ABSTRAK
PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR HEAD STAND PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANG BUAH KECAMATAN
CUKU BALAK TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh
EDI SUSANTO
Penddidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar head stand dengan Menggunakan alat bantu pada siswa kelas V SD Negeri 1 Karang Buah Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan Tiga siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan bantuan media karton yang bergambar gerak dasar head stand, dan siklus kedua dengan penggunaan bantuan guru, dan siklus ke tiga dengan bantuan teman.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SD Negeri 1 Karang Buah,
Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 23 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar head stand yang meliputi sikap awal pelaksanaan dan sikap akhir.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar hand melalui penggunaan alat bantu pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama sebesar 30,43 %, siklus kedua sebesar 65,22 %, dan siklus ketiga 86,96 %.
Dengan adannya penggunaan alat bantu yang dalam pembelajaran gerak dasar Head Stand pada kelas V SD Negeri 1 Karang Buah Tanggamus dapat
PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR HEAD STAND PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANG BUAH KECAMATAN
CUKU BALAK TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
EDI SUSSANTO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR HEAD STAND PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANG BUAH KECAMATAN
CUKU BALAK TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Skripsi)
OLEH
EDI SUSANTO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
i
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 6
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 16
G. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Head Stand ... 20
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 24
B. Pembahasan ... 29
ii V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 33
B. Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 34
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 : Gerakan Head stand ... 14
Gambar 2 : model siklus menurut Kemmis & Mc Taggart ... 16
Gambar 3 : Bagan Prosentase Nilai ≥ RK dan <RK Disitiap Siklus ... 28
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Instrument Penelitian ... 19 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Head stand
Pada Tes Awal ... 24 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Head stand
Pada Tes Siklus 1 ... 25 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Head stand
Pada Tes Siklus 2 ... 26 5. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Head stand
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs.Wiyono. M.Pd ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Edi Susanto
NPM : 1013126016
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Head Stand Mengunakan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Karangbuah, Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 1 Mei sampai dengan 28 Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila
dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.
Tanggamus, September 2012
Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Head Stand Mengunakan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Karang Buah,
Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama Mahasiswa : Edi Susanto
Nomor Pokok mahasiswa : 1113126016
Program Studi : Pendidikan Jasmani
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul ” Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Head Stand Mengunakan
Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Karang Buah, Tanggamus
Tahun Pelajaran 2011/2012”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan
kelancaran dalam urusan administrasi.
7. Kepala SD Negeri 1 Karang Buah, Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012 yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2011/2012.
8. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 1 Karang Buah, Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012,
terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.
9. Teman-teman seperjuangan S1 Penjaskes Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1
secepatnya. Semangat.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Tanggamus, September 2012 Penulis
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha orang dewasa secara sengaja menuju
kedewasaan baik jasmani maupun rohani. Pada negara-negara yang baru
berkembang pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena baik
tidaknya hasil pendidikan tersebut akan dapat berpengaruh pada kemajuan
suatu bangsa dan Negara. Indonesia adalah negara sedang berkembang di
mana sedang giat-giatnya membangun di segala bidang, termasuk di
dalamnya bidang pendidikan.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di
sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan
melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat. Tujuan yang
ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu peserta didik untuk
kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap
positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani” Dari
berbagai bentuk dan macam kegiatan pendidikan jasmani di sekolah salah
2
Senam lantai (flour exercise) adalah satu bagian dari rumpun senam, sesuai
dengan istilah Lantai, maka gerakan-gerakan senam yang dilakukan di atas
yang beralasan matras atau permadani atau sering juga disebut dengan istilah
latihan bebas,sebab pada waktu melakukan gerakan atau latihannya. Salah
satu materi dari senam lantai adalah headstand. Headstand adalah berdiri
dengan kepala adalah sikap tegak dengan bertumpu pada kepala dan
ditopang oleh kedua tangan.
Dari hasil pengamatan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Karangbuah,
Tanggamus, bahwa keterampilan gerak dasar headstand masih rendah, hal ini
dilihat mulai dari sikap awal dan gerakan, siswa masih belum bisa
menerapkan gerak dasar yang benar hal ini disebabkan karena siswa kurang
melakukan pengulangan dan serta pembelajaran yang diberikan tidak
mengunakan alat bantu untuk memudahkan siswa melakukan pembelajaran
gerak dasar headstand.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka peneliti bermaksud melakukan
penelitian tentang “Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Headstand
Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1
Karangbuah, Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang
dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
3
2. Kurangnya kemampuan siswa melakukan gerak dasar headstand.
3. Rendahnya hasil belajar siswa dalam keterampilan gerak dasar headstand.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada
“Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Headstand Menggunakan Alat
Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Karangbuah,
Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka
penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
Apakah keterampilan gerak dasar headstand dapat ditingkatkan dengan
menggunakan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri 1
Karangbuah, Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012?
E. Tujuan
Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah :
a. Meningkatkan penggunaan alat bantu dalam proses pembelajaran
headstand pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Karangbuah, Tanggamus
Tahun Pelajaran 2011/2012.
b. Meningkatkan keterampilan gerak dasar headstand pada siswa Kelas V SD
4
c. Memperbaiki hasil proses pembelajaran khususnya keterampilan gerak
dasar headstand pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Karangbuah, Tanggamus
Tahun Pelajaran 2011/2012.
F. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Peneliti
Sebagai salah satu sarana untuk mengkaji ulang mengenai peran ilmu
biomekanik dalam menunjang peningkatan pembelajaran senam lantai
salah satunya headstand.
b. Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar
headstand dan untuk meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar
headstand.
c. Mahasiswa Penjaskes S1 Dalam Jabatan
Sebagai salah satu referensi untuk meningkatkan keterampilan gerak
dasar headstand dalam pembelajaran senam lantai.
d. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian
5
G. Ruang Lingkup Penelitian.
Obyek penelitian : Memberikan peningkatan keterampilan gerak
headstand dalam pembelajaran senam lantai.
Subyek peneliti : Siswa Kelas V SD Negeri 1 Karangbuah, Tanggamus
Tahun Pelajaran 2011/2012.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum
di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi
pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat
sehari-hari. Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah
“membantu peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui
pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan
berbagai aktivitas jasmani” (Depdikbud, 1993: 1).
Aktivitas pendidikan jasmani merupakan gejala yang komplek. Artinya
kegiatan pendidikan jasmani mencakup aspek biologis, sosiologis, dan
budaya. Dari aspek biologis hakikatnya adalah pola gerak fisik manusia
yang terwujud dalam struktur jasmani yang perlu dipahami sebagai pola
perilaku manusia. Dari aspek sosiologis dan budaya seorang pelatih atau
guru dituntut memahami lingkungan belajar yang baik untuk mencapai
tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang berdaya guna dan berhasil
guna. Karena itu dalam garis-garis besar kurikulum pendidikan dasar
7
“Pendidikan jasmani di sekolah dasar berfungsi untuk (a) merangsang pertumbuhan jasmani dan perkembangan sikap, mental, social, dan
emosional yang serasi, selaras, dan seimbang, (b) memberikan pemahaman tentang manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan serta memenuhi hasrat bergerak, (c) memacu perkembangan dan aktivitas system peredaran darah, pencernaan, pernapasan dan saraf, (d) memberikan kemampuan untuk menigkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan”.
Berdasarkan paparan di atas dapat ditegaskan bahwa dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah
pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang
professional dari domain belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.
Oleh karena itu program pendidikan jasmani harus merupakan suatu
program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada
ketiga domain tersebut. Jika tidak, maka program bersangkutan tidak lagi
bisa disebut pendidikan jasmani.
Salah satu materi pendidikan jasmani di sekolah adalah pelajaran senam
lantai. Senam lantai merupakan suatu keterampilan yang mampu
mengembangkan potensi manusia baik secara fisik maupun mental dan
dapat diberikan kepada peserta didik baik secara formal, informal, maupun
non formal.
B. Belajar
Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan
berbagai pengalaman tentang ilmu pengetahuan. Belajar juga sebuah proses
8
Menurut Oemar Hamalik (2003:V7), mengatakan bahwa pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun ciri kegiatan yang disebut “belajar” adalah sebagai berikut (Noehi,
Nasution, 1994:2):
a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang
belajar, baik aktual maupun potensial
b. Perubahan itu pada dasarnya berubah didapatkan kemampuan baru,
yang berlaku yang relatif lama.
c. Perubahan itu terjadi karena usaha
Belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. Tingkah laku ini
mencakup pengatahuan, ketrampilan dan sikap.
Sedangkan menurut A Tabrani Rusyan, 1989: 7 mengatakan bahwa;
“Belajar dalam arti luas adalah suatu proses perubahan individu yang diyatakan dalam bentuk penguasaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang study atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi, perubahan itu berupa
penguasaan, sikap dan cara berfikir yang bersikap menetap sebagai hasil
9
C. Gerak
Proses belajar gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu
ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan SSP (Sistem Syaraf Pusat), otak,
dan ingatan. Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses
belajar gerak adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang
gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan
menginformasikan informasi tersebut sedemikian rupa sehingga
memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan.
Pengertian gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi
ditinjau dari titik pandang tertentu, sekali hal ini sudah dilakukan maka
gerak itu, tanpa memikirkan gerak itu transkusi atau rotasi maka dengan itu
dapat ditetukan jarak dan arah dari titik pangkalnya. (Prof. Drs. Soedarminto
1993-197). Jadi pengertian gerak perpindahan tempat ketempat lain sesuai
dengan tujuan tertentu.
Gerak dasar dalam headstand adalah keterampilan gerak yang dilakukan
baik yang berkaitan dengan aktivitas dasar mencakup gerakan lokomotor
dan keterampilan manipulatif.
D. Alat Bantu (peraga)
Alat bantu (peraga) adalah alat yang digunakan pendidik dalam
menyampaikan pendidikan, alat peraga sangat penting dengan adanya alat
peraga ini maka bahan dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat tersebut
10
diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat
peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar
siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien. Di
bawah ini merupakan pengertian alat peraga menurut:
a. Tayar Yusuf (198V : V2) Alat peraga adalah alat yang dapat
memperdengarkan atau dapat memperagakan bahan-bahan tersebut,
sehingga murid-murid dapat menyaksikan langsung, mengamat-amati
dengan cermat, memegang atau merasakan bahan-bahan peragaan
pelajar itu.
b. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (NEA) dalam Nirvan Diana
(1992:2) bahwa media merupakan alat Bantu yang diperlukan oleh guru
dan siswa agar dapat memperjelas materi dan dapat lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar.
Menurut Ag. Suejono ( 1964:79) alat peraga dua dimensi hanya
menggunakan dua ukuran panjang dan lebar, umpamanya: gambar, bagan,
dan grafik, sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran
yaitu panjang, lebar, dan tinggi, umpamanya : “biasa menggunakan barang
tiruan yang mempunyai bentuk seperti barang sesungguhnya”. Alat peraga
yang di proyeksi adalah alat yang menggunakan proyektor sehingga gambar
nampak pada layar: a. Filem dan Televisi b. Slide dan Flem strip.
Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan bantuan siswa
itu sendiri yaitu membantu teman yang melakukan headstand dan tembok
11
E. Alat Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang
dipakai untuk mengerjakan sesuatu“. Alat merupakan bagian dari fasilitas
pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Dengan
alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang
materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa alat pembelajaran yang
digunaka adalah tiga buah matras tujuan untuk meningkatkan keberanian
siswa untuk melakukan sikap lilin dan meningkatkan pembelajaran
kemudian memperoleh hasil yang lebih baik dan dicapai dengan
sebaik-baiknya. Alat belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga buah
matras.
F. Keterampilan Gerak Dasar
Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan
dan tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak
yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998)
membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, 1)
lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.
Rusli (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah “gerak yang
digunakan untuk memudahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau
memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling”.
12
memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan,
memutar badan, mendorong dan menarik”. Sedangkan gerak manipualtif
adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan
kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain.Gerak manipulatif
ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya melempar,
menangkap dan menendang.
G. Belajar Motorik
Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen.
Seorang yang ingin memiliki keterampilan yang baik harus terlebih dahulu
mengembangkan unsur gerak, kemudian hal ini dapat dilakukan melalui
proses belajar dan berlatih. Lutan (1998) mengatakan “belajar adalah sebuah
prilaku yang relatif permanen sebagai akibat latihan atau pengalaman masa
yang lampau”. Berkaitan dengan belajar keterampilan motorik suatu proses
yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang relatif permanen
dalam reabilitasnya untuk merespon suatu gerak. Menurut Lutan belajar
motorik adalah “seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau
pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan dalam prilaku terampil”.
Adapun tahap dalam keterampilan motorik yaitu sebagai berikut:
a. Tahap kognitif “merupakan tahap awal dalam belajar motorik”dalam
tahap ini peserta didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan
dilakukan, kemudian harus memperoleh gambaran yang jelas baik
13
b. Tahap fiksasi pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan
peserta didik melalui latihan praktik secara teratur agar peubahan
prilaku gerak menjadi permanen, selama latihan peserta didik
membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang
dilakukan itu benar atau salah.
c. Tahap otomatis. Pada tahap otomatis, kontrol terhadap gerak semakin
tepat dan penampilan semakin konsisten serta cermat. Menurut
girimijoyo dalam priyono mengatakan “Secara psikologi hal ini dapat
diartikan bahwa pada diri peserta didik telah terjadi suatu kondisi
refleks bersyarat yaitu terjadi pengerahan tenaga mendekati pola gerak
reflek yang sangat efesien dan hanya akan melibatkan unsur unit yang
benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan”.
H. Senam Lantai
Senam lantai (flour exercise) adalah satu bagian dari rumpun senam, sesuai
dengan denga istilah Lantai, maka gerakan-gerakan senam yang dilakukan
di atas yang beralasan matras atau permadani atau sering juga disebut
dengan istilah latihan bebas, sebab pada waktu melakukan gerakan atau
latihannya pesenam tidak boleh menggunakan alat atau suatu benda, salah
materi pembelajaran senam lantai adalah headstand.
I. Headstand
Headstand (Berdiri dengan kepala) adalah sikap tegak dengan bertumpu
14
Cara melakukan gerakan sikap lilin sebagai berikut :
a. Sikap permulaan
Membungkuk
Bertumpu pada dahi dan tangan.
Dahi dan tangan membentuk segitiga sama sisi.
b. Gerakan
Angkat tungkai ke atas satu per satu bersamaan.
Panggul ke depan.
Punggung membusur.
Berakhir pada sikap badan tegak
Dan tungkai rapat lurus ke atas.
15
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan
dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman yang peneliti
tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah
menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan
penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan dikarenakan ada 3 kata
yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat di
terangkan, (1) Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu
objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu
suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti, (2) Tindakan menujuk
pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukukan dengan tujuan tertentu
dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus kegiatan siswa, dan (3)
Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang
kelas dalam penelitain, yang lebih sepesifik seperti yang lama dikenal dalam
bidang pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas
16
Pada penelitian tidakan ini berciri sebagai berikut:
a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual.
b. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah
dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik.
c. Dilakukan melalui putaran-putaran yang berspiral.
Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan
beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan,
pengamatan (0bservasi) dan tahap refleksi.
Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalaui putaran spiral
adalah penelitian yang melalui siklus-siklus berikut ini:
Gambar 2: Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993) dalam buku (Arikunto 1991:10V)
Keterangan gambar di atas :
Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
17
Tindakan
Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
Observasi
B. Rencana Penelitian
Pada penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian sampai tiga siklus (dua
kali pertemuan) kemudian di antara setiap siklusnya penelitian merencanakan
kegiatan tindakan berbeda pada setiap siklus, akan tetapi setiap siklus saling
berkaitan, setiap proses penelitian merupakan tindakan lanjutan dari siklus
penelitian sebelumnya.
C. Subjek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1
Karangbuah, Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 30
18
D. Tempat dan Waktu
a. Tempat penelitian
Di SD Negeri 1 Karangbuah, Tanggamus.
b. Pelaksanaan penelitian
Lama waktu yang dilakukan dalam penelitian satu bulan setengah dan
terdapat tiga siklus (enam kali pertemuan).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK
(penelitian kaji tindak) disetiap siklusnya, Menurut Freir and Cuning ham
dalam Muhajir (1997;V8) dijelaskan “Alat untuk ukur instrument dalam PTK
dikatakana valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi
untuk memecahkan masalah yang dihadapi”
Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar
hendstend, bentuk indikatornya adalah: (1) sikap permulaan(2) gerakan. (3),
19
Format Lembar Penilaian Keterampilan Gerak Dasar Headstand
Nama : ……….
1 Sikap permulaan Membungkuk
Bertumpu pada dahi dan tangan.Dahi
dan tangan membentuk segitiga sama
sisi.
Berakhir pada sikap badan tegak
Dan tungkai rapat lurus ke atas.
20
F. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya, selanjutnya
data dianalisis melalui tabulasi, presentase dan normatif. Tenik penilaian
dalam proses pembelajaran menggunakan penilaian kwantitatif untuk melihat
kualitas hasil tindakan disetiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:
%
P : Presentase keberhasilan
F : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar
N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
G. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Headstand
1. Siklus Pertama
a. Rencana
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti,
penutup.
2. Menyiapkan alat-alat berupa matras dan instrumen yang dibutuhkan
untuk mengobservasi tindakan.
21
b. Tindakan
1. Memberikan penjelasan kepada siswa terlebih dahulu tentang
headstand setelah itu siswa diberi cuntoh gerakan headstand yang
benar dari sikap permulaan dan gerak pelaksanaan kemudian siswa
perintahkan untuk mencoba terlebih dahulu.
2. Siswa melakukan gerak dasar headstand dengan menggunakan
matras dan media karton yang bergambar gerak dasar head stand.
3. Setiap siswa melakukan gerakan secara bergantian dan minimal
setiap anak melakukan V kali pengulangan .
c. Observasi
1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan waktu
pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi
d. Refleksi
1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua
2. Siklus kedua
a. Rencana
1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes senam
lantai.
2. Menyiapkan alat berupa matras dan yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan
22
b. Tindakan
1) Siswa dibariskan dan diperintahkan untuk melakukan headstand.
2) Siswa melakukan gerak dasar headstand secara bergantian dengan
dan bersandar pada dinding yang sudah dipasang matras untuk
membiasakan siswa melakukan gerak dasar headstand sendiri
dengan benar tanpa dibantu oleh teman atau guru.
3) Siswa diberikan kesempatan melakukan pengulangan.
4) Siswa melakukan headstand dengan benar dari sikap permulaan
dan gerak pelaksaan.
c. Observasi
1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan
waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase
keberhasilan sehingga dapat disimpulkan.
d. Refleksi
1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga
3. Siklus Ketiga
a. Rencana
1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes senam
lantai.
2. Menyiapkan alat berupa matras, dan menggunakan pipa paralon
yang di pegang antara sudut satu dengan sudut yang lain oleh dua
orang,serta menyiapkan peralatan yang berkaitan dengan proses
23
3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan
mengobservasi tindakan.
b. Tindakan
1. Siswa di beri contoh melakukan gerakan headstand, dan kaki harus
mengenai paralon yang di pancangkan dan di pegang, dan
diperintahkan untuk melakukan headstand.
2. Siswa melakukan gerak dasar headstand secara bergantian dan
beralaskan matras. untuk membiasakan siswa melakukan gerak
dasar headstand sendiri dengan benar tanpa dibantu oleh teman
atau guru.
3. Siswa diberikan kesempatan melakukan pengulangan.
4. Siswa melakukan headstand dengan benar dari sikap permulaan
dan gerak pelaksaan.
c. Observasi
1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu
pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase
keberhasilan sehingga dapat disimpulkan.
d. Refleksi
1. Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes headstand dan
33
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dengan penggunaan dengan bantuan media karton yang bergambar gerak
dasar head stand pada siklus pertama dapat memperbaiki dan
meningkatkan gerak dasar head stand pada siswa kelas V SD Negeri 1
Karangbuah, Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Dengan penggunaan dengan bantuan Guru pada siklus kedua dapat
memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar head stand pada siswa kelas
V SD Negeri 1 Karangbuah, Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012.
3. Dengan penggunaan dengan bantuan teman pada siklus kedua dapat
memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar head stand pada siswa
kelas V SD Negeri 1 Karangbuah, Tanggamus
34
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Kepada para guru pendidikan jasmani, alat bantu pembelajaran ini dapat
dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar
head stand.
2. Untuk siswa Kelas V SD Negeri 1 Karangbuah, Tanggamus agar selalu
berupaya meningkatkan gerak dasar head stand.
35
DAFTAR PUSTAKA
Ali Nur. (2006). Belajar Gerak (makalah). Menpora, Yogyakarta.
Anonimus. 2008. Format Penelitian Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Arikunto DKK. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Jubiidi Ade. 2010. Bentuk Metode Latihan Senam Artistik. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Lutan Rusli dan Agung Suherman. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes, Depdikbud, Jakarta.
Mahendra Agus. 2001. Pembelajaran Senam. Depdiknas. Jakarta.
Mahendra Agus. 2002. Pembelajaran Senam Disekolah Dasar. Depdiknas. Jakarta.
Muhajir, 2003. Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani. Bandung: Yudhistira.
Pamungkas. 1999. Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. EYD. Surabaya: Giri Surya.
Riduwan, (200V) Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan Dan Peneliti Pemuda.
36