• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN TARI SANDING DI SANGGAR BINTANG SENJA DESA BANJAR MASIN KABUPATEN TANGGAMUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELATIHAN TARI SANDING DI SANGGAR BINTANG SENJA DESA BANJAR MASIN KABUPATEN TANGGAMUS"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN TARISANDINGDI SANGGAR BINTANG SENJA DESA BANJAR MASIN KABUPATEN TANGGAMUS

(Skripsi)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2016

(2)

ABSTRAK

PELATIHAN TARISANDINGDI SANGGAR BINTANG SENJA DESA BANJAR MASIN KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh SANAH LIYANA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah proses pelatihan tari sanding di Sanggar Bintang Senja Desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelatihan tari sanding di Sanggar Bintang Senja Desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi, tes praktik dan non-tes. Teori yang digunakan yaitu teori pendidikan nonformal. Sumber data yang diperoleh adalah narasumber, pelatih tari sanding dan 6 peserta didik perempuan Sanggar Bintang Senja. Analisis data diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Proses pelatihan tari dengan menggunakan metode latihan, peserta didik dapat mengamati, mendengarkan, dan merasakan proses pelatihan tari secara langsung. Langkah-langkah penggunaan metode latihan pada proses pelatihan ragam gerak tari sanding di Sanggar Bintang Senja yaitu pelatih mempersiapkan ruangan, melakukan pemanasan, memberitahukan tujuan pelatihan, kemudian menyampaikan materi, melibatkan peserta didik untuk aktif dalam pelatihan, pelatih maupun peserta didik menyimpulkan hasil pelatihan, lalu menutup kegiatan dengan memberikan informasi materi yang akan dipelajari selanjutnya. Proses pelatihan ini peserta didik menirukan terlebih dahulu ragam gerak yang diajarkan oleh pelatih, kemudian peserta didik diberi kesempatan berlatih mengulang ragam gerak yang sudah dipelajari dan diharapkan mampu menghafal ragam gerak yang telah diajarkan.

(3)

ABSTRACT

SANDINGDANCE TRAINING AT BINTANG SENJA ART STUDIO

BANJAR MASIN VILLAGE TANGGAMUS REGENCY

By

SANAH LIYANA

The problem in this research is how the process of sanding dance training at Bintang Senja art studio Banjar Masin Village Tanggamus Regency. This research was aimed to describe the practice process in sanding dance training at Bintang Senja art studio Banjar Masin Village Tanggamus Regency.The research method used was qualitative descriptive. The data collecting techniques used were: observation, interview, documentation, test and non-test practice. Then, nonformal education theory was used here. The data were elicited form certain sources such as interviewee, sanding dance trainer and 6 female students of Bintang Senja Art Studio. analysis of data obtained from interviews, field notes and documentation. instrument of this study is the researchers themselves. Dance training process by using practice methode, the students could observe, listen, and engage the dance training process actively. The steps used in implementing the practice method on the process of the training of sanding's various dance style movements at Bintang Senja Art Studio were the trainer prepared the room, warming up, notify the purpose of training, and than provide materials, involved the students to be active in the training, trainer or students concluded the result of the training, then closing activities by providing information materials that will be studied next. In the training process, the students should be could imitate firstly various dance style movements which were given by the trainer, the students had given chance to practice various dance style movements that had been learned previously.

(4)

PELATIHAN TARISANDINGDI SANGGAR BINTANG SENJA DESA BANJAR MASIN KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh

SANAH LIYANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kandang Besi pada 4 Januari 1994, anak kedua dari empat bersaudara buah hati Bapak Aliyan dan Ibu Hernawati. Pendidikan pertama kali yang ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Tebabunuk Kotaagung Barat pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kotaagung Barat pada tahun 2009, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kotaagung pada tahun 2012.

(9)

MOTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan

(Q.S Al-Insyirah : 6)

Bukanlah suatu aib jika kamu gagal dalam suatu usaha, yang merupakan aib adalah jika

kamu tidak bangkit dari kegagalan itu

(10)

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia yang tak terhitung. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan baginda Rasulullah Muhammad SAW, dan dari lubuk hati yang paling dalam kupersembahkan karya ini sebagai tanda bukti cinta kasihku kepada:

1. Orang tua tercinta, terkasih dan tersayang, Mak dan Bak yang senantiasa terus mendoakan, selalu memberikan semangat dan dukungan kepada saya sampai saat ini. Terima kasih yang tak terhingga atas semua yang telah kalian berikan dan perjuangkan untuk saya selama ini.

2. Abangku tersayang Dedi Putrawan serta adikku tercinta Agus Niawan dan Yuli Restika Sari, terima kasih atas doa dan dukungan serta semangat yang telah diberikan kepada saya.

3. Untuk seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan motivasi demi keberhasilan saya.

4. Sahabat dan teman-teman angkatan 2012 tercinta yang telah memberikan semangat, motivasi, dan dukungan untuk pengerjaan skripsi ini.

5. Dosen-dosen yang telah mendidik, memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagiku, dan bimbingan demi kelancaran tugas-tugasku.

(11)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT (Tuhan Yang Maha Esa) karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, skripsi dengan judul “Pembelajaran Tari Sanding di Desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus” ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Tari, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Hasyimkan, S.Sn., M.A. selaku pembimbing I, dan Pembimbing Akademik. Terima kasih atas kesabaran, nasihat, ilmu serta waktu yang diberikan dalam membimbing penulis.

2. Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II, terima kasih atas kesabaran, nasihat, ilmu serta waktu yang diberikan dalam membimbing penulis.

(12)

4. Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari FKIP Unila. Terima kasih atas ilmu, bimbingan dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama menjalani studi.

5. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Lampung.

6. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu dosen Dwiyana Habsari, S.Sn., M.Hum., Dr. I Wayan Mustika, M.Hum. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn., terima kasih telah membekali penulis dengan banyak ilmu selama melaksanakan pendidikan di Program Studi Pendidikan Seni Tari FKIP Unila.

8. Bapak zainuddin, bang Mirto dan bang Azmi serta seluruh peserta didik Sanggar Bintang Senja desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus, terima kasih atas kerjasama dan bantuannya dalam proses menyelesaikan skripsi ini. 9. Kedua orang tua, Bak Aliyan dan Mak Hernawati terimakasih atas kasih

sayang, dukungan, motivasi, doa dan segalanya yang tak pernah henti tercurah untuk penulis.

10. Abangku Dedi Putrawan, Adikku Agus Niawan, Yuli Restika Sari dan ponakanku Siska Violita yang selalu menjadi motivasi dan penyemangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

(13)

12. Mamak Somad dan keluarga, terima kasih atas dukungan dan bimbingan yang telah diberikan selama ini.

13. Keluarga besar yang menjadi sumber kebahagiaan, terima kasih atas dukungan yang diberikan.

14. Bapak dan Ibu kost tercinta Hi. Zainuddin BS dan Hj. Muryani, S.Pd. terima kasih sudah menjaga dan memberikan nasehat selama empat tahun ini.

15. Martina Tri Budiarti dan Naning Indriyani teman satu atap seperjuangan sekaligus keluargaku di sini terima kasih sudah menjadi tempat mengadu segala keluh kesah selama empat tahun kebersamaan kita.

16. Adik-adik kost Hermita Puri, Wayan Murnita, Made, Siti Marinda Fitriani dan Nadia yang selalu memberikan support dalam menyelesaikan skripsi ini. 17. Teman seperjuangan Dessy Efriza Syarif, Desi Ochtavian, Merly Violita,

Mustika Wulandari, Mega Gusti Kurnia, Putri Afriyani, Rahmawati Pamungkas, Ria Andriani, Dewi Efitri, Meri Puspita Sari, Erfan Septian, Kuswanto, Asep Supriyadi, Jaya Amisenna, dan teman-teman Prodi Seni Tari 2012 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih untuk kebersamaan dan proses selama ini.

18. Alm. Nur Cipto, terimakasih atas nasehat dan proses yang luar biasa ini. 19. Sahabat-sahabatku Rosmalia, Baihaki, Ahmad Yani, Rita Listuti, Vera

Sulastri, Dian Jola Anggraini, Ovika Yanti, Rismila terima kasih atas support yang telah kalian berikan selama ini.

(14)

21. Kakak tingkat Prodi Seni Tari 2008, 2009, 2010, 2011, serta adik tingkat angkatan 2013, 2014, 2015.

22. Mas Jaya yang selalu ada waktu dalam menghadapi penulis dalam urusan pemberkasan.

23. Staff dan bidang akademis kampus dan semua pihak yang telah mendukung proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, amin.

Bandar Lampung, 12 Agustus 2016 Penulis

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTACT ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

MOTTO ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat penelitian ... 4

1.5Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Pendidikan Nonformal ... 6

2.1.1 Pengertian ... 6

2.1.2 Tujuan Pendidikan Nonformal ... 7

2.1.3Karakteristik Pendidikan Nonformal ... 7

2.2Pelatihan ... 9

2.3Sanggar Seni ... 10

2.4Definisi Tari ... 11

2.5Tari Sanding ... 13

2.5.1.Busana dan Aksesoris ... 14

2.5.2.Musik pengiring Tari... 19

2.5.3.Properti ... 20

2.5.4.Ragam Gerak ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 30

(16)

3.2.1 Data Penelitian ... 33

3.2.2 Klasifikasi Sumber Data ... 34

3.3Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.3.1 Observasi ... 34

3.3.2 Wawancara ... 35

3.3.3 Dokumentasi ... 35

3.4Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 42

4.1.1 Profil Singkat Sanggar Intan ... 42

4.1.2 Situasi Umum Pengelolaan Sanggar ... 43

4.1.3 Data Peserta Didik ... 43

4.1.4 Sarana dan Prasarana ... 43

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 44

4.2.1 Laporan Hasil Penelitian Pendahuluan ... 44

4.3 Pertemuan Pertama... 45

4.4 Pertemuan Kedua ... 51

4.5 Pertemuan Ketiga ... 57

4.6 Pertemuan Keempat ... 64

4.7 Pertemuan Kelima ... 69

4.8 Pertemuan Keenam ... 72

4.9 Pertemuan Ketujuh ... 76

4.10 Pertemuan Kedelapan... 80

4.11 Temuan ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Busana dan aksesoris tarisanding ... 15

Tabel 2.2 Ragam gerak tarisanding ... 23

Tabel 2.3 Pola lantai tarisanding... 29

Tabel 3.1 Instrumen pengamatan tes praktik tarisanding ... 36

Tabel 3.2 Lembar pengamatan pelatih tarisanding ... 38

Tabel 4.1 Data nama peserta didik kegiatan tarisanding ... 43

Tabel 4.2 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan pertama... 49

Tabel 4.3 Pengamatan aktivitas pelatih... 50

Tabel 4.4 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan kedua... 56

Tabel 4.5 Pengamatan aktivitas pelatih... 57

Tabel 4.6 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan ketiga... 63

Tabel 4.7 Pengamatan aktivitas pelatih... 64

Tabel 4.8 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan keempat... 67

Tabel 4.9 Pengamatan aktivitas pelatih... 68

Tabel 4.10 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan kelima... 71

Tabel 4.11 Pengamatan aktivitas pelatih ... 72

Tabel 4.12 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan keenam... 75

Tabel 4.13 Pengamatan aktivitas pelatih ... 75

Tabel 4.14 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan ketujuh... 79

Tabel 4.15 Pengamatan aktivitas pelatih... 79

Tabel 4.16 Hasil pengamatan tes praktik individu pertemuan kedelapan... 83

Tabel 4.17 Pengamatan aktivitas pelatih... 84

Tabel 4.18 Rekapitulasi aktivitas pelatih ... 85

(18)

DAFTAR GAMBAR

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.2Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu program untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dalam mempersiapkan kehidupan yang akan datang, melalui pendidikan diharapkan menjadi wadah dalam proses pelatihan agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan dasar dan dapat mengabdikan dirinya kepada masyarakat sehingga dapat berguna bagi nusa dan bangsa. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal. Seperti yang diatur dalam UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 10 (dalam kamil, 2011:15) menyatakan bahwa.

Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan; ayat (11) Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi; ayat (12) Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan terstruktur dan berjenjang; ayat (13) Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

(20)

2

kebudayaan dan kesenian daerah yang dituangkan dalam bentuk kesenian tradisi seperti seni tari suatu daerah. Menurut KBBI dalam sabaruddin SA (2013:61), kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat-istiadat. Jadi, budaya dapat dikatakan sebagai identitas suatu bangsa dan suatu keharusan bagi negara untuk menjaga identitas bangsanya. Indonesia adalah Negara yang kaya akan budaya dan kesenian. Kesenian juga dapat digunakan sebagai cerminan atas karakter suatu bangsa dan mempunyai peranan penting, yakni sebagai salah satu sarana untuk mempersatukan berbagai perbedaan dalam satu kesatuan ciri bangsa Indonesia khususnya seni tari.

Seni tari merupakan pernyataan budaya yang sifat, gaya dan fungsinya tidak terlepas dari kebudayaan yang menghasilkannya karena lahirnya tari di lingkungan kehidupan manusia bersamaan dengan tumbuhnya peradaban manusia. Seni tari sudah dikenal sejak dahulu baik seni tari yang dilaksanakan pada upacara-upacara adat maupun pada upacara yang sifatnya sebagai hiburan dan merupakan sarana dalam pendidikan.

(21)

3

Tari sanding merupakan salah satu tarian yang diajarkan di sanggar Bintang Senja, melalui pelatihan tari sanding diharapkan peserta didik memiliki rasa cinta dan bangga terhadap seni tradisi yang berkembang di daerahnya. Pelatihan tersebut berisi tentang perwujudan simbolis adat istiadat dalam kehidupan masyarakat dan mengenai tari sanding sangat dekat dengan lingkungan mereka.

Sanggar tari merupakan bentuk pendidikan non formal yang melakukan kegiatan secara terorganisasi dan mengutamakan penguasaan keterampilan menari bagi anggota belajarnya. Sanggar Bintang Senja adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh komunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan suatu kegiatan pelatihan yang kegiatanya lebih memfokuskan dalam bidang tari, baik tari tradisi maupun tari kreasi. Pelatihan tari di sanggar Bintang Senja ini hanya dilakukan oleh perempuan, sementara tari sanding aslinya ditarikan oleh bujang gadis.

Berdasarkan kenyataan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pelatihan Tari Sanding di Sanggar Bintang Senja Desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus.”

1.2Rumusan Masalah

(22)

4

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Proses Pelatihan Tari sanding di Sanggar Bintang Senja Desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Untuk meningkatkan pengetahuan yang dimiliki oleh anak tentang tari Lampung.

2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para guru/pelatih berkenaan dengan penyelenggaraan pelatihan praktik tari bagi para peserta didik guna mengembangkan bakat peserta didik dalam menari. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam dunia seni tari

khususnya pendidikan seni tari.

4. Sebagai pengalaman dan dapat menambah wawasan bagi peneliti tentang penyusunan skripsi yang dapat berguna di masa yang akan datang.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini sebagai berikut.

a. Subjek Penelitian

Sasaran (subjek) dalam penelitian adalah 6 peserta didik Sanggar Bintang Senja.

(23)

5

Masalah (objek) penelitian ini adalah proses pelatihan tari sanding

c. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini bertempat di sanggar Bintang Senja Desa Banjar Masin Kecamatan Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus.

(24)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pendidikan Nonformal 2.1.1 Pengertian

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Tidak dibatasi oleh waktu, usia, jenis kelamin, ras (suku, keturunan) kondisi sosial budaya, ekonomi, agama dll. Pendidikan nonformal adalah usaha yang terorganisir secara sistematis dan kontinyu di luar sistem persekolahan, melalui hubungan sosial untuk membimbing individu, kelompok dan masyarakat agar memiliki sikap dan cita-cita sosial (yang efektif) guna meningkatkan taraf hidup dibidang materil, sosial dan mental dalam rangka usaha mewujudkan kesejahteraan sosial (Kamil, 2011:14).

Pengungkapan istilah pendidikan nonformal memberikan informasi bahwa pada hakikatnya pendidikan tidak hanya diselenggarakan di pendidikan formal saja, tetapi juga di pendidikan nonformal. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (10-13).

(25)

7

di muka bumi ini. Setelah jumlah manusia makin berkembang, situasi pendidikan ini muncul dalam kehidupan kelompok dan masyarakat, kegiatan kelompok dan masyarakat telah dilakukan oleh umat manusia jauh sebelum pendidikan sekolah lahir di dalam kehidupan masyarakat (Djuju Sudjana, 2000:63).

Pendidikan nonformal adalah pendidikan kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar sekolah yang didalamnya perlu perencanaan program yang matang, melalui isi program, sarana prasarana, sasaran didik, sumber belajar. Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik tertentu untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, latihan, dan bimbingan sehingga mampu bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan negara.

2.1.2 Tujuan Pendidikan Nonformal

Tujuan belajar di jalur pendidikan nonformal yang ditujukan untuk kegiatan pendidikan kelanjutan setelah terpenuhinya pendidikan tingkat dasar, serta pendidikan perluasan dan pendidikan nilai-nilai hidup. Contoh program pendidikan nonformal yang ditujukan untuk mendapatkan dan memaknai nilai-nilai hidup misalnya pengajian, sekolah minggu, pendidikan kesenian dan sebagainya. Dengan program pendidikan ini hidup manusia berusaha diisi dengan nilai-nilai keagamaan, keindahan, etika dan makna (Abdulhak, 2012:44).

2.1.3 Karakteristik Pendidikan Nonformal

(26)

8

Dengan meninjau sejarah dan banyaknya aktivitas yang dilaksanakan, menurut Abdulhak (2012:25) pendidikan nonformal memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Bertujuan untuk memperoleh keterampilan yang segera akan dipergunakan. Pendidikan nonformal menekankan pada belajar yang fungsional yang sesuai dengan kebutuhan dalam kehidupan peserta didik.

2. Berpusat pada peserta didik. Dalam pendidikan non formal dan belajar mandiri, peserta didik adalah pengambilan inisiatif dan mengkontrol kegiatan belajar.

3. Waktu penyelenggaraannya relatif singkat, dan pada umumnya tidak berkesinambungan.

4. Menggunakan kurikulum kafetarian. Kurikulum bersifat fleksibel, dapat dimusyawarahkan secara terbuka dan banyak ditentukan oleh peserta didik. 5. Menggunakan metode pembelajaran yang partisipatif dengan penekanan pada

belajar mandiri.

6. Hubungan pendidik dengan peserta didik bersifat mendatar. Pendidik adalah fasilitator yang tidak mengurui. Hubungan diantara kedua belah pihak bersifat informal dan akrab. Peserta didik memandang fasilitator narasumber bukan sebagai instruktur.

7. Penggunaan sumber-sumber lokal. Mengingat sumber-sumber untuk pendidikan sangat langka, maka diusahakan sumber-sumber lokal digunakan seoptimal mungkin.

(27)

9

Pelatih (tutor) bertindak sebagai fasilitator bukannya guru. Hubungan yang dibangun antara keduanya harus berdasar pada hubungan persahabatan. Fasilitator bisa saja datang dari sekolah (formal) tetapi perannya harus berubah ketika masuk pada lingkungan pendidikan nonformal. Fasilitator bisa juga sekelompok pelajar/siswa dari sekolah formal atau dari kelompoknya sendiri yang memiliki kemampuan memimpin serta memiliki beberapa keahlian khusus atau sebagai pengetahuan lain yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

2.2Pelatihan

Seorang peserta didik perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam sesuatu, misalnya dalam menari, berkemah, berenang, atau berkebun. Karena itu untuk memperoleh suatu keterampilan, peserta didik harus dibiasakan latihan dalam proses belajar mengajar, maka salah satu teknik penyajian pelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik latihan. Latihan merupakan suatu cara yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan. Hendaknya latihan disiapkan untuk mengembangkan kemampuan motorik yang sebelumnya dilakukan agar kegiatan itu bermanfaat bagi perkembangan motorik peserta didik (Sagala, 213:217).

(28)

10

keterampilan dalam hal menari dan dapat menghafal gerakan-gerakan yang diajarkan dengan baik.

2.3Sanggar Seni

“Sanggar merupakan wadah kegiatan dalam membantu menunjang

keberhasilan penguasaan keberhasilan” (Rusliyana dalam Khutniyah dan Iryanti, 2012:14). sanggar adalah tempat pertemuan yang dihadiri sekelompok manusia atau orang yang biasa diadakan secara teratur dan berkala untuk mengadakan penelitian, diskusi, kegiatan pembahasan mengenai bidang tertentu. Sanggar merupakan pendidikan luar sekolah, yaitu pendidikan yang diterima dalam keluarga, dalam lembaga yang tidak berupa sekolah atau masyarakat. (koentjaraningrat dalam Khutniyah dan Iryanti, 2012: 14).

Berdasarkan beberapa uraian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sanggar seni tari adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan suatu kegiatan pelatihan seni tari yaitu kegiatan yang lebih memfokuskan pada bidang tari, baik tari tradisi maupun tari modern. Sanggar tari merupakan bentuk pendidikan non formal yang melakukan kegiatan secara terorganisasi dan mengutamakan penguasaan keterampilan menari bagi anggota belajarnya.

(29)

11

2009 hingga sekarang. Tari yang dipelajari di sanggar Bintang Senja yaitu tari Sigeh Penguten, sanding, Bedana, payung, cindai, dan Selendang Songket.

2.4Definisi Tari

Tari adalah keindahan, yang dinyatakan oleh kedalaman atau kekuatan rasa. Jadi tari merupakan ungkapan ekspresi jiwa dan perasaan manusia yang ditungkan melalui gerak tubuh yang diperhalus dengan nilai estetika sehingga dapat dinikmati oleh khalayak ramai (Sedyawati, 1981:71).

Tari adalah kebudayaan dan kebudayaan adalah tari, dan wujud tari tidak dapat dipisahkan dari konsep budaya. Problemnya adalah bagaimana menentukan pentingnya tari dalam kebudayaan dengan mencatat fungsi-fungsi tari di dalam masyarakat. Caranya adalah dengan mengukur pentingnya tari dalam kelompok atau masyarakat, dengan mengamati secara menyeluruh apa yang ada di dalam tari (Martaria, 2012:4).

Tari mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia karena dapat memberikan berbagai manfaat, seperti sebagai hiburan dan sarana komunikasi. Mengingat kedudukannya itu, tari dapat hidup, tumbuh, dan berkembang sepanjang zaman sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusianya. Tari adalah gerak yang terpola. Tari sebagai bentuk seni tidak hanya sebagai ungkapan gerak. Tetapi telah membawa nilai rasa irama yang mampu memberikan sentuhan rasa estetis (Jazuli dalam putri, 2014:3).

(30)

12

1. Tari Tradisi

Tari tradisi merupakan tari yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat secara turun-temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi, sehingga selama tarian tersebut masih sesuai dan diakui oleh masyarakat, maka masih termasuk tari tradisi (Jazuli dalam Khutniah, 2012: 12). Berdasarkan penjelasan tersebut, tari tradisi dapat diungkapkan sebagai tata cara menari yang dilakukan oleh masyarakat tertentu secara terus-menerus kemudian dikembangkan oleh generasi berikutnya. Penata tari berperan penting dalam menjaga eksistensi tari tradisi ketika mengalami perkembangan, sehingga tarian tersebut tetap betahan dan lestari (Aprilina, 2014: 2).

2. Tari Kreasi

“Tari kreasi merupakan tari yang mengarah kepada kebebasan dalam

mengungkapkan ekspresi menari, namun tetap berpijak dari unsur-unsur tradisi” (Soedarsono, 1978: 11). Menyusun ide atau gagasan ke dalam sebuah

kreasi tari diperlukan persiapan khusus tentang pengetahuan tari daerah, sehinnga dapat menjadi dasar pijakan untuk menemukan bentuk yang lain atau kreasi baru. Kehidupan sehari-hari misalkan, pergaulan muda-mudi, persahabatan dan lain sebagainya dapat menjadi gagasan atau ide di dalam sebuah karya tari.

(31)

13

Mengembangkan tari berarti secara tidak langsung akan ikut melestarikan budaya yang berupa tari tersebut, karena apabila kita ingin mengembangkan sebuah tarian maka kita harus mempelajari terlebih dahulu tarian yang asli, dengan mengembangkan tari kita telah melestarikan sekaligus mengembangkannya. Djuju Sudjana (2000:52), mengemukakan bahwa pendekatan budaya (cultural approach) penghargaan budaya dan kebiasaan, adat-istiadat yang tumbuh di

tengah-tengah masyarakat dalam pembangunan masyarakat adalah hal yang perlu diperhatikan. Adapun salah satu contoh warisan budaya yang sudah ada adalah tari sanding.

2.5Tari Sanding

Sejauh ini belum ada kajian pustaka mengenai tari sanding, baru sebatas narasumber wawancara karena tari sanding ini merupakan tari tradisional yang baru diangkat dipermukaan. Tari sanding adalah tari hiburan pada saat pesta perkawinan adat Lampung, untuk menghibur pengantin pria dan wanita yang sedang duduk bersanding dan berbahagia. serta menghibur tamu-tamu yang menghadiri acara pesta perkawinan tersebut.

Tari sanding dibawa dari Belalau Liwa diperkirakan pada tahun 1967. Pengaruh dari melayu islam, hal ini terlihat pada rebana, lirik lagu, musik, pakaian dan gerak tari sanding. Tari sanding berasal dari kata perintah sandingkan, yang artinya apabila pasangan kekasih yang sudah memiliki

(32)

14

pekon (desa) untuk memberitahukan bahwa anaknya akan menikah, jika semua

anggota masyarakat sudah setuju, maka akan segera disandingkan (Azmi, 2015). Dalam tari sanding ini memiliki tujuan yaitu:

1. Mengucapkan selamat kepada pengantin

2. Memberikan pesan-pesan tentang kehidupan dalam berumah tangga

Menurut Mirto (3 November 2015) tari sanding sebagai perwujudan simbolis adat istiadat dan kehidupan masyarakat. Tari sanding ditarikan oleh gadis-gadis Lampung dan menggunakan selendang sebagai properti tari pada saat

pesta perkawinan adat Lampung, tari sanding biasanya ditarikan pada acara pesta perkawinan yang dilakukan pada malam hari, serta sebagai pembelajaran dalam pendidikan formal maupun nonformal. Sampai saat ini tari sanding masih berkembang di kabupaten Tanggamus kecamatan Kotaagung Barat khususnya masyarakat desa Banjar Masin, Negara Batin, Kandang Besi dan Bandar Kejadian.

Tari sanding ditarikan oleh penari laki-laki dan perempuan secara berpasangan, namun seiring dengan perkembangan zaman, hingga saat ini laki-laki tidak lagi belajar tentang kesenian dan akhirnya tari sanding ditarikan oleh penari perempuan saja (Zainuddin, 2015).

2.5.1 Busana dan Aksesoris

(33)

15

batin (siger kecil), penekan jidat, sanggul, melati, anting, gelang burung, papan

jajar, kalung melati, gelang pipih, gelang kanou, pending, gaharu.

Tabel 2.1 Busana dan Aksesoris Tari Sanding

No Nama Gambar

1 Siger

2 Gaharu

[image:33.595.142.502.183.696.2]
(34)

16

4 Kembang Melati

5 Anting

6 Peneken

(35)

17

8 Baju Kurung

9 Bebe

10 Selendang Putih

(36)

18

12 Papan Jajar

13 Gelang Kanou

14 Gelang Burung

(37)

19

16 Pending

(Foto, Sanah Liyana:2016)

2.5.2 Musik Pengiring Tari

[image:37.595.171.369.435.590.2]

Adapun alat musik yang digunakan untuk mengiring tari sanding yaitu terbangan/rebana

Gambar 2.1 Alat Musik Terbangan/Rebana

(38)

20

Lirik lagu tari sanding:

Aduh senangnya penganten baru Duduk bersanding merasa malu Berjabat tangan dengan tetamu Berpesta besar di ini waktu

Penganten laki muda rupawan Penganten istri cantik budiman Bagai merpati dua sai kawan Jodoh sai timpal dalam rangkaian Wahai kawanku bujang dan dara

Marilah kita gembira ria Malam inilah malam bahagia Sebagai akhir masa remaja

Kita doakan pada yang esa

Semoga mempelai panjang jodohnya Kita doakan bersama-sama

Moga-mogalah tetap bahagia Aduh senangnya penganten baru Senyum tertawa karna diganggu Duduknya tenang sedikit malu Memang begitu penganten baru

Selamat menempuh hidup yang baru Pada penganten yang senyum mesra Semoga hidup rukun selalu Murah rizkinya dan bahagia Kita panjatkan puji dan syukur Kepada tuhan ilahirobbi Semoga hidup penganten istri Tetap setia pada suami

Untuk akhirnya kami ucapkan Selamat menempuh hidup yang baru Mintalah maaf pada penganten

Kami menari berhenti dulu. (Azmi, 2015).

2.5.3 Properti

(39)

21

Selendang juga berfungsi sebagai properti, yakni digunakan sebagai bagian gerak itu sendiri dalam sebuah tarian.

2.5.4 Ragam Gerak

Ragam gerak tari Sanding sebagai berikut.

1. Hormat Tari 2. Jimpang Selendang 3. Selendang Motokh 4. Selendang Ngimpun 5. Silang Selendang 6. Salam Tari

a. Gerak hormat tari pada hitungan 1-8 posisi badan mendak, kepala agak nunduk ke depan, tangan kanan memegang selendang yang diletakkan di depan pinggang sebelah kanan, sedangkan tangan kiri memegang selendang yang diletakkan di belakang pinggang kiri.

b. Gerak jimpang selendang posisi kedua tangan memegang kedua ujung selendang, pada hitungan 1 kaki kanan mundur ke belakang kemudian ditutup dengan kaki kiri sambil di titik, tangan kanan dekat dengan pinggang kanan sedangkan tangan kiri sejajar dengan pundak sebelah kiri. Hitungan 2 kaki kiri maju ke depan kemudian ditutup dengan kaki kanan sambil di titik, tangan kiri dekat dengan pinggang kiri sedangkan tangan kanan sejajar dengan pundak sebelah kanan. Begitu seterusnya sampai hitungan 8.

(40)

22

kearah sebelah kiri mengikuti hitungan sampai pada posisi awal, begitu selanjutnya pada hitungan 5-8

d. Gerak selendang ngimpun/serumpun pada hitungan 1 posisi tangan kanan yang memegang selendang lebih rendah dari posisi tangan kiri pada hitungan yang sama kaki kanan maju ke depan. Hitungan ke 2 posisi tangan kiri yang memegang selendang lebih rendah dari posisi tangan kanan. Hitungan yang sama kaki kiri maju ke depan, begitu seterusnya sampai hitungan 8

e. Gerak silang selendang saat hitungan 1 posisi selendang diayun kekanan dan kaki kanan mundur sambil digenjot. Hitungan 2 selendang diayun kekiri sambil kaki kanan maju. Arah badan mengikuti arah ayunan selendang. Kemudian hitungan 3-8 memutarkan selendang, posisi tangan kanan diangkat berada di atas kepala, tangan kiri sejajar di depan dada, badan berputar mengikuti arah selendang sampai kembali pada posisi awal.

f. Gerak salam tari saat hitungan 1 posisi badan jongkok dengan kaki di jinjit, kedua telapak tangan yang memegang selendang didekatkan di depan dada posisi kedua tangan menyatu.

(Azmi, 2015)

Tari sanding mempunyai makna tersendiri yang dapat dilihat dari nama ragam geraknya. Dari makna geraknya yaitu:

- Hormat tari untuk menghormati tokoh-tokoh adat atau orang-orang yang terhormat.

(41)

23

- Selendang motokh menggambarkan dinamika kehidupan rumah tangga yang selalu berputar, artinya jika sudah berumah tangga cara berfikirpun harus sudah memiliki tujuan atau pandangan hidup kedepannya. Jangan lagi disamakan sewaktu masih bujang dan gadis.

[image:41.595.115.510.318.751.2]

- Selendang ngimpun/serumpun menggambarkan bahwa masyarakat Lampung sering berkumpul untuk memecahkan masalah dan saling membantu antar masyarakatnya (Azmi, 2015).

Tabel 2.2 Ragam Gerak Tari Sanding

No Ragam Gerak Hit Uraian Ragam

Gerak

Keterangan

1

.

Hortmat Tari 1-8 Tangan kanan

diletakkan di depan pinggang kanan dan tangan kiri diletakkan di belakang pinggang kiri Posisi badan mendak, kepala agak menunduk kedepan, dan kaki di jinjit.

2 Jimpang Selendang 1 Tangan kanan mengayun selendang

Kedepan pinggang kanan sedangkan tangan kiri sejajar dengan pundak sebelah kiri

dengan kaki kanan

(42)

berulang-24 2 3 4 5 6 7 8

mundur ke belakang

kemudian ditutup dengan kaki kiri sambil di titik

tangan kiri mengayun selendang kedepan pinggang kiri sedangkan tangan kanan sejajar dengan pundak sebelah kanan dengan kaki kiri maju ke depan kemudian ditutup dengan kaki kanan sambil di titik

Mengulang seperti hitungan ke 1

Mengulang seperti hitungan ke 2

Mengulang seperti hitungan ke 1

Mengulang seperti hitungan ke 2

Mengulang seperti hitungan ke 1

Mengulang seperti hitungan ke 2

(43)

25

3 Selendang Motokh 1-2

3-4

5-6

7-8

Posisi badan mendak, kaki kanan memutar kearah sebelah kiri dan kaki kiri di jinjit

Arah badan proses ke belakang, Kaki kanan di jinjit

Arah badan berproses ke depan, Kaki kiri di jinjit

Badan kembali ke depan, kaki kanan di jinjit

(44)

26

4 Selendang

Ngimpun/Serumpun 1 2 3 4 5 6 posisi tangan kanan yang memegang selendang lebih rendah dari posisi tangan kiri pada hitungan yang sama kaki kanan maju ke depan

posisi tangan kiri yang memegang selendang lebih rendah dari posisi tangan kanan. Hitungan yang sama kaki kiri maju ke depan

Sama seperti hitungan ke 1

Sama seperti hitungan ke 2

Sama seperti hitungan ke 1

(45)

27

7

8

hitungan ke 2

Sama seperti hitungan ke 1

Sama seperti hitungan ke 2

5 Silang Selendang 1

2

3-4

posisi selendang diayun kekanan dan kaki kanan mundur sambil digenjot

selendang diayun kekiri sambil kaki kanan maju

(46)

28

5-6

7-8

posisi menghadap ke belakang dengan mengangkat tangan kanan diatas kepala dan tangan kiri di depan dada

kembali ke posisi awal dan posisi selendang depan

6 Salam Tari 1 posisi badan

jongkok dengan kaki di jinjit

kedua telapak tangan yang memegang selendang didekatkan di depan dada

(47)
[image:47.595.136.502.120.641.2]

29

Tabel 2.3 Pola Lantai Tari sanding

No Pola Lantai Keterangan

1

Pola lantai awal berbentuk vertical menghadap ke tamu/penonton.

2

Pada gerakan jimpang selendang sampai gerakan silang selendang, pola lantai berbentuk horizontal dan peserta didik berhadap-hadapan.

Pola lantai akhir pada gerakan salam tari, kembali lagi pada pola lantai awal berbentuk vertical menghadap ke tamu/penonton.

(Sumber: pola lantai oleh pelatih) Keterangan:

X = Posisi Penari

X X

X X

X X

X X

X X

(48)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

Desain penelitian digunakan untuk memperoleh data penelitian yang berisi tentang rancangan pelaksanaan penelitian mulai dari mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data agar terlaksana secara sistematis (Mutaqin, 2014:38). penelitian ini merupakan prosedur penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif, dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses pelatihan tari sanding di Sanggar Bintang Senja Desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus. Dengan tidak adanya manipulasi keadaan dan kondisi yang ada dan memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas dan apa adanya (Sugiyono, 2014:2). Hal yang dideskripsikan adalah pelatihan tari sanding di Sanggar Bintang Senja Desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus.

(49)

31

a. Memilih salah satu sanggar yang akan diteliti, yakni sanggar Bintang Senja desa Banjar Masin kabupaten Tanggamus sebagai salah satu sanggar yang ada di kecamatan Kotaagung Barat kabupaten Tanggamus.

b. Permohonan izin kepada pihak sanggar desa Banjar Masin agar penelitian ini dapat dilaksanakan di sanggar tersebut. Permohonan ini berupa surat penelitian pendahuluan dan surat izin penelitian.

c. Melakukan observasi awal terhadap pelatih tari sanggar Bintang Senja dan peserta didik yang melaksanakan pelatihan tari pada sanggar Bintang Senja desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus.

d. Melakukan wawancara kepada pembina sanggar sekaligus pelatih tari, bapak Azmi Mahmud pada hari Minggu tanggal 1 November 2015 pukul 02.30 WIB di sanggar/kediaman pelatih tari sanggar Bintang Senja desa Banjar Masin kabupaten Tanggamus. Wawancara juga dilakukan untuk mendapatkan informasi dari peserta didik yang mengikuti kegiatan pelatihan tari pada hari Minggu tanggal 17 Januari 2016 pukul 13.00 WIB di sanggar/kediaman pelatih tari sanggar Bintang Senja desa Banjar Masin kabupaten Tanggamus. e. Menyusun rancangan penelitian setelah mengetahui permasalahan yang

terletak pada pelatihan tari sanding di sanggar Bintang Senja desa Banjar Masin kabupaten Tanggamus.

(50)

32

pertama hingga pertemuan kedelapan. Lembar wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh pelatih dan peserta didik setelah delapan kali pertemuan selesai dilaksanakan. Alat dokumentasi berupa alat perekam suara, kamera handphone untuk mengambil gambar dan merekam video semua aktivitas peserta didik dalam proses pelatihan tari sanding di sanggar Bintang Senja desa Banjar Masin kabupaten Tanggamus.

Tahap selanjutnya setelah tahap pra-lapangan dilaksanakan, yaitu tahap lapangan. Tahap lapangan dilaksanakan mulai dari memahami terlebih dahulu latar penelitian dan mempersiapkan diri sebelum melakukan penelitian. Langkah selanjutnya, melakukan pengamatan menggunakan lembar pengamatan peserta didik terhadap proses pelatihan tari sanding kepada enam peserta didik. Mengambil gambar dan merekam video juga dilakukan untuk mendokumentasikan semua aktivitas peserta didik selama proses pelatihan tari sanding berlangsung menggunakan kamera handphone. Mencatat semua data tambahan yang diperoleh dari lapangan ke dalam catatan lapangan.

(51)

33

3.2Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari data yang diperoleh (Sugiyono, 2014: 224). Data tersebut harus berkaitan dengan proses maupun hasil dari pelatihan tari sanding. Data tersebut dapat dikumpulkan melalui wawancara dengan narasumber yang mengetahui sejarah dan nilai-nilai tari sanding serta peserta didik di Sanggar Bintang Senja. Teknik observasi dan dokumentasi juga dilakukan agar data-data yang diperoleh lebih lengkap.

3.2.1 Data penelitian

Variabel Pertama : Pelatihan

Variabel Kedua : Tari sanding

Subjek Penelitian : Pelatih sanggar, dan peserta didik Sanggar

Bintang Senja Desa Banja Masin Kabupaten Tanggamus yang berjumlah enam peserta didik

perempuan

Objek Penelitian : Pelatihan tari sanding

Responden : Pelatih sanggar, dan benda hal, atau orang yang

dapat memberikan data atau informasi pada penelitian

Sumber Data : Pelatih Sanggar, ragam gerak tari, fasilitas, sarana

dan prasarana, benda hal, atau tempat dimana

peneliti mengamati, membaca, atau bertanya

(52)

34

3.2.2 Klasifikasi Sumber Data

Person (orang) : Nasumber, pengajar/instruktur, dan peserta didik

Sanggar Bintang Senja

Paper (kertas) : Surat izin penelitian pendahuluan, surat izin

penelitian, dokumen.

Place (tempat) : Sanggar Bintang Senja Desa Banjar Masin

3.3Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan sebagai langkah strategis dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan pelatihan tari sanding di sanggar Bintang Senja desa Banjar Masin kabupaten Tanggamus. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3.3.1 Observasi

Observasi dalam penelitian untuk mendapatkan informasi guna menunjang proses penelitian dengan mengamati secara langsung proses pelatihan tari sanding di sanggar Bintang Senja. Dengan observasi ini maka data yang didapat

(53)

35

diperoleh dari lapangan. Hasil observasi terhadap proses pelatihan tari sanding dapat dilihat di lampiran.

3.3.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2014:231). Untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan yang diteliti, observer melakukan sesi wawancara terlebih dahulu terhadap pelatih Sanggar Bintang Senja, yaitu Azmi. (pakar dan Pembina tari sanding) dan Mirto (penari Lampung/dinas kebudayaan dan pariwisata).

Wawancara yang digunakan dalam Penelitian ini yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Datanya berupa alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku catatan, kamera dan tape recorder.

3.3.3 Dokumentasi

(54)

36

[image:54.595.114.509.202.695.2]

kedelapan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pelatihan tari sanding di sanggar Bintang Senja desa Banjar Masin kabupaten Tanggamus.

Tabel 3.1 Instrumen Pengamatan Tes Praktik Tari Sanding

No Aspek Deskriptor Kriteria

1. Hafalan Urutan Gerak

Peserta didik mampu memperagakan 6 urutan ragam gerak tari sanding dari awal sampai akhir tanpa kesalahan

Baik

Peserta didik mampu memperagakan urutan gerak tari sanding akan tetapi masih mengalami kesalahan 1-3 kali dari enam ragam gerak

Cukup

Peserta didik mampu memeragakan urutan gerak tari sanding akan tetapi masih mengalami kesalahan 4-6 kali dari enam ragam gerak

Kurang

2. Hafalan Pola Lantai Peserta didik memperagakan ragam gerak tari sanding dan pola lantai dari awal hingga akhir tanpa ada kesalahan

Baik

Peserta didik memperagakan ragam gerak tari sanding dan pola lantai dari pola lantai pertama hingga setengah dari semua pola lantai, tetapi ada beberapa pola lantai yang tidak tepat dan ada beberapa gerakan yang terlalu cepat atau lambat

(55)

37

Peserta didik memperagakan ragam gerak tari sanding dan pola lantai tari dari ragam pertama hingga kurang dari setengah dari semua ragam yang ada, beberapa pola lantai yang tidak tepat dan sebagian gerakan yang terlalu cepat atau lambat

Kurang

3. Ketukan Irama Atau Ketepatan Iringan

Peserta didik memperagakan ragam gerak tari sanding selaras antara gerak dan iringan musik tari serta ketukan irama dari awal hingga akhir tanpa ada kesalahan

Baik

Peserta didik memperagakan ragam gerak tari sanding selaras antara gerak dan iringan musik tari dari ragam pertama hingga setengah dari semua ragam yang ada, tetapi ada beberapa ketukan irama yang tidak tepat dan ada beberapa gerakan yang terlalu cepat atau lambat

Cukup

Peserta didik memperagakan ragam gerak tari sanding selaras antara gerak dan iringan musik dari ragam pertama hingga kurang dari setengah dari semua ragam yang ada, beberapa ketukan irama yang tidak tepat dan sebagian gerakan yang terlalu cepat atau lambat

Kurang

(Sumber: rencana pelaksanaan pelatihan oleh pelatih) Keterangan :

(56)

38

P3 = Pertemuan Ketiga P7 = Pertemuan Ketujuh P4 = Pertemuan Keempat P8 = Pertemuan Kedelapan

[image:56.595.113.511.261.598.2]

Penilaian lembar pengamatan proses pelatihan tari sanding dilakukan dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang sudah ditentukan setelah aspek-aspek kegiatan tersebut dilakukan.

Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Pelatih Tari Sanding No Instrumen Kegiatan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 1 Menyediakan peralatan yang

diperlukan/ mempersiapkan kelas

2 Menciptakan kondisi peserta didik untuk melakukan pemanasan sebelum latihan 3 Memberikan penjelasan

sebelum latihan dimulai/ memberitahukan tujuan pelatihan

4 Menyampaikan materi 5 Melibatkan peserta didik

secara aktif dalam pelatihan 6 Pelatih bertanya kepada

peserta didik/ menyimpulkan hasil belajar

7 Menutup kegiatan dengan memberikan informasi materi yang akan dipelajari selanjutnya

(Abdulhak, 2012:25)

Keterangan:

(57)

39

P3 = Pertemuan Ketiga P7 = Pertemuan Ketujuh P4 = Pertemuan Keempat P8 = Pertemuan Kedelapan

Instumen ini digunakan untuk mengamati aktivitas peserta didik yang dilakukan pelatih pada saat proses pelatihan berlangsung hingga pelatihan selesai pada setiap pertemuan, apabila telah dilakukan maka kolom-kolom ini akan diberi check list (√) sebagai penanda.

3.4Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2012: 244). Analisis data dilakukan untuk menjawab semua rumusan masalah penelitian ini. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif berupa data deskriptif. Analisis deskriptif kualitatif merupakan teknik yang menggambarkan proses pelatihan tari sanding di sanggar Bintang Senja. Teknik yang menguraikan aspek-aspek yang diamati, dan menginterpretasikan arti data-data yang terkumpul dengan mengamati langsung dan merekam proses pelatihan tari sanding di sanggar Bintang Senja.

(58)

40

3.4.1 Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data merupakan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya kemudian membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2014:247). Data yang direduksi adalah demografi sanggar, jumlah subjek penelitian. Subjek penelitian pada saat observasi awal adalah pelatih tari dan 12 peserta didik yang mengikuti kegiatan pelatihan tari. Observasi selanjutnya saat pelaksanaan penelitian pada pertemuan pertama hingga ke delapan menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang aktif mengikuti pelatihan tari sanding yaitu sebanyak 6 (enam) peserta didik. Pereduksian data dilakukan sehingga subjek penelitiannya menjadi 6 peserta didik dan satu pelatih tari sanggar Bintang Senja.

Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, sehingga membantu peneliti untuk melanjutkan analisis ke tahap berikutnya. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dan dokumentasi terhadap proses pelatihan tari sanding kemudian diteliti lebih dirinci agar dapat disajikan ke dalam laporan penelitian.

3.4.2 Penyajian Data (Display Data)

(59)

41

pertemuan pertama hingga ke delapan pada kegiatan pelatihan tari di sanggar Bintang Senja desa Banjar Masin kabupaten Tanggamus.

3.4.3 Menarik Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verivication)

Tindak lanjut dari analisis data yaitu menarik kesimpulan dari hasil penyajian data proses pelatihan tari sanding. Kesimpulan merupakan temuan yang sebelumnya belum pernah ada berdasarkan data yang sudah diteliti, sehingga menjadi jawaban yang jelas dari rumusan masalah (Sugiyono, 2014:252). Kesimpulan dari penelitian ini mengacu pada deskripsi atau gambaran akhir proses pelatihan tari sanding di Sanggar Bintang Senja desa Banjar Masin kabupaten Tanggamus.

[image:59.595.192.458.497.586.2]

Ketiga analisis yang sudah dijelaskan sebelumnya menggunakan analisis data yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yakni model interaktif yang akan ditunjukkan pada gambar di bawah ini (Sugiyono, 2014:247).

Gambar 3.1 Model Interaktif Data yang diperoleh

dari pengumpulan data

Reduksi Data Menarik Kesimpulan

(60)

89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pelatihan tari sanding di Sanggar Bintang Senja Desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

Pelatihan tari sanding menggunakan metode latihan memiliki kelebihan yang dapat dirasakan peserta didik pada proses latihan menari karena dapat membantu pengetahuan peserta didik dalam bidang seni tari, dapat memahami dengan jelas jalannya suatu proses perpindahan setiap ragam gerak yang ada dalam suatu tarian. Selain itu peserta didik dapat mengerti hitungan serta pola lantai yang harus mereka kuasai dari gerak tersebut. Hal itu tentu mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam menari secara maksimal.

(61)

90

latihan, peserta didik dapat mengamati, mendengarkan, dan merasakan proses pelatihan tari secara langsung.

Dalam menari, aspek wirasa sangatlah diperlukan, namun pada proses pelatihan tari sanding di sanggar Bintang Senja desa Banjar Masin ini tidak menekankan pada aspek wirasa karena pelatih kurang mengerti akan pentingnya teknik dalam menari. Pelatih melewatkan poin kedua pada tahapan pengamatan aktivitas pelatih, yaitu tidak melakukan pemanasan untuk mempersiapkan kondisi peserta didik sebelum menerima materi pelatihan ragam gerak tari sanding.

5.2Saran

Melihat kesimpulan yang didapatkan dari penelitian yang berjudul pelatihan tari sanding di Sanggar Bintang Senja Desa Banjar Masin Kabupaten Tanggamus, maka disarankan sebagai berikut.

1. Sebaiknya pelatih juga melakukan tahapan-tahapan dalam pelatihan tari, seperti melakukan pemanasan supaya pada saat menari otot-otot tidak terasa tegang dan kaku, dan peserta didik juga bisa mengetahui tahapan-tahapan dalam belajar menari dan dapat menjadi bekal dimasa yang akan datang. 2. Dalam pemberian gerak tari yang diajarkan guru sebaiknya juga memberikan

teknik gerak seperti sikap badan, tangan dan kaki, level, ekspresi, sehingga peserta didik dapat terbiasa melakukannya.

(62)

91

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak. 2012. Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Nonformal. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Aprilina, Finta A.D. 2014. “Rekotruksi Tari Kuntulan Sebagai Salah Satu Identitas Kesenian Tegal”. Jurnal Seni Tari. 3, (1), 2.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2004. Act of The Republic Indonesia on National Education Sistem Autonomy Number 20, 2003. Jakarta: MONE.

Dibya, Widaryanto dan Suanda. 2006. Tari Komunal “Apresiasi Kesenian Pendidikan Seni Nusantara (PSN) di Sekolah Umum.” Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara (LPSN).

Jazuli, M. 2008. Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni. Semarang: Unesa University Press.

Kamil, Mustofa. 2011. Pendidikan Nonformal. Bandung: Alfabeta.

Khutniah, Nainul. 2012. “Upaya Mempertahankan Eksistensi Tari Krida Jati di Sanggar Hayu Budaya Kelurahan Pergol Jepara”. Jurnal Seni Tari. 1, (1), 12.

Koentjaraningrat. 1984. Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.

Martiara, Rina. 2012. Nilai dan Norma Budaya Lampung dalam Sudut Pandang Strukturalisme. Yogyakarta: ISI Yogyakarta.

Mayasari,eka. 2012. Peranan Guru pada Siswa Kelas VIII dalam Pembelajaran Tari Selendang di SMP Negeri 1 Kotaagung Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi Jurusan Sendratasik. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Putri, Shella Tiara. 2014. “Pembelajaran Tari Tenun Santri di Sanggar Surya Budaya Kabupaten Pekalongan”. Jurnal Seni Tari. 3, (1), 14.

(63)

92

Sabaruddin. 2013. Lampung Pepadun dan Saibatin/Pesisir. Jakarta: Buletin Way Lima Manjau.

Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan. Soedarsono. 1978. Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta:

ASTI Yogyakarta.

Sudjana, Djuju. 2000. Pendidikan Luar Sekolah. Sejarah, Azas.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Gambar

No Nama Gambar 1 Siger
Gambar 2.1 Alat Musik Terbangan/Rebana
Tabel 2.2 Ragam Gerak Tari Sanding
Tabel 2.3 Pola Lantai Tari sanding
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, pengumpulan IR selain tugas akhir, harus dilakukan sendiri oleh perpustakaan. Pustakawan terutama di bagian digital repository harus aktif mencari

m~nJadi sinyal audto, maka sound .-.;:rd ini akan dapat difungsikan untuk mengirim data dengan kccepatan transmisi tertentu. Dalam tugas akhir ini akan dtbahas

Berbeda dengan sawah yang memerlukan penggenangan, lahan tegalan atau disebut juga areal pertanian lahan kering semusim adalah areal pertanian yang tidak pernah diairi

Tetapi dalam kenyataannya pelayanan Kartu Tanda Penduduk di Kantor Kecamatan Samarinda Ilir kurang ditunjang dengan sarana operasional yang memadai dan sumber daya aparatur

Perlakuan biologi dilakukan dengan menambahkan microbial consortium sebesar 5% dari total volume cairan dalam digester (200 ml), yaitu sebesar 10 ml yang

Jika soal nomor 3, 5, dan 8 harus dikerjakan dan peserta ujian hanya diminta mengerjakan 8 dari 10 soal yang tersedia, maka banyaknya cara seorang peserta ujian memilih soal

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan sebelumnya, permasalahan yang harus diselesaikan pada penelitian ini adalah bagaimana model market share yang dapat dirumuskan

menjadi ibu tiri yang memiliki anak tunarungu, maka ibu tiri harus berusaha menerima dirinya untuk menjalani kehidupan dengan status tersebut serta mengasuh anak