• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

1 Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap

Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

Disusun Oleh: Edi Syahputra Maha

110904005

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : EDI SYAPUTRA MAHA NIM : 110904005

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Komunikasi (Reguler)

Judul : Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Safrin, M.si Dra. Fatma Wardy Lubis, MA

NIP: 196110011987011001 NIP: 196208281987012001

(3)

3 NIP: 19680525199203100

Prof. Dr. Baddaruddin, M.Si

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya

bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : EDI SYAHPUTRA MAHA NIM : 110904005

(4)

4 LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh,

Nama : EDI SYAHPUTRA MAHA

NIM : 110904005

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat

Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(5)

5

Ketua Penguji :

Penguji Utama :

Penguji :

Ditetapkan di : Medan, Sumatera Utara

Tanggal :

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur peneliti ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, serta tidak lupa pula Salawat dan Salam kepada Rasulullah SAW sebagai revolusioner sejati yang mana telah memberikan sinar kehidupan melalui Al-Quran dan Sunnah-Nya sebagai pedoman hidup bagi peneliti.

Penulisan skripsi ini berjudul Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap minat beli pelanggan, merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Sebagai umat manusia yang sesuai kodratnya, peneliti menyadari bahwa

pengetahuan, kemampuan serta kesempatan yang ada pada peneliti merupakan karunia dari Yang Maha Kuasa dan patut untuk dijaga. Oleh karena itu peneliti

(6)

6 ini. Keberhasilan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Baddaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

3. Pak Drs.Safrin. M.A. selaku dosen wali dan dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing peneliti selama pengerjaan skripsi ini.

4. Semua dosen Ilmu Komunikasi, Pak Suwardi Lubis, Bu Nurbani, Bu Mazda, Bu Dayana, Kak Emil, Bang Hendra, Bang Haris maupun dosen-dosen lain yang pernah membimbing peneliti dalam setiap mata kuliah.

5. Untuk kedua orang tuaku tercinta, Kasta Maha dan Nurlena. Br. Tarigan yang tak henti-hentinya memberi nasehat dan mendukung peneliti untuk selalu giat dalam mengejar cita-cita supaya kelak menjadi anak yang sukses dan berbakti kepada orang tua.

6. Untuk abang dan kakakku, Sapriyani br. Maha, Panca maha dan Tri Yanti Br maha yang sering bertengkar di rumah, tetap jadi abang dan kakaku yang baik dan kusayang.

7. Khusus buat Christine Regina Br Tarigan selaku motivator dan penyemangat peneliti agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, meskipun agak cuek, tapi sekali ngomong membuat penulis gak bisa berkata apa-apa dan harus melakukan apa yang diperintahkannya.

8. Buat mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah membantu dalam penelitian ini.

(7)

7 10. Buat kakak-kakak dan Abang-abang di Laboratorium Komunikasi,

khususnya Kak Puan, Kak Anim, Bang Alvin.

11. Buat abang-abang ganteng stambuk 2010 yang telah membantu penulis membuat SPSS. Bang Ridho, Bang Rahmat, dan bang Irfan Batu bara.

12. Buat guru-guru besar selama dikantor, mas Hadi Sucipto selaku manager corporate coommications Telkomsel Sumatera dan Bang Robby Suhendra Selaku SPV Corporate Communications Sumbagut, terima kasih atas

arahan dan nasihatnya untuk mengerjakan penelitian ini.

13. Buat kawan-kawan Stambuk 2011 yang tidak lupa memberi dukungan kepada peneliti, Yudha, Nabila, Rizki Ananda, Haris, Nurul, Beni, Khaidir, Ismi, Devi, Tetty, Nabilla, Tania, Noeg, Tomy, Bebeb, Yohan, Irend dan tim gila-gila lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu, penulis ucapkan terima kasih banyak.

Akhir kata peneliti memanjatkan doa dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kekuatan dan kemudahan yang telah diberikan dan peneliti berharap penelitian ini bermanfaat bagi seluruh pembaca serta berguna bagi yang membutuhkannya. Amin yaa rabbal alamin.

Peneliti

EDI SYAHPUTRA MAHA

ABSTRAK

(8)

8 LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU ). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori AIDDA ( Attention, Interest, Desire, Decision, Action ). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yang bertujuan mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Relasi Tata Genjang (Rank-Order) oleh Spearman yang didukung dengan mengunakan skala Guilford. Penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan dua langkah

teknik yaitu Accidental Sampling dan Purposive Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dari 9 jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik USU yang berjumlah 3676 orang.. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara, yakni Studi Kepustakaan dan Studi Lapangan. Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa “terdapat hubungan yang rendah tapi pasti berarti antara strategi iklan telkomsel 4G LTE terhadap minat beli pelanggan dikalangan mahasiswa dengan angka korelasi sebesar 0,373.

Kata kunci : Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE, Teori AIDDA, Mahasiswa FISIP USU.

(9)

9 This study, entitled Strategies Against Advertising Telkomsel 4G LTE Interests Buy Customer. (Studies on Strategies Advertising correlations Telkomsel 4G LTE to Buy Customer interest among students FISIP USU). The theory used in this research is the theory AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, Action). The method used in this research is correlational which aims to find the relationship between one variable with other variables. The data analysis technique used is the analysis of a single table, cross table analysis, and hypothesis testing through coefficient formula Relation Tata parallelograms (Rank-Order) by Spearman supported using the scale Guilford. Sampling in this study using a two-step technique that is accidental sampling and purposive sampling. The population in this study were students from nine departments in the Facultas Ilmu Social And Ilmu Policitic USU, amounting to 3676 people .. Data collection techniques used in this study in two ways, namely Library Studies and Field Studies. Based on the research results prove that "there is a low but definite relationship between advertising strategies telkomsel mean 4G LTE to customers buying interest among students with a correlation of 0.373 numbers.

(10)

10

(11)

11 2.1 Kerangka

Teoritis...10 2.1.1 Komunikasi

Pemasaran...10 2.1.2 STP (Segmentation, Targeting, Dan

Positioning)...13 2.1.3 Minat Beli dan Teori

AIDDA...16

(12)

12 3.1Metode

Penelitian...32 3.2Lokasi dan Waktu

Penelitian...38

3.4 Teknik Pengumpulan

Data...41

3.5 Teknik Analisis Data...42

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Pengumpulan

(13)

13 4.2.3

Coding...45

4.2.4 Inventarisasi Tabel...45

4.2.5 Menyediakan Keterangan Tabel...45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(14)

14

Tabel 2 Satmbuk Responden

Tabel 3 Jurusan Responden

Tabel 4 Uang Saku Per Bulan Responden

Tabel 5 Mengetahui Iklan Telkomsel 4G LTE

Tabel 6 Sering Melihat Iklan Telkomsel 4G LTE

Tabel 7 Berapa Melihat Iklan Telkomsel 4G LTE

Tabel 8 Iklan Telkomsel Mudah di Mengerti

Tabel 9 Iklan Telkomsel Mudah di Ingat

Tabel 10 Frekuensi Penayangan Iklan Telkomsel 4G LTE

Tabel 11 Pendapat dengan Iklan Telkomsel 4G LTE

Tabel 12 Memperhatikan Isi Pesan Telkomsel 4G LTE

Tabel 13 Mengerti Isi Pesan Iklan Telkomsel 4G LTE

Tabel 14 Keberadaan Iklan Telkomsel 4G LTE

Tabel 15 Waktu dan Penayangan Iklan Telkomsel 4G LTE

Tabel 16 Pendapat terhadap Aktor Iklan Telkomsel 4G LTE

Tabel 17 Ide Cerita Iklan Telkomsel 4G LTE

Tabel 18 Mengubah Perhatian Responden Terkait Iklan Telkomsel 4G LTE

Tabel 19 Tertarik terhadap Iklan Telkomsel 4G LTE

Tabel 20 Minat Beli terhadap Iklan Telkomsel 4G LTE

Tabel 21 Motivasi Menggunakan Telkomsel 4G LTE

Tabel 22 Memutuskan Menggunakan Telkomsel 4G LTE

Tabel 23 Membuat Keputusan Menggunakan Telkomsel 4G LTE

(15)

15 BIODATA PENULIS

Nama : Edi Syahputra Maha

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 11 Agustus 1993

Golongan Darah : B

Anak Ke : 4 dari 4 Bersaudara

Nama Orang Tua

1. Ayah : Kasta Maha

2. Ibu :Nurlena Br. Tarigan

Riwayat Pendidikan

1998-1999 : TK. LELY MEDAN

1999-2005 : SD Pahlawan Nasional Medan

2005-2008 : SD Pahlawan Nasional Medan

2008-2011 : SMA Prayatna Medan

Angkatan 2011 : Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera

(16)

8 LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU ). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori AIDDA ( Attention, Interest, Desire, Decision, Action ). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yang bertujuan mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Relasi Tata Genjang (Rank-Order) oleh Spearman yang didukung dengan mengunakan skala Guilford. Penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan dua langkah

teknik yaitu Accidental Sampling dan Purposive Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dari 9 jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik USU yang berjumlah 3676 orang.. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara, yakni Studi Kepustakaan dan Studi Lapangan. Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa “terdapat hubungan yang rendah tapi pasti berarti antara strategi iklan telkomsel 4G LTE terhadap minat beli pelanggan dikalangan mahasiswa dengan angka korelasi sebesar 0,373.

Kata kunci : Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE, Teori AIDDA, Mahasiswa FISIP USU.

(17)

9 This study, entitled Strategies Against Advertising Telkomsel 4G LTE Interests Buy Customer. (Studies on Strategies Advertising correlations Telkomsel 4G LTE to Buy Customer interest among students FISIP USU). The theory used in this research is the theory AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, Action). The method used in this research is correlational which aims to find the relationship between one variable with other variables. The data analysis technique used is the analysis of a single table, cross table analysis, and hypothesis testing through coefficient formula Relation Tata parallelograms (Rank-Order) by Spearman supported using the scale Guilford. Sampling in this study using a two-step technique that is accidental sampling and purposive sampling. The population in this study were students from nine departments in the Facultas Ilmu Social And Ilmu Policitic USU, amounting to 3676 people .. Data collection techniques used in this study in two ways, namely Library Studies and Field Studies. Based on the research results prove that "there is a low but definite relationship between advertising strategies telkomsel mean 4G LTE to customers buying interest among students with a correlation of 0.373 numbers.

(18)

16 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

"Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka" (Everett M. Rogers, 2008: 2). Pada unsur komunikasi yang telah dijelaskan bahwa pihak yang mengirim pesan kepada khalayak disebut komunikator. Sebagai pelaku dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan yang amat penting terutama dalam berjalannya sebuah komunikasi. Sehingga pesan tersebut diterima oleh penerima (komunikan) dengan baik. Menurut Thomas M. Scheidel (1975: 7), "Manusia pada umumnya berkomunikasi untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri dan untuk membangun interaksi sosial dengan orang-orang yang berada di sekitar kita serta untuk mempengaruhi orang lain untuk berpikir, merasa, atau bertingkah seperti yang kita harapkan". Komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu. "(Rudolf F. Verderber).

(19)

17 atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif”.

Komunikasi dalam pemasaran atau cenderung disebut dengan komunikasi pemasaran merupakan salah satu fungsi manajemen dari pemasaran. Komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy (2006: 5) merupakan proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media. Sedangkan pemasaran menurut Kotler (2004: 5) merupakan proses sosial dan manajerial yang individu atau organisasi hasilkan untuk mengenai apa yang mereka butuhkan dan inginkan ketika menghasilkan, menawarkan dan menukarkan kelebihan produk kepada konsumen; disebut juga proses pemberikan kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Dari dua pengertian tersebut komunikasi pemasaran merupakan sebuah proses penyampaian informasi kepada para konsumen dengan menggunakan saluran baik itu melalui media atau saluran lainnya untuk mengubah cara pandang konsumen terhadap sebuah produk, mengingatkan konsumen kepada produk, menaikkan minat konsumen terhadap produk sehingga produk dikenal baik oleh konsumen. Menurut Kennedy

Soemanegara (2006: 1) berpendapat ada lima macam model dalam komunikasi pemasaran, yaitu periklanan (advertising), promosi (sales promotion), hubungan

masyarakat (public relations), penjualan perseorangan (personal selling), dan penjualan langsung (direct selling). Model periklanan yang menjadi fokus bahasan dalam penelitian.

Periklanan atau advertising Kennedy dan Soemanagara (2006: 49) mengatakan bahwa merupakan kegiatan komunikasi pemasaran yang menggunakan media massa. Rhenald Khasali (1998: 9) mengartikan iklan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Sedangkan Kotler dan Keller (2007: 244) menafsirkan iklan segala bentuk presentasi pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor

(20)

18 Adapun tujuan dari periklanan sebagai pelaksanaan yang beragam dari alat komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya, menurut Terence A.Shrimp (2000: 261) adalah sebagai berikut:

1. Informing (memberikan informasi), periklanan membuat konsumen sadar

akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat

merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif

2. Persuading (mempersuasi), iklan yang efektif akan mampu membujuk

konsumen untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.

3. Reminding (mengingatkan), iklan menjaga agar merek perusahaan tetap

segar dalam ingatan para konssumen.

4. Adding Value (memberikan nilai tambah), periklanan memberikan nilai

tambah dengan cara penyempurnaan kualitas dan inovasi pada merek dengan

mempengaruhi persepsi konsumen.

5. Assisting (mendampingi), peranan periklanan adalah sebagai pendamping

yang menfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.

Periklanan menjadi salah satu industri yang paling berkembang di Indonesia. Model komunikasi pemasaran ini menjadi primadona para pengusaha untuk memasarkan produknya agar lebih dikenal. Fungsi utama iklan yang harus

(21)

19 majalah, dan tabloid di Indonesia. Media ini belum termasuk jumlah radio yang tersebar di kota-kota di Indonesia. Perkembangannya dunia media massa yang sangat berkembang pesat itu menjadi lahan segar yang selama ini belum pernah digarap para pengusaha untuk memasarkan produknya.

Maraknya perkembangan media di Indonesia berkorelasi dengan semakin meningkatnya belanja iklan di Indonesia. Dalam jurnal (Oktahirawati, 2012: 2) menyebutkan pada tahun 2009 kenaikan sebesar 47 triliun rupiah, tahun 2010 sebesar 50 triliun rupiah, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 71 triliun rupiah. Belanja iklan Indonesia khususnya televisi pada tahun 2005 tercatat sebesar 23 triliun rupiah. Televisi mendapatkan perolehan nilai belanja sebesar 70% dengan estimasi biaya sebesar 16 triliun rupiah, sedangkan 30% lainnya diperoleh media cetak (surat kabar, majalah dan tabloid) (Nugrahani, 2008: 2-3). Televisi menjadi sarana iklan yang paling banyak dilihat dan mendapatkan perhatian dari responden. Jumlahnya mencapai 97,49%. Sedangkan radio sebagai kompetitor televisi hanya meraih 35,8% (Nugrahani, 2008: 3).

Menurut hasil riset Nielsen Audience Measurement 2012, meski

mengalami 15% penurunan belanja iklan dibandingkan dengan tahun 2011,

industri telekomunikasi masih menjadi pengiklan terbesar di semua media di

sepanjang tahun 2012. Dan, total belanja iklan di dari kategori tersebut bisa

menghabiskan lebih dari Rp 4,9 triliun (Artikel Mariana, Mix Magazine Online,

2013). Sedangkan belanja iklan (kotor) media di Indonesia mencapai lebih dari Rp

87 triliun di tahun 2012, atau tumbuhan sekitar 20% dibandingkan tahun 2011.

Televisi masih mendominasi pangsa iklan dengan penguasaan 64% dari total

belanja iklan, diikuti oleh surat kabar (33%), dan majalah-tabloid (3%). Telkomsel

merupakan salah satu provider yang memiliki belanja iklan cukup tinggi di

Indonesia. Telkomsel Simpati mengalami peningkatan hingga 14% dibandingkan dengan 2011 dengan nilai belanja tahun lalu mencapai Rp 272 miliar. Telkomsel Kartu As mempunyai belanja iklan pada kuartal 2011 sebesar Rp 313 miliar

(22)

20

Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler GSM pertama di

Indonesia, dengan layanan paskabayarnya yang diluncurkan pada tanggal 26 Mei

1995. Telkomsel ini mengklaim sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar

di Indonesia, dengan 26,9 juta pelanggan dan memiliki market share sebesar 55%

(Universitas Muhammadiyah Malang, 2006). Telkomsel memiliki empat produk GSM, yaitu Kartu Simpati (prabayar), Kartu AS (prabayar), Kartu Loop ( prabayar ) serta KartuHALO (paskabayar). Saat ini saham Telkomsel dimiliki oleh TELKOM (65%) dan perusahaan telekomunikasi Singapura SingTel (35%).

TELKOM merupakan BUMN Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan SingTel merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Singapura (Jurnal Unikom, Nur Friza 2009). Telkomsel menjadi pelopor kartu prabayar isi ulang di ASIA dan meluncurkan produk pertamanya Simpati, kartu ini diluncurkan saat krisis ekonomi sedang melanda tahun 1997, dimana Telkomsel memberikan solusi kepada para pengguna jasa selular yang memulia melakukan pengontrolan anggaran komunikasinya. Selain itu juga Telkomsel mendapat sertifikat ISO 9002 untuk Costumer Service On-Line dari PT Tuv Rheinland Jerman, yang menandai layanan pelanggan Telkomsel telah memenuhi standarisasi mutu internasional. Sampai saat ini Telkomsel telah membukukan keuntungan sebesar Rp66,25 triliun, melonjak 10,4 persen dari tahun 2013 sebesar Rp60,03 triliun.

(23)

21 dari total populasi di Indonesia. Sebanyak 369 kota sudah dibangun menjadi broadband city yang ditunjang oleh 83 ribu unit base transceiver station (BTS). Sebanyak 37 ribu unit di antaranya merupakan BTS 3G. (Tempo Daring, Jumat 31 Oktober 2014).

Untuk menciptakan sebuah kedinamisan dalam teknologi dalam bidang telekomunikasi, Telkomsel selalu berusaha menghadirkan teknologi termutakhir untuk memanjakan pelanggannya. Salah satunya Telkomsel menyediakan layanan selular di Indonesia, melalui nasional sendiri dual-band GSM 900-1800 MHz, jaringan 3G, dan internasional, melalui 341 mitra roaming internasional di 180 negara (akhir Maret 2009). Pada September 2006, Telkomsel menjadi operator pertama di Indonesia untuk meluncurkan layanan 3G (Jurnal Unikom, Nur Friza 2009). Melihat perkembangan pengguna mobile broadband (mobile internet) di Indonesia yang sekitar 32,9 persen mobile broadband dan layanan digital 28,4 persen, Telkomsel menghadirkan suatu teknologi terkini dalam bidang mobile internet yaitu 4G LTE (Long Term Evolution) (Tempo Daring, Jumat 31 Oktober 2014). Jaringan 4G LTE menawarkan kecepatan unduh 75-100 Mbps dan kecepatan unggah 3-12 Mbps. Akses Internet perangkat mobile lewat jaringan ini

bisa tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan jaringan 3G (Tempo Daring, Jumat 08 Oktober 2014).

Telkomsel 4G LTE adalah layanan yang akan memberikan pengalaman digital lifestyle yang terbaik. Untuk memastikan agar masyarakat dapat segera menikmati layanan ini, Telkomsel menyiapkan ekosistem 4G yang lengkap yang tidak hanya dari sisi jaringan namun juga ketersediaan perangkat dan ragam aplikasi yang bermanfaat bagi pelanggan.Target pengguna 4G LTE sekitar 2-3 juta pelanggan baru di tahun 2015. Saat ini diprediksi terdapat sekitar 4 juta smartphone berteknologi 4G LTE yang tersebar di seluruh Indonesia.

(24)

22 peningkatan rata-rata 30%.4G LTE merupakan bisnis jangka panjang dari Telkomsel, dan dalam rangka memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik kepada pelanggan, perusahaan ini telah menyiapkan dana khusus untuk perluasan jaringan 4G LTE serta perbaikan kualitas jaringan 3G yang berada di sekitar cakupan. Kedepannya kebutuhan masyarakat Indonesia akan mobile broadband akan terus meningkat karena semakin banyak masyarakat yang ingin mengakses file-file yang berukuran besar, baik itu foto, games, aplikasi dan video melalui smartphone-nya.Saat ini, di Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya dan Medan, Telkomsel memiliki lenih dari 1000 BTS 4G. Baik di Jakarta, Bali, Bandung, dan Surabaya jaringan 4G LTE ini mampu mencakup mayoritas area, termasuk mal, perkantoran, gedung pemerintahan, daerah residensial, dan daerah wisata. Hal ini memungkinkan pelanggan untuk benar-benar dapat menikmati layanan ini di banyak tempat.

Dengan kemampuan jaringan 4G LTE ini yang sangat lengkap, Telkomsel selaku operator seluler berusaha untuk memberikan informasi kepada masyarakat melalui berbagai macam kegiatan. Salah satu kegiatannya yaitu menayangkan sebuah iklan yang berjudul “Satu Negeriku Indonesia” dengan Andi Rianto

sebagai bintang utamanya. Iklan ini bercerita tentang Andi Rianto yang mengenang masa lalunya mendengar lagu Satu Negeriku. Ia mempunyai ide untuk

(25)

23 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut “Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU ?”.

1.3Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, selanjutnya penulis merumuskan pembatasan masalah penelitian. Pembatasan masalah ini bertujuan agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah dan tidak terlalu luas sehingga terhindar dari salah pengertian tentang masalah yang akan diteliti.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dilakukan di kampus FISIP USU

2. Ruang lingkup penelitian ini hanya untuk Mahasiswa FISIP USU .

3. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa jauh hubungan strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli pelanggan di kalangan mahasiswa FISIP USU .. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Minat Beli

(26)

24 1.5Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang Komunikasi Pemasaran terhadap mahasiswa FISIP USU.

2. Secara akademis, penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi demi memperkaya bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan FISIP USU.

3. Secara praktis, penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak

(27)

25 BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teoritis

Teori harus dipahami oleh setiap peneliti karena dengan teori, peneliti mampu memahami, menjelaskan, dan memprediksi suatu fenomena atau masalah yang sedang diteliti.Itu sebabnya teori harus dapat diuji. F.N. Kerlinger menyatakan teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, kontsruk, definisi, dan

proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara menghubungkan antar konsep (Singarimbun, 2008: 37).

Dalam kerangka teori diuraikan tentang pengaliran jalan pikiran menurut kerangka logis atau menurut “logical construct” (Lubis, 1998: 109). Jadi kerangka teoritis disusun berdasarkan pemikiran logis atau berlandaskan akal sehat yang menjelaskan variabel-variabel dan keterhubungan antara variabel-variabel yang dianggap secara integral menyatukan dinamika dari situasi-situasi yang diselidiki (Silalahi, 2009 : 95).

2.1.1 Komunikasi Pemasaran

Banyak teori komunikasi yang sudah diketengahkan oleh para ahli, tetapi untuk strategi komunikasi barangkali yang memadai untuk mendukung strategi ialah apa yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam Effendy (2003:26) bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah harus menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect ?”. Hubungannya dengan strategi komunikasi, maka segala sesuatu harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell tersebut, yaitu : Who (siapakah komunikatornya ?), Says what (pesan apa yang dinyatakannya?), In which channel (media apa yang digunakannya?), To whom (siapa komunikannya ?) dan With what

(28)

26 diharapkan dari suatu kegiatan komunikasi bisa bermacam-macam, yakni :Information (informasi), Persuasion (persuasi) dan Instruction (instruksi).

Komunikasi pemasran adalah kegiatan untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen, sehingga konsumen mengetahui tentang produk tersebut, baik dari nama merek, kemasan, harga maupun tempat pemasaran (Safrin, 2004: 1). Menurut William G. Nickels (John Wiley & Sons, 1984) yang dimaksud dengan Komunikasi pemasaran adalah “proses pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran dapat berjalan secara lebih efektif dan

efisien.”

Sistem Komunikasi Pemasaran itu terdiri dari tiga unsur yaitu marketing intelligence, understanding the company, dan promotion management. Marketing intelligence ialah kemampuan suatu produsen untuk mencari dan mengumpulkan informasi tentang suatu produk pesaing baik itu kelebihan maupun kekurangan dari produk tersebut Understanding company ialah upaya seorang produsen untuk memahami lebih dahulu tentang kesiapan perusaahannya untuk menghasilkan produk tersebut. Promotion manager ialah kemampuan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan untuk tetap menjaga terciptanya arus informasi tentang produk tersebut kepada distributor, pengecer maupun pembeli potensial lainnya. (Safrin, 2004: 3)

(29)

27 Gambar I: Proses Komunikasi Pemasaran

Sumber: William G. Nickels (1984), Marketing Communication and Promotion

Kegiatan komunikasi pemasaran merupakan rangkaian kegiatan untuk mengenalkan suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan iklan, penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion) serta publisitas dan kehumasan. Rangkaian unsur-unsur komunikasi pemasaran itu disebut dengan bauran pemasaran (promotion mix). (Safrin, 2004: 5).

Mendengar-reaksi-respon-mendengarkan

Penjual Pedagang

Keinginan dan kebutuihan

Informasi

Persuasi

(30)

28 Gambar 2: Bauran Pemasaran

Sumber: William G. Nickels (1984), Marketing Communications and Promotions

2.1.2 STP ( Segmentation, Targeting, Dan Positioning )

Untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal, kita pertama kali harus

terlebih dahulu melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan kita jual.

tertentu; bisa berdasar pembagian demografis; berdasar kelas ekonomi dan pendidikan ataupun juga berdasar gaya hidup (psikografis). Pembagian segmen yang paling lazim dilakukan adalah berdasar kelas sosial ekonomi. Sebagai misal, pembagian yang sering dilakukan adalah membagi lapisan pasar menjadi empat kelas : misal kelas C (kelas ekonomi rendah), kelas B (menengah), dan kelas AB (menengah atas) dan kelas A (golongan atas). Kasali (1998: 119) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses untuk membagi-bagi atau

mengkelompok-Publisitas Iklan dan

kehumasan

Promosi Personal

(31)

29 kelompokkan pasar yang heterogen ke dalam kelompok-kelompok ”potential customer”, yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalammembelanjakan uangnya. Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 226), ada empat variabel utama yang bisadigunakan sebagai dasar – dasar pengelompokkan pasar yaitu variabel demografi, geografi, psikografi, danperilaku.

Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melakukan targeting atau membidik target market yang telah kita pilih

dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus sesuai dengan karakteristik pasar sasaran yang

hendak kita tuju.

Kasali (2001: 371) menyatakan targeting atau menetapkan target pasar adalah persoalan bagaimana memilih, meyeleksi, dan menjangkau pasar. Produk dari targeting adalah target market (pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran. Kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pasar sasaran yang optimal ada empat (Kasali, 2001: 375) yaitu:

1) Responsif. Pasar sasaran harus responsif terhadap produk dan program-program pemasaran yang dikembangkan. Kalau pasar tidak merespon, tentu harus dicari tahu mengapa hal itu terjadi.

2) Potensi penjualan. Potensi penjualan harus cukup luas. Semakin besar pasar sasaran, semakin besar nilainya. Besarnya tidak hanya ditentukan jumlah populasi, tetapi juga daya beli dan keinginan pasar untuk memiliki produk

(32)

30 3). Pertumbuhan memadai. Pasar tidak dapat dengan segera bereaksi.Pasar tumbuh perlahan-lahan sampai akhirnya meluncur dengan pesat dan mencapai titik pendewasaannya.

4) Jangkauan media. Pasar sasaran dapat dicapai dengan optimal kalau pemasar tepat memilih media untuk mempromosikan dan memperkenalkan pasarnya.

Selain targeting, maka langkah berikutnya adalah melakukan

posisi produk dalam benak atau persepsi pelanggan potensial yang akan dibidik. Positioning yang pas ini menjadi sangat penting, sebab dengan begitu mereka bisa meraih simpati dalam benak pelanggan. Dan selanjutnya hal ini bisa mendorong mereka untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan.Tjiptono (2002: 110) menyatakan ada tujuh pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan positioning yaitu:

1) Positioning berdasarkan atribut, ciri-ciri atau manfaat bagi pelanggan (attribute positioning), yaitu denganjalan mengasosiasikan suatu produk dengan manfaat bagi pelanggan.

2)Positioning berdasarkan harga dan kualitas (price and quality positioning), yaitu posisioning yang berusahamenciptakan kesan/citra berkualitas tinggi lewat harga tinggi atau sebaliknya menekankan harga murahsebagai indikator nilai.

3)Positioning yang dilandasi dengan aspek penggunaan atau aplikasi (use application positioning).

(33)

31 5)Positioning berdasarkan kelas produk tertentu (product class positioning), misalnya permen kopiko yang diposisikan sebagai kopi dalam bentuk permen, bukan permen rasa kopi.

6)Positioning berkenaan dengan pesaing (competitor positioning) yaitu dikaitkan dengan posisi persainganterhadap pesaing utama.

7)Positioning berdasarkan manfaat (benefit positioning)

2.1.3 Minat Beli dan Teori AIDDA

Minat (interest) digambarkan sebagai suatu situasi seseorang sebelum melakukan suatu tindakan tersebut. Minat beli merupakan perilaku yang muncul

sebagai respon terhadap objek yang menunjukan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ( Kotler 2007 : 15). Beberapa pengertian dari minat sebagai berikut :

i. Minat dianggap sebagai sebuah perangkap atau perantara antara

faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku.

ii. Minat juga mengindikasikan seberapa jauh seseorang

mempunyai kemampuan untuk mencoba.

iii. Minat menunjukan pengukuran kehendak seseorang.

iv. Minat berhubungan dengan perilaku yang terus-menerus

(34)

32 Dari uraian tersebut dapat disimpulkan mengenai pengertian minat beli adalah tahap kecenderungan perilaku membeli dari konsumen pada suatu produk atau jasa yang dilakukan pada jangka waktu tertentu dan secara aktif menyukai dan mempunyai sikap positif terhadap suatu produk barang atau jasa didasarkan pada pengalaman pembelian yang telah dilakukan dimasa lampau.

Minat beli merupakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen setelah mereka melakukan pembelian yang pertama kali. Ada 2 cara untuk mengukur minat perilaku membeli yang paling mudah adalah dengan menanyakan konsumen. Dimana salah satu tipe minat konsumen adalah minat pembelian mengantisipasi yang mereflesikan apakah konsumen mengantifikasikan pembelian produk atau merek yang sama lagi ( Engel, Blockwell dan Miniard, 2001 : 283)

Minat beli merupakan bagian dari proses pembelian dari suatu produk yang dimana konsumen mempunyai keinginan dan kebutuhan terhadap suatu produk yang harus dipenuhi (Howard, 1985 : 35). Minat beli disini yang dimaksud dimana konsumen mempunyai respon yang menunjukkan adanya keinginan, perhatian, dan ketertarikan, pengambilan keputusan dan tindakan terhadap produk untuk melakukan pembelian. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan pembelian sejumlah produk.

Minat beli cenderung membeli pada suatu produk yang dilakukan pada jangka waktu tertentu dan secara aktif apakah menyukai dan mempunyai sikap positif terhadap suatu produk yang didasarkan pada pengalaman pembelian yang telah dilakukan dimasa lampau atau pembelian pertama kali atau awal. Adapun perbedaan antara pembelian yang benar-benar dilakukan untuk konsumen dengan minat beli. Minat beli lebih mempunyai kecenderungan pembelian untuk melakukan pembelian kembali dimasa mendatang, akan tetapi pengukuran terhadap kecenderungan pembelian umumnya dilakukan dengan memaksimalkan prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri. Dalam penelitian ini minat beli merupakan suatu proses yang menunjukkan adanya respon konsumen terhadap produk untuk

(35)

33 produk yang diperhatikan konsumen, biasa dikenal dengan rumus AIDDA ( Attention, Interest, Desire, Decision, dan Action yang meliputi Perhatian, ketertarikan, keinginan, keputusan, dan tindakan (Kasali, 1995 : 82).

Dalam komunikasi pemasaran perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai dari proses komunikasi pemasaran yang akan dilakukan. Setelah khalayak sasaran dengan persepsinya, pemasar harus memutuskan respon yang akan terjadi.

Model AIDDA( Attention, Interest, Desire, Decision, Action ) adalah suatu model hirarki respon yang cukup popular bagi pemasar sebagai pedoman halaman melaksanakan kegiatan pemasaran. Model ini, sebagai alat promosi harus menarik perhatian, mendapatkan dan mendorongan minat, kenginginan serta menghasilkan tindakan. Dalam membangun program komunikasi yang efektif, aspek terpenting adalah memahami proses terjadinya respon dari konsumen tersebut (Phil Astrid, : 2000: 117 ).

Berikut tahapan-tahapan teori AIDDA terkait dengan penelitian tersebut :

Attention( perhatian ), dalam tahap ini konsumen mempunyai perhatian terhadap suatu produk. Minat, yaitu suatu keinginan yang kuat ataupun kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dariperhatian. Dalam attention ini seorang

(36)

34 percaya bahwa produk tersebut akanmemberikan manfaat seperti yang dijanjikan dalam pesan, (3) Distinctive bahwa pesan iklan lebih baik

dibanding iklan merek pesaing.

Interest ( Minat ), kemudian konsumen merasa tertarik dan berusaha untuk memahami apakah produk itu berguna atau tidak berguna terhadap konsumen tersebut. Assael (2002:60) menjelaskan mengenai Interest yaitu

munculnya minat beli konsumen tertarik terhadap objek yang dikenalkan oleh suatupemasar.

Desire ( Kemauan / Keinginan ), tahapan dimana konsumen menunjukan sikap suka atau tidak suka terhadap suatu produk. Hasrat, yaitu suatu keinginan yang amat sangat untuk menggunakan produk akibat terpaan dari iklan. Dalam tahap ini khalayak telah mempunyai motivasi untuk memiliki produk. Sampai pada tahap ini, seorang pemasar telah berhasil menciptakan kebutuhan calon pembeli. Sejumlah calon pembeli sudah mulai goyah dan emosinya mulai tersentuh.

Decision ( Keputusan ), merupakan tahap dimana konsumen mengambil keputusan untuk melakukan pemesanan produk yang diinginkan. Keputusan, yaitu segala putusan yang telah ditetapkan, sesudah

dipertimbangkan ataupun dipikirkan, dan merupakan sikap terakhir ataupun langkah yang harus dijalankan.

Action ( Tindakan ), merupakan suatu tindakann yang diambil untuk membeli atau tidak membeli produk tersebut. Tindakan, yaitu perbuatan atau sesuatu yang dilaksanakan untuk mengatasi/memenuhi sesuatu hasrat dan keinginan dalam diri. Dalam tindakan (action) ini yaitu yang salah

(37)

35 memilih kata yang tepat agar calon pembeli atau target melakukan respon sesuai dengan yang diharapkan.

Dari uraian teori terebut dapat disimpulkan bahwa minat beli seseorang terhadap suatu produk dapat dilihat dari penjabaran teori AIDDA tersebut.Dalam model AIDDA ini yang harus kita lakukan adalah membangkitkan perhatian dari komunikan. Bagaimana cara untuk mendapatkan perhatian dari komunikan melalui komunikasi.

Konsep AIDDA ini adalah sebuah proses psikologis dari diri khalayak

(Strong, 1925: 45). Hanya ada hasrat saja bagi diri komunikan, bagi komunikator belum ada apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan adanya keputusan (decision),

yakni keputusan untuk melakukan tindakan (action) sebagaimana diharapkan komunikator (Effendy, 2003:305).

2.1.4 Periklanan

(38)

36 Bagan I

Marketing Mix

Promotion Mix

Product Advertising

Price Personal Selling

Place Sales Promotion

Promotion Publicity

Iklan adalah bagian dari promosi. Secara sederhana Kasali (1995:9) mengartikan iklan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Sedangkan pengertian periklanan sendiri adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan. Sedangkan AMA (American Marketing Association) mendefinisikan iklan sebagai : “Any paid form of nonpersonal presentation and promotion of ideas, goods or services by an identified sponsor”(berbagai macam bentuk presentasi non pribadi berbayar dan promosi ide, kebutuhan atau jasa yang dilakukan oleh sponsor).

Periklanan menurut William Wells (1992) adalah komunikasi non personal yang dibayar dari pemilik usaha yang dikenal menggunakan media massa untuk membujuk atau memberikan pengaruh kepada audiens. Periklanan adalah pesan-pesan persuasif, ditujukan kepada pembeli potensial, bersifat komunikasi non-personal, dilakukan oleh lembaga yang dikenal, dan dengan biaya yang semurah-murahnya. (Safrin, 2004: 38)

Tujuan periklanan adalah: (Kotler, 1997 : 235)

01. Memberi Informasi

- Menginformasikan pasar

- Mengemukakan kegunaan baru sebuah produk

- Menginformasikan perubahan harga ke pasar

- Menjelaskan cara kerja produk

(39)

37 02. Membujuk

- Membangun preferensi merek

- Mendorong agar beralih ke merek anda

- Mengubah persepsi pembeli tentang atribut merek

- Membujuk pembeli untuk membeli sekarang

03. Mengingatkan

- Mengingatkan pelanggan bahwa produk bisa saja dibutuhkan

dalam waktu dekat.

- Mengingatkan pelanggan dimana harus membeli produk.

- Agar produk tetap diingat pelanggan walaupun penjualan

sedang sepi.

- Menjaga agar kesadaran akan produk tetap menjadi hal utama.

Pilihan tujuan periklanan harus didasarkan pada analisis yang mendalam mengenai situasi pemasaran sekarang. Jika kelas produk tersebut mapan dan perusahaan merupakan pemimpin pasar, dan jika penggunaan mereknya rendah, tujuan yang tepat adalah mendorong pemakaian merek yang lebih tinggi. Jika kelas produk itu baru dan perusahaan bukan pemimpin pasar maka tujuan yang

tepat adalah meyakinkan pasar tentang keunggulan merek tersebut.

(40)

38 yang dapat mengekspos konsumen, menangkap perhatian mereka, dan menciptakan pemahaman yang tepat.

Pada iklan biasanya diperlihatkan organisasi yang mensponsorinya. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi (evaluasi, perasaan, makna, kepercayaan, sikap dan citra) yang telah berkaitan dengan produk atau merek. Dalam prakteknya iklan telah dianggap sebagai manajemen citra, menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak konsumen. Walaupun

pertama-tama iklan akan mempengaruhi afeksi dan kognesi, tujuannya yang paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.

Banyak faktor yang mempengaruhi pilihan pemasar dan alat promosi oleh karena ada banyak yang dibentuk dan penggunaan dari periklanan, sulit untuk membuat kesimpulan umum mengenai sifat mereka sebagai sebuah kesimpulan dari bauran promosi.

Sifat periklanan adalah :

01. Presentasi Publik (Public Presentation)

Periklanan adalah cara komunikasi yang sangat umum. Sifat umunya adalah memberikan semacam legitimasi pada produk dan juga memberi kesan penawaran yang baru. Oleh karena banyak orang menerima pesan yang sama, maka pembeli mengetahui bahwa motif mereka untuk membeli produk tersebut akan dimengerti secara umum.

02. Mudah Menyebar (Pervasiveness)

(41)

39 03. Menguatkan Daya Ekspresi (Ampelified Expressiveness)

Periklanan memberikan kesempatan yang mendramatisir perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan suara dan warna yang dapat mengelabui khalayak. Akan tetapi kadang-kadang daya eskpresi yang sangat berhasil dari alat tersebut dapat mengaburkan atau mengacaukan isi pesan yang seharusnya disampaikan.

04. Rangsangan yang berupa dorongan (Impensonality)

Periklanan tidak dapat memberikan desakan atau dorongan sebagaimana perwakilan penjualan perusahaan. Khalayak tidak merasakan memiliki kewajiban untuk perhatian atau tanggapan. Periklanan hanya mampu disampaikan secara monolog, satu arah, bukan dialog (dua arah) dengan khalayak.

Pada suatu sisi, periklanan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang dalam sebuah produk dan pada sisi lain mengerahkan penjualan cepat. Periklanan adalah cara efisien untuk menjangkau banyak pembeli yang terbesar secara geografis pada biaya yang terendah. Periklanan akan memiliki pengaruh terhadap penjualan semata-mata melalui penayangannya atau kehadirannya. Konsumen mempercayai bahwa merek yang diiklankan secara besar-besaran pasti menawarkan nilai yang baik, jika tidak mengapa pengiklanan mengeluarkan begitu banyak data untuk menggembor-gemborkan produk tersebut.

- Fungsi iklan adalah :

01. Membangun kesadaran

(42)

40 02. Membangun Pemahaman

Apabila produk tersebut menambahkan keunggulan atau ciri baru, sebagaian untuk menjelaskan keunggulan atau ciri tersebut dapat secara efektif dilaksanakan oleh periklanan.

a. Pengingat yang efesien

Apabila prospek mengetahui tentang produk tersebut tetapi belum siap untuk membeli. Periklanan yang bersifat mengingatkan akan lebih murah daripada kunjungan periklanan.

b. Memberikan Tuntutan

Iklan yang menawarkan brosur dan menunjukan nomor telepon perusahaan adalah cara efektif untuk memberikan tuntutan bagi perwakilan penjualan.

c. Legitimasi

Perwakilan dapat menggunakan seberkas kertas dan dari iklan perusahaan dalam majalah terkemuka untuk melegitimasi perusahaan dan produk mereka.

d. Peyakinan Ulang

Periklanan dapat mengingatkan pelanggan bagaimana menggunakan produk dan meyakinkan ulang mereka tentang pembelian mereka.

Dengan demikian inti periklan an adalah menemukan ide yang relevan untuk komunikan sehubungan dengan isi dan kegunaan pesan sehingga calon pemirsa tergerak untuk bertindak. Ide yang ditonjolkan dalam iklan haruslah bersifat seleksi daya tarik yang menguntungkan.

- Ada faktor-faktor yang terdapat dalam sebuah iklan, yaitu :

a. Bintang iklan, biasanya adalah selebritis, hal ini dikarenakan daya tarik dan citra selebritis yang juga akan dijual bersama produk yang diiklankan.

(43)

41 c. Slogan iklan adalah ungkapan kata atau kalimat yang dirumuskan dalam bentuk ringkasan tetapi padat, tentang sesuatu produk agar mudah diingat dan mengingat emosi khalayak.

d. Ilustrasi, merupakan sesuatu yang hendak disampaikan oleh pengiklan melalui gambar atau foto (Kasali, 1992 : 16).

Dengan iklan yang diharapkan mampu menaikkan penjualan dengan cara mengubah perilaku orang yang tadinya tidak menjadi pembeli menjadi pembeli,

baik dengan cara menginformasikan kepada orang yang tidak tahu menjadi tahu dan seterusnya sehingga akhirnya membeli. Penampilan, kesadaran, sikap dan tindakan merupakan tujuan periklanan (Kasali, 1992 : 16). Perbedaan adalah sebagai berikut :

01. Penampilan upaya produsen menempatkan iklan di media massa

02. Kesadaran saat dimana iklan yang ditampilkan tersebut dibaca atau

dilihat oleh masyarakat.

03. Sikap saat dimana masyarakat yang membaca atau melihat iklan merespon iklan tersebut.

04. Tindakan saat dimana konsumen melakukan action membeli produk yang

diiklankan.

- Aspek –aspek Terpaan Iklan

Aspek – aspek terpaan iklan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: (Effendi, 2003 : 55)

a. Lamanya individu mendengarkan iklan

(44)

42 b. Keseringan individu mendengarkan iklan

Iklan yang sering ditayangkan cenderung akan membuat individu kenal dan memahami isi iklan.

c. Keseriusan individu saat melihat atau mendengarkan iklan

Ada individu yang menyimak iklan dengan serius sehingga ia dapat memahami informasi yang ada dalam iklan namun ada juga individu yang tidak serius.

2.2 Kerangka Konsep

Di dalam penelitian kuantitatif, menjelaskan suatu konsep penelitian merupakan hal yang penting, karena konsep penelitian ini merupakan kerangka acuan peneliti di dalam mendesain sebuah instrument penelitian.

Di dalam penelitian ilmiah konsep harus memiliki kriteria yang tepat dalam menjelaskan variabel penelitian. Konsep yang bermanfaat adalah konsep yang dibentuk menjadi keterangan dan menyatakan sebab akibat, yaitu konsep dibentuk dengan kebutuhan untuk menguji hipotesis dan penyusunan teori yang masuk akal, karena konsep dibentuk hanya untuk diuji regulasinya.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas ( X )

Variabel bebas adalah segala gejala, faktor, atau unsur yang menentukan untuk mempengaruhi munculnya variabel terikat.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE.

2. Variabel Terikat ( Y )

(45)

43 57 ). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Minat beli mahasiswa FISIP USU terhadap Telkomsel 4G LTE.

3. Variabel Antara ( Z )

Variabel antara adalah variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut.Variabel

antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

2.3 Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka untuk memudahkan penelitian, perlu dibuat variabel penelitian sebagai berikut :

Variabel Bebas ( X ) Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE

Variabel Terikat ( Y ) MinatBeli Pelanggan dikalangan Mahasiswa FISIP USU.

(46)

44 2.4 Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas ( X )

Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE

a. Pesan

- Menarik

- Mudah dimengerti

b. Ide Cerita

- Kreatif dan Inovatif

c. Tampilan Iklan

- Menarik

Variabel Terikat ( Y ) Minat beli mahasiswa FISIP USU

a. Attention ( Perhatian ) b. Interest ( Ketertarikan /

Minat)

c. Desire ( Hasrat ) d. Decision ( Keputusan ) e. Action ( Tindakan )

Variabel Antara ( Z ) Karakteristik Responden

a. Jenis Kelamin

(47)

45 2.5 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. (Singarimbun, 2008:46).

Definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah :

2.5.1 Variabel Bebas (Strategi Promosi Telkomsel 4G LTE terhadap kepuasann pelanggan) antara lain :

• Periklanan adalah aktivitas iklan yang dilakukan Telkomsel 4G LTE dalam menginformasi, mendidik dan membujuk pasar.

• Promosi adalah Sebagai komunikasi pemasaran jangka pendek, sebagai nilai tambah pada penawaran Telkomsel 4G LTE terhadap mahasiswa FISIP USU.

• Publisitas adalah Pemberitaan iklan Telkomsel 4G LTE oleh media massa.

• Sponsorship adalah Upaya merangsang minat yang positif terhadap iklan Telkomsel 4G LTE mensponsori aktivitas yang layak diliput.

Penjualan Langsung ( Direct selling ) adalah bentuk iklan interaktif yang tujuannya untuk memotivasi respon pengguna data Telkomsel 4G LTE.

2.5.2 Variabel Terikat (Minat beli Pelanggan dikalangan FISIP USU ) antara lain :

(48)

46 • Interest ( Minat ), kemudian konsumen merasa tertarik dan berusaha untuk

memahami iklan Telkomsel 4G LTE

Desire ( Kemauan / Keinginan ), tahapan dimana konsumen menunjukan sikap suka terhadap iklan Telkomsel 4G LTE

Decision ( Keputusan ), merupakan tahap dimana konsumen mengambil keputusan untuk menggunakan data Telkomsel 4G LTE

Action( Tindakan ), sebagai tindakan yang diambil untuk membeli data Telkomsel 4G LTE yang ditawarkan.

2.5.3 Karakteristik Responden

• Jenis Kelamin, yakni jenis kelamin pelanggan Telkomel 4G LTE dikalangan mahasiswa FISIP USU. Pada penelitian ini, responden

seluruhnya berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. • Usia, yakni usia responden yang mengisi kuesioner

2.6 Hipotesis

Secara etimologis, Hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu hypo dan thesis, yang artinya merupakan suatu kesimpulan yang belum disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis, yaitu dengan menguji hipotesis dengan data lapangan ( Bungin, 2001: 90) Dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak ada pengaruh strategi iklan Telkomsel 4G LTE terhadap minat beli pelanggan dikalangan mahasiswa FISIP USU

(49)

47 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode dibentuk dari kata “metodos” yang berarti teknik atau cara. Metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang sistematik (Suriasumantri, 2001:119)

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang bersifat rasional atau cara yang

masuk akal, empiris ataupun orang lain selain peneliti dapat mengamati dan mengetahui cara yang digunakan dan sistematis ataupun menggunakan langkah yang bersifat logis yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data, dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan studi deskriptif kuantitatif. Dimana peneliti menggambarkan peristiwa dari objek tertentu. Artinya data harus dikumpulkan, diolah dan dianalisis dalam bentuk angka-angka dan lebih mencari kebenaran melalui logika matematika dan statistika. Penelitian kuantitatif ini hanya bertujuan untuk menggambarkan keadaan gejala sosial apa adanya, tanpa melihat hubungan-hubungan yang ada. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner.

Penelitian korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen) dalam Usman (2008: 328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut korelasi (McMilan dan Schumacer) dalam Syamsuddin dan Vismaia (2009: 25). Penelitian

(50)

48 tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.

Menurut Gay dalam (Sukardi, 2004: 166) penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.

Penelitian korelasional berusaha untuk menentukan apakah terdapat hubungan (asosiasi) antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada di antara variabel yang diteliti. Yang dimaksud dengan variabel adalah suatu konsep yang dapat diasumsikan sebagai suatu kisaran nilai. Contoh variabel adalah umur, tingkat pendidikan, motivasi, dan keberhasilan.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa penelitian korelasi tidak menjelaskan sebab akibat, melainkan hanya menjelaskan ada atau tidak adanya hubungan antara variabel yang diteliti. Untuk keperluan mengukur asosiasi ini, ada beberapa alternatif teknik yaitu: korelasi bivariat, korelasi berganda, korelasi sekuensial, korelasi kenolikal dan analisis frekuensi multi arah (multiway frequency analysis) (Tabachnick dan Fidell,1996 : 20-21). Mana teknik yang dipilih tergantung dari jumlah variabel yang diamati, macam data yang digunakan, dan apakah variabel independen dapat dikonseptualkan sebagai kovariat (bila dampak beberapa variabel independen diukur setelah dampak variabel independen dihilangkan).

(51)

49 Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada penafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk dijadikan penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen (Emzir, 2009: 38).

Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya, antara lain :

1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.

2. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan. 3. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam lingkungan nyata.

Adapun ciri-ciri dari penelitian korelasi antara lain sebagai berikut (Sukardi, 2004: 166):

1. Penelitian seperti ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yanbg diteliti rumit/tidak dapat diteliti dengan penelitian eksperimental atau tidak dapat dimanipulasi.

2. Studi seperti ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara sistematik dalam keadaan realistiknya. 3. Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya hubungan

dan bukan ada atau tidaknya hubungan tersebut.

4. Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas.

Disamping itu, penelitian korelasi dilakukan untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut yaitu:

1. Adakah hubungan diantara dua variabel?

2. Bagaimanakah arah hubungan tersebut?

(52)

50 Seorang peneliti tepat menggunakan penelitian korelasi ketika peneliti mempunyai beberapa alasan penting, di antaranya sebagai berikut (Sukardi, 2004: 169):

a. Ada kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antarvariabel di mana

koefisien korelasi dapat mencapainya.

b. Penelitian korelasi perlu diperhitungkan kegunaannya apabila variabel yang

muncul itu kompleks, dan peneliti tidak mungkin dapat melakukan kontrol dan

memanipulasi variabel-variabel tersebut.

c. Dalam penelitian memungkinkan dilakukan pengukuran beberapa variabel

dan hubungan yang ada dalam setting yang realistis. Alasan penting lain adalah bahwa penelitian korelasi tepat dilakukan, jika salah satu tujuan penelitian adalah mencapai formula prediksi, yaitu keadaan yang menunjukkan adanya asumsi hubungan antarvariabel.

Proses Dasar Penelitian Korelasional (Sukardi, 2004: 172):

a. Pemilihan Masalah

Studi korelasional dapat dirancang untuk menentukan variabel mana dari suatu daftar yang mungkin berhubungan maupun untuk menguji hipotesis mengenai hubungan yang diharapkan. Variabel yang dilibatkan harus diseleksi. Dengan kata lain, hubungan yang akan diselidiki harus didukung oleh teori atau diturunkan dari pengalaman.

b. Sampel dan Pemilihan Instrumen

(53)

51 variabel yang diinginkan, koefisien yang dihasilkan tidak akan mengindikasikan hubungan yang diinginkan. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam memilih dan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel.

c. Desain dan prosedur

Desain korelasional dasar tidaklah rumit; dua atau lebih skor yang diperoleh dari setiap jumlah sampel yang dipilih, satu skor untuk setiap variabel yang diteliti, dan skor berpasangan kemudian dikorelasikan. Koefisien korelasi

yang dihasilkan mengindikasikan tingkatan atau derajat hubungan antara kedua variabel tersebut. Studi yang berbeda menyelidiki sejumlah variabel, dan beberapa penggunaan prosedur statistik yang kompleks, namun desain dasar tetap sama dalam semua studi korelasional.

d. Analisis Data dan Interpretasi

Bila dua variabel dikorelasikan hasilnya adalah koefisien korelasi, biasanya dinyatakan dalam harga r yang mempunyai nilai -1 sampai +1. Nilai negatif (-) menunjukkan arah dua variabel bertolak belakang. Nilai positif (+) menunjukkan dua variabel pada arah yang sama. Jika ada hubungan antara 2 variabel, berarti skor dalam 2 variabel mempunyai asosiasi dengan variabel tertentu yang terukur. Harga r =-1 atau +1 menunjukkan asosiasi sempurna diantara 2 variabel, sedangkan harga r = 0 mempunyai arti bahwa dua variabel tersebut tidak memiliki hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya.

(Cohen dan Manion,1981:128) dalam Sukardi (2008:170) menunjukkan harga r (hubungan) sebagai berikut:

Nilai r Hasil

0,20-0,35 Menunjukkan hubungan dua variabel

(54)

52

0,35-0,65 Menunjukkan hubungan sedang,

umumnya signifikan pada lebih dari 1%,

hubungan tersebut berguna untuk analisis prediksi.

0,65-0,85 Menunjukkan hubungan cukup tinggi

yang memungkinkan peneliti melakukan prediksi yang tepat.

>0,85 Menunjukkan hubungan antarvariabel

tinggi, dan peneliti dianjurkan melakukan prediksi grup secara tepat. Di samping itu, prediksi individual juga dapat dilakukan secara cermat.

Hubungan variabel yang lemah mungkin tidak memberikan rekomendasi untuk dilanjutkan, tetapi untuk variabel yang kuat misalnya r>0,80, peneliti dianjurkan untuk melakukan analisis prediksi hubungan sebab-akibat (causal comparative study) atau bahkan ke studi eksperimen untuk dapat mendapatkan kepastian apakah hubungan tersebut memiliki sebab akibat.

(55)

53 Ketika menginterpretasikan suatu koefisien korelasi, anda harus selalu ingat bahwa anda hanya berbicara tentang suatu hubungan, bukan hubungan sebab akibat. Koefisien korelasi yang signifikan mungkin menyarankan hubungan sebab akibat, tetapi tidak menetapkannya. Dalam kenyataan, itu mungkin tidak saling memengaruhi; mungkin terdapat variabel ketiga yang memengaruhi kedua variabel.

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatea Utara ( FISIP USU), jalan Dr.A Sofyan No.1 Medan, Sumatera Utara. Dan waktu penelitian ini dilakukan dibulan Juni 2015 dan akan disesuaikan dengan kebutuhan

3.3Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai, tes, atau

peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi, 2001:141).

(56)

54 Tabel :

NO Jurusan Jumlah Mahasiswa

1 Antropologi 411

2 Administrasi Negara 92

3 Administrasi Niaga 56

4 Ilmu Komunikasi 404

5 Ilmu Politik 420

6 Ilmu Kesejahteraan Sosial 423

7 Sosiologi 584

8 Ilmu Administrasi Ekstension 672

9 Ilmu Komunikasi Ekstension. 614

JUMLAH 3676

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

(57)

55 n = 97

Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Populasi

d2 = Nilai Presisi yang ditetapkan sebesar 10%

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel -Defenisi Accidental Sampling

(58)

56 peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.

- Purposive

Teknik sampling purposive yaitu “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri

sampel yang ditetapkan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah : a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur, dan internet sebagai media online yang sangat membantu untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

(59)

57 3.5Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisa dalam satu tahap, yaitu :

1. Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom presentase

untuk setiap kategori (Singarimbun, 2008:273).

1. Analisis Tabel Silang

Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel ysng satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun,2008:273).

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk mengukur tingkat hubungan diantara dua variabel, maka peneliti menggunakan rumus koefisien tata jenjang (Rank Order Correlation Coeficient) oleh Spearman atau Spearman Rho Koefisien. Spearman Rho menunjukan hubungan antara variabel X dan Variabel Y yang tidak diketahui sebaran datanya.

Untuk menguji hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan digunakan koefisien korelasi tata jenjang (Rank Order Correlation Coeficient) oleh Spearman. Uji hipotesis ini menggunakan korelasi Spearman Rank karena jenis data yang dikorelasikan karena adanya jenjang dari kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal. Jadi korelasi Spearman Rank bekerja dengan data ordinal atau berjenjang atau ranking.

(60)

58 Selanjutnya jika tabel signifikan < 0,05, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

Keterangan :

rs = Koefisien Korelatif Spearman n = Jumlah Sampling

di = Menunjukan perbedaan tiap rank

untuk menguji signifikan apakan masing-masing variabel berpengaruh dengan menggunakan rumus :

t = rs

Keterangan : t = nilai terhitung

rs = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel

jika t tabel > t hitung, maka hubungannya signifikan ( Ha diterima dan H0 ditolak) jika t tabel < t hitung, maka hubungannya tidak signifikan ( H0 diterima dan Ha ditolak)

Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi (derajat hubungan) digunakan skala Guildford atau koefisien asosiasi, sebagai berikut (Kriyantono, 2006:169).

< 0,20 : hubungan rendah sekali 0,20 – 0,40 : hubungan rendah tapi pasti 0,41 – 0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,91 : hubungan yang tinggi

(61)

59

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Penelitian menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut.

4.1.1 Tahap Awal

Pada tahap awal, peneliti meminta izin untuk mengadakan pra penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi Fisip USU yang terletak di Jl.Dr.Sofyan No. 1. Adapun pra penelitian tersebut dimaksudkan untuk menghimpun sejumlah data awal yang diperlukan untuk penyusunan proposal penelitian.Setelah itu kemudian peneliti mengadakan penelitian untuk menghimpun data dari mahasiswa Fisip USU secara mendalam dengan menggunakan kuesioner.

4.1.2. Pengumpulan Data

Mulai tanggal 11 Juli 2015 peneliti terjun kelapangan untuk menyebarkan kuesioner dengan dibantu beberapa rekan dari FISIP USU dan menyebar kuisioner melalaui email ke mahasiswa FISIP USU tersebut. Kuesioner yang dibagikan sejumlah 97, sesuai dengan sampel yang diperlukan. Dalam penelitian ini.adapun kriteria responden yang diteliti adalah mahasiswa dan mahasiswi FISIP USU yang status pembelajarannya masih aktif.

Gambar

Gambar I: Proses Komunikasi Pemasaran
Gambar 2: Bauran Pemasaran
Tabel :
Tabel 1 Jenis Kelamin Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan Judul : Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Menghadapi Pertandingan pada Atlet Karate Unit Kegiatan Mahasiswa Institut Karate-do

Timestamp

Latar belakang : UKM futsal STIE Yogyakarta yang mengalami penurunan kelincahan dikarenakan kurangnya menguasai teknik dasar permainan futsal, sehingga pemain

Kemudian pemasangan sectionalizer yang terhubung dengan penyulang J5 didapatkan indeks keandalan yang lebih baik yaitu SAIDI = 134, SAIFI 147, dan CAIDI = 54,66.. Dan

The purpose here was to examine the effect of hyper- tension and other risk factors on the diameters of the aorta and the common iliac and common femoral arteries in a

Misalnya halaman a.html memanggil halaman b.html Agar halaman b.html tidak bisa memanggil halaman a.html melalui tombol back di browser masukan kode di page a.html

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapatnya konsentrasi 137 Cs di perairan Selat Panaitan – Selatan Garut dengan kisaran 0,14 – 0,30 mBq/L yang menunjukkan pola arus

Teknik- teknik congestion management digunakan untuk mengatur dan memberikan prioritas trafik pada jaringan di mana aplikasi meminta lebih banyak lagi bandwidth