliti yaitu data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner yang di sebarkan,

sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumentasi bidan desa.

Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara sebagai berikut:

1. Peneliti menyerahkan lembar kuesioner kepada responden denganterlebih

dahulu meminta persetujuan (informed concent) apakah bersedia untuk

dijadikan responden dengan menandatangani surat persetujuan penelitian

2. Selanjutnya peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner tersebut.

3. Agar pengumpulan data berjalan dengan cermat dan teliti peneliti mengawasi

dan mendampingi responden saat mengisi kuesioner.

4. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan, selanjutnya

peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih dahulu memeriksa

jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya sehingga dalam

(48)

I. Pengolahan dan Analisis data

1. Pengolahan data

Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu data harus diolah

dengan tujuan mengubah data menjadi informasi, maka peneliti melakukan

analisa data dan melalui beberapa langkah (Hidayat, 2011)

a. Editing

Adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau

dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau

setelah data terkumpul.

b. Coding

Merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang

terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan dan analisi data menggunakan computer.

c. Data entry

Adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master

tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi

sederhana.

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisis data dengan

melakukan pengukuran terhadap masing-masing responden, lalu ditampilkan

dengan tabel distribusi frekuensi. Metode statistik untuk analisa data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah statistik univariat dan bivariat. Pada

statistik univariat analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi

dan statistik bivariat analisa data dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan

(49)

2. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi

frekuensi baik dari variabel independen maupun variabel dependen. Tujuan

analisa ini adalah untuk mencari distribusi frekuensi dan presentase hasil dari

masing-masing varibel. Analisa dalam perhitungan ini menggunakan

komputerisasi.

b. Analisis Bivariat

Bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkorelasi. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan

hubungan variabel bebas dan variabel terikat melalui Uji Statistik Chi Square

(Sumantri, 2011).

Data ini digunakan untuk menguji hubungan motivasi ibu menyusui dengan

pemberian ASI eksklusif. Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian

data dilakukan dengan uji statistik chi-square yakni uji statistik untuk mengukur

hubungan motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif . Taraf

signifikan (α=0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis: jika data probabilitas

(50)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian mengenai hubunganmotivasi ibu menyusui dengan

pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun

Kecamatan Hamparan Perak telah dilaksanakan mulai Februari-Juni 2015

Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu

karakteristik responden, pemberian ASI Eksklusif, motivasi ibu menyusui dengan

pemberian ASI Eksklusif, dan hubungan motivasi ibu menyusui dengan pemberian

ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan

Hamparan Perak.

1. Karakteristik Responden

Penelitian ini berdasarkan karakteristik responden mencakup umur,

pendidikan terakhir, pekerjaan, dan paritas.

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 47 responden mayoritas

responden berumur 25-27tahun yaitu sebanyak 19 orang (40.4%), mayoritas

pendidikan SMA yaitu 26 orang (55,3%), mayoritas pekerjaan responden yaitu IRT

sebanyak 31 orang (66%) dan mayoritas paritas multigravida yaitu 24 orang

(51)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Responden

di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun KecamatanHamparan Perak Kabupaten Deliserdang tahun 2015 (n = 47)

(52)

2. Motivasi

a. Motivasi Intrinsik

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner penelitian terdapat 8

pertanyaan mengenai motivasi intrinsik. Data lengkap mengenai distribusi

jawaban responden pada pertanyaan motivasi intrinsik dapat dilihat pada tabel 5.2

di bawah ini.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Motivasi Intrinsik Ibu Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun KecamatanHamparan Perak Kabupaten Deliserdang Tahun

2015

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

f % f %

1. Ibu rasa memberikan ASI saja selama 6 bulan pertama bermanfaat bagi ibu

43 91 4 8,5

2 Ibu memberikan ASI Eksklusif karena ingin menghemat uang belanja

31 66 16 34

3 Ibu memberikan ASI karena tidak ingin repot menyiapkan botol susu, dot, dan sebagainya

22 46,8 25 53,2

4 Ibu berharap dapat terhidar dari resiko kanker payudara jika memberikan ASI

15 31,9 32 68,2

5 Ibu memberikan ASI atas kemauan sendiri 42 89,4 5 10,6

6 Ibu mengalami kesulitan pada saat memberikan ASI kepada bayi 10 21,3 37 78,7 7 Ibu memberikan ASI Karena sadar ASI sangat penting bagi bayi

ibu

41 87,2 6 12,8

8 Ibu teratur dalam memberikan ASI 3 6,4 44 93,6

Berdasarkan Tabel 5.2 distribusi jawaban responden tentang motivasi intrinsik

ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif mayoritas menjawab ‘benar’ adalah

pertanyaan nomor 1 ibu rasa memberikan ASI saja selama 6 bulan pertama

(53)

adalah pernyataan nomor 8 ibu teratur dalam memberikan ASI yaitu 44 orang

(93,6%)

Berdasarkan Tabel 5.2.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

(66%) mempunyai motivasi intrinsik yang rendah dengan pemberian ASI

Eksklusif .

Tabel 5.2.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Motivasi Intrinsik Ibu Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang

Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang Tahun 2015

Kategori f %

Tinggi

Rendah

16

31

34,0

66,0

Jumlah 47 100

b. Motivasi Ekstrinsik

Pada penelitian ini juga, dalam lembar kuesioner penelitian terdapat 8

pertanyaan mengenai motivasi ekstrinsik. Data lengkap mengenai distribusi

jawaban responden pada pertanyaan motivasi ekstrinsik dapat dilihat pada Tabel

(54)

Tabel 5.2.2

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Motivasi Ekstrinsik Ibu Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun KecamatanHamparan Perak Kabupaten Deliserdang Tahun

2015

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

f % f %

1. Suami memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi 16 34 31 66 2 Suami selalu mengingatkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif 3 6,4 44 93,6 3 Keluarga memberikan dorongan pada ibu agar memberikan ASI

eksklusif pada bayi

26 55,3 21 44,7

4 Anggota keluarga lain (saudara ibu) selalu mengingatkan untuk memberikan ASI eksklusif

3 6,4 44 93,6

5 Mengetahui teman memberikan ASI eksklusif, ibu terdorong untuk memberikan ASI eksklusif

39 83 8 17

6 Petugas kesehatan memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif

29 61,7 18 38,3

7 Petugas kesehatan menjelaskan manfaat ASI eksklusif 24 51,1 23 48,9 8 Petugas kesehatan pernah memberikan penyuluhan tentang ASI

eksklusif

6 12,8 41 87,2

Berdasarkan Tabel 5.2.2 distribusi jawaban responden tentang motivasi

ekstrinsik ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif mayoritas menjawab

‘benar’ adalah pertanyaan nomor 5 mengetahui teman memberikan ASI eksklusif,

ibu terdorong untuk pemberikan ASI eksklusif, yaitu 39 orang (83%) sedangkan

mayoritas jawaban ‘salah’ adalah pernyataan nomor 2 dan 4 suami selalu

mengingatkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan anggota keluarga lain

(saudara ibu) selalu mengingatkan untuk memberikan ASI eksklusif, yaitu

(55)

Berdasarkan Tabel 5.2.3 menunjukan bahwa sebagian besar responden

(80,9%) mempunyai motivasi ekstrinsik yang rendah dengan pemberian ASI

Eksklusif.

Tabel 5.2.3

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Motivasi Ekstrinsik Ibu Menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang

Kebun KecamatanHamparan Perak Kabupaten Deliserdang Tahun 2015

Kategori f %

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

(87,2%) tidak memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden menurut Pemberian ASI Eksklusif

di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun KecamatanHamparan Perak Kabupaten Deliserdang Tahun 2015

(56)

4. Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif

a. Hubungan Motivasi Intrinsik Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI

Eksklusif

Berdasarkan Tabel 5.4.1 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki

motivasi intrinsik tinggi dan memberikan ASI eksklusif berjumlah 6 orang responden

(37,5%) sedangkan responden memiliki motivasi intrinsik rendah yang tidak

memberikan ASI Eksklusif berjumlah 31 orang responden (100%). Dengan nilai

p=0,001 dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsic

dengan pemberian ASI eksklusif.

Tabel 5.4.1

Hubungan Motivasi Intrinsik Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Ekslusif

Motivasi

b. Hubungan Motivasi Ekstrinsik Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI

Eksklusif

Berdasarkan Tabel 5.4.2 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki

motivasi ekstrinsik tinggi dan memberikan ASI eksklusif beerjumlah 4 orang

responden (44,4%) sedangkan responden memiliki motivasi ekstrinsik rendah

yang tidak memberikan ASI Eksklusif berjumlah 36 orang responden (94,7%).

Dengan nilai p=0,009 dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara

(57)

Tabel 5.4.2

Hubungan Motivasi Ekstrinsik Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI

Ekslusif

1. Interpretasi dan diskusi hasil

a. Karakteristik Responden

Berdasarkan karakteristik ibu menyusui, sebagian besar responden

berumur 25-27 tahun, berpendidikan menengah atas, IRT, dan mayoritas ibu

adalah multigravida.

b. Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa dari 47 respondenhanya 6

responden (12,8%) yang memberikan ASI Eksklusif dan 41 responden (87,2%)

tidak memberikan ASI Eksklusif.

ASI eksklusif atau lebih tepat dikatakan sebagai “pemberian ASI secara eksklusif” saja, tanpa tambahan cairan lainseperti susu formula, jeruk

madu, air teh, air putih,dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,

papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan tim menurut Utami (2005),

pemberian ASI eksklusif mulai bayi baru lahir sampai umur 6 bulan, setelah 6

Gambar

Tabel 3.1. Waktu Penelitian
Tabel 5.1
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Menurut Motivasi Intrinsik Ibu
Tabel 5.2.1
+5

Referensi

Dokumen terkait

Laporan akhir ini dibuat untuk memenuihi syarat menyelesaikan program Pendidikan Diploma III pada jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi

Subjek penelitian yang dimaksud adalah seorang yang dijadikan sumber dalam memperoleh data penelitian. Dalam skripsi ini yang menjadi subjek adalah guru fiqh yang

Pertanyaan mendasarnya adalah, akankah atau tidak akankan kelompok gender dan pemuda yang selama ini tidak masuk dalam nomenklatur kepemimpinan tradisional di Minangkabau, juga

Sebagaimana tercantum dalam Revisi Renstra PTLR 2015-2019, untuk tahun anggaran 2018 Indikator Kinerja Kegiatan PTLR ditargetkan berupa 6 (enam) data riset pengembangan

When combinations of shape and scale parameters were formed with small values, image objects were obtained at fine sizes showing real spectral values of the land and

Saya, Hilna Khairunisa Shaliha, mahasiswi semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini tengah melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Indeks Masa

Ongoing complaints about problems in locales where the decimal fraction separator is a comma, which interferes with the separator specified for <coordinates>. Summary

Pertama dan yang paling utama saya panjatkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah meridhoi dan melimpahkan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis yang