• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Masyarakat Ayer Keroh, Melaka Tentang Penggunaan Obat Anti Nyeri Yang Dijual Bebas Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Masyarakat Ayer Keroh, Melaka Tentang Penggunaan Obat Anti Nyeri Yang Dijual Bebas Tahun 2010"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT AYER KEROH, MELAKA TENTANG PENGGUNAAN OBAT ANTI NYERI YANG DIJUAL BEBAS

TAHUN 2010

Oleh:

NURASHIKIN BINTI SALEH 070100437

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT AYER KEROH, MELAKA TENTANG PENGGUNAAN OBAT ANTI NYERI YANG DIJUAL BEBAS

TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

NURASHIKIN BINTI SALEH 070100437

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian: Gambaran Pengetahuan Masyarakat Ayer Keroh, Melaka Tentang Penggunaan Obat Anti Nyeri Yang Dijual Bebas Tahun 2010

Nama: Nurashikin Binti Saleh NIM : 070100437

_____________________________________________________________________

Pembimbing Penguji

(dr. Tri Widyawati, MSi.) (dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc.CM-FM, Mpd.Ked.)

(dr. Johny Marpaung, SpOG)

Medan, 24 Nopember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Nyeri merupakan gejala yang paling sering dialami setiap orang sebagai petanda adanya suatu gangguan di dalam tubuh. Untuk itu, diperlukan satu pendekatan dari aspek farmakologis untuk mengobatinya. Obat anti nyeri (analgesik) merupakan suatu obat yang paling sering digunakan dan banyak dijual secara bebas di seluruh dunia dan dapat diperoleh secara langsung tanpa menggunakan resep dokter. Oleh itu, diperlukan pengetahuan yang lengkap tentang penggunaan obat ini bagi memungkinkan terapi yang efektif dan aman bagi pasien.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Ayer Keroh, Melaka tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas tahun 2010. penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross-sectional Study dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas mayoritas berada dalam kategori sedang yaitu sebesar 51 orang (51%), kategori baik diperoleh sebesar 39 orang (39%) dan kategori kurang diperoleh sebesar 10 orang (10%).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat Ayer Keroh, Melaka tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas tahun 2010 berada pada kategori sedang. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi manfaat bagi institusi pemerintah, peneliti yang seterusnya dan masyarakat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas.

(5)

ABSTRACT

Pain is a very common symptom that is felt by most people as a result of any damages or disturbance in human body and it is usually managed pharmacologically. Analgesics are the most common drug used in the whole wide world and some of them can be accessed easily without doctor’s prescription. Those analgesic drugs can be called as over-the-counter (OTC) drugs. Therefore, in order to achieve succesful pharmacotherapy, the patient must be well informed about various drug related-issues of analgesics.

The aim of this research is to know that how far is the knowledge of Ayer Keroh, Melaka citizens about the usage of OTC analgesics in 2010. This research is done by using a descriptive research method with a cross-sectional approach and the sample withdrawal is done by using the purposive sampling technique.

With the total sample of 100 people, the result shows that the majority of respondent’s knowledge towards the usage of OTC analgesics is average which is 51 people (51%), the good category is 39 people (39%) and the less category is 10 people (10%).

From the results mentioned above, we can conclude that the citizens of Ayer Keroh, Melaka have an average knowledge regarding the usage of OTC analgesics. By doing this research, hopefully it will be a useful input to the government institution, nation an upcoming researchers to better up the knowledge regarding the usage of OTC analgesics.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan limpah dan karuniaNya, penulisan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

Adapun judul penelitian ini adalah ’Gambaran Pengetahuan Masyarakat Ayer Keroh, Melaka Tentang Penggunaan Obat Anti Nyeri yang Dijual Bebas Tahun 2010’. Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan ribuan terima kasih kepada dosen pembimbing, dr. Tri Widyawati, MSi yang telah bersedia membimbing dan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini juga, saya ingin menyampaikan jutaan terima kasih kepada staf-staf pengajar Ilmu Kesehatan Komunitas Universitas Sumatera Utara yang telah turut memberikan bimbingan dan panduan dalam kegiatan persiapan penelitian ini.

Atas keterbatasan waktu, saya akui penulisan penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu saya sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk penyempurnaan di masa akan datang.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan keluarga saya yang telah banyak memberi dorongan dan sokongan moral sewaktu menyiapkan penulisan penelitian ini. Akhir kata, kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penulisan penelitian ini baik secara langsung maupun secara tidak langsung, saya ucapkan terima kasih.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN...i

ABSTRAK...ii

ABSTRACT...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1.Latar Belakang ...1

1.2. Rumusan Masalah ...2

1.3.Tujuan Penelitian ...3

1.4.Manfaat Penelitian ...3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...4

2.1. Nyeri ...4

2.1.1 Definisi Nyeri ...4

2.1.2 Jenis- jenis Nyeri ...4

2.1.3 Kategori Reseptor Nyeri ...5

2.1.4 Zat- zat Kimiawi yang Merangsang Nyeri ...5

2.2. Obat Anti Nyeri ...6

2.2.1 Definisi Obat dan Obat Anti Nyeri ...6

(8)

2.2.3 Mekanisme Kerja Obat ………..7

2.2.4 Efek Samping Obat ………10

2.2.5 Obat- obat Anti Nyeri yang Dijual Bebas ………..12

2.3. Pengetahuan ……….15

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ...17

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ...17

3.2. Definisi Operasional ...17

BAB 4 METODE PENELITIAN ...20

4.1. Jenis Penelitian ...20

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ...20

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ...20

4.4. Teknik Pengumpulan Data ...22

4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas ...22

4.6. Pengolahan dan Analisa Data ...23

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...24

5.1. Hasil Penelitian...24

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian……….24

5.1.2 Karakteristik Individu……….25

5.1.3 Hasil Analisa Data………...26

5.2. Pembahasan………...29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN...32

6.1. Kesimpulan...33

(9)

DAFTAR PUSTAKA ...35

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Jenis

Kelamin, Umur dan Tingkat Pendidikan di Ayer

Keroh, Melaka...26 5.2. Pengetahuan Masyarakat Ayer Keroh, Melaka tentang

Penggunaan Obat Anti Nyeri yang Dijual Bebas...27 5.3. Pernyataan Mengenai Pengetahuan Masyarakat Ayer

Keroh, Melaka tentang Penggunaan Obat Anti Nyeri yang

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Angket (Kuesioner)

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Pengisian Angket (Informed Consent) Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

(13)

ABSTRAK

Nyeri merupakan gejala yang paling sering dialami setiap orang sebagai petanda adanya suatu gangguan di dalam tubuh. Untuk itu, diperlukan satu pendekatan dari aspek farmakologis untuk mengobatinya. Obat anti nyeri (analgesik) merupakan suatu obat yang paling sering digunakan dan banyak dijual secara bebas di seluruh dunia dan dapat diperoleh secara langsung tanpa menggunakan resep dokter. Oleh itu, diperlukan pengetahuan yang lengkap tentang penggunaan obat ini bagi memungkinkan terapi yang efektif dan aman bagi pasien.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Ayer Keroh, Melaka tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas tahun 2010. penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross-sectional Study dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas mayoritas berada dalam kategori sedang yaitu sebesar 51 orang (51%), kategori baik diperoleh sebesar 39 orang (39%) dan kategori kurang diperoleh sebesar 10 orang (10%).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat Ayer Keroh, Melaka tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas tahun 2010 berada pada kategori sedang. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi manfaat bagi institusi pemerintah, peneliti yang seterusnya dan masyarakat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas.

(14)

ABSTRACT

Pain is a very common symptom that is felt by most people as a result of any damages or disturbance in human body and it is usually managed pharmacologically. Analgesics are the most common drug used in the whole wide world and some of them can be accessed easily without doctor’s prescription. Those analgesic drugs can be called as over-the-counter (OTC) drugs. Therefore, in order to achieve succesful pharmacotherapy, the patient must be well informed about various drug related-issues of analgesics.

The aim of this research is to know that how far is the knowledge of Ayer Keroh, Melaka citizens about the usage of OTC analgesics in 2010. This research is done by using a descriptive research method with a cross-sectional approach and the sample withdrawal is done by using the purposive sampling technique.

With the total sample of 100 people, the result shows that the majority of respondent’s knowledge towards the usage of OTC analgesics is average which is 51 people (51%), the good category is 39 people (39%) and the less category is 10 people (10%).

From the results mentioned above, we can conclude that the citizens of Ayer Keroh, Melaka have an average knowledge regarding the usage of OTC analgesics. By doing this research, hopefully it will be a useful input to the government institution, nation an upcoming researchers to better up the knowledge regarding the usage of OTC analgesics.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Nyeri merupakan gejala yang paling sering dialami setiap orang sebagai petanda adanya suatu gangguan di dalam tubuh. Untuk itu, diperlukan satu pendekatan dari aspek farmakologis untuk mengobatinya. Obat anti nyeri (analgesik) merupakan suatu obat yang paling sering digunakan dan banyak dijual secara bebas di seluruh dunia. Obat ini dapat diperoleh secara langsung tanpa menggunakan resep dokter. Berdasarkan suatu survei di Amerika, lebih dari 80% orang dewasa negara tersebut menggunakan sekurang-kurangnya satu jenis obat analgesik yang dijual bebas setiap minggu dan sebanyak 25% menggunakan sekurang- kurangnya lima jenis obat (Fendrick et al., 2008).

Terdapat pelbagai jenis (baik golongan opioid maupun non-opioid), jumlah dosis dan prosedur terapeutik obat analgesik yang tersedia pada masa kini. Menurut American Medical Association (AMA, 1998), jenis-jenis obat analgesik yang bisa diperoleh di pasaran terdiri dari antipiretik dan antiinflamasi dan dapat dibahagikan kepada 5 jenis yaitu asetaminofen (aminofenol), aspirin (asam salisilat), ibuprofen, ketoprofen dan naproksen natrium. Ibuprofen, ketoprofen dan naproksen natrium merupakan obat antiinfalamasi non-steroidal yang berasal dari derivat asam propionik. Semua obat-obat ini mempunyai dosis dan bentuk sediaan yang berbeda seperti dalam bentuk cairan, tablet dan lain-lain yang bisa didapati mengikut kemampuan ekonomis masing-masing penderita.

(16)

obat-obat ini dapat berupa reaksi sensitivitas (contohnya urtikaria, ruam), toksisitas ginjal dan hati, ulkus gastrointestinal dan sebagainya (AMA, 1998).

Namun begitu, masih banyak di kalangan masyarakat kita yang belum menguasai cara-cara penggunaan yang benar tentang obat ini. Suatu kajian di Amerika menunjukkan kira-kira lebih dari 60% penderita tidak mengetahui zat aktif dalam merek obat anti nyeri yang mereka gunakan dan kira-kira 40% penderita percaya bahwa obat anti nyeri yang dijual bebas tidak akan mendatangkan sebarang kesan yang membahayakan terhadap diri mereka (Roumie, dan Griffin, 2004). Food and Drug Administration (FDA) juga telah melaporkan sebanyak 1/3 dari seluruh kejadian efek samping obat terjadi sebagai akibat daripada pemakaian analgetika (American Medical Association Division of Drugs, 1985).

Tambahan lagi, hasil penelitian Lelo et al. (1995) tentang penggunaan obat anti nyeri di Medan menunjukkan bahwa 5,37% dari masyarakatnya menggunakan obat bebas bukan analgetika. Selain itu, obat bebas yang disangka berkhasiat analgetika, sebenarnya diindikasikan untuk maksud lain misalnya; antimikroba (Amoxsan dan Lincocin), antasida (Promag dan Waisan), obat batuk (Ikadryl dan Konidin) dan lain-lain.

Penggunaan obat bebas yang tidak berkhasiat analgetika jelas tidak akan mengurangi keluhan rasa sakit yang diderita disamping penderita mengeluarkan dana secara sia-sia (Lelo et al., 1995). Berdasarkan fakta di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat di Ayer Keroh, Melaka tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas tahun 2010.

1.2.1. Rumusan Masalah

(17)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat di Ayer Keroh, Melaka tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual secara bebas.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat di Ayer Keroh, Melaka tentang pengertian obat anti nyeri.

2. Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat di Ayer Keroh, Melaka tentang jenis-jenis obat anti nyeri.

3. Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat di Ayer Keroh, Melaka tentang indikasi penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas.

4. Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat di Ayer Keroh, Melaka tentang efek-efek samping yang dapat timbul dari pemakaian obat anti nyeri yang dijual bebas dari segi dosis dan lama penggunaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Memberi masukan kepada institusi pemerintah untuk mengedukasi masyarakat tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas dengan benar.

2. Memberikan informasi kepada penderita tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas dengan benar sekaligus bisa memperoleh pengobatan yang efektif dengan efek samping yang seminimal mungkin.

3. Sebagai bahan masukan bagi pihak lain untuk melanjutkan penelitian ini ataupun penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Nyeri

2.1.1 Definisi Nyeri

Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri adalah suatu sensasi yang tidak mengenakkan dan biasanya diikuti oleh pengalaman emosi tertentu yang erat kaitannya dengan derajat kerusakan.

2.1.2 Jenis-jenis Nyeri

Terdapat dua jenis rasa nyeri yaitu rasa nyeri lambat dan cepat. Rasa nyeri cepat dapat dirasakan 0,1 detik setelah stimulus nyeri dikenakan, manakala rasa nyeri lambat dirasakan hanya setelah 1 detik stimulus diberikan dan sensasinya terasa semakin meningkat setelah beberapa detik atau menit. Dalam erti kata lain, nyeri cepat juga bisa disebut sebagai nyeri tajam, nyeri akut dan nyeri listrik. Sensasi ini dapat dirasakan apabila kulit tertusuk jarum, dibelah pisau atau dibakar. Rasa nyeri lambat pula disebut dalam nama lain sebagai nyeri kronis, nyeri berdenyut dan lain-lain. Rasa nyeri ini biasanya berhubung rapat dengan destruksi jaringan (kulit, jaringan dalam atau organ) dan bisa menyebabkan seseorang pasien itu menderita kesakitan dalam waktu jangka masa yang panjang (Guyton dan Hall, 2006).

2.1.3 Kategori Reseptor Nyeri

(19)

Nosiseptor mekanikal berespon terhadap kerusakan mekanikal seperti luka potong, tekanan atau cubitan, manakala nosiseptor termal berespon terhadap suhu yang ekstrim (terutama haba) dan nosiseptor polimodal pula berespon terhadap semua tipe rangsangan dari kerusakan jaringan seperti zat-zat kimiawi iritan yang dilepaskan dari jaringan yang telah rusak (Sherwood, 2007).

2.1.4 Zat-zat Kimiawi yang Merangsang Nyeri

Secara umumnya, nyeri tipe cepat dirangsang oleh stimulus tipe mekanik dan termal manakala nyeri tipe lambat pula dirangsang oleh ketiga-tiga stimulus tersebut (mekanik, suhu dan kimiawi). Terdapat beberapa jenis zat kimiawi yang mengeksitasi terjadinya sensasi nyeri seperti bradikinin, serotonin, histamin, ion kalium, asam, asetilkolin dan enzim proteolitik. Selain itu, ada juga zat yang disebut sebagai prostaglandin dan substansi P yang dapat meningkatkan sensitivitas nyeri tetapi tidak mengeksitasinya secara langsung (Guyton dan Hall, 2006).

(20)

2.2. Obat Anti Nyeri

2.2.1 Definisi Obat dan Obat Anti Nyeri

Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit atau gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu, misalnya membuat seseorang infertil, atau melumpuhkan otot rangka selama pembedahan (Gunawan et al., 2008).

Menurut kamus perubatan Oxford edisi 2007, obat anti nyeri bermaksud suatu obat yang meredakan rasa nyeri. Obat anti nyeri ringan (aspirin dan parasetamol) digunakan untuk meredakan nyeri kepala, nyeri gigi dan nyeri reumatik ringan manakala obat anti nyeri yang lebih poten (narkotika atau opioid) seperti morfin dan petidin hanya digunakan untuk meredakan nyeri berat memandangkan ia bisa menimbulkan gejala dependensi dan toleransi. Sesetengah analgesik termasuk aspirin, indometasin dan fenilbutazon bisa juga meredakan demam dan inflamasi serta digunakan dalam kondisi rematik.

2.2.2 Jenis- Jenis Obat Anti Nyeri

Berdasarkan sifat farmakologisnya, obat anti nyeri (analgesika) dibagi kepada dua kelompok yaitu analgesika perifer dan analgesika narkotika. Analgesika perifer (non-narkotika) terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral manakala analgesika narkotika digunakan untuk meredakan rasa nyeri hebat misalnya pada pesakit kanker (Suleman, 2006).

Obat-obat anti nyeri perifer terdiri dari analgesik antipiretik, analgesik anti-inflamasi, dan obat gout. Untuk memudahkan penggunaannya di klinik sebagai analgesik maupun anti-inflamasi, obat-obat ini dapat dibagikan kepada tiga kelompok yaitu :

(21)

c. Obat yang berefek analgesik dan anti-inflamasi kuat, yaitu derivat asam salisilat (aspirin), derivat pirazolon (fenilbutazon, dipiron), derivat asam asetat (diklofenak), dan derivat oksikan (piroksikam).

Hampir semua obat-obat ini bekerja di perifer dengan menghambat biosintesis prostaglandin (Suleman, 2006).

Obat-obat nalgesika narkotika pula disebut juga sebagai opioida (mirip opiat). Obat ini merupakan zat yang bekerja terhadap reseptor opioid khas di sistem saraf pusat, sehingga persepsi nyeri dan respons emosional terhadap nyeri berubah atau dikurangi. Analgesika narkotika ini dapat bertindak pada empat macam reseptor dalam tubuh untuk menimbulkan efeknya yaitu reseptor mu, kappa, delta dan sigma (Suleman, 2006).

2.2.3 Mekanisme Kerja Obat

1. Obat Anti Inflamasi Nonsteroid (OAINS)

Hampir semua obat AINS mempunyai tiga jenis efek yang penting yaitu : a. Efek anti-inflamatori : memodifikasi reaksi inflamasi

b. Efek analgesik : meredakan suatu rasa nyeri

c. Efek antipiretik : menurunkan suhu badan yang meningkat

Secara umumnya, semua efek-efek ini berhubungan dengan tindakan awal obat-obat tersebut yaitu penghambatan arakidonat siklooksigenase sekaligus menghambat sintesa prostaglandin dan tromboksan (Rang et al., 2003).

(22)

pertumbuhan (growth factors) yang dilepaskan menjadi sangat penting dalam aktivasi enzim tersebut.Ternyata sekarang COX-2 juga mempunyai fungsi fisiologis yaitu di ginjal, jaringan vaskular dan pada proses pembaikan jaringan. Tromboksan A2, yang

disentesis trombosit oleh COX-1, menyebabkan agregasi trombosit, vasokonstriksi dan proliferasi otot polos. Sebaliknya prostasiklin yang disintesis oleh COX-2 di endotel makrovaskular melawan efek tersebut dan menyebabkan penghambatan agregasi trombosit, vasodilatasi dan efek anti-proliferatif (Gunawan et al., 2008).

a. Efek Antipiretik

Suhu tubuh yang normal diregulasi oleh pusat suhu di hipotalamus dengan cara mengatur keseimbangan antara penggunaan dan penghasilan panas. Demam berlaku apabila terdapat suatu gangguan pada termostat hipotalamus ini yang kemudiannya dapat menyebabkan suhu set-point tubuh meningkat. Di sinilah peran OAINS dalam mengembalikan suhu tubuh seperti semula. Selepas set-point kembali normal, bermulalah mekanisme regulasi (seperti dilatasi pembuluh darah superfisial, berkeringat dan lain-lain) beroperasi untuk menurunkan suhu tubuh. Walaubagaimanapun, suhu tubuh yang normal tidak akan terpengaruh oleh OAINS (Rang et al., 2003).

(23)

b. Efek Analgesik

OAINS terutamanya sangat efektif dalam meredakan rasa nyeri yang berhubungan dengan inflamasi atau kerusakan jaringan karena ia menurunkan produksi prostaglandin yang mensensitisasikan nosiseptor kepada mediator-mediator inflamasi seperti bradikinin. Oleh itu, zat-zat ini efektif dalam menanggulangi artritis, bursitis, nyeri pada otot dan vaskuler, nyeri gigi, dismenorea, nyeri semasa postpartum dan nyeri akibat metastase kanker tulang (semua kondisi yang berhubungan dengan peningkatan sintesis prostaglandin). Jika dikombinasikan dengan opioid, gabungan tersebut bisa meredakan nyeri paska operasi. Kebolehan obat ini dalam meredakan nyeri kepala mungkin berkait rapat dengan menurunkan efek vasodilatasi oleh prostaglandin pada pembuluh darah di serebri. Terdapat juga bukti yang mengatakan bahawa ia mempunyai efek sentral yang bertindak terutamanya pada medulla spinalis (Rang et al., 2003).

c. Efek Anti-inflamatori

Terdapat berbagai mediator kimiawi yang menyebabkan reaksi inflamasi dan alergi. Setiap respon seperti vasodilatasi, peningkatan permeabilitas vaskuler, akumulasi sel dan lain-lain bisa ditimbulkan oleh berbagai mekanisme yang berlainan. Lebih-lebih lagi, mediator- mediator yang berlainan diperlukan untuk berlakunya setiap reaksi inflamasi dan alergi yang berbeda dan sesetengah mediator juga mempunyai interaksi yang kompleks dengan zat-zat lain misalnya nitrik oksida (NO) dalam jumlah yang sedikit akan menstimulasi aktivitas siklooksigenase, tetapi dalam jumlah yang banyak akan menghambatnya (Rang et al., 2003).

OAINS menurunkan hampir semua komponen respon inflamasi dan reaksi imun di mana COX-2 memainkan peranannya seperti :

1. Vasodilatasi

2. Edema (oleh mekanisme tidak langsung: vasodilatasi membantu tindakan mediator inflamasi seperti histamin yang meningkatkan permeabilitas venul postkapiler)

(24)

Penghambat siklooksigenase tidak mempunyai efek terhadap proses (perembesan enzim lisosom, produksi oksigen radikal yang toksik) yang menyebabkan kerusakan jaringan pada kondisi inflamasi kronis seperti arteritis reumatoid, vaskulitis dan nefritis (Rang et al., 2003).

Kesimpulannya, golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu. Setiap obat

menghambat siklooksigenase dengan kekuatan dan selektivitas yang berbeda (Gunawan et al., 2008).

2.2.4 Efek Samping Obat

Selain menimbulkan efek terapi yang sama, OAINS juga memiliki efek samping serupa, karena didasari oleh hambatan pada sistem biosintesis prostaglandin. Secara umum, golongan obat ini berpotensi menyebabkan efek samping pada berbagai sistem organ yaitu saluran cerna, ginjal, hati dan kulit. Efek samping terutama meningkat pada pasien usia lanjut karena paling sering membutuhkan OAINS dan umumnya membutuhkan banyak obat-obatan karena menderita berbagai penyakit. Hal ini juga bisa berlaku jika obat golongan ini digunakan pada jangka masa panjang (Gunawan et al., 2008).

1. Gangguan pada saluran cerna

(25)

2. Efek samping pada ginjal

Dosis terapeutik bagi OAINS pada individu yang sehat bisa menyebabkan sedikit gangguan pada faal ginjal, tetapi pada pasien yang tidak sehat bisa menyebabkan insufisiensi ginjal akut (masih reversibel untuk menghentikan kerja obat). Hal ini berlaku karena obat ini menghambat biosintesa dari prostanoid (PGE2

dan prostaglandin I2 (PGI2, prostasiklin)) yang terlibat dalam pengaturan

keseimbangan hemodinamik ginjal terutama sekali pada penyakit ginjal yang berhubungan dengan PGE2 . Penggunaan berlebihan OAINS secara habitual

bertahun-tahun dihubungkan dengan terjadinya nefropati analgesik (Rang et al., 2003).

3. Efek samping pada kulit (reaksi inflamasi pada kulit)

Reaksi pada kulit merupakan gejala kedua paling sering terjadi dari penggunaan obat ini, terutama asam mefenamik (frekuensi: 10-15%) dan sulindac (frekuensi:5-10%). Jenis-jenis reaksi pada kulit yang bisa dilihat adalah seperti ras ringan, urtikaria dan reaksi fotosensitifitas, hingga kejadian yang lebih fatal (jarang) (Rang et al., 2003).

4. Efek samping lain

(26)

2.2.5 Obat-obat Anti Nyeri yang Dijual Bebas

Untuk memudahkan penilaian tentang status obat-obatan yang dijual bebas, Food and Drug Administration (FDA) telah menetapkan beberapa kriteria yaitu : a. Obat-obatan tersebut harus mempunyai resiko efek samping yang rendah pada dosis terapeutik dan kurang berpotensi untuk disalahgunakan.

b. Obat-obat ini hendaklah digunakan pada kondisi yang umum, benigna dan bisa didiagnosa sendiri bagi pengguna biasa.

c. Produk tersebut haruslah dilabel dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pengguna biasa agar pengguna tahu tentang indikasi, kontraindikasi dan arahan penggunaan obat tersebut.

Menurut American Pharmacists Association, terdapat tiga jenis analgetika yang bisa didapatkan tanpa resep dokter yaitu salisilat (termasuk aspirin dan natrium salisilat yang lebih jarang digunakan), derivat asam propionat (ibuprofen, naproksen, ketoprofen), dan aminofenol (asetaminofen). Salisilat dan derivat asam propionik dikenali juga sebagai obat anti inflamatori non-steroidal. Menurut Rang dkk, obat parasetamol (asetaminofen) juga merupakan obat anti inflamatori non-steroidal karena mempunyai efek antiinflamasi yang lemah.

Oleh itu, haruslah diketahui tentang beberapa hal untuk menentukan obat analgetika mana yang sesuai dengan gejala yang dirasakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :

a. Tipe rasa nyeri (misalnya, asetaminofen tidak mempunyai efek anti-inflamasi, jadi tidak bisa digunakan dalam kasus inflamasi)

b. Kontraindikasi (contohnya, aspirin tidak bisa diberikan kepada anak-anak di bawah usia 18 tahun karena beresiko untuk berlaku Sindroma Reye)

(27)

Aspek-aspek farmakologis obat-obat yang dijual bebas adalah seperti berikut : 1. Salisilat

Obat ini mempunyai efek analgesika antipiretik dan anti-inflamasi kuat. Potensi efeknya menjadi standar perbandingan bagi obat analgesik lainnya. Efek analgesiknya lebih kecil dari kodein. Pada dosis tinggi (5-8 gr/hari) obat ini bersifat urikosurik. Obat ini mempengaruhi fungsi trombosit, memperpanjang waktu perdarahan dan menyebabkan hipoprotrombinemia. Absorbsinya baik melalui saluran cerna, sebagian kecil di lambung dan terbesar di usus halus. Biotransformasi salisilat terjadi di banyak jaringan terutama di mikrosoma dan mitokondria hati. Zat ini diekskresi dalam bentuk metabolitnya terutama melalui ginjal, sebagian kecil melalui keringat dan empedu (Suleman, 2006). Selain mempunyai efek analgesik dan antipiretik, obat (contohnya aspirin) ini juga mempunyai efek antiplatlet dengan menghambat siklooksigenase platlet secara irreversibel. Kesannya, ia dapat menurunkan insidens kejadian TIA (Transient Ischaemic Attack), angina yang tidak stabil, trombosis arteri koroner dengan infark miokard dan trombosis selepas coronary artery bypass grafting (Katzung, 2007).

(28)

2. Parasetamol (asetaminofen)

Parasetamol merupakan obat analgesik- antipiretik non-narkotik yang paling sering digunakan. Obat ini mempunyai sifat anti-inflamasi yang lemah dan dilaporkan sebagai penghambat selektif bagi enzim COX-3 yang masih lagi dalam penelitian (Chandrasekaran et al., 2002). Obat ini tidak mengiritasi lambung dan berefek lemah terhadap trombosit serta tidak berpengaruh terhadap waktu perdarahan maupun sekresi asam urat. Absorbsinya cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dapat dicapai dalam waktu 30 menit dan masa paruh plasma antara 1-3 jam. Distribusinya ke seluruh tubuh dan terikat dalam plasma setinggi 25%. Obat ini dimetabolisme di hepar pada mikrosoma hati. Sebagian besar (80%) zat ini dikonyugasi dengan asam glukuronat dan sebagian kecil dengan asam sulfat. Obat ini dapat juga dihidroksilasi, hasil metabolitnya dapat menimbulkan methemoglobin dan hemolisis eritrosit. Ekskresinya melalui ginjal, sebahagian kecil (3%) sebagai parasetamol (Suleman, 2006).

Dalam dosis terapeutik, efek samping jarang ditemukan walaupun respon alergi kulit kadang-kadang berlaku. Pengambilan secara regular dalam dosis yang tinggi secara berlama-lama dapat meningkatkan resiko kejadian kerusakan ginjal. Efek toksisitasnya dapat terjadi nekrosis hepar, nekrosis tubulus renalis, serta koma hipoglikemi dan hepatoksisitas dapat terjadi pada dosis tunggal 10g (Suleman, 2006).

3. Ibuprofen

Obat ini mempunyai efek analgesik yang kekuatannya sama dengan aspirin, dan efek anti-inflamasinya adalah ringan sampai sedang. Zat ini mempunyai efek iritasi gaster yang lebih ringan dari aspirin. Obat ini berpengaruh terhadap trombosit dan memperpanjang waktu perdarahan (Suleman, 2006).

4. Asam Mefenamat

(29)

mempengaruhi trombosit, dan dapat menyebabkan anemia hemolitik. Asam mefenamat diabsorbsi secara lambat dari saluran pencernaan. Kadar puncak dalam plasma tercapai dalam 2-4 jam denagn waktu paruh sekitar 2-4 jam. Obat ini dimetabolisme di hepar dan kemudiannya diekskresikan sebagian besar melalui urin dan sebagian kecil (20%) melalui feses (Suleman, 2006).

2.3. Pengetahuan (Knowledge)

Menurut Bloom (1908) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) pula, perilaku manusia ini terbagi kepada tiga domain atau kawasan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Namun dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran dalam hasil pendidikan kesehatan menjadi penegetahuan, sikap dan tindakan.

Proses pembelajaran atau pengalaman ini dapat diperoleh melalui proses penginderaan terhadap suatu objek tertentu melalui panca indera manusia, misalnya melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecapan dan perabaan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan yang tercakup di dalam domain kognitif ini terdiri dari beberapa tingkatan yaitu (Notoatmodjo, 2007):

a. Tahu (know)

Tahu bermaksud mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Akan tetapi, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah karena tahu adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

b. Memahami (comprehension)

(30)

c. Aplikasi (application)

Aplikasi berarti sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari dalam suatu kondisi atau situasi yang sebenar.

d. Analisis (analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen tapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada kaitan antara satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain memformulasikan suatu yang baru dari formulasi-formulasi yang sedia ada.

f. Evaluasi (evaluation)

(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional 3.2.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah kemampuan penderita dalam menjawab pertanyaan tentang segala sesuatu mengenai obat anti nyeri yang dijual bebas termasuk pengertiannya, jenis-jenisnya, berapa lamakah ia perlu diambil dan apa saja efek samping yang mungkin terjadi.

Cara ukur : Angket Masyarakat

- umur - pendidikan

Gambaran pengetahuan tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas .

 Pengertian obat anti nyeri  Jenis-jenis obat

anti nyeri  Indikasi

penggunaan obat anti nyeri  Efek samping

(32)

Alat ukur : Kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 11 pertanyaan. Jawaban benar diberi nilai 2, jawaban salah dinilai 1 dan jawaban tidak tahu dinilai 0. Selanjutnya ditetapkan nilai maksimum =20, jika seluruh pertanyaan dijawab benar dan nilai minimum =0 jika seluruh pertanyaan dijawab salah.

Kategori (Hasil ukur) : Dengan memakai skala pengukuran seperti berikut: 1. Baik, bila jawaban responden benar > 75% dari total nilai angket pengetahuan 2. Sedang, bila jawaban responden benar antara 50-75% dari total nilai angket pengetahuan

3. Kurang, bila jawaban responden benar < 50% dari total nilai angket pengetahuan Skala pengukuran : Ordinal

3.2.7 Umur

Umur adalah usia penderita saat dilakukan penelitian yang dinyatakan dalam tahun. Cara ukur adalah melalui wawancara dengan pengisian data peribadi melalui kuesioner.

Hasil ukur : Dengan memakai skala pengukuran menurut Lefterova dan Getov (2004) yaitu :

< 30 tahun 31-50 tahun > 50 tahun Skala ukur : Rasio

3.2.8 Pendidikan

Pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang diselesaikan responden. Cara ukur adalah melalui wawancara dengan pengisian data peribadi melalui kuesioner.

(33)

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA) Perguruan Tinggi

(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross-sectional studi, yaitu melakukan pengamatan sesaat dalam satu waktu mengenai tingkat pengetahuan masyarakat berdasarkan umur dan tingkat pendidikan responden dari data primer yang diperoleh melalui angket dengan pengisian kuesioner yang telah disediakan.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dijalankan selama tiga bulan dimulai bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Nopember 2010. Penelitian ini dimulai dari penelusuran daftar pustaka, penyusunan proposal penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, seminar proposal, dan dilanjutkan dengan penelitian lapangan mulai dari pengumpulan data hingga ke penulisan hasil laporan.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ayer Keroh, Melaka. Pemilihan lokasi ini adalah karena belum pernah diadakan penelitian tentang gambaran pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas sebelum ini di lokasi tersebut.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

(35)

4.3.2 Sampel

Sampel adalah orang-orang awam yang datang ke warung-warung yang berada di Ayer Keroh, Melaka yang ada menjual obat anti nyeri. Sampel ini diambil secara judgemental atau purposive sampling. Orang-orang awam yang tinggal di Ayer Keroh, Melaka dan pernah mengambil obat anti nyeri yang dijual bebas serta dapat memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian diambil sebagai sampel (Sastroasmoro, 2008). Penentuan besar sampel digunakan rumus sebagai berikut : (Wahyuni, 2007)

Populasi finit (terbatas) N.Z21-α/2 p.(1-p) n =

(N-1)d2 + Z21-α/2 .p.(1-p)

Keterangan:

n = besar sampel minimum

Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu (1,96) p = harga proporsi di populasi (0,50)

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (10%) N = jumlah populasi (27, 746)

Oleh itu dikirakan besar sampel yang diinginkan adalah: n = 27,746. 1,962. 0,50. (1-0,50)

(27,746-1). 0,12. 1,962. 0,50. (1-0,50) = 95,71 ≈ 100

(36)

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pada pelaksanaan penelitian, data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui cara angket dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang diisi oleh responden dan seterusnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Kemudian kuesioner tersebut diberikan kepada sampel untuk diisi. Data primer terdiri dari pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas. Berikut merupakan beberapa lampiran yang akan disertakan dengan instrumen penelitian.

Lampiran A :

Adalah lembaran persetujuan penelitian. Lampiran ini berisi tentang penjelasan kepada responden tentang penelitian yang dijalankan yang memuatkan tanda tangan peneliti dan responden sebagai tanda persetujuan dari responden.

Lampiran B :

Kuesioner yang diisi oleh responden.

4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan terlebih dahulu pada kuesioner dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 13.0 pada kuesioner pertama yang dibuat pada 20 orang sampel. Menurut Notoatmodjo (2005), validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut. Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk, berarti semua item yang ada dalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur.

(37)

sama (Notoatmodjo, 2005). Setelah diuji validitas dan reliabilitas, kemudian kuesioner ini diberi kepada responden penelitian untuk diisi.

4.6. Pengolahan dan Analisa Data

(38)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan dengan menggunakan instrumen angket yang telah diisi oleh responden di tempat tanpa dibawa pulang ke rumah. Hasil angket yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dijalankan pada bulan Juni 2010 di Ayer Keroh, Melaka. Ayer Keroh merupakan salah satu kawasan dari empat kawasan Melaka yang terdiri dari enam kawasan longitud 102.279999 serta mempunyai penduduk yang dianggarkan sebanyak 27,746 orang.

(39)

5.1.2 Karakteristik Individu

Responden dalam penelitian ini adalah orang-orang awam yang datang ke warung-warung yang berada di Ayer Keroh, Melaka yang ada menjual obat anti nyeri. Sebanyak 100 orang diambil sebagai sampel dan karakteristik responden ini dapat dibagikan megikut jenis kelamin, umur dan tingkat pendidikan.

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa responden yang paling banyak berperan dalam penelitian ini adalah kelompok responden perempuan yaitu sebanyak 57 orang (57%) manakala kelompok laki-laki pula adalah sebanyak 43 orang (43%).

Berdasarkan tabel ini juga dapat diketahui bahwa umur responden yang paling banyak adalah dari 31 hingga 50 tahun yaitu sebanyak 49 orang (49%) sedangkan umur responden yang paling sedikit adalah dari golongan umur lebih 50 tahun yaitu sebanyak 11 orang (11%).

(40)
[image:40.612.104.534.194.446.2]

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin, Umur dan Tingkat Pendidikan di Ayer Keroh, Melaka

5.1.3 Hasil Analisa Data

Pengetahuan Responden tentang Penggunaan Obat Anti Nyeri yang Dijual Bebas

Tingkat pengetahuan pengguna obat anti nyeri (responden) dinilai berdasarkan 12 pertanyaan. Pertanyaan yang ditanyakan mencakup pengetahuan tentang obat anti nyeri dan cara penggunaannya.

Berdasarkan Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa pengetahuan responden terhadap penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas adalah sedang yaitu sebanyak 59 orang (59%) sedangkan bagian yang terkecil adalah responden dengan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 2 orang (2%).

Karakteristik Frekuensi (n) Persen (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 43 43

Perempuan 57 57

Umur

Kurang dari 31 tahun 40 40

31 hingga 50 tahun 49 49

Lebih dari 50 tahun 11 11

Tingkat Pendidikan

Sekolah Rendah 6 6

Sekolah Menengah 58 58

(41)

Berdasarkan Tabel 5.3. diketahui bahwa pengetahuan responden yang baik adalah mengenai kapan digunakan obat anti nyeri yaitu sebanyak 98 orang (98%) yang menjawab dengan benar, pengetahuan responden tentang tempoh penggunaan obat anti nyeri juga adalah baik yaitu sebanyak 89 orang (89%) menjawab dengan benar dan pengetahuan mereka tentang cara pemilihan obat anti nyeri yang baik juga adalah baik yaitu sebanyak 75 orang (75%) menjawab dengan benar bagi setiap satu pertanyaan ini.

[image:41.612.108.534.486.591.2]

Pengetahuan responden tentang efek penggunaan obat anti nyeri dalam jumlah dosis yang tinggi pula adalah kurang yaitu hanya sebanyak 26 orang (26%) sahaja yang menjawab dengan benar. Selain itu pengetahuan responden tentang kegunaan obat anti nyeri juga adalah kurang yaitu hanya sebanyak 27 orang (27%) yang menjawab dengan benar dan bagi pengetahuan responden tentang efek penggunaan obat anti nyeri dalam tempoh yang lama juga kurang yaitu sebanyak 35 orang (35%) yang menjawab dengan benar.

Tabel 5.2. Pengetahuan Masyarakat Ayer Keroh, Melaka tentang Penggunaan Obat Anti Nyeri yang Dijual Bebas

Pengetahuan Jumlah Persen (%)

Baik 39 39

Sedang 51 51

Kurang 10 10

(42)
[image:42.612.115.564.151.537.2]

Tabel 5.3. Penyataan Mengenai Pengetahuan Masyarakat Ayer Keroh, Melaka tentang Penggunaan Obat Anti Nyeri yang Dijual Bebas

Pengetahuan

Benar Salah Tidak

Tahu

No Item (n) (%) (n) (%) (n) (%)

2 Cara mendapatkan obat anti nyeri 38 38 61 61 1 1 3 Kegunaan obat anti nyeri 27 27 72 72 1 1 4 Kapan digunakan obat anti nyeri 98 98 0 0 2 2 5 klasifikasi obat anti nyeri 55 55 20 20 25 25 6 Pengertian obat anti nyeri atau jenis-jenis

obat yang termasuk anti nyeri

62 62 27 27 11 11

7 Lama penggunaan obat anti nyeri 81 81 0 0 19 19 8 Efek samping penggunaan obat anti nyeri 54 54 25 25 21 21 9 Cara penggunaan obat anti nyeri 50 50 32 32 18 18 10 Cara pemilihan obat anti nyeri yang baik 75 75 7 7 18 18 11 Efek penggunaan obat anti nyeri dalam

tempoh yang lama

35 35 6 6 59 59

12 Efek penggunaan obat anti nyeri dalam jumlah dosis yang tinggi

(43)

5.2. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada masyarakat di Ayer keroh, Melaka tahun 2010, diperoleh data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 100 orang responden. Data tersebut dijadikan panduan dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir.

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan (Notoadmodjo, 2007).

Pengetahuan yang baik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber informasi dan faktor pendidikan serta faktor lingkungan. Bagi faktor pendidikan, ini dapat dilihat pada Tabel 5.2. dimana sebagian besar responden yaitu sebanyak 51 orang (51%) memiliki pengetahuan yang sedang tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas dan sebagian kecil pula berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 orang (10%). Jika dilihat pada Tabel 5.1. pula mayoritas responden berpendidikan sehingga tingkat Sekolah Menengah yaitu sebanyak 58 orang (58%). Berdasarkan data ini dapat dibuktikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik juga pengetahuan responden terhadap penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas.

(44)

Lama penggunaan obat anti nyeri pula mendapat persentase kedua terbesar yaitu sebanyak 81 orang (81%) yang menjawab dengan benar. Hal ini adalah karena mungkin mereka memang sudah mengetahui bahwa obat ini jika digunakan secara berlama-lamaan bisa menimbulkan efek toksik pada tubuh. Namun begitu, mereka juga berkemungkinan menjawab dengan benar oleh karena mereka hanya menggunakan obat tersebut saat mereka sakit saja dan merasakan mereka tidak perlu menggunakan obat anti nyeri apabila diri sudah sehat.

Mayoritas responden menjawab dengan benar tentang cara pemilihan obat anti nyeri yaitu sebanyak 75 orang (75%) memilih obat anti nyeri yang sesuai dengan gejala yang dialami. Manakala sebagian kecil memilih obat anti nyeri dengan cara yang salah yaitu berdasarkan harga murah dan mahal tanpa memikirkan efektifitas obat tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada orang yang belum memahami beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan obat yang sesuai yaitu menurut tipe rasa nyeri yang dialami, kontraindikasi dan profil efek samping setiap obat (American Pharmacists Association, 2008).

Berdasarkan Tabel 5.4. juga, mayoritas responden menjawab dengan salah dan tidak tahu yaitu sebanyak 40 orang (40%) dan 34 orang (34%) mengenai efek penggunaan obat anti nyeri dalam jumlah dosis yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan orang masih tidak mengetahui apa yang bisa terjadi jika dosis diambil secara berlebihan. Masih ramai yang belum menguasai apa yang dikatakan dengan dosis terapeutik dan dosis toksis. Mungkin juga mereka merasakan jika mengambil obat dalam dosis yang tinggi akan mempercepatkan proses penyembuhan gejala nyeri yang dialami, sedangkan hal tersebut hanya akan menimbulkan ’ceiling effect’ dimana efek yang diinginkan tidak akan bertambah lagi walaupun dosis telah ditingkatkan dan hanya efek toksis yang akan bertambah.

(45)

obat anti nyeri seperti efek antiinflamasi, efek analgesik dan efek antipiretik (Rang et al., 2003).

Berdasarkan Tabel 5.3., sebanyak 61 orang (61%) menjawab dengan salah tentang cara untuk mendapatkan obat anti nyeri. Mereka berpendapat bahwa semua obat anti nyeri harus didapatkan dengan preskripsi dokter saja sedangkan terdapat beberapa golongan obat anti nyeri yang dapat diperolehi dari warung atau farmasi(apotek). Menurut American Pharmacists Association, obat anti nyeri yang dijual bebas biasanya digunakan untuk merawat rasa nyeri yang ringan hingga sedang dan selamat serta efektif untuk digunakan dalam waktu yang singkat jika diambil sesuai arahan. Terdapat tiga jenis analgetika yang dijual bebas yaitu salisilat, derivat asam propionat dan aminofenol.

Selain itu, kebanyakan responden juga menjawab tidak tahu yaitu sebanyak 59 orang (59%) tentang efek penggunaan obat anti nyeri dalam tempoh yang lama. Hal ini mungkin adalah karena kebanyakan orang hanya menggunakan obat anti nyeri dalam waktu yang singkat saja. Selepas gejala nyeri yang dialami telah hilang, mereka sudah tidak menggunakan lagi obat-obat tersebut. Ini juga dapat membuktikan bahwa pengalaman seseorang itu merupakan faktor yang penting dalam proses pembelajaran untuk memperoleh suatu ilmu pengetahuan (Notoadmodjo, 2007). Hal ini juga mungkin adalah karena pada produk obat-obatan tidak terdapatnya catatan tentang efek samping obat jika digunakan secara berlama-lamaan.

(46)
(47)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai tingkat pengetahuan masayarakat di Ayer Keroh, Melaka tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas tahun 2010 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Tingkat pengetahuan masyarakat di Ayer Keroh, Melaka tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas tahun 2010 diperoleh sebagian besar adalah berpengetahuan sedang yaitu sebanyak 51 orang (51%), sebanyak 39 orang (39%) berpengetahuan baik dan sebagian kecil berpengetahuan kurang sebanyak 10 orang (10%).

b. Sebagian besar dari masyarakat Ayer Keroh, Melaka sudah mengetahui tentang pengertian dan jenis-jenis obat anti nyeri yaitu sebanyak 62 orang (62%).

c. Hampir semua masyarakat di Ayer Keroh, Melaka juga telah mengetahui tentang indikasi penggunaan obat anti nyeri yaitu sebanyak 98 orang (98%). d. Sebagian besar dari masyarakat Ayer Keroh, Melaka masih belum mengetahui

tentang efek-efek samping yang dapat timbul dari pemakaian obat anti nyeri dari segi dosis yang tinggi yaitu sebanyak 34 orang (34%) dan dari segi penggunaan secara berlama-lama yaitu sebanyak 59 orang (59%).

6.2. Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dari peneliti, yaitu:

(48)

bulan sekali. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara lintas sektoral dan lintas program. Hal ini penting dengan pertimbangan bahwa pada umumnya masyarakat mempunyai tingkat pendidikan yang hanya memadai (Sekolah Menengah) dan pengetahuan dalam penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas masih kurang.

b. Setiap petugas apotek harus menyiapkan diri sebagai sumber informasi (konselor) bagi masyarakat dan keahlian kompetensinya dan harus diberikan secara bijaksana dengan memperhatikan persepsi, jenis kebutuhan dan dampak psikologis informasi.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Family Physicians and American Pharmacists Association, 2008. Appropriate Use of Common OTC Analgesics and Cough and Cold

Medications. Member of American Academy of Family Physicians.

American Medical Association, 1998. Over-the-Counter Analgesics in Adult Patients- An Overview. Healthcare Education Products and Standards.

Fendrick, A.M., Pan, D.E., and Johnson, G.E., 2008. OTC Analgesics and Drug Interactions: Clinical Implications. Osteopathic Medicine and Primary Care 2 (2).

Furst, D.E., and Ulrich, R.W., 2007. Nonsteroidal Anti- Inflammatory Drugs, Disease- Modifying Antirheumatic Drugs, Nonopioid Analgesics, And Drugs Used in Gout. In: Katzung, B.G., ed. Basic and Clinical Pharmacology. Singapore: Mc Graw Hill, 573-582.

Guyton, A.C., and Hall, J.E., 2006. Medical Physiology. 11th ed. China: Elsevier Inc..

Kementerian Kesihatan Malaysia, 2009. Ubat Melalui Kaunter. Bahagian Pendidikan Kesihatan.

(50)

Lelo, A., Arifin, H., dan Hadisahputra, S., 1995. Ragam Obat Bebas Penghilang Rasa Sakit (Analgetika) yang Digunakan Masyarakat. Dalam: Lubis, C.P. (eds). 1995. Komunikasi Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara, Medan: 256-262.

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Ketiga. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta.

Oxford University Press, 2002. Concise Medical Dictionary. 6th ed. UK: Market House Books Ltd.

Pratomo, H., 1990. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat dan Keluarga Berencana/Kependudukan. Jakarta: Unit Pelaksana Proyek Pengembangan SKM di Indonesia.

Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., and Moore, P.K., 2003. Pharmacology. 5th ed. UK: Churchill Livingstone.

(51)

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto.

Sherwood, L., 2007. Human Physiology. 6 th ed. China: Thomson Books/ Cole.

Suleman, A., 2006. Tinjauan Farmakologis Obat-Obat Analgesik Untuk Rasa Nyeri. Dalam: Hasan, W., (eds). 2006. Info Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan: 90-97.

Wahyuni, A.S., 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication.

(52)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurashikin Binti Saleh

Tempat / Tanggal Lahir: Melaka, Malaysia / 21 Juni 1988 Agama : Islam

Alamat : No. 29, Jalan MP9, Melaka Perdana Resort Homes, Jalan Seri Negeri, Bukit Katil, 75450 Melaka, Malaysia. Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan Bukit Beruang

2. Sekolah Menengah Kebangsaan Tinggi Perempuan Melaka

3. Kolej Matrikulasi Melaka

Riwayat Pelatihan : Seminar and Training in Presentation of Research Proposal Riwayat Organisasi : 1. Persatuan Mahasiswa Malaysia USU (PM-USU)

(53)

GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DI AYER KEROH, MELAKA TENTANG PENGGUNAAN UBAT ANTI NYERI (PAIN KILLER/

ANALGESIC) YANG DIJUAL BEBAS.

Identiti Responden Nama :

Umur : Alamat :

Jenis Kelamin : L/ P

Pendidikan terakhir : A. Sekolah Dasar (SD)

B. Sekolah Menengah Pertama (SMP) C. Sekolah Menengah Atas (SMA) D. Pengajian Tinggi

E. Lain-lain, sila nyatakan ... Pekerjaan :

Pendapatan :

Sila bulatkan jawapan yang dianggap BENAR. Pilih SATU jawapan saja. 1. Dimanakah anda selalu membeli obat?

A. Farmasi/ Apotek B. Warung

C. Lain-lain, sebutkan...

2. Bagi anda, bagaimanakah caranya untuk mendapatkan obat anti nyeri? A. Semua obat anti nyeri harus didapatkan dengan preskripsi dari dokter B. Ada yang boleh dibeli di warung dan apotek/ farmasi

C. Tidak tahu

3. Bagi anda, apakah kegunaan obat anti nyeri? A. Menghilangkan nyeri saja

B. Menghilangkan nyeri dan demam C. Tidak tahu

D. Lain-lain, sebutkan...

4. Bilakah anda menggunakan obat anti nyeri? A. Waktu berasa nyeri saja

(54)

5. Bagi anda, adakah obat anti nyeri dapat menyebabkan ketagihan? A. Semua obat anti nyeri dapat menyebabkan ketergantungan B. Ada sebagian saja yang dapat menyebabkan ketergantungan B. Tidak boleh sama sekali

C. Tidak tahu

6. Apakah jenis obat anti nyeri yang selalu anda beli? A. Antibiotik

B. Obat batuk C. Jamu D. Obat Cina E. Obat demam F. Tidak tahu

G. Lain-lain, sebutkan...

7. Adakah anda tahu berapa lamakah obat anti nyeri boleh digunakan? A. Digunakan apabila perlu saja

B. Masih diteruskan penggunaannya walaupun sudah sembuh C. Tidak tahu

8. Bagi anda, apakah efek samping(side effects) yang sering berlaku apabila menggunakan obat anti nyeri yang anda beli?

A. Perut perih B. Muntah C. Tuli D. Tidak tahu

9. Bagi anda, adakah penggunaan obat anti nyeri perlu disesuaikan mengikut jenis rasa nyeri/ gejala yang dialami?

A. Ya B. Tidak C. Tidak tahu

10. Pada pandangan anda, pemilihan obat anti nyeri yang baik adalah A. Obat anti nyeri yang dijual dengan harga yang murah

B. Obat anti nyeri yang dijual denagn harga yang mahal C. Obat anti nyeri yang sesuai dengan gejala yang dialami D. Tidak tahu

(55)

11. Pada pendapat anda apakah yang akan terjadi sekiranya obat ini digunakan secara berlama-lama?

A. Gangguan ginjal B. Gangguan pendengaran C. Gangguan penglihatan D. Tidak tahu

12. Bagi anda, apakah yang akan terjadi sekiranya obat anti nyeri ini digunakan dalam jumlah dosis yang tinggi?

(56)

PERSETUJUAN PENELITIAN

Saya, Nurashikin bt Saleh dengan NIM 070100437 merupakan Mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tujuan saya melakukan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas.

Untuk mendukung penelitian ini, saya memerlukan jasa baik saudara untuk mengisi kuesioner ini. Pengisian kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis. Kerahsiaan semua informasi yang saudara berikan akan dijaga oleh saya dan hanya digunakan untuk tujuan penelitian sahaja.

Jawablah soalan yang diberikan dalam kuesioner ini dengan benar mengikut pendapat saudara. Sekiranya ada soalan yang tidak saudara fahami, bolehlah ditanya langsung kepada saya. Jika saudara bersetuju untuk menjadi responden bagi

penelitian ini, sila turunkan tanda tangan saudara di tempat yang disediakan. Saudara juga berhak menolak sekiranya saudara tidak mahu menjadi responden bagi penelitian ini. Atas perhatian dan kesediaan saudara, saya dahului dengan ucapan terima kasih.

Medan, Mei 2010 Responden, Peneliti,

(57)

DATA INDUK DAN HASIL OUTPUT

GAMBARAN PENGETAHUAN MAYARAKAT AYER KEROH, MELAKA TENTANG PENGGUNAAN OBAT ANTI NYERI YANG DIJUAL BEBAS

TAHUN 2010

Karakteristik Responden:

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 43 43.0 43.0 43.0

PEREMPUAN 57 57.0 57.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

TINGKAT PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SEK REN 6 6.0 6.0 6.0

SEK MEN 58 58.0 58.0 64.0

PT 36 36.0 36.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

TINGKAT UMUR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid DEWASA MUDA 40 40.0 40.0 40.0

DEWASA 49 49.0 49.0 89.0

TUA 11 11.0 11.0 100.0

(58)

Pertanyaan Pengetahuan:

PERTANYAAN 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 1 1.0 1.0 1.0

1 61 61.0 61.0 62.0

2 38 38.0 38.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 1 1.0 1.0 1.0

1 72 72.0 72.0 73.0

2 27 27.0 27.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 2 2.0 2.0 2.0

2 98 98.0 98.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 25 25.0 25.0 25.0

1 20 20.0 20.0 45.0

2 55 55.0 55.0 100.0

(59)

PERTANYAAN 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 11 11.0 11.0 11.0

1 27 27.0 27.0 38.0

2 62 62.0 62.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 19 19.0 19.0 19.0

2 81 81.0 81.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 21 21.0 21.0 21.0

1 25 25.0 25.0 46.0

2 54 54.0 54.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 18 18.0 18.0 18.0

1 32 32.0 32.0 50.0

2 50 50.0 50.0 100.0

(60)

PERTANYAAN 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 18 18.0 18.0 18.0

1 7 7.0 7.0 25.0

2 75 75.0 75.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 59 59.0 59.0 59.0

1 6 6.0 6.0 65.0

2 35 35.0 35.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 34 34.0 34.0 34.0

1 40 40.0 40.0 74.0

2 26 26.0 26.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

TINGKAT PENGETAHUAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BAIK 39 39.0 39.0 39.0

SEDANG 59 59.0 59.0 98.0

KURANG 2 2.0 2.0 100.0

(61)

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas: Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 2 0.550 Valid 0.902 Reliabel

3 0.642 Valid Reliabel

4 0.808 Valid Reliabel

5 0.853 Valid Reliabel

6 0.635 Valid Reliabel

7 0.832 Valid Reliabel

8 0.841 Valid Reliabel

9 0.550 Valid Reliabel

10 0.642 Valid Reliabel

11 0.557 Valid Reliabel

12 0.853 Valid Reliabel

13 0.528 Valid Reliabel

(62)
[image:62.612.106.538.174.699.2]

Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Penggunaan Obat Anti Nyeri yang Dijual Bebas

No Pernyataan Responden tentang Penggunaan Obat Anti Nyeri yang Dijual Bebas

Jumlah (n)

Persen (%) 2 Cara mendapatkan obat anti nyeri

a. Harus dengan preskripsi dokter (salah) b. Beli di kedai runcit dan farmasi (benar) c. Tidak tahu

61 38 1 61 38 1

Total 100 100

3 Kegunaan obat anti nyeri

a. Menghilangkan nyeri sahaja (salah) b. Menghilangkan nyeri dan demam (benar) c. Tidak tahu

d. Lain-lain 72 27 1 0 72 27 1 0

Total 100 100

4 Kapan digunakan obat anti nyeri a. Saat nyeri saja (benar) b. Kapan-kapan saja (salah) c. tidak tahu

98 0 2 98 0 2

Total 100 100

5 Klasifikasi obat anti nyeri

a. Semua obat anti nyeri menyebabkan ketagihan (salah)

b. Sebagian saja obat anti nyeri bisa menyebabkan ketagihan (benar)

c. Tiada obat anti nyeri yang menyebabkan ketagihan (salah)

d. Tidak tahu

14 55 11 20 14 55 11 20

Total 100 100

6 Pengertian obat anti nyeri atau jenis-jenis obat yang termasuk anti nyeri

a. Antibiotika (salah) b. Obat batuk (salah) c. Jamu (salah) d. Obat Cina (salah) e. Obat demam (benar) f. Tidak tahu

g. Lain-lain 17 5 2 3 42 11 20 17 5 2 3 42 11 20

(63)

7 Lama penggunaan obat anti nyeri a. Guna bila perlu (benar)

b. Masih diteruskan walau sudah sembuh (salah) c. Tidak Tahu

81 0 19 81 0 19

Total 100 100

8 Efek samping penggunaan obat anti nyeri a. Pedih perut (benar)

b. Muntah (benar) c. Tuli (salah) d. Tidak tahu

30 24 25 21 30 24 25 21

Total 100 100

9 Cara penggunaan obat anti nyeri a. Berdasarkan gejala (benar) b. Tidak berdasarkan gejala (salah) c. Tidak tahu

50 32 18 50 32 18

Total 100 100

10 Cara pemilihan obat anti nyeri yang baik a. Obat yang harganya murah (salah) b. Obat yang harganya mahal (salah) c. Obat sesuai gejala (benar)

d. Tidak tahu e. Lain-lain 4 3 75 18 0 4 3 75 18 0

Total 100 100

11 Efek penggunaan obat anti nyeri pada tempoh yang lama

a. Gangguan ginjal (benar) b. Gangguan pendegaran (salah) c. Gangguan penglihatan (salah) d. Tidak tahu

35 3 3 59 35 3 3 59

Total 100 100

12 Efek penggunaan obat anti nyeri dalam jumlah dosis yang tinggi

a. Gangguan jantung (salah) b. Keracunan pada hati (benar) c. Gangguan napas (salah) d. Tidak tahu

25 26 15 34 25 26 15 34

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin, Umur dan Tingkat Pendidikan di Ayer Keroh, Melaka
Tabel 5.2. Pengetahuan Masyarakat Ayer Keroh, Melaka tentang Penggunaan
Tabel 5.3. Penyataan Mengenai Pengetahuan Masyarakat Ayer Keroh, Melaka
Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Parameter formal adalah : Parameter yang dideklarasikan di dalam bagian header prosedur itu sendiri.... Parameter actual dan

Therefore, the researcher only limits this study on the types, implementation, and advantages of pre-reading activities at English Education Department of UMY.. In addition, this

Hal tersebut mengindikasikan bahwa sampel R2 bersifat amorf atau dapat dikatakan tidak terbentuknya ikatan- ikatan penyusun keramik yang diakibatkan rusaknya material

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. © Adjie Ginanjar 2016 Universitas

Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta, opini yang menarik. Atau penting, atau keduanya yang dibutuhkan sejumlah orang.. Diklat Dasar Jabatan Fungsional Pranata

Hasil analisis laboratorium pada 12 sampel air sungai.. 121 menunjukkan kecendrungan nilai amonia yang naik pada sampel S2 dan kembali turun pada sampel S3. Hanya pada titik

KESIKFDLAH J)AS

Penyelenggaraan tindakan karantina kesehatan saat ini dilakukan terhadap alat angkut, orang, dan barang di pintu masuk, yaitu pelabuhan dan bandar udara, yang masing-masing