• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KEMAMPUAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM MEMBUAT LKS BIOLOGI JENJANG SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KEMAMPUAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM MEMBUAT LKS BIOLOGI JENJANG SMA"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PROFIL KEMAMPUAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM MENYUSUN LKS BIOLOGIJENJANG SMA

(Kajian Deskriptif pada Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Lampung Peserta PPL Tahun 2013)

Oleh

MAYVENA LIZORA

Guru harus memiliki kemampuan dalam menyusun bahan ajar, salah satunya adalah LKS. Oleh karena itu, mahasiswa calon guru Biologi yang sedang dalam tahap pre-service harus memiliki kemampuan dalam menyusun LKS dengan susunan format yang baik dan isi LKS mencerminkan ciri khas dari pembelajaran Biologi. Dalam rangka untuk mengetahui profil kemampuan mahasiswa

Pendidikan Biologi dalam menyusun LKS yang sesuai dengan kaidah maka dilakukanlah penelitian ini. Adapun kaidah yang dimaksud ditinjau dari aspek format yang meliputi susunan, keterbacaan, dan kemenarikan serta aspek isi yaitu kesesuaian LKS dengan KD, kesesuaian dengan RPP dan muatan KPS.

(2)

MAYVENA LIZORA

Data penelitian berupa data kualitatif hasil konversi skor penilaian yang diperoleh berdasarkan penilaian LKS dari segi format dan isi yang dianalisis dari panduan penilaian penyusunan LKS, angket, dan uji kompetensi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mahasiswa Pendidikan Biologi

Universitas Lampung peserta PPL memiliki kemampuan yang cukup ditinjau dari aspek format memiliki kemampuan yang baik dengan rincian sub-aspek

kemenarikan berkategori baik, keterbacaan memiliki kategori sangat baik sedangkan susunan berkategori cukup. Kemudian kemampuan yang dimiliki mahasiswa hanya sebatas cukup baik jika ditinjau dari aspek isi, ditunjukkan dengan kemampuan yang baik dalam menyusun kegiatan LKS yang sesuai dengan KD dan RPP, sangat baik untuk sub-aspek kebermaknaan gambar/grafik/tabel, akan tetapi kurang baik dalam pembelajaran dengan muatan KPS dasar. Sedangkan untuk LKS praktikum yang memuat KPS lanjut berkategori cukup. Jika dilihat dari hasil penilaian angket dan uji kompetensi maka kemampuan mahasiswa berkategori cukup.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Risman dan Ibu Sri Mutiara yang dilahirkan di Desa Ulak Agung Ulu, Sumatera Selatan pada tanggal 02 Mei 1992, kode pos 32172 dan Cp: 085609855845.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah SDN 5 Muaradua Kisam, OKU Selatan (1998-2004), SMPN 1 Muaradua Kisam , Oku Selatan (2004-2007), dan SMA Gajah Mada Bandarlampung (2007 -2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung.

Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah (2012-2014) dan Mikrobiologi (2013). Penulis melaksanakan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Miftahul Ulum Sekincau dan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di desa Pampangan, Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2013. Penulis melaksanakan penelitian di Pusat Latihan Terpadu (PLT) dan lingkungan program studi

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Aku bersyukur kepadamu ya Allah atas izin dan kehendak-Mu lah Kebahagiaan ini terlimpahkan kepadaku dan kupersembahkan

Teruntuk kesayangan:

-Bak dan Mama, orang tua terhebat yang telah mendidik dan memberikan kehidupan

yang indah penuh cinta, limpahan kasih sayang dan kebahagiaan dengan se

gala do’a

terbaik yang selalu mengiringi perjalanan hidupku

-Adik-adikku, khususnya Hanky Tandayu dan Vickram Revanza, pelengkap

kebahagiaan, pemberi senyum semangat

-Nenek-nenekku, Mamaili, Mamayen, yang selalu menyayangi dan mendukung

-Sahabat-sahabat

ku

GDB , Arinta, Destra, Eli, Hanni, Gadis, Novi, Nindy, Renita, Aini,

Sisca, Yuli, kalian bagian indah dalam kehidupanku

-Seseorang yang sudah menemani melewati hari-hari yang cukup melelahkan

-Biosfer yang selalu berjuang bersama-sama

(9)

MOTO

”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum (kecuali) bila

mereka sendiri mengubah keadaannya...”

(Q.S. Ar-

Ra’d, 13:11)

Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya

didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya

(Abraham Lincoln)

Do your best at any moment that you have,

Always be yourself and never be anyone else even if they look better than you.”

(10)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”PROFIL

KEMAMPUAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM

MEMBUAT LKS BIOLOGI TINGKAT SMA” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.

3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unila sekaligus sebagai Pembimbing I atas motivasi, saran, dan masukannya.

4. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd sebagai Pembimbing Akademik sekaligus

Pembimbing II atas motivasi, dukungan semangat, saran, dan masukannya. 5. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembahas atas bimbingan dan masukannya. 6. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah

diberikan.

(11)

8. Sahabat seperjuangan dalam penelitian Arinta Winsi, atas semangat, kerjasama serta kesabarannya.

9. Seluruh rekan seperjuangan mahasiswa Pendidikan Biologi 2010 atas kesediaannya dalam membantu dalam kelancaran penelitian ini. 10.Sahabatku selama di kampus yang tak dapat disebutkan satu per satu,

terimakasih atas kebersamaan, persahabatan dan persaudaraan yang terjalin. Semoga persahabatan ini tidak akan pernah berakhir.

11.Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, Aamiin.

Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru ... 8

B. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi ... 10

C. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 16

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

B. Populasi dan Subjek Penelitian ... 27

C. Desain Penelitian ... 27

D. Prosedur penelitian ... 28

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 31

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33

(13)

xiv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN 1. Lembar Penilaian LKS Biologi ... 64

2. Rekapitulasi Lembar Penilaian LKS Biologi SMA ... 94

3. Sebaran Frekuensi Penilaian LKS Biologi SMA ... 96

4. Lembar Angket Tanggapan Responden dalam Menyusun LKS ... 98

5. Rubrik Angket. ... 100

6. Rekapitulasi Penilaian Angket ... 102

7. Instrumen Uji Kompetensi Penyusunan LKS ... 103

8. Kisi-Kisi Uji Kompetensi ... 106

9. Rekapitulasi Penilaian Uji Kompetensi ... 108

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lembar penilaian penyusunan LKS ... 30 2. Daftar pernyataan pada angket ... 31 3. Kriteria penilaian kemampuan menyusun LKS ... 32 4. Kriteria persentase kemampuan menyusun LKS seluruh mahasiswa .. 32 5. Kualitas LKS mahasiswa berdasarkan kaidah penilaian penyusunan

LKS dari aspek format ... 34 6. Kualitas LKS mahasiswa berdasarkan indikator yang dipenuhi dari

aspek format ... 34 7. Pemahaman mahasiswa terhadap LKS Biologi ... 36 8. Pemahaman mahasiswa terhadap kaidah penyusunan LKS dari aspek

format berdasarkan uji kompetensi ... 37 9. Kualitas LKS mahasiswa berdasarkan kaidah penilaian penyusunan

LKS dari aspek isi ... 37 10.Kualitas LKS mahasiswa berdasarkan indikator yang dipenuhi dari

aspek isi ... 38 11.Pemahaman mahasiswa terhadap kaidah penyusunan LKS dari aspek

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Penerapan Ketrerampilan Proses Sains dari Jenjang SD-SMA ... 25

2. Contoh LKS yang memenuhi indikator format penyusunan... 41

3. Contoh LKS yang tidak memenuhi indikator format penyusunan ... 42

4. Contoh jawaban mahasiswa yang menyebutkan format LKS secara tepat ... 43

5. Contoh jawaban mahasiswa yang menyebutkan format LKS secara kurang tepat ... 43

6. Contoh jawaban mahasiswa yang menyebutkan format LKS secara tidak tepat ... 43

7. Contoh hasil analisis mahasiswa pada uji kompetensi terhadap format susunan LKS ... 44

8. Contoh LKS dengan kegiatan yang tidak sesuai dengan materi dan KD ... 49

9. Contoh RPP yang dibuat oleh mahasiswa ... 50

10.Contoh LKS dengan kegiatan yang tidak sesuai dengan RPP ... 50

11.Contoh jawaban angket tentang rujukan pembuatan LKS ... 51

12.Contoh analisis uji kompetensi mahaiswa mengenai isi LKS ... 52

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seorang guru memiliki peran utama dalam keberhasilan peserta didik terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Hal tersebut menyebabkan guru memiliki pengaruh terhadap terciptanya proses pembelajaran dan hasil pendidikan yang berkualitas (Mulyasa, 2007: 5). Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1, seorang guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

(17)

2

pedagogik. Kompetensi pedagogik yaitu mencakup kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Salah satu kompetensi yang harus dikuasai yaitu kompetensi pedagogik yaitu diantaranya mengenai perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, yang mencakup kemampuan dalam membuat bahan ajar. Bahan ajar tersebut salah satunya adalah lembar Kerja Siswa (LKS) (Depdiknas: 2004: 1). LKS merupakan sarana pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam

meningkatkan keterlibatan atau aktivitas peserta didik dalam proses belajar-mengajar (Darmodjo dan Kaligis, dalam Widjajanti, 2008: 2). Oleh karena itu, LKS yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi sehingga membantu peserta didik belajar secara terarah (Widjajanti, 2008: 1).

Penggunaan LKS memungkinkan guru mengajar optimal, memberikan bimbingan kepada siswa, memberi penguatan, serta melatih siswa

(18)

3

kompeten dan menguasai dasar dari bidang keilmuan yang diajarkannya. Begitu juga dengan guru IPA khususnya Biologi harus mampu menguasai pengetahuan dan keahlian dalam pembelajaran Biologi. Karena mata pelajaran biologi dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) dan dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis dan penyelesaian masalah (BSNP, 2006: 452). Sehingga dalam pembelajaran Biologi Depdiknas (2006) mengungkapkan bahwa terdapat tiga komponen utama yaitu proses ilmiah, produk ilmiah dan sikap ilmiah. Seorang guru yang mengajar Biologi harus memahami dari ketiga komponen tersebut sehingga dapat diterapkan dalam penggunaan LKS pada saat pembelajaran. Oleh karena itu, LKS yang digunakan dalam pembelajaran Biologi harus mengarah kepada kegiatan yang memuat komponen proses, produk dan sikap ilmiah.

Dikarenakan salah satu kompetensi guru yang harus dimiliki adalah kompetensi pedagogik maka kemampuan dalam menyusun LKS dengan format yang sesuai dan mengacu pada hakikat dan ciri khas dari

(19)

4

strategi pembelajaran termasuk penyusunan bahan ajar berupa LKS adalah mata kuliah Perancangan Pembelajaran Biologi. Untuk mengaplikasikan pengetahuan teori yang diperoleh dikuliah dan dalam rangka

mengembangkan profesi kependidikan maka mahasiswa diwajibkan

mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK). Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 2009 LPTK adalah lembaga pendidikan yang diberi tugas oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan program pengadaan pendidik dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan program ini yaitu untuk mengeksplorasi, mengembangkan, dan menerapkan keterampilan yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran (Jacob, dkk. 2010: 47).

LKS yang disusun oleh mahasiswa calon guru harus mencerminkan proses pembelajaran Biologi dengan memuat kegiatan yang berbasis keterampilan proses sains (KPS). Hal tersebut dapat diketahui melalui LKS yang telah disusun oleh mahasiswa Pendidikan Biologi selama mengikuti PPL.

Dikarenakan mahasiswa calon guru diharuskan menguasai salah satunya kompetensi pedagogik yang dalam hal ini termasuk kemampuan mahasiswa dalam menyusun LKS Biologi, sehingga sangat diperlukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa memiliki kemampuan dalam menyusun LKS. Masruroh (2013: 7) melakukan penelitian deskriptif sejenis mengenai profil mahasiswa peserta PPL Universitas Negeri Malang dalam

(20)

5

dan kurang dari separuhnya mengalami kesulitan dalam menyusun pertanyaan konseptual pada saat membuat LKS. Sementara itu,

dilingkungan FKIP Universitas Lampung belum ada penelitian mengenai pengukuran kemampuan mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi dalam menyusun LKS.

Penelitian tersebut dapat menjadi informasi dan bahan evaluasi apabila kenyataan di lapangan tidak sesuai dengan yang diharapkan dunia pendidikan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Lampung dalam menyusun LKS dengan melakukan penelitian yang berjudul ”Profil

Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Biologi dalam menyusun LKS Biologi tingkat SMA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “bagaimanakah profil kemampuan mahasiswa pendidikan Biologi dalam menyusun LKS” dengan rincian sebagai berikut:

1. bagaimanakah kualitas LKS yang disusun mahasiswa dari segi format? 2. bagaimanakah kualitas LKS Biologi yang disusun oleh mahasiswa dari

(21)

6

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan mahasiswa Pendidikan Biologi dalam menyusun LKS berdasarkan:

1. kualitas penyusunan dari segi format

2. kualitas penyusunan berdasarkan kesesuaian dengan KD dan muatan KPS.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. peneliti yaitu dapat memberikan pengetahuan dalam penyusunan LKS Biologi SMA serta pengalaman dalam mengkaji kualitas LKS

berdasarkan kaidah penyusunan LKS.

2. mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Lampung (Unila) baik yang sedang menempuh pendidikan ataupun yang sudah lulus agar dapat dijadikan rujukan mengenai penyusunan LKS Biologi sehingga

diharapkan dapat terus meningkatkan kemampuannya dalam membuat LKS yang sesuai kaidah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu:

(22)

7

LKS yang dilihat dari segi isi dan format penyusunan.serta uji kompetensi.

2. LKS adalah suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada

kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2012: 204).

3. LKS mata pelajaran Biologi yang dibuat oleh mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Lampung selama mengikuti PPL jenjang SMA tahun 2013 yang dianalisis kualitasnya berdasarkan kaidah penyusunan LKS dari segi format dan isi.

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kompetensi Guru

Guru merupakan tulang punggung atau sentral untuk seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Menurut Pasal 20 UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban (a) merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; (b) meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (c) bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; (d) menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan (e) memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

(24)

9

Secara umum, untuk menjadi guru yang profesional guru harus berusaha untuk tumbuh, baik secara pribadi maupun secara profesi. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru (Depdiknas, 2007: 1).

Kompetensi pedagogik mencakup kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dari hal ini dapat diketahui bahwa guru memegang peranan penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Guru harus dapat mengorganisasi lingkungan belajar sebaik-baiknya, menggunakan alat pelajaran/alat peraga yang sesuai, menyusun bahan pelajaran dan memilih sumber belajar yang tepat, serta membangkitkan motivasi siswa untuk terlibat aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran (Satori, 2005: 51).

Guru merupakan profesi, oleh sebab itu seorang guru harus memiliki kompetensi profesional yang mencakup kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (Surya, 2004: 18). Oleh karena itu, guru harus kompeten dan menguasai basis dari bidang keilmuan yang

(25)

10

Kompetensi Guru Mata pelajaran Biologi pada SMA/MA dan SMK/MAK dapat

dijabarkan seperti (a) memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori biologi serta penerapannya secara fleksibel; (b) memahami proses berpikir biologi dalam mempelajari proses dan gejala alam;(c) menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala alam/biologi; (d) memahami struktur (termasuk hubungan fungsional antar konsep) ilmu Biologi dan ilmu-ilmu lain yang terkait; (f) bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum Biologi; (g) menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika kimia dan matematika untuk

menjelaskan/mendeskripsikan fenomena biologi; (h) menjelaskan penerapan hukum-hukum biologi dalam teknologi yang terkait dengan biologi terutama yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari; (i) memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah; (j) kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu biologi dan ilmu-ilmu yang terkait; (k) menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan kerja/belajar di laboratorium biologi sekolah; (l) menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak komputer untuk meningkatkan

pembelajaran biologi di kelas, laboratorium dan lapangan; (m) merancang eksperimen biologi untuk keperluan pembelajaran atau penelitian; dan (n) melaksanakan eksperimen biologi dengan cara yang benar (Depdiknas, 2007: 25).

B. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

(26)

11

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati (Dikti, 2010: 2).

Mahasiswa calon guru harus mendapatkan bekal yang memadai agar dapat menguasai sejumlah kompetensi guru melalui proses pendidikan. Seseorang yang ingin menjadi guru yang berkualitas ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya yaitu individu guru, pendidikan pre-service, pengalaman mengajar, dan pengembangan profesi. Pada tahap awal adalah calon guru harus menempuh pendidikan persiapan di lembaga pendidikan. Pendidikan pre-service (prajabatan) tenaga guru merupakan pendidikan persiapan mahasiswa untuk meniti karir dalam bidang pendidikan dan pengajaran(Suhertian. 1984: 36-37). Loretta dan Stein (dalam Samad, 2012: 1) mengemukakan kategori pendidikan profesional pre service adalah studi yang diwajibkan untuk menjadi seorang guru yang secara historis terbentuk dari sejumlah mata pelajaran yang diambil pada perguruan tinggi dengan memberikan pengalaman lapangan. Pada intinya bahwa seseorang sebelum menjadi guru harus mengikuti pendidikan guru terlebih dahulu melalui lembaga penyedia layanan pendidikan pre-service. Di Indonesia lembaga tersebut yaitu Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

(27)

12

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Program Studi Pendidikan Biologi memiliki tujuan untuk menghasilkan guru Biologi yang mampu bersaing secara global.

Menurut Tim Penyusun Buku Panduan Penyelenggaraan Program Sarjana FKIP Universitas Lampung (2010: 155) sebagaimana yang tertuang dalam SK

KEPMENDIKNAS 045/U/2002, lulusan Program Studi Pendidikan Biologi harus memenuhi lima elemen kompetensi, yaitu landasan kepribadian, penguasaan keilmuan dan keterampilan; kemampuan berkarya, sikap dan perilaku dalam berkarya; dan pemahaman kaidah kehidupan bermasyarakat. Dengan rincian sebagai berikut: 1. Landasan Kepribadian

a. Bertaqwa kepada Tuhan YME

b. Menunjukkan keteladanan yang baik dalam bersikap dan bertindak kepada peserta didik, teman sejawat, dan masyarakat.

c. Menampilkan sikap dan tindakan sesuai dengan nilai-nilai agama, kebangsaan, etika, dan norma masyarakat.

d. Memiliki komitmen terhadap profesi guru

2. Penguasaan Keilmuan dan Keterampilan

a. Menguasai substansi, karakteristik, dan metodologi ilmu biologi.

b. Menguasai ilmu lain (kimia, matematika, dan fisika) yang menujang pemahaman ilmu biologi.

c. Menguasai substansi materi biologi di sekolah menengah.

d. Menguasai keterkaitan ilmu biologi dan aplikasinya dengan perkembangan IPTEK.

(28)

13

f. Memiliki kemampuan menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

3. Kemampuan Berkarya

a. Merancang pembelajaran biologi dengan menguasai metodologi pembelajaran dan kurikulum biologi di sekolah.

b. Melaksanakan pembelajaran biologi berdasarkan silabus dan rencana pembelajaran biologi.

c. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dalam pembelajaran biologi. d. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar dalam pembelajaran biologi. e. Melakukan asesmen dalam pembelajaran biologi.

f. Merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan biologi.

g. Mengkomunikasikan hasil kajian ilmiah kepada komunitas sekolah.

4. Sikap dan Perilaku dalam Berkarya

a. Mampu bekerja mandiri dan/atau bekerja sama dengan teman sejawat dalam lingkungan kerja untuk merencanakan dan melaksanakan program pendidikan di sekolah.

b. Mampu bekerjasama dengan komite sekolah dan masyarakat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

c. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan berbasis biologi bagi peserta didik dan lingkungan.

(29)

14

Nasional Science teacher Association (2012:1-3) menyatakan ada enam standar yang harus dimiliki seorang guru IPA khususnya Biologi dalam tahapan masa pendidikan pre-service yaitu:

“The NSTA pre-service science standars are content knowledge, content pedagogy,

learning environments, safety, impact on student learning, and professional knowledge and skills. Based on those six standards, content knowledge is effective teachers of science understand and articulate the knowledge and practices of

contemporary science. They interrelate and interpret important concepts, ideas, and applications in their fields of licensure. Content pedagogy is understand how students learn and develop scientific knowledge with plan multiple lessons using a variety of inquiry approaches that demonstrate their knowledge and understanding of how learn science.Content learning environmets that is be able to plan for engaging all students in science learning by setting appropriate goals that are consistent with knowledge of how students learn science and are aligned with state and national standards, plans reflect the nature and social context of science, inquiry, and appropriate safety

considerations. Content safety is set the safety procedures and the ethical treatment of

living organisms needed in science classroom appropriate to their area of licensure. Effective teacher have impact on student learning with give provide evidence to show that students’s understanding of major science concepts, principles, theories, and laws have changed as a result of instruction, and then content proffesional kowledge strive continuously to improve their knowledge and understanding of the ever

changing knowledge base of both content, and science pedagogy, including approaches for addressing inequities and inclusion for all students in science”.

(30)

15

Berdasarkan uraian tersebut, diketahui bahwa mahasiswa calon guru harus mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran salah satunya adalah mampu menyusun dan menggunakan berbagai media dan bahan ajar untuk membantu proses pembelajaran. Bahan ajar tersebut dapat berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Pengetahuan mengenai penyusunan LKS ini didapat dari mata kuliah Perancangan Pembelajaran Biologi yang bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan orientasi program pembelajaran di lapangan, termasuk bagaimana cara menyusun bahan ajar yang benar (Panduan Penyelenggaraan program Sarjana FKIP Unila, 2010: 167). Oleh karena itu, untuk mengaplikasikan pengetahuan teori yang diperoleh dikuliah dan praktikum di

laboratorium/studio dengan keadaan nyata dilapangan dalam rangka mengembangkan profesi kependidikan maka mahasiswa Program Sarjana dan Diploma Kependidikan diwajibkan mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) (Tim Penyusun Panduan Umum Universitas Lampung (2010: 38).

(31)

16

C. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kegiatan Siswa atau sering disingkat dengan LKS merupakan salah

satu bagian dari bahan ajar dalam bentuk tertulis. LKS merupakan lembaran-lembaran berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2012: 204). Sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas, seorang guru perlu menyiapkan bahan ajar yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Suatu bahan ajar ikut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran (Widyantini, 2013: 2). Menurut Surachman (dalam Widjajanti, 2008: 2) LKS merupakan jenis hand out yang

dimaksudkan untuk membantu siswa belajar secara terarah. Peran LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai alat untuk memberikan pengetahuan, sikap dan

keterampilan pada siswa.

Penggunaan LKS memungkinkan guru mengajar lebih optimal, memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan, memberi penguatan, serta melatih siswa memecahkan masalah (Dhari dan Dharyono, 1988). Lembar Kerja Siswa (LKS)

merupakan lembaran dimana siswa mengerjakan sesuatu terkait dengan apa yang sedang dipelajarinya dalam proses pembelajaran. Para guru di negara maju, seperti Amerika Serikat mengembangkan enam perangkat pembelajaran dan LKS termasuk kedalam salah satunya. Keenam perangkat pembelajaran itu adalah (1) syllabi (silabi), (2) lesson plan (RPP), (3) hand out (bahan ajar), (4) studentworksheet (LKS), (5) media (minimal

(32)

17

Menurut pendapat Arsyad (2007: 29) LKS merupakan media cetak hasil pengembangan teknologi cetak yang berupa buku dan materi visual. Beberapa fungsi LKS selain sebagai media pembelajaran, yaitu:

1. merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau

memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan belajar mengajar 2. dapat digunakan untuk mempercepat proses pengajaran dan menghemat waktu

penyajian suatu topik

3. dapat untuk mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai siswa 4. dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas

5. membantu siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar

6. dapat membangkitkan minat siswa jika LKS disusun secara rapi, sistematis mudah dipahami oleh siswa sehingga mudah menarik perhatian siswa

7. dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri siswa dan meningkatkan motivasi belajar dan rasa ingin tahu

8. dapat mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok atau klasikal karena siswa dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kecepatan belajarnya

9. dapat digunakan untuk melatih siswa menggunakan waktu seefektif mungkin dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

LKS bertujuan untuk mempermudah siswa melakukan proses-proses belajar, sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru. Seperti yang diungkapkan Darmodjo dan Kaligis (1992: 41) tujuan LKS meliputi:

1. Memberikan pengetahuan dan sikap serta keterampilan yang perlu dimiliki siswa 2. Mengecek tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disajikan

(33)

18

Karena keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar mengajar, sehingga penyusunan LKS harus disusun secara terstruktur dan sistematis dengan meperhatikan serta menganalisis kurikulum, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pembelajaran, serta alokasi waktu. Menganalisis silaby

(silabus) dan memilih alternatif kegiatan belajar yang paling sesuai dengan hasil analisis SK, KD, dan indikator. Serta menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan karena penyusunan LKS harus berpedoman dan berkesesuaian dengan RPP yang telah disusun (Suyanto, Paidi dan Wilujeng, 2011: 7).

Struktur lembar kegiatan siswa secara umum terdiri dari judul lembar kegiatan siswa, mata pelajaran, semester, tempat, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, indikator yang akan dicapai oleh siswa, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja serta penilaian. Kriteria lembar kegiatan siswa yang berkualitas adalah menimbulkan minat baca, ditulis dan dirancang untuk siswa, menjelaskan tujuan instruksional, disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel, struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai, memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih, mengakomodasi kesulitan siswa, memberikan rangkuman, gaya penulisan komunikatif dan semi formal, kepadatan berdasar kebutuhan siswa, dikemas untuk proses instruksional, mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa, menjelaskan cara mempelajari bahan ajar (Widyantini, 2013: 3).

Selain itu, dalam penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan

(34)

19

1. Syarat- syarat didaktik

mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada pengembangan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa.

LKS yang berkualitas seharus memenuhi syarat- syarat didaktik yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran

b. memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep

c. memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa sesuai dengan ciri KTSP

d. dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa

e. pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.

2. Syarat-syarat konstruksi

Syarat konstruksi berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS yang pada hakekatnya harus tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna, yaitu anak didik. Syarat-syarat konstruksi tersebut yaitu:

(35)

20

b. menggunakan struktur kalimat yang jelas. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar kalimat menjadi jelas maksudnya, yaitu:

(a) Menghindari kalimat kompleks.

(b) Menghindari “kata-kata tak jelas” misalnya “mungkin”, “kira-kira”. (c) Menghindari kalimat negatif, apalagi kalimat negatif ganda.

(d) Menggunakan kalimat positif lebih jelas daripada kalimat negatif.

c. memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak. Apalagi konsep yang hendak dituju merupakan sesuatu yang kompleks, dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dulu.

d. hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan merupakan isian atau jawaban yang didapat dari hasil pengolahan informasi, bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan yang tak terbatas.

e. tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan keterbacaan siswa. f. menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa untuk

menulis maupun menggambarkan pada LKS. Memberikan bingkai dimana anak harus menuliskan jawaban atau menggambar sesuai dengan yang diperintahkan. Hal ini dapat juga memudahkan guru untuk memeriksa hasil kerja siswa.

g. menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang panjang tidak menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat yang terlalu pendek juga dapat mengundang pertanyaan.

h. mengggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar lebih dekat pada sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat “formal” atau abstrak sehingga lebih sukar ditangkap oleh anak.

(36)

21

j. mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya, kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok, tanggal dan

sebagainya.

3. Syarat-Syarat Teknis

Syarat teknis menekankan pada tulisan, gambar, penampilan dalam LKS. a. Tulisan

(a) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi. (b) Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa

yang diberi garis bawah.

(c) Menggunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari 10 kata dalam satu baris. (d) Menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban

siswa.

(e) Perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi. b. Gambar

Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS.

c. Penampilan

Penampilan sangat penting dalam LKS karena siswa pertama-tama akan tertarik pada penampilan bukan pada isinya.

(37)

22

Seperti yang diungkapkan Widjajanti (2008: 1) LKS yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran lainnya. Hal itu

menyebabkan LKS setiap mata pelajaran akan memiliki bentuk yang berbeda. Sedangkan jika dilihat berdasarkan jenjang, LKS untuk SD, SMP, dan SMA serta perguruan tinggi juga berbeda. Untuk SD, biasanya LKS yang dipakai masih sederhana dan bergambar, karena hal itu disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak yang masih bersifat operasional konkrit. Untuk sekolah menengah, LKS yang digunakan lebih abstrak karena sesuai dengan tingkat perkembangan mental mereka yang sudah mampu berpikir formal (Suyanto, Paidi, dan Wilujeng: 2011: 3).

Pada mata pelajaran Biologi umumnya LKS berisi panduan kegiatan penyelidikan atau eksperimen, tabel data, dan persoalan yang perlu didiskusikan siswa dari data hasil percobaan. Pembelajaran merupakan usaha sengaja, terarah dan bertujuan agar orang lain dapat memperoleh pengalaman yang bermakna (BSNP, 2006: 30). Pembelajaran biologi pada hakikatnya merupakan suatu proses untuk menghantarkan siswa ke tujuan

belajarnya, dan biologi itu sendiri berperan sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan KTSP (BSNP, 2006: 452), mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar dan penyelesaian masalah bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang lainnya.

(38)

23

konsep (Zuriyani, 2013: 3). Ada tiga dimensi utama dalam pembelajaran Biologi yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah dan pengetahuan ilmiah. Guru harus melibatkan siswa dalam berbagai metode yang menekankan pada pembelajaran berbasis penemuan (inkuiri) sehingga siswa baik secara individual maupun kelompok dapat aktif mengamati,

mengajukan pertanyaan, merancang penyelidikan, mengumpulkan, dan menginterpretasi data agar terbangun konsep berdasarkan pengalaman empirik (NSTA, 2008: 1). Oleh karena itu maka LKS yang disusun untuk pembelajaran biologi diharapkan memuat kegiatan yang berbasis pada ketarampilan proses sains.

Keterampilan proses sains terintegrasi merupakan aplikasi keterampilan proses sains yang digunakan untuk pemecahan masalah. Keterampilan proses sains dasar dapat dipecah menjadi dua, yakni keterampilan dasar (basic skill) dan keterampilan mengolah/memroses (process skill). Keterampilan proses sains terintegrasi berupa keterampilan melakukan investigasi (investigative skill) sebagai keterampilan proses sains lanjut (Subali, 2009: 131).

Keterampilan-keterampilan proses sains adalah dasar pemecahan masalah dalam sains dan metode ilmiah. Keterampilan-ketrampilan proses sains dibedakan menjadi dua bagian, yaitu keterampilan dasar proses IPA dan keterampilan

(39)

24

dan non standar; (4) komunikasi (communicating), yaitu menggunakan multimedia, menulis, membuat grafik atau kegiatan-kegiatan untuk sharing penemuan; (5) inferensi (inferring), yaitu pembentukan ide-ide untuk menjelaskan pengamatan; (6) prediksi (predicting), pengembangan asumsi dari hasil yang diharapkan. Lima keterampilan terpadu proses sains mencakup (1) merumuskan hipotesis (formulatinga hypothesis), yaitu membuat suatu prediksi yang didasarkan pada buktibukti penelitian dan

penyelidikan sebelumnya; (2) variabel-variabel (variables), yaitu menamai dan mengontrol variabel-variabel bebas (independent), terikat (dependent) dan kontrol (control); (3) difinisi operasional (operational definitions), yaitu mengembangkan istilah-istilah khusus untuk mendeskripsikan apa yang terjadi dalam penyelidikan didasarkan pada karakeristik-karakteristik yang dapat diamati; (4) eksperimen

(experimenting), yaitu melakukan suatu penyelidikan; (5) interpretasi data (interpreting data), yaitu menganalisis hasil suatu penyelidikan (Curriculum DevelopmentCenter

dalam Wilujeng, Setiawan dan Liliasari, 2010: 355-356).

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan LKS adalah kesesuaian LKS dengan jenjang pendidikan siswa. Dalam jenjang pendidikan yang berbeda, kegiatan

(40)

25

Sumber: Ningrum (2012: 197)

Gambar 1. Penerapan Ketrerampilan Proses Sains dari Jenjang SD-SMA

LKS disusun dengan materi-materi yang akan dipelajari oleh siswa dengan maksud dan tujuan tertentu, karena maksud dan tujuan yang berbeda sehingga LKS yang disusun juga memiliki berbagai macam dan bentuk. Prastowo (2012: 209-211) membagi LKS yang sering digunakan menjadi lima macam:

a) LKS yang membantu siswa menemukan suatu konsep. LKS jenis ini biasanya memuat apa yang harus dilakukan siswa meliputi melakukan, mengamati dan menganalisis.

b) LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. Siswa diminta untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

(41)

26

d) LKS yang berfungsi sebagai penguatan. LKS bentuk ini diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran dalam LKS ini lebih mengarah pada pendalaman sehingga cocok untuk pengayaan.

(42)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di sekretariat Pusat Latihan Terpadu (PLT) dan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung.

B. Populasi dan Subjek Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Lampung. Untuk menentukan subjek dari penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling yang berjumlah 14 mahasiswa Pendidikan Biologi peserta Program Pengalaman Lapangan(PPL) tahun 2013 di jenjang SMA yang menyusun LKS.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain deskriptif sederhana, karena penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang ditujukan untuk mengambil informasi langsung yang ada di lapangan mengenai

(43)

28

D. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

a. Menetapkan subjek penelitian, yaitu mahasiswa Pendidikan Biologi Unila yamg mengikuti kegiatan PPL di SMA pada tahun 2013. b. Mempersiapkan instrumen-instrumen yang diperlukan dalam

penelitian yaitu: angket mengenai profil kemampuan mahasiswa dalam menyusun LKS Biologi SMA dan panduan penilaian penyusunan LKS. Panduan ini berupa kaidah penyusunan LKS meliputi aspek isi dan format.

c. Melakukan uji validasi instrumen lembar penilaian LKS Biologi dan angket.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengumpulkan LKS Biologi dan RPP yang telah dibuat oleh

mahasiswa Pendidikan Biologi selama mengikuti PPL di SMA tahun 2013. Masing-masing mahasiswa mengumpulkan satu RPP dan satu LKS. Pengumpulan data secara dilakukan langsung terhadap

mahasiswa yang bersangkutan.

b. Mencermati dan menganalisis LKS yang dibuat mahasiswa dilihat dari isi dan format penyusunan LKS.

(44)

29

d. Menyelenggarakan uji kompetensi kepda beberapa subjek penelitian untuk mengetahui kemampuannya dalam memahami penyusunan LKS yang baik.

e. Mendeskripsikan profil kemempuan mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Lampung dalam membuat LKS Biologi SMA dengan kriteria: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan sangat kurang berdasarkan analisis data dari panduan penilaian yang didukung informasi dari angket dan hasil uji kompetensi.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Jenis Data

Data hasil analisis terhadap LKS berdasarkan panduan kaidah penyusunan LKS berupa data kualitatif hasil konversi skor penilaian yang diperoleh berdasarkan penilaian terhadap LKS dari segi format dan isi dengan menggunakan panduan penilaian penyusunan LKS dan angket yang diisi oleh subjek penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: a. Observasi partisipan

(45)

30

Tabel 1. Lembar penilaian penyusunan LKS

No Aspek yang dinilai Penilaian

1

Format penyusunan Ya

(1)

c. Mencantumkan petunjuk pengerjaan d. Mencantumkan kolom identitas siswa

e. Menyediakan ruang yang cukup pada LKS sehingga siswa dapat menulis atau menggambar sesuatu

f. Menyediakan ruang untuk siswa menulis kesimpulan Jika percobaan, maka

a. Mencantumkan alat dan bahan

b. Mencantumkan prosedur percobaan

Keterbacaan

a. Menggunakan tata bahasa yang sesuai dengan EYD b. Menggunakan kalimat yang tidak menimbulkan ambiguitas c. Menggunakan susunan kalimat yang efektif

d. Menggunakan font dan ukuran huruf yang mudah dibaca

e. Mengusahakan keserasian perbandingan besarnya huruf dengan gambar/ grafik/ tabel

Kemenarikan

a. Tata letak bagian-bagian LKS teratur dan padu b. Tata letak antar bagian LKS proporsional

c. Menggunakan variasi jenis dan ukuran font secara serasi Jumlah

2 Isi

a. Materi pada LKS sesuai dengan KD

b. Kegiatan dalam LKS sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai pada KD

c. Kegiatan dalam LKS sesuai dengan strategi pembelajaran dalam RPP

d. Gambar/tabel/grafik yang dicantumkan bermakna/berfungsi

e. Kegiatan dalam LKS mampu mengakomodasi proses belajar Biologi yang sesuai dengan keterampilan proses sains dasar, yaitu mengarahkan siswa untuk:

a) Melakukan pengamatan terhadap suatu fenomena b) Melakukan pengelompokan (klasifikasi)

c) Melakukan pengukuran

d) Mengkomunikasikan suatu informasi e) Melakukan inferensi

f) Memprediksikan suatu fenomena

f. Kegiatan dalam LKS mampu mengakomodasi proses belajar Biologi yang sesuai dengan keterampilan proses sains terpadu, yaitu mengarahkan siswa untuk:

(46)

31

b. Angket

Angket ini termasuk angket terbuka berupa daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden secara langsung sebagai konfirmasi analisis lembar penilaian LKS. Daftar pertanyaan pada angket

disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Daftar pernyataan pada angket

No. Pertanyaan

1 Menurut pendapat Anda, apakah hakikat belajar?

2 Menurut pendapat Anda, apa sajakah ciri khas dari pembelajaran Biologi?

3 Menurut Anda, apakah LKS penting dalam pembelajaran Biologi?

a. Ya, karena….

b. Tidak , karena….

4 Menurut pendapat Anda apa saja fungsi dari penggunaan LKS dalam pembelajaran Biologi?

5 Apa saja yang menjadi rujukan Anda dalam menyusun LKS Biologi?

6 Menurut Anda, bagaimana format penyusunan LKS?

F. Teknik Analisis Data

Untuk data kualitatif penelitian yang menggunakan angket dianalisis dengan menggunakan analisis data deskriptif. Persentase kemampuan mahasiswa Pendidikan Biologi yang mengikuti PPL dalam menyusun LKS Biologi di SMA dapat ditentukan menggunakan rumus:

Nilai=

(47)

32

Angka tersebut kemudian dikoversi dalam bentuk kualitatif dengan kriteria dalam Tabel 3 (Djamarah dan Zain, 2002: 121).

Tabel 3. Kriteria penilaian kemampuan menyusun LKS. No Kriteria Persentase (%) Sumber: Djamarah dan Zain (2002: 121)

Selanjutnya, data setiap mahasiswa dikumpulkan untuk ditarik kesimpulan mengenai profil mahasiswa dalam membuat LKS, yaitu dengan mencari persentase untuk masing-masing indikator penilaian. Data yang diolah kemudian dikategorikan lagi sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Ali (1992: 184) seperti disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Kriteria persentase kemampuan menyusun LKS seluruh mahasiswa

Persentase (%) Kriteria

0 Tidak ada

Sumber: Ali (1992: 184)

(48)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Lampung memiliki kemampuan yang cukup baik dalam membuat LKS Biologi.

2. Kualitas LKS yang dibuat mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Lampung berkriteria baik dari segi format.

3. Kualitas LKS yang dibuat mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Lampung berkriteria cukup dari segi isi dengan rincian berkriteria baik untuk kesesuaian LKS dengan KD dan RPP dan berkriteria kurang untuk kesesuaian LKS dengan hakikat pembelajaran Biologi dari segi muatan KPS dasar dan cukup untuk muatan KPS lanjut.

4. Pemahaman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Lampung mengenai LKS telah berkriteria cukup.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

(49)

59

sebelum terjun ke lapangan dengan mempersiapkan bahan ajar yang tepat dan sesuai dengan RPP dan hendaknya dalam menyusun LKS Biologi menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari pembelajaran mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Biologi dan mata kuliah lain yang terkait. 2. Bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian dengan penilaian dokumen

hendaknya membuat indikator penilaian dengan lebih rinci, sehingga dapat memudahkan peneliti dalam proses penilaian dan juga sebaiknya

menggunakan subjek penelitian secara lebih luas tidak hanya pada mahasiswa PPL namun pada mahasiswa dengan kondisi yang lebih

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung.

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Darmodjo dan Jeni Kaligis. 1992. Pembelajaran IPA. Depdikbud. Jakarta

Dhari, HM. dan Dharyono, AP. 1988. Perangkat Pembelajaran. Depdikbud. Malang

Farchanah, Y. 2010. Upaya Meningkatkan Minat Siswa Kelas VIII SMP 8 Yogyakarta Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan LKS Kreatif. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

(51)

61

Masruroh, S. 2013. Profil Kemampuan Mahasiswa Peserta Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Malang dalam Melaksanakan

Pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA). Skripsi. Universitas Negeri Malang. Malang.

Meirawan, D. 2004. Program Pengalaman Lapangan Dalam Perspektif. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Nasution, S. 2011. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Bumi Aksara. Jakarta.

Ningrum, E. 2012. Buku Ajar kompetensi Profesional Guru. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

National Science Teachers Association (NSTA). 2010. Standards for Science Teacher Preparation. Diunduh dari http://www.nsta.org pada tanggal 31 Maret 2014 pukul 23.15 WIB

Prastowo. 2012. Panduan kreatif membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press. Yogyakarta

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan. Depdiknas. Jakarta

Peraturan Pemerintah No 16 tahun 2007. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Depdiknas. Jakarta

Rohaeti, E, Endang W, dan Regina P.2006. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia Untuk SMP kelas VII, VIII, dan IX.

Artikel Penelitian. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Samad, Bambang S. 2012. Pengembangan Profesi Guru. Diunduh dari

http://educationesia.blogspot.com/ pada 5 Februari 2014 pukul 20.00 WIB

Setianingsih, K. 2013. Analisis LKS Karangan Tim MGMP IPA SMP Kabupaten BlitarKompetensi Dasar Mendeskripsikan Permasalahan Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangannya Dalam Pembangunan Berkelanjutan.

(52)

62

Subali, B. 2009. Pengukuran Kreativitas Keterampilan Proses Sains dalam Konteks Assessment For Learning. Makalah Ilmiah disampaikan pada Seminar Nasional Biologi, Lingkungan dan Pembelajarannya 4 Juli 2009.

Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Suhertian. 1984. Profil Pendidik Profesional. Rajawali Pers. jakarta

Surya, M. 2004. Bunga Rampai Guru dan Pendidikan. Balai Pustaka. Jakarta

Suyanto, S, Paidi, dan Insih W. 2011. Lembar Kerja Siswa. Paparan Ilmiah pada Pembekalan guru SM3T LPTKUNY 26 November-6 Desember 2011. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta

Syamsuri, I. 2010. Peningkatan Kompetensi Guru untuk Meningkatkan Minat Siswa pada Bidang MIPA. Makalah Ilmiahdisampaikan dalam Lokakarya MIPAnet 2010, The Indonesian Network of Higher Educations of

Mathematics and Natural Sciences, tanggal 26-27 Juli 2010. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Tim Penyusun Panduan Penyelenggaraan Program Sarjana FKIP Universitas Lampung .2010. Panduan PenyelenggaraanProgram Sarjana FKIP Universitas Lampung. Penerbit Universitas Lampung. Bandarlampung.

Tim Penyusun Panduan Umum Universitas Lampung . 2010. Panduan Umum Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandarlampung

UU Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Tinggi. Jakarta

Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Ilmiah.disampaikan pada Pelatihan Penyusunan LKS Kimia 22 Agustus 2008. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Widyantini, T. 2013. Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa Sebagai

(53)

63

Wilujeng, I, Agus Setiawan, dan Liliasari. 2010. Kompetensi IPA Terintegrasi Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Mahasiswa S-1 Pendidikan IPA.

Jurnal Cakrawala Pendidikan November 2010, Th. XXIX, No. 3. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta

Zain, A dan Syaiful Bahri Djamarah.2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Gambar

Gambar
Gambar 1. Penerapan Ketrerampilan Proses Sains dari  Jenjang SD-SMA
grafik/ tabel
Tabel 2. Daftar pernyataan pada angket
+2

Referensi

Dokumen terkait

objek wisata maupun usaha pariwisata tentang tugas- tugas yang akan dilaksanakan. 5) Dalam situasi khusus dimana kendali pengamanan berada di satwil, maka polisi

aktivitas); (2) biaya tetap (=biaya yang bersifat konstan dalam jangka pendek meskipun volume aktivitas berubah); (3) biaya campuran (=satu biaya yang terdiri dari biaya tetap dan

materi yang disampaikan guru akan lebih mudah diserap siswa dengan baik dalam. mencapai tujuan

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka permasalahan dalam karya tulis ilmiah ini adalah: Bagaimana asuhan keperawatan pada Ny.L dengan Gangguan Persepsi

Promosi yang dilakukan perusahaan perbankan menuntut tanggungjawab pihak perbankan untuk melaksanakannya. Konsumen yang dirugikan bisa menggugat pelaku usaha melalui lembaga

Pengendalian kualitas ialah aktivitas teknik dan manajemen dari mana harus mengukur karakteristik kualitas barang atau jasa yang dihasilkan, kemudian membandingkan

Peneliti juga menyimpulkan salah satu faktor yang berkaitan erat dengan MET- menit/mingu responden dalam melakukan aktivitas fisik di Wilayah Kerja Puskesmas Olak

Latar belakang Indonesia menjadi salah satu lahan yang subur atau “surga”, baik sebagai sumber perekrutan kelompok, ataupun aksi gerakan ideologi keagamaan. Gerakan