• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA Hubungan Kepatuhan Instruksi Kerja Dengan Perilaku Aman Pekerja Bagian Produksi Di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA Hubungan Kepatuhan Instruksi Kerja Dengan Perilaku Aman Pekerja Bagian Produksi Di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA

ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

AYU PRIMA KARTIKA J410130086

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)
(5)

1

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA

ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

Abstrak

PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten adalah industri pengecoran logam yang memiliki risiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan kerja, dan sudah menerapkan Instruksi Kerja (IK) kepada seluruh unit bagian kerja. Berdasarkan survei pendahuluan di PT Aneka Adhilogam Karya tingkat kepatuhan terhadap instruksi kerja sebesar 70% dan sebesar 80% pekerja berperilaku aman. Sebagian besar pekerja sudah mematuhi instruksi kerja dan berperilaku aman, namun masih terdapat pekerja yang tidak mematuhi instruksi kerja dan berperilaku tidak aman. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional analitik yang mempelajari hubungan variabel independent dengan variabel dependent. Populasi penelitian sebanyak 74 orang dengan sampel yang digunakan mencakup semua tenaga kerja bagian produksi berjumlah 48 orang yang hadir bekerja saat penelitian. Hasil uji fisher’s exact test menunjukan p value sebesar 0,03 < 0,05 yang berarti Ho ditolak sehingga ada hubungan antara kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. Simpulan dari penelitian adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. Saran bagi perusahaan adalah agar dapat membentuk P2K3, melakukan inspeksi informal dan terencana.

Kata kunci : Kepatuhan instruksi kerja, perilaku aman

Abstract

(6)

2

behavior. Advice for the company are to be able to establish P2K3, conduct informal and planned inspection.

Keywords : obedience work instruction, safe behavior

1. PENDAHULUAN

Perkembangan industrialisasi dan modernisasi yang semakin pesat mengakibatkan intensitas kerja operasional semakin meningkat, sehingga muncul berbagai dampak seperti kelelahan, kehilangan keseimbangan, kurang keterampilan, kurang pengetahuan mengenai sumber bahaya merupakan penyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan (Tarwaka, 2014). Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mencatat terjadi peningkatan data kecelakaan kerja tahun 2015 yaitu berjumlah 3.083 kecelakaan kerja dibandingkan tahun 2014 yang berjumlah 2.549 kecelakaan kerja (Disnakertransduk, 2016).

Kejadian kecelakaan menurut Tarwaka (2012) dan Winarsunu (2008) berdasarkan data, fakta serta pengalaman merupakan sebuah rentetan kejadian karena adanya potensi bahaya yang saling berkaitan, kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh kondisi kerja atau tindakan yang tidak aman seperti pengoperasian mesin tanpa pelindung, melanggar atau mengabaikan urutan-urutan, bekerja dalam ruangan dengan penerangan yang buruk dan lain sebagainya. Dalam berbagai kajian kecelakaan kerja perilaku berbahaya menjadi indikator penting.

Penelitian Aisyah (2016) tentang hubungan kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pada karyawan bagian mekanik PT Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman, korelasi nilai r hitung pearson product moment didapat nilai sebesar p value sebesar 0,01 < 0,05 yang menunjukan hubungan kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman adalah sedang.

(7)

3

Sebagian besar pekerja patuh terhadap instruksi kerja dan bekerja dengan berperilaku aman, akan tetapi masih terdapat pekerja yang tidak mematuhi instruksi kerja dan berperilaku tidak aman. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten.

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional analitik yang mempelajari hubungan variabel independent yaitu kepatuhan instruksi kerja dengan variabel dependent yaitu perilaku aman yang dinilai dan diukur secara bersamaan dalam satu saat.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 April 2017 di bagian produksi PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. Populasi penelitian ini adalah semua tenaga kerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten berjumlah 74 orang dengan jumlah sampel minimal sebesar 43 orang dan saat penelitian didapatkan sejumlah 48 orang pekerja yang hadir dan bersedia untuk diteliti. Variabel bebas yaitu kepatuhan instruksi kerja menggunakan kategori patuh ≥ mean dan < mean untuk kategori tidak patuh dan variabel terikat perilaku aman menggunakan kategori aman ≥ mean dan < mean untuk kategori tidak aman. Menggunakan analisis univariat dan bivariate dengan ketentuan uji chi-square, yaitu hipotesis nol (Ho). Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak dan jika p value ≥ 0,05 maka Ho diterima.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Analisis Univariat

3.1.1.Karakteristik Responden

(8)

4

Tabel 1. Karakteristik Responden

Karakteristik Frekuensi %

Usia

Remaja Akhir 2 4,2

Dewasa Awal 14 29,2

Dewasa Akhir 12 25

Lansia Awal 16 33,3

Lansia Akhir 3 6,3

Manula 1 2,1

Masa Kerja

Baru 14 29,2

Cukup Lama 11 22,9

Lama 5 10,4

Sangat Lama 18 37,5

Pendidikan Terakir

Tidak Sekolah 1 2,1

Tamat SD 9 18,8

Tamat SMP 4 8,3

Tamat SMA 34 70,8

Berdasarkan tabel 1, pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya sebagian besar berusia lansia awal yaitu sebesar 33,3 % dan hanya 2,1% pekerja yang manula. Menurut Tarwaka (2014) umur berbanding langsung dengan kapasitas fisik seseorang dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun, bertambahnya umur akan diikuti dengan dengan penurunan kapasitas fisik seperti ketajaman penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan sesuatu, membuat keputusan dan kemampuan mengingat. Pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya hampir seluruhnya berusia produktif dan dapat bekerja dengan baik.

(9)

5

menunjang kelancaran pekerjaan serta dapat menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan tepat.

Kemudian, diketahui sebagian besar pekerja berpendidikan Sekolah Menengah Atas atau sederajat sebesar 70,8%, dan hanya 2,1 % pekerja yang tidak sekolah atau tidak tamat SD. Tarwaka (2014) menjelaskan bahwa pendidikan hal yang penting dalam menghadapi perkembangan teknologi, agar pekerja dapat menggunakan dan memeliharanya bila terjadi kerusakan. Berdasarkan penelitian pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya telah menguasai pekerjaan yang mereka lakukan, dengan lihai dan cekatan menggunakan peralatan, dan mengolah bahan seperti mencetak pasir tanpa cetakan, menuangkan cairan baja dalam proses produksi, dimana pendidikan diperlukan dalam hal ini karena ketepatan dalam perhitungan saat menuangkan cairan baja panas, membuat cetakan pasir harus terukur dengan benar.

3.1.2.Pengukuran Umur dengan Perilaku

Berdasarkan hasil pengukuran umur dengan perilaku pekerja bagian produksi diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Pengukuran Umur dengan Perilaku Umur

Perilaku

Total

Aman Tidak Aman

Jumlah % jumlah % jumlah % Remaja

Akhir 2 4,2 0 0,0 2 4,2

Dewasa

Awal 10 20,9 4 8,3 14 29,2

Dewasa

Akhir 9 18,7 3 6,3 12 25,0

Lansia

Awal 12 25 4 8,3 16 33,3

Lanisa

Akhir 2 4,1 1 2,1 3 6,2

Manula 1 2,1 0 0,0 1 2,1

Total 36 75 12 25 48 100

(10)

6

yang berperilaku tidak aman sebesar 8,3%. Menurut Tarwaka (2014) umur berbanding langsung dengan kapasitas fisik seseorang dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun, bertambahnya umur akan diikuti dengan penurunan kapasitas fisik seperti ketajaman penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan sesuatu, membuat keputusan dan kemampuan mengingat.

3.1.3. Pengukuran Pendidikan dengan Perilaku Aman

Berdasarkan hasil pengukuran pendidikan dengan perilaku pekerja bagian produksi diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Pengukuran Pendidikan dengan Perilaku Aman Pendidikan

Perilaku

Total Aman Tidak Aman

Jumlah % jumlah % jumlah %

Tidak Sekolah 1 2,1 0 0,0 1 2,1

SD 7 14,6 2 4,2 9 18,8

SMP 3 6,22 1 2,08 4 8,3

SMA 25 52,06 9 18,74 34 70,8

Total 36 74,98 12 25,02 48 100

Berdasarkan tabel 3, diketahui Pekerja sebagian besar berpendidikan SMA yaitu 52,06% berperilaku aman namun masih terdapat pekerja yang tidak berperilaku aman walaupun berpendidikan SMA yaitu 18,74%. 3.1.4.Pengukuran Masa Kerja dengan Perilaku Aman

Berdasarkan hasil pengukuran masa kerja dengan perilaku pekerja bagian produksi diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Pengukuran Masa Kerja dengan Perilaku Masa Kerja

Perilaku

Total

Aman Tidak Aman

Jumlah % jumlah % jumlah %

Baru 10 20,86 4 8,34 14 29,2

Cukup

Lama 8 16,65 3 6,25 11 22,9

Lama 4 8,32 1 2,08 5 10,4

Sangat

Lama 13 27,08 5 10,42 18 37,5

Total 35 72,91 13 27,09 48 100

(11)

7

lama. Menurut Fahmi (2016) semakin lama masa kerja seseorang maka pengalaman yang dimiliki juga semakin banyak dan matang namun masih terdapat yang tidak berperilaku aman hal tersebut karena sudah merasa berpengalaman dan terampil dalam melakukan pekerjaan.

3.1.5.Kondisi Kerja

Kondisi Kerja diukur menggunakan checklist yang meliputi area kerja bebas dari sampah, tidak terdapat ceceran air, terdapat label barang, terdapat jalur evakuasi, peralatan dalam kondisi baik, barang dikumpulkan sesuai jenis, alat pelindung diri tersedia dalam kondisi baik, terdapat sarana kebersihan, terdapat kotak P3K yang di tampilkan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 5. Kondisi Kerja Bagian Produksi

Variabel Frekuensi %

Kondisi Kerja

Aman 48 100

Berdasarkan tabel 5, kondisi kerja dibagian produksi PT Aneka Adhilogam Karya dapat diketahui bahwa 100% responden yang diobservasi bekerja dalam kondisi kerja yang aman.

3.1.6. Kepatuhan Instruksi Kerja

Kepatuhan instruksi kerja diketahui menggunakan kuesioner, hasil kepatuhan instruksi kerja terhadap pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Kepatuhan Instruksi Kerja

Variabel Frekuensi %

Kepatuhan

Patuh 34 71

Tidak Patuh 14 29

Berdasarkan tabel 6, diketahui kepatuhan instruksi kerja bagi tenaga kerja bagian produksi PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten sebesar 71% responden patuh terhadap instruksi kerja sedangkan 29% responden tidak patuh terhadap instruksi kerja yang diberikan perusahaan.

(12)

8

pengecekan peralatan sebelum digunakan, menulis laporan pekerjaan yang telah selesai dilakukan, menggunakan alat pelindung diri yang diatur dalam instruksi kerja seperti kaca mata, penutup telinga, masker, baju pelindung, sarung tangan, sepatu. Mereka mengikuti instruksi kerja dengan benar karena memahami bahwa mereka bekerja dengan bahaya yang cukup besar, yaitu risiko untuk terkena lelehan dan percikan baja panas, namun masih terdapat pekerja yang tidak patuh seperti tidak mengecek terlebih dahulu peralatan yang akan digunakan, tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja karena pekerja beralasan apabila menggunakan alat pelindung diri akan merasa tidak nyaman serta mengganggu aktivitas mereka yaitu menjadi tidak leluasa.

3.1.7. Perilaku Aman

Perilaku aman diukur dengan menggunakan checklist, hasil pengukuran perilaku pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten dapat diketahui melalui tabel berikut ini:

Tabel 7. Perilaku Pekerja Bagian Produksi

Variabel Frekuensi %

Perilaku

Aman 35 73

Tidak Aman 13 27

(13)

9

percikan api saat proses induksi dan saat menuangkan cairan baja kedalam cetakan.

3.2Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil pengukuran kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman terhadap pekerja bagian produksi diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 8. Hasil Uji Hubungan Kepatuhan Instruksi Kerja dengan Perilaku Aman Pekerja Bagian Produksi

Kepatuhan

Perilaku Aman

Total P

value r Aman Tidak Aman

Jumlah % jumlah % jumlah %

Patuh 25 52,08 9 18,75 34 70,83

0,03 0,298 Tidak

Patuh 10 20,83 4 8,34 14 29,17

Total 35 72,91 13 27,09 48 100

Berdasarkan tabel 8, hasil uji statistik chi-square diketahui penggunaan uji chi-square tidak terpenuhi karena ada nilai expeted < 5 sehingga menggunakan nilai fisher’s exact test, hasil uji fisher’s exact test menunjukan p value sebesar 0,03 < 0,05 yang berarti Ho ditolak sehingga ada hubungan antara

kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten. Hasil uji statistik, korelasi antara kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman menghasilkan angka sebesar 0,298, angka tersebut menurut Sugiyono (2014) menunjukan tingkat korelasi hubungan rendah.

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya yang di observasi, pekerja yang mematuhi instruksi kerja dan berperilaku aman sebesar 52,08%, pekerja yang tidak patuh instruksi kerja tetapi berperilaku aman sebanyak 20,83%, pekerja yang patuh instruksi kerja tetapi tidak berperilaku aman sebanyak 18,75%, pekerja yang tidak mematuhi instruksi kerja dan tidak berperilaku aman sebanyak 8,34%.

(14)

10

ada hubungan antara praktik penerapan SOP dengan kejadian kecelakaan kerja dan praktik perawat dengan didapat nilai p value sebesar 0,002.

Diketahui dari uji statistik adalah semakin patuh terhadap instruksi kerja maka pekerja cenderung berperilaku aman ditempat kerja. Pekerja di PT Aneka Adhilogam Karya yang patuh terhadap instruksi kerja menyadari bahwa pentingnya instruksi kerja untuk dipahami dan ditaati karena mengetahui mereka bekerja di tempat yang berisiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan dan dengan berperilaku aman seperti menggunakan alat pelindung diri dengan benar yaitu menggunakan kaca mata, penutup telinga, masker, baju pelindung, sarung tangan, sepatu dengan begitu dapat melindungi mereka saat bekerja.

Namun masih terdapat pekerja yang tidak patuh terhadap instruksi kerja karena sudah merasa terbiasa dengan pekerjaan yang dilakukan seperti tidak memeriksa peralatan yang akan digunakan, tidak menggunkan alat pelindung diri, kemudian berperilaku tidak aman seperti merokok diarea kerja karena tidak ada sanksi secara langsung yang diberikan, tidak menggunakan alat pelindung diri berdasarkan penelitian pekerja beralasan risih dan merasa ribet ketika harus menggunakan alat pelindung diri dan mereka menggunakan alat pelindung diri dengan lengkap hanya ketika ada kunjungan.

4. PENUTUP 4.1Simpulan

4.1.2. Pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya sebagian besar berusia lansia awal yaitu sebesar 33,3%. Masa kerja pekerja bagian produksi kebanyakan telah memasuki masa kerja sangat lama sebesar 37,5%. Pekerja sebagian besar berpendidikan Sekolah Menengah Atas atau sederajat sebesar 70,8%.

(15)

11

4.1.4. Pekerja yang patuh terhadap instruksi kerja berdasarkan hasil penelitian yaitu sebesar 71%.

4.1.5. Pekerja yang berperilaku aman berdasarkan hasil penelitian yaitu sebesar 73%.

4.1.6. Terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan instruksi kerja dengan perilaku aman pekerja bagian produksi di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten.

4.2Saran

4.2.1. Bagi Pekerja

4.2.1.1. Pekerja diharapkan tetap menjaga kebersihan dan merawat peralatan kerja maupun alat pelindung diri yang sudah disediakan agar selalu dalam kondisi yang baik sehingga tercipta kondisi kerja yang selalu aman. Dan saling memotivasi antar pekerja untuk tetap menjaga lingkungan kerja aman.

4.2.1.2. Pekerja meningkatkan kepatuhan terhadap instruksi kerja seperti menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan pekerjaannya.

4.2.1.3. Pekerja berperilaku secara aman dengan cara mematuhi instruksi kerja dengan sungguh-sungguh karena instruksi kerja di buat untuk menjaga keselamatan pekerja.

4.2.1.4. Pekerja diharapkan lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja agar terhindar dari risiko kecelakaan kerja.

4.2.2. Bagi Perusahaan

4.2.2.1Perusahaan diharapkan dapat membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) untuk meningkatkan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta menjamin kinerja K3 di perusahaan.

(16)

12

yang memiliki risiko tinggi terhadap timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja inspeksi harus lebih sering dilakukan. 4.2.2.3Perusahaan diharapkan dapat memberikan safety talk kepada

pekerja saat akan memulai pekerjaan agar pekerja termotivasi dan berhati-hati dalam bekerja

4.2.2.4Perusahaan diharapkan dapat memberikan teguran dan sanksi tegas bagi pekerja yang tidak berperilaku aman seperti tidak menggunakan alat pelindung diri dengan benar, merokok di area tempat kerja dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S.N. (2016). Hubungan Kepatuhan Instruksi Kerja dengan Perilaku Aman pada Karyawan Bagian Mekanik PT. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakkramat,

Karanganyar. [Tesis Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Badeni. (2013). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.

Dinas Ketenagakerjaan Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah. (2016).

Data Pengawasan Tenaga Kerja. Maret 12, 2017.

http://nakertransduk.jatengprov.go.id/index.php/page/details/page1462172869/d ata-pengawasan-tenaga-kerja-2013-2015.html.

Fahmi, I. (2016). Perilaku Organisasi (Teori, Aplikasi, dan Kasus). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Tarwaka. (2012). DasarDasar Keselamatan Kerja Serta Pencegahan Kecelakaan di

Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

Tarwaka. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja (Edisi 2). Surakarta: Harapan Press.

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Responden Frekuensi
Tabel 2. Hasil Pengukuran Umur dengan Perilaku Perilaku
Tabel 3. Hasil Pengukuran Pendidikan dengan Perilaku Aman Perilaku
Tabel 5. Kondisi Kerja Bagian Produksi Frekuensi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kajian mi ditumpukan kepada bagaimana mendapatkan suatu proses sistematik pembinaan akhlak yang diperlukan dalam pembangunan tamadun menerusi ka.jian dan analisis perjalanan

Kreditur yang dimaksud di sini adalah pihak yang memiliki uang ( money ), barang ( goods ), atau jasa ( service ) untuk dipinjamkan kepada pihak lain, dengan haraan dari

Susu nabati yang diformulasikan dengan linear programming memiliki sifat fisikokimia meliputi kadar total padatan, lemak dan protein, viskositas dan warna serta organoleptik

Jika Kesadaran akan pentingnya nilai-nilai agama, moral, dan etika sosial dalam kehidupan bangsa ini masih ada, maka tidak ada media lain yang paling bagus kecuali

Memperhatikan bahwa kehidupan satwa liar semakin terancam sebagai akibat dari, antara lain, hilangnya habitat, penangkapan dan perdagangan ilegal yang bertentangan dengan

Hasil analisa menunjukan strategi yang dilakukan adalah efektifitas dan efisiensi dalam pengembangan diversifikasi tebu yaitu melakukan pengelolaan yang lebih baik pada industri

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi

Sehubungan dengan belum ditemukannya penelitian mengenai aplikasi life skills untuk mata pelajaran IPA yang notabene mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran