SKRIPSI
PENGUKURAN CREATIVIE INTELLIGENCE PADA MAHASISWA FAKULTASEKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Oleh:
ALBY RIDHA SAPUTRA 100502182
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
ABSTRAK
PENGUKURAN CREATIVIE INTELLIGENCE PADA MAHASISWA FAKULTASEKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kreatifitas dan inteligensi mahasiswa Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pengukuran menggunakan empat dimensi yaitu intuitif, inovatif, imajinatif, dan inspiratif. Penelitian ini juga dikembangkan dengan mengukur alasan orang untuk bekerja atau berbisnis yang dibagi menjadi lima kategori yaitu profi, ministry, innovation, network, dan fun.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode profil potensi kreatif yang digunakan Alan J.Rowe dan model Geweldig yang digunakan Michael Adiwijaya dan Josua Tarigan dengan menilai seseorang dalam segi afektif, kognitif, dan konatif. Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan metode kuesioner.
ABSTRACT
MEASUREMENT OF INTELLIGENCE ON CREATIVIE STUDENTS FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS
UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA
The purpose of this study was to determine the level of creativity and intelligence of a student of Economics, University of North Sumatra. Measurements using the four dimensions of intuitive, innovative, imaginative, and inspiring. This study also developed by measuring the reasons for work or business is divided into five categories, namely profi, ministry, innovation, network, and fun.
This study was a descriptive study using the creative potential profiles used Alan J.Rowe and models used Geweldig Michael Adiwijaya and Josua Tarin to judge a person in terms of affective, cognitive, and conative. To get accurate data, researchers used a questionnaire method.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT sehingga peneliti dapat menyelesaikan
perkuliahan dan penelitian skripsi ini yang berjudul “ Pengukuran Creative Intelligence pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumetera Utara”, guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua peneliti,
Ayahanda Edi Warman dan Ibunda Darmaizetti yang telah memberi nasehat, doa, dan
kasih sayang tiada henti serta dukungan moril dan materil sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsinya dengan baik.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah banyak mendapat
dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, melalui
kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE. ME, sebagai Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, SE.M.Si, sebagai Sekretaris Departemen Manajemen
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, sebagai Ketua Program Studi S-1
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE. M.Si, sebagai dosen pembimbing yang
telah memberikan arahan, bimbingan dan saran kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Lusi Anna.Ms, sebagai dosen pembaca dan penilai saya yang telah
memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Kepada Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara yang tealah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti
selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak
membantu selama proses penulisan skripsi.
8. Terimakasih kepada adik-adik saya Chintya Garnesh, Rezi Aprilliano Adha, dan
Syabrina Cantika Amanda, yang selalu memberikan dukungan sehingga peneliti
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Terimakasih kepada Bang Ade, Bang Nanda, Bang Khadafi, Bang Rendi, dan
teman-teman di kepanitian Manajemen Fiesta 2013, serta pihak-pihak yang
tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis selama masa
perkuliahan dalam berdiskusi dan memberikan dukungan kepada peneliti.
Medan, Agustus 2014
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 10
2.2 Inteligensi ... 10
2.3 Creative Intelligence ... 16
2.4 Profil Potensi Kreatif ... 23
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 25
3.2 Penyajian Data ... 25
3.3 Lokasi dan Waktu ... 26
3.4 Batasan Operasional ... 26
3.5 Defenisi Operasional ... 27
3.7 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 30
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 32
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden ... 33
4.2 Distribusi Hasil Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... 34
4.3 Profil Potensi Kreatif ... 39
4.3.1 Inovasi ... 39
4.3.2 Intuitif ... 46
4.3.3 Inspiratif ... 50
4.4.4 Imajinatif ... 51
4.4.5 Profil Potensi Kreatif Jurusan ... 54
4.4 Model Geweldig ... 55
4.4.1 Profit ... 55
4.4.2 Ministry ... 56
4.4.3 Innovation ... 57
4.4.4 Network ... 57
4.4.5 Fun ... 58
4.4.6 Model Geweldig Jurusan ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
LAMPIRAN 1 ... 65
DAFTAR TABEL
2.1 Potensi Kreatif ... 20
2.2 Kreatifitas Berdasarkan Umur ... 21
2.2 Model Ciri Kreatifitas ... 22
3.1 Tabel Operasional Variabel ... 28
3.2 Instrumen Skala Likert Creative Intelligence ... 29
3.3 Instrumen Skala Likert Gaweldig ... 29
3.4 Data Jumlah Mahasiswa 2010 ... 30
3.5 Tabel Daftar Sampel ... 31
4.1 Responden Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... 33
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kecerdasan Majemuk ... 14
4.1 Diagram Profil Potensi Kreatif Fakultas ... 37
4.2 Diagram Model Geweldig Fakultas ... 38
4.3 Diagram Profil Potensi Kreatif Jurusan ... 54
ABSTRAK
PENGUKURAN CREATIVIE INTELLIGENCE PADA MAHASISWA FAKULTASEKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kreatifitas dan inteligensi mahasiswa Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pengukuran menggunakan empat dimensi yaitu intuitif, inovatif, imajinatif, dan inspiratif. Penelitian ini juga dikembangkan dengan mengukur alasan orang untuk bekerja atau berbisnis yang dibagi menjadi lima kategori yaitu profi, ministry, innovation, network, dan fun.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode profil potensi kreatif yang digunakan Alan J.Rowe dan model Geweldig yang digunakan Michael Adiwijaya dan Josua Tarigan dengan menilai seseorang dalam segi afektif, kognitif, dan konatif. Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan metode kuesioner.
ABSTRACT
MEASUREMENT OF INTELLIGENCE ON CREATIVIE STUDENTS FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS
UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA
The purpose of this study was to determine the level of creativity and intelligence of a student of Economics, University of North Sumatra. Measurements using the four dimensions of intuitive, innovative, imaginative, and inspiring. This study also developed by measuring the reasons for work or business is divided into five categories, namely profi, ministry, innovation, network, and fun.
This study was a descriptive study using the creative potential profiles used Alan J.Rowe and models used Geweldig Michael Adiwijaya and Josua Tarin to judge a person in terms of affective, cognitive, and conative. To get accurate data, researchers used a questionnaire method.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri dan zaman saat ini dapat menjadi ancaman serius bagi
sumber daya manusia saat ini. Banyak kalangan yang merasakan gejolak ekonomi
mengancam kelangsungan hidup mereka. Hal ini disebabkan karena sumber daya
manusia telah menjadi salah satu bagian dari faktor produksi dan modal bagi industri
dan organisasi. Jika sumber daya manusia saat ini tidak memiliki kreatifitas serta
inovasi yang unggul, maka ancaman tersebut akan terus dirasakan oleh mereka.
Menurut Sunyoto (2008), sumber daya manusia memegang peran yang sangat
penting untuk keberhasilan suatu usaha. Organisasi yang memiliki usaha yang besar,
modal yang besar, teknologi yang canggih, dan sumber daya alam yang berlimpah
tidak mungkin dapat dieksploitasi tanpa memiliki sumber daya yang memadai dan
mempunyai kemampuan serta kompetensi untuk memanfaatkan sumber daya
lingkungan.
Sumber daya manusia di Indonesia saat ini hanya bergerak dalam bidang
operasional saja, sedangkan kompetensi sumber daya manusia terus dipertanyakan.
Sumber daya manusia bukan lagi difungsikan sebagai pekerja saja, tetapi sumber
perusahaan, sebagai agen perubahan, dan transformasi organisasi serta mitra strategis
dalam perusahaan.
Menghadapi era globalisasi saat ini menimbulkan berbagai masalah terhadap
sumber daya manusia. Perubahan akibat globalisasi merupakan suatu hal yang tidak
dapat dihindari oleh organisasi atau sumber daya manusia sehingga bisa saja
menimbulkan gejolak ekonomi yang luar biasa. Menurut Dessler (1997), perubahan
yang terjadi dalam lingkungan sumber daya manusia cendrung mencakup keragaman
angkatan kerja, teknologi, globalisasi, dan perubahan dunia jabatan dan kerja.
Keberagaman angkatan kerja akan terus berubah secara dramatis dan akan lebih
beragam seperti adanya angkatan kerja wanita pada pekerjaan yang seharusnya
dikerjakan oleh pria.
Menurut Maulana (2010), menyebutkan gejolak ekonomi saat ini disebabkan
karena beberapa faktor sebagai berikut:
a. Peraturan atau undang-undang yang baru yang mengubah peta persaingan dalam
perekonomian. Misalnya, memberikan kebebasan bagi barang impor untuk masuk
kedalam negeri sehingga lebih banyak impor dari pada ekspor.
b. Adanya pesaing baru. Misalnya, adanya perusahaan asing berinvestasi di dalam
negeri sehingga bisa memperkecil peluang produk dalam negeri untuk menguasai
c. Teknologi baru. Misalnya, saat ini industri sudah banyak menggunakan teknologi
dari pada tenaga manusia dengan alasan proses dan hasil lebih cepat didapat.
d. Faktor-faktor diluar faktor industri. Misalnya, kejadian disaat bom Bali di tahun
2002 yang mengakibatkan banyak turis yang mati. Sehingga turispun enggan
untuk datang ke Indonesia kerena takut akan terjadinya hal yang sama dengan
mereka.
Ketidakmampuan SDM Indonesia untuk dapat menyesuaikan diri dengan
faktor-faktor diatas dapat membuat kelangsungan hidup dari SDM Indonesia menjadi
terancam. Apalagi perubahan teknologi akan mengurangi para buruh kasar menjadi
tenaga ahli dan meningkatkan produktifitas yang membuat lingkungan menjadi
sangat kompetitif. Globalisasi merupakan kecendrungan perusahaan dalam
memperluas pasar ke luar negeri dan penggunaan teknologi dapat mendukung
perusahaan menjadi lebih leluasa dalam melakukan pekerjaan seperti komputer
personal, mesin cetak, internet, perangkat android, Blackberry, dan sebagainya yang juga berdampak terhadap dunia jabatan dan kerja.
Negara yang memiliki visi yang jelas mungkin bisa memanfaatkan era
globalisasi ini menjadi suatu hal yang positif. Contohnya, Negara China sudah
dianggap sebagai negara yang dapat menguasai perekonomian dunia dikedepannya
kerena produk-produk mereka yang telah secara bebas dijual di pasar internasional
Secara negatifnya, telah banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan
pemutusan hubungan kerja (PHK) yang diakibatkan oleh dampak globalisasi.
Khususnya perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada ekspor, perbankan, dan
perusahaan padat karya tidak sedikit melakukan PHK. Besarnya dampak globalisasi
ini tidak hanya membuat perusahaan melakukan PHK pada puluhan orang tapi
mencapai ribuan orang tenaga kerja. Yang jadi pertanyaan, apakah PHK telah
menjadi solusi yang sangat efektif dalam menghadapi ekonomi global saat ini?
Masalah tenaga kerja saat ini sudah dianggap meresahkan. Jumlah
pengangguran yang semakin banyak di tambah dengan pengangguran akibat
terjadinya PHK dan tuntutan untuk menaikan upah minimum karena barang
kebutuhan hidup semakin naik serta inflasi yang terus meningkat sepertinya
menambah daftar masalah yang lebih besar dalam dunia ketenagakerjaan di
Indonesia.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, bahwa jumlah angkatan
kerja Indonesia tercatat per-Agustus 2013 sebanyak 118,2 juta orang. Jumlah ini
berkurang sebanyak 3 juta orang dari yang tercatat per-Februari 2013 sebanyak 121,2
juta orang. Sedangkan jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia per-Agustus 2013
sebanyak 110,8 juta orang. Jumlah ini berkurang 3,2 juta orang dari catatan
Berdasarkan hal di atas, sumber daya manusia tentu akan mendapatkan
paksaan untuk memenuhi kebutuhan menghadapi dampak globalisasi dan dapat
berkompetensi. Sumber daya manusia yang memiliki keterampilan, pengetahuan,
inovasi, kecerdasan dan kreatifitas yang tinggi dapat menyesuaikan diri dengan
dampak globalisasi. Semakin berkualitas sumber daya manusia yang terbentuk, maka
semakin besar pengaruh positif yang akan didapatkan baik untuk perusahaan maupun
perekonomian bangsa. Hal ini telah menjadi perhatian banyak kalangan saat ini.
Di sisi lain, ada suatu hal yang selalu membuat orang-orang terjebak
didalamnya dan tidak sedikit dari mereka mendapatkan kegagalan. Ini disebabkan
karena mereka tidak berada pada tempat yang semestinya mereka berkarir.
Contohnya adalah seseorang anak yang mempunyai bakat dibidang musik karena
desakan dari orang tua untuk kehidupan yang lebih baik, si anak tersebut diminta
untuk kuliah di bidang hukum. Ini jelas akan menimbulkan pertentangan dalam
dirinya. Si anak tidak akan berkarir sesuai dengan keahlian yang dia miliki yang
disebut dengan passion. Passion adalah rasa senang terhadap suatu aktivitas yang dapat memberikan kepuasan pribadi jika melakukannya.
Menurut Dahlan (2011) passion didapatkan berdasarkan 5 hal yaitu hobi, minat, antusisme, kekaguman, dan bakat yang jika digunakan dengan baik untuk
memenuhi kebutuhan hidup, maka akan menciptakan karir yang baik untuk seseorang
Berkembangnya sistem pendidikan yang baru secara continue sebagai langkah untuk memperluas wawasan manusia serta bertambah dan berkembangnya
berbagai media-media untuk meningkatkan keterampilan serta kreativitas dapat
dijadikan sebagai pemicu awal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Menghadapi kenyataan permasalahan diatas, Perguruan Tinggi sebagai bagian
dari sistem pendidikan menjadi salah satu solusi dalam mencetak sumber daya
manusia berkualitas yang dapat berkompetensi. Hal ini sesuai dengan Tridharma
Perguruan Tinggi yang menjadi landasan visi misi setiap perguruan tinggi di
Indonesia dalam menciptakan lulusan-lulusan yang bermutu dan berkompetensi.
Perguruan tinggi harus dapat membentuk bibit-bibit seperti ilmuan, calon
pemikir, dan professional yang mampu berfikir secara kritis, rasional, objektif, dan
normatif serta memiliki tingkat inteligensi dan kreatifitas yang tinggi. Pada dunia
kemahasiswaan perguruan tinggi, mahasiswa dibimbing untuk melakukan
komunikasi keilmuan baik secara internal keilmuan maupun lintas keilmuan.
Mahasiswa dibimbing untuk dapat melakukan eksplorasi pemikiran, menggagasnya,
dan mengkomunikasikan atau memperdebatkannya secara terbuka sehingga
mahasiswa dapat belajar untuk saling mengkritik dan menciptakan serta
mempertajam ide-ide kreatif dengan berbagai ruang pemaknaan. Hal ini dapat
melatih mahasiswa dalam menyuguhkan kebenaran-kebenaran dan validitas serta
mahasiswa diharapkan mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang
berkembang dengan memberikan solusi-solusi yang kreatif.
Berkaca dari peran perguruan tinggi tersebut, penulis mencoba membahas
mengenai kreatif (creative) dan inteligensi (intelligence) pada mahasiswa agar dapat mengetahui sejauh apa mahasiswa menggunakan kreatifitasnya secara cerdas untuk
dapat menyelesaikan suatu masalah sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan passion yang mereka miliki.
Menurut Nainggolan (2013), orang yang kreatif tidak akan duduk dan
membiarkan masalah muncul dengan sendirinya, tetapi sebaliknya mereka melihat
potensi masalah dilingkungannya dan menjadikannya sebuah tantangan. Maka dari
itu, mahasiswa sebagai agen of change harus peka terhadap lingkungan disekitarnya sehingga mahasiswa dapat melihat peluang-peluang serta dapat memanfaatkan
peluang tersebut.
Kreatifitas bergantung pada pemanfaatan seluruh keterampilan yang relevan
terhadap masalah yang dihadapi. Orang-orang yang kreatif juga akan selalu membuka
diri terhadap dunia luar, selalu mengesampingkan ego, dan senantiasa berkonsultasi
untuk menguji ide-ide yang telah di buat. Sikap kreatif dapat membuat seseorang
selalu mencari tau, selalu memiliki motivasi, berani mengambil resiko, selalu mencari
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengukuran Creative Intelligence
pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
masalah penelitiannya adalah “ Apakah creative intelligence mampu memecahkan berbagai masalah mahasiswa untuk masa depan yang baik?”
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kreatifitas dan
inteligensi mahasiswa Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
terkait maupun yang membacanya sehingga dapat dijadikan referensi untuk
kedepannya. Adapun manfaatnya diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran, informasi
dan pengetahuan untuk terus mencari solusi mengembangkan kreativitas dan
b. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi penulis untuk
menerapkan teori-teori dan literartur yang di pelajari dibangku kuliah dalam
bidang sumber daya manusi serta memperluas wawasan penulis dalam memahami
setiap karakter-karakter manusia dengan baik.
c. Bagi Pihak Lainnya
Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai referensi atau bahan
perbandingan untuk penelitian yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian dilakukan oleh Harahap (2010) mengenai “Pengukuran Creative Intelligence pada Student Entrepreneurship Centre (SEC) USU”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Creative Intelligence berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada peserta SEC.
Dalam penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwasanya
terdapat empat faktor dari Creative Intelligence yang dimiliki peserta berpengaruh secara positif terhadap minat berwirausaha pada peserta SEC. Empat faktor yang
dimiliki oleh peserta itu adalah intuitif, inovasi, imajinatif dan inspirasional. Dari
keempat faktor tersebut, faktor inovasi adalah faktor yang memiliki pengaruh yang
sangat besar untuk menumbuhkan minat berwirausaha pada peserta SEC.
Berdasarkan dari penelitian tersebut, saya sebagai peneliti tertatrik untuk
meneliti kembali Creative Intelligence dengan responden mahasiswa Ekonomi S1 Universitas Sumatera Utara untuk mengetahui apakah mahasiswa tersebut siap untuk
terjun kedunia masyarakat.
2.2 Inteligensi
Persaingan saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Manusia harus cerdas
permasalahannya terkadang banyak dari manusia saat ini tidak bisa menggunakan
potensi yang ada didalam dirinya. Ini dikarenakan pengetahuan mereka yang kurang
akan dirinya sendiri, bahkan tidak mempunyai pengalaman untuk bisa dijadikan
modal untuk bisa menghadapi setiap tantangan yang ada saat ini dan di masa depan.
Menurut Maulana (2010) ada empat kuadran yang bisa menggolongkan
manusia dalam segi pengetahuan sebagai berikut:
a. Tahu kalau dia itu tahu
Hal ini dapat diartikan bahwasanya manusia tersebut dapat memahami kelebihan
dari dirinya sendiri.
b. Tahu kalau dia tidak tahu
Hal ini dapat diartikan bahwasanya manusia tersebut dapat memahami
kekurangan yang terdapat dalam dirinya sehingga bisa mencari tahu apa yang
belum dia tahu.
c. Tidak tahu kalau dia tahu
Hal ini dapat diartikan bahwasanya manusia tersebut tidak mengenali dirinya
sendiri sehingga tidak bisa yakin pada dirinya apakah dia bisa melakukan sesuatu
atau tidak sama sekali.
d. Tidak tahu kalau tidak tahu
Hal inilah yang paling membahayakan, ini dikarenakan manusia tersebut tidak
Intelligence merupakan suatu hal yang mendeskripsikan suatu perilaku manusia yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. Hal ini berkaitan dengan
apakah individu tersebut cerdas, kurang cerdas, atau tidak cerdas sama sekali dalam
memanfaatkan kesempatan secara cepat dan tepat dalam menangani sebuah masalah
ataupun dalam mengambil sebuah keputusan.
Menurut Hawkins (2004), otak manusia lebih besar dari otak monyet dan
anjing sehingga otak manusia bisa mempelajari dunia secara lebih kompleks dan
membuat prediksi secara lebih kompleks. Otak manusia dapat melihat
analogi-analogi secara lebih baik dari pada hewan, contohnya saja jika manusia ingin mencari
pasangan maka manusia akan melihat dari segala pandangan terhadap calon pasangan
dan membuat keputusan apakah calon pasangan tersebut dapat dijadikan pasangan
hidupnya di masa depan atau tidak.
Menurut Gardner pengertian intelligence mencakup tiga faktor yaitu:
a. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan
manusia.
b. Kemampuan untuk mengembangkan suatu masalah baru untuk diselesaikan.
c. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan
dalam budaya seorang individu.
Gardner juga mengungkapkan intelligence juga merupakan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang
Menurut Wikipedia, intelektual adalah sejumlah kemampuan pikiran seperti
kemampuan penalaran, perencanaan, pemecahan masalah, pemikiran abstrak,
memahami gagasan, penggunaan dan pemahaman bahasa,dan belajar. Intelektual erat
kaitannyadengan kemampuan kognitif yang ada mada diri manusia.
Menurut Journal of Educational Psychology ( dalam Haviva, 2013) psikolog membagi defenisi kecerdasan menjadi dua. Pertama, intelektual merupakan
kemampuan belejar dari pengalaman. Kedua, intelektual merupakan kemampuan
untuk beradaptasi.
Menurut Rezi (2013), intelektual adalah suatu kemampuan memecahkan
masalah dan mengatasi masalah dalam diri manusia dan lingkungannya serta mampu
untuk menciptakan strategi atau menyusun perangkat yang efektif dan berguna demi
meraih tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Robbins (2001), kemampuan
intelektual adalah kemampuan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan mental.
Berdasarkan dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan intelektual
merupakan kemampuan mental seseorang dalam mengatasi dan memecahkan suatu
masalah dengan menggunakan keterampilan berfikir yang efektif yang didapat dari
Gambar 2.1
Kecerdasan Majemuk
Ada beberapa kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner yang dinamakan
dengan kecerdasan majemuk yaitu:
a. Kecerdasan bahasa, yaitu kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik
dalam wujud tulisan, maupun komunikasi. Umumnya berkaitan dengan kepekaan
bunyi, makna, fungsi kata, struktur, dan bahasa.
Contohnya : menceritakan lelucon, menggunakan kata untuk menggambarkan
sebuah cerita, berbicara, dan lain-lain.
b. Kecerdasan logika matematika, yaitu kemampuan dalam mengola atau
menghitung angka-angka. Kemampauan ini berkaitan dengan kemampuan
penalaran, numeric, serta mengolah alur pikiran.
Contohnya : eksperimen, memprediksi, dan lain-lain.
c. Kecerdasan musikal, yaitu kemampuan dalam hal mempersepsikan dan
Contohnya : mendengarkan dan bermain musik, mudah mengenal ritme, dan
lain-lain.
d. Kecerdasan kinestetis tubuh, yaitu kemampuan untuk memanfaatkan anggota
tubuh dengan terampil dan memegang objek dengan baik.
Contohnya : olahraga, menari, bermain peran, dan lain-lain.
e. Kecerdasan spasial, yaitu kemampuan panca indra yang digunakan untuk
mempersepsikan serta mentransformasikan dunia spasial-visual secara tepat dan
akurat
Contohnya: melukis, membongkar dan menyusun kembali barang-barang, dan
lain-lain.
f. Kecerdasan naturalis, yaitu kemampuan untuk mengenali spesies flora dan fauna
di lingkungan.
Contohnya: mengelompokkan flora dan fauna, merasakan hal-hal yang ada diluar
ruangan, menemukan pola di alam, dan lain-lain.
g. Kecerdasan interpersonal, yaitu kemempuan untuk memahami orang lain dan
menjalin hubungan.
Contohnya: senang berteman, memimpin, membuat kesepakatan, ,mengambil
keputusan, dan lain-lain
h. Kecerdasan intrapersonal, yaitu kemampuan untuk mengakses emosional diri
sebagai saranan untuk bisa memahami diri sendiri dan orang lain.
Dari beberapa kecerdasan diatas Gardner mengungkapkan bahwasanya setiap
manusia memiliki delapan kecerdasan tersebut. Tetapi, semuanya tidak bekerja atau
mendominasi secara bersamaan. Artinya, dari delapan kecerdasan tersebut hanya satu
yang lebih unggul dan menonjol pada diri manusia. Meskipun demikian kecerdasan
lainnya akan tetap berkesinambungan antara satu dengan lainnya.
2.3 Creative Intelligence
Setiap orang bisa menjadi cerdas. Potensi ini sudah disiapkan sejak kecil
dengan diaktifkannya fungsi otak untuk mengembangkan berbagai kecerdasan yang
dapat digunakan dalam proses belajar. Kemampuan otak sangatlah luar biasa jika
dimanfaatkan dengan maksimal. Bahkan, jika seseorang dalam situasi yang sulit
dengan tekanan yang besar otak dapat mengeluarkan kekuatan yang besar. Setiap
orang memiliki kesempatan untuk menjadi pintar dan tidak ada yang bodoh. Tetapi
yang jadi permasalahannya adalah bagaimana cara seseorang untuk dapat memacu
kinerja otak untuk dapat menjadi cerdas.
Manusia mempunyai dua bagian otak yang jika digunakan secara maksimal
akan menimbulkan kekuatan otak yang luar biasa. Bagian itu adalah otak kanan dan
ptak kiri. Otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri sedangkan otak kiri
mengendalikan tubuh bagian kanan. Setiap bagian otak memiliki keunggulannya
masing-masing.
Otak kanan bekerja pada ritme yang lebih santai dengan penuh imajinasi
musik, irama, gambar, ritme dan lain hal yang memerlukan kreativitas. Sedangkan
pada otak kiri digunakan untuk berpikir hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah.
Otak kiri akan merangsang kerja untuk angka, susunan, logika, organisasi dan hal lain
yang bersifat rasional yang berhubungan dengan analitis.
Keunggulan merupakan suatu andalan untuk bersaing. Hal ini bukanlah
karena kekuatan otot, tetapi kekuatan otaklah yang menentukan. Seiring dengan
perkembangan zaman, manusia harus selalu meningkatkan kemampuan otak untuk
dapat menyesuaikan diri dengan dunia agar tantangan dan masalah dapat diselesaikan
dan dipecahkan dengan baik.
Pada zaman ini, pengetahuan atau kecerdasan bukanlah hal yang bisa selalu
bertahan tanpa adanya kreativitas. Disaat pengetahuan tersendat, maka kreativitaslah
yang akan bekerja (Sugiarto,2011). Kreatif akan membawa keseimbangan ,
kedalaman, dan kepekaan dalam pencarian intelektual. kreativitas berkaitan dengan
tiga hal yaitu kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan masalah, dan
cerminan kemampuan operasional. Artinya, otak kanan dan otak kiri haruslah
berjalan seimbang, dengan kata lain manusia harus secara kreatif menggunakan otak
kiri dalam menyelesaikan masalah
Kreatifitas berasal dari bahasa latin yaitu creare yang berarti membuat sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Kreatifitas merupakan pengembangan dan
kemajuan pikiran yang menumpahkan cara berpikir yang tidak konfensional sehingga
Menurut Sayogya (2008), kreatifitas merupakan pengembangan,
pertumbuhan manusia, pemahaman diri dan perubahan atau rehabilitasi pola pikir
seseorang untuk membuat sesuatu yang baru dan unik yang bermula dari imajinasi
dan didasarkan pada kualitas yang muncul sebagai spontanitas, ekspresi dan intuisi.
Menurut Sugiarto (2011), kreatifitas merupakan:
a. Kemampuan melihat masalah ketika orang lain tidak melihat.
b. Kemampuan melihat suatu masalah dengan sudut pandang yang berbeda
c. Kemampuan berkreasi untuk membuat hal lama menjadi hal baru.
d. Penggabungan antara otak kiri dan otak kanan
e. Suatu hal yang bisa dikembangkan dengan latihan
f. Suatu hal yang tidak terikat dengan aturan-aturan logika seperti halnya anak kecil
berpikir.
Menurut Rowe (2004) creative intelligence dapat diklasifikasikan berdasarkan empat dimensi
a. Intuitif
Dimensi ini menggambarkan tipe-tipe individu yang banyak akal dan merupakan
tipikal manager, aktor, dan politikus. Dimensi ini menekankan pada
memanfaatkan dan mengandalkan pengalaman masalah di masa lalu untuk
dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah, mencapai hasil dan bekerja
b. Inovatif
Dimensi ini menggambarkan individu yang selalu ingin tahu dan merupakan
tipikal ilmuan, penemu, dan insinyur. Dimensi ini menekan pada daya cipta,
eksperimen dan sistematika informasi yang berkonsentrasi kepada masalah dan
data serta mengatasi kompleksitas dengan mudah.
c. Imajinatif
Dimensi ini menggambarkan individu yang penuh pemahaman. dimensi ini
merupakan tipikal seniman, musikus, penulis, dan pemimpin. Dimensi ini mampu
mendeteksi peluang potensial yang dapat dimanfaatkan dengan baik.
d. Inspirasional
Dimensi ini menggambarkan individu yang pengkhayal dan merupakan tipikal
pendidik, pemimpin, dan penulis. Dimensi ini mampu melihat dari sudut pandang
yang positif dan berorientasi pada aksi yang dibutuhkan masyarakat dan rela
Tabel 2.1
Potensi Kreatif
Pertimbangkan Peluang-peluang masa depan
Kognitif
Inovatif Imajenatif
(ingin Tahu) Ilmuan Insinyur/penemu 1. Menggunakan pendekatan yang berdaya cipta
2. Mau bereksperimen
3. Berdasarkan penelitian yang sistematis.
(penuh Pemahaman)
Seniman/music,
Penulis/pemimpin
1. Besedia menghadapi resiko
2. Memiliki daya
imajinasi
3. Pemikiran yang
independen
Kompleksitas Intuitif
Intuitif (banyak akal)
Manajer/actor/politikus
1. Mencapai tujuan
2. Mengunakan akal sehat Menyelesaikan masalah Inspirasional (penuh pemahaman) Pendidik/penulis/pemimpin 1. Besedia menghadapi resiko
2. Memiliki daya imajenasi
Pemikir yang Independen
Sumber: Alan J.Rowe
Menurut Sugiarto (2011) kreatifitas sangat berhubungan dengan umur.
Table 2.2
Kreatifitas Berdasarkan Umur
Umur Kreativitas (%)
40 Tahun ke atas 2%
35 tahun 2%
30 tahun 2 %
17 tahun 10%
5 tahun 90%
Menurut Cambell (dalam Rowe, 2004) ciri-ciri kreativitas ada tiga kategori
a. Ciri-ciri pokok: melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan masalah, cara baru,
penemuan.
b. Ciri-ciri yang memungkinkan : mampu mempertahankan ide kreatif
c. Ciri-ciri sampingan : tidak langsung berhubungan penciptaan dan menjaga agar
Tabel 2.3
Model Ciri Kreativitas
Ciri-Ciri Pokok Ciri-ciri yang Memungkinkan Ciri-Ciri Sampingan 1. Berpikir dari segala arah.
2. Berpikir ke segala arah.
3. Fleksibilitas konseptual
(kemampuan secara
spontan mengganti cara
memandang, pendekatan,
kerja yang tak jalan).
4. Orisinalitas (kemampuan
memberikan ide asli dan
mengejutkan).
5. Lebih menyukai
kompleksitas.
6. Latar belakang yang
merangsang (dapat menjadi
contoh).
7. Multiple skils.
1. Kemampuan untuk bekerja
keras.
2. Berpikir mandiri.
3. Pantang menyerah.
4. Mampu berkomunikasi dengan baik.
5. Lebih tertarik pada konsep dari pada detail.
6. Keinginan tahu intelektual.
7. Kaya humor dan fantasi.
8. Tidak segera menolak ide atau gagasan.
9. Arah hidup yang mantap
1. Tidak ambil pusing
terhadap apa yang
dipikirkan orang lain.
2. Kekacauan psikologis.
Kreativitas dalam perkembangannya terbagi dalam empat aspek:
a. Aspek Pribadi
Merupakan aspek yang memunculkan kreativitas dari interaksi pribadi yang unik
b. Aspek Pendorong
Merupakan aspek yang yang mendorong kreatifitas dalam aplikasinya
memerlukan dorongan internal dan eksternal.
c. Aspek Proses
Merupakan aspek yang merasakan dan mengamati suatu masalah, membuat
hipotesa, menilai dan menguji hipotesa, dan menyampaikan hasilnya.
d. Aspek produk
Merupakan aspek yang menekankan pada apa yang dihasilkan dari suatu
kreatifitas.
2.4 Profil Potensi Kreatif
Kreatifitas tidak dapat dilihat dan diamati sebelum adanya hasil yang dapat
menyimpulkan apakah seseorang kreatif atau tidak. Namun ada satu cara yang dapat
membuktikan apakah seseorang bisa dikatakan kreatif atau tidak sebelum adanya
hasil dengan menggunakan model instrumen profil potensi kreatif. Model ini dapat
membantu menilai kreatifitas seseorang. Namun mengetahui potensi saja tidaklah
cukup untuk menilai kreatifitas.
Untuk meyakinkan penilaian kreatifitas itu akurat desainnya dibuat
berdasarkan pendekatan yang sama dengan instrumen yang dibuat oleh Alan J. Rowe
atau dari penelitian pendahulu. Instrumen ini disebut dengan Decision Style Inventory
yang digunakan untuk menilai kepribadian seseorang dan memprediksi jenis
validitas prediksi sebesar 95%. Model ini instrumen tes yang digunakan untuk
mengidentifikasi keempat tipe dasar creative intelligence. Model ini dapat mengukur kreatifitas lebih realitas dibanding menilai apakah seseorang tersebut kreatif atau
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif.
Menurut Situmorang (2008) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui variable tunggal atau mandiri tanpa dihubungkan dengan
variable lainnya. Menurut Sugiyono (2012) penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang berfungsi mendeskripsikan atau menggambarkan suatu obyek yang
diteliti melalui sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis
dan membuat kesimpulan secara umum.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Ginting dan
Situmorang (2008) pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang didalam usulan
penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data
sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus
dan kepastian data numeric. Untuk mendapatkan data penelitian ini, maka penulis
menggunakan kuesioner sebagai medianya..
3.2Penyajian Data
Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap. Data yang
merupakan data yang diperoleh secara langsung berdasarkan apa yang ada dalam diri
responden tersebut. Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan
teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Data ini
didapat dari buku-buku, majalah, journal, hasil lapangan, dan internet.
3.3Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara. Hal ini bertujuan agar mempermudah penulis dalam melakukan penelitian.
Adapun waktu pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan di bulan April 2014.
3.4Batasan Operasional
a. Penelitian ini mengukur Creative Intelligence mahasiswa dengan menggunakan
instrument decision yang mengukur tingkat intuitif, inovatif, imajinatif, dan inspirasional.
b. Agar penelitian ini mendapatkan orientasi yang lebih dalam lagi maka peneliti
juga menggunakan model Geweldig Personal Assestment (GPA) sebagai metode untuk mengukur sikap orientasi pada seseorang. Berdasarkan GPA, sikap diukur
dengan menggunakan tiga dimensi pembentuk sikap yaitu:
1. Dimensi afektif
Merupakan dimensi yang menggambarkan perasaan atau emosi
2. Dimensi kognitif
Merupakan dimensi yang mengacu pada pengetahuan dan persepsi
seseorang terhadap suatu objek atau fenomena tertentu.
3. Dimensi konatif
Merupakan dimensi yang menggambarkan perilaku yang ditunjukkan
terhadap suatu fenomena tertentu
3.5Defenisi Operasional
a. Intuitif
Kecerdasan ini berfokus pada hasil dan memanfaatkan pengalaman yang di dapat
dari masa lalu untuk dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan tindakan untuk
menyelesaikan masalah.
b. Inovatif
Kecerdasan ini berfokus pada penyelesaian masalah, sistematis dan
mengandalkan data dengan individu yang bersedia bekerja keras untuk
mendapatkan hasil yang baik dan tepat. Artinya inovatif menekankan pada daya
cipta, eksperimen dan sistematika informasi.
c. Imajinatif
Kecerdasan ini fokus terhadap kemampuan mampu memvisualisasikan peluang,
melukis, artistik dan mampu berfikir out of the box. Kecerdasan ini mampu bertahan lebih lama untuk orang-orang yang mampu menyesuaikan diri dengan
d. Inspirasional
Kecerdasan ini fokus kepada aksi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan rela berkorban untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
[image:41.612.122.531.249.464.2]Table 3.1
Tabel Operasional Variabel
Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala Pengukuran
Intuitif Menggunakan pengalaman di masa lalu untuk dijadikan pedoman dalam
menyelesaikan masalah kemampuan menyelesaikan masalah, bekerja keras Likert
Inovatif Menyelesaikan masalah secara sistematis,
Kemampuan bereksperimen, memiliki daya cipta,
focus pada masalah dan data
Likert
Imajinatif Kemampuan untuk melihat peluang
Kemampuan untuk membuka pikiran,
out of the box, berani mengambil
resiko
Likert
Inspirasional Fokus pada aksi untuk kebutuhan masyarakat
Rela berkorban, Likert
3.6Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala likert untuk mengukur masing-masing
variable. Skala ini digunakan untuk mengukur setiap pendapat dan persepsi seseorang
terhadap suatu variable penelitian. Menurut Sugiyono (2004), skala likert mengukur
variable yang akan dijabarkan menjadi indikator variable kemudian indikator tersebut
digunakan sebagai acuan untuk menyusun instrumen menjadi pertanyaan. Skala likert
Tabel 3.2
Instrument Skala Likert Creative Intelligence
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Dominan (SD)
Dominan (D)
Cukup Dominan (CD)
Kurang Dominan (KD)
4
3
2
1
Tabel 3.3
Instrument Skala Likert Model Gaweldig
No Alternatif Jawaban Skala
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
[image:42.612.203.428.438.610.2]3.7Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Ekonomi S1 stambuk 2010. Hal ini dikarenakan mahasiswa pada
level ini selain masih sering dijumpai di kampus dan juga sudah mulai dianggap
untuk memikirkan tindakan untuk terjun kedunia masyarakat sehingga dibutuhkanlah
[image:43.612.114.536.415.477.2]creative intelligences yang dapat membantu mereka dalam mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Tabel 3.4
Data Jumlah Mahasiswa Stambuk 2010
Stambuk
Jurusan Ekonomi
Pembangunan
Akuntansi Manajemen
2010 168 200 208
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono,2012:116). Penentuan jumlah sampel penelitian ini
dihitung menggunakan rumus Slovin ( Ginting & Situmorang,2008):
� = �
1 + (�× �2)
Keterangan : n = Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
Rumus ini digunakan karena bersifat homogen dengan taraf kesalahan
sebesar 10% atau 0,1 untuk memperkecil jumlah sampel serta jumlah sampel yang
tepat digunakan tergantung pada tingkat kesalahan yang dikendaki.
Penetapan jumlah sampel dengan tingkat kesalahan 10% dan tingkat
kesalahan yang dapat ditoleransi sebesar 10% adalah sebagai berikut:
� = 576
1 + (576 × 0,12)
� = 85,20 ��������� 85 �����
[image:44.612.111.532.409.561.2]Tabel 3.5
Tabel Daftar Sampel
Jurusan Rumus Jumlah
Ekonomi Pembangunan
� = 168 576× 85
24,7 / 25 orang
Akuntansi � =200
576× 85 29,5 / 29 orang
Manajemen
� =208 576× 85
30,6 / 31 orang
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono,2012).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan simple random sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata didalam populasi tersebut. Hal ini dilakukan jika calon responden dianggap
3.8Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Studi dokumentasi
Pengumpulan data melalui informasi-informasi dari artikel, journal, majalah, internet dan buku-buku yang nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan
untuk mendapatkan data yang ada di lapangan.
b. Obsevasi
Pengamatan yang dilakukan secara langsung kepada responden penelitian disertai
dengan daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan dijawab oleh responden itu
sendiri.
c. Wawancara
Melakukan komunikasi dan Tanya jawab langsung dengan responden untuk
BAB IV
[image:46.612.111.530.259.386.2]ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden
Tabel 4.1
Responden Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Count
JenisKelamin
Total
Laki-laki Perempuan
Jurusan Management 21 18 39
Akuntansi 16 15 31
Ekonomi Pembangunan 15 15 30
Total 52 48 100
Sumber: Data diolah
Penelitian ini diteliti pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang
berjumlah 100 orang dari jurusan S1 yaitu, Jurusan Manajemen, Jurusan Akuntansi,
dan Jurusan Ekonomi Pembangunan. Jurusan Manajemen yang menjadi responden
dalam penelitian ini sebanyak 39 orang yang terdiri dari 21 orang laki-laki dan 18
orang perempuan. Jurusan Akuntansi yang menjadi responden dalam penelitian ini
sebanyak 31 orang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Jurusan
Ekonomi Pembangunan yang menjadi responden dalam penelitian sebanyak 30 orang
4.2 Distribusi Hasil Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Tabel 4.2 Distribusi Hasil Fakultas Ekonomi dan Bisnis
NO Jurusan Jenis Kelamin Profil Potensi Kreatif Geweldig
1 Manajemen Laki-laki Inovatif Innovation
2 Manajemen Perempuan Intuitif Fun
3 Manajemen Perempuan Imajinatif Network
4 Manajemen Perempuan Inspirational Network
5 Manajemen Perempuan Intuitif Network
6 Manajemen Laki-laki Inovatif Network
7 Manajemen Laki-laki Inovatif Network
8 Manajemen Laki-laki Inovatif Network
9 Manajemen Laki-laki Inovatif Ministry
10 Manajemen Perempuan Inovatif Network
11 Manajemen Perempuan Inovatif Innovation
12 Manajemen Perempuan Inovatif Network
13 Manajemen Perempuan Intuitif Fun
14 Manajemen Perempuan Inovatif Ministry
15 Manajemen Perempuan Inovatif Ministry
16 Manajemen Perempuan Inovatif Innovation
17 Manajemen Perempuan Inovatif Fun
18 Manajemen Perempuan Inovatif Network
19 Manajemen Perempuan Inovatif Network
20 Manajemen Laki-laki Inovatif Network
21 Manajemen Laki-laki Inovatif Fun
22 Manajemen Laki-laki Inovatif Fun
23 Manajemen Laki-laki Intuitif Network
24 Manajemen Laki-laki Inovatif Network
25 Manajemen Perempuan Inovatif Ministry
26 Manajemen Perempuan Inovatif dan Inspirational Ministry
27 Manajemen Laki-laki Inovatif Network
28 Manajemen Laki-laki Inovatif Network
30 Manajemen Laki-laki Inovatif Innovation
31 Akuntansi Laki-laki Imajinatif Fun
32 Akuntansi Laki-laki Inovatif Network
33 Akuntansi Laki-laki Intuitif Network
34 Akuntansi Laki-laki Intuitif Network
35 Akuntansi Laki-laki Inovatif Innovation
36 Akuntansi Laki-laki Intuitif Fun
37 Akuntansi Laki-laki Inovatif Network
38 Akuntansi Laki-laki Inovatif Ministry
39 Akuntansi Laki-laki Inovatif Network
40 Akuntansi Laki-laki Inovatif dan Imajinatif Innovation
41 Akuntansi Laki-laki Inovatif Ministry
42 Akuntansi Laki-laki Intuitif, Inofatif, dan Inspirational Network
43 Akuntansi Laki-laki Imajinatif Innovation
44 Akuntansi Laki-laki Inovatif Innovation
45 Akuntansi Laki-laki Imajinatif Fun
46 Akuntansi Perempuan Inovatif Network
47 Akuntansi Perempuan Intuitif Network
48 Akuntansi Perempuan Inovatif Ministry
49 Akuntansi Perempuan Inovatif Network
50 Akuntansi Perempuan Inovatif Network
51 Akuntansi Perempuan Inovatif Ministry
52 Akuntansi Perempuan Imajinatif Innovation
53 Akuntansi Perempuan Inovatif Ministry
54 Akuntansi Perempuan Inovatif Fun
55 Akuntansi Perempuan Inovatif Innovation
56 Akuntansi Perempuan Imajinatif Innovation
57 Akuntansi Perempuan Inspirational Innovation
58 Akuntansi Perempuan Inspirational Fun
59 Akuntansi Perempuan Inovatif Fun
60 Akuntansi Perempuan Inovatif Network
61 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inovatif Network
62 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inovatif Network
63 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inovatif Innovation
64 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inovatif Fun
65 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inovatif Network
66 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inovatif Network
69 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Intuitif Innovation
70 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Intuitif Network
71 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inspirational Network
72 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inovatif Network
73 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Inspirational Network
74 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Intuitif Network
75 Ekonomi Pembangunan Laki-laki Imajinatif Network 76 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inspirational Innovation
77 Ekonomi Pembangunan Perempuan Intuitif Network
78 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inovatif Ministry
79 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inovatif Fun
80 Ekonomi Pembangunan Perempuan Intuitif Innovation 81 Ekonomi Pembangunan Perempuan Intuitif Innovation 82 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inovatif dan Imajinatif Network
83 Ekonomi Pembangunan Perempuan imajinatif Fun
84 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inspirational Ministry
85 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inovatif Network
86 Ekonomi Pembangunan Perempuan Intuitif Network
87 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inovatif Ministry
88 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inovatif Innovation 89 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inspirational Network 90 Ekonomi Pembangunan Perempuan Inspirational Ministry
91 Manajemen Laki-laki Intuitif dan Inovatif Fun
92 Manajemen Perempuan Inspirational Network
93 Manajemen Laki-laki Inovatif Network
94 Manajemen Perempuan Inspirational Innovation
95 Manajemen Perempuan Inovatif Network
96 Manajemen Perempuan Inovatif Innovation
97 Akuntansi Laki-laki Inovatif Network
98 Manajemen Laki-laki Inovatif Network
99 Manajemen Laki-laki Intuitif Network
100 Manajemen Laki-laki Inovatif Fun
Sumber: Data Diolah
Gambar 4.1
Diagram Profil Potensi Kreatif
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat dimensi yang mendominasi pada
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah dimensi inovatif sebanyak 64 orang,
dimensi intuitif sebanyak 17 orang, dimensi inspiratif sebanyak 15 orang, dan
dimensi imajinatif sebanyak 10 orang.
Menurut Rowe (2004,71) Kecerdasan kreatif menggambarkan kompleksitas
pada manusia dan mendeskripsikan kreativitas seseorang. Dalam kecerdasan kreatif
sebenarnya tidak ada yang paling baik diantara empat dimensi tersebut, setiap orang
memiliki keempat dimensi. Setiap dimensi memiliki kesempatan dalam memecahkan
permasalahan seseorang tergantung dengan kondisi yang dihadapi. Artinya, dimensi
dengan nilai tertinggi adalah dimensi yang paling sering digunakan untuk
memecahkan suatu masalah sedangkan dimensi dengan nilai yang terendah
merupakan dimensi yang paling jarang digunakan dalam memecahkan suatu masalah.
0 10 20 30 40 50 60 70
Berdasarkan penilaian Profil Potensi Kreatif tidak menutup kemungkinan ada
seseorang yang memiliki dua atau tiga dimensi dengan nilai yang sama. Hal ini dapat
disimpulkan bahwasanya dua dari empat dimensi, atau tiga dari empat dimensi
[image:51.612.182.458.234.425.2]mempunyai peran yang seimbang dalam memecahkan suatu masalah.
Gambar 4.2
Diagram Geweldig Model
Berdasarkan gambar 4.2 dapat disimpulkan, kategori filososi yang paling
mendominasi sebagai alasan kenapa orang bekerja atau berbisnis berdasarkan
Geweldig Model adalah network sebanyak 48 orang, innovation sebanyak 20 orang,
fun sebanyak 18 orang, dan ministry sebanyak 14 orang.
0 10 20 30 40 50 60
4.3Profil Potensi Kreatif 4.3.1 Inovasi
Berdasarkan gambar 4.1 dimensi yang paling mendominasi mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah dimensi Inovatif yaitu sebanyak 64 orang.
Menurut Lundin (2009), inovasi adalah menciptakan sesuatu yang baru dan
menciptakan nilai potensial dari sebuah gagasan baru. Lundin juga mengatakan pada
dasarnya manusia adalah sumber dari segala inovasi. Hal ini dibuktikan dari kegiatan
yang dilakukan manusia sehari-hari. Contoh, melakukan kegiatan rutin dengan cara
yang baru, menemukan restoran favorit yang baru, atau menemukan cara baru untuk
mengungkapkan rasa sayang pada seseorang dan masih banyak hal lain yang
dilakukan sehari-hari dengan cara yang baru (inovatif) tetapi manusia tidak
menyadari dia telah melakukan inovasi dalam memecahkan suatu masalah
sehari-sehari.
Menurut Wikipedia Inovasi dapat diartikan sebagai proses dan/atau hasil
pengembangan pemanfaatan/mobilisasi
untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau
sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan.
Menurut Situmorang (2012), Inovasi lahir berkat kreatifitas. Inovasi dikenal
kegiatan ekonomi dan menjadi instrumen penting untuk mencapai serta melestarikan
keunggulan daya saing di dalam bisnis.
Hampir setiap hari kita selalu berhadapan dengan sesuatu yang baru. Dalam
dunia bisnis hal seperti ini membuat para pebisnis harus berhadapan dengan
ketidakpastian, ketidakberaturan, tekanan dari pasar sampai kompetensi yang
semakin ketat. Inovasi juga merupakan kemampuan untuk menerapkan kreatifitas
dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan
memperkaya kehidupan. Kreativitas yang dimiliki seseorang dapat menimbulkan
penemuan-penemuan baru (Invention) yang belum ada sebelumnya. Dari sebuah penemuan baru kemudian berkembang kembali menjadi penemuan baru yang
lainnya. Hal ini didorong oleh inovasi-inovasi baru yang dilakukan oleh seseorang
untuk dapat memenuhi kebutuhan pada masanya. Jadi, suatu kreativitas dapat
mendorong suatu inovasi baru.
Pada dasarnya sebuah inovasi didorong oleh suatu kebutuhan dan akan terus
berkembang mengikuti perkembangan kebutuhan. Sebagai contoh pada tahun 90’an,
handphone digunakan hanya untuk berkomunikasi secara lisan saja, tetapi pada awal
tahun 2000’an muncul fasilitas SMS yang mempermudah pengguna handphone
berkomunikasi dengan mengirim pesan singkat. Selain itu, hanphone pada saat ini
berkembang tidak hanya sebagai alat komunikasi belaka, tetapi sudah dilengkapi
Ada beberapa tingkatan dalam manfaat inovasi:
a) Bagi diri sendiri. Inovasi yang diciptakan akan memberikan kepuasan bagi pribadi sendiri, contohnya seperti mendapatkan penghasilan.
b) Bagi orang lain. Inovasi yang diciptakan dapat membantu orang-orang disekitar kita untuk keluar dari belenggu masalah mereka.
c) Bagi industry dan ekonomi. Inovasi dapat menciptakan peluang-peluang bisnis. d) Bagi masyarakat luas. Inovasi yang diciptakan dapat memberikan manfaat yang
luas bagi masyarakat baik kota maupu cakupan negara.
e) Bagi dunia. Inovasi dapat mempengaruhi masa depan dunia.
Orang-orang yang inovasi akan mengandalkan sejumlah informasi dan
membutuhkan waktu untuk mempelajari dan memahami permasalahan. Inovasi
terbagi dalam empat jenis yaitu :
a) Penemuan. Kreasi suatu produk, jasa, atau suatu proses yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Konsep ini cenderung disebut dengan revolusioner
b) Pengembangan. Pengembangan dari suatu produk, jasa atau proses yang sudah ada sebelumnya. Konsep ini mengubah ide yang telah ada menjadi berbeda.
c) Duplikasi. Peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada dengan menambah sentuhan kreatif untuk memperbaiki suatu konsep agar menang dalam
d) Sintetis. Perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru. Proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide atau produk yang sudah
ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk yang dapat diaplikasikan
dengan cara yang baru.
Sebagian besar gagasan inovasi muncul lewat analisis peluang yang
sistematis dan bertujuan. Inovasi membutuhkan pengetahuan, kemurnian, keteguhan,
dan kerja keras. Inovasi dapat dianalisis pada level organisasi, kelompok atau
individu. Di sini seseorang harus mampu mengelola empat fase pembuatan inovasi
proses yaitu sebagai berikut:
a) Pengamatan dan penyelidikan terhadap lingkungan, baik internal maupun
eksternal.
b) Pilihan terhadap adanya pemicu terhadap inovasi.
c) Adanya opsi sumber daya dan penciptaan melalui riset. Pengembangan sumber
daya yang diperoleh melalui pengalihan teknologi dan adanya sumber daya
pengetahuan untuk dilaksanakan seseorang.
d) Penerapan inovasi lahir dari gagasan-gagasan, ide-ide, melalui berbagai tahap
pengembangan untuk dilimpahkan sebagai produk atau pelayanan baru pada pasar
Ada beberapa cara untuk meningkatkan inovasi bagi mahasiswa:
a) Memiliki visi untuk berubah
Inovasi harus memiliki tujuan dan seseorang harus mampu menyatakan dan
mendefinisikan tujuan secara jelas.
b) Memerangi ketakutan akan perubahan
Orang-orang yang inovatif senantiasa mengobarkan semangat pentingnya
perubahan. Mereka berusaha menggantikan kepuasan atas kemapanan yang ada
dengan kehausan akan ambisi untuk menciptakan sesuatu yang baru.
c) Berani mengambil resiko
Berusaha mencari keseimbangan antara kegagalan dengan kesuksesan, serta
senang mempertimbangkan berbagai usulan atau gagasan tetapi tetap merasa
nyaman dengan berbagai pemikiran yang menggambarkan tentang
kegagalan-kegagalan yang mungkin akan diterima.
d) Memiliki suatu rencana usulan yang dinamis
Focus pada usulan-usulan yang luar biasa, dan setiap rencana yang sudah
ditetapkan mudah untuk dilakukan.
e) Mematahkan aturan
Seseorang yang inovasi harus mampu mematahkan aturan-aturan yang dapat
f) Kolaborasi
Lakukan kolaborasi dengan orang lain jika dibutuhkan, hal ini dikarenakan tidak
semua hal bisa dilakukan sendiri sehingga dari kolaborasi juga dapat memberikan
tambahan pengalaman antar sesama dan bertukar pikiran.
g) Menerima kegagalan
Setiap orang yang melakukan inovasi harus menjadikan sebuah kegagalan sebagai
pelajaran dan langkah awal untuk menuju kesuksesan
h) Membangun prototype
Harus mampu terjun ke dunia nyata dan menguji eksperimen-eksperimen yang
sudah dilakukan.
i) Bersemangat
Siap dan senantiasa bergairah dan bersemangat dalam menghadapi dan
menanggulangi berbagai tantangan.
Menurut Chen (2010) inovasi merupakan wujud nyata dari ide kreatif
manusia. Hasil tindak lanjut ide kreatif yang muncul berupa penerapan praktis dari
gagasan kreatif yang bermanfaat. Proses siklus inovasi terdiri atas enam tahap, yaitu:
a) Generate Ideas
Tahap ini adalah tahap dimana memaksimalkan kreatifitasnya dengan menggali
b) Capture ideas from the first stage
Tahap ini merupakan tahap penggalian ide. Ide yang sudah digali lalu
didiskusikan. Hal ini dilakukan agar ide mudah diaplikasikan dan dapat
membawakan hasil.
c) Begin the innovation
Inovasi lahir dari ide yang memberi nilai manfaat dan dapat diimplementasikan
dengan cara membuat rencana kerja, dan tenggat waktu yang jelas.
d) Develop a effectiveness strategy
Tahap ini merupakan tahap dimana ide telah menjadi sebuah inovasi yang
diterapkan secara penuh untk mencapai hasil yang diinginkan.
e) Apply improvement
Pada tahap ini ide telah terlaksana selama satu periode tertentu. Manfaatnya sudah
dapat diukur dan dipertimbangkan cost dan benefit-nya sehingga dapat disusun proposal implementation.
f) Decline
Tahap ini merupakan tahap yang menentukan apakah siklus inovasi atau budaya
akan tetap bergulir di masa yang akan datang, karena inovasi yang hebat saat ini
belum tentu hebat di masa yang akan datang, oleh sebab itu inovasi harus terus
Dilihat dari dominasi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang
didominasi oleh dimensi inovatif, maka mahasiswa tersebut harus mampu untuk terus
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan mereka dalam berinovasi. Agar saat
berada pada dunia kerja, mahasiswa siap untuk menghadapi tantangan-tantangan
khususnya dalam bidang perekonomian dan kesejahteraan hidup. Ada beberapa jenis
pekerjaan yang dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa yang di dominasi oleh
dimensi inovatif yaitu wirausaha, konsultan, eksekutif iklan barang atau jasa,
manager, penulis, ekonom,
4.3.2 Intuitif
Dimensi kedua yang mendominasi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
adalah dimensi Intuitif yaitu sebanyak 17 orang. Menurut Rimbowati (2010) intuisi
dapat diartikan sebagai pengamatan, pengenalan atau pemahaman secara langsung
tanpa langkah-langkah pertimbangan mental secara sadar sampai pada suatu
kesimpulan tidak berdasarkan analisa dan penalaran. Menurut Pinker (dalam Be
Creative, 2010) Intuisi adalah strategi evolusi untuk pemecahan masalah.
Menurut Wikipedia intuisi merupakan kemampuan untuk memahami sesuatu
tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Artinya intuisi bekerja tanpa kita
ketahui bagaimana dan mengapa solusi bisa datang. Contohnya jika seseorang
memikirkan sebuah objek, tiba-tiba muncul sebuah ide, inilah yang disebut dengan
diri berdasarkan pengetahuan dan pengalaman-pengalaman yang akan digunakan
untuk masa depan. Tetapi intuisi tidak akan tajam jika seseorang menyibukkan diri
dengan rutinitas yang sama setiap harinya, ini disebabkan karena orang tersebut
selalu mengikuti prosedur yang sudah ada.
Menurut Rimbowati (1991), orang-orang kreatif percaya pada
perasaan-perasaannya, pikiran-pikiran pra sadar disamping pikiran sadar, sengaja, selangkah
demi selangkah secara sistematis. Hal ini dapat disimpulkan kalau intuisi sangat
dibutuhkan bagi orang-orang yang kreatif, karena terkadang ide-ide kreatif datang
tanpa disadari oleh orang-orang kreatif.
Cara-cara dalam mempertajam intuisi, yaitu:
a) Menggunakan empati alami
Mendengarkan pengalaman-pengalaman orang lain dan merasakan apa yang
mereka rasakan pada saat itu, semakin perasaan terlibat maka akan semakin
memperkuat intuisi. Artinya pengalaman buruk seseorang dapat membantu
mempertajam intuisi tanpa harus mengalami hal tersebut.
b) Membiarkan diri merasa takut dan mengalir untuk melewatinya
Ketakutan dapat menghalangi intuisi, tetapi intuisi akan menjadi lebih tajam jika
adanya balasan atau perlawanan terhadap rasa takut.
Ketika berhadapan dengan orang lain, maka pahamilah emosi mereka. Semakin
sering memahami emosi orang lain maka, semakin dalam pemahaman akan
situasi-situasi social dan akan semakin mempertajam intuisi.
d) Hentikan penilaian-penilaian pribadi
Hindari melakukan penilaian pribadi baik kepada orang lain maupun diri sendiri,
karena hal ini merupakan energy negative yang menghambat ketajaman intuisi.
e) Meditasi
Fungsi meditasi adalah untuk perenungan diri, karena kebanyakaan kekuatan
kekuatan bukan datang dari jawaban, tetapi bisa saja melalui
pertanyaan-pertanyaan yang membawa diri pada bagian-bagian yang belum pernah
dipertimbangkan.
Menurut Wallace (dalam Be Creative, 2010) ada empat tahapan untuk
menggambarkan proses kreatif dimana dari empat tahapan tersebut terbagi menjadi
dua kelompok yaitu kelompok alam sadar (tahap persiapan dan tahap verivikasi) dan
kelompok alam bawah sadar atau intuisi (tahap inkubasi dan iluminasi) untuk
memecahkan masalah secara kreatif. Tahapan itu adalah:
a) Tahapan persiapan
Tahap ini merupakan tahap untuk mendefenisikan masalah atau tujuan, dan
mengumpulkan semua informasi terkait, dan menentukan kriteria untuk
memverifikasi apakah sebuah solusi bisa diterima atau tidak.
Tahap ini merupakan tahap untuk mundur dari persoalan dan membiarkan pikiran
bekerja dengan sendirinya. Sama seperti tahap persiapan, tahap ini bisa berakhir
dalam beberapa menit, jam, hari, minggu bahkan tahunan.
c) Tahap iluminasi
Tahap ini merupakan tahap dimana ide bermunculan dari pikiran yang
menyediakan dasar untuk respons kreatif. Tahap ini berlangsung singkat dan
sering berupa inspirasi sesaat yang intens.
d) Tahap verifikasi
Tahapan ini merupakan tahapan akhir dimana pengujian dilakukan untuk
menentukan apakah inspirasi yang diperoleh dari tahap sebelumnya memenuhi
kriteria dan keinginan yang ditentukan pada tahap persiapan.
Berdasarkan hasil riset dari konsultan di Amerika terhadap para professional,
mereka tidak melakukan pengambilan keputusan berdasarkan rasional dan logika
tetapi mereka mangambil keputusan berdasarkan intuisi. Menurut riset, pengambilan
keputusan berdasarkan intuisi sebaik, bahkan lebih baik dibanding keputusan yang
diambil dari data atau metodik, bahkan berfikir terlalu lama kerap membuat pikiran
berubah-ubah. Ketika seseorang harus mengambil keputusan dengan cepat, dalam
beberapa situasi intuisi sangat dibutuhkan dan membantu memeras pikiran tak sadar
yang memproses kekuatan otak. Jadi, pengambilan keputusan yang intuitif adalah
Menurut Brown “kebenaran bukanlah didapat dari aktifitas, logika, kalkulasi, dan
kesibukan. Untuk tiba pada kebenaran diperlukan kontemplasi bertahun-tahun”.
Setiap orang kreatif harus memiliki intuisi yang baik. Dimensi intuisi sebagai
dimensi yang menjadi dominasi kedua pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
harus bisa menjadi bagian untuk membantu mengembangkan kreatifitas mahasiswa
tersebut. Setiap mahasiswa harus terus mempertajam intuisi agar masalah-masalah
kedepannya dapat terselesaikan dengan baik dengan bantuan intuisi yang baik.
Walaupun intuisi didapat tanpa disadari, tetapi tidak jarang ide yang didapat dari
intuisi dijadikan sebagai pemecahan masalah. Pekerjaan yang cocok untuk orang
yang memiliki intuisi yang tinggi adalah manager pemasaran, manager sumber daya
manusia, aktor, politikus, dan lain sebagainya.
4.3.3 Inspiratif
Dimensi ketiga yang mendominasi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
adalah dimensi inspiratif yaitu sebanyak 15 orang. Menurut Rowe (2004) inspiratif
berfokus pada upaya memperkenalkan perubahan social dan bersedia menyerahkan
diri sendiri demi tercapainya tujuan tersebut. Contohnya Soetjipto Sosrodjojo adalah
pendiri sebuah minuman teh botol dengan brand SOSRO. Awalnya Soetjipto hanya
menjual teh kering dengan merek Teh Cap Boto