• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Besarnya Tahanan terhadap Waktu Pengereman Dinamik pada Motor DC Penguatan Kompon Panjang Komulatif (Aplikasi pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan antara Besarnya Tahanan terhadap Waktu Pengereman Dinamik pada Motor DC Penguatan Kompon Panjang Komulatif (Aplikasi pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Medan)"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

HUBUNGAN ANTARA BESARNYA TAHANAN TERHADAP WAKTU PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON

PANJANG KOMULATIF

Aplikasi pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Medan

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada

Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

NIM : 080402110

Luki Itsardi

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, yang

merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi di Departemen Teknik Elektro

Fakultas Teknik USU. Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis mengambil

judul :

”HUBUNGAN ANTARA BESARNYA TAHANAN TERHADAP WAKTU PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON

PANJANG KOMULATIF”

(Aplikasi pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Medan)

Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak akan selesai tanpa adanya

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang tulus dan sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Nispiansyah dan Hastuti serta kakak dan

adikpenulis (Winny Iftari dan Nesti Gayatri) yang tidak pernah berhenti

memberi dukungan, semangat dan doanya kepada saya dengan segala

pengorbanan dan kasih sayang yang tidak ternilai besarnya.

2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Siselaku Ketua Departemen Teknik

Elektro Fakultas Teknik USU.

3. Bapak Rachmad Fauzi, ST, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik

(3)

4. Bapak Ir. Eddy Warman, sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir

penulis yang sangat besar bantuannya bagi penulis dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

5. Bapak Soeharwinto, S.T, M.T,selaku Dosen Wali Penulis yang telah

banyak membimbing dan membantu selama masa kuliah sampai

penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Bapak Ir. Ponijan sebagai Kepala Pusat Pengembangan dan Perbedayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Medan yang telah memberi

izin riset di Pusat Pengembangan dan Perbedayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan (P4TK) Medan

7. Bapak Boas Aritonang yang telah membantu penulis untuk

menyelesaikan Pengambilan data di Pusat Pengembangan dan

Perbedayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Medan.

8. Seluruh staff pengajar dan Pegawai Departemen Teknik Elektro

FT-USU.

9. Seluruh keluarga besar penulis yang berada di Jakarta, Padang, dan

Makassar yang tak pernah berhenti untuk mendukung sayaagar bisa

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

10.Kepada P.O Brother (Rabbaniy, Zamzami, Anantha, dan Lutfi), serta

terkhusus kepada Wiwid Ayudi yang terus membantu dan memotivasi

saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

11.Kepada seluruh teman-teman saya di Departemen Teknik Elektro

Stambuk 2007 yang tidak dapat di sebutkan satu persatu.

(4)

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan,

oleh karena itu saran dan kritik sangat diperlukan dalam mengembangkan isi dari

Tugas Akhir ini.

Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi dan juga

semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Juni 2012

Penulis

(5)

ABSTRAK

Motor merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik. Dalam menjalankan motor arus searah sangat mudah didalam

penggunaannya sehingga masih banyak industri yang menggunakannya walaupun

sangat sulit dalam pemeliharaannya. Untuk kelancaran proses di industri biasanya

motor diatur maju, mundur, diperlambat ataupun diberhentikan.

Dalam penggunaan motor sering dibutuhkan proses untuk menghentikan

putaran motor dengan cepat, hal ini biasa disebut proses pengereman. Ada tiga

metode yang digunakan dalam pengereman pada motor arus searah, yaitu :

pengereman regeneratif, pengereman plugging dan pengereman dinamik. Pada

tugas akhir ini saya akan membahas tentang pengereman dinamik pada motor arus

searah. Pengereman dinamik merupakan pengereman dengan mengubah motor

menjadi generator dengan beban dan tanpa penggerak mula, sehingga sangat

efisien dalam pengereman yang langsung dapat berhenti.

Untuk itu tugas akhir ini akan menunjukkan hasil pengujian tentang

hubungan antara besarnya tahanan pengereman terhadap lamanya waktu hingga

motor berhenti pada motor DC penguatan kompon panjang komulatif. Penelitian

ini dilakukan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Tujuan Penulisan ... 2

I.3 Batasan Masalah ... 2

I.4 Metode Penulisan ... 3

I.5Sistematika penulisan ... 3

BAB IIMOTOR ARUS SEARAH II.1Umum... 5

II.2Konstruksi Motor Arus Searah ... 6

II.2.1 Badan Motor ... 7

II.2.2 Kutup ... 8

II.2.3 Inti Jangkar ... 9

II.2.4 Kumparan Jangkar... 10

II.2.5 Kumparan Medan ... 11

(7)

II.2.7 Sikat-sikat ... 13

II.3 Prinsip Kerja Motor Arus Searah...14

II.3.1 Torsi Induksi ... 18

II.3.2 Gaya Gerak Listrik (GGL) Lawan ... 22

II.3.2 Reaksi Jangkar... 23

II.3.2.1 Mengatasi Masalah Reaksi Jangkar ... 26

II.4 Jenis-jenis Motor Arus Searah ... 29

II.4.1 Motor Arus searah Penguatan Bebas ... 29

II.4.2 Motor Arus Searah Penguatan sendiri ... 30

BAB III Pengereman Motor Arus searah III.1 Umum ... 35

III.2 Jenis-jenis Pengereman Pada Motor Arus searah ... 38

III.2.1 Pengereman Regeneratif ... 38

III.2.2 Pengereman Plugging ... 40

III.2.3 Pengereman Dinamik ... 41

BAB IV HUBUNGAN ANTARA BESARNYA TAHANAN TERHADAP WAKTU PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG KOMULATIF IV.1 Umum ... 46

IV.2 Peralatan Pengujian ... 47

IV.3 Spesifikasi Motor... 48

(8)

IV.4..1 Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon

panjangkomulatif tanpa beban ... 49

IV.4.2 Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon panjang komulatif berbeban ... 50

IV.5 Prosedur Percobaan ... 51

IV.5.1 Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon panjangkomulatif tanpa beban ... 51

IV.5.2 Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon panjangkomulatif berbeban ... 52

IV.6 Data Hasil pengujian ... 53

IV.6.1 Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon panjang komulatif tanpa beban ... 53

IV.6.2 Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon panjangkomulatif berbeban ... 55

IV.7 Analisa Data Pengujian ... 57

IV.7.1 Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon panjangkomulatif tanpa beban ... 57

IV.7.2 Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon panjangKomulatif berbeban ... 58

IV.8. Grafik Pengujian ... 61

IV. 8. 1. Grafik Pengujian Motor Tanpa Beban Saat di Rem ... 61

(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan ... 63

V.2Saran ... 64

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data pengujian motor tanpa beban saat direm ... 53

Tabel 4.2 Data pengujian motor berbeban saat direm... 55

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Pengereman Dinamik Kompon

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Motor Arus Searah ... 6

Gambar 2.2. Konstruksi motor arus searah ... 7

Gambar 2.3 Konstruksi kutup dan penempatannya ... 8

Gambar 2.4 Inti kutup yang berlapis-lapis ... 10

Gambar 2.5 Kumparan Jangkar... 11

Gambar 2.6 Kumparan Medan ... 11

Gambar 2.7 Komutator... 12

Gambar 2.8 Sikat-sikat ... 13

Gambar 2.9 Pengaruh penempatan konduktor berarus dalam medan magnet ... 14

Gambar 2.10 Prinsip perputaran motor dc ... 15

Gambar 2.11 Ilustrasi daerah distribusi dari ; (a) Fluksi kutup medan, (b) Fluksi jangkar, (c) Resultan dari kedua fluksi. ... 24

Gambar 2.12 Kurva pemagnetan ketika terjadi reaksi jangkar ... 25

Gambar 2.13. Pelemahan ggm akibat pergeseran bidang netral melawan arah putar ... 27

Gambar 2.14. Kumparan mesin dc yang dilengkapi dengan kutup Bantu ... 28

Gambar 2.15 Rangkaian ekivalen motor DC penguatan bebas... 29

Gambar 2.16. Rangkaian ekivalen motor DC penguatan shunt ... 30

Gambar 2.17. Rangkaian ekivalen motor DC penguatan seri ... 31

(12)

Panjang Lawan ... 32

(b) Rangkaian Ekivalen Motor DC Kompon Panjang Bantu ... 33

Gambar 2.19. (a) Rangkaian Ekivalen Motor DC Kompon Pendek Lawan ... 34

(b) Rangkaian Ekivalen Motor DC Kompon Pendek Bantu ... 34

Gambar 3.1. Sistem Motor Berbeban ... 37

Gambar 3.2 Pengereman Regeneratif Pada Motor DC ... 38

Gambar 3.3 Pengereman plugging pada motor DC penguatan Shunt ... 40

Gambar 3.4a. Sebelum Pengereman Dinamik ... 41

Gambar 3.4b. Saat Pengereman Dinamik ... 42

Gambar 3.5a. sebelum pengereman dinamik ... 44

Gambar 3.5b. Saat Pengereman Dinamik ... 44

Gambar 4.1 (a) Rangkaian pengereman dinamik motor DC penguatan kompon panjang bantu, (b) rangkaian control ... 49

Gambar 4.2 (a) Rangkaian pengereman dinamik motor DC penguatan kompon panjang bantu, (b) rangkaian kontrol. ... 50

Gambar 4.3. Grafik Pengujian Motor Tanpa Beban Saat di Rem ... 61

(13)

ABSTRAK

Motor merupakan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik. Dalam menjalankan motor arus searah sangat mudah didalam

penggunaannya sehingga masih banyak industri yang menggunakannya walaupun

sangat sulit dalam pemeliharaannya. Untuk kelancaran proses di industri biasanya

motor diatur maju, mundur, diperlambat ataupun diberhentikan.

Dalam penggunaan motor sering dibutuhkan proses untuk menghentikan

putaran motor dengan cepat, hal ini biasa disebut proses pengereman. Ada tiga

metode yang digunakan dalam pengereman pada motor arus searah, yaitu :

pengereman regeneratif, pengereman plugging dan pengereman dinamik. Pada

tugas akhir ini saya akan membahas tentang pengereman dinamik pada motor arus

searah. Pengereman dinamik merupakan pengereman dengan mengubah motor

menjadi generator dengan beban dan tanpa penggerak mula, sehingga sangat

efisien dalam pengereman yang langsung dapat berhenti.

Untuk itu tugas akhir ini akan menunjukkan hasil pengujian tentang

hubungan antara besarnya tahanan pengereman terhadap lamanya waktu hingga

motor berhenti pada motor DC penguatan kompon panjang komulatif. Penelitian

ini dilakukan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

(14)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Penulisan

Motor adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.

Salah satu jenis dari motor arus searah adalah motor penguatan bebas yang

mempunyai dua sumber, baik yang di rotor maupun di stator sedangkan motor

penguatan sendiri memilki satu sumber.

Motor arus searah adalah motor yang relatif banyak digunakan dibandingkan

dengan motor-motor lainnya. Motor ini sering dipakai karena bisa melayani

beban yang memiliki torsi start yang besar, jangkauan kontrol yang lebar untuk

pengaturan kecepatan dan torsi yang besar dibandingkan dengan motor induksi

ataupun motor sinkron. Pengereman pada motor kerap kali diperhatikan, karena

bila pengereman tidak baik maka proses industri akan berpengaruh dan

industripun akan rugi.

Pengereman dinamik merupakan pengereman dengan mengubah motor menjadi

generator dengan beban dan tanpa penggerak mula melainkan penggerak mula

yang berasal dari putaran motor awalnya, sehingga sangat efisien dalam

pengereman yang langsung dapat berhenti. Atas dasar inilah penulis tertarik

(15)

I.2 Tujuan Penulisan

Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara besarnya tahanan

pengereman pada motor penguatan kompon panjang komulatif terhadap lamanya

waktu yang dibutuhkan hingga motor berhenti.

I.3 Batasan Masalah

Untuk menjaga agar pembahasan materi dalam Tugas Akhir ini lebih terarah,

maka penulis menetapkan beberapa batasan masalah sebagai berikut :

1. Motor yang digunakan adalah motor dc kompon panjang komulatif

2. Hubungan besarnya tahanan pengereman terhadap lamanya waktu

pengereman.

3. Motor dianggap dalam keadaan normal (dapat dioperasikan)

4. Rugi-rugi yang diakibatkan oleh gesekan dan angin serta panas

diabaikan sehingga perlambatan yang terjadi dianggap hanya dari

pengereman

I.4 Metode Penulisan

Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini maka penulis menerapkan beberapa

metode studi diantaranya :

1. Studi literatur yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan

topik tugas akhir ini, dari buku-buku referensi baik yang dimiliki oleh

penulis atau di perpustakaan dan juga dari artikel-artikel, jurnal,

(16)

2. Studi lapangan yaitu dengan melaksanakan percobaan di Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(P4TK) Medan

3. Studi bimbingan yaitu dengan melakukan diskusi tentang topik tugas

akhir ini dengan dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak

departemen Teknik Elektro USU, pegawai di Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Medan dan

teman-teman sesama mahasiswa

I.5 Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB IPENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,

tujuan dan manfaat penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika

penulisan.

BAB IIMOTOR ARUS SEARAH

Bab ini membahas mengenai motor arus searah secara umum, konstruksi

motor aru searah, prinsip kerja motor arus searah, jenis-jenis motor arus searah.

BAB III JENIS-JENIS PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH

Bab ini membahas mengenai pengereman motor arus searah secara umum,

dan jenis- jenis pengereman motor arus searah.

(17)

WAKTUPENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR DC

PENGUATAN KOMPON PANJANGKOMULATIF

Bab ini membahas hubungan antara besarnya tahanan pengereman pada motor

penguatan kompon panjang komulatif terhadap lamanya waktu yang dibutuhkan

hingga motor berhenti. Pada bab ini juga akan melakukan pengambilan data di

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan

(P4TK) Medan untuk sebagai pembuktian.

BAB VKESIMPULAN

Bab ini merupakan bagian penutup berupa kesimpulann yang berkaitan dengan

pembahasan mengenai hubungan antara besarnya tahanan terhadap waktu

(18)

BAB II

MOTOR ARUS SEARAH

II.1 Umum

Motor arus searah (motor dc) adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah

energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi mekanik tersebut berupa

putaran dari motor. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat

identik dengan generator arus searah. Kenyataannya mesin yang bekerja sebagai

generator arus searah akan dapat bekerja sebagai motor arus searah. Oleh sebab

itu, sebuah mesin arus searah dapat digunakan baik sebagai motor arus searah

maupun generator arus searah.

Berdasarkan fisiknya motor arus searah secara umum terdiri atas bagian

yang diam dan bagian yang berputar. Pada bagian yang diam (stator) merupakan

tempat diletakkannya kumparan medan yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi

magnet sedangkan pada bagian yang berputar (rotor) ditempati oleh rangkaian

jangkar seperti kumparan jangkar, komutator dan sikat.

Motor arus searah bekerja berdasarkan prinsip interaksi antara dua fluksi

magnetik. Dimana kumparan medan akan menghasilkan fluksi magnet yang

arahnya dari kutub utara menuju kutub selatan dan kumparan jangkar akan

menghasilkan fluksi magnet yang melingkar. Interaksi antara kedua fluksi magnet

ini menimbulkan suatu gaya sehingga akan menimbulkan momen puntir atau

(19)

Ditinjau dari segi sumber arus penguat medan magnetnya, motor dc dapat

dibedakan atas:

1. Motor dc penguatan terpisah, bilamana arus penguat magnet diperoleh dari

tegangan diluar motor.

2. Motor dc penguatan sendiri, bilamana arus penguat magnet berasal dari

motor itu sendiri.

Gambar 2.1. Bagan Motor Arus Searah

II.2 Konstruksi Motor Arus Searah

Secara umum motor dc terbagi atas dua bagian yaitu bagian yang diam

disebut stator dan bagian yang bergerak atau berputar disebut rotor. Untuk lebih

jelas dapat dilihat pada Gambar 2.2. Motor Arus Searah

Penguatan Terpisah Penguatan Sendiri

(20)

Gambar 2.2. Konstruksi motor arus searah

Ada pun konstruksi dari motor arus searah seperti yang dapat dilihat pada

gambar 2.2 diatas berikut penjelasan dari konstruksi motor arus searah :

II.2.1 Badan motor

Rangka (frame atau yoke) mesin arus searah seperti juga mesin-mesin

listrik lainnya secara umum memiliki dua fungsi, yaitu :

1. Merupakan sarana pendukung mekanik untuk mesin secara keseluruhan

2. Untuk membawa fluks magnetik yang dihasilkan oleh kutup-kutup mesin

Untuk mesin kecil, dipertimbangkan harga lebih dominan dari pada

beratnya, biasanya rangkanya terbuat dari besi tuang (cast iron), tetapi untuk

mesin-mesin besar umumnya terbuat dari baja tuang (cast steel) atau lembaran

baja (rolled steel).

Rangka ini pada bagian dalam dilaminasi untuk mengurangi rugi-rugi inti,

selain itu rangka ini juga memiliki permeabilitas yang tinggi disamping kuat

(21)

bertuliskan spesifikasi umum atau data-data teknik dari mesin, juga terdapat kotak

ujung yang merupakan tempat ujung-ujung belitan penguat medan dan lilitan

jangkar.

II.2.2 Kutup

Medan penguat atau magnet medan terdiri atas inti kutup dan sepatu kutup

(Gambar 2.3).

Gambar 2.3 Konstruksi kutup dan penempatannya

Fungsi dari sepatu kutup adalah :

1. Menyebarkan fluks pada celah udara dan juga karena merupakan bidang

lebar maka akan mengurangi reluktansi jalur magnet.

2. Sebagai pendukung secara mekanik untuk kumparan penguat atau

kumparan medan

Inti kutup terdiri dari lembaran-lembaran besi tuang atau baja tuang.

Sepatu kutup dilaminisasi dan dibaut atau dikeling atau (rivet) kerangka mesin.

Sebagai mana diketahui bahwa fluks magnet yang terdapat pada motor arus searah

dihasilkan oleh kutup-kutup magnet buatan dengan prinsip elektromagnetik.

Kumparan penguat atau kumparan kutup terbuat dari kawat tembaga

(22)

ukuran tertentu. Kumparan penguat medan berfungsi untuk menghasilkan medan

magnet untuk terjadinya proses elektromagnetik.

II.2.3 Inti jangkar

Inti jangkar yang umum digunakan dalam motor arus searah adalah

berbentuk silinder yang diberi alur-alur pada permukaanya untuk tempat

melilitkan kumparan-kumparan tempat terbentuknya ggl induksi. Inti jangkar

yang terbuat dari bahan feromagnetik, dengan maksud agar komponen-komponen

(lilitan jangkar) terletak dalam daerah yang induksi medan magnetnya besar

supaya ggl induksinya dapat bertambah besar. Seperti halnya inti kutup magnet

maka jangkat dibuat dari bahan-bahan berlapis-lapis untuk mengurangi panas

yang terbentuk karena adanya arus linier.

Gambar 2.4 Inti kutup yang berlapis-lapis

Bahan yang digunakan untuk jangkar ini sejenis campuran baja silikon.

Pada umumnya alur tidak hanya diisi satu kumparan tetapi disusun secara

berlapis.

II.2.4 Kumparan jangkar

Lilitan jangkar pada motor arus searah berfungsi sebagai tempat

(23)

Pada sisi kumparan terdiri dari :

1. Sisi kumparan aktif, yaitu bagian dari kumparan yang terdapat dalam alur

jangkar yang merupakan bagian aktif (terjadi ggl induksi sewaktu motor

bekerja). Setiap sisi kumparan biasanya terdiri dari beberapa buah kawat.

2. Kepala kumparan, yaitu bagian dari kumparan yang terletak diluar alur,

dan berfungsi sebagai penghubung satu sisi kumparan aktif yang lain dari

kumparan tersebut.

3. Juluran, yaitu bagian ujung kumparan yang menghubungkan sisi aktif

dengan komutator.

Gambar 2.5 Kumparan Jangkar

II.2.5 Kumparan medan

Kumparan medan adalah susunan konduktor yang dibelitkan pada inti

kutub. Rangkaian medan yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi utama

dibentuk dari kumparan pada setiap kutub. Pada aplikasinya rangkaian medan

dapat dihubungkan dengan kumparan jangkar baik seri maupun paralel dan juga

dihubungkan tersendiri langsung kepada sumber tegangan sesuai dengan jenis

(24)

Gambar 2.6 Kumparan Medan

II.2.6 Komutator

Fungsi komutator adalah untuk fasilitas penghubung arus dari konduktor

jangkar sebagai penyearah mekanik yang bersama-sama dengan sikat membuat

suatu kerja sama yang disebut komutasi agar menghasilkan penyearah yang lebih

baik, maka komutator yang digunakan hendaknya dalam jumlah besar.

Dalam hal ini setiap belahan (segmen) komutator tidak lagi merupakan

bentuk separuh cincin, tetapi sudah berbentuk lempengan-lempengan (segmen

komutator).

Jikaterjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet,

maka akan timbultegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah

putaran, sehinggamerupakan tegangan bolak-balik.Prinsip kerja dari arus searah

adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif

dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah

(25)

Gambar 2.7 Komutator

II.2.7 Sikat-sikat

Sikat-sikat ini (Gambar 2.6) berfungsi sebagi jembatan bagi aliran arus ke

kumparan jangkar. Dimana permukaan sikat ditekan ke permukaan segmen

komutator untuk menyalurkan arus listrik. Besarnya tekanan pegas dapat diatur

sesuai dengan keinginan.

Komutator merupakan bagian yang sering dirawat dan dibersihkan karena

bagian ini bersinggungan dengan karbon sikat untuk memasukkan arus dari

jala-jala ke rotor. Karbon sikat dipegang oleh sikat pemegang agar kedudukan sikat

arang stabil. Pegas akan menekan karbon sikat sehinga hubungan karbon sikat

dengan komutator tidak goyah. Karbon sikat tidak akan memendek karena usia

(26)

Gambar 2.8 Sikat-sikat

Disamping itu sikat memegang peranan penting untuk terjadinya

komutasi. Karbon yang ada diusahakn memiliki konduktifitas yang tinggi untuk

mengurangi rugi-rugi listrik agar gesekan antara komutator-komutator dan sikat

tidak mengakibatkan arusnya komutator, maka sikat harus lebih lunak dari pada

komutator.

II.3 Prinsip Kerja Motor Arus Searah

Sebuah konduktor yang dialiri arus mempunyai medan magnet

disekelilingnya. Pada saat komutator yang dialiri arus listrik ditempatkan pada

suatu medan magnet, maka konduktor akan mengalami gaya mekanik seperti

diperlihatkan Gambar 2.9

( a ) ( b ) ( c )

(27)

Gambar 2.9.a menggambarkan sebuah konduktor yang dialiri arus listrik

menghasilkan medan magnet disekelilingnya. Arah medan magnet yang

dihasilkan oleh konduktor dapat diperoleh dengan menggunakan kaidah tangan

kanan. Kuat medan tergantung pada besarnya arus yang mengalir pada konduktor.

Gambar 2.9.b menunjukkan sebuah medan magnet yang diakibatkan oleh

kutup-kutup magnet utara dan selatan. Arah medan magnet adalah dari kutup-kutup utara

menuju kutup selatan.

Pada saat konduktor dengan arah arus menjauhi pembaca dan ditempatkan

didalam magnet seragam, maka medan gabungannya akan seperti yang

ditunjukkan Gambar 2.9.c. Daerah diatas konduktor, medan yang ditimbulkan

konduktor adalah dari kiri ke kanan, atau pada arah yang sama dengan medan

utama. Sementara dibawahnya, garis-garis magnet dari konduktor arahnya

berlawanan dengan medan utama. Hasilnya adalah memperkuat medan atau

menambah kerapatan fluksi diatas konduktor dan melemahkan medan atau

mengurangi kerapatan fluksi dibawah konduktor.

Dalam keadaan ini, fluksi di daerah diatas konduktor yang kerapatannya

bertambah akan mengusahakan gaya kebawah kepada konduktor, untuk

mengurangi kerapatannya. Hal ini menyebabkan konduktor mengalami gaya

berupa dorongan kearah bawah. Begitu juga halnya bila arus dalam konduktor

dibalik. Kerapatan fluksi yang berada dibawah konduktor berkurang sehingga

konduktor akan mendapatkan gaya tolak kearah atas. Konduktor yang mengalami

(28)

Prinsip kerja sebuah motor arus searah dapat dijelaskan dengan gambar berikut ini

:

Gambar 2.10 Prinsip perputaran motor dc

Pada saat kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan dan merupakan

rangkaian tertutup maka mengalirlah arus medan sehingga menghasilkan fluksi

magnet yang arahnya dari kutup utara menuju kutub selatan. Selanjutnya ketika

kumparan jangkar dihubungkan ke sumber, pada kumparan jangkar mengalir arus

jangkar. Arus yang mengalir pada konduktor-konduktor kumparan jangkar

menimbulkan fluksimagnet yang melingkar. Fluksi jangkar ini memotong fluksi

fluksi dari kedua kutup medan, sehingga menyebabkan perubahan kerapatan

fluksi dari medan utama. Hal ini menyebabkan jangkar mengalami gaya sehingga

menimbulkan torsi.

Gaya yang dihasilkan pada setiap konduktor dari sebuah jangkar,

merupakan akibat dari sebuah aksi gabungan medan utama dan medan

disekeliling konduktor. Medan disekeliling masing-masing konduktor jangkar

tergantung pada besarnya arus jangkar yang mengalir pada konduktor tersebut.

(29)

Besarnya gaya Lorentz (F) dapat ditulis :

F = B.I.L(newton) ... (2.1)

dimana :

F = Gaya lorentz (newton)

I= Arus (ampere)

L= Panjang penghantar (meter)

B= Rapat fluksi (weber/m²)

Sedangkan torsi yang dihasilkan motor dapat ditentukan dengan :

T = F.r (N-m) ... (2.2)

Bila torsi yang dihasilkan motor lebih besar daripada torsi beban maka

motor akan berputar.

Besarnya torsi beban dituliskan dengan :

T = K..Ia (N-m) ... (2.3)�=

K = Konstanta (bergantung pada ukuran fisik motor)

∅ = Fluksi setiap kutup (weber)

Ia = Arus jangkar

P = Jumlah kutup

Z = Jumlah kuutp

(30)

II.3.1 Torsi Induksi

Apabila kumparan jangkar diletakkan diantara kumparan medan yang

mana medan magnetnya homogen, dan kumparan jangkar ini dialiri arus maka

timbullah gaya (F) seperti dilihatkan pada gambar 2.7. Gaya ini akan

menimbulkan torsi pada rotor. Apabila torsi yang ditimbulkan lebih besar dari

torsi beban maka rotor akan berputar.

Besarnya torsi yang ditimbulkan adalah :

T = F.r.sinα (N-m) ... (2.5)

Dimana :

r = Jari-jari

α = Sudut terbentuk antara jari-jari belitan dan gaya dalam satuan

derajat.

Kalau pada suatu saat kumparan jangkar berada pada kedudukan

horizontal (α = 90°), torsi yang terjadi merupakan penjumlahan dari torsi masing

-masing segmen (Gambar 2.8).

a. Segmen ab

Di segmen ini, arah arus menuju kearah kita dan memotong fluksi dengan arah

tegak lurus.

Besar gaya yang terjadi:

��� = �.�.�.��� 90�

(31)

��� = �.�.����

=�.�.�.��� 90�

=�.�.�.� (dengan arah berlawanan putaran jarum jam)

b. Segmen bc

Di segmen bc, arah arus sejajar dengan arah fluksi, sehingga gaya yang

terjadi adalah:

��� = �.�.�.��� 0�

= 0

Jadi: ��� = 0

c. Segmen cd

Di segmen ini, arah arus menjauhi kita dan memotong fluksi, sehingga

gaya yang terjadi adalah:

��� = �.�.�.��� 90�

=�.�.� (tegak lurus pada I dan B) Torsi yang timbul karena gaya ini adalah:

��� = �.�.����

=�.�.�.��� 90�

=�.�.�.� (dengan arah arus menuju ke arah kita dan memotong fluksi dengan arah tegak lurus pada arah I dan B).

d. Segmen da

Di segmen ini, arah arus menuju kearah kita dan memotong fluksi dengan

tegak lurus pada arah I dan B.

Besar gaya yang terjadi adalah:

(32)

= 0

Rumusan ini berlaku untuk kumparan lilitan tunggal dimana jumlah

konduktor adalah 2 buah.

Untuk torsi yang dibangkitkan oleh suatu konduktor adalah:

����� = �.�.�.� (N-m) ... (2.6)

Jika ada a percabangan arus (cabang paralel) pada motor dan total arus

jangkar sebesar Ia, maka arus yang mengalir pada suatu konduktor adalah:

�=�� (A) ... (2.7)

Dan torsi pada satu konduktor pada motor adalah:

����� = �.�.�.��� (N-m) ... (2.8)

Fluksi per kutub pada motor adalah:

(33)

Torsi yang dibangkitkan oleh motor bila jumlah Z konduktor adalah:

II.3.2 Gaya Gerak Listrik (GGL) Lawan

Ketika jangkar motor berputar konduktornya juga berputar dan memotong

fluksi utama. Sesuai dengan hukum Faraday, akibat gerakan konduktor di dalam

suatu medan magnetik maka pada konduktor tersebut akan timbul GGL induksi

yang diinduksikan pada konduktor tersebut dimana arahnya berlawanan dengan

tegangan yang diberikan pada motor. Karena arahnya berlawanan, maka hal

tersebut disebut GGL lawan.

Besarnya tegangan yang diinduksikan tersebut sesuai dengan persamaan

berikut:

�� =�60� �.∅(����) (2.14)

Persamaan tegangan secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:

�� =�′.�.∅ (����) (2.15)

Dimana:

�′ = �.�

�.60 (2.16)

(34)

Pengaruh ggm jangkar pada distribusi fluksi medan utama dicelah utara

disebut reaksi jangkar. Ggm jangkar akan menghasilkan dua pengaruh yang tidak

diinginkan pada fluksi medan utama yaitu :

1. Reduksi jala-jala pada fluksi medan utama masing-masing kutup.

2. Distorsi gelombang fluksi medan utama masing-masing kutup sepanjang

celah udara.

Reduksi dalam fluksi utama masing-masing kutup mengurangi tegangan

utama dan torsi yang dihasilkan, dimana torsi fluksi medan utama mempengaruhi

batasan keberhasilan komutasi dalam mesin arus searah.

Gambar 2.11.a memperlihatkan jalur fluksi untuk kutup utama dari mesin

arus searah dua kutup tanpa beban yaitu tanpa arus jangkar. Bila mesin arus

searah dibebani, maka arus akan mengalir didalam kumparan jangkar. Arus ini

terlihat dalam Gambar 2.11.b oleh dot pada kutup S (selatan) dan cross pada

kutup U (utara). Arus jangkar ini membentuk fluksi jangkar seperti terlihat dalam

gambar 2.11.b. Jika mesin arus searah dari Gambar 2.11 bekerja sebagai motor,

maka jangkar haruslah berputar berlawanan arah dengan jarum jam, karena kutup

U dan S dari medan utama yang harus menarik kutup S dan U yang dihasilkan

(35)

U

S

Gambar 2.11 Ilustrasi daerah distribusi dari ; (a) Fluksi kutup medan,

(b) Fluksi jangkar, (c) Resultan dari kedua fluksi.

Dari Gambar 2.11.b menunjukkan juga bagian tengah inti jangkar dan

didalam kutup yang berhadapan, jalur fluksi yang dibangkitkan oleh arus jangkar

tegak lurus dengan jalur fluksi utama. Dengan kata lain, jalur dari fluksi jangkar

ini menyilang jalur fluksi medan utama.

Dengan demikian, pengaruh gaya gerak medan mgnet (ggm) jangkar pada

medan utama adalah merupakan magnetisasi silang yang disebut fluksi silang.

Ketika arus mengalir kedalam jangkar dan kumparan medan, maka distribusi

fluksi resultan diperoleh dari penggabungkan dua fluksi.

Dimana fluksi reaksi jangkar memperkuat fluksi medan utama disatu

bagian dan melemahkan fluksi medan dibagian lain pada kutup utama. Jika tidak

ada kejenuhan magnetik, maka jumlah penguatan dan pelemahan dari fluksi

medan utama adalah sama dan fluksi resultan perkutup masih tetap tidak berubah

dari nilai tanpa bebannya. Secara aktual, kejenuhan magnetik akan terjadi, dan

akibatnya efek kekuatan ini lebih kecil dibandingkan dengan efek demagnetisasi

(36)

Masalah kedua akibat adanya reaksi jangkar adalah pelemahan fluksi.

Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan fluksi yang dekat dengan titk

jenuhnya .Pengaruh kejenuhan magnetik pada reduksi fluksi medan utama dapat

dijelaskan dengan bantuan Gambar 2.12 pada sisi lain dari sumbu d, ggm resultan

adalah ( Fk – Fj ) dimana Fk = ggm medan utama. Karena pada lokasi

dipermukaan kutup dimana gaya gerak magnet (ggm) rotor menambahkan

permukaan kutup dan ggm rotor mengurangi ggm kutup, terdapat penurunan

rata-rata kerapatan fluks yang lebuh besar, sehingga penjumlahan rata-rata-rata-rata kerapatan

fluksi yang terjadi adalah kerapatan fluks kutup yang semakin berkurang.

Gambar 2.12 Kurva pemagnetan ketika terjadi reaksi jangkar

Akibat pelemahan fluksi ini pada motor arus searah efek yang ditimbulkan

menjadi lebih serius, dimana pelemahan fluks akan menyebabkan motor arus

searah khususnya motor arus searah paralel akan demikian cepatnya hingga tak

terkendali.

O

Φ

FF z

x y

(37)

II.3.3.1 Mengatasi Masalah Reaksi Jangkar

Ada tiga cara untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat reaksi

jangkar, yaitu :

1. Pergeseran sikat (Brush shifting)

Ide dasarnya adalah memindahkan sikat seirama dengan perpindahan

bidang netral untuk menghindari percikkan bunga api yang mungkin timbul.

Namun dalam penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang

netralnya sangat ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul oleh mesin

sehingga sikat harus juga diubah setiap saat, sesuai dengan perubahan jarak

perpindahan bidang netral. Selain itu pergeseran sikat ini akan memperburuk

melemahnya fluksi akibat reaksi jangkar mesin dapat diperlihatkan Gambar 2.13.

U

S

rotor Γresultan Γrotor

Γkutub

(38)

2. Kutup Bantu (Interpole)

Ide dasar dari solusi masalah ini jika nilai tegangan pada kawat-kawat

yang sedang melakukan proses komutasi/penyearahan dibuat nol, maka tidak akan

mendapat percikkan bunga api pada sikat-sikat mesin tersebut. Untuk itu, kutup

bantu (interpole) ini dihubungkan seri terhadap kumparan jangkar dapat

diperlihatkan pada Gambar 2.14.

Ketika beban yang dipikul mesin meningkat dan arus jangkarpun

meningkat, besarnya perubahan/pergeseran bidang netral meningkat pula. Hal

tersebut akan menyebabkan timbulnya tegangan pada konduktor-konduktor yang

sedang melakukan komutasi. Pada saat itu juga fluks kutup bantu juga meningkat,

menghasilkan tegangan pada konduktor-konduktor tersebut dan berlawanan

dengan tegangan yang timbul akibat pergeseran bidang netral.

Jangkar

Gambar 2.14. Kumparan mesin dc yang dilengkapi dengan kutup bantu.

3. Belitan kompensasi (Compensating winding)

Untuk kerja motor yang berat maslah pelemahan fluksi menjadi sangat

penting. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan menambah

lilitan kompensasi. Belitan kompensasi ini dihubungkan seri terhadap kumparan

jangkar, kumparan jangkar ini bertujuan untuk mengurangi penyimpangan yang

(39)

diimbangi oleh fluksi belitan kompensasi sehingga bidang netralnya tidak

bergeser.

II.4 Jenis-Jenis Motor Arus Searah

II.4.1Motor Arus Searah Penguatan Bebas

Rangkaian ekivalen motor dc penguat bebas

Gambar 2.15 Rangkaian ekivalen motor DC penguatan bebas

Motor arus searah penguatan bebas adalah motor arus searah yang sumber

tegangan penguatannya berasal dari luar motor. Di mana kumparan medan

disuplai dari sumber tegangan DC tersendiri. Rangkaian ekivalen motor arus

searah penguatan bebas dapat dilihat pada gambar di atas.

Dari rangkaian tersebut diperoleh persamaan umum motor DC penguat bebas :

�� = �� +��.�� (volt) ... (2.17)

�� = ��.�� ... (2.18)

Dimana: � = Tegangan terminal jangkar motor DC (Volt)

�� = Arus jangkar (Ampere)

�� = Tahanan jangkar (Ohm)

(40)

�� = Tegangan medan penguatan bebas (Volt)

�� = Tahanan medan penguatan bebas (Ohm)

�� = Gaya gerak listrik motor DC (Volt)

II.4.2 Motor Arus Searah Penguatan Sendiri

Pada motor arus searah penguatan sendiri ada tiga jenis motor arus searah

berdasarkan penguatan medan magnet sendiri, yaitu :

1. Motor Arus Searah Penguatan Shunt

Rangkaian ekivalen motor DC penguatan shunt

Gambar 2.16. Rangkaian ekivalen motor DC penguatan shunt

Pada motor shunt kumparan jangkar dihubungkan langsung pada terminal

sehingga paralel dengan kumparan jangkar.

Persamaan umum motor DC penguatan shunt

�� = �� +��.��(Volt) ... (2.19)

��ℎ =�� =��ℎ.��ℎ(Volt) ... (2.20)

�� =�� +��ℎ(Ampere) ... (2.21)

Dimana: � = Tegangan terminal medan shunt motor DC (Volt)

��ℎ = Arus kumparan medan shunt (Ampere)

��ℎ = Tahanan medan shunt (Ohm)

(41)

2. Motor Arus Searah Penguatan Seri

Rangkaian ekivalen motor DC penguatan seri

Gambar 2.17. Rangkaian ekivalen motor DC penguatan seri

Pada motor arus searah penguatan seri, kumparan medan dihubungkan

secara seri dengan rangkaian jangkar. Oleh sebab itu arus yang mengalir pada

kumparan medan seri sama dengan arus yang mengalir pada kumparan jangkar.

Persamaan umum motor DC penguatan seri

�� = �� +��(�� +��) (Volt) ... (2.22)

�� = (��−�+) (Volt) ... (2.23)

�� = �� (Ampere) ... (2.24)

Dimana: � = Arus kumparan seri (Ampere)

(42)

3. Motor Arus Searah Penguatan Kompon

Motor dc yang memililki penguatan medan seri dan medan shunt disebut

motor kompon. Pada penguatan seri dengan menambah medan shunt disebut

kompon bantu dan sebaliknya, medan seri mengurangi medan shunt disebut motor

kompon lawan.

Pada motor arus searah penguatan kompon terbagi atas dua bagian, yaitu :

a. Motor Arus Searah Penguatan Kompon Panjang

Rangkaian ekivalen:

(a)

(b)

Gambar 2.18. (a) Rangkaian Ekivalen Motor DC Kompon Panjang Lawan

(43)

Persamaan umum:

�� = �� +��. (�� +��) (Volt) ... (2.25)

�� = ��ℎ.��ℎ (Volt) ... (2.26)

�� = ��ℎ +�� (Ampere) ... (2.27)

b. Motor Arus Searah Penguatan Kompon Pendek

Rangkaian ekivalen:

(a)

(b)

Gambar 2.19. (a) Rangkaian Ekivalen Motor DC Kompon Pendek Lawan

(44)

Persamaan umum:

�� = �� +��.��ℎ +��.�� (Volt) ... (2.28)

�� = ��ℎ.��ℎ(Volt) ... (2.29)

(45)

BAB III

PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH

III.1 Umum

Pengereman motor arus searah adalah suatu usaha atau gaya yang

diberikan terhadap motor dc yang sedang berputar agar motor mengalami

perlambatan ataupun berhenti dalam waktu singkat. Pengereman merupakan suatu

persoalan yang sangat penting pada motor listrik seperti motor-motor yang

digunakan untuk alat pengangkat.

Metode penghentian motor yang paling umum adalah dengan

menghilangkan tegangan suplai sehingga motor dan beban berhenti. Pada

beberapa aplikasi, motor harus dihentikan lebih cepat atau dipertahankan

putarannya. Pengereman listrik menggunakan lilitan motor untuk menghasilkan

torsi yang memperlambat. Ada banyak keadaan dimana diperlukannya dalam

menurunkan kecepatan motor dc dan beban yang digerakkannya. Motor yang

dipergunakan sebagai penggerak pada suatu lintasan yang menurun, misalnya

kereta api listrik yang menuruni lereng bukit atau sebuah elevator yang

mengangkat beban akan mengalami percepatan akibat energi potensial. Motor

akan berputar semakin cepat hingga suatu kecepatan yang yang tidak terkontrol

dan berbahaya. Untuk itu motor harus diberikan pengereman agar kecepatannya

berkurang. Energi listrik dari rotor dan beban dihilangkan sebagia batang-batang

rotor dari motor.

Sistem pengereman sangat menentukan keamanan dan keselamatan pada

(46)

berputar akibat adanya gesekan yang terjadi pada motor. Namun tentu saja

perlambatan yang disebabkan gesekkan ini memerlukan waktu yang lama agar

motor berhenti.

Penggunaan rem mekanik untuk memperlambat dan menghentikan motor

sangat terbatas. Rem mekanik bekerja dengan cara menjepit bagian yang berputar

agar motor menjadi lambat dan berhenti. Jika motor yang direm pada keadaan

berputar dengan sangat cepat dan pada lintasan yang menurun dan panjang,

gesekkan yang terjadi pada rem akan membuat temperatur rem sangat panas. Pada

keadaan ini rem membutuhkan waktu yang lama untuk melepaskan panas agar

rem dingin dan dapat beroperasi kembali. Ini tentunya tidak memungkinkan

karena motor harus bekerja kembali.

Permasalahan ini menyebabkan pengereman elektrik menjadi sangat

diperlukan. Pengereman elektrik memperlambat motor yang sedang berputar dan

menghentikannya dalam waktu yang singkat dan kembali seperti semula dalam

waktu yang sangat cepat. Hal ini sangat bermanfaat agar motor dapat terus

dioperasikan.

Kemampuan pengereman elektrik berkebalikan pengereman mekanik.

Pengereman elektrik memberikan gaya pengereman melalui tahanan pengereman

yang sangat besar pada putaran yang cepat, sedangkan rem mekanik bekerja

dengan menahan poros sehingga putaran dapat diperlambat dan mampu menahan

motor hingga berhenti. Sedangkan kombinasi pengereman elektrik dan mekanik

menghasilkan suatu sistem pengereman yang baik. Didalam pengereman elektrik,

(47)

Dalam hal ini, motor memutar beban dengan torsi dapat dilihat seperti

pada persamaan 3.1. sebagai berikut.

�=�+����

�� (3.1)

Dimana:

� = Momen inersia (Kg/m)

�� = Kecepatan sudut (rad/detik)

� = Torsi (N-m)

�� = Torsi beban (N-m)

Persamaan 3.1 dapat di tunjukkan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1. Sistem Motor Berbeban

III.2 Jenis-Jenis Pengereman Pada Motor Arus Searah

Ada tiga jenis pengereman pada motor arus searah untuk digunakan dalam

berbagai aplikasi yaitu :

1. Pengereman Regeneratif

2. Pengereman Plugging

3. Pengereman Dinamik

III.2.1 Pengereman Regeneratif

Jenis pengereman ini mempunyai konsep yang sangat sederhana. Pada

(48)

tanpa mengubah rangkaian. Pengereman regeneratif terjadi pada saat kecepatan

motor melebihi kecepatan nominalnya.

Sewaktu motor yang berputar berjalan pada suatu lintasan yang menurun

misalnya kecepatan kerja kereta api yang menuruni lereng bukit, maka motor akan

mengalami percepatan meskipun tegangan yang diberikan tetap.

Gambar 3.2 Pengereman Regeneratif Pada Motor DC

Vo adalah gaya gerak listrik yang dibangkitkan oleh mesin arus searah,

sedangkan Vt adalah tegangan sumber bagi motor sekaligus merupakan baterai

yang diisi. Ra dan La masing-masing adalah hambatan dan induktansi jangkar.

Ketika saklar pemenggal dihidupkan, maka arus mengalir dari jangkar,

melewati saklar dan kembali ke jangkar. Ketika saklar pemenggal dimatikan,

maka energi yang tersimpan pada induktor jangkar akan mengalir melewati dioda,

baterai dengan tegangan Vt dan kembali ke jangkar.

Kecepatan motor yang bertambah melebihi kecepatan nominalnya

sehingga Eaakan lebih besar dari Vt.Ea yang lebih besar dari Vt menyebabkan arus

Ia berubah dan motor akan berlaku sebagai generator yang mengirim arus

(49)

Keuntungan penggunaan pengereman regeneratif adalah energi yang

dihasilkan oleh motor akibat perputaran tidak akan dilepas atau dibuang tetapi

masih dapat dipergunakan sehingga secara ekonomis sangat menguntungkan.

Permasalahan pada pengerman regeneratif adalah ketika jaringan tidak

mampu untuk menerima atau mengkonsumsi semua energi yang dihasilkan,

sehingga kecepatan motor tidak akan jauh berkurang, maka terkadang pengerman

regeneratif sulit untuk diandalkan.

III.2.2 Pengereman Plugging

Pengereman ini disebut juga pengereman mendadak yaitu pengereman

motor dalam waktu yang singkat dan tiba-tiba. Pengereman ini dilakukan dengan

membalikkan polaritas sebuah motor dc.

Rangkaian pengereman plugging sebuah motor arus searah penguatan

bebas ditunjukkan gambar 3.4

(50)

Jika terminal jangkar sebuah motor dc dibalik polaritasnya, maka arah

tegangan sumber akan berubah dan menjadi searah dengan ggl lawan. Antara

tegangan sumber dan ggl lawan saling menambahkan.

Untuk menghindari arus yang terlalu besar, harus diberikan sebuah

tahanan yang dipasang seri dengan tahanan jangkar. Tahanan ini perlu dipasang

karena tegangan pada rangkaian menjadi Vt + Ea. Besar tahanan yang

dipergunakan sebaiknya kira-kira dua kali besar tahanan start motor.

Hali ini menyebabkan nilai Ea berkurang (Ea=c.n.∅ ), sehingga kecepatan

putar motor berkurang dimana konstan. Hal terpenting pada pengereman plugging

adalah pada saat kecepatan putaran motor menjadi nol, jangkar harus dilepaskan

dari sumber tegangan. Jika pada jangkar masih ada mengalir arus, motor akan

kembali berputar dengan arah yang berlawanan.

III.2.3 Pengereman Dinamik

Pengereman dinamik merupakan suatu pengereman motor listrik yang

sangat praktis dan memberikan gaya pengereman yang sangat baik. Pengereman

ini dilakukan dengan melepaskan jangkar sebuah motor yang berputar dari sumber

tegangan dan membuat motor berlaku sebagai generator dengan memasangkan

tahanan pada terminal jangkar.

Pengereman dinamik pada motor arus searah penguatan bebas (Gambar

3.2.a) dan motor arus searah penguatan bantu (Gambar 3.2.b) digambarkan

(51)

Gambar 3.4a. Sebelum Pengereman Dinamik

Gambar 3.4b. Saat Pengereman Dinamik

Dari gambar 3.4a didapat persamaan sebagai berikut:

�� = �� +��.��(Volt) ... (3.2)

�� =�.�.∅ (Volt) ... (3.3)

��� =��.�� (Watt) ... (3.4)

���� = ��.�� =��. 2.�.� (Watt) ... (3.5)

�� =��+���� (N-m) ... (3.6)

�� =��+������(N-m) ... (3.7)

Keterangan:

(52)

���� = Torsi rem (N-m)

�� = Arus kumparan jangkar (Ampere)

�� = Gaya gerak listrik jangkar (Ampere)

�� = Tahanan jangkar (Ohm)

�� = Torsi yang dibangkitkan (N-m)

���� = Daya Keluar (Watt)

��� = Daya masuk (Watt)

∅= Fluksi (Wb)

Pada saat motor DC penguatan bebas direm dengan pengereman dinamik

maka didapatkan Vt = 0 disebabkan motor telah terhubung ketahanan.

�� =��(�� +����) (Volt) ... (3.8)

Dapat TL = 0 karena motor tidak dapat lagi memikul beban sehingga Tt

sama denga Trem.

�� =������ (N-m) ... (3.9)

(53)

Pengereman dinamik pada motor kompon panjang bantu.

Gambar 3.5a. sebelum pengereman dinamik

Gambar 3.5b. Saat Pengereman Dinamik

Gambar 3.5 Pengereman motor DC penguatan kompon panjang bantu

Pada saat motor sedang berputar, arus jangkar dilepaskan dari sumber

tegangan sehingga motor tidak lagi mendapat daya dari jala-jala. Pada keadaan

ini, dimana belitan medan tetap terhubung kesumber dan motor akan menjadi

generator. Motor ini akan membangkitkan tegangan induksi sebesar Ea = c.n.∅.

Pada saat bersamaan pada terminal jangkar dipasangkan sebuah tahanan

(54)

menyebabkan energi yang dimiliki oleh jangkar yang berputar akan dilepaskan

secara cepat dalam bentuk panas melalui tahanan. Lamanya waktu pengereman

bergantung pada kecepatan motor dan besarnya tahanan perlu diperhitungkan agar

motor berhenti pada waktu yang diharapkan. Besarnya arus yang mengalir pada

waktu pengereman ditentukan oleh besarnya tahanan, yaitu :

Ia =

Ea

Ra +Rrem (3.11)

Dengan Ra adalah tahanan jangkar dan Rrem adalah tahanan pengereman.

Pengereman dinamik pada motor dc menjadi sangat dibutuhkan karena motor dc

sering digunakan untuk mengangkat dan menggerakkan beban yang berat yang

mungkin sulit untuk dihentikan.

Tipe pengereman ini digunakan secara luas dalam hubungannya dengan

pengendalian elevator, alat-alat pengangkat serta dalam penggunaan lain dimana

motor harus sering distart dan dihentikan.

Jika tahanan diperkecil, maka torsi pengereman yang ditimbulkan akan

bertambah besar, sehingga waktu yang dibutuhkan motor untuk berhenti akan

menjadi lebih singkat, jika nilai tahanan diperbesar maka torsi pengereman yang

ditimbulkan akan bertambah kecil, sehingga waktu yang dibutuhkan motor untuk

berhenti akan menjadi lebih lama. Besarnya tahanan pengereman sangat

menetukan waktu yang diperlukan untuk berhenti. Untuk mendapatkan waktu

yang diinginkan agar motor berhenti dapat dilakukan dengan mengubah-ubah

(55)

BAB IV

HUBUNGAN ANTARA BESARNYA TAHANAN TERHADAP WAKTU PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON

PANJANG KOMULATIF

Aplikasi pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Medan

IV.1 Umum

Motor dc yang memililki penguatan medan seri dan medan shunt disebut

motor kompon. Pada penguatan seri dengan menambah medan shunt disebut

kompon bantu dan sebaliknya, medan seri mengurangi medan shunt disebut motor

kompon lawan.

Motor dc kompon bantu membangkitkan torsi yang besar ketika

bertambahnya torsi beban, yang sama seperti motor seri. Bagaimanapun juga

motor kompon bantu memiliki keterbatasan pengaturan kecepatan putaran tanpa

beban, sehingga tidak ada masalah pada putaran. Hal ini membuat bentuk

keistimewaan dapat disesuaikan untuk penggunaan beban yang besar secara

tiba-tiba.

Pengereman dinamik motor dc merupakan akibat dari pelepasan sumber

kesuatu tahanan variabel. Pengereman dinamik pada motor arus searah penguatan

kompon panjang komulatif mempergunakan tahanan untuk mengalirkan arus.

Tahanan berfungsi sebagai beban yang mengkonsumsi energi yang dihasilkan

(56)

mula dengan tahanan sebagai sekumpulan konsumen yang mengkonsumsi energi

yang dihasilkan.

Ketika sebuah motor yang berputar dilepaskan dari sumber pencatu, motor

tersebut masih memiliki energi karena motor masih berputar. Besar energi listrik

yang dibangkitkan tergantung pada kecepatan motor saat motor dilepaskan dari

sumber pencatu. Karena fluks sisa pada belitan medan dan putaran masih ada

sehingga motor tersebut akan berfungsi sebagai generator. Motor akan

membangkitkan tegangan induksi yang berbanding lurus dengan kecepatan.

IV.2 Peralatan pengujian

 1 Voltmeter

 2 Amperemeter

 1 Tahanan Pengereman

 3 Tahanan Beban

 1 Catu daya dc

 1 Kontaktor

 2 MCB

 1 Saklar tekan

 2 mesin dc

(57)

IV.3 Spesifikasi Motor

Ada 2 motor yang digunakan pada pengujian ini, dimana kedua motor

tersebut memiliki spesifikasi yang sama, yaitu :

Type : SE : 2662-5D

P = 1 kW n = 2040 rpm

Kelas Isolasi = B IP = 20

V = 220 V

Hasil pengukuran :

Lilitan terpisah (J-K) = 281,8 Ω

Lilitan jangkar (GA-HB) = 4,5 Ω

(58)

IV.4 Rangkaian Pengujian

IV.4..1 Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon panjang komulatif tanpa beban

(a) (b)

Gambar 4.1 (a) Rangkaian pengereman dinamik motor DC penguatan kompon

(59)

IV.4.2 Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon panjang komulatif berbeban

(a) (b)

Gambar 4.2 (a) Rangkaian pengereman dinamik motor DC penguatan kompon

(60)

IV.5 Prosedur Percobaan

IV.5.1 Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon panjang komulatif tanpa beban

a. Rangkai peralatan seperti pada gambar 4.1

Catu daya dc dihubungkan ke motor dc penguatan kompon panjang

komulatif.

b. Tekan tombol start maka arus mengalir ke belitan C dan berenergize,

sehingga C1dan C2 menutup maka arus mengalir ke alat ukur Vt dan alat

ukur IL dimana C5 membuka, arus mengalir ke Rshunt dan C3, dimana C6

membuka arus mengalir ke Rseri dan C4 dimana C7 membuka dan arus

mengalir ke alat ukur Ia dan motor bekerja.

c. Atur tegangan suplai sampai tegangan nominal 220 Volt.

d. Catat arus IL dan Ia saat menjadi motor.

e. Atur tahanan pengereman sesuai yang diinginkan secara bertahap (118

ohm, 177 ohm, 236 ohm, 295 ohm, 354 ohm, 413 ohm, 472 ohm, 531

ohm)

f. Siap-siap mengukur waktu dengan stop watch dan lepaskan sumber

tegangan motor dengan menekan tombol stop, dimana C1 dan C2

membuka, arus mengalir ke alat ukur Ia dan ke C7 dimana C4 membuka,

arus mengalir ke Rseri dan ke C6 dimana C3 membuka arus mengalir ke

Rshunt dan ke alat ukur IL, arus mengalir ke alat ukur Vt, C5 dan ke Rrem

sehingga motor terhubung ke tahanan yang telah diatur. Percobaan

dilakukan sebanyak tiga kali dengan tahanan pengereman yang sama.

g. Catat arus jangkar, arus beban, dan waktu pengereman.

(61)

IV.5.2Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon panjang komulatif berbeban

a. Rangkai peralatan seperti pada gambar 4.2

Catu daya dc dihubungkan ke motor dc penguatan kompon panjang

komulatif.

b. Tekan tombol start arus mengalir kebelitan C dan berenergize, dimana

C1dan C2 menutup maka arus mengalir ke alat ukur Vt dan alat ukur IL

dimana C5 membuka, arus mengalir ke Rshunt dan C3, dimana C6 membuka

arus mengalir ke Rseri dan C4 dimana C7 membuka dan arus mengalir ke

alat ukur Ia dan motor bekerja.

c. Atur tegangan suplai sampai tegangan nominal 220 Volt.

d. Atur tahanan pengereman sesuai yang diinginkan secara bertahap (118

ohm, 177 ohm, 236 ohm, 295 ohm, 354 ohm, 413 ohm, 472 ohm, 531

ohm)

e. Atur beban motor dengan mengatur beban generator penguatan bebas.

f. Catat arus IL dan Ia saat menjadi motor.

g. Siap-siap mengukur waktu dengan stop watch dan lepaskan sumber

tegangan motor dengan menekan tombol stop, dimana C1 dan C2

membuka, arus mengalir ke alat ukur Ia dan ke C7 dimana C4 membuka,

arus mengalir ke Rseri dan ke C6 dimana C3 membuka arus mengalir ke

Rshunt dan ke alat ukur IL, arus mengalir ke alat ukur Vt, C5 dan ke Rrem

sehingga motor terhubung ke tahanan yang telah diatur. Percobaan

dilakukan sebanyak tiga kali dengan tahanan pengereman yang sama.

h. Catat arus jangkar, arus beban, dan waktu pengereman.

(62)

IV.6 Data Hasil pengujian

IV.6.1 Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon panjang komulatif tanpa beban

Data motor tanpa beban sebelum direm :

Vt = 220 Volt

Tabel 4.1 Data pengujian motor tanpa beban saat direm

(63)

354

2,74

2,82

2,63

413

2,80

2,84

2,70

472

2,89

2,87

2,92

531

2,95

2,90

(64)

IV.6.2 Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon panjang komulatif berbeban

Data motor berbeban sebelum direm :

Vt = 220 Volt

Tabel 4.2 Data pengujian motor berbeban saat direm

(65)

354

1,81

1,76

1,76

413

1,84

1,79

1,79

472

1,88

1,85

1,83

531

1,92

1,90

(66)

IV.7 Analisa Data Pengujian

IV.7.1 Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon panjang komulatif tanpa beban

Dari hasil pengujian maka didapat :

(67)

Trem = �������

Cara perhitungan yang dilakukan untuk data lainnya, dipakai cara yang

sama.

IV.7.2 Rangkaian pengereman dinamik pada motor dc kompon panjang Komulatif berbeban

Dari hasil pengujian maka didapat :

(68)

� = 2060

Cara perhitungan yang dilakukan untuk data lainnya, dipakai cara yang

sama.

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Pengereman Dinamik Kompon Panjang Komulatif

Tahanan Rem

(Ω)

Tanpa Beban Berbeban

(69)

IV.8. Grafik Pengujian

IV. 8. 1. Grafik Pengujian Motor Tanpa Beban Saat di Rem

Gambar 4.3. Grafik Pengujian Motor Tanpa Beban Saat di Rem

(70)
(71)

BAB V PENUTUP

V.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pengujian pengereman dinamik motor arus searah

penguatan kompon panjang tanpa beban dengan tahanan sebesar 118 Ω

diperoleh torsi pengereman 0,27 N-m dan waktu pengereman 2,02 detik,

kemudian pada tahanan 177 Ω diperoleh torsi pengereman 0,18 dan waktu

pengereman 2,27 detik, dan pada tahanan 236 Ω diperoleh torsi

pengereman 0,14 N-m dan waktu pengereman 2,42 detik. Terlihat bahwa

semakin besar tahanan yang diberikan maka semakin besar torsi

pengereman sehingga waktu pengereman pada motor semakin lama.

2. Berdasarkan hasil pengujian pengereman dinamik motor arus searah

penguatan kompon panjang berbeban dengan tahanan sebesar 118 Ω

diperoleh torsi pengereman 0,19 N-m dan waktu pengereman 1,63 detik,

kemudian pada tahanan 177 Ω diperoleh torsi pengereman 0,12 N -m dan

waktu pengereman 1,67 detik, dan pada tahanan 236 Ω diperoleh torsi

pengereman 0,09 N-m dan waktu pengereman 1,71 detik. Terlihat bahwa

semakin besar tahanan yang diberikan maka semakin besar torsi

pengeremannya sehingga waktu pengereman pada motor semakin lama.

(72)

V.2 SARAN

1. Untuk sebagai bahan perbandingan lakukan pengujian dengan

menggunakan pengereman regeneratif dan pengereman plugging

2. Kepada teman-teman mahasiswa yang akan mengerjakan tugas akhir

sebaiknya melakukan pengujian di Pusat Pengembangan dan

(73)

DAFTAR PUSTAKA

1. Chapman, Stephen J, “Electric Machinery Fundamentals”,Third Edition Mc

Graw Hill Companies, New York, 1999.

2. Lister, E.C., “Mesin dan Rangkaian Listrik”, Sixth Edition, McGraw-Hill,

Inc., 1984.diterjemahkan oleh : Ir.Drs. Gunawan, H., P.T. Gelora Aksara

Pratama, 1993.

3. Ramshaw, Raymond., “Energy Conversion Electric Motors and Generator”,

Saunders College Publishing, United States of America, 1990.

4. Theraja, B.L. & Theraja, A.K., “A Text Book of Electrical Technology”,

New Delhi, S.Chand and Company Ltd., 2001.

5. Wijaya, Mochtar,”Dasar-Dasar Mesin Listrik”, Penerbit Djambatan, Jakarta

, 2001.

6. Zuhal, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya”, Edisi ke-5,

Gambar

Gambar 2.1. Bagan Motor Arus Searah
Gambar 2.2. Konstruksi motor arus searah
Gambar 2.3 Konstruksi kutup dan penempatannya
Gambar 2.4 Inti kutup yang berlapis-lapis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berapa probabilitas bahwa banyaknya kartu yang dijajarkan dari kiri ke kanan dan ditempatkan pada tempat ke- i akan lebih besar atau sama dengan i untuk setiap i dengan 1 ≤ i ≤

Berapa probabilitas bahwa banyaknya kartu yang dijajarkan dari kiri ke kanan dan ditempatkan pada tempat ke- i akan lebih besar atau sama dengan i untuk setiap i dengan 1 ≤ i ≤

Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan.. Kelainan skoliosis

Berapa probabilitas bahwa banyaknya kartu yang dijajarkan dari kiri ke kanan dan ditempatkan pada tempat ke- i akan lebih besar atau sama dengan i untuk setiap i dengan 1 ≤ i ≤

Jika substansi terdiri dari atom netral (atau molekul nonpolar), medan akan menginduksi pada setiap momen dipol kecil, menunjuk ke arah yang sama dengan medan.. Jika

Ide utama dari pengembangan smart antenna adalah memaksimumkan gain antena ke arah yang diinginkan dan pada saat yang sama membuat pola radiasi minimum ke arah sinyal

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,