commit to user
DESAIN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENUALAN TUNAI, PENJUALAN
KREDIT DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI UMUM
STUDI KASUS : CV SOLOFOOD INDONUSA DI SUKOHARJO
TESIS
Diajukan untuk melengkapi Tugas –Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Univesitas Sebelas Maret Surakarta
Diajukan Oleh :
Anang Endiyarko
NIM : S 4307007
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan
judul “DESAIN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI,
PENJUALAN KREDIT DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI UMUM STUDI
KASUS : CV. SOLOFOOD INDONUSA DI SUKOHARJO”. Diajukan untuk
melengkapi tugas–tugas dan memenuhi syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Magister
Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Dalam Penulisan tesis ini banyak mendapat bimbingan, dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak & Ibuku yang selalu memberi dukungan baik materiil dan moril.
2. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com.,Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
3. Ibu Prof.Dr.Rahmawati, ,M.Si, Ak selaku dosen pembimbing I.
4. Bapak Doddy Setiawan, SE.,M.Si, IMRI,Ak selaku dosen pembimbing II.
5. Bapak Dr. Bandi, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi.
6. Bapak Joko Mintuno,STP selaku Direktur Utama CV. Solofood Indonusa.
7. Bapak Drs. Widi Nugraha selaku Direktur Operasional CV. Solofood Indonusa.
8. Seluruh Dosen Fakultas ekonomi yang telah membantu memberikan bekal ilmu
dalam perkuliahan.
9. Seluruh staf dan karyawan Fakultas ekonomi yang telah membantu dalam
10.Seluruh Staf dan karyawan CV. Solofood Indonusa.
11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan atas segala bentuk bantuan
moril maupun materiil yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari sempurna mengingat keterbatasan
kemampuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Akhir kata penulis berharap bahwa penulisan tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, 2010
commit to user DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAK ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Perumusan Masalah Penelitian ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian... 5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Sistem ... 6
2.2 Definisi Sistem ... 7
2.4 Informasi ... 10
2.5 Sistem Informasi Akuntansi ... 13
2.6 Tujuan Pengembangan Sistem Akuntansi…………... 14
2.7 Contoh SIA sebagai Pusat Informasi Perusahaan……… 15
2.8 Sistem Informasi akuntansi dan Lingkungan Bisnis …………...……… 17
2.9 Komponen Sistem Informasi ... 18
2.10 Data dan Informasi Akuntansi ... 19
2.11 Informasi Operasi, Informasi Akuntansi Manajemen dan Informasi Akuntansi Keuangan ... 22
2.12 Pencapaian Sistem Informasi Akuntansi yang Memadai ... 24
2.13 Aspek Pengendalian Intern Sistem Informasi Berbasis Komputer ... 25
2.14 Pendekatan Teknologi Informasi ... 29
2.15 Tahapan Analisis Sistem ... 30
2.16 Studi Kelayakan ... 30
2.17 Analisa Kebutuhan ... 31
2.18 Model Penelitian Untuk Sistem Akuntansi Umum………….………...……. . 34
2.19 Unsur –unsur dalam Siklus Akuntansi Umum ……….. 34
2.20 Bentuk Laporan Keuangan Manufaktur ……….………...……..…….. 35
2.20.1 Laporan Keuangan… ……….. 37
2.20.2 Harga Pokok Produksi ……….. 39
2.20.3 Jurnal Penutup ………... 43
commit to user BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian ... 67
3.2 Sejarah singkat Perusahaan ... 68
3.3 Aktifitas CV Solofood Indonusa ... 69
3.4 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 69
3.5 Metode Penelitian ... 75
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1Rancangan Sistem Akuntansi Umum ……… 77 4.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Umum ………... 77
4.1.1.1Komponen Siklus Akuntansi Umum ……… 77
4.1.1.2Kebijakan Akutansi Umum ………... 85
4.1.1.3Kebijakan Operasional Akuntansi Umum ……….... 85
4.1.1.4Sistem dan Prosedur Akuntansi Umum ………. 85
4.2Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit... 88
4.2.1 Kebijakan Operasional Penjualan ………. 88
4.2.2 Sistem dan Prosedur Penjualan Kredit ………. 88
4.2.3 Penjelasan Mengenai Sistem Akuntansi Penjualan Kredit ………… 88
4.2.4 Form – form yang digunakan dalam sistem penjualan ... 89
4.2.5 Jaringan Prosedur yang membentuk sistem penjualan Kredit.………... 90
4.2.6 Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit ... 91
4.2.8 Bagian atau fungsi yang terkait dalam sistem penjualan
Kredit ... 93
4.2.9 Unsur – unsur pengendalian intern dalam sistem penjualan Kredit ... 94
4.2.10 Uraian Bagan Alir Dokumen dari Sistem Penjualan Kredit pada CV. Solofood Indonusa………. 97
4.2.11 Pembahasan ... 99
4.2.12 Sistem Informasi Akuntansi Piutang ………. 106
4.3Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai... 108
BAB V KESIMPULAN ... 115
5.1 Kesimpulan ………... 115
5.2 Keterbatasan ……….. 116
commit to user DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Tahapan Pengembangan Sistem………... 29
Gambar 2.2 : Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai………... 58
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Neraca Perusahaan Manufaktur………... 36
Tabel 2.2. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur ………... 37
Tabel 2.3. Skedul Harga Pokok Produksi………... 38
Tabel 2.4. Neraca Lajur Sebagian………... 42
commit to user
xii
PENJUALAN KREDIT DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI UMUM (STUDI KASUS : CV. SOLOFOOD INDONUSA DI SUKOHARJO).
Disusun Oleh : ANANG ENDIYARKO
NIM S4307007
CV. Solofood Indonusa merupakan perusahaan UKM yang berdiri pada tgl 29 Maret 2009. Dengan demikian perusahaan ini masih merupakan perusahaan
yang belum mapan baik itu secara internal maupun eksternal. Dari sisi internal perusahaan ini belum memiliki sistem informasi akutansi, untuk itulah peneliti mencoba untuk merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem informasi akuntansinya. Dari sisi eksternal, perusahaan ini merupakan perusahaan yang memiliki kompetitor yang banyak, dengan kata lain entry barrier dari usaha ini cukup tinggi. Untuk itu informasi untuk industri ini sangat penting karena digunakan untuk mengelola perusahaan (internal) dan untuk bersaing dengan kompetitor (eksternal).
Sistem informasi akuntansi disini berperan penting untuk keterlangsungan hidup dari perusahaan, karena jika belum ada sistem informasi maka ketersediaan data untuk pengambilan keputusan, perencanaan dan pengendalian tidak dapat dilakukan, sedangkan untuk membentuk sistem informasi akuntansi dibutuhkan dana yang cukup
besar. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk untuk merancang,
mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem informasi akuntansi pada perusahaan ini dengan penggunaan sumber daya dengan batasan tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus, yaitu metode yang memusatkan perhatian secara mendalam dan intensif pada objek yang diteliti. Objek penelitiannya adalah CV.Solofood Indonusa di Sukoharjo.
Pembahasan sistem informasi akuntansi pada penelitian ini mencakup (1) sistem akuntansi penjualan tunai, (2) sistem akuntansi penjualan kredit, (3) sistem akuntansi umum. Sistem Informasi akuntansi umum yang diterapkan di CV. Solofood Indonusa memiliki beberapa unsur yaitu jurnal kas masuk, jurnal kas keluar, jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penyesuaian, buku besar, laporan laba rugi, laporan neraca. Untuk sistem informasi penjualan yang diterapkan di CV.Solofood Indonusa menghasilkan beberapa data yaitu data penjualan harian, laporan persediaan barang jadi, laporan piutang, data retur penjualan, data barang tidak laku atau Bad Stock, data peforma area penjualan.
commit to user
xii
(CASE STUDY : CV. SOLOFOOD INDONUSA DI SUKOHARJO).
Disusun Oleh : ANANG ENDIYARKO
NIM S4307007
CV. Solofood Indonusa is a small medium company. This company was build on March, 29 2009, so this company is still need to organize. According to the internal condition researcher try to design and implemented accounting information system because in the present moment the company does not have accounting information system. According to the external condition, This company have a lot of competitor, high entry barrier to the market. According to the condition information in this industry is very important because it is used to manage the company and to compete with the competitor.
Accounting information system play the important role in dealing with the going concern of this company, if there is no information system during this period then the company will difficult to make a decision, planning and controlling. To build an information system is expensive, according to those condition researcher want to try build an information system with limited resources. Researcher use case study method to doing the research. Case study method is a research method that concentrate the research intensively and deeply to the research object, Which is CV. Solofood Indonusa.
Limitation of this research is only concentrate on (1) Credit Sales Information System, (2) Cash Sales Information System, (3) General Accounting System. Overall, the conclusion from this research are (1) Accounting information system can be implemented on the CV. Solofood Indonusa, (2) There is a problem with human resources necessity, but it can be solve with a few adjustment on the Accounting Information System.
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Setiap perusahaan memiliki kebutuhan yang unik akan informasi.
Kebutuhan tersebut tidak hanya terbatas pada jenis maupun karakteristik
informasi saja, namun lebih jauh lagi menyangkut relevansi informasi yang
dihasilkan, kecepatan alur informasi dari satu bagian ke bagian lain dalam
organisasi, kualitas keakuratan informasi, target nilai ekonomis informasi
yang diperoleh, batasan biaya yang harus dikeluarkan dalam pengolahan
informasi, struktur para pengguna informasi, dan lain sebagainya. Untuk
menjamin agar informasi dapat mengalir dengan baik dalam sebuah
organisasi dan dapat mendukung segala perencanaan yang telah disusun,
maka perlu dikembangkan sebuah sistem informasi untuk perusahaan.
Melihat bahwa dalam sistem informasi tersebut banyak sekali terlibat
komponen internal organisasi dan komponen eksternal lain, maka perlu
adanya strategi khusus untuk menjamin terjadinya the flow of information
yang efektif dan berkualitas.
Untuk membentuk sistem informasi akuntansi dibutuhkan sumber
dana yang tidak sedikit, hal itulah yang mendasari penulis untuk mendesain
sistem informasi akuntansi dengan batasan sumber daya tertentu.
Penelitian mengenai perancangan sistem informasi akuntansi telah
dilakukan oleh Zafir (2008) dengan obyek penelitian RSUD Karanganyar
system analysis, dan system design. Pada tahap system design akan
dilakukan pengembangan dan perancangan sistem informasi akuntansi yang
meliputi kegiatan perancangan output, input, proses dan file. Dari hasil
analisis dapat disimpulkan bahwa kondisi Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar adalah sebagai berikut: (1) kurangnya informasi keuangan
yang up to date dan kontinyu baik yang bersifat keuangan maupun
manajemen. Hal ini terlihat dari laporan yang diterbitkan terlambat dan
tidak kontinyu setiap akhir bulan. (2) laporan-laporan akuntansi per bidang
dibuat terpusat yaitu pada bidang keuangan, baik laporan akuntansi
keuangan maupun manajemen. Hal ini berdampak pada sulitnya
pemantauan biaya per bidang selama satu periode, (3) belum terdapat
standar operasi dan prosedur yang baku untuk mengatur operasional
organisasi. Penelitian lainnya adalah Hananto (1997) mengenai perancangan
sistem informasi akuntansi pada Perguruan Tinggi Negeri sebagai Badan
Hukum Milik Negara.
Sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan
sumber daya seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah
data keuangan dan data lainnya menjadi informasi (Bodnar dan Hopwood,
2000:1). Sistem informasi akuntansi didefinisikan sebagai organisasi
formulir, catatan, dan laporan keuangan yang dikoordinasi sedemikian rupa
untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen
commit to user
catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku besar pembantu, serta
laporan (Mulyadi, 2000:3).
Dari definisi tersebut diatas maka sistem informasi akuntansi dalam
perusahaan memiliki peran yang penting. Perusahaan yang menjadi objek
penelitian penulis ini merupakan perusahaan yang baru saja berdiri, tentunya
kesiapan mengenai sistemnya masih belum sempurna. Sebagai contoh,
dalam melakukan transaksi pembelian, pembayaran dan penerimaan barang
dilakukan oleh satu orang/personel saja. Hal ini tentu saja sangat rawan dari
sisi pengendalian internal.
Dewasa ini pemerintah mulai memberdayakan Usaha Kecil dan
Menengah, yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM Republik
Indonesia. Dalam hal ini tentunya untuk membantu mengelola usaha
tersebut dibutuhkan suatu sistem informasi yang mendukung kelangsungan
usahanya. Untuk membentuk sistem informasi akuntansi yang sesuai dengan
UKM tentunya akan berbeda dengan membentuk SIA di perusahaan yang
sudah besar. Sebagai contoh dari sudut pandang biaya dan kesulitannya.
Dengan kondisi seperti ini sistem informasinya harus bisa menyesuaikan
dengan karakter bisnis perusahaan ini. Artinya Sistem informasi yang
dibentuk dapat menyesuaikan dengan karakter bisnis dan mendukung bagi
pengguna informasi.
Ada beberapa alasan penyusunan sistem ini dilakukan (Jogiyanto,
a. Problem-solving: sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
Untuk itu analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat
berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
b. Kebutuhan baru: adanya kebutuhan baru dalam organisasi atau
lingkungan sehingga diperlukan adanya modifikasi atau tambahan
sistem informasi untuk mendukung organisasi.
c. Mengimplementasikan ide atau teknologi baru.
d. Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan.
Saat ini perusahaan belum memiliki sistem informasi akuntansi, dan
oleh sebab itu penulis melakukan penelitian dan perancangan sistem
informasi akuntansi pada perusahaan CV. Solofood Indonusa. Pada saat ini
CV. Solofood Indonusa dalam melakukan pencatatan transaksi masih
menggunakan sistem informasi akuntansi yang belum sesuai dengan
kebutuhan data yang digunakan oleh perusahaan. Sebagai contoh, saat ini
untuk klasifikasi biaya tiap departemen tidak ada sehingga penghitungan
atas harga pokok produksi dan laba kotor masih tidak dapat ditentukan.
MAKSI UNS sebagai salah satu wadah pendidikan akuntansi akan
dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan sistem informasi
akuntansi untuk UKM (Usaha Kecil Menengah). Dengan melalui penelitian
ini diharapkan kontribusi MAKSI UNS kepada masyarakat akan menjadi
commit to user 1.2. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan penelitian ini dapat
dinyatakan dalam kalimat tanya sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana rancangan sistem informasi akuntansi pokok di
CV. Solofood Indonusa ?
1.2.2 Bagaimana rancangan sistem informasi akutansi penjualan tunai di
CV.Solofood Indonusa ?
1.2.3 Bagaimana rancangan sistem informasi akutansi penjualan kredit di
CV.Solofood Indonusa ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah penelitian diatas, maka penelitian
ini bertujuan:
1.3.1 Mendesain sistem informasi akuntansi pokok yang sesuai dengan
karakter perusahaan pada CV. Solofood Indonusa.
1.3.2 Mendesain sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang sesuai
dengan karakter perusahaan pada CV. Solofood Indonusa.
1.3.3 Mendesain sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang sesuai
dengan karakter perusahaan pada CV. Solofood Indonusa.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
1.4.1 Bagi Perusahaan.
Dapat memperoleh sistem informasi yang riil untuk lebih
meningkatkan reputasi dan pengambilan keputusan yang terkait
dengan akuntansi dan keuangan.
1.4.2 Bagi Akademisi.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Sekilas Sistem
Tiap bentuk usaha mempunyai struktur organisasi. Organsasi
merupakan kumpulan unit–unit pengambilan keputusan untuk
mewujudkan tujuan, sebagai sistem tiap organisasi menerima masukan
dan menjadi keluaran dalam bentuk produk dan jasa. Secara konseptual
seluruh sistem organisasi mencapai tujuannya melalui proses alokasi
sumber daya yang diwujudkan melalui proses pengambilan keputusan
manajerial (Bodnar & Hopward , 2000:2), bentuk usaha yang baik akan
mempunyai suatu sistem yang baik. Sistem diciptakan untuk menangani
semua masalah yang sering terjadi atau kejadiannya rutin terjadi
(Mulyadi, 2000:3), oleh karena itu sistem yang baik akan mampu
menangani semua masalah dengan resiko yang minimal. Sistem adalah
kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan
tertentu (Bodnar & Hopward ,2000:3).
Menurut Mulyadi (2000:48) dalam analisis sistem, Sumber
informasi untuk pengembangan sistem informasi akuntansi adalah:
1. Sistem akuntansi yang digunakan.
2. Sumber Intern yang lain.
Terdapat beberapa manfaat dari analisis ini yaitu:
1. Efektifitas sistem akuntansi yang saat ini digunakan.
2. Ide Rancangan.
3. Identifikasi Sumber Daya.
4. Pengetahuan Konversi.
5. Titik Awal yang sama dalam menuju perubahan baru.
Terdapat 4 siklus dalam aktifitas bisnis yang umum yaitu Siklus
Pendapatan, Pengeluaran, Produksi dan Keuangan. Siklus pendapatan
dan pengeluaran merupakan bagian dari siklus pemrosesan transaksi.
Pendapatan adalah peningkatan kotor atas ekuitas pemilik sebagai hasil
dari penjualan barang dagang, penerimaan jasa yang diberikan pada
pengguna, sewa atas hak milik, pinjaman uang, dan kegiatan bisnis dan
kegiatan profesional lain yang dimasukkan dalam penghasilan.
Pengeluaran adalah biaya-biaya yang telah digunakan dalam proses untuk
menghasilkan pendapatan.
2.2. Definisi Sistem
Pengertian sistem menurut Moscove dan Simkin (1984:4)
mendefinisikan sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari interaksi
bagian–bagian atau subsistem–subsistem yang berusaha untuk mencapai
commit to user
Sistem adalah kumpulan elemen–elemen yang menimbulkan
hubungan satu dengan yang lainnya (Bodnar, 2000:2). Menurut Midjan
dan Susanto (2003:3) definisi sistem dan prosedur adalah suatu jaringan
pekerjaan yang berhubungan dengan prosedur-prosedur yang erat
hubungannya satu sama lain yang dikembangkan menjadi suatu skema
untuk melaksanakan sebagian besar aktifitas perusahaan. Sedangkan
prosedur adalah suatu urutan pekerjaan tata usaha (clerical operations)
yang biasanya melibatkan beberapa petugas di dalam suatu bagian/lebih
yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan yang seragam dari
transaksi-transaksi yang berulang-ulang dalam perusahaan.
Mulyadi (2000:2) merinci lebih lanjut pengertian umum seperti
berikut ini :
1. Setiap sistem terdiri dari unsur–unsur.
2. Unsur–unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan.
3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
2.3. Karakteristik Sistem
Karakteristik suatu sistem menurut Jogiyanto (2005) seperti
berikut ini:
1. Komponen sistem.
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi
artinya saling bekerja sama membentuk 1 kesatuan. Komponen
sistem dapat berupa subsistem dari sistem.
2. Batas Sistem.
Batas sitsem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem lainnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem
menunjukkan ruang lingkup sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar sistem.
Lingkungan luar sitsem dapat bersifat menguntungkan atau
merugikan suatu sistem. Lingkungan luar yang menguntungkan
merupakan energi dari sistem sehingga harus tetap dijaga dan
dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan
atau dikendalikan jika tidak akan menggangu kelangsungan hidup
sistem.
4. Penghubung sistem.
Penghubung sistem merupakan media pendukung / penghubung
commit to user
5. Masukan sistem.
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.
Masukan sistem dapat berupa masukan perawatan dan masukan
sinyal. Maintenance input (perawatan) adalah energi yang
dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi signal input
adalah energi yang diproses untuk dapat menjadi keluaran.
6. Keluaran sistem.
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang telah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat
berupa masukan untuk subsistem yang lain.
7. Pengolah sistem berfungsi merubah masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran sistem.
Sasaran dari sistem sangat menentukan seklai masukan yang
dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu
sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasarannya.
2.4. Informasi
Informasi merupakan hal yang penting bagi manajemen dalam
mengambil keputusan yang dihasilkan dari suatu sistem informasi.
Informasi adalah data yang bergna dan diolah sehingga dapat dijadikan
Pengertian Informasi menurut Wilkinson (2000:5) adalah
sebagai berikut: ”Informa tion is intelligence that is meaningful and
useful to persons for whom it is intended”.
Menurut definisi tersebut, informasi berguna bagi seseorang
yang mengharapkannya. Informasi mempunyai nilai bagi perusahan dan
manajernya karena inforamsi diperlukan untukmembuat suatu
keputusan dan melakukan suatu kegiatanyang diinginkan. Informasi
sangat membantu dalam pengambilan keputusan untuk mencapai
tujuan. Menurut Jogiyanto (2005:10) kualitas dari informasi tergantung
dari 3 hal yaitu :
1. Akurat.
Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias serta
menyesatkan selain itu informasi harus jelas menemui maksudnya.
2. Tepat pada waktunya
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
Informasi yang telah usang tidak akan mempunyai nilai. Informasi
merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
3. Relevan
Informasi mempunyai manfaat untuk pemakainya.
Kerelevanan informasi untuk masing – masing orang berbeda satu
dengan yang lain. Nilai dari suatu sistem informasi ditentukan dari 2
commit to user
dikatakan bernilai apabila manfaat lebih efektif dibandingkan
dengan biaya mendapatkannya.
Sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur –
prosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi dapat
menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan
dan pengendalian organisasi (Jogiyanto, 2005:35).
Menurut Jogiyanto (2005:12) Informasi terdiri dari komponen
antara lain:
1. Blok masukan input mewakili data masuk ke dalam sistem
informasi yang meliputi metode–metode dan media–media untuk
mengungkap data yang akan dimasukkan yang dapat berupa
dokumen dasar.
2. Blok Model yang terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk
menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran produk dari sistem informasi adalah keluaran yang
merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang
berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai
2.5. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi adalah suatu set aktifitas bisnis yang sering
terjadi dan pemrosesan data berkaitan dengan operasi dalam pengolahan
produk – produk (Romney dan Steinbart, 2006 : 468).
Menurut Mulyadi (2000:15-18) sistem akuntansi dalam perusahaan
manufaktur adalah sebagai berikut :
1. Sistem akuntansi pokok
Merupakan organisasi formulir atau dokumen (business pa pers),
jurnal, buku besar, buku pembantu dan laporan. Dokumen sumber
adalah dokumen yang datanya dipakai sebagai sumber pencatatan ke
dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku pembantu). Dokumen
sumber dan dokumen pendukung merupakan keluaran berbagai sistem
berikut ini: (1) sistem akuntansi piutang, (2) sistem akuntansi utang,
(3) sistem akuntansi penggajian dan upah, (4) sistem akuntansi biaya,
(5) sistem akuntansi kas, (6) sistem akuntansi persediaan, (7) sistem
akuntasi aktiva tetap.
2. Sistem akuntansi piutang
Sistem akuntansi piutang untuk mencatat transaksi terjadinya piutang
dan berkurangnya piutang.
3. Sistem akuntansi utang
Sistem akuntansi yang dirncang untuk mencatat transaksi terjadinya
commit to user
4. Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan
Sistem akuntansi yang dirancang untuk menangani transaksi
perhitungan gaji dan upah.
5. Sistem akuntansi biaya
Sistem akuntansi biaya dirancang untuk menangani pengendalian
produksi dan pengendalian biaya.
6. Sistem akuntansi kas
Sistem akuntansi kas dirancang untuk menangani transaksi
penerimaan kas dan pengeluaran kas.
7. Sistem akuntansi persediaan
Sistem akuntasi persediaan dirancang untuk menangani transaksi yang
bersangkutan dengan mutasi persediaan yang disimpan di gudang.
8. Sistem akuntansi aktiva tetap
Sistem akuntansi aktiva tetap dirancang untuk menangani transaksi
yang bersangkutan dengan mtuasi aktiva tetap.
2.6. Tujuan Pengembangan Sistem Akuntansi
Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi (Mulyadi,
2000:19) adalah:
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern,
yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (relia bility) informasi
akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai
pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi.
Menurut Wilkinson (2000:1) tujuan pengembangan sistem
informasi akuntansi adalah:
1. Untuk medukung operasional harian (To support da y to day
operations).
2. Untuk mendukung pengambilan keputusan oleh pengambil
keputusan internal (To support decion ma king by internal decision
ma kers).
3. Untuk meneuhi kewajiban yang terkait dengan pelayanan (To fullfill
obligations relating to stewardishing).
2.7. Contoh SIA sebagai Pusat Informasi Perusahaan
Bagian penjualan mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis
produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut
meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari
usulan produk baru tersebut.
commit to user
yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya
dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian
pemasaran. Selanjutnya kedua bagian akan merundingkan hasil analisa
tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.
Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan
dengan sistem bisnis modern yaitu:
1. Pentingnya komunikasi antar departemen/subsystem yang mengarah
untuk tercapainya suatu keputusan.
2. Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu
departemen lainnya untuk mengambil keputusan.
Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Informasi akuntansi keuangan, Informasi yang berbentuk laporan
keuangan yang ditujukan kepada pihak ekstern.
2. Informasi Akuntansi Manajemen, informasi yang berguna bagi
manajemen dalam pengambilan keputusan.
2.8. Sistem Informasi Akuntansi dan Lingkungan Bisnis
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu rerangka
pengkordinasian sumber daya (data, ma teria ls, equipment, suppliers,
personal, dan funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik
menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi
Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan operasi,
menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to da te, dan mencerminkan
aktivitas organisasi. Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran
yang mempunyai nilai ekonomis.
Tipe transaksi dasar adalah: (1) Penjualan produk atau jasa, (2)
Pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan aset tetap dari suplier,
(3) Penerimaan kas, (4) Pengeluaran kas kepada suplier, (5) Pengeluaran
kas gaji karyawan. Sebagai pengolah transaksi, sistem informasi
akuntansi berperan mengatur dan mengoperasionalkan semua aktivitas
transaksi perusahaan.
Tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan
informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang
dilaksanakan oleh aktivitas yang disebut pemrosesan informasi. Sebagian
dari keluaran yang diperlukan oleh pemroses informasi disediakan oleh
sistem pemrosesan transaksi, seperti laporan keuangan dari sistem
pemrosesan transaksi. Namun sebagian besar diperoleh dari sumber lain,
baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pengguna utama
pemrosesan transaksi adalah manajer perusahaan. Konsep perancangan
commit to user
Berikut ini dasar-dasar yang perlu diperhatikan dalam prioritas
perancangan sistem menurut Wilkinson (2000):
1. Tujuan dalam perencanaan sistem dan usulan proyek seharusnya
dicapai untuk menghasilkan kemajuan dan kemampuan sistem yang
lebih besar.
2. Mempertimbangkan trade-off yang memadai antara manfaat dari
tujuan perancangan sistem dengan biaya yang dikeluarkan.
3. Berfokus pada permintaan fungsional dari sistem.
4. Melayani berbagai macam tujuan.
5. Perancangan sistem memperhatikan keberadaan dari pengguna sistem.
2.9. Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan sebuah susunan dari orang, aktivitas,
data, jaringan dan teknologi yang terintegrasi yang berfungsi untuk
mendukung dan meningkatkan operasi harian sebuah bisnis, juga
menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan oleh manajer. Ada dua tipe sistem informasi,
personal dan multiuser.
Sistem informasi personal adalah sistem informasi yang didesain
untuk memenuhi kebutuhan informasi personal dari seorang pengguna
tunggal (single user). Sedangkan sistem informasi multiuser didesain
untuk memenuhi kebutuhan informasi dari kelompok kerja (departemen,
sistem informasi, baik personal maupun multiuser, haruslah
mengkombinasikan secara efektif komponen-komponen sistem
informasi, yaitu prosedur kerja, informasi (data), orang dan teknologi
informasi (ha rdware dan software).
Suatu sistem dibentuk untuk suatu tujuan (lihat Lampiran 2.1.).
Tujuan tersebut diterjemahkan dalam prosedur kerja yang akan dilakukan
oleh orang/ manusia. Dalam melakukan prosedur kerja tersebut orang /
manusia dibantu oleh teknologi informasi (ha rdwa re dan software). Dari
prosedur kerja yang dilakukan tersebut akan menghasilkan informasi
yang dapat digunakan oleh pengguna informasi.
2.10. Data dan Informasi Akuntansi
Setiap sistem informasi akuntansi melaksanakan lima fungsi utama,
yaitu pengumpulan data, pemrosesan data, manajemen data,
pengendalian data (termasuk security), dan penghasil informasi.
1. Pengumpulan Data
Fungsi pengumpulan data terdiri atas memasukkan data
transaksi melalui formulir, mensahkan serta memeriksa data untuk
memastikan ketepatan dan kelengkapannya. Untuk data bersifat
kuantitatif, data dihitung dahulu sebelum dicatat. Jika data jauh dari
lokasi pemrosesan, maka data harus ditransmisikan lebih dahulu.
commit to user
Pemrosesan data terdiri atas proses pengubahan input menjadi
output. Fungsi pemrosesan data terdiri atas langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Pengklasifikasian atau menetapkan data berdasar kategori yang
telah ditetapkan.
b. Menyalin data ke dokumen atau media lain.
c. Mengurutkan, atau menyusun data menurut karakteristiknya.
d. Mengelompokkan atau mengumpulkan transaksi sejenis.
e. Menggabungkan atau mengkombinasikan dua atau lebih data atau
arsip.
f. Melakukan penghitungan.
g. Peringkasan, atau penjumlahan data kuantitatif.
h. Membandingkan data untuk mendapatkan persamaan atau
perbedaan yang ada.
3. Manajemen Data
Fungsi manajemen data terdiri atas tiga tahap, yaitu
penyimpanan, pemutakhiran dan pemunculan kembali (retrieving).
Tahap penyimpanan merupakan penempatan data dalam penyimpanan
atau basis data yang disebut arsip. Pada tahap pemutakhiran, data
yang tersimpan diperbaharui dan disesuaikan dengan peristiwa
dan diringkas kembali untuk diproses lebih lanjut atau untuk
keperluan pembuatan laporan.
Manajemen data dan pemrosesan data mempunyai hubungan
yang sangat erat. Tahap pengelompokkan data dan pengurutan data
dari fungsi pemrosesan data, misalnya sering dilakukan sebagai
pendahuluan sebelum dilakukan tahap pemutakhiran dalam fungsi
manajemen data. Manajemen data dapat dipandang sebagai bagian
dari pemrosesan data.
4. Pengendalian Data
Fungsi pengendalian data mempunyai dua tujuan dasar, (1) untuk
menjaga dan menjamin keamanan aset perusahaan, termasuk data,
dan (2) untuk menjamin bahwa data yang diperoleh akurat dan
lengkap serta diproses dengan benar. Berbagai teknik dan prosedur
dapat dipakai untuk menyelenggarakan pengendalian dan keamanan
yang memadai.
5. Penghasil Informasi.
Fungsi penghasil informasi ini terdiri atas tahapan pemrosesan
informasi seperti penginterprestasian, pelaporan dan
commit to user
2.11. Definisi Informasi Operasi, Informasi Akuntansi Manajemen dan
Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi yang dihasilkan oleh SIA adalah informasi akuntansi
yang dapat berupa informasi operasi (IO), informasi akuntansi
manajemen (IAM), dan informasi akuntansi keuangan (IAK). IO
disiapkan hampir mirip dengan IAM. Bedanya adalah IO dikhususkan
untuk membuat laporan yang memuat kegiatan operasi perusahaan.
Kegiatan operasi yang dimaksud adalah aktivitas utama dan
aktivitas lain yang timbul dalam peusahaan tersebut. Aktivitas utama
biasanya berasal dari aktivitas pembelian bahan mentah, pengolahan atau
pemrosesan, dan penjualan produk hasil dari pemrosesan sebelumnya.
Aktivitas lain dapat berupa aktivitas akuntansi, administrasi dan umum
dan lain-lainnya.
Aktivitas operasi selain dapat menghasilkan informasi operasi,
dapat pula diolah untuk menghasilkan informasi akuntansi manajemen
dan informasi akuntansi. Informasi akuntansi manajemen disiapkan
untuk kebutuhan pihak internal untuk membantu manajemen dalam
pembuatan keputusan. Informasi ini tidak dibatasi oleh PABU,
merupakan informasi inovatif yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
Informasi akuntansi keuangan adalah informasi bertujuan umum
(general purposes) yang disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi
Berterima Umum (PABU). Informasi ini bertujuan umum sebab
disiapkan untuk pihak internal dan eksternal. IAK disajikan dengan
asumsi bahwa informasi yang dibutuhkan investor, calon investor dan
kreditor, manajemen, pemerintah, dan sebagainya dapat mewakili
kebutuhan informasi pihak lain selain investor dan kreditor.
Dengan demikian dibutuhkan satu informasi seragam untuk semua
pihak yang berkepentingan dengan bisnis perusahaan. Umumnya, IAK
disusun dan dilaporkan secara periodik, sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan manajemen terhadap informasi yang tepat waktu. Selain itu,
IAK disajikan dengan format yang terlalu kaku, sehingga kurang mampu
memenuhi informasi yang dibutuhkan manajemen.
2.12. Pencapaian Sistem Informasi Akuntansi yang Memadai
Pada pelaksanaan metodologi pengembangan sistem, maka perlu
pemahaman terhadap kebijakan dan sekumpulan hal-hal mendasar yang
menjadi keyakinan manajemen suatu organisasi terhadap sistem
informasi. Kebijakan ini berkaitan dengan filosofi manajemen, dan
sistem informasi yang proaktif.
commit to user
senjata pertahanan taktik dan senjata ofensif strategik. Pertama, sistem
informasi dipandang sebagai senjata pertahanan taktik dan operasional
untuk menentukan data dasar, kebutuhan pemrosesan dan kewajiban
pelaporan untuk membantu perusahaan tetap pada jalur yang harus dilalui
dan bertahan hidup. Kedua, sistem informasi akuntansi dipandang
sebagai senjata ofensif yang strategik untuk dapat memenangkan
persaingan.
Kebijakan sistem informasi yang proaktif akan menghilangkan
pemisah antara departemen, personalia dan fungsi garis, serta
menghilangkan batas wilayah negara. Kebijakan sistem informasi
proaktif mengakui penerapan teknologi informasi, seperti
telekomunikasi, komputer, electronic mail, computer -integra ted
ma nufa cturing, teleshopping, teleconference, multifunctional
worksta tions secara terintegrasi. Tujuan sistem informasi dan kebutuhan
informasi yang didefinisikan secara jelas adalah salah satu kunci untuk
suksesnya sistem informasi. Kesuksesan suatu sistem membutuhkan
tujuan-tujuan yang terdefinisikan.
2.13. Aspek Pengendalian Intern Sistem Informasi Berbasis Komputer
Elemen pengendalian intern yang ada pada sistem informasi
berikut menjadikan adanya penekanan yang berbeda pada pengendalian
intern untuk kedua jenis sistem itu:
1. Sistem informasi terkomputerisasi lebih luas lingkup
pengendaliannya karena sebagian besar proses tidak terlihat secara
nyata oleh indra manusia.
2. Sedikitnya bukti berupa dokumen. Diperlukan desain sistem yang
mampu meninggalkan jejak untuk keperluan pengauditan (a udit
tria l).
3. Pengendalian harus diintegrasikan kedalam rancangan sistem sebagai
salah satu elemen yang mendukung kekuatan desain sistem tersebut.
4. Diperlukan prosedur dokumentasi yang baik sehingga mampu
merekam seluruh proses sekaligus pengmbangan sistem itu sendiri.
Prosedur back-up termasuk dalam hal ini.
5. Perlu dilakukan sentralisasi informasi untuk memudahkan
pengendalian.
6. Memungkinkan pengendalian intern melalui program-program
komputer.
7. Pengendalian pada salah satu fungsi mungkin dapat melemahkan
commit to user
Elemen-elemen pokok pengendalian intern sistem informasi
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pengendalian Manajemen (Ma na gement Control).
Pengendalian manajemen yang diperlukan oleh sebuah sistem
informasi meliputi:
a. Pengendalian terhadap rencana induk sistem informasi, apakah
desain sistem informasi telah memenuhi garis besar dan
spesifikasi yang dimaksud dalam rencana induk.
b. Pemisahan fungsi, berbeda sedikit dengan sistem manual. Fungsi
yang perlu dipisahkan adalah:
1) Perancangan dan penyusunan program sistem.
2) Operasi pengolahan data.
3) Dokumentasi program dan kepustakaan.
4) Seleksi dan pelatihan karyawan.
5) Perlu adanya buku petunjuk operasional sistem dan prosedur
yang ada dalam sistem tersebut.
6) Pengendalian anggaran.
2. Pengendalian Terhadap Pengembangan Sistem.
Penerapan sistem informasi akuntansi berbasis komputer merupakan
investasi yang besar, demikian pula untuk pengembangan
mengembangkan sistem informasinya, jenis pengendalian yang
diterapkan untuk hal ini adalah:
a. Pengendalian siklus pengembangan sistem. Setiap usulan
pengembangan sistem sebaiknya melalui sebuah prosedur yang
memerlukan otorisasi dari manajer pengembangan sistem atau
semacamnya.
b. Pengendalian terhadap dokumentasi sistem. Pengendalian ini
diperlukan karena dokumentasi sistem merupakan alat
komunikasi antara perancang sistem dengan users. Sistem dan
pengembangan sistem yang tidak didokumentasikan dengan
baik akan menambah biaya pengembangan karena harus
mencari informasi mengenai detail sistem ke pihak perancang
terdahulu.
c. Pengendalian terhadap pengubahan program. Perlu otorisasi
seperti halnya pada pengendalian siklus pengembangan sistem.
3. Pengendalian Akses (Access Control).
Pengendalian akses merupakan kunci dari sistem informasi berbasis
komputer. Penerapan berbagai teknik pa ssword bertingkat untuk
mengendalikan akses setiap personil merupakan teknik yang paling
banyak digunakan. Pengendalian akses mencakup lingkup berikut :
commit to user
komputer induk dan media penyimpanan diletakkan. Selain itu
perlu pula prosedur pengamanan perangkat keras dari berbagai
bencana dan kecelakaan yang disebabkan oleh hal lain.
b. Pengendalian akses terhadap perangkat lunak.
c. Pengendalian terhadap dokumentasi program. Akses terhadap
program ini hendaknya dilindungi melalui otorisasi dari pihak
tertentu. Dengan memiliki dokumentasi program maka sangat
memungkinkan seseorang memodifikasi program untuk
kepentingan pribadi.
d. Pengendalian terhadap program dan file-file data. Pengendalian
ini mutlak diperlukan karena sangat banyak data yang dihasilkan
dari sebuah sistem informasi yang bersifat rahasia yang perlu
dilindungi dari pihak-pihak tertentu.
2.14. Pendekatan Teknologi Informasi
Sistem Informasi Akuntansi dengan pendekatan teknologi informasi
seperti halnya siklus pengembangan sistem yang lainnya, dimana hal ini
mensyaratkan adanya suatu metode daur hidup pengembangan sistem.
Pola daur hidup pengembangan sistem dapat menggunakan beberapa
model. Adapun tahapan pengembangan sistem yang umum digunakan
Gambar 2.1 Tahapan Pengembangan Sistem
2.15. Tahapan Analisis Sistem
Dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem baru. Proyek
baru ditangani dalam bentuk tim, yang melibatkan pemakai, analis
sistem, dan para spesialis sistem informasi yang lain, serta barangkali
juga auditor internal. Tujuan utama analisis sistem adalah untuk
menentukan hal-hal detil tentang yang akan dikerjakan oleh sistem yang
diusulkan (dan bukan bagaimana caranya). Analisis sistem mencakup
studi kelayakan dan analisis kebutuhan. Analisis sistem mencakup studi
commit to user 2.16. Studi Kelayakan
Menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan.
Berguna untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut
benar-benar dapat dicapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan
kendala yang terdapat pada perusahaan serta dampak terhadap
lingkungan sekeliling (lihat Lampiran 2.2.).
Analis sistem melaksanakan penyelidikan awal terhadap masalah
dan peluang bisnis yang disajikan dalam usulan proyek pengembangan
sistem. Tugas-tugas yang tercakup dalam studi kelayakan meliputi:
1. Penentuan masalah dan peluang yang dituju sistem.
2. Pembentukan sasaran sistem baru secara keseluruhan.
3. Pengidentifikasian para pemakai sistem.
4. Pembentukan lingkup sistem.
2.17. Analisa Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi
kebutuhan (disebut juga spesifikasi fungsional). Spesifikasi kebutuhan
adalah spesifikasi yang rinci tentang hal-hal yang akan dilakukan sistem
ketika diimplementasikan. Spesifikasi ini sekaligus dipakai untuk
menggunakan sistem, manajemen, dan mitra kerja yang lain (misalnya
auditor internal).
Analisis kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan:
1. Keluaran yang akan dihasilkan sistem.
2. Masukan yang diperlukan sistem.
3. Lingkup proses yang digunakan untuk mengolah masukan menjadi
keluaran.
4. Volume data yang akan ditangani sistem.
5. Jumlah pemakai dan kategori pemakai.
6. Kontrol terhadap sistem.
Adapun tools yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :
1. Data Flow Diagram
Tujuan dari Da ta Flow Dia gra m yaitu mendiskripsikan interaksi
antara data dan pemrosesan dengan menggunakan Data Flow Diagra m.
DFD (Da ta F low Diagra m) memberikan gambaran bagaimana data
masuk dan keluar dalam dari dan ke suatu entity/ representasi dari
sumber dan tujuan aliran data tersebut, aturan dari pemrosesan
data,penyimpanan data, dan entitas eksternal (lihat Lampiran 2.3.).
2. Entity Rela tiona l Diagram
commit to user
ada dalam suatu organisasi ER Diagram merupakan representasi dari
model data konseptual antara data dictionary yang mengorganisasi data
yang direpresentasikan oleh entitas-entitas yang ada dalam suatu
organisasi.
3. Basic Relational Model
ER diagram yang direpresentasikan ini menggunakan
simbol-simbol yang dasar dengan menghubungkan hubungan antar entitas
yang ada dalam satu organisasi (lihat Lampiran 2.4.).
4. Da taba se Rela tiona l Model
ER diagram dalam model ini menggunakan struktur data sebagai
acuan yang merepresentasikan hubungan antar entitas/ modul/
departemen. Struktur data ini biasanya diklasifikasikan sesuai
kebutuhan data yang harus tersedia, tabel yang digunakan sebagai satu
kualifikasi dari struktur data yang ada (lihat Lampiran 2.5.).
Database relational model merepresentasikan hubungan antar
entitas dalam organisasi dengan lebih detail mengarah pada struktur
data yang disebut sebagai Rela tional Databa se Accounting System.
5. Flowchart
Bertujuan mendiskripsikan aliran data baik masuk dan keluar antar
entitas berbasis aliran fisik dokumen yang menggunakan prosedur
F lowchart merupakan representasi dari sistem pemrosesan dan
aliran transaksi organisasi yang memuat sistem dan prosedur
pemrosesan transaksi. Kategori utama dari flowchart adalah :
a. Dokumen.
b. Program.
c. Proses.
d. Sistem.
F lowchart memberikan informasi mengenai:
a. Dari “mana” input diterima dan dari “siapa”.
b. Output diolah dalam bentuk form tertentu.
c. Langkah - langkah dan lanjutan dari proses transaksi.
d. Data dan materi akuntansi yang terlibat dan terkena dampaknya.
e. Prosedur akuntansi dan pengendalian organisasi yang terlibat.
2.18. Model Penelitian Untuk Sistem Akuntansi Umum (Lihat Lampiran
2.7.)
2.19. Unsur – unsur dalam Siklus Akuntansi Umum
1. Transaksi
commit to user
c. Pengeluaran Kas.
d. Penjualan.
e. Memorial/ Non Tunai.
2. Jurnal
a. Jurnal Pembelian.
b. Jurnal Penjualan.
c. Jurnal Penerimaan Kas.
d. Jurnal Pengeluaran Kas.
Dalam melakukan jurnal terebih dahulu dilakukan
pengelompokan transaksi berdasarkan bagan perkiraan/ chart of
a ccount. Bagan Perkiraan adalah daftar yang memuat nomor – nomor
rekening yang menjadi dasar pengelompokan.
3. Buku Besar.
4. Buku Besar Pembantu.
5. Neraca Saldo / Neraca Percobaan.
6. Jurnal Penyesuaian.
7. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian.
2.20. Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur
Perusahaan pengolahan / manufaktur: perusahaan yang mengolah
bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi.
Klasifikasi persediaan pada perusahaan pengolahan :
Persediaan Bahan Baku.
Persediaan Barang Dalam Proses.
Persediaan Barang Jadi.
2.20.1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan manufaktur hampir sama dengan
laporan keuangan perusahaan dagang. Perbedaannya terletak pada bagian
Aktiva Lancar di Neraca dan Harga Pokok Penjualan di Laporan
Rugi-Laba. Perbandingan Neraca Perusahaan Dagang dan Perusahaan
Manufaktur:
Perusahaan Manufaktur Neraca sebagian 31 Desember 2005
Aktiva Lancar: Passiva:
Kas Rp 1.200 Utang Dagang Rp 20.000
Piutang (bersih) 4.000
P ersediaa n: Modal Rp 20.800
Ba rang Ja di Rp 15.000 Laba Rp 8.000
Ba rang Da la m Proses 18.000
Ba han Ba ku 9.000
42.000
Sewa Dibayar di Muka 1.600
[image:52.595.55.569.192.711.2]48.800 48.800
commit to user
Perbandingan bagian Harga Pokok Penjualan di Laporan Laba
Rugi antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:
Perusahaan Manufaktur
Laporan Laba Rugi sebagian
Periode Tahun 2005
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Jadi 1 Januari ………. Rp 12.000
(+) Harga Pokok Produksi (lihat skedul) ……… 688.000
Barang Tersedia Untuk Dijual ………. Rp 700.000
(-) Persediaan Barang Jadi 31 Desember …………. 15.000
[image:53.595.114.573.196.518.2]Harga Pokok Penjualan Rp 685.000
Tabel 2.2. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
Perusahaan Manufaktur:
Persediaan Barang + Harga Pokok - Persediaan Barang = Harga Pokok Jadi (Awal) Produksi Jadi (Akhir) Penjualan
Pada perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening untuk
menentukan harga pokok produksi, tetapi dalam Laporan Rugi-Laba
hanya disajikan totalnya saja, sedangkan rinciannya disajikan dalam
Skedul Harga P okok P roduksi.
Contoh Skedul Harga Pokok Produksi (merupa ka n la mpira n La poran
Skedul Harga Pokok Produksi
Tahun 2005
Persediaan Barang Dalam Proses 1 Januari ……….. Rp 10.000
Ditambah:
Ba han Ba ku:
Persediaan 1 Januari ……….. Rp 5.000
Ditambah: Pembelian ………. 100.000
Tersedia Dipakai …………..………... 105.000
Dikurangi : Persediaan 31 Desember 9.000
Bahan Baku Dipakai ……….. Rp 96.000
Bia ya Tena ga Kerja Langsung ……….…. 200.000
Bia ya Overhea d P a brik:
Tenaga Kerja Tidak Langsung ..…… Rp 50.000
Listrik dan Air ……… 140.000
Bahan Habis Pakai Pabrik …………. 30.000
Penyusutan Gedung Pabrik ………... 120.000
Penyusutan Mesin ………... 60.000
Total Biaya Overhead Pabrik ……… 400.000
Total Biaya Produksi tahun ini ……… 696.000 Total Biaya Barang Dalam Proses ……… 706.000 Dikurangi:
Persediaan Barang Dalam Proses 31 Desember ……….. 18.000
[image:54.595.111.551.107.650.2]Harga Pokok Produksi ……… 688.000
commit to user 2.20.2. Harga Pokok Produksi
Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods
Ma nufa ctured) merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai
menjadi barang jadi.
Biaya-biaya tersebut terdiri dari:
Biaya Bahan Baku.
Biaya Tenaga Kerja Langsung.
Biaya Overhead Pabrik.
- Biaya Bahan Baku
Biaya Bahan Baku adalah harga perolehan (harga pokok)
seluruh substansi / materi pokok yang terdapat pada barang jadi.
Bahan baku merupakan bagian Barang jadi yang dapat ditelusur
keberadaannya.
Bahan baku pada sebuah pabrik dapat berasal dari Barang jadi
pabrik yang lain.
- Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja
langsung terhadap proses pengolahan barang, baik menggunakan
Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang
dikategorikan sebagai Biaya tenaga kerja langsung. Jadi, Bia ya
Tenaga Kerja Langsung adalah semua kontraprestasi yang
diberikan kepada tenaga kerja langsung.
- Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam
proses pengolahan, yang tidak dapat digolongkan dalam biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik:
Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti upah pengawas,
mandor, mekanik, bagian reparasi, dll
Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang
digunakan dalam proses pengolahan, tetapi kuantitasnya
sangat kecil dan tidak dapat ditelusur keberadaannya pada
barang jadi.
Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll
Akuntansi perusahaan manufaktur dengan sistem fisik:
Rekening Persediaan Bahan Baku hanya digunakan untuk
mencatat nilai bahan baku yang masih tersisa, baik di awal
commit to user
Transa ksi pembelia n Ba ha n ba ku tidak dicatat ke rekening
Persediaan Bahan Baku, tetapi dicatat ke rekening Pembelian
Bahan Baku, seperti terlihat pada jurnal berikut:
Mei 17 Pembelian Bahan Baku
Kas / Utang Dagang
Rp 100.000
Rp 100.000
Rekening Persediaan Barang Dalam Proses hanya digunakan
untuk mencatat nilai barang yang masih dalam proses, baik di
awal maupun akhir periode.
Rekening Persediaan Barang Jadi hanya digunakan untuk
mencatat nilai barang jadi pada awal dan akhir periode.
Jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur sama dengan
jurnal penyesuaian untuk perusahaan dagang.
Neraca Lajur untuk perusahaan manufaktur pada prinsipnya sama
dengan neraca lajur untuk perusahaan dagang, tetapi ditambahkan
Contoh Neraca Lajur Sebagian:
Tabel 2.4. Neraca Lajur Sebagian
Perusahaan Manufaktur
Neraca Lajur sebagian
Periode tahun 2005
Nama Rekening NSSD Harga Pokok
Poduksi
Laporan Rugi-Laba
Neraca
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Persediaan Barang Jadi 12.000 12.000 15.000 15.000
Persed. Barang Dlm. Proses 10.000 10.000 18.000 18.000 Persediaan Bahan Baku 5.000 5.000 9.000 9.000 Pembelian Bahan Baku 100.000 100.000
Biaya Tenaga Kerja Lgsg. 200.000 200.000 Biaya Tenaga Kerja Tak
Lgsg.
50.000 50.000
Biaya Listrik dan Air 140.000 140.000 Biaya Bahan Habis Pakai 30.000 30.000 Biaya Penyst. Gedung
Pabrik
120.000 120.000
Biaya Penyst. Mesin 60.000 60.000
Biaya Pemasaran 40.000 40.000
Penjualan 1.500.000 1.500.000
………. ……….. 715.000 27.000
Harga Pokok Produksi 688.000
commit to user 2.20.3. Jurnal Penutup
Jurnal penutup untuk perusahaan manufaktur berbeda dengan
perusahaan dagang. Dalam perusahaan manufaktur, rekening Harga
Pokok Produksi digunakan untuk menutup semua rekening yang
akan dilaporkan di Skedul Harga Pokok Produksi. Saldo rekening
ini kemudian ditransfer ke rekening Ikhtisar Rugi-Laba.
Contoh:
Des. 31 Harga Pokok Produksi
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Pembelian Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
Biaya Listrik dan Air
Biaya Bahan Habis Pakai
Biaya Penyusutan Gedung Pabrik
Biaya Penyusutan Mesin
(untuk menutup rekening-rekening
Persediaan Bahan Baku awal, Barang
Dalam Proses awal, dan
rekening-rekening Biaya produksi)
Rp 715.000
31 Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Harga Pokok Produksi
(untuk mencatat persediaan akhir barang
dalam proses dan bahan baku)
Rp 18.000
9.000
Rp 27.000
31 Persediaan Barang Jadi
Penjualan
Ikhtisar Rugi-Laba
(untuk mencatat persediaan akhir barang
jadi dan menutup rekening penjualan)
Rp 15.000
1.500.000
Rp 1.515.000
31 Ikhtisar Rugi-Laba
Persediaan Barang Jadi
Harga Pokok Produksi
(untuk menutup rekening persediaan awal
barang jadi dan harga pokok produksi)
Rp 700.000
Rp 12.000
688.000
31 Ikhtisar Rugi-Laba
Biaya Pemasaran
(untuk menutup biaya pemasaran)
Rp 40.000
[image:60.595.88.536.109.722.2]commit to user
2.21. Model Penelitian Untuk Sistem Akuntansi Penjualan
Definisi dari sistem akuntansi menurut Mulyadi (2000:3) adalah
organisasi, formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
Sedangkan kegiatan penjualan terdiri dari penjualan barang atau
jasa, baik secara kredit maupun secara tunai. Sistem informasi
akuntansi penjualan terdiri dari kelompok unsur sebagai berikut:
1. Fungsi yang terkait
Menurut Mulyadi (2000:211), fungsi yang terkait dalam sistem
akuntansi penjualan kredit adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Penjualan
Dalam sistem penjualan kredit, fungsi penjualan
bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli,
mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi
penting yang belum ada pada surat order tersebut, meminta
otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan
menentukan dari gudang mana barang tersebut akan dikirim,
b. Fungsi Kredit
Fungsi ini berada di bawah fungsi keuangan yang dalam
transaksi penjualan kredit, bertanggung jawab untuk meneliti
status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian
kredit kepada pelanggan.
c. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang
dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta
menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
d. Fungsi Pengiriman
Dalam sistem penjualan kredit, fungsi ini bertanggung
jawab menyerahkan barang atas dasar surat order
pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi
ini bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada
barang yang keluar dari perusahaan tanpa otorisasi dari
pihak yang berwenang.
e. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan
mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan serta
commit to user
f. Fungsi Akuntansi
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini
bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari
transaksi penjualan kredit, membuat dan mengirimkan
pernyataan piutang kepada para debitur, serta membuat laporan
penjualan. Di samping itu, fungsi ini bertanggung jawab untuk
mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu
persediaan.
Menurut Mulyadi (2000:41) fungsi ini bertanggung jawab
mencatat transaksi penjualan kredit dan penjualan tunai dalam
jurnal penjualan, dan transaksi retur penjualan, pencadangan
kerugian piutang, dan penghapusan kerugian piutang dalam
jurnal umum.
Sedangkan dalam pelaksanaan penjualan tunai menurut
Mulyadi (2000:462), fungsi yang terkait adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Penjualan
Dalam sistem penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan
tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk
pembayaran harga barang ke fungsi kas. Sedangkan menurut
bertanggung jawab membuat faktur penjualan tunai yang
memungkinkan fungsi penerimaan kas menerima kas dari
customer dan merupakan perintah kepada fungsi pengiriman
untuk menyerahkan barang kepada customer.
b. Fungsi kas
Dalam sistem penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
sebagai penerima kas dari pembeli.
c. Fungsi Gudang
Sistem penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta
menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
d. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus dan
menyerahkan barang yang telah dibayar kepada pembeli.
e. Fungsi Akuntansi
Dalam sistem penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan
commit to user
2. Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit
menurut Mulyadi (2000:214) adalah sebagai berikut:
a. Surat Order Pengiriman dan Tembusannya
Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order
pengiriman yang memberikan otorisasi kepada fungsi
pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan informasi
seperti yang tertera di atas surat order pengiriman tersebut.
b. Faktur dan Tembusannya
Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai
sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang.
c. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan
Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen
pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga
pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
d. Bukti Memorial
Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk
mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode
Sedangkan dokumen yang digunakan dalam sistem
penjualan tunai menurut Mulyadi (2000:463) adalah sebagai berikut:
a. Faktur Penjualan Tunai dan Tembusannya
Faktur penjualan merupakan dokumen yang digunakan untuk
kepentingan pembayaran harga barang ke bagian kasa.
b. Pita Register Kas
Pita register kas ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara
mengoperasikan mesin register kas. Pita register ini
merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi
kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai
yang dicatat dalam jurnal penjualan.
c. Credit Ca rd Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh credit ca rd center bank yang
menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang
menjadi anggota kartu kredit, dokumen ini diisi oleh fungsi kas
dan juga berfungsi sebagai alat untukmenagih uang tunai dari
bank yang mengeluarkan kartu kredit.
d. Bill of Lading
Bill of Lading merupakan bukti penyerahan barang dari
commit to user
e. Faktur Penjualan COD (Ca sh on Delivery)
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD dan
untuk menagih kas yang harus dibayar oleh pelanggan.
f. Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat