MENGGUNAKAN SIMULINK MATLAB
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada
Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi Teknik Energi Listrik
Oleh:
FRANSISCO WIARTONE SIMBOLON NIM : 100402087
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
(Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si.)
Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Sidang pada Tanggal 08 Bulan April Tahun 2015 di depan penguji :
(Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si.)
Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Sidang pada Tanggal 08 Bulan April Tahun 2015 di depan penguji : 1. Ketua Penguji : Ir. Zulkarnaen Pane, M.T.
2. Anggota Penguji : Ir. Riswan Dinzi, M.T.
ABSTRAK
Jaringan listrik konvensional yang digunakan saat ini memiliki beberapa kekurangan dalam pengoperasiannya. Jaringan listrik saat ini kurang memperhatikan efisiensi dalam pengoperasiaan pembangkit – pembangkit yang ada. Kekurangan yang lain adalah tidak adanya informasi aliran daya yang pasti serta kurang ekonomisnya biaya mulai dari pembangkitan sampai dengan penyaluran energi listrik. Dengan adanya kekurangan – kekurangan yang dimiliki sistem konvensional ini, maka sudah sebaiknya sistem kelistrikan saat ini menggunakan konsep smartgrid. Smartgrid merupakan sebuah penamaan terhadap sistem kelistrikan yang menggunakan perkembangan teknologi, sehingga nantinya didapatkan sistem yang baik, otomatis dan efisien dalam pengoperasiannya. Sebelum membangun sistem ini, maka perlu dibuat suatu rancangan sistem smartgrid yang menggunakan bantuan software.
Perencanaan smartgrid yang akan dirancang adalah sistem smartgrid jaringan listrik SUMBAGUT 150 kV. Dari percobaan yang dibuat dengan mengubah beberapa parameter daya beban, didapatkan persen rugi – rugi jaringan terkecil adalah pada keadaan 10% beban puncak yaitu sebesar 12,64% dari daya yang dibangkitkan dan hanya dua pembangkit yang beroperasi, sedangkan persen rugi – rugi terbesar pada jaringan adalah pada keadaan 95 % beban puncak yaitu sebesar 17,65% dari daya yang dibangkitkan. Dari percobaan tersebut juga didapatkan tegangan terendah yang terbaca pada bus beban gardu adalah sebesar 135,581 kV pada gardu Rantau Prapat dalam keadaan 95% beban puncak. Dari perencanaan dan percobaan yang dilakukan dalam tugas akhir ini, maka didapatkan sistem yang terotomatisasi dengan memperhatikan keefisienan dari segi pembangkitan dan keandalan dari segi tegangan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
karunia-Nya sehingga penulis diberikan kemampuan dan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
Tugas Akhir ini berjudul ”Perencanaan Smartgrid Jaringan Listrik SUMBAGUT
150 kV Menggunakan Simulink Matlab” yang penulis susun sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Departemen Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis telah banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Keluarga tercinta: Papi Sudung Simbolon, Mama Rosmawati Sinurat, kakak saya
Fitriani Christien Simbolon dan adik saya Hardidrah Simbolon atas segala kasih
sayang, doa, dukungan, kesabaran, dan pengertiannya.
2. Bapak Yulianta Siregar, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing tugas akhir atas
segala arahan, motivasi, dan bimbingannya dalam penyelesaian tugas akhir ini.
3. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si. selaku Dosen Wali penulis atas segala
bimbingan dan nasehat serta motivasinya selama penulis menjalani kegiatan
akademik.
4. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si. dan Bapak Rahmad Fauzi, S.T., M.T.
5. Seluruh Dosen Departemen Teknik Elektro FT-USU yang telah membekali
penulis dengan berbagai disiplin ilmu selama masa pendidikan.
6. Seluruh Pegawai dan Karyawan Departemen Teknik Elektro FT-USU atas segala
bantuan dan dukungannya.
7. Teman-teman di Departemen Teknik Elektro FT-USU, terkhusus angkatan 2010
atas dukungan, doa, suka dan duka selama di bangku perkuliahan.
Juga penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
namun tidak dapat penulis sebutkan satu per satu disini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu, dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga penulisan tugas akhir ini bermanfaat bagi
siapapun yang membutuhkannya.
Medan, Februari 2015
DAFTAR ISI
Jaringan Listrik Sumatera Bagian Utara ... 8
Pembangkit Tenaga Listrik ... 9
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ... 10
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)... 11
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) ... 11
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ... 11
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ... 12
Smartgrid... 13
Komunikasi Data dan Jaringan Komputer ... 15
TENAGA LISTRIK ... 23
Skema Sistem Smartgrid Jaringan Listrik ... 23
Perancangan Sistem Komunikasi ... 24
Perancangan Sistem Kontrol dan Automasi ... 27
Perancangan Smartgrid Sistem Tenaga Listrik ... 29
BAB IV PENGUJIAN DAN HASIL SIMULASI ... 34
Tampilan Sistem Smartgrid dan Panel Monitoring ... 34
Pelaksanaan Sistem Kontrol Untuk Optimasi Daya dan Tegangan ... 37
Analisa Daya dan Tegangan Pada Simulasi ... 41
BAB V PENUTUP ... 50
Kesimpulan ... 50
Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Diagram Alur Konsep Smartgrid Jaringan Tenaga Listrik ... 14
Gambar 2.2 : Blok Diagram Sistem Komunikasi Data ... 17
Gambar 2.3 : Blok Diagram RTU sederhana ... 21
Gambar 3.1 : Skema Smartgrid Jaringan Listrik ... 23
Gambar 3.2 : Diagram Alir Lapisan Protokol TCP ... 26
Gambar 3.3 : Data Beban Sumatera Bagian Utara 150 kV ... 31
Gambar 3.4 : Diagram Alir Smartgrid Jaringan Listrik ... 33
Gambar 4.1 : Sistem Komunikasi Pada Bus Beban ... 34
Gambar 4.2 : Sistem Komunikasi Pada Bus Generator ... 35
Gambar 4.3 : Sistem Kontrol Pada Bus Generator ... 35
Gambar 4.4 : Tampilan Data Gardu Pada Panel Monitoring ... 36
Gambar 4.5 : Tampilan Data Pembangkit Pada Panel Monitoring ... 37
Gambar 4.6 : Profil Tegangan Bus Beban pada 10% Beban Puncak ... 42
Gambar 4.7 : Profil Tegangan Bus Beban pada 20% Beban Puncak ... 43
Gambar 4.8 : Profil Tegangan Bus Beban pada 30% Beban Puncak ... 44
Gambar 4.9 : Profil Tegangan Bus Beban pada 40% Beban Puncak ... 44
Gambar 4.10 : Profil Tegangan Bus Beban pada 50% Beban Puncak ... 45
Gambar 4.11 : Profil Tegangan Bus Beban pada 60% Beban Puncak ... 46
Gambar 4.12 : Profil Tegangan Bus Beban pada 70% Beban Puncak ... 46
Gambar 4.13 : Profil Tegangan Bus Beban pada 80% Beban Puncak ... 47
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Pembangkit Listrik Tenaga Uap di SUMBAGUT ... 10
Tabel 2.2 : Pembangkit Listrik Tenaga Gas di SUMBAGUT ... 11
Tabel 2.3 : Pembangkit Listrik Tenaga Air di SUMBAGUT ... 12
Tabel 3.1 : Urutan Prioritas Pengoperasian Pembangkit ... 28
Tabel 3.2 : Data Pembangkit di Sumatera Bagian Utara ... 30
Tabel 4.1 : Keadaan Pembangkit Pada Beban Puncak ... 39
ABSTRAK
Jaringan listrik konvensional yang digunakan saat ini memiliki beberapa kekurangan dalam pengoperasiannya. Jaringan listrik saat ini kurang memperhatikan efisiensi dalam pengoperasiaan pembangkit – pembangkit yang ada. Kekurangan yang lain adalah tidak adanya informasi aliran daya yang pasti serta kurang ekonomisnya biaya mulai dari pembangkitan sampai dengan penyaluran energi listrik. Dengan adanya kekurangan – kekurangan yang dimiliki sistem konvensional ini, maka sudah sebaiknya sistem kelistrikan saat ini menggunakan konsep smartgrid. Smartgrid merupakan sebuah penamaan terhadap sistem kelistrikan yang menggunakan perkembangan teknologi, sehingga nantinya didapatkan sistem yang baik, otomatis dan efisien dalam pengoperasiannya. Sebelum membangun sistem ini, maka perlu dibuat suatu rancangan sistem smartgrid yang menggunakan bantuan software.
Perencanaan smartgrid yang akan dirancang adalah sistem smartgrid jaringan listrik SUMBAGUT 150 kV. Dari percobaan yang dibuat dengan mengubah beberapa parameter daya beban, didapatkan persen rugi – rugi jaringan terkecil adalah pada keadaan 10% beban puncak yaitu sebesar 12,64% dari daya yang dibangkitkan dan hanya dua pembangkit yang beroperasi, sedangkan persen rugi – rugi terbesar pada jaringan adalah pada keadaan 95 % beban puncak yaitu sebesar 17,65% dari daya yang dibangkitkan. Dari percobaan tersebut juga didapatkan tegangan terendah yang terbaca pada bus beban gardu adalah sebesar 135,581 kV pada gardu Rantau Prapat dalam keadaan 95% beban puncak. Dari perencanaan dan percobaan yang dilakukan dalam tugas akhir ini, maka didapatkan sistem yang terotomatisasi dengan memperhatikan keefisienan dari segi pembangkitan dan keandalan dari segi tegangan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jaringan listrik konvensional adalah jaringan listrik yang digunakan saat ini,
dimana pada penggunaanya tidak terlalu memperhatikan efisiensi penggunaan energi
listrik dan kualitas listrik yang diberikan kepada pelanggan. Beberapa masalah dan
kelemahan yang dimiliki jaringan listrik konvensional adalah sebagai berikut :
1. Pembangkitan energi saat ini tidak memperhatikan keefisienan dalam
pengoperasiaan pembangkit – pembangkit yang ada.
2. Sistem kelistrikan saat ini tidak memiliki informasi aliran daya yang pasti.
3. Masyarakat sekarang membutuhkan catu daya dengan kualitas dan
ketersediaan yang tinggi.
4. Belum ekonomisnya mulai dari hal pembangkitan sampai penyaluran tenaga
listrik.
Dengan adanya kekurangan – kekurangan sistem konvensional saat ini, maka
sudah sebaiknya sistem kelistrikan saat ini menggunakan konsep Smartgrid.
Smartgrid merupakan suatu penamaan terhadap suatu sistem kelistrikan dengan
menggunakan kemajuan teknologi , sehingga nantinya didapatkan sistem yang baik
dan efisien dalam pengoperasiannya. Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dan
1. Mengetahui aliran daya secara cepat, dengan menggunakan komunikasi data
yang cepat dan akurat.
2. Mengetahui secara langsung jumlah beban pelanggan, sehingga dapat
direncanakan besar pembangkitan daya yang harus dipenuhi.
3. Melakukan pengontrolan secara otomatis.
4. Dapat merencanakan optimasi terhadap jaringan listrik tersebut.
5. Adanya bagian human interface seperti SCADA, untuk melakukan
monitoring secara langsung dari sistem kelistrikan.
Smartgrid pertama kali dibangun di negara Amerika Serikat tepatnya di kota
Texas, dengan menggunakan smartmeter dan telah menggunakan komunikasi
nirkabel. Penggunaan smartgrid yang terbesar telah digunakan di Italia yang
dikerjakan oleh Enel S.p.A Italia pada tahun 2005. Proyek ini lebih dikenal dengan
nama proyek telegestore yang digunakan untuk komersial dan sudah melayani 27
juta pelanggan. Konsep smartgrid ini juga dapat dibangun di Indonesia, agar sistem
kelistrikan di Indonesia semakin baik untuk kedepannya.
Ada beberapa gabungan sistem yang harus dimiliki smartgrid agar dapat
berjalan dengan baik, yaitu sistem telekomunikasi untuk komunikasi data, sistem
kontrol untuk mengontrol setiap operasi dan sistem kelistrikan itu sendiri. Sebelum
membuat sistem tersebut, maka perlu dilakukan perancangan sistem yang akan
dibuat nantinya . Dalam hal ini software sangat membantu untuk membuat desain
penulis akan menggunakan software simulink matlab untuk melakukan perancangan
dan simulasi dari sistem smartgrid tersebut.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem tenaga listrik di Sumatera Bagian Utara ?
2. Bagaimana sistem kontrol dan apa saja yang dikontrol dari sistem kelistrikan
tersebut?
3. Bagaimana sistem telekomunikasi yang akan dibuat nantinya?
4. Bagaimana perancangan smartgrid atau aplikasi dari gabungan sistem yang
akan dibuat dalam bentuk simulasi agar menyerupai keadaan yang
sebenarnya?
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk merancang smartgrid
jaringan listrik untuk daerah Sumatera Bagian Utara 150 kV menggunakan simulasi,
agar didapatkan nantinya sistem yang efisien dalam hal pembangkitan energi dan
kualitas yang lebih baik.
Cakupan Masalah
Untuk membatasi materi yang akan dibicarakan pada tugas akhir ini, maka
penulis perlu membuat batasan cakupan masalah yang akan dibahas. Hal ini
dapat mencapai hasil yang diharapkan. Maka penulis membatasi penulisan Tugas
Akhir ini kepada hal-hal sebagai berikut :
a) Tidak membahas mengenai penjadwalan generator (unit commitment), optimasi
aliran daya, economy dispatch dan optimasi penempatan kapasitor.
b) Pembangkit yang digunakan adalah pembangkit yang terhubung kepada jaringan
transmisi tanpa memperhatikan pemakaian pembangkit terdistribusi. Dalam hal
ini juga, semua pembangkit dalam keadaan baik dan siap digunakan.
c) Sistem kelistrikan Sumatera Bagian Utara yang akan dianalisa dan dirancang
sistem smartgrid-nya .
d) Sistem komunikasi yang digunakan adalah sistem nirkabel ataupun satelit dengan
menggunakan jaringan internet.
Metode Penulisan
Metode yang diterapkan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
a. Studi Literatur
Berupa studi kepustakaan dan kajian dari berbagai sumber pustaka yang relevan
dan mendukung dalam penulisan tugas akhir ini.
b. Pengambilan Data
Berupa pengambilan data, sebagai acuan parameter untuk simulasi dalam
tugas akhir ini.
c. Perancangan Simulasi
d. Studi Analisis
Melakukan analisa pada kasus permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir.
Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran mengenai tulisan ini, secara singkat dapat
diuraikan sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
batasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II Dasar Teori
Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori mengenai sistem kelistrikan,
sistem komunikasi dan sistem kontrol yang digunakan, serta teori mengenai
smartgrid jaringan listrik.
Bab III Perancangan Smartgrid Sistem Tenaga Listrik
Bab ini membahas mengenai bentuk, proses atau tahapan – tahapan dalam
perancangan sistem smartgrid jaringan listrik, menggunakan perangkat
lunak matlab.
Bab IV Pengujian dan Hasil Simulasi
Bab ini akan menguji hasil perancangan dari smartgrid jaringan listrik dan
membahas mengenai hasil yang didapatkan dari smargrid jaringan listrik
tersebut.
Bab V Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari pembahasan pada bab-bab
BAB II
DASAR TEORI
Sistem Tenaga Listrik
Sekelompok pusat listrik dan pusat beban (Gardu Induk) yang dihubungkan satu
sama lain oleh saluran transmisi dan melayani beban pada bagian sistem distribusi
disebut dengan sistem tenaga listrik. Dalam sistem tenaga listrik terdapat beberapa
analisis yang umumnya dilakukan, yaitu :
a) Analisis aliran daya. Analisis ini adalah untuk menganalisis sistem dalam
keadaan normal, untuk mendapatkan nilai tegangan, arus, aliran daya
aktif dan reaktif pada sistem tenaga listrik dalam kondisi beban tertentu.
b) Analisis hubung singkat. Analisis ini adalah analisis yang mempelajari
pengaruh arus gangguan hubung singkat yang mungkin mengalir pada
setiap cabang di dalam sistem (di jaringan distribusi, transmisi, trafo
tenaga atau dari pembangkit) sewaktu gangguan hubung singkat yang
mungkin terjadi di dalam sistem tenaga listrik.
c) Analisis stabilitas sistem. Analisis ini adalah analisis yang mempelajari
keadaan sistem dimana terjadi pergeseran besaran listrik berupa
frekuensi, tegangan dan arus pada beberapa pembangkit yang
Studi Aliran Daya
Studi aliran daya merupakan studi untuk mempelajari aliran daya dalam suatu
sistem tenaga listrik dari suatu titik ke titik yang lain. Tujuan dari studi ini dilakukan
untuk perencanaan dan perancangan kondisi optimal dari sistem dan juga untuk
perencanaan perluasan sistem ke masa yang akan datang.
Hasil yang diperoleh dari studi aliran daya dalam sistem tenaga listrik adalah :
a) Profil tegangan pada setiap gardu induk dan unit pembangkit dalam sistem
tenaga listrik.
b) Gambaran aliran daya yang terjadi dalam saluran transmisi, baik besar daya
aktif dan daya reaktif.
c) Besarnya daya yang dibangkitkan oleh setiap unit pembangkit.
d) Rugi – rugi dalam sistem.
Besaran – besaran yang ingin didapatkan melalui studi aliran daya, didapatkan
pada tiap – tiap bus dalam sistem tenaga listrik. Dalam studi aliran daya terdapat
pengklasifikasian bus ke dalam tiga jenis bus, antara lain
a) Bus referensi (slack bus)
Dalam bus referensi besar tegangan dan sudut fasa diketahui, dan
merupakan sudut referensi bagi tegangan pada sistem tenaga listrik. Bus
referensi berfungsi untuk menyuplai kekurangan daya aktif (P) dan daya
reaktif (Q) pada sistem. Biasanya bus yang dijadikan sebagai bus referensi
b) Bus beban
Pada bus ini daya aktif dan daya reaktif diketahui, sedangkan tegangan dan
sudut fasa tidak diketahui dan dihitung. Pada bus ini tidak terdapat unit
pembangkit.
c) Bus generator
Pada bus ini daya aktif dan tegangan diketahui, sedangkan daya reaktif dan
sudut fasa tegangan tidak diketahui dan harus dihitung. Bus generator
disebut juga controlled bus dimana pada bus ini pembangkit menyuplai
daya kepada beban lokal dan juga beban disepanjang saluran transmisi.
Jaringan Listrik Sumatera Bagian Utara
Jaringan listrik merupakan suatu sistem kelistrikan, yang dimulai dari
pembangkitan sampai pada penyaluran listrik kepada pelanggan. Sumatera Bagian
Utara terdiri dari dua provinsi, yaitu provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan provinsi
Sumatera Utara. Dimana kedua provinsi ini dijadikan dalam satu jaringan kelistrikan
untuk saling berhubungan baik dalam bidang pembangkitan, maupun masalah
penanganan beban.
Ada beberapa jenis pembangkit yang terdapat di SUMBAGUT, antara lain :
PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTD dan PLTP. Seluruh pembangkit akan saling
terkoneksi untuk memenuhi permintaan beban yang ada di SUMBAGUT. Masalah
permintaan beban tersebut harus direncanakan untuk jangka panjang maupun jangka
pendek, agar nantinya seluruh permintaan beban benar – benar dapat terpenuhi. Pada
saluran distribusinya menggunakan tegangan 20 kV, serta frekuensinya adalah 50 Hz.
Pada Lampiran 1, mengenai diagram satu garis pentransmisian energi SUMBAGUT,
ditunjukkan pada gambar adanya 45 bus yang ada di SUMBAGUT yang terdiri dari
bus generator dan bus beban.
Kelistrikan SUMBAGUT belakangan ini sering terjadi pemadaman bergilir yang
dilakukan PLN, ini diakibatkan kekurangan daya dan tidak adanya energi cadangan
yang dimiliki SUMBAGUT sebagi backup, jikalau ada pembangkit yang harus
dinonaktifkan akibat harus mendapatkan perawatan maupun masalah perbaikan dan
lain - lain. Masalah inilah yang muncul belakangan ini, sehingga sudah waktunya
adanya perencanaan pembangunan pembangkit baru untuk memenuhi permintaan dan
usaha untuk mengefektifkan penggunaan energi yang ada, agar tidak ada energi yang
terbuang percuma secara berlebihan.
Pembangkit Tenaga Listrik
Pengiriman energi yang paling ekonomis, mudah dan aman adalah dengan
mengirimkannya dengan menggunakan energi listrik. Enegi primer baik berbentuk
bahan bakar, hidro, panas dan lain – lain diubah ke dalam bentuk energi listrik[1].
Pembangkit listrik konvensional yang ada saat ini antara lain[1] :
a. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
b. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
c. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
d. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
e. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
Secara umum semua pembangkit energi listrik memiliki prinsip yang sama
dalam menghasilkan energi listrik, dimana pembedanya adalah dalam proses
mengubah energi awalnya (primer) ke dalam bentuk energi mekanis. Kemudian
energi mekanis akan memutar turbin yang dikopel dengan generator dan dengan
prinsip elektromagnetik, energi tersebut diubah ke dalam bentuk energi listrik.
Namun ada beberapa jenis pembangkit yang tidak mengubah energi primer ke dalam
energi mekanik, melainkan mengubahnya ke dalam bentuk kimia yang dapat
menghasilkan energi listrik.
SUMBAGUT memiliki beberapa jenis pembangkit konvensional yang ada.
Berikut ini akan dijelaskan dari jenis – jenis pembangkit tersebut :
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
PLTU adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk
menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini
adalah Generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga
kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan
berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar serta
MFO (Marine Fuel Oil) untuk start up awal. Pada Tabel 2.1 ditampilkan
PLTU yang ada di SUMBAGUT.
Tabel 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap di SUMBAGUT
NO NAMA
PEMBANGKIT LOKASI
JUMLAH
UNIT KAPASITAS
1 PLTU Sicanang Belawan,,Sumatera Utara 4 260 MW
2 PLTU Labuhan
Angin Sibolga ,Sumatera Utara 2 224 MW
Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG).
PLTG merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan
peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya. Turbin gas
dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja yang sederhana dimana energi
panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar diubah menjadi
energi mekanis dan selanjutnya diubah menjadi energi listrik atau energi
lainnya sesuai dengan kebutuhannya. Pada Tabel 2.2 ditampilkan PLTG yang
terdapat di SUMABGUT.
Tabel 2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Gas di SUMBAGUT
NO NAMA
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).
PLTGU merupakan kombinasi PLTG dengan PLTU. Dalam operasinya, unit
turbin gas dapat dioperasikan terlebih dahulu untuk menghasilkan daya listrik
sementara gas buangnya berproses untuk menghasilkan uap dalam ketel
pemanfaat gas buang. Kira-kira 6 (enam) jam kemudian, setelah uap dalam
ketel uap cukup banyak, uap dialirkan ke turbin uap untuk menghasilkan daya
listrik. PLTGU yang ada di Sumatera Utara adalah PLTGU sicanang yang
memiliki 2 unit pembangkit dengan kapasitas 314,58 MW .
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
PLTD adalah Pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai
mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk
memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai penggerak mula PLTD
berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar
rotor generator. PLTD yang ada di Sumatera Utara adalah PLTD TITI
KUNING yang terletak di Titi kuning medan johor Medan. PLTD titi kuning
memiliki 6 unit pembangkit dengan kapasitas 24,849 MW. Sementara PLTD
di daerah Aceh adalah PLTD Leung Bata ditambah PLTD sewaan
berkapasitas 197,7 MW dan juga PLTD Cot Trueng berkapasitas 19 MW.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
PLTA adalah pembangkit listrik yang bekerja dengan cara merubah energi air
yang mengalir (dari bendungan atau air terjun) menjadi energi mekanik
(dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik
(dengan bantuan generator). Kemudian energi listrik tersebut dialirkan melalui
jaringan-jaringan yang telah dibuat, hingga akhirnya energi listrik tersebut
sampai kepada konsumen. Pada Tabel 2.3 ditampilkan PLTA yang ada di
SUMBAGUT .
Tabel 2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Air di SUMBAGUT
Smart Grid
Smartgrid adalah suatu konsep dimana pada umumnya bertujuan untuk
mengaplikasikan teknologi dan kemajuannya dalam bidang tenaga listrik untuk
meningkatkan keandalan, meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Salah satu
ciri dari smart grid adalah memungkinkan adanya aliran dua arah atas listrik dan
informasi untuk menciptakan sebuah jaringan penyebaran energi listrik yang
terdistribusi secara luas dan terotomasi [2]. Ada beberapa bagian penting
pembentukan suatu konsep smartgrid, yaitu [3] :
a. Bagian Sistem Tenaga
Bagian ini adalah bagian yang ingin dijadikan menjadi suatu konsep pintar
dan otomatis. Dimana sistem tenaga listrik sudah menjadi suatu kebutuhan di
jaman sekarang, sehingga peningkatan kualitas dan efisiensi dari sistem listrik
ini harus diperhatikan . Bagian - bagian dari sistem tenaga listrik adalah
pembangkit, pentransmisian dan pendistribusian sampai kepada konsumen.
b. Bagian Sistem Komunikasi
Bagian ini merupakan sistem yang digunakan untuk saling berkomunikasi,
untuk saling menyampaikan dan menerima data oleh si operator dan peralatan
listrik. Dalam konsep smart grid dibutuhkan sistem komunikasi yang cepat
dan akurat atau secara realtime , sehingga kontrol otomatis maupun manual
yang akan dilakukan nantinya akan berjalan dengan baik dan tepat.
c. Bagian Sistem Kontrol
Bagian sistem kontrol merupakan suatu bagian yang berfungsi untuk
suatu besaran maupun parameter dari sistem tenaga listrik. Sehingga dibuat
suatu rencana operasi yang telah dikonsep dengan peralatan cerdas, dimana
peralatan tersebut dapat dikontrol baik secara manual maupun otomatis.
Gabungan dari ketiga sistem ini akan menjadikan suatu sistem kelistrikan
dengan konsep smartgrid. Secara sederhana Gambar 2.1 menunjukkan diagram alir
dari sistem smartgrid .
Gambar 2.1 Diagram Alur Konsep Smartgrid Jaringan Tenaga Listrik
Secara umum ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari konsep smartgrid,
dalam sistem tenaga listrik, hal itu antara lain adalah :
1. Mengetahui aliran daya secara cepat, dengan menggunakan komunikasi data
yang cepat dan akurat.
2. Mengetahui secara langsung jumlah beban pelanggan, sehingga dapat
3. Melakukan pengontrolan secara otomatis .
4. Dapat merencanakan optimasi terhadap jaringan listrik tersebut.
5. Memiliki sistem proteksi yang handal dan baik.
6. Adanya bagian panel monitoring seperti SCADA, untuk melakukan
monitoring secara langsung dari sistem kelistrikan.
7. Dalam penggunaan pembangkit energi terbarukan, maka penggunaannya
dapat diatur dan dapat mengurangi efek emisi karbon dan lebih ramah
lingkungan.
Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Sistem smartgrid adalah sistem yang mendukung terjadinya komunikasi dua
arah, yang bertujuan untuk monitoring dan melakukan pengontrolan jaringan listrik.
Sistem telekomunikasi jarak jauh dan cepat merupakan sistem yang dibutuhkan
untuk menciptakan konsep ini. Dengan menggunakan komunikasi data yang
didukung perangkat yang canggih dan cepat, maka informasi dapat dikirimkan
dengan sebaik mungkin. Jaringan komputer merupakan pilihan terbaik untuk
menciptakan sistem komunikasi smartgrid jaringan listrik di Sumatera Bagian Utara.
a) Komunikasi Data
Komunikasi data adalah kegiatan untuk memindahkan informasi dari suatu
tempat ke tempat yang lain, sehingga dibutuhkan suatu alat komunikasi untuk
pengiriman pesan, komunikasi dibagi atas dua jenis, yaitu sistem satu arah (simplex)
dan sistem dua arah (duplex). Sistem satu arah merupakan sistem yang hanya
mengirimkan pesan, tanpa harus mendapat respon dari penerima pesan. Sedangkan
sistem dua arah adalah sistem komunikasi yang mengirimkan pesan kepada
penerima, dan penerima juga memberikan respon kepada pengirim pesan [4].
Komunikasi data yang baik dan benar, harus memiliki beberapa elemen yang
dibutuhkan untuk melakukan komunikasi, elemen – elemen tersebut adalah sebagai
berikut [5] :
• Source
Source merupakan peralatan yang menghasilkan data untuk nantinya
ditransmisikan.
• Transmitter
Transmitter adalah peralatan yang mengirimkan pesan dari sumber data,
dimana untuk pengiriman data jarak jauh biasanya data yang dihasilkan oleh
sumber akan diubah ke dalam sinyal elektromagnetik, agar nantinya data
tersebut dapat ditransmisikan melalui sistem transmisi tersebut.
• Transmission System
Transmission System adalah media transmisi yang digunakan untuk
menghubungkan antara sumber informasi sampai kepada tujuan pengiriman.
• Receiver
Receiver adalah peralatan yang menerima sinyal dari transmission system dan
mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat dibaca atau dimengerti oleh
• Destination
Destination adalah peralatan yang menerima data dari receiver.
Source Transmitter Transmission
System Receiver Destination
Gambar 2.2 Blok Diagram Sistem Komunikasi Data
Gambar 2.2 menunjukkan secara sederhana bagaimana hubungan antara
elemen – elemen yang mendukung komunikasi data. Dalam pengiriman data saat
ini, pengiriman informasi juga dilakukan dengan cara mengubah sinyal analog
ke dalam bentuk sinyal digital yang biasanya berbentuk text code, seperti data
binary. Hal ini dilakukan karena sinyal digital memiliki keuntungan saat
ditransmisikan, yaitu karena sinyal digital berbentuk text code seperti angka
biner yang hanya terdiri dari 0 dan 1, sehingga sinyal digital tidak terlalu
terpengaruh terhadap gangguan – gangguan pada saat pentransmisian data [5].
Alat yang mengubah sinyal analog ke dalam bentuk sinyal digital disebut dengan
codec atau yang sekarang banyak dikenal dengan nama modem.
Media transmisi juga merupakan elemen yang sangat penting dalam
komunikasi. Media transmisi dibagi dua jenis, yaitu melalui kawat atau kabel
dan tanpa kabel. Beberapa jenis media komunikasi menggunakan kawat, antara
lain kabel koaxial, twisted pair dan serat optik. Sedangkan untuk jenis tanpa
GHZ atau biasa disebut microwave frequencies. Peralatan yang mendukung
komunikasi wireless ini, antara lain antena, radio dan satelit.
b) Jaringan Komputer
Jaringan komputer merupakan gabungan dari beberapa komputer, yang dapat
saling terhubung dan bertukar informasi dengan menggunakan suatu sistem
komunikasi. Hal ini dilakukan agar dapat berkomunikasi baik dalam area yang besar
maupun kecil dengan cepat , maupun penggunaan peralatan atau perangkat yang
dapat digunakan secara bersama – sama. Bentuk dari jaringan ini disebut dengan
topologi jaringan, dimana ada beberapa jenis topologi jaringan yang digunakan saat
ini, antara lain :
a. Topologi Linear Bus
Topologi ini menghubungkan setiap komputer ke dalam suatu media
transmisi yang biasanya menggunakan kabel. Seluruh informasi akan
disalurkan melalui satu saluran transmisi, sehingga kemungkinan tabrakan
informasi dapat terjadi pada jenis topologi ini.
b. Topologi Star
Topologi ini memiliki satu titik pusat yang disebut dengan hub atau router,
dimana seluruh komputer terhubung secara radial kepada hub. Semua
informasi akan melalui hub pertama kali agar sampai kepada komputer yang
lain. Topologi ini biasanya menggunakan kabel twisted pair, koaxial dan
c. Topologi Tree
Topologi ini merupakan kombinasi dari topologi linear bus dengan topologi
star. Topologi ini terdiri dari beberapa topologi star yang dihubungkan
dengan kabel utama untuk menghubungkan seluruh komputer.
d. Topologi Ring
Topologi ini biasanya membutuhkan hub khusus yaitu Multistation Acess
Unit dan adapter ethernet.
Jaringan komputer dapat dihubungkan oleh beberapa media transmisi, antara
lain kabel dan tanpa kabel. Jaringan ini dapat berupa LAN (local area network),
WAN (wide area network) dan jaringan internet. LAN biasanya digunakan pada area
yang kecil seperti sebuah gedung perkantoran, bedanya dengan jaringan WAN area
jaringannya lebih luas daripada LAN. Sedangkan internet merupakan suatu jaringan
yang sangat luas, dimana bisa dikatakan gabungan dari beberapa personal computer
ataupun LAN yang dihubungan dalam satu jaringan WAN, kemudian beberapa
jaringan WAN tersebut dihubungkan satu sama lain. Pada jaman sekarang provider
komunikasilah yang memberikan layanan ini agar seluruh perangkat dapat
terhubung.
Jaringan komputer menggunakan sebuah aturan prosedur komunikasi yang
disebut dengan protokol. Protokol berfungsi untuk mengontrol komunikasi dan
transfer data dari beberapa komputer yang tergabung di dalamnya. Suatu protokol
secara umum terdiri dari tujuh lapisan, yang memiliki fungsi yang berbeda – beda,
a. Lapisan pertama (Phisical) untuk mendefenisikan standart fisis jalur
komunikasi, seperti arus, tegangan konektor dan teknik modulasi.
b. Lapisan kedua (Data Link) untuk membagi data ke dalam format paket yang
sudah ditentukan untuk dikirimkan nantinya.
c. Lapisan ketiga (Network) untuk menentukan alur pengiriman data dari sebuah
terminal ke terminal lainnya.
d. Lapisan keempat (Transport) untuk menjaga jalur komunikasi bebas
gangguan, serta memeriksa urutan data.
e. Lapisan kelima (Session) untuk menerjemahkan alamat pengirim dan
penerima, serta menentukan saat mengirim ataupun mengakhiri pengiriman.
f. Lapisan keenam (Presentation) untuk menerjemahkan data yang akan dikirim
ke dalam kode – kode yang telah ditetapkan.
g. Lapisan ketujuh (Aplication) untuk menangani penggunaan program utilitas
untuk jaringan komunikasi data.
Power Meter dan Remote Terminal Unit (RTU)
Power meter adalah peralatan listrik yang dapat mengukur dan menunjukkan
kualitas listrik, yaitu data tegangan, arus dan daya dari sistem yang diukur. Power
meter ini akan mengubah sinyal analog besaran – besaran listrik ke dalam data yang
dapat dibaca oleh sebuah perangkat komputer.
RTU adalah suatu alat yang terdiri dari suatu power meter yang dapat
memiliki aplikasi dalam hal menyimpan data dari event yang terjadi, dan juga
memiliki aplikasi dalam sistem komunikasi. Pengoperasian sistem kontrol RTU
hampir sama dengan pengaturan PLC (Programable Logic Control). Sehingga secara
umum fungsi dari RTU adalah :
a. Telemetering untuk mengukur besaran – besaran listrik pada sistem atau
peralatan yang diukur.
b. Telesignal untuk memberikan informasi dari peralatan dan sistem, melalui
saluran komunikasi.
c. Telekontrol untuk melakukan pengontrolan terhadap peralatan – peralatan
yang dikontrol.
RTU Dalam konsep smartgrid, RTU merupakan alat yang paling dibutuhkan
dan memiliki beberapa fungsi, terutama dalam pengontrolan sehingga operasi dalam
konsep smartgrid dapat dilaksanakan dengan baik. Secara sederhana blok diagram
dari RTU sederhana adalah seperti gambar berikut ini :
Besaran listrik dideteksi oleh alat ukur, kemudian rectifier mengubah besaran
tersebut dalam bentuk besaran yang lebih kecil. Kemudian mikrokontroler akan
mengubah sinyal analog menjadi digital, agar nantinya data dapat ditransmisikan
BAB III
PERANCANGAN SMARTGRID SISTEM TENAGA LISTRIK
Skema Sistem Smartgrid
Dalam perancangan smartgrid sistem tenaga listrik SUMBAGUT 150 kV ini,
ada beberapa sistem yang akan digabungkan dan akan menjalankan fungsinya
masing – masing. Sistem tersebut antara lain adalah sistem tenaga listrik, sistem
komunikasi dan sistem kontrol. Selain itu sistem smartgrid ini juga memiliki panel
monitoring, yang menunjukkan besar daya beban, tegangan dan arus pada tiap – tiap
gardu beban. Gambar 3.1 akan menunjukkan gambaran dari smartgrid sistem tenaga
listrik.
Gambar 3.1 menjelaskan bahwa terdapat satu pusat data dan kontrol, untuk
seluruh operasi kelistrikan yang ada. Seluruh pembangkit dilengkapi dengan RTU
(Remote Terminal Unit), yang digunakan sebagai pengukur besaran – besaran listrik
dan pengontrol operasi yang ada di dalam pembangkit. Kemudian pada gardu –
gardu induk dipasang sebuah Power Meter, yang berfungsi untuk membaca
tegangan, arus dan daya beban setiap gardu. Setiap RTU dan Power Meter akan
terhubung kepada pusat data, yaitu komputer yang berada pada setiap gardu ataupun
pembangkit. Dimana disinilah didapatkan data seluruh beban dan pembangkit yang
nantinya akan dikirimkan kepada Pusat data dan kontrol, kemudian informasi
tersebut akan ditunjukkan dalam Panel Monitoring yang berada pada pusat data dan
kontrol.
Perancangan Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi dalam smartgrid digunakan untuk mendapatkan informasi
aliran daya dari setiap pembangkit dan gardu secara cepat dan tepat. Sistem
komunikasi juga digunakan untuk menyampaikan sinyal kontrol dalam pengontrolan
operasi sistem tenaga listrik. Informasi setiap gardu dan pembangkit dapat digunakan
untuk monitoring kualitas listrik operasi sistem tenaga listrik SUMBAGUT. Selain
untuk monitoring dan kontrol, informasi tersebut juga dapat digunakan untuk rencana
ke depan dalam pelayanan listrik yang jauh lebih baik.
Sistem komunikasi yang akan digunakan adalah menggunakan jaringan
komputer, yaitu internet. Hal ini dengan pertimbangkan akibat luasnya area seluruh
membangun sistem komunikasi ini adalah berupa komputer yang memiliki terhubung
dengan jaringan internet.
Dalam hal ini protokol dari jaringan internet ini sangat berpengaruh terhadap
jalannya sistem komunikasi yang akan dibuat. Pada umumnya sistem operasi yang
dimiliki oleh suatu perangkat komputer, sudah memiliki protokol jaringan masing –
masing. Perencanaan protokol yang akan digunakan adalah protokol TCP/IP
(Transmission Control Protokol / Internet Protocol) dengan transport layer UDP
(User data Protocol), dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. TCP/IP adalah protokol yang dirancang untuk melingkupi area antar jaringan
yang besar pada hubungan area jaringan yang luas[4].
2. UDP bersifat connection-less oriented, yang berarti pesan atau informasi
yang akan dikirimkan, tanpa harus melalui proses konfirmasi antar komputer
yang akan bertukar informasi. Ini cocok pada smartgrid jaringan listrik yang
memiliki sistem monitoring yang melakukan pertukaran data yang berubah –
ubah setiap waktu. UDP juga merupakan jenis protokol yang mengutamakan
kecepatan yang biasanya digunakan pada fasilitas realtime[7].
3. UDP biasanya digunakan ketika jumlah data yang akan ditransfer kecil[4].
TCP/IP merupakan pengembangan jaringan yang dilakukan oleh DARPA agen
Amerika Serikat. TCP/IP merupakan protokol yang hanya memiliki empat lapisan,
yaitu : Aplikasi, Transport, Internet dan Interface jaringan (physical layer), lapisan
umumnya dimiliki oleh protokol adalah lapisan internet (IP), yang berfungsi untuk
pembuatan alamat, pengepakan data dan pencarian arah (routing).
UDP merupakan bagian lapisan transport dari protokol TCP/IP, dimana UDP
akan membuat komunikasi yang bersifat connection-less oriented. Pesan – pesan
yang akan dikirimkan melalui protokol UDP akan dilakukan pengepakan, setelahnya
akan dikirimkan ke dalam lapisan IP, yang menambahkan header IP. Kemudian
untuk memastikan pesan yang akan dikirim akan sampai, maka sebuah lapisan
aplikasi harus menyediakan alamat IP dan nomor UDP port dari komputer pusat
yang akan dikirimkan pesan dan begitu juga sebaliknya dari komputer pusat kepada
komputer client. Seluruh data akan dikirimkan dan diterima melalui lapisan interface
jaringan internet dengan menggunakan modem.
Perancangan Sistem Kontrol dan Automasi
Pada perancangan sistem kontrol dan automasi, sistem kontrol yang akan dibuat
adalah sistem kontrol terhadap pembangkit – pembangkit yang akan beroperasi untuk
menyuplai daya kepada beban – beban di seluruh jaringan listrik. Perangkat dan
peralatan yang akan digunakan dalam sistem kontrol ini adalah perangkat komputer
dan RTU (remote terminal unit). Dimana perangkat – perangkat ini akan saling
berhubungan dan berkomunikasi untuk mengoperasikan pembangkit yang akan
dijalankan.
Cara kerja dan pengaturan RTU dalam pengontrolan, hampir sama dengan
penggunaan PLC (Programable Logic Control). Dimana RTU akan memberikan
sinyal kontrol terhadap pembangkit, apabila parameter – parameter yang menjadi
acuan RTU sudah sesuai dengan yang diperintahkan. Parameter – parameter yang
menjadi acuan pengoperasian dari pembangkit ada dua macam, yaitu berdasarkan
daya beban dan berdasarkan batas tegangan yang dianjurkan.
Secara sederhana penjabaran dari sistem kontrol smartgrid jaringan listrik
SUMBAGUT 150 kV adalah sebagai berikut :
1. Setiap pembangkit memiliki skala prioritas dalam pembangkitan, dimana
pertimbangan ini berdasarkan waktu start pembangkit, biaya pengoperasian
pembangkit dan jumlah daya yang dapat dibangkitkan.
2. Data seluruh beban dari setiap gardu yang disampaikan kepada pusat data
dan kontrol, akan disampaikan juga kepada setiap pembangkit.
3. Data seluruh tegangan dari setiap gardu yang disampaikan kepada pusat
4. Setiap RTU pada pembangkit di-setting apabila data beban menunujukkan
besar tertentu, yang sesuai dengan setting-an dari RTU, maka RTU akan
memberi sinyal agar pembangkit beroperasi.
5. Data tegangan yang dikirimkan juga kepada RTU setiap pembangkit, juga
mempengaruhi pengoperasian pembangkit dan tetap berjalan sesuai skala
prioritas. Jika data tegangan menunjukkan kurang dari batas tegangan yang
di-setting pada RTU, maka pembangkit yang berikutnya akan beroperasi.
Pembangkit memiliki skala prioritas dalam penyalaannya, ini
dipertimbangkan oleh beberapa faktor yang dijelaskan pada Lampiran 3. Tabel 3.1
menunujukkan urutan pengoperasian generator berdasarkan prioritas penyalaan :
Tabel 3.1 Urutan Prioritas Pengoperasian Pembangkit
NO. URUTAN
9 43 Sipansipahoras 1 PLTA SIPANSIPAHORAS 1
10 44 Sipansipahoras 2 PLTA SIPANSIPAHORAS 2
11 21 Renun PLTA RENUN
Sambungan Tabel 3.1
Sistem jaringan listrik SUMBAGUT yang akan digunakan adalah jaringan listrik
yang sudah ada. Dimana pada tugas akhir ini jaringan listrik SUMBAGUT 150 kV
akan disimulasikan ke dalam software simulink matlab. Parameter dan data – data
yang didapatkan dari PLN pada tanggal 28 Oktober 2013, data yang dibutuhkan
dalam simulasi ini adalah, sebagai berikut :
1. Diagram satu garis jaringan transmisi SUMBAGUT 150 kV.
Diagram satu garis merupakan diagram yang menunjukkan letak dari suatu
pembangkit, gardu dan beban dan hubungannya masing – masing dalam suatu
jaringan listrik. Dalam Lampiran 1, akan ditunjukkan diagram satu garis dari
saluran transmisi SUMBAGUT 150 kV.
2. Data pembangkit,
Data pembangkit berupa data kapasitas yang dimiliki setiap pembangkit. Data
pembangkit di-SUMBAGUT pada jaringan transmisi 150 kV akan
Tabel 3.2 Data Pembangkit di Sumatera Bagian Utara
Data ini merupakan data panjang saluran yang menghubungkan antara gardu
– gardu dan pembangkit di SUMBAGUT 150 kV. Data panjang saluran
4. Besar impedansi saluran transmisi SUMBAGUT.
Data ini berupa data impedansi dari setiap saluran, baik itu resistansi,
induktansi dan kapasitansi dari setiap saluran transmisi. Data ini ditampilkan
pada Lampiran 3.
5. Data daya beban setiap gardu
Data ini berupa data beban maksimum dari setiap bus beban pada tanggal 08
maret 2013. Data daya beban berupa daya aktif dan daya reaktif setiap bus
beban jaringan 150 kV, yang ada di SUMBAGUT. Keadaan beban
SUMBAGUT akan ditunjukkan pada grafik di bawah ini. Bidang horizontal
pada Gambar 3.3 merupakan penomoran untuk gardu – gardu yang ada di
SUMBAGUT, yang ditunjukkan pada Lampiran 3.
Seluruh data ini akan digunakan sebagai parameter dalam simulasi untuk
mendapatkan aliran daya pada jaringan listrik. Dengan mendapatkan aliran daya ini
maka data tegangan, arus dan daya pada setiap gardu akan didapatkan. Data setiap
gardu dan pembangkit akan dibaca suatu alat yang bernama smartmeter, baik itu
power meter ataupun RTU. Alat ini digunakan agar nantinya data dan informasi yang
didapatkan dapat dikirimkan melalui jaringan komputer. Kemudian seluruh sistem
yang sudah dirancang, akan disatukan menjadi sebuah sistem untuk mendapatkan
sistem smartgrid jaringan listrik. Gambar 3.3 menunjukkan diagram alir dari
BAB IV
PENGUJIAN DAN HASIL SIMULASI
Tampilan Sistem Smartgrid dan Panel Monitoring
Simulasi dengan simulink matlab dilakukan dengan beberapa gabungan sistem
seperti yang sudah dibahas pada bab – bab sebelumnya, yaitu sistem listrik,
komunikasi dan sistem kontrol. Dalam sistem kelistrikan pada simulink terdapat
beberapa komponen yang digunakan, antara lain generator, bus, beban, saluran
transmisi dan alat ukur listrik. Tampilan sistem kelistrikan SUMBAGUT 150 kV
dalam simulink akan ditunjukkan pada Lampiran 1.b .
Sistem komunikasi di dalam simulink ini, terdiri dari beberapa komponen
penting, antara lain adalah smartmeter, analog to digital converter (ADC) yaitu
komputer dan alat penghubung ke jaringan internet. Gambar 4.1 merupakan
komponen sistem komunikasi yang terdapat pada bagian bus beban yang terdiri dari
smartmeter, ADC dan sebuah port komunikasi penghubung ke jaringan internet
untuk mengirimkan informasi kepada pusat data dan monitoring.
Gambar 4.2 merupakan komponen sistem komunikasi pada bus generator,
dimana terdapat RTU yaitu control dan juga port komunikasi yang menghubungkan
ke dalam jaringan internet untuk mengirimkan dan menerima informasi. Pada pusat
data dan monitoring terdapat port komunikasi untuk menerima informasi dari setiap
pembangkit dan juga mengirimkan data kepada sistem kontrol pada pembangkit.
Gambar 4.2 Sistem Komunikasi Pada Bus Generator
Sistem kontrol yang terdapat dalam simulasi terdiri dari beberapa komponen,
seperti gerbang logika, relay dan pengirim data yang digabungkan dalam satu block
subsystem control. Gambar 4.3 merupakan sistem kontrol pada bus generator dan
beberapa komponen yang dijadikan block subsytem.
Panel monitoring merupakan sebuah panel yang dibangun, untuk menampilkan
data – data dari setiap gardu maupun pembangkit. Data – data itu diantaranya adalah
besar tegangan, arus, daya aktif daya reaktif dan indikator yang menunjukkan
beroperasinya suatu pembangkit. Melalui panel monitoring ini, maka seluruh gardu
dan pembangkit akan dapat diamati secara realtime.
Gambar 4.4 menunjukkan tampilan data yang ditunjukkan oleh beberapa gardu
yang terdapat pada panel monitoring. Pada panel gardu ini, ditunjukkan data
tegangan pada bus beban, arus pada bus beban, kemudian daya aktif dari beban
keseluruhan gardu tersebut dan daya reaktif beban gardu.
Gambar 4.4 Tampilan Data Gardu Pada Panel Monitoring
Gambar 4.5 menunjukkan tampilan data yang ditunjukkan oleh beberapa
pembangkit yang terdapat pada panel monitoring. Pada panel pembangkit ini,
ditunjukkan data tegangan pada bus generator, arus pada bus generator, kemudian
daya aktif dan daya reaktif yang ditopang bus generator, serta lampu indikator
pembangkit sedang tidak beroperasi dan lampu hijau menandakan bahwa pembangkit
sedang beroperasi.
Gambar 4.5 Tampilan Data Pembangkit Pada Panel Monitoring
Tampilan panel monitoring secara keseluruhan akan ditampilkan dalam
Lampiran 4, yang menunjukkan panel untuk mengamati gardu dan untuk mengamati
pembangkit.
Pelaksanaan Sistem Kontrol untuk Optimasi Daya dan Tegangan
Simulasi smartgrid dijalankan sesuai dengan sistem kontrol yang dijelaskan
pada bab sebelumnya. Dimana untuk menunjukkan apakah sistem berjalan dengan
baik, maka akan dibuat percobaan dengan mengubah parameter daya beban pada
setiap gardu. Kemudian akan diamati apakah sistem kontrol berjalan dengan baik
untuk sesuai dengan parameter daya dan parameter tegangan.
Untuk masalah optimasi penggunaan daya, sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya. Sistem kontrol dalam optimasi tegangan, direncanakan menggunakan
yang mendapatkan tegangan yang tidak sesuai standard, yaitu dibawah 10% tegangan
nominal, dimana keadaan bus pada beban puncak dan seluruh pembangkit sudah
beoperasi . Penempatan kapasitor adalah pada gardu beban, bukan pada saluran
transmisi, ini dikarenakan adanya pertimbangan sebagai berikut :
1. Sulitnya konstruksi kapasitor dan kontrol pada saluran transmisi 150 kV.
2. Pengontrolan pada gardu lebih mudah, karena sudah adanya jaringan internet
pada setiap gardu.
3. Suplai tegangan untuk RTU dalam pengontrolan kapasitor pada gardu lebih
mudah didapatkan. Sedangkan pada saluran harus menyediakan transformator
khusus untuk mendapatkan suplai tegangan yang sesuai dengan RTU dan
sistem kontrol lainnya.
Setelah selesai dari tahap perancangan, maka simulasi dijalankan untuk
mendapatkan data – data tegangan tiap gardu, data daya beban dan data pembangkit
yang beroperasi. Berdasarkan data beban yang didapatkan dari PLN, maka simulasi
dilakukan pada beban - beban berurut dari 10%, 20%, 30%, 40% sampai dengan
100% beban puncak. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem berjalan
dengan baik dan mengetahui keaadaan sistem jika daya beban berubah – ubah.
Data pembangkit dan gardu pada berbagai jenis beban, seperti yang dijabarkan
sebelumnya akan ditampilkan pada Lampiran 5. Tabel 4.1 menunjukkan pada beban
puncak seluruh pembangkit telah beroperasi namun masih ada gardu yang mendapat
tegangan di bawah standard. Untuk mengoptimalkan tegangan pada setiap bus beban,
maka sebuah kapasitor pintar ditempatkan pada Gardu Kisaran. Penempatan pada
gardu Kisaran dikarenakan adanya penurunan tegangan yang derastis, yaitu pada
gardu Kuala Tanjung bus beban menunjukkan tegangan pada 149,996 kV, namun
pada gardu Kisaran bus beban menunjukkan tegangan pada 139,683 kV, sehingga
pada gardu Rantau Prapat tegangan pada bus beban hanya mencapai 134,842 kV.
Tabel 4.1 Keadaan Pembangkit Pada Beban Puncak
NO. BUS NAMA Pembangkit Keadaan
1 PLTA SIPANSIPAHORAS 1 ON
4 PLTA SIPANSIPAHORAS 2 ON
13 PLTU LABUHAN ANGIN ON
4 KUALA TANJUNG (INALUM) ON
Pemilihan besar kapasitor yang akan digunakan pada gardu Kisaran adalah
sebagai berikut ini :
• Data Saluran Gardu Kisaran ;
Q = 240135903 VAR
• Untuk pengoptimalan tegangan, kita memilih Cosφ = 0,8 maka :
Untuk Cosφ = 0,8 maka φ2 = 36,870
(tan φ1 - tan φ2) = 2,194 - 0,75 = 1,444
Qc = W x (tan φ1 - tan φ2) (4.3)
= 78151883,27 x 1,444 = 112851319,4 VAR
• Untuk besar kapasitor yang dibutuhkan adalah :
Dengan penggunaan kapasitor pada gardu Kisaran , maka dalam keadaan beban
puncak seluruh bus beban mendapatkan tegangan yang sesuai dengan standard yang
ditentukan. Data daya beban dan tegangan pada beban puncak ditampilkan dalam
Lampiran 5. Bus beban pada gardu Rantau prapat yang tadinya mendapatkan
tegangan sebesar 134,842 kV menjadi 139,041 kV.
Analisa Daya dan Tegangan Pada Simulasi
Dalam simulasi smartgrid SUMBAGUT 150 kV, dilakukan percobaan dengan
berbagai besar daya beban, untuk menunjukkan apakah smartgrid dapat berjalan
dengan baik. Data daya pembangkit, akan dianalisa berapa daya yang berlebih saat
penggunaan sistem smartgrid tersebut dalam keadaan beban tertentu. Data tegangan
juga akan menunjukkan, apakah sistem dapat dikatakan berjalan dengan kualitas
yang baik. Tabel 4.2 akan ditunjukkan besar daya yang dihasilkan pembangkit
untuk variasi besar daya beban, mulai dari 10% sampai dengan beban puncak
(100%).
Tabel 4.2 Data Daya Pembangkitan dan Daya Beban
Pada Tabel 4.2 ditunjukkan besar daya yang dihasilkan oleh pembangkit
dalam berbagai keadaan beban. Terlihat juga bahwa daya terpasang tidak sama besar
dengan daya beban pada setiap gardu, ini disebabkan adanya rugi – rugi daya yang
terjadi pada saluran. Terpenuhinya daya beban pada setiap bus beban, ditandai
dengan terpenuhinya standard tegangan pada setiap bus beban. Namun pada beban
puncak, sistem harus menggunakan kapasitor karena kurangnya daya yang
dibangkitkan untuk memenuhi permintaan beban. Pada Lampiran 5, akan
ditunjukkan besar tegangan pada keadaan penggunaan kapasitor dan tegangan tanpa
menggunakan kapasitor dalam keadaan beban puncak.
Pada keadaan 10% beban puncak, hanya terdapat 2 pembangkit yang
beroperasi dari seluruh pembangkit yang ada. Secara lebih terperinci ditunjukkan
Lampiran 5 dengan daya terpasang sebesar 216,42 MW. Gambar 4.6 merupakan
grafik tegangan setiap gardu dalam keadaan beban 10% beban puncak, terlihat
bahwa semua bus beban pada gardu mendapatkan tegangan yang sesuai standard.
Tegangan tertinggi yang terdapat pada bus beban adalah 149,999 kV dan tegangan
Pada keadaan 20% beban puncak, hanya terdapat 5 pembangkit yang
beroperasi dari seluruh pembangkit yang ada. Secara lebih terperinci ditunjukkan
Lampiran 5 dengan daya terpasang sebesar 425,29 MW. Gambar 4.7 merupakan
grafik tegangan setiap gardu dalam keadaan beban 20% beban puncak, terlihat
bahwa semua bus beban pada gardu mendapatkan tegangan yang sesuai standard.
Tegangan tertinggi yang terdapat pada bus beban adalah 149,999 kV dan tegangan
terendah yang terdapat pada bus beban adalah 138,943 kV.
Gambar 4.7 Profil Tegangan Bus Beban pada 20% Beban Puncak
Pada keadaan 30% beban puncak, hanya terdapat 7 pembangkit yang
beroperasi dari seluruh pembangkit yang ada. Secara lebih terperinci ditunjukkan
Lampiran 5 dengan daya terpasang sebesar 643,08 MW. Gambar 4.8 merupakan
grafik tegangan setiap gardu dalam keadaan beban 30% beban puncak, terlihat
bahwa semua bus beban pada gardu mendapatkan tegangan yang sesuai standard.
Tegangan tertinggi yang terdapat pada bus beban adalah 149,999 kV dan tegangan
Gambar 4.8 Profil Tegangan Bus Beban pada 30% Beban Puncak
Pada keadaan 40% beban puncak, hanya terdapat 7 pembangkit yang
beroperasi dari seluruh pembangkit yang ada. Secara lebih terperinci ditunjukkan
Lampiran 5 dengan daya terpasang sebesar 846,92 MW. Gambar 4.9 merupakan
grafik tegangan setiap gardu dalam keadaan beban 40% beban puncak, terlihat
bahwa semua bus beban pada gardu mendapatkan tegangan yang sesuai standard.
Tegangan tertinggi yang terdapat pada bus beban adalah 149,999 kV dan tegangan
terendah yang terdapat pada bus beban adalah 142,214 kV.
Pada keadaan 50% beban puncak, hanya terdapat 7 pembangkit yang
beroperasi dari seluruh pembangkit yang ada. Secara lebih terperinci ditunjukkan
Lampiran 5 dengan daya terpasang sebesar 1046,92 MW. Gambar 4.10 merupakan
grafik tegangan setiap gardu dalam keadaan beban 50% beban puncak, terlihat
bahwa semua bus beban pada gardu mendapatkan tegangan yang sesuai standard.
Tegangan tertinggi yang terdapat pada bus beban adalah 149,999 kV dan tegangan
terendah yang terdapat pada bus beban adalah 140,252 kV.
Gambar 4.10 Profil Tegangan Bus Beban pada 50% Beban Puncak
Pada keadaan 60% beban puncak, hanya terdapat 11 pembangkit yang
beroperasi dari seluruh pembangkit yang ada. Secara lebih terperinci ditunjukkan
Lampiran 5 dengan daya terpasang sebesar 1254,73 MW. Gambar 4.11 merupakan
grafik tegangan setiap gardu dalam keadaan beban 60% beban puncak, terlihat
bahwa semua bus beban pada gardu mendapatkan tegangan yang sesuai standard.
Tegangan tertinggi yang terdapat pada bus beban adalah 149,999 kV dan tegangan
Gambar 4.11 Profil Tegangan Bus Beban pada 60% Beban Puncak
Pada keadaan 70% beban puncak, seluruh pembangkit beroperasi. Secara
lebih terperinci ditunjukkan Lampiran 5 dengan daya terpasang sebesar 1479,7 MW.
Gambar 4.12 merupakan grafik tegangan setiap gardu dalam keadaan beban 70%
beban puncak, terlihat bahwa semua bus beban pada gardu mendapatkan tegangan
yang sesuai standard. Tegangan tertinggi yang terdapat pada bus beban adalah
149,999 kV dan tegangan terendah yang terdapat pada bus beban adalah 139,321 kV.
Pada keadaan 80% beban puncak, seluruh pembangkit beroperasi. Secara
lebih terperinci ditunjukkan Lampiran 5 dengan daya terpasang sebesar 1684,3 MW.
Gambar 4.13 merupakan grafik tegangan setiap gardu dalam keadaan beban 80%
beban puncak, terlihat bahwa semua bus beban pada gardu mendapatkan tegangan
yang sesuai standard. Tegangan tertinggi yang terdapat pada bus beban adalah
149,999 kV dan tegangan terendah yang terdapat pada bus beban adalah 137,788 kV.
Gambar 4.13 Profil Tegangan Bus Beban pada 80% Beban Puncak
Pada keadaan 90% beban puncak, seluruh pembangkit beroperasi. Secara
lebih terperinci ditunjukkan Lampiran 5 dengan daya terpasang sebesar 1868,8 MW.
Gambar 4.14 merupakan grafik tegangan setiap gardu dalam keadaan beban 90%
beban puncak, terlihat bahwa semua bus beban pada gardu mendapatkan tegangan
yang sesuai standard. Tegangan tertinggi yang terdapat pada bus beban adalah
Gambar 4.14 Profil Tegangan Bus Beban pada 90% Beban Puncak
Pada keadaan 100% beban puncak, seluruh pembangkit yang ada sudah
beroperasi. Namun karena kurangnya daya yang dapat dibangkitkan untuk
menanggulangi beban yang ada di SUMBAGUT, mengakibatkan terdapat tegangan
yang tidak mencapai standard pada gardu Rantau Prapat. Penggunaan kapasitor pada
gardu Kisaran menjadi solusi yang digunakan untuk menanggulangi hal ini.
Pemilihan penempatan kapasitor pada gardu Kisaran sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya. Pada Gambar 4.15 menunjukkan grafik tegangan dalam keadaan 100%
beban puncak dengan penggunaan kapasitor, terlihat bahwa semua bus beban pada
gardu mendapatkan tegangan yang sesuai standard. Tegangan tertinggi yang terdapat
pada bus beban adalah 149,999 kV dan tegangan terendah yang terdapat pada bus
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah melakukan perancangan sistem smartgrid jaringan listrik SUMBAGUT
150 kV, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada percobaan 10 % beban puncak terdapat terdapat 2 pembangkit yang
4. Penggunaan kapasitor pada gardu Kisaran sebesar 112851319,4 VAR dalam
keadaan 100% beban puncak, dapat menanggulangi keadaan tegangan yang di
bawah standard pada gardu Rantau Prapat, yaitu dari 134,842 kV menjadi
139,041 kV.
5. Tegangan terbesar gardu dalam percobaan sistem smartgrid, dalam berbagai
besar daya beban adalah 149,999 kV pada bus generator dan tegangan
terkecil adalah 135,581 kV pada gardu Rantau Prapat pada keadaan 95% beban
6. Melalui rancangan prioritas penggunaan pembangkit smartgrid jaringan listrik
Sumatera Bagian Utara, didapatkan persen rugi – rugi terbesar pada jaringan
adalah pada keadaan 95 % beban puncak yaitu sebesar 17,65% dari daya yang
dibangkitkan, sedangkan persen rugi – rugi jaringan terkecil adalah pada
keadaan 10 % beban puncak yaitu sebesar 12,64% dari daya yang
dibangkitkan.
Saran
Adapun saran dalam tugas akhir ini adalah :
1. Untuk penelitian berikutnya penggunaan sistem smartgrid dapat digunakan
juga dalam jaringan distribusi, untuk menghasilkan sistem yang efisien dan
terkendali, dimana dengan menyangkut pautkan juga penggunaan pembangkit
terdistribusi dan energi terbarukan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Zuhal, 1986. Dasar Tenaga Listrik, cetakan ketiga, terbitan kedua, Penerbit
ITB, Bandung.
[2] Atmaja, Tinton Dwi dan Dadan Ridwan Saleh. 2011, Cloud Computing untuk
Mendukung Aplikasi Smart Grid. e-Indonesia Initiative 2011 (eII2011)
Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia Bandung,
14-15 juni 2011 .
[3] Muqorobin, Anwar , Pingkan Andrea Logahan dan Muhammad Ikhsan.
2011, Smart Grid untuk Jaringan Listrik Masa Depan. Pasca Sarjana Teknik
Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung.
[4] Sugiono, Djoko. 2013 , Komunikasi Data & Interface. Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan, Malang : vedcmalang .
[5] Stallings, William. 2007 , Data and Computer Communications. Eight Edition
Upper Saddle River, New Jersey.
[6] Iskandar, Dadang . 2011, Sistem Informasi Gardu Induk dan Gardu distribusi
PLN. Seminar Nasional Informatika 2011 (semnasIF2011) ISSN : 1979-2328
UPN “Veteran” Yogyakarta , 2 Juli 2011 .
[7] Supriyanto. 2013 , Jaringan Dasar 2. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, Malang : vedcmalang .
Sistem Kelistrikan Sumatera Bagian Utara 150 kV
1.a) One Line Diagram Sistem Kelistrikan Sumatera Bagian Utara 150 kV
Tampilan Sistem Kelistrikan Sumbagut 150 Kv dalam Simulink
3.Area Tualang Cut dan P. Brandan
8.Area Glugur dan Namorambe
12.Area Tarutung
16.Area Tebing Tinggi
18.Area KIM
20.Kuala Namu