( Studi Kasus Pada UKM Marun Aromaterapi )
Oleh
KASMAN SYARIF
H24087097
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
RINGKASAN
KASMAN SYARIF. H24087097. Analisis Kelayakan Usaha Produk Minyak Aromatik Merek Flosh (Studi Kasus Di UKM Marun Aromaterapi), Bogor. Di bawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI.
Kehadiran minyak angin generasi baru, minyak angin aromatherapy saat ini merubah pandangan tentang kegunaan dari produk minyak angin biasa menjadi barang yang terkesan lebih eklusif dan lebih modern dengan kemasan roll on. Hal ini melatar belakangi para pengusaha minyak angin aromatik untuk mendirikan usaha ini. Produk minyak angin aromatherapygenerasi baru, memiliki bermacam varian aroma yang memanjakan penggunanya, sehingga produk baru ini laris dipasaran. Pendirian usaha minyak angin aromatik oleh pelaku usaha termasuk UKM Marun Aromaterapi merupakan sebuah solusi untuk memenuhi permintaan akan produk ini, maka diperlukan studi kelayakan untuk mengetahui kelayakan usaha yang dimaksud. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis tingkat kelayakan pengembangan usaha pada Marun Aromaterapi pada saat ini apabila ditinjau dari berbagai aspek non keuangan (yuridis, pasar, manajemen, teknikal, dan lingkungan); (2) Menganalis tingkat kelayakan pengembangan usaha Marun Aromaterapi apabila dilihat dari aspek keuangan ; (3) Menganalisis tingkat kepekaan (sensitivitas) pada Marun Aromaterapi, apabila terjadi perubahan bahan baku, kombinasi kenaikan bahan baku dan penentuan harga jual ke konsumen,
Penelitian ini dilakukan di UKM Marun Aromaterapi yang terletak di Jl. Cimanggu Kecil No. CC 3 Komplek Puslitbangtri Bogor. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis usaha berdasarkan nilai IRR, PI, NPV, BEP, PP, R/C Ratio dan analisis sensitivitas.
(Studi Kasus Di UKM Marun Aromaterapi)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
KASMAN SYARIF
H24087097
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPERTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Judul
: Analisis Kelayakan Usaha Produk Minyak Aromatik Merek
Flosh (Studi Kasus Di UKM Marun Aromaterapi)
Nama
: Kasman Syarif
NIM
: H24087097
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
(Farida Ratna Dewi, SE.MM)
NIP. 19710307 200501 2 001
Mengetahui,
Ketua Departemen
(Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc)
NIP. 1961101231986011002
iii
Penulis dilahirkan pada tanggal 04 Juni 1986 di Simpang, kp.padang Kec.
Bonjol Kab. Pasaman, Sumbar. Penulis adalah anak ke enam dari enam bersaudara. Penulis lulus tahun 1999 dari SD Negeri 27 Simpang, Sumbar. Melanjutkan ke MTsN 1 Bonjol, Sumbar. Selama sekolah di MTsN, penulis pernah menjabat sebagai Ketua OSIS. Saat kenaikan kelas tiga penulis pindah
sekolah ke SLTP Negeri 11 Kota Bogor dan lulus pada tahun 2002. Penulis lulus dari SMU Negeri 2 Kota Bogor pada tahun 2005. Penulis juga tetap aktif di organisasi Rohis SMUNDA Bogor. Melanjutkan kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB), Program Diploma Perencanaan Pengendalian Produksi Manufaktur/
Jasa dan lulus pada tahun 2008.
Penulis tetap aktif selama kuliah di diploma di organisasi Rohis sebagai Sekretaris dan juga aktif di organisasi BEM-J Diploma dan menjabat sebagai Mahkamah Organisasi. Tahun 2008 penulis melanjutkan kuliah di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya.
Skripsi ini berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Produk Minyak Aromatik Merek Flosh (Studi Kasus Di UKM Marun Aromaterapi)”, Bogor. Dalam menyelesaikan Skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan dorongan dari semua pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Farida Ratna Dewi,SE.MM selaku dosen pembimbing yang telah memberikan nasihat dan bimbingan kepada penulis dengan penuh semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Pegawai dan staf sekretariat Program Sarjana Alih Jenis Manajemen yang selalu menjebatani setiap kegiatan perkuliahan dan masa bimbingan.
3. Segenap anggota keluarga Dr.Ir.H.Darwis SN dan Ibuku Rahmah Darwis yang telah memberikan dukungan moral dan materil, semua kakak-kakakku yang
telah memberikan semangat.
v
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA... 5
2.1. Definisi Obat ... 5
2.1.2 Bahan Baku Minyak Angin Aromatherapy... 5
2.2.2 Industri Minyak Angin ... 5
2.2. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis ... 6
2.3. Pengertian Produk ... 6
2.4. Klasifikasi produk ... 7
2.5. Keputusan Merek ... 7
2.6. Pengemasan dan Label ... 7
2.7. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis... 8
2.1.7 Aspek Pasar dan Pemasaran... 8
2.2.7 Aspek Teknik dan Teknologi ... 9
2.3.7 Aspek Manajemen... 9
2.4.7 Aspek Sumber Daya Manusia... 10
2.5.7 Aspek Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik... 10
2.6.7 Aspek Finansial... 11
2.7.7 Analisis Kriteria Investasi... 12
2.8.7 Analisis Sensitivitas... 12
2.9.7 Penelitian Terdahulu... 13
III. METODE PENELITIAN ... 15
vi
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17
3.3. Metode Pengumpulan Data... 17
3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 17
3.5. Asumsi ... 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 21
4.1. Sejarah Pendirian Usaha Marun Aromaterapi (Flosh Minyak Angin Aromatherapy) ... 21
4.2. Gambaran Umum Perusahaan... 23
4.3. Analisis Kelayakan Usaha Marun Aromaterapi... 23
4.3.1 Aspek Yuridis... 23
4.3.2 Aspek Teknikal... 24
4.3.3 Aspek Pasar dan Pemasaran... 27
4.3.4 Aspek Manajemen ... 31
4.3.5 Aspek Lingkungan... 32
4.3.6 Analisis Keuangan... 32
4.3.7 Analisis Kriteria Investasi... 35
1.Net Present Value(NPV) ... 36
2.Internal Rate of Return(IRR)... 36
3.Net Benefit/Cost(Net B/C)... 36
4.Breack Even Poin(BEP) ... 37
5.Payback Period(PBP)... 37
4.3.8 Analisis Sensitivitas... 37
a. Kenaikan Harga Bahan Baku... 37
b. Penurunan Harga Jual Produk ... 38
vii
No. Halaman
1. Peralatan yang digunakan dalam memproduksi Minyak Angin Aromatherapy
pada UKM Marun Aromaterapi... 26
2. Klasifikasi perhitungan bagi hasil dari keuntungan bersih penjualan produk. 32 3. Proyeksi Analisis Usaha Pembuatan Minyak Angin Marun... 33
4. Nilai R/C ratio, Break Even Poin(BEP), dan Payback Period ... 34
5. Kebutuhan Modal Kerja dan Investasi Marun Aromaterapi... 34
6. Nilai kriteria penilaian investasi Marun Aromaterapi... 37
7. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi Akibat Kenaikan Harga Bahan Baku Sebesar 9 persen dan 10 persen... 38
8. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi Akibat Penurunan Harga Jual Produk Sebesar 20 persen dan 21 persen... 39
viii
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
ix
No. Halaman
1. Kuesioner penelitian ... 42
2. Asumsi untuk analisis keuangan usaha marun aromaterapi ... 45
3. Biaya investasi usaha marun ... 46
4. Biaya variabel usaha marun aromaterapi ... 48
5. Proyeksi produksi dan pendapatan usaha marun aromaterapi ... 48
6. Biaya tetap usaha marun aromaterapi ... 49
7. Proyeksi rugi laba usaha (Rp) pada usaha marun aromaterapi... 50
8. Proyeksi arus kas usaha marun aromaterapi ... 51
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan ekonomi dewasa ini, menyebabkan makin
meningkatnya kebutuhan manusia akan berbagai jenis barang dan jasa. Hal ini
karena kebutuhan dan selera konsumen yang berubah, teknologi baru, daur hidup
produk yang pendek dan persaingan yang semakin meningkat sehingga banyak
produsen yang bersaing dalam menciptakan produk baru untuk mengikuti selera
konsumen. (www.sipfarma.com 2010) Terdapat delapan macam produk minyak
angin aromatherapy merek X berbeda di pasaran. Produk minyak angin
aromatherapy merek X hanya memiliki satu aroma saja. Selain itu juga adanya
perubahan daya beli masyarakat yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.
Adanya pergeseran pola pikir masyarakat tentang produk minyak angin yang
dulunya hanya mementingkan khasiat sebagai obat masuk angin yang beraroma
bau, seperti cap kapak, telah bergeser kepada trend baru yang muncul, disaat
beredarnya produk generasi baru minyak angin aromatherapy dengan berbagai
pilihan aroma. Dengan adanya pilihan terhadap tipe aroma yang ditawarkan oleh
produsen, konsumen dapat memilih aroma sesuai selera dan kebutuhannya. Harga
perbotol minyak angin aromatherapy ini, yang harus dibayarkan oleh konsumen
cukup terjangkau, berkisar antara Rp.15.000,- hingga Rp.24.000,- untuk pasar
dalam negeri. Melihat keadaan seperti ini, maka industri seperti minyak angin di
Indonesia dapat berkembang dan tumbuh dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh
berubahnya pola pemakaian obat masuk angin ini yang tadinya hanya
mementingkan fungsinya saja bergeser kepada kemasan roll on dan beraroma
seperti minyak wangi.
Lahirnya merek Flosh minyak angin aromatherapy diluncurkan pada
pertengahan bulan April 2010, UKM Marun Aromaterapi selaku produsen baru,
yang bergerak dibidang produksi minyak angin aromatherapy melihat peluang
pasar produk sejenis yang ada dipasaran dengan merek dagang X. Menyadari
keadaan pasar tersebut, UKM Marun Aromaterapi membuat formula baru dengan
di pasaran. Minyak angin aromatherapy generasi baru dengan aroma yang lebih
bervariasi dan harga yang bersaing diproduksi oleh UKM Marun Aromaterapi
untuk memenuhi selera konsumen terhadap varian baru minyak angin
aromatherapyyang sudah beredar terlebih dahulu dipasaran.
1.2. Rumusan Masalah
Usaha produksi minyak angin aromatherapy merek Flosh pada UKM Marun
Aromaterapi di Bogor mulai dirintis sejak pertengahan bulan April 2010, namun
awal produksi perbulannya belum stabil karena masih melihat peluang pasar dari
produk itu sendiri dengan kapasitas produksi saat itu dibawah 1000 botol/bulan
dan diperuntukan sebagian produk yang diproduksinya sebagai biaya promosi
karena produk ini dibagikan secara gratis kepada keluarga terdekat, teman kantor,
dan para distributor/agen maupun toko obat, produk ini bermerek dagang Flosh
dan menggunakan modal pribadi pemilik, dimana sejak saat itu hanya
memproduksi untuk memenuhi permintaan pasar sekitar Bogor. Seiring tingginya
minat pasar terhadap produk minyak angin aromatherapy generasi baru ini, maka
dengan berjalannya waktu hingga saat ini, permintaan minyak angin
aromatherapymerek Flosh semakin meningkat dari berbagai daerah yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia seperti daerah Aceh, Medan, Padang, Bukittinggi,
Riau, Lampung, Jakarta, Bogor, Bandung, Malang, NTT, Samarinda, Sulawesi
dan Papua.
Melihat prospek pasar yang cukup bagus Marun Aromaterapi sebagai UKM
yang memproduksi minyak angin aromatherapy meluncurkan tiga aroma baru
yang berbeda dari produsen lainnya yang hanya memiliki satu aroma mindsaja.
Dengan adanya aroma baru yang di tawarkan oleh Marun seperti aroma daun
yaitu aroma green tea, aroma lemon, aroma buah apple dan aroma bunga
lavender, telah dapat menjawab permintaan konsumen akan adanya variasi atau
pilihan aroma baru untuk menghindari kejenuhan terhadap aroma yang ada
sebelumnya. Sebelumnya UKM Marun Aromaterapi belum pernah melakukan
studi kelayakan pengembangan usaha, dimana UKM Marun Aromaterapi hanya
melihat dari segi pasar produk yang beredar dan data penjualan, atas dasar
tersebut dalam penelitian ini penulis akan melakukan analisa kelayakan
3
diproduksi oleh UKM Marun Aromaterapi. Karena dengan adanya studi
kelayakan usaha akan mengkaji semua aspek-aspek non keuangan, keuangan dan
analisisis sensitivitasnya. Dari latar belakang yang telah diutarakan maka
perumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kelayakan pengembangan usaha pada Marun
Aromaterapi pada saat ini apabila ditinjau dari berbagai aspek non
keuangan (yuridis, pasar, manajemen, teknikal, dan lingkungan) ?
2. Bagaimana tingkat kelayakan pengembangan usaha Marun Aromaterapi
apabila dilihat dari aspek keuangan ?
3. Bagaimana tingkat kepekaan (sensitivitas dalam persentase) pada Marun
Aromaterapi, terhadap kombinasi kenaikan bahan baku dan penentuan
harga jual ke konsumen, distributor, dan agen ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis tingkat kelayakan pengembangan usaha pada Marun
Aromaterapi pada saat ini apabila ditinjau dari berbagai aspek non
keuangan (yuridis, pasar, manajemen, teknikal, dan lingkungan).
2. Menganalis tingkat kelayakan pengembangan usaha Marun Aromaterapi
apabila dilihat dari aspek keuangan.
3. Menganalisis tingkat kepekaan (sensitivitas) pada Marun Aromaterapi,
apabila terjadi perubahan bahan baku, kombinasi kenaikan bahan baku dan
penentuan harga jual ke konsumen, distributor, dan agen.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan sebagai bahan masukan atau pertimbangan yang dapat
digunakan sebagai dasar membuat kebijaksanaan mengenai
pengembangan usaha selanjutnya.
2. Bagi pihak lain diharapkan dapat menjadi suatu sumbangan pemikiran dan
pengetahuan di bidang studi kelayakan usaha minyak angin aromatherapy.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, serta untuk menjaga
dilakukan beberapa batasan. Adapun ruang lingkup penelitian ini berfokus pada
kegiatan usaha yang dilakukan oleh Marun Aromaterapi. Selanjutnya pembahasan
mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai aspek non keuangan (pasar, manajemen, keuangan,
teknikal, yuridis dan lingkungan), menggunakan metoda analisis usaha aspek
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Obat
Menurut Kep. MenKes RI No. 193/Kab/B.VII/71. “Obat ialah suatu bahan
atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan
diagnosis, mencegah, mengurangkan,menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau
hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan
manusia’.
2.1.2 Bahan Baku Minyak Angin Aromatherapy
Menurut Ketaren (1985), minyak Atsiri yang disebut juga minyak eteris,
minyak terbang atau essential oil dipergunakan bahan dalam industri misalnya
pada industri farfum, kosmetik, industri farmasi. Peranan minyak atsiri di
kehidupan manusia telah mulai sejak beberapa abad silam. Minyak yang terdapat
dalam alam dibagi menjadi 3 golongan yaitu minyak mineral (mineral oil),
minyak nabati dan hewani yang dapat dimakan (edible fat) dan minyak atsiri
(essential oil). Minyak Atsiri dalam industri digunakan untuk pembuatan
kosmetik, farfum, antiseptic, obat-obatan, dalam bahan pangan atau minuman dan
sebagai pecampur rokok kretek.
2.2.2 Industri Minyak Angin
Menurut www.sipfarma 2010, produk minyak Angin Aromatherapysudah
beredar sekitar 4 tahun yang lalu, namun masyarakat masih kurang mengenalnya,
hal ini di karenakan mungkin dari segi pemasaran yang belum efektif dari pihak
perusahaan, kemasannya yang berbeda dengan yang lain seperti minyak angin cap
kapak, ditambah lagi dengan aromanya. Sepertinya produk Minyak Angin
aromatherapy baru banyak beredar di daerah Jawa. Minyak Angin aromatherapy
adalah minyak angin aromatik yang dikemas dalam botol rool on8 ml, dan unik.
Jadi produk ini memiliki dua keunikan, yaitu minyak angin dengan tambahan
aromatherapy dan kemasan rool on. Kandungan Minyak Angin Aromatherapy
adalah Menthol, Champhor dan Essential dengan kombinasi tertentu, yang
2.2. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis
Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis, ada beberapa tahapan studi
yang hendak dikerjakan. Tahapan-tahapan yang dikerjakan ini bersifat umum
seperti di bawah ini.
1. Penemuan Ide. Produk yang akan dibuat haruslah laku dijual dan menguntungkan. Oleh karena itu, penelitian terhadap kebutuhan pasar dan
jenis produk dari proyek harus dilakukan. Produk dibuat untuk memenuhi
kebutuhan pasar yang masih belum dipenuhi.
2. Tahapan Penelitian. Dimulai dengan mengumpulkan data, lalu mengolah data berdasarkan teori yang relevan, menganalisis dan
menginterpresentasikan hasil pengolahan data dengan alat analisis yang
sesuai, menyimpulkan hasil sampai pada pekerjaan membuat laporan hasil
penelitian tersebut.
3. Tahap Evaluasi. Pertama, mengevaluasi usulan proyek yang didirikan; kedua, mengevaluasi proyek yang sedang dibangun; dan ketiga
mengevaluasi bisnis yang telah dioperasionalkan secara rutin.
4. Tahap Pengurutan. Usulan yang Layak. Membuat prioritas dari sekian banyak rencana bisnis.
5. Tahap Rencana Pelaksanaan. Menentukan jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga
pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen,
dan lain-lain.
6. Tahap Pelaksana.Setelah semua pekerjaan telah selesai disiapkan, tahap berikutnya adalah merealisasikan pembangunan proyek tersebut.
2.3. Pengertian Produk
Pengertian produk menurut Kotler (2005) produk adalah apapun yang
dapat ditawarkan untuk pasar yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan
tertentu. Produk yang dipasarkan dapat berupa barang, jasa, pengalaman orang,
7
2.4. Klasifikasi produk
Kotler (2005), menyatakan bahwa produk dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok berdasarkan daya tahan dan keterlihatannya :
1. Barang-barang cepat habis (nondurable goods) merupakan atau
barang terlihat yang biasanya dikonsumsi karena satu atau manfaat
lebih.
2. Barang-barang tahan lama (durable goods) adalah barang yang terlihat
memiliki banyak kegunaan contohnya lemari es.
3. Jasa (service) adalah produk yang tak terlihat, tak terpisahkan,
beragam dan cepat ditinggalkan.
2.5. Keputusan Merek
Kotler (2005), merek didefinisikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol,
atau desain atau kombinasinya yang ditujukan agar dapat mengenali barang atau
jasa dari satu atau sekolompok penjual dan membedakannya dari produk dan jasa
para pesaing. Merek berbeda dengan asset lainya seperti hak paten atau hak cipta,
yang memiliki tanggal kadarluasa.
Merek merupakan simbol yang bias menyampaikan enam tingkat pesan, yaitu :
1. Sifat (Attribut), contoh menunjukkan mobil kelas mahal.
2. Manfaat (benefit), contoh tahan lama.
3. Nilai (values), keamanan dan pretise yang tinggi.
4. Budaya (culture).
5. Kepribadian (personalty).
6. Pengguna (user), merek juga juga bisa menggambarkan konsumen
seperti apa yang membeli produk tersebut.
2.6. Pengemasan Dan Pelabelan
Pengemasan (packaging) didefinisikan sebagai semua kegiatan merancang
dan memproduksi wadah untuk sebuah produk. Kemasan yang dirancang dengan
baik dapat menciptakan nilai tambah dan promosi. Pelabelan bisa jadi etiket
sederhana yang ditempel pada produk atau grafik yang secara cermat didesain
sebagai bagian dari kemasan. Label tersebut bisa hanya memuat nama merek atau
ciri khas produk yang di pasarkan, konsumen akan lebih tertarik membeli produk
dengan kemasan dan pelabelan yang bagus, dibandingkan dengan produk tanpa
kemasan.
2.7. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
2.1.7 Aspek Pasar dan Pemasaran
Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada bisnis yang
berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa. Aspek pasar bertujuan antara
lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan
market-share dari produk bersangkutan. Bagaimana kondisi persaingan antar
produsen dan siklus hidup produk juga penting untuk dianalisis. Permintaan dapat
diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai
kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Penawaran diartikan
sebagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga.
Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran :
1. Harga barang-barang lain. Pada permintaan barang, ada yang saling
bersaing (jika merupakan barang pengganti) dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
2. Biaya faktor produksi.
3. Tujuan perusahaan. Jika tujuan perusahaan adalah memaksimumkan
keuntungan, dapat saja ia tidak berusaha menggunakan kapasitas
produksinya secara maksimal, tetapi pada tingkat kapasitas yang
memaksimumkan keuntungannya.
(Rangkuti,1997) Kemampuan analisis pemasaran sangat penting untuk
keberhasilan perusahaan. Jika suatu perusahaan dapat menjual lebih banyak
produk yang sama, dengan kualitas yang sama, dengan harga yang lebih mahal,
atau dapat mengembangkan produk baru yang lebih berhasil, perusahaan tersebut
relatif telah berhasil menggunakan kemampuan analisis pemasarannya.
Evaluasi parameter pemasaran meliputi :
1. Lingkungan pemasaran, seperti pasar, konsumen, kesan, pesaing,
kecenderungan ekonomi, iklim usaha, dan konsisi sosial serta perubahan.
2. Kegiatan pemasaran, seperti produk, harga, saluran distribusi, iklan, penjualan
9
3. Manajemen pemasaran, seperti tujuan, organisasi, pengendalian, dan program.
Bauran pemasaran adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari
4P yakni :
1. Product (produk) adalah barang atau jasa yang dapat diperjual belikan.
Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah
pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Dalam
tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam
manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai
barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil
pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.
2. Price (harga) adalah suatu nilai tukar yang bisa di samakan dengan uang
atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa
bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
3. Place(tempat, termasuk juga distribusi)
4. Promotion (promosi) adalah upaya untuk memberitahukan atau
menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon
konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya
promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka
penjualan.
2.2.7 Aspek Teknik dan Teknologi
(Umar,2009) Manajemen operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan
manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi,
pengarahan dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Ada tiga masalah
pokok yang dihadapi perusahaan yaitu masalah penentuan posisi perusahaan,
masalah desain dan masalah operasional.
Proses pemilihan teknologi untuk produksi, penentuan kapasitas produksi
yang optimal, letak pabrik dan layout-nya dan letak usaha. Rencana pengendalian
persedian bahan baku dan barang jadi. Pengawasan kualitas produk, baik dalam
bentuk barang ataupun jasa.
2.3.7 Aspek Manajemen
Tujuan aspek manjemen adalah untuk mengetahui apakah pembagunan
sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya. Tiga bentuk
perencanaan :
a) Perencanaan Jangka Panjang. Perencanaan semacam ini menjangkau
waktu sekitar 20-30 tahun kedepan.
b) Perencanaan Jangka Menengah. Biasanya akan menjangkau waktu
sekitar 3-5 tahun. Perencanaan jangka panjang akan di pecah-pecah
menjadi beberapa kali pelaksanaan perencanaan jangka menengah.
c) Perencanaan Jangka Pendek. Perencanaan waktu ini akan menjangkau
watu paling lama satu tahun. Perencanaan ini lebih konkret dan rinci.
2.4.7 Aspek Sumber Daya Manusia
(Umar,2009) Studi aspek sumber daya manusia bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi bisnis diperkirakan
layak dari ketersediaan SDM. Analisis jumlah karyawan yang dibutuhkan,
penentuan deskripsi pekerjaan, produktivitas kerja, program pelatihan dan
pengembangan, penentuan prestasi kerja dan konpensasi, perencanaan karier,
keselamatan dan kesehatan kerja dan mekanisme PHK.
(Simamora,2004) Manajemen sumber daya manusia adalah
pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan
individu anggota organisasi atau kelompok karyawan. Ada empat hal penting
yang berkaitan dengan sumber daya manusia :
a) Penekanan yang lebih dari biasanya terhadap pengintegrasian berbagai
kebijakan.
b) Tanggung jawab pengelolaan tidak hanya terletak pada majaner khusus.
c) Perubahan fokus dari hubungan serikat pekerja-manajemen menjadi hubungan
manajemen karyawan.
d) Terdapat aksentuasi pada komitmen dan melatih inisiatif di mana manajer
berperan sebagai pengerak dan fasilitator.
2.5.7 Aspek Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik
Aspek ekonomi, cukup banyak data makroekonomi yang tersebar di berbagai media yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dimafaatkan
perusahaan. Data makroekonomi tersebut banyak yang dapat dijadikan sebagi
11
studi kelayakan bisnis. Misalnya: PDB, investasi, inflasi, kurs valuta asing, kredit
perbankan, aggaran pemerintah, pengeluaran pembangunan, perdagangan luar
negeri.
Aspek sosial, hendaknya bisnis memiliki manfaat-manfaat sosial yang hendaknya diterima oleh masyarakat seperti :
a) Membuka lapangan kerja baru
b) Meningkatkan mutu hidup
c) Melaksanakan alih teknologi (peningkatan skillpekerja)
d) Pengaruh positif, semakin baiknya lingkungan fisik seperti jalan, jembatan
dan lingkungan psikis mereka.
diciptakan pemerintah akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu
produk, baik itu produk barang atau jasa.
2.6.7 Aspek Finansial
Konsep cost of capital (biaya-biaya untuk menggunakan modal)
dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing
sumber dana yang dipakai dalam investasi. Aspek finansial merupakan suatu
gambaran yang bertujuan untuk menilai kelayakan suatu usaha untuk dijalankan
atau tidak dijalankan dengan melihat dari beberapa indikator yaitu keuntungan,
R/C Ratio, Break Event Point (BEP) dan Payback Period (PP) yang dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Keuntungan suatu perusahaan didapatkan dari hasil penjualan produk setelah
dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memproduksi produk tersebut. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui
besarnya keuntungan dari usaha yang dilakukan dan semakin besar
keuntungan maka semakin bagus.
2. Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C Ratio), bertujuan untuk melihat
seberapa jauh biaya yang digunakan dalam kegiatan usaha yang dilakukan
dapat memberikan nilai penerimaan sebagai manfaatnya.
3. Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan
aliran kas, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa lama modal yang telah
4. BEP (Break Event Point) analisis ini bertujuan untuk mengetahui sampai
batas mana usaha yang dilakukan bias memberikan keuntungan atau pada
tingkat tidak rugi dan tidak untung. Estimasi ini digunakan dalam kaitannya
antara pendapatan dan biaya.
2.7.7 Analisis Kriteria Investasi
Menurut Umar,(2009) studi kelayakan terhadap aspek keuangan perlu
menganalisis bagaimana prakiraan aliran kas akan terjadi. Beberapa kriteria
investasi yang digunakan untuk menentukan diterima atau tidaknya sesuatu
usulan usaha sebagai berikut :
1. Net Present Value (NPV) merupakan ukuran yang digunakan untuk
mendapatkan hasil neto (net benefit) secara maksimal yang dapat dicapai
dengan investasi modal atau pengorbanan sumber-sumber lain. Analisis ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yag diperoleh selama umur
ekonomi proyek. Proyek dinyatakan layak dilaksanakan jika nilai B/C Rasio
yang diperoleh lebih besar atau sama dengan satu, dan merugi dan tidak
layak dilakukan jika nilai B/C Rasio yang diperoleh lebih kecildari satu.
2. Net Benefit/ Cost Ratio, perbandingan antara present valuedari net benefit
positif dengan present valuedari net benefitnegative. Analisis ini bertujuan
untuk mengetahui berapa besarnya keuntungan dibandingkan dengan
pengeluaran selama umur ekonomis proyek.
Analisis sensitivitas dapat digunakan untuk menunjukkan bagian-bagian
yang peka memerlukan pengawasan yang lebih ketat untuk menjamin hasil yang
diharapkan akan lebih menguntungkan perekonomian. Membantu menemukan
variabel (unsur) input atau output yang sangat berpengaruh dalam proyek
sehingga dapat menentukan hasil usaha dan juga dapat membantu mengarahkan
perhatian orang pada unsur input atau output yang penting untuk memperbaiki
13
2.9.7 Penelitian Terdahulu
Yulianto (2009), melakukan penelitian Analisis Pengembangan Usaha dan
Kredit Usaha Pembuatan Sandal Wanita (Studi Kasus Pengrajin Sandal Wanita
Indra Jaya Ciomas Bogor). Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti kelayakan
usaha dan pengembangan usaha dengan menggunakan analisis usaha, analisis
kriteria investasi dan analisis sensitivitas. Dari hasil penelitiannya, penulis
mengungkapkan bahwa apabila ditinjau dari segi berbagai aspek kelayakan usaha
layak untuk dilaksanakan, Usaha Indera Jaya layak untuk diberikan kredit sebagai
modal usaha dari pihak perbankan, yang berdasarkan pada laporan keuangan
(laporan laba rugi dan neraca) pada tahun 2008 dan juga hasil perhitungan rasio
keuangan. Didapatkan nilai NPV 175.781.905,- . Nilai Net B/C sebesar 1,53 dan
IRR 32,97 persen pertahun. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha
ini layak untuk dilakukan.
Zakaria (2010), melakukan penelitian Studi Kelayakan Bisnis
Pengembangan Usaha Isi Ulang Minyak Wangi Pada Usaha Perseorangan Boss
Farfum Bogor. Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti kelayakan usaha dan
pengembangan usaha dengan menggunakan analisis usaha. Hasil dari analisis
kelayakan pada aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan teknologi dan aspek
manajemen dan operasional menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk
dilaksanakan. Sedangkan hasil analisis aspek financial menunjukkan nilai NPV
positif (Rp. 57.494.38 5,-), nilai IRR 21 persen dimana nilai ini lebih besar dari
nilai suku bunga pinjaman yang diigunakan (13 %), Net B/C 1,24, BEP
Rp.391.161.287,- dan PBP 1,12 tahun yang bearti usaha ini sudah dapat menutupi
biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Semua perhitungan pada
analisis finansial juga menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan.
Muhamadjen (2008), menganalisis kelayakan Usaha Kapsul Ekstrak Di
Taman Sringanis Bogor (Kasus Untuk Esktrak Pegagan dan Sambiloto).
Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti kelayakan usaha dan pengembangan
usaha dengan menggunakan analisis usaha dan swiching value, usaha kapsul
ekstrak pegagan dan sambiloto ini di taman sringanis secara finansial layak
dilakukan. Hasil analisis kelayakan usaha tersebut menunjukkan nilai NPV
kapsul ekstrak pegagan daan sambiloto di taman sringanis masih layak untuk
dilaksanakan. IRR sebesar 31.07 persen, dibandingkan dengan tingkat diskonto
berlaku saat ini 16 % maka dari tingkat pengembalian modal usaha rumah jamu
ini layak dilaksanakan. NCBR sebesar 1.97 artinya setiap pengeluaran biaya
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Marun Aromaterapi yang bergerak di bidang produksi minyak angin
Aromatherapydidirikan untuk mengambil peluang yang ada dan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen akan produk ini yang digunakan sebagai obat masuk angin
yang memberikan aroma yang segar bagi pemakainya. Dalam pendirian usaha
produksi minyak angin aromatherapy pada UKM Marun Aromaterapi ini belum
pernah dilakukan analisis terhadap kelayakan setiap aspek dalam usahanya. Studi
kelayakan bisnis membahas mengenai kelayakan dari berbagai segi aspek
kelayakan bisnis yaitu, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan
operasional, aspek pasar dan pemasaran, serta aspek finansial atau keuangan.
Studi kelayakan bisnis dapat memberikan masukan mengenai target atau
pencapaian yang harus diwujudkan untuk mempertahankan kegiatan usaha yang
didirikan agar tetap berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Saat ini usaha
minyak angin aromatherapy sudah mulai banyak bermunculan dengan berbagai
merek dagang baru yang terdapat diberbagai toko di pasaran. Hal ini
menyebabkan persaingan yang harus dihadapi oleh UKM Marun Aromaterapi
untuk bisa bertahan dan bersaing dalam menjalankan usahanya.
Hal tersebut disadari dengan keinginan dari UKM Marun Aromaterapi untuk
membuat atau melakukan sebuah studi kelayakan usaha pada produksi minyak
angin aromatherapy yang dijalankan. Adapun harapan yang diharapkan dari
dibuatnya sebuah analisis tentang kelayakan usaha pada pendirian produksi
minyak angin aromatherapymerek dagang Flosh adalah agar dapat menimbulkan
rasa optimis dan rencana pengembangan usahanya kedepan, strategi yang akan
dilakukan untuk memajukan usaha produksi minyak angin aromatherapy merek
Flosh ini dimasa yang akan mendatang dan bermanfaat sebagai pedoman bagi
UKM Marun Aromaterapi untuk memperbaiki usahanya ke depan, sehingga dapat
memberikan kontribusi positif terciptanya usaha minyak angin aromatherapy
merek Flosh dalam memenuhi permintaan produknya di pasaran. Kerangka
17
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UKM Marun Aromaterapi Jln. Cimanggu Kecil
No. CC 3 Komplek Puslitbangtri Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini secara
sengaja, dengan pertimbangan bahwa Marun Aromaterapi yang merupakan
produsen minyak angin aromatik yang sangat memperhatikan kualitas produknya
sehingga dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Penelitian ini dilakukan mulai
bulan April-Mei 2011.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan seluruh data
yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara yang
meliputi :
1.Wawancara :
Pihak-pihak yang diwawancarai terutama adalah manajemen bagian produksi,
keuangan, pemasaran serta pihak lain yang berhubungan langsung dengan UKM
ini, guna memperoleh data primer ini akan diambil bentuk wawancara tidak
terstruktur dengan pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga memberikan
keleluasaan bagi responden untuk memberi pandangan secara bebas dan
memungkinkan peneliti untuk mengajukan perntanyaan secara mendalam.
2. Observasi
Melihat secara langsung obyek yang akan diteliti terutama terhadap
praktek-praktek yang dilakukan perusahaan.
3. Studi literatur dan kepustakaan
Bertujuan untuk dapat menganalisa secara teoritis terhadap masalah-masalah yang
berhubungan dengan penulisan dengan membaca skripsi, studi kepustakaan
dilakukan dengan membaca berbagai text book, jurnal jurnal pemasaran, artikel
artikel yang relevan, sumber-sumber lain guna memperoleh data sekunder.
3.4. Pengolahan dan Analisis Data
Informasi dan data yang di dapatkan dari dilakukannya penelitian ini,
diolah dan dianalisis. Analisis diawali dengan mengidentifikasi apa saja yang
Aromaterapi. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis usaha berdasarkan nilai IRR, PI, NPV, BEP, PP, R/C Ratiodan analisis
sensitivitas.
1. Break Even Point(BEP)
Penentuan titik impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan mendasarkan
pada persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah laba. Penentuan
titik impas dengan pendekatan grafis dilakukan dengan cara mencari titik
potong antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya dalam suatu
grafik yang disebut grafik impas. Penentuan titik impas dengan teknik
persamaan dapat dilakukan dengan dua cara yakni sebagai berikut:
a. Laba adalah sama dengan pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya atau
dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Y = cx – bx – a………(1)
Keterangan :
Y : Laba
a : Biaya tetap
b : Biaya variabel per satuan
c : Harga jual per satuan
x : Jumlah produk yang dijual
b. Persamaan dinyatakan dalam bentuk laporan rugi laba dengan metodevariabel
costing, persamaan tersebut berbentuk sebagai berikut:
Y = cx – bx – a………...….(2)
3. Net Present Value adalah perbedaan antara nilai sekarang dari benefit
(keuntungan) dengan nilai sekarang biaya, yang besarnya dapat dihitung
19
o
…...……(4)
Keterangan :
Bt = Benefitbruto proyek pada tahun ke –t
Ct = Biayabruto proyek pada tahun ke-t
n = Umur ekonomis proyek
i = Tingkat bunga modal (%)
t = Periode per tahun
Apabila dalam perhitungan NPV diperoleh lebih besar dari nol atau
positif, maka proyek yang bersangkutan diharapkan menghasilkan tingkat
keuntungan, sehingga layak untuk diteruskan. Jika nilai hasil bersih lebih kecil dari
nol atau negatif, maka proyek akan memberikan hasil yang lebih kecil dari pada
biaya yang dikeluarkan atau akan merugi (ditolak).
4. Internal Rate of Returndari suatu investasi adalah suatu nilai tingkat bunga
yang menunjukan bahwa nilai sekarang netto (NPV) sama dengan jumlah
seluruh ongkos investasi proyek. IRR dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
……….(5)
Keterangan :
I positif = Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV positif
I negatif = Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negative
NPV positif = NPV pada tingkat suku bunga i positif
NPV negatif = NPV pada tingkat suku bunga I negatif
Jika nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku
(IRR>1), maka suatu perencanaan proyek dinyatakan layak untuk dilanjutkan,
dan sebaliknya jika IRR<1, maka proyek ditolak.
5. Analisis Net B/C bertujuan untuk mengetahui beberapa besarnya keuntungan
dibandingkan dengan pengeluaran selama umur ekonomisnya. Adapun rumus
Keterangan :
Net B/C ≥ 1 : usaha layak dilaksanakan
Net B/C < 1: usaha tidak layak dilaksanakan
3.5. Asumsi
1. Usaha yang dilakukan adalah usaha mandiri. Dimana Marun
Aromaterapi membeli bahan baku setengah jadi dari pemasok untuk
dijual kembali ke konsumen. Umur proyek ditetapkan selama 3 tahun
karena dianggap telah dapat merepresentasikan kondisi usaha yang
dijalankan.
2. Biaya investasi di asumsikan dikeluarkan pada tahun ke-0.
3. Modal investasi awal berasal dari modal sendiri, dalam hal ini adalah
pembentukan Marun Aromaterapi berupa lahan usaha, bangunan, dan
peralatan yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha.
4. Daftar nilai investasi awal (lahan, bangunan, dan peralatan produksi)
adalah daftar harga sekarang (2011) berdasarkan keterangan pemilik
Marun Aromaterapi.
5. Biaya reinvestasi alat produksi dikeluarkan untuk alat produksi yang
memiliki umur teknis kurang dari 3 tahun.
6. Jangka waktu yang digunakan dalam perhitungan cash flow adalah
pertahun.
7. Tahun dasar analisa kelayakan usaha menggunakan data penjualan
Minyak Angin Aromaterapi dari marun .
8. Harga jual Flosh perbotol ditetapkan Rp. 18.000,- oleh Marun
Aromaterapi (harga tahun 2011).
9. Perhitungan biaya bahan baku mengikuti harga yang diberlakukan oleh
toko bahan pemasok (harga tahun 2011).
21
10. Harga seluruh input dan selama masa penelitian di asumsikan tetap
(harga bahan baku tahun 2011) dan perubahan yang terjadi
diperhitungkan dalam analisis sensitivitas.
11. Informasi perubahan (kenaikan/penurunan) harga pada analisis
sensitivitas didapatkan dari pemilik Marun Aromaterapi) dengan
mengacu pada tahun 2010 dan pada harga tahun 2011.
12. Faktor-faktor yang akan diteliti dalam analisis sensitivitas adalah
perubahan harga bahan baku, penurunan harga jual produk dan
kombinasi perubahan harga bahan baku serta harga jual produk.
Perubahan harga bahan baku dan harga jual akan memberikan dampak
yang besar dalam perhitungan cash flow.
13. Kegiatan produksi yang dilakukan oleh Marun Aromaterapi di
asumsikan tetap setiap bulannya berdasarkan siklus produksi flosh,
dengan kapasitas produksi flosh yaitu 3000 botol perbulan.
14. Peningkatan jumlah penjualan produk di asumsikan naik sebesar 9 %
pada setiap tahunnya.
15. Biaya promosi hanya dikeluarkan pada tahun pertama.
16. Hasil analisis finansial disajikan dalam cash flowpengembangan usaha.
17. Suku bunga yang dijadikan dasar dalam perhitungan analisis kelayakan
pada penelitian ini adalah suku bunga kredit Bank Mandiri yaitu sebesar
14 %.
18. Pajak penghasilan diasumsikan sebesar 0 %, karena UKM Marun
Aromaterapi belum memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Badan
4.1. Sejarah Pendirian Usaha Marun Aromaterapi (Flosh Minyak Angin Aromatherapy)
Marun Rumah Aromaterapi dimulai pada pertengahan tahun 2007,nama
pengurus dan penanggung jawab adalah Rahmi Fitria. Marun Aromaterapi
memiliki jumlah karyawan 2 orang pada awalnya menu yang dihadirkan adalah
jasa pijat refleksi dan body message dengan menggunakan essential oil
(aromatherapy), segmen pasar yang dibidik adalah kaum wanita dan terapis
semua adalah wanita. Usaha ini menghadirkan konsep sehat dan cantik dengan
aromatherapy,segarkan dan rawatlah tubuh anda dalam suasana home spa. Dalam
perkembangannya jasa pelayanan sudah mencakup kepada perawatan tubuh.
Sehubungan dengan lokasi usaha yang terletak didalam komplek perumahan
(bukan jalan utama) maka pemilik menyadari usaha ini akan berkembang dari
mulut ke mulut. Pada tahun 2010 usaha Marun Aromaterapi mulai dikembangkan
dengan memproduksi minyak angin aromatik dan balsam aromatik dimana
produksi perdananya pada awal pertengahan april 2010 kedua produk ini diberi
merk dagang “Flosh” Minyak angin bermanfaat untuk masuk angin, flu, pusing,
pegal, sekaligus memberikan sensasi kesegaran dengan wangi aroma, lavender,
green tea, apple, dan lemon. Produk ini muncul dengan slogan “Flosh Minyak
Aromatik Double Action” produk flosh aromatik berupa cairan dalam bentuk roll
ondengan volume 8 ml untuk setiap botol. Untuk menjaga kualitas produk, maka
fragrances (bahan baku) Impor dari Australia dan Eropa. Harga ecerannya di
patok adalah 18.000 per botolnya. Sedangkan ide minyak angin ini di produksi,
karena melihat hadirnya produk sejenis safe care, melihat potensi pasar yang
menjanjikan produk ini masih terbilang baru dan kebetulan ahli untuk minyak
atsiri di Indonesia adalah orang tua pemilik sendiri, maka formula ini di buat.
Tenaga ahli adalah pegawai negeri yang bekerja di Balittro (Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat) yang berada di pusat kampus penelitian pertanian
cimanggu Bogor, yang sudah alang melintang selama puluhan tahun dalam
23
juga bekerja sebagai konsultan lepas untuk berbagai perusahaan pemanfaatan
minyak atsiri.
Pemilik mendaftarkan usahanya ke Departemen Perindustrian pada tahun
2010, Perdagangan dan Koperasi (Deperindagkop) agar usaha ini memiliki
kekuatan hukum dan jaminan legalitas. Hal ini sejalan dengan kriteria UKM
menurut Inpres No. 10 tahun 1998, dimana suatu usaha harus memiliki segala
persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat dan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP). Marun Aromaterapi salah satu jenis perusahaan
perorangan, karena kepemilikannya dimiliki oleh satu orang, yang bermodal kecil,
terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja atau buruh yang
sedikit dan menggunakan alat produksi teknologi sederhana.
4.2. Gambaran Umum Perusahaan
Marun Aromaterapi berlokasi di Jln. Cimanggu Kecil No. CC 3 Komplek
Puslitbang dan merupakan perusahaan keluarga yang bergerak di bidang produksi
minyak angin aromatherpy. Dalam melakukan usahanya, Marun Aromaterapi
memiliki visi untuk menjadi produk yang dapat bersaing dan diserap oleh
konsumen di berbagai wilayah provinsi di Indonesia. Misi yang akan dijalankan
oleh Marun Aromaterapi adalah : (1) Menjaga kualitas bahan baku komponen
utama minyak angin; (2) Menggunakan botol yang berkualitas tinggi; (3)
Kemasan yang menarik dan terkesan mewah; (4) Membuka dan membina
distributor beserta agen sebanyak mungkin di setiap provinsi di Indonesia untuk
melayani permintaan.
4.3. Analisis Kelayakan Usaha Marun Aromaterapi 4.3.1 Aspek Yuridis
Marun Aromaterapi telah memiliki legalitas usaha yaitu dengan telah
memiliki surat-surat perijinan yang dibutuhkan oleh suatu usaha, seperti Surat Ijin
Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil No : 517/16/MIKRO/BBPPT/VIII/2010, Surat
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Perorangan No : 10.04.5.52.01418 dan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) Pribadi No Reg : 87.374.388.4-404.000. Nomor
Aromaterapi, sehingga tidak dikenakan pajak penghasilan bagi wajib pajak badan
usaha.
Lahan dan lokasi yang dipergunakan untuk kegiatan produksi oleh Marun
Aromaterapi telah memiliki legalitas hukum yang jelas. Karena dengan
dimilikinya Surat Izin Pendirian Bangunan, dan telah memiliki surat PBB (Pajak
Bumi dan Bangunan).
4.3.2 Aspek Teknikal
Aspek teknikal membicarakan mengenai bagaimana cara Marun
Aromaterapi mengelola kegiatan produksi baik alur produksi, peralatan yang
digunakan, kapasitas produksi, pengawasan kualitas, letak pabrik beserta tata letak
peralatan. Kegiatan produksi saat ini masih berada di Jln. Cimanggu Kecil
RT.01/11 Komp.Puslitbang Kav CC-3 Bogor, karena lokasi saat ini masih
menyatu dengan rumah tinggal, sehingga direncanakan pembuatan pabrik baru
yang khusus yang akan digunakan untuk proses produksi akan dipindahkan ke
lokasi baru yang mana bagunan pabrik baru ini, baru akan bisa digunakan dalam
jangka waktu 2-3 bulan kedepan. Pembuatan pabrik secara khusus juga menjadi
harapan Marun Aromaratepi untuk mendapatkan izin dari Badan Pengawasan
Obat dan Makanan (BPOM), karena diantara syarat untuk mendapatkan izin
BPOM sendiri harus memiliki tata letak peralatan mesin produksi, memiliki
kamar mandi karyawan pria dan wanita secara khusus. Penataan tata letak
peralatan yang digunakan dalam kegiatan produksi dikelompokkan berdasarkan
jenis pekerjaannya. Pengelompokkan peralatan dilakukan sesuai dengan alur
proses produksi minyak angin aromatik, sehingga akan mempermudah para
pekerja untuk mengambil bahan kerjaannya dan menyalurkannya setelah selesai
untuk tahap proses selanjutnya. Peralatan yang digunakan untuk produksi sudah
bagus, terlihat dengan adanya mesin pengaduk bahan baku utama, sedangkan
peralatan pengisian minyak angin kedalam botol masih sederhana karena belum
menggunakan mesin, tetapi masih menggunakan alat Gelas Ukur dan Suntikan
yang dibuat sedemikian rupa yang berfungsi untuk memasukan minyak angin ke
dalam botol yang memerlukan perlakuan khusus. Dalam pencatatan transaksi
untuk pembelian dan penjualan yang dilakukan di catat dalam buku berisi kolom
25
untuk pengolahan lebih lanjut seperti mengetahui jumlah pendapatan dan
pengeluaran, selain itu juga berfungsi sebagai data penyimpanan data (database)
bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Bahan baku (komposisi) yang digunakan untuk proses produksi minyak angin
aromatik adalah Menthol, Methyl Salicylate, Camphor, Essential Oils,
Fragrances, Carrier yang diperoleh dari pemasok tetap dan memiliki kualitas
yang telah terjamin. Pemilihan baku ini dilakukan langsung oleh pemilik usaha
Marun Aromaterapi berdasarkan kebutuhan akan mutu, aroma dan harga akan
bahan tersebut.
Botol yang digunakan sebagai kemasan merupakan salah satu produk impor
dari luar negeri dan salah satu produk penting yang harus dijaga ketersediaannya
serta harus terjaga akan kualitas botolnya. Marun Aromaterapi sengaja
mengimpor botol dari luar karena pengalaman sebelumnya menggunakan botol
buatan lokal yang tidak memuaskan sehingga banyak mendapatkan keluhan dari
konsumen akan kualitas botol yang bocor dan merembes. Cara yang ditempuh
oleh UKM Marun Aromaterapi dalam mendapatkan botol sesuai keinginan
dengan mencari di internet untuk penyedia botol unggulan. Pemesanan awal
sedikit, hanya dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut
benar-benar dapat dipercaya dengan jumlah pemesanan botol yang terbatas. Setelah
beberapa kali transaksi memalui internet dengan produsen pembuat botol, UKM
Marun Aromaterapi melakukan pemesanan botol dalam jumlah yang banyak
hingga sekali order untuk kebutuhan botol polos mencapai 30.000 botol/ order.
Berdasarkan kerjasama yang baik dengan pemasok botol, importir
bersedia membuat botol yang sudah disablon berdasarkan desain yang UKM
Marun berikan dan dikenakan penambahan biaya sablon untuk perordernya. Biaya
pembelian akan bisa ditekan jika jumlah pemesanan botol semakin banyak, maka
biaya perunit botolnya akan semakin murah. Alur proses produksi pembuatan
Gambar 2. Alur Proses Produksi
Tabel 1. Peralatan yang digunakan dalam memproduksi Minyak Angin Aromatherapypada UKM Marun Aromaterapi.
No Keterangan Satuan Jumlah (unit)
1 Botol kaca ukuran 5 liter unit 2
2 Botol kaca ukuran 2 liter unit 4
3 Timbangan digital unit 1
4 Gelas ukuran 10 ml unit 4
5 Gelas ukuran 50 ml unit 3
6 Gelas ukuran 100 ml unit 2
7 Gelas ukuran 250 ml unit 3
8 Timbangan biasa unit 1
9 Alat produksi lainnya unit 1
Sumber : Marun Aromaterapi, 2011
Fokus kegiatan operasional Marun Aromaterapi adalah penjualan minyak
angin aromatherapy, oleh karena itu, proses produksi hanya dilakukan bila
terdapat permintaan dari konsumen atau terjadi. Pemesanan botol kembali
dilakukan bila persediaan botol sudah hampir habis. Botol dikirim setelah
pembayaran dilakukan dan botol, baru diterima oleh UKM Marun Aromaterapi
dalam jangka waktu 2 bulan dari tanggal pesan. Tahapan dalam proses pemasukan
dan pencampuran bahan produksi di Marun Aromaterapi dalam pembuatan
minyak angin aromatik adalah :
Penimbangan
(menggunakan alat t imbang dan gelas ukur)
Penyimpanan
Pengemasan (packaging)
Feeling
(menggunakan feeler manual) Pencampuran/ Pengadukan
27
1) Pemilihan aroma minyak angin
Pemilihan minyak angin berdasarkan aroma yang akan di klasifikasikan
berdasarkan aroma yang ada yang akan di masukan ke dalam botol yang
telah dilabel berdasarkan pembagian aroma seperti apple, lemon, green
tea, lavender.
permintaan konsumen jika dalam sati lusin hanya terdapat satu aroma saja.
Kemudahan dalam memilih aroma ini diberikan kepada konsumen untuk
membina kerjasama yang lebih intensif sehingga diharapkan konsumen
Marun Aromaterapi lebih setia terhadap pelayanan produk ini.
4.3.3 Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran dibutuhkan dalam menilai sejauh mana
potensi usaha dapat dijalankan. Analisis terhadap aspek ini menjadi perhatian
pertama agar dapat diketahui sejauh mana pangsa pasar dan peluang yang tersedia
dan dapat melihat kondisi pasar yang terjadi, sehingga dapat diperkirakan
anggaran usaha.
a. Bentuk Pasar
Bentuk pasar produsen untuk minyak angin aromaterapi adalah pasar
persaingan sempurna. Pasar konsumen yang dipilih adalah pasar
penjualan melalui distributor, agen, dan penjualan langsung (direct
selling), karena Marun Aromaterapi memiliki tempat yang tetap di garasi
rumah untuk memajang produknya.
b. Segmen konsumen yang ingin dicapai oleh Marun Aromaterapi adalah
penduduk Kota Bogor dan warga Indonesia yang tersebar dalam beberapa
provinsi umumnya, kalangan menengah keatas, terutama yang
membutuhkan minyak angin aromatik yang terkesan mewah dengan
ditawarkan cukup bersaing dari produsen minyak angin aromatherapy
lainnya. Dalam beberapa bulan penjualan untuk produk ini mencapai
rata-rata penjualan sebanyak 3000 botol/bulan.
c. Analisis persaingan
Dengan semakin banyaknya bermunculan merek baru dalam usaha minyak
angin aromatherapy , saat ini dapat ditemukan lebih dari 8 item merek
yang beredar di pasaran. UKM Marun Aromaterapi memiliki kelebihan
tersendiri yang tidak dimiliki oleh produsen merek lain dalam segi aroma
yang ditawarkan lebih bervariasi dan lebih hangat, dengan kemasan botol
roll on 8 ml yang telah teruji mutunya. Marun Aromaterapi bahkan
memberikan garansi jika terdapat kebocoran pada botol dapat ditukarkan
kembali dengan syarat dan ketentuan bersama yang telah disepakati.
Marun Aromaterapi menyadari bahwa konsumen akan memilih produk
yang unggul dari segi kemasan, kualitas dan pelayanan yang ramah
terhadap konsumennya dan harga yang dapat bersaing. Strategi pemasaran
yang dilakukan oleh Marun Aromaterapi dalam rangka memasarkan
produknya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Produk
Marun Aromaterapi menghasilkan produk berupa minyak angin
aromatik berlabel merek flosh sesuai dengan merek dagang yang
dijalankan oleh UKM Marun Aromaterapi. Akan tetapi tidak menutup
kemungkinan untuk menggunakan merek lain bila ada permintaan lain
dari konsumen. Produk minyak angin yang dihasilkan tersedia dalam
berbagai varian aroma yaitu apple, green tea, lavender dan lemon.
Komposisi utama dari produk ini yaitu : Menthtol, Methyl Salicylate,
Camphor, Essential Oils, Fragrances, Carier. Sedangkan untuk
perbandingan bahan bakunya merupakan rahasia perusahaan, bukan
untuk dipublikasikan. Strategi produk yang digunakan oleh Marun
Aromaterapi selaku produsen minyak angin aromatherapy adalah
dengan menggunakan bahan baku yang memiliki kualitas yang telah
29
2. Harga
Harga yang ditetapkan oleh Marun Aromaterapi untuk setiap botol 8
ml yang berupa kemasan roll onadalah Rp 18.000,-. Penentuan harga
jual eceran tersebut, berdasarkan pada biaya penggunaan bahan baku,
upah tenaga kerja, dan keuntungan yang ingin didapatkan. Harga untuk
distributor yang diberikan sebesar Rp 10.300,- perbotol, dengan
ketentuan dan kesepakatan yang di tandatangani oleh kedua pihak
dengan surat perjanjian hitam diatas putih. Pengambilan jumlah
minimal untuk distributor sendiri adalah 30 lusin perbulan. Sedangkan
harga agen telah ditetapkan sebesar Rp.12.600,- perbotol dengan
pengambilan minimal pembelian 3 lusin perorder. Harga titip jual pada
toko dan outlet yang melakukan kerja sama dengan UKM Marun
Aromaterapi juga sebesar Rp 12.600,- /botol. Harga yang diberikan
tersebut belum termasuk ongkos kirim barang dari pabrik ke lokasi
masing-masing konsumen diluar kota Bogor. Strategi harga yang
dilakukan oleh Marun Aromaterapi adalah dengan tidak mengambil
keuntungan yang besar dalam kegiatan usahanya sehingga perputaran
modal usaha berjalan lancar dan perusahaan diharapkan akan bisa
melakukan produksi dengan jumlah yang lebih besar jika ada
permintaan lebih.
3. Distribusi
Saluran distribusi produk minyak angin aromatherapy pada UKM
Marun Aromaterapi dilakukan secara langsung untuk wilayah Kota
Bogor, dan menggunaka fasiltas kargo untuk pengiriman wilayah luar
Bogor seperti jasa TIKI, POS, Bus, Dakota dan jasa pengiriman barang
lainnya. Biaya kirim barang untuk luar kota Bogor sepenuhnya
ditanggung oleh pembeli produk ini. Namun UKM Marun siap
membantu memberikan referensi kargo dengan tarif kirim termurah
ataupun mengirim barang melalui referensi yang diberikan oleh
konsumen. Pembayaran dapat dilakukan setelah barang diterima oleh
pelanggan yang sudah melakukan kerja sama dengan modal
melakukan pembayaran di awal untuk mengirim sejumlah uang sesuai
pembelian yang dilakukan dan melakukan konfirmasi setelah
mentransfer uang ke rekening pemilik Marun Aromaterapi, kemudian
pihak Marun Aromaterapi melakukan penggecekan apakah uang sudah
masuk atau belum, jika hal tersebut sudah dijalankan maka pengiriman
barang akan dilakukan hari itu juga. Jika ternyata pembelian
bersangkutan dilakukan pada hari libur nasional maka pengiriman
barang dari UKM Marun ke konsumen diluar daerah Kota Bogor
dilakukan pengiriman barang pada hari berikutnya. Strategi yang
digunakan dalam kegiatan distribusi untuk wilayah Bogor adalah
UKM Marun Aromaterapi untuk wilayah dalam kota Bogor
memberikan ongkos kirim secara gratis dan dilakukan secara langsung
dengan menggunakan sepeda motor dan mobil pemilik Marun
Aromaterapi.
4. Promosi
Kegiatan promosi dilakukan oleh UKM Marun dalam rangka
memasarkan produknya yaitu dengan membuat socket (tempat
memajang produk), brosur, banner, kartu nama, membuat blog produk
serta membuat website produk. Awal mula promosi dilakukan dengan
membagikan sample/testerproduk secara gratis kepada teman terdekat,
teman kantor dan tetangga. Kemudian pembagian sample produk
beserta brosur dan kartu nama kepada toko apotik, toko herbal, outlet,
hotel, koperasi kantor, dan distributor/ agen obat lainnya. Promosi juga
dilakukan dengan pemberian diskon dengan jumlah pembelian tertentu
pada bulan tertentu. Misalnya UKM Marun Aromaterapi melakukan
harga promo di website untuk bulan Juli setiap pembelian 3 lusin,
mendapatkan gratis 1 lusin. Untuk para distributor diberikan fasilitas
brosur produk, socket dan banner. Untuk socket dan banner bisa
didapatkan dengan membayar sebesar 50 % dari harga sebenarnya, hal
ini dilakukan oleh UKM Marun Aromaterapi untuk membina para
distributor baru yang akan bergabung dengan tujuan menjangkau pasar
31
distributor guna memperlancar peredaran barang ke konsumen.
Adapun syarat bagi distributor yang ditetapkan oleh Marun
Aromaterapi adalah :
Ketentuan umum
1. Memiliki data nama dan alamat yang jelas.
2. Patuh pada peraturan dan tata terbit keagenan.
3. Disertakan surat keagenan dan distributor resmi.
4. Menerapkan harga jual produk yang sama diseluruh Indonesia.
5. Memiliki komitmen yang sama untuk mengembangkan
kewirausahaan.
6. Pembayaran Cash langsung atau melalui transfer via Bank.
7. Biaya kirim ditanggung oleh agen dan distributor.
8. Order setelah transfer/ pembayaran tidak dapat dibatalkan.
4.3.4 Aspek Manajemen
Marun Aromaterapi dipimpin oleh pemilik usaha tersebut dan bertugas
mengelola jalannya usaha pembuatan minyak angin aromatherapy. Kegiatan
pengelolaan keuangan, produksi, pemasaran, dan sumberdaya manusia telah
dibagi berdasarkan tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai perannya.
Dalam menjalankan kegiatan usahannya, pemilik usaha menerapkan sistem
kekeluargaan dengan setiap anggota keluarga yang sekaligus berfungsi sebagai
karyawan. Namun dalam hal pengelolaan dan pembagian tugas masing-masing
dilakukan secara professional. Struktur organisasi yang terdapat pada UKM
Marun Aromaterapi dalam pembuatan minyak angin aromatik bisa dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Struktur organisasi Flosh Marun Aromaterapi
Marun Aromaterapi mengenal pembagian hasil keuntungan dengan sistem
yang dibuat berdasarkan peran di organisasi yaitu, pendiri, pelaksana, dan
pemodal. Pembagian hasil dari keuntungan penjualan yang diperoleh oleh Marun
Aromaterapi dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Klasifikasi perhitungan bagi hasil dari keuntungan bersih penjualan produk
No Nama Peran dalam Organisasi Keuntungan Jumlah
1 Pendiri 40 % 5 orang
2 Pelaksana 45% 5 orang
3 Pemodal 15% 3 orang
Sumber : Data primer Marun Aromaterapi, 2011
Pemberian gaji kepada karyawan dihitung berdasarkan tingkat
kedatangannya ketempat kerja yaitu diberikan konpensasi sebesar
30.000,-perhari. Dalam seminggu terdapat 4 hari kerja. Jam kerja dimulai dari pukul 08.00
hingga pukul 16.00 WIB tiap harinya. Sedangkan gaji untuk satu orang apoteker
untuk Marun Aromaterapi diberikan sebesar 1.500.000,- perbulan. Keberadaan
apoteker sendiri adalah hal wajib yang harus dipenuhi sebagai persyaratan
dikeluarkannya izin BPOM. Selain pemberian upah kerja, UKM Marun
Aromaterapi juga memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada setiap
pekerjanya sebesar 500.000,- dan diberikan bantuan biaya pengobatan apabila ada
pekerja yang sakit.
4.3.5 Aspek Lingkungan
Usaha pembuatan minyak angin aromatherapyyang dilakukan oleh Marun
dapat dikatakan turut serta membantu perekonomian masyarakat sekitar, hal
tersebut tercemin dari penggunaan tenaga kerja yang berasal dari lingkungan
pabrik. Selain itu, limbah yang dihasilkan dari sisa produksi minyak angin tidak
berdampak negatif terhadap lingkungan, karena sebagian besar bahan baku
tersebut habis terpakai.
4.3.6 Aspek Keuangan
Aspek keuangan bertujuan untuk menentukan perkiraan besarnya dana
33
ini. Dana yang di butuhkan untuk usaha memproduksi minyak angin
aromatherapydigunakan untuk modal investasi dan modal kerja.
Analisis usaha pembuatan minyak angin Marun Aromaterapi
menggunakan data tahun 2011 yang dipergunakan sebagai dasar untuk membuat
perhitungan analisis usaha dari tahun ke 1 sampai tahun ke 3.
Berdasarkan data tahun 2011, total nilai investasi (tempat usaha dan
peralatan) adalah sebesar Rp. 217.015.000.000,-. Total biaya tetap yang
dikeluarkan sebesar Rp. 37.760.000,-. Total biaya variabel yang dikeluarkan
adalah sebesar Rp. 139.008.000,- dan jumlah keuntungan yang didapatkan
setelah pajak adalah sebesar Rp. 296.583.667,-. Pesanan minyak angin yang
diterima Marun dari konsumen sebanyak 3000 botol dengan nilai sebesar Rp.
518,400,000,-. Analisis usaha proyeksi pendapatan minyak angin Marun tahun
2011 dapat dilihat pada Lampiran 7.
Proyeksi analisis usaha pembuatan minyak angin Marun Aromaterapi dari
tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-3 dapat dilihat pada Tabel 3.
Berdasarkan tabel proyeksi analisis usaha pembuatan minyak angin Marun
Aromaterapi dalam jangka waktu selama 3 tahun, maka didapatkan nilai R/C
ratio, nilai Break Even Poin (BEP) dan nilai Payback Period yang tersaji pada
Tabel 4.
Tabel 3. Proyeksi Analisis Usaha Pembuatan Minyak Angin Marun
Keterangan Tahun ke
1 2 3
Produksi(btl) 36.000 39.240 42.772
Harga (btl) 18.000,- 18.000,-
18.000,-Biaya prod/btl 8000,- 8.400,-
8.820,-Penerimaan 648.000.000,- 706.320.000,-
769.896.000,-Pengeluaran 288.000.000,- 329.616.000,-
377.249.040,-Keuntungan 360.000.000,- 376.704.000,-