ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN
KIT IPA DAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JATIBARU TANJUNG BINTANG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh NGATMIN
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan masalah dan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan KIT IPA. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Jatibaru Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.
Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas/classroom Action Research sebanyak 3 putaran. Setiap putaran terdiri 4 tahap yaitu : Rencana Tindakan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi, dan Refleksi. Subjek penelitian ini adalah 32 siswa kelas IV. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Data dikumpulkan dengan tes dan observasi, kemudian dianalisis dengan teknik analisis kualitatif dan statistika deskriptif.
Penggunaan KIT IPA realistik dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran khususnya menyelesaikan masalah melalui pendidikan IPA. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan penggunaan KIT IPA semakin meningkat hal ini terlihat dari data rata-rata per siklus, siklus I 73,99%, siklus II 77,99% dan siklus III 89,99%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: penggunaan KIT IPA realistik dapat meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan masalah. Hal tersebut ditandai adanya peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dari siklus I adalah 58,13, siklus II adalah 62,81 dan siklus III 73,75.
Simpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan KIT IPA dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa serta Penggunaan KIT IPA ini dapat digunakan sebagai salah satu pembelajaran IPA.
1 BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Baik buruknya suatu peradaban kelak, sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan saat ini. Pendidikan sains mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Potensi tersebut dapat terwujud jika pendidikan sains berorientasi pada pengembangan kemampuan berpikir dan berbahasa, penyiapan peserta didik menghadapi isu sosial dampak penerapan Iptek, penanaman nilai-nilai etika dan estetika, kemampuan memecahkan masalah, pengembangan sikap kemandirian, kreatifitas serta tanggung jawab. Namun kenyataan di lapangan, ditemukan bahwa pembelajaran sains (IPA) dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan menjadi masalah bagi peserta didik. Sehingga minat untuk pembelajaran sains menjadi rendah yang berpengaruh pada pembelajaran dan hasil belajar.
2 Beberapa kelemahan pembelajaran sains selama ini antara lain kurikulum dan pembelajaran sains yang diterapkan saat ini merupakan pembelajaran yang berorientasi pada disiplin ilmu. Materi yang diajarkan kepada peserta didik lebih bersifat abstrak dan jauh dari pengalaman peserta didik.
Materi yang diajarkan kepada peserta didik pada dasarnya merupakan materi yang dipersiapkan untuk mengikuti pelajaran pada tahap berikutnya, konsekuensi dari hal ini adalah timbulnya kerugian bagi para peserta didik yang tidak mengikuti salah satu tahap tersebut (dalam arti tidak meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi lagi); metode pembelajaran yang digunakan sekarang masih mengandalkan ceramah yang kadang kala disertai dengan percobaan verifikasi alat peraga yang sudah jadi dan bahkan tidak menggunakan alat peraga yang tersedia. Dalam hal ini, sebagian guru tidak memperhatikan dan mengefektifkan alat peraga dalam pembelajaran. Akibatnya peserta didik hanya pasif dan sulit untuk berkembang apalagi sampai pada tingkat mental dan emosionalnya.
3 dengan gaya yang selalu memaksa peserta didik untuk menghafal berbagai konsep tanpa disertai pemahaman terhadap konsep tersebut.
Kalau kita cermati, proses belajar yang diperoleh peserta didik lebih banyak pada “belajar tentang” (learning about thing) daripada “belajar menjadi” (learning how to be).
Pendidikan memberikan kesempatan dan pengalaman dalam proses pencarian informasi, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan bagi kehidupannya sendiri. Guru harus merubah peran dan fungsinya dalam proses pembelajaran yang tidak lagi bersifat teacher centre learning.
4 Menurut Jiyono, (2007:157) bahwa penguasaan materi guru IPA pada 7 propinsi di Indonesia baru sekitar 55%, kemampuan guru menggunakan alat-alat peraga masih rendah, kebanyakan sekolah belum memiliki alat-alat-alat-alat IPA sebagai alat bantu pembelajaran. Banyak alat-alat yang tersedia telah rusak dan diantaranya ada sebagian alat-alat yang tidak pernah digunakan dan sekolah tidak berupaya mengadakan alat-alat IPA yang belum tersedia. Alat bantu dalam pembelajaran ialah ruang kelas, bahan-bahan rujukan dan sebagainya. Ruang kelas merupakan elemen penting dalam melancarkan lagi pembelajaran. Terdapat juga ruang kelas yang tidak mencukupi disekolah. Kadang-kala mencapai 60 orang murid atau siswa dalam satu kelas dan keadaan ini adalah terlalu sesak serta sangat jauh dari siswi di sekolah-sekolah di negara-negara maju.
Keadaan demikian akan membuat para siswa tidak akan nyaman. Alat bantu pembelajaran yang lain ialah buku-buku atau bahan rujukan. Jika siswa rajin atau selalu untuk menggunakan bahan rujukan lain selain daripada yang diberikan oleh guru, kemungkinan besar siswa itu akan pandai dan jika sebaliknya siswa tersebut mungkin juga pandai tetapi tidaklah begitu cemerlang.
5 pembelajaran, memahami cara menerapkan model pembelajaran, mengerti konsep dari pembelajaran, agar dalam aplikasinya tidak terjadi kekeliruan sehingga berpengaruh pada keluaran “hasil” bagi peserta didik. Sering sekali guru kurang aktif dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas sehingga mengalami kegagalan, hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi apa yang terjadi dalam proses pembelajaran, sehingga menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Temuan pada waktu observasi di SD ini :
1. Kurangnya motivasi belajar siswa terhadap materi pelajaran. 2. Dalam penyampaian materi alat peraga belum efektif digunakan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
6 2. Apakah melalui penggunaan KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada siswa kelas IV SDN 2 Jatibaru, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian dalam proses perbaikan pembelajaran tersebut adalah :
- Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui penggunaan KIT IPA.
- Untuk mengetahui keadaan hasil belajar pada pembelajaran melalui penggunaan KIT IPA.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Jatibaru Kecamatan Tanjungbintang Kabupaten Lampung Selatan ini menurut peneliti memiliki beberapa manfaat, yaitu :
Bagi Siswa :
- Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
Bagi Guru :
7 - Membantu guru berkembang secara profesional.
- Memperluas pengalaman mengajar di kelas dalam rangka perencanaan pembelajaran yang efektif.
- Sebagai acuan memperbaiki proses pembelajaran dan landasan meningkatkan proses pembelajaran di kelas.
Bagi Sekolah :
- Sebagai sumbangan yang positif untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah.
8
BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Belajar
Belajar adalah “suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan
latihan.”
Menurut Slameto (1995:2), dan Winkel (1996:53), berpendapat bahwa;
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.”
Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap
pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia.
Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi
yang bersangkutan. Prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang
dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.”
Menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah:
“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif,
affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika
9 Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar,
karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil
dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus
bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli
mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai
dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu
dapat kita temukan satu titik persamaan. Berdasarkan pengertian- pengertian di
atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi
belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari
materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang
studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Pengertian lainnya, prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai
menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta
perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan
waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil
tes atau ujian.
B. Aktivitas Belajar
Belajar merupakan aktifitas yang kompleks, dimana setelah belajar tidak hanya
10 mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan pemikirannya
karena belajar proses kognitif, Martinis Yamin (2007:106).
Selain itu belajar Menurut Watsot dalam kutipan Asri Budiningsih adalah:
Proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang
dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur (Asri
Budiningsih 2005:22).
Menurut (Nana Sudjana 2008:28) definisi belajar adalah:
Proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.
Dari beberapa definisi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu kegiatan interaksi antar individu untuk memperoleh perubahan kemampuan,
perubahan tingkah laku yang didapat dari pengalaman dan akan bertahan lama.
Menurut Baharudin, Esa Nur Wahyuni, (2008 : 13-17).
Ciri- ciri belajar adalah :
“Perubahan perilaku relatif permanent. Ini berarti bahwa perubahan tingkah
laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak
berubah ubah. Tetapi perubahan tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk
11 Sebaiknya guru pada sekolah dasar agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik, perlu memahami faktor yang mempengaruhi merosotnya hasil belajar
siswa.
Menurut Baharudin, Nur Wahyuni (2008 : 13-17).
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi tiga
kelompok yaitu :
- Faktor stimulus.
- Faktor metode mengajar.
- Faktor individu.
Berikut ini akan dijelaskan secara garis besar mengenai ketiga faktor tersebut :
1. Faktor Stimulus, yang dimaksud dengan faktor stimulus adalah segala hal di
luar individu yang merangsang untuk mengadakan reaksi atau perubahan,
penegasan serta suasana lingkungan eksternal yang diterima.
2. Faktor Metode Mengajar, metode mengajar guru sangat mempengaruhi
terhadap belajar siswa, dengan kata lain metode yang dipakai guru sangat
menentukan dalam mencapai prestasi belajar siswa. “metode adalah cara,
yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”. Jadi jelaslah
12 3. Faktor Individual, selain kedua faktor di atas, faktor individual sangat besar
sekali pengaruhnya terhadap kegiatan belajar siswa, bahwa pertumbuhan dan
usia seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin dewasa
individu semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya.
C. Hasil belajar
Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang
dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa.
Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa. Nana
Sudjana, (2009:11).
Skinner berpandangan bahwa :
“Belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responya menjadi
lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya menjadi menurun.
Sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang
mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi
kapasitas baru (Dimyati, 2002 : 10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa
Indonesia belajar diartikan berusaha (berlatih dsb) supaya mendapat suatu
kepandaian” ( Purwadarminta, 1985 : 109).
Menurut Penulis :
Hasil belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar yang tinggi yang
13
Penggunaan KIT IPA
Langkah-langkah penggunaan KIT IPA menurut Jiyono, (2007:5-6).
Dalam penerapan penggunaan KIT IPA, siswa dibagi berkelompok terdiri 4-5
orang secara heterogen. Materi yang diberikan dalam bentuk teks, setiap anggota
bertanggung jawab untuk mempelajari bahan yang diberikan. Hasil diskusi dalam
kelompok ahli akan disampaikan kembali pada kelompok asal.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan secara sederhana
langkah-langkah yang dilakukan dalam penggunaan KIT IPA sebagai berikut :
- Siswa dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan 4-5 orang secara
heterogen.
- Setiap kelompok diberi tugas, sejumlah anggota kelompok tersebut (tiap siswa
dalam kelompok mendapat tugas yang berbeda).
- Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian tugas yang diperoleh.
Guru memerintahkan siswa yang mendapat tugas yang sama untuk berkumpul
membentuk kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan tugas tersebut.
Keunggulan Penggunaan KIT IPA :
- Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya
14 - Siswa tidak hanya mempelajari materi yang disampaikan guru, siswa juga
harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota
kelompok lainnya.
- Meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi
yang ditugaskan.
Jadi kondisi pembelajaran yang dikelola dengan baik dalam penggunaan KIT IPA
akan tercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga akan dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan.
D. Kerangka Fikir
Penggunaan KIT IPA dalam pelajaran IPA memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap nilai hasil belajar siswa yang didasarkan pada tingkat kemampuan,
namun kelompok siswa yang menggunakan KIT IPA (kelompok siswa yang
mempunyai kemampuan tinggi) mendominasi perolehan hasil belajar, atau
menduduki peringkat tertinggi. Faktor-faktor yang berpengaruh pada aktualitas
bakat dalam unjuk kerja nhyata antara lain kuatnya daya juang, minat dan konsep
diri positif. Setiap individu tidak ada yang sama. Perbedaan individu ini pula
yang menyebabkan perbedaaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik yang
tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.
Dari pendapat diatas dapat dikatakan semakin tinggi tingkat kemampuan, semakin
15 rendahnya tingkat kemampuan maka semakin rendah pula peluangnya untuk
memperoleh prestasi peringkat tinggi.
Dengan demikian dapatlah diambil kesimpulan bahwa dengan kondisi seperti ini
terdapat kecenderungan motivasi belajar siswa meningkat. Siswa menjadi tidak
cemas dan timbul rasa percaya diri dalam melakukan. Hal ini sesuai hubungan
yang secara parsial antara lingkungan belajar dengan motivasi berprestasi siswa.
Oleh karena itu disarankan guru menciptakan suasana lingkungan belajar yang
konduksif sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dengan mudah, nyaman
dan sejahtera. Melalui penggunaan KIT IPA menjadikan siswa kelas IV SD
16 Secara skematis dapat disusun dalam gambar berikut ini.
Gambar I. Kerangka pikir penelitian tindakan kelas Penggunaan KIT IPA
Hasil Perlakuan
a. Merumuskan secara jelas
b. Dengan dipimpin guru siswa membentuk kelompok-kelompok belajar, memilih (ketua, sekretaris dan pelapor) mengatur tempat duduk, ruangan, sarana sesuai tujuan diskusi. Tugas pimpinan kelompok belajar yaitu mengatur dan mengarahkan diskusi, mengatur arah pembicaraan. c. Melaksanakan diskusi. Setiap anggota
hendaknya tahu persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana cara berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota tahu bahwa mereka mempunyai hak bicara yang sama.
d. Melaporkan hasil diskusinya, hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terutama kelompok lain. Guru memberi alasan dan penjelasan terhadap laporan tersebut.
e. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari masing-masing kelompok.
Aktivitas siswa A. Visual activities
Indikator :
1. Membaca
2. Memperhatikan gambar
3. Demontrasi
4. Percobaan
B. Oral activities 1. Indikator :
2. Bertanya
3. Memberikan saran
4. Mengeluarkan pendapat
5. Diskusi
C. Listening activities Indikator :
1. Mendengarkann uraian
2. Mendengarkan percakapan
3. Mendengarkan diskusi
4. Mendengarkan presentasi
D. Mental activities Indikator :
1. Mengingat
2. Menganalisa
3. Mengambil keputusan
4. Memecahkan soal
5. Melaporkan hasil
Tes siklus I, siklus II dan siklus III
17
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas,
hipotesis tindakan penelitian ini adalah jika menggunakan KIT IPA dengan
benar, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV SD Negeri 2 Jatibaru, Kecamatan
18
BAB. III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Seting Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas
(classroom Action Research) mengadopsi model Kemmis dan Mc Teggart
(Depdiknas 2004:2) yang dinamakan alur/langkah tindakan kelas, dapat
digambarkan sebagai berikut :
Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart meliputi empat alur/ langkah :
Gambar I. Alur penelitian tindakan kelas.
Gambar 2. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK model Kemmis dan Mc Taggart (Depdiknas 2004:2)
Rencana Tindakan
Rencana Tindakan Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan Observasi
Observasi
Refleksi
Refleks
19 Siklus I
1. Perencanaan
(1) Tahap pra penelitian
(2) Tahap pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :
a. Membuat rancangan pembelajaran yang akan diterapkan.
b. Menyusun skenario pembelajaran menggunakan KIT IPA sesuai
dengan materi yang akan diberikan.
c. Membuat lembar observasi belajar siswa dalam kelompok.
d. Membuat evaluasi
2. Pelaksanaan
a. Penyajian materi
Penyajian materi secara garis besar
b. Belajar dalam kelompok
Membagikan lembar kegiatan pada masing-masing kelompok yang
membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab
pada lembar kegiatan.
c. Memberikan tes individual untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
20 3. Observasi
Observasi dilakukan sejak proses pembelajaran mulai berlangsung dikelas
dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa yang diamati oleh
guru, dan lembar aktifitas siswa yang telah dipersiapkan.
4. Refleksi
Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat
kesimpulan hasil pengamatan dan catatan lapangan.
Siklus II
2. Perencanaan
(1) Tahap pra penelitian
(2) Tahap pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :
a. Membuat rancangan pembelajaran yang akan diterapkan.
b. Menyusun skenario pembelajaran menggunakan KIT IPA sesuai
dengan materi yang akan diberikan.
c. Membuat lembar observasi belajar siswa dalam kelompok.
21 3. Pelaksanaan
a. Penyajian materi
Penyajian materi secara terperinci.
b. Belajar dalam kelompok
Membagikan lembar kegiatan pada masing-masing kelompok yang
dapat membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus
dijawab pada lembar kegiatan.
c. Memberikan tes individual untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
individu.
4. Observasi
Observasi dilakukan sejak proses pembelajaran mulai berlangsung dikelas
dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa yang diamati oleh
guru, dan lembar aktifitas siswa yang telah dipersiapkan.
5. Refleksi
- Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat
kesimpulan hasil pengamatan dan catatan lapangan.
Siklus III
1. Perencanaan
22 Pada tahap ini berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan siklus I dan II
sebagai evaluasi akhir memberikan tes kembali sebelum dilakukan
penelitian pada tahap pelaksanaan tindakan
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :
- Membuat rancangan pembelajaran yang akan diterapkan.
- Menyusun skenario pembelajaran menggunakan KIT IPA sesuai
dengan materi yang akan diberikan.
- Membuat lembar observasi belajar siswa dalam kelompok.
- Membuat evaluasi.
2. Pelaksanaan
a. Penyajian materi
Penyajian materi secara terperinci.
b. Belajar dalam kelompok
Membagikan lembar kegiatan pada masing-masing kelompok yang
membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab
pada lembar kegiatan.
c. Memberikan tes individual untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
individu.
23 Observasi dilakukan sejak proses pembelajaran mulai berlangsung dikelas
dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa yang diamati oleh
guru, dan lembar aktifitas siswa yang telah dipersiapkan.
4. Refleksi
Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat
kesimpulan hasil pengamatan dan catatan lapangan.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kelas IV SD Negeri 2 Jatibaru semester genap
tahun pelajaran 2011/2012. Jumlah siswa 32 orang, yang terdiri dari 15
siswa laki-laki dan 17 siswa perermpuan dan 1 orang guru.
C. Instrumen Pengumpulan Data
Intrumen yang digunakan adalah perangkat tes, lembar observasi (aktivitas
siswa dan aktivitas guru). Lembar observasi aktivitas siswa yang mencakup :
- Memperhatikan penjelasan guru.
- Berdiskusi/bertanya antara siswa dalam kelompok.
- Mengerjakan lembar kerja kelompok.
- Menanggapi pertanyaan kelompok lain pada saat presentase.
D. Data dan Metode Pengumpulan Data
24 Data yang diperoleh setelah diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data kualitatif yang terdiri atas :
- Data aktivitas siswa dari setiap siklus selama pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran KIT IPA.
- Data hasil observasi pengamatan guru, mitra dalam mengamati
tindakan penelitian pada saat proses pembelajaran berlangsung
pada siklus I, II dan III.
b. Data Kuantitatif yang terdiri dari hasil tes belajar siswa berupa nilai
tes pada akhir setiap siklus I, II dan II, nilai lembar kerja siswa, dan
nilai kerja kelompok siswa pada siklus pertama dan kedua.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Data aktivitas siswa.
Data aktivitas siswa diperoleh dari observasi selama pembelajaran
berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati aktivitas
yang dilakukan siswa yang terdapat dalam lembar observasi.
Dalam penelitian ini, lembar observasi aktivitas siswa diamati oleh
observer.
Aspek yang diamati yaitu perilaku yang sesuai dengan kegiatan
pembelajaran yaitu sebagai berikut :
1. Memperhatikan penjelasan guru.
25 3. Mengerjakan lembar kerja kelompok.
4. Menanggapi pertanyaan kelompok lain pada saat presentasi.
5. Bertanya kepada kelompok yang presentasi.
Tabel 1. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
No. Nama Aspek aktivitas yang diamati
1 2 3 4 5
1 Kelompok I
2 Kelompok II
b. Data Hasil Belajar.
Data hasil belajar diperoleh melalui data hasil belajar siswa dalam
ranah kognetif adalah soal-soal evaluasi yang mewakili indikator atau
kompetensi dengan tingkat kesukaran yang bervariasi.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data penelitian diperoleh, selanjutnya dianalisis data untuk
mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan KIT IPA
pada siswa kelas IV SD N 2 Jatibaru tahun pelajaran 2011/2012.
Teknik analisis data dapat dijelaskan sebagai berikut :
26 Dalam pengumpulan aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.
Data aktivitas diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dan relevan dengan
tujuan pembelajaran.
Data nilai aktivitas siswa dari setiap siklus akan dianalisis dan diuraikan pada
tabel lembar data aktivitas belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 2. Lembar Data Aktivitas Belajar Siswa
No Nama Siklus Skor
%
Aktivitas Kategori
I II III
1 2 3
Jumlah skor Skor maksimum Nilai rata-rata
Kriteria penilaian menurut Arikunto (2001 : 245) untuk data aktivitas siswa
sebagai berikut :
a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah skor dari setiap
aspek aktivitas.
b. Persentase setiap siswa diperoleh dengan rumus :
% aktivits siswa = x 100%
c. Nilai aktivitas tiap siswa
Nilai aktivitas setiap siswa = % aktivitas (dihilangkan %nya).
Skor yang diperoleh
27 d. Nilai rata-rata aktivitas siswa diperoleh dengan rumus :
Nilai rata-rata aktivitas siswa = ∑
Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa digunakan pedoman Memes
( 2001 : 36 ) sebagai berikut :
Bila nilai aktivitas siswa ≥ 75,6 maka dikategorikan aktif. Bila nilai siswa
59,4 ≤ nilai siswa < 75,6 maka dikategorikan cukup aktif. Bila nilai siswa
< 59,4 maka dikategorikan kurang aktif.
2. Analisis data Hasil Belajar
Data hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian hasil tes akhir pada setiap
siklus yang mewakili tiap-tiap indikator.
Data nilai hasil belajar siswa tiap siklus akan dianalisis dan diuraikan pada
tabel 3 lembar data perolehan hasil belajar siswa sebagai berikut ;
Tabel 3. Lembar Data Perolehan Hasil Belajar Siswa
No Nama Siklus Skor
%
PHB Kategori
I II III
1 2 3
Jumlah skor Skor maksimum Nilai rata-rata
Proses analisis untuk data pencapaian hasil belajar siswa adalah sebagai
berikut :
28 a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa dalam jumlah skor dari
setiap soal.
b. Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:
% pencapaian hasil belajar = x 100%
c. Nilai hasil belajar siswa adalah :
Nilai hasil belajar setiap siswa = % hasil belajar siswa (dihilangkan %
nya).
d. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dikelas diperoleh dengan rumus :
Rata-rata HB siswa = ∑
Kriteria penilaian menurut Arikunto (2001 : 245) untuk kategori rata-rata
pencapaian hasil belajar siswa adalah :
Bila nilai siswa ≥ 81 maka dikategorikan baik sekali, bila 66 ≤ nilai siswa
< 81 maka dikategorikan baik. Bila 56 ≤ nilai siswa < 66 maka
dikategorikan cukup, bila 41 ≤ nilai siswa < 56 maka dikategorikan
kurang, bila nilai siswa < 41 maka dikategorikan gagal.
F. Indikatror Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil
belajar siswa dari siklus ke siklus berikutnya. Peningkatan hasil belajar siswa
terlihat rata per sklus, pada siklus I rata 58,13, pada siklus ke II
rata-rata 62,81 dan pada siklus III rata-rata-rata-rata nilai meningkat menjadi 73,75.
Skor yang diperoleh
Skor maksimal setiap siswa
Nilai HB setiap siswa
47
BAB.V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan KIT IPA memiliki dampak positif
dalam meningkatkan aktivitas belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang
ditandai meningkatnya aktivitas siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I
73,99%, siklus II 77,99% dan siklus III 86,66%.
2. Nilai hasil belajar siswa ada peningkatan dari setiap siklus, pada siklus I
rata 58,13, pada siklus ke II rata 62,81 dan pada siklus III
rata-rata nilai meningkat menjadi 73,75.
B. Saran
Berdasarkan hasil repleksi siklus I, siklus II dan siklus III maka dapat
disarankan untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Siswa agar lebih proaktif dalam proses pembelajaran yang sedang
48
2. Guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode
pengajaran yang sesuai, walaupun dalam taraf yang sederhana, sehingga
siswa berhasil memecahkan masalah yang dihadapinya.
3. Hendaknya Kepala Sekolah dapat memotivasi pembelajaran dengan