i
PENERAPAN
ECONOMIC VALUE ADDED
PADA PERUSAHAAN FARMASI
YANG
LISTING
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh: Lia Veronica 201210160311487
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii
PENERAPAN
ECONOMIC VALUE ADDED
PADA PERUSAHAAN FARMASI
YANG
LISTING
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh: Lia Veronica 201210160311487
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan memberikan berkah ilmu
pengetahuan serta pencerahan akal budi sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Penerapan Economic Value Added Pada Perusahaan Farmasi yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada program
Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.
Melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak memberikan dukungan, bantuan, dan bimbingan serta
saran-saran yang sangat bermanfaat selama proses penulisan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. H. Fauzan, M.Pd selaku rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Idah Zuhroh, M.M selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. Dr. H. Marsudi, M.M selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas
Muhammadiyah Malang.
4. Dra. Hj. Erna Retna Rahadjeng, M.M selaku pembimbing I yang dengan ikhlas
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi arahan sampai
iv
5. Dra. Titiek Ambarwati, M.M selaku Pembimbing II yang dengan ikhlas
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi arahan sampai
terseleseinya skripsi ini.
6. Bapak / Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan pengetahuan selama
masa perkuliahan, sehingga saya dapat menyeleseikan skripsi ini.
7. Kedua orang tua saya, Bpk. Adi Susiono dan Ibu. Sulik yang selalu
memberikan dukungan baik secara moral maupun materi serta doa dan segenap
kasih sayangnya yang telah diberikan kepada saya selama ini.
8. Adikku tercinta Erick Setiya Wardana yang ada di surga, yang mampu
merubah pola pikir saya dan membuat saya selalu ingat bahwa hidup di dunia
ini hanya sementara.
9. Saudara sepupu saya Safitri dan Rizky Sofiatul yang sudah memberikan
dukungan.
10. Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan dari kelas Manajemen J dan
Manajemen K atas dukungan semangat sehingga terseleseikannya skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapakan
oleh peneliti demi bekal dalam menatap masa depan.
Wassalamu’ alikum Wr. Wb
Malang, 28 April 2016
Peneliti
v
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Batasan Masalah ... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Penelitian Terdahulu ... 9
B. Kajian Teori ... 11
C. Kerangka Pikir Penelitian ... 30
vi
Halaman
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Jenis dan Sifat Penelitian ... 32
B. Definisi Operasional Variabel ... 32
C. Populasi dan Sampel ... 34
D. Jenis dan Sumber Data ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ... 37
F. Alat Analisis Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Gambaran Umum Perusahaan ... 42
B. Analisis Data ... 53
C. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83
A. Kesimpulan ... 83
B. Saran ... 84
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Penjualan dan Laba Bersih Perusahaan Farmasi
yang Listing di BEI periode tahun 2010-2014 ... 4 Tabel 3.1 Pemilihan Sampel Perusahaan Farmasi ... 36
Tabel 3.2 Sampel Penelitian Perusahaan Farmasi ... 36
Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Farmasi yang Listing
di Bursa Efek Indonesia ... 42
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan
Biaya Utang Sebelum Pajak (Kd) ... 54 Tabel 4.3 Hasil Perhitungan
Biaya Utang Setelah Pajak (Ki) ... 56 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan
Biaya Laba Ditahan (Ks) ... 59 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan
Bobot Utang (Wd) ... 62 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan
Bobot Laba Ditahan (Ws) ... 64 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (Ka) ... 66 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Biaya Modal ... 69 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan
Laba Operasi Bersih Setelah Pajak (NOPAT) ... 71 Tabel 4.10 Hasil Perhitungan
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Beban Bunga
Lampiran 2 Perhitungan Biaya Utang Sebelum Pajak (Kd)
Lampiran 3 Perhitungan Tarif Pajak
Lampiran 4 Perhitungan Biaya Utang Setelah Pajak (Ki)
Lampiran 5 Perhitungan Tingkat Pengembalian Bebas Risiko (Rf)
Lampiran 6 Perhitungan Tingkat Pengembalian Pasar (Rm)
Lampiran 7 Perhitungan Tingkat Pengembalian Saham Individu (Ri)
Lampiran 8 Perhitungan Estimasi Beta (β)
Lampiran 9 Perhitungan Biaya Laba Ditahan
Lampiran 10 Perhitungan Bobot Utang (Wd) dan Bobot Laba Ditahan (Ws)
Lampiran 11 Perhitungan Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (Ka)
Lampiran 12 Perhitungan Biaya Modal
Lampiran 13 Perhitungan Laba Operasi Bersih Setelah Pajak (NOPAT)
x
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, E.F dan J.F. Houston. 2010. Dasar-DasarManajemen Keuangan, Buku 1; Edisi 11, Salemba Empat, Jakarta.
Eskasari, Weny Mey. 2012. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
Fidianti, Risky. 2011. Analisis Penilaian Kinerja Keuangan dengan Pendekatan EVA Pada PT. Sumber Batu Gowa di Makasar, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makasar.
Hanafi, M.M dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan; Edisi Revisi, UPP AMP-YKNP, Yogyakarta.
Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial; Buku 1; Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Napitupulu, Sahala Ian Patra. 2009. Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Pada Tiga Emiten Terbaik 2006, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Raharjo, Budi. 2003. Laporan keuangan Perusahaan, Membaca, Memahami, dan Menganalisa; Cetakan Pertama, Gadjah Mada University Press, Jakarta. Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen Informasi Untuk Pengambilan Keputusan
Strategis, Erlangga, Jakarta.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta. Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), Edisi 4, BPFE,
Yogyakarta.
Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik, Erlangga, Jakarta.
xi
Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama; Cetakan Kedua, Ekoonisia, Yogyakarta.
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Ketiga; Cetakan Pertama, Malang.
Young, S.D dan S.F.O’Byrne. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai: Paduan Praktis Untuk Implementasi, Salemba Empat, Jakarta.
www.idx.co.id
https://moko31.wordpress.com/2009/05/24/potret-industri-farmasi-di-indonesia/. Desember, 9, 2015
http://www.sahamok.com/emiten/sektor-industri-barang-konsumsi/sub-sektor-farmasi. November, 26, 2015
http://www.bi.go.id April, 10, 2016
1
BAB I
PENDAHULIAN
A.Latar Belakang
Pertumbuhan perindustrian di Indonesia dari tahun ke tahun sangat
diperhitungkan, salah satunya adalah perusahaan farmasi. Perusahaan farmasi
merupakan salah satu perusahaan yang mendorong perekonomian Indonesia,
hal ini dikarenakan sebagian besar perusahaan farmasi menikmati iklim
perekonomian yang cukup kondusif. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan
farmasi ialah obat-obatan, alat kesehatan dan bahan kimia lainnya.
Industri farmasi di Indonesia merupakan salah satu industri yang
berkembang cukup pesat dan merupakan pasar farmasi terbesar di kawasan
ASEAN. Perkembangan yang cukup signifikan bagi perkembangan industri
farmasi di Indonesia adalah dikeluarkannya Undang-Undang Penanaman
Modal Asing (PMA) pada tahun 1967 dan Undang-Undang Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) pada tahun 1968 yang mendorong perkembangan
industri farmasi Indonesia hingga saat ini (moko31.wordpress.com).
Perkembangan pasar farmasi di Indonesia diikuti dengan pemberlakuan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang mendorong peningkatan
belanja kesehatan dan membuat konsumsi produk farmasi mengalami
peningkatan. Perusahaan farmasi di Indonesia tentunya saling bersaing untuk
memperebutkan pangsa pasar domestik maupun pangsa pasar luar negeri,
sehingga setiap perusahaan perlu meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha
2
akan datang. Perusahaan farmasi sendiri memiliki sepuluh perusahaan yang
tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia
(www.sahamok.com).
Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar tetap bertahan
dalam kompetisi adalah dengan menunjukkan kinerja yang terbaik. Perusahaan
yang memiliki kinerja keuangan yang baik akan mendorang para investor
untuk menanamkan modalnya. Sehingga para investor membutukan sebuah
alat analisis untuk dijadikan bahan evaluasi sebagai dasar pertimbangan dalam
keputusan berinvestasi, agar modal yang mereka investasikan mendapat tingkat
pengembalian yang menguntungkan, sebanding dengan resiko yang mereka
ambil.
Analisis laporan keuangan yang sering digunakan oleh perusahaan ialah
dengan menggunakan metode konvensional, yaitu analisis laporan keuangan
yang mencakup analisis rasio-rasio keuangan. Penggunaan analisis rasio
keuangan memiliki kelemahan utama yaitu tidak memperhatikan risiko yang
dihadapi perusahaan dengan mengabaikan adanya biaya modal, untuk
mengatasi kelemahan dari analisis rasio keuangan, maka dikembangkan konsep
baru untuk mengukur kinerja operasional suatu perusahaan, yang disebut
dengan teknik pengukuran berdasarkan nilai tambah yaitu economic value
added (EVA).
Economic value added (EVA) dapat dijadikan acuan yang lebih baik
bagi pemilik modal untuk mempertimbangkan keuntungan atau kerugian
3
Stern dan Bennett Stewart, pendiri perusahaan konsultan Stern Stewart &
Company. Stern Stewart menjadikan istilah EVA sebagai hak ciptanya,
sehingga kantor-kantor konsultan lain memberikan nama yang berbeda untuk
nilai-nilai tersebut (Brigham dan Houston 2010:111).
Beberapa perusahaan besar seperti Coca-Cola, AT&T, Intel, General
Electric, Yahoo dan sebagainya menggunakan EVA dalam mencapai
keberhasilan perusahaan-perusahaan tersebut, (Young dan Byrne 2001:55).
Menurut CEO Coca-Cola, Roberto Goizueta, EVA merupakan kunci untuk
sebuah keberhasilan perusahaan sehingga perusahaan mampu menciptakan
laba ekonomis dan perusahaan akan mencapai efisiensi yang sangat besar,
(Young dan Byrne 2001:43).
Konsep EVA merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah pada
penciptaan nilai perusahaan (Rudianto 2013:222). EVA memang lebih baik
dari pada konsep pengukuran kinerja lainnya karena memasukkan semua unsur
yang berhubungan dengan penciptaan nilai bagi pemegang saham, dengan
EVA para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang
saham, yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian
serta meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat
dimaksimumkan.
Rudianto (2011: 222) Lebih penting lagi, EVA merupakan suatu sistem
internal corporate governance yang memotivasi semua manajer dan pegawai
4
yang terbaik yang mungkin bisa dicapai. Economic value added (EVA) adalah
laba bersih (laba operasi bersih dikurangi pajak) dikurangi total biaya modal
tahunan. Berdasarkan uraian diatas, Perolehan angka penjualan dan laba bersih
perusahaan sektor farmasi yang telah go public selama 5 tahun terakhir dapat
dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Data Penjualan dan Laba Bersih Perusahaan Farmasi yang Listing di
BEI Periode Tahun 2010-2014
Kode Emiten
Keterangan 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp) 2014 (Rp)
1. DVLA (Dalam
Ribuan Rupiah)
Penjualan 909.509.400 951.838.680 1.087.379.869 1.101.684.170 1.103.821.775
Laba Bersih 110.880.522 120.915.340 148.909.089 125.796.473 80.929.476
2. KAEF (Dalam
Rupiah Penuh)
Penjualan 3.183.829.303.909 3.481.166.441.259 3.734.241.101.309 4.348.073.988.385 4.521.024.379.759
Laba Bersih 138.716.044.100 171.765.487.458 205.133.316.635 214.549.154.260 234.625.679.206
3. KLBF
(Dalam Rupiah)
Penjualan 10.226.789.206.223 10.911.860.141.523 13.636.405.178.957 16.002.131.057.048 17.368.532.547.558
Laba Bersih 1.346.097.557.038 1.539.721.311.065 1.772.034.750.571 2.004.243.694.797 2.129.215.450.082
4. MERK
(Rp 000)
Penjualan 795.688.800 918.532.462 929.876.824 1.193.952.302 1.179.182.000
Laba Bersih 118.794.278 231.158.647 107.808.155 175.444.757 181.472.234
5. PYFA
(Dalam Rupiah)
Penjualan 104.858.442.443 151.094.461.045 176.730.979.672 192.555.731.180 222.302.407.528
Laba Bersih 4.199.202.953 5.172.045.680 5.308.221.363 6.195.800.338 2.657.665.405
6. TSPC
(Dalam Rupiah)
Penjualan 5.134.242.102.154 5.780.664.117.037 6.630.809.553.343 6.854.889.233.121 7.521.115.037.587
Laba Bersih 493.779.525.045 585.308.879.593 643.568.078.718 674.146.721.834 602.873.677.409
Sumber: Annual Report (www.idx.co.id)
PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk (DVLA) berdasarkan tabel 1.1,
merupakan emiten yang nilai penjualannya selalu mengalami peningkatan pada
periode tahun 2010-2014 dan menghasilkan laba bersih yang meningkat pada
tahun 2010-2012, akan tetapi pada tahun 2013 laba bersih yang dihasilkan
mengalami penurunan sebesar 16% dan pada tahun 2014 mengalami
5
PT. Kimia Farma, Tbk (KAEF) merupakan emiten yang memiliki
kinerja yang baik karena nilai penjualanya dan laba bersih yang diperoleh
meningkat tiap tahunnya untuk periode tahun 2010-2014. Kenaikan paling
tinggi terjadi pada periode tahun 2011 dengan kenaikan laba bersih sebesar
24%, sedangakan untuk tahun 2013 laba bersih hanya naik sebesar 5%, akan
tetapi pada tahun 2014 naik menjadi 9%.
PT. Kalbe Farma, Tbk (KLBF) merupakan perusahaan yang
memberikan gambaran bahwa perusahaan mamiliki kinerja yang baik dari
tahun ke tahun, hal ini dikarenakan nilai penjualan dan Laba bersih yang
dihasilkan juga mengalami peningkatan untuk periode tahun 2010 hingga tahun
2014. Pada tahun 2011 laba bersih mengalami kenaikan sebesar 14%.
Kenaikan laba bersih paling tinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 15%,
sedangkan pada tahun 2014 hanya naik sebesar 6%.
PT. Merck, Tbk (MERK) merupakan emiten yang menghasilkan laba
bersih dari tahun 2010 ke tahun 2011 naik menjadi 95%, akan tetapi pada tahun
2012 mengalami penurunan sebesar 53%, namun pada tahun 2013 mengalami
kenaikan sebesar 63% dan pada tahun 2014 laba bersih hanya naik sebesar 3
%. Penjualan pada PT Merck mengalami kenaikan pada periode tahun
2010-2013, akan tetapi turun sebesar 1% pada tahun 2014.
PT. Pyridam Farma, Tbk (PYFA) merupakan emiten yang
menghasilkan angka penjualan yang terus meningkat pada periode tahun 2010
hingga tahun 2014. Laba bersih yang dihasilkan juga mengalami peningkatan.
6
Pada tahun 2014 laba bersih yang dihasilkan turun menjadi 57%, padahal pada
tahun 2013 laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan mengalami kenaikan
sebesar 17%.
PT. Tempo Scan Pasific, Tbk (TSPC) merupakan emiten yang memiliki
angka penjualan meningkat untuk periode tahun 2010-2014. Laba bersih yang
diperoleh perusahaan juga mengalami kenaikan pada periode tahun 2010-2013,
akan tetapi mengalami penurunan sebesar 11% pada tahun 2014, padahal pada
tahun 2013 kenaikan laba bersih yang diperoleh perusahaan sebesar 5% dan
kenaikan laba bersih paling tinggi yang diperoleh perusahaan terjadi pada
tahun 2011 yaitu sebesar 19%.
Berdasrkan uraian diatas, fenomena yang terjadi pada perusahaan
farmasi ialah perusahaan yang memiliki angka penjualan dan laba bersih yang
baik belum tentu memiliki nilai tambah dari kegiatan operasionalnya,
sedangkan perusahaan farmasi yang mengalami penurunan nilai penjualan dan
laba bersih pada tahun sebelumnya apakah masih memberikan nilai tambah
bagi perusahaan, karena emiten juga harus dapat memberikan nilai tambah
yang tinggi kepada investor, dimana hal ini dapat diukur menggunakan
Economic Value Added. Konsep ini belum banyak diaplikasikan oleh
perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, khususnya pada sektor farmasi.
Perusahaan farmasi yang listing di BEI hanya menggunakan metode
konvensional dalam penilaian kinerja keuangannya. Padahal Economic Value
Added merupakan salah satu cara yang tepat untuk mengetahui laba ekonomi
7
tertentu. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Economic Value Added Pada Perusahaan
Farmasi yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah perusahaan farmasi mampu memberikan nilai tambah ekonomis
kepada para investor?
2. Perusahaan farmasi mana yang mampu memberikan nilai tambah
ekonomis paling besar?
C. Batasan Masalah
1. Objek penelitian adalah perusahaan farmasi yang listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014.
2. Perhitungan dalam penelitian ini hanya menganalisis berdasarkan
komponen-komponen Economic Value Added (EVA) yang terdiri dari
Biaya modal (Cost of Debt, biaya laba ditahan, struktur modal, WACC)
dan NOPAT.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menganalisis perusahaan farmasi yang
8
b. Untuk mengetahui perusahaan farmasi yang mampu memberikan
nilai tambah ekonomis yang paling besar.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi perusahaan, dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan
untuk pengambilan keputusan manajemen.
b. Bagi investor, dapat memberikan informasi dan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan keputusan dalam berinvestasi dimasa yang
akan datang.
c. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan acuan dalam penelitian