• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA SUB MATERI POKOK KERUSAKAN/ PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar Lampung Tahun Pe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA SUB MATERI POKOK KERUSAKAN/ PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar Lampung Tahun Pe"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

Yulisa Wulandari

ii

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA SUB MATERI

POKOK KERUSAKAN/ PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

YULISA WULANDARI

Kemampuan berpikir rasional dalam belajar harus dimiliki oleh siswa untuk memperoleh keberhasilan belajar siswa yang optimal. Namun, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi yang mengajar di kelas X SMA Arjuna diketahui bahwa kemampuan berpikir rasional oleh siswa masih kurang dikembangkan dan didominasi oleh guru. Satu alternatif yang dapat digunakan untuk membuat siswa aktif dalam berpikir rasional yaitu dengan model Problem Based Learning (PBL).

(2)

Yulisa Wulandari

iii

dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 95% dan data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diambil dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan rata-rata nilai pretes dan postes kemampuan berpikir rasional oleh siswa yang diukur dengan N-gain pada kelas eksperimen dengan rata-rata 64,48 lebih tinggi daripada rata-rata pada kelas kontrol yaitu 49,14. Indikator kemampuan berpikir rasional dengan kriteria tinggi sekali yang dicapai siswa melalui model PBL yakni indikator mengambil

keputusan dan menggali informasi. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan model PBL juga mengalami peningkatan dari pertemuan I dengan rata-rata 68,74 meningkat pada pertemuan II dengan rata-rata 76,66. Aspek mengemukakan ide/ gagasan, mengajukan pertanyaan, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok merupakan aktivitas dengan kriteria baik yang dicapai siswa pada kelas

eksperimen yang menggunakan model PBL.

(3)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA SUB MATERI

KERUSAKAN/ PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar Lampung T.P 2011/2012)

Oleh

YULISA WULANDARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

v

Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARING (PBL) TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISIWA PADA SUB MATERI POKOK KERUSAKAN/ PENCEMARAN

LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

Nama Mahasiswa : Yulisa Wulandari

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024060

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI,

1.Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M. Si Berti Yolida, S.Pd. M.Pd

NIP 19610910 198603 1 005 NIP 19831015200604 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.

(5)

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si

Sekretaris : Berti Yolida, S.Pd., M.Pd

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Achmad, M.Si

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 1985031 003

(6)

vii

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yulisa Wulandari

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024060

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,

dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau

ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan

penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, September 2012 Yang menyatakan

(7)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 12 Juli 1988,

anak pertama dari€ empat bersaudara, dari pasangan bahagia

Bapak Ansyori Musa dan Ibu Norma Azhari.

Penulis mengawali pendidikan formal di Taman Kanak-kanak

Muslimin Kotabumi tahun 1993. Tahun 2000 menyelesaikan sekolah di SD

Negeri 3 Sindang sari Kotabumi. Tahun 2003 menyelesaikan sekolah di SMP

Negeri 1 Kotabumi . Tahun 2006 menyelesaikan sekolah di SMA Negeri 3

Kotabumi. Pada tahun 2007 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi

Pendidikan Biologi.

Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di

SMA Wijaya Bandar Lampung, dan pada tahun 2012 penulis melakukan

penelitian di SMA Arjuna Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana

(8)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb serta Junjungan

Besar Nabi Muhammad SAW atas segala kemudahan, kelancaran, limpahan

rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini sehingga selesainya skripsi

ini.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini

untuk orang-orang yang akan selalu berarti dalam hidupku:

Ayahanda Ansyori Musa dan ibunda Norma Azhari

Sosok sederhana dan mulia yang telah membesarkanku, menyayangaiku, menasehatiku, serta tak henti-hentinya mendoakanku dalam setiap sujudnya agar aku

memperoleh keberhasilan

dan kebahagiaan dimata Allah SWT dan dunia

Else Novita Sari, Annisa Cahya Putri, dan Rima Meika Andini

Terimakasih atas doa, motivasi dan support kalian yang membuatku untuk

tetap kuat, sabar, dan semangat untuk meraih keberhasilan

Keluarga besarku

Terimakasih telah mendoakan keberhasilanku

Para pendidikku

Terimakasih atas ilmu, kesabaran, dan nasehatnya untuk aku berjalan terus maju menuju keberhasilan

Sahabatku

Terima kasih atas kebersamaa kita selama ini

(9)

MOTTO

“Kebenaran Itu Adalah Dari Tuhanmu, Sebab Itu Jangan

Sekali-Kali Kamu Termasuk Orang Yang Ragu”

(Qs : Al Baqarah : 147)

“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan

mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya

tanpa kehilangan semangat”

(Winston Chuchill)

“Pengetahuan Adalah Cahaya, Memperkaya Hangatnya

Kehidupan, Dan Semua Dapat Mengambil Bagian Mereka

Yang Mencarinya”

(Kahlil Gibran)

“Jangan Pernah Berhenti Untuk Belajar Ikhlas Dan Sabar

Dalam Menghadapi Semua Cobaan Yang Ada Karena

(10)

MOTTO

“Kebenaran Itu Adalah Dari Tuhanmu, Sebab Itu Jangan

Sekali-Kali Kamu Termasuk Orang Yang Ragu”

(Qs : Al Baqarah : 147)

“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan

mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya

tanpa kehilangan semangat”

(Winston Chuchill)

“Pengetahuan Adalah Cahaya, Memperkaya Hangatnya

Kehidupan, Dan Semua Dapat Mengambil Bagian Mereka

Yang Mencarinya”

(Kahlil Gibran)

“Jangan Pernah Berhenti Untuk Belajar Ikhlas Dan Sabar

Dalam Menghadapi Semua Cobaan Yang Ada Karena

(11)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA SUB MATERI

POKOK KERUSAKAN/ PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar Lampung T.P 2011/2012)

(skripsi)

Oleh

YULISA WULANDARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(12)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9

2. Desain pretes postes tak ekuivalen ... 23

3. Contoh jawaban siswa pada indikator menggali informasi kelas

eksperimen ... 43

4. Contoh jawaban siswa pada indikator mengolah informasi kelas

eksperimen ... 45

5. Contoh jawaban siswa pada indikator mengambil keputusan

kelas eksperimen ... 45

6. Contoh jawaban siswa pada indikator memecahkan masalah kelas

eksperimen ... 46

(13)

xiii

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Desain Penelitian ... 22

D. Prosedur Penelitian ... 23

E. Jenis Data dan Tekhnik Pengambilan Data ... 27

F. Teknik Analisis Data ... 29

G. Mendeskripsikan Kemamapuan Berpikir Rasional ... ... 31

H. Pengolahan Data Aktivitas ... 33

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

B. Pembahasan ... 41

(14)

xiv

A. Simpulan ... 48

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN 1. Silabus ... 52

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 64

3. Lembar Kerja Siswa………. 115

4. Soal Pretes dan Postes ... 164

5. Rubrik Penilaian Soal pretes dan Postes... 167

6. Data Hasil Penelitian ... 168

7. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian... 186

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1. Langkah-langkah pembelajaran PBL ... 12

2. Variabel, instrumen, jenis data, dan analisis data ... 29

3. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa... ... 29

4. Kriteria Kemampuan Berpikir Rasional Siswa ... ... 32

5. Kriteria Kecakapan Berpikir Rasional... ... 33

6. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa... .. 33

7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa... ... 34

8. Hasil KBR Siswa kelas eksperimen dan kontrol ... .... 37

9. Hasil rata-rata N-gain setiap indikator KBR siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... ... 39

10. Peningkatan setiap Indikator KBR kelas eksperimen dan kontrol . .. 40

11. Aktivitas siswa pada kelas eksperimen... 40

12. Data nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen ... 168

13. Data nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol ... 169

14. Data KBR siswa per indikator (pretes) kelas eksperimen ... 170

15. Data KBR siswa per indikator (postes) kelas eksperimen ... 172

16. Data KBR siswa per indikator (pretes) kelas kontrol ... 175

(16)

xvi

18. Data N-gain Per indikator kelas eksperimen... 179

19. Data N-gain Per indikator kelas kontrol... 180

20. Data aktivitas siswa kelas ekperimen pada pertemuan 1 ... 181

21. Data aktivitas siswa kelas ekperimen pada pertemuan 2 ... 182

22. Data aktivitas siswa kelas kontrol pada pertemuan 1 ... 183

23. Data aktivitas siswa kelas kontrol pada pertemuan 2 ... 184

24. Data nilai LKS kelas eksperimen dan Kontrol ... 185

25. Hasil uji normalitas pretes kelompok eksperimen dan kontrol... 186

26. Data statistik pretes kelas eksperimen dan kontrol... 187

27. Hasil uji t pretes kelas eksperimen dan kontrol... 187

28. Uji satu pihak pretes... 188

29. Hasil uji normalitas postes kelas eksperimen dan kontrol ... 189

30. Data statistik postes kelas eksperimen dan kontrol... 190

31. Hasil uji t postes kelas eksperimen dan kontrol... 190

32. Uji satu pihak postes... 191

33. Data uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol... 191

34. Data statistik N-gain kelas eksperimen dan kontrol... 193

35. Hasil uji t N-gain kelas eksperimen dan kontrol... 193

36. Uji satu pihak N-gain... . 194

37. Data statistik uji homogenitas pretes kelas eksperimen dan kontrol.. ... 194

38. Data statistik uji homogenitas postes kelas eksperimen dan kontrol.. ... 195

(17)

xvii

40. Data statistik uji normalitas N-gain indikator menggali i informasi

kelas eksperimen dan kontrol... 196

41. Hasil uji Mann-Withney UN-gain indikator Menggali informasi

kelas eksperimen dan kontrol... 196

42. Data statistik uji normalitas N-gain indikator mengolah informasi

kelas eksperimen dan kontrol... 197

43. Hasil uji Mann-Withney UN-gain indikator Mengolah informasi

kelas eksperimen dan kontrol... 197

44. Data statistik uji normalitas N-gain indikator Mengambil

keputusan kelas eksperimen dan kontrol... 198

45. Hasil uji Mann-Withney UN-gain indikator Mengambil keputusan kelas eksperimen dan kontrol... 198

46. Data statistik uji normalitas N-gain indikator Memecahkan

masalah kelas eksperimen dan kontrol... 199

47. Hasil uji Mann-Withney UN-gain indikator Memecahkan

masalah kelas eksperimen dan kontrol... 199

(18)

xi

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based

Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Rasional Siswa Pada Sub

Materi Pokok Kerusakan/ Pencemaran Lingkungan dan Pelestariannya

(Studi Eksperimen Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar

Lampung T.P 2011/2012)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para Pembantu

Dekan yang telah memberi izin penelitian.

2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

3. Pramudiyanti, S.Si., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

4. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing

II atas kesabaran, arahan, dan telah memberikan saran-saran berharga.

5. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I yang dengan sabar membimbing,

memberikan arahan, ilmu yang sangat bermanfaat serta memberikan

motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Arwin achmad, M.Si., selaku pembahas yang telah memberikan kritik

(19)

xii

7. Bapak dan Ibu dosen beserta staf tata usaha PMIPA.

8. Drs. Damili AB, selaku kepala sekolah SMA Arjuna Bandar Lampung , yang

telah memberi izin atas kepentingan penelitian.

9. Dwi Sulistyaningsih S.Pd, selaku guru mitra yang telah memberi masukan

dan arahan selama penelitian.

10. Siswa-siswi kelas X.1 dan X.2 serta dewan guru dan staf SMA Arjuna

Bandar lampung atas kerjasama, dan perhatiannya selama penelitian.

11. Kedua orangtua dan ketiga adik-adik ku yang tidak henti-hentinya selalu

mendoakan dan memberikanku semangat.

12. Sahabat-sahabatku Padilah F.S, Melda Ariyanti, S.Pd, Martha Eka Putri,

S.Pd, Adit, Fitriadi, Achmad Fauzi, I Gusti, Dwi, Laras, Septi, Ana, Risna

Novalia, dan Mayang Kristi, terimakasih atas arti persahabatan dan

kebersamaan yang telah terjalin, dan semoga persahabatan

13. Teman-teman seperjuanganku Herlina, Wening Sudrajat, Weni Arisma,dan

Eva Febriana terimakasih atas semangat dan motivasinya kita selama ini.

14. Teman-teman seperjuanganku Biologi 2007, khususnya bio 2007 NR

terimakasih atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini.

15. Semua pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati yang tidak dapat di

tuliskan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin

Bandar Lampung, September 2012 Penulis

(20)

1

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi

sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai

antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Pembangunan

diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM)

yang berkualitas. Upaya pengembangan pada sektor pendidikan sangat

penting dalam pembangunan seperti yang terkandung dalam tujuan

pendidikan nasional (Hamalik, 2008:1). Menurut Trianto (2009:4) sistem

pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam

menyiapkan kualitas SDM yang mampu bersaing di era global. Upaya yang

tepat untuk menyiapkan SDM yang berkualitas dan satu–satunya wadah yang

dapat dipandang dan seyogia nya berfungsi sebagai alat untuk membangun

SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dalam mengembangkan sumber

(21)

2

di Indonesia secara terus menerus. Hal tersebut dilaksanakan melalui

penyempurnaan kurikulum yang telah ada. Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) adalah hasil penyempurnaan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut

perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada

jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan), yakni guru diberi

kebebasan untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi

sekolah dan siswa (Trianto, 2007:3). Menurut Kunandar (2009:133) KTSP

adalah sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan

kemampuan (kompetensi) melakukan tugas-tugas dengan standar

performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa

penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang diterapkan oleh sekolah

saat ini menghendaki pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student

center, sehingga diharapkan siswa aktif dalam proses pembelajaran (Sagala,

2010:9). Pencapaian tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran perlu

mengintegrasikan kecakapan hidup (life skills), termasuk pembelajaran biologi

sehingga siswa menjadi lebih produktif. Program pendidikan life skills adalah

pendidikan yang dapat memberikan bekal keterampilan yang praktis, terpakai,

terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluang usaha, dan potensi ekonomi

atau industri yang ada di masyarakat (Anwar 2006:20). Salah satu kecakapan

hidup ( life skills) yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan adalah

(22)

3

Berpikir rasional merupakan perwujudan perilaku belajar terutama yang

berkaitan dengan pemecahan masalah. Berpikir rasional diperlukan untuk

memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari, dengan berpikir

rasional siswa terlatih untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan nalar atau

logika, siswa mengidentifikasi permasalahan yang ada berdasarkan data-data

dan fakta-fakta, sehingga siswa akan membuktikan atau menemukan konsep

baru (Anwar, 2006:29). Adanya kemampuan berpikir rasional, diharapkan

siswa tidak akan gamang dalam menghadapi kehidupan, memiliki

kemampuan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan

strategi akal sehat, logis, dan sistematis sehingga siswa dapat menghadapi

problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa rasa tertekan (Hutabarat

dalam Saprudin, 2010:415).

Hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di SMA

Arjuna Bandar Lampung didapatkan bahwa di dalam pembelajarannya guru

masih kurang dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional siswa,

karena kenyataannya proses pembelajaran masih didominasi oleh guru. Guru

bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar dan metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru tidak merangsang timbulnya keterampilan berpikir

rasional pada diri siswa, sehingga siswa menjadi pasif. Guru jarang mengajak

siswa berlatih untuk menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi suatu

informasi data atau argumen sehingga kemampuan berpikir rasional mereka

(23)

4

Rendahnya keterampilan berpikir rasional siswa memberi dampak terhadap

penguasaan materi siswa. Ini ditunjukkan dari nilai rata-rata kelas X SMA

Arjuna Bandar Lampung pada sub materi pokok kerusakan/ pencemaran

lingkungan dan pelestarian lingkungan masih rendah yakni baru mencapai 59

dengan ketuntasan 40%, hal ini belum memenuhi standar KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimum) yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran

biologi yaitu 65. Ketuntasan belajar siswa yang terjadi tersebut terjadi karena

metode pembelajaran yang digunakan guru belum tepat dengan materi yang

diajarkan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas,

semangat belajar dan kemampuan berpikir rasional siswa adalah dengan

model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning/ PBL).

Model PBL merupakan salah satu bentuk pembelajaran berlandaskan pada

paradigma konstruktivisme yang berfokus pada penyajian suatu permasalahan

(nyata atau simulasi) kepada siswa, lalu siswa diminta mencari pemecahannya

melalui serangkaian penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep, dan

prinsip yang dipelajarinya dari berbagai ilmu (Pannen dan Sekarwinahayu

dalam Muhfaroyin 2009:9).Ratumanan (dalam Trianto, 2009:92) menjelaskan

pula bahwa PBL merupakan pendekatan yang efektif untuk melatih proses

berpikir tingkat tinggi.

Hasil penelitian Belina (2008:53) menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran PBLdapat meningkatkan kemampuan berpikir rasional

(24)

5

penelitian Rahayu (2007:49) menunjukkan terjadinya peningkatan

kemampuan berpikir rasional siswa melalui pembelajaran kontekstual yang

diperoleh dari perhitungan Z-score.

Oleh karena itu, peneliti menganggap perlunya diadakan penelitian dengan

menerapkan model PBL dalam menggali kemampuan berpikir rasional siswa,

pada sub materi pokok kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian

lingkungan.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan model PBL dalam

meningkatkan kemampuan berpikir rasional siswa pada sub materi

pokok kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian

lingkungan?

2. Bagaimanakah pengaruh penggunaann model PBL dalam

meningkatkan aktivitas siswa pada sub materi pokok kerusakan/

pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh model PBL dalam meningkatkan kemampuan

berpikir rasional siswa pada sub materi pokok kerusakan/

(25)

6

2. Mengetahui pengaruh model PBL dalam meningkatkan aktivitas siswa

pada sub materi pokok kerusakan / pencemaran lingkungan dan

pelestarian lingkungan.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi peneliti, memperluas pengetahuan dan pengalaman dalam

pembelajaran biologi dengan menggunakan model PBL dalam melatih

kemampuan berpikir rasional siswa dalam proses pembelajaran.

2. Bagi guru/ calon guru biologi, menjadikan model PBL sebagai tipe

pembelajaran alternatif yang sesuai untuk mengeksplorasi kemampuan

berpikir rasional siswa dalam pembelajaran kerusakan/ pencemaran

lingkungan dan pelestarian lingkungan.

3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda

dengan melatih kemampuan berpikir rasional mereka.

4. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan masukan dalam usaha

meningkatkan mutu, proses, dan hasil belajar dalam mata pelajaran

biologi.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kekeliruan penafsiran terhadap penelitian ini, maka

ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Model PBLadalah suatu model pembelajaran yang berfokus pada

(26)

7

digunakan dalam pembelajaran ini adalah orientasi siswa pada masalah,

mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan,

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis, dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2. Berpikir rasional merupakan suatu proses berpikir secara nalar dan logis

dalam memecahkan masalah, menganalisis, dan menyimpulkan. Indikator

kemampuan berpikir rasional yang diteliti mengacu pada indikator Tim

BBE (2002:7) yaitu: (1) menggali informasi; (2) mengolah informasi; (3)

mengambil keputusan; dan (4) memecahkan masalah.

3. Subyek penelitian adalah siswa kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan

kelas X2 sebagai kelas kontrol SMA Arjuna Bandar Lampung.

4. Sub Materi pokok pada penelitian ini adalah kerusakan/ pencemaran

lingkungan dan pelestarian lingkungan. KD 4.2 Menjelaskan keterkaitan

antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/ pencemaran

lingkungan dan pelestarian lingkungan.

E. Kerangka Pikir

Kemajuan zaman yang mudah mengalami perubahan menuntut setiap

siswa untuk lebih mengantisipasi keadaan yang tidak menguntungkan.

Seiring dengan kemajuan IPTEK, guru dituntut untuk mengembangkan

suatu kreatifitas dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan

keterampilan berpikir guna mengantisipasi masalah yang merupakan efek

(27)

8

Biologi merupakan pelajaran yang memiliki banyak materi yang

mengharuskan siswa untuk memiliki daya nalar yang cukup tinggi dalam

memecahkan masalah, sehingga salah satu keterampilan berpikir yang

dapat dikembangkan oleh guru di kelas adalah berpikir rasional.

Tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan suatu modifikasi dalam sistem

belajar di dalam kelas, misalnya dengan memodifikasi model

pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas,

semangat belajar dan kemampuan berpikir rasional siswa adalah dengan

model pembelajaran berdasarkan masalah (PBL). Penerapan model PBL

dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa belajar lebih aktif,

dengan menganalisis masalah untuk melatih kemampuan berpikirnya salah

satunya dengan berpikir rasional. Siswa mendapatkan pengalaman baru

dalam pembelajaran dengan menemukan konsep, sehingga konsep tersebut

dapat tersimpan lebih lama dalam ingatan siswa.

Penerapan model PBL akan membantu siswa memahami sub materi

pokok pencemaran lingkungan dan pelestariannya. Materi ini dapat

membantu siswa untuk mengenal dan membedakan pencemaran yang

sering terjadi di lingkungan sekitar, penyebab pencemaran dan memahami

solusi yang harus dilakukan agar pencemaran tersebut dapat dikurangi.

Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil untuk membuat hipotesis dari

rumusan masalah yang telah diajukan oleh guru, selanjutnya siswa

(28)

9

membuktikan hipotesis yang telah dibuat. Pemecahan masalah yang

diperoleh dari hasil diskusi kelompok dipresentasikan di depan kelas.

Evaluasi pembelajaran akan dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa

dalam memecahkan masalah.

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebasnya adalah pengaruh model PBL dan variabel

terikatnya adalah kemampuan berpikir rasional siswa.

Keterangan: X = Variabel bebas : pembelajaran menggunakanmodel PBL Y = Variabel terikat: kemampuan berpikir rasional

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

F. Hipotesis

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis statistik adalah sebagai berikut:

1. HO = Tidak ada pengaruh yang signifikan penerapan model PBL

terhadap peningkatan kemampuan berpikir rasional siswa pada

sub materi pokok kerusakan/ pencemaran lingkungan dan

pelestarian lingkungan.

H1 = Ada pengaruh yang signifikan Penerapan model PBL terhadap

peningkatan kemampuan berpikir rasional siswa pada sub materi

pokok kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian

lingkungan.

(29)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Problem Based Learning (PBL)

Model Problem Based Learning atau PBL merupakan suatu model

pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang

membutuhkan penyelidikan autentik yaitu penyelesaian nyata dari

permasalahan yang nyata (Trianto, 2009:90). Bruner (dalam Trianto, 2009:

91) menyatakan bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah

serta pengetahuan yang menyertainya, memberikan pengetahuan yang

benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis, karena untuk mencari pemecahan

masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan

pengalaman tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah

serupa, karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi siswa.

Dasna dan Sutrisno (2007:77) berpendapat bahwa PBL merupakan

pembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme.

Fokus model pembelajaran PBL ada pada masalah yang dipilih sehingga

pembelajaran tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan

dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah

tersebut. Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan

dengan keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah

(30)

11

Pembelajaran berdasarkan masalah menurut Suyatno (2009:59) adalah

pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam

kehidupan nyata lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari

masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki

sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan

terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Berdiskusi menggunakan

kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL.

Trianto (2009:91) menjelaskan bahwa pengajaran berdasarkan masalah akan

memberikan pengalaman bagi siswa yang diperoleh dari lingkungan akan

dijadikan bahan dan materi untuk memperoleh pengertian serta dijadikan

pedoman dan tujuan dalam belajar. Ratumanan (dalam Trianto 2009:92)

berpendapat bahwa:

“pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa dalam memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.”

Arends (dalam Dasna dan Sutrisna, 2010:5-8) merinci langkah-langkah

pelaksanaan PBL. Arends mengemukakan ada lima fase yang perlu dilakukan

untuk mengimplementasikan PBL. Fase-fase tersebut merujuk pada

tahapan-tahapan praktis yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran dengan PBL

(31)

12

Tabel 1. Sintaks model PBL

Fase Aktivitas Guru

1. Mengorientasikan siswa

pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

2. Mengorganisasi siswa

untuk belajar Membantu siswa membatasi dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.

3. Membimbing penyelidikan

individu maupun kelompok Mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan mencari untuk penjelasan dan pemecahan.

4. Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya Membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

5. Menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah

Membantu siswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan selama berlangusungnya pemecahan masalah.

Fase 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan

aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL tahapan ini sangat

penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus

dilakukan oleh siswa. Di samping proses yang akan berlangsung, sangat

penting juga dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses

pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi agar siswa

(32)

13

Empat hal penting pada proses ini, yaitu:

(1) tujuan utama pembelajaran ini tidak untuk mempelajari sejumlah besar

informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki

masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa yang mandiri,

(2) permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban

mutlak “benar”, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai

banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan,

(3) selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk

mengajukan pertanyaan dan mencari informasi, guru akan bertindak

sebagai pembimbing yang siap membantu, tetapi siswa harus berusaha

untuk bekerja mandiri atau dengan temannya, dan

(4) selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk

menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan, tidak ada ide

yang akan ditertawakan oleh guru atau teman sekelas, semua siswa diberi

peluang untuk menyumbang kepada penyelidikan dan menyampaikan

ide-ide mereka.

Fase 2: Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar

Selain mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, PBL juga

mendorong siswa/ siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah

sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu,

guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk

kelompok-kelompok siswa dimana masing-masing kelompok-kelompok akan memilih dan

(33)

14

dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini seperti:

kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi

yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting

memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga

kinerja dan dinamika kelompok selama pembelajaran. Setelah siswa

diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar

selanjutnya guru dan siswa menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik,

tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap

ini adalah mengupayakan agar semua siswa aktif terlibat dalam sejumlah

kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan

penyelesaian terhadap permasalahan tersebut.

Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan

memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, tetapi pada umumnya tentu

melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen,

berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data

dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini,

guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan

eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami

dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan

cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.

Pada fase ini seharusnya lebih dari sekedar membaca tentang masalah-masalah

dalam buku-buku. Guru membantu siswa untuk mengumpulkan informasi

(34)

15

pertanyaan pada siswa untuk beripikir tentang masalah dan ragam informasi

yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat

dipertahankan. Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan

permasalahan tentang fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka

mulai menawarkan penjelasan dalam bentuk hipotesis, penjelasan, dan

pemecahan. Selama pengajaran pada fase ini, guru mendorong siswa untuk

menyampaikan semua ide-idenya dan menerima secara penuh ide tersebut.

Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat siswa berpikir tentang

kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas

informasi yang dikumpulkan. Pertanyaan-pertanyaan berikut kiranya cukup

memadai untuk membangkitkan semangat penyelidikan bagi siswa. ”Apa

yang Anda butuhkan agar Anda yakin bahwa pemecahan dengan cara Anda

adalah yang terbaik?” atau ”apa yang dapat Anda lakukan untuk menguji

kelayakan pemecahanmu?” atau ”apakah ada solusi lain yang dapat Anda

usulkan?”. Oleh karena itu, selama fase ini, guru harus menyediakan bantuan

yang dibutuhkan tanpa mengganggu aktivitas siswa dalam kegiatan

penyelidikan.

Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artifak (Hasil Karya) dan Memamerkannya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan

pameran. Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis, tetapi bisa suatu

videotape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan),

model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya),

(35)

16

sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah

memamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran.

Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa-siswa lainnya,

guru-guru, orangtua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan

umpan balik.

Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk

membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan

keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase

ini guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang

telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Kapan mereka pertama

kali memperoleh pemahaman yang jelas tentang situasi masalah?, Kapan

mereka yakin dalam pemecahan tertentu?, Mengapa mereka dapat menerima

penjelasan lebih siap dibanding yang lain?, Mengapa mereka menolak

beberapa penjelasan?, Mengapa mereka mengadopsi pemecahan akhir dari

mereka?, Apakah mereka berubah pikiran tentang situasi masalah ketika

penyelidikan berlangsung?, Apa penyebab perubahan itu dan apakah mereka

akan melakukan secara berbeda di waktu yang akan datang?, Tentunya masih

banyak lagi pertanyaan yang dapat diajukan untuk memberikan umpan balik

dan menginvestigasi kelemahan dan kekuatan PBL untuk pengajaran.

Pembelajaran biologi sangat erat dengan model pembelajaran berbasis

masalah (PBL). Hal ini disebabkan karena pemecahan masalah merupakan

(36)

17

masalah merupakan model pembelajaran yang lebih menekankan pada

pemecahan masalah atau masalah sebagai titik tolak. Dalam model ini

diharapkan siswa dapat menumbuhkan keterampilan menyelesaikan masalah,

bertindak sebagai pemecah masalah dan dalam pembelajaran dibangun

melalui berpikir, kerja kelompok, berkomunikasi, dan saling memberi

informasi (Akinoglu dalam Sahara, 2008:279).

Menurut Sanjaya (2008:219-220) model PBL memiliki keunggulan dan

kelemahan sebagai berikut:

- Keunggulan model PBL yaitu:

a) Menantang kemampuan peserta didik serta memberi kepuasan untuk

menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.

b) Meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.

c) Membantu peserta didik mentransfer pengetahuan merekan untuk

memahami masalah dalam kehidupan nyata.

d) Merangsang perkembangan kemajuan berpikir peserta didik untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi secara tepat.

- Kelemahan model PBL yaitu:

a) Memakan waktu yang panjang dibandingkan dengan model pembelajaran

yang lain.

b) Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak memiliki

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka

(37)

18

B. Kemampuan Berpikir Rasional

Menurut Reason (dalam Sanjaya, 2008:228) berpikir (thinking) adalah

proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering)

dan memahami (comprehending). Mengingat dan memahami lebih bersifat

pasif dari pada kegiatan berpikir. Berpikir yang merupakan suatu proses

mental memerlukan kemampuan mengingat dan memahami.

Berpikir merupakan kapabilitas unik yang dimiliki manusia secara alami

dan menjadi ciri pembeda manusia dari makhluk hidup lainnya. Costa

(dalam Belina, 2008:17) berpendapat bahwa berpikir umumnya diartikan

sebagai suatu proses kognitif, suatu kegiatan mental untuk memperoleh

pengetahuan. Sedangkan Turner (dalam Belina, 2008:17) berpendapat

bahwa proses kognitif ini dilandasi oleh unsur-unsur apersepsi, memori,

intuisi, dan penalaran serta melibatkan intelegensi dan bahasa. Selain itu

Smit dan Jones (dalam Belina 2008:18) berpendapat bahwa berpikir

merupakan proses mental yang terjadi dalam diri individu sebagai respon

dari datangnya stimulus dari luar. Dan proses berpikir bertujuan untuk

memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan

masalah, dan menghasilkan solusi yang baru.

Salah satu jenis dari keterampilan berpikir adalah keterampilan berpikir

rasional. Menurut Syafaruddin dan Anzizhan (dalam Fitriyanti, 2009:41)

berpikir rasional adalah seperangkat kemampuan yang digunakan untuk

melihat apa yang kita peroleh untuk menemukan permasalahan dan tindakan

(38)

19

adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang berkaitan dengan

pemecahan masalah. Umumnya siswa yang berpikir rasional akan

menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab

pertanyaan “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana”. Berpikir rasional

menuntut siswa untuk menggunakan logika dalam menentukan

sebab-akibat, menganalisa, menarik kesimpulan, menciptakan hukum (kaidah

teoritis), dan bahkan menciptakan ramalan-ramalan (Syah dalam Rahayu,

2007:8).

Terdapat indikator-indikator yang dapat dikenali untuk menentukan apakah

seseorang telah memiliki kecakapan rasional atau belum. Menurut

Hutabarat (dalam Belina, 2008:18) berpikir rasional merupakan jenis

berpikir yang mampu memahami dan membentuk pendapat, mengambil

keputusan sesuai dengan fakta dan premis serta memecahkan masalah

secara logis.

Indikator Kemampuan berpikir rasional (thinking skills) menurut Tim BBE

(2002:7) yaitu:

a. Kemampuan menggali informasi

Kemampuan ini membutuhkan beberapa kemampuan dasar yakni

kemampuan membaca, menghitung dan kemampuan observasi.

Observasi dapat dilakukan dengan bermacam cara, diantaranya dengan

pengamatan fenomena alam/ lingkungan, melalui kejadian yang terjadi

sehari-hari, dan lewat peristiwa yang teramati secara langsung maupun

(39)

20

ini adalah untuk memperoleh data-data yang penting dan berperan dalam

menentukan keputusan.

b. Kemampuan Mengolah Informasi

Agar informasi yang telah tergali lebih bermakna maka informasi harus

diolah. Hasil olahan itulah yang sebenarnya dibutuhkan oleh manusia.

Oleh karena itu, kecakapan berpikir tahap berikutnya adalah kecakapan

mengolah informasi. Mengolah informasi artinya memproses informasi

tersebut menjadi simpulan. Untuk dapat mengolah suatu informasi

diperlukan kemampuan membandingkan, membuat perhitungan tertentu,

membuat analogi, sampai membuat analisis sesuai dengan informasi

yang diolah maupun tingkatan simpulan yang diharapkan. Tujuan dari

pengolahan informasi adalah untuk membuat kesimpulan mengenai

alternatif pemecahan masalah. Oleh karena itu kemampuan-kemampuan

tersebut penting untuk dikembangkan melalui mata pelajaran yang

sesuai.

c. Kemampuan Mengambil Keputusan

Keputusan (decision) berarti pilihan, yakni pilihan dari dua atau lebih

kemungkinan. Siagian (dalam Belina, 2008:20), berpendapat bahwa

‘keputusan pada dasarnya merupakan pilihan yang secara sadar

dijatuhkan atas satu alternatif dari berbagai alternatif yang tersedia,

Sedangkan Suryadi dan Ramdhani (dalam Belina, 2008:20), berpendapat

bahwa ‘pengambilan keputusan pada dasarnya adalah bentuk pemilihan

(40)

21

melalui mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah

keputusan yang terbaik’.

Dalam penelitian ini, keputusan diartikan sebagai pilihan terhadap segala

alternatif yang tersedia setelah dilakukan pertimbangan, sedangkan

pengambilan keputusan adalah suatu kegiatan atau pemilihan salah satu

alternatif yang ada, tujuannya untuk memperoleh alternatif dalam solusi

pemecahan yang lebih baik.

d. Kemampuan Memecahkan Masalah secara Kreatif

Tim BBE ( dalam Belina, 2008:21), menyatakan bahwa pemecahan

masalah yang baik tentu berdasarkan informasi yang cukup dan telah

diolah dan dipadukan dengan hal-hal lain yang terkait. Pemecahan

masalah memerlukan kreativitas dan kearifan. Kreativitas untuk

menemukan pemecahan yang efektif dan efisien, sedangkan kearifan

diperlukan karena pemecahan harus selalu memperhatikan kepentingan

berbagai pihak dan lingkungan sekitarnya. Jadi, yang dimaksud dengan

pemecahan masalah secara kreatif dalam penelitian ini adalah

kemampuan siswa dalam mencari berbagai alternatif pemecahan masalah

yang mungkin dilakukan dan kecakapan siswa dalam menghasilkan

(41)

22

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Arjuna Bandar Lampung pada

bulan Mei 2012.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester

genap SMA Arjuna Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas X2 sebagai kelas eksperimen dan

siswa kelas X1 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan

dengan teknik cluster random sampling. Menurut Sugiyono (

2009:83-84) bahwa teknik cluster random sampling dilakukan dengan cara

memilih secara acak kelompok individu yang terpilih mewakili populasi

dan melibatkan seluruh individu dalam kelompok tersebut sebagai

subyek.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes

non ekuivalen. Kelompok eksperimen maupun kontrol menggunakan

kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi

perlakuan dengan model PBL sedangkan kelas kontrol menggunakan

motode diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek

(42)

23

Struktur desainnya adalah sebagai berikut:

Keterangan : I = kelompok eksperimen; II = kelompok kontrol; O1 = pretes;

O2 = postes;

X = perlakuan model PBL;

C = metode diskusi (dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43)

Gambar. 2 Desain pretes -postes tak ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap penelitian ini adalah

sebagai berikut

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

a. Membuat izin untuk melakukan penelitian di sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan

diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

d. Mengambil data yang akan digunakan sebagai acuan dalam

pembuatan kelompok.

Kelompok pretes perlakuan postes

I O1 X O2

(43)

24

e. Membentuk kelompok pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa, 2 siswa dengan

nilai tinggi, 1 siswa dengan nilai sedang, dan 1 siswa dengan nilai

yang rendah. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Nilai

diperoleh dari dokumentasi guru kelas.

f. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

untuk setiap pertemuan serta instrumen evaluasi.

g. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan catatan lapangan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan model PBLuntuk kelas

eksperimen dan menggunakan model pembelajaran langsung melalui

diskusi informasi yang biasa digunakan oleh guru biologi di SMA Arjuna

Bandar Lampung untuk kelas kontrol. Penelitian ini dirancang sebanyak

dua kali pertemuan. Pretes diberikan sebelum pembelajaran dan postes

diberikan setelah pembelajaran.

A. Kelas Eksperimen

Langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen sebagai berikut:

1. Pendahuluan

a. Siswa mengerjakan pretes yang diberikan oleh guru (Pertemuan I)

b. Siswa mendengarkan informasi mengenai indikator/ tujuan

(44)

25

c. Siswa menjawab apersepsi dan motivasi yang diberikan oleh guru

tentang kerusakan/ pencemaran lingkungan (Pertemuan I) dan

Pelestarian lingkungan (Pertemuan II).

2. Kegiatan Inti

a. Siswa mendengarkan penjelasan langkah-langkah pembelajaran

menggunakan model PBL yang disampaikan oleh guru.

b. Siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan secara

singkat oleh guru.

c. Siswa mengkondisikan dirinya untuk duduk bersama kelompoknya

masing-masing.

d. Siswa menerima LKS yang diberikan oleh guru.

e. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dan dibimbing oleh guru dalam

mencari informasi dengan kajian literatur dan artikel yang sudah

tersedia.

f. Siswa dibimbing oleh guru untuk merencanakan dan menyiapkan

hasil karya dalam bentuk laporan atau presentasi.

g. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

h. Siswa mendengarkan penjelasan oleh guru agar tidak terjadi kesalah

pahaman dalam pembelajaran.

3. Penutup

a. Siswa di bimbing oleh guru untuk menyimpulkan kegiatan

pembelajaran hari ini.

b. Siswa mengerjakan soal postes yang diberikan oleh guru

(45)

26

c. Siswa mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru tentang

materi untuk pertemuan yang akan datang.

d. Siswa menjawab salam.

B. Kelas Kontrol

Langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen sebagai berikut:

1. Pendahuluan

a. Siswa mengerjakan pretes yang diberikan oleh guru (Pertemuan I).

b. Siswa mendengarkan informasi mengenai indikator/ tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

c. Siswa menjawab apersepsi dan motivasi yang diberikan oleh guru

tentang kerusakan/ pencemaran lingkungan (Pertemuan I) dan

Pelestarian lingkungan (Pertemuan II).

2. Kegiatan Inti

a. Siswa mendengarkan informasi mengenai pembelajaran akan

dilakukan dengan metode diskusi kemudian persentasi yang

disampaikan oleh guru.

b. Siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan secara

singkat oleh guru.

c. Siswa mengkondisikan dirinya untuk duduk dalam kelompoknya

masing-masing.

d. Siswa menerima LKS yang diberikan oleh guru.

e. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dan dibimbing oleh guru

(46)

27

f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas

dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan.

g. Siswa mendengarkan penjelasan materi yang belum dipahami.

h. Siswa mengumpulkan LKS.

3. Penutup

a. Siswa di bimbing oleh guru untuk menyimpulkan kegiatan

pembelajaran hari ini.

b. Siswa mengerjakan soal postes yang diberikan oleh guru

(Pertemuan II).

c. Siswa mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru tentang

materi untuk pertemuan yang akan datang.

d. Siswa menjawab salam dari guru.

E.Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:

1. Jenis Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data keterampilan berpikir rasional

siswa pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan

dan pelestariannya yang diperoleh dari nilai pretesdan postes.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa selama proses

(47)

28

2. Teknik Pengambilan Data

a) Pretes dan postes

Data berupa nilai pretesyang diambil pada pertemuan awal dan nilai

postespada pertemuan terakhir. Nilai pretes diambil sebelum

pembelajaran, sedangkan nilai postes diambil setelah pembelajaran

baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk soal yang

diberikan adalah berupa soal esei dengan jumlah soal sebanyak

sepuluh soal. Bobot masing-masing jawaban disesuaikan dengan

point kriteria penilaian yang telah ditentukan. Soal disusun

sedemikian rupa sehingga tiap poin soalnya dapat melatih dan

mengembangkan kemampuan berpikir rasional siswa. Teknik

penskoran nilai pretes dan postes yaitu:

S = R x 100

N

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut

(Purwanto, 2008:112)

b) Lembar observasi aktivitas siswa

Berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses

pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan

dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai

dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek aktivitas yang akan

(48)

29

melakukan kegiatan diskusi, mengungkapkan ide atau gagasan, dan

mempersentasikan hasil diskusi kelompok.

Rubrik variabel, sub variabel, indikator, jenis data, dan alat ukur data

secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 2. Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data, dan analisis data

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian yang berupa nilai pretes-postes dan skor gain pada

kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji-t dengan

program SPSS 17. Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung

dengan formula Hake (Loranz, 2008:2) sebagai berikut:

N - gain =

Tabel 3. Kriteria N-gain yang diperoleh dari siswa

Nilai rata-rata

N-gain (g) Kriteria

g>70 Tinggi

30<g≤70 Sedang

g<30 Rendah

Dimodifikasi dari Hake (dalam Loranz, 2008:3)

No Variabel Instrumen Jenis data Analisis

Data

2 Aktivitas siswa selama proses pembelajaran

Lembar observasi

(49)

Sebelum dianalisis terlebih dahulu

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

Jika Jika (Pratisto,

3) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata

uji perbedaan dua rata

Sebelum dianalisis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat berupa:

Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors

program SPSS versi 17.

Hipotesis

: Sampel berdistribusi normal : Sampel tidak berdistribusi normal

Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan, dan Marzuki 2002:118).

Kesamaan Dua Varian

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan

dengan uji kesamaan dua varian yang menggunakan program SPSS

versi 17.

Hipotesis

: Kedua sampel mempunyai varians sama : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

Kriteria Uji

hit < tab sehingga Ho diterima

hit > tab sehingga Ho ditolak

(Pratisto, 2004:71)

Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata

uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS 17. 30

dilakukan uji prasyarat berupa:

liefors dengan

value > 0,05, tolak Ho untuk dan Marzuki

masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan

kesamaan dua varian yang menggunakan program SPSS

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan

(50)

31

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

Ho = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

2. Kriteria Uji

Jika –ttabel < thitung< ttabel, maka Ho diterima jika thitung< -ttabel atau thitung>ttabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13)

b. Uji Perbedan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

Ho = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

2. Kriteria Uji

Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima

Jika thitung< -t tabel atau thitung > t tabel, maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:10).

c) Uji hipotesis dengan uji Mann-Whitney U

1. Hipotesis

Ho : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II sama

H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II tidak sama

2. Kriteria Uji :

(51)

32

G. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Rasional Siswa

Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir rasional siswa dalam

pembelajaran biologi adalah sebagai berikut:

1) Menjumlahkan skor seluruh siswa

2) Menentukan skor tiap indikator keterampilan berpikir rasional dengan

menggunakan rumus:

P =

N f 100

Ket : P = Skor

f = Jumlah point keterampilan berpikir rasional yang diperoleh

N = Jumlah total poin keterampilan berpikir rasional (Sudijono, 2007:318)

3) Rubrik keterampilan berpikir rasional siswa sebagai berikut: Tabel 4. Kriteria keterampilan berpikir rasional siswa

Catatan : Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai.

Skor pada tiap soal keterampilan berpikir rasional tertera pada rubrik penilaian soal di lampiran (dimodifikasi dari Arief, 2009:9).

4) Setelah data diolah dan diperoleh, maka kecakapan berpikir rasional

siswa tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :

No Nama

Aspek Keterampilan Berpikir Rasional Siswa

(52)

33

Tabel 5. Kriteria keterampilan berpikir rasional

Interval Kriteria

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan

data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan

menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan

untuk yaitu:

1) Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

%

Keterangan  = Rata-rata skor aktivitas siswa

xi = Jumlah skor yang diperoleh n = Jumlah skor maksimum

(dimodifikasi dari Sudjana, 2002:67)

Kriteria hasil aktivitas siswa menggunakan skala persentase yang

dimodifikasi dari Hidayati (2011:17) sebagai berikut:

Tabel 6. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa

(53)

34

Tabel 7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

(dimodifikasi dari Belina, 2008:133)

Keterangan Kriteria penilaian aktivitas siswa:

A. Mengemukakan ide/gagasan

1. Tidak mengemukakan ide/gagasan (diam saja).

2. Mengemukakan ide/gagasan namun tidak sesuai dengan

permasalahan pada LKS pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya.

3. Mengemukakan ide/gagasan sesuai dengan permasalahan pada

LKS pada m sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya.

B. Mengajukan pertanyaan

1. Tidak mengajukan pertanyaan.

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan

pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya.

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahan pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya.

C. Bertukar informasi

1. Tidak berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja).

2. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dengan anggota kelompok

tetapi tidak sesuai dengan permasalahan pada LKS pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan

(54)

35

3. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan pada LKS pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya

D. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil

diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil

diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar atau dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis tetapi tidak dapat menjawab pertanyaan.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi

(55)

48

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL berpengaruh secara

signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir rasional siswa pada

sub materi pokok Kerusakan/ Pencemaran Lingkungan dan Pelestarian

Lingkungan pada siswa kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung T.P

2011/2012.

2. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL berpengaruh dalam

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada sub materi pokok Kerusakan/

Pencemaran Lingkungan dan Pelestarian Lingkungan pada siswa kelas X

SMA Arjuna Bandar Lampung T.P 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, saran-saran yang

ingin disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Model PBL memiliki sintaks yang setiap tahapnya memerlukan waktu

cukup lama, sehingga sebaiknya guru dapat memanfaatkan waktu secara

efektif antara lain membatasi presentasi kelompok di depan kelas dengan

(56)

49

sintaks PBL dapat dilaksanakan secara keseluruhan sesuai waktu pelajaran

yang ditentukan.

2. Pada saat proses pembelajaran menggunakan model PBL siswa diberikan

kesempatan untuk aktif dan mandiri dalam pemecahan masalah antara lain

dengan berdiskusi, sehingga guru harus pandai mengendalikan kondisi

kelas dengan cara bersikap tegas terhadap siswa - siswa yang tidak fokus

terhadap pembelajaran, sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif.

3. Indikator keterampilan berpikir rasional mengolah informasi yang paling

rendah pada penelitian ini sebaiknya dapat dicari solusi dan tindak lanjut

(57)

49

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Sungai Citarum. Diakses 3 Maret 2012 Pukul: 16.00 WIB.

http://mobile.seruu.com/indonesiana/konservasi/artikel/greenpeace-dan-masyarakat-citarum-bekerjasama-dalam-melaporkan-pencemaran-air.

_______. 2010. a) Pencemaran Tanah. Diakses 3 Maret 2012 Pukul: 16.20 WIB.

http://gambang.wordpress.com/2010/06/21/sampah-sisi-lain-jakarta/.

_______. 2010. b) Pencemaran Udara. Diakses 3 Maret 2012 Pukul: 17.15 WIB.

http://www.kabarindonesia.com/berita.php%3Fpil%3D4%26jd%3DPolusi% 2BUdara%2Bdi%2BJakarta%26d.

_______. 2012. a) Illegal Fishing. Diakses 4 Maret 2012 Pukul: 19.00 WIB.

http://www.antarababel.com/ berita-babel/berita-babel/pukat-harimau-merajalela-di-pangkal-pinang/.

_______. 2012. b) Illegal Logging. Diakses 4 Maret 2012 Pukul: 20.00 WIB.

http://www.antaranews.com/berita/299304/15800-hektar-hutan-riau-jadi-korban-pembalakan.

_______. 2012. c) Hutan Kota. Diakses 10 Maret 2012 Pukul: 19.00 WIB.

http://www.seruu.com/indonesiana/taman-kota/artikel/miskin-ruang-hijau-jakarta-siap-bangun-hutan-kota-tahun-ini.

_______. 2012. d) Membuang Sampah Pada Tempatnya. Diakses 10 Maret 2012

Pukul: 20.30 WIB. http://www.antaranews.com/berita/300292/buang-sampah-pada-tempatnya-itu-menyenangkan.

_______. 2012. e) Menanam Bibit Pohon Bakau. Diakses 13 Maret 2012 Pukul:

20.30 WIB. http:// antarasumut.com/berita-sumut/tag/zulkifli-hasan/.

Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup. Alfabeta. Bandung.

Arief, A. 2002. Kecakapan Hidup Life Skill Melalui Pendekatan Berbasis Lus.

SIC.Surabaya.

Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian. Rhineka Cipta. Jakarta.

Belina,W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

(58)

50

VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Dasna, I. W. dan Sutrisno. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Lembaga

Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang. Malang.

__________. 2010. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)

Universitas Negeri Malang. Malang.

Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian

Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Depdiknas-Dikdasmen. Jakarta.

Fitriyanti. 2009. Pengaruh Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Terhadap

Kemampuan Berpikir Rasional Siswa. Palembang: Jurnal Pendidikan, Volume 10, Nomor 1, Maret 2009, 38-47, FKIP Universitas Sriwijaya, Fitriyanti_fkipunsri@yahoo.com.

Hamalik, O.2008. Kurikulum dan Pembelajaran.Bumi Aksara. Jakarta.

Hidayati, A. N, Rustaman. S. Redjeki. dan Munandar. 2011. Training of Trainer

Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila HEPI Bandar Lampung.

Kunandar. 2009. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Lie, A. 2004. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas.

Gramedia. Jakarta.

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google. http://www.tmcc.edu/vp/acstu/

assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAP HYSDisciplineRep0708.pdf.

Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian

Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta.

Pannen, P., D. Mustafa, dan M. Sekarwinahayu. 2005. Konstruktivisme Dalam

Pembelajaran. Depdiknas. Jakarta.

Pidekso,A. 2009. SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer.

Semarang.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Gambar

Tabel
Tabel 1.  Sintaks model PBL
Gambar. 2  Desain pretes -postes tak ekuivalen
Tabel 2.  Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data, dan analisis data
+4

Referensi

Dokumen terkait

Faktor penyiraman yang memberikan pengaruh nyata adalah faktor taraf P1 dengan rerata 4,42, sedangkan taraf P4 memiliki nilai rerata 0, dimana taraf P4 tidak

Didalam penelitian ini, pelaksanaan triangulasi teknik yang digunakan untuk mendapatkan data tentang Implementasi model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggaran pelatihan tidak berpengaruh terhadap laba perusahaan, anggaran pengembangan berpengaruh terhadap laba perusahaan, anggaran pelatihan

(CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return Saham pada perusahaan perbankan

PENGARUH LATIHAN SIMULASI TERHADAP PENIGKATAN KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI ATLE BOLA BASKET DALAM MENGHADAPI PERTANDINGAN1. Universitas Pendidikan Indonesia

Kebijakan Umum Pertahanan Negara ini disusun sebagai satu kesatuan arah kebijakan yang meliputi Kebijakan Pertahanan Integratif, Kebijakan Pengelolaan dan Pendayagunaan

Ruang lingkup program adalah untuk perhitungan analisis statik linier struktur rangka dua dimensi dan analisis tegangan/regangan bidang dengan elemen-elemen dasar

Berbeda dengan metode pengadaan persediaan barang yang menggunakan perhitungan statistik untuk menentukan kapan waktu pemesanan dan berapa jumlah barang yang