Yulisa Wulandari
ii
ABSTRAK
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA SUB MATERI
POKOK KERUSAKAN/ PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
YULISA WULANDARI
Kemampuan berpikir rasional dalam belajar harus dimiliki oleh siswa untuk memperoleh keberhasilan belajar siswa yang optimal. Namun, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi yang mengajar di kelas X SMA Arjuna diketahui bahwa kemampuan berpikir rasional oleh siswa masih kurang dikembangkan dan didominasi oleh guru. Satu alternatif yang dapat digunakan untuk membuat siswa aktif dalam berpikir rasional yaitu dengan model Problem Based Learning (PBL).
Yulisa Wulandari
iii
dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 95% dan data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diambil dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan rata-rata nilai pretes dan postes kemampuan berpikir rasional oleh siswa yang diukur dengan N-gain pada kelas eksperimen dengan rata-rata 64,48 lebih tinggi daripada rata-rata pada kelas kontrol yaitu 49,14. Indikator kemampuan berpikir rasional dengan kriteria tinggi sekali yang dicapai siswa melalui model PBL yakni indikator mengambil
keputusan dan menggali informasi. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan model PBL juga mengalami peningkatan dari pertemuan I dengan rata-rata 68,74 meningkat pada pertemuan II dengan rata-rata 76,66. Aspek mengemukakan ide/ gagasan, mengajukan pertanyaan, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok merupakan aktivitas dengan kriteria baik yang dicapai siswa pada kelas
eksperimen yang menggunakan model PBL.
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA SUB MATERI
KERUSAKAN/ PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar Lampung T.P 2011/2012)
Oleh
YULISA WULANDARI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
v
Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARING (PBL) TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISIWA PADA SUB MATERI POKOK KERUSAKAN/ PENCEMARAN
LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
Nama Mahasiswa : Yulisa Wulandari
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024060
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI,
1.Komisi Pembimbing
Dr. Tri Jalmo, M. Si Berti Yolida, S.Pd. M.Pd
NIP 19610910 198603 1 005 NIP 19831015200604 2 001
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M. Si.
vi
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si
Sekretaris : Berti Yolida, S.Pd., M.Pd
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Achmad, M.Si
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.
NIP 19600315 1985031 003
vii
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yulisa Wulandari
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024060
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau
ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan
penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, September 2012 Yang menyatakan
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 12 Juli 1988,
anak pertama dari€ empat bersaudara, dari pasangan bahagia
Bapak Ansyori Musa dan Ibu Norma Azhari.
Penulis mengawali pendidikan formal di Taman Kanak-kanak
Muslimin Kotabumi tahun 1993. Tahun 2000 menyelesaikan sekolah di SD
Negeri 3 Sindang sari Kotabumi. Tahun 2003 menyelesaikan sekolah di SMP
Negeri 1 Kotabumi . Tahun 2006 menyelesaikan sekolah di SMA Negeri 3
Kotabumi. Pada tahun 2007 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi
Pendidikan Biologi.
Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMA Wijaya Bandar Lampung, dan pada tahun 2012 penulis melakukan
penelitian di SMA Arjuna Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb serta Junjungan
Besar Nabi Muhammad SAW atas segala kemudahan, kelancaran, limpahan
rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini sehingga selesainya skripsi
ini.
Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini
untuk orang-orang yang akan selalu berarti dalam hidupku:
Ayahanda Ansyori Musa dan ibunda Norma Azhari
Sosok sederhana dan mulia yang telah membesarkanku, menyayangaiku, menasehatiku, serta tak henti-hentinya mendoakanku dalam setiap sujudnya agar aku
memperoleh keberhasilan
dan kebahagiaan dimata Allah SWT dan dunia
Else Novita Sari, Annisa Cahya Putri, dan Rima Meika Andini
Terimakasih atas doa, motivasi dan support kalian yang membuatku untuk
tetap kuat, sabar, dan semangat untuk meraih keberhasilan
Keluarga besarku
Terimakasih telah mendoakan keberhasilanku
Para pendidikku
Terimakasih atas ilmu, kesabaran, dan nasehatnya untuk aku berjalan terus maju menuju keberhasilan
Sahabatku
Terima kasih atas kebersamaa kita selama ini
MOTTO
“Kebenaran Itu Adalah Dari Tuhanmu, Sebab Itu Jangan
Sekali-Kali Kamu Termasuk Orang Yang Ragu”
(Qs : Al Baqarah : 147)
“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan
mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya
tanpa kehilangan semangat”
(Winston Chuchill)
“Pengetahuan Adalah Cahaya, Memperkaya Hangatnya
Kehidupan, Dan Semua Dapat Mengambil Bagian Mereka
Yang Mencarinya”
(Kahlil Gibran)
“Jangan Pernah Berhenti Untuk Belajar Ikhlas Dan Sabar
Dalam Menghadapi Semua Cobaan Yang Ada Karena
MOTTO
“Kebenaran Itu Adalah Dari Tuhanmu, Sebab Itu Jangan
Sekali-Kali Kamu Termasuk Orang Yang Ragu”
(Qs : Al Baqarah : 147)
“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan
mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya
tanpa kehilangan semangat”
(Winston Chuchill)
“Pengetahuan Adalah Cahaya, Memperkaya Hangatnya
Kehidupan, Dan Semua Dapat Mengambil Bagian Mereka
Yang Mencarinya”
(Kahlil Gibran)
“Jangan Pernah Berhenti Untuk Belajar Ikhlas Dan Sabar
Dalam Menghadapi Semua Cobaan Yang Ada Karena
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA SUB MATERI
POKOK KERUSAKAN/ PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar Lampung T.P 2011/2012)
(skripsi)
Oleh
YULISA WULANDARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9
2. Desain pretes postes tak ekuivalen ... 23
3. Contoh jawaban siswa pada indikator menggali informasi kelas
eksperimen ... 43
4. Contoh jawaban siswa pada indikator mengolah informasi kelas
eksperimen ... 45
5. Contoh jawaban siswa pada indikator mengambil keputusan
kelas eksperimen ... 45
6. Contoh jawaban siswa pada indikator memecahkan masalah kelas
eksperimen ... 46
xiii
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
B. Populasi dan Sampel ... 22
C. Desain Penelitian ... 22
D. Prosedur Penelitian ... 23
E. Jenis Data dan Tekhnik Pengambilan Data ... 27
F. Teknik Analisis Data ... 29
G. Mendeskripsikan Kemamapuan Berpikir Rasional ... ... 31
H. Pengolahan Data Aktivitas ... 33
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36
B. Pembahasan ... 41
xiv
A. Simpulan ... 48
B. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 50
LAMPIRAN 1. Silabus ... 52
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 64
3. Lembar Kerja Siswa………. 115
4. Soal Pretes dan Postes ... 164
5. Rubrik Penilaian Soal pretes dan Postes... 167
6. Data Hasil Penelitian ... 168
7. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian... 186
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Langkah-langkah pembelajaran PBL ... 12
2. Variabel, instrumen, jenis data, dan analisis data ... 29
3. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa... ... 29
4. Kriteria Kemampuan Berpikir Rasional Siswa ... ... 32
5. Kriteria Kecakapan Berpikir Rasional... ... 33
6. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa... .. 33
7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa... ... 34
8. Hasil KBR Siswa kelas eksperimen dan kontrol ... .... 37
9. Hasil rata-rata N-gain setiap indikator KBR siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... ... 39
10. Peningkatan setiap Indikator KBR kelas eksperimen dan kontrol . .. 40
11. Aktivitas siswa pada kelas eksperimen... 40
12. Data nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen ... 168
13. Data nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol ... 169
14. Data KBR siswa per indikator (pretes) kelas eksperimen ... 170
15. Data KBR siswa per indikator (postes) kelas eksperimen ... 172
16. Data KBR siswa per indikator (pretes) kelas kontrol ... 175
xvi
18. Data N-gain Per indikator kelas eksperimen... 179
19. Data N-gain Per indikator kelas kontrol... 180
20. Data aktivitas siswa kelas ekperimen pada pertemuan 1 ... 181
21. Data aktivitas siswa kelas ekperimen pada pertemuan 2 ... 182
22. Data aktivitas siswa kelas kontrol pada pertemuan 1 ... 183
23. Data aktivitas siswa kelas kontrol pada pertemuan 2 ... 184
24. Data nilai LKS kelas eksperimen dan Kontrol ... 185
25. Hasil uji normalitas pretes kelompok eksperimen dan kontrol... 186
26. Data statistik pretes kelas eksperimen dan kontrol... 187
27. Hasil uji t pretes kelas eksperimen dan kontrol... 187
28. Uji satu pihak pretes... 188
29. Hasil uji normalitas postes kelas eksperimen dan kontrol ... 189
30. Data statistik postes kelas eksperimen dan kontrol... 190
31. Hasil uji t postes kelas eksperimen dan kontrol... 190
32. Uji satu pihak postes... 191
33. Data uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol... 191
34. Data statistik N-gain kelas eksperimen dan kontrol... 193
35. Hasil uji t N-gain kelas eksperimen dan kontrol... 193
36. Uji satu pihak N-gain... . 194
37. Data statistik uji homogenitas pretes kelas eksperimen dan kontrol.. ... 194
38. Data statistik uji homogenitas postes kelas eksperimen dan kontrol.. ... 195
xvii
40. Data statistik uji normalitas N-gain indikator menggali i informasi
kelas eksperimen dan kontrol... 196
41. Hasil uji Mann-Withney UN-gain indikator Menggali informasi
kelas eksperimen dan kontrol... 196
42. Data statistik uji normalitas N-gain indikator mengolah informasi
kelas eksperimen dan kontrol... 197
43. Hasil uji Mann-Withney UN-gain indikator Mengolah informasi
kelas eksperimen dan kontrol... 197
44. Data statistik uji normalitas N-gain indikator Mengambil
keputusan kelas eksperimen dan kontrol... 198
45. Hasil uji Mann-Withney UN-gain indikator Mengambil keputusan kelas eksperimen dan kontrol... 198
46. Data statistik uji normalitas N-gain indikator Memecahkan
masalah kelas eksperimen dan kontrol... 199
47. Hasil uji Mann-Withney UN-gain indikator Memecahkan
masalah kelas eksperimen dan kontrol... 199
xi
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based
Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Rasional Siswa Pada Sub
Materi Pokok Kerusakan/ Pencemaran Lingkungan dan Pelestariannya
(Studi Eksperimen Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar
Lampung T.P 2011/2012)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para Pembantu
Dekan yang telah memberi izin penelitian.
2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
3. Pramudiyanti, S.Si., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.
4. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing
II atas kesabaran, arahan, dan telah memberikan saran-saran berharga.
5. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I yang dengan sabar membimbing,
memberikan arahan, ilmu yang sangat bermanfaat serta memberikan
motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Arwin achmad, M.Si., selaku pembahas yang telah memberikan kritik
xii
7. Bapak dan Ibu dosen beserta staf tata usaha PMIPA.
8. Drs. Damili AB, selaku kepala sekolah SMA Arjuna Bandar Lampung , yang
telah memberi izin atas kepentingan penelitian.
9. Dwi Sulistyaningsih S.Pd, selaku guru mitra yang telah memberi masukan
dan arahan selama penelitian.
10. Siswa-siswi kelas X.1 dan X.2 serta dewan guru dan staf SMA Arjuna
Bandar lampung atas kerjasama, dan perhatiannya selama penelitian.
11. Kedua orangtua dan ketiga adik-adik ku yang tidak henti-hentinya selalu
mendoakan dan memberikanku semangat.
12. Sahabat-sahabatku Padilah F.S, Melda Ariyanti, S.Pd, Martha Eka Putri,
S.Pd, Adit, Fitriadi, Achmad Fauzi, I Gusti, Dwi, Laras, Septi, Ana, Risna
Novalia, dan Mayang Kristi, terimakasih atas arti persahabatan dan
kebersamaan yang telah terjalin, dan semoga persahabatan
13. Teman-teman seperjuanganku Herlina, Wening Sudrajat, Weni Arisma,dan
Eva Febriana terimakasih atas semangat dan motivasinya kita selama ini.
14. Teman-teman seperjuanganku Biologi 2007, khususnya bio 2007 NR
terimakasih atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini.
15. Semua pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati yang tidak dapat di
tuliskan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin
Bandar Lampung, September 2012 Penulis
1
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi
sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan
pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai
antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Pembangunan
diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas. Upaya pengembangan pada sektor pendidikan sangat
penting dalam pembangunan seperti yang terkandung dalam tujuan
pendidikan nasional (Hamalik, 2008:1). Menurut Trianto (2009:4) sistem
pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam
menyiapkan kualitas SDM yang mampu bersaing di era global. Upaya yang
tepat untuk menyiapkan SDM yang berkualitas dan satu–satunya wadah yang
dapat dipandang dan seyogia nya berfungsi sebagai alat untuk membangun
SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dalam mengembangkan sumber
2
di Indonesia secara terus menerus. Hal tersebut dilaksanakan melalui
penyempurnaan kurikulum yang telah ada. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah hasil penyempurnaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut
perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada
jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan), yakni guru diberi
kebebasan untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi
sekolah dan siswa (Trianto, 2007:3). Menurut Kunandar (2009:133) KTSP
adalah sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan
kemampuan (kompetensi) melakukan tugas-tugas dengan standar
performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang diterapkan oleh sekolah
saat ini menghendaki pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student
center, sehingga diharapkan siswa aktif dalam proses pembelajaran (Sagala,
2010:9). Pencapaian tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran perlu
mengintegrasikan kecakapan hidup (life skills), termasuk pembelajaran biologi
sehingga siswa menjadi lebih produktif. Program pendidikan life skills adalah
pendidikan yang dapat memberikan bekal keterampilan yang praktis, terpakai,
terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluang usaha, dan potensi ekonomi
atau industri yang ada di masyarakat (Anwar 2006:20). Salah satu kecakapan
hidup ( life skills) yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan adalah
3
Berpikir rasional merupakan perwujudan perilaku belajar terutama yang
berkaitan dengan pemecahan masalah. Berpikir rasional diperlukan untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari, dengan berpikir
rasional siswa terlatih untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan nalar atau
logika, siswa mengidentifikasi permasalahan yang ada berdasarkan data-data
dan fakta-fakta, sehingga siswa akan membuktikan atau menemukan konsep
baru (Anwar, 2006:29). Adanya kemampuan berpikir rasional, diharapkan
siswa tidak akan gamang dalam menghadapi kehidupan, memiliki
kemampuan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan
strategi akal sehat, logis, dan sistematis sehingga siswa dapat menghadapi
problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa rasa tertekan (Hutabarat
dalam Saprudin, 2010:415).
Hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di SMA
Arjuna Bandar Lampung didapatkan bahwa di dalam pembelajarannya guru
masih kurang dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional siswa,
karena kenyataannya proses pembelajaran masih didominasi oleh guru. Guru
bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar dan metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru tidak merangsang timbulnya keterampilan berpikir
rasional pada diri siswa, sehingga siswa menjadi pasif. Guru jarang mengajak
siswa berlatih untuk menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi suatu
informasi data atau argumen sehingga kemampuan berpikir rasional mereka
4
Rendahnya keterampilan berpikir rasional siswa memberi dampak terhadap
penguasaan materi siswa. Ini ditunjukkan dari nilai rata-rata kelas X SMA
Arjuna Bandar Lampung pada sub materi pokok kerusakan/ pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan masih rendah yakni baru mencapai 59
dengan ketuntasan 40%, hal ini belum memenuhi standar KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum) yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran
biologi yaitu 65. Ketuntasan belajar siswa yang terjadi tersebut terjadi karena
metode pembelajaran yang digunakan guru belum tepat dengan materi yang
diajarkan.
Salah satu model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas,
semangat belajar dan kemampuan berpikir rasional siswa adalah dengan
model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning/ PBL).
Model PBL merupakan salah satu bentuk pembelajaran berlandaskan pada
paradigma konstruktivisme yang berfokus pada penyajian suatu permasalahan
(nyata atau simulasi) kepada siswa, lalu siswa diminta mencari pemecahannya
melalui serangkaian penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep, dan
prinsip yang dipelajarinya dari berbagai ilmu (Pannen dan Sekarwinahayu
dalam Muhfaroyin 2009:9).Ratumanan (dalam Trianto, 2009:92) menjelaskan
pula bahwa PBL merupakan pendekatan yang efektif untuk melatih proses
berpikir tingkat tinggi.
Hasil penelitian Belina (2008:53) menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran PBLdapat meningkatkan kemampuan berpikir rasional
5
penelitian Rahayu (2007:49) menunjukkan terjadinya peningkatan
kemampuan berpikir rasional siswa melalui pembelajaran kontekstual yang
diperoleh dari perhitungan Z-score.
Oleh karena itu, peneliti menganggap perlunya diadakan penelitian dengan
menerapkan model PBL dalam menggali kemampuan berpikir rasional siswa,
pada sub materi pokok kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian
lingkungan.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan model PBL dalam
meningkatkan kemampuan berpikir rasional siswa pada sub materi
pokok kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian
lingkungan?
2. Bagaimanakah pengaruh penggunaann model PBL dalam
meningkatkan aktivitas siswa pada sub materi pokok kerusakan/
pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh model PBL dalam meningkatkan kemampuan
berpikir rasional siswa pada sub materi pokok kerusakan/
6
2. Mengetahui pengaruh model PBL dalam meningkatkan aktivitas siswa
pada sub materi pokok kerusakan / pencemaran lingkungan dan
pelestarian lingkungan.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi peneliti, memperluas pengetahuan dan pengalaman dalam
pembelajaran biologi dengan menggunakan model PBL dalam melatih
kemampuan berpikir rasional siswa dalam proses pembelajaran.
2. Bagi guru/ calon guru biologi, menjadikan model PBL sebagai tipe
pembelajaran alternatif yang sesuai untuk mengeksplorasi kemampuan
berpikir rasional siswa dalam pembelajaran kerusakan/ pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan.
3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda
dengan melatih kemampuan berpikir rasional mereka.
4. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan masukan dalam usaha
meningkatkan mutu, proses, dan hasil belajar dalam mata pelajaran
biologi.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kekeliruan penafsiran terhadap penelitian ini, maka
ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
1. Model PBLadalah suatu model pembelajaran yang berfokus pada
7
digunakan dalam pembelajaran ini adalah orientasi siswa pada masalah,
mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis, dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Berpikir rasional merupakan suatu proses berpikir secara nalar dan logis
dalam memecahkan masalah, menganalisis, dan menyimpulkan. Indikator
kemampuan berpikir rasional yang diteliti mengacu pada indikator Tim
BBE (2002:7) yaitu: (1) menggali informasi; (2) mengolah informasi; (3)
mengambil keputusan; dan (4) memecahkan masalah.
3. Subyek penelitian adalah siswa kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan
kelas X2 sebagai kelas kontrol SMA Arjuna Bandar Lampung.
4. Sub Materi pokok pada penelitian ini adalah kerusakan/ pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan. KD 4.2 Menjelaskan keterkaitan
antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/ pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan.
E. Kerangka Pikir
Kemajuan zaman yang mudah mengalami perubahan menuntut setiap
siswa untuk lebih mengantisipasi keadaan yang tidak menguntungkan.
Seiring dengan kemajuan IPTEK, guru dituntut untuk mengembangkan
suatu kreatifitas dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir guna mengantisipasi masalah yang merupakan efek
8
Biologi merupakan pelajaran yang memiliki banyak materi yang
mengharuskan siswa untuk memiliki daya nalar yang cukup tinggi dalam
memecahkan masalah, sehingga salah satu keterampilan berpikir yang
dapat dikembangkan oleh guru di kelas adalah berpikir rasional.
Tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan suatu modifikasi dalam sistem
belajar di dalam kelas, misalnya dengan memodifikasi model
pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas,
semangat belajar dan kemampuan berpikir rasional siswa adalah dengan
model pembelajaran berdasarkan masalah (PBL). Penerapan model PBL
dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa belajar lebih aktif,
dengan menganalisis masalah untuk melatih kemampuan berpikirnya salah
satunya dengan berpikir rasional. Siswa mendapatkan pengalaman baru
dalam pembelajaran dengan menemukan konsep, sehingga konsep tersebut
dapat tersimpan lebih lama dalam ingatan siswa.
Penerapan model PBL akan membantu siswa memahami sub materi
pokok pencemaran lingkungan dan pelestariannya. Materi ini dapat
membantu siswa untuk mengenal dan membedakan pencemaran yang
sering terjadi di lingkungan sekitar, penyebab pencemaran dan memahami
solusi yang harus dilakukan agar pencemaran tersebut dapat dikurangi.
Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil untuk membuat hipotesis dari
rumusan masalah yang telah diajukan oleh guru, selanjutnya siswa
9
membuktikan hipotesis yang telah dibuat. Pemecahan masalah yang
diperoleh dari hasil diskusi kelompok dipresentasikan di depan kelas.
Evaluasi pembelajaran akan dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa
dalam memecahkan masalah.
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebasnya adalah pengaruh model PBL dan variabel
terikatnya adalah kemampuan berpikir rasional siswa.
Keterangan: X = Variabel bebas : pembelajaran menggunakanmodel PBL Y = Variabel terikat: kemampuan berpikir rasional
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
F. Hipotesis
Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis statistik adalah sebagai berikut:
1. HO = Tidak ada pengaruh yang signifikan penerapan model PBL
terhadap peningkatan kemampuan berpikir rasional siswa pada
sub materi pokok kerusakan/ pencemaran lingkungan dan
pelestarian lingkungan.
H1 = Ada pengaruh yang signifikan Penerapan model PBL terhadap
peningkatan kemampuan berpikir rasional siswa pada sub materi
pokok kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian
lingkungan.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Problem Based Learning (PBL)
Model Problem Based Learning atau PBL merupakan suatu model
pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang
membutuhkan penyelidikan autentik yaitu penyelesaian nyata dari
permasalahan yang nyata (Trianto, 2009:90). Bruner (dalam Trianto, 2009:
91) menyatakan bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah
serta pengetahuan yang menyertainya, memberikan pengetahuan yang
benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis, karena untuk mencari pemecahan
masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan
pengalaman tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
serupa, karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi siswa.
Dasna dan Sutrisno (2007:77) berpendapat bahwa PBL merupakan
pembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme.
Fokus model pembelajaran PBL ada pada masalah yang dipilih sehingga
pembelajaran tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan
dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah
tersebut. Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan
dengan keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah
11
Pembelajaran berdasarkan masalah menurut Suyatno (2009:59) adalah
pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam
kehidupan nyata lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari
masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki
sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan
terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Berdiskusi menggunakan
kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL.
Trianto (2009:91) menjelaskan bahwa pengajaran berdasarkan masalah akan
memberikan pengalaman bagi siswa yang diperoleh dari lingkungan akan
dijadikan bahan dan materi untuk memperoleh pengertian serta dijadikan
pedoman dan tujuan dalam belajar. Ratumanan (dalam Trianto 2009:92)
berpendapat bahwa:
“pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa dalam memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.”
Arends (dalam Dasna dan Sutrisna, 2010:5-8) merinci langkah-langkah
pelaksanaan PBL. Arends mengemukakan ada lima fase yang perlu dilakukan
untuk mengimplementasikan PBL. Fase-fase tersebut merujuk pada
tahapan-tahapan praktis yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran dengan PBL
12
Tabel 1. Sintaks model PBL
Fase Aktivitas Guru
1. Mengorientasikan siswa
pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Mengorganisasi siswa
untuk belajar Membantu siswa membatasi dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
3. Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok Mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan mencari untuk penjelasan dan pemecahan.
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya Membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu siswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan selama berlangusungnya pemecahan masalah.
Fase 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL tahapan ini sangat
penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus
dilakukan oleh siswa. Di samping proses yang akan berlangsung, sangat
penting juga dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses
pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi agar siswa
13
Empat hal penting pada proses ini, yaitu:
(1) tujuan utama pembelajaran ini tidak untuk mempelajari sejumlah besar
informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki
masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa yang mandiri,
(2) permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban
mutlak “benar”, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai
banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan,
(3) selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari informasi, guru akan bertindak
sebagai pembimbing yang siap membantu, tetapi siswa harus berusaha
untuk bekerja mandiri atau dengan temannya, dan
(4) selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk
menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan, tidak ada ide
yang akan ditertawakan oleh guru atau teman sekelas, semua siswa diberi
peluang untuk menyumbang kepada penyelidikan dan menyampaikan
ide-ide mereka.
Fase 2: Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar
Selain mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, PBL juga
mendorong siswa/ siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah
sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu,
guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk
kelompok-kelompok siswa dimana masing-masing kelompok-kelompok akan memilih dan
14
dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini seperti:
kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi
yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting
memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga
kinerja dan dinamika kelompok selama pembelajaran. Setelah siswa
diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar
selanjutnya guru dan siswa menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik,
tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap
ini adalah mengupayakan agar semua siswa aktif terlibat dalam sejumlah
kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan
penyelesaian terhadap permasalahan tersebut.
Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan
memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, tetapi pada umumnya tentu
melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen,
berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data
dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini,
guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan
eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami
dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan
cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.
Pada fase ini seharusnya lebih dari sekedar membaca tentang masalah-masalah
dalam buku-buku. Guru membantu siswa untuk mengumpulkan informasi
15
pertanyaan pada siswa untuk beripikir tentang masalah dan ragam informasi
yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat
dipertahankan. Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan
permasalahan tentang fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka
mulai menawarkan penjelasan dalam bentuk hipotesis, penjelasan, dan
pemecahan. Selama pengajaran pada fase ini, guru mendorong siswa untuk
menyampaikan semua ide-idenya dan menerima secara penuh ide tersebut.
Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat siswa berpikir tentang
kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas
informasi yang dikumpulkan. Pertanyaan-pertanyaan berikut kiranya cukup
memadai untuk membangkitkan semangat penyelidikan bagi siswa. ”Apa
yang Anda butuhkan agar Anda yakin bahwa pemecahan dengan cara Anda
adalah yang terbaik?” atau ”apa yang dapat Anda lakukan untuk menguji
kelayakan pemecahanmu?” atau ”apakah ada solusi lain yang dapat Anda
usulkan?”. Oleh karena itu, selama fase ini, guru harus menyediakan bantuan
yang dibutuhkan tanpa mengganggu aktivitas siswa dalam kegiatan
penyelidikan.
Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artifak (Hasil Karya) dan Memamerkannya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan
pameran. Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis, tetapi bisa suatu
videotape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan),
model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya),
16
sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah
memamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran.
Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa-siswa lainnya,
guru-guru, orangtua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan
umpan balik.
Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk
membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan
keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase
ini guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang
telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Kapan mereka pertama
kali memperoleh pemahaman yang jelas tentang situasi masalah?, Kapan
mereka yakin dalam pemecahan tertentu?, Mengapa mereka dapat menerima
penjelasan lebih siap dibanding yang lain?, Mengapa mereka menolak
beberapa penjelasan?, Mengapa mereka mengadopsi pemecahan akhir dari
mereka?, Apakah mereka berubah pikiran tentang situasi masalah ketika
penyelidikan berlangsung?, Apa penyebab perubahan itu dan apakah mereka
akan melakukan secara berbeda di waktu yang akan datang?, Tentunya masih
banyak lagi pertanyaan yang dapat diajukan untuk memberikan umpan balik
dan menginvestigasi kelemahan dan kekuatan PBL untuk pengajaran.
Pembelajaran biologi sangat erat dengan model pembelajaran berbasis
masalah (PBL). Hal ini disebabkan karena pemecahan masalah merupakan
17
masalah merupakan model pembelajaran yang lebih menekankan pada
pemecahan masalah atau masalah sebagai titik tolak. Dalam model ini
diharapkan siswa dapat menumbuhkan keterampilan menyelesaikan masalah,
bertindak sebagai pemecah masalah dan dalam pembelajaran dibangun
melalui berpikir, kerja kelompok, berkomunikasi, dan saling memberi
informasi (Akinoglu dalam Sahara, 2008:279).
Menurut Sanjaya (2008:219-220) model PBL memiliki keunggulan dan
kelemahan sebagai berikut:
- Keunggulan model PBL yaitu:
a) Menantang kemampuan peserta didik serta memberi kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
b) Meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.
c) Membantu peserta didik mentransfer pengetahuan merekan untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata.
d) Merangsang perkembangan kemajuan berpikir peserta didik untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi secara tepat.
- Kelemahan model PBL yaitu:
a) Memakan waktu yang panjang dibandingkan dengan model pembelajaran
yang lain.
b) Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak memiliki
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka
18
B. Kemampuan Berpikir Rasional
Menurut Reason (dalam Sanjaya, 2008:228) berpikir (thinking) adalah
proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering)
dan memahami (comprehending). Mengingat dan memahami lebih bersifat
pasif dari pada kegiatan berpikir. Berpikir yang merupakan suatu proses
mental memerlukan kemampuan mengingat dan memahami.
Berpikir merupakan kapabilitas unik yang dimiliki manusia secara alami
dan menjadi ciri pembeda manusia dari makhluk hidup lainnya. Costa
(dalam Belina, 2008:17) berpendapat bahwa berpikir umumnya diartikan
sebagai suatu proses kognitif, suatu kegiatan mental untuk memperoleh
pengetahuan. Sedangkan Turner (dalam Belina, 2008:17) berpendapat
bahwa proses kognitif ini dilandasi oleh unsur-unsur apersepsi, memori,
intuisi, dan penalaran serta melibatkan intelegensi dan bahasa. Selain itu
Smit dan Jones (dalam Belina 2008:18) berpendapat bahwa berpikir
merupakan proses mental yang terjadi dalam diri individu sebagai respon
dari datangnya stimulus dari luar. Dan proses berpikir bertujuan untuk
memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan
masalah, dan menghasilkan solusi yang baru.
Salah satu jenis dari keterampilan berpikir adalah keterampilan berpikir
rasional. Menurut Syafaruddin dan Anzizhan (dalam Fitriyanti, 2009:41)
berpikir rasional adalah seperangkat kemampuan yang digunakan untuk
melihat apa yang kita peroleh untuk menemukan permasalahan dan tindakan
19
adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang berkaitan dengan
pemecahan masalah. Umumnya siswa yang berpikir rasional akan
menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab
pertanyaan “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana”. Berpikir rasional
menuntut siswa untuk menggunakan logika dalam menentukan
sebab-akibat, menganalisa, menarik kesimpulan, menciptakan hukum (kaidah
teoritis), dan bahkan menciptakan ramalan-ramalan (Syah dalam Rahayu,
2007:8).
Terdapat indikator-indikator yang dapat dikenali untuk menentukan apakah
seseorang telah memiliki kecakapan rasional atau belum. Menurut
Hutabarat (dalam Belina, 2008:18) berpikir rasional merupakan jenis
berpikir yang mampu memahami dan membentuk pendapat, mengambil
keputusan sesuai dengan fakta dan premis serta memecahkan masalah
secara logis.
Indikator Kemampuan berpikir rasional (thinking skills) menurut Tim BBE
(2002:7) yaitu:
a. Kemampuan menggali informasi
Kemampuan ini membutuhkan beberapa kemampuan dasar yakni
kemampuan membaca, menghitung dan kemampuan observasi.
Observasi dapat dilakukan dengan bermacam cara, diantaranya dengan
pengamatan fenomena alam/ lingkungan, melalui kejadian yang terjadi
sehari-hari, dan lewat peristiwa yang teramati secara langsung maupun
20
ini adalah untuk memperoleh data-data yang penting dan berperan dalam
menentukan keputusan.
b. Kemampuan Mengolah Informasi
Agar informasi yang telah tergali lebih bermakna maka informasi harus
diolah. Hasil olahan itulah yang sebenarnya dibutuhkan oleh manusia.
Oleh karena itu, kecakapan berpikir tahap berikutnya adalah kecakapan
mengolah informasi. Mengolah informasi artinya memproses informasi
tersebut menjadi simpulan. Untuk dapat mengolah suatu informasi
diperlukan kemampuan membandingkan, membuat perhitungan tertentu,
membuat analogi, sampai membuat analisis sesuai dengan informasi
yang diolah maupun tingkatan simpulan yang diharapkan. Tujuan dari
pengolahan informasi adalah untuk membuat kesimpulan mengenai
alternatif pemecahan masalah. Oleh karena itu kemampuan-kemampuan
tersebut penting untuk dikembangkan melalui mata pelajaran yang
sesuai.
c. Kemampuan Mengambil Keputusan
Keputusan (decision) berarti pilihan, yakni pilihan dari dua atau lebih
kemungkinan. Siagian (dalam Belina, 2008:20), berpendapat bahwa
‘keputusan pada dasarnya merupakan pilihan yang secara sadar
dijatuhkan atas satu alternatif dari berbagai alternatif yang tersedia,
Sedangkan Suryadi dan Ramdhani (dalam Belina, 2008:20), berpendapat
bahwa ‘pengambilan keputusan pada dasarnya adalah bentuk pemilihan
21
melalui mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah
keputusan yang terbaik’.
Dalam penelitian ini, keputusan diartikan sebagai pilihan terhadap segala
alternatif yang tersedia setelah dilakukan pertimbangan, sedangkan
pengambilan keputusan adalah suatu kegiatan atau pemilihan salah satu
alternatif yang ada, tujuannya untuk memperoleh alternatif dalam solusi
pemecahan yang lebih baik.
d. Kemampuan Memecahkan Masalah secara Kreatif
Tim BBE ( dalam Belina, 2008:21), menyatakan bahwa pemecahan
masalah yang baik tentu berdasarkan informasi yang cukup dan telah
diolah dan dipadukan dengan hal-hal lain yang terkait. Pemecahan
masalah memerlukan kreativitas dan kearifan. Kreativitas untuk
menemukan pemecahan yang efektif dan efisien, sedangkan kearifan
diperlukan karena pemecahan harus selalu memperhatikan kepentingan
berbagai pihak dan lingkungan sekitarnya. Jadi, yang dimaksud dengan
pemecahan masalah secara kreatif dalam penelitian ini adalah
kemampuan siswa dalam mencari berbagai alternatif pemecahan masalah
yang mungkin dilakukan dan kecakapan siswa dalam menghasilkan
22
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Arjuna Bandar Lampung pada
bulan Mei 2012.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester
genap SMA Arjuna Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.
Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas X2 sebagai kelas eksperimen dan
siswa kelas X1 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik cluster random sampling. Menurut Sugiyono (
2009:83-84) bahwa teknik cluster random sampling dilakukan dengan cara
memilih secara acak kelompok individu yang terpilih mewakili populasi
dan melibatkan seluruh individu dalam kelompok tersebut sebagai
subyek.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes
non ekuivalen. Kelompok eksperimen maupun kontrol menggunakan
kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi
perlakuan dengan model PBL sedangkan kelas kontrol menggunakan
motode diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek
23
Struktur desainnya adalah sebagai berikut:
Keterangan : I = kelompok eksperimen; II = kelompok kontrol; O1 = pretes;
O2 = postes;
X = perlakuan model PBL;
C = metode diskusi (dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43)
Gambar. 2 Desain pretes -postes tak ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap penelitian ini adalah
sebagai berikut
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:
a. Membuat izin untuk melakukan penelitian di sekolah.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan
diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
d. Mengambil data yang akan digunakan sebagai acuan dalam
pembuatan kelompok.
Kelompok pretes perlakuan postes
I O1 X O2
24
e. Membentuk kelompok pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa, 2 siswa dengan
nilai tinggi, 1 siswa dengan nilai sedang, dan 1 siswa dengan nilai
yang rendah. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Nilai
diperoleh dari dokumentasi guru kelas.
f. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
untuk setiap pertemuan serta instrumen evaluasi.
g. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan catatan lapangan.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan model PBLuntuk kelas
eksperimen dan menggunakan model pembelajaran langsung melalui
diskusi informasi yang biasa digunakan oleh guru biologi di SMA Arjuna
Bandar Lampung untuk kelas kontrol. Penelitian ini dirancang sebanyak
dua kali pertemuan. Pretes diberikan sebelum pembelajaran dan postes
diberikan setelah pembelajaran.
A. Kelas Eksperimen
Langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen sebagai berikut:
1. Pendahuluan
a. Siswa mengerjakan pretes yang diberikan oleh guru (Pertemuan I)
b. Siswa mendengarkan informasi mengenai indikator/ tujuan
25
c. Siswa menjawab apersepsi dan motivasi yang diberikan oleh guru
tentang kerusakan/ pencemaran lingkungan (Pertemuan I) dan
Pelestarian lingkungan (Pertemuan II).
2. Kegiatan Inti
a. Siswa mendengarkan penjelasan langkah-langkah pembelajaran
menggunakan model PBL yang disampaikan oleh guru.
b. Siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan secara
singkat oleh guru.
c. Siswa mengkondisikan dirinya untuk duduk bersama kelompoknya
masing-masing.
d. Siswa menerima LKS yang diberikan oleh guru.
e. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dan dibimbing oleh guru dalam
mencari informasi dengan kajian literatur dan artikel yang sudah
tersedia.
f. Siswa dibimbing oleh guru untuk merencanakan dan menyiapkan
hasil karya dalam bentuk laporan atau presentasi.
g. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
h. Siswa mendengarkan penjelasan oleh guru agar tidak terjadi kesalah
pahaman dalam pembelajaran.
3. Penutup
a. Siswa di bimbing oleh guru untuk menyimpulkan kegiatan
pembelajaran hari ini.
b. Siswa mengerjakan soal postes yang diberikan oleh guru
26
c. Siswa mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru tentang
materi untuk pertemuan yang akan datang.
d. Siswa menjawab salam.
B. Kelas Kontrol
Langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen sebagai berikut:
1. Pendahuluan
a. Siswa mengerjakan pretes yang diberikan oleh guru (Pertemuan I).
b. Siswa mendengarkan informasi mengenai indikator/ tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
c. Siswa menjawab apersepsi dan motivasi yang diberikan oleh guru
tentang kerusakan/ pencemaran lingkungan (Pertemuan I) dan
Pelestarian lingkungan (Pertemuan II).
2. Kegiatan Inti
a. Siswa mendengarkan informasi mengenai pembelajaran akan
dilakukan dengan metode diskusi kemudian persentasi yang
disampaikan oleh guru.
b. Siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan secara
singkat oleh guru.
c. Siswa mengkondisikan dirinya untuk duduk dalam kelompoknya
masing-masing.
d. Siswa menerima LKS yang diberikan oleh guru.
e. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dan dibimbing oleh guru
27
f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas
dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan.
g. Siswa mendengarkan penjelasan materi yang belum dipahami.
h. Siswa mengumpulkan LKS.
3. Penutup
a. Siswa di bimbing oleh guru untuk menyimpulkan kegiatan
pembelajaran hari ini.
b. Siswa mengerjakan soal postes yang diberikan oleh guru
(Pertemuan II).
c. Siswa mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru tentang
materi untuk pertemuan yang akan datang.
d. Siswa menjawab salam dari guru.
E.Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:
1. Jenis Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa data keterampilan berpikir rasional
siswa pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan
dan pelestariannya yang diperoleh dari nilai pretesdan postes.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data aktivitas siswa selama proses
28
2. Teknik Pengambilan Data
a) Pretes dan postes
Data berupa nilai pretesyang diambil pada pertemuan awal dan nilai
postespada pertemuan terakhir. Nilai pretes diambil sebelum
pembelajaran, sedangkan nilai postes diambil setelah pembelajaran
baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk soal yang
diberikan adalah berupa soal esei dengan jumlah soal sebanyak
sepuluh soal. Bobot masing-masing jawaban disesuaikan dengan
point kriteria penilaian yang telah ditentukan. Soal disusun
sedemikian rupa sehingga tiap poin soalnya dapat melatih dan
mengembangkan kemampuan berpikir rasional siswa. Teknik
penskoran nilai pretes dan postes yaitu:
S = R x 100
N
Keterangan :
S = Nilai yang diharapkan (dicari)
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut
(Purwanto, 2008:112)
b) Lembar observasi aktivitas siswa
Berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses
pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan
dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai
dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek aktivitas yang akan
29
melakukan kegiatan diskusi, mengungkapkan ide atau gagasan, dan
mempersentasikan hasil diskusi kelompok.
Rubrik variabel, sub variabel, indikator, jenis data, dan alat ukur data
secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 2. Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data, dan analisis data
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian yang berupa nilai pretes-postes dan skor gain pada
kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji-t dengan
program SPSS 17. Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung
dengan formula Hake (Loranz, 2008:2) sebagai berikut:
N - gain =
Tabel 3. Kriteria N-gain yang diperoleh dari siswa
Nilai rata-rata
N-gain (g) Kriteria
g>70 Tinggi
30<g≤70 Sedang
g<30 Rendah
Dimodifikasi dari Hake (dalam Loranz, 2008:3)
No Variabel Instrumen Jenis data Analisis
Data
2 Aktivitas siswa selama proses pembelajaran
Lembar observasi
Sebelum dianalisis terlebih dahulu
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji program SPSS versi 17.
a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
b. Kriteria Pengujian
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda
b. Kriteria Uji
Jika Jika (Pratisto,
3) Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata
uji perbedaan dua rata
Sebelum dianalisis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat berupa:
Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors
program SPSS versi 17.
Hipotesis
: Sampel berdistribusi normal : Sampel tidak berdistribusi normal
Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan, dan Marzuki 2002:118).
Kesamaan Dua Varian
Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan uji kesamaan dua varian yang menggunakan program SPSS
versi 17.
Hipotesis
: Kedua sampel mempunyai varians sama : Kedua sampel mempunyai varians berbeda
Kriteria Uji
hit < tab sehingga Ho diterima
hit > tab sehingga Ho ditolak
(Pratisto, 2004:71)
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata
uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS 17. 30
dilakukan uji prasyarat berupa:
liefors dengan
value > 0,05, tolak Ho untuk dan Marzuki
masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan
kesamaan dua varian yang menggunakan program SPSS
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan
31
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
1. Hipotesis
Ho = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama
2. Kriteria Uji
Jika –ttabel < thitung< ttabel, maka Ho diterima jika thitung< -ttabel atau thitung>ttabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13)
b. Uji Perbedan Dua Rata-rata
1. Hipotesis
Ho = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.
H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.
2. Kriteria Uji
Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima
Jika thitung< -t tabel atau thitung > t tabel, maka Ho ditolak
(Pratisto, 2004:10).
c) Uji hipotesis dengan uji Mann-Whitney U
1. Hipotesis
Ho : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II sama
H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II tidak sama
2. Kriteria Uji :
32
G. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Rasional Siswa
Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir rasional siswa dalam
pembelajaran biologi adalah sebagai berikut:
1) Menjumlahkan skor seluruh siswa
2) Menentukan skor tiap indikator keterampilan berpikir rasional dengan
menggunakan rumus:
P =
N f 100
Ket : P = Skor
f = Jumlah point keterampilan berpikir rasional yang diperoleh
N = Jumlah total poin keterampilan berpikir rasional (Sudijono, 2007:318)
3) Rubrik keterampilan berpikir rasional siswa sebagai berikut: Tabel 4. Kriteria keterampilan berpikir rasional siswa
Catatan : Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai.
Skor pada tiap soal keterampilan berpikir rasional tertera pada rubrik penilaian soal di lampiran (dimodifikasi dari Arief, 2009:9).
4) Setelah data diolah dan diperoleh, maka kecakapan berpikir rasional
siswa tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :
No Nama
Aspek Keterampilan Berpikir Rasional Siswa
33
Tabel 5. Kriteria keterampilan berpikir rasional
Interval Kriteria
H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan
data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan
untuk yaitu:
1) Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:
%
Keterangan = Rata-rata skor aktivitas siswa
∑xi = Jumlah skor yang diperoleh n = Jumlah skor maksimum
(dimodifikasi dari Sudjana, 2002:67)
Kriteria hasil aktivitas siswa menggunakan skala persentase yang
dimodifikasi dari Hidayati (2011:17) sebagai berikut:
Tabel 6. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa
34
Tabel 7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
(dimodifikasi dari Belina, 2008:133)
Keterangan Kriteria penilaian aktivitas siswa:
A. Mengemukakan ide/gagasan
1. Tidak mengemukakan ide/gagasan (diam saja).
2. Mengemukakan ide/gagasan namun tidak sesuai dengan
permasalahan pada LKS pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya.
3. Mengemukakan ide/gagasan sesuai dengan permasalahan pada
LKS pada m sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya.
B. Mengajukan pertanyaan
1. Tidak mengajukan pertanyaan.
2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan
pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya.
3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan
permasalahan pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya.
C. Bertukar informasi
1. Tidak berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja).
2. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dengan anggota kelompok
tetapi tidak sesuai dengan permasalahan pada LKS pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan
35
3. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan pada LKS pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya
D. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil
diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan.
2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil
diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar atau dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis tetapi tidak dapat menjawab pertanyaan.
3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi
48
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL berpengaruh secara
signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir rasional siswa pada
sub materi pokok Kerusakan/ Pencemaran Lingkungan dan Pelestarian
Lingkungan pada siswa kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung T.P
2011/2012.
2. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL berpengaruh dalam
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada sub materi pokok Kerusakan/
Pencemaran Lingkungan dan Pelestarian Lingkungan pada siswa kelas X
SMA Arjuna Bandar Lampung T.P 2011/2012.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, saran-saran yang
ingin disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Model PBL memiliki sintaks yang setiap tahapnya memerlukan waktu
cukup lama, sehingga sebaiknya guru dapat memanfaatkan waktu secara
efektif antara lain membatasi presentasi kelompok di depan kelas dengan
49
sintaks PBL dapat dilaksanakan secara keseluruhan sesuai waktu pelajaran
yang ditentukan.
2. Pada saat proses pembelajaran menggunakan model PBL siswa diberikan
kesempatan untuk aktif dan mandiri dalam pemecahan masalah antara lain
dengan berdiskusi, sehingga guru harus pandai mengendalikan kondisi
kelas dengan cara bersikap tegas terhadap siswa - siswa yang tidak fokus
terhadap pembelajaran, sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif.
3. Indikator keterampilan berpikir rasional mengolah informasi yang paling
rendah pada penelitian ini sebaiknya dapat dicari solusi dan tindak lanjut
49
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2000. Sungai Citarum. Diakses 3 Maret 2012 Pukul: 16.00 WIB.
http://mobile.seruu.com/indonesiana/konservasi/artikel/greenpeace-dan-masyarakat-citarum-bekerjasama-dalam-melaporkan-pencemaran-air.
_______. 2010. a) Pencemaran Tanah. Diakses 3 Maret 2012 Pukul: 16.20 WIB.
http://gambang.wordpress.com/2010/06/21/sampah-sisi-lain-jakarta/.
_______. 2010. b) Pencemaran Udara. Diakses 3 Maret 2012 Pukul: 17.15 WIB.
http://www.kabarindonesia.com/berita.php%3Fpil%3D4%26jd%3DPolusi% 2BUdara%2Bdi%2BJakarta%26d.
_______. 2012. a) Illegal Fishing. Diakses 4 Maret 2012 Pukul: 19.00 WIB.
http://www.antarababel.com/ berita-babel/berita-babel/pukat-harimau-merajalela-di-pangkal-pinang/.
_______. 2012. b) Illegal Logging. Diakses 4 Maret 2012 Pukul: 20.00 WIB.
http://www.antaranews.com/berita/299304/15800-hektar-hutan-riau-jadi-korban-pembalakan.
_______. 2012. c) Hutan Kota. Diakses 10 Maret 2012 Pukul: 19.00 WIB.
http://www.seruu.com/indonesiana/taman-kota/artikel/miskin-ruang-hijau-jakarta-siap-bangun-hutan-kota-tahun-ini.
_______. 2012. d) Membuang Sampah Pada Tempatnya. Diakses 10 Maret 2012
Pukul: 20.30 WIB. http://www.antaranews.com/berita/300292/buang-sampah-pada-tempatnya-itu-menyenangkan.
_______. 2012. e) Menanam Bibit Pohon Bakau. Diakses 13 Maret 2012 Pukul:
20.30 WIB. http:// antarasumut.com/berita-sumut/tag/zulkifli-hasan/.
Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup. Alfabeta. Bandung.
Arief, A. 2002. Kecakapan Hidup Life Skill Melalui Pendekatan Berbasis Lus.
SIC.Surabaya.
Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian. Rhineka Cipta. Jakarta.
Belina,W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam
50
VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Dasna, I. W. dan Sutrisno. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Lembaga
Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang. Malang.
__________. 2010. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
Universitas Negeri Malang. Malang.
Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian
Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Depdiknas-Dikdasmen. Jakarta.
Fitriyanti. 2009. Pengaruh Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Terhadap
Kemampuan Berpikir Rasional Siswa. Palembang: Jurnal Pendidikan, Volume 10, Nomor 1, Maret 2009, 38-47, FKIP Universitas Sriwijaya, Fitriyanti_fkipunsri@yahoo.com.
Hamalik, O.2008. Kurikulum dan Pembelajaran.Bumi Aksara. Jakarta.
Hidayati, A. N, Rustaman. S. Redjeki. dan Munandar. 2011. Training of Trainer
Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila HEPI Bandar Lampung.
Kunandar. 2009. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.
Lie, A. 2004. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas.
Gramedia. Jakarta.
Loranz, D. 2008. Gain Score. Google. http://www.tmcc.edu/vp/acstu/
assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAP HYSDisciplineRep0708.pdf.
Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian
Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta.
Pannen, P., D. Mustafa, dan M. Sekarwinahayu. 2005. Konstruktivisme Dalam
Pembelajaran. Depdiknas. Jakarta.
Pidekso,A. 2009. SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer.
Semarang.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan