• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskriptif analisis format siaran dakwah dialog jum'at pada jak-tv

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Deskriptif analisis format siaran dakwah dialog jum'at pada jak-tv"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I)

Oleh:

MURNIATI

104051001840

-Drs. Jumroni, M. Si

NIP: 150254959

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

VIN

SY ARIF IDDAYATULLAH JAKARTA
(2)

Dakwah dan Koumunikasi UIN SyarifHidayatulah Jakarta, pada tanggal 26 Juni 2008. Slaipsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (SI) pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).

Ketua merangkap anggota

MMBBGM]セセ]ZNN]ZNセAセセMMMMMᄋセ@

__

... ;:,.

Dr. Murodi, MA NIP: 150254102

Penguji I

,..--Drs. asanuddin MA NIP: 150270815

Sidang Munaqasah

Anggota

Jakarta, 26 Juni 2008

W Nilamsari M. Si N : 150293223

Penguji II

Noor Bekti Negoro. SE. STP. M.Si NIP: 150293230

Pembimbing

(3)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya canrnmkan

clengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah .Jakarta

3 . .lika kemudian hari terbukti saya! meupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, makasaya bersedia menenma sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat, 19 Juni 2007

(4)

Era globalisasi yang ditandai oleh semakin majunya teknologi komunikasi clisebut juga clengan era informasi. Salah satu media informasi yang memiliki peran sighnifikan kehiclupan manusia saat ini adalah televisi. Berkenaan dengan otonomi claerah clan desentralisasi maka keberadaan televisi lokal seakan rnendapat restunya. Salah satu stasiun TV lokal di wilayah Jakarta yaitu JakTV. Televisi dapat dijadikan sebagai media dakwah. Dalam program keagamaan cliperlukan konsep yang baik agar dapat menghasilkan suatu program yang

111enarik.

Menurut Fred \VibO\\·o, ketika akan memproduksi scsualu program acara acla tiga tahapan yang harus dilakukan salah satunya yaitu: pra-produksi. Dan menurut P. C. S Sutisno acla delapan format seclerhana dalam memproduksi program TV, tetapi disini hanya acla satu yang akan clibahas yaitu format program

ta/ksholl' (dialog) dimana pembawa acara akan berdialog dengan narasumber dan bintang tamu mengenai sua'tu tenm yang dibahas.

Pembahasan ini menccba menelaah suatu proses procluksi yang baik dan menyusun format suatu acara agar berhasil menghadirkan suatu tontonan yang menarik.

Penelitian 1111 menggunakan metode analisis cleskriftif clengan

menggambarkan keadaan yang sebenarnya clan akurat serta rnenuangkan dalam skripsi ini. Dengan subjek penelitian adalah produksi Dialog Jum'at selama bulan april clan objeknya ialah fc:·mat penyiaran dialogjurn'at di JakTV.

i(e11yutaa11 dilapangan, proses produksi Dialog Jurn'at disiarkan secara

taping, format talkshow (dialog), berdurasi 30 menit, dibagi menjadi emµat segmen. Dimana Agus Idwar sebagai pemb1wa acara tetap, perubahan Narasumber clan bintang tarnu pada setiap episodenya. Bintang tamu clan narasumber yang dihadirkan selalu memiliki keterkaitan dengan tema. Naskah sebagai panduan/ script clan rundown untuk panduan produksi. Proses produksi clilakukan di clalam studio.

(5)

skripsi ini.

2. Drs. Jumroni, M. Si, selaku pembimbing yang telah banyak memberikan dorongan dan sarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 3. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan.

4. Pimpinan perpustakaan beserta seluruh staff yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan sampai terselesainya skripsi ini.

5. Seluruh staff JakTV, Khususnya Agung Hartono, Ghufron, Aryo, Reza, Danning dan Dian yang telah banyak meluangkan waktu dan kesempatan dalam memberikan informasi selama penyusunan skripsi ini.

6. Ayahanda Tercinta Slamet Riyanto dan Ibunda Faricha. Terima kasih atas perjuangan kalian untuk ananda. Maafkan ananda jika selama ini belum bisa membahagiakan ayah dan bunda. Semua ini ananda persembahkan untuk ayah dan bunda sebagai rasa terima kasih ananda karena mempunyai orang tua yang begitu mencintai ananda.

(6)

takkan lupakan kalian dalam waktu susah maupun senang. Mu! N David Thanks atas do'a dan suportnya.

9. PSM yang sudah seperti second home selama 4 tahun. Team "S" Tarenk, Odzegh, Odoy, Tutto, Secco, Ghocupz, C-jazz, Salunk, Rigo, Ridho Dan seluruh penghuni bhilick PSM.

10. Teman-temanku Kartika, Willy, Vie, Ncex, Iepul, Timbul, Jeck, Badru Terima kasih kawanku, kalian penghibur kesedihanku, semoga Allah selalu menyertai kita semua. Sukses selalu buat kalian.

11. Teman-teman KPI C Angkatan 2004 yang selalu membantu penulis dalam berbagi pengalaman, bertukar fikiran dan juga saling memotivasi, semoga ukhuwah ini akan selalu terjalin selamanya I LOVE U ALL. ..

Akhimya hanya kepada Allah SWT penulis panjatkan do'a, semoga dengan ilmu yang penulis miliki, dapat penulis amalkan dalam kehidupan dengan sebaik-baiknya. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga Allah selalu memberikan balasan yang setimpal. Amin ....

Jakarta, Juni 2008

(7)

ABSTRAK...

KATA PENGANTAR... 111

dafQセar@ ISI... \.'I DAFTAR TABEL... Vlll DAFT AR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN ... . A. La tar Belakang Masalah ... . B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Peneitian ... 8

D. Metode Penelitian ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Ruang Lingkup Televisi 1. Pengertian Televisi ... 12

2. Latar Belakang Televisi Lokal... 17

3. Format Acara Televisi ... 19

B. Ruang Lingkup Dakwah 1. Penge1tian Dakwah... .24

2. Pesan Dakwah... 28

3. Dakwah dan Televisi ... 34

BAB III GAMBARAN UMUM JAK-TV ... . 39

A. Sejarah Perkembangan JakTV ... 41

B. Visi dan Misi JakTV ... 43

C. Struktur Organisasi JakTV... 43

D. Format Acara JakTV ... 44

BAB IV: ANALISIS FORMAT SIARAN DIALOG JUM'AT DI JAK-TV A. Profil Dialog Jum'at... 57

(8)
(9)
(10)

A. Latar Bclakang Masalah

Era globalisasi yang ditandai oleh semakin majunya teknologi komunikasi disebut juga dengan era infonnasi. 1 Perkembangan media informasi, khususnya televisi juga membuat dunia semakin hari semakin clekat meskipun arus infonnasi yang mengalir tersebut akan mempunyai clampak baik positif maupun negatif. Keberadaan perkembangan arus informasi tcrsebuL sebenarnya be1jalan secara alamiah sesuai dengan perkembangan peradaban manusia itu sencliri. Alfin Tofier dalam bukunya "

The Third Wave", men.jabarkan siklus peradaban manusia dalam tiga kategori utama yaitu ditandai dengan penemuan-penemuan di bidang pertanian, revolusi industri dan dikembangkannya revolusi ilmu pengetahuan clan teknologi.2

Salah satu media infonnasi yang memiliki peran sighnifzkan kehidupan manusia saat ini adalah televisi. Kemampuan audio-visual yang dimiliki televisi, mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan manusia di era globalisasi klmsusnya dalam teknologi informasi saat ini. Televisi di zaman sekarang telah .menjelma menjadi agama bagi masyarakat industri,

1

Mafri A1nir, Etika l\.0111unikasi i\4assa Dalan1 Pandangan !s/t;;n, (Jakarta: Logos, 1990),

h.1 2

(11)

penonton, sehingga perusahaan-perusahaan tertarik untuk mengiklankan produknya dengan berbagai program acara yang ditawarkan. Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa

acara tersebut.

Era otonomi daerah yang n1emberi kewenangan kepada setiap daerah untuk melaksanakan kebijakan pemerintalmya, menjadi gerbang bagi terciptanya banyak terobosan dan kemajuan di berbanyak bidang, salah satunya dalam bidang komunikasi dan informasi, lebih spesifiknya di wilayah pers dan media. Kemunculan media-media lokal baik cetak maupun elektronik adalah salah satu bukti dari adanya otonomi daerah yang pada pelaksanaannya masih belum maksimal ini. Diantara perkembangan dan kemunculan media-mcC:;" luk"I ) a11g ada, keberadaan TV-TV lokal menjadi fenomena tersendiri

yang sekaligus mewarnai bukan hanya era otenomi, namun juga pertelevisi Indonesia.

(12)

h.17

Berbicara mengenai televisi, tentu ada tiga pihak yang terlibat di dalamnya, yakni; yang menyajikan, yang disajikan dan yang menikmati. 4 Pesawat televisi cenderung efektif karena pemirsanya (yang menikmati) akan acaranya.

Sepcrti ungkapan seorang pakar dan peneliti televisi di Amerika Serikat : "Televisi adalah agama k.onvensional, klmtbahnya didengar dan disaksikan oleh jarna'ah yang lebih besar dari agama manapun. Rumah ibadahnya tersebar di seluruh pelosok bumi, ritus-ritusnya diikuti dengan penuh kehidrnatan dan boleh jadi lebih banyak menggetarkan hati mempengaruhi alam bawah sadar manusia melebihi ibadat agama-agama yang penrnh ada.;

Dengan hadirnya televisi sebagai media dakwah, maka diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perkembangan dakwah, sebab jika media tersebut dimanfaatkan kearah ym1g po,it;[, ruaka darnpak-dampak negatifyang ditimbulkan media elektronik bisa diimbangi dengan berbagai macam kegiatan atau program-program yang positif tersebut.

Dewasa ini penyelenggaraan dakwah melalui televisi mempunym beberapa keunggulan antara lain :

I. Pesan televisi disajikan secara audio-visual sehingga mampu membangun daya tarik, persepsi, perhatian serta imajinasi dalam mengkonstruksi realitas.

(13)

2. Dilihat dari segi aktualisasi peristiwa, televisi bisa lebih cepat memberi informasi paling dini pada masyarakat.

3. Dari segi khalayak, televisi dapat menjangkau jutaan pemirsa

4. Efek kulturasi televisi lebih besar dibandingkan media lainnya.6

Dakwah dapat dimtikan dengan undangan, seruan atau ajakan, yang kesemuanya menunjukan adanya komunikasi antara dua pihak, dimana pihak pertama (Da'i) berusaha menyampaikan pesan, informasi, mengajak dan mempengaruhi pihak kedua (mad'u), namun dalam proses berdakwah hendaknya pesan-pesan agama disampaikan dengan cara baik, seperti yang termasuk dalam Al-Qur' an surat An-nahl : 125 7

Artinya:

"Serulah (manusia) Kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya T?thamnu, dialah yang lebih mengetah<;i siapa yang mendapat pelunjuk" (Q. s. An-Nahl/ 125).

Seperti kita ketahui, bahwa lebih dari separuh penduduk Indonesia beragama Islam, sehingga program tayangm1 dakwah Islam lebih dominan dan bervar .asi dibandingkan dengan program tayangan agama lainnya, walaupun clari ukuran rating, untuk program ini cenderung rendah, tetapi ada tujuan strategis dari sekeclar profit yaitu image atau pandangan, anggapan yang baik ( citra positif) stasiun televisi tersebut di mata masyarakat.

6

Asep Muhtadi dan Sri Handayani, Dakwah Kontemporer Pola Ailemal!f Dakwah

(14)

menuntun kepada pola .tingkah laku yang lebih baik setelah menonton siaran keagamaan.

Melihat latar belakang bahwa televisi merupakan sarana efektif dalam menyampaikan pesan Islam melalui program yang ditayangkan dan untuk mengetahui lebih jauh bagaimana format acara Dialog Jum'at di .Tak-TV sebagai stasiun televisi lokal di .Jakarta. Maka, atas dasar masalah tersebuL penelitian skripsi ini be1judul: "DESKRIPTIF ANALISIS FORMAT SIARAN KEAGAMAAN DIALOG JUM' AT PADA JAK-TV"

B. Pcmbatasan dan Pcrumusan Masalah

I. Pembatasan Masalah

Untuk menghasilkan penelitian yang maksimal, maka dalam penelitian skripsi ini dibatasi hanya pada format siaran acara keislaman yaitu dialog Jum'at di Jak TV yang diproduksi pada bulan April 2008. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan di alas, rumusan masalah penelitian im sebagai berikut:

1. Bagaimana profil Dialog Jum'at?

2. Materi apa saja yang disajikan dalam forn'at acara Dialog Jum'at di Jak TV?

3. Siapa saja yang menjadi narasumber Dialog Jum'at? 4. Siapa saja bintang tamu Dialog Jum'at?

(15)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

I. Tujuan penelitian ·

I. Untuk mengetahui profil Dialog Jum'at di Jak TV. 2. Untuk mengetahui format siaran agama di stasiun televisi

3. Untuk mengetahui pesan/ tema apa saja yang diangkat dalam acara Dialog Jum'at di Jak TV.

4. Untuk mengetahui keterkaitan antara pemilihan narasumber dengan tema yang dibahas.

5. Untuk mengetahui keterkaitan antara bintang tamu dengan tema yang dibahas.

2. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan tersebut diharapkan dari hasil penelitian ini diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Menambah teori dan merodologi oag1 pengembangan pengetalrnan Ilmiah dibidang dakwah Islamiyah. Khususnya format keagamaan dengan sarana televisi.

2. Sebagai dasar bagi studi-studi selanjutnya, dan akan menambahjumlah studi mengenai pengg,maan media massa (televisi) untuk kepentingan dakwah Islam.

(16)

D. Metode Penelitian

1. Subjek dan Objek penelitian Serta Sumber Data

Subjek penelitian adalah produksi siaran Dialog Jum'at selama produksi April 2008. Objek penelitiannya adalah format penyiaran keislaman pada acara Dialog Jum'at di JakTV pada hari Jum'at, pukul 17.00 WIB - 17.30 WIB. Dalam penelitian ini, sumber data utama adalah dari bagian produksi program keagamaan di Jak TV, serta dari berbagai literatur yangjadikan sebagai sumber bacaan untuk penulisan skripsi ini. 2. Tcknik Pcngumpulan Data

a. Observasi

Pengamatan langsung mengenai objek yang diteliti yaitu format siaran acara dengan observasi langsung ke JakTV. Dan turut langsung dalam pembuatan/ produksi program acara Dialog Jum'at di JakTV dari praproduksi, produksi hingga pascaproduksi. Observasi juga dilakukan ke HRD untuk menambah referensi mengenai data company profile Jak-TV, komposisi kepemilikan, struktur organisasi, serta

(17)

b. Interview

Mewawancarai pada tiap-tiap yang berperan dalam produksi. Melakukan wmyancara seputar gambaran umum Dialog Jum'at yaitu langsung kepada produser acara Dialog Jumat yaitu Agung Hartono. Serta me\\'awancarai M. Ghufron. M, selaku penulis skenario/ ide kreatif guna memperoleh data mengenai format acara Dialog Jum'at di JakTV.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data yang terkumpul berupa; dokumen, foto-foto, literature buku-buku, run down, catatan-catatan serta bahan informasi lainnya yang bedmbungan dengan masalah penelitian sebagai bahan penunjang penelitian.

3. Teknik Analis,; Data

Dari data yang terkumpul, kemudian <lianaiisis. ivletode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, yaitu cara melaporkan data dengan menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul dan selanjutnya disimpulkan.

E. Sistematika penulisan

(18)

Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

Pendahuluan

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, meto<lologi penelitian dan sistematika penelitian.

Landasan Teori

[image:18.595.86.477.90.589.2]

I\lateri yang dibahas dalam bab ini meliputi ruang lingkup televisi, yang meliputi; pengertian televisi, latar belakang televisi lokal, format acara televisi, dan ruang lingkup dakwah, meliputi; pengertian dakwah, pesan dakwah, dakwah dan televisi.

Gambaran Umum Jak-TV

Bab "ini memaparkan tentang sejarah perkembangan Jak-TV, sebagai staiun TV lokal, visi dan misi Jak-Jak-TV, struktur organisasi Jak-TV dan format acara di Jak-TV.

Analisis Format Siaran Acara Dialog Jum'at di Jak-TV

Pada bab ini meliputi profil Dialog Jum'at, materi dialog Jum'at, narasumber dialog Jumat, bintang tamu dialog Jumat dan konstelasi materi, narasumber dan bintang tamu.

Penutup

(19)

A. Ruang Lingkup Tclevisi

1. Pcngertian Telcvisi

Televisi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sistern penyiaran gambar disertai bunyi (suara) melalui kabel atau angkasa menggunakan alat yang mengubah eahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali rnenjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar. 1

Menurut Latief Rosydy dalam bukunya yang be1judul "Dasar-Dasar R11etorika Komunikasi Dan Jnfonn3si" (1989). Televisi ditinjau dari segi etirnologi berasal dari kata tele yang artinya jauh dan vision yang berarti penglihatan. Dengan demikian, televisi yang dalam bahasa Jnggris nya television diartikan dengan melihat jauh. Maksudnya adalah melihat jauh dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dan dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima "televiset" .2

1

Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi Ke-3, Cet ke-2, h. 162

2 Sunandar. Trdanh P'nr1nnf K onn-nn,,u-.,, rl; r,,,1" .. ZセNM 'T'--:- セ@

(20)

!-L-Sebagairnana radio, penernuan televisi telah melalui berbagai eksperirnen yang dilakukan oleh para Ilmuan pada akhir abad

19.

Televisi rnerupakan media ternuan orang eropa. 3

Tabel 1

Awa! Perkernbangan Televisi

1912

Lee de rnenciptakan transitor yang sanggup

Forest rnenggantikan fungsi tabung (Vaccum Tube)

1923

Vladernir berhasil menciptakan system televise elektris

Katajcv Zworykin

1920

Untuk pertama kalinya garnbar televisi rnulai terlihat di Arnerika Serikat

1930

Philo T. Menciptakan system televise Farnsworth

1939

Newyork Dipamerkan televise berukuran 8 X

10

inci World's Fair

Kegiatan penyiaran rnelalui media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal

24

Agustus

1962,

bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau Asean Games di senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (stasiun call) hingga sekarang. Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah agar dapat menerima siaran televisi, maka pada tanggal

16

Agustus

197 6

Presiden Soehari'.l meresmikan penggunaan satelit Palapa untuk telekomunikasi dan siaran televisi. [image:20.595.90.473.181.547.2]
(21)

yang berjumlah sekitar 210 juta jiwa. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. Secara berturut-turut berdiri stasiun televisi, Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Andalas Tclevisi (ANTV), Indosiar, TV7, Lativi, Metro TV, Trans TV, Global TV, dan televisi-televisi daerah seperti Bandung TV, Jak TV, Bali TV, dan lain-lain.

Televisi adalah media massa yang merupakan institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalali paradigma utama media massa. Dalam ュ・イセェ。ャ。ョォ。ョ@

paradigmanya media massa berperan:

a. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi.

b. Menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat.

c. Media massa sebagai media hiburan

Sayling Wen (2002: 15-16) membagi media komunikasi menjadi tiga bagian, yai tu:

a. Media Komunikasi Antarpribadi; suara, grafik, teks, nmsik, ammas1, video

(22)

Media Transmisi Komunikasi

--Penyiaran

Jaringan

[image:22.595.98.468.82.545.2]

Masa Depan Media

Tabel 2 Media Transmisi

Jaringan nirkabel ber-bandwith lebar: Bloetooth

Edae b

Infrared, dsb

Varian

Telegraf dan Telep hon Teleks dan Fax

e-mail Telepon Video Telepon bergerak Teriakan Papan pengumuman Tabuhan Drum Radio Televisi Hp Internet LAN Intranet

Media Macsa Platform De pan

Mencakup Media

Realita maya Media aroma Media rasa Media sentuhan

(23)

bagaimana risiko-risiko sosial terhadap pemecahan misteri itu.4 Saat ini sedikitnya terdapat sepuluh produk teknologi pertelevisian di dunia yang digunakan orang sebagai media untuk menyampaikan pesan (message)

atau hiburan yaitu: High Definition Video System, Sistem !max, Sistem Diamond Vision, Sistem Teletex, Sistem Still Picture Broadcasting,

Sistem cable Television, Sistem Pay Television, Sistem Siaran Satelit Langsung, Sistem High Definition Television.

Berbagai teknologi dalam pertelevisian tersebut memang memiliki perbedaan yang spesifik. Namun tujuannya tetap sama yaitu untuk memberikan informasi, menghibur, mendidik bahkan mempengaruhi khala yaknya. 5

Televisi dapat dikatakan sangat efektif untuk kepentingan dakwah, karena kemampuannya dapat menjangkau daerah yang cukup luas dengan

melalui siaran gambar sekaligns narasinya. Dakwah melalui televisi dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dalam bentuk ceramah dan konsultasi mengenai agama, sandiwara ataupun drama. Dengan melalui televisi seorang pemirsa dapat mengikuti dakwah seakan ia berada langsung clihaclapan cla' I, seakan ia clapat mengadakan komunikasi langsung clengannya untuk menarik dakwah melalni televisi apalagi jika da'i benar-benar mampu menyajikan clakwahnya clalam suatu program sederhana dan clisenangi oleh berbagai kalangan masyarakat.

'H. M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jaka11a: Kencana, 2006), h.144-147

(24)

2. Latar Belakang Televisi Lokal

ASOSIASI TELEVISI LOKAL INDONESIA atau ATVLI didirikan sebagai wadah berkumpulnya stasiun-stasiun televisi lokal di Indonesia guna mempe1juangkan kepentingan para anggotanya dan kepentingan masyarakat lokal untuk mendapatkan informasi, serta kepentingan seluruh elemen bangsa sebagai bagian yang utuh dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Prinsip desentralisasi juga berlaku bagi media penyiaran televisi.

Spirit otonomi daerah yang bermartabat membutuhkan media penyiaran televisi lokal. Media penyiaran televisi lokal aclalah cermin bagi penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Media Penyiaran televisi lokal aclalah pentas hidup dan permanen bagi tumbuh dan berkembangnya buclaya lokal sebagai asset nasional.

Selaras atas amanah Forum Televisi Lokal Indonesia yang dideklarasikan di UNAIR Surabaya pada tanggal 18 Juni 2002 dan hasil Kongres Bali tentang Pencleklarasian Asosiasi Televisi Lokal Indonesia pacla tanggal 26 Juli 2002 ; yang antara lain menegaskan bahwa ...

" atas dasar semangat, keinginan bersama yang luhur, keyakinan yang kuat untuk mewujudkan spirit OTONOMI DAFRAH YANG BERA1ARTABAT di Indonesia bersama A1EDIA TELEVISI LOKAL, serta kerinduan untuk memenuhi hak asasi manusia setiap orang Indonesia yang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk

mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan

(25)

Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran juga menjadi payung hukum bagi keberadaan televisi lokal, sebagai paradigma baru dan menunjang proses demokratisasi penyiaran.

Visi Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI) ialah untuk terwujuduya spi1it otonomi daerah yang bermartabat di Indonesia bersama media televisi lokal.

Misi Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI) ialah:

l. memenuhi hak asasi manus1a dalam memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak mencan, memperoleh, memiliki, menyunpan, mengolah dan menyampaikan informasi.

2. menjadikan media televisi lokal sebagai penunJang dalam upaya menggali nilai budaya, pendidikan, sosial kemasyarakatan, agama, ekonomi, teknologi, dan demokratisasi di semua bidang, dalam rangka pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.

(26)

stasiun televisi swasta lokal tersebut adalah: Riau TV, Batam TV, SriJunjunganTV-Bengkalis, JAKTV-Jakarta, Jogja TV, TV Borobudur-Semarang, JSurabaya, Bali TV, Lombok TV, Publik Khatulistiwa TV-Bontang, Gorontalo TV, Makassar TV, Terang Abadi TV-Surakarta, Bandung TV, O' Channel-Jakarta, Space Toon TV Anak-Jakarta, Cahaya TV-Bantcn, !vlcgaswara TV-Bogar, Calera TV-Semarang, Cakra Buana Channel-Depok, Pal TV-Palembang, Kendari TV, Tarakan TV, Mmwjemen Qolbu TV-Bandung, Ratih TV-Kebumen, Ambon TV, Sriwijaya TV-Palembang dan Aceh TV.6

3. Format Acara Telcvisi

Kata format dalam kamus bahasa Indonesia adalah ukuran pola, bentuk atau segi.7 Format juga dapat diaiiikan sebagai suatu bentuk atau rupa yang mempunyai kaidah tertentu atau norma tertentu dan yang lazim dipergunakan oleh umum, dimana pengertian umum disini ada!ah badan penyiaran.8 Menurut literatur lain bahwa format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan rnenjadi landasan k.reativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam

6

http://www.atvli.com/profil.asp (02 Juli 2008)

7

(27)

berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa

acara tersebut.9

Sedangkan, siaran berasal dari kata siar, siar berarti menyebar

luaskan informasi melalui pemancar. Kata siar ditambah akhiran an, membentuk kata benda, memiliki makna apa yang disiarkan. Siaran dapat

berupa siaran audio (radio), dapat pula dalam bentuk siaran audio visual/ l d . l . d I . . . 10

gem' an sm 'ron, sepert1 pa a te ev1s1 siaran.

Dalam kamus bahasa Indonesia modem, penyiaran berarti; menyeratakan kemana-mana; memberikan kepada umum dengan perantara media radio, televisi atau surat kabar, selebaran, pengumuman, mengumum!rnn berita dan mempropagandakan pendapat; paham keagamaan dan sebagainya; mengirim lagu-lagu, musik, pidato melalui media radio atau televisi.

(28)

berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa

9

acara tersebut.

Sedangkan, siaran berasal dari kata siar, s1ar berarti menyebar luaskan informasi melalui pemancar. Kata siar ditambah akhiran an, membentuk kata benda, memiliki makna apa yang disiarkan. Siaran dapat berupa siaran audio (radio), dapat pula dalam bentuk siaran audio visual/

d . 1 . d I . . . 10 gerak an sm (!'On, sepertl pa a te ev1s1 siaran.

Dalam kamus bahasa Indonesia modern, penyiaran berarti; menyeratakan kemana-mana; memberikan kepada umum dengan perantara media radio, televisi atau surat kabar, selebaran, pengumuman, mengumumkan berita dan mempropagandakan pendapat; paham keagamaan dan sebagainya; mengmm lagu-lagu, musik, pidato melalui media radio atau televisi.

Hal ini bermti bahwa format acara siaran merupakan bentuk kerangka penulisan naskah acara televisi. Dengan demikian seperti apa yang dikatakan oleh William Van Nostran, di dalam bukunya The Nonbroadcast Television Writer's Handbook, yang menyatakan bahwa:

"A format is simply a method of presenting information through the television medium and therefore is distinct from both content and style. Content can be dealt with in any format the writer wishes, although generally some will be more appropriate than other. Style is the point of view the writer takes toward both material and format.

9

Narata1na, lvfenjadi Sutradara Televisi Dengan Singe! Dan /vfulti Ca111era, (Jakarta: PT.

(29)

Format adalah suatu metode yang sederhana untuk menyajikan informasi melalui media televisi dan untuk itu dibedakan antara isi dan gaya. Sedangkan gaya adalah segi pandangan penulis terhadap materi dan formatnya.

Pada umumnya format penyiaran terbagi pada tiga dimensi pengertian format, antara lain:

I. Format program : program siaran berdasarkan isi rneteri

2. Format poduksi : program produksi berdasarkan teknik penyajiannya 3. Format siaran : bentuk kepribadian suatu stasiun penyiaran tercermin

dari program siarannya.

Media massa elektronik dalam ha! televisi menjalankan penyiaran dengan pola yang berbeda-beda. Dalam prakteknya, format penyiaran sudah menjadi sesuatu yang bairn dan menjadi ketentuan umum yang terns diterapkan. Dalam penyiaran televisi misalnya, sebuah program acara berita format ーセョケゥ。イ。ョョケ。@ telah ditentukan oleh pengelola (manager programme) yang ientu saja berbeda dengan format penyiaran program

acara keagamaan, hiburan ataupun program acarn entertainment lai1mya. Format merupakan bagian dari tahapan pra produksi. Format disini artinya menggambarkan format program yang akan diproduksi, sehingga seluruh anggota team dapat mengerti tujuan dari program yang diproduksi. Format dalam program acara televisi terbagi menjadi tiga bagian yaitu:11

(30)

Tabel. 3 Format Acara Televisi

Drama Non Drama Berita

Tragedi Musik Feature/ Dokumenter

Aksi Magazine Show Sport

Komedi Talk Show News

Cinta Variety Show

Legenda Game Show

I-Ioror Ku is

1. Drama (Fiksi)

Format acara televisi yang diproduksi dengan kreativitas imaj inasi dari kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan di kreasikan ulang. Format ters<obut merupakan interpretasi kisah kehidupan yang

diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sebuah adegan. Adegan-adegan te;·sebut a<lalah penggabungan antara realitas kehidupan dengan imajinasi para pembuatnya.

2. Non Drama (Non Fiksi)

Format acara televisi yang diprouksi melalui proses pengolahan imaji11asi dari realitas kehidupa11 nyata ta11pa harus diinterprestasikan ula11g dan tanpa menjadi dunia khayala11. Format tersebut bukan sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelaku11ya. De11gan pe11gertia11 bahwa 11011 drama adalah merupakan ru11tutan pertu11jukan kreatif yang mengutamakan unsur hibura11 yang dipe11uhi dengan aksi, gaya dan musik.

3. Berita (News).

[image:30.595.97.465.95.562.2]
(31)

kehidupan nyata. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan se1ia kecepatan waktu dimana sifat liputan independen sangat dibutuhkan.

[image:31.595.96.467.204.617.2]

Format acm:a televisi merupakan sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan dcsain produksi yang akan terbagi dalam berbagai !criteria yang disesuaikan dengan ttij uan dan target pemirsa acara terse but perbedaan antara program acara Neil's dan Ari. JB. Wahyudi dalam Askurfiai Baksin membagi menjadi dua bagian perbedaan mendasar antara Karya Artistik dan Jurnalistik.

Tabel 4

Perbedaan Karya Artistik dan Jurnalistik

Karya Artistik Karya J urnalis

Sumber: ide/ gagasar, Sumber: p;;rmasalahan hangat Mengutamakan keindahan Mengutamakan aktualitas Isi pesau bisa fiksi maupun non Isi pesan harus actual tiksi

Penyajian tidak terikat waktu Penyajian terikat waktu

Sasaran: kepuasan pemirsa Sasaran: kepercayaan & kepuasan pemirsa

Memenuhi rasa kagum Memenuhi rasa ingin tahu Improvisasi tidak terbatas Improvisasi terbatas

Isi pesan terikat pada kode Isi pesan terikat pada kode etik moral

Mengutamakan bahasa bebas Menggunakan bahasa jurnalistik Refleksi daya khayal kuat Refleksi penyajian kuat

Isi pesan tentang realitas sosial Isi pesan menyerap realitas/ factual

(32)

akan dapat memberikan daya tarik tersendiri. Bila informasi dikemas dalam suatu saj ian yang monoton, maka akan dapat menimbulkan kebosanan sehingga memungkinkan untuk ditinggalkan oleh penonton. Maka dibutuhkan suatu penyajian yang lebih menarik dan variatif. 12

Agar siaran. keagamaan yang disiarkan bermutu, maka format siaran perlu diperhatikan. Format penyiaran program keagamaan:

a. Program keagamaan harus disajikan oleh perorangan alau kelompok atau organisasi yang bertanggung jawab

b. Program keagamaan harus disajikan dengan penuh tanggung jawab, tanpa prasangka dan tidak mempe1ientangkan keyakinan antar umat beragama.

c. Penyiaran tidak boleh menyiarkan acara keagamaan yang secara ritual atau peribadatminya tidak diterima oleh umum.

d. Penyiaran harus sensitif tehadap pandangan dan keyakinan keagamaan di daerab te1ientu.

Progrmn keagamaan tak boleh menganjurkan perpindahan agama. Program keagamaan harus ditekankan untuk mempe1iebal iman yang telah dianut sesorang.

B. Ruang Lingkup Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhanahu wa

(33)

ta' ala sesuai dengan garis aqidah, syariah dan akhlak Islam. Kata "dakwah" merupakan masdar (kata benda) dari kata ke1ja Do'a yad'u yang

b eraru pangg1 an, seruan atau aJa can. . · 1 . l 13

Di tinjau dari segi bahasa kata "Dakwah" berasal dari bahasa Arab, yaitu dari fiil madhi ">_,co- 3"'-'!-1.co" yang berarti rnenyeru, rnernanggil,

. I . . 14

n1enga.1a (, n1en.1an1u.

Pamakaian kata "dakwah" dalam masyarakat Islam, terutama di Indonesia adalah sesuatu yang tidak asing. Arti kata "dakwah" yang dimaksud adalah "seruan" dan "ajakan". Kalau kata dakwah diberi arti '·seruan" maka yang dirnaksud adalah seruan kepada Islam. Demikian juga halnya kalau diberi arti "ajakan", maka yang dimaksud adalah ajakan kepada Islam. Kecuali itu, Islam sebagai agama disebut agama dakwah, maksudnya adalah agama yang disebar luaskan dengan cara damai, tidak lewar i-:.ekerasan.' 0

Banyak para ahli yang menulis dan menualami masalah dakwah dan telah banyak rnengemukakan definisi dakwah menurut redaksi dan susunan bahasa mereka masing-masing, narnun masih dalam pengertian dan rnaksud yang hampir serupa, bah.lean antara definisi satu sal ing melengkapi definisi lainnya, berikut beberapa definisi:

Menurut, M. Quraish Shihab mendefinisikan dakwah sebagai "seruan/ ajalcan kepada keinsyafan, atau usaha rnengubah situasi kepada

13

Wikipedia 14

Mah1nud Yunus, Ka111us Arab Indonesia, (Yayasan Penyelenggara Penterje111ah/

(34)

situasi yang lebih baik dan sempuma baik terhadap pribadi maupun rnasyarakat dan dakwah seharusnya berperan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara menyeluruh dalarn berbagai ha!. 16

Sedangkan menurut H. M. Mansur Amin mendefinisikan clakwah sebagai berikut: "clakwah adalah suatu aktivitas yang mempunyai tujuan tertemu yang unsur-unsurnya adalah materi dakwah, tLijuannya, tata caranya, pelaksnaannya dan sasaran/ objeknya". Dari kelima unsur tersebut. rnaka clakwah dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang mendorong manusia untuk memeluk agama Islam agar rnereka menclapatkan kesejahteraan di c!unia dan kebahagiaan di akhirat.17

Dari beberapa pengertian dakwah diatas rnaka istilah clakwah dapat disimpulkan yaitu sebagai proses penyelenggaraan suatu usaha atau aktifitas yang clilakukan dengan sabar dan sengaja. Usaha yang cliselenggarakan itLL berupa mengajak orang untuk beriman clan menaati Allah S\VT atau memeh.:k agama Islam, amar ma'ruf, perbaikan dan pembangunan masyarakat (ishlah) dan nahi mungkar. Proses penyelenggaraan usaha tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang diriclhoi Allah SWT. Toha Jahja Oemar membagi dakwah clari dua segi:

I. Ddinisi dakwah secara umum, yaitu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui dan melaksanakan suatu icleologi, pendapat dan pekerjaan tertentu.

16 Quraish Shihab, Me1nb1anikan Al-Quran; Fungsi Dan Peran fVahJ'U Da!a111 Kehidupan

(35)

2. Definisi dakwah menurut Islam, yaitu mengajak manusia dengan cara bijaksana ke jalan yang benar sesuai perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.18

Dakwah diartikan sebagai kegiatan komunikasi melalui media yang ditujukan untuk mewujudkan ajaran Islam dalam kehidupan perorangan dan masyarakat. Karena dakwah adalah kegiatan komunikasi, maka media didalamnya terdapat komponen yang tersirat dalam definisi klasik dari lasswell (I 048) "who say in what to whom with what effect"19 Paradigma Lasswell diatas menunjukan bahwa komunikator meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu: komunikator, pesan, media, komunikan dan efek

H. Hamzah Ya'qub menjelaskan media dakwah menurut bentuk penyampaiannya yang dapat digolongkan menjadi lima golongan besar, yaitu:

I. Lisan : TermasuK aalam bentuk ini ialah khotbah, pidato, ceramah, kuliah, diskusi seminar, musyawarah, nasihat, obrolan secara bebas setiap ada kesempatan, yang semuanya dilakukan dengan lidah atau suara.

2. Tulisan : Dakwah yang dilakukan dengan perantara tulisan seperti; risalah, kuliah-kuliah tertulis, majalah, buku. Da'I yang spesial dibidang 1111 harus menguasai jumalistik yakni keterampilan

mengarang dan menulis.

3. Lukis : Gambar-gambar hasil seni lukis, foto, film, cerita-cerita dan st bagainya.

4. Audio Visual Suatu cara penyampaian yang sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran. Bentuknya dilaksanakan dalam televisi, sandiwara, radio dan lain-lain.

5. Akhlaq : Cara penyampaian langsung ditujukan dalam bentuk perbuatan yang nyata seperti; mengunjungi orang sakit, silaturahmi dan lain-lain.

18

1-lasanudin, Rhetori!ta Da!nvah Dan Publisistik Dala111 l{epe111i111pinan, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1982), h. 34

(36)

2. Pesan/ Materi Dakwah

Pada dasarnya materi dakwah hanyalah Al-Quran dan As-Stinnah. Al-Quran merupakan sumber utama dalam menyampaikan dakwah !slamiyah dengan bahasa yang dapat dimengerti masyarakat (audience).20 Bila materi dakwah tidak bersandar pada Al-Quran dan As-Sunnah, maka aktivitas dakwah akan sia-sia dan tentunya akan bertentangan dengan syari'at Islam. Opini ulama, pemikiran dan penelitian ulama dapat pula dijadikan sumber meteri dakwah setelah permasalahan yang dibahas tidak terinci dalam Al-Qur'an dan Al-Hadist, selama tidak bertentangan dengan keduanya.

Pesan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengandung arti

perintah, nasihat permintaan, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang lain.21

Menurut Toto Tasmara mengatakan yang dimaksud dengan pesan dakwah adalah seqma pernyataan yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah, baik itu tertulis maupun dengan pesan-pesan (risalah) tersebut. 22

Pesan dakwah mengartikan segala pernyataan yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah yang disampaikan untuk mengajak manusia, baik itu individu maupun golongan. Agar mengikuti ajaran Islam dan mampu merealisasikannya dalam kehidupan dengan tujuan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.

2

°

Cahyadi Takaria\van, Yang Tegar Di Jalan Dahvah, (yogyakarta: talenta) h. 65 :u Departen1en Pendidikan Dan Kebudayaan, Ka111us Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

(37)

Menurut Jalaluddin Rakhmat, pesan terbagi menjadi dua yaitu, pesan linguistik (verbal) dan pesan ekstralinguistik (non verbal). Adapun pesan linguistik adalah pesan melalui bahasa, sehingga bahasa diartikan sebagai "alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan", seclangkan pesan ekstralinguistik atau non verbal aclalah pesan yang clilakukan melalui gerak tubuh, suara, penggunaan ruangan personal clan sosiaL penciuman, sensitivitas kulit clan artifaktual.23

Pcsan clakwah dapat dibedakan clalam clua kerangka besar, yaitu: l. Pesan yang memuat hubungan manusia dengan khaliq (Hablum

!v1inallah), yang berorientasi pacla kesalehan individu

2. Pesan yang memuat hubungan manusia dengan manusia (I-labium Minannas), yang akan menciptakan kesalehan sosial.24

Seclangkau M. Mansyur Amin dalam bukunya Dakwah Islam dan Pesan Moral dan M. Hafi Anshari aalam pemahaman dan pengamatan

dakwah, pun juga E. Hassan saleh dalam bukunya Study Islam, menjelaskan bahwa materi atau pesan dakwah yang harus disampaikan adalah mencakup aqidah, syari'ah dan akhlak. Meskipun E. Hassan Saleh membagi syari'ah menj:cdi dua cabang pokok, yaitu ibadah dan muamalah. Dan dua ha! itu pun disebut oleh Slamet Muhaemin Abda. Penjdasan mengenai ibadah itu mencakup tentang masalah thaharoh, shalat dan

kaifiyyahya, zakat, puasa dan haji. Mengenai muamalah yakni hubungan

23 Jalaluddin Rahmat, Rhetorika Modern; Sebuah Kerangaka Teori Dan Praktek

(38)

manus1a dengan sesama, baik dalam bidang ekonomi politik, hukum, kebudayaan dan sebagainya.25

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pesan-pesan atau materi-materi dakwah yang hams disampaikan kepada mad'u/ objek dakwah adalah berkaitan dengan masalah-masalah sebagai berikut :

a. Pesan Aqiclah

Secara etimologis aqidah berasal dari lrnta al-aqdu yang berarti ikatan, kepastian, penetapan, pengukuhan , pengencangan dengan kuat dan juga berarti yakin. Sedangkan secara terminologis, terclapat dua pengertian aqidah, baik secara umum maupun khusus. Umum yaitu aqidah berarti hukum yang benar sepe1ii; keimanan dan ketauhitan kepada Allah, pereaya kepacla malaikat, rasul, kitab, qadha dan qadhar, serta hari. kiamat. Sedangkan secara khusus, aqidah bersifat keyakinan bathiniah yang meneakup rukun iman tapi pembahasannya tidak hanya tertuju pacla masalah yang wajib cliimani saja tetapi juga masalah yang dilarang oleh Islam.

(39)

Maka dari itu, masalah pokok yang menjadi meteri dakwah adalah aqidah lslamiy,ah, karena aqidah mengikat kalbu manusia dan mengasai batinnya. Dari aqidah inilah yang akan membentuk akhlaq manusia. Oleh karena itu, yang pertama kali dijadikan materi/ pesan dalam dakwah islamiyah adalah aqidah keimanan.

b. Pesan Syari'ah

Syari'ah secara etimologi artinya jalan. Secara terminologi yaitu suatu sistem norma Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dan hubungan manusia dengan manusia, serta hubungan manusia dengan alam lainnya. Qa'idah syari'ah !slam yang mei:g&tur hubungan langsung manusia dengan Tuhan disebut qa'idah ibadah dalam arti khas, Qa'idah syari'ah Islam yang mengatur hubungan manusia dengan selain Allah disebut qa'idah muamalat dalarn arti luas.

I. Ibadah

Ciri yang tampak dari religisitas seorang rnuslim adalah perilaku ibadahnya kepada Allah, yang dapat diketahui dari sejauh rnana tingkat kepatuhan seseorang dalarn menge1jakan kegiatan-kegiatan ibadah sebagaimana yang diperintahkan oleh agama. Ibadah S< ·cara

(40)

Ibadah dalam arti lchas, terbatas yaitu lmbungan langsung antara hamba dengan Tuhannya, acara, cara, tata cara dan upacara telah diatur secara rinci dalam Al-Quran dan Sunnah.

Pembahasan ibadah ini meliputi: Thaharoh, Zakat, Shiyam, I'tikaf. lbadah haji, Jihad, Kafarah, Nazar, Kurban, Sembelihan, Berburu . .-\qidah, Makanan dan minuman

2. '.'v!uamalah

Bidang muamala dalam arti luas dibagi menjadi:

a. Bidang Al-Akhwal Al-Syakhsiyyah atau hukum keluarga, yang meliputi pembahasan mengenai pernikahan, mawaris, wasiat dm1 wakaf.

b. Bidang fikih muamalah (dalam arti yang sempit) A' -Ahkam Al-Madaniyah

c. Bidang fikih Jinayah atau Al-Ahkam Al-Jinayah d. Bidang fikih qadha atau Al-Ahkarn Al-Murafa'ah e. Bidang fikih siyasah.26

Materi atau pesan dakwah yang bersifat syari'ah ini sangat luas dan mengikat seluruh umat islam. Ia merupakan jantung yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam dari berbagai penj uru dunia. Materi dalam bidang syari'ah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang benar, pandangan yang jernih, kejadian secara cermat terhadap hujjah· atau dalil-dalil dalam melihat persoalan pembaruaP.

sehingga umat tidak terperosok ke dalam kesalahan. Sementara yang diinginkan dalam kegiatan dawah adalah perbaikan.

c. Pesan Akhlak

[image:40.595.104.473.210.541.2]
(41)

Kata akhlak secara etimologi berasal dari bahasa arab, bentuk jamak dari khula yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. 27 Secara linguistik kata akhlak merupakan Islam dari Jamid/ isim ghair musta, yaitu isim yang tidak mempunyai akar kat, melainkan tersebut memang begitu adanya.

Akhlak dari segi istilah (terminologi) adalah budi pekerti, yang berarti perpacluan clari hasil rasio clan rasa yang bermanifestasi pacla karsa clan tingkah laku. Menurut Ibnu Maskawih, sebagai pakar akhlak aclalah suatu sikap mental yang mendorong untuk berbuat tanpa fakir dan

. b '8

pert1m angan.

-Dengan keseluruhan a.raran Islam dan memiliki objek yang luas pula, sama luas clengan perilaku dan sikap manusia yang clisadarinya yang tidak saja bersifat laJ1iriyah tetapi juga rnelibatkan pikiran yang

mencakup pada berbagai aspek, yang meliputi:

a. Akhlak kepada Allah, akhlak ini berdasarkan pacla pengakuan dan kesaclaran bahwa tiada Tuhan selain Allah

b. Akhlak terhaclap sesama manusia, akhlak manus1a terhadap manusia clapat clirinci meajadi akhlak terhadap dirinya sencliri, terhadap tetangganya, masyarakat luas dan sebagainya. Ald1lak manusia terhaclap clirinya sencliri clalam keluarga meliputi:

l. Akhlak suami terhadap istri, mencakup: a. Menggauli istri dengan sopan b. Memberikan nafkah lahir clan batin

" Rah mat Djatmiko, I/mu Akhlak, (Jakarta: Pustaka Mas, 199 I), h. 194

(42)

c. Pandai menyimpan rahasia pasangannya 2. Akhlak kepada orang tua

a. Patuh, meliputi perintah orang tua kecuali dalam hal maksiat

b. lhsan, berbuat baik kepada orang tua walaupun keduanya lalim

c. Berkata halus dan mulia kepada ibu dan ayah

3. akhlak terhadap lingkungan, akhlak manusia terhadap lingkungan atau alam dapat dirinci menjadi akhlak manusia terhaciap flora, fauna dan sebagainya.

Dari beberapa pengertian dakwah diatas maka istilah dakwah dapat clisimpulkan yaitu sebagai proses penyelenggaraan suatu usaha atau aktivitas yang dilakukan dengan sabar dan sengaja. Usaha yang cliselenggarakan itu berupa mengajak orang untuk beriman clan mentaati Allah SWT atau memeluk agama islam, amar ma'ruf, perbaikan dan pembangunan masyarakat (ishlah) dan nahi mungkar. Proses penyelenggaraan usaha tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang diridhoi Allah SWT.

3. Dakwah dan Televisi

(43)

Acara-acara agama yang disiarkan melalui televisi dapat didengar dan ditonton oleh masyarakat desa. Begitu juga masyarakat kota yang serba sibuk ternyata dapat juga meluangkan waktu untuk mendengar dan

rnenonton acara-acara agama yang disiarkan melalui televisi. Karena itu televisi dapal dipertimbangkan sebagai media alternatif untuk penyiaran

agan1a.

Tampaknya dakwah di televisi lebih dirninati masyarakat ketimbang forum penga11an, seiring rnenguatnya budaya menonton. Televisi merupakan contoh media komunikasi yang penting dimanfaatkan untuk aktifitas dakwah. Peranan televisi dirasakan semakin strategis, akibat semakin canggilmya teknologi komunikasi dan informasi. Oleh karena itu, televisi amat sesuai digunakan sebagai salah satu media penyiaran dakwah.

Tiga jenis kepuasan karena menonton siaran agama di televisi ialah:

1. menambah pengetahuaan tentang agama 2. merasa dekat dengan Tuhan

3. untuk meningkatkan irnan, menan1bah pengetahuan dan sebagai salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

(44)

disebut universalitas dan publisitas haruslah terkait pada etika, nilai budaya. kesusilaan dan terntama pula kaidah-kaidah agama. 30

Dalam pandangan Islam terdapat Kode etik komunikator media massa, yaitu;

I. Faimessl kejujuran komunikasi

Aspek kejujurm:i dalam komunkasi di dasarkan pacla data clan fakta, sehinggajurnalis menulis suatu fakta clengan kejujuran

2. Adil

Tulisan disajikan secara tidak memihak 3. Keakuratan informasi

Informasi telah diteliti dengan cermat dan seksama, sehingga informasi yang disajikan telah mencapai ketetapan

4. Bebas dan bertanggungjawab

Merupakan pedoman dalam perilaku dan perbuatan 5. Kritik yang konstruktif

Kritik yang me1nbangun bukan untuk menjatuhkan seseorang atau

. • . 31

mstnusi.

lnformasi yang diterima oleh pendengar dan pemirsa akan meninggalkan pesan-pesan tertentu dalam benak manusia dan akan berproses untuk melahirkan sikap tertentu, " Otak manusia adalah sebuah

ーイ」セ・ウウッイ@ informasi ym1g sangat rumit dan canggih."

Karena itu, siaran yang diserap masyarakat harus melalui sebuah filter penyaringan yang sehat. Indonesia memang mempunyai LSM untuk perlindungan konsumen, tetapi belum mempunyai lembaga yang sama untuk melindungi pandangan hidup dan agama mereka. Padahal penegakan Islam menurut para fuqala bertujuan untuk menjaga aka! pikiran, agama, diri pribadi, keturunan dan harta benda ..

(45)

-='--Dilihat dari sisi dakwah, medium televisi jauh lebih efekif dari pada jenis media-media massa lainnya. Selain itu, dakwah ditelevisi memiliki relevansi sosiologis, mengingat mayoritas masyarakat kita beragama Islam. Fungsi dakwah di televisi bisa membantu individu dan masyarakat untuk menemukan kembali dan memperkokoh nilai-nilai yang selama ini menjadi bagian dari identitas mereka.

Kehadiran dakwah di televisi, sudah berhasil membentuk komunitas dabrnhnya tersendiri. Secara hipotesis, dengan merujuk pada klasifikasi Dennis (1987), ada tiga kategori komunikasi dakwah dalam televisi.

I. ritualized i·iewers yaitu para pemirsa yang sepenuhnya tertarik dengan apa saja yang bercorak Islam

2. Instrumenral viewers yaitu komunitas dakwah "cair" yang sedikit tertarik dengan apa saja yang bercorak Islam

3. reactionwy viewers yaitu komunitas dakwah yang didalamnya bukan saja Islam, tetapi juga termasuk agama lain.

(46)

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan dakwah melalui televisi:

I. Pendekata praktis-pragmatis dengan cara membangun basis-basis umat lewat pendidikan dan keterampilan professional media. Targetnya, bagaimana format dakwah televisi yang selama ini ada, mampu disajikan lebih menarik, lebih menyentuh dan tidak formalistik.

2. Bersifat idealistik dengan cara perlu dirintisnya pendirian televisi dakwah.

Metocle dakwah di televisi, ditentukan oleh berbagai macam ha!,

antara lain:

a. Alokasi biaya untuk acara dakwah

b. Prasarana (peralatan, studio) yang dimiliki c. SDM pengelola acara dakwah

d. Daya jangkau stasiun32

Dalam program acara televisi juga terdapat acara spesial. Acara spesial adalah acara khusus. Acara spesial biasanya ada karena menyambut hari besar ataupun ada even-even tertentu. Acara spesial biasanya menempati jam-jam khusus. Berbeda dengan acara harian, acara khusus adalah acara unggulan yang ditempatkan dalam waktu-waktu prime time. Demikian pula dengan spot iklan yang dianggarkan oleh pihak manager dengan harga yang cukup mahal.

(47)

menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Terlebih di kota besar metropolitan seperti Jakarta, yang masyarakatnya bergerak ekstra cepat dengan aktivitas yang padat. Televisi telah menjadi salah satu sarana untuk melepaskan diri dari rutinitas yang melelahkan, dan terkadang membosankan. PT Abdi Bangsa beke1ja sama dengan Elektronik City, membuat stasiun Televisi lokal dengan nama JAK-TV pada tanggal 28 Oktober 2004, yang disahkan pada tanggal 08 Oktober 2005 oleh gubernur DK! Jakarta Bpk. Sutiyoso. Lokasi Studio bertempat di kawasan SCBD Jl. Jendral Sudinnar, Kav 52-53, Jakarta 12190.

Stasiun Televisi ini telah menanam modal sebesar 150 Milyar, untuk pengadaan peralatan-peralatan yang canggih, dan juga kru yang trampil.

Pengujian sinyal di saluran 55 UHF telah sukses pada tanggal 31 Oktober talmn lalu, dari wilayah Meruya, Jakarta Barnt. Kemampuan saluran yang diperluas adalah 2x40 kilo watt, meliputi JABODET ABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi).

[image:47.595.65.472.199.558.2]
(48)

A. Filosofi Logo

Lingkaran menggambarkan:

1. Keutuhan dan kesempurnaan. Ini sesuai dengan visi JAK-TV sebagai stasiun televisi yang menyuguhkan full entertaiment kepada pemirsanya, tanpa putus.

2. Global. Stasiun TV lokal dengan sajian program-program berskala besar, yaitu nasional dan internasional.

3. Tidak statis dan tidak pernah ketinggalan zaman.

Kata-kata 'JAK-TV' dalam lingkaran ditulis dengan huruf besar untuk m:;nggambarkan kekuatan dan intensitas. Ukuran huruf 'J' dibuat lebih besar sebagai titik pusat perhatian. Sementara bentuknya yang miring (italic) untuk menekankan sifat dinamis yang dimiliki stasiun televisi ini.

Titik terang diatas huruf 'J' menggambarkan harapan. Sebuah

fZ[」セZᄋZZィ。ョ@ alas kejenuhan pada acara-acara televisi yang serba seragam, serta

kejenuhan pemirsanya setelah menjalankan rutinitas seharian penuh.

Tulisan antara 'JAK' dan 'TV' da!am lingkaran dipisahkan oleh garis vertikal tipis. Ini untuk menekankan bahwa JAK-TV bukan sekedar saluran televisi. Jak TV adalah penyatnan dari dua kekuatan yang berbeda - kota Jakarta dan Stasiun TV - untuk membangun satu kesatuan yang utuh dan tangguh.

(49)

Filosofi warna pada logo;

Warna biru pada logo untuk mengekspresikan kesegaran dan harapan. Ini sesuai dengan semangat JAK-TV untuk menyajikan program-program yang menarik, kreatif dan berbeda di banding stasiun TV lain.

B. Sejarah dan Perkcmbangan JAK-TV

l. Latar Belakang

Keberadaan lembaga-lembaga penyiaran swasta di Jakarta saat ini kurang terkonsentrasi dalam mengakomodasi informasi yang spesifik bagi masyarakat Jakarta. Dengan mempertimbangan kondisi ini, didirikanlah .TAK-TV sebagai stasiun televisi swasta lokal yang menyajikan program berita dan acara yang lebih spesifik dan tajam akan masalah lokal lbu Kota

Jakarta.

Pada tanggal 12 Maret 2003 Gubernur Propinsi DK! Jakarta memberikan Persetujuan Prinsip Penyiaran Televisi Swasta Lokal dengan nomor 644/-1.817.7 kepada PT Danapati Abinaya Investama (JAK-TV). Kemudian pada tanggal 4 April 2003 Kepala Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta menetapkan izin penggunaan saluran frekuensi televisi siaran swasta lokal untuk PT Danapati Abinaya Investama pada saluran/kanal 55 dengan nomor 17 Tahun 2003 yang diperpanjang dengan nomor 482 Tahun 2004, nomor 98 Talmn 2005 dan terakhir dengan nomor 96 Tahun 2006.

(50)

Santoso, SH di Jakarta No. 7 tanggal 1 April 1998 yang telah mendapatkan pengesahan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C2-l 1223.HT.Ol.Ol TH.98 tanggal 13 Agustus 1998 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 93 tanggal 19 November 1999, Tambahan No. 7787/1999. Terakhir di ubah dengan Akta No. 8 tanggal 29 Desember 2005, dibuat dihadapan Zulkifli Harahap, SH, Notaris di Jakarta yang telah dilaporkan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan penerimaan laporan No. C-07360HT.Ol.04.TH 2006 tanggal 14 Maret 2006 dan penerimaan pemberitahuan No. C-UM.02.01.4712 tanggal 22 Maret 2006.

PT. Danapati Abinaya Investama (JAK-TV) didirikan oleh Warga Negara Indonesia (WNI) dengan modal awal yang seluruhnya dimiliki WNI dan Badan Hukum Indonesia

Saat ini PT Danapati Abinaya Investama (JAK-TV) dimiliki oleh beberapa pemegang saham yaitu :

a. Bpk. Erick Thohir

(51)

2. Visi dan Misi

Visi JAK-TV adalah Menjadi TV swasta yang terdepan, terpercaya, dinamis, inovatif, sehat dan memberi inspirasi baru bagi pembentukan po la pikir, karakter dan peningkatan taraf hidup masyarakat Jakarta.

Misi JAK-TV adalah untuk memberdayakan dan mengembangkan seluruh potensi Sumber Daya: Manusia, Alat, Pasar, Pemasok & Sumber Daya - Sumber Daya lainnya menjadi satu kesatuan sinergi yang kreatif, berkesinambungan, transparan, bersih yang dilandasi oleh niat baik dan profesionalisme.

C. Struktur Organisasi JAK-TV

[image:51.595.67.471.202.685.2]

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tabel 8

Sumber Daya Manusia DEPARTMENT

I

Research Development & Statistic Marketing Service

Product Marketing & Development Brand Management

PR & Communication

Technology

On I Off Air Promotion Creative Producer Post Pro & Graphics Content Management 11

I

News

12

I

Legal

13

I

Finance Adm. & Comm. Traffic 14

I

Human Resource Dev

15

I

General Affairs

!

TOTAL
(52)

D. Format Siaran JAK-TV

Penyiaran JAK-TV berlokasi di Kawasan SCBD, Jalan Jend Sndinnan Kav.52-53 Jakarta Selatan. Sedangkan untuk lokasi Pemancar (Transmisi) berlokasi di Jl. Menara IV/ 12 Tower ANTV Kembangan, Meruya Jakarta Barat.

Alasan lokasi di kawasan SCBD karena lokasi ini merupakan pusat niaga terpadu yang merupakan pusat sentra bisnis khususnya Jakarta sehingga mernudahkan untuk di akses bagi para stake-holder dan juga memberikan kemudahan serta kelancaran dalam mendapatkan sumber informasi/ paket-paket berita.

Demikian pula untuk lokasi pemancar dipilih di daerah Meruya Kembangan karena lokasi tersebut sudah terpasang beberapa pemancar stasiun tv swasta yang lain sehingga memudahkan para pemirsa untuk menemukan oinyal/ d1u1u1el JAK-TV tanpa mengubah arah antenanya.

Area penerimaan siaran JAK-TV

I. Populasi Jakarta & Sekitarnya 2. Kekuatan Transmiter :

I X 40 KW output 1 x 40 KW back-up

3. Frekuensi Terrestrial : 55 UHF

4. Channel: Kabelvision ch. 29 & Digital One ch. 5

(53)

produksi, paska produksi hingga ke penyiaran dan pemancaran, yang melibatkan system peralatan pada setiap lini kegiatan terintegrasi satu sama lain untuk menciptakan sistem kerja yang efektif dalam menghasilkan kualitas siaran yang optimal.

Pernlatan produksi

Untuk menjalankan kegiatan operasional dari produksi hingga penyiaran, JAK-TV rnembutuhkan sejurnlah peralatan yang minimal memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan operasional penyiaran, antara lain:

1. Studio Produksi Berita

2. Peralatan Produksi Luar; dilengkapi dengan !camera ENG maupun EFP. (ENG/EFP : Electronic News Gathering I Electronic Field Production) 3. Peral a tan & pendukung lainnya untuk melaksanakan produksi

luar/lapangan dan liputan.

4. Peralatan Pasca Produksi; dilengkapi dengc:n peralatan Non- Linear Editing System. (Grafis & Pasca Produksi)

5. Bagian dari post production yang mengerjakan pembuatan grafis, animasi, dsb.

6. System Server; terpasang system server dengan kapasitas yang cukup memadai untuk menyimpan file- file program acara untuk kepentingan editing maupun program acara siap siar yang terhubung dengan system automasi siaran.

(54)

a. Ruang utama sistem peralatan penyiaran yang terdiri dari server utama, routing, distribusi dan monitoring sinyal.

b. Berfungsi sebagai ruang penyimpanan file, program, routing dan distribusi serta monitoring kualitas sinyal yang masuk maupun keluar sebelum diteruskan ke sistem pemancar.

7. Autornasi Penyiaran; program siaran dikendalikan melalui system automasi komputer yang dilengkapi dengan system Back Up VTR bila terjadi gangguan pada system komputer.

MCR : Master Control Room

a. Ruang pengendali utama siaran, terdiri dari peralatan sistem automasi siaran dan pendukungnya.

b. Berfungsi sebagai sistem continuity dalam operasional siaran secara terprogram melalui automasi computer yang terhubung dengan sistem server.

Untuk mentransmisikan sinyal gambar & suara dari セエ。ウゥオョ@ penyiaran di SCBD ke stasiun pemancar di Meruya Selatan, telah terpasang system Microwave Link Dual Hub : I Link antara SCBD ke Gedung BEJ, 1 Link antaa Gedung BEJ ke Meruya.

Sedangkan untuk keperluan menenma bahan siaran dari luar yang dikirim melalui media Satellite telah tersedia System TYRO dengan Dow11link Antena dan receivernya.

(55)

Berfungsi untuk memancarkan siaran secara terestrial ke wilayah jangkauan siaran (Jakarta dan sekitamya) pada gelombang 55 UHF.

a. Antenna : 40 Panel Side Mounted Vertikal Polarisasi

b. Tinggi n1enara : 200 Meter

c. Channel : 55 UHF d. Frekuensi : 743,25 MHz e. Daya Pancar :40KW

f. Coverage : Jakarta dan sekitarnya

Target Audicns/ Pcmirsa

Area Pemirsa Age

: Jakarta dan Sekitarnya : Laki-laki & Perempuan : 18 - 50 tahun

25 - 40 tahun - Utama SES : Al, A2, B: Target urnma

Cl : Target Kedua Psikografi & Karakter:

a. Modem dan tetap menghom1ati nilai budaya Indonesia yang tinggi b. Memperhrtikan pentingnya pendidikan dan kesehatanjiwa dan raga c. Senang dengan kehannonisan dan sifat yang bersahabat

d. Ramah & mempunyai selera humor yang cerdas

Komposisi Siaran (Berdasarkan Jenis) a. I-Iiburan Umum

b. Program Musik

(56)

c. Olahraga 4,42 %

d. Berita 29,18 %

e. Film 2,72 %

f. Religius 0.34 %

100 %

Komposisi Materi Siaran

Awai 2008

a. Program Lokal 60%

b. Program Non Lokal 40%

Per Juli 2006

'1. Program Lokal 40%

b. Program Non Lokal 60%

Per Agustus 2005

a. Program Lokal 28%

b. Program Non Lokal 72 Gスセ@

Sumber Materi Program Lokal

a. Produksi secara internal 37% b. Produksi dari PH Lokal 3%

Pembagian Format s;aran

Dini Hari - Pagi Hari (pukul 01 :00 - 07 :00)

a. Segmen yang dipilih : Pria dan Wanita, Dewasa b. Komposisi Program : Hiburan dan Informasi

(57)

Pagi Hari (pukul 07:00 - 10:30)

a. Segmen yang dipilih : Pria dan Wanita, Dewasa b. Komposisi Program : Hiburan dan Informasi c. Format Siaran : Berita, Drama dan Olahraga Pagi Hari - Sore Hari (pukul 10:30 - 16:30)

a. Segmen yang dipilih : Pria dan Wanita, 18 - 25 talrnn b. Komposisi Program : Hiburan dan Informasi

c. Format Siaran : Berita, Musik dan Reality Show Sore Hari (pukul 16:30- 18:00)

a. Segmen yang dipilih : Wanita

b. Komposisi Program : Hiburan & Informasi

c. Format Siaran : Berita, Drama dan Infotainment Sore Hari - Malam Hari (18:00 - 23:00)

a. Segmen yang dipilih : Pria dan Wanita, D.:.w.:<sa b. Komposisi Program : Informasi dan Hiburan

c. Format Siaran : Berita, Film, Serial, Talk Show dan Spo1is Malam Hari - Dini Hari (23:00- 01 :00)

a. Segmen yang dipilih : Pria dan Wanita, 18 - 25 tahun b. Komposisi Program : Hiburan

c. Format Siaran : Berita, Musik dan Reality Show

Program Berita dan Informasi Jakarta

(58)

b. CITY VIEW: Talk Show mengenai permasalahan yang sedang terjadi di seputar Jakarta serta menampilkan narasumber dari kalangan dan tokoh masyarakat dan artis Jakarta.

c. INSIDE MY CITY: Feature mengenai problematika di Jakarta.

d. JAK"s TRAFFIC: Berita laporan lalu- lintas Jakarta, ditayangkan 12 kali sehari.

e. JAKA.RTA WEATHER REPORT: Berita laporan cuaca di Jakarta dan

sekitarnya.

Program Spcsifik Jakarta

a. FESTIVAL FILM JAKARTA 2006: Diadakan dalam rangka memeriahkan HUT Jakarta dan bertujuan untuk mendorong insan perfilman Indonesia untuk terus berkarya.

b. EXPLORING JAKARTA: filler mengenai tempat-tempat bersejarah di Jakarta.

c. FILLER HUT JAKARTA: filler mengenai kesenian dan kebudayaan asli Jakarta yaitu Betawi.

Program Spesifik dan Komunitas

a. JOBS WANTED: Membahas tentang bidang lapangan pekerjaan di Jakarta yang berpotensi, tips-tips sukses dan juga mengulas secara lengkap keahlian-keahlian klmsus yang berhubungan dengan peke1jaan di Ibu Ko ta.

(59)

hasil yang memiliki kontribusi besar dan memberi inspirasi bagi masyarakat luas.

c. MY \\"ORLD: Menceritakan kreativitas dan kegiatan positif para remaja yang inspiratif. Terdiri dari segmen-segmen: My Positive (kegiatan positif remaja). My Dream (profil di masa mendatang) dan My Goals (profil anak muda yang sukses meraih cita-citanya di lapangan peke1jaan tertentu). d. KOMUNITAS KITA: Program yang membahas mengenai

komunitas-komunitas di .Jakarta clan aktivitasnya.

e. MY STYLE: Menampilkan sosok wanita Indonesia yang memberi inspirasi dalamfashion dan style. Lengkap clengan informasi tentang gaya hiclup dan tempat-tempat hang-out.

f. FIT PROPERTIES: Program yang menyajikan informasi mengena1 perkembangan clunia properti di wilayah DK! Jakarta dan sekitarnya. Dikemas secara informatif clalam meberikan inopirasi tacnge11ui t1cn-tren properti terkini.

g. DELITE: Program yang mengupas tentang gaya hiclup warga Jakarta; makanai1, musik, kesehatan, dan tren-tren masa kini lainnya.

h. INSIDE MY CITY: Sebuahfeature yang 'lkan membahas topik-topik kota Jakar ;a yang sedang berkembang.

i. LENS: Sebuah program info-tainment yang mencoba menarik perhatiai1

(60)

Program Asing

a. VHl: Menyajikan lagu-lagu yang ditujukan kepada pecinta musik yang "dewasa" dengan bermacam-macam format misalnya: Best Mix, Sound of the 80's dan 90's, Fabulous Life of Celebrity, dll.

b. TV MAX: Berisi film-film pilihan yang khusus dibuat untuk televisi dimana tema-temanya berupa legenda atau tema menarik lainnya, misalnya: Cleopatra, Henry VII, Monkey King, Moby Dick, David Copperfield, dll.

c. CINEMA CITY: Berisi film-film Asia dari Korea, Jepang dan negara Asia lainnya.

SERIAL:

a. MEDICAL INVESTIGATION: Kisah sebuah tim yang menolong jutaan orang dalam memecahkan kasus penyakit misterius.

b. EXTREME MAKEOVER; HOME EDITION: Acara reality s1,0w y2"g menarik dan melibatkan desainer, kontraktor dan pekerja buruh untuk merombak sebuah rumah baik interior, eksterior dan lanskap.

SITCOM:

(61)

Gambar

Gambaran Umum Jak-TV
Tabel 1 Awa! Perkernbangan Televisi
Tabel 2 Media Transmisi
Tabel. 3 Format Acara Televisi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mereka juga tidak mampu untuk “meng -crate demand”, tidak mampu mencipta pasar untuk menjual barang-barang produknya, sehingga produk-produk usaha kecil tidak mempunyai pasaran

Pernyataan Saya minum-minuman keras atau memakai narkoba berlebihan Saya makan makanan yang sehat Saya belajar atau mengerjakan tugas sekolah semalaman ketika sudah mendekati

Penelitian ini tujuan yang hendak di capai adalah untuk mengetahui, (1) bagaimana proses pembelajar seni kaligrafi dengan menggunakan media logam pada siswa kelas XI

KESIMPULAN Prosentase kesesuaian data antara data yang berasal dari BMKG dengan data hasil pemodelan fuzzy untuk data sebanyak 7740 pada bulan Januari 2010 hingga November 2010

Pancasila adalah lima latihan moral. Pancasila Buddhis merupakan peraturan yang hendaknya dilatih dan dilaksanakan oleh umat Buddha. Umat Buddha setiap kebaktian pasti membaca

Pengujian lysimeter yang digunakan untuk mengukur ETp dalam satu hari adalah 0.95 mm dengan nilai maksimum sebesar 0.15 mm/jam pada siang hari dan ETp yang terukur pada

Pola interaksi sosial dalam bentuk kerjasama antar siswa berbeda agama di kelas X A SMA Negeri 2 Pontianak kurang baik, karena masih ada siswa yang mengelompok sesuai dengan

Untuk membangun brand image yang sesuai untuk Body Care Puspa Lestari yang merupakan gabungan dari beberapa unsur yaitu unsur tradisional, ilmu botani, dan gaya yang chic, maka