• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Gizi dan pH Berbagai Minuman Komersial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aspek Gizi dan pH Berbagai Minuman Komersial"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

A S P E K G I Z I D A N p H B E R B A G A I M I N U M A N

K O M E R S I A L

FATHIN GAANIYATI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUTE PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRACT

FATHIN GAANIYATI. Nutrient Aspect and pH of Commercial Beverages. Supervised by HARDINSYAH and MIRA DEWI.

The purpose of this research was to analyze the content of energy, carbohydrates, protein, fat, vitamin, and mineral of commercial beverages base on nutrition fact and to analyze pH of commercial beverage. The way to choose the sampel in this research was based on beverage category by Codex, which was modified into this study context. A number of 246 commercial brand beverages available in the three largest supermarkets in Bogor, were bought and analyzed at chemical and food analysis laboratorium, Departement of Community Nutrition of IPB. The highest average energy content of commercial beverage was from milk powder category and energy drink water-based flavoured category. The highest average of carbohydrates content was milk powder category and the highest protein and fat content was on the liquid milk category. For beverage category, the highest average of vitamin A content was liquid milk category, and the highest average content of vitamin B1, vitamin B2 and vitamin B6 were on energy drink water-based flavoured category. The commercial beverage category that had the highest average content for vitamin B9 and vitamin C was isotonic water-based flavoured category. The product with the highest average of Natrium and Kalium was liquid milk. Based on individual brand the range of pH on the commercial beverage was from 2,7 to 7,7; while based on beverage category was from 3,26 to 6,73. Since the pH of commercial beverage varied from brand to brand, it was suggested the value of pH should be written in the label. For this purposed a regulation is required.

(3)

RINGKASAN

FATHIN GAANIYATI. Aspek Gizi dan pH Berbagai Minuman Komersial. Dibimbing oleh HARDINSYAH dan MIRA DEWI.

Kandungan zat gizi yang terkandung dalam pangan, serta mempunyai peran dalam mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh adalah air (Santoso dkk 2011). Salah satu sumber air yang banyak di konsumsi oleh masyarakat adalah minuman komersial yang memiliki kecenderungan telah ditambahkan pemanis, pewarna, zat gizi dan zat lainnya. Penambahan zat-zat tersebut dapat memberikan pengaruh seperti meningkatkan cita rasa serta merubah pH minuman yang pada dasarnya netral. Beberapa penelitian di Amerika menunjukkan bahwa gula dalam produk minuman akan menimbulkan efek yang buruk bagi kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan, misalnya saja dapat memicu pertambahan berat badan serta menimbulkan kerusakan gigi (Wirakartakusumah 2001; Maghlaes et al 2008). Faktor yang paling penting pada proses erosi enamel gigi adalah asiditas yang berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh seseorang (Lussi et al 2004; Lussi & Jaeggi 2006). Berdasarkan pertimbangan tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang aspek gizi dan pH berbagai minuman komersial di Bogor.

Tujuan umum penelitian adalah untuk menguraikan dan menganalisis kandungan zat gizi dan pH dari berbagai minuman komersial yang beredar di pasar. Secara khusus penelitian ini, adalah 1) menguraikan jumlah sampel berdasarkan kategori dan volume takaran saji berbagai minuman komersial, 2) menguraikan kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak berbagai minuman komersial berdasarkan label, 3) menguraikan kandungan vitamin dan mineral, 4) menganalisis pH berbagai minuman komersial.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2011. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel berdasarkan kategori jenisnya (FAO dan WHO, 2010) di wilayah kota Bogor, kemudian dilakukan pengujian sampel di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah berbagai jenis minuman komersial dengan kategori susu cair dan bubuk, air mineral, jus buah dan sayur cair maupun bubuk, minuman berasa berbasis air soda berkalori, soda non-kalori, isotonik, serta energy drink, minuman lain teh cair maupun bubuk dan kopi bubuk. Daftar sampel minuman komersial tersebut berasal dari daftar produk halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan kemudian di sesuaikan dengan kategori FAO dan WHO (2010) serta penyesuaian yang dilakukan berdasarkan ketersediaan sampel yang terdapat pada tempat pembelian sampel. Alat-alat yang digunakan untuk analisis minuman komersial yaitu gelas kimia, batang pengaduk, pH meter, magnetik stirrer, gelas piala.

Jenis data sampel yang di olah dalam penelitian ini adalah komposisi zat gizi yang terkandung dalam tiap sampel minuman komersial berdasarkan Nutrition Fact. Tahap-tahap dalam penelitian ini ada dua tahapan, tahapan pertama adalah pembelian sampel minuman baik yang cair maupun yang bubuk. Kemudian setelah sampel di beli dicatat komposisi zat gizi yang terdapat pada nutrition fact. Hal ini merupakan salah satu cara pengambilan data sampel minuman komersial yang di teliti dalam penelitian ini, kemudian minuman komersial tersebut di ukur asiditasnya dengan menggunakan alat pH meter.

(4)

sedikit jumlah sampelnya berdasarkan kategori pada penelitian ini adalah dengan kategori minuman berasa berbasis air soda non-kalori (3 sampel). Sedangkan untuk jumlah jenis yang paling banyak adalah kategori susu cair (52 sampel) dari keseluruhan sampel sebanyak 248 sampel. Takaran saji sampel pada penelitian ini juga sangat bervariasi, meskipun pada penelitian ini takaran saji minuman komersial dengan volume lebih dari 600 mL tidak dilakukan analisis terhadap sampel tersebut. Hal ini dilakukan dengan pengasumsian minuman komersial yang dijual dengan volume takaran saji terendah memiliki kadar pH yang sama dengan volume minuman komersial tertinggi berdasarkan sampel produk minuman kemasan tersebut.

Kandungan energi rata-rata tertinggi pada minuman komersial adalah pada kategori susu bubuk (71 kkal/100 mL) dan kategori minuman berasa berbasis air energy drink (71 kkal/100 mL). Rata-rata kandungan karbohidrat tertinggi juga terdapat pada kategori susu bubuk (13.8 g/100 mL). Protein dan lemak dengan rata-rata tertinggi terdapat pada kategori susu cair (2.5 g/100 mL dan 10.14 g/100 mL).

Vitamin A dengan rata-rata tertinggi pada minuman komersial adalah kategori susu cair (102.63 IU/100 mL). Kandungan vitamin B1, vitamin B2 dan vitamin B6 tertinggi terdapat pada kategori minuman berasa berbasis air energy drink (0.13 mg/100 mL, 0.25 mg/100 mL dan 2.4 mg/100 mL). Rata-rata tertinggi untuk vitamin B9 dan vitamin C terdapat pada kategori minuman berasa berbasis air isotonik (27.27 mg/100 mL dan 33.82 mg/100 mL). Mineral yang terdapat pada minuman komersial kategori susu cair memiliki kandungan Natrium dan Kalium (39.57 mg/100 mL dan 77.79 mg/100 mL) tertinggi pada penelitian ini.

(5)

A S P E K G I Z I D A N p H B E R B A G A I M I N U M A N

K O M E R S I A L

FATHIN GAANIYATI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUTE PERTANIAN BOGOR

(6)

Judul Skripsi : Aspek Gizi dan pH Berbagai Minuman Komersial

Nama : Fathin Gaaniyati

Nim : I14096042

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS) (dr. Mira Dewi, S. Ked, M.Si)

NIP 19590807 198303 1 001 NIP 19761116 200501 2 001

Mengetahui :

Ketua Departemen Gizi Masyarakat

(Dr. Ir. Budi Setiawan, MS) NIP: 19621218 198703 1 001

(7)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas semua rezeki dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul Aspek Gizi dan pH Berbagai Minuman Komersial dapat penulis selesaikan.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada; Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS dan dr. Mira Dewi, S. Ked, M.Si yang telah senantiasa sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi. Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah memberikan nasehat serta bimbingan kepada penulis selama dua tahun dalam menuntut ilmu di Departemen Gizi Masyarakat. Dr. Ir. Lilik Kustiyah, M.Si selaku pemandu seminar dan dr. Yekti Hartati, S.Ked selaku penguji skripsi yang telah memberikan saran dan pengarahan kepada penulis dalam memperbaiki skripsi. Kedua orangtua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis. Pak Mashudi selaku laboran di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan atas semua bantuannya dalam pelaksanaan penelitian. Rekan-rekan Program Penyelenggaraan Khusus S1 Ilmu Gizi atas kebersamaan selama dua tahun dalam menuntut ilmu di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber informasi bagi penelitian selanjutnya.

Bogor, Desember 2011

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekanbaru pada tanggal 5 Maret 1987 sebagai anak kedua dari lima bersaudara pasangan Masykur Hamdi dan Elmiwati. Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Pekanbaru. Pada tahun 2006 penulis lulus di Ujian Saringan Masuk DIII Politeknik Kesehatan Depkes Padang pada Jurusan Gizi. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi Sekretaris Jendral Forum Studi Islam Nurus Shihah Politeknik Kesehatan Depkes Padang pada tahun 2007/2008, serta Koordinator Konsumsi pada Kemah Bakti Mahasiswa 2008/2009. Beasiswa diperoleh selama pendidikan DIII dan S1 dari PT Cevron Texaco Indonesia.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... .. viii

DAFTAR TABEL ... .. x

DAFTAR LAMPIRAN ... .. xi

PENDAHULUAN... 1

Latar Belakang ... .. 1

Tujuan ... . 2

Kegunaan ... .. 2

TINJAUAN PUSTAKA... 3

Konsumsi Minuman Bagi Kesehatan... 3

Minuman Komersial... 5

Susu... ... . 5

Minuman Bukan Susu... 6

Zat Tambahan dalam Minuman... 12

Zat Gizi... ... . 12

Zat Fungsional... ... . 14

Bahan Tambahan Pangan... 14

Pemanis... 15

Pewarna... 16

Perisa (Flavoring)... 17

pH dan Faktor yang Mempengaruhi... 18

METODE ... 20

Waktu dan Tempat... 20

Bahan dan Alat... 20

Jenis dan Cara Pengambilan Sampel... 20

Dokumentasi Kandungan Energi serta Kandungan lainnya pada Minuman Komersial... 20

Analisis pH Minuman Komersial... 21

Pengolahan Data... 21

(10)

HASIL DAN PEMBAHASAN... 25

Jenis dan Takaran Saji Minuman Komersial... ... .. 25

Kandungan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak pada Minuman Komersial ... .. 27

Kandungan Vitamin pada Minuman Komersial... ... .. 32

Kandungan Mineral pada Minuman Komersial... ... .. 35

pH pada Minuman Komersial... 37

KESIMPULAN DAN SARAN... 39

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Persyaratan Kualitas Air Minum Menurut Peraturan Menteri

Kesehatan 7

2 Sampel Minuman Komersial 22

3 Jumlah jenis dan volume takaran saji Minuman

Komersial yang di Analisis 26

4 Kandungan Energi Minuman Komersial 28

5 Kandungan Karbohidrat Minuman Komersial 29

6 Kandungan Protein Minuman Komersial 31

7 Kandungan Lemak Minuman Komersial 31

8 Kandungan Vitamin A dan B1 pada Minuman Komersial 33 9 Kandungan Vitamin B2 dan B6 pada Minuman Komersial 34 10 Kandungan Vitamin B9 dan C pada Minuman Komersial 35 11 Kandungan Natrium dan Kalium pada Minuman Komersial 36

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Kandungan pH dan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak pada

Minuman Komersial 45

2 Kandungan Vitamin pada Minuman Komersial 55

3 Kandungan Mineral (Na, K dan Ca) pada Minuman Komersial 62

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut Wirakartakusumah (2001) pangan salah satu kebutuhan yang paling dasar bagi manusia, yang seharusnya tersedia dalam jumlah yang cukup, aman, bermutu, bergizi, beragam dengan harga yang terjangkau oleh kemampuan daya beli masyarakat. Keamanan serta mutu pangan yang berdasarkan standar harus tersedia di masyarakat sehingga tidak merugikan dan membahayakan kesehatan konsumen dan menjamin perdagangan yang jujur dan bertanggung jawab.

Pangan, merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan pangan (Peraturan Pemerintah No 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan).

Pangan mengandung zat-zat gizi atau unsur kimia yang bermanfaat bagi tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh. Zat gizi tersebut berfungsi sebagai zat pembangun dan mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Salah satu zat gizi yang berperan dalam mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh adalah air. Air diperlukan untuk metabolisme, kontraksi otot, transmisi impuls saraf, membantu pengaturan keseimbangan elektrolit, pengatur keseimbangan suhu tubuh, pengangkutan serta melarutkan zat gizi maupun non gizi di dalam tubuh, seperti di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan proses pembuangan zat yang tidak berguna dari tubuh (Santoso et al 2011).

(14)

gigi, menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral, memperberat keadaan suatu penyakit.

Hal lain yang dapat ditimbulkan akibat kebiasaan minum minuman dengan pH rendah, yaitu dapat merusak enamel gigi (enamel erotion) (Prasetyo 2005; Maghlaes et al 2009) serta menurunkan kadar pH lambung yang akan berakibat pada kondisi patologis seperti ulkus atau gastritis (Pearce 2002). Erosi enamel gigi adalah penurunan komposisi permukaan gigi oleh proses kimia yang tidak dipengaruhi oleh bakteri (Lussi 2006). Meskipun berbagai faktor mempengaruhi proses ini, namun faktor yang paling penting adalah asiditas yang berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh seseorang (Lussi et al 2004; Lussi & Jaeggi 2006). Saat ini, peningkatan konsumsi makanan dan minuman dengan pH rendah perlu diperhatikan karna dapat menyebabkan erosi enamel (Lussi et al 2004; Lussi 2006)

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui aspek gizi dan pH berbagai minuman komersial di Bogor.

Tujuan

Tujuan umum penelitian adalah untuk menguraikan dan menganalisis kandungan zat gizi dan pH dari berbagai minuman komersial yang beredar di pasar. Secara khusus penelitian ini, adalah 1) menguraikan jumlah sampel berdasarkan kategori dan volume takaran saji berbagai minuman komersial, 2) menganalisis kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak berbagai minuman komersial berdasarkan label, 3) menganalisis kandungan vitamin dan mineral, 4) menganalisis pH berbagai minuman komersial.

Kegunaan

(15)

TINJAUAN PUSTAKA

Konsumsi Minuman bagi Kesehatan

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman berdasarkan Peraturan Pemerintah No 69 tahun 1999. Minuman merupakan barang atau wujud benda yang diminum. Minuman bersifat cair karena terbuat dari bahan dasar air. Meskipun berasal dari bahan dasar yang sama, yaitu air yang sifatnya tawar dan berwarna bening, minuman dapat dinikmati dengan rasa

danwarnayang berbeda (Patterand & Hotchkiss 1995; Ahira 2011).

Komponen utama dalam tubuh manusia adalah air. Pada tubuh pria dewasa, 55% sampai 60% berat tubuh adalah air; pada perempuan dewasa 50% sampai 60% berat tubuh adalah air. Sebagai salah satu zat gizi mikro, air mempunyai fungsi dalam berbagai proses penting dalam tubuh manusia, seperti pengangkutan, metabolisme dan sirkulasi zat gizi dan non gizi, kontraksi otot, pengendalian suhu tubuh, transmisi impuls saraf, pengaturan keseimbangan elektrolit, dan proses pembuangan zat tak berguna bagi tubuh. Namun, air sangat sering terlupakan sebagai zat gizi yang penting bagi tubuh. Kebutuhan tubuh akan air tidak dapat dipenuhi oleh tubuh manusia itu sendiri. Oleh karena itu, manusia perlu memenuhi kebutuhan airnya melalui asupan air yang cukup (Santoso et al 2011).

Fungsi penting air sebagai zat gizi bagi tubuh manusia; yaitu 1)sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh; 2)sebagai pengatur suhu tubuh; 3)sebagai pelarut 4)sebagai pelumas dan bantalan; 5)sebagai media transportasi; 6)sebagai media eliminasi toksin dan produk sisa metabolisme. Penelitian-penelitian telah banyak dilakukan yang hasilnya menunjukkan bahwa kurangnya pemenuhan air oleh tubuh berdampak buruk bagi kesehatan atau dapat meningkatkan resiko kejadian berbagai penyakit, seperti sembelit, kram, batu ginjal, infeksi saluran kemih. Konsumsi air yang kurang juga berdampak menurunkan stamina, produktivitas kerja dan meningkatkan risiko kecelakaan kerja (Santoso et al 2011).

(16)

Kurang air 2% dari berat badan menyebabkan penurunan konsentrasi dan daya ingat sesaat. Jika hal ini terjadi pada anak-anak, maka akan berdampak buruk pada kecerdasan dan pendidikannya (Santoso et al 2011).

Kajian asupan air pada populasi dewasa di Amerika Serikat menunjukkan total asupan air yang berasal dari makanan adalah 28% dan dari minuman adalah 72% dengan sumber minuman tersebut berasal dari air putih (28%) dan minuman lainnya (44%). Penelitian di Amerika Serikat juga menunjukkan asupan air sebesar 1.764mL/hari, dengan rincian air putih 673 ml, susu 312 mL, teh dan kopi 360 mL, dan minuman ringan 420 mL per hari. Asupan air dalam penelitian tersebut tidak termasuk air dari makanan. Hasil penelitian di Singapura menunjukkan bahwa sumber air tubuh yang utama adalah air putih (74%), kemudian diikuti dengan teh dan kopi (32%), serta minuman ringan (17%). Penelitian THIRST di Indonesia menunjukkan bahwa orang dewasa (71,3%) lebih menyukai air putih sebagai minuman utama setiap hari. Pilihan kesukaan lainnya adalah teh, kopi, jus dan susu bagi orang dewasa. Air putih yang dikonsumsi berasal dari air putih tanpa kemasan (36%) dan air putih kemasan (36%) (Santoso et al 2011).

Kebiasaan didefinisikan sebagai pola perilaku yang diperoleh dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Berdasarkan survei di Singapura yang dilakukan oleh Asian Food Information Centre (AFIC) (1998) diketahui bahwa, sebagian besar individu tidak minum dalam jumlah yang cukup, survei di Singapura menunjukkan bahwa laki-laki minum 1,5 liter cairan per hari, sementara perempuan minum 1,6 liter per hari. Pada usia yang lebih muda (15-24 tahun), laki-laki dan perempuan minum air dalam jumlah yang lebih sedikit yaitu sekitar 1,4 liter per hari.

Sebagian besar responden mengetahui jumlah cairan yang seharusnya dikonsumsi dalam satu hari, namun hal ini tidak diikuti dengan kebiasaan minum yang baik. Sebanyak 45% responden mengatakan bahwa 5-8 gelas cairan harus dikonsumsi untuk menjaga agar tubuh tetap sehat, 35% mengatakan bahwa 8-10 gelas cairan adalah jumlah yang tepat untuk dikonsumsi dalam satu hari. Pada dasarnya dalam satu hari minimal minum delapan gelas (dua liter) (AFIC 1998).

(17)

laki-laki yang berolahraga hanya minum enam gelas per hari. Sebanyak 74% orang Singapura lebih memilih air putih sebagai pilihan pertama, sedangkan teh dan kopi (32%) dan minuman ringan berkarbonasi (17%) sebagai pilihan berikutnya. Kebanyakan orang mendapatkan minum dari rumah yaitu sebanyak (56%), 13% dari kantor dan 9% dari pusat jajanan (AFIC 1998).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Magalhaes et al (2008), minuman ringan yang dalam kondisi asam dan tanpa adanya penambahan zat-zat gizi tertentu seperti Ca, Fe dan P memiliki kondisi yang cenderung lebih reaktif terhadap kejadian erosi pada enamel gigi sampel.

Minuman Komersial

Minuman yang tersedia secara alamiah tidak selalu bebas dari senyawa yang tidak diperlukan oleh tubuh, bahkan dapat mengandung senyawa yang merugikan kesehatan orang yang mengkonsumsinya. Senyawa-senyawa yang dapat merugikan kesehatan dan tidak seharusnya terdapat di dalam suatu bahan pangan dapat dihasilkan melalui reaksi kimia dan biokimia yang terjadi selama pengolahan maupun penyimpanan, baik karena kontaminasi ataupun terdapat secara alamiah. Selain itu sering dengan sengaja ditambahkan bahan tambahan pangan (BTP) atau bahan untuk memperbaiki tekstur, warna, aroma dan komponen mutu lainnya ke dalam proses pengolahan pangan. Kualitas minuman dapat ditinjau dari aspek mikrobiologis, fisik (warna, bau, rasa dan tekstur) dan kandungan gizinya. (Hardinsyah et al 2001)

FAO/WHO Food Categories mengkategorikan klasifikasi dan jenis minuman, yaitu susu dan minuman bukan susu. Sub kategori dari kategori utama tersebut, yaitu susu (susu cair, susu bubuk, susu kental manis dan susu fermentasi), sedangkan minuman bukan susu (minuman non-alkohol dan minuman beralkohol). Minuman non-alkohol terdiri atas air minum, jus buah dan sayur, nektar buah dan sayur, minuman berasa berbasis air (minuman olahraga, minuman berenergi, elektrolit dan khusus) dan minuman lain (kopi, teh, hebal dan lainnya, tidak termasuk coklat) (Santoso et al 2011).

Susu

(18)

dapat di konsumsi juga oleh manusia. Susu merupakan salah satu hasil yang mudah rusak (perishable food), sehingga diperlukan proses penanganan yang baik (Patterand and Hotchkiss 1995 dan Wulandari 2006). Susu disebut sebagai bahan makanan sempurna karna memiliki nilai gizi yang tinggi dan perbandingan zat gizi di dalam susu sangat ideal, mudah dicerna serta diserap darah secara maksimal (Sanjaya et al 2007)

Produk susu siap minum saat ini semakin berkembang. Industri susu mengalami peningkatan yang cukup baik dengan ditandai dengan meningkatnya konsumsi susu per kapita menjadi 7,7 liter, di mana pada tahun 2007 angka ini berkisar 6.5 liter. Klasifikasi susu yaitu susu pasteurisasi, susu steril/UHT, minuman susu/rasa susu, susu bubuk, minuman susu bubuk berperisa, susu kental manis dan berbagai produk olahan susu (Oktaviani 2008).

Minuman bukan susu

Klasifikasi jenis minuman kemasan yang digunakan secara global, salah satunya adalah berdasarkan Codex. Dengan klasifikasi minuman dalam dua kategori; 1) susu dan produk turunannya (kategori 1), 2) minuman bukan susu (kategori 2). Minuman pada kategori 1 meliputi susu segar, susu bubuk, dan susu kental manis. Pada kategori 2, jenis minuman tanpa alkohol meliputi air mineral, jus, nektar, minuman berasa, dan minuman lainnya (Santoso et al 2011).

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3553-2006, Air Minum Dalam Kemasan yang disingkat AMDK adalah air baku yang telah diproses, dikemas dan aman diminum. Air minum dalam kemasan yaitu air baku yang telah diproses, dikemas, dan aman diminum mencakup air mineral dan air demineral. Air mineral yaitu air minum dalam kemasan yang mengandung mineral dalam jumlah tertentu tanpa menambahkan mineral. Sedangkan air demineral adalah air minum dalam kemasan yang diperoleh melalui proses pemurnian seperti destilasi, deionisasi, reverse osmosis, dan proses setara.

(19)

Tabel 1 Persyaratan Kualitas Air Minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Parameter Wajib

No Jenis Paramater Satuan

Kadar maksimum

yang diperbolehkan 1. Parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan

(20)

Tabel 1 Lanjutan

Parameter Tambahan

No Jenis Paramater Satuan

Kadar

Karbon tetraklorida mg/L 0,004

Diklorometan mg/L 0,02

1,2-dikloroetana mg/L 0,05 Etana terklorinasi

1,2-diklorobenzena (1,2-DCB) mg/L 1 1,4-diklorobenzena (1,4-DCB) mg/L 0,3 Lain-lain

Di (2-etilhexyl)phthalate mg/L 0,008

Akrilamid mg/L 0,0005

Nitrilotriacetic acid (NTA) mg/L 0,2

c Pestisida

2,4-dichlorophenoxy acetic acid (2,4-D)

mg/L 0,03

1,2-dichloropropane mg/L 0,04

Isoproturon mg/L 0,009

(21)

Tabel 1 Lanjutan

Parameter Tambahan

No Jenis Paramater Satuan

Kadar

Chlorophenoxy herbicides selain 2,4-D dan MCPA

2,4,6-triklorofenol (2,4,6-TCP) mg/L 0,2

Bromoform mg/L 0,1

Dibromoklorometana (DBCM) mg/L 0,1 Bromoklorometana (BDCM) mg/L 0,06

Kloroform mg/L 0,3

Asam asetat terklorinasi

Asam dikloroasetat 0,05

Cyanogen klorida (sebagai CN) 0,07

2. Radioativitas

Gross alpha activity Bq/L 0,1

Gross beta activity Bq/L 1

Sumber : Peraturan Mentri Kesehatan No.492/Menkes/Per/IV/2010

(22)

99-35%), minuman rasa buah (kadar sari buah 34-10%) dan minuman berperisa sari buah (kadar sari buah kurang dari 10%).

Jus buah atau sayur adalah jus yang bukan difermentasi, diambil dari bagian buah atau sayur yang dapat dimakan yang diproses sedemikian rupa sehingga dapat memelihara sifat fisik, kimia, cita rasa dan kandungan gizi. Jus buah atau sayur dapat ditambahkan ampasnya dan diatur konsentrasinya. Jus dengan konsentrasi lebih kental dinamakan konsentrat jus (Santoso et al 2011).

Pada kategori pangan diatur ketentuan penggunaan nama sari buah dan minuman rasa buah, serta minuman berbasis air berperisa tidak berkarbonat. SNI (Standar Nasional Indonesia), Badan POM, dan Standar Codex mengatur berbagai jenis sari buah yang berbeda. Pengaturan pemberian nama yang berbeda untuk minuman yang mengandung sari buah telah diatur sejak tahun 1991 melalui Keputusan Dirjen POM Nomor 02240/B/SK/VII/1991 tentang Pedoman Persyaratan Mutu serta Label dan Periklanan Pangan (Anggraini 2009).

Minuman ringan (soft drink) dapat dibagi dalam dua sub kategori, yaitu minuman ringan tanpa soda (still drink) dan minuman ringan bersoda (carbonated soft drink). Still drink awalnya mencakup jus buah dan minuman sari buah, kemudian dengan perkembangannya muncul produk-produk yang memiliki kebutuhan dan proses mirip dengan minuman still drink, seperti air beraroma, minuman isotonik, minuman bervitamin, teh rasa buah, energy drink dan lain-lain. Minuman ringan bersoda biasanya adalah minuman rasa buah atau ekstrak jernih yang diberikan soda (gas CO2) sebagai preservatif dan penyegar, seperti

cola dan squash . Minuman ringan bersoda pada dasarnya telah ditambahkan pemanis, flavored, acidified, pewarna, kandungan soda, dan kandungan kimia lainnya (Patterand and Hotchkiss 1995; Trisnanto 2008).

Fungsi minuman ringan itu tidak berbeda jauh dengan minuman ringan lainnya yaitu sebagai minuman untuk melepaskan dahaga sedangkan dari segi harga, ternyata minuman ringan karbonasi relatif lebih mahal dibanding minuman non karbonasi. Hal ini disebabkan teknologi proses yang digunakan dan kemasan yang khas, yaitu dalam kemasan kaleng atau botol seperti Sprite, dll (Trisnanto 2008).

(23)

diminum setelah diencerkan, tidak termasuk susu dan milkshake, sari buah, kopi, cikori, coklat dan hasil olahannya, minuman beralkohol dan tidak boleh ditambahkan alkohol.

Minuman berenergi adalah jenis minuman ringan yang diharapkan dapat menambah energi dan kekuatan seseorang yang meminumnya. Bagi beberapa kalangan, minuman energi diminum dengan tujuan untuk mencegah kelelahan dan kantuk. Minuman energi di Indonesia digolongkan sebagai minuman kesehatan, tetapi sebaliknya di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat minuman energi digolongkan sebagai minuman ringan. Hal ini terjadi mungkin karena sampai saat ini dampak dan manfaat bagi kesehatan pada minuman energi tidak terbukti secara ilmiah. Kandungan dalam minuman energi yang utama adalah air, gula atau kafein. Kandungan lain ditambahkan secara bervariasi berupa taurin, ginseng, ginkobiloba, guarana, vitamin, teh hijau, zat pewarna, zat perasa dan lain-lain (Judarwanto 2011).

Minuman teh adalah minuman yang diperoleh dari seduhan teh (Tea sintesis L) dengan penambahan gula, dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan yang diizinkan serta dikemas secara hermatis, hal ini berdasarkan SNI 01-3142-92. Teh juga merupakan salah satu minuman yang juga terkait dengan kesehatan, karna selain memiliki kandungan kafein yang berfungsi sebagai substansi yang memberikan nilai kepuasan dan kenikmatan bagi siapa saja yang mengkonsumsi minuman tersebut, juga memiliki zat tambahan yang dapat memberikan efek yang baik bagi kesehatan. Produk-produk teh diantaranya yaitu; teh hitam, teh hijau, teh oolong dan teh instan. Proses pembuatan teh instan juga diawali dengan ekstraksi teh kemudian ekstrak tersebut di dehidrasi (Patterand & Hotchkiss 1995

)

.

(24)

Zat Tambahan dalam Minuman

Zat aditif adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan ke dalam produk makanan maupun minuman dengan maksud dan tujuan tertentu. Biasanya zat aditif ditambahkan ke dalam produk pada saat proses pengolahan. Beberapa zat aditif yang ditambahkan kedalam produk minuman adalah zat gizi dan zat fungsional. Zat ini juga termasuk dalam kategori Bahan Tambahan Pangan (BTP), namun belum tercantum dalam Permenkes.

Zat Gizi

Zat gizi merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam makanan dan diperlukan oleh tubuh untuk berbagai keperluan seperti menghasilkan energi, mengganti jaringan aus serta rusak, memproduksi substansi tertentu misalnya enzim, hormon dan anti bodi. Zat gizi dapat dibagi menjadi kelompok makronutrien, yang terdiri atas protein, lemak serta karbohidrat. Dan kelompok mikronutrien yang terdiri atas vitamin dan mineral (Hartono 2006). Menurut Almatsier (2004) zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.

Energi dalam tubuh manusia dapat dihasilkan, karna adanya pembakaran karbohidrat, protein dan lemak. Sehingga agar manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup ke dalam tubuh manusia tersebut (Kartasapoetra 2002). Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Kandungan karbohidrat, lemak dan protein suatu bahan makanan menentukan nilai energinya (Almatsier 2004).

(25)

Kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak tubuh sehingga terjadi berat badan lebih atau kegemukan (Almatsier 2004).

Protein merupakan bahan penyusun tubuh yang mengandung nitrogen dengan unit dasarnya yaitu asam amino. Molekul protein tersusun dari asam amino yang saling berhubungan dalam suatu ikatan peptide (CONH). Unit-unit dasar tersebut selanjutnya diserap oleh aliran darah ke seluruh tubuh dan sel-sel jaringan mengambilnya untuk digunakan sebagai pembangun dan pemeliharaan kesehatan jaringan. Protein merupakan zat pembentuk tubuh yang penting di samping air, lemak, mineral, karbohidrat, dan berbagai vitamin yang terdapat di seluruh tubuh pada otot, kulit, rambut, jantung, dan organ tubuh lainnya (Kartasapoetra 2002).

Asam amino penting dari kelompok non-esensial salah satunya adalah taurin. Taurin dapat disebut sebagai asam amino detoksifikasi yang bekerja mengikat dan menetralkan ksenobiotik (istilah umum untuk semua jenis toksin. Taurin (taurine) adalah asam amino detoksifikasi yang memberikan efek seperti glisin dalam menetralkan semua jenis toksin (xenobiotik) berbahaya. Manfaat lain taurin adalah sebagai pengendali neurotransmitter yang dapat mencegah kejang. Suplementasi taurin bersama dengan multivitamin dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan memulihkan stamina setelah sembuh dari sakit. Dalam produk minuman pembangkit tenaga (energy drink), taurin digunakan sebagai unsur utama. Penggunaan taurin adalah sebagai pemulih stamina dosis 1000 mg sehari. Karnitin yang disebut juga sebagai vitamin BT, adalah senyawa mirip vitamin dengan fungsi utama melindungi hati dari toksin, terutama alkohol. Kadar karnitin yang tinggi dalam hati diperlukan untuk mengatasi peningkatan asam lemak yang terjadi karena konsumsi alkohol, diet tinggi lemak, dan pemaparan pada zat kimia beracun (Herwana 2005).

(26)

lebih besar karnitin digunakan sebagai suplemen kebugaran, dalam bentuk senyawa L-carnitine dengan daya kerja yang lebih baik. Sumber dari makanan karnitin didapatkan pada daging. Dalam penggunaannya karnitin digunakan untuk meningkatkan kebugaran. Peranan Taurin sendiri yaitu asam amino yang berperan dalam proses konjugasi asam empedu di dalam tubuh. Taurin diindikasikan sebagai anjuran pada terapi hiperkolesterolemia dan gangguan kardiovaskuler (Herwana et al 2005).

Zat Fungsional

Daun teh mengandung tiga komponen penting yang dapat mempengaruhi mutu minuman, yaitu kafein yang dapat menimbulkan efek stimulan, tanin dan turunannya yang membentuk warna, kekuatan rasa (strength), rasa ketir (astringency), serta minyak atsiri yang berpengaruh pada flavor dan aroma (Paterrand & Hotchkiss 1995).

Komponen-komponen pada daun teh ini akan berubah menjadi beberapa jenis senyawa kimia apabila daun digiling dan cairan sel keluar selama pengolahan daun teh. Senyawa-senyawa yang dimaksud adalah asam-asam galat dan katekin (catechin). Turunan asam galat yang paing dikenal adalah tanin. Tanin dan kafein mampu berikatan membentuk komplek tearubigin-kafein yang bersifat sukar larut dalam air, sehingga membentuk endapan dan kekeruhan pada teh. Para ahli yang meneliti daun teh sepakat bahwa teh mengandung senyawa-senyawa bermanfaat seperti polifenol, theofilin, flavonoid/metixantin, tanin, vitamin C dan E, katekin, serta sejumlah mineral seperti Zn, Se, Mo, Mg, (Suriawiria 2002).

Antioksidan adalah BTP yang dapat mencegah atau menghambat oksidasi. Antioksidan digunakan untuk mencegah oksidasi dalam makanan atau minuman olahan yang disebabkan kontak dengan oksigen dari udara. Oksidasi menyebabkan ketengikan dan perubahan warna. Buah-buahan dapat berubah warna karena oksidasi, pada minuman contohnya yaitu; asam askorbat dan asam erithorbat (Enie 2006).

Bahan Tambahan Pangan

(27)

Selain itu, juga dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin (Widyaningsih dan Murtini, 2006).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988, tentang bahan tambahan pangan atau aditif. Bahan tambahan makanan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan ingredien khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi (termasuk organoleptik) pada pembuatan, pengolahan, penyediaan, perlakuan, pewadahan, pembungkusan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan (langsung atau tidak langsung) suatu komponan yang mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.

Pemanis

Pemanis Buatan adalah BTP yang dapat memberikan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi (Erni 2006). Penetapan jenis pemanis yang diijinkan dan batas ADI di Indonesia lebih mengacu peraturan yang dikeluarkan oleh US Food and Drug Administration (FDA) atau Codex Alimentarius Commission (CAC). Pertimbangannya adalah bahwa kategori pangan sistem CAC telah dikenal dan digunakan sebagai acuan oleh banyak negara dalam komunikasi perdagangannya (FAO 2010).

Banyak aspek yang dijadikan pertimbangan dalam menentukan jenis pemanis buatan yang diijinkan untuk digunakan dalam produk makanan, antara lain nilai kalori, tingkat kemanisan, sifat toksik, pengaruhnya terhadap metabolisme, gula darah, dan organ tubuh manusia (FAO 2010). Berikut ini pemanis yang biasa digunakan dalam produk minuman;

1) Alitam merupakan senyawa yang disintesis dari asam amino L-asam aspartat, D-alanin, dan senyawa amida yang disintesis dari 2,2,4,4-tetra metiltienanilamin. Alitam dapat dicerna oleh enzim dalam saluran pencernaan dan diserap oleh usus berkisar antara 78-93 % dan dihidrolisis menjadi asam aspartat dan alanin amida. Sedangkan sisa alitam yang dikonsumsi yaitu sebanyak 7-22% dikeluarkan melalui feses (FAO 2010).

(28)

2) Acesulfame-K merupakan senyawa yang tidak berbau, berbentuk tepung kristal berwarna putih, mudah larut dalam air dan berasa manis dengan tingkat kemanisan relatif sebesar 200 kali tingkat kemanisan sukrosa tetapi tidak berkalori. Kombinasi penggunaan acesulfame-K dengan asam aspartat dan natrium siklamat bersifat sinergis dalam mempertegas rasa manis gula. (FAO 2010).

3) Aspartam atau Aspartil fenilalanin metil ester (APM) merupakan senyawa yang tidak berbau, berbentuk tepung kristal berwarna putih, sedikit larut dalam air, dan berasa manis. Kajian digestive dari Monsanto memperlihatkan bahwa aspartam dimetabolisme dan terurai secara cepat menjadi asam amino, asam aspartat, fenilalanin, dan metanol, sehingga dapat meningkatkan kadar fenilalanin dalam darah (FAO 2010)

4) Neotam merupakan senyawa yang bersih, berbentuk tepung kristal berwarna putih, penegas cita-rasa yang unik dan memiliki tingkat kelarutan dalam air sama dengan aspartam. Neotam termasuk pemanis non-nutritif yaitu tidak memiliki nilai kalori. Penggunaan neotam dalam produk pangan dapat dilakukan secara tunggal maupun kombinasi dengan pemanis lain seperti aspartam, garam acesulfame, siklamat, sukralosa, dan sakarin. Neotam dapat berfungsi sebagai penegas cita rasa terutama cita rasa buah (FAO 2010).

5) Sakarin sebagai pemanis buatan biasanya dalam bentuk garam berupa kalsium, kalium, dan natrium sakarin. Secara umum, garam sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau atau berbau aromatik lemah, dan mudah larut dalam air, serta berasa manis. Kombinasi penggunaannya dengan pemanis buatan rendah kalori lainnya bersifat sinergis. Sakarin tidak dimetabolisme oleh tubuh, lambat diserap oleh usus, dan cepat dikeluarkan melalui urin tanpa perubahan. CAC mengatur maksimum penggunaan sakarin pada berbagai produk pangan berkisar antara 80-5.000 mg/kg produk. Saat ini, meskipun sakarin telah dinyatakan aman untuk dikonsumsi, namun di USA sendiri penggunaannya dalam produk pangan masih sangat dibatasi (Kroger et al., 2006).

Pewarna

(29)

warna produk olahan menjadi seragam, serta memberikan karakteristik warna yang diinginkan pada makanan maupun minuman (Erni 2006).

Pewarna terdiri dari 2 jenis, yaitu DYES dan LAKES. DYES merupakan senyawa organik sintetisdan juga pewarna makanan yang paling murah/ ekonomis. LAKES merupakan pewarna yang dibuat melalui pengendapat soluble dyes pada substrat aluminium hidroksida yang kemudian dikeringkan dan digining menjadi serbuk halus, umumnya stabil terhadap panas, cahaya dan perubahan pH. Fungsinya yaitu sebagai pigmen yang tidak perlu dilarutkan lagi (Erni 2006).

Zat warna sintetis sering dipakai dalam pembuatan berbagai macam makanan maupun minuman. Zat warna tersebut dapat dicampurkan dan akan menghasilkan warna yang menarik. Peraturan tentang pemakaian pewarna sintetis di Amerika Serikat dikenal dengan Food and Drug Act (FDA) yang mengizinkan penggunaan tujuh macam zat pewarna sintetis, yaitu orange no. 1, erythrosin, ponceau 3R, amaranth, indigotine, napthol-yellow, dan light green. Di Indonesia peraturan peggunaan zat pewarna sintetik baru dibuat pada tanggal 22 Oktober 1973 melalui SK Menkes RI No. 11332/A/SK/73. Beberapa Contoh Pewarna Makanan yang diijinkan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), yaitu; 1) Allurared/serbuk merah tua, 2) Sunset Yellow FCF/Orange Yellow S, 3) Ponceau 4R, 4)Fast Green FCF/Food Green 3, 5) Tartrazin/kuning lemon , 6) Azorubine/ Serbuk merah maron, 7) Brilliant Blue FCF/FD&C Blue No.1 (Rachmawati 2008).

Perisa (Flavor)

(30)

pH dan Faktor yang Mempengaruhi

pH adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa suatu larutan. pH merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan karena derajat keasaman air akan mempengaruhi sistem metabolisme dalam tubuh manusia (Prasetyo 2005). pH merupakan suatu ekspresi dari konsentrasi ion hidrogen (H) di dalam air. Besarnya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Sebagai contoh, pernyataan mengenai pH 6 memiliki arti bahwa konsentrasi ion H dalam air tersebut adalah 0.000001 bagian dari total larutan, jikalau pH 5, maka artinya konsentrasi H dalam air terebut adalah 0,00001 bagian dari total larutan. Apabila kita menurunkan pH dari 6 ke 5 artinya kita harus meningkatkan kepekatan ion H sebanyak 10 kali lipat. Misalkan pH pada gula, maka dengan menurunkan pH dari 6 ke 5, sama artinya bahwa larutan tersebut sekarang 10 kali lebih manis dari pada sebelumnya (Bender & Bender 1999; Victoria 2010).

Standar Nasional Indonesia (SNI.01-3553-1996) menetapkan pH AMDK (Air Minum dalam Kemasan) yaitu berkisar antara 6,5 hingga 8,5. Menurut Trisnanto (2008), minuman ringan still drink maupun yang bersoda memiliki pH rendah (pH < 4,5). Kopi dan teh biasanya memiliki tingkat keasaman netral (pH < 5-7). Berdasarkan pH-nya, terdapat dua jenis jus yakni acidic juices (pH < 4,6) dan low acidic juices (pH > 4,6). Menurut Sandrapratama (2009), susu segar mempunyai sifat ampoter, artinya dapat bersifat asam dan basah sekaligus dengan pH susu segar terletak antara 6,5 hingga 6,7.

Menurut hasil penelitian Prasetyo (2005), demineralisasi dapat terjadi apabila enamel berada dalam suatu lingkungan pH di bawah 7. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, bahwa air minum yang bersifat asam (pH < 7) dapat menyebabkan terjadinya kasus erosi gigi. Proses demineralisasi enamel adalah rusaknya hidroksi apatit gigi yang merupakan komponen utama enamel akibat proses kimia. Saat ini banyak minuman dengan pH di bawah 5,5 yang dikonsumsi oleh masyarakat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo dengan melakukan perendaman terhadap premolar gigi rahang atas, hasil menunjukkan bahwa sampel yang direndam dalam minuman cola menyebabkan kekerasan gigi berkurang atau menurun.

(31)
(32)

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2011. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel berdasarkan kategori jenisnya (FAO dan WHO, 2010) di wilayah kota Bogor, kemudian dilakukan pengujian sampel di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB, Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah berbagai jenis minuman komersial dengan kategori susu cair dan bubuk, air mineral, jus buah dan sayur cair maupun bubuk, minuman berasa berbasis air soda berkalori, soda non-kalori, isotonik, serta energy drink, minuman lain teh cair maupun bubuk dan kopi bubuk. Daftar sampel minuman komersial tersebut berasal dari daftar produk halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan kemudian di sesuaikan dengan kategori Codex (FAO dan WHO 2010) serta penyesuaian yang dilakukan berdasarkan ketersediaan sampel yang terdapat pada tempat pembelian sampel.

Alat-alat yang digunakan untuk analisis minuman komersial yaitu gelas kimia, batang pengaduk, pH meter, magnetik stirrer, gelas piala.

Jenis dan Cara Pengambilan Data Sampel

Jenis data sampel yang di olah dalam penelitian ini adalah komposisi zat gizi yang terkandung dalam tiap sampel minuman komersial berdasarkan Nutrition Fact. Tahap-tahap dalam penelitian ini ada dua tahapan, tahapan pertama adalah pembelian sampel minuman baik yang cair maupun yang bubuk. Kemudian setelah sampel di beli dicatat komposisi zat gizi yang terdapat pada nutrition fact. Hal ini merupakan salah satu cara pengambilan data sampel minuman komersial yang di teliti dalam penelitian ini, kemudian minuman komersial tersebut di ukur asiditasnya dengan menggunakan alat pH meter.

Dokumentasi Kandungan Energi serta kandungan lainnya pada Minuman Komersial

(33)

kandungan zat tersebut sesuai dengan nutrition fact yang terdapat pada kemasan minuman komersial.

Analisis pH Minuman Komersial

Pada sampel yang Ready to Drink dilakukan pengujian langsung. Sedangkan untuk sampel yang bubuk terlebih dahulu dilarutkan sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada kemasan minuman komersial tersebut, setelah itu dilakukan pengukuran pH pada berbagai sampel minuman komersial. Pengukuran asiditas ini dilakukan dengan menggunakan alat pH meter dan dengan metode Elektrometri. Pengukuran pH minuman komersial ini dilakukan pada suhu ruang. Gambar 1 merupakan diagram alir analisis pH minuman komersial dimodifikasi dari SNI 01-3554-2006 tentang cara uji air minum dalam kemasan

Gambar 1 Diagram alir analisis kadar pH minuman komersial dimodifikasi dari SNI 01-3554-2006 tentang Cara uji air minum dalam kemasan

Pengolahan Data

Pengolahan data pada awalnya dilakukan dengan cara pentabulasian data yang didapatkan baik dari pengukuran sampel maupun dari nutrition fact , kemudian data tersebut dilakukan pengkodingan, pengklasifikasian (tabel 2), pengeditan, kemudian dikelompokkan sesuai dengan kategori Codex. Data yang telah diperoleh kemudian di olah dengan menggunakan microsoft excel 2011

Pencelupan elektroda yang telah dibersihkan dengan aquades kedalam 50ml sampel yang akan diukur pH-nya

Pencelupan elektroda yang telah dibersihkan dengan aquades kedalam 50ml sampel yang akan diukur pH-nya (Ulangan II)

Persiapan Sampel Minuman Komersial

Pembilasan elektroda dengan aquades

Pencatatan dan pembacaan nilai pH sampel

Pencatatan dan baca nilai pH sampel lakukan hal yang sama untuk sampel lainnya

(34)

untuk melihat distribusi frekuensinya. Data distribusi frekuensi dari pengukuran sampel tersebut dijelaskan dalam bentuk tabel dan narasi.

Tabel 2 Sampel Minuman Komersial No Kategori dan Merek

1 Susu Cair

Indomilk Es Krim Vanila, Indomilk Coklat, Indomilk Stroberi, HiLo School VegiBeri, Frisian Flag Cool-Choco, Indomilk Susu UHT Stroberi, Ultra Milk Susu UHT Coklat, Frisian Flag Cool-Strawberry, Indomilk Susu UHT Coklat, HiLo Teen Chocolate, Indomilk Kids Susu UHT Coklat, YES! Fruity Apel, YES! Fruity Tutti Fruity, YES! Fruity Stroberi, YES! Fruity Jeruk, YES! Fruity Anggur, Indomilk Melon, Calpico Original, Calpico Stroberi dan Blackcurrant, Nestle Bear Brand Susu Steril, Nestle Bear Brand Gold dengan Sari Teh putih, Nestle Bear Brand Gold dengan Sari Malt putih, Mimi Susu UHT Rasa Stroberi, Indomilk Kids Susu UHT Vanila, Indomilk Kids Susu UHT Stroberi, Ultra Milk Susu UHT Stroberi, VitaMilk Prebiotik Coklat, VitaMilk Prebiotik Stroberi, Diamond Milk Rasa Stroberi, Diamond Milk Rasa Coklat, Indomilk Susu UHT Vanilla, Frisian Flag Low Fat High Ca Californian Strawberry, Frisian Flag Low Fat High Ca Belgian Chocolate, Frisian Flag Low Fat High Ca French Vanilla, Frisian Flag Rasa Stroberi, Frisian Flag Rasa Full Cream, Frisian Flag Rasa Coklat, Ultra Milk Susu UHT Full Cream, Ultra Milk Susu UHT Low Fat Hi-Ca, Ultra Milk Susu UHT Full Cream, Mimi Susu UHT Rasa Stroberi, Mimi Susu UHT Rasa Vanila, Mimi Susu UHT Rasa Coklat, Indomilk Kids Susu UHT Rasa Vanila, Diamond Milk Minuman Susu Rasa Sereal Coklat, Diamond Milk Minuman Susu Rasa Sereal Stroberi, Diamond Milk Minuman Susu Rasa Sereal, Indomilk Pasteurised Milk Fresh Milk Full Cream, Indomilk Pasteurised Milk Fresh Milk Full Cream Chocolate, Diamond Pasteurised Chocolate Milk, Diamond Pasteurised Farm Fresh Milk

2 Susu Bubuk

Dancow full cream milk powder instant, Dancow full cream milk powder instant coklat, Pop Ice Grape, Pop Ice Strawberry, Pop Ice Durian, Pop Ice Mango, Pop Ice Cappucino, Pop Ice Coffee Moccacino, Pop Ice Avocado, Pop Ice Soursup, Pop Ice Melon, Pop Ice Milk Chocolate, Pop Ice Lychee, Pop Ice Chocolate, Pop Ice Vanilla Blue, Pop Ice Bubble Gum, Pop Ice Coffee Vanilla Latte

3 Air Mineral Dalam Kemasan

Hexagonal, SUPER O2, Nestle, Cleo, Amidis, Evian, 2Tang, Prima, Club, AQUA, Alto, VIT, Ron 88

4 Jus Buah dan Sayur Cair

Country Choice Jus Goji Berry, Happy Jus Grape, Pulpy Tropical, Pulpy Orange, Country Choice Jus Mangga, Original Love Juice Orange,Original Love Juice, Pomegranate, Original Love Juice Guava, NutriSari Dragon Fruit, Buavita 2Go Apple Passion, Buavita 2Go Melon Crush, Buavita Jus Mangga, Buavita Jus Jeruk Mandarin, Buavita Jus Jeruk, Buavita Jus Leci, Buavita Jus Sirsak, Buavita Jus Apel, Country Choice Jus Apel, Country Choice Jus Jeruk, NutriSari

(35)

Tabel 2 Lanjutan

5 Jus Buah dan Sayur Bubuk

NutriSari Florida Orange Manis Asam, Nutrisari Guava, Nutrisari Sweet Mango, Marimas Jeruk manis, Marimas melon, Segar sari Jeruk manis, Segar sari Jeruk, Nutrisari

6 Minuman Berasa berbasis Air Soda Kalori

Sprite, Coca Cola, Fanta Strawberry, Pepsi Blue, Pepsi, 7UP, Root Beer, Mirinda, Pepsi Twist, A&W Sarsaparila, TEBS Tea with Soda, Schweppes Air Tonik, Schweppes Rasa Jahe, F&N Sarsi, F&N Kopi Soda, F&N Air Tonik, Green SANDS Recharge Redberry, Green SANDS Original, Fanta Fruitpunch, Fanta Orange, AJE Big Cola, AJE Big Strawberry, AJE Big Orange, AJE Big Lemon, Pepsi (KFC), Pepsi Blue (KFC), Mirinda (KFC), 7Up (KFC)

7 Minuman Berasa berbasis Air Soda Non Kalori

Sprite Zero, Coca Cola Zero, Schweppes Air Soda 8 Minuman Berasa berbasis Air Isotonik

Pocari sweat, Myzone lychee lemon, Myzone orange lime isotonik, Myzone apple guava, Myzone passion fruit, Z porto Lemon, Z porto Orange, Fatigon Hydro Original Coco Water, Fatigon Hydro Coco Orange, Powerade Isotonik Rasa Grapefruit-Lemon, Powerade Isotonik Rasa Orange Vit C

9 Minuman Berasa berbasis Air Energy drink

Hemaviton Energy Drink, Hemaviton Energy Drink rasa Anggur, Lipovitan Honey, Lipovitan Pasak Bumi, M-150, Kratingdaeng Energy Drink, Kratingdaeng-S Energy Drink

10 Minuman Lain Teh Cair

Tehbotol Jasmine tea, NU Green tea, Joy Tea Green Tea Honey Lemon, Joy Tea Green Tea Jasmine, NutriSari Golden Flower, Frestea Markisa, Frestea Apel, Tehbotol Jasmine Tea Less Sugar, C2 Lemon, Frestea Jasmine, Fruittea HOT, C2 Apel, Frestea Lemon, Joy Tea Green tea Jasmine Less Sugar, Frestea Green, Fruittea Apple, Fruittea Blackcurrant, Fruittea Strawberry, Fruittea Fussion, Fruittea Extreme, Fruittea WOW, Fruittea Guava, NU Green tea Madu, TEAZ Iced Tea Honey Lemon, Teh Rio, Teh Gelas Green tea, Mountea Apel, Mountea Stroberi, Mountea Jambu, Mountea Blackcurrant

11 Minuman Lain Teh Bubuk

Teh sisri tea extract, Teh sisri blackcurrant, Teh sisri apel, Teh sisri gula batu, Teh sisri lemon, Teh sisri lemon cola, Teh sisri cincau, Teh sisri melati, Teh sisri madu, Max tea Tarik

12 Minuman Lain Kopi Bubuk

Good Day The Original, Good Day Vanilla Latte, Good Day Coolin' Coffee, Good Day Mocacino, Good Day Chococinno

(36)

Definisi Operasional

Aspek Gizi berbagai Minuman Komersial adalah kandungan energi serta zat-zat lain, seperti vitamin dan mineral yang terdapat pada sampel berdasarkan nutrition fact.

pH berbagai Minuman Komersial adalah tingkatan yang menunjukkan asam atau basanya suatu minuman komersial yang diukur pada skala 0 sampai dengan 14.

(37)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis dan Takaran Saji Minuman Komersial

Minuman komersial yang digunakan sebagai sampel pada peneilitian ini merupakan minuman komersial yang pada awalnya merupakan minuman yang sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan oleh Codex (FAO & WHO 2010). Menurut Codex kategori terbesar pada minuman komersial yaitu, susu, minuman non alkohol dan minuman beralkohol. Pada penelitian ini kategori yang diambil adalah minuman non alkohol serta susu. Hal ini di karenakan konsumsi masyarakat Indonesia yang lebih terlihat pada minuman komersial tersebut (Santoso et al 2011).

Minuman komersial dengan dua kategori tersebut kemudian terbagi lagi menjadi beberapa kategori minuman seperti yang terlihat pada Tabel 3. Tabel tersebut menggambarkan beberapa kategori minuman komersial, jumlah sampel berdasarkan kategori minuman tersebut serta takaran saji yang digunakan pada penelitian ini.

Komponen utama dalam tubuh manusia adalah air. Sebagai salah satu zat gizi mikro, air mempunyai fungsi dalam berbagai proses penting dalam tubuh manusia, seperti pengangkutan, metabolisme dan sirkulasi zat gizi dan non gizi, kontraksi otot, pengendalian suhu tubuh, transmisi impuls saraf, pengaturan keseimbangan elektrolit, dan proses pembuangan zat tak berguna bagi tubuh. Namun, air sangat sering terlupakan sebagai zat gizi yang penting bagi tubuh. Kebutuhan tubuh akan air tidak dapat dipenuhi oleh tubuh manusia itu sendiri. Oleh karena itu, manusia perlu memenuhi kebutuhan airnya melalui asupan air yang cukup (Santoso et al 2011).

Penelitian-penelitian telah banyak dilakukan yang hasilnya menunjukkan bahwa kurangnya pemenuhan air oleh tubuh berdampak buruk bagi kesehatan atau dapat meningkatkan resiko kejadian berbagai penyakit, seperti sembelit, kram, batu ginjal, infeksi saluran kemih. Konsumsi air yang kurang juga berdampak menurunkan stamina, produktivitas kerja dan meningkatkan risiko kecelakaan kerja (Santoso et al 2011).

(38)

kopi 360 mL, dan minuman ringan 420 mL per hari. Asupan air dalam penelitian tersebut tidak termasuk air dari makanan. Hasil penelitian di Singapura menunjukkan bahwa sumber air tubuh yang utama adalah air putih (74%), kemudian diikuti dengan teh dan kopi (32%), serta minuman ringan (17%). Penelitian THIRST di Indonesia menunjukkan bahwa orang dewasa (71,3%) lebih menyukai air putih sebagai minuman utama setiap hari. Pilihan kesukaan lainnya adalah teh, kopi, jus dan susu bagi orang dewasa. Air putih yang dikonsumsi berasal dari air putih tanpa kemasan (36%) dan air putih kemasan (36%) (Santoso et al 2011).

Tabel 3 Jumlah sampel berdasarkan kategori dan volume takaran saji Minuman Komersial yang di Analisis

No Kategori Minuman Sampel Jumlah Takaran Saji (mL) Minimum Maksimum

1 Susu Cair 52 90 250

2 Susu Bubuk 18 150 200

3 Air Mineral Dalam Kemasan 13 240 600 4 Jus Buah dan Sayur Cair 50 110 350 5 Jus Buah dan Sayur Bubuk 8 200 250 6 Minuman Berasa berbasis Air Soda

Berkalori 28 200 535

7 Minuman Berasa berbasis Air Soda

Non-kalori 3 330 350

8 Minuman Berasa berbasis Air Isotonik 11 250 500 9 Minuman Berasa berbasis Air Energy

Drink 7 150 150

10 Minuman Lain Teh Cair 29 150 500 11 Minuman Lain Teh Bubuk 11 200 300 12 Minuman Lain Kopi Bubuk 18 150 250

Jumlah 248

Jenis minuman komersial yang dianalisis memiliki jumlah sampel berdasarkan kategori yang cukup beragam dan didominasi oleh jenis minuman kategori susu cair dan jus buah dan sayur cair, hal ini disebabkan oleh sampel pada kategori minuman tersebut memiliki jumlah sampel yang cukup banyak beredar.

(39)

Pemeriksaan pada sampel dengan volume lebih dari 600 mL tidak dilakukan adalah dengan asumsi pH minuman komersial dengan volume tersebut memiliki pH yang sama dengan sampel yang memiliki volume yang lebih rendah dari 600 mL.

Quality appearence menurut Patterand dan Hotchkiss 1995 adalah faktor-faktor yang mencakup ukuran, bentuk, keutuhan, bentuk lain dari kerusakan, kondisi permukaan yang masih baik, kelemahan, warna, dan konsistensi. Untuk produk minuman komersial, quality appearance ini akan dapat dilihat pada awalnya dari kondisi fisik kemasan minuman komersial yang dijual di pasaran.

Kondisi fisik dari sampel minuman komersial yang digunakan sebagai sampel, telah dilakukan seleksi pada saat pembelian dilakukan berdasarkan quality appearance, hal ini dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan pada sampel minuman komersial yang dianalisis.

Kandungan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak Minuman Komersial Zat gizi merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam makanan maupun minuman yang diperlukan oleh tubuh untuk berbagai keperluan seperti menghasilkan energi, mengganti jaringan yang aus serta rusak, memproduksi substansi tertentu misalnya enzim, hormon dan anti bodi. Zat gizi dapat dibagi menjadi kelompok makronutrien, yang terdiri atas protein, lemak serta karbohidrat. Kelompok mikronutrien yang terdiri atas vitamin dan mineral (Hartono 2006).

Energi dalam tubuh manusia dapat dihasilkan, karna adanya pembakaran karbohidrat, protein dan lemak, sehingga agar manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup ke dalam tubuh manusia tersebut (Kartasapoetra 2002). Keseimbangan energi dicapai bila energi yang masuk kedalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal atau normal. Apabila konsumsi energi melalui makanan telah terpenuhi dan kemudian di tambah dengan adanya kalori dari minuman akan mengakibatkan kelebihan energi pada seseorang. Jika hal ini maka kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak tubuh sehingga terjadi berat badan lebih atau kegemukan (Almatsier 2004).

(40)

energi 2000 kkal akan memperoleh 20% energi dari penambahan gula bila mengkonsumsi dua gelas (kemasan) minuman komersial berkalori (Krebss-Smith 2001; Duffey & Pumpkin 2006; Barquera et al 2008)

Kandungan Energi tertinggi pada sampel minuman komersial per 100 mL nya yang dianalisis terlihat pada minuman kategori susu bubuk dengan rata-rata 71 kkal/100 mL dengan nilai yang tidak jauh berbeda dengan kategori minuman berasa berbasis air energy drink yang memiliki nilai rata-rata 71 kkal/100 mL (Tabel 4).

Tabel 4 Kandungan Energi Minuman Komersial

No Kategori Minuman  ± SD*

6 Minuman Berasa berbasis

Air Soda Berkalori 24 ± 24 31 0 58

7 Minuman Berasa berbasis

Air Soda Non-kalori 0 ± 0 0 0 0

8 Minuman Berasa berbasis

Air Isotonik 24 ± 8 26 16 36

9 Minuman Berasa berbasis

Air Energy Drink 71 ± 3 72 67 75

10 Minuman Lain Teh Cair 39 ± 10 44 20 56

11 Minuman Lain Teh Bubuk - - - -

12 Minuman Lain Kopi Bubuk - - - -

*ket :  ; rata-rata, SD ; standar deviasi

Kategori minuman yang memiliki kandungan kalori terendah terlihat pada kategori minuman berasa berbasis air soda non-kalori dengan rata-rata 0 kkal/100 mL. Konsumsi pada kategori minuman berasa berbasis air energy drink menurut penelitian Kurniawan (2000) juga menjadi sampel yang cukup banyak di konsumsi oleh konsumen yang berusia 14-18 tahun. Konsumsi yang cukup tinggi dan juga kandungan energi pada kategori minuman berasa berbasis air energy drink diduga memiliki kontribusi energi yang cukup tinggi terhadap konsumen yang mengkonsumsi jenis minuman tersebut.

(41)

(2011) konsumsi minuman pada kategori susu bubuk juga merupakan minuman komersial ketiga terbanyak yang di konsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Sumber energi yang memiliki konsentrasi tinggi salah satunya adalah bahan makanan sumber karbohidrat, seperti gula. Semua bahan makanan yang dibuat dengan bahan tersebut merupakan sumber energi. (Almatsier 2004). Minuman dengan penambahan kandungan energi yang cukup tinggi juga dapat menjadi penyumbang energi pada konsumen yang mengkonsumsi minuman tersebut. Beberapa penelitian telah membuktikan konsumsi yang cukup tinggi pada minuman tertentu dapat menjadi salah satu penyumbang energi yang cukup berarti terhadap penambahan energi konsumen yang mengkonsumsi minuman tersebut. Salah satu minuman yang dapat menjadi penyumbang energi tersebut adalah minuman komersial yang banyak beredar di masyarakat (Krebss-Smith 2001, Duffey & Pumpkin 2006, Barquera et al 2008).

Komposisi kandungan karbohidrat tertinggi pada sampel minuman komersial per 100 mL nya terlihat pada minuman dengan kategori susu bubuk dengan rata-rata 13.8 g/ 100 mL. Kandungan karbohidrat terendah pada sampel minuman komersial terlihat pada kategori minuman berasa berbasis air soda non kalori dengan rata-rata 0 g/100 mL. Karbohidrat merupakan salah satu sumber energi yang juga akan memberikan kontribusi kandungan kalori yang berarti terhadap konsumsi. Konsumsi yang cukup berarti dan didukung dengan kandungan energi yang cukup tinggi pada minuman kategori susu bubuk dapat memberikan kontribusi kalori yang berarti pada sampel yang mengkonsumsi minuman komersial kategori tersebut (Rachma 2009 dan Santoso et al 2011). Tabel 5 Kandungan Karbohidrat Minuman Komersial

No Kategori Minuman  ± SD

6 Minuman Berasa berbasis

Air Soda Berkalori 6.1 ± 6.0 8.7 0.0 14.8

7 Minuman Berasa berbasis

Air Soda Non-kalori 0.0 0.0 0.0 0.0

8 Minuman Berasa berbasis

Air Isotonik 6.2 ± 1.6 6.8 4.0 8.0

9 Minuman Berasa berbasis

Air Energy Drink 10.0 ± 9.4 16.7 0.0 18.7

10 Minuman Lain Teh Cair 9.7 ± 2.3 11.2 4.8 12.4

11 Minuman Lain Teh Bubuk - - - -

12 Minuman Lain Kopi Bubuk - - - -

(42)

Protein merupakan salah satu bahan penyusun tubuh yang mengandung nitrogen dengan unit dasarnya yaitu asam amino. Protein merupakan zat pembentuk tubuh yang penting di samping air, lemak, mineral, karbohidrat, dan berbagai vitamin yang terdapat di seluruh tubuh pada otot, kulit, rambut, jantung, dan organ tubuh lainnya (Kartasapoetra 2002).

Asam amino penting dari kelompok non-esensial salah satunya adalah taurin. Taurin dapat disebut sebagai asam amino detoksifikasi yang bekerja mengikat dan menetralkan ksenobiotik (istilah umum untuk semua jenis toksin. Taurin (taurine) adalah asam amino detoksifikasi yang memberikan efek seperti glisin dalam menetralkan semua jenis toksin (xenobiotik) berbahaya. Manfaat lain taurin adalah sebagai pengendali neurotransmitter yang dapat mencegah kejang. Taurin yang terkandung di dalam produk minuman pembangkit tenaga (energy drink) digunakan sebagai unsur utama. Penggunaan taurin adalah sebagai pemulih stamina dosis 1000 mg sehari (Herwana 2005).

(43)

Tabel 6 Kandungan Protein Minuman Komersial

6 Minuman Berasa berbasis

Air Soda Berkalori 0.0 ± 0.0 0.0 0.0 0.2

7 Minuman Berasa berbasis

Air Soda Non-kalori - - - -

8 Minuman Berasa berbasis

Air Isotonik - - - -

9 Minuman Berasa berbasis

Air Energy Drink 0.5 ± 0.5 0.67 0.0 1.1

10 Minuman Lain Teh Cair - - - -

11 Minuman Lain Teh Bubuk - - - -

12 Minuman Lain Kopi Bubuk - - - -

*ket :  ; rata-rata, SD ; standar deviasi

Menurut Almatsier (2004) Lemak merupakan sumber energi berkonsentrasi tinggi. Analisis komposisi kandungan lemak tertinggi untuk sampel minuman komersial per 100 mL nya terlihat pada minuman kategori susu cair dengan rata-rata 10.14 g/ 100 mL (Tabel 7). Zat gizi lemak dengan komposisi kandungan terendah pada sampel minuman komersial terlihat pada kategori minuman jus buah dan sayur cair dengan rata-rata dan standar deviasi 0.01 ± 0.05 g/100 mL. Komposisi kandungan lemak yang cukup beragam pada kategori ini menyebabkan nilai standar deviasi yang lebih tinggi dari nilai rata-rata pada sampel.

Tabel 7 Kandungan Lemak Minuman Komersial

No Kategori Minuman  ± SD

6 Minuman Berasa berbasis

Air Soda Berkalori - - - -

7 Minuman Berasa berbasis

Air Soda Non-kalori - - - -

8 Minuman Berasa berbasis

Air Isotonik - - - -

9 Minuman Berasa berbasis

Air Energy Drink - - - -

10 Minuman Lain Teh Cair 0.02 ± 0.11 0.00 0.00 0.61

11 Minuman Lain Teh Bubuk - - - -

12 Minuman Lain Kopi Bubuk - - - -

(44)

Komposisi kandungan zat gizi lemak yang terdapat pada minuman komersial juga merupakan salah satu penyumbang kalori pada minuman komersial tersebut, dan dengan kandungan lemak yang cukup tinggi pada minuman susu cair dan susu bubuk yang konsumsinya juga cukup banyak pada penelitan Rachma (2009) dan Santoso et al (2011). Hal ini dapat diduga sebagai salah satu penyumbang kalori tambahan pada konsumen yang mengkonsumsi minuman komersial kategori susu cair dan susu bubuk.

Kandungan Vitamin pada Minuman Komersial

Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karna itu pemenuhannya harus di dapatkan dari sumber pangan, baik makanan maupun minuman. Tiap vitamin memiliki tugas yang sangat spesifik dalam tubuh. Vitamin merupakan zat organik yang dapat rusak karna penyimpanan dan pengolahan (Almatsier 2004). Pada minuman komersial vitamin dapat berasal dari kandungan alami minuman tersebut serta termasuk kedalam zat gizi, maupun tergolong ke dalam zat lain yang ditambahkan ke dalam minuman komersial yang dapat termasuk ke dalam golongan zat fungsional sebagai anti oksidan (Suriawiria 2002).

Vitamin A dan B1 yang dianalisis berdasarkan komposisi nutrition fact pada sampel produk minuman komersial yang digunakan memiliki kandungan tertinggi per 100 mL nya terlihat pada minuman kategori susu cair dengan rata-rata dan standar deviasi 102.63 ± 117.9 IU/100 mL untuk vitamin A, 0.12 mg/100 mL nilai rata-rata untuk vitamin B1. Jenis sampel minuman komersial yang memiliki kandungan vitamin A dan B1 terendah terlihat pada minuman kategori susu bubuk dengan rata-rata dan standar deviasi vitamin A sampel 46.92 ± 117.80 IU/100 mL dan vitamin B1 terdapat pada sampel kategori minuman berasa berbasis air energy drink 0.01 mg/100 mL (Tabel 8).

(45)

Tabel 8 Kandungan Vitamin A dan B1 pada Minuman Komersial 6 Minuman Berasa berbasis Air

Soda Berkalori - - - -

7 Minuman Berasa berbasis Air

Soda Non-kalori - - - -

8 Minuman Berasa berbasis Air

Isotonik - - 0.01 ± 0.01 0.00 – 0.02

9 Minuman Berasa berbasis Air

Energy Drink - - 0.13 ± 0.26 0.00 – 0.67

10 Minuman Lain Teh Cair - - - -

11 Minuman Lain Teh Bubuk - - - -

12 Minuman Lain Kopi Bubuk - - - -

*ket :  ; rata-rata, SD ; standar deviasi, min; minimum, maks; maksimum

Vitamin B2 dan B6 yang komposisinya paling tertinggi pada sampel minuman komersial per 100 mL terlihat pada kategori minuman berasa berbasis air energy drink dengan rata-rata dan standar deviasi 0.25 ± 0.44 mg/100 mL dan 2.40 mg/100 mL. Kandungan terendah Vitamin B2 terlihat pada kategori minuman berasa berbasis air soda berkalori dengan rata-rata 0.01 ± 0.05 mg/100 mL, sedangkan untuk vitamin B6 terdapat pada sampel minuman dengan kategori susu bubuk dengan rata-rata dan standar deviasi 0.01 ± 0.03 mg/100 mL (Tabel 9).

(46)

Tabel 9 Kandungan Vitamin B2 dan B6 pada Minuman Komersial 6 Minuman Berasa berbasis Air

Soda Berkalori 0.01 ± 0.05 0.00 – 0.29 - -

7 Minuman Berasa berbasis Air

Soda Non-kalori - - - -

8 Minuman Berasa berbasis Air

Isotonik - - 0.14 ± 0.16 0.00 – 0.40

9 Minuman Berasa berbasis Air

Energy Drink 0.25 ± 0.44 0.00 – 1.07 2.40 ± 1.19 0.67 – 3.33

10 Minuman Lain Teh Cair - - - -

11 Minuman Lain Teh Bubuk - - - -

12 Minuman Lain Kopi Bubuk - - - -

*ket :  ; rata-rata, SD ; standar deviasi, min; minimum, maks; maksimum

Sampel minuman komersial dengan kategori minuman berasa berbasis air soda berkalori yang memiliki kandungan vitamin B2 terendah dengan rata-rata dan standar deviasi 0.01 ± 0.05 mg/100 mL dan vitamin B6 terdapat pada sampel minuman kategori susu bubuk 0.01 ± 0.03 mg/100 mL. Nilai minimum dan maksimum terendah pada sampel minuman komersial yang dianalisis yaitu pada sampel minuman kategori susu bubuk dengan nilai 0.00 dan 0.24 mg/100 mL untuk kandungan vitamin B2, sedangkan kandungan terendah vitamin B6 yaitu 0.00 dan 0.12 mg/100 mL.

Gambar

Tabel 1 Persyaratan Kualitas Air Minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Tabel 1 Lanjutan
Tabel 1 Lanjutan
Gambar 1 Diagram alir analisis kadar pH minuman komersial dimodifikasi dari
+7

Referensi

Dokumen terkait

menghasilkan kadar karbohidrat tertinggi yaitu 46,853%, Kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan A1B3 yaitu 9,850%, Kadar air terendah terdapat pada perlakuan A1B3

Variasi dalam bahasa yang sama (tunggal bahasa) terjadi ketika peristiwa tutur yang berlangsung dalam iklan komersial produk makanan dan minuman di televisi menggunakan satu

Kandungan protein tertinggi terdapat pada serasah daun R.apiculata yang mengalami dekomposisi selama 60 hari pada tingkat salinitas &gt;30 ppt, yaitu 6,42%.. Kata kunci:

Jumlah bakteri koliform dalam sampel minuman yang diujikan sangatlah beragam nilainya, dari mulai yang terendah dijumpai pada sampel 6 hingga yang tertinggi

Penggunaan tindak tutur peringatan pada iklan produk komersial (nutrisi) adalah pengiklan menggunakan tuturan berupa peringatan yang merupakan kenyataan dan menghendaki

Kandungan serat pada produk fig bar kacang kedelai, kacang hijau dan kacang dieng hampir sama dan tertinggi terdapat pada produk fig bar kacang kedelai.Nilai kalori

Menurut Rahardjo dan Haryadi (1997), semakin tinggi kandungan protein pada adonan kerupuk menyebabkan denaturasi protein pada saat pemasakan adonan sehingga

Jajanan umunya tinggi kalori (lemak dan karbohidrat) namun kurang kandungan protein. Anak usia sekolah membutuhkan makanan jajanan untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi