• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ragam Pamelo Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ragam Pamelo Indonesia"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

1.

MENGAPA PAMELO?

1.1 Posisi Pamelo

Oi rasar intemasional, pamelo merupakan jcnis jeruk yang mempunyai nilai perdagangan yang tinggi mcndampingi grapefruit, mandarin, orange dan lemon. Konsumen jeruk termasuk pamelo mempunyai rentallg yang luas balk dilihat dari sisi usia, kelas sosial, tingkat pClldldikan maupun geografi. Pamelo potensial dikcmbangkan, karena karakteristiknya yang khas, yaitu berukuran besar, memillki rasa segar, dan daya simpan yang lama sampai 4 bulan, selaln itu beberapa kultivar hanya terdapat di Indonesia (Susanto 2004). Pamelo terutama berkembang di daerah tropik dan sebaglan keeil di daerah sub-troplk. Beberapa negara produsen pamelo utama selain Indonesia adalah China, Thailand, Malaysia dan Jepang.

Konsumsi jeruk (termasuk pamelo) per kapita masyarakat Indonesia masih tergolong rendah, tercatat hanya sekitar 3,17 kg/kapita/tahun atau sekitar 10% dari konsumsi masyarakat negara maju yang mencapai 32 kg/kapita/tahun. Trend konsumsi Inl akan tcrus menlngkat seiring dengan kenaikan tingkat pendapatan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Hal inl telah membuka peluang membanjirnya buah jeruk impor untuk mengisi kebutuhan konsumcn yang semakin meningka'" dan variatif. Impor jeruk meningkat pesat dalam 12 tahun terakhir. Pada tahun 1998 impor berbagai jenis jeruk sebesar 13.000 ton dan pada tahun 2004 meningkat sangat pesat mencapai 95.000 ton, dan menjadi 128.000 ton pada 2010. Oari tahun ke tahun balk volume maupun jenis jeruk yang diimpor cenderung terus meningkat dengan kenaikan sekitar 11 % per tahun (BPS, 2012)

(2)

tergantung pada kultivar. Umumnya buah pamelo mempunyai warna kulit

hijau sampai hijau kekuningan dengan warna daging buah mulai dari plltih, putih kemerahan. merah sampai merah tua. Demikian pula terdapat variasi dalam jumlah biji dnri yang berbiji banyak sampai tidak berbiji sama sekali. Secara lImum kriteria bllah pamelo yang disukai masyarakat adalah memiliki warna jus merah, tidak getir, mudah dikupas dan tidak atau sedikit

berbiji.

Di Indonesia, plasma nutfah pamelo banyak ditemukan di berbagai daerah, dengan nama daerah yang berbeda, yang dikenal sebagai kultivar lokal. Saat ini tidak kurang dari 24 kultivar pamelo yang telah dikenal

masyarakat Meskipun demikian baru beberapa kultivar saja yang diproduksi secara komersial, antara lain 'Magetan', 'Nambangan', 'Raja', 'Ratu' dan 'Sri Nyonya' (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura 2006).

1.2 Perkembangan Produksj

Walaupun pamelo mempunyai potensi yang menjanjikan, namlln sampai saat ini pengembangan pamelo di Indonesia masih sangat terbatas. Produksi pamelo masih sangat rendah hanya sekitar 5% dari total produksi jeruk yang mencapai 2,2 juta ton pada 2010 (BPS, 2012). Sampai saat ini area pengembangan pamelo masih terbatas di beberapa sentra utama di

Magetan, Bireun Aceh, Pangkajene dan Kepulauan. Pertanaman pamelo di Kabupaten Sumedang yang pernah punah karena serangan penyakit, saat ini telah mulai berkembang kembali walaupun belum terlalu luas. Kabupaten

Pati dan Kudus juga telah berkembang menjadi sentra baru pamelo. Pamelo juga ditemukan di oeberapa wilayah lain seperti Jambi, Nusa Tenggara Barat,

Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Banyuwangi, namun dalam jumlah terbatas dan beredar hanya di pasar loka!.

2

(3)

Luas areal panen pamelo dari 2004-2011 berHuktuasi antara 4.161 Ha - 6.235 Ha dipengaruhi oleh kondisi iklim tahun berjalan, dengan produksi berkisar antara 64 - 106 ribu ton dan produktivitas 12,03-22,23 ton per Ha (Tabel 1). Produktivitas ini masih tergolong rcndah llibandingkan dcngan potensinya!yang dapat mencapai 40 ton pet'ha, Produksi yang masih rendah inl terutama disebabkan karena teknik budidaya yang umumnya masih konvensional dan tidak intensif.

Tabel1.1. Luas areal, produksi dan produktivltas nasional pamelo tahun 2004 - 2011

Tahun Luas Areal Produksl (ton) Produktivitas

: Panen (ha) (ton/ha)

2004 6.235 76.324

12,24-2005 5.305 63.801 12,03

2006 5.238 85.691 16,36

2007 4.161 74.249 17,84

2008 4.690 76.621 16,34

2009 4.765 105.928 22,23

I

2010 6.177 91.131 14,75

L

2011 4.507 97.069 I 21,54

Sumber: Kementan (2013)

(4)

Harga buah pamelo di tingkat petani berfluktuasi dan berbeda antar daerah sentra produksi. Berdasarkan kajian lapangan pada 2013, harga pamelo pada sa at panen raya di Kabupaten Magetan dan Pangkep sekitar Rp 3.000,- per buah, di Sumedang dan Bireun Rp 5.000,- per buah, sementara di Kabupaten Kudus dan Pati meneapai Rp 15.000 per buah, bahkan di Banyuwangi meneapai Rp 20.000 per buah di tingkat petani. Musim panen pamelo di Kabupaten Magetan eenderung serentak, p:men raya terjadi pada sekitar bulan Mei-Juni, karena bunga muneul di bulan Oktober-Nopember pada awal muslm hulan. Sementara itu di Kabupaten Pati, Kudus dan Bireun musim panen besar terjadi sekitar bulan Januari-Pebruari, tetapi selama setahun dapat terjadi beberapa kali panen keeil, karena bunga muneul seeara periodik. Hal Ini diduga merupakan salah satu faktor yang membuat harga buah pamelo di Pati dan Kudus relatif lebih tinggi dibandingkan dengan di sentra produksi lain.

(5)

Tabell.2. Perkembangan produksi pamelo di bebcrapa propinsi sentra produksi

No. Sentra Produksi Produksi (ton)

2004 2005 2006 2007 2008 2009

1 Aceh (Bireun) 3.837 5.830

I

8.873

9.:U;!

1:1.786 9.350 I

2 Jawa Barat

2.380

I

1.682 3.324 3.179 3.378 4.514 lSumedang)

3 JawaTimur (Magetan) 37.162 23.473 41.131 28.984 24.289 36.501

4 Nusa Tenggara Barat

(Lombok, Sumbawa. 834 784 976 2.084 1.333 3.646

Blma)

5

Nusa Tenggara Timur 6.561 6.265 4.124 6.453 6.743 8.287

6 Kalimantan Barat 1.061 836 1.034 733

565 1.172

r

Sulawesi Selatan

4.080 7.010 9.602 9.541 9.493 14.701 (Pangkep)

8 Sulawesi Barat

I

0 0 278 341 3.326 2.097

(Mamasa)

1

セ@

Sumber: Kementan (2013)

(6)

Upaya pengembangan pamelo diarahkan pada ketersediaan kultivar unggul yaitu memiliki potensi besar menghasilkan buah tanpa atau sedikit biji dengan kualitas tinggi, keragaan bibit yang baik, dan potensi pembungaan yang memadai untuk menjamin produktivitas dan kualitas buah yang tillggi. Kultivar unggul dapat diperoleh melalui seleksi plasma nutfah, hasil persilangan maupun pemanfaatan bioteknologi. Pada saat ini telah dilepas tidak kurang dari 17 kultivar pamelo yang seluruhnya merupakan hasil seleksi plasma nutfah yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Namun maslh beberapa kultivar saja yang dikenal masyarakat luas dan mempunyai pasar yang bagus secara nasional.

(7)

2.

KANDUNGAN GIZI DAN ZAT BERKHASIAT PADA PAMELO

2.1. Kandungan Gizi

Buah pamelo tidak hanya memillki rasa, aroma dan Wilrna yang khas, tetapi juga mengandung bcrbagai macam zat gizi dan zat berkhasiat, sehingga buah ini tcrgolong pangan fungsional. Dalam setiap 100 g bahan dapat dimakan buah pamelo terdiri atas 89 g air, 0,5 g protein, 0,4 g Icmak, 9,3 g karbohidrat, 49 IU vitamin A, 0,07 mg vitamin Bl, 0,02 mg vitamin 82, 0,4 mg niasin dan 44 mg vitamin C (Niyomdham, 1997).

Buah pamelo mengandung padatan terlarut total (PTT) yang merupakan gambaran kandungan karbohidrat, asam-asam organik, protein, lemak dan beberapa mineral, berkisar antara 10-20% dari bobot segar buah.

.

.

Karbohidrat yang terkandung pada buah jeruk umumnya adalah monosakarida (glukosa dan fruktosa), oligosakarida (sukrosa) dan polisakarida (selulosa, pati, hemlselulosa dan pektin). Padatan terlarut total buah akan meningkat bila ukuran buah meningkat (Davies dan Albrigo, 1994). Buah pamelo yang .berasal dari Thailand memillki kandungan PTT antara 7,14-9,45 °Brix (Pichaiyongvongdee dan Haruenkit, 2009a). Sementara pada al<sesi pamelo asallndonesia memiliki kandungan PIT yang lebih tinggi, yaitu antara 8,12-10,50 oBrix (Susanto, 2009).

(8)

buah jeruk umumnya adalah asam sitrat (70-90% dari total asam), asam malat dan asam oksalat, dengan sedikit kandungan asam suksinat, malonat, quinat, laktat, tartat dan asam lainnya. I<andungan asam akan menurun berkorelasi dengan peningkatan suhu. Suhu yang tinggi akan mcningkatkan kecepatan respirasi yang menyebabkan berkurangnya asam yang terkandung dalam vakuola, karena digunakan dalam proses metabolisme yang berlangsung )ebih cepat pada suhu yang lebih tinggi. Nisbah PTT/ATT akan meningkat selama pemasakan buah dan merupakan indikator bahwa buah sudah dapat dipanen (Davies dan Albrigo, 1994).

Buah jeruk telah lama diketahui sebagai sumber vitamin C. Kandungan vitamin C pada kultivar pamelo Thailand berkisar antara 37.03-57.59 mg/100ml (Pichalyongvongdee dan Haruenkit, 2009a). Kandungan vitamin C pada kultivar pamelo Indonesia (Bali Merah 2 dan Muria Merah 1) masing-masing 49.02 dan 50.27 mg/100 g (Rahayu et a/., 2012). Perbedaan kandungan vitamin C pad a pamelo ini, disebabkan pengaruh perbedaan varietas, praktek budidaya, tingkat kematangan, cara penanganan buah segar, pengemasan dan kondisi penyimpanan (Nagy, 1980). DI samping itu kandungan vitamin C juga dipengaruhi oleh lokasi penanaman. Kultivar pamelo Thong Dee asaL Propinsi Nokhon Si Thammarat, Thailand memiliki kandungan vitamin C 74.63 mg/100ml, lebih tinggi dibandingkan kultivar yang sarna dari en am propinsi lainnya (Chaiwong dan Theppakorn, 2010).

Umumnya vitamin C direkomendasikan untuk dikonsumsi setiap hari dalam jumlah relatif besar, terutama pada masa sekarang, ketika tekanan dalam kehidupan semakin meningkal Vitamin C dalam tubuh manusia berfungsi sebagai kofaktor beberapa enzim yang terlibat dalam slntesis kolagen, karnitin dan pensinyalan dalam saraf. Kekurangan vitamin C akan menyebabkan struktur kolagen lemah, gigi tanggal, kerusakan pada sendi, tulang dan jaringan penghubung serta memperlambat penyembuhan luka

(9)

(Silalahi, 2002). Vitamin C juga memiliki peran lain, yaitu mencegah sariawan, memelihara kesehatan kulit, pembuluh darah, mengurangi resiko arteriosklerosis, penyakit jantung dan beberapa jenis kanker (Cvetkovic dan Jokanovit, 2009). Hal ini disebabkan vitamin C tidak hanya berperan sebagai vitamin, tetapi juga sebagai antioksidan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kapasitas antioksidan kultivar pamelo asal Thailand yang diukur dengan DPPH-radical scavenging assay (DPPH-assay) dan ferric reducing antioxidant power assay (FRAP-assay) berturut-turut berkisar antara 164,23-257,02 I1mol Trolox/l00g bobot berslh dan 209,78-278,99 I1mol asam askorbat/l00g bobot bersih (Chaiwong dan Theppakorn, 2010).

Kandungan antioksidan buah pamelo juga berkaitan dengan warna jusnya. Pamelo berjus merah memilikl kandungan fenolik total, karotenoid, vitamin C dan vitamin E lebih tinggi dibandingkan dengan pamelo berjus putih. Dengan demikian jus pamelo segar yang berwarna merah merupakan sumber antioksidan yang lebih balk dan efisien dalam menangkap radikal bebas, termasuk radikal DPPH, anion superokslda dan hidrogen peroksida (Tsai et al. 2007).

2.2.

Kandungan Zat Berkhasiat

(10)

utama yang terdapat pada pamelo adalah limon in dan nomilin. Kandungan IImonin dan nomilin pada berbagai kultivar pamelo. masing-masing berkisar dari 10.07-29.62 mg/L dan 10.90-41.83 mg/L. dengan kandungan limonoid total antara 20.97-67.35 mg/L (Pichaiyongvongdee dan Haruenkit. 2009a). Pada buah pamelo kandungan limonoid tertinggi. terdapat pada biji. dan semakin menurun pada albedo. flavedo. sekat juring, dan jus (Plchaiyongvongdee dan Haruenkit.7.009a).

Pada hewan percobaan. Iimonoid dapat menghambat perkembangan kanker. sementara pada manusia dapat menghambat kanker payudara dan menurunkan kolesterol (Yu

et al .•

2005). Limonoid mampu menghambat pembentukan tumor dengan cara menstimulasi enzim glutathione S-transferase (GST) (Craig, 2002). GST merupakan enzim pendetoksifikasi yang dapat mengkatalisls reaksi glutathione dengan elektrofil-elektrofil berbahaya untuk membentuk senyawa yang berkurang tingkat racunnya dan larut dalam air, sehingga dapat dengan mudah dikeluarkan dari tubuh (Craig. 2002, Hasegawa dan Lamlkt, 1994).

Tlngkat limonin akan menurun seiring berjalannya waktu bila buah dibiarkan di pohon. Tingkat limonin juga dipengaruhi oleh batang bawah (rootstock), tingkat terendah ditemukan pad a buah jeJ'uk yang menggunakan 'Rough Lemon' sebagai batang bawah. Kisaran limonoid yang dapat diterima manusia antara 0,5-32 mg

1.

1• Limolloid menjadi kurang dirasakan bila kandungan gula dan asam pada buah meningkat. Dewasa ini, telah dikembangkan metode yang dlgunakan secara komersial untuk mengurangi tingkat limonoid pada jus (Davies dan Albrigo, 1994) .

Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang diturunkan dari lintasan sikimat dan metabolisme fenil propanoid (Stafford, 1990). Senyawa Inl berperan penting bagi kesehatan man usia. Banyak peneliti telah menunjukkan, bahwa flavonoid memiliki aktivitas antioksidan dan

(11)

kemampuan menangkap radikal bebas yang tinggi. dan berperan meningkatkan pengaruh asam askorbat (vitamin C) (Okwu. 2008). Hal ini membuat flavonoid mampu mengurangi resiko beberapa penyakit kronik. mencegah gangguan jantung. dan beberapa jenis kanker tertentu. Flavonoid juga bersifat antiviral. antimikrobial. anti-inflammatory. dapat melindungi pembuluh kapiler. dan berperan menghambat pengentalan darah. antiulcer dan antialergi pad a manusia (Gattuso et al .• 2007).

Pad a umumnya jus jeruk mengandung 44 macam flavonoid. lima diantaranya yang paling banyak dijumpai adalah quercetin. myricitin. rutin, tangeritin, naringin dan hesperidin (Okwu, 2008), tetapi flavonoid yang dominan pada pamelo adalah naringin (Hasegawa et al., 1996). Kelima flavonoid tersebut bersama-sama dengan limon In menyebabkan rasa getir. Kandungan naringin pada jus buah pamelo (242,63-386,45 ppm) lebih tinggi dibandingkan Iimonin (10,0729,62 ppm) (Pichaiyongvongdee dan Haruenkit,2009a). Pada pamelo. kandungan naringin dipengaruhi pula oleh jumlah biji. Kultivar pamelo tidak berbiji memUiki kandungan naringin lebih tinggi dlbandingkan kultivar berbiji (Pichaiyongvongdee dan Haruenklt, 2009a, Rahayu. 2012).

Kini narlngin digunakan dalam industri pangan. penyegar dan farmasi, karena pengaruhnya dalam menurunkan bobot badan. Naringin dapat memperpanjang aktivitas kafein dalam tubuh. sehingga dapat terus mendorong pembakaran lemak lebih lama. Naringin juga baik digunakan untuk meningkatkan penyerapan dan efektivitas makanan suplemen yang digunakan, karena naringin dapat memperpanjang masa tinggal zat terse but dalam tubuh.

(12)

kandungan Iikopen cukup tinggi, yaitu 350 mikrogram per 100 gram daging buah (Zechmeister, 2000). Likopen bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit kanker, terutama kanker prostat. Dibandingkan セMォ。イッエ・ョ@ dan vitamin E, aktivitas antioksidan Iikopen bcrturut-tul'ut dua kali dan scpuluh kali Iipat lebih kuat. Dengan demil<ian reaksi IikopclI sebagai antioksidan di

dalam tubuh lebih baik dibandingkan dengan vitamin A, C, E, maupun minerallainnya (Stahl dan Sies, 1992).

HasH telaah Arias dan Ramo'n-Laca (2005) melaporkan, bahwa bunga

pamelo mengandung alkaloid purin (caffeine, theobromine, theophylline, dan paraxantine), kulit buahnya mengandung flavanon, flavanoid-glikosida (naringin), naringenin, senyawa koumarin (xanthyletin, xanthoxyletin, dan suberosin). Senyawa kumarin pada pamelo bermanfaat untuk mengatasi masalah sirkulasi darah, seperti trombosis. Jus buah pamelo dimanfaatkan sebagal antiracun, perangsang nafsu makan, penstimulan jantung dan penguat lam bung. Secara in vitro minyak atsiri pamelo menunjukkan aktivitas kemampuan melawan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

Dibandingkan jenis jeruk lainnya, buah pamelo lebih banyak mengandung pektin. Pektin pada tanaman berfungsi sebagai materi pengikat antar sel. Komposisi pektin akan berubah ketika masak, pektin yang tidak terlarut menjadi pektin yang terlarut dalam air dan pektinat, sehingga buah

akan menjadi lunak (Davies dan Albrigo, 1994). Hasil telaah Sriamornsak (2003) menunjukkan pektin dapat menurunkan kandungan kolesterol darah dan menurunkan laju pencernaan dengan cara membongkar komponen

makanan di dalam usus halus. Hal ini menyebabkan makanan yang diserap lebih sedikit. Pektin juga memiliki kemampuan menahan air yang besar, sehingga dapat menimbulkan rasa kenyang dan mengul'angi jumlah makanan yang dikonsumsi. Sifat pektin yang seperti ini membuatnya digunakan untuk mengatasi kelebihan bobot badan, dan dikenal sebagai sumber serat diet.

(13)

Hidrogel pada pektin juga digunakan dalam formulasi tablet sebagai bahan pengikat.

Pada pamelo sumber pektin utama adalah albedo (kulit buah bagian dalam yang seperti husa, berwarna putih atau merah jambu), sekat dan kantong jus. Pektin dalam industri dimantaatkan dalam pembuHtan jelly, selai, manisan. bahan pelapis pada buah yang dibekukan atau pada daging (Davies dan Albrigo, 1994). Di Indonesia kulit buah pamelo telah banyal< dimanfaatkan sebagai manisan (kurmelo) antara lain di Ciwideuy (8andung)

(14)

3.

BOTANI DAN KAJIAN KEKERABATAN KULTIVAR PAMELO

3.1.

Botani

[image:14.519.95.421.280.492.2]

Pamelo berasal dari Malesia yang meliputi Indonesia, Semenanjung Malaysia, Filipina, Thailand bagian selatan, Serawak, Brunai, Papua Nugini dan pulau-pulau kedl di sekitar Papua Nugini. Pamelo kemudian tersebar sampai ke Indochina; Cina bagian selatan dan bagian selatan Jepang dan dan menyebar ke arah barat ke India, wilayah Mediteran dan Amerika Traplk (Gambar 3.1). Pamela telah dibudidayakan dengan baik di China, Jepang, Vietnam, Malaysia, Indonesia dan Thailand (Niyomdham 1997).

Gambar 3.1. Peta penyebaran pamelo

Pamela (Citnls maxima (Bunn.) Merr.) memiliki sinonim C

grandis

(L.) Osbeck, C.

decumana

L., C.

aurantium var.grandis

L. dan C.

aurantium

var.

decumana

L. (Manner

et al.

2006). Jumlah kromosam pamela 2n

=

18
(15)

(Niyomdham 1997). Pamela termasuk ke dalam famili Rutaceae. Di Indonesia, pamelo sering disebut sebagai jeruk besar, jeruk bali dan pamela. Klasifikasi tanaman jeruk pamelo adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kclas : Dlcotylcdonae

Ordo : Rutales

Famili : Rutaceae Genus : Citrus

Spesies

:

Citrus maxima

(Burm.) Merr.

Menurut Mabberley (1997). pamelo merupakan salah satu dari tiga spesies asal jeruk. disamping dua spesies asal jeruk lainnya yaitu C.

medica

L. (citron) dan C.

reticulata

Blanco (mandarin).
(16)

Gambar 3.2. Ke ragaa n batang dan dahan pamelo. a. 'Girl Matang', b. 'Cikolle llg'.

Dau n pamelo (Ga mbar 3.3) berbe ntuk bu lat telu r sa mpai jorong; dengan ukuran !j·20 em x 2· 12 em; pa ngkaJ Illcrnbund a r sa mpai me njantung; tepi daun rata sarnpai bcringgit dangkal: ujung daun Janelp sampai tumpul. Pada hdai claun terdapat bintik-bintik kc1enjar rninyak. Hela i

daun ada yang berbulu ada yang tidak. Panjang tangkai daun pamelo clapat meneapai 5 em, bersayap yang lebarnya dapat meneapai 2 elll. Dalln muda be rwarn<l hij<lll IJllld<l, seteJ<lh tun berw<lrn<l hi jau ag<lk s uram (Niyo mdhtlm 199 7) .

Ga mbar 3.3 Oaull pamelo ... helai daun dengan tangkai daun }'ang bersayap dan b. kclenjar minyak yang ditunjuklc<ln tanda pan<lh pada doomn.

[image:16.517.25.468.38.654.2]
(17)

Bunga p:ulle ]o Illcrup:tka n bung:t majemuk. ters usun dari 1-J 5 bunga. Rangkaian bunga lUlllhuh dari mata tlln;] s p;]da d<lhal\ dan ranting yang

dapat dibedakan mcnjadi rangk<lian bunga y<l ng hcrdaun dan tidak hcnlal!1l (Gambar 3.4). Kedua rn :IGtlll ra ngkaian bung;] tNschul lcrdapal d;]l:t lll satu pohon.

Gamb:tr 3.4. Bunga pamelo a. bung;] mek:tr. h. Rangkaian bung:t berdaun. c. Rangkaian bunga tida k berdaun.

Bunga pamela lergolong scmpurna, kilren3 memiliki putik dan be nang sari dalam satll bunga. Pa njang kuncup dapat mcn capai 3 em, sete lah mekar mcnjadi 5 em. P:tnjang tangkai bunga dapat meneapai 2 em. Kclopak bunga bcrwarna hijau: bcrbulu halu s; mahkota bunga hc rwarna putih s us u

berjumlah 3-8, variasi jumlah mahkota bisa ditemui dalam satu rangkaian bunga. Mahkota tcrsusun scpcrti genting. Bc nangsilri 20-35, tegak, kepa la sari mellghadap [lutik. llenvarna kuning. Tangkai putik he rw:t rna puti h da n kepala putik he rwarna hijau. Umumnya kepala putik sudah masak sebelum

bunga mckar, sedang waklll masaknya kcpa la sari llcrganlung pada suhu d an kelembaban lingkungan. Bila suhu tinggi dan kelembaban rendah, kepala sari rnasak scbclulll bunga mckar, scperti yang te rjadi dl Magcta n d>ln di kcbun kolcksl pamclo J]J13. Bungn pnmcl o bcrbau harum.

Buah pamelo d<tpat berbentllk spheroid (seperti hola), e/Jipsoid

(Ioniong) dan f)yriform (Im9i(lll IIjllll9 lebillleb(lr clib(lIlC/illgk(l1l pangkaf buoh)

(18)

miny;,k hanyak lerdapat pada pcrmukaan kulit ((;;IIHII:.r 3.5

rJ,

,1(b y,mg

bcn tu knya meno njol, ada yang tidak. Tebal kuli t huah I -II r m. Warna kil l" bua h pamelo yang rnas<lk herkis:lr dari hiJau lungga ォオョゥョセ@ tll<l (Susan to, 20 10). lJu:l h hcras:11 dan pc rtumbllhan d<l n perl.cmh;llIg.m OVOId clan tcrdiri

mas U- 16 ka rpcl y;Jng mcngelilingi dan d is;J IUk,11l ulell axis hung<l, yang mc mbcntuk inti p;lda hunh. K;lrpcl rnc rnbl' tltuk lokul atau scgrnen :Hall juring. te lllp;! l hij i dan kalltu Ilg jus l vesikcl) tcrhCHluk I{ulit huah (pcrilmq»)

terbagi Illcnjildi kulit ha gi;1Il IliaI' (cxo ka fp jfi avcdo) dan Iw lil i.)agian (!:lImn

(m csokarpja lbed o). Flavedo me ru pakan lal)i s;m paling luar. dan 1l<lgian ya ng bcrwarna, sedangkan albedo mcrupakan lapisa n bagia n dalam,

ti(lak bc rw:lrn<l (putih) awu kad ang benvarna agilk mc r:lh . Iris,lIl rne linmng d;ln mcmbujur pamclodi s<l jik<ln mas ing-m<lsingpada G:trnbar 3.6 d<ln 3.7.

Gambar 3.5 BU;Jh pam elo a. bcrbcntuk sp hcmid . h. bcrbcntuk pyriform. Co kelenja r minyak pada klliit.

(19)

hili

im i (.lksh )

..,pitl..,nllls It.UI I;IIII S;UI hlill

lu ring

k:lllillllil ius

GambaI' 3.6 Iris:ln melilltang buah pam elo dan bagian ' b;lgian lJUah .

[image:19.513.44.437.44.452.2]

bcl"lt.u

,""b""" __

dorsal

Gambar 3.7. Irisan membuiur pamelo dan bagian· bagiannya

.

"

"

Menurut Ladania (ZOOS) fla vedo tCl"diri dad kulil bagian luar (epicarp), hipodc nnis, bagian luar lllcsok<lrp. d;m kclenitll" 1I1i nyak. ])i alas e picarp tcnl:1pat I)eber:lpa lapisan kutikula. KUlikula tcnliri dad satu lapis<1 11 b.:lgi;111 d"lam tersusun oleh kutin, yang me rupak<1!1 polimer heterogcll alall

(20)

(Baker et al., 1975). Matrik kutin dibentuk dari kutin, lilin dan suatu bahan pembentuk dinding sel. Deposisi liIin berlangsung terus sepanjang pertumbuhan buah, lilin mengeras dan membentuk pecahan-pecahan secara alami. Sel-sel epidermis mensintesis Icmal< dan Iilin untuk disimpan pada lapisan kutin (Gambar 3.8). Lemak dalam bentuk platelet atau balok atau bentuk lainnya disimpan di dalam atau di atas lapisan kutikula. Lilin pada epikutikula dibentuk dari alkohol, parafin, aldehid, keton dan lain-lain, berfungsi untuk mencegah kulit buah kehilangan air melalui transpirasi (Freeman, 1978), sehingga kandungan air tetap tinggi untuk berlangsungnya metabolisme secara normal.

Beberapa stomata tersebar di seluruh permukaan lapisan sel epidermis di atas jaringan parenkim di antara kelenjar. Stomata akan tersumbat dengan lapisan \ilin ketika buah masak. Stomata tetap berfungi walaupun buah dlberl perlakuan dengan lapisan lilin setelah dipanen. Zat pengatur tumhuh yang diberikan secara eksogen melalui stomata sedlkit diserap melalui lapisan liIin yang retak-retak (Ladania 2008).

stomata

epidennis , Matrik dinding

セセェャセセGセiセセセュセB@

20

Kloroplas atau kromoplas

Gambar 3.8. Anatomi albedo pada kulit pamelo (l.adaniya, 2008).

Lapisan liIin epikultikular

Lapisan kutin

dinding primer

[image:20.512.105.433.376.481.2]
(21)

Buah pamela mcrtlpa ka n bllah non · klimakte rik dan mat,lIlg eli po hon. Bllah yang lewa! matang akan jatuh dan kad a ng kandung:m air huah berkurang. Sebaikny a buah di pa ne n sebclum jatuh. l3uah yang ma tang mulla h ja tu h akibal llIclunaknY:1 ladug:1II pada zo na abs isi. Zona abs isi pad .. ;cruk herada pada <lila telllpal , ya itu <Ii anlara tangkai buah dan hatang dan di a ntara tangkai bua h clan buah (Gambar 3.9). Buah rn .. kin Illudah dipctik seiring maltin masaknyn buah. Buah matang berumur 7- 10 bulan setel ah

Illun cul bunga. Seliap po han dapat menghasilkan samp .. i 200 buah .

a bsisl pada tangka i buah

absisi pacta kolop,k_-:;

Gamba r 3.9. Zona absisi pad" pamela

l3i;i pamelo hiasa nya lerle la k di bagiall atas juring; be rkelolllpo k a tau te rseba r. Biji ada yang berke mbang penuh ada yang tid .. k (Gamha r 3. 10). Bi;i ya ng berkembang penuh ukurannya re latif hcsar; keras; paclat karena kotiledon dan crnbrio berkernh'lIlg. Bi;i yang tidak hcrkcrnbang penuh dapat rnemiliki bClltuk seperti bi;i yang berkembang penuh leta pi uku ran hi;i

Ichih ked! d;1I! kcmpcs karc na koti ledon dan ernbrio tidak berkelllbang; .. t:HI bcrbentuk sepeni biji cabai n!"all be rup .. litik-titik berwarna cok!at m uda.

(22)

tcrg;lIlHlIlJ.t lc t.lk biji lIi dal;1I11 scpta. s isi yang hcrh,ldap:1Il dcngan <laging hllah berke nlt lIlcngikllti berlluk dag ing \Hlah yang rncncrnpcJ pa(ta biji. Kllir t bagian da larn (teg m en) seperll lapis<ln plastlk tlPIS, liat. hc rw;lrna wk l;lI !>USII. Jllllliah hlil y.lIlg bcrkcrnh'lIlg ]lcllu h ,LUt.ll",1 O· IIJB hili pCI' IlIlah. Kot llcd nn hCrwal"lM ]lu :i h, o.!rnhriu lHngg,rl. UIJI IItJ.lk d,lpat disimIJ<i1l lam,l

( rc kalsi t ralJ).

GambaI' 3.10. !Ji ji pamela. a. irisan m c m lmj u r IllIah rncnunjukk;lIl lctak bi ji da la rn juring. h. biji bcr kembang pClluh. c. bij i tidak

herkc:J1bang.

Dad sisi kcbe rad aa lJ bili. buah pallleJo dapa: dike)olllpokkan Illenjadi pa m e lo h e rb iji {Ian Jl:lmelo lid:lk be rbi jl (Ga mba I' 3. 11). Pame lo diangga p tidak herbiji jib IIlemiliki jurnlah biji kurang dari 10 bili pCI' buah. Scbagian besar bU:lh pamelo Indon es ia tCl'ln:ls uk pame lo bcrbiji. Bcbcrapil kulUvar p;lIl1c lo ャョ、ッョ・ セ ゥ 。@ yang te rm:lsuk kclo mpok tidal< be rbijl ant;lI';1 krin Ba gc ng

G { セL ェゥL@ Bali Me fall 2 da n J:lwa I.

(23)

Ga mba !" 3.1 1. lrisan melinlang bu ah pa mela a. pame la tidak bel'b iji de ll gan 10 juring, h. pamela bcrbiji dc ngan 11 juri ng.

Inda ncsin sc hagai negn !"a kc puia ua n d an Ill c l'lq>ak;m d acra h asal £In n penycbaran pamclo schingga mcmHiki kckaya;m ke ragaman pamela. Di

(24)
(25)
(26)

Gambar 3.1 4. Pa m(']o 'Bageng Taji' da d Desa Bageng, Patio Jawa Tcngah. a. habitus poilon, b. bunga. C. bu ah. d. bi ji yang tida l; be rkcmba ng, e. 1 risa n meli nta ng buah , f. juring lmah.

[image:26.518.17.487.50.643.2]
(27)
(28)
[image:28.514.23.489.50.661.2]

Gambar3.16. Pamclo 'Nambangan' dari Magctan Jawa Tinmr a. habitus pohon, 1.1. daun, c. bunga, d. buah, c. irisan rnclintang bllah,

f. juring bllah.

(29)
(30)

G,lInbal' :U B. Pamela Adas Duku dari Magctan lawa Timur. a. habitus pohon. b. da ult, c. bunga. d. buah. e. irisan mcmbujur buah dc ngan biji.

(31)
(32)

3.2. Kajian Kekerabatan Kultivar Pamelo

3.2.1. Keragaman Kultivar Pamelo

Berbeda dengan kebanyakan spesies jeruk lain yang bersifat poliembrioni, biji pamelo bersifat monoembrioni (Hirai dan Kajiura, 1987). Dengan demikian embrio yang dihasilkan bersifat zigotik, I<arena merupakan hasil perkawinan antara gamet jantan dan garnet betina, sehingga memiliki keragaman genetik yang lebih tinggi dibandingkan spesies jeruk poliembrioni. Dugaan yang sarna disampaikan oleh Uzun et 0/. (2010) yang melaporkan adanya derajat polimorfisme yang tlnggi antar berbagai kultivar pamelo, berdasarkan penanda ISSR (Inter Simple Sequence Repeat), yang disebabkan oleh sifat monoembrioninya.

Adanya keragaman antar kultivar pamelo di Bangladesh berdasarkan karakter morfologi dan kualitas buah telah ditunjukkan oleh Rahman et al. (2003) dan Ara et al., (2008). Selaln itu Phan et al. (2002), mendapatkan adanya keragaman antar kultivar pamelo di Vietnam berdasarkan penanda isoenzim. Keragaman genetik pamelo ini, tidak hanya terdapat antar kultivar, tetapi juga di dalam kultivar yang sama. Quang et al., (2011) berhasil menunjukkan adanya keragaman genetik yang tinggi pada pamelo 'Thanh tra' di Thua Thien Hue. Vietnam. dengan menggunakan penanda RAPD (Randomly Amplified Polymorphic DNA).

Dilain pihak Purwanto et al. (2002a, 2002b) melaporkan. bahwa keragaman genetik kultivar-kultivar pamelo asal Magetan relatif sempit. baik berdasarkan penanda morfologi maupun isoenzim. Demikian pula dengan pamelo asal Blora (Purwanto et al.. 2002c). Agisimanto dan Supriyanto (2007) juga menyatakan bahwa berdasarkan analisis RAPD (Randomly Amplified Polymorphic DNA). kultivar pamelo yang berasal dari daerah yang sama (Jawa Tlmur). walaupun memiliki nama kultivar berbeda.

(33)

tetapi secara genetik sarna, dengan tingkat kemiripan 100%. Nualsriet 01.

(2003) melaporkan pula tidak adanya kcragaman genetik pada 85 sam pel pamelo 'Hom Hat Vai' yang diperoleh dari berbagai tempat di Propinsi Songkhla, yang dianalisis menggunakan RAPD. Hal yang sarna juga dinyatakan oleh Nartvaranant dan Nartvaranant (2011) yang melaporkan, bahwa kultivar pamelo yang sarna yang ditanam di berbagai lokasi memiliki kemiripan genetik yang tinggi, berdasarkan penanda AFLP (Amplified Fragment Length Polymorphism).

3.2.2. Karakter yang Potensial Dijadikan Penanda Kultivar Berbiji dan

Tidak Berbiji

Informasi mengenai kultivar buah berbljl dan tidak berbiji belum banyak diketahui, terutama untuk kultivar asli Indonesia. Menurut Vardi et

01. (2008), suatu tanaman dianggap menghasilkan buah tidak berbiji jika mampu menghasilkan buah tanpa biji mutlak, biji mengalami aborsi atau memiliki sejumlah biji yang tereduksi. Pada jeruk secara umum, disebut tidak berbiji jlka jumlah blji per buah kurang dari lima (Varoquauxet 01.,

2000), pad a grapefruit 0-6 biji (Chacoff dan Aizen, 2007), dan pada mandarin discbut berbiji sedikit bila jumlah biji kurang dari 10 (Altaf dan Khan, 2007). Pada pamelo, suatu kultivar disebut tidak berbiji, bila jumlah biji per buah kurang dari 10, dimasukkan kelompok potensial tidak berbiji, jika dalam satu kultivar terdapat buah berbijl dan tidak berbiji, dan buah berbiji jika jumlah biji per buah セQP@ (Rahayu et 01.,2012). Berdasarkan hal ini, maka dari 19 kultivar pamelo asal Sumedang, Pati, Kudus, Magetan, Aceh dan Pangkajene dan Kepulauan, terdapat 9 kultivar berbiji, 5 kultivar potensial tidak berbiji dan 5 kultivar tidak berbiji (Rahayu et 01.,2012).

(34)

Pendekatan yang dilakukan diantaranya menggunakan karakter morfologi dan kualitas buah pada apel (Hlusickova dan Blazck. 2006).lici (Ycn. 1984). tangerine (Ketsa. 1988) dan pamelo (Rahayu. 2012). Pembed.lan secara biokimia menggunakan isoenzim juga dilakul<an pada grapefruit di Vietnam

(Van et 01.. 2004) dan Argentina (Chacoff et 01.. 200Y). serta pamelo (Rahayu. 20l2). Metode pcmbandingan lain adalah secara molckuler mellggunakan RAPD pad a hibrida wampec JClausena lallsium (Lour.) SI<ecls]. spesies jeruk yang langka (Zhichang et al .• 2010). jcrul< • Mukaku

kishu' (Citrus kitlOkuni) (Chavez dan Chapparo. 2011). menggunal<an AFLP yang diteruskan dengan penanda SCAR (Ping et 01 .• 2009) pada mandarin ·Ponkan·. dan ISSR pada pamelo(Rahayu. 2012).

Secara morfologi. perbedaan antar kultivar jeruk berbiji dan tidak berbiji terutama terdapat pada karakter buah (Quang et al .• 2011). Sebagai contoh pada tangerine. jumlah biji berkorelasi dengan diameter buah. bobot buah dan ketebalan kulit buah (Ketsa. 1988). Pada mandarin 'Kinnow' buah tidak berbiji ditandai dengan adanya cincin pada ujung buah (Iqbal et al .•

2001). Pada pamelo kultivar tidak berbiji umumnya mempunyai bentuk buah spheroid. kondisi aksis buah berongga. dan jumlah biji rata-rata per

buah kurang dari 4.

Secara biokimia. isoenzim yang berperan dalam pengelompokan kultivar berbiji dan tidak berbiji pada grapefruit adalah GOT (Glutamate

Oxaloasetate Transaminase). yang ditandai dengan pita dengan nllai Rf=0.31 dan Rf=0.32 pada kultivar tidak berbiji. dan Rf=0.28 pada kultivar berbiji (Van et al .• 2004). Sementara pada pamelo. sistem enzim yang potensial diJadikan penanda antara kultivar berbiji dan tidak berbiji adalah ACP (Acid Phosphatase) dengan nUai Rf:=0.24. yang hanya dijumpai pada kultivar tidak berbiji.

(35)

Seeara molekuler, penanda yang dihasilkan dari BSA (Bulk Segregant Ana{ysis) berhubungan dengan wilayah yang mengendalikan sifat tidak berbiji pada anggur (de Lima et al., 2006). Lebih jauh, lokus tidak berbiji pada Citrus kinokuni dijumpai pada primer RAPD OPAI11-0.B pada 8.7 eM, OPAJ19-1.0 pada 8.4 eM, OPM06r-O.B5 pada 4.3 eM, dan OPAJ04r-0.6 pad a 6.4 eM (Chavez dan Chapparo, 2011). Pada pamelo, analisis menggunakan 15 primer ISSR belum mendapatkan karakter spesifik yang dapat membedakan kultivar berbiji dan tidal< berbiji. Walaupun demikian

pemetaan dengan analisis komponen utama pada dclapan kultivar berbiji, kultivar potensial tidak berbiji dan em pat kultivar tidak berbiji telah mengelompokkan kultivar tidak berbiji terpisah dari kultivar berbiji dan potensial tidak berbiji (Gambar 5.1).

2

・qッセst@

1

,':3

l

u..Dob '-1 • <\,utClh 1

sイゥセNNBpwィ@

セ@

-1 セ⦅Q@

83

·2

-3

·3 ·2 ·1 0 2

rイウエセ・ョエ@

[image:35.512.111.385.301.477.2]

) 0

Gambar 5.1. Analisis komponen utama kemiripan 14 aksesi pamelo menggunakan penanda ISSR yang dipetakan ke dalam bentuk dua sumbu komponen utama yang pertama. (Rahayu 2012) Keterangan: • berbiji,

e

potensial tidak berbiji,
(36)

3.2.3. Hubungan Kekerabatan antara Kultivar Pamelo 8erbi;i dan Tidak 8erbi;i

Dendrogram hasil analisis AFLP yang dihasilkan oleh 97 sampeJ dari 15 kuJtivar pameJo di Thailand, beJum mengeJompokkan kuJtivar tidak berbiji terpisah dari kuJtivar berbiji. Namun seJuruh kuJtivar tidak berbiji sudah membentuk sub keJompol< dari kultivar berbiji (Nartvaranant dan Nartvaranant, 2011). Sementara itu Chacoff et 01. (2009) menunjukkan bahwa keragaman genetik pada tiga kultivar grapefruit tidak berbiji, sebagian besar (90%) disebabkan oJeh variasi di antara individu daJam satu kebun, sedangkan keragaman antar kebun hanya 10%. Hasil analisis RAPD pada kultivar pamelo dari berbagai daerah di Indonesia, belum dapat secara jeJas membedakan antara kultivar herbij! dan tidak berbiji, tetapi salah satu primer (OPN 140) telah mengesankan adanya perbedaan tersebut (Agisimanto dan Supriyanto 2007). Sementara itu analisis secara morfologi dan kualitas buah pada 30 kultivar (Rahman et 01., 2003) dan 20 kultivar pamelo (Ara et al., 2008) di Bangladesh tidak mendapatkan kultivar pamelo tidak berbiji.

Hasil pengelompokan berdasarkan karakter morfologi batang, daun, bunga dan buah pamelo asaJ Sumedang, Pati, Kudus dan Magetan, memisahkan kultivar berbiji dan tidak berbijl pada koefisien kemiripan 0.63. Tingkat kemiripan antara kultivar berbiji dan tidak berbiji berkisar antara 48.5-78.3%. Sementara pengelompokan berdasarkan isoenzim PER (Peroxidase), MDH (Malate Dehydrogenase), EST (Esterase) dan ACP (Acid Phosphatase) memisahkan antara kultivar berbiji dan tidak berbiji pada koefisien kemiripan 0.49. Tingkat kemiripan antara kultivar berbiji dan tidak berbi;i berkisar antara 23.5-62.5% (Rahayu, 2012).

(37)

4, BERBAGAI JENIS PAMELO POTENSIAL

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki berbagai kultivar pamelo yang tersebar di berbagai daerah. Oi antara berbagai kultivar terse but, sampai tahun 2011 sebanyak 17 kultivar telah dUepas oJeh Kementerian Pertanian RI, yaitu 'Giri Matang', 'Lldung', 'Astano', 'Raja', 'Cikoneng ST, 'Bageng Taji', 'Nambangan', 'Sri Nyonya', 'Magetan', 'Gulung', 'Ratu', 'Bali Merah', 'Taliwang Merah', 'Taliwang Putih', 'Kotaraja', 'Pangkajene Merah', dan 'Pangkajene Putih'. Oi samplng itu, masih banyak kultivar yang belum ditangani dengan balk. Hasil eksplorasi antara tahun 2009-2010 ke Kabupaten Sumedang. Pati, Kudus, Magetan, Pangkajene dan Kepulauan (Sulawesi Selatan) serta Bireun (Aeeh) (Susanto

et al.,

2009, Susanto

et al.,

2010) diperoleh 24 kultivar pamelo, sembilan diantaranya merupakan kultivar yang telah dilepas. Berdasar hasil pengamatan pada buah, maka deskripsl ke 24 kultivar terse but adalah sebagal berikut:

1. 'Girl Matang'

(38)
[image:38.515.33.479.45.680.2]

Gambar 4.1. Buah 'Giri Matang'. 2, 'Me r a h AS.:l m '

38

Kultivar pamclo ini berasal dar; Kabupaten Bircun, Aeeh. Buah

pamela 'Mcrah Asam' be rbentuk

spheroid-piryJorm

(Gamba r 4.2), ukufan

lingkar buah antara 41-60 em dan bobot per buah antara 0,8-2,6 kg. Kulit

buah bagian luarkultivar ini berwarna kuning. teball,2S-I,75 mm dan tebal kulit bagian dalam 19.40-40,75 mm. ' Merall Asam' tc rmasuk kuhivar yang

patensial tidak bcrbiii. dengan jumlah biji antara 0-48. Dagi ng buahnya

bcrwarna Ill crah, cl engan ra sa asam manis. Kandungan vitamin C 34,3

mg/lOO g, TAT 0,55 gg \ PTT iO,l oBrix, pH jus 4,7 da n proporsi yang dapat

dimakan 42,93%.

(39)

3. ' Putih Asa lll'

Kullivar pame lo lnl berasal darl Kabupaten Bireun, Aceh. Buah pamelo ' Putih Asam' berbentuk spheroid (Gamba I' 4.3) , dengan ukuran

llngkar buah antara 42 -5 1,7 em dan bobot pe r buah antar;1 0,8'1.5 kg. Kulit

buah bagian luar berwarna hi jau kunillg. te bal 0, 75-1,75 mm dan leba! kulit

bagian dalam 12-2 2 Inm, 'Putih Asam' te rmasuk ku ltivar berbiji. denga n

jumlah bij i 2·89. Kultivar pa melo ini memili ki daging bua h bf:rwarna putih dan rasanya asam sedikit m<'lnlS dengan ka ndunga n vitamin C 3.9 mg/l 00

g, TAT 0,48 g g" , PTT 9.g"Bri". pH jus 4,3 da n proporsi yang dapat dimak,m 55,17%.

Gamba r 4.3. Pamelo 'Putih Asam'.

4 . 'Cikon e ng ST'

'Cikoncllg ST' bcrasal dari Sumedang, Jawa Barat. Buah berbcn tu k

ellipsoid , pangka l buah ce mbung (convex), ujung buah membul at

(rounded), tekstllr permukaan bua h agak kasar (Gam bar 4.4). Lingkar buah kultivarpamelo ini beruku ran 36,55 - 52.70 ern, da n bobot buahantara 0.8 ·

1.7 kg. Ku lit buah bagia n lua r berwarna hija u kc kun ingan, dengan teba l l . l ·

[image:39.517.27.506.67.653.2]
(40)

namull warnanya tidak seragam. Jurnlah segme n 11 - 13, dcngan bcntuk

ti dak seragam. Jumlah biji 40-96. Rasa jus asam mani s. Kandungan vitamin

[image:40.516.42.487.53.648.2]

C 23,3 mgj l 00 g, TAT 3,34 g gO', pn' O,O"Ori)( dan p H jus 3,56. Propors i Y;lIIg dapattiimakan nl cllca pai 53.2%.

Gambar 4.4. Buah Pamelo 'Ci ko neng ST'.

5. 'Muria Mcrah l ' (Tidak Berbiji)

40

Pamelo 'Muria Me rah l ' merupakan kultlva r yang paling banyak

dibudid ayakan di Kudus, lawa Tengah. Kultivar pame lo ini ucrbcntuk

pyriform (Gombar 4.5), ukuran lingkar buah antafa 42, 158, i em dan babot per buah antar.! 1,2 2,4 kg. Kulit buah bagian luar 'Mu r la Merah " berwa rn a hijau kekun ingan, tebal 0,95- 1,8 m m dall tcha l kulit buah baginn

dalam 15,8-27,8 mm. Jumlah biji 'Muria Mcra h I ' 0· 10. Oaging buahnya lembut berwa r na mc rah muda, dengan rasa man is dan mcnga ndung

banyak a ir. Kandungan vitamin C 50.27 mgj l OO g, TAT 0,5 g g'l, ーャセイ@ 9,8

(41)
[image:41.515.6.474.42.666.2]

Gambar 4.5. Buah Pamelo 'Muria Mcrall 1 '.

6. 'Muria Mcrall 2' (Derbijl)

'Mu ria Merah 2' berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Buah kultiva r pamelo ini bcrbcntuk spheroid (Gambar 4.6), ukuran lingkar buah a nta ra 41,9 - 55,S em dan bobot per buah anlara 1,2-2,2 kg. Kulit buah

bagian luar berwarna hijau kekuningan dcngan tcbal1,25-1,95 tlllll dan

kctcba lan kulit bagian dalam 11 ,0-16,5 mm. Jumlah biji 78- 194 per huah . Oaging buah benvarna merah muda plitih dengan rasa asam, k.:indungan

vit<l min C 31.5 mg/ IOO g. TAT 0,52 g g ', PIT 8,7 "nrix, pH jus 4.6. dan proporsi yang dapat dimakan 42,9%.

(42)

7, 'l\luria I\I cra h 3' (Bc rhiji)

Kultivar ini bemsal dad Kudu 5 dim rclatil jarang dihudidayakan

Bcntuk buah 'M uria Mcrah 3' sp/wro ic/ (Ganlha r '\ .7 ), ku lit hua h bagla n lu ar hijau kd:uning;1ll dan kulit hagian <I;llam hcrw,H"lw p utih. Kultivarini bcrbiJl

banyak. Dagmg buah benekstur hallls, bl'rW;lfn.l IIll'r;lh Illuda, rasa ma llis

[image:42.515.46.455.79.690.2]

dan .ullaljr/iey (kandungan ai r tinggi),

Gambar 4.7, Buah Pamc lo 'MUri3 Mcrah3'.

B. Muria Pulih (Bc rbiji)

Kultivar in i berasal dari Kudus dan mas ih jarang dibudidayakan . Buah 'Mu ria Pulih I3crbiji' bcrbentuk SIJ/reroiri (G;llllh;lr 1.8),li ngk;ll'l)lwh bcrkisar a nta !'a 44,2-47, 1 ent dan bobot bua h 1,2 ' [,3 kg. Kulil buah bagian lllar kultivar ini benvarna hijau kekuni ngan dan ku lit baglan d a lam berwarna putih. Oaging buah 'Muria Puti h I3crbiji' lentbut, bcrwarna putih dengandcngan rasa manis danjtl fcy .

(43)

9. 'Muria Putih (Tidak Berb iji)

Kultivar ini dibucJidayakan seeara terbatas cJi Kudus. Buahnya berbentuk semi spheroid {Gambar 4.9 ). hobol buah 1,5- 1,7 kg. Daging buah Mu r ia Putih (le rbij i' lembu l. be rwarn a pUlih, mcngandung banyak air dan

rasa nya manis.

GambaI' 4.9. Bliah Pamela 'Muria "utih'

10. 'Bageng Ta jl'

Kultivar pamelo ini banyak dibudidayakan di PatL Jawa Tengah . !luah '!lageng Taji' berbe ntuk pyriform, pangk<l l convex, ujung trlln cate

(Ga mbar 4.1 0), ukuranl ingkar hua h a ntara 4 I ,3-65,5 em da n bobot per buah

a:1tara 1,1-2,8 kg. KuHt buah bagian luar kultlvar ini benvarna hijau kuning. agak kasar, teball,4-1,9 nun d:lI1 ku lit ]ma h bagian dai a m berwarna merah muda putih, dan tergolong tebal ( 18, 1-25,5 mill). Jumlah segmen '(lageng Ta ji' 11-14 segmen, berdinding tipis dan tidak seragam ukurannya. Ku ltivar

pamela inl memiliki daging buah amal Icmbut. berwarna mcrah muda

(merah madu), scragam, rasanya manis, cla n ti!lak be rni;i. Kandungan vita min C'Bageng Taji ' 40,4 mgj l00 g. TAT 0,4 g g 1, P1T I 0,1 セ bイゥクL@ pH jus

(44)

Gambar 4. 1 0 , Buah Pamelo 'Bageng T;lji ',

11. 'Na ntbanga n '

44

'Namba ngan' merupakan kultivar pam elo yang paling banyak

dibudidayakan di Magclan, Jawa Tinmr, Buahnya berbcntllk sphero id

dengan pangkal convex, ujung {rlIII C(lte (Gambar 4,11). Ukllran lingkar buah 'Nambangan' antara 4 1, 149, 1 em da n hohot pe r huah ;,I ntar;1 1. 1- 1,0

kg dan kulit buah bagi a n luar bCfwarna kuning, aga k ka sal', lebal 1,6·2 ,0 111111. Kul il huah bagian d ala m hcrwarna mcrah mud a, 11 ,25· 16, I mill. Jumlah scgmcnnya 14· 17 d engan ukura n spgmen lidak scrag,lIn. Kultivar

ini potensia! tidak berbiji , dengan jUln lah biji 0·93. Daging buah berwarn il Illera!: Illuda, tidak serag,llll , rasanya ma nis asam segar. Kandu llgan

vitnmi n C kullivar jni 34 mg/1 00 g, TAT 0,53 g g ', pn· 9,07' l:Il'i>:, pH JUs 3,72., dan I'I'0pol'si dapal dimakan 55%. Kultivar ini banyak dil,mam

(45)

G:l lllhar 4.11. Buah Pamelo 'N:l mlmngan'.

12, 'Mageta ll'

Kultiva r pamelo ini bera sa l dad Maget:l ll, jaw:l Timur, be rberlluk

ellipsoid (Ga mbar 4.12), ukuran lingkar bua h antarn 31,7 - 43,0 em dan bobot p er buah :lntarn 0,8 - 1,4 kg. Ku lit buah bagian luar 'Magetan'

berwarna ku ning lOa d engan (eba l 0,85-1.60 mm . Kc tebala n kuli( bagfa n dalam 10,00-14,25 mm. jumlah bijinya 0 -75 per buah. Daging buah

berwanl<l me r.tll tU;] de nga n rasa man is :lsa m. K;rndunga n vitamin C 36

mg/IOO g, TAT 0,53 g g ', PTT 1O,3'B rix, p H jus 4,7. dan proporsi dapat dima kan 59.33%.

(46)

13. 'Sri Nyo nya '

Pa melo 'Sri Nyo nya' berasal dad Mageta n. lawa Tim ur. Bentuk btlah

ku ltiv:lr in l spilero itl . pangka! dan ujung buah {rUI/ COW (G:l llI bar " .13),

ukura n lingkar hU(l h antara 41 ,3-48, 1 ern da n bubo t bUtlh a n(;lra 0.9 · l / i kl;. Kulit buah bagia n luar berwarna hi jau kc kuninga n. kasal', tcba ll . I -2.3 111m, dan ku lit buah bagmn da lam berwarna lIler.lh muda dcnr,an ketcba la n 6/J ·

to.

I mm. Jllmlah segmen 10- 15, relatif seragam ukurannya. Jumlah b ijinya 35 ·95 per bU<lh. Dag ing buahnya lc mbllt, herwarna mer<1h muda, tidak sc ragarn, de nga n rasa asam rnanisscgar. Ka ndunga n vitamin C 33

mgl

1 00 g. TAT 0,54 g g' , PTT 10,3"B rix d an pH jllS 1,5. Pro porsi dapat dimaka n paling tlnggl dlbandingkan kultivar lain (64,62%). Masa s impan kultlvar iui bua hnya rcla tif pendek (3 -4 minggu).

G'lInbar 4.t 3. Buah Pame lo 'Sri Nyonya'.

14. 'Alias Du ku'

46

(47)

/umlah scgmcn 12- 15, berukuran tidak scragam. /umlah biji 27·105 per buah. Daging huah kaku, berwarna mcrah muda, tidak seragam, berscr:lt ,

dengan rasa a.sam manl.s. Kandungan vitamin C 33,S IlIgJ t OO g, TAT 0.57 gg

[image:47.513.45.472.58.660.2]

', P'1T9,7°Brlx, pH jus4,3S dan propors[ dapatdirnakan 57,88%.

Gambar 4.14. Buah Pamelo'Adas Duku·.

15. ' 8ali Mcrah l'

Kultivar pamelo ini banyak diblld idaya kan di Magcta n, lawa Timur.

l3uah 'Bali Mcrah l' berbcntllk spheroidpyriform, p:m gkal convex, ujllng

£runcule (GambaI' 4.J5). Ukuran lingkar bua h :1I1taril 38,1-48,1 cm dill! hobot antara 1,1 - 1,8 kg. Kulit buah baglan luar halu s, hen"'arna hijau, tebal

O,B5-1,50 mm. Kulit buah bagian dalam kemerah!1n, teba l 7,7-16,8 mm. /um lah segmcn 11 · 14, ukuran tidak seraga m. Kultivar ini potensial tidak herbiji. dengan jurnlah biji 0-33. Kultivar ill i memiliki daging buah berwarna mcrah tidak seragam, dengan rasa manis agak getir. Kandungan

(48)

GambaI' 3, 15, Bu ah Pamelo 'Ba li Mc r ah 1',

16 , 'U a li Mc ra h Z'

,.

Kul ti var pamelo lnl dibudidayakan secara tc rbatas di Magctan, Jawa Timur, Bliah 'Bali Mcrah 2' bcrbentuk olJ!oidspll eroid-pyri{orm

(G;unbal' 4,16), Ukuran lingka r buah a nla l'a 4 1,0-5 0,5 em da n bobo t p CI'

(49)
[image:49.521.15.475.39.691.2]

Gambar 4. 16. Iluah Pamcla 'Bali I\lerah 2'.

17.'Ba li Putih '

Kultivar pamela ini dibudidayakan s ecara terbat'as di Magetan, Jawa Tl rnur. Bua h berbentllk spheruit/, pangkal convex, ujllng rnlllCllle (Gambar 4.17), dengan uk ura n lingkarbllah antara 34,5·49,2 cm dan bobot per buah

antara 1· 1,5 kg. Ku lit buah bagian luar bc rwarna hij,lu kekuningan, halus

seperli belmlru, teba l 1,0 · 1,75 mm, de ngan kulit bagian da lam putih kcmcrahan dengan ketcbalan 8,75· 14,05 nUll. Juml ah segmcl1 8-15, ukllrannya tidak sc ragam, jurnlah biji 2 1·1 14 per buah. Daging buah bcrwarna putin merah mud .. , tid ak scragam dengan rasa manis.

Kandungan vi tamin

r.

kultivar' ini :l9,4- mg/IOO g, TAT 0,3S g g I, PIT

oLW セ ャjイゥ クL@ pH jU$ S,7,da n proporsi dapat dimakan sRLQセREN@

(50)

I O.'Jawa I '

Kultivar pamelo lni dibudidayakan seea ra terb:ltas eli Magctan, Jawa TiUllIr, buahnya bcrbcnluk Iwriform (Gambar 4.18), ukuran lingkar

huah 39,1 -46,S em dan hobot per buah anlara 1· 1,7 kg. Killit buah '/:I\va I '

bagia n Illar berwarna hijau kckuningan, tebal 1,1-1,4 mm, tcbal kulit hagi:1Il dal:1I11 13,4-16,5 1Tl1Tl.I<ultivar ini wrmasuk tidak berhiji (jumlah biji pe rbuah 0-10), £laging bl!ah bcrwarna mcrah, rasa mallis asa rn, tidak gClil".

Kandung:1I1 vitamin C 'Jawa \' 30,S mgl 1 00 g, TAT 0,46 gg ', PTT \ 0,2 uBrix,

[image:50.514.31.453.52.695.2]

pi' jus 4,0, da n l)rOporsi da pat dillwkan 6 1,61 %.

Gambar 4.18. Buah Pamelo 'Jawa I'.

19, 'Jawa 2'

50

Kultivar pamelo lnl dlbudidayakan secara tCl"batas di Mageran, Jawa Timur, Buah 'Jawa 2' berbe nluk spheroid (G:ullba r 4. 19), ukur:m Bngka .. buah antara 38,3-49,5 elll dan bobot per buah antara \ -1,8 kg. Kulit buah

'Jawa 2' bagian Illar bcrwarna hijau kckuningan, Icbal 0,95- 1,3 5 mm, leb<ll kuli t bagian d alam 9,5-15,35 mill, jurnlah biji 36· 93 pcr buah, D:lging buah kultivar ini berwarna merah, rasallya manis asam segar dan tidak getir.

Ka ndunga:l vitamin C 'Jawa 2' S G セNT@ mgl I 00 g. TAT 0, 59 g g I , PTI' 10,6 "Brix,

(51)

Gamuar 4,19, Buah Pamelo ' Iawa 2',

20, 'Jawa 3'

Kultivar inl bc rasa l dari Magctan, mcrniliki bentuk buah spheroid

(Gambar 4,2 0). Wa rna kulit buah 'Jawa3' hija u kekuningan dan warna dagingbuah mcrah mud a, Rasa dagingbuah kultivar ini asam sed ikit manis,

Garnba r 4,20, Bua h Pamclo 'Iawa 3'

2t.'G ulung'

(52)

Garnbar 4.21. Buah Pamelo 'Gulung'.

22, 'Marla Sigo ia -go la '

52

Kultivar pamelo ini bcr-dsal dad Pangkajcne dan Kcpulauiln, Sula wesi Se latan. Buah 'Maria Sigola -gola' bcrbcn luk spheroid (G;Ullbnl" 4.22), ukut"anlingkar buah alltara 37-44,5 em dan bobot per buah '1IItal"<I 0,9- 1,7 kg. Kulit buah bagian luar kultivar ini bcrwarna hija u-kuning, tcbal 1,25 - 1.75 mm, kulit bagian dalam 8- 13 rnm dan jumbh biji 0 -86 l)c r buah. Oaglng buah 'Ma ria Sigola-gola' bcrwarna mcrah muda, dan rasa buah manis asam sci mbang. karena nisba h PTf/A'IT yang rclatif tinggi.

Kandungan vitamin C kultivar ini 28,6 mg/ 100 g. TAT 0.5 1 g g', PIT

1 0,8"Brixdan pH jus4,6.

(53)

23 . ' Pa ngkc p Mc r .. h'

'Pa ngkc ]> Mc ra ll ' mcrupakan ku ltivaJ' yang paling banyak

d ibudidayaka n di Pn ngk;l jc nc da n Kcp ul auan. Sulawcs i Se latan . 13u <lh ' Pa ngkc p Mcra h' bc rhcn tuk spllero il} (Ga mhnr 4.23). IJ ku ra n lingka l' buah an tara 36·55.8 cm da n bobot per bua h antara 0,8-2,7 kg. Kulit buah bagian luar bcrwa rna hijau kckuninga n. tebal 0,75· 1,5 mm. Kulit bagia n da la m teba ln}'a 9,2·25,25 nun. jum lah biji 0-132 pcrbuah. Daging buah bcrwarna me ra h muda. denga n rasa buah 3sam manis. Kandungan vi tamin C 34,3

mg/l 00 g, TATO,57 gg ',

rTr I

O,5' 8ri)( dan p H jus 4.0.

Ga mbaI' 4.23. Buall Pamelo 'Pangkcp Mc rall' .

24. ' Pa ngkcp Putih'

Kultiva r pamelo ini hcrasal dari Pangkajcnc dan Kcpulauan,

Su lawesi Selatan. Buah 'Pangkcp Putih' berbcntuk spheroid (Gamba r 4.24). uk u ra n lingk;u' bu:! h ;mtara 38·60,2 cm da n bobot per buah a nlara 1.2-2,3 kg. Kulit b ua h bagian IU<l J' kul tivar ini berwarna hi ja u·kuni ng, tcba l 1,00-2,25 mm. lcha l lw lit bagian da la rn 9,50·21,00-2,25 tnm. ju mb h bijinya 25·88 per btl :!h. Dagi ng bunh Pangkcp Putih' berwarna putih. dcngan ra sa nwni s

(54)

Garnbar 4.24. BlIah Pam e lo 'Pangkep Put ih·.

Di negara lai n dike nOl i kultivar 8anpeiyu (asal Malaya, diintroduksi ke Taiwan dan Jepang). Chandler (India da n California). Tosa. Sis ho, l tirado (Jepang), Dang Ai Chaa, Hoem Bai Toey, Kao Lang Sat, Kao Pan, Kao Phuang. Kao Ruan Tia. Kao Vai, IOwn Nok, Thong Dee (Thai1<md), Siamese Sweet (diintroduksi ole h USDA dan ditanam Ca liforni:l), Tahitian (Tah iti, l'lawa i) dan Trcsca (d:u·j Bahama. ditanarn scca ra komersial di Calirorni a) (Morton 1987). Thai land jll ga m cmiliki kul1'ivar K;w Numpu c ng, TI1<1 Kn oi, KOla Tanggwa, Pattavee (Pichaiyongvongdee da n Ha rucn kit,2009,, ). Sclain i1'u eli Hawai terdapat !<u ltiva r Ho, Au, Kau dan Pauthel (Vee. 1972). Oi Filipina

dike nal kult ivar Magallanes. Arn oy Man tan, Su nwu il u k, Aro ma n, Ailloyco. d'ln Mintal ( BAFPS. 2004 ).

(55)

5,

KONDISI PERTANAMAN PAMELO

OJ

BEBERAPASENTRA

PRODUKSI

5.1. Aceh

Sentra penanaman pamelo di Propinsi Aceh terletak di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireun, yang terletak pada ketinggian 90-120 m dari alas permukaan laut, suhu udara 27-30

oe,

kelembaban udara relatif 60-65% dan pH tanah 5.9-6.2.

Umumnya pengusahaan pamelo dilakukan di lahan pekarangan, karena di Kecamatan Peusangan kepemilikan lahan pekarangan masih relatir luas. Tanaman pamelo yang dibudidayakan merupakan hasil perbanyakan dengan cangkok. Budidaya pamelo yang dilakukan petani Aceh belum intenslf. Pemupukan belum banyak dilakukan. Pemangkasan tanaman belum dilakukan, tetapi petani menggunakan bambu untuk menyangga tanaman, agar batangnya tidak patah akibat keberatan buah. Upaya pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara membungkus buah menggunakan keranjang dari anyaman daun kelapa. Hal ini menyebabkan warna kulit buah menjadi tidak rata, melainkan bermotif kotak-kotak hijau dan kunlng (Gambar 5.1).

(56)
[image:56.512.34.487.33.718.2]

Gambar 5. 1 a. Budidaya pamelo di la han pekaranga n dc ng,lIl b\l;.11 y;mg dihllllgl(us kcrOlnj;lng anyaman daun kela pa. b . fiuah sctclah dlp:me n di Uircun. Aceh

5.2. Sumc dan g

Di Kahllpaten Sumcdang han ya diken al sa tu ku lti vnr pa me lo, yaitu 'Cikoncng ST'. yang bc rasal dari Desa Cikonda ng Kcc<lll1:1tan Gancas. Umumnya pcnan;uu an pa melo dilakukan di lahim pckar;ulg:ln. tctapi sckitar ta lu ln 2005 mulal d ikcmbangk;m pada <l rcal pcrt;lIlaman khu sus pa melo

yang terletak di Desa Banwrma ra, Kecamil tan Cisaruil. Kabupalcn Sumedang (Gambar 5.2) . IJibil yang digun;lkan berasal dnri cangkokan dan o kul:ls i.

Gamlm r 5.2. Budi daya pamelo eli Sum eda ng. a. eli la hall [lc karangan. b. di l(than t:ldah 1I1ijan.

(57)

Sebagian besar petani di Sumedang belum mengusahakan pamelo seeara intensif. Pemupukan biasanya menggunakan pupuk kandang. Pengendallan hama dan penyakit masih terbatas, tetapi sebagian petani sudah melakukan pembungkusan buah dengan kantong plastik untuk meneegah serangan lalat buah. Pemangkasan pohon belum dilakukan. sehingga tanaman tumbuh tinggi dengan sudut pereabangan sempit.

5.3.

Pati dan Kudus

Oi Kabupaten Patio pamelo ditanam di beberapa keeamatan. tetapi kurang leblh 85% tanaman pamelo berada di Bageng dan kultivar yang dltanam tidak berb!ji. Hal inilah yang membuat kultivar pamelo asal Pati diberi nama 'BagengTaji'. Sentra pamelo di Kudus terdapat di Oesa Japan, Colo dan Kajar Keeamatan Oawe pada ketinggian 200-700 m dari atas permukaan laut. Di

Kabupaten Kudus dijumpai lima kultivar pamelo. yaitu Muria Merah 1 (tidak berbij!) dan Muria Merah 2 (berbiji. asam). Muria Merah 3 (berbljl, manis). Muria Putih (berbiji) dan Muria Putih (tidak berbiji). Kultivar yang dibudldayakan seeara luas di Kudus adalah Muria Merah 1.

(58)

GambaI' 5.3. Budidaya pamelo di lahan pckarang:1r1 di Kudus.

Panen raya buah pamelo di Pati dan Kudus b(asa nya berlangs u ng pad a bu lan Ja nuari sa mpai Maret, tctapi rnasih terda pat panen ked I d i luar waktu lerselml. Pamclo yang d isllkai konsllmen d i P;lt i d ;m Kud us ada l;lh yang

dagi ng bua h nya he rw:1 1'11a mera h da n ras<lllya 111:mis, sehingga t'a na man ya ng berdaging bU:1h putih atall rasan ya maS<1m jarang dita n:1m pe!ani.

5.4 . Ma gel'a n

Kabupa lell r.'lagclan merupakan sen tra p roduksi utama pamelo di Indone:.ia. Oi kabupaten inl, pamclo mcrupakall k01110ditas ullggul:1I1 yang mampu mcnggcrakkarl perckonomian masy"rakat dan I11cnjad i su mber penda pman asli dac ra h. Kebcrbasilan Magetan d :l bm QQャ」ョセ ャi ウ 。ィ Z ャォ Z QtQ@ p:ll11clo tidak lepas dari ko ndis i ag roklimat (iklil11 dan ta llah) yang scsll::!i, kcmau:ln keras lllasyamkal/ pClalli dim duku ngall dari pCllle rinl<lh daerah.

Sent)'a p:lI11 clo eli Knbupaten Magetan bc rlobsi di Kccan1:1tan Bend o, Take ran, Sukollloro lbn Kawcdanan. Lokasi ini bemda pada ke tinggian 180-300 rn dari alaS permukaall lill:!. dengan pH tarwh S.0-5.0, suhu 20-3 0

"c.

kc lcmbaban udara rclatifSl ·73%.
(59)

Tamunan pa mel o £Ii Magetan tidak hallya ditan,l lll d i pekanmg;m , tet:lpi jug'l £Ii lah;lIl sawa h a lau tegalan (Gambar S.4), ha ik seta ra mnnnk ulltir

maupun di tll mpangsarikan dengan tOlna ma n palawij<l. Di Kahupatell M:lgctan lerdapa! pil ling tidak J 1 kllitivar Il<l mclo, ya itu Nambang<l n, Ad,IS Dukll . Sri Nyonya, Jawa I, lawa 2, Jawa 3, Oali Plltih, lJali !'.lerah 1, Bali /'.ierah 2, Magetan da n Gulung. Pet,lIli biasa nya rnen;mam berbagai kultivar d:l lam salu petak

l<l han de nga n jarnk tall31ll 5·6 III x 5·6 Ill.

Gamba!" 5..4 (a) Tana rna n pamelo £Ii !aha n sa wa h di Magetan. (b) buah flibun gklls kan tong plastik.

(60)

pestisida juga dilakukan dengan cara pembungkusan buah menggunakan kantong plastik (Gambar 5.7). Petani Magetan biasa memangkas tanaman tiap selesai panen, sehingga tanaman berukuran pendek dengan tinggi sekitar 5 m. Selain itu, petani juga melakukan penjarangan buah agar ukul'an buah relatif besar dan seragam. Penjarangan buah dilakukan bersamaan dengan pembungkusan buah, pada umur dua bulan setelah bunga mekar.

Panen raya pamelo di Magetan biasanya berlangsung pad a bulan Mei hingga Juli.

5.5.

PangkaJene dan Kepulauan

Sentra penanaman pamelo di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, terletak di Desa Attang Salo, Padang Lampe dan Ma'rang. Kecamatan Ma'rang. Selain di pekarangan, umumnya pamelo ditanam di lahan kering secara monokultur dalam skala cukup luas (3-5 hektar). Jarak tanam yang digunakan cukup lebar (7 x 7 m). Bibit yang digunakan biasanya asal okulasi. Budidaya pamelo dilakukan cukup intensif dengan melakukan pemupukan

dan pengendalian hama penyakit, namun pemangkasan tanaman dan pembungkusan buah tidak dilakukan. Pembelian buah dilakukan oleh

pedagang pengumpul dengan mendatangkan truk kontainer langsung ke lahan petani. Buah pamelo kemudian dipasarkan terutama ke Jawa dan Bali.

Kultivar pamelo yang terdapat di Pangl<ajene dan Kepulauan adalah 'Pangkajene Merah': Pangkajene Putih', dan 'Maria Sigola-gola'. Kultivar

yang dibudidayakan secara luas adalah 'Pangkajene Merah'.

(61)
[image:61.516.22.480.40.714.2]
(62)

6. STANDAR MUTU PAMELO

Sebagai salah satu produsen pamelo. Indonesia mempunyai potensi eukup besar untuk menyediakan buah pamelo di pasar dalam dan luar negerL Hal ini tidak hanya berkaitan dengan produksi, tetapi juga mutu buah yang sesuai standar. Penetapan standar mutu bertu;uan untuk meningkatkan mutu buah pamelo Indonesia agar dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun internasional (BSN, 2009) dan menetapkan persyaratan mutu buah sebelum diekspor, setelah melalui tahap persiapan dan pengemasan (UNECE. 2009). Standar mutu ini diharapkan dapat diterapkan oleh petani Indonesia dan dapat diterima oleh pasar internasional. Selaln Indonesia. standar mutu buah pamelo terlebih dahulu telah ditetapkan oleh Filipina (BAFPS. 2004) dan Thailand (NBACFS, 2008). sedangkan PBB menetapkan melalui Uneee Standard Ffv-14 (2009). sebagai bagian dari standar untuk jeruk (citrus).

6.1

Ketentuan Mengenai Mutu dan Persyaratan Kematangan

Menurut BSN (2009). ketentuan minimum mutu yang harus dipenuhi pada buah pamelo antara lain adalah:

- utuh (buah sempurna tidak eaeat yang mempengaruhi penampilan umum) - padat (firm) (buah tidak memar akibat benturan)

- penampilan segar (keadaan fisik buah tidak menunjukkan keriput akibat berkurangnya kandungan air)

- layak konsumsi (buah tidak busuk atau rusak)

- bersih (buah bebas dari kotoran dan benda asing lainnya)

- bebas dari hama dan penyakit (buah tidak terkontaminasi hama dan penyakit dan atau mengalami kerusakan yang diakihatkan oleh hama dan penyakit)

(63)

- bebas dari kerusakan akibat suhu rendah dan atau tinggi (buah bebas dari kerusakan akibat perubahan suhu yang meneolok dalam penyimpanan) - bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal, keeuali pengembunan

sesaat setelah pemindahan dari tempat penyimpanan dingin (buah bebas dari penyimpanan pada Iingkungan yang mengalami perubahan kelembaban yang sangat tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan fisik atau kimia buah)

- bebas dari aroma dan rasa aSing (buah bebas dari aroma dan rasa asing selain khas pamelo)

- memiliki tingkat kematangan yang eukup (sesuai kondisi perkembangan fisiologis buah).

Pemanenan buah pamelo perlu dilakukan dengan hati-hati pada tingkat kematangan yang tepat sesuai dengan kriteria ciri varietas dan atau jenis komersial dan lingkungan tumbuhnya. Pada saat pan en, perkembangan dan kondisi buah pamelo diperkirakan dapat mendukung penanganan dan pengangkutan, dan sampai tujuan dalam kondisi yang diinginkan.

Tingkat kematangan buah pamelo dilakukan berdasarkan kandungan padatan terlarut total (PIT) atau kemanisan daging buah minimum 8 °Brix (NBACFS, 2008, BSN 2009, UNECE 2009), atau 9 °Brix (BAFPS, 2004). Warna harus mencerminkan ciri varietas dan atau Jenis komersial sekurangnya 2/3 bagian permukaan buah, sesuai dengan tahap kematangan dan lokasi penanamannya (NBACFS, 2008; BSN, 2009). Semen tara itu Filipina menetapkan standar kematangan lebih terinci, yaitu:

masa sejak bunga mekar hingga panen (156-173 hari untuk 'Siamese', 'Suwuluk'dan 166-210 hari untuk 'Amoy Mantan', 'Magallanes')

(64)

kulit buah mengkilat

buah mudah dipetik dan bila ditepuk bersuara seperti gendang

6.2 Pengkelasan, Ketentuan Mengenai Ukuran dan Toleransi

Pamelo diklasifikasikan ke dalam tiga kelas mutu, yaitu: kelas super, kelas A, dan kelas B (BSN, 2009), atau kelas super, kelas I dan kelas II (BAFPS, 2004; NBACFS, 2008; UNECE, 2009).

Kelas super merupakan pamelo berkualitas paling balk (super) yaitu bebas dari eaeat, keeuali eaeat sangat kedl pada permukaan. J<elas A meliputi pamelo berkualitas baik. dengan eaeat yang diperbolehkan sebagai berikut : a) cacat sedikit pada kulit seperti penyimpangan warna, leeet, tergores atau kerusakan mekanis lainnya; b) eacat tersebut tidak mempengaruhi isi buah; c) total area yang eaeat tidak lebih dari 10 % dari luas total seluruh permukaan buah. Kelas B adalah pamelo berkualitas baik, dengan eacat yang diperbolehkan sebagai berikut: a) eaeat sedikit pada kulit seperti penyimpangan warna, leeet, tcrgores atau kerusakan mekanis lainnya; b) eacat tersebut tidak mempengaruhi isi buah; e) total area yang cacat tidak lebih dari 15 % dari luas total seluruh permukaan buah (BSN, 2009).

Pengelompokan buah berdasarkan ukuran diperlukan untuk mempermudah pengemasan. Tiap negara menggunakan pengelompokan berbeda. Filipina membedakan buah pamelo atas lima kelompok (amat kedl

«

400 g). keeil (401-600 g), sedang (601-800 g), besar (801-1000 g). amat besar(>1000 g)}, Thailand menjadi delapan kelompok dan Indonesia menjadi sembilan keJompok. Indonesia mengelompokkan kode ukuran berdasarkan bobot atau diameter maksimum buah (Tabel 6.1). sedangkan Thailand ditambah dcngan lingkar buah.
(65)

Tabel6.1 Kode ukuran berdasarkan bobot dan diameter buah pamelo Kode Ukuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sumber: BSN (2009)

Bobot (g) > 1900 1701-1900 1501-1700 1301-1500 1101 - 1300

901 -1100 701- 990 501- 900 301- 500

Diameter (mm) > 170

156·170 148·162 140 ·154 132 ·146 124 ·138 116·]30 100 ·118 80·99

Toleransi mutu dan ukuran membolehkan setiap kemasan tidak mengikuti persyaratan sesuai kelasnya. Pada kelas super, batas toleransi mutu yang diperkenankan tidak memenuhi ketentuan mutu, maksimum 5 % dari jumlah atau bobot pamelo tetapi masih termasuk dalam kelas A. Pada Kelas A, batas toleransi mutu yang diperkenankan tidak memenuhi ketentuan mutu, maksimum 10 % dari jumlah atau bobot pamelo tetapi masih masuk kelas B. Pada kelas B, batas tolel'ansi mutu yang dlperkenankan tidak memenuhl ketentuan mutu maksimum 10 % dari Jumlah atau bobot

(66)

6.3 Ketentuan Mengenai Penampilan, Penandaan dan Pelabelan

lsi setiap kemasan pamelo harus seragam dan berasal dari kawasan. kelas mutu dan ukuran yang sarna (BSN. 2009). Selain itu diharuskan berasal dari varietas, tlngkat I<cmatangan dan perkcmbangan yang sarna, bahkan pada kualitas super, harus memiliki warna yang seragam (UNECE, 2009). Bagian buah pamelo yang tampak dar! kemasan harus mcncerminkan keseluruhan isi.

Buah pamelo dikemas dengan cara yang dapat melindungi buah dengan baik. Bahan yang dlgunakan di dalam kemasan harus berslh dan memiUki mutu yang cukup untuk mencegah kerusakan eksternal maupun internal buah. Penggunaan bahan-bahan terutama kertas atau label spesifikasi buah yang dlcetak masih dimungkinkan dengan menggunakan tinta atau lem yang tidak beracun. Pamelo dikemas dalam kontainer sesuai dengan rekomendasl Internasional untuk pengemasan dan pengangkutan buah dan sayuran segar (CAC/RCP 44-1995, Amd.1-2004). Kemasan harus memenuhi syarat mutu, hlglenls, ventilasi, dan ketahanan untuk menjamin kesesuaian penanganan dan pengiriman untuk mempertahankan mutu. Kemasan harus bebas dari bahan dan aroma asing (BSN, 2009). Tidak dlperbolehkan mcnggunakan bahan yang cenderung mengubah karakterlstik buah, khususnya rasa atau aroma (UNECE, 2009).

Penandaan dan pelabelan untuk kemasan konsumen dibedakan dengan kemasan bukan eceran. Untuk kemasan konsumen, penandaan dan pelabelan pada kemasan harus memenuhi standar kemasan CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999, 2001, 2003, 2005 and 2008. ApabUa lsi kemasan tidak tampak dari luar, maka kemasan harus diberi label yang berisi informasi mengenal nama buah dan varietas (BSN, 2009).

(67)

Untuk kemasan bukan eceran, setiap kemasan dalam kontainer harus menggunakan tulisan pada sisi yang sama, mudah dibaca dan tidak dapat dihapus, serta tampak dari luar atau ditunjukkan pada dokumen yang menyertai pengiriman barang. Untuk buah yang diangkut dal

Gambar

Gambar 3.1. Peta penyebaran pamelo
Gambar 3.2. Keragaan batang dan dahan pamelo. a. 'Girl Matang', b.
Gambar 3.7. Irisan membuiur pamelo dan bagian·bagiannya
Gambar 3.8. Anatomi albedo pada kulit pamelo (l.adaniya, 2008).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dan meningkatkan kemampuan

• Masyarakat Cina telah menginterpretasi banyak nilai- nilai yang dianggap murni yang telah dikemukakan oleh Konfusius untuk membina diri, keluarga, masyarakat dan negara. •

Ciri-ciri domba ini adalah bentuk badan besar, bobot domba jantan mencapai 50 kg dan domba betina 40 kg; domba jantan bertanduk, sedangkan domba betina tidak

Akan tetapi dalam menegakkan keadilan cara yang digunakannya salah, karena keadilan yang ingin ditegakkan oleh Rama Bargawa dilakukan dengan cara membunuh

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan wawancara Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan wawancara dan tanya jawab secara langsung dengan

Model desain pengembangan Dick dan Carey mengacu pada pendekatan sistem (system approach) dan model desain pengembangan Degeng didasarkan pada variabel yang

Jika FUSE baik atau sudah diganti baru tetapi masih juga tidak dapat mengeluarkan tegangan DC, maka lanjutkan dengan memeriksa transistor power switching 2SC3039 (dua buah)