• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Creative Intelligence pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumetera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengukuran Creative Intelligence pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumetera Utara"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGUKURAN CREATIVIE INTELLIGENCE PADA MAHASISWA FAKULTASEKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Oleh:

ALBY RIDHA SAPUTRA 100502182

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

(2)

ABSTRAK

PENGUKURAN CREATIVIE INTELLIGENCE PADA MAHASISWA FAKULTASEKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kreatifitas dan inteligensi mahasiswa Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pengukuran menggunakan empat dimensi yaitu intuitif, inovatif, imajinatif, dan inspiratif. Penelitian ini juga dikembangkan dengan mengukur alasan orang untuk bekerja atau berbisnis yang dibagi menjadi lima kategori yaitu profi, ministry, innovation, network, dan fun.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode profil potensi kreatif yang digunakan Alan J.Rowe dan model Geweldig yang digunakan Michael Adiwijaya dan Josua Tarigan dengan menilai seseorang dalam segi afektif, kognitif, dan konatif. Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan metode kuesioner.

(3)

ABSTRACT

MEASUREMENT OF INTELLIGENCE ON CREATIVIE STUDENTS FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

The purpose of this study was to determine the level of creativity and intelligence of a student of Economics, University of North Sumatra. Measurements using the four dimensions of intuitive, innovative, imaginative, and inspiring. This study also developed by measuring the reasons for work or business is divided into five categories, namely profi, ministry, innovation, network, and fun.

This study was a descriptive study using the creative potential profiles used Alan J.Rowe and models used Geweldig Michael Adiwijaya and Josua Tarin to judge a person in terms of affective, cognitive, and conative. To get accurate data, researchers used a questionnaire method.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT sehingga peneliti dapat menyelesaikan

perkuliahan dan penelitian skripsi ini yang berjudul “ Pengukuran Creative Intelligence pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumetera Utara”, guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua peneliti,

Ayahanda Edi Warman dan Ibunda Darmaizetti yang telah memberi nasehat, doa, dan

kasih sayang tiada henti serta dukungan moril dan materil sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsinya dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah banyak mendapat

dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, melalui

kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE. ME, sebagai Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, SE.M.Si, sebagai Sekretaris Departemen Manajemen

(5)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, sebagai Ketua Program Studi S-1

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE. M.Si, sebagai dosen pembimbing yang

telah memberikan arahan, bimbingan dan saran kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Lusi Anna.Ms, sebagai dosen pembaca dan penilai saya yang telah

memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Kepada Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara yang tealah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti

selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak

membantu selama proses penulisan skripsi.

8. Terimakasih kepada adik-adik saya Chintya Garnesh, Rezi Aprilliano Adha, dan

Syabrina Cantika Amanda, yang selalu memberikan dukungan sehingga peneliti

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Terimakasih kepada Bang Ade, Bang Nanda, Bang Khadafi, Bang Rendi, dan

teman-teman di kepanitian Manajemen Fiesta 2013, serta pihak-pihak yang

tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis selama masa

perkuliahan dalam berdiskusi dan memberikan dukungan kepada peneliti.

Medan, Agustus 2014

(6)
(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 10

2.2 Inteligensi ... 10

2.3 Creative Intelligence ... 16

2.4 Profil Potensi Kreatif ... 23

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Penyajian Data ... 25

3.3 Lokasi dan Waktu ... 26

3.4 Batasan Operasional ... 26

3.5 Defenisi Operasional ... 27

(8)

3.7 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 30

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 32

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden ... 33

4.2 Distribusi Hasil Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... 34

4.3 Profil Potensi Kreatif ... 39

4.3.1 Inovasi ... 39

4.3.2 Intuitif ... 46

4.3.3 Inspiratif ... 50

4.4.4 Imajinatif ... 51

4.4.5 Profil Potensi Kreatif Jurusan ... 54

4.4 Model Geweldig ... 55

4.4.1 Profit ... 55

4.4.2 Ministry ... 56

4.4.3 Innovation ... 57

4.4.4 Network ... 57

4.4.5 Fun ... 58

4.4.6 Model Geweldig Jurusan ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN 1 ... 65

(9)
(10)

DAFTAR TABEL

2.1 Potensi Kreatif ... 20

2.2 Kreatifitas Berdasarkan Umur ... 21

2.2 Model Ciri Kreatifitas ... 22

3.1 Tabel Operasional Variabel ... 28

3.2 Instrumen Skala Likert Creative Intelligence ... 29

3.3 Instrumen Skala Likert Gaweldig ... 29

3.4 Data Jumlah Mahasiswa 2010 ... 30

3.5 Tabel Daftar Sampel ... 31

4.1 Responden Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... 33

(11)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kecerdasan Majemuk ... 14

4.1 Diagram Profil Potensi Kreatif Fakultas ... 37

4.2 Diagram Model Geweldig Fakultas ... 38

4.3 Diagram Profil Potensi Kreatif Jurusan ... 54

(12)

ABSTRAK

PENGUKURAN CREATIVIE INTELLIGENCE PADA MAHASISWA FAKULTASEKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kreatifitas dan inteligensi mahasiswa Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pengukuran menggunakan empat dimensi yaitu intuitif, inovatif, imajinatif, dan inspiratif. Penelitian ini juga dikembangkan dengan mengukur alasan orang untuk bekerja atau berbisnis yang dibagi menjadi lima kategori yaitu profi, ministry, innovation, network, dan fun.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode profil potensi kreatif yang digunakan Alan J.Rowe dan model Geweldig yang digunakan Michael Adiwijaya dan Josua Tarigan dengan menilai seseorang dalam segi afektif, kognitif, dan konatif. Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan metode kuesioner.

(13)

ABSTRACT

MEASUREMENT OF INTELLIGENCE ON CREATIVIE STUDENTS FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

The purpose of this study was to determine the level of creativity and intelligence of a student of Economics, University of North Sumatra. Measurements using the four dimensions of intuitive, innovative, imaginative, and inspiring. This study also developed by measuring the reasons for work or business is divided into five categories, namely profi, ministry, innovation, network, and fun.

This study was a descriptive study using the creative potential profiles used Alan J.Rowe and models used Geweldig Michael Adiwijaya and Josua Tarin to judge a person in terms of affective, cognitive, and conative. To get accurate data, researchers used a questionnaire method.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri dan zaman saat ini dapat menjadi ancaman serius bagi

sumber daya manusia saat ini. Banyak kalangan yang merasakan gejolak ekonomi

mengancam kelangsungan hidup mereka. Hal ini disebabkan karena sumber daya

manusia telah menjadi salah satu bagian dari faktor produksi dan modal bagi industri

dan organisasi. Jika sumber daya manusia saat ini tidak memiliki kreatifitas serta

inovasi yang unggul, maka ancaman tersebut akan terus dirasakan oleh mereka.

Menurut Sunyoto (2008), sumber daya manusia memegang peran yang sangat

penting untuk keberhasilan suatu usaha. Organisasi yang memiliki usaha yang besar,

modal yang besar, teknologi yang canggih, dan sumber daya alam yang berlimpah

tidak mungkin dapat dieksploitasi tanpa memiliki sumber daya yang memadai dan

mempunyai kemampuan serta kompetensi untuk memanfaatkan sumber daya

lingkungan.

Sumber daya manusia di Indonesia saat ini hanya bergerak dalam bidang

operasional saja, sedangkan kompetensi sumber daya manusia terus dipertanyakan.

Sumber daya manusia bukan lagi difungsikan sebagai pekerja saja, tetapi sumber

(15)

perusahaan, sebagai agen perubahan, dan transformasi organisasi serta mitra strategis

dalam perusahaan.

Menghadapi era globalisasi saat ini menimbulkan berbagai masalah terhadap

sumber daya manusia. Perubahan akibat globalisasi merupakan suatu hal yang tidak

dapat dihindari oleh organisasi atau sumber daya manusia sehingga bisa saja

menimbulkan gejolak ekonomi yang luar biasa. Menurut Dessler (1997), perubahan

yang terjadi dalam lingkungan sumber daya manusia cendrung mencakup keragaman

angkatan kerja, teknologi, globalisasi, dan perubahan dunia jabatan dan kerja.

Keberagaman angkatan kerja akan terus berubah secara dramatis dan akan lebih

beragam seperti adanya angkatan kerja wanita pada pekerjaan yang seharusnya

dikerjakan oleh pria.

Menurut Maulana (2010), menyebutkan gejolak ekonomi saat ini disebabkan

karena beberapa faktor sebagai berikut:

a. Peraturan atau undang-undang yang baru yang mengubah peta persaingan dalam

perekonomian. Misalnya, memberikan kebebasan bagi barang impor untuk masuk

kedalam negeri sehingga lebih banyak impor dari pada ekspor.

b. Adanya pesaing baru. Misalnya, adanya perusahaan asing berinvestasi di dalam

negeri sehingga bisa memperkecil peluang produk dalam negeri untuk menguasai

(16)

c. Teknologi baru. Misalnya, saat ini industri sudah banyak menggunakan teknologi

dari pada tenaga manusia dengan alasan proses dan hasil lebih cepat didapat.

d. Faktor-faktor diluar faktor industri. Misalnya, kejadian disaat bom Bali di tahun

2002 yang mengakibatkan banyak turis yang mati. Sehingga turispun enggan

untuk datang ke Indonesia kerena takut akan terjadinya hal yang sama dengan

mereka.

Ketidakmampuan SDM Indonesia untuk dapat menyesuaikan diri dengan

faktor-faktor diatas dapat membuat kelangsungan hidup dari SDM Indonesia menjadi

terancam. Apalagi perubahan teknologi akan mengurangi para buruh kasar menjadi

tenaga ahli dan meningkatkan produktifitas yang membuat lingkungan menjadi

sangat kompetitif. Globalisasi merupakan kecendrungan perusahaan dalam

memperluas pasar ke luar negeri dan penggunaan teknologi dapat mendukung

perusahaan menjadi lebih leluasa dalam melakukan pekerjaan seperti komputer

personal, mesin cetak, internet, perangkat android, Blackberry, dan sebagainya yang juga berdampak terhadap dunia jabatan dan kerja.

Negara yang memiliki visi yang jelas mungkin bisa memanfaatkan era

globalisasi ini menjadi suatu hal yang positif. Contohnya, Negara China sudah

dianggap sebagai negara yang dapat menguasai perekonomian dunia dikedepannya

kerena produk-produk mereka yang telah secara bebas dijual di pasar internasional

(17)

Secara negatifnya, telah banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan

pemutusan hubungan kerja (PHK) yang diakibatkan oleh dampak globalisasi.

Khususnya perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada ekspor, perbankan, dan

perusahaan padat karya tidak sedikit melakukan PHK. Besarnya dampak globalisasi

ini tidak hanya membuat perusahaan melakukan PHK pada puluhan orang tapi

mencapai ribuan orang tenaga kerja. Yang jadi pertanyaan, apakah PHK telah

menjadi solusi yang sangat efektif dalam menghadapi ekonomi global saat ini?

Masalah tenaga kerja saat ini sudah dianggap meresahkan. Jumlah

pengangguran yang semakin banyak di tambah dengan pengangguran akibat

terjadinya PHK dan tuntutan untuk menaikan upah minimum karena barang

kebutuhan hidup semakin naik serta inflasi yang terus meningkat sepertinya

menambah daftar masalah yang lebih besar dalam dunia ketenagakerjaan di

Indonesia.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, bahwa jumlah angkatan

kerja Indonesia tercatat per-Agustus 2013 sebanyak 118,2 juta orang. Jumlah ini

berkurang sebanyak 3 juta orang dari yang tercatat per-Februari 2013 sebanyak 121,2

juta orang. Sedangkan jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia per-Agustus 2013

sebanyak 110,8 juta orang. Jumlah ini berkurang 3,2 juta orang dari catatan

(18)

Berdasarkan hal di atas, sumber daya manusia tentu akan mendapatkan

paksaan untuk memenuhi kebutuhan menghadapi dampak globalisasi dan dapat

berkompetensi. Sumber daya manusia yang memiliki keterampilan, pengetahuan,

inovasi, kecerdasan dan kreatifitas yang tinggi dapat menyesuaikan diri dengan

dampak globalisasi. Semakin berkualitas sumber daya manusia yang terbentuk, maka

semakin besar pengaruh positif yang akan didapatkan baik untuk perusahaan maupun

perekonomian bangsa. Hal ini telah menjadi perhatian banyak kalangan saat ini.

Di sisi lain, ada suatu hal yang selalu membuat orang-orang terjebak

didalamnya dan tidak sedikit dari mereka mendapatkan kegagalan. Ini disebabkan

karena mereka tidak berada pada tempat yang semestinya mereka berkarir.

Contohnya adalah seseorang anak yang mempunyai bakat dibidang musik karena

desakan dari orang tua untuk kehidupan yang lebih baik, si anak tersebut diminta

untuk kuliah di bidang hukum. Ini jelas akan menimbulkan pertentangan dalam

dirinya. Si anak tidak akan berkarir sesuai dengan keahlian yang dia miliki yang

disebut dengan passion. Passion adalah rasa senang terhadap suatu aktivitas yang dapat memberikan kepuasan pribadi jika melakukannya.

Menurut Dahlan (2011) passion didapatkan berdasarkan 5 hal yaitu hobi, minat, antusisme, kekaguman, dan bakat yang jika digunakan dengan baik untuk

memenuhi kebutuhan hidup, maka akan menciptakan karir yang baik untuk seseorang

(19)

Berkembangnya sistem pendidikan yang baru secara continue sebagai langkah untuk memperluas wawasan manusia serta bertambah dan berkembangnya

berbagai media-media untuk meningkatkan keterampilan serta kreativitas dapat

dijadikan sebagai pemicu awal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Menghadapi kenyataan permasalahan diatas, Perguruan Tinggi sebagai bagian

dari sistem pendidikan menjadi salah satu solusi dalam mencetak sumber daya

manusia berkualitas yang dapat berkompetensi. Hal ini sesuai dengan Tridharma

Perguruan Tinggi yang menjadi landasan visi misi setiap perguruan tinggi di

Indonesia dalam menciptakan lulusan-lulusan yang bermutu dan berkompetensi.

Perguruan tinggi harus dapat membentuk bibit-bibit seperti ilmuan, calon

pemikir, dan professional yang mampu berfikir secara kritis, rasional, objektif, dan

normatif serta memiliki tingkat inteligensi dan kreatifitas yang tinggi. Pada dunia

kemahasiswaan perguruan tinggi, mahasiswa dibimbing untuk melakukan

komunikasi keilmuan baik secara internal keilmuan maupun lintas keilmuan.

Mahasiswa dibimbing untuk dapat melakukan eksplorasi pemikiran, menggagasnya,

dan mengkomunikasikan atau memperdebatkannya secara terbuka sehingga

mahasiswa dapat belajar untuk saling mengkritik dan menciptakan serta

mempertajam ide-ide kreatif dengan berbagai ruang pemaknaan. Hal ini dapat

melatih mahasiswa dalam menyuguhkan kebenaran-kebenaran dan validitas serta

(20)

mahasiswa diharapkan mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang

berkembang dengan memberikan solusi-solusi yang kreatif.

Berkaca dari peran perguruan tinggi tersebut, penulis mencoba membahas

mengenai kreatif (creative) dan inteligensi (intelligence) pada mahasiswa agar dapat mengetahui sejauh apa mahasiswa menggunakan kreatifitasnya secara cerdas untuk

dapat menyelesaikan suatu masalah sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan passion yang mereka miliki.

Menurut Nainggolan (2013), orang yang kreatif tidak akan duduk dan

membiarkan masalah muncul dengan sendirinya, tetapi sebaliknya mereka melihat

potensi masalah dilingkungannya dan menjadikannya sebuah tantangan. Maka dari

itu, mahasiswa sebagai agen of change harus peka terhadap lingkungan disekitarnya sehingga mahasiswa dapat melihat peluang-peluang serta dapat memanfaatkan

peluang tersebut.

Kreatifitas bergantung pada pemanfaatan seluruh keterampilan yang relevan

terhadap masalah yang dihadapi. Orang-orang yang kreatif juga akan selalu membuka

diri terhadap dunia luar, selalu mengesampingkan ego, dan senantiasa berkonsultasi

untuk menguji ide-ide yang telah di buat. Sikap kreatif dapat membuat seseorang

selalu mencari tau, selalu memiliki motivasi, berani mengambil resiko, selalu mencari

(21)

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengukuran Creative Intelligence

pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

masalah penelitiannya adalah “ Apakah creative intelligence mampu memecahkan berbagai masalah mahasiswa untuk masa depan yang baik?”

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kreatifitas dan

inteligensi mahasiswa Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

terkait maupun yang membacanya sehingga dapat dijadikan referensi untuk

kedepannya. Adapun manfaatnya diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran, informasi

dan pengetahuan untuk terus mencari solusi mengembangkan kreativitas dan

(22)

b. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi penulis untuk

menerapkan teori-teori dan literartur yang di pelajari dibangku kuliah dalam

bidang sumber daya manusi serta memperluas wawasan penulis dalam memahami

setiap karakter-karakter manusia dengan baik.

c. Bagi Pihak Lainnya

Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai referensi atau bahan

perbandingan untuk penelitian yang akan datang.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian dilakukan oleh Harahap (2010) mengenai “Pengukuran Creative Intelligence pada Student Entrepreneurship Centre (SEC) USU”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Creative Intelligence berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada peserta SEC.

Dalam penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwasanya

terdapat empat faktor dari Creative Intelligence yang dimiliki peserta berpengaruh secara positif terhadap minat berwirausaha pada peserta SEC. Empat faktor yang

dimiliki oleh peserta itu adalah intuitif, inovasi, imajinatif dan inspirasional. Dari

keempat faktor tersebut, faktor inovasi adalah faktor yang memiliki pengaruh yang

sangat besar untuk menumbuhkan minat berwirausaha pada peserta SEC.

Berdasarkan dari penelitian tersebut, saya sebagai peneliti tertatrik untuk

meneliti kembali Creative Intelligence dengan responden mahasiswa Ekonomi S1 Universitas Sumatera Utara untuk mengetahui apakah mahasiswa tersebut siap untuk

terjun kedunia masyarakat.

2.2 Inteligensi

Persaingan saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Manusia harus cerdas

(24)

permasalahannya terkadang banyak dari manusia saat ini tidak bisa menggunakan

potensi yang ada didalam dirinya. Ini dikarenakan pengetahuan mereka yang kurang

akan dirinya sendiri, bahkan tidak mempunyai pengalaman untuk bisa dijadikan

modal untuk bisa menghadapi setiap tantangan yang ada saat ini dan di masa depan.

Menurut Maulana (2010) ada empat kuadran yang bisa menggolongkan

manusia dalam segi pengetahuan sebagai berikut:

a. Tahu kalau dia itu tahu

Hal ini dapat diartikan bahwasanya manusia tersebut dapat memahami kelebihan

dari dirinya sendiri.

b. Tahu kalau dia tidak tahu

Hal ini dapat diartikan bahwasanya manusia tersebut dapat memahami

kekurangan yang terdapat dalam dirinya sehingga bisa mencari tahu apa yang

belum dia tahu.

c. Tidak tahu kalau dia tahu

Hal ini dapat diartikan bahwasanya manusia tersebut tidak mengenali dirinya

sendiri sehingga tidak bisa yakin pada dirinya apakah dia bisa melakukan sesuatu

atau tidak sama sekali.

d. Tidak tahu kalau tidak tahu

Hal inilah yang paling membahayakan, ini dikarenakan manusia tersebut tidak

(25)

Intelligence merupakan suatu hal yang mendeskripsikan suatu perilaku manusia yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. Hal ini berkaitan dengan

apakah individu tersebut cerdas, kurang cerdas, atau tidak cerdas sama sekali dalam

memanfaatkan kesempatan secara cepat dan tepat dalam menangani sebuah masalah

ataupun dalam mengambil sebuah keputusan.

Menurut Hawkins (2004), otak manusia lebih besar dari otak monyet dan

anjing sehingga otak manusia bisa mempelajari dunia secara lebih kompleks dan

membuat prediksi secara lebih kompleks. Otak manusia dapat melihat

analogi-analogi secara lebih baik dari pada hewan, contohnya saja jika manusia ingin mencari

pasangan maka manusia akan melihat dari segala pandangan terhadap calon pasangan

dan membuat keputusan apakah calon pasangan tersebut dapat dijadikan pasangan

hidupnya di masa depan atau tidak.

Menurut Gardner pengertian intelligence mencakup tiga faktor yaitu:

a. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan

manusia.

b. Kemampuan untuk mengembangkan suatu masalah baru untuk diselesaikan.

c. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan

dalam budaya seorang individu.

Gardner juga mengungkapkan intelligence juga merupakan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang

(26)

Menurut Wikipedia, intelektual adalah sejumlah kemampuan pikiran seperti

kemampuan penalaran, perencanaan, pemecahan masalah, pemikiran abstrak,

memahami gagasan, penggunaan dan pemahaman bahasa,dan belajar. Intelektual erat

kaitannyadengan kemampuan kognitif yang ada mada diri manusia.

Menurut Journal of Educational Psychology ( dalam Haviva, 2013) psikolog membagi defenisi kecerdasan menjadi dua. Pertama, intelektual merupakan

kemampuan belejar dari pengalaman. Kedua, intelektual merupakan kemampuan

untuk beradaptasi.

Menurut Rezi (2013), intelektual adalah suatu kemampuan memecahkan

masalah dan mengatasi masalah dalam diri manusia dan lingkungannya serta mampu

untuk menciptakan strategi atau menyusun perangkat yang efektif dan berguna demi

meraih tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Robbins (2001), kemampuan

intelektual adalah kemampuan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan mental.

Berdasarkan dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan intelektual

merupakan kemampuan mental seseorang dalam mengatasi dan memecahkan suatu

masalah dengan menggunakan keterampilan berfikir yang efektif yang didapat dari

(27)

Gambar 2.1

Kecerdasan Majemuk

Ada beberapa kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner yang dinamakan

dengan kecerdasan majemuk yaitu:

a. Kecerdasan bahasa, yaitu kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik

dalam wujud tulisan, maupun komunikasi. Umumnya berkaitan dengan kepekaan

bunyi, makna, fungsi kata, struktur, dan bahasa.

Contohnya : menceritakan lelucon, menggunakan kata untuk menggambarkan

sebuah cerita, berbicara, dan lain-lain.

b. Kecerdasan logika matematika, yaitu kemampuan dalam mengola atau

menghitung angka-angka. Kemampauan ini berkaitan dengan kemampuan

penalaran, numeric, serta mengolah alur pikiran.

Contohnya : eksperimen, memprediksi, dan lain-lain.

c. Kecerdasan musikal, yaitu kemampuan dalam hal mempersepsikan dan

(28)

Contohnya : mendengarkan dan bermain musik, mudah mengenal ritme, dan

lain-lain.

d. Kecerdasan kinestetis tubuh, yaitu kemampuan untuk memanfaatkan anggota

tubuh dengan terampil dan memegang objek dengan baik.

Contohnya : olahraga, menari, bermain peran, dan lain-lain.

e. Kecerdasan spasial, yaitu kemampuan panca indra yang digunakan untuk

mempersepsikan serta mentransformasikan dunia spasial-visual secara tepat dan

akurat

Contohnya: melukis, membongkar dan menyusun kembali barang-barang, dan

lain-lain.

f. Kecerdasan naturalis, yaitu kemampuan untuk mengenali spesies flora dan fauna

di lingkungan.

Contohnya: mengelompokkan flora dan fauna, merasakan hal-hal yang ada diluar

ruangan, menemukan pola di alam, dan lain-lain.

g. Kecerdasan interpersonal, yaitu kemempuan untuk memahami orang lain dan

menjalin hubungan.

Contohnya: senang berteman, memimpin, membuat kesepakatan, ,mengambil

keputusan, dan lain-lain

h. Kecerdasan intrapersonal, yaitu kemampuan untuk mengakses emosional diri

sebagai saranan untuk bisa memahami diri sendiri dan orang lain.

(29)

Dari beberapa kecerdasan diatas Gardner mengungkapkan bahwasanya setiap

manusia memiliki delapan kecerdasan tersebut. Tetapi, semuanya tidak bekerja atau

mendominasi secara bersamaan. Artinya, dari delapan kecerdasan tersebut hanya satu

yang lebih unggul dan menonjol pada diri manusia. Meskipun demikian kecerdasan

lainnya akan tetap berkesinambungan antara satu dengan lainnya.

2.3 Creative Intelligence

Setiap orang bisa menjadi cerdas. Potensi ini sudah disiapkan sejak kecil

dengan diaktifkannya fungsi otak untuk mengembangkan berbagai kecerdasan yang

dapat digunakan dalam proses belajar. Kemampuan otak sangatlah luar biasa jika

dimanfaatkan dengan maksimal. Bahkan, jika seseorang dalam situasi yang sulit

dengan tekanan yang besar otak dapat mengeluarkan kekuatan yang besar. Setiap

orang memiliki kesempatan untuk menjadi pintar dan tidak ada yang bodoh. Tetapi

yang jadi permasalahannya adalah bagaimana cara seseorang untuk dapat memacu

kinerja otak untuk dapat menjadi cerdas.

Manusia mempunyai dua bagian otak yang jika digunakan secara maksimal

akan menimbulkan kekuatan otak yang luar biasa. Bagian itu adalah otak kanan dan

ptak kiri. Otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri sedangkan otak kiri

mengendalikan tubuh bagian kanan. Setiap bagian otak memiliki keunggulannya

masing-masing.

Otak kanan bekerja pada ritme yang lebih santai dengan penuh imajinasi

(30)

musik, irama, gambar, ritme dan lain hal yang memerlukan kreativitas. Sedangkan

pada otak kiri digunakan untuk berpikir hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah.

Otak kiri akan merangsang kerja untuk angka, susunan, logika, organisasi dan hal lain

yang bersifat rasional yang berhubungan dengan analitis.

Keunggulan merupakan suatu andalan untuk bersaing. Hal ini bukanlah

karena kekuatan otot, tetapi kekuatan otaklah yang menentukan. Seiring dengan

perkembangan zaman, manusia harus selalu meningkatkan kemampuan otak untuk

dapat menyesuaikan diri dengan dunia agar tantangan dan masalah dapat diselesaikan

dan dipecahkan dengan baik.

Pada zaman ini, pengetahuan atau kecerdasan bukanlah hal yang bisa selalu

bertahan tanpa adanya kreativitas. Disaat pengetahuan tersendat, maka kreativitaslah

yang akan bekerja (Sugiarto,2011). Kreatif akan membawa keseimbangan ,

kedalaman, dan kepekaan dalam pencarian intelektual. kreativitas berkaitan dengan

tiga hal yaitu kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan masalah, dan

cerminan kemampuan operasional. Artinya, otak kanan dan otak kiri haruslah

berjalan seimbang, dengan kata lain manusia harus secara kreatif menggunakan otak

kiri dalam menyelesaikan masalah

Kreatifitas berasal dari bahasa latin yaitu creare yang berarti membuat sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Kreatifitas merupakan pengembangan dan

kemajuan pikiran yang menumpahkan cara berpikir yang tidak konfensional sehingga

(31)

Menurut Sayogya (2008), kreatifitas merupakan pengembangan,

pertumbuhan manusia, pemahaman diri dan perubahan atau rehabilitasi pola pikir

seseorang untuk membuat sesuatu yang baru dan unik yang bermula dari imajinasi

dan didasarkan pada kualitas yang muncul sebagai spontanitas, ekspresi dan intuisi.

Menurut Sugiarto (2011), kreatifitas merupakan:

a. Kemampuan melihat masalah ketika orang lain tidak melihat.

b. Kemampuan melihat suatu masalah dengan sudut pandang yang berbeda

c. Kemampuan berkreasi untuk membuat hal lama menjadi hal baru.

d. Penggabungan antara otak kiri dan otak kanan

e. Suatu hal yang bisa dikembangkan dengan latihan

f. Suatu hal yang tidak terikat dengan aturan-aturan logika seperti halnya anak kecil

berpikir.

Menurut Rowe (2004) creative intelligence dapat diklasifikasikan berdasarkan empat dimensi

a. Intuitif

Dimensi ini menggambarkan tipe-tipe individu yang banyak akal dan merupakan

tipikal manager, aktor, dan politikus. Dimensi ini menekankan pada

memanfaatkan dan mengandalkan pengalaman masalah di masa lalu untuk

dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah, mencapai hasil dan bekerja

(32)

b. Inovatif

Dimensi ini menggambarkan individu yang selalu ingin tahu dan merupakan

tipikal ilmuan, penemu, dan insinyur. Dimensi ini menekan pada daya cipta,

eksperimen dan sistematika informasi yang berkonsentrasi kepada masalah dan

data serta mengatasi kompleksitas dengan mudah.

c. Imajinatif

Dimensi ini menggambarkan individu yang penuh pemahaman. dimensi ini

merupakan tipikal seniman, musikus, penulis, dan pemimpin. Dimensi ini mampu

mendeteksi peluang potensial yang dapat dimanfaatkan dengan baik.

d. Inspirasional

Dimensi ini menggambarkan individu yang pengkhayal dan merupakan tipikal

pendidik, pemimpin, dan penulis. Dimensi ini mampu melihat dari sudut pandang

yang positif dan berorientasi pada aksi yang dibutuhkan masyarakat dan rela

(33)
[image:33.612.111.519.185.570.2]

Tabel 2.1

Potensi Kreatif

Pertimbangkan Peluang-peluang masa depan

Kognitif

Inovatif Imajenatif

(ingin Tahu) Ilmuan Insinyur/penemu 1. Menggunakan pendekatan yang berdaya cipta

2. Mau bereksperimen

3. Berdasarkan penelitian yang sistematis.

(penuh Pemahaman)

Seniman/music,

Penulis/pemimpin

1. Besedia menghadapi resiko

2. Memiliki daya

imajinasi

3. Pemikiran yang

independen

Kompleksitas Intuitif

Intuitif (banyak akal)

Manajer/actor/politikus

1. Mencapai tujuan

2. Mengunakan akal sehat Menyelesaikan masalah Inspirasional (penuh pemahaman) Pendidik/penulis/pemimpin 1. Besedia menghadapi resiko

2. Memiliki daya imajenasi

Pemikir yang Independen

Sumber: Alan J.Rowe

Menurut Sugiarto (2011) kreatifitas sangat berhubungan dengan umur.

(34)
[image:34.612.189.453.184.358.2]

Table 2.2

Kreatifitas Berdasarkan Umur

Umur Kreativitas (%)

40 Tahun ke atas 2%

35 tahun 2%

30 tahun 2 %

17 tahun 10%

5 tahun 90%

Menurut Cambell (dalam Rowe, 2004) ciri-ciri kreativitas ada tiga kategori

a. Ciri-ciri pokok: melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan masalah, cara baru,

penemuan.

b. Ciri-ciri yang memungkinkan : mampu mempertahankan ide kreatif

c. Ciri-ciri sampingan : tidak langsung berhubungan penciptaan dan menjaga agar

(35)
[image:35.612.110.532.175.572.2]

Tabel 2.3

Model Ciri Kreativitas

Ciri-Ciri Pokok Ciri-ciri yang Memungkinkan Ciri-Ciri Sampingan 1. Berpikir dari segala arah.

2. Berpikir ke segala arah.

3. Fleksibilitas konseptual

(kemampuan secara

spontan mengganti cara

memandang, pendekatan,

kerja yang tak jalan).

4. Orisinalitas (kemampuan

memberikan ide asli dan

mengejutkan).

5. Lebih menyukai

kompleksitas.

6. Latar belakang yang

merangsang (dapat menjadi

contoh).

7. Multiple skils.

1. Kemampuan untuk bekerja

keras.

2. Berpikir mandiri.

3. Pantang menyerah.

4. Mampu berkomunikasi dengan baik.

5. Lebih tertarik pada konsep dari pada detail.

6. Keinginan tahu intelektual.

7. Kaya humor dan fantasi.

8. Tidak segera menolak ide atau gagasan.

9. Arah hidup yang mantap

1. Tidak ambil pusing

terhadap apa yang

dipikirkan orang lain.

2. Kekacauan psikologis.

Kreativitas dalam perkembangannya terbagi dalam empat aspek:

a. Aspek Pribadi

Merupakan aspek yang memunculkan kreativitas dari interaksi pribadi yang unik

(36)

b. Aspek Pendorong

Merupakan aspek yang yang mendorong kreatifitas dalam aplikasinya

memerlukan dorongan internal dan eksternal.

c. Aspek Proses

Merupakan aspek yang merasakan dan mengamati suatu masalah, membuat

hipotesa, menilai dan menguji hipotesa, dan menyampaikan hasilnya.

d. Aspek produk

Merupakan aspek yang menekankan pada apa yang dihasilkan dari suatu

kreatifitas.

2.4 Profil Potensi Kreatif

Kreatifitas tidak dapat dilihat dan diamati sebelum adanya hasil yang dapat

menyimpulkan apakah seseorang kreatif atau tidak. Namun ada satu cara yang dapat

membuktikan apakah seseorang bisa dikatakan kreatif atau tidak sebelum adanya

hasil dengan menggunakan model instrumen profil potensi kreatif. Model ini dapat

membantu menilai kreatifitas seseorang. Namun mengetahui potensi saja tidaklah

cukup untuk menilai kreatifitas.

Untuk meyakinkan penilaian kreatifitas itu akurat desainnya dibuat

berdasarkan pendekatan yang sama dengan instrumen yang dibuat oleh Alan J. Rowe

atau dari penelitian pendahulu. Instrumen ini disebut dengan Decision Style Inventory

yang digunakan untuk menilai kepribadian seseorang dan memprediksi jenis

(37)

validitas prediksi sebesar 95%. Model ini instrumen tes yang digunakan untuk

mengidentifikasi keempat tipe dasar creative intelligence. Model ini dapat mengukur kreatifitas lebih realitas dibanding menilai apakah seseorang tersebut kreatif atau

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif.

Menurut Situmorang (2008) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui variable tunggal atau mandiri tanpa dihubungkan dengan

variable lainnya. Menurut Sugiyono (2012) penelitian deskriptif merupakan

penelitian yang berfungsi mendeskripsikan atau menggambarkan suatu obyek yang

diteliti melalui sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis

dan membuat kesimpulan secara umum.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Ginting dan

Situmorang (2008) pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang didalam usulan

penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data

sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus

dan kepastian data numeric. Untuk mendapatkan data penelitian ini, maka penulis

menggunakan kuesioner sebagai medianya..

3.2Penyajian Data

Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap. Data yang

(39)

merupakan data yang diperoleh secara langsung berdasarkan apa yang ada dalam diri

responden tersebut. Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan

teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Data ini

didapat dari buku-buku, majalah, journal, hasil lapangan, dan internet.

3.3Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara. Hal ini bertujuan agar mempermudah penulis dalam melakukan penelitian.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan di bulan April 2014.

3.4Batasan Operasional

a. Penelitian ini mengukur Creative Intelligence mahasiswa dengan menggunakan

instrument decision yang mengukur tingkat intuitif, inovatif, imajinatif, dan inspirasional.

b. Agar penelitian ini mendapatkan orientasi yang lebih dalam lagi maka peneliti

juga menggunakan model Geweldig Personal Assestment (GPA) sebagai metode untuk mengukur sikap orientasi pada seseorang. Berdasarkan GPA, sikap diukur

dengan menggunakan tiga dimensi pembentuk sikap yaitu:

1. Dimensi afektif

Merupakan dimensi yang menggambarkan perasaan atau emosi

(40)

2. Dimensi kognitif

Merupakan dimensi yang mengacu pada pengetahuan dan persepsi

seseorang terhadap suatu objek atau fenomena tertentu.

3. Dimensi konatif

Merupakan dimensi yang menggambarkan perilaku yang ditunjukkan

terhadap suatu fenomena tertentu

3.5Defenisi Operasional

a. Intuitif

Kecerdasan ini berfokus pada hasil dan memanfaatkan pengalaman yang di dapat

dari masa lalu untuk dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan tindakan untuk

menyelesaikan masalah.

b. Inovatif

Kecerdasan ini berfokus pada penyelesaian masalah, sistematis dan

mengandalkan data dengan individu yang bersedia bekerja keras untuk

mendapatkan hasil yang baik dan tepat. Artinya inovatif menekankan pada daya

cipta, eksperimen dan sistematika informasi.

c. Imajinatif

Kecerdasan ini fokus terhadap kemampuan mampu memvisualisasikan peluang,

melukis, artistik dan mampu berfikir out of the box. Kecerdasan ini mampu bertahan lebih lama untuk orang-orang yang mampu menyesuaikan diri dengan

(41)

d. Inspirasional

Kecerdasan ini fokus kepada aksi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat dan rela berkorban untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

[image:41.612.122.531.249.464.2]

Table 3.1

Tabel Operasional Variabel

Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala Pengukuran

Intuitif Menggunakan pengalaman di masa lalu untuk dijadikan pedoman dalam

menyelesaikan masalah kemampuan menyelesaikan masalah, bekerja keras Likert

Inovatif Menyelesaikan masalah secara sistematis,

Kemampuan bereksperimen, memiliki daya cipta,

focus pada masalah dan data

Likert

Imajinatif Kemampuan untuk melihat peluang

Kemampuan untuk membuka pikiran,

out of the box, berani mengambil

resiko

Likert

Inspirasional Fokus pada aksi untuk kebutuhan masyarakat

Rela berkorban, Likert

3.6Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala likert untuk mengukur masing-masing

variable. Skala ini digunakan untuk mengukur setiap pendapat dan persepsi seseorang

terhadap suatu variable penelitian. Menurut Sugiyono (2004), skala likert mengukur

variable yang akan dijabarkan menjadi indikator variable kemudian indikator tersebut

digunakan sebagai acuan untuk menyusun instrumen menjadi pertanyaan. Skala likert

(42)
[image:42.612.217.427.205.356.2]

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert Creative Intelligence

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Dominan (SD)

Dominan (D)

Cukup Dominan (CD)

Kurang Dominan (KD)

4

3

2

1

Tabel 3.3

Instrument Skala Likert Model Gaweldig

No Alternatif Jawaban Skala

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

[image:42.612.203.428.438.610.2]
(43)

3.7Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini

adalah mahasiswa Ekonomi S1 stambuk 2010. Hal ini dikarenakan mahasiswa pada

level ini selain masih sering dijumpai di kampus dan juga sudah mulai dianggap

untuk memikirkan tindakan untuk terjun kedunia masyarakat sehingga dibutuhkanlah

[image:43.612.114.536.415.477.2]

creative intelligences yang dapat membantu mereka dalam mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Tabel 3.4

Data Jumlah Mahasiswa Stambuk 2010

Stambuk

Jurusan Ekonomi

Pembangunan

Akuntansi Manajemen

2010 168 200 208

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono,2012:116). Penentuan jumlah sampel penelitian ini

dihitung menggunakan rumus Slovin ( Ginting & Situmorang,2008):

� = �

1 + (�× �2)

Keterangan : n = Jumlah sampel

N= Jumlah populasi

(44)

Rumus ini digunakan karena bersifat homogen dengan taraf kesalahan

sebesar 10% atau 0,1 untuk memperkecil jumlah sampel serta jumlah sampel yang

tepat digunakan tergantung pada tingkat kesalahan yang dikendaki.

Penetapan jumlah sampel dengan tingkat kesalahan 10% dan tingkat

kesalahan yang dapat ditoleransi sebesar 10% adalah sebagai berikut:

� = 576

1 + (576 × 0,12)

� = 85,20 ��������� 85 �����

[image:44.612.111.532.409.561.2]

Tabel 3.5

Tabel Daftar Sampel

Jurusan Rumus Jumlah

Ekonomi Pembangunan

� = 168 576× 85

24,7 / 25 orang

Akuntansi =200

576× 85 29,5 / 29 orang

Manajemen

� =208 576× 85

30,6 / 31 orang

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono,2012).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan simple random sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata didalam populasi tersebut. Hal ini dilakukan jika calon responden dianggap

(45)

3.8Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Studi dokumentasi

Pengumpulan data melalui informasi-informasi dari artikel, journal, majalah, internet dan buku-buku yang nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan

untuk mendapatkan data yang ada di lapangan.

b. Obsevasi

Pengamatan yang dilakukan secara langsung kepada responden penelitian disertai

dengan daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan dijawab oleh responden itu

sendiri.

c. Wawancara

Melakukan komunikasi dan Tanya jawab langsung dengan responden untuk

(46)

BAB IV

[image:46.612.111.530.259.386.2]

ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden

Tabel 4.1

Responden Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Count

JenisKelamin

Total

Laki-laki Perempuan

Jurusan Management 21 18 39

Akuntansi 16 15 31

Ekonomi Pembangunan 15 15 30

Total 52 48 100

Sumber: Data diolah

Penelitian ini diteliti pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang

berjumlah 100 orang dari jurusan S1 yaitu, Jurusan Manajemen, Jurusan Akuntansi,

dan Jurusan Ekonomi Pembangunan. Jurusan Manajemen yang menjadi responden

dalam penelitian ini sebanyak 39 orang yang terdiri dari 21 orang laki-laki dan 18

orang perempuan. Jurusan Akuntansi yang menjadi responden dalam penelitian ini

sebanyak 31 orang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Jurusan

Ekonomi Pembangunan yang menjadi responden dalam penelitian sebanyak 30 orang

(47)
[image:47.612.107.533.247.699.2]

4.2 Distribusi Hasil Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Tabel 4.2 Distribusi Hasil Fakultas Ekonomi dan Bisnis

NO Jurusan Jenis Kelamin Profil Potensi Kreatif Geweldig

1 Manajemen Laki-laki Inovatif Innovation

2 Manajemen Perempuan Intuitif Fun

3 Manajemen Perempuan Imajinatif Network

4 Manajemen Perempuan Inspirational Network

5 Manajemen Perempuan Intuitif Network

6 Manajemen Laki-laki Inovatif Network

7 Manajemen Laki-laki Inovatif Network

8 Manajemen Laki-laki Inovatif Network

9 Manajemen Laki-laki Inovatif Ministry

10 Manajemen Perempuan Inovatif Network

11 Manajemen Perempuan Inovatif Innovation

12 Manajemen Perempuan Inovatif Network

13 Manajemen Perempuan Intuitif Fun

14 Manajemen Perempuan Inovatif Ministry

15 Manajemen Perempuan Inovatif Ministry

16 Manajemen Perempuan Inovatif Innovation

17 Manajemen Perempuan Inovatif Fun

18 Manajemen Perempuan Inovatif Network

19 Manajemen Perempuan Inovatif Network

20 Manajemen Laki-laki Inovatif Network

21 Manajemen Laki-laki Inovatif Fun

22 Manajemen Laki-laki Inovatif Fun

23 Manajemen Laki-laki Intuitif Network

24 Manajemen Laki-laki Inovatif Network

25 Manajemen Perempuan Inovatif Ministry

26 Manajemen Perempuan Inovatif dan Inspirational Ministry

27 Manajemen Laki-laki Inovatif Network

28 Manajemen Laki-laki Inovatif Network

(48)

30 Manajemen Laki-laki Inovatif Innovation

31 Akuntansi Laki-laki Imajinatif Fun

32 Akuntansi Laki-laki Inovatif Network

33 Akuntansi Laki-laki Intuitif Network

34 Akuntansi Laki-laki Intuitif Network

35 Akuntansi Laki-laki Inovatif Innovation

36 Akuntansi Laki-laki Intuitif Fun

37 Akuntansi Laki-laki Inovatif Network

38 Akuntansi Laki-laki Inovatif Ministry

39 Akuntansi Laki-laki Inovatif Network

40 Akuntansi Laki-laki Inovatif dan Imajinatif Innovation

41 Akuntansi Laki-laki Inovatif Ministry

42 Akuntansi Laki-laki Intuitif, Inofatif, dan Inspirational Network

43 Akuntansi Laki-laki Imajinatif Innovation

44 Akuntansi Laki-laki Inovatif Innovation

45 Akuntansi Laki-laki Imajinatif Fun

46 Akuntansi Perempuan Inovatif Network

47 Akuntansi Perempuan Intuitif Network

48 Akuntansi Perempuan Inovatif Ministry

49 Akuntansi Perempuan Inovatif Network

50 Akuntansi Perempuan Inovatif Network

51 Akuntansi Perempuan Inovatif Ministry

52 Akuntansi Perempuan Imajinatif Innovation

53 Akuntansi Perempuan Inovatif Ministry

54 Akuntansi Perempuan Inovatif Fun

55 Akuntansi Perempuan Inovatif Innovation

56 Akuntansi Perempuan Imajinatif Innovation

57 Akuntansi Perempuan Inspirational Innovation

58 Akuntansi Perempuan Inspirational Fun

59 Akuntansi Perempuan Inovatif Fun

60 Akuntansi Perempuan Inovatif Network

61 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inovatif Network

62 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inovatif Network

63 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inovatif Innovation

64 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inovatif Fun

65 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inovatif Network

66 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inovatif Network

(49)

69 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Intuitif Innovation

70 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Intuitif Network

71 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inspirational Network

72 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inovatif Network

73 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inspirational Network

74 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Intuitif Network

75 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Imajinatif Network 76 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inspirational Innovation

77 Ekonomi Pembangunan Perempuan Intuitif Network

78 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inovatif Ministry

79 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inovatif Fun

80 Ekonomi Pembangunan Perempuan Intuitif Innovation 81 Ekonomi Pembangunan Perempuan Intuitif Innovation 82 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inovatif dan Imajinatif Network

83 Ekonomi Pembangunan Perempuan imajinatif Fun

84 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inspirational Ministry

85 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inovatif Network

86 Ekonomi Pembangunan Perempuan Intuitif Network

87 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inovatif Ministry

88 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inovatif Innovation 89 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inspirational Network 90 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inspirational Ministry

91 Manajemen Laki-laki Intuitif dan Inovatif Fun

92 Manajemen Perempuan Inspirational Network

93 Manajemen Laki-laki Inovatif Network

94 Manajemen Perempuan Inspirational Innovation

95 Manajemen Perempuan Inovatif Network

96 Manajemen Perempuan Inovatif Innovation

97 Akuntansi Laki-laki Inovatif Network

98 Manajemen Laki-laki Inovatif Network

99 Manajemen Laki-laki Intuitif Network

100 Manajemen Laki-laki Inovatif Fun

Sumber: Data Diolah

(50)
[image:50.612.208.433.110.286.2]

Gambar 4.1

Diagram Profil Potensi Kreatif

Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat dimensi yang mendominasi pada

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah dimensi inovatif sebanyak 64 orang,

dimensi intuitif sebanyak 17 orang, dimensi inspiratif sebanyak 15 orang, dan

dimensi imajinatif sebanyak 10 orang.

Menurut Rowe (2004,71) Kecerdasan kreatif menggambarkan kompleksitas

pada manusia dan mendeskripsikan kreativitas seseorang. Dalam kecerdasan kreatif

sebenarnya tidak ada yang paling baik diantara empat dimensi tersebut, setiap orang

memiliki keempat dimensi. Setiap dimensi memiliki kesempatan dalam memecahkan

permasalahan seseorang tergantung dengan kondisi yang dihadapi. Artinya, dimensi

dengan nilai tertinggi adalah dimensi yang paling sering digunakan untuk

memecahkan suatu masalah sedangkan dimensi dengan nilai yang terendah

merupakan dimensi yang paling jarang digunakan dalam memecahkan suatu masalah.

0 10 20 30 40 50 60 70

(51)

Berdasarkan penilaian Profil Potensi Kreatif tidak menutup kemungkinan ada

seseorang yang memiliki dua atau tiga dimensi dengan nilai yang sama. Hal ini dapat

disimpulkan bahwasanya dua dari empat dimensi, atau tiga dari empat dimensi

[image:51.612.182.458.234.425.2]

mempunyai peran yang seimbang dalam memecahkan suatu masalah.

Gambar 4.2

Diagram Geweldig Model

Berdasarkan gambar 4.2 dapat disimpulkan, kategori filososi yang paling

mendominasi sebagai alasan kenapa orang bekerja atau berbisnis berdasarkan

Geweldig Model adalah network sebanyak 48 orang, innovation sebanyak 20 orang,

fun sebanyak 18 orang, dan ministry sebanyak 14 orang.

0 10 20 30 40 50 60

(52)

4.3Profil Potensi Kreatif 4.3.1 Inovasi

Berdasarkan gambar 4.1 dimensi yang paling mendominasi mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah dimensi Inovatif yaitu sebanyak 64 orang.

Menurut Lundin (2009), inovasi adalah menciptakan sesuatu yang baru dan

menciptakan nilai potensial dari sebuah gagasan baru. Lundin juga mengatakan pada

dasarnya manusia adalah sumber dari segala inovasi. Hal ini dibuktikan dari kegiatan

yang dilakukan manusia sehari-hari. Contoh, melakukan kegiatan rutin dengan cara

yang baru, menemukan restoran favorit yang baru, atau menemukan cara baru untuk

mengungkapkan rasa sayang pada seseorang dan masih banyak hal lain yang

dilakukan sehari-hari dengan cara yang baru (inovatif) tetapi manusia tidak

menyadari dia telah melakukan inovasi dalam memecahkan suatu masalah

sehari-sehari.

Menurut Wikipedia Inovasi dapat diartikan sebagai proses dan/atau hasil

pengembangan pemanfaatan/mobilisasi

untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau

sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan.

Menurut Situmorang (2012), Inovasi lahir berkat kreatifitas. Inovasi dikenal

(53)

kegiatan ekonomi dan menjadi instrumen penting untuk mencapai serta melestarikan

keunggulan daya saing di dalam bisnis.

Hampir setiap hari kita selalu berhadapan dengan sesuatu yang baru. Dalam

dunia bisnis hal seperti ini membuat para pebisnis harus berhadapan dengan

ketidakpastian, ketidakberaturan, tekanan dari pasar sampai kompetensi yang

semakin ketat. Inovasi juga merupakan kemampuan untuk menerapkan kreatifitas

dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan

memperkaya kehidupan. Kreativitas yang dimiliki seseorang dapat menimbulkan

penemuan-penemuan baru (Invention) yang belum ada sebelumnya. Dari sebuah penemuan baru kemudian berkembang kembali menjadi penemuan baru yang

lainnya. Hal ini didorong oleh inovasi-inovasi baru yang dilakukan oleh seseorang

untuk dapat memenuhi kebutuhan pada masanya. Jadi, suatu kreativitas dapat

mendorong suatu inovasi baru.

Pada dasarnya sebuah inovasi didorong oleh suatu kebutuhan dan akan terus

berkembang mengikuti perkembangan kebutuhan. Sebagai contoh pada tahun 90’an,

handphone digunakan hanya untuk berkomunikasi secara lisan saja, tetapi pada awal

tahun 2000’an muncul fasilitas SMS yang mempermudah pengguna handphone

berkomunikasi dengan mengirim pesan singkat. Selain itu, hanphone pada saat ini

berkembang tidak hanya sebagai alat komunikasi belaka, tetapi sudah dilengkapi

(54)

Ada beberapa tingkatan dalam manfaat inovasi:

a) Bagi diri sendiri. Inovasi yang diciptakan akan memberikan kepuasan bagi pribadi sendiri, contohnya seperti mendapatkan penghasilan.

b) Bagi orang lain. Inovasi yang diciptakan dapat membantu orang-orang disekitar kita untuk keluar dari belenggu masalah mereka.

c) Bagi industry dan ekonomi. Inovasi dapat menciptakan peluang-peluang bisnis. d) Bagi masyarakat luas. Inovasi yang diciptakan dapat memberikan manfaat yang

luas bagi masyarakat baik kota maupu cakupan negara.

e) Bagi dunia. Inovasi dapat mempengaruhi masa depan dunia.

Orang-orang yang inovasi akan mengandalkan sejumlah informasi dan

membutuhkan waktu untuk mempelajari dan memahami permasalahan. Inovasi

terbagi dalam empat jenis yaitu :

a) Penemuan. Kreasi suatu produk, jasa, atau suatu proses yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Konsep ini cenderung disebut dengan revolusioner

b) Pengembangan. Pengembangan dari suatu produk, jasa atau proses yang sudah ada sebelumnya. Konsep ini mengubah ide yang telah ada menjadi berbeda.

c) Duplikasi. Peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada dengan menambah sentuhan kreatif untuk memperbaiki suatu konsep agar menang dalam

(55)

d) Sintetis. Perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru. Proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide atau produk yang sudah

ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk yang dapat diaplikasikan

dengan cara yang baru.

Sebagian besar gagasan inovasi muncul lewat analisis peluang yang

sistematis dan bertujuan. Inovasi membutuhkan pengetahuan, kemurnian, keteguhan,

dan kerja keras. Inovasi dapat dianalisis pada level organisasi, kelompok atau

individu. Di sini seseorang harus mampu mengelola empat fase pembuatan inovasi

proses yaitu sebagai berikut:

a) Pengamatan dan penyelidikan terhadap lingkungan, baik internal maupun

eksternal.

b) Pilihan terhadap adanya pemicu terhadap inovasi.

c) Adanya opsi sumber daya dan penciptaan melalui riset. Pengembangan sumber

daya yang diperoleh melalui pengalihan teknologi dan adanya sumber daya

pengetahuan untuk dilaksanakan seseorang.

d) Penerapan inovasi lahir dari gagasan-gagasan, ide-ide, melalui berbagai tahap

pengembangan untuk dilimpahkan sebagai produk atau pelayanan baru pada pasar

(56)

Ada beberapa cara untuk meningkatkan inovasi bagi mahasiswa:

a) Memiliki visi untuk berubah

Inovasi harus memiliki tujuan dan seseorang harus mampu menyatakan dan

mendefinisikan tujuan secara jelas.

b) Memerangi ketakutan akan perubahan

Orang-orang yang inovatif senantiasa mengobarkan semangat pentingnya

perubahan. Mereka berusaha menggantikan kepuasan atas kemapanan yang ada

dengan kehausan akan ambisi untuk menciptakan sesuatu yang baru.

c) Berani mengambil resiko

Berusaha mencari keseimbangan antara kegagalan dengan kesuksesan, serta

senang mempertimbangkan berbagai usulan atau gagasan tetapi tetap merasa

nyaman dengan berbagai pemikiran yang menggambarkan tentang

kegagalan-kegagalan yang mungkin akan diterima.

d) Memiliki suatu rencana usulan yang dinamis

Focus pada usulan-usulan yang luar biasa, dan setiap rencana yang sudah

ditetapkan mudah untuk dilakukan.

e) Mematahkan aturan

Seseorang yang inovasi harus mampu mematahkan aturan-aturan yang dapat

(57)

f) Kolaborasi

Lakukan kolaborasi dengan orang lain jika dibutuhkan, hal ini dikarenakan tidak

semua hal bisa dilakukan sendiri sehingga dari kolaborasi juga dapat memberikan

tambahan pengalaman antar sesama dan bertukar pikiran.

g) Menerima kegagalan

Setiap orang yang melakukan inovasi harus menjadikan sebuah kegagalan sebagai

pelajaran dan langkah awal untuk menuju kesuksesan

h) Membangun prototype

Harus mampu terjun ke dunia nyata dan menguji eksperimen-eksperimen yang

sudah dilakukan.

i) Bersemangat

Siap dan senantiasa bergairah dan bersemangat dalam menghadapi dan

menanggulangi berbagai tantangan.

Menurut Chen (2010) inovasi merupakan wujud nyata dari ide kreatif

manusia. Hasil tindak lanjut ide kreatif yang muncul berupa penerapan praktis dari

gagasan kreatif yang bermanfaat. Proses siklus inovasi terdiri atas enam tahap, yaitu:

a) Generate Ideas

Tahap ini adalah tahap dimana memaksimalkan kreatifitasnya dengan menggali

(58)

b) Capture ideas from the first stage

Tahap ini merupakan tahap penggalian ide. Ide yang sudah digali lalu

didiskusikan. Hal ini dilakukan agar ide mudah diaplikasikan dan dapat

membawakan hasil.

c) Begin the innovation

Inovasi lahir dari ide yang memberi nilai manfaat dan dapat diimplementasikan

dengan cara membuat rencana kerja, dan tenggat waktu yang jelas.

d) Develop a effectiveness strategy

Tahap ini merupakan tahap dimana ide telah menjadi sebuah inovasi yang

diterapkan secara penuh untk mencapai hasil yang diinginkan.

e) Apply improvement

Pada tahap ini ide telah terlaksana selama satu periode tertentu. Manfaatnya sudah

dapat diukur dan dipertimbangkan cost dan benefit-nya sehingga dapat disusun proposal implementation.

f) Decline

Tahap ini merupakan tahap yang menentukan apakah siklus inovasi atau budaya

akan tetap bergulir di masa yang akan datang, karena inovasi yang hebat saat ini

belum tentu hebat di masa yang akan datang, oleh sebab itu inovasi harus terus

(59)

Dilihat dari dominasi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang

didominasi oleh dimensi inovatif, maka mahasiswa tersebut harus mampu untuk terus

meningkatkan dan mengembangkan kemampuan mereka dalam berinovasi. Agar saat

berada pada dunia kerja, mahasiswa siap untuk menghadapi tantangan-tantangan

khususnya dalam bidang perekonomian dan kesejahteraan hidup. Ada beberapa jenis

pekerjaan yang dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa yang di dominasi oleh

dimensi inovatif yaitu wirausaha, konsultan, eksekutif iklan barang atau jasa,

manager, penulis, ekonom,

4.3.2 Intuitif

Dimensi kedua yang mendominasi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

adalah dimensi Intuitif yaitu sebanyak 17 orang. Menurut Rimbowati (2010) intuisi

dapat diartikan sebagai pengamatan, pengenalan atau pemahaman secara langsung

tanpa langkah-langkah pertimbangan mental secara sadar sampai pada suatu

kesimpulan tidak berdasarkan analisa dan penalaran. Menurut Pinker (dalam Be

Creative, 2010) Intuisi adalah strategi evolusi untuk pemecahan masalah.

Menurut Wikipedia intuisi merupakan kemampuan untuk memahami sesuatu

tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Artinya intuisi bekerja tanpa kita

ketahui bagaimana dan mengapa solusi bisa datang. Contohnya jika seseorang

memikirkan sebuah objek, tiba-tiba muncul sebuah ide, inilah yang disebut dengan

(60)

diri berdasarkan pengetahuan dan pengalaman-pengalaman yang akan digunakan

untuk masa depan. Tetapi intuisi tidak akan tajam jika seseorang menyibukkan diri

dengan rutinitas yang sama setiap harinya, ini disebabkan karena orang tersebut

selalu mengikuti prosedur yang sudah ada.

Menurut Rimbowati (1991), orang-orang kreatif percaya pada

perasaan-perasaannya, pikiran-pikiran pra sadar disamping pikiran sadar, sengaja, selangkah

demi selangkah secara sistematis. Hal ini dapat disimpulkan kalau intuisi sangat

dibutuhkan bagi orang-orang yang kreatif, karena terkadang ide-ide kreatif datang

tanpa disadari oleh orang-orang kreatif.

Cara-cara dalam mempertajam intuisi, yaitu:

a) Menggunakan empati alami

Mendengarkan pengalaman-pengalaman orang lain dan merasakan apa yang

mereka rasakan pada saat itu, semakin perasaan terlibat maka akan semakin

memperkuat intuisi. Artinya pengalaman buruk seseorang dapat membantu

mempertajam intuisi tanpa harus mengalami hal tersebut.

b) Membiarkan diri merasa takut dan mengalir untuk melewatinya

Ketakutan dapat menghalangi intuisi, tetapi intuisi akan menjadi lebih tajam jika

adanya balasan atau perlawanan terhadap rasa takut.

(61)

Ketika berhadapan dengan orang lain, maka pahamilah emosi mereka. Semakin

sering memahami emosi orang lain maka, semakin dalam pemahaman akan

situasi-situasi social dan akan semakin mempertajam intuisi.

d) Hentikan penilaian-penilaian pribadi

Hindari melakukan penilaian pribadi baik kepada orang lain maupun diri sendiri,

karena hal ini merupakan energy negative yang menghambat ketajaman intuisi.

e) Meditasi

Fungsi meditasi adalah untuk perenungan diri, karena kebanyakaan kekuatan

kekuatan bukan datang dari jawaban, tetapi bisa saja melalui

pertanyaan-pertanyaan yang membawa diri pada bagian-bagian yang belum pernah

dipertimbangkan.

Menurut Wallace (dalam Be Creative, 2010) ada empat tahapan untuk

menggambarkan proses kreatif dimana dari empat tahapan tersebut terbagi menjadi

dua kelompok yaitu kelompok alam sadar (tahap persiapan dan tahap verivikasi) dan

kelompok alam bawah sadar atau intuisi (tahap inkubasi dan iluminasi) untuk

memecahkan masalah secara kreatif. Tahapan itu adalah:

a) Tahapan persiapan

Tahap ini merupakan tahap untuk mendefenisikan masalah atau tujuan, dan

mengumpulkan semua informasi terkait, dan menentukan kriteria untuk

memverifikasi apakah sebuah solusi bisa diterima atau tidak.

(62)

Tahap ini merupakan tahap untuk mundur dari persoalan dan membiarkan pikiran

bekerja dengan sendirinya. Sama seperti tahap persiapan, tahap ini bisa berakhir

dalam beberapa menit, jam, hari, minggu bahkan tahunan.

c) Tahap iluminasi

Tahap ini merupakan tahap dimana ide bermunculan dari pikiran yang

menyediakan dasar untuk respons kreatif. Tahap ini berlangsung singkat dan

sering berupa inspirasi sesaat yang intens.

d) Tahap verifikasi

Tahapan ini merupakan tahapan akhir dimana pengujian dilakukan untuk

menentukan apakah inspirasi yang diperoleh dari tahap sebelumnya memenuhi

kriteria dan keinginan yang ditentukan pada tahap persiapan.

Berdasarkan hasil riset dari konsultan di Amerika terhadap para professional,

mereka tidak melakukan pengambilan keputusan berdasarkan rasional dan logika

tetapi mereka mangambil keputusan berdasarkan intuisi. Menurut riset, pengambilan

keputusan berdasarkan intuisi sebaik, bahkan lebih baik dibanding keputusan yang

diambil dari data atau metodik, bahkan berfikir terlalu lama kerap membuat pikiran

berubah-ubah. Ketika seseorang harus mengambil keputusan dengan cepat, dalam

beberapa situasi intuisi sangat dibutuhkan dan membantu memeras pikiran tak sadar

yang memproses kekuatan otak. Jadi, pengambilan keputusan yang intuitif adalah

(63)

Menurut Brown “kebenaran bukanlah didapat dari aktifitas, logika, kalkulasi, dan

kesibukan. Untuk tiba pada kebenaran diperlukan kontemplasi bertahun-tahun”.

Setiap orang kreatif harus memiliki intuisi yang baik. Dimensi intuisi sebagai

dimensi yang menjadi dominasi kedua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

harus bisa menjadi bagian untuk membantu mengembangkan kreatifitas mahasiswa

tersebut. Setiap mahasiswa harus terus mempertajam intuisi agar masalah-masalah

kedepannya dapat terselesaikan dengan baik dengan bantuan intuisi yang baik.

Walaupun intuisi didapat tanpa disadari, tetapi tidak jarang ide yang didapat dari

intuisi dijadikan sebagai pemecahan masalah. Pekerjaan yang cocok untuk orang

yang memiliki intuisi yang tinggi adalah manager pemasaran, manager sumber daya

manusia, aktor, politikus, dan lain sebagainya.

4.3.3 Inspiratif

Dimensi ketiga yang mendominasi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

adalah dimensi inspiratif yaitu sebanyak 15 orang. Menurut Rowe (2004) inspiratif

berfokus pada upaya memperkenalkan perubahan social dan bersedia menyerahkan

diri sendiri demi tercapainya tujuan tersebut. Contohnya Soetjipto Sosrodjojo adalah

pendiri sebuah minuman teh botol dengan brand SOSRO. Awalnya Soetjipto hanya

menjual teh kering dengan merek Teh Cap Boto

Gambar

Tabel Operasional Variabel .................................................  28
Gambar 2.1 Kecerdasan Majemuk
Tabel 2.1
Table 2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terjadinya emotional labour tidak terlepas dari lingkungan organisasi, kebijakan PHK yang diberlakukan menyebabkan persepsi pekerja apakah mereka diperlakukan secara adil

Karakteristik pasir besi di pantai selatan Kulonprogo untuk material pesawat terbang sangat cocok hal ini dikarenakan pasir besi di Kulonprogo mengandung titanium sebagai bahan

Salah satu faktor yang mempengaruhi peran yang diterapkan oleh camat adalah faktor kemampuan, dimana dalam menjalankan kepemimpinan di Kecamatan Wua-Wua, Camat harus didukung

Contohnya, pada kultur untuk menumbuhkan dan menggandakan tunas aksilar atau merangsang tumbuhnya tunas-tunas adventif, ZPT yang digunakan adalah campuran sitokinin dengan

dengan bus yang lain tidak terlalu sehingga apabila terjadi sesuatu maka akan bisa

olahraga voli Universitas „Aisyiyah Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut: Ada pengaruh circuit weight training terhadap peningkatan daya ledak lengan pada atlet cabang

Penelitian ini menggunakan analisa Indeks Williamson (IW) dan analisa tipologi daerah. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) dengan analisa IW di Kabupaten Gresik

Skripsi Analisis CVP Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Perencanaan … Henny Hadiastuty... ADLN Perpustakaan