• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MELEMPAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BULU 01, KEC. POLOKARTO SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MELEMPAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BULU 01, KEC. POLOKARTO SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN GERAK DASAR MELEMPAR PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI BULU 01, KEC. POLOKARTO SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2010/2011

(Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Oleh :

NUNUNG ARIYUWONO

X4608540

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN GERAK DASAR MELEMPAR PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI BULU 01, KEC. POLOKARTO SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2010/2011

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh :

NUNUNG ARIYUWONO

X4608540

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Januari 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes Drs. H. Agustiyanto, M.Pd

(4)

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Selasa

Tanggal : 01 Februari 2011

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs. H. Agus Margono, M.Kes.

Sekretaris : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd.

Anggota I : Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes.

Anggota II : Drs. H. Agustiyanto, M.Pd.

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

(5)

commit to user

v

ABSTRAK

Nunung Ariyuwono. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR

MELEMPAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BULU 01, KECAMATAN POLOKARTO SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011.

Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011.

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui:

Penerapan model pembelajaran PAIKEM untuk meningkatkan kemampuan gerak

dasar melempar pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bulu 01, Kecamatan

Polokarto, Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011 dengan menerapkan model

pembelajaran PAIKEM

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Sumber data dalam penelitian ini siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bulu 01,

Kecamatan Polokarto, Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011 berjumlah 22 siswa

yang terdiri atas 6 siswa putra dan 16 siswa putri. Subjek penelitian ini adalah

siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bulu 01, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo

Tahun Ajaran 2010/2011. Teknik pengumpulan data adalah dengan Pengamatan,

tes dan pengukuran dari IAAF KIDS’ ATLETICS. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah mengamati dan mengobservasi proses dan

hasil tes kemampuan gerak dasar sebelum diberi penerapan model pembelajaran

PAIKEM dan setelah diberi model pembelajaran PAIKEM. Prosedur penelitian ini

meliputi planning, acting, observasi dan reflecting.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: Penerapan Model

Pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar melempar

siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bulu 01, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo

Tahun Ajaran 2010/2011. Dari KKM 75 Mapel Penjasorkes Kelas IV di SDN

Bulu 01, pada siklus I menunjukkan rata-rata nilai 75 atau 68,2% siswa tuntas,

(6)

commit to user

vi

MOTTO

NUNUNG

Nunung Ariyuwono

Janganlah berfikir kamu lebih baik dari orang lain dan

jangan pula berfikir orang lain

lebih baik dari kamu

(Penulis)

Ilmu dapat membuat orang lebih bijaksana, mencegah berbuat aniaya dan membuat yang tak tahu arah menjadi terarah.

(7)

commit to user

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kusunting skripsi ini untuk:

-

Bapak Suwandi dan Ibu Sudarni tercinta yang telah mendo’akan membimbing dan mendidik Aku tanpa pamrih agar

menjadi anak yang berguna

-

Istriku Umi Khasanah yang selalu memberi dukungan dan membantu

untuk menyelesaikan skripsiku

-

Teman-teman ku Angkatan ’08 KG JPOK FKIP UNS Surakarta

Terima kasih atas bantuan, masukan dan saran

(8)

commit to user

A. Latar Belakang Masalah ……….

B. Perumusan Masalah ………..

C. Tujuan dan Indikator Penelitian ………..

D. Manfaat Hasil Penelitian ……… …

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN………...

A. Kajian Pustaka ………..

1.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar ……..

a. Hakikat Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ...

b.Tujuan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ...

c. Fokus Penjas di Sekolah Dasar ...

d.Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ...

e. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar ...

f. Ketuntasan Belajar ...

(9)

commit to user

ix

b.Model Pembelajaran PAIKEM ...

c. Penggunaan Alat, Waktu, Ruang dan Formasi ...

d.Teknik Memotivasi dan Membina Disiplin ...

3.Kemampuan Gerak Dasar ...

a. Pengertian Kemampuan Gerak Dasar ...

b.Bentuk-bentuk Gerak Dasar ...

c. Gerak Manipulatif ...

4.Gerak Dasar Manipulatif Melempar ...

a. Pengertian Melempar ...

b.Persamaan Prinsip Gerak Dasar Melempar ...

c. Teknik Melempar ...

B. Penelitian yang Relevan ………...

C. Kerangka Pikir ……….

D. Hipotesis Tindakan ……….

BAB III METODE PENELITIAN ………..

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………

1.Tempat Penelitian ………

2.Waktu Penelitian ………

B. Subjek Penelitian ………..

C. Sumber Data ……….

D. Teknik Pengumpulan Data ………...

E. Teknik Analisis Data ………..

F. Prosedur Penelitian ………

G. Target Ketuntasan Belajar ………

BAB IV HASIL PENELITIAN ………

A. Deskripsi Kondisi Awal ………..

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ………..

1. Tindakan Siklus I ………..

a. Tahap Perencanaan ………

b.Pelaksanaan Tindakan ……….

(10)

commit to user

x

d.Refleksi ………

2. Tindakan Siklus II ………..

a. Tahap Perencanaan ………

b.Pelaksanaan Tindakan ……….

c. Observasi ……….

d.Refleksi ………

C. Deskripsi Hasil Penelitian ………..

1. Data Hasil Belajar Penjasorkes Siswa Kelas IV Sebelum Tindakan .

2. Data Hasil Belajar Penjasorkes Siswa Kelas IV Siklus I …………

3. Data Hasil Belajar Penjasorkes Siswa Kelas IV Siklus II …………

D. Temuan Hasil Penelitian ………

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...

(11)

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan

penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan sebagai Dosen narasumber yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

3. Drs.H. Sunardi, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta

4. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd., sebagai Dosen narasumber yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes., sebagai pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Drs. H. Agustiyanto, M.Pd., sebagai pembimbing II yang telah memberikan

motivasi dan arahan dalam penyusunan skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus memberikan

ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

8. Kepala Sekolah Dasar Negeri Bulu 01 Kec. Polokarto Sukoharjo yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin.

9. Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bulu 01 Kec. Polokarto Sukoharjo

Tahun Ajaran 2010/2011 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

(12)

commit to user

xii

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap

semogra skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, Januari 2011

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Target Ketuntasan Belajar ...

Tabel 2. Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar Sebelum

Tindakan ………...

Tabel 3. Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar Siklus I ...

Tabel 4. Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar Siklus II ...

Tabel 5. Rata-Rata dan Prosentase Siswa Kelas IV Hasil Belajar

Penjasorkes Materi Melempar Sebelum Tindakan, Siklus

I, dan Siklus II ...

30

31

37

43

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Formasi Baris Bersaf dan Pemimpin ...

Gambar 2. Komponen-komponen Kemampuan Gerak Dasar ...

Gambar 3. Teknik Dasar Gerakan Melempar …...

Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ...

Gambar 5. Grafik Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar

Sebelum Tindakan ………

Gambar 6. Belajar Gerak Melempar dengan Cara Dilempar ……….

Gambar 7. Melatih Ketepatan Melempar dan Sikap Lemparan ...

Gambar 8. Metode Memegang Lembing ………...

Gambar 9. Melempar Turbo Dengan Sasaran ...

Gambar 10. Grafik Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar Siklus I ………. Gambar 11. Melempar Kardus dengan Bola Berekor ...

Gambar 12. Melatih Tempo Kekuatan ……….

Gambar 13. Melempar Pada Target Lingkaran ………....

Gambar 14. Grafik Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar Siklus II ……… Gambar 15. Grafik Peningkatan Rata-Rata Kelas IV Hasil Belajar

Penjasorkes Materi Melempar ……….

Gambar 16. Lemparan Lembing Anak-anak ………...

Gambar 17. Belajar Gerak Melempar Dengan Cara Dilempar ………

Gambar 18. Melatih Ketepatan Melempar dan Sikap Lemparan ...

Gambar 19. Metode Memegang Lembing ………...

Gambar 20. Melempar Turbo Dengan Sasaran ...

Gambar 21. Melempar Kardus dengan Bola Berekor ...

Gambar 22. Melatih Tempo Kekuatan ……….

Gambar 23. Melempar Pada Target Lingkaran ………

Gambar 24. Lempar-Melempar ………..

(15)

commit to user

xv

Gambar 25. Belajar Gerak Melempar Dengan Cara Dilempar ………

Gambar 26. Melatih Ketepatan Melempar dan Sikap Lemparan ...

Gambar 27. Metode Memegang Lembing ………...

Gambar 28. Melempar Turbo Dengan Sasaran ...

Gambar 29. Memasukkan Bola ke Dalam Bakul ...

Gambar 30. Melempar Kardus dengan Bola Berekor ...

Gambar 31. Melatih Tempo Kekuatan ...

Gambar 32. Melempar Pada Target Lingkaran ...

65

65

65

66

68

69

69

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes Dan Pengukuran Gerak

Dasar Melempar ...

Lampiran 2. Program Pembelajaran Gerak Dasar Melempar

Dengan Model Pembelajaran PAIKEM

………. Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Dan

Siklus II ……….

Lampiran 4. Daftar Nama Sampel Penelitian ………

Lampiran 5. Nilai Penjasorkes Materi Melempar Sebelum Diberi

Tindakan ………

Lampiran 6. Lembar Observasi Guru Penjasorkes SD Negeri

Bulu 01, Kecamatan Polokarto Dalam Kegiatan

Pembelajaran Di Kelas Siklus I ………

Lampiran 7. Lembar Observasi Guru Penjasorkes SD Negeri

Bulu 01, Kecamatan Polokarto Dalam Kegiatan

Pembelajaran Di Kelas Siklus II ………...

Lampiran 8. Angket Pengumpulan Data Siswa ……….

Lampiran 9. Skor Angket Pengumpulan Data ………...

Lampiran 10. Kriteria Skoring Penilaian Melempar ………...

Lampiran 11. Lembar Observasi Siswa Kelas IV SD Negeri Bulu 01, Kec. Polokarto Sukoharjo Siklus I ……….. Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Belajar Penjasorkes Materi

Melempar Siklus I ……….

Lampiran 13. Lembar Observasi Siswa Kelas IV SD Negeri Bulu 01, Kec. Polokarto Sukoharjo Siklus II ………. Lampiran 14. Rekapitulasi Hasil Belajar Penjasorkes Materi

Melempar Siklus II ………

Lampiran 15. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ………

(17)

commit to user

xvii

Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta ………... Lampiran 17 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian dari

Sekolah Dasar Negeri Bulu 01 Kecamatan Polokarto

Sukoharjo ………..

93

(18)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak-anak belajar dengan cara bermain, dengan bermain akan

mengembangkan kemampuan kondisi fisik, mental, emosional, intelektual, dan

sosial anak seusia mereka. Naluri bermain yang muncul dalam diri mereka seolah

tidak bisa ditekan begitu saja. Bermain merupakan suatu kebutuhan yang tak

ubahnya seperti kebutuhan dasar lainnya. Berkaitan dengan permainan Toho

Cholik dan Rusli Lutan (2001: 127) menyatakan:

Sebagian besar kehidupan anak dihabiskan untuk bermain, maka permasalahannya sekarang adalah bagaimanakah menyalurkan potensi itu agar bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Usia 6-12 tahun adalah masa penting untuk pertumbuhan baik secara fisik, mental, emosionalintelektual maupun sosial anak. Karena itu diharapkan bahwa bermain merupakan wahana pembelajaran Anak bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain.

Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan

prasarana dan sarana yang baik pula dan guru harus berperan aktif dalam kegiatan

belajar mengajar khususnya untuk siswa sekolah dasar. Salah satu upaya guru

adalah dengan memodifikasi prasarana dan sarana belajar. Sehingga dengan

model pembelajaran yang baik, siswa dapat berkonsentrasi dengan apa yang telah

diterangkan oleh guru, dan setiap siswa dapat melakukan gerakan dasar dengan

baik.

Dalam pembelajaran gerak dasar manipulatif di kelas IV, siswa kurang

antusias untuk mengikuti pelajaran penjas, padahal rangkaian gerak dasar dapat

diterapkan dalam bentuk permainan sehingga dapat diperoleh suatu kesenangan

bagi siswa. Anak juga membutuhkan keragaman gerak agar dapat tumbuh menjadi

besar dan kuat. Pada usia ini anak memiliki keterampilan dan koordinasi motorik

yang kurang baik. Melalui penjasorkes diharapkan meningkatkan perkembanagan

motorik pada siswa kelas IV.

(19)

commit to user

Saat ini siswa kelas IV SD Negeri Bulu 01, Kecamatan Polokarto,

Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011 belum mempunyai kemampuan

gerak dasar manipulatif yang baik terutama keterampilan melempar. Padahal

kemampuan gerak dasar pada siswa Sekolah Dasar (SD) sangat bermanfaat dalam

kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap melakukan permainan dibutuhkan

keterampilan gerak dasar. Dikarenakan keterampilan gerak dasar sangat berperan

besar dalam aktivitas sehari-hari. Pangrazi dan Dauear (1981: 23) bahwa, “Penjas

untuk awal masa kanak-kanak dan SD dapat diidentifikasi sebagai belajar untuk bergerak, bergerak untuk belajar dan belajar tentang gerak”. maka dalam pembelajaran penjasorkes disekolah harus dimaksimalkan dengan berbagai upaya

dari guru.

Hal ini terbukti pada Kompetensi Dasar (KD) “1.3 Mempraktikkan kombinasi gerak dasar melempar, menangkap dan menendang dengan koordinasi yang baik dalam permainan sederhana, serta aturan dan kerjasama”. (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2007/2008: 41) semester II Tahun Ajaran

2010/2011 diperoleh nilai ulangan praktek kelas IV yang masih banyak

memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75.

Penjasorkes di SD merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

gerak dasar anak. Dalam pembelajaran di SD hendaknya disesuaikan dengan

karakteristik dan perkembangan anak, agar perkembangannya dapat berkembang

dengan baik. Gerak dasar manipulatif harus dikembangkan dengan bentuk

pembelajaran yang tepat. Namun dalam pembelajaran siswa sering mengalami

hambatan dalam mempraktikkan gerak dasar manipulatif, terutama gerak dasar

melempar. Untuk kelas IV dalam pembelajaran menerapkan tematik dimana

penerapannya masih dalam tahap pengenalan, namun untuk peralatan dan

keterampilannya masih diterapkan yang sebenarnya. Masih banyak guru Penjas

sewaktu mengajar tidak memahami perkembangan gerak dasar anak dan guru

Penjas lebih menekankan pencapaian prestasi dalam pembelajaran Penjasorkes.

Tidak heran jika dalam pembelajaran siswa sering mengalami hambatan. Padahal

dalam Penjasorkes yang lebih diutamakan adalah suasana keriangan, biarkanlah

(20)

commit to user

sesungguhnya peran guru penjasorkes untuk mengatasi kendala dan hambatan

dalam pembelajaran penjasorkes, maka seorang guru yang baik harus mampu

mencari dan menerapkan solusi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

Agar dapat membangun dan menempatkan jati diri siswa diperlukan

proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dari uraian

tersebut maka secara garis besar aktivitas dalam penjasorkes adalah penggunaan

multi media dan multi metode, praktek dalam kelompok, pemanfaatan lingkungan

sekitar dan multi aspek sehingga menarik perhatian siswa.

Model pembelajaran PAIKEM diharapkan seorang guru terus mencari

kreasi yang baru untuk memotivasi siswa, sebagai contoh : guru harus dapat

memodifikasi peralatan, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan,

maka dalam penjasorkes diharapkan siswa akan memperoleh pengalaman yang

baru. Diharapkan siswa menjadi tertarik dan banyak melakukan gerakan dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga secara tidak langsung akan

meningkatkan kualitas gerak dasar.

Untuk membuktikan apakah benar melalui penerapan model

pembelajarn PAIKEM akan meningkatkan kemampuan gerak dasar manipulatif

terutama gerak dasar melempar pada siswa, maka untuk membuktikan

pernyataan-pernyataan tersebut diatas perlu dilakukan sebuah penelitian. Karena

permasalahan yang diangkat diatas “khusus spesifik“ atau satu aspek saja yaitu

aspek melempar, maka Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang

tepat untuk mengoptimalkan kemampuan gerak dasar melempar melalui model

pembelajaran PAIKEM. Suharsimi Arikunta (2008: 3) menyatakan bahwa, “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang disengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau

dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa“.

Penelitian Tindakan Kelas ini akan diberikan pada siswa kelas IV

Sekolah Dasar Negeri Bulu 01, Kec. Polokarto Sukoharjo Tahun Ajaran

(21)

commit to user

pembelajaran Penjasorkes di SDN Bulu 01, Kec. Polokarto Sukoharjo Tahun

Ajaran 2010/2011 belum maksimal. Kendala yang dihadapi siswa saat mengikuti

pelajaran Penjas jika tidak dicarikan solusi yang tepat, maka akan berakibat

kurang baik bagi perkembangan motorik siswa kelas IV.

Dengan menerapkan model pembelajaran PAIKEM sangat penting agar

kendala yang dihadapi siswa dapat teratasi demi memajukan pendidikan melalui

Penjas. Manfaat yang lain adalah agar siswa lebih tertarik, konsentrasi dan

senang dalam mengikuti pelajaran Penjasorkes. Dari manfaat yang telah di

sebutkan diatas akan menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan akan

meningkatkan kemampuan gerak dasarnya. Maka dari itu, untuk mengetahui

apakah penerapan model pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan

kemampuan gerak dasar melempar, dan permasalahan tersebut tertuju atau

mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran. Untuk itu peneliti mengambil Penelitian Tindakan Kelas dengan judul, “Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM Untuk Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar

Melempar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bulu 01, Kec. Polokarto Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011“.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah penerapan

model pembelajaran PAIKEM pendidikan jasmani dalam meningkatkan

kemampuan gerak dasar melempar pada siswa kelas IV SD Negeri Bulu 01, Kec.

Polokarto Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011?”

C. Tujuan dan Indikator Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini

(22)

commit to user

Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Melempar Pada Siswa Kelas IV SD

Negeri Bulu 01, Kec. Polokarto Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.”

D. Manfaat Hasil Penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat

memberi manfaat antara lain:

1. Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar melempar bagi siswa kelas IV

SD Negeri Bulu 01, Kec. Polokarto Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.

2. Dapat menerapkan model pembelajaran PAIKEM untuk meningkatkan

kemampuan gerak dasar melempar pada siswa kelas IV SD Negeri Bulu 01,

(23)

commit to user BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar

a. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Seseorang tidak akan menjadi guru, pelatih atau pembina Penjas yang

baik manakala tidak memiliki pandangan dan pengertian yang jelas tentang

hakikat Penjas itu sendiri. Filsafat atau falsafah perlu dipahami bagi seseorang

yang berkecimpung dalam Penjas karena ia menentukan pikiran dan mengarahkan

tindakan seseorang untuk mencapai tujuan. Rusli Lutan (2001: 13) menyatakan

bahwa, “Filsafat adalah bidang kajian yang mencoba untuk membantu

individu-individu mengevaluasi diri mereka sendiri dalam hubungan dengan dunia dan sejelas mungkin“.

Pendapat diatas menunjukkan, filsafat sangatlah penting karena

merupakan pegangan hidup untuk mencari fakta-fakta dan nilai-nilai kehidupan

dengan alam dunia, dan mengevaluasi fakta dan nilai itu dengan pemikiran yang

jujur. Sehingga bagi seorang guru Penjasorkes akan mengarahkan Anda dalam

menetapkan keputusan dan tindakan yang Anda hadapi ketika terlibat dalam

kegiatan pendidikan jasmani sebagai guru Penjasorkes. Sedangkan menurut Sunardi (2009: 1) menyatakan, “Pendidikan pada dasarnya merupakan rekontruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami individu agar segala sesuatu yang

baru menjadi lebih terarah dan bermakna“. Sedangkan menurut Rusli Lutan (1999/2000: 1) menyatakan, “Pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan yang terbaik tentang

aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya“.

Jika seseorang sedang bermain, bergerak atau melakukan berbagai

aktivitas pendidikan jasmani, maka proses pendidikan terjadi pada waktu yang

(24)

commit to user

bersamaan. Pendidikan penting untuk memperkaya kehidupan individu atau

sebaliknya mungkin merusak. Pendidikan merupakan pengalaman yang

menyenangkan dan memuaskan atau mungkin menjadikan pengalaman yang tidak menyenangkan. M. Furqon (2006: 3) menyatakan, “Pendidikan jasmani dapat dikatakan suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neomuskular, perceptual,

kognitif, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional”.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (2007/2008: 7)

menyatakan, “Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik

serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat”. Kaitannya dengan

jenjang pendidikan, pendidikan jasmani di SD sangat menarik untuk dikaji, karena

di samping merupakan dasar dan landasan untuk pendidikan jasmani pada jenjang

pendidikan di atasnya, juga sangat penting artinya bagi kontribusi pada

pendidikan pada umumnya. Namun demikian tidak semua guru menyadari hal

tersebut, sehingga banyak anggapan pendidikan jasmani dilaksanakan secara

serampangan.

b. Tujuan Pendidikan Jasmani

Tujuan pendidikan dan pendidikan jasmani adalah untuk membantu

individu-individu mencapai pertumbuhan dan perkembangan optimal. Hal ini

menunjukkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari program pendidikan secara menyeluruh. Penjas merupakan pendidikan yang

mengutamakan keaktifan gerak dan media pembelajaran. Berdasarkan

perkembangan Penjas di negara-negara maju dan mempertimbangkan dan

kebutuhan bangsa. M. Furqon (2008: 6) menyusun rumusan tujuan umum

pendidikan jasmani sebagai berikut:

1) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani.

(25)

commit to user

3) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar dalam pendidikan jasmani.

4) Mengembangkan keterampilan untuk melaksanakan aktivitas

jasmani dan olahraga, serta memahami alasan-alasan yang melandasi gerak dan kinerja.

5) Menumbuhkan kecerdasan emosi dan penghargaan terhadap hak-hak

asasi orang lain melalui pengamalan fair play dan sportivitas.

6) Menumbuhkan self esteem sebagai landasan kepribadian melalui pengembangan kesadaran terhadap kemampuan dan pengendalian gerak tubuh.

7) Mengembangkan keterampilan dan kebiasaan untuk melindungi keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain.

8) Menumbuhkan cara mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani dan pola hidup sehat.

9) Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif secara teratur dalam aktifitas fisik dan memahami manfaat dari keterlibatannya.

10)Menumbuhkan kebiasaan untuk memanfaatkan dan mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat kreatif.

Tentunya rumusan tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut ke dalam

tahap-tahap dan tingkatan masing-masing. Melaui Penjas diharapkan dapat mendidik

anak. Rusli Lutan (1999/2000: 2) menyatakan:

1) Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secar efisien dan optimal.

2) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secar berkelompok maupun perorangan. 3) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan

keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.

4) Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani termasuk permainan olahraga.

Berdasarkan dua pendapat diatas, mudah dipahami bahwa pendidikan

jasmani mengandung potensi yang besar untuk memberikan sumbangan kepada

pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.

c. Fokus Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

Fokus pendidikan jasmani untuk sekolah dasar mencakup banyak aspek.

Menurut M. Furqon H. (2006: 9) bahwa fokus program pendidikan jasmani di

(26)

commit to user

1) Program pendidikan jasmani dipandang sebagai tempat berlari dan berlaga, memperoleh kesenangan, dan belajar bermain (Game). 2) Anak membutuhkan latihan yang diperlukan agar dapat tumbuh

menjadi besar dan kuat.

3) Beberapa anak pada awal usia ini menunjukkan bahwa anak ingin belajar bagaimana menjadi atlet dan ingin bermain pada suatu tim. 4) Karena anak memiliki koordinasi yang jelek, maka diharapkan anak

dapat meningkatkan kesegaran jasmani sehingga anak dapat bergabung kembali ke kelas reguler.

5) Anak yang memiliki keterlambatan mental menunjukkan bahwa anak diharapkan dengan program pendidikan jasmani anak akan menjadi makin pintar.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Bennet, Howwel & Simri (1983:

40) melakukan survei tentang aktivitas-aktivitas yang diberikan di berbagai

negara. Mereka mengidentifikasikan elemen-elemen pendidikan jasmani yang

lazim diberikan di SD adalah:

1) Gerak-gerak dasar yang meliputi jalan, lari, lompat/loncat, menendang, menarik, mendiring, mengguling (roll), memukul, keseimbangan, menangkap dam bergulir.

2) Game dengan organisasi rendah dan lari beranting.

3) Aktivitas-aktivitas berirama, tari-tarian rakyat (folk dance),

bernyanyi dan game musik (musikal games).

4) Dasar-dasar keterampilan untuk berbagai olahraga dan games,

biasanya dimulai kira-kira pada tahun keempat atau kelima.

Dari masing-masing aspek yang telah dikemukakan diatas sudah masuk

dalam pendekatan Tematik yang terdapat dalam KTSP di SD yang berlaku sampai

sekarang ini.

d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

Ruang lingkup program pengajaran pendidikan jasmani yang diajarkan

di SD mencakup banyak aspek. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi

(1991/1992: 5-6) bahwa:

Ruang lingkup pendidikan jasmani dari kelas I-VI sekolah dasar ditekankan pada usaha memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial. Jenis-jenis kegiatan yang diajarkan di Sekolah Dasar meliputi atas:

(27)

commit to user

3) Senam. 4) Permainan.

Menurut M. Furqon H. (2007: 4) bahwa ruang lingkup pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non lokomotor dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket, bolavoli, tennis meja, tennis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri serta aktivitas lainnya.

2) Aktivitas pengembangan diri meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk tubuh serta aktivitas lainnya.

3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.

4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya.

5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan di air, keterampilan gerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.

6) Pendidikan luar kelas meliputi: piknik/karya wisata, pengenalan lingkungan.

7) Kesehatan meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam

kehiduoan sehari-hari, khususnya dalam hal perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek keselamatan merupakan aspek tersendiri dan secara implisit masuk kedalam semua aspek.

Dari dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ruang lingkup

pendidikan jasmani di SD meliputi beberapa aspek yaitu: olahraga permainan,

atletik, pengembangan diri, aktivitas senam atau ritmik, aktivitas air dan

pendidikan luar kelas. Dari masing-masing aspek tersebut masih terdiri lagi dari

berbagai macam cabang olahraga yang diatur dalam KTSP yang berlaku sekarang

ini.

e. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar

Bagi usia sekolah dasar bermain merupakan penyumbang kontribusi

(28)

commit to user

anak dalam mengembangkan potensi fisik, kognitif, sosial dan emosi. M. Furqon H. (2006: 5) menyatakan, “Permainan dapat memberikan peran penting dalam mengembangkan dan memperhalus berbagai kemampuan gerak dasar, jika permainan secara tepat dimasukkan ke dalam program pengembangan gerak“. Dalam merumuskan pembelajaran pendidikan jasmani harus mengetahui

karakteristik siswa. Berdasarkan karakteristik inilah selanjutnya dapat diketahui

penjelasannya.

Dari segi keterampilan gerak, mulai dari keterampilan gerak yang

sederhana ke gerakan yang kompleks, dalam bermain juga sebagai bentuk

miniatur dari kehidupan masayarakat. Rahmad Hidayat (2003: 17) menyatakan,

“pada usia 6-11 tahun merupakan memahami konsep-konsep sederhana dan

menggunakannya dalam imajinasi. Imajinasi merupakan kesenangan bagi anak-anak“. Untuk lebih jelasnya M. Furqon H. (2006: 5) menyatakan, “Karakteristik anak sekolah dasar meliputi karakteristik fisiologis, psikologis dan sosiologis“. Selanjutnya agar lebih jelas karakteristik anak sekolah dasar kelas 3 dan 4 yang

berusia sekitar 9 sampai 10 tahun dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Karakteristik Fisiologis

a) Koordinasi dalam keterampilan gerak dasar sudah membaik. b) Daya tahan mulai meningkat.

c) Pertumbuhan fisiknya meningkat. d) Koordinasi mata dan tangan baik. e) Postur tubuh belum baik.

f) Secara fisiologis, anak perempuan satu tahun lebih maju daripada anak laki-laki.

g) Gigi tetapnya mulai bermunculan mengganti gigi susu. h) Perbedaan jenis kelamin belum berpengaruh.

i) Perbedaan individu makin nyata.

j) Cenderung mudah cidera karena mobilitasnya. 2) Karakteristik Psikologis

a) Lingkungan perhatiannya bertambah luas, rasa ingin tahu berprestasi berkembang.

b) Kemampuan berfikirnya meningkat berkat telah mempunyai

pengalaman-pengalaman lebih banyak sebelumnya.

c) Suka berkhayal, menyukai musik, gerakan-gerakan berirama. d) Sering meniru orang yang menjadi idolanya.

e) Minat terhadap permainan yang terorganisasi mulai meningkat, namun belum mampu memegang aturan bermain keseluruhan.

(29)

commit to user

g) Senang mengulang aktivitas.

h) Lebih senang aktivitas-aktivitas yang bersifat kompetitif. 3) Karakteristik Sosiologis

a) Mudah puas, namun hatinya mudah terluka jika dikritik. b) Sekali-sekali suka membual.

c) Suka menggoda atau memukul yang lain.

d) Suka memperlihatkan perilaku-perilaku yang tidak lazim

e) Bersahabat dan tertarik pada orang lain seolah-olah sebagai teman yang khusus.

f) Rasa ingin tahu makin kuat.

g) Ada keinginan bergabung dengan kelompok dan sering kali mempunyai teman yang khusus.

h) Sering kurang memperhatikan penampilan, bikin gaduh dan suka berdebat.

i) Menjadi lebih mandiri, namun masih butuh perlindungan dari orang dewasa.

j) Lebih menyukai kegiatan beregu daripada kegiatan-kegiatan individu.

k) Suka berfikir bahwa ia dibutuhkan.

l) Sering memperlihatkan kelakuan-kelakuan yang bertentangan

dengan teman dekatnya, tetapi ia bersimpati jika temannya mendapat kesulitan.

m) Mengikuti kepemimpinan dalam kelompok kecil dalam permainan. n) Cenderung membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain,

terutama kekurangan dirinya dalam keterampilan, kegagalan, dan gengsinya.

o) Mulai mengenali kebutuhan dan keinginan teman lain serta tujuan dan tanggung jawab kelompok.

p) Sudah dapat memecahkan masalah-masalah sosial yang ringan dalam bermain agar kelompok dapat utuh.

q) Rasa perbedaan terhadap posisi sosial mulai berkurang. r) Mulai menghargai nilai sopan santun dan susila.

Mengetahui dan memahami karakteristik anak usia sekolah dasar baik

dari segi fisiologis, psikologis, dan sosiologis adalah penting terutama bagi guru

pendidikan jasmani. Dengan mengetahui dan memahami karakteristik anak, maka

dalam kegiatan membelajarkan siswa harus disesuaikan dengan tingkatan

perkembangannya.

f. Ketuntasan Belajar

(30)

commit to user

dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing

indikator 75%“. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal

dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,

kompleksitas kompetensi serta kemampuan sumberdaya pendukung dalam

penyelenggaraan pembelajaran.

Satuan Pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar

secara terus menerus untuk mencapai kriteria ideal. Pelaporan hasil belajar peserta

didik diserahkan pada satuan pendidikan dengan memperhatikan rambu-rambu

yang disusun oleh direktorat teknis terkait.

2. PAIKEM dalam Penjas

a. Pengertian PAIKEM

PAIKEM dimaksudkan sebagai salah satu usaha mendorong terus

ditingkatkannya pelaksanaan pembelajaran di lapangan yang benar-benar

berorientasi kepada siswa sebagai subjek belajar dan efektif hasilnya. Maksud dari

PAIKEM adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran Aktif

Madyo Ekosusilo (2007: 2) menyatakan, “Aktif yaitu guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,

mempertanyakan, mengemukakan pendapat/gaagasan“. Pendapat lain

dikemukakan Dasim Budimansyah (2008: 70) menyatakan, “Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian

rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan, mengemukakan

gagasan dan mencari data dan informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah“.

2) Pembelajaran Inovatif

Madyo Ekosusilo (2007: 2) menyatakan, “Guru harus menciptakan kondisi belajar dan kegiatan pembelajaran yang baru sesuai dengan tuntutan dan

(31)

commit to user

menyatakan, “Pembelajaran merupakan proses pemaknaan atas realitas kehidupan yang dipelajari. Makna itu hanya bisa dicapai jika pembelajaran dapat

memfasilitasi kegiatan belajar yang memberi kesempatan kepada peserta didik menemukan sesuatu melalui aktivitas belajar yang dilakoninya“.

3) Pembelajaran Kreatif

Solichan Abdullah ( 2004: 32) menyatakan, “Pembelajaran yang

mewadahi pikiran, gagasan dan kreatifitas dari siswa dan guru“. Sedangkan Agus

Suprijono (2009: x) menegaskan, “Kreativitas adalah kemampuan berfikir tentang sesuatu dengan cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan solusi unik atas suatu problem“. Dengan pemikiran guru yang kreatif maka akan mendorong peserta didik untuk menyenangi dan memotivasi mereka untuk terus belajar. Sismandiri (2003: 4) menyatakan, “Kreatif adalah guru mengembangkan kegiatan yang beragam dan membuat alat bantu belajar sederhana“.

Siswono (2004: 6) menyatakan, “Kreatif diartikan guru memberikan

variasi dalam kegiatan belajar mengajar dan membuat alat bantu ajar, bahkan

mencipta tekik-teknik mengajar tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik dan tujuan belajarnya“. Dari ketiga pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran yang kreatif dimaksudkan agar guru

menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat

kemampuan siswa.

4) Pembelajaran Efektif

Siswono (2004: 6) menyatakan, “Efektif yang diartikan sebagai ketercapaian suatu tujuan (kompetensi) merupakan pijakan utama suatu rancangan

pembelajaran. Pembelajaran yang tampaknya aktif dan menyenangkan, tetapi tidak efektif akan tampak hanya sekedar permainan belaka“. Pendapat Agus

Suprijono (2009: x) menyatakan, “Efektivitas pembelajaran merujuk pada berdaya

(32)

commit to user

Dapat dipertegas bahwa dalam pembelajaran agar siswa dapat efektif

perlu ditunjang oleh suasana dan lingkungan belajar yang memadai. Oleh karena

itu guru harus mampu mengelola tempat belajar, mengelola siswa, mengelola

kegiatan belajar, mengelola materi pelajaran, dan mengelola sumber-sumber

belajar yang ada dengan baik.

5) Pembelajaran Menyenangkan

Mulyasa (2006: 194) menyatakan, “Pembelajaran yang menyenangkan

merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat suatu kohesi

yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau

tertekan (not under pressure)“. Sedangkan pembelajaran yang menyenangkan

menurut Singer Sarah (2001: 14) diartiakn, “Sebagai suasana pembelajaran yang

hidup, semarak, terkondisi untuk terus berlanjut, eksporsif dan mendorong atau

menjadikan siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga

waktu curah perhatiannya tinggi“.

Ditinjau dari kegiatan siswa, pembelajaran yang menyenangkan dapat

membuat siswa berani mencoba atau berbuat, berani bertanya, berani

mengemukakan pendapat, berani mempertanyaan gagasan orang lain. Ditinjau

dari guru, pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang menuntut

guru sadar dapat membuat suasana belajar yang menyenangkan dalam arti: siswa

tidak takut salah dalam mencoba/bereksperimen, siswa tidak khawatir

ditertawakan kemampuannya, siswa tidak dianggap sepele. Guru selalu memberi

motivasi kepada siswa selama pembelajaran.

Dari uraian pembelajaran PAIKEM tersebut diatas Dasim Budimansyah

(2008: 71) menyatakan secara garis besar aktivitas dalam PAIKEM adalah

sebagai berikut:

a) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan (aktivitas) yang

mengembangkan keterampilan, kemampuan dan pemahaman dengan menekankan pada belajar dengan berbuat (learning by doing).

(33)

commit to user

c) Guru mengatur kelas untuk memajang buku-buku dan materi-materi yang menarik dan membuat pojok bacaan.

d) Guru menggunakan cara belajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk belajar kelompok.

e) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam menyelesaikan suatu masalah, mengungkapkan gagasan, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolah sendiri.

b. Model Pembelajaran PAIKEM

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran

yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru saat mengajar. Waluyo (2009: 18) menyatakan, “Model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran“. Untuk lebih jelasnya, posisi herarkis dari pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran.

1) Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan titik tolak sudut pandang kita

terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya

suatu proses yang sifatnya masih sangat umum di dalamnya mewadahi,

menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. H. Syaiful Sagala (2009: 68) menyatakan, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu“.

2) Strategi Pembelajaran

Syaiful Sagala (2009: 222) menyatakan, “Dikaitkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru, murid

dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan“. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J.R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan:

(34)

commit to user

dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning.

3) Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata dan

praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Syaiful Sagala (2009: 222) menyatakan, “Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasi strategi pembelajaran diantaranya: (1) komando (2) latihan (3)

resiprokal (4) demonstrasi (5) inklusi (6) part-whole (7) tanya-jawab (8) diskusi

(9) sosiodrama (10) karyawisata (11) kerja kelompok (12) tugas (13) eksperimen“.

4) Teknik dan Taktik Pembelajaran

Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan

seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Dalam hal

ini, gurupun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang

sama. Taktik pembelajaran merupakan gaya seorang guru dalam melaksanakan

metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Dalam gaya

pembelajaran akan tampak kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan

kemampuannya.

c. Penggunaan Alat, Waktu, Ruang dan Formasi

Penggunaan Alat, waktu dan ruang merupakan sumber daya yang

penting untuk mendukung pelaksanaan kegiatan mengajar. Sumber daya ini harus

dikelola dan dimanfaatkan sebaik-baiknya karena bersifat langka.

1) Penggunaan Alat

Peralatan ditempatkan dan digunakan pada posisi yang aman dan

memungkinkan siswa berpartisipasi secara merata dan maksimal. Tidak

selamanya alat yang dibutuhkan tersedia, hal ini merupakan keluhan utama guru

pendidikan jasmani. Tidak ada ketentuan bahwa alat-alat yang digunakan harus

(35)

commit to user

memanfaatkan sumber-sumber lokal merupakan kunci keberhasilan mengatasi

masalah tersebut. Lebih lanjut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 75)

Menyatakan:

Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai penghambat keberhasilan. Manakala kondisi sebenarnya menjadi penghambat belajar keterampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu pada tingkat yang bisa dilakukan siswa selama perubahan kondisi tersebut tidak merusak integritas skill yang dipelajarinya.

2) Penggunaan Waktu

Waktu untuk pelajaran pendidikan jasmani di SD sangat terbatas yaitu,

hanya sekali pertemuan per minggu. Pengelolaan waktu memerlukan keputusan

yang tepat. Hal ini terkait dengan kemampuan guru membaca perasaan dan

suasana kelas. Untuk memperpanjang waktu berlatih, guru menerapkan teknik

memusatkan kembali perhatian kelas dengan cara guru menyuruh sebagian anak

memperhatikan penampilan atau peragaan teman-temannya. Hal ini dapat disertai

dengan penjelasan tentang pentingnya keterampilan berlatih. Rusli Lutan (2000: 48) menyatakan, “Pemanfaatan waktu secara maksimal menjadi kunci keberhasilan pengajaran. Hal ini dipengaruhi oleh pengaturan tempo, kapan berhenti, atau istirahat, atau kapan siswa melaksanakan tugas“.

3) Penggunaan Ruang

Kekurangan ruang saat mengajar memang merupakan masalah pelik

dalam penyelenggaran Penjas. Namun bisa terjadi penggunan lapangan dan ruang

yang tersedia itu tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Bila lapangan yang

digunakan cukup luas, guru dapat membuat batas-batas yang akan digunakan oleh siswa. Rusli Lutan (2000: 49) menyatakan, “Partisipasi siswa dapat ditingkatkan melalui perencanaan ruangan yang tersedia disesuaikan dengan besar kelas. Batas

lapangan yang dipakai untuk belajar dan berlatih harus jelas dipahami oleh siswa“.

(36)

commit to user

Pengaturan formasi bertujuan untuk memaksimalkan partisipasi siswa.

Kesempatan unutk berlatih, termasuk kejelasan memperoleh informasi guru,

bergantung pada pengturan informasi. Formasi diatur berdasarkan tugas ajar dan

jumlah siswa. Rusli Lutan (2000: 54) menyatakan, “Formasi baris bersaf dan

pemimpin, satu baris bersaf mengambil jarak cukup leluasa sementara di

depannya berdiri seorang ketua. Tugas gerak seperti lempar tangkap dengan poros ketua dapat memakai formasi ini”.

d. Teknik Memotivasi dan Membina Disiplin

Memotivasi siswa tidak cukup hanya dengan menjelaskan maksud dan

tujuan tugas. Begitu juga dengan perilaku disiplin, tidak dapat dibina dengan

ceramah. Disiplin tidak terwujud dalam perilaku sendirinya, melainkan diperoleh melalui belajar dan pembentukan. Syaiful Sagala (2009: 101) menyatakan, “Siswa yang belajar harus diberi motivasi untuk belajar dengan harapan, bahwa belajar

akan memperoleh hasil. Siswa harus memberikan perhatian pada bagian-bagian yang esensial dari suatu kejadian yang intruksional”.

1) Teknik Memotivasi

Pengajaran akan berhasil mencapai tujuannya kalau anak aktif

melaksanakan tugas ajar. Karena itu, taktik khusus untuk membangkitkan

motivasi siswa dan criteria berhasil juga disesuaikan dengan tingkat perkembangannya. Rusli Lutan (1999/2000: 68) menyatakam, “Keterlibatan anak dalam pendidikan jasmani adalah bertujuan untuk meraih sukses. Pengalaman

berhasil merupakan sumber motivasi. Berikan pengalaman sukses bagi setiap

anak”. Adang Suherman (2004: 2) menyatakan, “Untuk menanamkan motivasi

dari dalam diri siswa, guru berusaha untuk tidak membanding-bandingkan skor

X X X X X X X

(37)

commit to user

hasil tes siswa yang satu dengan lainnya atau dengan standar tes. Sebagai

penggantinya, guru membandingkan skor hasil tes sekarang dengan skor hasil sebelumnya“. Dengan guru memberikan pujian kepada siswa yang menunjukkan usaha yang baik, menciptakan suasana belajar yang memberi kepuasan dan

kesenangan pada siswa dan usaha lain dipandang pantas dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan belajar siswa.

2) Membina Disiplin

Perilaku disiplin akan berkembang bila anak paham akan alasan di balik

perilaku dan ia dapat membuat keputusan secara mandiri. Untuk mencapai taraf

tersebut, dibutuhkan waktu sejalan dengan perkembangan anak. Pendekatan yang

diterapkan untuk mengembangkan perilaku disiplin dan kesadaran menghargai

orang lain bukanlah hukuman tetapi memberi sanksi sebagai konsekwensi

perilaku. Rusli Lutan (1999/2000: 74) menyatakan, pemberian sanksi sebagai

konsekwensi perilaku misalnya:

a) Pelanggaran 1 kali : siswa diperingati

b) Pelanggaran kedua kali : siswa dikucilkan (misalnya 5 menit) c) Pelanggaran ketiga kali : siswa dikucilkan 10 menit

d) Pelanggaran keempat kali : orang tua dipanggil ke sekolah e) Pelanggaran kelima kali : siswa dipanggil oleh kepala sekolah

Hal penting adalah guru harus bertindak ajeg. Setiap sanksi sesuai

dengan pelanggaran harus diberlakukan sama bagi setiap anak. Biasakan anak

untuk meminta maaf kepada orang lain bila berbuat salah segera setelah kejadian

itu terjadi. Gunakan julukan positif, bukan menonjolkan kelemahan.

3. Kemampuan Gerak Dasar

a. Pengertian Kemampuan Gerak Dasar

Kemampuan gerak dasar sering disebut dengan istilah “kemampuan

(38)

commit to user

hingga memiliki rangkaian urutan gerak yang teratur, luwes, cepat, tepat, dan lancar melalui latihan yang teratur dan terus menerus“.

Berkaitan dengan kemampuan gerak dasar Rusli Lutan (1988: 96)

menyatakan, “Kemampuan motorik lebih tepat disebut sebagai kapasitas

seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan

yang relatif melekat setelah masa kanak-kanak“. Menurut Mulyono B. (1994:

298) bahwa, “Kemampuan motorik atau kemampuan gerak dasar adalah hadirnya

kemampuan bawaan dan kemampuan yang diperoleh dalam melakukan

keterampilan gerak (motor skill) dan sifat umum atau fundamental, diluar kemampuan olahraga spesialisasi tingkat tinggi“. Sedangkan Sukinta (2004: 78)

berpendapat, “kemampuan motorik adalah kualitas hasil gerak individu dalam

melakukan gerak, baik gerakan non olahraga maupun gerak dalam olahraga atau

kematangan penampilan keterampilan motorik“.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan, kemampuan gerak

dasar merupakan kemampuan yang mendasari dari gerak yang bersifat umum

yang berperan untuk melakukan gerak baik gerakan olahraga maupun non

olahraga. Kemampuan gerak dasar pada dasarnya bersifat relatif statis dan

permanen yang ditentukan oleh bawaan. Kemampuan gerak dasar berkembang

relatif secara otomatis sesuai dengan tingkat perkembangan, pertumbuhan dan

kematangan anak.

b. Bentuk-Bentuk Gerak Dasar

Sejak anak dilahirkan sudah memiliki kemampuan gerak dasar yang

diterapkan dalam tingkah laku sehari-hari, khususnya aktivitas anak saat

melakukan bermain. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992: 24)

menyatakan, “Gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat dan lempar. Bentuk

-bentuk gerakan dasar tersebut, telah dimiliki oleh murid-murid SD“.Pendapat lain

yang dikemukakan oleh M. Furqon H. (2002: 32) mengklasifikasikan kemampuan

gerak dasar terdiri dari tiga bagian. Secara sistematis komponen-komponen

(39)

commit to user

Gambar 2. Komponen-komponen Kemampuan Gerak Dasar (M. Furqon H., 2002: 32)

c. Gerak Manipulatif

Gerak dasar manipulatif adalah gerak menggunakan atau memainkan

alat (melempar, menangkap, menendang, menggulir, memukul). Pembelajaran

untuk kelas bawah dikemas melalui pendekatan Tematik atau materi pokok

dikemas dalam bentuk permainan. Ada beberapa aktivitas permainan yang dapat

digunakan untuk memperkuat pengembangan dan penghalus kemampuan gerak

manipulatif.

Permainan gerak manipulatif dapat memberikan penguat yang efektif

mengenai keterampilan tertentu yang ditekankan. Berdasarkan tujuan yang ingin

dicapai guru dapat memodifikasi permainan ini agar dapat mencapai partisipasi

maksimum dan keterampilan gerak yang diinginkan. M. Furqon H. (2006: 7)

menyatakan:

Tujuan khusus dari permainan yang dimodifikasi adalah:

1) Meningkatkan kemampuan gerak manipulasi yaitu melempar,

menangkap, menendang, menjebak, voli, memukul, memantul dan bergulir.

2) Meningkatkan koordinasi mata-tangan dan koordinasi mata-kaki. 3) Mampu bekerja sama di dalam kerja kelompok.

(40)

commit to user

5) Mampu mengikuti pengarahan dan mematuhi aturan.

Gerakan manipulatif merupakan jenis gerakan yang membutuhkan

koordinasi yang cukup baik. Hal ini karena, dalam gerakan manipulatif

melibatkan beberapa unsur gerak yang harus dikoordinasikan menjadi satu pola

gerakan yang baik dan harmonis.

4. Gerak Dasar Manipulatif Melempar

a. Pengertian Melempar

Nomor lempar yang sering diperlombakan dalam perlombaan atletik

adalah tolak peluru, lempar cakram, lempar lembing dan lempar martil. Tujuan

dari nomor lempar tersebut adalah untuk melemparkan benda atau melontarkan

peluru, cakram, lembing, dan martil sejauh-jauhnya. Mochamad Djumidar A. Widya (2004: 121) menyatakan, “Lempar adalah suatu gerakan yang menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan

memiliki kekuatan ke depan atau ke atas”. Pendapat lain yang dikemukakan Agus

Kristiyanto (2005: 49) menyatakan, “Melempar merupakan kemampuan

mengarahkan suatu benda yang dipegang ke suatu sasaran dengan menggunakan kekuatan yang cukup”.

Nomor lempar yang harus diajarkan di SD adalah lempar bola kecil dan

bola besar, tolak peluru dan lempar lembing. Gerry A. Carr (1997: 3) menyatakan, “Dari semua nomor lomba, lempar lembing merupakan gerakan yang mirip dengan gerakan melempar pada umumnya”. Aip Syarifuddin (1991/1992: 81) menyatakan, “Latihan melempar bola kecil dan bola besar bagi murid SD,

dimaksudkan sebagai persiapan menuju lempar lembing dan tolak peluru”. Bola

yang dapat dipergunakan untuk latihan melempar yaitu: bola tennis, bola

rounders, bola base ball, bola voli, bola basket, bola tangan, bola kaki, bola

berekor.

(41)

commit to user

Program pengajaran Penjas melalui pelajaran bentuk-bentuk gerakan

dasar melempar pada kelas-kelas permulaan SD, bertujuan untuk mengembangkan

kemampuan anak dalam bertindak melakukan suatu gerakan dengan anggota

badannya agar lebih terampil dengan menggunakan alat yang sesuai dengan

tingkat kemampuannya. Meskipun terdapat perbedaan besar dalam berat dan

bentuk alat dan juga perbedaan dalam gerakan melempar yang terlibat, maka ada

tanda-tanda umum bagi semuanya.

Dekdikbud (1997: 86) menyatakan, “Masing masing dari empat lempar

memiliki tahap-tahap sebagai berikut: a) Start (permulaan), b) Gerakan atau

membentuk momentum, c) Melempar atau mengenakan daya (power posisition)

d) Pelepasan alat (delivery), e) Pemulihan (recovery)”. Pendapat lain

mengemukakan Rahmad Hidayat (2003: 34) bahwa persamaan prinsip gerak

melempar yang utama yaitu:

1) Ancang-ancang atau awalan perlu dilakukan untuk menciptakan momentum yang sebesar-besarnya dan dialihkan momentum tersebut pada benda yang akan dilemparkan.

2) Benda yang akan dilemparkan harus dikuasai agar tidak keluar dari bidang atau sasaran lemparan menurut peraturan perlombaan.

3) Penggunaan tenaga dikerahkan sekuat mungkin dengan cepat dan dialihkan pada benda yang akan dilemparkan.

4) Koordinasi gerakan ketiga tersebut diatas harus dipadukan agar tujuan lemparan yang diinginkan hasilnya optimal.

c. Teknik Melempar

Latihan melemparkan bola kecil dan bola besar pada siswa SD,

dimaksudkan sebagai persiapan menuju kepada lempar lembing dan tolak peluru.

Aip Syarifuddin (1991/1992: 28) menyatakan teknik dasar melempar yang benar

adalah sebagai berikut:

(42)

commit to user

a) Sikap Permulaan :

Berdiri tegak, kaki kiri agak ke depan, kaki kanan dibelakang (bila melempar dengan kaki kanan), serta badan berada di kaki kanan, Kedua tangan memegang bola di depan dekat ke dada dengan siku dibengkokkan. Pandangan ke arah sasaran yang dituju.

b) Gerakannya :

Pada waktu bola akan dilemparkan, tangan kanan yang memegang bola dibawa/diayunkan kesamping ke belakang. Kemudian dari belakang bola dilemparkan dengan menggerakkan tangan dari belakang melalui atas kepala ke atas ke depan, dan bola lepas pada saat tangan lurus dan berat badan berada pada kaki kiri (jika melempar jauh) serta bersamaan dengan badan yang dilonjakkan ke atas ke depan dan kaki kanan ditolakkan ke atas ke depan. Mendarat pada kaki kanan, kaki kiri tergantung lemas dibelakang, pandangan mengikuti arah jalannya bola. Jadi yang harus diperhatikan oleh seorang guru pada waktu anak melempar, antara lain mengenai: sikap berdiri waktu akan melempar, perpindahan berat badan pada waktu akan melemparkan bola, gerakan melempar bola, gerakan lanjutan dari lemparan bola tersebut.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis

yang dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan

khususnya yang terkait dengan penerapan model pembelajaran PAKEM.

Penelitian Sunarno berjudul, “Penerapan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan (PAKEM) dalam pembelajaran Matematika di SMP Negeri 3 Ajibarang kabupaten Banyumas tahun 2006”, menunjukkan dalam melaksanakan PAKEM hendaknya menyeluruh artinya untuk semua guru dan

semua matapelajaran. Terbukti bahwa banyak sekolah-sekolah SMP yang berasal

dari Jawa maupun luar Jawa yang studi banding ke SMP Negeri 3 Ajibarang,

karena diyakini bahwa PAKEM adalah model Pembelajaran yang dapat

(43)

commit to user

melibatkan sktifitas baik guru maupun siswa sehingga dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran IPA di SD Negeri 2 Sokanegara Purwokerto.

C. Kerangka Pikir

Tujuan pendidikan dan pendidikan jasmani adalah untuk membantu

individu-individu mencapai pertumbuhan dan perkembangan optimal. Hal ini

menunjukkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari program pendidikan secara menyeluruh. Penjas merupakan pendidikan yang

mengutamakan keaktifan gerak dan media pembelajaran. Ruang lingkup

pendidikan jasmani dari kelas I-VI sekolah dasar ditekankan pada usaha memacu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial.

Jenis-jenis kegiatan yang diajarkan di Sekolah Dasar meliputui atas: Pengembangan

Kemampuan jasmani (PKJ), Atletik, Senam, Permainan. Gerak dasar manusia

adalah jalan, lari, lompat dan lempar. Bentuk-bentuk gerakan dasar tersebut, telah

dimiliki oleh murid-murid Sekolah Dasar. Bermain dapat digunakan untuk

membantu anak dalam mengembangkan potensi fisik, kognitif, sosial dan emosi.

Dalam merumuskan pembelajaran pendidikan jasmani harus mengetahui

karakteristik siswa.

Gerak dasar manipulatif adalah gerak menggunakan atau memainkan

alat (melempar, menangkap, menendang, menggulir, memukul). Pembelajaran

untuk kelas bawah dikemas melalui pendekatan Tematik atau materi pokok

dikemas dalam bentuk permainan. Ada beberapa aktivitas permainan yang dapat

digunakan untuk memperkuat pengembangan dan penghalus kemampuan gerak

manipulatif. Permainan gerak manipulatif dapat memberikan penguat yang efektif

mengenai keterampilan tertentu yang ditekankan. Lempar adalah suatu gerakan

yang menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan daya pada benda

tersebut dengan memiliki kekuatan ke depan atau ke atas. Melalui penerapan

model pembelajaran PAIKEM siswa terlibat dalam berbagai kegiatan (aktivitas)

yang mengembangkan keterampilan, kemampuan dan pemahaman dengan

(44)

commit to user

terlibat dalam berbagai kegiatan pembelajaran, maka akan meningkatkan

kemampuan gerak dasar manipulatif melempar.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah

dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan

model pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar

melempar secara optimal pada siswa kelas IV SD Negeri Bulu 01, Kec. Polokarto

(45)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Bulu 01, Kec.

Polokarto, Sukoharjo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama satu bulan dan pelaksanaan penelitian

pada 26 September 2010 sampai dengan 16 Nopember 2010, sesuai jadwal

pelajaran hari selasa, dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.10 WIB.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Bulu 01, Kec.

Polokarto, Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Keseluruhan siswa kelas IV SD

Negeri Bulu 01, kec. Polokarto, Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011 dijadikan

subjek penelitian.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas IV SD Negeri Bulu 01, kec. Polokarto, Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011

berjumlah 22 siswa yang terbagi atas 16 siswa putri dan 6 siswa putra.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan

Pengamatan, tes dan pengukuran dari IAAF KIDS’ ATLETICS; Suyono (2002:

19). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.

(46)

commit to user E. Teknik Analisis Data

Kemampuan gerak dasar melempar dapat diketahui dengan mengamati

dan mengobservasi proses dan hasil tes kemampuan gerak dasar sebelum diberi

penerapan model pembelajaran PAIKEM dan setelah diberi model pembelajaran

PAIKEM.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Langkah-langkah dalam siklus terdiri

dari:

1. Planning (merencanakan model pembelajaran PAIKEM yang akan diterapkan

dalam pembelajarn gerak dasar manipulatif melempar).

2. Acting (menerapkan model pembelajaran PAIKEM untuk meningkatkan

kemampuan gerak dasar manipulatif melempar sebelum diterapkan model

pembelajaran PAIKEM dan setelah diterapkan model pembelajaran

PAIKEM).

3. Observasi (melakukan pengamtan, tes dan pengukuran kemampuan gerak

dasar manipulatif melempar siswa, apakah kemampuan gerak melempar

meningkat setelah mendapat perlakuan penerapan model pembelajaran

PAIKEM).

4. Reflecting (menyimpulkan tingkat peningkatan kemampuan gerak dasar

manipulatif siswa setelah mendapat perlakuan penerapan model pembelajaran

PAIKEM dengan membandingkan kondisi awal sebelum diterapkan model

pembelajaran PAIKEM dan setelah diterapkan model pembelajaran

(47)

commit to user

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi

?

G. Target Ketuntasan Belajar

Penelitian Tindakan Kelas Penjasorkes materi melempar menargetkan

ketuntasan belajar sebagai berikut:

Tabel 1. Target Ketuntasan Belajar.

No Siklus Target Ketuntasan Belajar

1. Siklus I 65 % siswa tuntas

2. Siklus II 75 % siswa tuntas

Gambar

Gambar 1. Formasi Baris Bersaf dan Pemimpin Rusli Lutan (2000: 54)
Gambar 2. Komponen-komponen Kemampuan Gerak Dasar (M. Furqon H., 2002: 32)
Gambar 3. Teknik Dasar Gerakan Melempar commit to user (Aip Syarifuddin. 1991/1992: 19)
Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Suharsimi Arikunto, 2008: 16)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perbaikan proses pembelajaran di sekolah, khususnya dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam

Pada kondisi akhir, hasil yang dapat diperoleh adalah dengan metode mendongeng ( story telling) dapat meningkatkan minat membaca dalam pembelajaran Bahasa

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi

Secara umum hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pembelajaran matematika utamanya dalam meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa. Secara

inkuiri dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Bagi pihak sekolah dapat memberikan masukan yang berharga pada sekolah. dalam rangka meningkatkan hasil

Sifat-sifat orang tua, kebiasaan dalam keluarga, pola asuh orang tua, pengelolaan keluarga, semua itu dapat memberikan dampak baik maupun buruk bagi proses belajar dan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Media Video compact Disc ( VCD ) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa

Untuk membuktikan apakah permainan BOLKAPSAR dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat meningkatkan hasil belajar Lempar tangkap bola, maka