PENDAHULUAN
1. 1 Sejarah Singkat Badan Narkotika Provinsi
Badan Narkotika Provinsi (BNP) Jawa Barat ditetapkan dengan keputusan Gubernur 2003 mengacu kepada keputusan Presiden Sebelum terbentuknya BNP Jawa Barat, wadah dalam penanggulangan penyalahgunaan Narkotika di tanda tanggani oleh Badan Koordinasi Pelaksana Daerah (BAKOLAKDA) Inpres Nomor 6 tahun 1971 sesuai dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat tanggal 19 Oktober 1978 nomor 1003/DK.100-As.I/SK/78 tentang Badan Koordinasi Pelakasanaan Daerah (BAKOLAKDA) Inpres 6/71 Jawa Barat.
Terbentuknya BAKOLAKDA mengacu kepada Inastruksi Presiden nomor 6 Tahun 1971 tentang penanggulangan, pemberantasan masalah-masalah yang menimbulkan gangguan Keamana dan Ketertipan Umum serta menghambat Pelaksanaan Pembangunan. Dan di pusat dibentuk Badan Koordinasi Pelaksana (BALKOLAK) Inpres Nomor 6 tahun 1971.
Provinsi Jawa Barat. Topoksi dari BAKOLAKDA Jawa Barat adalah menkoordinasikan semua kegiatan antara lain bidang Penanggulangan Imigran Gelap, Uang Palsu, Kenakalan Remaja, Subversif dan bidang penanggulangan penyalahgunaan Narkotika.
Pada Tahun 1995 sesuai Instruksi Presiden BAKOLAKDA Inpres No 6/71 dibubarkan sehingga dalam penanganan penyalahgunaan Narkotika ditangani oleh masing-masing sector dan pada tahun 1997 untuk mengkoordinir atau membentuk wadah dalam penanggulangan penyalahgunaan Narkotika, Gubernur Jawa Barat melalui Biro Bina Sosial mengadakan semiloka dengan mengundang Dinas Instansi, Lembaga terkait serta LSM, Organisasi Sosial, para pakar Cenndikiawan dan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dll, sehingga terbentuklah wadah yang diberi nama Badan Koordinasi Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika, Kenakalan Remaja dan Prostitusi (BKND) Provinsi Jawa Barat ditetapkan dengan surat keputusan Gubernur Jawa Barat.
Pada Tahun 2003 di pusat terbentuk Badan Narkotika Nasional (BNN), lembaga yang melaksanakan pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Psikotropika, Prekusor dan Zat Adektif lainya atau yang lebih dikenal dengan istilah NARKOBA, masih dalam tahun 2003 terbit juga keputusan bersama Menteri Pendayangunaan Aparatur Negara, Menteri Dalam Negeri dan Kepala Kepolisian Negara RI selaku Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN) nomor 04/SKB/M.PAN/12/2003, Nomor 127 tahun 2003 dan nomor 01/SKB/XII/2003/BNN tentang pedoman kelembangaan Badan Narkotika Kabupaten/Kota.
Dengan keputusan bersama tersebut diatas, dimana nomenklatur Badan Narkotika Daerah (BND) diseluruh Provinsi di Indonesia harus diubah nomenklaturnya menjadi Badan Narkotika Provinsi (BNP) ditetapkan oleh Gubernur dan di Kabupaten Kota menjadi Badan Narkotika Kota/Kabupaten (BNK) ditetapkan oleh Bupati/Walikota, termaksuk di Jawa Barat disesuaikan juga nomenklaturnya menjadi Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat dan ditetapkan oleh surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat nomor 135,1/Kep.1110-Bangsos/2003 tanggal 29 Desember 2003.
01/SKB/XII/2003/BNN tentang Pedoman Kelembagaan Badan Narkotika Provinsi dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota.
Untuk itu dengan dikeluarkannya Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat No.135.1/Kep.110/Bangsos/2003 tentang Pembentukan Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya direvitalisasi dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat No 21 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat. Namun demikian sesuai perkembangan dan tuntutan kebutuhan lahirlah Peraturan Presiden No 83 tahun 2007 tentang BNN, BNP, BNK/Kota, yang pada intinya menuntut dibentuknya badan narkotika di daerah (BNP/BNK) yang disesuaikan dengan amanat Perpres tersebut dan PP 41 tahun 2007. Untuk menjawab kebutuhan tersebut di Jawa Barat telah dikeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No 24 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga lain Provinsi Jawa Barat. Dalam Perda tersebut salahsatunya adalah Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat.
Adapun Susunan Organisasi Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, terdiri atas :
a. Kalakhar
b. Sekretariat, membawahkan
1. Subbag Kepegawaian dan Umum 2. Subbag Keuangan
4. Subbidang Advokasi
5. Subbidang Pemberdayaan Masyarakat dan Penyuluhan 6. Bidang Penegakan Hukum, membawahkan
7. Subbidang Penyelidikan dan Penindakan 8. Subbidang Aset Hasil Rampasan
9. Bidang Pengendalian Operasi, membawahkan 10. Subbidang Database dan Jaringan
11. Subbidang Operasi
12. Bidang Terapi dan Rehabilitasi, membawahkan 13. Subbidang Medik
14. Subbidang Sosial dan Penyakit Komplikasi 15. Satuan Tugas
[image:5.612.259.414.528.668.2]1.1.1 Logo dan Arti Logo Badan Narkotika Provinsi Gambar 1.1
Logo Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat
1. Biru : mengartikan tentang cinta dan menyayangi
2. Bulat : lingkaran pelindung bergandengan tanggan.
3. Bintang : kuat
1.1.2 Profil Perusahaan
Badan Narkotika Provinsi memiliki 5(lima) Bidang yang bergerak dalam tugas pokok dan fungsi nya masing-masing,di antaranya 4(empat) bidang bertugas dalam hal operasional terjun langsung di lapangan kepada masyarakat dengan melakukan kegiatan-kegiatan dan program-program kerja, dan ada 1(satu) bidang, yaitu Sekretariat dimana yang bertanggung jawab atau menkoordinasikan atau menerima dari hasil laporan-laporan dari setiap kegiatan bidang, dan yang mengelola keuangan.
1.1.3 Visi dan Misi Badan Narkotika Provinsi 1.1.3.1Visi Badan Narkotika Provinsi
Badan Narkotika Provinsi sebagai pilar utama agar Jawa Barat bebas penyalahgunaan narkoba tahun 2015.
1.1.3.2Misi Badan Narkotika Provinsi
1. Mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait dan masyarakat yang berhubungan dengan ketersediaan, pencegahan, penanggulangan, serta pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan zat aditif lainnya.
2 Melaksanakan pengawasan untuk imigrasi/kewarganegaraan, interdiksi untuk darat, laut dan udara, penjara/rumah tahanan, pencucian uang, dan pengendalian yang berhubungan dengan ketersediaan, pencegahan, penanggulangan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan zat aditif lainnya;
1.2 Sejarah Divisi Pengendalian Operasi
a. Bidang Pengendalian Operasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fasilitas pengkajian bahan kebijakan, pengorganisasian, rencana operasi, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi P4GN
Penyelenggaraan fasilitas pengkajian bahan kebijakan,
strategi dan program pengendalian operasi.
Penyelenggaraan fasilitas penyusunan kriteria dan
prosedur pelaksanaan pengendalian operasi, database dan jaringan sistem informasi.
Penyelenggaraan fasilitas pengorganisasian dan
pelaksanaan program pengendalian operasi, database dan jaringan sistem informasi.
1.3 Struktur Organisasi Badan Narkotika Provinsi
Gambar 1.2
Bagan Struktur Organisasi Sekretariat BNP Jawa Barat
(Sumber : Data Arsip Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat) P O K J A F U N KALAKHAR SEKRETARIS Sub Bagian Kepegawaian & Umum Sub. Bagian Keuangan Bidang Penegakan Hukum
Bidang Terapi dan Rehabilitasi Bidang PengendalianOpera si Bidang Pencegahan Sub Bidang Advokasi Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat & luh
Sub Bidang Pengelolaan Aset Hasil Rampasan Sub Bidang Penyelidikan & Penindakan
Sub Bidang Data Base & Jaringan
Sub Bidang Operasi
Sub Bidang Medik
Sub Bidang Sosial & Penyakit Komplikasi
Keterangan Gambar / Struktur Organisasi Badan Narkotika Provinsi adalah sebagai berikut :
Kalakhar : H. Boy Kadafirman
Sekretaris : Hj. R. Indah Kustinindah Sub Kepegawaian & Umum : Tetty Setyawati
Sub Bagian Keuangan :H. Asep Hikmat
Kabid Pencegahan : Engkus Sutisna
Sub Bidang Advokasi :H. Hafid Setiawan Sub Bidang Pemberdayaan : H. Endang Kurniawan
Masyarakat dan Penyuluhan
Kabid Penegakan Hukum : H. Keyo Sukarya
Sub Bidang Penyelidikan : Denny Munajat
& Penindakan
Sub Bidang Pengelolaan : H. Eddy
Aset Hasil Rampasan
Kabid Pengendalian Operasi: M. Nizar
Sub Bidang Database : Hj. Ettyh Fatimah
& Jaringan
Sub Bidang Operasi : H. Omma
Kabid Terapi : H. Danny
& Rehabilitasi
Sub Bidang Sosial : Panca Rukhiyat
& Penyakit Komplikasi
Satuan Petugas : Kepolisian
1.4 Job Description
1. Tugas Kepala Pelaksana Harian
a. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas dalam rangka rangka membantu BNP melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
b. Menyelenggarakan Koordinasi atas pelaksanaan kebijakan pencegahan, penegakan Hukum, pengendalian operasi, terapi dan rehabilitasi.
c. Menyelenggarakan pemutusan jaringan peredaran gelap Narkotika, psikotropika, zat adiktif, precursor dan bahan berbahaya lainnya melalui Satgas.
d. Menyelenggarakan kerjasama Nasional, regional dan Internasional dalam rangka penanggulangan masalah Narkotika, psikotropika, zat adiktif, precursor dan bahan berbahaya lainnya.
f. Menyelenggarakan penyusunan Rencana Strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LKPJ dan LPPD Badan.
g. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.
h. Menyelenggarakan Koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam melaksanakan tugas di Kabupaten/Kota.
i. Menyelenggarakan pembangunan dan pengembangan system informasi P4GN.
j. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan BNP.
k. Menyelenggarakan pengkoordinasian operasional Satgas dalam P4GN.
l. Menyelenggarakan Koordinasi dengan unit kerja terkait.
m.Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
1. Sekretariat
a. Sekretariat dengan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan penyusunan program,
pengelolaan keuangan, kepegawaian dan umum.
Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan
penyusunan program BNP.
Penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan
program Sekretariat.
Penyelenggaraan pengelolaan urusan kepegawaian,
umum dan keuangan. c. Sekretariat membawahkan :
Subbagian Kepegawaian dan Umum. Subbagian Keuangan
2. Bidang Pencegahan
a. Bidang Pencegahan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fasilitas pengkajian bahan kebijakan, pengorganisasian, pelaksanaan program dan strategi pencegahan penyalahgunaan Narkotika.
b. Dalam menyelenggarakan tugas pokok dimaksud Bidang Pencegahan mempunyai fungsi :
Penyelenggaraan fasilitas pengkajian bahan kebijakan,
strategi dan program pencegahan penyalahgunaan Narkotika.
penyelenggaraan fasilitas penyusunan kriteria dan
Penyelenggaraan fasilitas pengorganisasian dan
pelaksanaan program, bimbingan teknis pelaksanaan advokasi, pemberdayaan masyarakat serta penerangan dan penyuluhan P4GN.
c. Bidang Pencegahan membawahkan : Subbidang Advokasi.
Subbidang Pemberdayaan Masyarakat dan Penyuluhan.
3. Bidang Penegakan Hukum
a. Bidang Penegakan Hukum mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fasilitas pengkajian bahan kebijakan dan pengkoordinasian kegiatan penyidik dan penindakan, serta pengelolaan aset hasil rampasan
b. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Bidang Penegakan Hukum mempunyai fungsi :
Penyelenggaraan fasilitas pengkajian bahan kebijakan,
strategi dan program penegakan hukum.
Penyelenggaraan fasilitas penyuluhan kriteria dan
prosedur pelaksanaan penyelidikan dan penindakan, serta pengelolaan aset dan hasil rampasan.
Penyelenggaraan fasilitas pengorganisasian dan
rampasan, serta penyediaan sarana dan prasaranan penegakan hukum.
c. Bidang Penegakan Hukum membawahkan :
Sub Bidang Penyelidikan dan Penindakan.
Sub Bidang Pengelolaan Aset Hasil Rampasan.
4. Bidang Pengendalian Operasi
a. Bidang Pengendalian Operasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fasilitas pengkajian bahan kebijakan, pengorganisasian, rencana operasi, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi P4GN
b. Dalam menyelenggarakan tugas pokok dimaksud Bidang Dalop mempunyai fungsi:
Penyelenggaraan fasilitas pengkajian bahan kebijakan,
strategi dan program pengendalian operasi.
Penyelenggaraan fasilitas penyusunan kriteria dan
prosedur pelaksanaan pengendalian operasi, database dan jaringan sistem informasi.
Penyelenggaraan fasilitas pengorganisasian dan
pelaksanaan program pengendalian operasi, database dan jaringan sistem informasi.
Sub Bidang Operasi.
5. Bidang Terapi dan Rehabilitasi
a. Bidang Terapi dan Rehabilitasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fasilitasi pengkajian bahan kebijakan dan pelaksanaan koordinasi penyusunan, pengembangan standard, norma, prosedur, serta metode terapi dan rehabilitasi dan mempunyai fungsi sebagai berikut:
Penyelenggaraan fasilitas pengkajian bahan kebijakan
terapi dan rehabilitasi.
Penyelenggaraan fasilitas penyusunan dan pengembangan
standard, norma, prosedur dan metode terapi serta rehabilitasi.
Penyelenggaraan fasilitas bimbingan teknis terapi dan
rehabilitasi.
b. Bidang Terapi dan Rehabilitasi membawahkan : Sub Bidang Medik.
Sub Bidang Sosial dan Penyakit Komplikasi.
1.5 Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana menjadi fasilitas kerja bagi para karyawan dalam
menunjang aktifitasnya sehari-hari dalam melakukan pekerjaan. Adapun fasilitas
Tabel 1.1 Sarana dan Prasarana
NO NAMA JUMLAH SATUAN
1 Kantor 1 Unit
2 Ruangan 14 Ruangan
3 Mesin tik manual protable 6 Unit
4 Filling cabinet 40 Buah
5 Brankas 2 Buah
6 Zice/sofa 5 buah
7 Pc. Unit 40 Unit
8 Note book 10 Unit
9 Cpu 40 Unit
10 Monitor 40 Unit
11 Printer 31 unit
12 Keyboard 40 Unit
13 Speaker active 25 Unit
15 Mouse 40 Unit
16 PC. server 2 Unit
17 Router 1 Unit
18 Modem 5 Unit
19 UPS/stabilizer 35 Unit
20 Wlreless 1 Unit
21 Web cam 16 Unit
22 Head set 16 Unit
23 Meja kursi 70 Buah
24 Meja rapat 4 Buah
25 Kursi kerja 60 Buah
26 Kursi rapat 25 Buah
27 Kamera 6 Unit
28 Proyektor/infocus 2 Unit
29 Handy cam 6 Unit
30 Power mixer 1 Unit
32 Rak computer server 2 Unit
33 Irigasi dan jaringan 1 Unit
(Sumber : Data Arsip Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat)
1.6 Lokasi dan Waktu PKL 1.6.1 Lokasi PKL
Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL), yang bertempatan
di Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat Jl. Cilaki No.51 Bandung 40115
Telp. (022) 7231209 Fax (022) 7208036.
1.6.2 Waktu PKL
2.1 Deskripsi Aktivitas Kerja
Dibawah ini adalah aktivitas kerja yang dilakukan oleh penulis selama PKL di Badan Narkotika Provinsi.Aktivitas yang selama penulis lakukan selama PKL di Badan Narkotika Provinsi terbagi dalam dua bagian yaitu kegiatan rutin dan kegiatan insidentil.
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang biasa dilakukan oleh penulis selama Praktek Kerja Lapangan yang sifatnya sering dilakukan sehari-hari oleh penulis dan dilakukan di dalam lingkungan Badan Narkotika Provinsi seperti membaca koran,mengangkat telepon di Call Center BNP Jabar membuat surat kontrak, scanning file, mencari data berbagai Dinas Kota.
Untuk lebih jelasnya tentang kegiatan penulis selama PKL di Badan Narkotika Provinsidapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini :
Tabel 1.2
Aktivitas Selama PKL
TANGGAL KEGIATAN KETERANGAN
04 Juli 2011
05 Juli 2011
06 Juli 2011
Perkenalan kepada seluruh staf
Badan
Narkotika Provinsi, pemahaman
terhadap bahaya dari segala jenis
narkoba.
Mengikuti kegiatan aktivitas rutin
di Badan Narkotika Provinsi
mulai dari apel pagi, membantu
pekerjaan yang di tugaskan oleh
salah seorang staf BNP, hingga
apel sore.
Mengikuti kegiatan aktivitas rutin
di Badan Narkotika Provinsi
mulai dari apel pagi, membantu
RUTIN
RUTIN
[image:21.612.124.523.267.689.2]07 Juli 2011
08 Juli 2011
11-13 Juli 2011
15 Juli 2011
pekerjaan yang di tugaskan oleh
salah seorang staf BNP, hingga
apel sore.
Mengikuti kegiatan aktivitas rutin
di Badan Narkotika Provinsi
mulai dari apel pagi, "Pembagian
Ruangan kerja ditempatkan di
Bidang Pengendalian Operasi",
hingga apel sore.
Hari Jumat mengikuti kegiatan
senam pagi bersama seluruh staf
karyawan BNP. Membantu
pekerjaan yang di tugaskan oleh
salah seorang staf BNP, hingga
apel sore.
Membantu menjadi panitia
Kegiatan Sosialisasi anti narkoba
di kalangan pegawai
negeri,bersama sama Bidang
Pengendalian Operasi di Hotel
Khatulistiwa di Jatinangor.
Hari Jumat mengikuti kegiatan
RUTIN
RUTIN
INSIDENTIL
16 Juli 2011
18 Juli 2011
19 Juli 2011
22 Juli 2011
senam pagi bersama seluruh staf
karyawan BNP. Membantu
pekerjaan yang di tugaskan oleh
salah seorang staf BNP, hingga
apel sore.
Mengikuti kegiatan Outbond di
Cikole Lembang bersama
karyawan-karyawan Badan
Narkotika Provinsi
Mengikuti kegiatan aktivitas rutin
di Badan Narkotika Provinsi mulai dari apel pagi,"dilatih
menjadi Call Center BNP" hingga
apel sore.
Mengikuti kegiatan aktivitas rutin
di Badan Narkotika Provinsi
mulai dari apel pagi, "Menjadi
Operator Call Center Service
BNP", hingga apel sore.
Hari Jumat mengikuti kegiatan
senam pagi bersama seluruh staf
karyawan BNP. Membantu
INSIDENTIL
RUTIN
RUTIN
25-26 Juli 2011
28 Juli 2011
29 Juli 2011
01-12 Agustus
2011
pekerjaan yang di tugaskan oleh
salah seorang staf BNP, hingga
apel sore.
Membantu menjadi panitia
Kegiatan Diklat Pelatihan Satpam
"Deteksi Dini Penyalahgunaan
NAPZA" bersama POLDA
JABAR di Hotel Lingga Buah
Batu Bandung.
Mengikuti kegiatan Operasi dan
Razia di Bogor (tempat-tempat
hiburan)
Hari Jumat mengikuti kegiatan
senam pagi bersama seluruh staf
karyawan BNP. Membantu
pekerjaan yang di tugaskan oleh
salah seorang staf BNP, hingga
apel sore.
Mengikuti kegiatan aktivitas rutin
di Badan Narkotika Provinsi
mulai dari apel pagi, membantu
pekerjaan yang di tugaskan oleh
INSIDENTIL
INSIDENTIL
RUTIN
(Sumber : Data Penulis, Oktober 2011)
2.2 Deskripsi Praktek Kerja Lapangan
Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini, Penulis melakukan kegiatan rutin di kantor dan kegiatan insidentil. Adapun kegiatan rutin dan insidentil tersebut akan dijelaskan di bagian berikut.
2.2.1 Kegiatan Rutin
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, hampir tiap hari penulis datang pagi dan mengikuti kegiatan mulai dari apel pagi, membuat laporan.surat undangan, surat kontrak dll, sampai dengan waktunya pulang.
2.2.2 Berdiskusi Dengan Divisi HRD
Saat melakukan Praktek Kerja Lapangan penulis diberi pengetahuan tentang bagaimana Divisi HRD (Human Resource Department/ Development) berjalan. Sebagai seorang Humas selain bertugas membentuk pencitraan yang baik di mata publik tentunya seorang Humas juga dituntut untuk bisa mencoba membuat strategi komunikasi.Di Badan Narkotika Provinsi Divisi HRD adalah salah satu 15 Agustus 2011
salah seorang staf BNP, hingga
apel sore.
Hari terahir magang, pamit
kepada seluruh staf Badan
Narkotika Provinsi.
RUTIN
divisi yang mewakili “Humas”untuk publik eksternal maupun internal
lembaga. Dalam menjalankan aktifitasnya divisi HRD (Human Resource Department/Development) adalah salah satu divisi yang sering bertemu dan bersentuhan dengan publik eksternal dan juga internal lembaga diantaranya membahas tentang program karyawan dan reward bagi karyawan.
2.2.3 Membuat Surat Persetujuan Kontrak
Pada kesempatan ini penulis diberi tugas untuk membuat Surat Persetujuan Kontrak berikut hasilnya :
Gambar 1.3
Surat Persetujuan Kontrak
2.2.4 Deskripsi Kegiatan Insidentil
1. Pengenalan Badan Narkotika Provinsi
Pada kesempatan ini penulis di beri penjelasan oleh Ibu Tetty Setyawati bahwa Badan Narkotika Provinsi sebagai Instansi/ Lembaga Pemerintahan yang bergerak di Pemberantasan Narkoba yang baru berdiri 3 tahun lebih ini belum memiliki Humas yang melembaga (state of being), walaupun begitu ada banyak fungsi divisi dari lembaga yang mewakili fungsi “Humas”.
Ibu Tetty menjelaskan bahwa beliau selaku Kassubag Kepegawaian dan Umum bertugas sebagai pengganti “Humas” untuk pihak internal dalam lembaga, diantaranya bertugas untuk menerima tamu dan juga mengurusi complain dan eksistensiyang datang dari berbagai pihak eksternal.
2. Mengikuti Kegiatan OutBond
Pada kesempatan ini penulis di ajak untuk mengikuti kegiatan “Outbond” di Cikole Lembang, yang mana kegiatan ini merupakan
suatu program kegiatan yang diselenggarakan oleh Divisi HRD (Human Resource Department / Development). Untuk mempererat tali persaudaraan antar karyawan, dan menjadikan hubungan yang baik dan selaras dalam lingkungan internal Badan Narkotika Provinsi.
3. Mengikuti Kegiatan Operasi dan Razia
dan Razia bersama sama dengan polisi dan juga reporter TVRI ke tempat-tempat hiburan malam di Bogor.
( Sumber : Dokumentasi Penulis 2011)
2.3 Analisis Tentang Humas
Istilah Public Relations yang di Indonesia secara umum diterjemahkan menjadi Hubungan Masyarakat. Unsur-unsur dasarnya memberi informasi, membujuk, dan mengintegrasikan khalayak selalu tampak dalam kehidupan masyarakat zaman dahulu. Gejala tersebut terlihat pada adanya hubungan yang harmonis diantara individu-individu, individu dengen kelompok, ataupun antar kelompok, di dalam pergaulan mereka.
Franks Jefkins, (2003:10). menyebutkanPublic Relations adalah bentuk komunikasi yang terencana baik itu ke dalam maupun ke luar, antara organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan – tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
“Publicrelations adalah fungsi manajemen mengenai hubungan –
hubungan antara dua atau lebih organisasi dan publik, baik nasional maupun internasional, yang menghasilkan jenis hubungan yang diinginkan atau dipergunakan oleh organisasi – organisasi dan khalayak tersebut”.(Effendy, 2006:22)
Rex F. Harlow (1976) dalam Cutlip, Center, Broom (2005:4) berpendapat bahwa Publicrelations merupakan fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama; melibatkan manajemen dalam permasalahan atau persoalan; membantu manajemen menjadi tahu mengenai dan tanggap terhadap opini publik, menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik, mendukung menajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; berfungsi sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi kecenderungan; dan menggunakan riset serta komunikasi yang akal dan etis sebagai sarana utama.
1. Melaksanakan program terencana dan berkelanjutan sebagai bagian dari manajemen.
2. Menangani hubungan antara organisasi dan masyarakat.
3. Memantau kesadaran, pendapat, sikap, dan perilaku di dalam dan di luar organisasi.
4. Menganalisa dampak kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan terhadap masyarakat.
5. Menyesuaikan kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan yang diketahui bertentangan dengan kepentingan masyarakat dan kelangsungan hidup organisasi.
6. Memberi anjuran kepada manajemen perihal pembentukan kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan baru yang saling mengutungkan terhadap organisasi dan masyarakat.
7. Membentuk dan mengelolah komunikasi dua arah antara organisasi dan masyarakatnya.
8. Menghasilkan hubungan yang baru dan atau terpelihara antara organisasi dan masyarakatnya.
Ciri-ciri Humas menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M. A., di dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik adalah sebagai berikut :
1. Komunikasi yang dilancarkan berlangsung secara dua arah dan timbal balik. Didalam kegiatannya sehari-hari humas selalu melakukan komunikasi dua arah antara lembaga dengan pihak publik. Tujuannya untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagitercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi, yang kesemuanya untuk kemajuan lembaga atau citra positif lembaga bersangkutan.
2. Kegiatan yang dilakukan yaitu penyebaran informasi, penggiatan persuasi dan pengkajian pendapat umum. Kegiatan humas bisa kita contohkan pada sebuat perusahaan bisnis. Kegiatan menyebarkan informasi mengenai keberadaan perusahaannya bisa dilakukan melalui media-media cetak yang relevan. Tujuannya perusahaannya dapat dikenal oleh masyarakat.
3. Tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan organisasi tempat Humas menginduk. Tujuan Humas adalah sama dengan tujuan yang ingin dicapai organisasi tempatnya bekerja. Humas harus sejalan dan mendukung terhadap tujuan tersebut.
kegiatan-kegiatan atau program yang diperuntukan bagi orang-orang di dalam instansi atau di luar instansi. Untuk melakukan kegiatan-kegiatan komunikasi dengan berbagai pihak internal guna mencapai tujuan.
5. Efek yang diharapakan adalah terciptanya hubungan yang harmonis di dalam organisasi dan khalayak. Dari berbagai usaha-usaha komunikasi internal perusahaan yang dilakukan oleh Humas maka diharapkan akan terjalin keharmonisan di dalam perusahaan atau organisasi.
2.4 Analisa Praktek Kerja Lapangan
Public Relations sebagai bagian dari manajemen perusahaan/organisasi, berorientasi pada aktivitas yang dilakukan, untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan maksud menyesuaikan dirinya pada keadaan sekeliling dan memperkenalkan diri pada masyarakat.
Public Relations mempunyai tugas menjadi “garda terdepan” atau publikasi
kepada masyarakat agar citra organisasi tetap baik dan menjadi “mediator”
Badan Narkotika Provinsi yang pada saat ini belum memiliki Humas yang melembaga (state of being) atautidak memiliki Divisi Humas secara khusus yang berdiri sendiri . Dalam aktifitasnya tetap bisa menjalankan fungsi Humas dengan berbagai macam divisi yang mewakili Humas.Untuk internal perusahaan sendiri Badan Narkotika Provinsi mempunyai divisi HRD (Human Resource Department/Development).
HRD dalam menjalankan aktifitas sehari-harinya memang lekat dengan fungsi Humas dalam mengurusi publik internal lembaga dengan berbagai tanggung jawab:
1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja / Preparation and selection.
2. Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and evaluation. 3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation
and protection.
Namun karena belum adanya Humas yang melembaga di Badan Narkotika Provinsi, dalam aktifitasnya divisi HRD juga ikut membantu bekerja sebagai Humas untuk pihak internal/dalam lembaga, diantaranya bertugas untuk menerima tamu dan juga mengurusi complain yang datang dari berbagai pihak eksternal.
berbagai macam pengumuman diantarnya pengumuman adanya rapat organisasi dan program karyawan.
2.5 Analisis Pelayanan Perusahaan Kepada Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan
Ketika penulis memulai studi pendahuluan untuk bisa PKL di Badan Narkotika Provinsi, penulis bertemu dengan Ibu Tetty selaku HRD di Badan Narkotika Provinsi.Awal mula bertemu, sikap dari Ibu Tetty sangat ramah dan menyambut dengan baik kedatangan penulis.
Lewat perbincangan ringan penulis merasa nyaman saat bertemu Ibu Tetty dan akhirnya penulis diterima untuk bisa PKL di Badan Narkotika Provinsi.Saat hari pertama PKL di Badan Narkotika Provinsi sikap Ibu Tetty yang ramah dan menyambut dengan baik membuat penulis bisa mudah beradaptasi dengan suasana di dalam lembaga/instansi.
Penulis diperkenalkan dengan beberapa karyawan dari berbagai divisi dan juga Pemimpin Badan Narkotika Provinsi.Setiap hari pada saat PKL penulis diberi penjelasan dan juga arahan agar penulis bisa melaksanakan tugas yang diberikan.Keramahan dari karyawan Badan Narkotika Provinsi begitu terasa, disaat diantara mereka mencoba menyapa dan berbincang-bincang membuat penulis merasa diterima dengan baik oleh pihak perusahaan.
laporan, surat kontrak ke perusahaan, scanning file DBL, mencari data Dinas Kota Bandung,dll. Setiap tugas yang dikerjakan oleh penulis selalu mendapatkan pengarahan yang jelas, bilamana penulis merasa kurang mengerti tentang tugas yang di berikan, pembimbing dengan sabar menjelaskan kembali tentang tugas yang diberikan.
Suasana yang akrab antara satu sama lain di dalam lembaga membuat penulis merasa diterima dengan baik dan merasa nyaman. Penulis juga melihat suasana kekeluargaan diantara karyawan yang membuat penulis tidak merasa canggung untuk menyapa dan bertanya tentang kegiatan selama PKL ataupun yang bersangkutan dengan Badan Narkotika Provinsi.
Namun ada kalanya penulis dibatasi dalam hal-hal tertentu, seperti rapat untuk internal lembaga karena rapat ini hanya boleh di ikuti oleh pihak internal lembaga yang menyangkut evaluasi kinerja karyawan dan beberapa program kekaryawanan..
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan diBadan Narkotika Provinsi Jawa Barat, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat adalah suatu organisasi forum dan non struktural dibawah Pemerintah Jawa Barat dengan Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 54 Tahun 2002 diharapkan dapat memberikan kontribusi kreatif, disamping deskripsi mengenai kebijaksanaan yang berkaitan dengan dukungan pencegahan, penegakan hukum, terapi dan rehabilitasi, penelitian dan pengembangan serta pemberdayaan masyarakat melalui LSM, Ormas dan lembaga-lembaga lainnya dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba.
Narkotika Provinsi Jawa Barat tetap melaksanakan kegiatan-kegiatannya baik kegiatan Internal maupun Eksternal.
3. Kegitan yang dilakukan penulis selama melakukan kerja peraktek di Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat terdiri dari dua katogeri yaitu kegiatan rutin dan kegiatan insidentil, dari kedua kegiatan tersebut kegiatan rutin yang dilakukan penulis mengangkat telepon dan 12 kegiatan yang dilakukan secara insidentil yang diamanahkan kepada penulis untuk melakukan pekerjaan
4. Kegiatan PKL ini membuat penulis merasa bahwa ilmu yang dipelajari penulis selama diperkulihan sangat berarti ketika penulis menerapkan di Praktek Kerja Lapangan ini, penulis banyak sekali mendapatkan pengalaman kerja yang dilakukan di Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat, selama Kerja Praktek Lapangan penulis mendapatkan pembelajaran yang cukup berarti yaitu tentang bahaya Narkotika.
3.2 Saran-saran.
3.2.1 Saran Untuk Lembaga
1. Kepada Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat harus lebih memfasilitasi kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam berbentuk kursi dan meja untuk tempat duduk dalam melakukan kegitan selama melakukan kerja praktek.
supaya kegitan kehumasan di Instansi biasa terlaksanakan dengan lebih efektif.
3. Bagian Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat sebaiknya memberikan Job Description terhadap mahasiswa PKL, untuk kemudahan kinerja dalam melaksanakan tugas yang diberikan. 3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa/I yang akan melakukan PKL
1. Untuk mahasiswa/I yang akan melakukan PKL harus ditingkatkan terlebih dahulu rasa percaya diri dan kemampuan dalam pengusahaan bidang yang kita tempuh di kuliah
2. Untuk mahasiswa/I yang akan melakukan PKL hendaknya lebih bisa menentukan perusahaan mana yang akan dijadikan dalam melakukan kegiatan yang dipilih untuk melakukan PKL
3. Untuk mahasiswa/I yang akan melakukan PKL harus bersifat sopan dan santun demi tercitranya nama baik universitas,dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan prusahaan/instansi yang akan dilakukan kegiatan PKL
JAWA BARAT
Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Oleh :
Nama : AYUB BADRUDIN
NIM : 41806101
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
Abdurrachman, Oemi. 1990. Dasar-dasar Public Relations. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung
Franks Jefkins, 2003. Public Relations,edisi 5, Penerjemah Daniel Yadin. Jakarta. PT Erlangga.
John Tondowijojo 2004. Kedudukan Humas dalam Organisasi. PT Remaja Rosda Karya. Bandung
Onong, Uchjana Effendi. 1989. Kamus Komunikasi. CV Mandar Maju. Bandung
Ramdan, Deden. 2005. Dasar-Dasar Humas. Kencana Utama. Bandung Ruslan, Rosady. 1994. Praktik dan Solusi Public Relations dalam situasi kritis dan Pemulihan Citra. Ghalia Indonesia. Jakarta
Sumber Lain :
www.bnpjabar.or.id
DATA PRIBADI
Nama : Ayub Badrudin
Nama Panggilan : Ayub
Tempat,Tanggal Lahir : Majalengka, 31 Juli 1987
Alamat : Jl. Puri Dago IV, Komplek Puri Dago Antapani Bandung Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : 1. Mahasiswa
2. Staf Pengendalian Operasi Badan Narkotika Provinsi
Ponsel : 0818230945
Tinggi/Berat : 177 / 68 kg
Hobby : Sepak Bola, Futsal, Billiard, Travelling
Facebook : Ayub_Vanz@yahoo.com
PENDIDIKAN FORMAL
2006-2012 : S1 Ilmu Komunikasi (Fisip – Humas), UNIKOM, Bandung
2003-2005 : SMUN 1 Majalengka 2002-2003 : SMU Al-Azhar 5 Cirebon 1999-2002 : SLTP Negeri 7 Cirebon.
Puji beserta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas segala rahmat dan karunia nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) tepat pada waktunya. Praktek Kerja Lapangan ini telah dilaksanakan di Badan Narkotika Provinsi selama 42 hari yaitu pada tanggal 04 Juli 2011 sampai 15 Agustus 201.
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini disusun berdasarkan hasil penelitian dan melakukan aktivitas lapangan selama penulis melakukan kegiatan praktek kerja di Badan Narkotika Provinsi. Laporan ini tidak dapat diselesaikan dengan baik apabila tidak ada dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan serta doa demi kelancaran praktek kerja lapangan.
Tidak lupa Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada:
1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. Terima kasih telah memberikan kebijakan seperti halnya tanda tangan pada lembar pengesahan, dan lain sebagainya
Komputer Indonesia.
3. Yth. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Khususnya Ilmu Komunikasi, terima kasih atas segenap ilmunya.
4. Yth. Staff Sekretariat Jurusan Ilmu Komunikasi, terima kasih banyak atas kerjasamanya.
5. Bapak Boy Kadafirman selaku Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat yang memberikan tempat, kesempatan dan fasilitas praktek kerja lapangan kepada praktikan untuk melaksanakan praktek di Badan Narkotika Provinsi Jawa Barat.