PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT PISANG AMBON DAN KULIT PISANG KEPOK TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS PUTIH JANTAN GALUR SPRAGUE
DAWLEY
Oleh
NYIMAS ANNISSA MUTIARA ANDINI Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF GIVING ETHANOLIC EXTRACT OF AMBON FRUIT PEEL AND KEPOK FRUIT PEEL TO THE TOTAL CHOLESTEROL LEVEL IN THE MALE RATS FROM SPRAGUE
DAWLEY STRAIN
By
NYIMAS ANNISSA MUTIARA ANDINI
High plasma cholesterol level is one of the major risk factor that contribute to the prevalence and heaviness of cardiovascular disease. This research is aimed to know the influence of giving ethanolic extract of ambon banana fruit peel and kepok banana fruit peel to the total cholesterol level in the male rats from Sprague Dawley strain. It uses pre and posttest experimental design. The subjects are 27 male Sprague Dawley strain rats. There are group K1 (standard diet), group K2 (standard diet plus ethanolic extract of ambon banana fruit peel), and group K3 (standard diet plus ethanolic extract of kepok banana fruit peel). Before, group K2 and K3 have given a high fat diet plus fructose liquid 60% for 14 days. From the results, we got the K1 control total cholesterol level (69,00 ± 9,26), decreased of total cholesterol level in group K2 (from 71,00 ± 4,12 to 68,00 ± 5,07), and decreased of total cholesterol level in group K3 (from 79,00 ± 3,80 to 68,00 ±3,12). Datas of total cholesterol level before and after treatment of ethanolic extract of ambon and kepok fruit peel are analyzed with paired t test (p<0,05), group K2 p=0,003 and for group K3 p<0,001. We can conclude that giving ethanolic extract of ambon banana fruit peel and kepok banana fruit peel influence the total cholesterol level in the male rats from Sprague Dawley strain.
Nyimas Annissa Mutiara Andini
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT PISANG AMBON DAN KULIT PISANG KEPOK TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL
TIKUS PUTIH JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY
Oleh
NYIMAS ANNISSA MUTIARA ANDINI
Tingginya kolesterol plasma merupakan salah satu faktor resiko terbesar yang
berkontribusi pada prevalensi dan beratnya penyakit kardiovaskuler. Bagian tanaman
pisang yang berpotensi menurunkan kolesterol adalah kulit pisang, Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit pisang ambon dan
kulit pisang kepok terhadap kadar kolesterol total pada tikus putih jantan galur Sprague Dawley.
Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimental pre dan post-test design. Subjek penelitian berupa tikus galur Sprague Dawley sebanyak 27 ekor. Kelompok K1 (diet standar), kelompok K2 (diet standar ditambah ekstrak etanol kulit
Nyimas Annissa Mutiara Andini
Sebelumnya, kelompok K1 Dan K2 diberikan diet tinggi lemak dan fruktosa 60%
selama 14 hari. Dari hasil penelitian didapatkan kadar kolesterol kontrol (69,00 ± 9,26),
penurunan kadar kolesterol total kelompok K2 (71,00 ± 4,12 menjadi 68,00 ± 5,07),
dan penurunan kadar kolesterol total kelompok K3 (79,00 ± 3,80 menjadi 68,00
±3,12.). Uji normalitas yang digunakan yaitu shapiro-wilk (p>0,05). Analisis data dilakukan dengan uji t berpasangan (p<0,05) pada kelompok K2 nilai p=0,003 dan pada
kelompok K3 nilai p<0,001. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
pemberian ekstrak etanol kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok memiliki pengaruh
terhadap kadar kolesterol total tikus putih jantan galur Sprague Dawley.
Kata kunci : ekstrak etanol kulit pisang ambon, ekstrak etanol kulit pisang kepok, kadar
DAFTAR ISI
B. Perumusan Masalah ...
C. Tujuan Penelitian ...
1. Tujuan Umum ...
2. Tujuan Khusus ...
D. Manfaat Penelitian ...
E. Kerangka Teori dan Konsep ...
1. Kerangka Teori ...
2. Kerangka Konsep ...
F. Hipotesis ...
II. TINJAUAN PUSTAKA ...
C. Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley ... D. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Pisang Ambon dan Kulit Pisang Kepok terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley ... III. METODE PENELITIAN ...
A. Desain Penelitian ...
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...
1. Tempat Penelitian ...
2. Waktu Penelitian ...
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...
1. Kriteria Inklusi ...
2. Kriteria Eksklusi ...
D. Bahan dan Alat Penelitian ...
1. Alat ...
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...
A. Simpulan ...
B. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN ...
Surat keterangan lolos kaji etik ...
Gambar 4-12 ...
Spesifikasi reagen kolesterol ...
Output uji statistik ... 44
45
47
55
55
56
59
vii 7. Tikus putih jantan galur Sprague Dawley ...... 8. Pembuatan diet tinggi lemak ...... 9. Pemberian ekstrak kulit pisang dengan sonde ...... 10.Darah yang telah diambil dimasukkan ke dalam tabung ...
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Definisi operasional ...
2. Tabel hasil pengukuran kadar kolesterol total tikus putih jantan galur Sprague Dawley ... 3. Hasil uji t berpasangan kadar kolesterol total sebelum dan
sesudah pemberian ekstrak etanol kulit pisang ambon (K2) ....
4. Hasil uji t berpasangan kadar kolesterol total sebelum dan sesudah pemberian ekstrak etanol kulit pisang kepok (K3) ...
Halaman
24
30
32
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia
(Mendis et al, 2011). Berdasarkan data The World Health Organization (WHO) pada tahun 2002, sebanyak 16,7 juta orang meninggal disebabkan penyakit kardiovaskuler, jumlah ini meningkat menjadi sekitar 17,3 juta
orang pada tahun 2008, dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat
mencapai 23,3 juta pada tahun 2030 (Hardjojo, 2012; WHO, 2013).
Penyakit kardiovaskuler diperkirakan akan tetap menjadi penyebab utama
kematian di dunia (WHO, 2013). Pada tahun 2008, prevalensi tertinggi yaitu
sebanyak 30% kematian yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh penyakit
kardiovaskuler (NCD Country Profiles, 2011).
Penyakit kardiovaskuler salah satunya dapat timbul karena didasari oleh
suatu proses yang disebut aterosklerosis (Mendis et a., 2011). Inflamasi adalah proses biologi mendasar yang berperan penting dalam aterosklerosis,
dan akan berkembang menjadi penyakit kardiovaskuler. Peningkatan proses
inflamasi dan disfungsi endotel berhubungan dengan adanya dislipidemia
2
Dislipidemia ditandai dengan peningkatan total serum kolesterol, kolesterol
low-density lipoprotein (LDL), kolesterol very low density lipoprotein kolesterol (VLDL), dan penurunan level kolesterol high-densitylipoprotein
(HDL) (Javed et al, 2009). Di antara seluruh profil lipid serum, kolesterol biasanya yang paling berhubungan dengan insiden dislipidemia (Hapsari,
2009). Tingginya kolesterol plasma merupakan salah satu faktor resiko
terbesar yang berkontribusi pada prevalensi dan beratnya penyakit
kardiovaskuler (Widowati et al, 2011; Kobayashi et al, 2012).Semakin tinggi serum kolesterol, semakin besar plak aterosklerosis yang terbentuk
(Ratnawati dan Widowati, 2011).
Terapi antiaterosklerosis yang biasa dilakukan adalah dengan menurunkan
kadar lemak penderita dengan pemberian obat-obatan, antara lain golongan
statin, golongan fibrat, dan niasin (asam nikotinat). Namun, pengobatan ini
dapat menyebabkan gangguan pada hati, aritmia, gangguan saluran cerna,
dan nyeri otot (Mufidah, 2011; Katzung, 2011).
Tanaman obat dilaporkan lebih aman dibandingkan dengan obat sintetik
(Javed et al, 2009). Beberapa tahun terakhir ini berkembang upaya
memanfaatkan sumberdaya hutan non-kayu terutama tumbuhan obat dengan
prospek nilai ekonomis yang dikenal dengan istilah bioprospeksi
(bioprospecting), yaitu pemanfaatan sumber daya biologi yang bernilai tinggi untuk dikembangkan pada masa mendatang, terutama untuk
3
Salah satu tanaman yang sedang dikembangkan penelitiannya adalah
tanaman pisang (Imam et al, 2011). Negara Indonesia merupakan salah satu negara penghasil pisang terbesar di Asia (Ahda dan Berry, 2008). Di
Indonesia, pisang merupakan jenis buah-buahan yang paling tinggi
produksinya. Sekitar tahun 2006, total produksi pisang di Indonesia
mencapai 5.037.472 ton dengan 10,6% nya berasal dari Provinsi Lampung
(Hendra dkk, 2008). Berdasarkan data dari direktorat pengolahan dan
pemasaran holtikultura, Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra
produksi pisang ambon dan pisang kepok (Anonim, 2005). Untuk
meningkatkan nilai tambahnya, pisang ambon dan pisang kepok biasanya
diolah menjadi sale atau keripik (Anonim, 2006).
Hasil pengolahan pisang menjadi bahan makanan seperti keripik, sale,
gorengan, maupun setelah konsumsi pisang secara langsung akan
menghasilkan limbah berupa kulit pisang (Ahda dan Berry, 2008). Jumlah
limbah kulit ini mencapai sepertiga dari total produksi pisang yang
dimanfaatkan (Nityasa dkk, 2013). Kulit pisang saat ini digunakan sebagai
pakan ternak atau dibuang saja sebagai sampah (Ahda dan Berry, 2008).
Penelitian mengenai kulit pisang sebagai terapi yang bermanfaat sejauh ini
di antaranya adalah untuk menyembuhkan luka bakar (Saepudin, 2009) dan
menurunkan hiperglikemia (Fitrianingsih dan Purwanti, 2012).
Pada penelitian sebelumnya, disebutkan bahwa secara in vitro kulit pisang memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibanding bagian tanaman
pisang lainnya. Aktivitas antioksidan pada kulit pisang mencapai 94,25%
4
sekitar 70% pada konsentrasi 50 mg/ml (Fatemeh et al, 2012; Canales-Aguirre et al, 2008; Shodehinde and Oboh, 2013). Aktivitas antioksidan inilah yang menyebabkan kulit pisang diprediksi dapat menurunkan
kolesterol (Ratnawati dan Widowati, 2011; Atun et al, 2007). Saat ini, belum ada penelitian lebih lanjut yang membahas mengenai pengaruh
pemberian kulit pisang terhadap penurunan kolesterol.
Dengan potensi limbah kulit pisang yang dimiliki Provinsi Lampung dan
kandungan antioksidan yang dimiliki kulit pisang, maka melalui penelitian
ini, peneliti memiliki keinginan untuk menguji pengaruh ekstrak etanol kulit
pisang ambon dan kulit pisang kepok terhadap kadar kolesterol total pada
tikus putih jantan galur Sprague Dawley yang memilliki jalur metabolisme yang sama dengan manusia (Kacew and Festing, 1999).
B. Perumusan Masalah
Penyakit kardiovaskuler adalah masalah utama di seluruh dunia (Mendis et al, 2011). Tingginya kolesterol plasma merupakan salah satu faktor resiko terbesar yang berkontribusi pada prevalensi dan beratnya penyakit
kardiovaskuler (Widowati et al, 2011; Kobayashi et al)
Berdasarkan data pada tahun 2006, Provinsi Lampung dapat menghasilkan
sekitar 177.990 ton kulit pisang (Hendra dkk, 2008; Nityasa dkk, 2013).
5
menyebabkan kulit pisang diprediksi dapat menurunkan kolesterol
(Ratnawati dan Widowati, 2011; Atun et al, 2007).
Dengan potensi limbah kulit pisang yang dimiliki Provinsi Lampung dan
kandungan antioksidan yang dimiliki kulit pisang maka melalui penelitian
ini, peneliti membuat rumusan masalah yaitu : Apakah ada pengaruh
pemberian ekstrak etanol kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok
terhadap kadar kolesterol total pada tikus putih jantan galur Sprague Dawley?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit pisang ambon dan
kuilit pisang kepok terhadap kadar kolesterol total tikus putih jantan galur
Sprague Dawley.
2. Tujuan Khusus :
Mengetahui selisih kadar kolesterol sebelum dan sesudah ekstrak etanol
kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok pada tikus putih jantan galur
6
D. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu :
Untuk peneliti :
1. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dimiliki untuk
dimanfaatkan demi kepentingan masyarakat.
2. Menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai pengobatan atau
terapi berbasis agromedicine.
Untuk masyarakat :
1. Dapat memanfaatkan kulit pisang sebagai salah satu bagian
tanaman yang dianggap kurang bermanfaat, menjadi bernilai ekonomis
sebagai penurun kolesterol.
2. Mengurangi efek samping dari penggunaan obat kolesterol sintetik.
Untuk pemerintah :
1. Memanfaatkan kekayaan alam wilayah setempat menjadi salah
satu pengobatan herbal untuk antikolesterol.
2. Menambah kekayaan potensi alam yang dimiliki oleh Provinsi
7
E. Kerangka Teori dan Konsep
1. Kerangka Teori
Kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok mengandung antioksidan yang
dapat menurunkan kolesterol diantaranya yaitu saponin, dan tanin (Supriadi,
2011; Okorondu et al, 2012; Okechukwu et al, 2012; Choudhary, 2013)
Gambar 1. Pengaruh saponin dan tanin terhadap metabolisme kolesterol (Khyade and Vaikos, 2009; Choudhary, 2013; Supriadi, 2011; Okorondu et al, 2012; Okechukwu et al, 2012)
8
2. Kerangka konsep
Gambar 2. Kerangka konsep
F. Hipotesis
Pemberian ekstrak etanol kulit pisang ambon dan kulit pisang kepokakan
mempengaruhi kadar kolesterol total pada tikus putih jantan galur
Sprague Dawley.
Ekstrak etanol kulit pisang ambon
kolesterol total
= menurunkan Ekstrak etanol kulit pisang
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kulit Pisang Ambon dan Kulit Pisang Kepok
Pisang adalah salah satu tanaman buah yang berasal dari kawasan di Asia
Tenggara, termasuk Indonesia. (Warintek, 2011)
Taksonomi tanaman pisang
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa paradisiaca (Imam dan Akhera, 2011; Warintek, 2011).
10
Tanaman pisang merupakan tumbuhan dengan batang basah yang besar dan
tersusun dari pelepah-pelepah daun. Tanaman ini memiliki helaian daun
yang lebar, berbentuk oval, memanjang, dengan tulang-tulang daun yang
menyirip dan kecil-kecil.
Musa paradisiaca adalah tanaman herbal (tinggi mencapai 9 m) dengan akar semu. Tanaman memiliki mahkota daun yang berwarna hijau,
berbentuk oval, panjang, dan lebar (mencapai panjang 365 cm dan lebar 61 cm), dengan tulang daun di tengahnya (Gambar 1). Setiap tanaman
memproduksi susunan tangkai bunga tunggal seperti paku panjang yang
menjuntai, dengan seludang bunga yang membuka lebar, bulat, panjangnya
50-20 cm, berwarna merah gelap dan agak gemuk. Buahnya lonjong,
gemuk, panjangnya 5-7 cm dengan bentuk yang menyerupai ekor dan lebih
panjang dari variasi yang lain (Imam dan Akhera, 2011).
Pisang dikelompokkan menjadi beberapa kategori berdasarkan
penggunaannya. Pisang ambon termasuk pada kategori tanaman pisang yang
dimakan buahnya tanpa dimasak disebut Musa paradisiaca var sapientum,
sementara pisang kepok termasuk pada kategori pisang yang dimakan
setelah buahnya dimasak yaitu Musa paradisiaca forma typica atau disebut juga Musa paradisiaca normalis (Warintek, 2011).
Konsumsi pisang dengan diolah lebih dahulu menghasilkan limbah padat
berupa kulit pisang (Ahda dan Berry, 2008). Kulit pisang diprediksi
memiliki potensi antikolesterolemia karena pada penelitian sebelumnya
11
dan Widowati, 2011; Atun et al, 2007). Kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok mengandung saponin dan tanin yang dapat menurunkan kolesterol
(Atun et al, 2011; Supriadi, 2011; Okorondu et al, 2012; Okechukwu et al,
2012; Choudhary, 2013).
B. Kolesterol Total
Kolesterol yang terdapat dalam diet, diabsorbsi secara lambat dari saluran
pencernaan ke dalam saluran limfe usus. Kolesterol sangat larut dalam
lemak, sedikit larut dalam air, dan mampu membentuk ester dengan asam
lemak. Sekitar 70% kolesterol dalam lipoprotein plasma merupakan ester
kolesteril (Adrianto, 2007; Mayes PA, 2003). Sebagian besar kolesterol,
dibentuk di dalam tubuh dan disebut kolesterol endogen, sebagian lainnya
diabsorpsi dari saluran pencernaan yang merupakan kolesterol eksogen.
Pada dasarnya semua kolesterol endogenyang ada dalam lipoprotein plasma
dibentuk oleh hati, namun sel tubuh lain juga membentuk sedikit kolesterol,
karena struktur membran dari seluruh sel, sebagian disusun dari kolesterol
(Rahmawati dan Nisa, 2012).
Dilihat dari biosintesisnya, kolesterol disintesis di banyak jaringan dari
asetil KoA. Tubuh dapat mensintesis lebih dari setengah kebutuhan
kolesterol (sekitar 700 mg/dL), sisanya dicukupi dari asupan makanan. Hati
dan usus masing-masing terhitung mensintesis 10% kolesterol.
12
kolesterol, proses sintesis ini terjadi di retikulum endoplasma dan sitosol
(Mayes PA, 2003).
Jika seseorang semakin banyak mengkonsumsi makanan berlemak, maka
akan semakin banyak lemak yang disimpan di hati sehingga akan semakin
banyak inti sterol yang dimodifikasi, dan menyebabkan sintesis kolesterol
meningkat (Adrianto, 2007; Mayes PA, 2003). Kolesterol yang berlebihan
diekskresi dari hati ke dalam empedu sebagai kolesterol atau garam empedu.
Sejumlah besar garam empedu diabsorbsi ke dalam sirkulasi porta dan
kembali ke hati sebagai bagian dari sirkulasi enterohepatik (Mayes PA,
2003).
Peningkatan kadar kolesterol yang terdapat pada VLDL, IDL atau LDL
berkaitan dengan penyakit atherosclerosis, sedangkan kadar HDL yang tinggi memiliki pengaruh protektif. Banyak faktor yang mempengaruhi
keseimbangan kolesterol di dalam jaringan. Pada tingkat jaringan berbagai
proses dianggap mengendalikan kesimbangan kolesterol pada sel (Mayes
PA, 2003).
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi konsentrasi kolesterol plasma
adalah sebagai berikut (Adrianto, 2007, Mayes PA, 2003) :
1. Peningkatan jumlah kolesterol yang dicerna setiap hari sedikit
meningkatkan konsentrasi kolesterol plasma. Sehingga tersedia suatu sistem
kontrol umpan balik intrinsik untuk mencegah peningkatan konsentrasi
13
biasanya tidak berubah naik atau turun lebih dari 50 % dengan mengubah
jumlah kolesterol dalam diet, walaupun respon individu berbeda.
2. Diet lemak yang sangat jenuh dapat meningkatkan konsentrasi
kolesterol darah 50% - 25%. Keadaan ini akibat peningkatan penimbunan
lemak dalam hati, yang kemudian menyebabkan peningkatan jumlah Acetyl-CoA di dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol. Oleh karena itu untuk menurunkan konsentrasi kolesterol darah, mempertahankan diet rendah
lemak jenuh biasanya sama pentingnya dengan mempertahankan diet rendah
kolesterol.
3. Pencernaan lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh yang
tinggi biasanya menekan konsentrasi kolesterol dari jumlah sedikit sampai
sedang. Mekanisme dari pengaruh ini tidak diketahui, walaupun penelitian
mengenai pengaruh tersebut adalah dasar dari sebagian besar perencanaan
diet saat ini.
4. Kekurangan insulin atau hormon thyroid meningkatkan konsentrasi kolesterol darah, sedangkan kelebihan hormon tiroid menurunkan
konsentrasinya. Pengaruh ini kemungkinan disebabkan terutama oleh
perubahan derajat aktivitas enzim-enzim khusus yang bertanggung jawab
terhadap metabolisme zat lipid.
Kolesterol akan berkonjugasi dengan garam empedu untuk membentuk
14
1. Biosintesis Kolesterol
Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi 5 tahap, yaitu: (Mayes PA,
2003)
1) Mevalonat yang merupakan senyawa enam-karbon, disintesis dari Acetyl-CoA.
2) Unit isoprenoid dibentuk dari mevalonat dengan menghilangkan CO2. 3) Enam unit isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk
skualen.
4) Skualen mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk, yaitu lanosterol.
5) Kolesterol dibentuk dari lanosterol setelah melewati beberapa tahap lebih lanjut.
Banyak faktor yang mempengaruhi keseimbangan kolesterol di dalam
jaringan. Pada tingkat jaringan berbagai proses dianggap mengendalikan
kesimbangan kolesterol pada sel (Mayes PA, 2003). Peningkatan kolesterol
terjadi pada keadaan (1) pengambilan lipoprotein yang mengandung
kolesterol oleh reseptor, misal, reseptor LDL atau reseptor scavenger; (2) pengambilan kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya akan kolesterol ke
membran sel; (3) sintesis kolesterol; (4) Hidrolisis ester kolesteril oleh
enzim ester kolesteril hidrolase (Mayes PA, 2003).
Penurunan dapat terjadi akibat (1) aliran kolesterol keluar dari membran sel
15
HDL discoid, atau praβ-HDL, dan didorong oleh enzim LCAT; (2)
esterifikasi kolesterol oleh enzim ACAT; (3) penggunaan kolesterol untuk sintesis senyawa steroid lainnya, seperti hormon atau asam empedu, di hati
(Mayes PA, 2003).
Hiperkolesterolemia adalah kondisi ketika kolesterol yang beredar di dalam
darah melebihi normalnya. Seseorang dikatakan mengalami
hiperkolesterolemia apabila memiliki total kolesterol plasma (TPC) di atas
240 mg/dL. Sementara itu, TPC normal manusia adalah kurang dari 200
mg/dL. Tingginya level kolesterol di dalam darah pada manusia dapat
mengakibatkan kondisi hiperkolesterolemia sedang (TPC antara 240-289
mg/dL) dan hiperkolesterolemia berat (TPC>290 mg/dL) (Utami, 2010).
Kolesterol dieliminasi dari tubuh setelah terlebih dahulu diubah menjadi
asam empedu. Asam empedu primer, yakni asam kolat dan asam
kenodeoksikolat, disintesis dari prekursor yang berasal dari kolesterol.
(Meyes PA, 2003) Sebanyak 80% kolesterol dikonversi menjadi asam
kolat. Kolesterol akan berkonjugasi dengan garam empedu untuk
membentuk asam empedu, yang akan meningkatkan pencernaan dan
absorbsi lemak. (Mayes PA, 2003)
C. Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley
Dalam pengembangan penelitian obat-obatan untuk mengatasi penyakit,
16
sesuai dengan kondisi manusia, diperlukan spesies hewan coba yang
memiliki mekanisme farmakokinetik yang ditetapkan menyerupai manusia.
Salah satu hewan coba yang dapat digunakan adalah tikus. Penggunaan
tikus sebagai hewan coba untuk obat-obatan memiliki beberapa alasan
diantaranya karena : (a) metabolismenya yang sama dengan manusia, (b)
Beberapa karakteristik anatomis dan fisiologis yang sama, (c) Dapat
digunakan dalam jumlah besar, yang diperlukan untuk tujuan komparatif,
(d) Untuk memeliharanya tidak membutuhkan biaya yang terlalu mahal.
Selanjutnya, pemilihan tikus disesuaikan dengan galur yang diperlukan.
(Kacew and Festing, 1999).
Galur tikus berhubungan dengan tikus yang telah dikembangkan di
laboratorium yang generasinya telah diisolasi. Galur pada tikus dibuat untuk
menghasilkan tikus yang mirip satu sama lain dan dapat digunakan pada
penelitian. Salah satunya adalah galur Sprague Dawley. (Anonim, 2004)
Sprague Dawley berasal dari R. Dawley, Perusahaan Sprague-Dawley, di Madison, Wisconsin, pada tahun 1925. Tikus ini berasal dari perkawinan
tikus jantan hybrid (tidak diketahui asalnya) yang ditempatkan satu kandang dengan tikus betina (kemungkinan dari galur Wistar),sampai generasi
ketujuh. Setelahnya, tikus-tikus ini dipelihara di luar untuk mengembangkan
generasi yang stabil (Harlan, 1999). Sprague Dawley memiliki masa hidup rata-rata antara 24,5-25 bulan. Tikus ini tahan terhadap tekanan (Harlan,
1999). Pola nutrisi diet tinggi lemak yang diperlakukan pada tikus ini
17
Jika penelitian dilakukan dengan menggunakan tikus jantan dan betina
dalam satu kandang, dikhawatirkan dapat terjadi perubahan kardiovaskuler
karena adanya gangguan perubahan metabolisme hormonal dan metabolik
(Wexler and Greenberg, 1978). Selain itu, adanya hormon gonad pada tikus
betina dikhawatirkan dapat mempengaruhi respon terhadap obat-obatan,
sedangkan pada tikus jantan respon ini tidak terjadi (Harlan, 1999). Oleh
karena itu, untuk penelitian ini digunakan tikus jantan galur Sprague Dawley.
D. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Pisang Ambon dan Kulit Pisang Kepok terhadap Kadar Kolesterol Total pada Tikus Jantan Galur
Sprague Dawley
Kulit pisang diprediksi memiliki pengaruh terhadap kadar kolesterol total
karena pada penelitian sebelumnya disebutkan bagian tanaman ini memiliki
aktivitas antioksidan (Ratnawati dan Widowati,2011; Atun et al, 2007). Kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok mengandung zat-zat antioksidan
di antaranya adalah saponin dan tanin (Supriadi, 2011; Okorondu et al,
2012; Okechukwu et al, 2012; Choudhary, 2013). Antioksidan alami
digunakan secara luas karena aman dan menyebabkan sedikit efek samping.
(Ratnawati dan Widowati, 2011).
Saponin menurunkan kolesterol darah dengan mekanisme mencegah
reabsorpsi dan meningkatkan sekresi kolesterol (Khyade and Vaikos, 2009).
18
kolesterol pada lumen intestinal sehingga dapat mencegah absorpsi
kolesterol. Selain itu, saponin juga dapat berikatan dengan asam empedu,
sehingga dapat menurunkan sirkulasi enterohepatik asam empedu dan
meningkatkan ekskresi kolesterol (Akanji et al, 2009). Saponin merupakan senyawa tanaman yang memiliki surfaktan ysng dapat berikatan dengan
kolesterol dan asam empedu sehingga menurunkan absorpsi kolesterol
dalam tubuh (Ratnawati dan Widowati, 2011). Saponin dengan kolesterol
ternyata memiliki reseptor yang sama, sehingga dapat terjadi kompetisi
reseptor kolesterol pada sel. Selain itu, saponin juga dapat mempengaruhi
biosintesis kolesterol di hati (Akanji et al, 2009).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, tanin memiliki potensi meningkatkan
ekskresi asam empedu, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol. Tanin
memiliki aktivitas antihiperlipidemia dengan mekanisme menghambat
biosintesis kolesterol, menurunkan absorpsi kolesterol diet, menurunkan
kadar kolesterol serum dan meningkatkan ekskresi asam empedu
(Choudhary, 2013).Dengan kandungan saponin dan tanin yang dimilikinya,
kulit pisang ambon dan kulit pisang kepokdiprediksi dapat menurunkan
level kolesterol total secara signifikan, sehingga akan dapat menurunkan
19
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental, dengan menggunakan pre
-post test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah hewan coba setelah pemberian diet tinggi lemak. Post-test adalah
pengukuran kadar kolesterol total darah hewan coba setelah pemberian diet
tinggi lemak ditambah ekstrak etanol kulit pisang ambon dan kulit pisang
kepok.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia, Laboratorim Fisiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan Laboratorium Duta Medika
Bandarlampung. Ekstraksi dilakukan di laboratorium kimia Fakultas MIPA
20
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak bulan September-Oktober 2013. Penelitian ini
akan dilakukan pada tahun 2013 selama satu bulan.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan
galur Sprague Dawley dewasa dengan berat badan 160-200 gr yang diperoleh dari Laboratorium Balai Penelitian Veteriner (Balitvet) Bogor.
Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 27 ekor yang dipilih secara
acak dan dibagi dalam 3 kelompok dengan pengulangan sebanyak 9 kali,
sesuai dengan rumus Frederer. Rumus penentuan sampel untuk uji
eksperimental adalah
(3-1)(n-1) ≥ 15
2(n-1) ≥ 15
2n-2 ≥ 15
2n ≥ 17
n ≥ 8,5
Sehingga sampel yang diambil setiap kelompok adalah 9. Kelompok 1 (K1)
diberikan diet standar (kontrol negatif). Kelompok 2 (K2) dan kelompok 3
21
(K1) dilanjutkan pemberian diet standar, kelompok 2 (K2) diberikan diet
standar+ekstrak etanol kulit pisang ambon. Kelompok ketiga (K3) diberikan
diet standar+ekstrak etanol kulit pisang kepokmasing-masing 200 mg/kgBB
setiap hari. Semua perlakuan diberikan selama 14 hari. (Ratnawati dan
Widowati, 2011).
1. Kriteria Inklusi :
a. Tikus putih jantan galur Sprague Dawley
b. Berat badan tikus 160-200 gram (Ratnawati dan Widowati, 2011)
c. Usia 12-16 minggu
d.Kondisi sehat (aktif, tidak cacat) (Anantyo, 2009)
2. Kriteria Eksklusi
a. Bobot tikus menurun hingga berat badannya kurang dari 150 gram
b. Tikus mati dalam masa penelitian
D. Bahan dan Alat Penelitian
1. Alat
22
2) Sonde untuk pemberian oral
3) Pipet Mikro (500 μl; Reagen, 100 μl; kolesterol total)
4) Tik biru (untuk memindahkan Reagen) dan kuning (untuk memindahkan
serum)
5) Sentrifus
6) Tabung
7) Spektrofotometer Sumifin 1904-F (Semi Automatic) 8) Teko
9) Gelas kimia
10) Gelas ukur
11) Pipet tetes
12) Corong gelas
13) Kertas saring
14) Elemeyer
15) Rotary evaporator
16) Alat tulis
2. Bahan
1) Gandum
2) Minyak sayur
3) Lemak sapi
23
5) Makanan standar tikus (pelet)
6) Aquades
7) Reagen untuk analisis kolesterol total
8) Kulit pisang ambon
9) Kulit pisang kepok
10) Etanol
E. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol kulit pisang
ambon dan kulit pisang kepok
2. Variabel terikat penelitian ini adalah kadar kolesterol total tikus putih
jantan galur Sprague Dawley.
F. Definisi Operasional
24
Tabel 1. Definisi operasional
G. Metode Ekstraksi
Kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok yang digunakan adalah kulit
pisang ambon dan kulit pisang kepok kuning yang matang, berukuran
sedang. Dua kilogram kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok
dipotong-potong lalu dikeringkan di dalam oven selama 24 jam. Kulit-kulit ini
kemudian direndam dalam EtOH selama 24 jam. Setelah itu rendaman
diuapkan, hasilnya berupa ekstrak etanol kasar.
Dari dua kilogram kulit pisang diperoleh sekitar 150 ml ekstrak yang telah
diencerkan. Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol kasar pada kulit
No Variabel Definisi Alat ukur
Hasil
Ukur Skala
1. Ekstrak etanol kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok
Timbangan mg/cc Nominal
2. Kadar kolesterol total Kadar
Spektrofotometer mg/dl Numerik
25
pisang matang, karena berdasarkan uji in vitro, ekstrak etanol kasar dan kulit pisang matang memiliki aktivitas antioksidan yang tertinggi.
(Ratnawati dan Widowati, 2011; Atun et al, 2007).
H. Alur Penelitian
Dua puluh tujuh ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Sprague Dawley dewasa dengan berat badan 160-200 gram yang diperoleh dari Laboratorium Balai Penelitian Veteriner (Balitvet) Bogor. Tikus
dimasukkan ke dalam kandang dan diadaptasi selama 7 hari dengan
pemberian makan dan minum secara ad libitum dengan catatan berat badan tetap 160-200 g. Tikus dikelompokkan menjadi 3 kelompok.
Kelompok 1 (K1) diberikan diet standar (kontrol negatif). Kelompok 2
(K2), dan kelompok ketiga (K3), dibuat hiperkolesterolemia dengan
diberikan diet tinggi lemak(3000 g pakan standar dicampur dengan 250 g
kuning telur bebek, 500 g minyak sayur, 1250 g tepung terigu, 500 g lemak
sapi, dan air panas) secara ad libitum.
Selain diberikan diet tinggi lemak, tikus-tikus ini juga diberikan cairan
fruktosa 60% (120 g/200 ml aquadest) 1 mL/tikus/hari. Diet tinggi lemak
dan cairan fruktosa diberikan selama 14 hari.
Setelah perlakuan, kadar kolesterol total tikus-tikus ini diukur. Tikus-tikus
26
sisi kanan ekor, kemudian darah dikumpulkan dalam tabung. Sebelum
diambil darahnya, tikus terlebih dahulu dianestesi dengan lidokain secara
topikal pada area vena pada sisi kanan ekor, kemudian diberikan
asetaminofen 100 mg/kg per oral sebagai analgesi (IACUC guideline, 2008). Sampel darah ini kemudian disentrifusi pada 3000 rpm selama 10
menit dan serumnya kemudian digunakan untuk mengetahui kadar
kolesterol total tikus (Ratnawati dan Widowati, 2011). Kadar kolesterol
diperiksa dengan metode CHOD-PAP (cholesterol oxidase p-aminophenazone).Ini merupakan kadar kolesterol total pretest.
Kemudian, kelompok 1 (K1) tetap diberikan diet standar (kontrol negatif).
Kelompok 2 (K2) diberikan diet standar ditambah ekstrak etanol kulit
pisang ambon 200mg/kgBB. Kelompok ketiga (K3) diberikan diet standar
ditambah ekstrak etanol kulit pisang kepok 200mg/kgBB. Perlakuan ini
diberikan setiap hari, selama 14 hari.
Setelah perlakuan kedua, tikus kembali dipuasakan selama 12 jam, ,
kemudian sebanyak 1 ml darah dari vena pada sisi kiri ekor, kemudian darah
dikumpulkan dalam tabung. Sebelum diambil darahnya, tikus terlebih
dahulu dianestesi dengan lidokain secara topikal pada area vena pada sisi
kiri ekor, kemudian diberikan asetaminofen 100 mg/kg per oral sebagai
analgesi (IACUC guideline, 2008). Sampel darah ini kemudian disentrifusi pada 3000 rpm selama 10 menit dan serumnya kemudian digunakan untuk
mengetahui kadar kolesterol total tikus (Ratnawati dan Widowati, 2011).
27
28
Timbang Berat Badan Tikus
Adaptasi tikus selama 7 hari
Kelompok kontrol diberikan diet standar
Ukur kadar kolesterol (posttest)
Gambar 4. Alur Penelitian (Ratnawati dan Widowati, 2011) Timbang Berat Badan Tikus
Perlakuan diberikan setiap hari selama 14 hari
Kelompok ketiga (K3) diberikan diet standar ditambah ekstrak etanol
kulit pisang kepok 200 mg/kgBB
K3
Kelompok kedua (K2) diberikan diet standar ditambah ekstrak etanol kulit pisang ambon 200
mg/kgBB
Kelompok perlakuan diberi diet tinggi lemak+fruktosa liquid 60% (120 g/200 ml aquadest) 1 mL/tikus/hari, ad
29
I. Analisis Data
Untuk membandingkan antar variabel, uji statistik pada penelitian ini
menggunakan uji t berpasangan, dengan tingkat signifikasi p<0.05. Apabila
distribusi data tidak normal maka dilakukan uji Wilcoxon, sebelumnya data
penelitian diuji dahulu uji normalitas dengan Shapiro-Wilk.Analisis data
penelitian diproses dengan program komputer. (Ratnawati dan Widowati,
2011).
J. Etika
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian
44
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Simpulan Umum :
Pemberian ekstrak etanol kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok
dapat menurunkan kadar kolesterol total tikus putih jantan galur
Sprague Dawley.
2. Simpulan khusus :
Selisih kadar kolesterol total rata-rata sebelum dan sesudah pemberian
ekstrak etanol kulit pisang kepok lebih besar daripada selisih kadar
kolesterol total rata-rata sebelum dan sesudah pemberian ekstrak etanol
kulit pisang ambon. Rata-rata penurunan kadar kolesterol total pada
kelompok pemberian ekstrak etanol kulit pisang kepok mencapai 11,00
45
B. Saran
Adapun saran untuk pengembangan dan perbaikan penelitian ini yaitu:
1. Pemerintah dapat memfasilitasi pemanfaatan dan pengembangan
penggunaan kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok sebagai terapi
untuk menurunkan kolesterol total.
2. Institusi pendidikan dapat memfasilitasi dan mendorong mahasiswa
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian
ekstrak kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok terhadap kadar
kolesterol total.
3. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan perlakuan lain yang lebih dapat meningkatkan kadar
kolesterol total tikus putih jantan galur Sprague Dawley, misalnya dengan pemberian formula diet seperti pada penelitian Wresdiyati,dkk
pada tahun 2011.
4. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan metode
yang sama dengan penelitian ini, tetapi dengan menambah kelompok
pemberian obat antiaterosklerosis untuk mengetahui adanya perbedaan
bermakna antara pemberian ekstrak kulit pisang ambon, kulit pisang
kepok, dan terapi konvensional.
5. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
kemungkinan efek samping dalam penggunaan kulit pisang ambon dan
46
6. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi
pembuatan kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok menjadi bahan
yang dapat lebih mudah digunakan oleh masyarakat.
7. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut dapat dilakukan
dengan menggunakan bagian lain dari tanaman pisang yang memiliki
antioksidan misal buah pisang. Untuk ekstraksi, disarankan dapat dicoba
untuk lebih aplikatif misalnya dengan menggunakan ekstraksi dengan
air, agar diketahui sejauh mana efek antikolesterol dengan penggunaan
bagian tanaman pisang dalam bentuk tersebut sehingga dalam aplikasi
kepada masyarakat menjadi lebih mudah. Konsumsi buah pisang
sebanyak 25 gram sehari diperkirakan dapat menurunkan kolesterol
hingga 15-18% (Nicks, 2012).
8. Peneliti lain juga dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit pisang ambon dan
47
DAFTAR PUSTAKA
Adeniji, TA. Barimalaa, S. Tenkouano, A. Sanni, LO. Hart, AD. 2007. Anti-nutrients and heavy metals in some new plantain and banana cultivars.
Nigerian Food Journal. 25 (1) : 171-177.
Ahda, Y. Berry Satria, H. Pengolahan Limbah Kulit Pisang Menjadi Pektin
dengan Metode Ekstraksi. 2008.
(http://eprints.undip.ac.id/3671/1/MAKALAH_Yusuf_Ahda.pdf) akses 26 Maret 2013
Akanji, MA. Ayorinde, BT. Yakubu, MT. 2009. Anti-lipidaemic Potentials of Aqueous Extract of Tapinanthus globiferus Leaves in Rats. RPMP Vol. 25 - Chemistry and Medicinal Value.
Akpabio, D. Udiong, D. Akpakpan, A. 2012. The Physicochemical Characteristics Of Plantain (Musa Paradisiaca) And Banana (Musa Sapientum) Pseudostem Wastes. Advances in Natural and Applied Sciences. 6 (2) : 167-172.
Anantyo, DT. Efek Minyak Atsiri dari Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Persentase Jumlah Neutrofil Tikus Wistar yang Diberi Diet Kuning Telur. 2009. (eprints.undip.ac.id/7592/) akses 2 Oktober 2013.
Anhwange, B. Ugye, T. Nyiaatagher, T. 2009. Chemical Composition of Musa sapientum (Banana) Peels. EJEAFChe. 8 (6) : 437-442.
Anonim. Rat Species. Strains. Breeds and Varieties. 2004. (http://www.ratbehavior.org/RatSpecies.htm) Akses 2 Oktober 2013.
48
(pphp.deptan.go.id/xplore/view.php?file.../Road%20map%20pisang.doc) akses 10 Oktober 2013
Anonim. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Pisang. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian. 2006. (http://www.litbang.deptan.go.id/special/publikasi/doc_hortikultura/pisang/ pisang-bagian-b.pdf) akses 10 Oktober 2013
Anonim. Membuat Tepung dari Kulit Pisang. Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2011. (http://pusat-pkkp.bkp.deptan.go.id/berita-205-membuat-tepung-dari-kulit-pisang.html) akses 9 November 2013.
Anonim. Kadar Kolesterol Normal. Konsultan Kolesterol. 2013. (http://www.konsultankolesterol.com/kadar-kolesterol-normal/) akses 10 November 2013.
Amelia, R. Oenzil, F. Nasrul, E. Pengaruh Diet Tinggi Asam Lemak terhadap Fungsi Endotel Pembuluh Darah Tikus Jantan Strain Wistar. 2011. (http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/ARTIKEL-TESIS-S2.pdf) akses 26 September 2013
Atun, S. Arianingrum, R. Handayani, S. Rudyansah. Garson M. 2011. Identifikasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Kimia dari Ekstrak Metanol Kulit Buah Pisang (Musa paradisiaca Linn.). Indo. J. Chem.. 7 (1) : 83 – 87.
Canales-Aguirre, A. Carvalo Aceves, A. Manzano-Chávez, L. Padilla-Camberos, E. Lugo-Cervantes, E. 2008. Wound healing and antioxidant activities of extracts from Musa paradisiaca L. Peel. Planta Med. 74 - PD9
Choudhary, GP. 2013. Hypocholesterolemic Effect of Ethanolic Extract of Fruits of Terminalia Chebula in High Fat Diet Fed Foster Rats. International Journal of Advances in Pharmacy. Biology. and Chemistry. Vol. 2 (1)
49
Francis, G. Kerem, Z. Makkar, HPS. Becker, K. 2002The biological action of saponins in animal systems: a review. British Journal of Nutrition. 88 : 587– 605.
Fatemeh, SR. Saifullah, R. Abbas, FMA. Azhar, ME. 2012. Total Phenolics. Flavonoids and Antioxidant Activity of Banana Pulp and Peel Flours: Influence of Variety and Stage of Ripenes. International Food Research Journal. 19 (3): 1041-1046
Guyton. Arthur, C. Hall, JE. 2007. Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. EGC. Jakarta.
Hapsari, A. Perbandingan Efek Pemberian Sari Kedelai Kuning dan Hitam terhadap Rasio Kolesterol LDL/HDL Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) dengan Diet Tinggi Lemak. 2009.
(alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/2427827919_abs.pdf) akses 26 September 2013
Hardjojo, B. Analisis Intervensi Penyuluhan Penyakit Jantung Koroner terhadap Perubahan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pegawai Universitas Terbuka yang Berpotensi Penyakit Jantung Koroner tahun 2011. 2011.
(lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20299457-T30321%20...pdf) Akses 26 September 2013
Harlan. Sprague Dawley. 1999.
(www.harlan.com/.../117b20f991764a5e98e32d3...) akses 2 Oktober 2013.
Hastari, R. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Pelepah dan Batang Tanaman Pisang Ambon (Musa paradisiaca var.sapientum) terhadap Staphylococcus aureus.
2012. (ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/1531) akses
20 Maret 2013
Hendra, J. Suprapto. Mulyanti, N. 2008. Teknologi Budidaya Pisang. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bandarlampung.
50
Imam, MZ. Akter, S. Mazumder, EH. Rana, S. 2011. Antioxidant activities of different parts of Musa sapientum L. ssp. sylvestris fruit. Journal of Applied Pharmaceutical Science 01 (10); 2011: 68-72
Imam, MZ. Akhera, S. 2011. Musa paradisiaca L. and Musa sapientum L. : A Phytochemical and Pharmacological Review. Journal of Applied Pharmaceutical Science 01 (05): 14-20
Imu-stat. Lowering cholesterol. 2011.
(http://www.saponins.com/lowering_cholesterol.cfm) akses 2 November 2013.
Javed, I. Rahman, ZU. Khan, MZ. Muhammad, F. Aslam, B. Iqbal, Z. Sultan JI. Ahmad I. 2009. Antihyperlipidaemic efficacy of Trachyspermum ammi in albino rabbits. Acta. Vet. Brno . 78: 229–236.
Kacew, S. Festing, MFW. 1999. Role of Rat Strain in the Differential Sensitivity to Pharmaceutical Agents and Naturally Occurring Substances. CEJOEM 1999. Vol.5. No.3–4 : 201–231.
Katzung, BG. 2011. Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Khyade, MS. Vaikos, NP. 2009. Pharmacognostical and preliminary phytochemical studies on the leaf of Alstonia macrophylla. Journal of Herbal Medicine and Toxicology. 3 (2):127-132.
Kobayashi, M. Hirahata, R. Egusa, S. Fukuda, M. 2012. Hypocholesterolemic Effects of Lactic Acid-Fermented Soymilk on Rats Fed a High Cholesterol Diet. Nutrients. 4 : 1304-1316.
51
Kumar, S. Kumar, D. Antioxidant and free radical scavenging activities of edible weeds. 2009. (www.ajol.info/index.php/ajfand/article/.../28584) akses 26 September 2013.
Kusmartono, B. Wijayati, M. Pembuatan Susu dari Kulit Pisang dan Kacang Hijau. 2012. (http://repository.akprind.ac.id/sites/files/conference-proceedings/2012/kusmartono_14370.pdf)akses 9 November 2013.
Mayes, P. A. 2003. Harper’s Biochemistry. 24th edition Murray. R.K.. Granner. D.K; Mayes. P.A. and Rodwell. V.W. (eds). Prentice Hall International. Inc.. USA.
Mendis, S. Puska, P. Norrving, B. 2011. Global Atlas of Cardiovascular Disease Prevention and Control. World Health Organization. Switzerland.
Merck milipore. Uji Senyawa Antioksidan dengan Metode Difenilpikril hidrazil. 2013. (http://www.merckmillipore.co.id/life-science-research/uji-senyawa-
antioksidan-dengan-metode-dpph-difenilpikril-hidrazil/c_H5yb.s1OVf8AAAEumQxQn72P) akses 2 November 2013.
Miettinen, T. Strandberg, T. Gylling, H. Atherosclerosis and Lipoproteins Noncholesterol Sterols and Cholesterol Lowering by Long-Term Simvastatin Treatment in Coronary Patients Relation to Basal Serum Cholestanol. 1999. (http://atvb.ahajournals.org/content/20/5/1340.full)
akses 10 November 2013.
Mufidah. Aktivitas Antiaterosklerosis Ekstrak Terstandar Klika Ongkea (Mezzetia parviflora BECC.) pada Tikus Wistar yang Diberi Asupan Kolesterol : Kajian Efek Anti-oksidan dan Anti-kolesterol terhadap Penghambatan
MCP-1 dan Disfungsi Endotel. 2011.
(repository.unhas.ac.id/.../RINGKASAN%20DISERTASI%20MUFIDAH..) akses 26 September 2013.
Muhtadi. Andi S. Shoim D. Sosialisasi Pengobatan Herbal dengan Strategi Peningkatan Pemahaman dan Pelayanan Terapi secara Langsung bagi Warga di Windan Desa Makamhaji Kecamatan Kartasura Kabupaten
Sukoharjo. 2008.
52
Mulvihill EE. Huff MW. 2012. Review Article : Protection fromMetabolic Dysregulation. Obesity. and Atherosclerosis by Citrus Flavonoids: Activation of Hepatic PGC1α-Mediated Fatty Acid Oxidation. Hindawi Publishing Corporation PPAR Research Volume.
Nagarajaiah, S. Prakash, J. 2011. Chemical composition and antioxidant potential of peels from three varieties of banana. As. J. Food Ag-Ind.. 4(01) : 31-46.
NCD Country Profiles. World Health Organization. 2011.
(http://www.who.int/nmh/countries/idn_en.pdf) akses 20 September 2013
Nityasa, MHYT. Hafidh, FP. Hasanah, N. Widyastuti. Pemanfaatan Kulit Pisang sebagai Bahan Baku Bioetanol Berbasis Fermentasi. 2013. (hasanah2nur.files.wordpress.com/2013/05/new.docx) akses 20 September 2013.
Okechukwu, RI. Onyedineke, NE. Mgbemena, IC.Opara, FN. Ukaoma, AA. 2013. Inhibition of Pathogenic Microorganisms by Ethnobotanical Extracts of Fruit Peels of Musa paradisiaca. Journal of Applied Pharmaceutical Science. 02 (04): 01-03
.
Okorondu, SI. Akujobi, CO. Nwachukwu, IN. 2012. Antifungal properties of
Musa paradisiaca (Plantain) peel and stalk extracts. International Journal of Biological and Chemical Sciences. 6(4) : 1527-1534.
Rahmawati, M. Nisa, K. 2011. Pengaruh Asupan Bubur Kacang kedelai dan Latihan Intensitas Sedang terhadap Kadar LDL Kolesterol Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley yang Diberi Diet Tinggi
Lemak. 2011.
(juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/25/24) akses 26 September 2013.
Ratnawati, H. Widowati, W. 2011. Anticholesterol Activity of Velvet Bean (Mucuna pruriens L.) Towards Hypercholesterolemic Rats. Sains Malaysiana. 40(4) : 317–321
53
Saepudin, ES. Pengaruh Basis Gel Poloxamer dan Karbopol terhadap Efek Penyembuhan Luka Bakar Gel Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang pada Kulit Punggung Kelinci. 2009. (ml.scribd.com/doc/73640009/K100050176) akses 10 September 2013
Shodehinde, SA. Oboh, G. 2013. Antioxidant Properties of Aqueous Extracts of Unripe Musa paradisiaca on Sodium Nitroprusside Induced Lipid Peroxidation in Rat Pancreas in vitro. Asian Pac J Trop Biomed. 3(6): 449– 457.
Supriadi, J. Tih, F. Puradisastra, S. Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Pisang Ambon dalam Mempercepat Durasi Penyembuhan Luka Insisi pada Mencit Webster Betina. 2012. (repository.maranatha.edu/2689/) akses 20 September 2013
Tatrakoon, T. Chalearmsan, N. Vearasilp, T. Meulen, Ut. The Nutritive Value of Banana Peel (Musa sapieutum L.) in Growing Pigs. 1999. (ftp://ftp.gwdg.de/pub/tropentag/proceedings/1999/referate/STD_A23.pdf) akses 2 November 2013.
Utami, DFR. Peroksidasi Lipid pada Tikus Hiperkolesterolemia Selama Pemberian Ekstrak Kulit Batang Mahoni (Swietenia macrophylla). 2010.
(repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/59218/G10dfr.pdf) Akses 14 September 2013
Warintek. Pisang. 2011. (http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/pisang.pdf.)
akses 26 Maret 2013.
Wexler, BC. Greenberg, BP. 1978. Pathophysiological differences between paired and communal breeding of male and female Sprague-Dawley rats.
Circ. Resc 42(1):126-35.
Widowati, W. Herlina, T. Ratnawati, H. Mozef, T. Imanuel, V. 2011. Potency of antioxidant. aticholesterol and platelet antiaggregation of black tea (Camelia sinensis). Bul. Littro. Vol. 22. No. 1 : 74 – 83
54