SKRIPSI
PENGARUH ROI (RETURN ON INVESTMENT) DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA
Oleh :
Nama : INDRA RIYANDA Nim : 100522077
PROGRAM STUDI AKUNTANSI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang mahaesa
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “pengaruh return on investment dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia”.
Sebagai manusia yang memiliki banyak keterbatasan, penulis menyadari
bahwa pengetahuan penulis belum cukup untuk menjadikan skripsi ini masuk
dalam kategori sempurna baik dalam penggunaan bahasa maupun penyajian data.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis juga menyadari skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam kesempatan ini maka penulis juga menyampaikan rasa terima
kasih atas dukungan dan doa kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen
Akuntansi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak.
selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku ketua program studi akuntansi
Universitas Sumatera Utara dan ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. Selaku
4. Ibu Dra. Salbiah, M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu dan menyumbangkan pikiran untuk membantu
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak. selaku dosen pembaca yang memberikan
arahan dan petunjuk serta bersedia meluangkan waktunya kepada penulis atas
penyempurnaan skripsi ini.
6. Keluarga yang telah memotivasi dan memberikan semangat serta teman-teman
yang selama ini banyak memberikan dukungan yaitu : ayu, vita, manda,
chintya, tia, dinni, riri, tri rizki, sarah, endha, indah, tuti, oci, wenny dll.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
semoga skripsi ini dapat membawa manfaat kepada kita semua. Amin.
Medan,
Yang Membuat Pernyataan
Indra Riyanda
ABSTRAK
PENGARUH ROI (RETURN ON INVESTMENT) DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on investment dan arus kas operasi terhadap kebijakan deviden (dividend payout ratio) pada perusahaan manufaktur dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap dividend payout ratio. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan summary dari laporan keuangan tersebut dari masing masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari
return on investment (X1) dan arus kas operasi (X2) sebagai variabel independen, dan dividend payout ratio (Y) sebagai variabel dependen dengan total sampel sebanyak 54 sampel penelitian.
Hasil penelitian ini adalah kedua variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio secara bersama-sama, hal ini ditunjukkan dari hasil pengujian dari F hitung sebesar 2,082 dengan tingkat signifikansi 0,137. Secara parsial return on investment tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio yang diperlihatkan dari hasil uji statistik t hitung yaitu 0,497 dengan tingkat signifikansi 0,621. Demikian juga dengan arus kas operasi yang juga tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio yang diperlihatkan dari hasil uji statistik t hitung yaitu 1.984 dengan signifikansi 0,053.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF RETURN ON INVESTMENT AND CASH FLOW OPERATIONS TO THE DIVIDEND POLICY OF THE
MANUFACTURING COMPANIES WHICH LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study analyzed the influence of return on investment and cash flow from operations to the dividend policy (dividend payout ratio) of the manufacturing companies since 2008 up to 2010. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the dividend payout ratio. Data that used in this research is financial statement from each company, and also it’s summary published through website www.idx.co.id
Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are return on investment (X1) and operating cash flow (X2) as variable independent, and dividend payout ratio (Y) as variable dependent consist of the 54 sample of research.
This research concludes that both of two independent variables have no significant influence toward dividend payout ratio in simultan, shown from F test result with value 2,082 with significant value 0,137. In parsial return on investment is not influence toward dividend payout ratio, t test result shows that return on investment has regression coefficient 0,498 with significant value 0,621. Operating cash flow also have no significant to the dividend payout ratio, t test result shows that operating cash flow has regression coefficient 1,984 with significant value 0.053.
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Masalah……….. 11.2 Perumusan Masalah………. 4
1.3 Tujuan Penelitian………. 4
1.4 Manfaat Penelitian………... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas 2.1.1 Profit Margin………. 7
2.1.2 Return on Investment (ROI)……….. 7
2.1.3 Return on Equity (ROE)……... 8
2.2 Laporan Arus Kas 2.2.1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi………... 9
2.2.2 Arus Kas dari Aktivitas Investasi…………. 11
2.2.3 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan……….. 11
2.3 Dividen 2.3.1 Pengertian dividen………... 12
2.3.2 Jenis Dividen……….……. 12
2.3.3 Prosedur Pembayaran Dividen……….. 13
2.3.4 Kebijakan Dividen………. 14
2.4 Tinjauan Peneliti terdahulu……….. 18
2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis……….... 19
BAB III METODE PENELITIAN 3.1Rancangan Penelitian………... 22
3.2 Jenis Data dan Sumber Data……… 22
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian………... 23
3.4Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data…………... 25
3.5Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……….. 25
3.6 Metode Analisis Data……….. 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Hasil Penelitian………. 33
4.3 Uji Asumsi Klasik……… 35
4.3.1 Uji Normalitas………. 35
4.3.2 Uji Multikolonieritas……….. 40
4.3.3 Uji Heterokedastisitas………. 41
4.3.4 Uji Autokorelasi………. 42
4.6 Pengujian Hipotesis………. 43
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian………... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….. 50
5.2 Saran……… 51
DAFTAR PUSTAKA………... 52
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Manufaktur……….………... 24
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur………….……… 33
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif………... 34
Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi………... 35
Tabel 4.1 Uji Normalitas Sesudah Data Ditransformasi……… 38
Tabel 4.5 Uji Multikolonieritas……….. 40
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi………... 42
Tabel 4.7 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi……….. 44
Tabel 4.8 Uji parsial (Uji t)……….... 45
Tabel 4.9 Uji Simultan (Uji F)………... 46
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………. 20
Gambar 4.1 Histogram (sebelum data ditransformasi)……….. 36
Gambar 4.2 Grafik P-Plot (sebelum data ditransformasi)………. 37
Gambar 4.3 Histogram (sesudah data ditransformasi)……….. 39
Gambar 4.4 Grafik P-Plot (sesudah data ditransformasi)……….. 49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran i Populasi, Kriteria Perusahaan, Sampel………..……... 54
Lampiran ii Data Variabel Penelitian (sebelum ditransformasi)………... 59
Lampiran iii Data Variabel Penelitian (sesudah ditransformasi)……… 62
Lampiran iv Statistik Deskriptif………. 65
Uji Normalitas……… 66
Gambar Histogram………. 67
Grafik Normal P-Plot………. 68
Uji Multikolonieritas, Scatterplot dan uji autokorelasi……….. 69
ABSTRAK
PENGARUH ROI (RETURN ON INVESTMENT) DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on investment dan arus kas operasi terhadap kebijakan deviden (dividend payout ratio) pada perusahaan manufaktur dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap dividend payout ratio. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan summary dari laporan keuangan tersebut dari masing masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari
return on investment (X1) dan arus kas operasi (X2) sebagai variabel independen, dan dividend payout ratio (Y) sebagai variabel dependen dengan total sampel sebanyak 54 sampel penelitian.
Hasil penelitian ini adalah kedua variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio secara bersama-sama, hal ini ditunjukkan dari hasil pengujian dari F hitung sebesar 2,082 dengan tingkat signifikansi 0,137. Secara parsial return on investment tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio yang diperlihatkan dari hasil uji statistik t hitung yaitu 0,497 dengan tingkat signifikansi 0,621. Demikian juga dengan arus kas operasi yang juga tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio yang diperlihatkan dari hasil uji statistik t hitung yaitu 1.984 dengan signifikansi 0,053.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF RETURN ON INVESTMENT AND CASH FLOW OPERATIONS TO THE DIVIDEND POLICY OF THE
MANUFACTURING COMPANIES WHICH LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study analyzed the influence of return on investment and cash flow from operations to the dividend policy (dividend payout ratio) of the manufacturing companies since 2008 up to 2010. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the dividend payout ratio. Data that used in this research is financial statement from each company, and also it’s summary published through website www.idx.co.id
Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are return on investment (X1) and operating cash flow (X2) as variable independent, and dividend payout ratio (Y) as variable dependent consist of the 54 sample of research.
This research concludes that both of two independent variables have no significant influence toward dividend payout ratio in simultan, shown from F test result with value 2,082 with significant value 0,137. In parsial return on investment is not influence toward dividend payout ratio, t test result shows that return on investment has regression coefficient 0,498 with significant value 0,621. Operating cash flow also have no significant to the dividend payout ratio, t test result shows that operating cash flow has regression coefficient 1,984 with significant value 0.053.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, setiap perusahaan ingin melanjutkan operasinya dengan
tujuan untuk menghasilkan laba serta mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya. Dalam upaya untuk menghasilkan laba, tentu perusahaan harus
mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif. Sumber
daya yang ada di perusahaan ini tentunya bisa diperoleh melalui modal yang
bersumber dari internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan.
Sumber modal internal adalah berupa pemanfaatan laba yang ditahan
(retained earnings). Yaitu laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang
saham sebagai dividen. Sumber pembiayaan eksternal diperoleh perusahaan
dengan melakukan pinjaman kepada pihak lain atau menjual sahamnya
kepada masyarakat (go public) di pasar modal.
Menurut harahap (2004), kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua sumber yang ada, penjualan, kas, aset, modal disebut sebagai
rentabilitas / profitabilitas. Salah satu jenis rasio profitabilitas ini adalah
Return on Investment (ROI). Rasio ROI akan mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset
tertentu. Jika angka yang ditunjukkan semakin besar berarti semakin bagus.
Wajar jika setiap perusahaan go public akan berusaha untuk memperoleh
kepada para pemegang saham. Dengan demikian, perusahaan yang
mempunyai profitabilitas yang tinggi akan mempunyai dana yang cukup
untuk dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang sahamnya. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh suharli (2007) yang juga
membuktikan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen. Penelitian lainnya dilakukan oleh
sudarsi (2007) yang juga membuktikan bahwa profitabilitas mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembayaran dividen. Hal ini
berarti perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang baik akan senantiasa
membayar dividen.
Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI :2002) dinyatakan bahwa
jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator
yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan arus
kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi
perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Hermi (2004) menyatakan
bahwa untuk membayar dividen, suatu perusahaan harus menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi laba untuk dividen atau untuk
laba ditahan. Ada faktor utama yang harus dipertimbangkan, misalnya
ketersediaan kas, karena walaupun perusahaan memperoleh laba namun jika
uang kas tidak mencukupi maka ada kemungkinan perusahaan memilih
menahan laba tersebut diinvestasikan kembali, bukan diberikan kepada
Beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2008-2010 memberikan dividen dengan jumlah yang berbeda-beda
setiap tahunnya. Fenomena yang terjadi adalah, tidak semua perusahaan
yang menghasilkan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan
mampu membayar dividen. Dan juga tidak semua perusahaan yang listing di
BEI, yang memiliki profitabilitas yang baik akan membayarkan dividen,
dan berdasarkan fenomena tersebut, ternyata disamping ROI yang dicapai
dan laba yang dihasilkan, ada banyak faktor lain yang juga mempengaruhi
kebijakan dividen suatu perusahaan, antara lain faktor likuiditas, kebutuhan
dana untuk membayar hutang, tingkat ekspansi yang direncanakan,
pertumbuhan perusahaan, ukuran dan umur korporasi. Dari pernyataan
pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahya dalam menetapkan
kebijakan dividen, manajemen tentu sangat memperhatikan Return on
Investment (ROI) sebagai salah satu rasio dari profitabilitas perusahaan
yang dihasilkan oleh perusahaan dan jumlah arus kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar
dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendanaan dari luar.
Peneliti ingin mengetahui informasi manakah yang lebih akurat
apakah Return on Investment (ROI) atau arus kas operasi yang lebih
mempengaruhi perusahaan dalam menentukan ratio pembayaran dividen
(Dividend Payout Ratio), atau antara Return on Investment (ROI) dan arus
(Dividend Payout ratio), secara khusus untuk perusahaan-perusahaan
manufaktur yang listing di BEI dari tahun 2008-2010. Apakah perusahaan
perusahaan manufaktur ini juga mengalami fenomena tersebut diatas.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Return on Investment (ROI)
dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Return on Investment (ROI) secara parsial
berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?
2. Apakah arus kas operasi secara parsial berpengaruh terhadap
kebijakan dividen ?
3. Apakah Return on Investment dan arus kas operasi secara
simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka penulis
membuat tujuan penelitian sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengaruh Return on Investment (ROI)
b. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi secara parsial
terhadap kebijakan dividen.
c. Untuk mengetahui pengaruh Return on Investment (ROI) dan
arus kas operasi secara simultan terhadap kebijakan dividen.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian
tersebut diatas, maka penulis membuat manfaat penelitian
sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, sebagai salah satu upaya untuk menambah
pengetahuan dan memperdalam ilmu di bidang yang di teliti,
serta sebagai bahan referensi apabila dimintai pendapat
mengenai pengaruh ROI dan arus kas operasi terhadap
kebijakan dividen
2. Bagi investor, sebagai bahan masukan dan acuan mengenai
pengambilan keputusan dalam menentukan perushaan yang
layak diberikan dana investasi.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi bahan referensi dan
dasar pengembangan ilmu penelitian untuk penelitian lebih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Profitabilitas
Pada umumnya profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut sartono (2011:120), “Profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”. Para investor tetap tertarik
terhadap profitabilitas perusahaan karena profitabilitas merupakan indikator
yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan.
Pengukuran profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan
tingkat Return on Investmen (ROI) yang diharapkan dengan tingkat return
yang diminta para investor dalam pasar modal. Profitabilitas perusahaan
biasanya diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang diambil dari
informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan. Rasio
profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dan juga untuk mengetahui efektivitas
perusahaan dalam mengelola sumber-sumber daya yang dimilikinya. Ada
tiga rasio yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas
2.1.1 Profit Margin
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Hanafi
(2005:42) menyatakan bahwa rasio ini juga bisa diinterprestasikan sebagai
kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya di perusahaan pada periode
tertentu. Profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara
umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen.
Berikut ini merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung
profitabilitas perusahaan
Profit Margin = Laba bersih setelah pajak x 100% Penjualan
2.1.2 Return on Investment (ROI)
Return on Investment (ROI) sering disebut sebagai Return on Assets
(ROA). Menurut Syamsudin (2000:63) “ROI (Return On Investment) atau
yang sering disebut Return On Total Assets adalah merupakan pengukuran
kemampuan perusahaan secara keseluruhan, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan suatu perusahaan.” ROI dihitung dengan cara
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total asset
2.1.3 Return on Equity (ROE)
Syamsudin (2000:64) menyatakan “Return on Equity (ROE)
merupakan suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para
pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan. Angka yang tinggi untuk ROE menunjukkan tingkat
profitabilitas yang tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan dividen
maupun capital gain untuk pemegang saham yang sebenarnya. Berikut ini
merupakan rumus untuk menghitung ROE.
ROE = Laba bersih setelah pajak x 100% Total Ekuitas
2.2 Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang menyajikan
informasi aliran arus kas masuk dan keluar bersih pada periode tertentu,
misalnya bulanan atau tahunan. Aliran kas diperlukan terutama untuk
mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya untuk memenuhi
kewajiban perusahaan sehingga dapat diketahui adanya perubahan aktiva
lancar dan utang lancar. Laporan arus kas menjelaskan perubahan jumlah
kas atau setara kas dalam periode tertentu. Dalam laporan arus kas,
penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori
utama, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Kegunaan informasi arus kas adalah untuk memberikan informasi
yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan aktiva
jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahaan dan
peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang
dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga
meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan
karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang
berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Ada 3 jenis laporan arus kas, yaitu :
2.2.1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait
dengan laba. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan
pendanaan. Kas ini diperoleh dari penjualan, penerimaan piutang, dan untuk
pembayaran hutang usaha, pembelian barang, dan biaya biaya lainnya.
Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi,
aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan keluar bersih yang
berasal dari aktivitas operasi yang terkait, seperti pemberian kredit kepada
pelanggan, investasi dalam persediaan, dan perolehan kredit dari pemasok.
Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi dan pos-pos
operasi dalam neraca, umumnya pos modal kerja seperti piutang,
juga meliputi transaksi dan peristiwa yang tidak cocok dikelompokkan
dalam aktivitas investasi atau pendanaan.
Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dihitung dan
dilaporkan dengan menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode
langsung dan metode tidak langsung. Dalam metode langsung kelompok
utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan,
sedangkan dalam metode tidak langsung, laba atau rugi bersih disesuaikan
dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau
akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan
di masa depan, dan juga unsur penghasilan atau beban yang berkaitan
dengan arus kas investasi atau pendanaan. Kedua metode tersebut
menghasilkan jumlah yang sama, yaitu jumlah arus kas bersih yang
disediakan oleh arus kas operasi.
Ikatan Akuntan Indonesia secara khusus mengatur arus kas dari
bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan. Menurut (IAI, 2002)
menyatakan bahwa bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang
diterima lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas
operasi. Namun demikian, bagi perusahaan lain belum ada kesepakatan
mengenai kualifikasi arus kas. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta
dividen yang diterima dapat diklasifikasikan sebagai arus kas operasi karena
mempengaruhi laba dan rugi bersih. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar
dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi, masing-masing
perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi (return on
investment). Dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai arus kas
pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan.
Sebagai alternatif, dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai
komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud untuk membantu
para pengguna laporan arus kas dalam menilai kemampuan perusahaan
membayar dividen dari arus kas operasi
2.2.2 Arus kas dari Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Dalam aktivitas
ini, kas berasal dari penjualan aktiva tetap atau investasi pada saham atau
obligasi.
2.2.3 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta kompetisi modal dan pinjaman perusahaan.
Dalam aktivitas ini, kas berasal dari setoran modal, hutang jangka panjang,
laba ditahan yang dikonversi ke dalam modal dan untuk pengembalian
2.3 Dividen
2.3.1 Pengertian Dividen
Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para
pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang
dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Menurut Skousen et al (2001:757) “dividen adalah pendistribusian laba secara
proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya”. Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi
kepada pemegang sahamnya disebut sebagai dividen tunai. Biasanya sebuah
korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar
dividen tunai :
1. Laba ditahan yang mencukupi
2. Kas yang memadai
3. Tindakan formal dari dewan komisaris
Intinya sebuah korporasi bias membayar dividen jika laba korporasi
tersebut cukup untuk operasi tahun berikutnya serta tidak mempunyai
kendala dalam keuangan apabila pembayaran dividen dilakukan.
2.3.2 Jenis Dividen
Ada beberapa jenis dividen yang dibagikan perusahaan kepada para
pemegang saham, jenis dividen menurut dyckman (2001:439), adalah
1. Dividen kas 2. Dividen property 3. Dividen saham 4. Dividen likuidasi
5. Dividen skrip atau wesel
Dari jenis dividen diatas para investor paling menyukai dividen kas
karena dividen kas bersifat uang tunai, jika dibandingkan dengan dividen
lain seperti dividen saham yang pembagiannya berjenis saham atau dividen
property yang pembagiannya berjenis surat berharga atau aktiva non kas.
2.3.3 Prosedur Pembayaran Dividen
Tanggal yang berkaitan dengan dividen adalah declaration date,
date of record, ex-dividend date, date of payment.
1. Declaration date, tanggal dimana dewan direksi mengumumkan
dividen. Pada tanggal ini, pembayaran dividen akan merupakan
kewajiban yang legal dari korporasi.
2. Date of record, tanggal dimana pemegang saham berhak untuk
menerima dividen.
3. Ex-dividend date, tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham.
4. Date of payment, merupakan tanggal dimana korporasi akan
membayarkan dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang
saham.
Prosedur pembagian dividen berkaitan erat dengan tanggal atau
waktu dikarenakan perusahaan dan para pemegang saham atau investor
sama-sama telah menentukan jadwal.
2.3.4 Kebijakan Dividen
2.3.4.1 Pengertian kebijakan dividen
kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang
mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode
mendatang. Atmaja (1994:351) menyatakan, “Manajemen mempunyai dua
alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak perusahaan,
pertama, dibagi kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, kedua, diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan”. Pada umumnya
pendapatan bersih dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi kembali
diinvestasikan. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang
dividen, inilah yang disebut kebijakan dividen.
2.3.4.2 Kebijakan dividen bagi perusahaan
Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam
investasi di masa yang akan datang. Menurut Tampubolon (2005:183),
kebijakan dividen korporasi sangat penting untuk menjaga kepentingan
investor dan kepentingan korporasi dalam hal program keuangan dan
capital budgeting korporasi, cash flow perusahaan, dan nilai modal saham
1. Stable Dividend Policy, Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang makin menurun. Jadi, besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income.
2. Flactuating Dividend Policy, Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode, apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relative tinggi, juga sebaliknya.
Semua kebijakan dividen punya kesesuaian masing-masing
tergantung pada perusahaannya. Jadi setiap perusahaan harus bisa
menentukan kebijakan mana yang paling sesuai dengan perusahaan mereka.
2.3.4.4 Teori kebijakan dividen
Tampubolon (2005:186) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pertumbuhan korporasi 2. Keterikatan dalam rapat
3. Profitability 4. Stabilitas laba 5. Kontrol perbaikan
6. Memahami pengungkit keuangan 7. Kemampuan untuk kondisi eksternal 8. Ukuran dan umur korporasi
Perusahaan dapat menentukan kebijakan mana yang sesuai untuk
mereka gunakan dalam pembagian dividen dengan cara membandingkan
kebijakan dividen dengan faktor-faktor diatas.
2.3.4.5 Indikator kebijakan dividen
Menurut Warsono (203:275) indikator yang digunakan untuk
mengukur kebijakan dividen ada dua, yaitu hasil dividen (Dividen Yield)
dan rasio pembayaran dividen (Dividen Payout Ratio). Dividend yield
harga saham biasa. Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen
pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan
apresiasi harga yang ada. Beberapa investor menggunakan dividend yield
sebagai suatu ukuran resiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu
mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang
menghasilkan dividend yield yang tinggi. Menurut Warsono (2003:275)
Dividen yield secara matematis diformulasikan sebagai berikut di bawah
ini.
Dividend Yield = dividen per lembar saham x 100% harga per lembar saham
Indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen
adalah rasio pembayaran dividen (dividend payout Ratio). Besar atau
kecilnya payout ratio ditentukan oleh kebijakan dividen suatu perusahaan.
Dividend Payout Ratio lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan
dividen dibandingkan dengan dividend yield. Menurut Warsono (2003:27).
Dividend Payout Ratio merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen
dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa.
2.4Tinjauan Penelitian terdahulu
Pradhono dan Yulius Jogi Christiwan (2004) melakukan penelitian
dengan objek perusahaan manufaktur mengenai pengaruh Economic Value
Added (EVA), Residual Income Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap
return yang diterima pemegang saham. Penelitian ini menunjukkan bahwa
arus kas operasi mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return
yang diterima oleh pemegang saham, kemudian diikuti variabel earning.
Sedangkan EVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
return yang diterima pemegang saham.
Michell Suharli (2007) melakukan penelitian dengan objek
perusahaan perusahaan industry yang bergerak di bidang jasa/service yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009. Penelitian ini
menggunakan variabel Return On Equity, Fixed Asset, Current Ratio dan
Dividend Payout Ratio. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa Return
On Equity berpengaruh terhadap dividen tunai perusahaan, fixed asset tidak
berpengaruh terhadap dividen tunai perusahaan, sedangkan Current Ratio
dapat digunakan sebagai variabel penguat karena mempunyai pengaruh
yang signifikan
Indah Agustina Manurung (2009) melakukan penelitian mengenai
pengaruh laba dan arus kas dari operasi terhadap kebijakan dividen
(Dividend Payout Ratio) dari perusahaan manufaktur go publik sejak tahun
2005 sampai dengan tahun 2007. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa
sedangkan arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap dividend
payout ratio.
2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis
2.5.1 Kerangka konseptual
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh return on
investment (ROI) dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Dalam
memutuskan kebijakan dividen, perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa
factor yang secara teori dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Faktor
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang akan diukur
dengan ROI dan arus kas perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi.
Profitabilitas pada dasarnya merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Profitabilitas yang tinggi menggambarkan laba
perusahaan yang meningkat yang berarti perusahaan mampu untuk
membayar dividen atau bahkan dividen yang akan dibayarkan juga
meningkat. Sebagaimana tertera pada penjelasan sebelumnya, teori yang
mendukung bahwa profitabilitas yang tinggi akan membayar dividen dalam
jumlah yang besar. Demikian juga dengan tersedianya kas perusahaan
melalui operasinya yang berarti juga mampu menghasilkan kas bagi
perusahaan dan kemudian akan dibagikan kepada para pemegang saham.
Oleh karena itu, hubungan antara Return on Investment (ROI), arus kas
operasi, dan kebijakan dividen dapat digambarkan dalam kerangka di bawah
Gambar 2.1
kemampuan perusahaan secara keseluruhan, semakin tinggi rasio ini maka
semakin baik keadaan suatu perusahaan. Maka bisa dibilang semakin tinggi
rasio ini maka semakin tinggi dividen yang akan dibayarkan.
Arus kas operasi adalah laporan mengenai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas. Dan jika semakin tinggi arus kas
maka semakin baik perputaran uang dalam perusahaan tersebut, dan ini
tentu mempengaruhi pembayaran dividen perusahaan.
Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam
investasi di masa yang akan datang. kebijakan dividen korporasi penting
untuk menjaga kepentingan dan kepercayaan investor kepada perusahaan.
2.5.2 Hipotesis Penelitian
Menurut kuncoro (2003:47) Hipotesis adalah suatu penjelasan
sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah
terjadi atau akan terjadi.
Terdapat beberapa hipotesis dalam penelitian ini.
H1 = Return on Investment (ROI) secara parsial berpengaruh terhadap
kebijakan dividen.
H2 = Arus kas operasi perusahaan secar parsial berpengaruh terhadap
kebijakan dividen.
H3 = Return on Investment (ROI) dan arus kas operasi perusahaan secara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Umar (2003:30), Penelitian ini menggunakan desain kausal
yaitu untuk mengukur pengaruh antara variabel-variabel penelitan, atau
berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi
variabel lainnya. Dalam penelitian ini, hubungan tersebut bertujuan
untuk menguji pengaruh Return on Investment (ROI) dan arus kas
operasi terhadap kebijakan dividen.
3.2 Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder.
Menurut kuncoro (2001 :127), “Data sekunder yaitu data yang telah
dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat dan pengguna data”. Data yang digunakan berupa summary
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, selama periode 2008-2010. Data penelitian ini adalah data
time series, menurut Umar (2003:70), data time series atau disebut juga
data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena
tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya
Indonesia Stock Exchange (IDX) tahun 2010 dengan situs
www.idx.co.id, dan dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
3.3 Populasi dan Sampel Penelitan
Sugiono (2007 :72) menyatakan “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang memiliki kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2008-2010, yang berjumlah 151 perusahaan manufaktur.
Menurut Sugiyono, (2006:55), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling,
dengan kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur tersebut terdaftar di BEI selama periode
penelitian (2008-2010)
2. Perusahaan manufaktur tersebut tidak keluar dari BEI selama
periode penelitian (2008-2010)
3. Perusahaan manufaktur tersebut telah mengeluarkan laporan
keuangannya dari tahun 2008-2010 yang dapat diakses di
4. Perusahaan manufaktur tersebut telah membayar dividen pada
tahun 2008-2010
Berdasarkan kriteria tersebut , diperoleh banyaknya perusahaan yang
memenuhi kriteria dan akan diteliti yaitu sebanyak 18 perusahaan yang
diperlihatkan dalam tabel berikut.
Table 3.1
Sampel Perusahaan Manufaktur
NO Nama Perusahaan Kode Tanggal
berdiri 8 PT Indocement Tunggal Perkasa
Berdasarkan perusahaan yang akan diteliti ini, maka penulis
memperoleh sampel sebanyal 54 sampel penelitian yang berasal dari 3
tahun periode laporan keuangan dari 18 perusahaan ini, yakni tahun 2008,
2009, dan 2010
3.4Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yaitu dengan
cara mengumpulkan data berupa laporan keuangan setiap perusahaan
sampel pada periode penelitian yang didapatkan dari situs Indonesia Stock
Exchange (IDX) tahun 2010, dengan situs www.idx.co.id, serta summary
laporan keuangan masing-masing perusahaan yang bersumber dari
Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Data diolah menggunakan
metode analisis statistik model regresi linier berganda dan dilakukan dengan
menggunaka software SPSS 17.
3.5Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Terdapat beberapa variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini
yaitu ROI dan arus kas sebagai variabel independen (bebas) dan Dividend
Payout Ratio (DPR) sebagai variabel dependen (terikat)
3.5.1 Variabel Independen (bebas)
Menurut sugiyono (2005:3) “Variabel independen atau variabel
variabel dependen (variabel terikat)”. Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
a. Return on Investment (ROI)
ROI = Laba bersih setelah pajak x 100% Total Aktiva
b. Arus kas operasi
Menurut pradhono (2004), Arus kas operasi adalah selisih
bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang
berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku, sebagaimana
tercantum dalam laporan arus kas. Arus kas operasi diukur dengan
satuan rupiah per lembar saham.
3.5.2 Variabel Dependen (terikat)
Menurut Sugiyono (2005:3), “Variabel dependen atau variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya
variabel independen atau bebas”. Variabel dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kebijakan dividen. Kebijakan dividen dapat diartikan
sebagai keputusan perusahaan dalam menentukan berapa jumlah laba bersih
yang akan ditahan sebagai retained earnings dan yang akan digunakan
untuk pembayaran dividen. Indikator dari kebijakan dividen adalah rasio
pembayaran dividen atau DPR. DPR menunjukkan proporsi laba yang
DPR = Dividen per lembar saham x 100% Laba per lembar saham
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik dengan bantuan software SPSS 17. Peneliti melakukan pengujian asumsi klasik agar data terdistribusi normal, dan setelah itu dilakukan pengujian terhadap hipotesis.
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif
Secara sederhana statistik deskriptif adalah statistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan data. Terdapat berbagai cara dalam mendeskripsikan data, yang salah satunya adalah dalam bentuk ukuran-ukuran numerik dari hasil pengolahan terhadap data tersebut.Data yang digunakan penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan Indonesia Capital Market Directory berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Dan variabel penelitian ini terdiri dari Retrun on Invesment (ROI) dan arus kas operasi sebagai variabel bebas (independent variable) dan DPR sebagai variabel terikat (dependent variable).
3.6.2 Uji Asumsi Klasik 3.6.2.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Apabila nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Menurut ghozali (2005:110), “cara
yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Uji statistik yang dapat digunakan
untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov
(K-S)”, dibuat dengan membuat hipotesis :
Ho : Data residual berdistribusi normal.
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.
Bila signifikansi > 0,05 berarti distribusi data normal maka Ha ditolak
dan Ho diterima, sebaliknya bila signifikan < 0,05 berarti distribusi data
tidak normal maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Normalitas juga dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)
pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar pengambilan keputusannya adalah :
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.6.2.2 Uji Multikolonearitas
Uji Multikoloneritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel
independen. Ada tidaknya multikoloneritas dapat dideteksi dengan
melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan
menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoloneritas adalah
nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 dan untuk matrik
korelasi adanya indikasi multikoloneritas dapat dilihat jika antar variabel
independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0.90.
3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedasitas. Ada tidaknya
heteroskedastistas dapat dilakukan dengan melihat grafik scaterplot antar
nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis
yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas,
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
3.6.2.4 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu meodel regresi
linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal
ini sering ditemukan pada data time series. Cara yang dapat digunakan
untuk medeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai
uji Durbin Watson dengan ketentuan dari Prof. Singgih sebagai berikut :
1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2. Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.6.3 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini dianalisis dengan model regresi linier berganda untuk
melihat seberapa besar pengaruh Return on Investment (ROI) dan arus kas
operasi terhadap DPR dengan model dasar sebagai berikut
Y = α + + + ε
Keterangan :
Y = Variabel dependen (DPR)
α = Konstanta
, = Koefesien
= Variabel independen pertama yaitu ROI
3.6.3.1 Koefisien Determinasi (R²)
Uji ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh kemampuan variabel
independen dalam menerangkan variabel dependennya. Nilai koefisien
determinasi adalah diantara nol sampai dengan satu. Semakin nilainya
mendekati satu maka semakin lengkap informasi yang diberikan variabel
independen dalam menerangkan variabel dependennya, sebaliknya jika
nilainya semakin menjauhi satu maka semakin sedikit informasi yang
diberikan variabel independen dalam menerangkan variabel dependennya.
3.6.3.2 Uji Parsial atau uji t ( t Test )
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel independen. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh laba bersih
dan arus kas bersih secara parsial terhadap DPR. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan signifikansi t hitung yang mengacu pada suatu ketentuan.
Ho diterima jika t hitung < t tabel (α = 5%)
Ha diterima jika t hitung > t table (α =5%)
Di samping itu dapat pula dilihat dari signifikansinya yaitu jika nilai
signifikansi penelitian < 0,05 maka Ha diterima.
Hipotesis Statistik
Ho = Return on Investment dan arus kas operasi tidak berpengaruh
Ha = Return on Investment dan arus kas operasi berpengaruh
terhadap DPR secara parsial.
3.6.3.3 Uji Simultan atau Uji F (F test)
Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari
seluruh variabel bebas secara bersama sama (simultan) terhadap variabel
dependen. Uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari
variabel bebas yaitu laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan
dividen. Uji ini dilakukan dengan mengacu pada suatu ketentuan.
Ho diterima jika F hitung < F table
Ha diterima jika F hitung > F table
Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya yaitu jika nilai
signifikansi penelitian < 0,05 maka Ha diterima.
Hipotesis Statistik
Ho = Return on Investment dan arus kas operasi tidak berpengaruh
terhadap DPR secara simltan.
Ha = Return on Investment dan arus kas operasi berpengaruh
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Analisis Hasil Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linear
berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan
menggunakan software SPSS versi 17. Terdapat 18 perusahaan yang
memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati
selama periode 2008-2010.
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur
No. Nama Perusahaan Kode Tanggal
Berdiri 8. PT Indocemen Tunggal Perkasa Tbk INTP 16 Jan 1985 05 Des 1989
4.2Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan
manufaktur selama periode 2008 sampai dengan tahun 2010 disajikan dalam
tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel-variabel Selama Tahun 2008-2010 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std, Deviation
ROI 54 0,65 53,28 13,1635 11,99494
Arus_Kas_Operasi 54 -4,E11 2,E13 1,72E12 3,701E12
DPR 54 4,13 302,90 51,2106 48,99582
Valid N (listwise) 54
Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012
Berikut ini merupakan perincian data deskriptif yang telah diolah:
a. Variabel ROI memiliki nilai minimum 0,65 dan maksimum 53,28
dengan rata-rata ROI sebesar 13,1635 dengan jumlah sampel sebanyak
54 perusahaan.
b. Variabel arus kas operasi memiliki nilai minimum -4.E11 dan nilai
maksimum 2.E13 dengan rata-rata kas operasi sebesar 1.72E12 dengan
c. Variabel DPR memiliki nilai minimum 4,13 dan nilai maksimum 302,90
dengan rata-rata DPR sebesar 51,2106 dengan jumlah sampel 54
perusahaan.
4.3Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji
statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat
hipotesis.
Ho : Data residual berdistribusi normal.
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,
sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.
Tabel 4.3
Uji Normalitas Sebelum Data Ditranformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ROI
Arus_Kas_Op
erasi DPR
N 54 54 54
Normal Parametersa,b Mean 13,1635 1,72E12 51,2106
Std, Deviation 11,99494 3,701E12 48,99582 Most Extreme
Differences
Absolute 0,194 0,294 0,269
Positive 0,194 0,293 0,269
Negative -0,148 -0,294 -0,168
Kolmogorov-Smirnov Z 1,424 2,158 1,978
Asymp, Sig, (2-tailed) 0,035 0,000 0,001
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov (K-S) masing-masing variabel penelitian yaitu ROI, Arus Kas
Operasi dan DPR yaitu, 0,035, 0,000 dan 0,001 pada taraf kemaknaan 0,05.
Jika signifikansi nilai Kolmogorov-Smirnov variabel penelitian lebih kecil
dari 0,05 maka disimpulkan data tidak terdistribusi secara normal. Data
yang tidak terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui
grafik histogram dan grafik normal plot data.
Gambar 4.1
Histogram (sebelum data ditranformasi) Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012
Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan
bahwa distribusi data tidak normal karena grafik histogram menunjukkan
distribusi data tidak mengikuti garis diagonal yaitu menceng ke kiri
Gambar 4.2
Grafik Normal P-P Plot (sebelum data ditranformasi) Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012
Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan
grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar di sekitar
garis diagonal serta penyebarannya agak menjauh dari garis diagonal
sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi
secara tidak normal. Dari hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
(K-S), grafik histogram dan grafik normal plot menunjukkan data tidak
terdistribusi secara normal. Ada beberapa cara mengubah model regresi
menjadi normal menurut Erlina (2007:106), yaitu:
1) Lakukan tranformasi data ke bentuk lainnya.
2) Lakukan trimming, yaitu membuang data outliner.
3) Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outliner ke suatu
Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis
melakukan transformasi data ke model LN dari persamaan DPR = f (ROL,
Arus Kas Operasi), menjadi LN_DPR = f (LN_ROL,
LN_Arus_Kas_Operasi). Kemudian, data diuji ulang berdasarkan asumsi
normalitas. Berikut ini hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Tabel 4.4
Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LN_ROI
LN_Arus_Kas
_Operasi LN_DPR
N 54 48 54
Normal Parametersa,b Mean 2,2211 26,6902 3,6035
Std, Deviation ,91500 2,29875 ,84551
Most Extreme Differences
Absolute 0,104 0,128 0,189
Positive 0,069 0,092 0,117
Negative -0,104 -0,128 -0,189
Kolmogorov-Smirnov Z 0,764 0,885 1,391
Asymp, Sig, (2-tailed) 0,604 0,413 0,062
a. Test distribution is Normal, b. Calculated from data,
Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012
Dari tabel di atas, besarnya Kolmogorov-Smirnov (K-S) pada
masing-masing variabel penelitian yaitu ROI, Arus Kas Operasi dan DPR
adalah 0,604, 0,413 dan 0,062 lebih besar dari nilai signifikansi 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah
terdistribusi secara normal. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara
jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang
terdistribusi normal.
Gambar 4.3
Histogram (sesudah data ditranformasi) Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012
Gambar 4.4
Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat
disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram
menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng
(skewness) ke kiri maupun ke kanan atau normal. Demikian pula dengan
hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal
plot, terlihat titik-titik menyebar, di sekitar garis diagonal serta
penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.
4.3.2 Uji Multikolonieritas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
multikolonieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel
independen dan besarnya tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir,
yaitu: Tolerance > 0,10 dan VIF < 10. Berikut ini disajikan tabel hasil
LN_Arus_Kas_Operasi 1.000 1.000
Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012
Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen
memili nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 1,00 yang berarti tidak terjadi
menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai
VIF kurang dari 10 yaitu 1,00. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model
ini.
4.3.3 Uji Heterokedastisitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
heterokedastisitas adalah dengan melihat plot gtafik yang dihasilkan dari
pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan
keputusannya adalah:
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau
terhadi komokedastisitas.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah
terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati
Gambar 4.5 Scatterplot
Sumber : Data yang diolah Penulis, 2010
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan
data observasi yang lain.
4.3.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai ujia
Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut:
Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.7
a. Predictors: (Constant), LN_Arus_Kas_Operasi, LN_ROI b. Dependent Variable: LN_DPR
Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012
Tabel 4.7 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,990. Angka
ini terletak di antara -1 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.
4.5Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan
analisis linear berganda dengan bantuan software SPSS 17.
4.5.1 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi
dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas
0,5 dan mendekati 1. Nilai koefisien deteminasi (R Square) dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.9
Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summary
a. Predictors: (Constant), LN_Arus_Kas_Operasi, LN_ROI b. Dependent Variable: LN_DPR
Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012
Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,291
yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara LN_dividend payout ratio
(LN_DPR) dengan variabel independennya (LN_ROI dan LN_Arus Kas
Operasi) tidak begitu kuat karena berada di bawah 0,5. Angka adjusted R
square atau koefisien determinasi adalah 0,044. Hal ini berarti 4,4% variasi
atau perubahan dalam DPR dapat dijelaskan oleh variasi dari laba bersih
dan arus kas operasi, sedangkan sisanya (95,6%) dijelaskan oleh
sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate (SEE) adalah 0,77268, dimana
semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam
4.5.2 Uji Parsial (t Test)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanda dari setiap
variabel independennya. Berikut ini merupakan hasil pengolahan data
dengan menggunakan software SPSS versi 17.
Tabel 4.10 Hasil Uji t Model
t Sig.
1 (Constant) 0,656 0,515
LN_ROI 0,497 0,621
LN_Arus_Kas_Operasi 1,984 0,053
a. Dependent Variable: LN_DPR
Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung variabel ROI
sebesar 0,497 dengan nilai signifikansi 0,621. Hasil uji statistik tersebut
dapat menyimpulkan t hitung adalah 0,497 sedangkan t tabel adalah 2.021
sehingga t tabel > t hitung (2,021 > 0,497), maka Return on Invesment
(ROI) secara individual tidak mempengaruhi DPR. Signifikansi penelitian
juga menunjukkan angka > 0,05 (0,621 > 0,05), maka H0 diterima dan H1
ditolak, artinya Return on Invesment (ROI) tidak berpengaruh terhadap
DPR.
Tabel di atas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel
arus kas operasi sebesar 1,984 sedangkan t tabel adalah 2,021, sehingga t
terhadap DPR secara individual. Signigikansi 0,053 menyimpulkan bahwa
signifikansi penelitian > 0,05 (0,053 > 0,05), maka Ha ditolak dan Ho
diterima, artinya arus kas operasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap
DPR.
4.5.3 Uji Simultan (F Test)
Untuk t digunakan untuk menguji signifikansi konstanda dari setiap
variabel independennya. Berikut ini merupakan hasil pengolahan data
dengan menggunakan software SPSS versi 17.
Tabel 4.11
a. Predictors: (Constant), LN_Arus_Kas_Operasi, LN_ROI b. Dependent Variable: LN_DPR
Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012
Dari uji ANOVA atau F test diperoleh F hitung sebesar 2,082
dengan tingkat signifikan 0,137 sedangkan F tabel sebesar 3.204 dengan
signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa