• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja lapangan Di Badan Narkotika Provinsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Praktek Kerja lapangan Di Badan Narkotika Provinsi"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1. 1 Sejarah Singkat Badan Narkotika Provinsi

Badan Narkotika Provinsi (BNP) Jawa Barat ditetapkan dengan keputusan Gubernur 2003 mengacu kepada keputusan Presiden Sebelum terbentuknya BNP Jawa Barat, wadah dalam penanggulangan penyalahgunaan Narkotika di tanda tanggani oleh Badan Koordinasi Pelaksana Daerah (BAKOLAKDA) Inpres Nomor 6 tahun 1971 sesuai dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat tanggal 19 Oktober 1978 nomor 1003/DK.100-As.I/SK/78 tentang Badan Koordinasi Pelakasanaan Daerah (BAKOLAKDA) Inpres 6/71 Jawa Barat.

Terbentuknya BAKOLAKDA mengacu kepada Inastruksi Presiden nomor 6 Tahun 1971 tentang penanggulangan, pemberantasan masalah-masalah yang menimbulkan gangguan Keamana dan Ketertipan Umum serta menghambat Pelaksanaan Pembangunan. Dan di pusat dibentuk Badan Koordinasi Pelaksana (BALKOLAK) Inpres Nomor 6 tahun 1971.

(2)

Provinsi Jawa Barat. Topoksi dari BAKOLAKDA Jawa Barat adalah menkoordinasikan semua kegiatan antara lain bidang Penanggulangan Imigran Gelap, Uang Palsu, Kenakalan Remaja, Subversif dan bidang penanggulangan penyalahgunaan Narkotika.

Pada Tahun 1995 sesuai Instruksi Presiden BAKOLAKDA Inpres No 6/71 dibubarkan sehingga dalam penanganan penyalahgunaan Narkotika ditangani oleh masing-masing sector dan pada tahun 1997 untuk mengkoordinir atau membentuk wadah dalam penanggulangan penyalahgunaan Narkotika, Gubernur Jawa Barat melalui Biro Bina Sosial mengadakan semiloka dengan mengundang Dinas Instansi, Lembaga terkait serta LSM, Organisasi Sosial, para pakar Cenndikiawan dan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dll, sehingga terbentuklah wadah yang diberi nama Badan Koordinasi Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika, Kenakalan Remaja dan Prostitusi (BKND) Provinsi Jawa Barat ditetapkan dengan surat keputusan Gubernur Jawa Barat.

(3)

Pada Tahun 2003 di pusat terbentuk Badan Narkotika Nasional (BNN), lembaga yang melaksanakan pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Psikotropika, Prekusor dan Zat Adektif lainya atau yang lebih dikenal dengan istilah NARKOBA, masih dalam tahun 2003 terbit juga keputusan bersama Menteri Pendayangunaan Aparatur Negara, Menteri Dalam Negeri dan Kepala Kepolisian Negara RI selaku Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN) nomor 04/SKB/M.PAN/12/2003, Nomor 127 tahun 2003 dan nomor 01/SKB/XII/2003/BNN tentang pedoman kelembangaan Badan Narkotika Kabupaten/Kota.

Dengan keputusan bersama tersebut diatas, dimana nomenklatur Badan Narkotika Daerah (BND) diseluruh Provinsi di Indonesia harus diubah nomenklaturnya menjadi Badan Narkotika Provinsi (BNP) ditetapkan oleh Gubernur dan di Kabupaten Kota menjadi Badan Narkotika Kota/Kabupaten (BNK) ditetapkan oleh Bupati/Walikota, termaksuk di Jawa Barat disesuaikan juga nomenklaturnya menjadi Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat dan ditetapkan oleh surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat nomor 135,1/Kep.1110-Bangsos/2003 tanggal 29 Desember 2003.

(4)

01/SKB/XII/2003/BNN tentang Pedoman Kelembagaan Badan Narkotika Provinsi dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota.

Untuk itu dengan dikeluarkannya Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat No.135.1/Kep.110/Bangsos/2003 tentang Pembentukan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya direvitalisasi dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat No 21 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat. Namun demikian sesuai perkembangan dan tuntutan kebutuhan lahirlah Peraturan Presiden No 83 tahun 2007 tentang BNN, BNP, BNK/Kota, yang pada intinya menuntut dibentuknya badan narkotika di daerah (BNP/BNK) yang disesuaikan dengan amanat Perpres tersebut dan PP 41 tahun 2007. Untuk menjawab kebutuhan tersebut di Jawa Barat telah dikeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No 24 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga lain Provinsi Jawa Barat. Dalam Perda tersebut salahsatunya adalah Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat.

Adapun Susunan Organisasi Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, terdiri atas :

a. Kalakhar

b. Sekretariat, membawahkan

1. Subbag Kepegawaian dan Umum 2. Subbag Keuangan

(5)

4. Subbidang Advokasi

5. Subbidang Pemberdayaan Masyarakat dan Penyuluhan 6. Bidang Penegakan Hukum, membawahkan

7. Subbidang Penyelidikan dan Penindakan 8. Subbidang Aset Hasil Rampasan

9. Bidang Pengendalian Operasi, membawahkan 10. Subbidang Database dan Jaringan

11. Subbidang Operasi

12. Bidang Terapi dan Rehabilitasi, membawahkan 13. Subbidang Medik

14. Subbidang Sosial dan Penyakit Komplikasi 15. Satuan Tugas

[image:5.612.259.414.528.668.2]

1.1.1 Logo dan Arti Logo Badan Narkotika Provinsi Gambar 1.1

Logo Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat

(6)

1. Biru : mengartikan tentang cinta dan menyayangi

2. Bulat : lingkaran pelindung bergandengan tanggan.

3. Bintang : kuat

1.1.2 Profil Perusahaan

Badan Narkotika Provinsi memiliki 5(lima) Bidang yang bergerak dalam tugas pokok dan fungsi nya masing-masing,di antaranya 4(empat) bidang bertugas dalam hal operasional terjun langsung di lapangan kepada masyarakat dengan melakukan kegiatan-kegiatan dan program-program kerja, dan ada 1(satu) bidang, yaitu Sekretariat dimana yang bertanggung jawab atau menkoordinasikan atau menerima dari hasil laporan-laporan dari setiap kegiatan bidang, dan yang mengelola keuangan.

(7)

1.1.3 Visi dan Misi Badan Narkotika Provinsi 1.1.3.1Visi Badan Narkotika Provinsi

Badan Narkotika Provinsi sebagai pilar utama agar Jawa Barat bebas penyalahgunaan narkoba tahun 2015.

1.1.3.2Misi Badan Narkotika Provinsi

1. Mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait dan masyarakat yang berhubungan dengan ketersediaan, pencegahan, penanggulangan, serta pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan zat aditif lainnya.

2 Melaksanakan pengawasan untuk imigrasi/kewarganegaraan, interdiksi untuk darat, laut dan udara, penjara/rumah tahanan, pencucian uang, dan pengendalian yang berhubungan dengan ketersediaan, pencegahan, penanggulangan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan zat aditif lainnya;

1.2 Sejarah Divisi Pengendalian Operasi

a. Bidang Pengendalian Operasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fasilitas pengkajian bahan kebijakan, pengorganisasian, rencana operasi, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi P4GN

(8)

 Penyelenggaraan fasilitas pengkajian bahan kebijakan,

strategi dan program pengendalian operasi.

 Penyelenggaraan fasilitas penyusunan kriteria dan

prosedur pelaksanaan pengendalian operasi, database dan jaringan sistem informasi.

 Penyelenggaraan fasilitas pengorganisasian dan

pelaksanaan program pengendalian operasi, database dan jaringan sistem informasi.

(9)

1.3 Struktur Organisasi Badan Narkotika Provinsi

Gambar 1.2

Bagan Struktur Organisasi Sekretariat BNP Jawa Barat

(Sumber : Data Arsip Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat) P O K J A F U N KALAKHAR SEKRETARIS Sub Bagian Kepegawaian & Umum Sub. Bagian Keuangan Bidang Penegakan Hukum

Bidang Terapi dan Rehabilitasi Bidang PengendalianOpera si Bidang Pencegahan Sub Bidang Advokasi Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat & luh

Sub Bidang Pengelolaan Aset Hasil Rampasan Sub Bidang Penyelidikan & Penindakan

Sub Bidang Data Base & Jaringan

Sub Bidang Operasi

Sub Bidang Medik

Sub Bidang Sosial & Penyakit Komplikasi

(10)

Keterangan Gambar / Struktur Organisasi Badan Narkotika Provinsi adalah sebagai berikut :

Kalakhar : H. Boy Kadafirman

 Sekretaris : Hj. R. Indah Kustinindah  Sub Kepegawaian & Umum : Tetty Setyawati

 Sub Bagian Keuangan :H. Asep Hikmat

Kabid Pencegahan : Engkus Sutisna

 Sub Bidang Advokasi :H. Hafid Setiawan  Sub Bidang Pemberdayaan : H. Endang Kurniawan

Masyarakat dan Penyuluhan

Kabid Penegakan Hukum : H. Keyo Sukarya

 Sub Bidang Penyelidikan : Denny Munajat

& Penindakan

 Sub Bidang Pengelolaan : H. Eddy

Aset Hasil Rampasan

Kabid Pengendalian Operasi: M. Nizar

 Sub Bidang Database : Hj. Ettyh Fatimah

& Jaringan

 Sub Bidang Operasi : H. Omma

Kabid Terapi : H. Danny

& Rehabilitasi

(11)

 Sub Bidang Sosial : Panca Rukhiyat

& Penyakit Komplikasi

Satuan Petugas : Kepolisian

1.4 Job Description

1. Tugas Kepala Pelaksana Harian

a. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas dalam rangka rangka membantu BNP melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

b. Menyelenggarakan Koordinasi atas pelaksanaan kebijakan pencegahan, penegakan Hukum, pengendalian operasi, terapi dan rehabilitasi.

c. Menyelenggarakan pemutusan jaringan peredaran gelap Narkotika, psikotropika, zat adiktif, precursor dan bahan berbahaya lainnya melalui Satgas.

d. Menyelenggarakan kerjasama Nasional, regional dan Internasional dalam rangka penanggulangan masalah Narkotika, psikotropika, zat adiktif, precursor dan bahan berbahaya lainnya.

(12)

f. Menyelenggarakan penyusunan Rencana Strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LKPJ dan LPPD Badan.

g. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.

h. Menyelenggarakan Koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam melaksanakan tugas di Kabupaten/Kota.

i. Menyelenggarakan pembangunan dan pengembangan system informasi P4GN.

j. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan BNP.

k. Menyelenggarakan pengkoordinasian operasional Satgas dalam P4GN.

l. Menyelenggarakan Koordinasi dengan unit kerja terkait.

m.Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

1. Sekretariat

a. Sekretariat dengan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan penyusunan program,

pengelolaan keuangan, kepegawaian dan umum.

(13)

 Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan

penyusunan program BNP.

 Penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan

program Sekretariat.

 Penyelenggaraan pengelolaan urusan kepegawaian,

umum dan keuangan. c. Sekretariat membawahkan :

 Subbagian Kepegawaian dan Umum.  Subbagian Keuangan

2. Bidang Pencegahan

a. Bidang Pencegahan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fasilitas pengkajian bahan kebijakan, pengorganisasian, pelaksanaan program dan strategi pencegahan penyalahgunaan Narkotika.

b. Dalam menyelenggarakan tugas pokok dimaksud Bidang Pencegahan mempunyai fungsi :

 Penyelenggaraan fasilitas pengkajian bahan kebijakan,

strategi dan program pencegahan penyalahgunaan Narkotika.

 penyelenggaraan fasilitas penyusunan kriteria dan

(14)

 Penyelenggaraan fasilitas pengorganisasian dan

pelaksanaan program, bimbingan teknis pelaksanaan advokasi, pemberdayaan masyarakat serta penerangan dan penyuluhan P4GN.

c. Bidang Pencegahan membawahkan :  Subbidang Advokasi.

 Subbidang Pemberdayaan Masyarakat dan Penyuluhan.

3. Bidang Penegakan Hukum

a. Bidang Penegakan Hukum mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fasilitas pengkajian bahan kebijakan dan pengkoordinasian kegiatan penyidik dan penindakan, serta pengelolaan aset hasil rampasan

b. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Bidang Penegakan Hukum mempunyai fungsi :

 Penyelenggaraan fasilitas pengkajian bahan kebijakan,

strategi dan program penegakan hukum.

 Penyelenggaraan fasilitas penyuluhan kriteria dan

prosedur pelaksanaan penyelidikan dan penindakan, serta pengelolaan aset dan hasil rampasan.

 Penyelenggaraan fasilitas pengorganisasian dan

(15)

rampasan, serta penyediaan sarana dan prasaranan penegakan hukum.

c. Bidang Penegakan Hukum membawahkan :

 Sub Bidang Penyelidikan dan Penindakan.

 Sub Bidang Pengelolaan Aset Hasil Rampasan.

4. Bidang Pengendalian Operasi

a. Bidang Pengendalian Operasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fasilitas pengkajian bahan kebijakan, pengorganisasian, rencana operasi, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi P4GN

b. Dalam menyelenggarakan tugas pokok dimaksud Bidang Dalop mempunyai fungsi:

 Penyelenggaraan fasilitas pengkajian bahan kebijakan,

strategi dan program pengendalian operasi.

 Penyelenggaraan fasilitas penyusunan kriteria dan

prosedur pelaksanaan pengendalian operasi, database dan jaringan sistem informasi.

 Penyelenggaraan fasilitas pengorganisasian dan

pelaksanaan program pengendalian operasi, database dan jaringan sistem informasi.

(16)

 Sub Bidang Operasi.

5. Bidang Terapi dan Rehabilitasi

a. Bidang Terapi dan Rehabilitasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fasilitasi pengkajian bahan kebijakan dan pelaksanaan koordinasi penyusunan, pengembangan standard, norma, prosedur, serta metode terapi dan rehabilitasi dan mempunyai fungsi sebagai berikut:

 Penyelenggaraan fasilitas pengkajian bahan kebijakan

terapi dan rehabilitasi.

 Penyelenggaraan fasilitas penyusunan dan pengembangan

standard, norma, prosedur dan metode terapi serta rehabilitasi.

 Penyelenggaraan fasilitas bimbingan teknis terapi dan

rehabilitasi.

b. Bidang Terapi dan Rehabilitasi membawahkan :  Sub Bidang Medik.

 Sub Bidang Sosial dan Penyakit Komplikasi.

1.5 Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana menjadi fasilitas kerja bagi para karyawan dalam

menunjang aktifitasnya sehari-hari dalam melakukan pekerjaan. Adapun fasilitas

(17)
[image:17.612.159.504.143.689.2]

Tabel 1.1 Sarana dan Prasarana

NO NAMA JUMLAH SATUAN

1 Kantor 1 Unit

2 Ruangan 14 Ruangan

3 Mesin tik manual protable 6 Unit

4 Filling cabinet 40 Buah

5 Brankas 2 Buah

6 Zice/sofa 5 buah

7 Pc. Unit 40 Unit

8 Note book 10 Unit

9 Cpu 40 Unit

10 Monitor 40 Unit

11 Printer 31 unit

12 Keyboard 40 Unit

13 Speaker active 25 Unit

(18)

15 Mouse 40 Unit

16 PC. server 2 Unit

17 Router 1 Unit

18 Modem 5 Unit

19 UPS/stabilizer 35 Unit

20 Wlreless 1 Unit

21 Web cam 16 Unit

22 Head set 16 Unit

23 Meja kursi 70 Buah

24 Meja rapat 4 Buah

25 Kursi kerja 60 Buah

26 Kursi rapat 25 Buah

27 Kamera 6 Unit

28 Proyektor/infocus 2 Unit

29 Handy cam 6 Unit

30 Power mixer 1 Unit

(19)

32 Rak computer server 2 Unit

33 Irigasi dan jaringan 1 Unit

(Sumber : Data Arsip Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat)

1.6 Lokasi dan Waktu PKL 1.6.1 Lokasi PKL

Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL), yang bertempatan

di Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat Jl. Cilaki No.51 Bandung 40115

Telp. (022) 7231209 Fax (022) 7208036.

1.6.2 Waktu PKL

(20)

2.1 Deskripsi Aktivitas Kerja

Dibawah ini adalah aktivitas kerja yang dilakukan oleh penulis selama PKL di Badan Narkotika Provinsi.Aktivitas yang selama penulis lakukan selama PKL di Badan Narkotika Provinsi terbagi dalam dua bagian yaitu kegiatan rutin dan kegiatan insidentil.

Kegiatan rutin adalah kegiatan yang biasa dilakukan oleh penulis selama Praktek Kerja Lapangan yang sifatnya sering dilakukan sehari-hari oleh penulis dan dilakukan di dalam lingkungan Badan Narkotika Provinsi seperti membaca koran,mengangkat telepon di Call Center BNP Jabar membuat surat kontrak, scanning file, mencari data berbagai Dinas Kota.

(21)

Untuk lebih jelasnya tentang kegiatan penulis selama PKL di Badan Narkotika Provinsidapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini :

Tabel 1.2

Aktivitas Selama PKL

TANGGAL KEGIATAN KETERANGAN

04 Juli 2011

05 Juli 2011

06 Juli 2011

Perkenalan kepada seluruh staf

Badan

Narkotika Provinsi, pemahaman

terhadap bahaya dari segala jenis

narkoba.

Mengikuti kegiatan aktivitas rutin

di Badan Narkotika Provinsi

mulai dari apel pagi, membantu

pekerjaan yang di tugaskan oleh

salah seorang staf BNP, hingga

apel sore.

Mengikuti kegiatan aktivitas rutin

di Badan Narkotika Provinsi

mulai dari apel pagi, membantu

 RUTIN

 RUTIN

[image:21.612.124.523.267.689.2]
(22)

07 Juli 2011

08 Juli 2011

11-13 Juli 2011

15 Juli 2011

pekerjaan yang di tugaskan oleh

salah seorang staf BNP, hingga

apel sore.

Mengikuti kegiatan aktivitas rutin

di Badan Narkotika Provinsi

mulai dari apel pagi, "Pembagian

Ruangan kerja ditempatkan di

Bidang Pengendalian Operasi",

hingga apel sore.

Hari Jumat mengikuti kegiatan

senam pagi bersama seluruh staf

karyawan BNP. Membantu

pekerjaan yang di tugaskan oleh

salah seorang staf BNP, hingga

apel sore.

Membantu menjadi panitia

Kegiatan Sosialisasi anti narkoba

di kalangan pegawai

negeri,bersama sama Bidang

Pengendalian Operasi di Hotel

Khatulistiwa di Jatinangor.

Hari Jumat mengikuti kegiatan

 RUTIN

 RUTIN

 INSIDENTIL

(23)

16 Juli 2011

18 Juli 2011

19 Juli 2011

22 Juli 2011

senam pagi bersama seluruh staf

karyawan BNP. Membantu

pekerjaan yang di tugaskan oleh

salah seorang staf BNP, hingga

apel sore.

Mengikuti kegiatan Outbond di

Cikole Lembang bersama

karyawan-karyawan Badan

Narkotika Provinsi

Mengikuti kegiatan aktivitas rutin

di Badan Narkotika Provinsi mulai dari apel pagi,"dilatih

menjadi Call Center BNP" hingga

apel sore.

Mengikuti kegiatan aktivitas rutin

di Badan Narkotika Provinsi

mulai dari apel pagi, "Menjadi

Operator Call Center Service

BNP", hingga apel sore.

Hari Jumat mengikuti kegiatan

senam pagi bersama seluruh staf

karyawan BNP. Membantu

 INSIDENTIL

 RUTIN

 RUTIN

(24)

25-26 Juli 2011

28 Juli 2011

29 Juli 2011

01-12 Agustus

2011

pekerjaan yang di tugaskan oleh

salah seorang staf BNP, hingga

apel sore.

Membantu menjadi panitia

Kegiatan Diklat Pelatihan Satpam

"Deteksi Dini Penyalahgunaan

NAPZA" bersama POLDA

JABAR di Hotel Lingga Buah

Batu Bandung.

Mengikuti kegiatan Operasi dan

Razia di Bogor (tempat-tempat

hiburan)

Hari Jumat mengikuti kegiatan

senam pagi bersama seluruh staf

karyawan BNP. Membantu

pekerjaan yang di tugaskan oleh

salah seorang staf BNP, hingga

apel sore.

Mengikuti kegiatan aktivitas rutin

di Badan Narkotika Provinsi

mulai dari apel pagi, membantu

pekerjaan yang di tugaskan oleh

 INSIDENTIL

 INSIDENTIL

 RUTIN

(25)

(Sumber : Data Penulis, Oktober 2011)

2.2 Deskripsi Praktek Kerja Lapangan

Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini, Penulis melakukan kegiatan rutin di kantor dan kegiatan insidentil. Adapun kegiatan rutin dan insidentil tersebut akan dijelaskan di bagian berikut.

2.2.1 Kegiatan Rutin

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, hampir tiap hari penulis datang pagi dan mengikuti kegiatan mulai dari apel pagi, membuat laporan.surat undangan, surat kontrak dll, sampai dengan waktunya pulang.

2.2.2 Berdiskusi Dengan Divisi HRD

Saat melakukan Praktek Kerja Lapangan penulis diberi pengetahuan tentang bagaimana Divisi HRD (Human Resource Department/ Development) berjalan. Sebagai seorang Humas selain bertugas membentuk pencitraan yang baik di mata publik tentunya seorang Humas juga dituntut untuk bisa mencoba membuat strategi komunikasi.Di Badan Narkotika Provinsi Divisi HRD adalah salah satu 15 Agustus 2011

salah seorang staf BNP, hingga

apel sore.

Hari terahir magang, pamit

kepada seluruh staf Badan

Narkotika Provinsi.

 RUTIN

(26)

divisi yang mewakili “Humas”untuk publik eksternal maupun internal

lembaga. Dalam menjalankan aktifitasnya divisi HRD (Human Resource Department/Development) adalah salah satu divisi yang sering bertemu dan bersentuhan dengan publik eksternal dan juga internal lembaga diantaranya membahas tentang program karyawan dan reward bagi karyawan.

2.2.3 Membuat Surat Persetujuan Kontrak

Pada kesempatan ini penulis diberi tugas untuk membuat Surat Persetujuan Kontrak berikut hasilnya :

Gambar 1.3

Surat Persetujuan Kontrak

(27)

2.2.4 Deskripsi Kegiatan Insidentil

1. Pengenalan Badan Narkotika Provinsi

Pada kesempatan ini penulis di beri penjelasan oleh Ibu Tetty Setyawati bahwa Badan Narkotika Provinsi sebagai Instansi/ Lembaga Pemerintahan yang bergerak di Pemberantasan Narkoba yang baru berdiri 3 tahun lebih ini belum memiliki Humas yang melembaga (state of being), walaupun begitu ada banyak fungsi divisi dari lembaga yang mewakili fungsi “Humas”.

Ibu Tetty menjelaskan bahwa beliau selaku Kassubag Kepegawaian dan Umum bertugas sebagai pengganti “Humas” untuk pihak internal dalam lembaga, diantaranya bertugas untuk menerima tamu dan juga mengurusi complain dan eksistensiyang datang dari berbagai pihak eksternal.

2. Mengikuti Kegiatan OutBond

Pada kesempatan ini penulis di ajak untuk mengikuti kegiatan “Outbond” di Cikole Lembang, yang mana kegiatan ini merupakan

suatu program kegiatan yang diselenggarakan oleh Divisi HRD (Human Resource Department / Development). Untuk mempererat tali persaudaraan antar karyawan, dan menjadikan hubungan yang baik dan selaras dalam lingkungan internal Badan Narkotika Provinsi.

3. Mengikuti Kegiatan Operasi dan Razia

(28)
[image:28.612.193.454.124.562.2]

dan Razia bersama sama dengan polisi dan juga reporter TVRI ke tempat-tempat hiburan malam di Bogor.

(29)

( Sumber : Dokumentasi Penulis 2011)

2.3 Analisis Tentang Humas

Istilah Public Relations yang di Indonesia secara umum diterjemahkan menjadi Hubungan Masyarakat. Unsur-unsur dasarnya memberi informasi, membujuk, dan mengintegrasikan khalayak selalu tampak dalam kehidupan masyarakat zaman dahulu. Gejala tersebut terlihat pada adanya hubungan yang harmonis diantara individu-individu, individu dengen kelompok, ataupun antar kelompok, di dalam pergaulan mereka.

Franks Jefkins, (2003:10). menyebutkanPublic Relations adalah bentuk komunikasi yang terencana baik itu ke dalam maupun ke luar, antara organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan – tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

(30)

Publicrelations adalah fungsi manajemen mengenai hubungan –

hubungan antara dua atau lebih organisasi dan publik, baik nasional maupun internasional, yang menghasilkan jenis hubungan yang diinginkan atau dipergunakan oleh organisasi – organisasi dan khalayak tersebut”.(Effendy, 2006:22)

Rex F. Harlow (1976) dalam Cutlip, Center, Broom (2005:4) berpendapat bahwa Publicrelations merupakan fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama; melibatkan manajemen dalam permasalahan atau persoalan; membantu manajemen menjadi tahu mengenai dan tanggap terhadap opini publik, menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik, mendukung menajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; berfungsi sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi kecenderungan; dan menggunakan riset serta komunikasi yang akal dan etis sebagai sarana utama.

(31)

1. Melaksanakan program terencana dan berkelanjutan sebagai bagian dari manajemen.

2. Menangani hubungan antara organisasi dan masyarakat.

3. Memantau kesadaran, pendapat, sikap, dan perilaku di dalam dan di luar organisasi.

4. Menganalisa dampak kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan terhadap masyarakat.

5. Menyesuaikan kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan yang diketahui bertentangan dengan kepentingan masyarakat dan kelangsungan hidup organisasi.

6. Memberi anjuran kepada manajemen perihal pembentukan kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan baru yang saling mengutungkan terhadap organisasi dan masyarakat.

7. Membentuk dan mengelolah komunikasi dua arah antara organisasi dan masyarakatnya.

8. Menghasilkan hubungan yang baru dan atau terpelihara antara organisasi dan masyarakatnya.

(32)

Ciri-ciri Humas menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M. A., di dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi yang dilancarkan berlangsung secara dua arah dan timbal balik. Didalam kegiatannya sehari-hari humas selalu melakukan komunikasi dua arah antara lembaga dengan pihak publik. Tujuannya untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagitercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi, yang kesemuanya untuk kemajuan lembaga atau citra positif lembaga bersangkutan.

2. Kegiatan yang dilakukan yaitu penyebaran informasi, penggiatan persuasi dan pengkajian pendapat umum. Kegiatan humas bisa kita contohkan pada sebuat perusahaan bisnis. Kegiatan menyebarkan informasi mengenai keberadaan perusahaannya bisa dilakukan melalui media-media cetak yang relevan. Tujuannya perusahaannya dapat dikenal oleh masyarakat.

3. Tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan organisasi tempat Humas menginduk. Tujuan Humas adalah sama dengan tujuan yang ingin dicapai organisasi tempatnya bekerja. Humas harus sejalan dan mendukung terhadap tujuan tersebut.

(33)

kegiatan-kegiatan atau program yang diperuntukan bagi orang-orang di dalam instansi atau di luar instansi. Untuk melakukan kegiatan-kegiatan komunikasi dengan berbagai pihak internal guna mencapai tujuan.

5. Efek yang diharapakan adalah terciptanya hubungan yang harmonis di dalam organisasi dan khalayak. Dari berbagai usaha-usaha komunikasi internal perusahaan yang dilakukan oleh Humas maka diharapkan akan terjalin keharmonisan di dalam perusahaan atau organisasi.

2.4 Analisa Praktek Kerja Lapangan

Public Relations sebagai bagian dari manajemen perusahaan/organisasi, berorientasi pada aktivitas yang dilakukan, untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan maksud menyesuaikan dirinya pada keadaan sekeliling dan memperkenalkan diri pada masyarakat.

Public Relations mempunyai tugas menjadi “garda terdepan” atau publikasi

kepada masyarakat agar citra organisasi tetap baik dan menjadi “mediator”

(34)

Badan Narkotika Provinsi yang pada saat ini belum memiliki Humas yang melembaga (state of being) atautidak memiliki Divisi Humas secara khusus yang berdiri sendiri . Dalam aktifitasnya tetap bisa menjalankan fungsi Humas dengan berbagai macam divisi yang mewakili Humas.Untuk internal perusahaan sendiri Badan Narkotika Provinsi mempunyai divisi HRD (Human Resource Department/Development).

HRD dalam menjalankan aktifitas sehari-harinya memang lekat dengan fungsi Humas dalam mengurusi publik internal lembaga dengan berbagai tanggung jawab:

1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja / Preparation and selection.

2. Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and evaluation. 3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation

and protection.

Namun karena belum adanya Humas yang melembaga di Badan Narkotika Provinsi, dalam aktifitasnya divisi HRD juga ikut membantu bekerja sebagai Humas untuk pihak internal/dalam lembaga, diantaranya bertugas untuk menerima tamu dan juga mengurusi complain yang datang dari berbagai pihak eksternal.

(35)

berbagai macam pengumuman diantarnya pengumuman adanya rapat organisasi dan program karyawan.

2.5 Analisis Pelayanan Perusahaan Kepada Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan

Ketika penulis memulai studi pendahuluan untuk bisa PKL di Badan Narkotika Provinsi, penulis bertemu dengan Ibu Tetty selaku HRD di Badan Narkotika Provinsi.Awal mula bertemu, sikap dari Ibu Tetty sangat ramah dan menyambut dengan baik kedatangan penulis.

Lewat perbincangan ringan penulis merasa nyaman saat bertemu Ibu Tetty dan akhirnya penulis diterima untuk bisa PKL di Badan Narkotika Provinsi.Saat hari pertama PKL di Badan Narkotika Provinsi sikap Ibu Tetty yang ramah dan menyambut dengan baik membuat penulis bisa mudah beradaptasi dengan suasana di dalam lembaga/instansi.

Penulis diperkenalkan dengan beberapa karyawan dari berbagai divisi dan juga Pemimpin Badan Narkotika Provinsi.Setiap hari pada saat PKL penulis diberi penjelasan dan juga arahan agar penulis bisa melaksanakan tugas yang diberikan.Keramahan dari karyawan Badan Narkotika Provinsi begitu terasa, disaat diantara mereka mencoba menyapa dan berbincang-bincang membuat penulis merasa diterima dengan baik oleh pihak perusahaan.

(36)

laporan, surat kontrak ke perusahaan, scanning file DBL, mencari data Dinas Kota Bandung,dll. Setiap tugas yang dikerjakan oleh penulis selalu mendapatkan pengarahan yang jelas, bilamana penulis merasa kurang mengerti tentang tugas yang di berikan, pembimbing dengan sabar menjelaskan kembali tentang tugas yang diberikan.

Suasana yang akrab antara satu sama lain di dalam lembaga membuat penulis merasa diterima dengan baik dan merasa nyaman. Penulis juga melihat suasana kekeluargaan diantara karyawan yang membuat penulis tidak merasa canggung untuk menyapa dan bertanya tentang kegiatan selama PKL ataupun yang bersangkutan dengan Badan Narkotika Provinsi.

Namun ada kalanya penulis dibatasi dalam hal-hal tertentu, seperti rapat untuk internal lembaga karena rapat ini hanya boleh di ikuti oleh pihak internal lembaga yang menyangkut evaluasi kinerja karyawan dan beberapa program kekaryawanan..

(37)
(38)

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan diBadan Narkotika Provinsi Jawa Barat, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat adalah suatu organisasi forum dan non struktural dibawah Pemerintah Jawa Barat dengan Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 54 Tahun 2002 diharapkan dapat memberikan kontribusi kreatif, disamping deskripsi mengenai kebijaksanaan yang berkaitan dengan dukungan pencegahan, penegakan hukum, terapi dan rehabilitasi, penelitian dan pengembangan serta pemberdayaan masyarakat melalui LSM, Ormas dan lembaga-lembaga lainnya dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba.

(39)

Narkotika Provinsi Jawa Barat tetap melaksanakan kegiatan-kegiatannya baik kegiatan Internal maupun Eksternal.

3. Kegitan yang dilakukan penulis selama melakukan kerja peraktek di Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat terdiri dari dua katogeri yaitu kegiatan rutin dan kegiatan insidentil, dari kedua kegiatan tersebut kegiatan rutin yang dilakukan penulis mengangkat telepon dan 12 kegiatan yang dilakukan secara insidentil yang diamanahkan kepada penulis untuk melakukan pekerjaan

4. Kegiatan PKL ini membuat penulis merasa bahwa ilmu yang dipelajari penulis selama diperkulihan sangat berarti ketika penulis menerapkan di Praktek Kerja Lapangan ini, penulis banyak sekali mendapatkan pengalaman kerja yang dilakukan di Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, selama Kerja Praktek Lapangan penulis mendapatkan pembelajaran yang cukup berarti yaitu tentang bahaya Narkotika.

3.2 Saran-saran.

3.2.1 Saran Untuk Lembaga

1. Kepada Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat harus lebih memfasilitasi kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam berbentuk kursi dan meja untuk tempat duduk dalam melakukan kegitan selama melakukan kerja praktek.

(40)

supaya kegitan kehumasan di Instansi biasa terlaksanakan dengan lebih efektif.

3. Bagian Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat sebaiknya memberikan Job Description terhadap mahasiswa PKL, untuk kemudahan kinerja dalam melaksanakan tugas yang diberikan. 3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa/I yang akan melakukan PKL

1. Untuk mahasiswa/I yang akan melakukan PKL harus ditingkatkan terlebih dahulu rasa percaya diri dan kemampuan dalam pengusahaan bidang yang kita tempuh di kuliah

2. Untuk mahasiswa/I yang akan melakukan PKL hendaknya lebih bisa menentukan perusahaan mana yang akan dijadikan dalam melakukan kegiatan yang dipilih untuk melakukan PKL

3. Untuk mahasiswa/I yang akan melakukan PKL harus bersifat sopan dan santun demi tercitranya nama baik universitas,dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan prusahaan/instansi yang akan dilakukan kegiatan PKL

(41)

JAWA BARAT

Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan

Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Oleh :

Nama : AYUB BADRUDIN

NIM : 41806101

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(42)

Abdurrachman, Oemi. 1990. Dasar-dasar Public Relations. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung

Franks Jefkins, 2003. Public Relations,edisi 5, Penerjemah Daniel Yadin. Jakarta. PT Erlangga.

John Tondowijojo 2004. Kedudukan Humas dalam Organisasi. PT Remaja Rosda Karya. Bandung

Onong, Uchjana Effendi. 1989. Kamus Komunikasi. CV Mandar Maju. Bandung

Ramdan, Deden. 2005. Dasar-Dasar Humas. Kencana Utama. Bandung Ruslan, Rosady. 1994. Praktik dan Solusi Public Relations dalam situasi kritis dan Pemulihan Citra. Ghalia Indonesia. Jakarta

Sumber Lain :

 www.bnpjabar.or.id

(43)

DATA PRIBADI

Nama : Ayub Badrudin

Nama Panggilan : Ayub

Tempat,Tanggal Lahir : Majalengka, 31 Juli 1987

Alamat : Jl. Puri Dago IV, Komplek Puri Dago Antapani Bandung Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : 1. Mahasiswa

2. Staf Pengendalian Operasi Badan Narkotika Provinsi

Ponsel : 0818230945

Tinggi/Berat : 177 / 68 kg

Hobby : Sepak Bola, Futsal, Billiard, Travelling

Facebook : Ayub_Vanz@yahoo.com

(44)

PENDIDIKAN FORMAL

2006-2012 : S1 Ilmu Komunikasi (Fisip – Humas), UNIKOM, Bandung

2003-2005 : SMUN 1 Majalengka 2002-2003 : SMU Al-Azhar 5 Cirebon 1999-2002 : SLTP Negeri 7 Cirebon.

(45)

Puji beserta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas segala rahmat dan karunia nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) tepat pada waktunya. Praktek Kerja Lapangan ini telah dilaksanakan di Badan Narkotika Provinsi selama 42 hari yaitu pada tanggal 04 Juli 2011 sampai 15 Agustus 201.

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini disusun berdasarkan hasil penelitian dan melakukan aktivitas lapangan selama penulis melakukan kegiatan praktek kerja di Badan Narkotika Provinsi. Laporan ini tidak dapat diselesaikan dengan baik apabila tidak ada dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan serta doa demi kelancaran praktek kerja lapangan.

Tidak lupa Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada:

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. Terima kasih telah memberikan kebijakan seperti halnya tanda tangan pada lembar pengesahan, dan lain sebagainya

(46)

Komputer Indonesia.

3. Yth. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Khususnya Ilmu Komunikasi, terima kasih atas segenap ilmunya.

4. Yth. Staff Sekretariat Jurusan Ilmu Komunikasi, terima kasih banyak atas kerjasamanya.

5. Bapak Boy Kadafirman selaku Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat yang memberikan tempat, kesempatan dan fasilitas praktek kerja lapangan kepada praktikan untuk melaksanakan praktek di Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat.

(47)

Gambar

Gambar 1.1
Tabel 1.1
                   Tabel 1.2           Aktivitas Selama PKL
Gambar 1.4 Foto Operasi Razia

Referensi

Dokumen terkait

Soal upaya hukum, Pemprov labar bisa .memberikan stlrat kepada presiden untuk meminta Menhut mencabut izin penge- lolaan Tangkubanperahu. Na- mun, jika upaya tersebut dila- kukan,

Dalam tulisan ini telah dibuktikan eksistensi lemma snake pada modul yang pembuktiannya didasarkan pada sifat barisan eksak didalam teori modul.. Terdapat tiga sifat barisan eksak

Implementasi nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dipandang cukup penting, karena memfokus-kan pada masalah-masalah sosial dan budaya di dalam masyarakat. Nilai-nilai

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK.. DI

Purba Jubel G,2009, ” Nilai Estetik dan Makna Simbol Tatak Graha Pada Masyarakat Pakpak Bharat”.Skripsi untuk memperoleh gelasS1 pada program Studi Seni

Tidak ada hubungan faktor – faktor yang mempengaruhi tari klasik gaya Surakarta terhadap keseimbangan pada penari.. Kata Kunci: Tari klasik gaya

melaksanakan penelitian dengan judul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola VoliMelalui Pendekatan SaintifikPada Siswa Kelas XSMA Negeri 1 Percut Sei

LAMPIRAN DATA