• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Effect of 95% Ethanol Extract of Javanese Long Pepper (Piper retrofractum Vahl.) to Total Cholesterol and Triglyceride Levels in Male Sprague Dawley Rats (Rattus novergicus) Administrated by High Fat Diet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "The Effect of 95% Ethanol Extract of Javanese Long Pepper (Piper retrofractum Vahl.) to Total Cholesterol and Triglyceride Levels in Male Sprague Dawley Rats (Rattus novergicus) Administrated by High Fat Diet"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 95% CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DAN

TRIGLISERIDA PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus novergicus) GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERIKAN DIET TINGGI

LEMAK

Oleh

AHMAD ARBI ANINDITO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

The Effect of 95% Ethanol Extract of Javanese Long Pepper (Piper retrofractum Vahl.) to Total Cholesterol and Triglyceride Levels in Male Sprague Dawley Rats (Rattus novergicus) Administrated by High Fat Diet

by

Ahmad Arbi Anindito

Background: Coronary heart disease is the leading causes of death in the world. One of its predisposing factor is high levels of total cholesterol and triglycerides. Javanese long pepper has piperine that can lowering the levels of total cholesterol and triglycerides. The purpose of this research was to find out the effect of sample was taken from the heart in the end of the 7th week.

Results: Based on the Post Hoc LSD test, there was siginficant difference to total cholesterol and triglyceride levels between group A and group B (p<0,05), group B and group C (p<0,05) and group A and group C (p<0,05).

Conclusions: The results show that javanese long pepper extract has an effect to total cholesterol and triglyceride levels in rats administrated by high fat diet (p=0,000).

(3)
(4)
(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Kerangka Penelitian ... 5

1.5.1 Kerangka Teori ... 5

1.5.2 Kerangka Konsep ... 6

1.6 Hipotesis ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kolesterol ... 8

2.2 Trigliserida ... 9

2.3 Diet Tinggi Lemak sebagai Faktor Risiko Dislipidemia ... 12

(6)

vi

2.4.1 Definisi ... 13

2.4.2 Taksonomi ... 14

2.4.3 Morfologi ... 15

2.4.4 Kandungan ... 16

2.5 Efek Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) terhadap Kadar Kolesterol Total dan Trigliserida ... 17

III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 19

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

3.3.1 Populasi Penelitian ... 20

3.3.2 Sampel Penelitian ... 20

3.4 Alat dan Bahan Penelitian ... 22

3.4.1 Alat Penelitian ... 22

3.4.2 Bahan Penelitian ... 22

3.5 Prosedur Penelitian ... 23

3.5.1 Prosedur Pemberian Diet Tinggi Lemak ... 23

3.5.2 Prosedur Pemberian Ekstrak Etanol 95% Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) ... 23

3.5.3 Prosedur Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total dan Trigliserida ... 25

3.5.4 Prosedur Penelitian ... 29

3.5.5 Alur Penelitian ... 31

3.6 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional ... 32

3.6.1 Identifikasi Variabel ... 32

(7)

vii

3.7 Analisis Data ... 32

3.8 Ethical Clearance ... 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 35

4.1.1 Kadar Kolesterol Total ... 35

4.1.2 Kadar Trigliserida ... 38

4.2 Pembahasan... 41

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 47

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.Kerangka teori ... 6

2.Kerangka konsep ... 6

3.Struktur kimia kolesterol ... 9

4.Struktur kimia trigliserida... 10

5.Tumbuhan cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) ... 16

6.Simplisia cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) ... 16

7.Struktur kimia piperin ... 17

8.Reaksi yang terjadi pada pemeriksaan kadar kolesterol total ... 27

9.Prosedur pemeriksaan kadar kolesterol total dan trigliserida ... 28

10.Reaksi yang terjadi pada pemeriksaan kadar trigliserida ... 29

11.Alur penelitian ... 31

12.Grafik perbandingan kadar kolesterol total ... 36

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.Definisi operasional ... 32

2.Kadar kolesterol total hewan coba ... 35

3.Hasil uji One Way ANOVA kadar kolesterol total hewan coba... 37

4.Hasil analisis Post Hoc kadar kolesterol total hewan coba ... 37

5.Kadar trigliserida hewan coba ... 38

6.Hasil uji One Way ANOVA kadar trigliserida hewan coba ... 40

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1.Surat keterangan lolos kaji etik ... 53

2.Hasil uji statistik ... 54

3.Kegiatan penelitian ... 64

4.Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total dan trigliserida ... 67

5.Pemeriksaan kolesterol ... 68

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dislipidemia merupakan suatu kelainan yang terjadi pada metabolisme

lipoprotein, baik itu berlebihan ataupun kekurangan. Keadaan yang mungkin

timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar low density

lipoprotein (LDL), dan kadar trigliserida serta penurunan dari kadar high density

lipoprotein (HDL) di dalam darah (Musunuru, 2010).

Prevalensi dislipidemia di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut penelitian yang

dilakukan pada warga usia lanjut di Jakarta, dari 307 sampel didapatkan kejadian

dislipidemia sebesar 44,6% (Khairani & Sumiera, 2005). Sedangkan pada

penelitian di Padang didapatkan angka kejadian dislipidemia mencapai lebih dari

50% (Kamso dkk., 2002).

Kadar kolesterol total dan trigliserida merupakan indikator dislipidemia dan

merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner. Penyakit jantung

koroner merupakan penyakit yang sangat berbahaya dikarenakan penyakit jantung

koroner merupakan penyakit penyebab kematian terbanyak (Brown, 2006). Hal

(12)

2

maka angka kejadian penyakit jantung koroner diharapkan akan menurun (Anwar,

2004).

Pengobatan yang diberikan untuk mengatasi dislipidemia saat ini belum baik.

Banyak efek samping yang mungkin timbul seperti rasa mual, gatal-gatal, sakit

kepala, takikardi, hiperurisemia bahkan gangguan fungsi hati akibat penggunaan

obat-obatan untuk mengatasi dislipidemia. Karena itu diperlukanlah pengobatan

lain yang memiliki efek samping yang lebih rendah, salah satunya dengan

menggunakan obat herbal yang berasal dari bahan alami yang sedikit efek

sampingnya (Adam, 2009).

Obat herbal yang berasal dari bahan alami dilaporkan memiliki efek samping

yang lebih rendah bila dibandingkan dengan obat sintetik (Javed dkk., 2009).

Salah satu jenis tumbuhan yang sering dimanfaatkan sebagai obat herbal adalah

cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) (Moeloek dkk., 2009). Cabe jawa

merupakan salah satu dari sembilan spesies tanaman yang dipilih sebagai tanaman

unggulan untuk diteliti lebih lanjut, termasuk uji klinik (Dewoto, 2007).

Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) mengandung zat alkaloid utama yang

bernama piperin. Penelitian yang dilakukan pada tikus jantan Sprague Dawley

yang telah diberikan diet tinggi lemak dan ekstrak piperin selama 8 minggu

menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar kolesterol total dan trigliserida di

dalam darah yang bermakna (Shah dkk., 2011). Dalam penelitian lain disebutkan

bahwa kadar kolesterol total dan aktivitas 3-Hidroksi-3-Metilglutaril-CoA

reduktase (HMG-CoA reduktase) pada tikus jantan yang diberikan ekstrak piperin

(13)

3

tikus jantan yang hanya diberikan diet tinggi lemak. Selain itu didapatkan

peningkatatan kadar lipoprotein lipase (LPL) dan lecithin cholesterol acyl

transferase (LCAT) pada tikus jantan yang diberikan ekstrak piperin dan diet

tinggi lemak bila dibandingkan dengan tikus jantan yang hanya diberikan diet

tinggi lemak (Vijayakumar dkk., 2006).

Belum banyaknya penelitian mengenai efek pemberian ekstrak etanol 95% cabe

jawa (Piper retrofractum Vahl.) menyebabkan kurangnya penggunaan dan

informasi lebih lanjut mengenai penelitian ini. Hal ini menjadi alasan mengapa

penting bagi kita untuk mengetahui lebih lanjut mengenai efek pemberian ekstrak

etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) terhadap profil lipid di dalam

darah. Dalam hal ini, peneliti ingin lebih memfokuskan kepada pengaruh

pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) terhadap

kadar kolesterol total dan trigliserida pada tikus putih jantan (Rattus novergicus)

galur Sprague Dawley yang diberikan diet tinggi lemak.

1.2 Perumusan Masalah

Tingginya kadar kolesterol total dan trigliserida merupakan suatu masalah

kesehatan yang merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung

koroner. Pengobatan untuk mengatasi kadar kolesterol total dan trigliserida yang

tinggi dirasa belum memuaskan karena memiliki efek samping jangka panjang

yang tidak baik bagi kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengobatan

yang memiliki efek samping lebih rendah dan aman, salah satunya dengan

menggunakan ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.). Hal inilah yang

(14)

4

“Apakah terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper

retrofractum Vahl.) terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida pada tikus

putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley yang diberikan diet tinggi

lemak?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper

retrofractum Vahl.) terhadap kadar kolesterol total pada tikus putih jantan

(Rattus novergicus) galur Sprague Dawley yang diberikan diet tinggi lemak.

2. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper

retrofractum Vahl.) terhadap kadar trigliserida pada tikus putih jantan (Rattus

novergicus) galur Sprague Dawley yang diberikan diet tinggi lemak.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi instansi terkait, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

informasi mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa

(Piper retrofractum Vahl.) terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida

pada tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley yang

diberikan diet tinggi lemak sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam

penelitian selanjutnya. Selain itu, penelitian ini juga sesuai dengan visi dari

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yaitu “Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung menjadi Fakultas Kedokteran Sepuluh Terbaik di

(15)

5

2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hasil penelitian ini

dapat menjadi dasar dalam pengembangan terapi penyakit dislipidemia

dengan menggunakan obat-obatan tradisional, salah satunya adalah cabe jawa

(Piper retrofractum Vahl.).

3. Bagi pembangunan di Indonesia, diharapkan angka kejadian dislipidemia di

Indonesia dapat berkurang sehingga berefek pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan pembangunan di Indonesia.

1.5 Kerangka Penelitian

1.5.1 Kerangka Teori

Pemberian diet kuning telur intermiten dapat menaikkan kadar profil lipid,

terutama kadar kolesterol total dan trigliserida (Prasetyo, 2002). Tikus yang

diberikan diet tinggi lemak mengalami penurunan aktivitas LPL dan peningkatan

aktivitas HMG CoA reduktase sehingga menyebabkan peningkatan kadar

kolesterol total dan trigliserida (Vijayakumar dkk., 2006).

Ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) mengandung piperin

yang dapat menghambat penurunan aktivitas LPL (Lipoprotein Lipase) dan

peningkatan aktivitas HMG CoA Reduktase. Hal ini menyebabkan tidak

terjadinya peningkatan kadar kolesterol total dan trigliserida. Selain itu pemberian

ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) dapat meningkatkan

ekskresi asam empedu ke dalam usus sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol

(16)

6

(Shah dkk., 2011; Adam, 2009; Vijayakumar dkk., 2006)

Gambar 1. Kerangka teori.

1.5.2 Kerangka konsep

(17)

7

1.6 Hipotesis

1. Pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)

berpengaruh terhadap kadar kolesterol total tikus putih jantan (Rattus

novergicus) galur Sprague Dawley yang diberikan diet tinggi lemak.

2. Pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)

berpengaruh terhadap kadar trigliserida tikus putih jantan (Rattus novergicus)

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Kolesterol

Kolesterol merupakan komponen struktural esensial yang membentuk membran

sel dan lapisan eksterna lipoprotein plasma. Kolesterol dapat berbentuk kolesterol

bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang sebagai kolesterol ester.

Kolesterol ester merupakan bentuk penyimpanan kolesterol yang ditemukan pada

sebagian besar jaringan tubuh. Kolesterol juga mempunyai makna penting karena

menjadi prekursor sejumlah besar senyawa steroid, seperti kortikosteroid, hormon

seks, asam empedu, dan vitamin D (Murray dkk., 2009).

Terdapat dua jenis kolesterol. Kolesterol eksogen adalah kolesterol yang terdapat

dalam diet dan diabsorbsi secara lambat dari saluran pencernaan ke dalam saluran

limfe usus. Selain itu, terdapat juga kolesterol yang disintesis di dalam sel tubuh

dan disebut dengan kolesterol endogen (Adam, 2009).

Bahan utama untuk sintesis kolesterol adalah asetat. Terdapat tiga tahap utama

dalam proses sintesis kolesterol (Berg dkk., 2012). Tahapan tersebut adalah:

a. Sintesis isopentenil pirofosfat (IPP)

Pada proses ini terjadi perubahan Asetoasetil-CoA atau Asetil-CoA menjadi

(19)

9

reduktase merubah HMG-CoA menjadi mevalonat (isoprenoid C6). Lalu

mevalonat akan diubah menjadi 5-pirofosfomevalonat dan kemudian diubah

menjadi isopentenil pirofosfat (IPP).

b. Kondensasi 6 molekul isopentenil pirofosfat membentuk skualen

Pada proses ini, 6 molekul isopentenil pirofosfat mengalami kondensasi dan

membentuk skualen.

c. Siklisasi Skualen

Pada proses ini skualen mengalami siklisasi menjadi lanosterol. Kemudian

lanosterol diubah menjadi kolesterol.

Gambar 3. Struktur kimia kolesterol (Berg dkk., 2012)

2.2 Trigliserida

Trigliserida adalah asam lemak dan merupakan jenis lemak yang paling banyak di

dalam darah. Kadar trigliserida yang tinggi dalam darah (hipertrigliseridemia)

juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit jantung koroner. Tingginya trigliserida

sering disertai dengan keadaan kadar HDL rendah. Kadar trigliserida dalam darah

banyak dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat makanan dan kegemukan

(20)

10

Trigliserida yang dibentuk dari kilomikron atau liporotein akan dihidrolisis

menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh enzim LPL. LPL ini dibentuk oleh

adiposit dan disekresi ke dalam sel endotelial yang berdekatan dengannya.

Aktivasi LPL dilakukan oleh apoprotein C-II yang dikandung oleh kilomikron dan

lipoprotein (very low density lipoprotein/VLDL) (Sugondo, 2009).

Gambar 4. Struktur kimia trigliserida (Berg dkk., 2012)

Terdapat tiga jalur dalam metabolisme lipoprotein. Ketiga jalur tersebut antara

lain sebagai berikut:

a. Jalur metabolisme eksogen

Makanan yang mengandung lemak terdiri atas trigliserida dan kolesterol.

Selain dari makanan, di dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang

diekskresi bersama empedu ke usus halus Baik lemak dari makanan maupun

dari hati disebut lemak eksogen (Adam, 2009).

Semakin banyak kita mengonsumsi makanan berlemak, maka akan semakin

banyak lemak yang disimpan di hati yang akan mengakibatkan sintesis

kolesterol akan meningkat. Kolesterol yang berlebihan akan diekskresi dari

hati ke dalam empedu sebagai kolesterol atau garam empedu. Kemudian akan

diabsorbsi ke dalam sirkulasi porta dan kembali ke hati sebagai bagian dari

(21)

11

Di dalam enterosit mukosa usus halus, trigliserida akan diserap sebagai asam

lemak bebas sedangkan kolesterol sebagai kolesterol. Kemudian di dalam

usus halus asam lemak bebas akan diubah menjadi trigliserida sedangkan

kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester. Dimana

keduanya bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk

lipoprotein yang dikenal dengan nama kilomikron (Adam, 2009).

Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe yang akhirnya masuk ke dalam

aliran darah melalui duktus torasikus. Trigliserida dalam kilomikron akan

mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) menjadi asam

lemak bebas yang dapat disimpan kembali sebagai trigliserida di jaringan

lemak (adiposa), tetapi bila berlebih sebagian trigliserida akan diambil oleh

hati sebagai bahan untuk membentuk trigliserida hati. Kilomikron yang sudah

kehilangan sebagian besar trigliserida akan menjadi kilomikron remnant yang

mengandung kolesterol ester yang cukup banyak yang akan dibawa ke hati

(Adam, 2009).

b. Jalur metabolisme endogen

Trigliserida dan kolesterol di hati akan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai

lipoprotein VLDL. Dalam sirkulasi, VLDL akan mengalami hidrolisis oleh

enzim lipoprotein lipase dan akan berubah menjadi intermediate density

lipoprotein (IDL) yang juga akan mengalami hidrolisis menjadi LDL. LDL

adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian

(22)

12

mempunyai reseptor untuk LDL. Sebagian lainnya akan mengalami oksidasi

dan ditangkap oleh sel makrofag (Adam, 2009).

c. Jalur reverse cholesterol transport

HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol mengandung

apolipoprotein A, C dan E disebut HDL nascent. HDL nascent yang berasal

dari usus halus dan hati mengandung apolipoprotein A1. HDL nascent

mengambil kolesterol bebas yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil

kolesterol bebas, kolesterol tersebut akan diesterifikasi menjadi kolesterol

ester oleh enzim LCAT. Selanjutnya sebagian kolesterol ester tersebut dibawa

oleh HDL yang akan mengambil dua jalur. Jalur pertama akan ke hati

sedangkan jalur kedua kolesterol ester dalam HDL akan dipertukarkan

dengan trigliserida dari VLDL dan IDL dengan bantuan cholesterol ester

transfer protein (CETP) untuk dibawa kembali ke hati (Adam, 2009).

2.3 Diet Tinggi Lemak sebagai Faktor Risiko Dislipidemia

Dislipidemia merupakan suatu kelainan yang terjadi pada metabolisme

lipoprotein, baik itu berlebihan ataupun kekurangan. Keadaan yang mungkin

timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar LDL, dan kadar

trigliserida serta penurunan dari kadar HDL di dalam darah (Musunuru, 2010).

Salah satu faktor penyebab terjadinya dislipidemia adalah pola asupan makan

(Anwar, 2004). Asupan makan adalah banyaknya makanan yang dikonsumsi

seseorang (Gibney dkk., 2008). Asupan makan dengan pola diet tinggi lemak

(23)

13

Hiperlipidemia merupakan bentuk lain dislipidemia yang merupakan suatu

keadaan yang menyatakan peningkatan kadar kolesterol total dan trigliserida

serum di atas batas normal. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar LDL yang

tinggi akan kolesterol dan menurunkan kadar HDL yang memilik kadar protein

tinggi dan rendah akan kolesterol (Brown, 2006).

Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan pengendapan pada dinding

pembuluh darah bagian dalam dan selanjutnya akan menghambat aliran darah dan

oksigen. Apabila penyumbatan terjadi di dalam pembuluh darah yang menyuplai

darah bagi jantung, maka akan terjadi gangguan metabolisme sel-sel otot jantung

(Braunwald & Selwyn, 2005).

Penyumbatan yang terjadi di dalam pembuluh darah yang menyuplai darah bagi

jantung akan mengakibatkan terganggunya metabolisme sel-sel jantung dan

berkembang menjadi penyakit jantung koroner. Penyakit ini merupakan salah satu

penyakit yang sangat berbahaya dan merupakan penyakit penyebab kematian

terbanyak (Brown, 2006).

2.4 Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)

2.4.1 Definisi

Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) merupakan tanaman asli Indonesia yang

banyak terdapat di Jawa, Madura dan Sumatera Selatan (Moeloek dkk., 2009).

Selain itu cabe jawa juga ditemukan di Sulawesi Utara, Bali dan Kalimantan

(24)

14

Cabe jawa atau disebut juga lada panjang (Javanese long pepper) memiliki nama

yang berbeda-beda di berbagai daerah Indonesia. Di Sumatera cabe jawa sering

disebut lada panjang, cabai jawa, cabai panjang. Di Jawa disebut dengan cabean,

cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, cabe sula. Di Madura disebut dengan cabhi

jhamo, cabhi ongghu, cabhi solah (Usia, 2012).

Cabe jawa merupakan salah satu jenis tanaman obat yang sudah dimanfaatkan

sejak dulu. Tanaman ini merupakan tumbuhan yang tumbuh di dataran rendah

(Widiyanti, 2003). Cabe jawa tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian

600 meter dari permukaan laut (Taryono, 2004). Cabe jawa biasanya dapat

tumbuh di pekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat-tempat yang tanahnya

tidak lembab dan berpasir, seperti di dekat pantai atau di hutan (Usia, 2012).

2.4.2 Taksonomi

Taksonomi dari tanaman cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) adalah:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Piperales

Famili : Peperaceae

Genus : Piper

(25)

15

2.4.3 Morfologi

Bagian tubuh tumbuhan cabe jawa terdiri atas buah, daun, bunga, batang, dan

akar. Buah cabe jawa berbentuk silinder, berukuran 4 – 6 cm. Buah yang masih

muda masih berwarna hijau, setelah matang akan berubah warna menjadi merah

(Singgih, 2006).

Daun yang dimiliki tumbuhan cabe jawa yang masih muda berwarna hijau

kekuningan dan yang sudah tua berwarna hijau mengilap. Panjang daunnya

kira-kira 14 – 19 cm dengan lebar 5 – 10 cm. Bentuknya bulat seperti telur sampai

lonjong, tunggal berseling, pada pangkalnya tumpul dan ujungnya meruncing.

Tulang daunnya menyirip dan terdiri dari 3 – 5 pasang. Pada bagian bawah daun

terdapat bintik-bintik dan bagian atasnya licin (Rostiana dkk., 2006).

Bunga yang dimiliki tumbuhan cabe jawa merupakan bunga majemuk dan

berkelamin tunggal. Bunga tersebut tersusun dalam bentuk bulir dengan tangkai

bunga yang memanjang hingga ukuran 2 cm. Terdapat benang sari sebanyak 2 – 3

buah dan putik sebanyak 2 – 4 buah dengan warna hijau kekuningan (Rostiana

dkk., 2006).

Pada tumbuhan cabe jawa terdapat dua jenis akar. Akar yang pertama merupakan

akar utama dengan panjang sekitar 1 – 2 m. Akar utama ini terletak di dalam tanah

dan berfungsi untuk menyerap unsur hara serta air dari dalam tanah. Akar yang

kedua merupakan akar lekat yang panjangnya 3 – 5 cm. Akar lekat ini berada di

atas permukaan tanah dan berfungsi untuk melekatkan batang sehingga tanaman

(26)

16

Gambar 5. Tumbuhan cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) (Warsiati dkk., 2010).

Gambar 6. Simplisia cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) (Warsiati dkk., 2010).

2.4.4 Kandungan

Terdapat banyak senyawa kimia yang terkandung di dalam cabe jawa. Senyawa

kimia yang terkandung dalam cabe jawa antara lain minyak atsiri, piperin,

piperidin dan turunannya (Himayani, 2012). Selain itu di dalam cabe jawa juga

terkandung asam amino bebas, damar, beberapa jenis alkaloid seperti piperatin,

piperlonguminine, β-sitosterol, sylvatine, guineensine, piperlongumine, filfiline,

(27)

17

asetat, sitronelil asetat, sitral, alkaloid, saponin, polifenol, dan resin (kavisin).

Alkaloid utama yang terdapat di dalam buah cabe jawa adalah piperin (Moeloek

dkk., 2009).

Gambar 7. Struktur kimia piperin (Madhavi dkk., 2009).

2.5 Efek Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) terhadap Kadar Kolesterol Total dan Trigliserida

Berdasarkan hasil penelitian, pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper

retrofractum Vahl.) memiliki efek yang baik dalam menurunkan kadar lipid

darah. Penelitian yang dilakukan pada tikus jantan Sprague Dawley yang telah

diberikan diet tinggi lemak dan ekstrak piperin selama 8 minggu menunjukkan

bahwa terjadi penurunan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan VLDL di

dalam darah yang cukup signifikan. Selain itu, terdapat peningkatan yang cukup

signifikan pada kadar HDL di dalam darah (Shah dkk., 2011). Dalam penelitian

lain disebutkan bahwa kadar total kolesterol, LDL, VLDL, dan aktivitas HMG

CoA reduktase pada tikus jantan yang diberikan ekstrak piperin dan diet tinggi

lemak selama 10 minggu lebih rendah bila dibandingkan dengan tikus jantan yang

hanya diberikan diet tinggi lemak. Selain itu didapatkan peningkatan kadar LPL

dan LCAT serta peningkatan ekskresi asam empedu pada tikus jantan yang

diberikan ekstrak piperin dan diet tinggi lemak bila dibandingkan dengan tikus

(28)

18

Penurunan aktivitas HMG CoA reduktase akan menurunkan sintesis asam

mevalonat yang nantinya akan diubah menjadi kolesterol. Hal ini tentu saja akan

menurunkan kadar kolesterol total di dalam darah (Clark dkk., 2012).

Selain itu, ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) dipercaya

mampu meningkatkan ekskresi asam empedu (Vijayakumar dkk., 2006). Asam

empedu mengandung kolesterol dan pada keadaan keadaan normal sebagian kecil

asam empedu akan diabsorbsi ke dalam sirkulasi porta dan kembali ke hati.

Dengan meningkatnya eksresi asam empedu, maka diharapkan kadar kolesterol

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only

Control Group Design. Pengambilan data dilakukan hanya pada saat akhir

penelitian setelah dilakukannya perlakuan dengan membandingkan hasil pada

kelompok kontrol positif dengan kelompok perlakuan dan membandingkan hasil

pada kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Pemeliharaan hewan coba dilaksanakan di animal house Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung selama 8 minggu hingga bulan November 2013 yang terdiri

dari 1 minggu masa adaptasi dan 7 minggu masa perlakuan. Pembuatan ekstrak

etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) dilaksanakan di Laboratorium

Kimia Organik Fakultas MIPA Universitas Lampung. Perhitungan kadar

kolesterol total dan trigliserida hewan coba akan dilaksanakan di Laboratorium

(30)

20

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan (Rattus

novergicus) galur Sprague Dawley.

3.3.2 Sampel Penelitian

3.3.2.1Kriteria Sampel

3.2.2.1.1Kriteria Inklusi

a. Tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley sehat (bergerak

aktif)

b. Tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley berumur 2 – 3

bulan

c. Tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley dengan berat

badan 200 – 300 gram

3.3.2.1.2Kriteria Eksklusi

a. Tikus mati

b. Tikus tampak sakit (gerakan tidak aktif, tidak mau makan, rambut kusam atau

rontok)

3.3.2.2Besar Sampel

Untuk penelitian kali ini, besar sampel yang digunakan ditentukan menggunakan

(31)

21

t (n-1) ≥15

Keterangan:

t = jumlah kelompok perlakuan

n = jumlah sampel tiap kelompok

Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

3 (n-1) ≥ 15

3n-3 ≥ 15

n ≥ 6

Dari hasil perhitungan di atas, dibutuhkan jumLah sampel minimal sebanyak

enam ekor tikus untuk setiap kelompok. Dalam penelitian ini, tikus dibagi ke

dalam jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak tujuh ekor tikus untuk

setiap kelompok.

Penelitian kali ini menggunakan 21 ekor tikus yang dibagi ke dalam tiga

kelompok. Kelompok yang pertama adalah kelompok kontrol positif. Pada

kelompok ini tikus hanya diberikan pakan standar selama tujuh minggu.

Kelompok yang kedua adalah kelompok kontrol negatif. Pada kelompok ini tikus

diberikan pakan standar ditambah dengan diet tinggi lemak selama tujuh minggu.

Kelompok yang ketiga adalah kelompok perlakuan. Pada kelompok ini tikus

diberikan pakan standar ditambah dengan diet tinggi lemak selama empat minggu

kemudian ditambahkan dengan ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum

(32)

22

3.4 Alat dan Bahan Penelitian

3.4.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Kandang hewan

l. Tik biru untuk memindahkan reagen

m. Tik kuning untuk memindahkan serum

n. Sentrifuge

o. Tabung vacum venojact

p. Spektrofotometer manual

3.4.2 Bahan Penelitian

a. Hewan coba berupa tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague

Dawley berasal dari Institut Pertanian Bogor dan memenuhi kriteria inklusi.

(33)

23

b. Bahan perlakuan berupa :

1) Diet standar tikus

2) Diet tinggi lemak yang berasal dari kuning telur

3) Ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)

c. Bahan untuk tindakan euthanasia berupa:

1) Ketamine 75-100 mg/Kg

2) Xylazine 5-10 mg/Kg

d. Bahan pemeriksaan kadar kolesterol total dan trigliserida berupa:

1) Reagen untuk pemeriksaan kadar kolesterol total

2) Reagen untuk pemeriksaan kadar trigliserida

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Prosedur Pemberian Diet Tinggi Lemak

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diet tinggi lemak yang digunakan

untuk meningkatkan kadar kolesterol total pada tikus putih adalah diet kuning

telur sebanyak 10 mg per hari yang diberikan secara intermiten (Prasetyo, 2002).

3.5.2 Prosedur Pemberian Ekstrak Etanol 95% Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)

3.5.2.1Cara Pembuatan Ekstrak Etanol 95% Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)

a. Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) yang sudah kering dihaluskan dengan

mesin penggiling sampai diperoleh serbuk halus cabe jawa (Piper

(34)

24

b. Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) atau simplisia (bahan yang sudah

digiling halus) dimasukkan ke dalam wadah dan ditambahkan etanol dengan

kadar 95% dengan perbandingan 1:2 untuk dilakukan proses maserasi selama

24 jam.

c. Setelah 24 jam dilakukan pemisahan antara filtrat dan residu yang terbentuk.

Filtrat yang didapat akan diteruskan ke tahap yang selanjutnya yaitu tahap

evaporasi hingga etanolnya habis. Proses evaporasi dilakukan dengan

menggunakan alat rotary evaporator pada suhu 40OC – 50OC hingga

diperoleh ekstrak kental (Warsiati dkk., 2010; Wahjoedi dkk., 2004).

3.5.2.2Cara Perhitungan Dosis Ekstrak etanol 95% Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dosis piperin yang terbukti

menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida adalah sebanyak 40 mg/Kgbb,

sehingga dosis piperin yang diberikan untuk tikus dengan berat badan 250 g

adalah sebanyak 10 mg (Shah dkk., 2011).

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

retrofractum Vahl.) adalah sebanyak 25% (Usia, 2012), sehingga ekstrak etanol

95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) yang diberikan untuk tikus dengan

(35)

25

10 mg = X x 25%

X = 40 mg

Dosis letal-50 atau lethal dose-50 (LD-50) ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper

retrofractum Vahl.) adalah sebesar 2324 mg/Kgbb tikus atau sebesar 581 mg

untuk tikus dengan berat badan 250 g. Berdasarkan hal tersebut, maka dosis yang

digunakan pada penelitian kali ini merupakan dosis yang aman (Wahjoedi dkk.,

2004).

Ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) yang diberikan terlebih

dahulu dicampurkan dengan akuades. Perbandingannya adalah 400 mg ekstrak

etanol 95% cabe jawa dicampurkan ke dalam 50 mL akuades sehingga di dalam 5

mL larutan terdapat 40 mg ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum

Vahl.).

3.5.3 Prosedur Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total dan Trigliserida

3.5.3.1Prosedur Pengambilan Sampel Darah Tikus

Pengambilan sampel darah dilakukan pada akhir penelitian. Tikus dikeluarkan

dari kandang dan ditempatkan terpisah dengan lainnya kemudian ditunggu

beberapa saat untuk mengurangi penderitaan pada tikus akibat aktivitas antara

lain, pemindahan, penanganan, gangguan antar kelompok, dan penghapusan

berbagai tanda yang pernah diberikan. Sebelum diambil darahnya tikus

dipuasakan selama 8 – 10 jam. Setelah itu, tikus dianestesi dengan

Ketamine-xylazine 75 – 100 mg/Kg + 5 – 10 mg/Kg secara IP kemudian tikus di euthanasia

berdasarkan Institusional Animal Care and Use Committee (IACUC)

(36)

26

ditempatkan di kedua sisi leher di dasar tengkorak. Tangan lainnya ditempatkan

pada pangkal ekor atau kaki belakang dan dengan cepat ditarik sehingga

menyebabkan pemisahan antara tulang leher dan tongkorak (Leary dkk., 2013).

Setelah tikus mati, darah sebanyak 3 mL diambil dari bagian jantung dengan

menggunakan alat suntik, kemudian langsung dimasukkan ke dalam tabung

vacum venojact.

3.5.3.2Prosedur Pengambilan Serum

Darah yang sudah berhasil didapatkan didiamkan selama 30 menit pada suhu

kamar. Kemudian dipusingkan selama 10 menit pada kecepatan 3000 rpm. Serum

yang terbentuk dipisahkan dari endapan sel-sel darah dengan menggunakan pipet

mikro.

3.5.3.3Prosedur Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total

Pemeriksaan kadar kolesterol total menggunakan metode cholesterol oxidase –

phenol aminophenazone (CHOD-PAP). Metode ini menggunakan prinsip oksidasi

dan hidrolisis enzimatis. Sebanyak 10 µ L serum direaksikan dengan reagen

kolesterol sebanyak 1000 µ L lalu di inkubasi pada suhu 25oC selama 10 menit

atau pada suhu 37oC selama 5 menit. Reagen kolesterol yang digunakan ada dua

macam, yang pertama adalah reagen enzim dan yang kedua adalah reagen standar.

Kolesterol ester pada lipoprotein dipecah oleh enzim kolesterol esterase menjadi

kolesterol dan asam lemak. Kolesterol kemudian mengalami oksidasi dengan

enzim kolesterol oksidase sebagai katalis menghasilkan senyawa peroksida

(37)

27

senyawa quinoneimine yang berwarna merah dan dapat diukur dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm. Pengukuran dilakukan

terhadap reagent blank / method blank.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Gambar 8. Reaksi yang terjadi pada pemeriksaan kadar kolesterol total.

Pemeriksaan kadar kolesterol total menggunakan metode ini linear hingga kadar

kolesterol total yang didapat mencapai kadar 750 mg/dL (19,3 mmol/L). Apabila

didapatkan kadar kolesterol total melebihi batas linearitas, maka serum diencerkan

dengan perbandingan 1:2, dengan 1 adalah jumlah serum dan 2 adalah larutan

salin fisiologis (NaCl 0,9%). Setelah itu hasil pemeriksaan dikalikan dengan 3.

3.5.3.4Prosedur Pemeriksaan Kadar Trigliserida

Pemeriksaan kadar trigliserida menggunakan metode glycerol-3-phosphate

oxidase – phenol aminophenazone (GPO-PAP). Metode ini menggunakan prinsip

oksidasi dan hidrolisis enzimatis. Sebanyak 10 µL serum direaksikan dengan

reagen trigliserida sebanyak 1000 µL lalu di inkubasi pada suhu 25oC selama 10

menit atau pada suhu 37oC selama 5 menit. Reagen trigliserida yang digunakan

ada dua macam, yang pertama adalah reagen enzim dan yang kedua adalah reagen

(38)

28

Gambar 9. Prosedur pemeriksaan kadar kolesterol total dan trigliserida.

Trigliserida akan dihidrolisis oleh enzim lipase menghasilkan gliserol dan asam

lemak. Gliserol kemudian diubah menjadi gliserol-3-fosfat oleh enzim

gliserolkinase. Gliserol-3-fosfat yang dihasilkan dioksidasi menghasilkan

dihidroksi aseton fosfat dan peroksida (H2O2). Peroksida yang dihasilkan akan

bereaksi lebih lanjut dengan 4-aminofenazon dan 4-klorofenol menghasilkan

senyawa quinoneimine yang berwarna merah dan dapat diukur dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm. Pengukuran dilakukan

(39)

29

Reaksinya adalah sebagai berikut :

Gambar 10. Reaksi yang terjadi pada pemeriksaan kadar trigliserida.

Pemeriksaan trigliserida menggunakan metode ini linear hingga kadar kolesterol

total yang didapat mencapai kadar 1000 mg/dL (11,4 mmol/L). Apabila

didapatkan kadar kolesterol total melebihi batas linearitas, maka serum diencerkan

dengan perbandingan 1:4, dengan 1 adalah jumlah serum dan 4 adalah larutan

salin fisiologis (NaCl 0,9%). Setelah itu hasil pemeriksaan dikalikan dengan 5.

3.5.4 Prosedur Penelitian

a. 21 ekor tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley berumur

2 – 3 bulan dengan berat badan 200 – 300 gram diadaptasikan selama 1

minggu sebelum diberikan perlakuan. Selama masa adaptasi, hewan coba

diberikan diet standar.

b. Tikus dibagi ke dalam tiga kelompok

1) Kelompok A (7 ekor tikus) sebagai kontrol negatif yang diberikan diet

(40)

30

2) Kelompok B (7 ekor tikus) sebagai kontrol positif yang diberikan diet

kuning telur sebanyak 10 mg per hari yang diberikan secara intermiten

selama tujuh minggu

3) Kelompok C (7 ekor tikus) sebagai kelompok perlakuan yang diberikan

diet kuning telur sebanyak 10 mg per hari yang diberikan secara intermiten

selama 4 minggu kemudian ditambahkan dengan pemberian ekstrak etanol

95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) sebanyak 40 mg selama 3

minggu

4) Pengambilan sampel darah tikus dilakukan pada akhir minggu ke-7. Darah

diambil dari jantung tikus sebanyak 3 mL

5) Dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol total dan trigliserida

6) Menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak

(41)

31

3.5.5 Alur Penelitian

(42)

32

3.6 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

3.6.1 Identifikasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel bebas (independent variable) adalah ekstrak etanol 95% cabe jawa

(Piper retrofractum Vahl.) yang diberikan kepada tikus putih jantan (Rattus

novergicus) galur Sprague Dawley

b. Variabel terikat (dependent variable) adalah kadar kolesterol total dan

trigliserida tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley

3.6.2 Definisi Operasional

3. Kadar trigliserida Kadar trigliserida tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley

mg/dL Numerik

3.7 Analisis Data

Data yang telah diperoleh diolah menggunakan perangkat lunak pengolah data

statistik untuk mengetahui hubungan antar variabel. Langkah pertama adalah

dengan melakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk dan

uji homogenitas dengan uji Levene. Selanjutnya, jika didapatkan hasil p>0,05

maka distribusi data normal dan homogen sehingga dapat dilanjutkan dengan uji

(43)

33

secara bermakna atau tidak. Uji One Way ANOVA dianggap bermakna apabila

didapatkan hasil p<0,05. Setelah itu untuk mengetahui dimanakah letak perbedaan

yang bermakna tersebut dilakukanlah analisis Post Hoc LSD. Jika distribusi data

tidak normal (p<0,05) maka untuk mengetahui apakah terdapat varians data yang

berbeda secara bermakna atau tidak dilakukan dengan uji alternatif yaitu uji

Kruskal-Wallis dan kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney (Dahlan,

2011).

3.8 Ethical Clearance

Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung dengan nomor surat 2795/UN26/8/DT/2013

pada tanggal 5 Desember 2013 dengan menerapkan prinsip 3R dalam protokol

penelitian, yaitu:

a. Replacement, adalah keperluan memanfaatkan hewan percobaan sudah

diperhitungkan secara seksama, baik dari pengalaman terdahulu maupun

literatur untuk menjawab pertanyaan penelitian dan tidak dapat digantikan

oleh makhluk hidup lain seperti sel atau biakan jaringan.

b. Reduction, adalah pemanfaatan hewan dalam penelitian sesedikit mungkin,

tetapi mendapatkan hasil yang optimal. Dalam penelitian ini sampel dihitung

berdasarkan rumus frederer yaitu t(n-1) ≥15, dengan n adalah jumlah hewan

coba yang diperlukan dan t adalah jumlah kelompok perlakuan.

c. Refinement, adalah memperlakukan hewan percobaan secara manusiawi,

dengan prinsip dasar membedakan hewan hewan coba dalam beberapa

(44)

34

1) Bebas dari rasa lapar dan haus, pada penelitian ini hewan coba diberikan

pakan standar dan minum secara ad libitum.

2) Bebas dari ketidaknyamanan, pada penelitian hewan coba ditempatkan di

animal house dengan suhu terjaga 20–25oC, kemudian hewan coba terbagi

menjadi 3–4 ekor tiap kandang. Animal house berada jauh dari gangguan

bising dan aktivitas manusia serta kandang dijaga kebersihannya sehingga

mengurangi stress pada hewan coba.

3) Bebas dari nyeri dan penyakit dengan menjalankan program kesehatan,

pencegahan, dan pemantauan, serta pengobatan terhadap hewan percobaan

jika diperlukan, pada penelitian hewan coba diberikan perlakuan dengan

menggunakan nasogastric tube dilakukan dengan mengurangi rasa nyeri

sesedikit mungkin, dosis perlakuan diberikan berdasarkan pengalaman

terdahulu maupun literatur yang telah ada.

Prosedur pengambilan sampel pada akhir penelitian telah dijelaskan

dengan mempertimbangkan tindakan manusiawi dan anesthesia serta

euthanasia dengan metode yang manusiawi oleh orang yang terlatih untuk

meminimalisasi atau bahkan meniadakan penderitaan hewan coba sesuai

dengan Institutional Animal Care and Use Committee (IACUC) (Ridwan,

(45)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa

(Piper retrofractum Vahl.) terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida pada

tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley yang diberikan diet

tinggi lemak diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) mampu

menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih jantan (Rattus novergicus)

galur Sprague Dawley yang diberikan diet tinggi lemak.

2. Pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) mampu

menurunkan kadar trigliserida pada tikus putih jantan (Rattus novergicus)

galur Sprague Dawley yang diberikan diet tinggi lemak.

5.2 Saran

Untuk pengembangan dan perbaikan penelitian ini, penulis menyarankan:

1. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan meningkatkan

(46)

48

untuk mengetahui apakah terdapat penurunan kadar kolesterol total dan

trigliserida yang lebih banyak apabila dosis ditingkatkan.

2. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan memperpanjang

waktu pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)

untuk mengetahui apakah terdapat penurunan kadar kolesterol total dan

trigliserida yang lebih banyak apabila waktu pemberian diperpanjang.

3. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan membandingkan

pengaruh pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)

dengan obat sintetik yang sering digunakan sebagai terapi dislipidemia untuk

mengetahui yang manakah yang lebih efektif dalam menurunkan kadar

kolesterol total dan trigliserida.

4. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui

pengaruh pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)

terhadap kadar VLDL, LDL dan HDL.

5. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Adam JMF. 2009. Dislipidemia. Hlm 1984–1992 Dalam: Sudoyo AW, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti S. (ed). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Volume 3 Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing.

Anwar TB. 2004. Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

Berg JM, Tymoczko JL, Stryer L. 2012. Biochemistry 7th edition. New York: W. H. Freeman.

Braunwald E, Selwyn AP. 2005. Ischemic Heart Disease. Hlm 1434–1444 In: Kasper DL, Braunwald E, Fauci A, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL. (eds). Harrison’s Principles of Internal 16th edition. New York: Mc Graw Hill.

Brown CT. 2006. Penyakit Aterosklerotik Koroner. Hlm 576–612 Dalam: Price SA, Wilson LM (ed). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Vol. 1Edisi 6. Jakarta: EGC.

Brunton LL, Lazo JS, Parker KL. 2006. Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics eleventh edition. New York: Mc Graw Hill.

Clark MA, Finkel R, Rey JA, Whalen K, Harvey RA. 2012. Lippincott’s Illustrated Reviews: Pharmacology 5th edition. Philadelphia.

Dahlan MS. 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

(48)

50

Federer WT. 1967. Experimental Design. New Delhi: Mac Millan.

Gandha N. 2009. Hubungan Perilaku dengan Prevalensi Dislipidemia pada Masyarakat Kota Ternate Tahun 2008. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Gibney M, Barrie MM, John MK, Lenore A. 2008. Pedoman Diet. Buku Gizi Kesehatan Masyarakat. Terjemahan: Andry Hartono. Jakarta: EGC.

Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.

Himayani R. 2012. Hubungan pemberian ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum vahl) terhadap jumlah spermatozoa mencit jantan dewasa (Mus musculus, l). Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Universitas Lampung. 2(2): 73–76.

Javed I, Rahman ZU, Khan MZ, Muhammad F, Aslam B, Iqbal Z, dkk.. 2009. Antihyperlipidaemic efficacy of Trachyspermum ammi in albino rabbits. Acta Vet. Brno. 78: 229–236.

Kamso S, Purwantyastuti, Juwita R. 2002. Dislipidemia pada lanjut usia di kota Padang. Makara Kesehatan. 6(2): 55–58.

Khairani R, Sumiera M. 2005. Profil lipid pada penduduk lanjut usia di Jakarta. Universa Medicina. 24(4): 175–183.

Leary S, Underwood W, Anthony R, Cartner S, Corey D, Grandin T, dkk.. 2013. AVMA Guidelines for Euthanasia of Animals. Hlm. 30–48.

Madhavi BB, Nath AR, Banji D, Madhu MN, Ramalingam R. 2009. Extraction, Identification, Formulation and Evaluation of Piperine in Alginate Beads. International Journal of Pharmacy and Parmaceutical Sciences 1(2): 156– 161.

(49)

51

Moeleoek N, Silvia WL, Yurnadi, Bambang WVM. 2009. Uji Klinik Ekstrak Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) sebagai Fitofarmaka Androgenik pada Pria Hipgonad. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. 2009. Biokimia Klinik Edisi 27. Jakarta: EGC.

Musunuru K. 2010. Atherogenic Dyslipidemia: Cardiovascular Risk and Dietary Intervention. Lipids. 45: 907–914.

Prasetyo A. 2002. Pengaruh Injeksi Inisial Adrenalin dan Diet Kuning Telur Terhadap Kadar Lipid, Jumlah Sel Busa dan Ketebalan Dinding Aorta Abdominalis Tikus Wistar. (Tesis). Semarang: Universitas Diponegoro.

Ridwan E. 2013. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam Penelitian Kesehatan. J Indon Med Assoc. 63(3): 112–116.

Rostiana OWH, Martono B, Aisyah S. 2006. Karakterisasi dan Evaluasi Plasma Nutfah Cabe Jawa. Laporan Teknis Penelitian Tanaman Obat. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat: 90–102.

Shah SS, Gaurang BS, Satbeer DS, Priyanshi VG, Kajal C, Khyati AS, dkk.. 2011. Effect of piperine in the regulation of obesity-induced dyslipidemia in high-fat diet rats. Indian Journal of Pharmacology. 43: 296–299.

Singgih H. 2006. Hama Permukiman Indonesia. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Sugondo S. 2009. Obesitas. Hlm 1973–1983 Dalam: Sudoyo AW, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti S. (ed). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Volume 3 Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing.

Suyatna FD. 2007. Hipolipidemik. Hlm 373–388 Dalam: Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Elysabeth. (ed). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Gaya Baru.

(50)

52

Usia T. 2012. Mengenal Cabe Jawa: Tanaman Obat Untuk Stamina Pria. Hlm 4 – 7 Dalam: Irmahayati, Hadiyani M, Widyaningrum I, Asri EK. (ed). Info POM Vol. 13 No. 2. Jakarta: Badan POM

Vijayakumar, Ramasamy S, Namasivayam N. 2005. Lipid-Lowering efficacy of piperine from Piper ningrum L. in high-fat diet and antithyroid drug-induced hypercholesterolemic rats. Journal of Food Biochemistry. 30: 405–421.

Wahjoedi B, Pudjiastuti, Adjirni, Nuratmi B, Astuti Y. 2004. Efek Androgenik Ekstrak Etanol Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) pada Anak Ayam. Jurnal Bahan Alam Indonesia. 3(2): 201–204.

Warsiati, Wijiasih, Febriani A, Ayu R. 2010. Pembuatan Sediaan Herbal. Hlm 1– 9 Dalam. Acuan Sediaan Herbal Vol 5 No. 1. Jakarta: Badan POM RI.

Warsiati, Wijiasih, Febriani A, Ayu R. 2010. Sediaan Afrodisiaka. Hlm 9–13 Dalam. Acuan Sediaan Herbal Vol 5 No. 1. Jakarta: Badan POM RI.

Widiyanti T. 2003. Cabe Jamu (Piper retrofractum Vahl.) sebagai Klon Unggulan di Pulau Madura. Surabaya: Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya.

Gambar

Gambar 1. Kerangka teori.
Gambar 3. Struktur kimia kolesterol (Berg dkk., 2012)
Gambar 4. Struktur kimia trigliserida (Berg dkk., 2012)
Gambar 5. Tumbuhan cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) (Warsiati dkk., 2010).
+7

Referensi

Dokumen terkait

1.2.2 Apakah terdapat perbaikan gambaran histopatologi kerusakan mukosa gaster yang diinduksi aspirin pada tikus putih (Rattus novergicus) galur Sprague dawley

Pemberian ekstrak etanol bawang putih ( Allium sativum , L.) dapat menurunkan kadar kolesterol LDL pada tikus putih ( Rattus norvegicus ) jantan galur Sprague

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan bibit cabe jawa ( Piper retrofractum Vahl.) organik di dalam polibag

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis tertarik untuk meneliti efek ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) dalam mengurangi rasa nyeri sebagai obat

Kandungan Fenolik Total dan Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Daun Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) sebagai syarat untuk memperoleh

AKTIVITAS LARVASIDA GRANUL EKSTRAK CABE JAWA ( Piper retrofractum Vahl ) MENGGUNAKAN.. CMCNa 2% TERHADAP LARVA Aedes

Low Density Lipoprotein (LDL) darah pada tikus putih ( Rattus.. novergicus) jantan galur Sprague dawley yang diinduksi diet

Pemberian ekstrak Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) berpengaruh terhadap jumlah sel germinal testis tikus putih jantan (Rattus norvegicus) dan Penambahan Zinc