• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI PURNA ARTANUGRAHA DI BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI PURNA ARTANUGRAHA DI BANDAR LAMPUNG"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI PURNA

ARTANUGRAHA DI BANDAR LAMPUNG Oleh

RIRIN HERMANOVITA

Kepuasan kerja karyawan pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal tersebut disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu. Kepuasan kerja karyawan berkaitan dengan adanya kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan dan komitmen organisasi yang dimiliki karyawan terhadap perusahaan. Permasalahan penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung? (2) Bagaimanakah pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung? (3) Bagaimanakah pengaruh kompensasi dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung?

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung. (2) Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung. (3) Untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung.

Metode penelitian ini menggunakan penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Sampel penelitian adalah seluruh karyawan PT Asuransi Purna Artagraha Cabang Bandar Lampung yang berjumlah 33 orang. Analisis data dilakukan dengan Rumus Regresi Linier Ganda.

(2)

organisasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Arthanugraha Bandar Lampung, dengan perbandingan nilai Fhitung > FTabel yaitu 23.761> 3.32.

Saran dalam penelitian ini adalah: (1) Disarankan kepada pimpinan PT Asuransi Purna Arthanugraha Bandar Lampung untuk semakin meningkatkan kompensasi kepada karyawan, khususnya pada aspek pemberian penghargaan kepada para karyawan yang memiliki prestasi kerja yang tinggi. (2) Karyawan PT Asuransi Purna Arthanugraha Bandar Lampung disarankan untuk meningkatkan komitmen organisasi, khususnya pada aspek kesediaan untuk mengorbankan waktu dan pikiran demi kemajuan perusahaan. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara optimal kepada perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. (3) Karyawan PT Asuransi Purna Arthanugraha Bandar Lampung disarankan untuk memberikan kontribusi pekerjaan yang baik bagi perusahaan, sehingga akan secara optimal dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumberdaya manusia dalam organisasi perusahaan merupakan pusat kekuatan yang menggerakkan dinamika organisasi, semakin besar organisasi, masalah sumber daya manusia pun semakin besar dan kompleks. Dalam berbagai kasus, penyebab kegagalan organisasi perusahaan ternyata pada manusia yang terlibat didalamnya. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengelolaan yang efektif dan efisien terhadap sumberdaya manusia.

Perlu disadari bahwa karyawan merupakan sumberdaya manusia yang terlibat langsung dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan harus memberikan perhatian secara maksimal kepada para karyawannya, khususnya perhatian pada tingkat kesejahteraannya, sehingga karyawan yang bersangkutan dapat terdorong untuk memberikan segala kemampuan sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.

(4)

Kontribusi karyawan pada suatu organisasi akan menentukan maju ataupun mundurnya organisasi (Ningrum, 2004).

Organisasi yang ingin maju dan berkembang akan memikirkan kepuasan kerja para karyawannya, dengan kepuasan kerja yang didapat oleh karyawan akan menimbulkan semangat karyawan untuk bekerja lebih baik lagi. Namun bila karyawan dalam suatu organisasi tidak mendapatkan kepuasan maka mereka cenderung akan mencari organisasi lain yang mampu memberikan kepuasan ataupun melakukan tindakan-tindakan untuk meminta perhatian pada organisasi agar memikirkan kepuasan karyawan (Robbins, 2001).

Kepuasan kerja dapat dijadikan aspek untuk melihat kondisi suatu organisasi. Menurut Robbins (2001), kepuasan kerja yang rendah menimbulkan dampak negatif seperti mangkir kerja, pindah kerja, produktivitas rendah, kesehatan tubuh menurun, kecelakaan kerja, pencurian. Kepuasan kerja juga merupakan suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.

(5)

Kepuasan kerja seseorang pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal tersebut disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan, dan sebaliknya. Tiffin (dalam As’ad, 2003) menjelaskan bahwa perasaan atau tanggapan yang muncul sebagai akibat dari pengalaman kerja yang berhubungan dengan nilai-nilai atau sikap yang dimiliki pekerja terhadap pekerjaannya sendiri akan menimbulkan perasaan puas.

(6)

Kepuasan kerja berkorelasi pula dengan komitmen organisasi, seperti yang utarakan oleh Rapert (2002), terdapat korelasi antara kepuasan kerja dan komitmen organisasi, yang mana penting dijadikan pertimbangan bagi manajer dalam membuat kebijakan. Partisipasi karyawan dan komitmen organisasi yang dimiliki secara esensial mempengaruh strategi perusahaan. Komitmen organisasi merupakan hubungan antara seorang individu dengan organisasi sehingga individu dengan komitmen organisasi tinggi akan memperlihatkan keinginan kuat untuk menjadi anggota organisasi, berusaha sebaik mungkin serta memiliki penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Dapat diduga pula, karyawan dengan komitmen tinggi akan memiliki kepuasan kerja yang tinggi pula (Mowday, Porter, dan Steers dalam Meyer et al., 1993).

(7)

Faktor lain yang berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan adalah kompensasi, yaitu sebagai imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawannya atas pengorbanan yang diberikan kepada perusahaan. Adanya kompensasi dari perusahaan ini akan membuat karyawan merasa bahwa keberadaannya diakui dan dihargai oleh perusahaan, sebab bagaimanapun juga karyawan merupakan sumber daya manusia potensial yang turut menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Kompensasi yang diberikan PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat Wibowo (2011: 348-349), bahwa kompensasi terdiri dari kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung. Kompensasi langung diberikan dalam bentuk upah atau gaji, sementara itu kompensasi tidak langsung diberikan dalam bentuk tunjangan, jaminan keamanan dan kesehatan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh dari kompensasi dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan PT Asuransi Purna Artanugraha.

B. Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung?

(8)

3. Bagaimanakah pengaruh kompensasi dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung.

b. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung. c. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan komitmen organisasi terhadap

kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah: a. Kegunaan Teoritis

Memberikan tambahan dan pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan pada penulis dan sekaligus pihak lain yang berminat untuk mengkaji dan mempelajari tentang manajemen sumberdaya manusia.

b. Kegunaan Praktis

(9)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kompensasi

1. Pengertian Kompensasi

Berdasarkan pendapat para ahli masalah Sumber Daya Manusia, telah

dikemukakan pengertian tentang imbalan/kompensasi, sebagai berikut: Menurut

Ivancevich dalam Hasibuan (2005), “Compensation is the human resources

management function that deals with every type of reward individuals receive in exchange for performing organization tasks.” (Kompensasi adalah fungsi manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan semua bentuk

penghargaan yang dijanjikan akan diterima pegawai sebagai imbalan dari

pelaksanaan tugas dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan).

Kompensasi kerja adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai

balas jasa untuk kerja mereka (Tohardi, 2002). Kompensasi kerja merujuk pada

semua bentuk upah atau imbalan yang berlaku bagi dan muncul dari pekerjaan

mereka, dan mempunyai dua komponen yaitu ada pembayaran keuangan

langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi, dan bonus, dan ada

pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi

(10)

Dari pengertian di atas diketahui ciri-ciri imbalan atau kompensasi:

1. Kompensasi merujuk kepada semua bentuk imbalan keuangan,

2. Kompensasi diperoleh dari pelayanan yang nyata dan manfaat yang

diterima pegawai sebagai bagian dari suatu hubungan pekerjaan.

3. Kompensasi merupakan penghargaan finansial yang diberikan kepada

pegawai.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

kompensasi atau imbalan merupakan semua bentuk pembayaran yang diberikan

oleh organisasi/perusahaan kepada pegawai sebagai balas jasa atas pelaksanaan

tugas atau kontribusi pegawai kepada organisasi, baik yang diberikan secara

teratur maupun situasional.

2. Faktor-Faktor dalam Menentukan Pemberian Kompensasi

Menurut Gomez dalam Handoko (2004), External equity refers to the perceifed fairness of pay relative to what other employees are paying for the same type of labor. To achieve external equity, they use salary data on benchmark or key jobs obstained from market surveys to set a pay policy (Keadilan eksternal merujuk kepada adanya kesesuaian imbalan yang diterima pegawai pada suatu perusahaan

dengan pegawai pada perusahaan lain untuk jenis pekerjaan yang sama. Untuk

mencapai keadilan eksternal tersebut perusahaan dapat menggunakan data upah

dari benchmark atau melaksanakan survey pasar pada jenis pekerjaan dan ukuran perusahaan yang relatif sama untuk menentukan kebijakan upah). Kebijakan

tingkat imbalan eksternal dipengaruhi oleh tingkat permintaan dan suplai tenaga

(11)

Menurut Handoko (2004) penentuan besarnya kompensasi dipengaruhi oleh

beberapa tantangan, antara lain:

a. Penawaran dan permintaan tenaga kerja. Beberapa jenis pekerjaan mungkin

harus dibayar lebih tinggi daripada yang ditunjukkan oleh nilai relatifnya

karena desakan kondisi pasar. Sebagai contoh pada tahun 1970-an,

kelangkaan tenaga akuntan menyebabkan perusahaan (organisasi) harus

memberikan tunjangan kelangkaan di samping kompensasi dasar untuk

memperoleh tenaga kerja akuntan.

b. Serikat karyawan/pegawai. Lemah atau kuatnya serikat karyawan/pegawai

mencerminkan kemampuan organisasi tersebut untuk menggunakan

kekuatan pengaruh mereka pada penentuan tingkat kompensasi. Semakin

kuat kekuatan serikat pekerja berarti semakin kuat posisi perundingan

pegawai dalam penetapan tingkat upah mereka.

c. Produktivitas. Perusahaan harus memperoleh laba untuk menjaga

kelangsungan hidup dan tumbuh. Tanpa hal ini, perusahaan tidak akan lagi

bisa bersaing. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membayar para

karyawannya melebihi kontribusi mereka kepada perusahaan melalui

produktivitas mereka.

d. Kemampuan untuk membayar. Perusahaan juga merasa bahwa para

karyawan/pegawai seharusnya melakukan pekerjaan sesuai dengan upah

yang mereka terima. Manajemen perlu mendorong para karyawan/pegawai

untuk meningkatkan produktifitas mereka agar kompensasi yang lebih

(12)

e. Berbagai kebijaksanaan pengupasan dan penggajian. Banyak perusahaan

mempunyai kebijaksanaan pembayaran bonus (premium) di atas upah dasar

untuk meminimumkan perputaran karyawan atau untuk menarik para

karyawan terbaik. Perusahaan-perusahaan lain mungkin juga menetapkan

kenaikan kompensasi secara otomatis bila indeks biaya hidup naik.

3. Tujuan Pemberian Kompensasi

Menurut Milkovich dan Newman dalam Handoko (2004) Pay sistems are designed efficiency (performance driven, total quality, customer focus, cost control), equity and compliance [Sistem imbalan didesain efisien (arah kinerja, kualitas total, fokus pada pelanggan, mengontrol biaya), adil dan lengkap].

Pengembangan tujuan pembayaran imbalan sangat tergantung pada

masing-masing perusahaan dan jenis usaha.

Menurut Carell, et. al. dalam Handoko (2004), pemberian imbalan/kompensasi bertujuan untuk menarik karyawan dari luar perusahaan, mempertahankan

karyawan yang memiliki kualitas yang baik, memotivasi karyawan, serta sebagai

upaya untuk memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan

menurut Handoko (2004), tujuan pemberian imbalan atau kompensasi adalah

untuk:

a. Memperoleh personalia yang berkualitas. Kompensasi perlu ditetapkan

cukup tinggi untuk dapat bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat

pengupahan harus sesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga kerja.

Kadang-kadang tingkat gaji yang relatif tinggi diperlukan untuk menarik

(13)

b. Mempertahankan para pegawai yang ada. Bila tingkat kompensasi tidak

kompetitif, niscaya banyak karyawan yang baik akan keluar. Untuk

mencegah perputaran karyawan, pengupahan harus dijaga agar tetap

kompetitif dengan perusahaan-perusahaan lain.

c. Menjamin keadilan. Administrasi pengupahan dan penggajian berusaha

untuk memenuhi prinsip keadilan. Keadilan atau konsisten internal dan

eksternal sangat penting diperhatikan dalam penentuan tingkat kompensasi.

d. Menghargai perilaku yang diinginkan. Kompensasi hendaknya mendorong

perilaku-perilaku yang diinginkan. Prestasi kerja yang baik, pengalaman,

kesetiaan, tanggung jawab baru dan perilaku-perilaku lain dapat dihargai

melalui rencana kompensasi yang efektif.

e. Mengendalikan biaya-biaya. Suatu program kompensasi yang rasional

membantu organisasi untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber

daya manusianya pada tingkat biaya yang layak. Tanpa struktur pengupahan

dan penggajian sistematika organisasi dapat membayar kurang (underpay)

atau lebih (overpay) kepada para karyawannya.

f. Memenuhi peraturan-peraturan legal. Seperti aspek-aspek manajemen

personalia lainnya, administrasi kompensasi menghadapi batasan-batasan legal.

Program kompensasi yang baik memperhatikan kendala-kendala tersebut dan

memenuhi semua peraturan pemerintah yang mengatur kompensasi karyawan.

Pengukuran kompensasi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

pendapat Wibowo (2011: 348-349), bahwa kompensasi terdiri dari kompensasi

langsung (upah/gaji) dan kompensasi tidak langsung (tunjangan, jaminan

(14)

B. Komitmen Organisasi

1. Pengertian Komitmen Organisasi

Mowday, Porter, dan Steers (dalam Meyer et al., 1993) mendefinisikan komitmen

organisasi sebagaimana yang pernah digambarkan Porter, yaitu sebagai sifat

hubungan seorang individu dengan organisasi yang memungkinkan seseorang

dengan komitmen tinggi akan memperlihatkan keinginan kuat untuk menjadi

anggota organisasi yang bersangkutan, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin

serta penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.

Pengertian tersebut memberi arti dua komitmen, yaitu: komitmen terhadap

organisasi atau kemana organisasi itu digerakkan, dimana komitmen tinggi akan

mempertahankan keanggotaannya serta komitmen pada nilai-nilai, norma dan budaya organisasi yang memberi batasan yang boleh atau tidak boleh dilakukan,

dimana hal-hal tersebut memberi keyakinan kuat pada anggota yang menimbulkan

komitmen kuat pada organisasi.

Robbins (2001) berpendapat bahwa komitmen organisasi merupakan suatu

keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan

tujuan-tujuan organisasi serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi

tersebut. Jadi komitmen yang tinggi berarti pemihakkan pada organisasi yang

memperkerjakannya.

Charles O’Reilly (dalam Staw, 1991) sependapat dengan Robbins (2001) yang

memberi pemahaman komitmen organisasi sebagai perhatian psikologis individu

(15)

loyalitas dan keyakinan terhadap nilai-nilai organisasi. Komitmen organisasi

mempunyai hubungan positif dengan hasil yang dicapai organisasi dimana

komitmen organisasi tinggi dapat menekan tingkat keluar masuk pekerja.

2. Dimensi-Dimensi Komitmen Organisasi

Alan dan Meyer (1990) dan Meyer (1989), menyatakan bahwa komitmen

organisasi merupakan hubungan antara seorang individu dengan organisasi

sehingga individu dengan komitmen organisasi tinggi akan memperlihatkan

keinginan kuat untuk menjadi anggota organisasi, berusaha sebaik mungkin serta

memiliki penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.

Selanjutnya Alan dan Meyer (1990) dan Meyer (1989), mengajukan tiga bentuk

komitmen organisasi yang terdiri atas:

a. Komitmen afektif, yaitu keikatan emosional, identifikasi dan keterlibatan

dalam suatu organisasi. Individu menetap dalam suatu organisasi karena

keinginan sendiri.

b. Komitmen kontinuans, yaitu komitmen individu yang didasarkan pada

pertimbangan tentang apa yang harus dikorbankan bila akan meninggalkan

organisasi. Individu memutuskan menetap pada suatu organisasi karena

menganggapnya sebagai suatu pemenuhan kebutuhan.

c. Komitmen normatif, yaitu keyakinan individu tentang tanggung jawab

terhadap organisasi. Individu tetap tinggal pada suatu organisasi karena

(16)

Komitmen organisasi merupakan instrumen peramal yang tepat untuk melihat

perpindahan kerja dan instrumen yang lebih baik dibandingkan dengan kepuasan

kerja karena dengan berjalannya waktu dan menyadari keterkaitannya dengan

organisasi maka tingkat rasa tanggung jawab dan rasa memiliki dari pekerja akan

semakin tinggi. Komitmen organisasi juga merupakan peramal lebih baik karena

merupakan respon yang lebih global dan bertahan terhadap organisasi sebagai suatu keseluruhan daripada kepuasan kerja.

Steers dan Salancik (1991) walaupun tidak secara tegas mengatakan bahwa

komitmen berpengaruh terhadap kepuasan kerja, namun dalam situasi hubungan

pekerja dan organisasi yang begitu kompleks beberapa aspek kepuasan kerja dapat

dipenuhi melalui manifestasi komitmen terhadap organisasi. Model hubungan

sebab akibat komitmen organisasi yang bersifat lingkaran umpan balik, pada

situasi tertentu dapat menjelaskan hubungan antara komitmen organisasi dan

kepuasan kerja.

Pengukuran komitmen organisasi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu

pada pendapat Alan dan Meyer (1990) dan Meyer (1989), bahwa tiga bentuk

komitmen organisasi yaitu komitmen afektif, komitmen kontinuans, dan

komitmen normatif, yaitu keyakinan individu tentang tanggung jawab terhadap

organisasi. Individu tetap tinggal pada suatu organisasi karena merasa wajib untuk

(17)

C. Kepuasan Kerja

1. Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Wexley danYukl (1992), kepuasan kerja ditentukan atau dipengaruhi

oleh sekelompok faktor. Faktor-faktor itu dapat dikelompokkan kedalam tiga

bagian, yaitu: 1) Karakter individu, yang terdiri atas kebutuhan-kebutuhan

individu, nilai-nilai yang dianut individu (values), dan ciri-ciri kepribadian

(personality traits); 2) Variabel-variabel yang bersifat situasional, yang terdiri atas

perbandingan terhadap situasi sosial yang ada, kelompok acuan, pengaruh dari

pengalaman kerja sebelumnya; dan 3) Karakteristik pekerjaan, terdiri atas imbalan

yang diterima, pengawasan yang dilakukan oleh atasan, pekerjaan itu sendiri,

hubungan antara rekan sekerja, keamanan kerja, kesempatan untuk memperoleh

perubahan.

Berdasarkan survei yang dilakukan Herzberg (1959) (dalam Ningrum, 2004), ia

berkesimpulan bahwa pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh para peneliti

untuk memecahkan masalah kepuasan kerja tidaklah lengkap, sebagian dari

penelitian tersebut hanya mencoba mencari-cari faktor-faktor yang mempengaruhi

sikap kerja, yaitu “faktor-faktor apa saja yang menyebabkan sikap karyawan

menjadi suka atau tidak menyukai pekerjaannya?”, sedangkan peneliti-peneliti

yang lain hanya mencoba melihat pengaruh sikap terhadap kinerja, yaitu “apakah

karyawan yang puas lebih produktif dari karyawan yang tidak puas?”. Menurut

Herzberg, diperlukan suatu pendekatan yang telah dilakukan tersebut. Untuk

membuktikan pendapatnya itu, Herzberg dan sejawatnya pada tahun 1959

(18)

mereka diminta untuk mengambarkan secara detail bilamana mereka merasa puas

dan tidak puas dengan pekerjaannya. Dari analisa yang dilakukan terhadap data

yang terkumpul, Herzberg dan sejawatnya menyimpulkan bahwa faktor-faktor

yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda dengan faktor-faktor yang

menimbulkan ketidakpuasan kerja.

Karyawan yang memiliki sikap perjuangan, pengabdian, disiplin, dan kemampuan

profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas

sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna. Karyawan yang profesional dapat

diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu perpikir, kerja keras, bekerja

sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi, dan penuh dedikasi demi untuk

keberhasilan pekerjaannya (Hamid dan Budiman, 2003).

Peningkatan sikap, perjuangan, pengabdian, disiplin kerja, dan kemampuan

profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata

agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalilas karyawan dapat menjadi

kenyataan. Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah

kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan

emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas

jasa kerja karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa

yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan (Martoyo, 2000).

Dalam hal kepuasan kerja, Gilmer (1966) (dalam As'ad, 2003) menyebutkan

faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah kesempatan untuk maju,

keamanan kerja, gaji, perusahaan dan manajemen, faktor intrinsik dan pekerjaan,

(19)

Sementara itu, menurut Heidjrachman dan Husnan (2002) mengemukakan

beberapa faktor mengenai kebutuhan dan keinginan pegawai, yakni: gaji yang

baik, pekerjaan yang aman, rekan sekerja yang kompak, penghargaan terhadap

pekerjaan, pekerjaan yang berarti, kesempatan untuk maju, pimpinan yang adil

dan bijaksana, pengarahan dan perintah yang wajar, dan organisasi atau tempat

kerja yang dihargai oleh masyarakat.

Howell dan Robert (dalam Wijono, 2010) memandang bahwa kepuasan kerja

sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya karyawan

terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya, sedangkan menurut Fleisman dan

Bass (dalam Wijono, 2010) kepuasan kerja merupakan suatu tindakan efektif

karyawan terhadap pekerjaanya.

Blum dan Naylor (dalam Wijono, 2010) menjelaskan bahwa kepuasan kerja

sebagai hasil dari berbagai sikap yang ditunjukkan oleh seorang karyawan.

Sebaliknya, Schultz (dalam Wijono, 2010) memberi dukungan terhadap definisi

yang diungkapkan oleh Blum dan Naylor (dalam Wijono, 2010), bahwa kepuasan

kerja merupakan serangkaian sikap yang dipegang oleh individu tentang

pekerjaanya. Milton (dalam Wijono, 2010), kepuasan kerja dipengaruhi oleh

ciri-ciri kepribadian.

Menurut Handoko, kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan

dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja

mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap

positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan

(20)

terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan

derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan pegawai; merupakan sikap

umum yang dimiliki oleh pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan

yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan.

Apabila dilihat dari pendapat Robin tersebut terkandung dua dimensi, pertama,

kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat,

dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh

pegawai.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan kepuasan kerja adalah

rangkaian sikap yang dipegang oleh individu tentang pekerjaannya, persepsinya

terhadap tempat kerja, hubungan timbal balik antara manajer dengan bawahannya

serta kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadian.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja itu sendiri adalah sesuatu yang kompleks dan sulit untuk diukur

keobjektivitasannya. Tingkat kepuasan kerja dipengaruhi oleh rentang yang luas

dari variabel-variabel yang berhubungan dengan faktor-faktor individu, sosial,

budaya, organisasi, dan lingkungan. Sejalan dengan ini, Mullin (dalam Wijono,

2010) menjelaskan sebagai berikut: (a) Faktor pribadi, diantaranya kepribadian,

pendidikan, intelegensi dan kemampuan, usia, status perkawinan, dan orientasi

kerja. (b) Faktor sosial, diantaranya hubungan dengan rekan kerja, kelompok

kerja, dan norma-norma, kesempatan untuk berinteraksi, dan organisasi informal.

(c). Faktor budaya, diantaranya sikap-sikap yang mendasari, kepercayaan dan

(21)

kebijakan-kebijakan personalia dan prosedur-prosedur, relasi karyawan, sifat

pekerjaan, teknologi dan organisasi kerja, supervisor dan gaya kepemimpinan,

sistem manajemen, dan kondisi-kondisi kerja. (e) Faktor lingkungan, diantarannya

ekonomi, sosial, teknik, dan pengaruh-pengaruh pemerintah.

Dalam teori lain, banyak faktor yang telah diteliti sebagai faktor-faktor yang

mungkin menentukan kepuasan kerja. Berikut ditinjau dari ciri-ciri intrinsik dari

pekerjaan, gaji, dan penyelia, rekan sejawat, kondisi kerja.

a. Ciri-ciri intrinsik pekerjaan. Menurut Locke (dalam Munandar, 2001) ciri-ciri

intrinsik dari pekerjaan yang menetukan kepuasan kerja ialah keragaman,

kesulitan, jumlah pekerjaan, tanggung jawab, otonomi, kendali terhadap

metode kerja, kemajemukan, dan kreativitas.

b. Gaji penghasilan, imbalan yang dirasakan adil. Siegel dan Lane (dalam

Munandar, 2001) mengutip kesimpulan yang diberikan oleh beberapa ahli

yang meninjau kembali hasil-hasil penelitian tentang pentingnya gaji sebagai

penentu dari kepuasan kerja, yaitu bahwa para sarjana psikologi telah secara

tradisional dan salah meminimasi pentingnya uang sebagai penentu kepuasan

kerja.

c. Penyelia yang memiliki tenggang rasa. Kepuasan kerja bagi karyawan dapat

ditentukan oleh hubungan yang baik antara karyawan dengan penyelia atau

supervisor yang memiliki tenggang rasa yang baik dengan karyawan. Menurut Locke (dalam Munandar, 2001) tingkat kepuasan kerja yang paling besar

dengan seorang atasan ialah jika kedua jenis hubungan positif antara atasan

(22)

d. Rekan sejawat yang menunjang. Kepuasan kerja yang ada pada para pekerja

timbul karena mereka, dalam jumlah tertentu, berada dalam satu ruangan

kerja, sehingga mereka dapat saling berbicara (kebutuhan sosialnya dipenuhi).

e. Kondisi kerja yang menunjang. Perusahaan perlu menyediakan tempat kerja

yang terang, sejuk, dengan peralatan kerja yang enak untuk digunakan, meja

dan kursi kerja yang memperhatikan prinsip-prinsip ergonomi. Dalam kondisi

kerja yang seperti ini kebutuhan-kebutuhan fisik dipenuhi dan memuaskan

tenaga kerja.

3. Dampak dari Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja

Dampak perilaku dari kepuasan dan ketidakpuasan kerja telah banyak diteliti dan

dikaji. Berikut beberapa hasil penelitian tentang dampak kepuasan kerja terhadap

produktivitas, ketidakhadiran dan keluarnya pegawai dan dampaknya terhadap

kesehatan.

a. Dampak Terhadap Produktivitas

Lawler dan Porter (dalam Munandar, 2001) mengharapkan produktivitas yang

tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja

mempersepsikan bahwa ganjaran intrinsik (misalnya rasa telah mencapai sesuatu)

dan ganjaran ekstrinsik (misalnya gaji) yang diterima kedua-duanya adil dan

wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul. Jika tenaga kerja tidak

mempersepsikan ganjaran intrinsuk dan ekstrinsik berasosiasi dengan unjuk-kerja,

maka kenaikan dalam unjuk-kerja tidak akan berkorelasi dengan dengan kenaikan

(23)

b. Dampak Terhadap Ketidakhadiran (Absenteisme) Dan Keluarnya Tenaga Kerja (Turnover)

Porter dan Steers (dalam Munandar, 2001) berkesimpulan bahwa ketidakhadiran

dan berhenti bekerja merupakan jenis jawaban-jawaban yang secara kualitatif

berbeda. Ketidakhadiran lebih spontan sifatnya dan dengan demikian kurang

mungkin mencerminkan ketidak puasan kerja. Lain halnya dengan berhenti atau

keluar dari pekerjaannya. Perilaku ini karena akan mempunyai akibat-akibat

ekonomis yang besar, maka lebih besar kemungkinannya ia berhubungan dengan

ketidakpuasan kerja.

Steers dan Rhodes (dalam Munandar, 2010) mengembangkan model dari

pengaruh terhadap kehadiran. Mereka melihat adanya dua faktor pada perilaku

hadir, yaitu motivasi untuk hadir. Mereka percaya bahwa motivasi untuk hadir

dipengaruhi oleh kepuasan kerja dalam kombinasi dengan tekanan-tekanan

internal dan eksternal untuk datang pada pekerjaan.

Model meninggalkan pekerjaan dari Mobley, Horner, dan Hollingworth (dalam

Munandar, 2001) bahwa setelah tenaga kerja menjadi tidak puas terjadi beberapa

tahap (misalnya berpikir untuk meninggalkan pekerjaan) sebelum keputusan

untuk meninggalkan pekerjaan diambil. Dari penelitian dengan menggunakan

model ini mereka menemukan bukti yang menunjukkan bahawa dari tingkat dari

kepuasan kerja berkolerasi dengan pemikiran-pemikiran untuk meninggalkan

pekerjaan, dan bahwa niat untuk meninggalkan kerja berkolerasi dengan

(24)

Menurut Robbins (dalam Munandar 2001) ketidakpuasan kerja karyawan dapat

diungkapkan kedalam berbagai macam cara. Misalnya, selain meninggalkan

pekerjaan, karyawan dapat mengeluh, membangkang, mencuri barang milik

organisasi, menghindari sebagian dari tanggung jawab pekerjaan mereka. Keluar

(Exit): ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan,

termasuk mencari pekerjaan lain. Menyuarakan (Voice): Ketidakpuasan kerja

yang diungkapkan melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi

termasuk memberikan saran perbaikan, mendiskusikan masalah denagn atasannya.

Mengabaikan (Neglect): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap

membiarkan keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya, sering absen, atau

datang terlambat, upaya berkurang, kesalahan yang dibuat makin banyak.

Kesetiaan (Loyalitas): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu

secara pasif sampai kondisinnya menjadi lebih baik, termasuk membela

perusahaan terhadap kritik dari luar dan percaya bahwa organisasi dan manajemen

akan melakukan hal yang tepat untuk memperbaiki kondisi.

c. Dampak Terhadap Kesehatan

Salah satu temuan yang penting dari kajian yang dilakukan oleh Kornhauser

(dalam Munandar, 2001) tentang kesehatan mental dan kepuasan kerja, ialah

bahwa untuk semua tingkatan jabatan, persepsi dari tenaga kerja bahwa pekerjaan

mereka menuntut untuk penggunaan efektif dari kecakapan-kecakapan mereka

berkaitan dengan skor kesehatan mental dan kepuasan sendiri dan kesehata

(25)

meningkatkan yang lain dan sebaliknya yang satu mempunyai akibat yang negatif

juga pada yang lain.

4. Komponen-Komponen Kepuasan Kerja

Locke (dalam Wijono, 2010) menyimpulkan bahwa ada tiga komponen kunci

yang penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai, kepentingan, dan persepsi.

Pertama, kepuasan kerja adalah suatu fungsi dari nilai-nilai (values). Selanjutnya

Locke (dalam Wijono, 2010) memberi batasan bahwa nilai-nilai dipandang dari

segi “keinginan seseorang baik yang disadari ataupun tidak, biasanya berkaitan

dengan apa yang diperolehnya”. Locke membedakan antara nilai-nilai dan

kebutuhan, kebutuhan adalah suatu “tujuan yang diisyaratkan” paling dasar untuk

dipenuhi oleh tubuh manusia guna mempertahankan hidupnya, seperti oksigen

dan air. Nilai-nilai, di sisi lain disebut sebagai “kebutuhan pokok yang

disyaratkan” yang ada dalam pikiran seseorang. Seperti yang telah diketahui

bahwa nilai-nilai yang dikemukakan Locke’s termasuk kebutuhan-kebutuhan yang

lebih tinggi seperti kebutuhan penghargaan, aktualisasi diri dan pertumbuhan.

Kedua, kepuasan kerja adalah kepentingan (importance). Orang tidak hanya

membedakan nilai-nilai yang mereka pegang tetapi kepentingan mereka dalam

menempatkan nilai-nilai tersebut, dan perbedaan-perbedaan tersebut secara kritis

yang dapat menentukan tingkat kepuasan kerja mereka.

Ketiga, persepsi (perception) sebagai komponen terakhir dari definisi kepuasan

kerja. Kepuasan didasarkan pada persepsi individu terhadap situasi saat ini dan

(26)

yang akurat dan lengkap dari suatu realitas yang objektif. Ketika individu tidak

mempersepsi, individu harus melihat bahwa situasi yang sebenarnya untuk

dipahami sebagai reaksi pribadi.

Secara keseluruhan, kepuasan kerja merupakan satu aspek yang penting dalam

pekerjaan. Ketidakpuasan kerja yang dimilki karyawan menyebabkan berbagai

masalah yang sama terhadap diri karyawan maupun organisasi tempat ia bekerja.

Organisasi terpaksa menanggung beban biaya yang cukup tinggi apabila kepuasan

kerja karyawan tidak diperhatikan. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan

adanya karyawan yang berhenti kerja, seringkali absen (bolos) kerja, dan beberapa

masalah pelanggaran disiplin yang dapat menyebabkan biaya pengeluaran yang

cukup tinggi dalam perusahaan dan menurunkan produktivitas kerja organisasi.

Dari segi karyawan, ketidakpuasan kerja dapat menyebabkan beberapa penyakit

seperti migrant, kelelahan kerja, dan sebagainya. Situasi ini dapat menyebabkan

prestasi kerja karyawan menurun dan membuat karyawan menjadi tidak produtif

serta dapat berakibat munculnya stres kerja.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja

merupakan hal yang bersifat individual dan akan mengalami tingkat kepuasan

yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku pada individu tersebut. Ini disebabkan karena adanya perbedaan pada diri individu. Semakin banyak

aspek-aspek pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut maka

semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan karyawan dan sebaliknya bila

dalam suatu perusahaan ada kesenjangan antara harapan dengan kenyataan maka

akan menimbulkan ketidakpuasan dalam diri karyawan. Permasalahan akan dapat

(27)

dari dalam dirinya sendiri, misalnya kepribadian. Kepribadian diri dari individu

yang unik membentuk kepribadian tertentu.

Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah sebagai berikut: a.

Faktor pribadi, diantaranya kepribadian, pendidikan, intelegensi dan kemampuan,

usia, status perkawinan, dan orientasi kerja. b. Faktor sosial diantaranya hubungan

dengan rekan kerja, kelompok kerja, dan norma-norma, kesempatan untuk

berinteraksi, dan organisasi informal. c. Faktor budaya diantaranya sikap-sikap

yang mendasari, kepercayaan dan nilai-nilai. d. Faktor organisasi diantaranya sifat

dan ukuran, struktur formal, kebijakan-kebijakan personalia dan

prosedur-prosedur, relasi karyawan, sifat pekerjaan, teknologi dan organisasi kerja,

supervisor dan gaya kepemimpinan, sistem manajemen, dan kondisi-kondisi kerja.

e. Faktor lingkungan diantarannya ekonomi, sosial, teknik, dan

pengaruh-pengaruh pemerintah.

5. Dimensi Kepuasan Kerja

Locke dalam Dunnette (1983) membagi tujuh dimensi kerja yang merupakan

pengembangan Locke sebelumnya dan mempunyai kontribusi terhadap kepuasan

kerja, yaitu:

a. Pekerjaan, termasuk minat intrinsik, variasi tugas, kesempatan belajar,

kesulitan kerja, jumlah kerja, kesempatan untuk berhasil, kontrol terhadap

langkah-langkah pekerjaan dan metode pekerjaan.

b. Pembayaran, termasuk jumlah pembayaran, keadilan pembayaran, serta cara

(28)

c. Promosi termasuk keadilan mendapatkan promosi dan kesempatan mendapat

promosi.

d. Pengakuan termasuk penghargaan terhadap prestasi, kepercayaan atas tugas

yang diberikan serta kritik atas tugas yang dikerjakan.

e. Benefit termasuk memperoleh pensiun, mendapat kesehatan, adanya cuti

tahunan dan adanya pembayaran pada saat liburan.

f. Kondisi kerja termasuk jam kerja, jam istirahat, peralatan kerja, temperatur di

tempat kerja, ventilasi, kelembaban, lokasi serta tata ruang kerja.

g. Supervisi termasuk gaya dan pengaruh supervisi, hubungan manusia dan

keterampilan administratif.

h. Rekan kerja termasuk kompetensi, saling membantu, dan keramahan antar

rekan kerja.

i. Perusahaan dan manajemen termasuk kebijakan akan perhatian terhadap

pekerja baik untuk pembayaran ataupun benefit-benefit.

Menurut Hasibuan (2007: 201) Kepuasan keja karyawan dipengauhi faktor-faktor

berikut :

a. Balas jasa yang adil dan layak (Gaji)

b. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (Promosi)

c. Berat-ringannya pekejaan

d. Suasana dan lingkungan pekejaan (Kondisi Kerja)

e. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan (Fasilitas Kerja)

f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya (Supevisi)

(29)

Luthans (1992) membagi dimensi-dimensi pekerjaan yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu imbalan, pekerjaan itu sendiri, promosi, supervisi, kelompok kerja dan kondisi kerja. Gilmer (1984) menyatakan bahwa ada sepuluh dimensi yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja yakni keamanan, kesempatan untuk maju, perusahaan dan manajemen, gaji, aspek intrinsik dari pekerjaan, supervisi, aspek sosial dari pekerjaan, komunikasi, kondisi kerja, dan benefit.

Pengukuran kepuasan kerja karyawan yang digunakan dalam penelitian ini

mengacu pada pendapat Hasibuan (2007: 202) adalah suatu sikap emosional yang

menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh:

1. Moral kerja

Moral kerja yang baik ditunjukkan karyawan dengan sikap dan tingkah laku

yang baik dalam bekerja, menjunjung tinggi kejujuran serta menjaga

hubungan yang baik dengan sesama karyawan maupun atasan di kantor.

2. Kedisiplinan

Kedisiplinan kerja karyawan menunjukkan adanya kemampuan karyawan

dalam menaati segala ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh

organisasi. Kedisiplinan ini dilaksanakan karyawan dalam menaati tata tertib

maupun dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidangnya

masing-masing

3. Prestasi kerja

Peningkatan prestasi kerja karyawan dari waktu ke waktu menunjukkan

kepuasannya dalam bekerja. Artinya karyawan berusaha untuk bekerja secara

optimal, penuh tanggung jawab dan menunjukkan perkembangan yang lebih

(30)

D. Kerangka Pemikiran

Kepuasan kerja karyawan adalah suatu sikap emosional yang menyenangkan dan

mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan

prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati di dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan

kombinasi di dalam dan di luar pekerjaan (Hasibuan, 2007: 202).

Dalam konteks penelitian ini kepuasan kerja karyawan bukan sebagai variabel

yang berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu kompensasi dan

komitmen organisasi. Pengetahuan manajer atas kompensasi yang diberikan dan

komitmen organisasi akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

Kompensasi merupakan imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawannya

atas pengorbanan yang diberikan kepada perusahaan, yang mana ini merupakan

karakteristik dari pekerjaan. Pemberian imbalan ini diharapkan memacu semangat

kerja karyawan dan meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Ketika tingkat

kepuasan kerja karyawan tinggi maka karyawan akan memberikan yang terbaik

untuk perusahaan. Pengukuran kompensasi dalam penelitian ini mengacu pada

pendapat Wibowo (2011: 348-349), bahwa kompensasi terdiri dari kompensasi

langsung (upah/gaji) dan kompensasi tidak langsung (tunjangan, jaminan

keamanan dan kesehatan).

Adapun komitmen organisasi merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki

individu karyawan. Komitmen organisasi merupakan sifat hubungan seorang

individu dengan organisasi yang memungkinkan seseorang dengan komitmen

(31)

yang bersangkutan, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin serta penerimaan

yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Pengukuran komitmen

organisasi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Alan dan

Meyer (1990) dan Meyer (1989), bahwa tiga bentuk komitmen organisasi yaitu

komitmen afektif, komitmen kontinuans, dan komitmen normatif, yaitu keyakinan

individu tentang tanggung jawab terhadap organisasi. Individu tetap tinggal pada

suatu organisasi karena merasa wajib untuk loyal pada organisasi tersebut.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan komitmen

organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna

Artanugraha Cabang Bandar Lampung, sebagaimana dapat dilihat pada bagan

kerangka pikir di bawah ini:

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian Kompensasi

(X1)

(32)

E. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT

Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung.

2. Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada

PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung

3. Kompensasi dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja

(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan dilakukan di PT Asuransi Purna Artanugraha (ASPAN)

Kantor Cabang Bandar Lampung dan guna memperoleh data-data primer yang

dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu dengan mengadakan penelitian langsung

dengan cara:

a. Observasi; penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

langsung di ASPAN Cabang Bandar Lampung.

b. Wawancara; mengadakan wawancara langsung dengan pimpinan dan

karyawan. Sebelum mengadakan wawancara penulis telah menyiapkan

pertanyaan maka dengan berpedoman pada daftar inilah penulis mengajukan

pertanyaan langsung untuk memperoleh data tentang gambaran umum

ASPAN Cabang Bandar Lampung.

c. Kuisioner; yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan

kuisoner penelitian kepada responden yang alternatif jawabannya telah

disediakan, dan responden diminta untuk memilih jawaban yang tepat. Skala

data yang digunakan dalam kuisioner ini adalah skala likert dengan teknik

(34)

1) Sangat Setuju diberi skor 5

2) Setuju diberi skor 4

3) Netral diberi skor 3

4) Tidak Setuju diberi skor 2

5) Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data-data sekunder berupa

arsip buku-buku literatur dan tulisan-tulisan ilmiah yang berkaitan dengan

penulisan ini. Teknik dokumentasi digunakan dalam penelitian kepustakaan ini,

yaitu cara pengumpulan data yang diperoleh dari catatan, buku, agenda yang ada

hubungannya dengan permasalahan yang diteliti yaitu mengenai data jumlah

karyawan, gambaran umum perusahaan dan struktur organisasi.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Sudjana (2002) mengemukakan bahwa populasi adalah semua nilai yang mungkin

hasil dari menghitung atau mengukur yang kuantitatif ataupun kualitatif mengenai

karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan populasi yang lengkap, jelas

yang dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan Nazir (2000) berpendapat bahwa

populasi adalah subjek penelitian yang merupakan kumpulan dari sejumlah

individu dengan kualitas serta ciri-ciri tertentu yang telah ditetapkan.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi

adalah subjek penelitian yang merupakan seluruh individu yang akan diteliti

(35)

Artagraha Cabang Bandar Lampung yang berjumlah 33 orang. Seluruh populasi ini

ditetapkan sebagai sampel penelitian.

C. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas, yaitu kompensasi dan komitmen

organisasi, dan satu varibel terikat, yaitu kepuasan kerja. Adapun definisi

operasional masing-masing variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel, Indikator dan Pengukuran

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran

Kompensasi

(36)

D. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2000: 160), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. validitas menunjukan sejauh

mana suatu alat pengukuran cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur

apa yang ingin diukur.Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan

menggunakan rumus Korelasi Product Moment:

2 ( )2



2 ( )2

Hasil perhitungan per item pertanyaan dengan menggunakan rumus korelasi

product moment memperoleh angka korelasi (rhitung) yang harus dibandingkan

dengan angka kritik tabel korelasi nilai (r rtabel ). Jika nilai r hitung > nilai rtabel maka

pertanyaan valid dan jika nilai r hitung < nilai rtabel maka pertanyaan tidak valid.

Pengujiannya menggunakan software Program SPSS Versi 18.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2000: 164), suatu kuesioner dikatakan reliabel jika

kuesioner tersebut memiliki taraf kepercayaan yang tinggi dan memiliki

kemantapan atau ketepatan, degan menggunakan Koefisien Alfa (CronBach

Alpha). Setelah hasil nilai Koefisien Alfa (CronBach Alpha) didapatkan maka

nilai tersebut dibandingkan dengan rhitung pada tabel nilai r. Jika nilai Alfa > rhitung

(37)

pertanyaan tidak reliabel. Pengujiannya menggunakan software Program SPSS

Versi 18.

E. Analisis Data

1. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini dilakukan untuk menerangkan dan membantu masalah yang ada secara naratif dengan menggunakan teori-teori manajemen khususnya yang mengacu dengan teori-teori manajemen sumberdaya manusia.

2. Analisis Regresi

Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, dengan model persamaan regresi sebagai berikut:

X = Variabel independen (Sudjana, 2002: 142).

Berdasarkan tujuan penelitian maka model persamaan regresi di atas dimodifikasi

menjadi bentuk persamaan sebagai berikut:

2

X = Komitmen Organisasi 2

1,b

(38)

Pengujian hipotesis simultan dilakukan dengan uji F (F test). Pengujian dilakukan

dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Kriteria pengujiannya

adalah:

a. Jika Fhitung< Ftabelmaka tidak ada pengaruh signifikan (Tidak Didukung) b. Jika Fhitung Ftabel maka ada pengaruh signifikan (Didukung)

Sementara itu pengujian hipotesis parsial dilakukan dengan uji T (T test).

Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai Thitung dengan Ttabel.

Kriteria pengujiannya adalah:

a. Jika Thitung< Ttabel maka tidak ada pengaruh signifikan (Tidak Didukung)

b. Jika Thitung>Ttabel maka ada pengaruh signifikan (Didukung)

(39)

D. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pemberian kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja

karyawan pada PT Asuransi Purna Arthanugraha Bandar Lampung, dengan

perbandingan nilai t Hitung > tTabel yaitu 6.224 > 1.667.

2. Komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja

karyawan pada PT Asuransi Purna Arthanugraha Bandar Lampung, dengan

perbandingan nilai t Hitung > tTabel yaitu 11.405 : 1.667.

3. Pemberian kompensasi dan komitmen organisasi secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi

Purna Arthanugraha Bandar Lampung, dengan perbandingan nilai Fhitung >

FTabel yaitu 24.47> 3,15.

B. Saran

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Disarankan kepada pimpinan PT Asuransi Purna Arthanugraha Bandar

Lampung untuk semakin meningkatkan kompensasi kepada karyawan,

khususnya pada aspek pemberian penghargaan kepada para karyawan yang

(40)

diharapkan mampu meningkatkan kepuasan kerja karyawan sesuai dengan

bidang pekerjaannya masing-masing.

2. Karyawan PT Asuransi Purna Arthanugraha Bandar Lampung disarankan

untuk meningkatkan komitmen organisasi, khususnya pada aspek kesediaan

untuk mengorbankan waktu dan pikiran demi kemajuan perusahaan. Hal ini

diharapkan dapat memberikan kontribusi secara optimal kepada perusahaan

dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

3. Karyawan PT Asuransi Purna Arthanugraha Bandar Lampung disarankan

memberikan kontribusi pekerjaan yang baik bagi perusahaan, sehingga akan

(41)

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI PURNA

ARTANUGRAHA DI BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

RIRIN HERMANOVITA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(42)

ABSTRAK

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI PURNA

ARTANUGRAHA DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

RIRIN HERMANOVITA

Kepuasan kerja karyawan pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal tersebut disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu. Kepuasan kerja karyawan berkaitan dengan adanya kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan dan komitmen organisasi yang dimiliki karyawan terhadap perusahaan. Permasalahan penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung? (2) Bagaimanakah pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung? (3) Bagaimanakah pengaruh kompensasi dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung?

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung. (2) Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung. (3) Untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Artanugraha Cabang Bandar Lampung.

Metode penelitian ini menggunakan penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Sampel penelitian adalah seluruh karyawan PT Asuransi Purna Artagraha Cabang Bandar Lampung yang berjumlah 33 orang. Analisis data dilakukan dengan Rumus Regresi Linier Ganda.

(43)

organisasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Asuransi Purna Arthanugraha Bandar Lampung, dengan perbandingan nilai Fhitung > FTabel yaitu 23.761> 3.32.

Saran dalam penelitian ini adalah: (1) Disarankan kepada pimpinan PT Asuransi Purna Arthanugraha Bandar Lampung untuk semakin meningkatkan kompensasi kepada karyawan, khususnya pada aspek pemberian penghargaan kepada para karyawan yang memiliki prestasi kerja yang tinggi. (2) Karyawan PT Asuransi Purna Arthanugraha Bandar Lampung disarankan untuk meningkatkan komitmen organisasi, khususnya pada aspek kesediaan untuk mengorbankan waktu dan pikiran demi kemajuan perusahaan. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara optimal kepada perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. (3) Karyawan PT Asuransi Purna Arthanugraha Bandar Lampung disarankan untuk memberikan kontribusi pekerjaan yang baik bagi perusahaan, sehingga akan secara optimal dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

(44)
(45)

1. Sejarah Singkat PT Asuransi Purna Artanugraha ... 37 2. Visi dan Misi PT Asuransi Purna Artanugraha ... 38 3. Struktur Organisasi PT Asuransi Purna Artanugraha ... 39 4. Uraian Tugas Organisasi PT Asuransi Purna Artanugraha ... 39 5. Produk PT Asuransi Purna Artanugraha ... 49 B. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 51 1. Uji Validitas ... 51 2. Uji Reliabilitas ... 54 C. Pengujian Regresi Linier Ganda ... 55 D. Pengujian Hipotesis ... 55 1. Uji F ... 56 2. Uji t ... 57 E. Deskripsi Jawaban Responden ... 58 1. Kompensasi ... 58 2. Komitmen Organisasi... 65 3. Kepuasan Kerja ... 72

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 79

A. Simpulan ... 79 B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA

(46)

✞ ✟✠✡ ✟☛✡ ✟☞✌ ✍

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel, Indikator dan Pengukuran…………...33

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel kompensasi (X1)………..52

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi (X2)………..52

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y)..………53

Tabel 5. Hasil Pengujian Relibilitas Instrumen Penelitian……….54

Tabel 6. Hasil Perhitungan Regresi Linier Ganda Pengaruh Kompensasi dan Komitmen organisasi Terhadap Kepuasan kerja karyawan...55

Tabel 7. Pengujian Hipotesis dengan Uji F...56

Tabel 8. Pengujian Hipotesis dengan Uji t...57

Tabel 9. Karyawan Mendapatkan Gaji Atas Pekerjaannya Setiap Bulan

Secara Tepat Waktu……….58

Tabel 10. Besarnya Gaji yang Karyawan Terima Sesuai dengan Hasil

Pekerjaan yang Diberikan Pada Perusahaan………59

Tabel 11. Gaji yang Karyawan Terima dari Perusahaan Merupakan

Imbalan Atas Pekerjaan yang Dilakukan………...60

Tabel 12. Perusahaan Memberikan Bonus Kepada Karyawan Apabila Hasil Pekerjaannya Mencapai atau Melebihi Target

yang Ditetapkan………...60

Tabel 13. Setiap Tahun Karyawan Mendapatkan Tunjangan Hari Raya……….61

Tabel 14. Pimpinan Akan Memberi Penghargaan Kepada Karyawan

yang Berprestasi Tinggi………...62

Tabel 15. Selama Bekerja di Perusahaan Karyawan Mendapatkan

Jaminan Keamananan………...62

Tabel 16. Karyawan Merasa Terlindungi dengan Adanya Jaminan

(47)

Tabel 18. Karyawan Merasa Terlindungi dengan Adanya Jaminan

Kesehatan dalam Bekerja di Perusahaan………..64

Tabel 19. Karyawan Merasa Bahwa Tujuan Organisasi yang

Ditetapkan Perusahaan Dapat Dicapai Secara Optimal………...65

Tabel 20. Tujuan Organisasi yang Ditetapkan Perusahaan Sesuai dengan

Prinsip Karyawan dalam Bekerja……….66

Tabel 21. Karyawan Berusaha untuk Mencapai Tujuan Perusahaan

Sesuai dengan Bidang………..67

Tabel 22. Karyawan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dalam

Upaya Perusahaan Mencapai Tujuan………...67

Tabel 23. Karyawan Berupaya Optimal Untuk Memberikan Hasil Pemikiran dan Tindakan Demi Memajukan Organisasi………68

Tabel 24. Karyawan Selalu Berupaya Untuk Menyampaikan Gagasan

dan Pendapat Demi Kemajuan Organisasi………...69

Tabel 25. Karyawan Menyadari Bahwa Antara Karyawan dan

Perusahaan Terdapat Hubungan Kerja yang Saling Membutuhkan…69

Tabel 26. Karyawan Berusaha Untuk Menjalin Hubungan Kerja yang

Baik dengan Sesama Rekan Kerja Maupun Atasan……….70

Tabel 27. Karyawan Berusaha Untuk Bersikap Setia Pada Perusahaan………..71

Tabel 28. Karyawan Tidak Tertarik Untuk Bekerja pada Perusahaan Lain…….71

Tabel 29. Karyawan Berusaha Untuk Jujur dalam Bekerja...72

Tabel 30. Karyawan Bersedia Untuk Membantu Sesama Rekan Kerja

dalam Menyelesaikan Pekerjaan...73

Tabel 31. Karyawan Selalu Berusaha Untuk Menyelesaikan Pekerjaan

Sesuai dengan Tugas Karyawan di Kantor...73

Tabel 32. Karyawan Akan Melaksanakan Kepercayaan yang Diberikan

Atasan Kepadanya………74

Tabel 33. Karyawan Selalu Datang ke Kantor Sesuai dengan Jam Masuk

(48)

Tabel 35. Karyawan Selalu Mengerjakan Tugas Sesuai dengan

Waktu yang Telah Ditetapkan………..76

Tabel 36. Karyawan Selalu Mengerjakan Tugas Sesuai dengan Sasaran

yang Telah Ditetapkan……….77

Tabel 37. Selama Ini Karyawan Memiliki Prestasi Kerja yang Baik

di Dalam Perusahaan………77

Tabel 38. Hasil Pekerjaan Karyawan Menunjukkan Perkembangan yang

(49)

✎✏✑✒ ✏✓✔✏ ✕BAR

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian ... 29

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Allan, N.J. and Meyer, J.P. 1990. “Measurement of Antecendents of Affective, Continuance and Normative commitment to Organizational”. Journal of Occupational Psychology. 63: 1-8.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Rineka Cipta. Jakarta.

As’ad, Moh.. 2003. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia, Psikologi Industri. Edisi IV. Liberty. Yogyakarta.

Dunnete, M.D. 1982. Handbook of Industrial and Organizational Psychology. Chicago: Raid McNally.

Gillmer, B. 1984. Applied Psychology. New Delhi: McGraw-Hill Publishing, Co.Ltd.

Hamid, E.S. Rowi, dan Budiman. 2003. Membangun Profesional

Muhammadiyah. Penerbit LPTP Muhammadiyah dan UAD Press.

Yogyakarta.

Handoko, T. Hani. 2004. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu SP. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

Lawler, E.E. 1973. Motivation in Work Organization. California: Brooks Cole Publishing.

Luthans, F. 1992. Organizational Behavior. Tokyo: Mc Graw-Hill International Book Co.

Martoyo, S. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE UGM. Yogyakarta. Meyer, J.P. 1989. “Organizational Commitment and Job Performance: It’s the

(51)

Journal of Applied Psychology. 78: 538-551.

Munandar, Ashar S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). Jakarta.

Nazir, Mohammad. 2000. Metode Penelitian. Cet. ke-6. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Ningrum, Debri Setia. 2004. ”Hubungan antara Komunikasi Interpersonal dan Komitmen Organisasi dengan Kepuasan Kerja Dosen”. Tesis. Fak. Psikologi, PPs UGM. Yogyakarta.

Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Tjun Surjaman (ed.). Cet. ke-9. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rapert, Molly. 2002. Researcher Finds Keys to Employee Job Satisfaction

Commitmet. American Marketing Association’s 2002 Educator’s

Conference. http://advancement.uark.edu/news/NEWS_ARCHIVES/ APROZ/JOB_SATISFACTION.html. Diunduh tanggal 20 Januari 2012. Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Alih

Bahasa: Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin Molan; Tanty Tarigan (peny.). Prenhallindo. Jakarta.

Staw, B.M. 1991. Psychology Dimensions of Organizational Behavior. Macmillan Publishing Company. New York.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Edisi ke-5. TARSITO. Bandung.

Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Mandar Maju. Bandung.

Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, Ed. 1, Cet. 2.

Wexley, K.N. and Yukl, G.A 1992. Organizational Behavior and Personnel Psychology. Home wood. Illinois, Richard D. Irwin Inc.

Winardi. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogyakarta.

Wijono, S. 2010. Psikologi Industri dan Organisasi: Dalam Suatu Bidang Gerak,

(52)

i

SAN WACANA

Segala puji hanya milik Allah SWT, karena hanya dengan limpahan rahmat dan

hidayah-Nya semata penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: Pengaruh

Kompensasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Pada PT Asuransi Purna Artanugraha di Bandar Lampung. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak

mendapat bimbingan, arahan dan dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Lampung

2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., sebagai Pembimbing Utama, yang telah banyak

meluangkan waktu, pikirannya, dengan sabar atas kesediaanya memberikan

bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skiripsi ini.

4. Bapak Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A., selaku Pembimbing II, atas kesediaanya

memberikan ide, gagasan, saran, serta sumbangan pemikiran dalam penulisan

(53)

ii

6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang

telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.

7. Terkhususnya rasa terima kasih yang setulusnya penulis haturkan untuk kedua

orang tuaku tercinta, Papa yang telah memberikan pelajaran hidup yang berharga

bagi penulis sebagai bekal dalam mengarungi bahtera kehidupan. Semoga

persembahan ini dapat membayar setitik keringat dan jerih payah papa dalam

membesarkan penulis. Mama yang tanpa henti mencurahkan segala kasih

sayang, perhatian terutama do’a nya untuk keberhasilan penulis sejak dalam

kandungan hingga saat ini.

8. Adikku tersayang: Ria dan Rama yang selalu memberikan semangat dan doanya

untuk kelancaran meraih gelar sarjana ini. Yana yang rela mengabdi sampai

wisuda nanti dan Eta, kakak sepupu terbaik yang tidak pernah lelah memberikan

semangat dan doa, serta motivasi penuh untuk selesainya skripsi ini. Keluarga

besarku, Nenek tersayang yang sudah tenang di sisi-Nya, semoga dapat

tersenyum karena melihat penulis menyelesaikan sarjananya.

9. Sahabat terbaik yang penulis miliki Neng Fanny, yang gemar sekali bertanya

perkembangan skripsi ini, serta atas doa dan motivasinya. Terimakasih untuk

kepedulian dan kebaikannya, hanya traktiran paket goceng di KFC Coffe yang

dapat penulis berikan.

Aini Umpi yang selalu memberikan keceriaan di setiap harinya, selalu siap hadir

untuk moment-moment penting penulis dan selalu bawel untuk keleletan penulis.

(54)

iii

Terimakasih untuk itu, semoga kita semua dapat selalu menjalin hubungan baik

ini sampai dengan kapanpun.

10.Teman-teman satu Angkatan Manajemen 07, baik yang sudah lulus maupun

yang sedang berjuang untuk lulus, tetap semangat, selalu berdoa dan yakin bisa.

11.Kekasihku terkasih dan tercinta Andhika Pratama yang selalu menjadi motivator

hidup penulis. Terimakasih untuk kasih , cinta, doa, semangat dan kebaikan dan

luar biasa sekali indahnya.

12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Semoga kebaikan selalu menyertai kita dan semoga tulisan ini memberikan manfaat

bagi kita semua. Amien.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis,

(55)

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI PURNA

ARTANUGRHAGA DI BANDAR LAMPUNG

A. IDENTITAS RESPONDEN

Petunjuk: Isilah Identitas Anda dengan benar

TTL/Umur : ... Jenis Kelamin : a. Laki-Laki

b. Perempuan Pendidikan Terakhir : a. S1

b. Diploma c. SMA/Sederajat Jabatan : ... Lama Bekerja : ...

B. PETUNJUK UMUM KUESIONER

Kuesioner ini disajikan dalam bentuk pernyataan, yang di dalamnya tidak ada ada jawaban yang benar atau salah, sehingga memungkinkan Anda untuk secara bebas memilih alternatif jawaban sesuai dengan pendapat atau pengalaman Anda.

Pilihan jawaban yang disediakan adalah sebagai berikut:

Kompensasi dan Komitmen Organisasi Kepuasan Kerja

SS = Sangat Setuju SP = Sangat Puas

S = Setuju P = Puas

N = Netral N = Netral

TS = Tidak Setuju TP = Tidak Puas

(56)

No Pernyataan SS S N TS STS

1 Saya mendapatkan gaji atas pekerjaan saya setiap bulan secara tepat waktu

2. Besarnya gaji yang saya terima sesuai dengan hasil pekerjaan yang saya berikan pada perusahaan

3. Gaji yang saya terima dari perusahaan merupakan imbalan atas pekerjaan saya lakukan

4. Perusahaan memberikan bonus kepada saya apabila hasil pekerjaan saya

mencapai atau melebihi target yang telah ditetapkan

5. Setiap tahun saya mendapatkan Tunjangan Hari Raya

6. Pimpinan akan memberi penghargaan kepada pegawai yang berprestasi tinggi

7. Selama bekerja di perusahaan saya mendapatkan jaminan keamananan

8. Saya merasa terlindungi oleh dengan adanya jaminan keamanan dalam bekerja di perusahaan

9. Selama bekerja di perusahaan saya mendapatkan jaminan kesehatan

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel, Indikator dan Pengukuran
Tabel Nilai R
TABEL UJI t PADA TINGKAT KEPERCAYAAN 95% (σ = 5%)
+2

Referensi

Dokumen terkait

stabilitas degradasi warna sediaan lipstik ekstrak kental umbi bit merah (Beta vulgaris L. var rubra) dalam bentuk likuid terhadap warna yang terdegradasi selama 4

Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendapatan Keluarga, Stres Psikososial, Status Gizi Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Gravidarum Terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di

By employing these theories, this study not only grasps the nature of pride and its illusion as shown by the tragedy of Ramawijaya and Jose Arcadio Buendía, but also points out

Sehubungan dengan pelaksanaan Seleksi Ulang Pengadaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Penyusunan Dokumen Prastudi Kelayakan dan Sistem Jaringan Jalan untuk Ruas- Ruas Jalan Tol

Indikator yang akan dicapai. Indikotor yang dicapai dalam workshop dan pelaithan implementasi Kurikulum 2013 adalah para.. guru memahami dan mengimplemantasikan Kurikulum 2013,

• Peserta secara berkelompok, mengisi tabel dengan potensi masalah (masalah yang mungkin muncul) yang mungkin dihadapi oleh guru dan kepala sekolah dalam mengiplementasikan

Fasilitas yang menonjol dari Dreamweaver 4 dalam pembuatan web yang dinamis adalah dalam penciptaan script client side seperti rollover image, animasi layer, hidden menu juga

Provinsi Sumatera Utara yaitu wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong.