• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Daya Dukung Ultimit dan Penurunan pada Compression Loading Test Bored Pile Tunggal Diameter 0,6 Meter dengan Metode Semi Empiris dan Pemodelan Metode Elemen Hingga (Study Kasus Medan Focal Point)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Daya Dukung Ultimit dan Penurunan pada Compression Loading Test Bored Pile Tunggal Diameter 0,6 Meter dengan Metode Semi Empiris dan Pemodelan Metode Elemen Hingga (Study Kasus Medan Focal Point)"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAYA DUKUNG ULTIMIT DAN PENURUNAN PADA COMPRESSION LOADING TEST BORED PILE TUNGGAL DIAMETER 0,6 METER DENGAN METODE SEMI EMPIRIS DAN PEMODELAN METODE

ELEMEN HINGGA

(STUDY KASUS MEDAN FOCAL POINT)

TESIS

OLEH RINI 127016008

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ANALISIS DAYA DUKUNG ULTIMIT DAN PENURUNAN PADA COMPRESSION LOADING TEST BORED PILE TUNGGAL DIAMETER 0,6 METER DENGAN METODE SEMI EMPIRIS DAN PEMODELAN METODE

ELEMEN HINGGA

(STUDY KASUS MEDAN FOCAL POINT)

TESIS

SyaratUntukMemperolehGelar Magister Teknik Pada Program Studi Magister TeknikSipil FakultasTeknikUniversitas Sumatera Utara

OLEH RINI 127016008

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

JUDUL TESIS : ANALISIS DAYA DUKUNG ULTIMIT DAN PENURUNAN PADA COMPRESSION LOADING TESTBORED PILETUNGGAL DIAMETER 0,6METER DENGAN METODE SEMI EMPIRIS DAN PEMODELAN METODE ELEMEN HINGGA (STUDY KASUS MEDAN FOCAL POINT)

NAMA MAHASISWA : RINI NOMOR POKOK : 127016008 PROGRAM STUDI : TEKNIK SIPIL

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE)

Ketua Anggota

(Ir. Rudi Iskandar, MT)

Ketua Program Studi Dekan

(4)

Telah diuji pada: 12 Agustus 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE

Anggota : Ir. Rudi Iskandar, MT

: Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan

(5)

ABSTRACT

Loaded foundation will undergo deformation which brings about the lowering of the foundation. The lowering, which is not uniformed and beyond the permitted lowering, can have fatal result on building structure on it. The researcher would analyze the structure of the lower part of Medan Vocal Point building which was called foundation. Bored piles were used for the type of foundation and standard penetration test and compression loading test were used for the field test as the analytical basis.

The objective of the research was to analyze and to compare the ultimate supporting power of single piles, and the lowering was caused by compression loading test by using semi empirical method and infinite element modeling with plaxis program and to analyze ultimate supporting power and the lowering in grouped piles with Vesic method (1977) and horizontal supporting power with Broms method (1964).

Based on the result of the analysis of the ultimate supporting power of single piles in Reese & Wright of 563.64 tons, Mazurkiewicz (1972) of 325 tons, Butler & Hoy (1977) of 320 tons, De Beer method (1976) of 230 tons, and Infinite Element Modeling with Plaxis program of 563.64 tons, it was found that the elastic lowering occurred by using semi empirical method was 4.68 mm and in the Infinite Element Modeling with Plaxis program was 4.84 mm with the variance of lowering of 0.16 mm (0.20%). Meanwhile, the ultimate supporting power of the grouped piles was 313.13 tons and the lowering of grouped piles with Vesic method (1977) was 10 mm. The ultimate supporting power of single piles in each analytical method was safe because it was bigger than the foundation planned load (150 tons). The calculation method of the supporting power used was the smallest value of the supporting power of De Beer method (230 tons).

The elastic lowering in each calculation method was safe because it was in line with the testing standard of ASTM D 1143-81, Smaximum ≤ 25.40 mm. Meanwhile,

the elastic lowering of grouped piles was bigger than the elastic lowering of single piles. This was because the compression zone area in the lower part of single piles was smaller than the compression zone area in grouped piles.

(6)

ABSTRAK

Pondasi yang dibebani akan mengalami perubahan struktur tanah (deformasi) yang bias mengakibatkan terjadinya penurunan pada pondasi. Penurunan yang tidak seragam dan diluar batas penurunan yang diijinkan, dapat berakibat fatal pada struktur bangunan diatasnya.Untuk itu penulisakan meneliti struktur bagian bawah bangunan Medan Focal Point yang disebut pondasi. Jenis pondasi yang digunakan adalah bored pile. Dengan uji lapangan yang digunakan sebagai dasar analisis adalah

Standart Penetration Testdan uji beban vertical (compression loading test).

Tujuan penulisan tesis ini adalah menganalisis dan membandingan daya dukung ultimit tiang tunggal dan penurunan yang terjadi akibat compression loading testdengan menggunakan Metode Semi Empiris dan Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis, serta menganalisis daya dukung ultimit dan penurunan pada tiang kelompokdengan Metode Vesic (1977)dan daya dukung horizontaldengan menggunakan Metode Broms (1964).

Berdasarkan hasil analisis daya dukung ultimit tiang tunggal pada Metode Reese & Wright yaitu 563,64 ton, Metode Mazurkiewicz (1972) yaitu 325 ton, Metode Butler & Hoy (1977) yaitu 320 ton, Metode De Beer (1976) yaitu 230 dan Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis yaitu 563,64 ton dan penurunan elastis yang terjadi dengan menggunakan Metode Semi Empiris yaitu 4,68 mm dan pada Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis yaitu 4,84 mm. Dengan selisih penurunan sebesar 0,16 mm (0,20%). Sedangkan daya dukung ultimit tiang kelompokyaitu 313,13 ton dan penurunan tiang kelompok dengan Metode Vesic (1977) yaitu 10 mm. Untuk daya dukung horizontal tiang tunggal dengan Metode Broms (1964) adalah 23,78 ton.Daya dukung ultimit tiang tunggal pada setiap Metode Analisis amankarenalebih besar dari bebanrencana pondasi (150 ton). Metode perhitungan daya dukung yang digunakan adalah nilai daya dukung terkecil yaitu Metode De Beer (230 ton).

Penurunan elastis pada setiap metode perhitungan aman karena sesuai standart

pengujian yang digunakan ASTM D1143-81 yaituSmaksimum ≤ 25,40 mm. Sedangkan

penurunan elastis pada tiang kelompok lebih besar dibandingkan penurunan elastis tiang tunggal. Hal ini disebabkan luas zona tertekan pada bagian bawah tiang tunggal lebih kecil dari pada luas zona tertekan pada tiang kelompok.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat meyelesaikan tesis ini dengan baik.Tesis ini

disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program

Studi Magister Teknik Sipil,Konsentrasi Struktur Geoteknik di Universitas Sumatera

Utara. Judul Tesis ini adalah: “Analisis Daya Dukung Ultimit Dan Penurunan Pada Compression Loading TestBored Pile Tunggal Diameter 0,6 Meter Dengan Metode Semi Empiris Dan Pemodelan Metode Elemen Hingga (Study Kasus Medan Focal Point)”. Tesis ini membahas tentang daya dukung dan penurunan yang terjadi pada pondasi tiang jika pondasi tersebut dibebani melalui uji beban vertikal

dengan menggunakan Pemodelan Elemen Hingga Program Plaxis.

Pada proses penulisan tesis ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak dan pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati saya

menyampaikan rasa terima kasih saya yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

Bapak Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE Selaku dosen pembimbing I dan Bapak

Ir. Rudi Iskandar, MT Selaku dosen pembimbing IIyang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan dan masukansehingga terselesaikannya tesis ini.

Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, dan Bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira

Mulia Tarigan, M.Sc sebagai pembanding dan penguji yang telah memberikan

masukan dan saran demi perbaikan tesis ini.

Seluruh dosen Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara

yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama menjalani masa

perkuliahan serta Bapak Yun yang telah banyak membantu kelancaran administrasi

selama penulis menempuh perkuliahan hingga selesai.

Kedua Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun

materil kepada penulis.

(8)

Teman-teman Mahasiswa Magister Teknik Sipil USUAngkatan 2012khususnya

Konsentrasi Struktur Geoteknik Bapak Berlin Anggiat Tampubolon dan Bapak

Simon Petrus Simorangkir yang selalu memberikan bantuan, motivasi dan

semangatnya.

Semoga segala kebaikan yang selama ini telah diberikan mendapat balasan

yang mulia dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna karena

keterbataan pengetahuan dan pengalaman, serta referensi yang penulis miliki. Untuk

itu penulis terbuka terhadapkritik dan saran demi perbaikan pada masa mendatang

dan nantinya tugas ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, Agustus 2014

RINI

(9)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Analisis Daya Dukung Ultimit Dan Penurunan Pada Compression Loading TestBored Pile Tunggal Diameter 0,6 Meter Dengan Metode Semi Empiris Dan Pemodelan Elemen Hingga (Study Kasus Medan Focal Point)”. Adalah karya saya dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sepanjang

pengetahuan saya juga, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan dari penulis lain kecuali yang secara tertulis diakui dalam naskah ini

disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2014

RINI

(10)

RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

Nama : Rini

Tempat / TanggalLahir : Tapaktuan / 17 Oktober 1988

Alamat : Jl. Sisingamanga Raja Gg. Perhubungan No.16d

Medan

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1993 – 1994 : TK Darma Wanita Tapaktuan

1994 – 2000 : SD Negri Kalikebo 2, Trucuk, Klaten

2000 – 2003 : SMP Negri 2 Trucuk, Klaten

2003 – 2006 : SMU Negri 1 Tapaktuan

2006 – 2010 : Jurusan Teknik Sipil Konsentrasi Struktur Geoteknik

UISU

2012 – 2014 : Magister Teknik Sipil Konsentrasi Struktur Geoteknik

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR NOTASI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang ... 1

1.2Tujuan Penulisan ... 2

1.3Batasan masalah ... 3

1.4Manfaat Penulisan ... 3

1.5Sistematika penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan ... 5

2.2 Penyelidikan tanah (soil investigation) ... 6

(12)

2.3 Pondasi ... 9

2.3.1 Pondasi dalam ... 9

2.3.2 Pondasi tiang bor (bored pile) ... 10

2.3.3 Keuntungan dan kerugian penggunaan bored pile ... 11

2.3.4 Jenis pondasi bored pile ... 12

2.3.5 Metode pelaksanaan bored pile ... 13

2.3.6 Tiang kelompok ... 15

2.3.7 Jarakantar tiang pada tiang kelompok ... 15

2.4 Uji beban (loading test) ... 16

2.4.1Uji pembebanan langsung (Static load test) ... 17

2.4.2 Uji beban vertikal (compressive loading test) ... 18

2.4.3 Tujuan compression loading test ... 19

2.4.4 Slow Maintened Load Method (SM Test) ... 21

2.4.5 Prosedur pengukuran penurunan tiang ... 22

2.5 Daya Dukung Pondasi ... 23

2.5.1 Daya dukung tiang data SPT ... 23

2.5.2 Daya Dukung data compression loading testtiang tunggal ... 26

2.5.3 Daya dukung tiang kelompok ... 30

2.5.4 Faktor efisiensi Tiang Kelompok ... 31

2.6 Daya dukung horizontal (lateral) ... 32

2.6.1 Metode Broms (1964) ... 32

2.6.2 Metode Broms (1964) untuk tiang panjang kepala tiang terjepit (Fixed head) ... 33

(13)

2.7.1 Penurunan elastis tiang tunggal ... 35

2.7.2 Penurunan elastis tiang kelompok ... 40

2.7.3 Penurunan yang diijinkan ... 41

2.8 Transfer Beban ... 41

2.8.1 Transfer beban gesekan (friction) ... 42

2.8.2 Transfer beban tahanan ujung (end bearing) ... 42

2.9 Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis Versi 8,2 ... 43

2.9.1 Parameter model tanah Morh Coulomb ... 44

2.9.2 Daya dukung tiang tunggal Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis ... 44

2.10 Penelitian yang pernah dilakukan ... 44

BAB III METODOLOGI 3.1 Deskripsi proyek ... 47

3.2 Lokasi penelitian ... 48

3.3 Data teknis bored pile ... 50

3.4 Tahapan pengumpulan data ... 51

3.5 Bagan alir penulisan tesis ... 53

3.6 Bagan alir daya dukung ultimit dan penurunan bored pile ... 50

3.7 Bagan alir Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis ... 54

(14)

4.1.1 Daya dukung tiang berdasarkan dataSPT ... 57

4.1.1.1 Metode Reese & Wright (1977) ... 58

4.1.2 Daya dukung compression loading testpada tiang tunggal ... 64

4.1.2.1 Metode Mazurkiewicz (1972)... 67

4.1.2.2 Metode Butler & Hoy... 68

4.1.2.3 Metode De Beer ... 69

4.1.3 Daya dukung ultimit nyata (real ultimite bearing capasity)pada tiang tunggal ... 70

4.1.3.1 Metode Mazurkiewicz (1972) ... 71

4.1.3.2 Metode Butler & Hoy... 73

4.1.3.3 Metode De Beer ... 74

4.1.4 Daya dukung tiang kelompok ... 75

4.1.5 Daya dukung horizontal ... 76

4.2 Penurunan tiang ... 76

4.2.1 Penurunan tiang tunggal ... 77

4.2.1.1 Penurunan elastis tiang tunggal ... 83

4.2.1.2 Penurunan elastis tiang kelompok ... 83

4.2.2 Penyaluran(Transfer) beban... 83

4.2.2.1Transfer beban friktion ... 83

4.2.2.2Transfer beban end bearing ... 84

BAB V PEMODELAN ELEMEN HINGGA PROGRAM PLAXIS 5.1 Program Plaxis Versi 8,2 ... 86

(15)

5.2.1 Input data bored pile pada Plaxis ... 87

5.2.2 Input data tanah pada Program Plaxis ... 87

5.2.3 Siklus pembebanan loading test ... 91

5.3 Kurva hubungan beban-penurunan ... 93

5.3.1 Beban 200%design load ... 93

5.3.2 Beban 150% design load ... 95

5.3.3 Beban 100% design load ... 96

5.3.4 Beban 50% design load ... 98

5.4 Hasil compression loading test dengan menggunakan Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis ... 99

5.5Perbandinganhasilcompression loading testdi lapangan dengan Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis ... 101

5.6 Daya dukung tiang tunggal ... 102

5.7Diskusi ... 102

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 107

6.2 Saran ... 108

(16)

DAFTAR GAMBAR 2.5 Tahanan geser selimut bored pile pasiran (Reese & Wright, 1977) 25 2.6 Hubungan beban-penurunan Metode Mazurkiewicz (1972) ... 27

2.7 Hubungan beban-penurunan Metode Butler & Hoy (1977) ... 28

2.8 Hubungan beban-penurunan Metode De Beer (1976) ... 30

2.9 Perlawanan tanah dan momen lentur tiang panjang-kepala tiang terjepit pada tanah pasir ... 33

2.10 Faktor Penurunan io 2.11 Kompresi r (Poulus & Davis, 1980) ... 37

k 2.12 Koreksi kedalaman r (Poulus & Davis, 1980) ... 37

h 2.13 Koreksi Angka Poisson r (Poulus & Davis, 1980) ... 37

μ 2.14 Koreksi kekakuan lapisan pendukung r (Poulus & Davis, 1980) ... 38

b 2.15 Kurva hubungan beban-penurunan loading test ... 40

(17)

3.5 Bagan alir daya dukung ultimit dan penurunan bore pile ... 53

3.6 Bagan alir Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis . 54 4.1 Daya dukung ultimit bored pile berdasarkan data SPT ... 63

4.2 Hubungan uji beban-penurunan loading test ... 65

4.3 Hubungan beban-waktu loading test ... 66

4.4 Hubungan penurunan-waktu loading test ... 67

4.5 Daya dukung ultimit Metode Mazurkiewicz (1972) ... 67

4.6 Daya dukung ultimit Metode Butler & Hoy ... 68

4.7 Daya dukung ultimit Metode De Beer (1976)... 69

4.8 Real ultimate bearing capacityMetode Mazurkiewicz (1972).... 71

4.9 Real ultimate bearing capacityMetode Butler & Hoy ... 72

4.10 Real ultimate bearing capacityMetode De Beer (1976) ... 73

4.11 Penurunan tiang tunggal ... 81

4.12 Penurunan elastis tiang tunggal ... 82

4.13 Transfer beban friksion ... 84

4.14 Transfer beban end bearing ... 85

5.1 Perbandingan hubungan uji beban-penurunan 200% design load 93 5.2 Perbandingan hubungan uji beban-penurunan 150% design load 95 5.3 Perbandingan hubungan uji beban-penurunan 100% design load 96 5.4 Perbandingan hubungan uji beban-penurunan 50% design load 98

5.5 Hubungan beban-penurunan compression loading test Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis ... 99

5.6 Perbandingan hubungan beban-penurunan di lapangan dengan Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis ... 96

(18)

dengan Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis ... 104

5.8 Perbandingan daya dukung ultimit tiang tunggal Metode Semi

(19)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Penelitian yang pernah dilakukan ... 45

3.1 Data bored pile (Acset Indonesia, 2011) ... 50

4.1 Data SPT (Acset Indonesia, 2011) ... 57

4.2 Perhitungan daya dukung ultimitbored pile berdasarkan data SPT 61 4.3 Data compression loading test (Acset I, 2011) ... 64

4.4 Perbandingan daya dukung ultimit tiang tunggal ... 74

4.5 Penurunan tiang tunggal ... 79

5.1 Input parameter tanah pada Plaxis ... 87

5.2 Input parameter bored pile ... 89

5.3 Perbandingan hubungan uji beban-penurunan 200% design load 94 5.4 Perbandingan hubungan uji beban-penurunan 150% design load 95 5.5 Perbandingan hubungan uji beban-penurunan 100% design load 97 5.6 Perbandingan hubungan uji beban-penurunan 50% design load 98

5.7 Penurunan tiang tunggal Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis ... 100

(20)

DAFTAR NOTASI = Daya dukung ultimit lateral

(21)

D = Diameter tiang

Kp

d = Diameter (mm)

= Koefisien tekanan pasif

Q = Beban yang bekerja pada tiang (ton)

= Faktor koreksi kemudah mampatan tiang

h

= Modulus elastisitas dari bahan tiang (Mpa)

s

S

= Modulus elastisitas tanah disekitar tiang (Mpa)

g

B

= Penurunan elastis tiang kelompok

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Data SPT

Lampiran II Data Loading Test

Lampiran III Korelasi Parameter Plaxis

(23)

ABSTRACT

Loaded foundation will undergo deformation which brings about the lowering of the foundation. The lowering, which is not uniformed and beyond the permitted lowering, can have fatal result on building structure on it. The researcher would analyze the structure of the lower part of Medan Vocal Point building which was called foundation. Bored piles were used for the type of foundation and standard penetration test and compression loading test were used for the field test as the analytical basis.

The objective of the research was to analyze and to compare the ultimate supporting power of single piles, and the lowering was caused by compression loading test by using semi empirical method and infinite element modeling with plaxis program and to analyze ultimate supporting power and the lowering in grouped piles with Vesic method (1977) and horizontal supporting power with Broms method (1964).

Based on the result of the analysis of the ultimate supporting power of single piles in Reese & Wright of 563.64 tons, Mazurkiewicz (1972) of 325 tons, Butler & Hoy (1977) of 320 tons, De Beer method (1976) of 230 tons, and Infinite Element Modeling with Plaxis program of 563.64 tons, it was found that the elastic lowering occurred by using semi empirical method was 4.68 mm and in the Infinite Element Modeling with Plaxis program was 4.84 mm with the variance of lowering of 0.16 mm (0.20%). Meanwhile, the ultimate supporting power of the grouped piles was 313.13 tons and the lowering of grouped piles with Vesic method (1977) was 10 mm. The ultimate supporting power of single piles in each analytical method was safe because it was bigger than the foundation planned load (150 tons). The calculation method of the supporting power used was the smallest value of the supporting power of De Beer method (230 tons).

The elastic lowering in each calculation method was safe because it was in line with the testing standard of ASTM D 1143-81, Smaximum ≤ 25.40 mm. Meanwhile,

the elastic lowering of grouped piles was bigger than the elastic lowering of single piles. This was because the compression zone area in the lower part of single piles was smaller than the compression zone area in grouped piles.

(24)

ABSTRAK

Pondasi yang dibebani akan mengalami perubahan struktur tanah (deformasi) yang bias mengakibatkan terjadinya penurunan pada pondasi. Penurunan yang tidak seragam dan diluar batas penurunan yang diijinkan, dapat berakibat fatal pada struktur bangunan diatasnya.Untuk itu penulisakan meneliti struktur bagian bawah bangunan Medan Focal Point yang disebut pondasi. Jenis pondasi yang digunakan adalah bored pile. Dengan uji lapangan yang digunakan sebagai dasar analisis adalah

Standart Penetration Testdan uji beban vertical (compression loading test).

Tujuan penulisan tesis ini adalah menganalisis dan membandingan daya dukung ultimit tiang tunggal dan penurunan yang terjadi akibat compression loading testdengan menggunakan Metode Semi Empiris dan Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis, serta menganalisis daya dukung ultimit dan penurunan pada tiang kelompokdengan Metode Vesic (1977)dan daya dukung horizontaldengan menggunakan Metode Broms (1964).

Berdasarkan hasil analisis daya dukung ultimit tiang tunggal pada Metode Reese & Wright yaitu 563,64 ton, Metode Mazurkiewicz (1972) yaitu 325 ton, Metode Butler & Hoy (1977) yaitu 320 ton, Metode De Beer (1976) yaitu 230 dan Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis yaitu 563,64 ton dan penurunan elastis yang terjadi dengan menggunakan Metode Semi Empiris yaitu 4,68 mm dan pada Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis yaitu 4,84 mm. Dengan selisih penurunan sebesar 0,16 mm (0,20%). Sedangkan daya dukung ultimit tiang kelompokyaitu 313,13 ton dan penurunan tiang kelompok dengan Metode Vesic (1977) yaitu 10 mm. Untuk daya dukung horizontal tiang tunggal dengan Metode Broms (1964) adalah 23,78 ton.Daya dukung ultimit tiang tunggal pada setiap Metode Analisis amankarenalebih besar dari bebanrencana pondasi (150 ton). Metode perhitungan daya dukung yang digunakan adalah nilai daya dukung terkecil yaitu Metode De Beer (230 ton).

Penurunan elastis pada setiap metode perhitungan aman karena sesuai standart

pengujian yang digunakan ASTM D1143-81 yaituSmaksimum ≤ 25,40 mm. Sedangkan

penurunan elastis pada tiang kelompok lebih besar dibandingkan penurunan elastis tiang tunggal. Hal ini disebabkan luas zona tertekan pada bagian bawah tiang tunggal lebih kecil dari pada luas zona tertekan pada tiang kelompok.

(25)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pondasi adalah bagian dari bangunan yang berfungsi memikul seluruh beban

bangunan (beban hidup & beban mati), untuk diteruskan kelapisan tanah pada

kedalamantertentu (Bowles,1982). Pondasiyang dibebani akan mengalami perubahan

struktur tanah (deformasi) yang biasanya mengakibatkan terjadinya penurunan pada

pondasi. Jika terjadi penurunan pondasi dalam ambang batas dan seragam maka hal

ini tidak terlalu membahayakan pada konstruksi bangunan di atasnya, tetapi yang

sangat berbahaya adalah penurunan yang tidak seragam dan diluar batas penurunan

yang diijinkan, hal ini dapat berakibat fatal pada bangunan konstruksi di atasnya.

Adapun akibat terjadinya penurunan pada pondasi antara lain:

- Kerusakan pada dinding (retak atau miring).

- Lantai pecah, retak dan bergelombang.

- Penurunan atap dan bagian-bagian bangunan yang lain.

Untuk itu penulis akan meneliti struktur bagian bawah bangunan Medan Focal

Point yang disebut pondasi. Ada berbagai jenis pondasi sesuai dengan kelebihan dan

kekurangan masing–masing jenis. Pada Medan Focal Point pondasi didesain untuk

bangunan bertingkat lima dan letak tanah keras terdapat pada kedalaman 30 meter.

Jenis pondasi yang digunakan adalah jenis pondasi dalam. Dikarenakan sudah ada

bangunan lain yang berdiri disekitar lokasi proyek seperti Home Centra, Perumahan

(26)

pondasi dalam yang digunakan adalah pondasi bored pile. Karena pondasi bored pile

memiliki kelebihan untuk getaran yang dihasilkan pada proses pemancangan pondasi

relatif kecil. Untuk itu pada Medan Focal Point ini penulis akan menganalisis daya

dukung ultimit bored pile tiang tunggal dan besar penurunan yang terjadi jika bored

pile dibebani. Dengan menggunakan Metode Semi Empiris dan

PemodelanElemenHinggadengan Program Plaxis.

Uji lapangan Medan Focal Point yang digunakan untuk analisis daya dukung

ultimit bored pile dan penurunan jika bored pile dibebani adalahStandart Penetration

Test dengan 4 (empat) titik pengujian (BH-01 BH-02 BH-03 BH-04)dan loading test

dengan dua titik pengujian (BP 91 dan BP 108). Pada penulisan ini titik loading test

yang dianalisis adalah BP 91 dan titik Standard Penetration Testadalah BH-03.

1.2 TujuanPenulisan

Tujuan dari penulisan tesis ini adalah:

a. Menganalisis dan membandingkan daya dukung ultimit tiang tunggal pada

setiap metode berdasarkan data yang diperoleh dari Standard Penetration

Testdengan Metode Reese & Wright dan data yang diperoleh dari ujibeban

vertical denganMetode Mazurkiewicz (1972), Metode Butler & Hoy (1977),

Metode De Beer (1976) dan PemodelanElemenHinggadengan Program

Plaxis.

b. Menganalisis penurunan pada ujibeban vertical tiang tunggal menggunakan

Metode Semi Empiris dan membandingan hasil penurunan metode tersebut

(27)

c. Menganalisis daya dukung ultimit tiang kelompok dan penurunannya dengan

menggunakan Metode Vesic (1977).

d. Menganalisis daya dukung horizontaldengan menggunakan Metode Broms

(1964).

1.3 Batasan masalah

Batasan masalah dari penulisan tesis ini adalah:

a. Uji beban yang dilakukancompressive loading test pada tiang tunggal.

b. Asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan di lapangan adalah benar.

1.4 Manfaat Penulisan

Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang mempunyai masalah yang sama.

1.5 Sistematika penulisan

Bab I : Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang, tujuan penulisan,

batasan masalah, manfaat penulisan, dansistematikapenulisan.

Bab II : TinjauanPustaka, menjelaskan tentang kajian kepustakaan yang

mendasari penelitian sesuai dengan tujuan dan batasan masalah.

Bab III : Metodologi, menjelaskan tentang urutan pelaksanaan penelitian dan

data teknis.

Bab IV : Hasil Perhitungan, menjelaskan tentang perhitungan daya dukung

ultimit dan penurunan pondasi tiang bor dengan Metode Semi

(28)

Bab V : Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis, menjelaskan

tentang perhitungan dayadukung ultimit dan penurunan pondasi

tiang bor dengan Program Plaxis dan perbandingannya dengan hasil

perhitungan dengan Metode Semi Empiris.

Bab VI : Kesimpulandan saran, menjelaskan tentang kesimpulan dan saran

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan

Daya dukung tanah dipengaruhi oleh nilai kuat geser tanah, yang mana

dipengaruhi oleh nilai kohesi dan sudut geser tanah. Jika gaya geser yang bekerja

pada suatu massa tanah maka secara bersamaan tegangan normal (σ) akan bekerja, maka harga tegangan geser (τ) akan bertambah besar akibat deformasi mencapai ambang batas. Jika harga ambang batas itu dihubungkan dengan tegangan normal (σ) yang berbeda-beda maka akan diperoleh suatu garis lurus dimana kohesi (c) sebagai

konstanta dan tegangan normal (σ) sebagai variabel, dan kemiringan garis ditentukan oleh sudut geser tanah. Sehingga dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut:

τ= c + σ tan ø (2.1)

Dimana, τ= kuat geser tanah (kg/cm2 c = kohesi tanah (kg/cm

)

2

Σ = tegangan normal yang terjadi pada tanah (kg/cm )

2

ø = sudut geser tanah (derajat)

)

Dari persamaan di atas nilai kohesi (c) diperoleh dari besarnya gaya tarik

menarik antara butiran tanah, sedangkan daya tahan terhadap pergeseran antar

partikel tanah disebut sudut geser tanah (ø), hal ini dapat ditentukan dari percobaan

(30)

Agar informasi yang diperoleh lebih akurat dilakukan perbandingan metode

analisis daya dukung ultimit dan penurunan yang terjadi jika pondasi dibebani dengan

dilakukan beberapa uji lapangan pada Medan Focal Point seperti penyelidikan tanah

dengan Standard Penetration Test dan uji beban vertikal pada pondasi bored pile

dengan besar beban uji 200% dari beban rencana yaitu 300 ton. Nilai daya dukung

pondasi pada loading test dapat diperoleh dari Metode Mazurkiewicz (1972), Metode

Butler & Hoy (1977), Metode De Beer (1976). Sebelum dilakukan loading test pada

pondasi tiang tunggal terlebih dahulu dilakukan soil investigation dengan SPTyang

berfungsi untuk mengetahui jenis lapisan tanah dan daya dukung ultimit tiang dengan

menggunakan Metode Reese & Wright (1977). Hasil analisis dari pengujian tersebut

dibandingkan dengan menggunakan Pemodelan Elemen Hingga dengan Program

Plaxis.

2.2` Penyelidikan tanah (Soil Investigation)

Struktur bawah bangunan terdiri dari pondasi dan tanah pendukung pondasi.

Untuk itu hal yang sangat berkaitan dengan pondasi adalah penyelidikan tanah.

Pondasi harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras dan padat. Dengan

dilakukannya penyelidikan tanah dapat diketahui letak atau kedalaman tanah keras

yang berfungsi untuk mengetahui sifat–sifat dasar tanah seperti asal-usulnya,

penyebaran ukuran butiran,kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan bila

dibebani(compressibility), kekuatan geser, kapasitas daya dukung terhadap beban dan

lain-lain. (Das, 1995).

(31)

a. Pemboran (drilling): dari hasil pemboran (bore holes) yang dilakukan dengan

Standart Penetrastion Test (SPT), Cone Penetrastion Test (CPT). Diketahui

jenis lapisan tanah yang kemudian dikirim ke Laboratorium Mekanika

Tanah.

b. Percobaan penetrasi (Penetration Test) dengan menggunakan alat yang

disebut Sondir Static Penetrometer. Ujungnya berupa konus yang ditekan

masuk kedalam tanah dan secara otomatis dapat dibaca hasil Sondir

tegangan tanah.

Untuk mengetahui sifat tanah berdasarkan sifat lekatnya antara lain:

a. Tanah kohesif adalah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara

butir-butirnya (tanah lempung = mengandung lempung cukup banyak).

b. Tanah non kohesif adalah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali

lekatan antara butir-butirnya (hampir tidak mengandung lempung misal

pasir).

c. Tanah organik adalah tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh

bahan-bahan organik (sifat tidak baik).

Tanah memiliki perbedaan antara kondisi undrained dan drained tergantung

pada waktu. Setiap tanah memiliki karakteristik dalam menentukan berapa lama

waktu yang dibutuhkan untuk berubah kondisi dari kondisi undrained menjadi

(32)

Penyelidikan tanah dapat dilakukan langsung dilapangan maupun di

laboratorium. Pada Medan Focal Point penyelidikan tanah yang dilakukan di

lapangan adalah Standard Penetration Test.

2.2.1 Standard Penetration Test (SPT)

Penyelidikan tanah dengan SPT informasi tentang kondisi di bawah

permukaan tanah dapat diperoleh hingga 85% dengan biaya yang ekonomis. Pada

pondasi tiang harga NSPTyang diperoleh dari proses pengujian dapat digunakan untuk

perhitungan gesekan selimut yang mana dapat diambil rata-rata pada tiap lapisan

begitu juga untuk perhitungan daya dukung ujung pondasi tiang perataan dilakukan

dengan mengambil suatu interval kedalaman sedikit di bawah dan di atas ujung tiang.

(Raharjo, 1996).

Adapun keuntungan dari penyelidikan tanah dengan menggunakan SPT

adalah:

a. Dapat menentukan kedalaman dan tebal masing-masing lapisan tanah.

b. Alat dan cara operasinya relatif sederhana.

c. Contoh tanah terganggu dapat diperoleh untuk identifikasi jenis tanah,

sehingga interpretasi kuat geser dan deformasi tanah dapat diperkirakan

(33)

2.3 Pondasi

Suatu sistem pondasi harus dihitung untuk menjamin keamanan dan kestabilan

struktur bangunan diatasnya dimana tidak boleh terjadi penurunan sebagian atau

seluruhnya melebihi batas yang diijinkan. Dalam perencanaan pembangunan pondasi

ada beberapa hal yang harus diperhatikan. (Bowles, 1988):

a. Penentuan fungsi bangunan, beban bangunan, umur pemakaian, jenis

perangkaian, profil tanah, cara konstruksi, dan biaya konstruksi.

b. Penentuan kebutuhan bangunan.

c. Pembuatan rancangan dengan pertimbangan tidak menurunkan mutu

lingkungan dan memakai persyaratan keamanan yang sudah ditentukan

dalam peraturan bangunan.

2.3.1 Pondasi dalam

Dari klasifikasi pondasi berdasarkan perbandingan lebar dan kedalaman

pondasi dibagi menjadi dua diantaranya: pondasi dangkal d/b ≤ 1 dengan jenis pondasi telapak, pondasi rakit, dll dan pondasi dalam d/b ≥ 4 dengan jenis pondasi

bored pile, tiang pancang, dll. (Bowles, 1997). Dari data SPTyang diperoleh tanah

keras berada pada kedalaman 30 meter. Klasifikasi pondasi berdasarkan

perbandingan lebar dan kedalaman 28/0,60 = 46.67 m ≥ 4. Dengan rencana bangunan bertingkat 5 (lima). Berdasarkan data tersebut jenis pondasi yang digunakan adalah

(34)

2.3.2 Pondasi tiang bor (bored pile)

Disekitar lokasi Proyek Medan Focal Point terdapat banyak bangunan lain

seperti Home Centra, Perumahan Setia Budi 2, dan Mc Donald. Dengan

pertimbangan tidak menurunkan mutu bagunan sekitar (rusaknya struktur bangunan

akibat pemancangan). Maka jenis pondasi dalam yang tepat untuk digunakan adalah

bored pile.Bored pilepemasangannya dilakukan dengan cara tanah dibor terlebih

dahulu. Getaran yang dihasilkan pada saat pemasangan pondasi relatif kecil sehingga

tidak merusak struktur tanah atau bangunan disekitar lokasi proyek Medan Focal

Point.

Fungsi pondasi bored pile pada umumnya dipengaruhi oleh besar/bobot dan

jenis tanah sebagai pendukung konstruksi yaitu:

a. Transfer beban kontruksi bangunan atas kedalam tanah baik melalui

selimut tiang maupun melalui ujung tiang.

b. Menahan gaya desak keatas dan gaya guling, misal pada telapak pada

bangunan bawah tanah dan kaki bangunan menara untuk menahan guling.

c. Untuk dapat memanfaatkan lapisan tanah pada tanah lepas (non kohesif).

d. Mengontrol penurunan terhadap bangunan yang berada pada tanah yang

mempunyai penurunan yang besar.

2.3.3 Keuntungan dan kerugian penggunaan bored pile

Adapun keuntungan dan kerugian dari penggunaan pondasi dalam jenis bored

pile dibandingkan dengan penggunaan pondasi dalam jenis lain adalah:

(35)

a. Pada saat pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran

yang membahayakan bangunan sekitarnya.

b. Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup

tiang (pile cap) kolom dapat secara langsung diletakkan pada ujung

bored pile.

c. Kedalaman tiang dapat divariasikan.

d. Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium.

e. Bored pile dapat dipasang menembus batuan sedangkan pada

penggunaan tiang pancang akan terjadi kesulitan bila pemancangan

menembus lapisan batu.

f. Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung bawah

tiang dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi kapasitas

dukungnya.

g. Tidak ada resiko kenaikan muka air tanah.

h. Penulangan tidak dipengaruhi oleh tegangan pada waktu pengangkutan

dan pemancangan.

Kerugian menggunakan pondasi bored pile adalah:

a. Pengecoran bored pile dipengaruhi kondisi cuaca.

b. Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu

beton tidak dapat dikontrol dengan baik.

c. Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin keseragamannya

(36)

d. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah

berupa pasir atau tanah yang berkerikil.

e. Air yang mengalir kedalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan

tanah, sehingga mengurangi kapasitas dukung tiang.

2.3.4 Jenis pondasi bored pile

Ada beberapa jenis pondasi bored pile berdasarkan bentuk tiang yaitu: bored

pile lurus untuk tanah keras, bored pile yang ujungnya diperbesar berbentuk bel,

bored pile yang ujungnya diperbesar berbentuk trapezium dan bored pile lurus untuk

tanah bebatuan. Pada Medan Focal Point jenis pondasi bored pile yang digunakan

adalah bored pile berbentuk lurus untuk tanah keras. Seperti tampak pada Gambar

2.1.

Gambar 2.1 Jenis bored pile (Das, 1999)

2.3.5 Metode pelaksanaan bored pile

Ada tiga metode pelaksanaan pondasi bored pile yaitu: Metode Kering,

Metode Basah, dan Metode Casing. Metode pekerjaan pondasi bored pile pada

(37)

di lokasi proyek Medan Focal Point adalah pasir di bawah muka air tanah. Yang

mana lubang bor akan sangat mudah longsor.

Proses pekerjaan pondasi bored pile dengan Metode Casing adalah tanah

dibor dengan menggunakan mesin bor dan auger dengan berbagai ukuran sesuai

dengan kondisi tanah dari hasil penyelidikan tanah. Setelah mencapai suatu

kedalaman yang tertentu pasang pipa selubung baja (casing) digunakan sebagai

pelindung terhadap longsoran dinding galian. Diameter casing dalam kurang lebih

sama dengan diameter lubang bor. Pemasangan casing dilakukan dengan cara

memancang, menggetarkan atau menekan casing hingga kedalaman yang ditentukan.

Bila penggalian sampai dibawah muka air tanah untuk menahan longsornya dinding

lubang digunakan Larutan Bentonite. Setelah casing terpasang pengeboran

dilanjutkan dengan mengganti mata auger dengan cleaning bucket (untuk membuang

tanah atau lumpur di dasar lubang). Setelah pengeboran mencapai kedalaman

rencana, perlu dilakukan pengukuran secara manual perlu diperhatikan kesamaan

tanah hasil pemboran dengan penyelidikan tanah sebelumnya (yang digunakan dalam

penentuan kedalaman pemboran). Apabila kedalaman dan lubang bor telah siap

selanjutnya dengan meletakkan tulangan rebar pada lubang bor. Jika lubang bor

terlalu dalam maka tulangan bar dapat disambung. Setelah selesai pemasangan

tulangan bar dikarenakan adanya air pada lubang bor pada proses pengecoran

diperlukan alat bantu khusus yaitu pipa tremi, yang dilanjutkan dengan pemasangan

pipa tremi terlebih dahulu yang panjangnya sama dengan panjang lubang bor/lebih

panjang. Corong beton dipasang dan dilakukan pengecoran dan pipa tremi dicabut

(38)

yaitu tahanan gesek dan tahanan ujung tiang. Hal yang paling penting adalah agar

selalu menjaga kebersihan dari lubang bor. Pada Medan Focal Point pondasi bored

pile yang digunakan memiliki kedalaman tiang 28 m dan diameter tiang 0,6 m.

2.3.6 Tiang kelompok

Tiang kelompok terdiri dari beberapa tiang yang diberi poer(footing), pada

Medan Focal Point tiang kelompok terdiri dari 5 (lima) tiang yang didukung oleh 1

poer. Seperti tampak pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Tiang kelompok (Acset Indonesia, 2011)

Dalam perhitungan poer dianggap/dibuat kaku sempurna sehingga:

a. Bila beban–beban yang bekerja pada kelompok tiang tersebut menimbulkan

penurunan maka setelah penurunan bidang poer tetap merupakan bidang

datar

b. Gaya yang bekerja pada tiang berbanding lurus dengan penurunan

(39)

2.3.7 Jarak antar tiang pada tiang kelompok

Jarak antar tiang didalam kelompok tiang akan mempengaruhi daya dukung

tiangkelompok. Bila beberapa tiang dikelompokkan dengan jarak yang saling

berdekatan maka tegangan tanah akibat gesekan tiang dengan tanah mempengaruhi

daya dukung tiang yang lain. Jarak minimum antara dua tiang adalah: s > 2 d, dimana

s = jarak antara tiang dan d = diameter tiang.

2.4 Uji beban (loading test)

Loading test dilakukan untuk mengetahui daya dukung ultimit tiang dan

penurunan yang terjadi jika tiang dibebani. Loading test biasa juga disebut dengan uji

beban statik. Dimana melibatkan pemberian beban statik dengan mengukur

pergerakan tiang pada selimut dan ujungnya.

Proses pekerjaan loading test dilakukan setelahpondasi tiang uji dipersiapkan

(dicor), perlu ditunggu terlebih dahulu selama 28 hari sebelum tiang dapat diuji. Hal

ini penting untuk memungkinkan tanah yang telah terganggu kembali ke keadaan

semula, dan tekanan air pori akses yang terjadi akibat pemancangan tiang telah

terdisipasi.

Dua alternatif loading test yang sering dilakukan adalah: test/unused pile,

failure test (dilakukan hingga tiang mengalami keruntuhan) dan test on a working pile

(used pile),200% design capacity (pada umumnya beban runtuh tidak dicapai pada

saat pengujian ini). Tetapi untuk alasan tertentu misalnya untuk keperluan optimasi

dan untuk kontrol beban ultimit pada gempa kuat, diperlukan pengujian sebesar 250%

(40)

Loading test pada Medan Focal Point dilakukan pada pondasi tiang tunggal.

Dimana pemberian beban dilakukan pada pengujian200% dari beban kerja. Beban

diberikan secara bertahap 0%, 25%, 50%, 75%, 100%, 150%, 175%, 200% pada

setiap penambahan beban dan penurunan tiang yang terjadi pada saat pembebanan

dicatat untuk interprestasi lebih lanjut.

Pondasi tiang yang digunakan untuk loading test adalah tiang yang letaknya

dekat dengan soil investigation. Pada Medan Focal Point ada dua tiang yang

digunakan untuk loading test tiang yaitu titik BP-91 dengan titik terdekat SPTyaitu

BH-03 dan titik BP-108 dengan titik terdekat SPT yaitu BH-02. Pada penulisan tesis

ini loading test yang dianalisis adalah titik BP-91 dengan titik SPT BH-03.

2.4.1 Uji pembebanan langsung (Static load test)

Loading test terdiri dari 2 jenis metode pembebanan yaitu static load testdan

dynamic load test. Jenis loading test yang digunakan padaMedan Focal Point adalah

static load test atau biasa disebut juga dengan kentledge system.

Adapun static load test terdiri dari beberapa jenis pembebanan yaitu: uji beban

vertikal (compression loading test), uji beban tarik (tension loading test) dan uji

beban horizontal (lateral loading test). Jenis pembebanan yang digunakan Medan

Focal Point adalah uji beban vertikal atauaxial static compression.

2.4.2 Uji beban vertikal (compression loading test)

Compression loading test digunakan untuk mengetahui daya dukung ultimit

tiang ketika menerima gaya aksial. Dimana loading test yang dilakukan pada Medan

(41)

4 siklus loading-unloading. Beban test maksimum adalah 200% design load. Untuk

mengukur penurunan tiang digunakan 4 buah Dial Gauge yang diletakkan disekitar

tiang dan bertumpu pada reference beam yang bebas dari pengaruh penurunan tanah

akibat beban pada tiang (Acset Indonesia, 2011).

Rencana pembebanan 200% design load yaitu 300 ton dilakukan dengan 4

cycle sebagai berikut:

CycleI : 0% - 25% - 50% - 25% - 0%

Cycle II : 0% - 50% - 75% - 100% - 75% - 50% - 0%

CycleIII :0% - 50% - 75% - 100% - 125% - 150% - 125% - 100% - 50% -

50% - 0%

CycleIV : 0% - 50% - 75% - 100% - 150% - 150% - 175% - 200% - 175% -

150% - 100% - 75% - 50% - 0%.

Gambar 2.3 Compression loading test (ASTM D1143-81)

2.4.3 Tujuan compression loading test

(42)

a. Untuk mengetahui hubungan antara beban dan penurunan pondasi akibat

beban rencana.

b. Untuk menguji bawah pondasi tiang yang diharapkan mampu mendukung

beban rencana dan dapat membuktikan bahwa dalam pelaksanaan tidak

terjadi kegagalan.

c. Untuk menentukan daya dukung ultimit nyata (real ultimate bearing

capacity) sebagai kontrol dari hasil perhitungan berdasarkan formula statis

maupun dinamis dan untuk mengetahui kemampuan elastisitas dari tanah,

mutu beton dan mutu besi beton.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan percobaan

compression loading test adalah:

a. Selang waktu pemasangan tiang dengan pengujian untuk hal ini belum ada

peraturan yang tegas dalam pengujian ini.

b. Untuk tiang beton “cast in place” tentu saja percobaan dapat dilakukan

setelah beton mengeras (28 hari) disamping mungkin ada persyaratan

lainnya.

c. Untuk tiang pancang ada beberapa pendapat mengenai kapan tiang dapat

ditest menurut terzaghi tiang yang diletakkan diatas lapisan yang

permeable misalya berpasir, maka percobaan dapat dilakukan 3 (tiga) hari

setelah pemancangan pada tiang yang dimasukkan dalam lapisan lanau atau

lempung maka percobaan ini hendaknya dilakukan setelah pemancangan

(43)

d. Perlu diperhatikan berapa panjang tiang tersisa dipermukaan tanah, pada

prinsipnya penonjolan ini harus sependek mungkin untuk menghindari

kemungkinan terjadinya tekuk, untuk loading test yang dilakukan didarat,

maka sisa tiang tidak boleh lebih dari 1 m, sedangkan pada lokasi berair

diatas dasar sungai (muka tanah) dapat lebih dari 1 m dengan catatan harus

ada kontrol tekuk.

2.4.4 Slow maintened

Jenis prosedur compression loading test adalah:

load method (SM Test)

Prosedur compression loading test pada Medan Focal Point adalah slow

maintened loading sesuai dengan ASTM D1143-81.Prosedur pembebanan slow

Maintened Loading terdiri dari beberapa langkah berikut:

Slow Maintened Test Load

Method(SM Test),Quick Maintened Load Test Method (QM Test), Constant Rate Of

Penetration Test Method (CRP Test) dan Prosedur Pembebanan Standar (SML)

Siklik.

a. Beban tiang dalam delapan tahapan yang sama yaitu (25%, 50%, 75%,

100%, 125%, 150% 175% dan 200%).

b. Setiap penambahan beban harus mempertahankan laju penurunan harus lebih

kecil 0,01 in/jam (0,25 mm/jam).

c. Mempertahankan 200% beban selama 24 jam.

d. Setelah waktu yang dibutuhkan didapat, lepaskan beban dengan pengurangan

(44)

e. Setelah beban diberikan dan dilepas keatas, tiang kembali dibebani untuk

pengujian beban dengan penambahan 50% design load dan pada setiap

penambahan beban diperlukan waktu sekitar 20 menit.

f. Kemudian tambahkan beban dengan penambahan 10% design load, hingga

tiang mengalami keruntuhan. Jarak pada pertambahan beban ini adalah

sebesar 20 menit.

2.4.5 Prosedur pengukuran penurunan tiang

Untuk pergeseran aksial baca penurunan pada tiap pengujian berbeda pada

posisi kepala tiang. Pembacaan dapat dilakukan pada lempeng pengujian sebagai

berikut:

a. Lakukan pembacaan sesuai dengan interval waktu terhadap beban dan

penurunan yang terjadi.

b. Selama pembacaan pastikan tiang tidak runtuh, lakukan pembacaan

tambahan dan catat hasil pembacaan pada interval tidak lebih 10 menit

selama setengah jam atau 20 menit sesudah tiap penambahan beban.

c. Sesudah beban penuh sesuai rencana, pastikan tiang belum runtuh lakukan

pembacaan pada interval tidak lebih 20 menit pada 2 jam pertama, tidak

lebih 1 jam untuk 10 jam berikutnya dan tidak lebih 2 jam untuk 12 jam

berikutnya.

d. Jika tidak terjadi keruntuhan tiang, segera lakukan pembacaan sebelum

beban pertama dikurangi. Selama pengurangan beban dilakukan,

pembacaan dilaksanakan dan catat dengan interval tidak lebih 20 menit.

(45)

f. Lama pembebanan dan besar penurunandimuat dalam tabel jadwal loading

test.

2.5. Daya dukung pondasi

Dari 2 jenis pengujian dilapangan yaitu SPT dan loading test digunakan untuk

menganalisis daya dukung ultimit dan penurunan yang terjadi jika tiang dibebani.

2.5.1 Daya dukung tiang data SPT

Dari data SPT dapat dihitung daya dukung ultimit dengan menggunakan

beberapa Metode Semi Empiris. Pada penulisan tesis ini daya dukung ultimit dihitung

dengan menggunakan Metode Reese & Wright (1977).

a. Metode Reese & Wright (1977)

1. Daya dukung ultimit

Qult = Qp + Qs (2.2)

2. Daya dukung ujung (endbearing)

Qp = qp x Ap

(2.3)

Dimana, Qp

A

= Daya dukung ultimit ujung tiang (ton)

p = Luas penampang pondasi bored pile(m2

q

)

(46)

Tanah kohesif :

Qp = 9 cu (2.4)

Dimana, Cu = kohesi tanah(ton/m2)

Tanah nonkohesif :

Gambar 2.4 Daya dukung ujung bored pile pasiran (Reese & Wright, 1977)

Untuk N< 60 maka qp = 7N (ton/m2)< 400 (ton/m2

Untuk N> 60 maka q

)

(2.5)

p = 400 (ton/m2

Dimana, N

) (2.6)

SPT = Nilai rata-rata SPT

1. Daya dukung selimut (skin friction)

Qs = fs

Dimana, Q

. L. P (2.7)

(47)

fs = Gesekan selimut tiang(ton/m2

L = Panjang tiang (m)

)

P = Keliling penampang tiang (m)

Tanah kohesif:

fs = α x cu (2.8)

Dimana, α = Faktor adhesi (α = 0,55 untuk Cu

C

< 200)

u= Kohesi tanah(ton/m2)

Tanah non kohesif:

Gambar 2.5 Tahanan geser selimut bored pile pasiran (Reese & Wright, 1977)

Untuk N< 53 maka f = 0,32 NSPT

Untuk 53 <N

(2.9)

SPT

langsung dengan N

< 100 maka f = diperoleh dari korelasi

(48)

Dimana, N = nilai rata-rata SPT

Daya dukung ijin (Qall

Q

)

all F Qult

= (2.9)

Dimana, Qult

Q

= Daya dukung ultimit (ton)

all

F = Faktor keamanan untuk jenis tanah pasir adalah 3 = Daya dukung izin tiang (ton)

2.5.2 Daya dukung data compression loading test tiang tunggal

Dari data compression loading testpada pondasi tiang tunggal dapat hitung

daya dukung ultimit pondasi tiang dengan berbagai metodeperhitungan. Pada

penulisan tesis ini metode yang digunakan adalah Metode Mazurkiewicz (1972),

Metode Butler & Hoy (1977), dan Metode De Beer (1976).

a. Metode Mazurkiewicz (1972)

Daya dukung ultimit

Metode ini diasumsikan bahwa dengan daya dukung ultimit didapat

dari beban yang berpotongan, diantaranya beban yang searah sumbu tiang

untuk dihubungkan beban dengan titik-titik dari posisi garis terhadap sudut

45° pada beban sumbu yang berbatasan dengan beban (Prakash & Sharma,

1990). Prosedur untuk menentukan beban ultimit menggunakan metode ini

adalah sebagai berikut:

(49)

- Pilih sejumlah penurunan dan gambarkan garis verikal yang memotong

kurva. Kemudian gambar garis horizontal dari titik perpotongan ini pada

kurva sampai memotong sumbu beban.

- Dari perpotongan masing-masing kurva, gambar garis 45° sampai

memotong garis beban selanjutnya.

- Perpotongan ini jatuh kira-kira pada garis lurus. Titik yang didapat oleh

perpotongan dari perpanjangan garis ini pada sumbu vertikal beban adalah

beban ultimit.

Metode ini mengasumsikan bahwa kurva beban-penurunan berupa parabolik.

Nilai beban keruntuhan yang didapat dari metoda ini seharusnya mendekati 80% dari

kenyataan.Hal ini dapat diperlihatkan pada Gambar 2.6:

Gambar 2.6 Hubungan beban-penurunan Metode Mazurkiewicz (1972).

Daya dukung dukung ijin

Qall F Qult

(50)

Dimana, Qall

Pada Metode Butler & Hoy (1977) kegagalan beban saat beban terjadi

perpotongan dua buah garis tangen, terhadap grafik hubungan

beban-penurunan. Garis tangen pertama merupakan garis lurus awal yang

diasumsikan sebagai suatu garis tekanan elastis. Untuk garis tangen kedua

diperoleh dan dibatasi pada suatu kemiringan sebesar 0,05”/ton pada kurva

beban-penurunan. Pada umumnya, grafik beban-penurunan saat garis

digambarkan lurus merupakan bagian pencerminan yang benar terhadap garis

elastis. Pengamatan ini didasarkan pada Fellenius (1980). = Daya dukung ijin tiang

F = Faktor aman tiang tanpa pembesaran dibagian bawah 2

b. Metode Butler & Hoy (1977)

Daya dukung ultimit

Gambar 2.7 Hubungan beban-penurunan Metode Butler & Hoy (1977) Daya dukung dukung ijin

Qall F Qult

(51)

Dimana, Qall

1. Menentukan data penurunan. =Daya dukung ijin tiang

F = Faktor aman tiang tanpa pembesaran dibagian

bawah adalah 2

c. Metode De Beer (1976)

Daya dukung ultimit

De Beer (1968) menggunakan pola linearitas yang logaritmis dengan

merencanakan beban-penurunan data di dalam suatu diagram

double-logarithmic. Jika beban-penurunan log-log diplot menunjukkan kemiringan

yang berbeda dari satu garis yang menghubungkan data sebelumnya dengan

data di depannya dan demikian seterusnya hingga beban yang terakhir dicapai.

Dua perkiraan akan terlihat tumpang tindih, seperti pada Gambar 2.8.

Tahapan-tahapan untuk menghitung daya dukung ultimit dengan Metode De

Beer (1976) adalah:

2. Gambarkan kurva beban terhadap penurunan dalam skala logaritmik.

3. Dari grafik tersebut dapat dilihat dua garis lurus yang berpotongan.

(52)

Daya dukung ijin tiang

Qall F Qult

= (2.12)

Dimana, Qall

F = Faktor aman tiang tanpa pembesaran dibagian bawah adalah 2 = Daya dukung ijin tiang

2.5.3 Daya dukung tiang kelompok

Daya dukung tiang kelompok tidak selalu sama dengan jumlah daya dukung

tiang tunggal yang berada dalam kelompoknya. Hal ini dipengaruhi oleh jenis lapisan

tanah. Pada Medan Focal Point jenis lapisan tanah dasar tiang bertumpu pada lapisan

kaku yaitu lapisan pasir ukuran sedang maka kelompok tiang tidak beresiko

mengalami keruntuhan geser umum, dengan syarat diberikan faktor keamanan yang

cukup terhadap bahaya keruntuhan tiang tunggalnya. Daya dukung tiang kelompok

pada tanah pasir akan lebih besar dari pada jumlah kapasitas masing-masing tiang

tunggal pada kelompok.

a. Daya dukung tiang kelompok

Qg = n . Qall (2.13)

Dimana, Qg

n = Jumlah tiang dalam kelompok = Daya dukung tiang kelompok

(53)

b. Daya dukung ijin

Qall

F Qg

= (2.14)

Dimana, Qall

Q

= Dukung ijin tiang kelompok

g

F = Faktor aman untuk tiang kelompok adalah 3 = Daya dukung tiang kelompok

2.5.4 Faktor efisiensi tiang kelompok

Faktor efisiensi adalah nilai pengali yang menunjukkan perubahan nilai daya

dukung ultimit akibat pengaruh jarak tiang didalam kelompoknya. (Hardiyatmo,

2010). Faktor efisiensi yang tepat pada tiang kelompok Medan Focal Point yang

berjenis tanah pasir dengan s ≥ 3d adalah kapasitas dukung kelompok tiang diambil sama besarnya dengan jumlah kapasitas dukung tiang tunggal yaitu Eg

Dimana, E

=1.

g = Efisiensi kelompok tiang

2.6 Daya dukung horizontal (lateral)

Pondasi tiang selain dirancang untuk memikul beban vertikal atau aksialjuga

dirancang untuk memikul beban lateral. Contoh bangunan yang memikul beban

lateral yang cukup besaradalah dinding penahantanah, dermaga di pelabuhan, tower

tegangan tinggi, dan lain-lain. Adapun sumber dari beban lateral antara lain

berupatekanan tanah pada dinding penahan tanah, beban angin, beban gempa,

bebantubrukan dari kapalpada dermaga, gaya gelombang lautan, beban eksentrik

(54)

2.6.1 Metode Broms (1964)

Untuk menghitung daya dukung pondasi arah horizontal metode yang

digunakan adalah Metode Broms (1964). Dimana Metode ini menggunakan teori

tekanan tanah yang disederhanakan dengan menganggap bahwa sepanjang kedalaman

tiang, tanah mencapai nilai ultimit dengan membedakan antara tiang pendekd/b< 20

dan tiang panjang d/b ≥ 20. Pada Medan Focal Point 28/0.6 = 46.67 ≥ 20 sehingga persamaan yang digunakan adalah Metode Broms (1964) untuk tiang panjang.serta

membedakan posisi kepala tiang bebas dan terjepit. Pada Medan Focal Point kepala

tiang yang digunakan adalah kepala tiang terjepit.

Adapun keuntungan dan kerugian menggunakan Metode Broms (1964)

adalah:

Keuntungan menggunakanMetode Broms (1964):

a. Dapat digunakan pada tiang panjang maupun tiang pendek.

b. Dapat digunakan pada kondisi kepala tiang terjepit maupun bebas.

Kerugian menggunakanMetodeBroms (1964):

a. Hanya berlaku untuk lapisan tanah yang homogenyaitu tanah lempung saja

atau tanah pasir saja.

b.Tidak dapat digunakan pada tanah berlapis.

(55)

Pada Gambar 2.9 mekanisme keruntuhan horizontal tiang panjang kepala

tiangterjepit yang terjadi dan distribusi dari tahanan tanah.

Gambar 2.9 Perlawanan tanah dan momen lentur tiang panjang–kepala tiang terjepit pada tanah pasir.

Momen maksimum dan daya dukung ultimit lateral tanah pasir dapat dihitung

menggunakan persamaan:

(56)

γ =Berat isi tanah

D=Diameter tiang

Kp=Koefisien tekanan pasif

Daya dukung ijin

Hall F Hu

= (2.18)

Dimana, Hall

F = Faktor aman daya dukung lateral adalah 2 = Daya dukung ijin lateral

2.7 Penurunan tiang

Tiang yang dibebani mengalami penurunan akibat pembebanan. Pada Pondasi

Medan Focal Point sesuai dengan syarat pengujian yang digunakan ASTM D

1143-81 yaitu penurunan yang diijinkan adalah 1 inch (25,40 mm). Pada penurunan tiang

yang perlu diketahui adalah besarnya penurunan yang terjadi dan kecepatan

penurunan.

Penurunan digolongkan sebagai berikut:

- Penurunan total adalah penurunan yang terjadi akibat loading test pada

saat dalam keadaan elastis dan plastis.

- Penurunan konsolidasi adalah penurunan yang terjadi dalam jangka waktu

(57)

- Penurunan elastis adalah penurunan yang terjadi pada saat unloading

dimana penurunan total mengalami perpendekan penurunan (yang

disebabkan adanya penurunan tiang friksi dan tiang dukung ujung).

- Penurunan plastis adalah penurunan permanen atau penurunan akhir.

setelah tiang mengalami penurunan elastis pada saat unloading.

2.7.1 Penurunan elastis tiang tunggal

Loading test pada Medan Focal Point dilakukan pada tiang tunggal. Dimana

direncanakan terhadap kuat dukung ujung dan kuat dukung friksinya atau

penjumlahan dari keduanya. Penurunan pada pondasi tiang tunggal dapat dihitung

berdasarkan persamaan:

a. Tiang friksi

S =

d E

QI

s

(2.19)

I = IoRkRhRμ (2.20)

b. Tiang dukung ujung

S =

d E

QI

s

(2.21)

I = IoRkRbRμ (2.22)

Dimana, S = Penurunan elastis untuk tiang tunggal (mm)

Q = Beban yang bekerja (ton)

(58)

Mampat.

Rk = Faktor koreksi kemudah mampatan tiang

Rh = Faktor koreksi untuk ketebalan lapisan yang terletak pada tanah

keras

Rμ = Faktor koreksi angka poisson μ

Rb = Faktor koreksi untuk kekakuan lapisan pendukung

H = Kedalaman total lapisan tanah dari ujung tiang ke muka tanah

(mm)

Gambar 2.10 Faktor penurunan io (Poulos & Davis, 1980)

(59)

Gambar 2.12 Koreksi kedalaman rh

Gambar 2.13 Koreksi angka poisson r

(Poulus & Davis 1980)

μ (Poulus & Davis 1980)

(60)

Pada Gambar 2.8, 2.9, 2.10, 2.11, 2.12 KadalahKompresibilitas Relatif antara

tiang dan tanah yang dinyatakan oleh persamaan:

RA

= Modulus elastisitas dari bahan tiang (Mpa)

s

E

= Modulus elastisitas tanah disekitar tiang (Mpa)

b = Modulus elastisitas tanah di dasar tiang

Pada kurva hubungan beban- penurunan dapat dilihat beberapa istilah yang

mana disebut penurunan total pada saat loading test, penurunan elastis pada saat

unloading yang mengakibatkan perpendekan penurunan, dan penurunan plastis

(penurunan permanen/penurunan akhir). Seperti tampak pada Gambar 2.15 dibawah

ini:

(61)

Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung besar penurunan elastis

dan perpendekan penurunan adalah sebagai berikut:

Perpendekan penurunan

Stiangfriksi + Stiang dukung ujung

Penurunan elastis

(2.26)

Penurunan total – Perpendekan penurunan (2.27)

2.7.2 Penurunan elastis tiang kelompok

Penurunan elastis tiang kelompok lebih besar dari penurunan elastis tiang

tunggal pada beban struktur yang sama, ini karena pada tiang tunggal luas zona

tertekan pada bagian bawah tiang lebih kecil dari pada luas zona tertekan pada tiang

kelompok. Pada Medan Focal Point jenis lapisan tanahnya adalah pasir, maka

persamaan yang digunakan untuk menghitung penurunan elastis tiang kelompok

dengan menggunakan Metode Vesic (1977).

Sg

D B

S g

= (2.28)

Dimana, Sg

B

= Penurunan elastis tiang kelompok

g

D = Diameter satu tiang dalam kelompok = Lebar tiang kelompok

S = Penurunan elastis tiang tunggal

(62)

2.7.3 Penurunan yang diijinkan

Pada Medan Focal Poin prosedur standard loading testyang digunakan adalah

ASTM D-1143-81yang mana angka keamanan penurunan diambil 25,40 mm.

Smaksimum ≤ Sijin (2.29)

2.8 Transfer beban

Dalam daya dukung pondasi tiang penyaluran beban juga terjadi, dimana pada

pondasi Medan Focal Point penyaluran beban yang terjadi adalah penyaluran beban

gesekan (friction) dan penyaluran beban tahanan ujung (end bearing).

2.8.1 Transfer bebangesekan (friction)

Pada tiang yang dibebani akan tejadi gaya gesekan, gaya friction ini akan

bekerja bila displacement yang terjadi dalam ambang batas 0,4% dari diameter pile.

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.16.

(63)

2.8.2 Transfer beban tahanan ujung(endbearing)

Pada tiang yang dibebani akan terjadi gaya tahanan ujung, gaya end bearing

ini akan bekerja bila displacement yang terjadi masih diatas 0,4% diameter pile dan

dalam ambang batas 6% dari diameter pile. Bila displacement yang terjadi pada tiang

berada dalam 0,4% dari diameter pile, maka endbearing belum terjadi atau belum

tercapai. Seperti yang terlihat pada Gambar 2.17.

Gambar 2.17 Kurva transfer beban endbearing

2. 9 Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis Versi 8,2

Plaxis adalah suatu program komputer yang menggunakan perhitungan

Elemen Hinggauntuk menganalisis deformasidan stabilitas tanah. Berdasarkan

prosedur input data yang sederhana, mampu menciptakan perhitungan Elemen

Hingga yang kompleks dan menyediakan fasilitas output tampilan secara detail

berupa hasil perhitungan. Perhitungan program diperoleh secara otomatis. Penurunan

berdasarkan prinsip penulisan angka yang benar.

Pada Medan Focal Point sebagian besar lapisan tanah berjenis pasir maka

(64)

pada titik tersebut tegangan tidak lagi dipengaruhi oleh regangan). Pada jenis tanah

undrained harus dikonversi menjadi drained.

2.9.1 Parameter model tanah Mohr Coulomb

Parameter tanah yang digunakan dalam Program Plaxis adalah parameter yang

diperoleh dari hasil korelasi Program All Pile dengan nilai NSPT BH-03dan untuk

parameter tanah yang lain diperoleh dari korelasi NSPT BH-03dengan konsistensi

tanah.

2.9.2 Daya dukung tiang tunggal Pemodelan Elemen Hingga dengan Program Plaxis

Qult = ∑ Msf x Pu

Q

(2.28)

all F Qult

= (2.29)

Dimana,∑ Msf

P

= Diperoleh dari Program Plaxis

u

F = Faktor keamanan tiang adalah 3 = Daya dukung ultimit tiang tunggal

2.10 Penelitian yang pernah dilakukan

Beberapa peneliti telah melakukan analisis yang berkaitan dengan loading test

pada pondasi bored pile yang dapat dijadikan sebagai acuan atau literature untuk

(65)

Tabel 2.1 Penelitian yang pernah dilakukan

Nama Judul Kesimpulan

Nabil F. Ismael, 2001

Axial Load Tests On Bored Piles And Pile GroupsIn Cemented Sands

The group factor or settlement ratio, defined as the ratioof the settlement of the group to the settlement of single

piles at comparable loads in the elastic range, is importantin determining the settlement of pile groups. This factoris greater than unity and increases with the width of thepile group. It has been determined from the present testresults and compared with the simplified formula proposedby Vesic.

Sarmulia Sinaga, 2009

Analisa daya dukung dan penurunan bored pile tunggal dengan menggunakan model tanah Mohr Coulomb pada proyek City Hall Town Square Medan.

Pada kasus Proyek City Hall Town Square Medan

perhitungan dengan menggunakan Morh Coulomb

lebih mendekati loading test

dibandingkan dengan menggunakan model Hardening

Soil. dan model tanah Morh

Coulomb lebih plastis

dibandingkan dengan model tanah Hardening Soil.

Suhairiani, 2012 Analisis perbandingan daya dukung hasil loading test pada

bored pile diameter satu meter tunggal dengan metode elemen hingga memakai model tanah

Mohr Coulomb pada proyek

crystal square medan.

Daya dukung ultimit dari output pemodelan elemen hingga model

Mohr Coulomb konsolidasi 7 hari, lebih kecil dari hasil pemodelan elemen hingga model

Gambar

Gambar 2.1 Jenis bored pile (Das, 1999)
Gambar 2.5 Tahanan geser selimut bored pile pasiran (Reese &   Wright, 1977)
Gambar 2.6 Hubungan beban-penurunan Metode Mazurkiewicz (1972).
Gambar 2.9 Perlawanan tanah dan momen lentur tiang panjang–kepala tiang                             terjepit pada tanah pasir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung dan membandingkan kapasitas daya dukung tiang bor diameter 0,8 m dengan menggunakan data sondir, SPT, dan uji pembebanan serta

Tujuan dari tesis ini yaitu untuk menganalisis dan membandingkan besarnya beban maksimum pondasi tiang bor dengan menggunakan analisis tiang tunggal dengan menggunakan data bored

Tesis ini menganalisis kapasitas daya dukung dan penurunan/settlement pada pondasi tiang bor/bored pile diameter 800 mm secara tiang tunggal maupun kelompok tiang/pile

Suhairiani, 2012, Analisis Perbandingan Daya Dukung Hasil Loading Test Pada Bore Pile Diameter Satu Meter Tunggal Dengan Metode Elemen Hingga Memakai Model Tanah Mohr Coulomb

After the application of loads equal to 50, 100, and 150 % of the pile design load for tests on individual piles or 50 and 100 % of the group design load for tests on pile groups,

Tujuan dari tesis ini yaitu untuk menganalisis dan membandingkan besarnya beban maksimum pondasi tiang bor dengan menggunakan analisis tiang tunggal dengan menggunakan data bored

Tujuan dari studi ini adalah untuk menghitung dan membandingkan besar daya dukung aksial tiang tekan hidrolis berdasarkan data sondir, data loading test , dan menggunakan

Dengan menggambarkan garis ini pada kurva beban penurunan diperoleh beban maksimum Qu = 780 ton Menghitung kapasitas daya dukung tiang bored pile dari data loading test