• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hukum Mengenai Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Konsumen Yang Dirugikan Akibat Penggunaan Tabung Gas Elpiji Yang Tidak Memenuhi Standar Nasional Indonesia Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Hukum Mengenai Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Konsumen Yang Dirugikan Akibat Penggunaan Tabung Gas Elpiji Yang Tidak Memenuhi Standar Nasional Indonesia Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ANALISIS HUKUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PELAKU

USAHA TERHADAP

PENGGUNAAN TABUNG GAS ELPIJI YANG TIDAK MEMENUHI

STANDAR NASIONAL INDONESIA MENURUT

UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN

RESPONSIBILITY TOWARDS CONSUMER WHO HARMED

CAUSED OF THE USE LPG GAS TUBE THAT DOES NOT MEET

INDONESIAN NATIONAL STANDARD ACCORDING TO

UNDANG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pada

ANALISIS HUKUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PELAKU

USAHA TERHADAP

PENGGUNAAN TABUNG GAS ELPIJI YANG TIDAK MEMENUHI

STANDAR NASIONAL INDONESIA MENURUT

UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN

THE LAW

RESPONSIBILITY TOWARDS CONSUMER WHO HARMED

CAUSED OF THE USE LPG GAS TUBE THAT DOES NOT MEET

INDONESIAN NATIONAL STANDARD ACCORDING TO

UNDANG-UNDANG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pada

Hukum Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ANALISIS HUKUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PELAKU

USAHA TERHADAP KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT

PENGGUNAAN TABUNG GAS ELPIJI YANG TIDAK MEMENUHI

STANDAR NASIONAL INDONESIA MENURUT

UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN

W ANALY

RESPONSIBILITY TOWARDS CONSUMER WHO HARMED

CAUSED OF THE USE LPG GAS TUBE THAT DOES NOT MEET

INDONESIAN NATIONAL STANDARD ACCORDING TO

UNDANG NUMBER

PROTECTION

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pada

Hukum Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia

Andika Hery Setiawan

Di

Budi Fitriadi, SH., M.Hum NIP. 4127.33.00.002

PROGRAM STUDI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ANALISIS HUKUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PELAKU

KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT

PENGGUNAAN TABUNG GAS ELPIJI YANG TIDAK MEMENUHI

STANDAR NASIONAL INDONESIA MENURUT

UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN

KONSUMEN

YSIS ON T

RESPONSIBILITY TOWARDS CONSUMER WHO HARMED

CAUSED OF THE USE LPG GAS TUBE THAT DOES NOT MEET

INDONESIAN NATIONAL STANDARD ACCORDING TO

UMBER

8

PROTECTION

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pada

Hukum Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

Andika Hery Setiawan 3. 16. 07. 0 bawah Bimbingan : Budi Fitriadi, SH., M.Hum

NIP. 4127.33.00.002

PROGRAM STUDI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

2012

ANALISIS HUKUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PELAKU

KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT

PENGGUNAAN TABUNG GAS ELPIJI YANG TIDAK MEMENUHI

STANDAR NASIONAL INDONESIA MENURUT

UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN

KONSUMEN

THE ENTR

RESPONSIBILITY TOWARDS CONSUMER WHO HARMED

CAUSED OF THE USE LPG GAS TUBE THAT DOES NOT MEET

INDONESIAN NATIONAL STANDARD ACCORDING TO

8/1999 ABOUT CONSUMER

PROTECTION

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat padaProgram St

Hukum Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

Andika Hery Setiawan 3. 16. 07. 023 bawah Bimbingan : Budi Fitriadi, SH., M.Hum

NIP. 4127.33.00.002

ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

ANALISIS HUKUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PELAKU

KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT

PENGGUNAAN TABUNG GAS ELPIJI YANG TIDAK MEMENUHI

STANDAR NASIONAL INDONESIA MENURUT UNDANG

UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN

TREPENEU

RESPONSIBILITY TOWARDS CONSUMER WHO HARMED

CAUSED OF THE USE LPG GAS TUBE THAT DOES NOT MEET

INDONESIAN NATIONAL STANDARD ACCORDING TO

1999 ABOUT CONSUMER

Program Strata Hukum Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia

ILMU HUKUM UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ANALISIS HUKUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PELAKU

KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT

PENGGUNAAN TABUNG GAS ELPIJI YANG TIDAK MEMENUHI

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN

EUR S

RESPONSIBILITY TOWARDS CONSUMER WHO HARMED

CAUSED OF THE USE LPG GAS TUBE THAT DOES NOT MEET

INDONESIAN NATIONAL STANDARD ACCORDING TO

1999 ABOUT CONSUMER

rata-1 Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia

ANALISIS HUKUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PELAKU

KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT

PENGGUNAAN TABUNG GAS ELPIJI YANG TIDAK MEMENUHI

UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN

RESPONSIBILITY TOWARDS CONSUMER WHO HARMED

CAUSED OF THE USE LPG GAS TUBE THAT DOES NOT MEET

1999 ABOUT CONSUMER

(3)
(4)

ix

ANALISIS HUKUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT PENGGUNAAN TABUNG GAS ELPIJI YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR NASIONAL

INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

ABSTRAK Andika Hery Setiawan

Pembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau jasa yang dapat dikonsumsi. Di samping itu, globalisasi dan perdagangan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi telekomunikasi dan informatika telah memperluas ruang gerak arus transaksi barang dan/atau jasa melintasi batas-batas wilayah suatu negara, sehingga barang dan/atau jasa yang di tawarkan bervariasi baik produksi luar negeri maupun produksi dalam negeri. Kondisi yang demikian pada satu pihak mempunyai manfaat bagi konsumen karena kebutuhan konsumen akan barang dan/atau jasa yang diinginkan dapat terpenuhi serta semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen. Di sisi lain, kondisi dan fenomena tersebut di atas dapat mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang dan konsumen berada pada posisi yang lemah. Pelaku usaha sebagai pelayan jasa atau penyedia barang sangat berpotensi untuk melakukan wanprestasi atau merugikan konsumennya, Tidak terpenuhinya standar produksi produk tabung yang termasuk kedalam standar nasional indonesia (SNI),kompor, dan aksesorisnya, seringkali menjadi penyebab utama kecelakaan ledakan gas elpiji. Masyarakat pun kurang memiliki pengetahuan yang baik mengenai produk tersebut secara aman. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dikaji permasalahan mengenai Perlindungan hukum bagi konsumen yang dirugikan akibat penggunaan tabung gas elpiji yang tidak memenuhi standar nasional indonesia menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Penelitian yang dilakukan penulis bersifat deskriptif analitis dengan melukiskan fakta-fakta berupa data primer dan data sekunder dengan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif. Data yang dihasilkan dianalisis secara yuridis kualitatif, sehingga hierarki peraturan perundang-undangan dapat diperhatikan serta dapat menjamin kepastian hukum.

(5)

x

THE LAW ANALYSIS ON THE ENTREPENEUR S RESPONSIBILITY TOWARDS CONSUMER WHO HARMED CAUSED OF THE USE LPG GAS TUBE THAT

DOES NOT MEET INDONESIAN NATIONAL STANDARD ACCORDING TO UNDANG-UNDANG NUMBER 8/1999 ABOUT CONSUMER PROTECTION

ABSTRACT Andika Hery Setiawan

The economic development generally and particularly in national industry and commerce has resulted various consumable goods or services. Besides that, globalization and free trade supported by advances of telecommunication and informatics has broadened the goods and services transaction across nation border, therefore the offered goods and services are varied both overseas production and domestic production. These conditions in other side have advantages for consumer because the consumer s need on goods and services demanded can be fulfilled and free to choose various quality according to consumer s willingness and ability. In the other side, these conditions cause position of entrepreneur and consumer become unbalance and the consumer position become weak. The entrepreneur is as maid service or goods provider has high potentially to do default or harmed consumer, the unmeet production of tube into Indonesian national standard, stove and accessories often become a main cause of blast accident. The society has less knowledge about the safe product. According to the background, it is necessary to review the problem about consumer protection who harmed caused by the use of LPG gas-tube that unmeet Indonesian national standard refers to constitution no 8 year 1999 about consumer protection.

This study is descriptive analytic by describing the facts in form of primary and secondary data with juridical normative approach. The gained data are analyzed in juridical qualitative, therefore the hierarchy of constitution rule can be noticed and legal certainty guaranteed.

According to analysis towards gained data, it can be concluded that entrepreneur must responsible towards harmed consumer caused by unmeet LPG gas tube to Indonesian national standard refers to article 4, 19, constitution no 8 year 1999 about consumer protection, the other side, harmed consumer can do legal efforts caused by the disadvantages, if it is true happened violation of laws by entrepreneur as ruled in article 23 constitution no 8 year 1999 about consumer protection.

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Segala rasa kerendahan hati dan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunianya yang telah dilimpahkan sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan skripsi dengan judul ANALISIS HUKUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT PENGGUNAAN TABUNG GAS ELPIJI YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR NASIONAL INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN dengan tujuan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu persyaratan kelulusan di Fakultas Hukum, Universitas Komputer Indonesia.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan baik dalam metode penulisan, dari segi penggunaan tata bahasa maupun dalam pembahasan materi. Semua ini dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun kepada Penulis, yang mudah-mudah dikemudian hari Penulis dapat memperbaiki segala kekurangannya.

(7)

v

Dalam kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu, memberikan motivasi, dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu, terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Yth. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, Msc selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia;

2. Yth. Ibu Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, S.E., A.K., M.S selaku Pembantu Rektor I Universitas Komputer Indonesia;

3. Yth. Bapak Prof. Dr. Moh. Tajuddin, M.A. selaku Pembantu Rektor II Universitas Komputer Indonesia

4. Yth. Ibu Dr. Hj. Aelina Surya, selaku pembantu Rektor III Universitas Komputer Indonesia;

5. Yth. Bapak Prof. Dr. H.R. Otje Salman Soemadiningrat, S.H selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia;

6. Yth. Ibu Hetty Hassanah, S.H., M.H. selaku Ketua Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia;

7. Yth. Bapak Budi Fitriadi, S.H., M.Hum selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia;

8. Yth. Ibu Arinita Sandria, S.H., M.Hum selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia;

9. Yth. Bapak Asep Iwan Irawan, S.H., M.Hum selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia;

(8)

vi

11. Yth. Ibu Rachmani Puspitadewi., S.H., M.Hum selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia;

12. Yth. Ibu Rika Rosiliawati, A.Md selaku Staff Administrasi Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia;

13. Yth. Bapak Muray Selaku Karyawan Fakultas Hukum Universitas Kompter Indonesia;

14. Rekan-rekan Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia Angkatan 2007; 15. Sahabat-sahabatku Gilang Ramadhan, Ineu Yuliani, Eko Sumindar Pratama,

Mas Shofa S Zakaria dan sahabatku lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

16. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah mereka berikan.

Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih untuk yang tercinta kedua orang tua penulis, Bapak Ignatius Suhardi (Alm) dan Ibu Imelda Haryati yang sangat penulis hormati dan sayangi serta kakak tercinta Helena Ida Susiandari (Alm), Irene Eni Ernawati, Herry Putranto terima kasih atas limpahan kasih yang tercurah selama ini dan juga doa yang tulus semua ini tak ada bandingnya di dunia. Penulis juga mengucapakan terima kasih untuk Farahdina Mirza Lameida Yang selalu membantu, menghibur dan menemani penulis dalam membuat skripsi.

(9)

vii

Billahitaufiq Wal Hidayah Wassalamualaikum Wr.,Wb.

Bandung, Agustus 2012 Penulis

Andika Hery Setiawan

(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

MOTTO ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

ABSTRAK... ix

ABTRACT... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Maksud dan Tujuan Penelitian... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Kerangka Pemikiran... 7

F. Metode Penelitian ... 16

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN HUBUNGAN KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA A. Pengertian dan Ruang Lingkup Perlindungan Konsumen ... 20

B. Hubungan Hukum Konsumen dan Pelaku Usaha ... 29

(11)

BAB III PENGGUNAAN TABUNG GAS ELPIJI YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR NASIONAL INDONESIA SERTA DAMPAKNYA BAGI KONSUMEN

A. Pelaksanaan Konversi Minyak Tanah Menjadi Gas Elpiji Dengan Penggunaan Tabung Gas Yang Sesuai Standar Nasional Indonesia Sebagai Standar Kesesuaian Produk ... 48 B. Faktor-Faktor Penyebab Ledakan Tabung Gas Elpiji Yang Beredar Di

Masyarakat ... 58 C. Penggunaan Standar Nasional Indonesia Terhadap Produk ... 63

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT PENGGUNAAN TABUNG GAS ELPIJI YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR NASIONAL INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

A. Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Kerugian Yang Dialami Konsumen Akibat Tabung Gas Elpiji Yang Tidak Sesuai Standar Nasional Indonesia Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen ... 69 B. Upaya Hukum Yang Dapat Dilakukan Konsumen Terhadap Kerugian

Yang Diakibatkan Ledakan Tabung Gas Elpiji Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen ... 75

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(12)

DAFTAR PUSATAKA ... xi

LAMPIRAN ...

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

(14)

2

atas dapat mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang dan konsumen berada pada posisi yang lemah.

Kegiatan perekonomian sangat mendukung dalam kegiatan pembangunan di Indonesia saat ini, salah satunya kegiatan perekonomian yang berbentuk perusahaan atau usaha yang didirikan oleh individu atau orang perorangan. Suatu kegiatan usaha merupakan kegiatan yang berkembang dari waktu ke waktu, setiap individu selalu mencari jalan untuk memperoleh sesuatu yang lebih menguntungkan dengan cara mendirikan bentuk-bentuk usaha perdagangan.1

Percepatan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan adalah pertumbuhan ekonomi yang mengikutsertakan sebanyak mungkin peduduk Indonesia. Pembangunan hukum diarahkan mendukung terwujudnya ekonomi yang berkelanjutan. Sistem yang demokratis, dimana hukum harus menjadi panglima. Penegakan hukum secara konsisten dapat memberikan rasa aman, adil, dan kepastian berusaha. Hal ini sejalan dengan pembangunan nasional khususnya dibidang perekonomian berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945 amandemen ke-4 harus dapat mendukung tumbuhnya dunia usaha yang kemudian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak dan sekaligus mendapatkan kepastian barang dan/atau jasa yang diperoleh dari perdagangan tanpa mengakibatkan kerugian konsumen.

Pembangunan dan perkembangan perekonomian telah menghasilkan berbagai variasi barang dalam masyarakat. Kepentingan pelaku usaha adalah memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dari transaksi dengan konsumen, sedangkan konsumen berkepentingan untuk

1

(15)

3

memperoleh kepuasan melalui pemenuhan kebutuhannya terhadap produk tertentu, konsumen mempunyai hak untuk mendapatkan kualitas yang diinginkan.

Mayoritas orang baik secara individu maupun kelompok pada suatu saat pasti menjadi konsumen dari suatu produk barang atau jasa tertentu. Hubungan perdata antara konsumen dan pelaku usaha tidak selamanya berlangsung harmonis dan saling menguntungkan.

Kedudukan konsumen dan pelaku usaha seringkali tidak seimbang dan konsumen berada pada posisi yang lemah. Konsumen menjadi objek aktivitas bisnis untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya oleh pelaku usaha melalui cara promosi, penjualan, kualitas barang atau jasa, serta perjanjian standar yang merugikan konsumen. Konsumen pun banyak yang tidak mengetahui hak-hak yang dimiliki baik sebelum maupun setelah mengalami kerugian. Konsumen sebagai pihak yang dilayani posisinya memang seringkali lemah. Pelaku usaha sebagai pelayan jasa atau penyedia barang sangat berpotensi untuk melakukan wanprestasi atau merugikan konsumennya.2

Pemerintah sejak tahun 2007 lalu melakukan konversi (peralihan) penggunaan minyak tanah ke gas liquid petroleum gas (selanjutnya disebut elpiji). Alasan utama dibalik kebijakan konversi minyak tanah itu dilakukan untuk penghematan subsidi bahan bakar minyak. Pemerintah melalui Pertamina mendistribusikan tabung gas ukuran 3 kg tersebut. Pada saat mulai diberlakukannya konversi bahan bakar minyak tanah ke elpiji, muncul berita-berita mengenai kebakaran yang diakibatkan oleh meledaknya tabung elpiji.

2

(16)

4

Program konversi ini banya menimbulkan masalah, yang paling menonjol adalah terjadinya banyak kasus ledakan, sejak tabung elpiji 3 kg dibagikan secara gratis oleh pemerintah tahun 2007, kasus ledakan tabung melon ternyata cukup tinggi. Selama tahun 2008 terjadi 61 kasus, tahun 2009 terjadi 51 kasus dan pada tahun 2011 sudah terjadi 3 kasus tabung gas elpiji meledak. Total berarti terjadi lebih dari 150 kasus ledakan, dengan puluhan korban tewas dan lebih banyak lagi korban luka, termasuk anak-anak.

Puluhan ledakan tabung gas yang terjadi selama belakangan ini adalah tragedi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan. Korban ledakan harus menderita kerugian yang amat besar mulai dari rumah yang hancur berantakan, luka bakar yang parah, bahkan harus kehilangan nyawa. Beberapa kasus ledakan elpiji yang terjadi di bandung diantaranya menimpa Enah Sukaenah (52) mengalami luka bakar serius akibat terkena percikan api dari ledakan gas elpiji di rumahnya di Kelurahan Kebonjayanti RT 04/06, Kota Bandung. Korban mengalami luka bakar 85 persen di sekujur tubuhnya dan harus mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit pindad bandung. Ledakan gas kembali terjadi dan menimbulkan korban.3

Maraknya ledakan tabung gas elpiji 3 kg di sejumlah daerah menjadi kekhawatiran tersendiri bagi penggunanya, tidak sedikit masyarakat yang takut meggunakan kompor gas dan ingin beralih ke minyak tanah yang dinilai lebih aman. Penggunaan bahan bakar gas, di kalangan masyarakat ekonom kurang mampu dimulai dengan bergulirnya program konversi minyak tanah ke gas tahun lalu. Pemerintah melalui PT.

3

(17)

5

Pertamina menarik peredaran minyak tanah dengan membagi-bagikan tabung gas secara gratis kepada warga. Namun ternyata program ini memakan banyak korban.

Pasal 8 undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menjelaskan bahwa :

pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan .

Tidak terpenuhinya standar produksi produk tabung yang termasuk kedalam standar nasional indonesia (SNI), kompor, dan aksesorisnya seringkali menjadi penyebab utama kecelakaan ledakan gas elpiji. Masyarakatpun kurang memiliki pengetahuan yang baik mengenai produk tersebut secara aman.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, diatur bahwa masyarakat berhak untuk mendapat jaminan kualitas produk yang dibelinya. Akan tetapi pada kenyataannya produk yang dipasarkan tidaklah aman. Produk yang beradadi pasaran tidak memenuhi standar nasional, baik itu tabung gas maupun selangnya. Masyarakat ditawarkan produk yang tidak aman, oleh itu jelas ada pelanggaran terhadap hak dari konsumen.

(18)

6

ledakan lebih banyak disebabkan oleh kurangnya pengetahuan konsumen serta kurang kehti-hatian dalam penggunaannya.

Berdasarkan pemaparan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT PENGGUNAAN TABUNG GAS ELPIJI YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR NASIONAL INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dituraikan sebelumnya, maka permasalahan hukum yang dapat di identifikasi antara lain :

1. Bagaimana tanggung jawab pelaku usaha terhadap kerugian yang dialami konsumen akibat tabung gas elpiji yang tidak sesuai Standar Nasional Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen ?

2. Bagaimana upaya hukum yang dapat dilakukan konsumen terhadap kerugian yang diakibatkan ledakan tabung gas elpiji menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen ?

C. Maksud dan Tujuan

Penulisan hukum ini dimaksudkan dan ditujukan untuk :

(19)

7

Standar Nasional Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

2. Untuk menjelaskan dan memahami upaya hukum yang dapat dilakukan konsumen terhadap kerugian yang diakibatkan ledakan tabung gas elpiji menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian hukum ini antara lain : 1. Segi Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap ilmu pengetahuan hukum, khususnya di bidang Hukum Perlindungan Konsumen dalam tanggung jawab pelaku usaha terhadap kerugian yang dialami konsumen akibat tabung gas elpiji yang tidak sesuai Standar Nasional Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

2. Segi Praktis

(20)

8

E. Kerangka Pemikiran

Kegiatan pembangunan saat ini tidak terlepas dari tujuan pembangunan nasional, berdasarkan alinea kedua pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 bahwa :

perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Republik Indonesia, yang Merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur .

Hal ini menunjukkan bahwa konsep utilitarianisme sangat melekat dalam pembukaan alinea kedua tersebut, diantaranya pada makna adil dan makmur . Dimana tujuan hukum yaitu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, sebagaimana di ungkapkan oleh Bentham yaitu The Greatest Happiness For The Greatest Number . Makna adil dan makmur tersebut harus dipahami sebagai kebutuhan masyarakat Indonesia, secara yuridis hal ini menunjukkan seberapa besar kemampuan hukum untuk dapat memberikan manfaat kepada masyarakat.

Seberapa besar hukum mampu melaksanakan atau mencapai hasil yang diinginkan, karena hukum dibuat dengan penuh kesabaran oleh Negara dan ditujukan pada tujuan tertentu. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa makna yang tersirat dari kata adil dan makmur pada alinea kedua pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terebut merupakan keadilan yang diperuntukkan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam berbagai sektor kehidupan.4

4

Otje Salman S, Teori Hukum Mengingat, Mengumpulkan, dan Membuka kembali,

(21)

9

Tujuan kegiatan pembangunan nasional saat ini yaitu bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, sebagaimana tercantum dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yaitu :

untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia . Berdasarkan ketentuan mengenai tujuan kegiatan pembangunan nasional di atas, maka pemerintah seharusnya dapat memberikan pelayanan hukum yang baik guna membantu pelaksanaan pembangunan nasional khususnya dalam bidang ekonomi yang mengacu pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, selain itu pembangunan nasional juga harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan mengenai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) agar pelaksanaan pembangunan nasional tersebut dapat terlaksana sesuai dengan visi, misi dan tujuan dibentuknya pemerintahan Indonesia sebagaimana disebutkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, hal ini didasarkan pada Pasal 3 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 bahwa :

(22)

10

dalam bentuk rumusan visi, misi dan arah Pembangunan Nasional.

Berdasarkan ketentuan di atas, maka segala kegiatan pembangunan nasional harus sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang ditetapkan pemerintah dan segala tindakan yang dilakukan oleh masyarakat harus sesuai dengan ketentuan hukum yang dibuat dan berlaku di Negara Indonesia. Hal tersebut didasarkan pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dimana Negara Indonesia adalah Negara Hukum , dan didasarkan pada Pasal 33 ayat (4) Undang Undang Dasar 1945 bahwa :

Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional .

Kegiatan pembangunan nasional yang paling utama saat ini salah satunya adalah kegiatan perekonomian, adapun kegiatan perekonomian yang sangat penting dalam pembangunan saat ini salah satunya kegiatan perekonomian di bidang bisnis usaha/ perusahaan. Perkembangan di bidang bisnis usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha salah satunya yaitu usaha di bidang penjualan tabung gas elpiji 3kg. Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang dimaksud dengan pelaku usaha yaitu :

(23)

11

Berdasarkan rumusan tersebut maka sudah jelas bahwa pelaku usaha merupakan suatu badan hukum atau perorangan yang mendirikan usaha baik secara bersama-sama ataupun sendiri melalui perjanjian untuk menyelenggarakan suatu usaha dalam bentuk apapun di bidang perekonomian harus menjalankan kewajibannya sebagai pelaku usaha dengan baik sebagaimana di atur dalam perundang-undangan. Kewajiban pelaku usaha menurut Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen :

Kewajiban pelaku usaha adalah:

a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;

c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

d. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;

e. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;

f. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

g. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian .

(24)

12

Tanggung jawab merupakan hal yang sangat penting dalam perlindungan konsumen. Hal tersebut dapat dirasakan pada saat terjadinya suatu pelanggaran dan menimbulkan kerugian bagi konsumen, permasalahannya perlu adanya kehati-hatian dalam menentukan siapa yang harus bertanggungjawab dan seberapa jauh tanggungjawab yang dibebankan kepada pihak-pihak terkait.5 Berdasarkan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tanggung jawab pelaku usaha yaitu :

1. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran,dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.

2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi.

4. Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan.

5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen .

Berdasarkan penjelasan tersebut, para pelaku usaha seharusnya menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai pelaku usaha dengan baik sebagaimana yang telah di atur dalam perundang-undangan, sehingga para pelaku usaha yang tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai pelaku usaha dengan baik dan menimbulkan

5

(25)

13

kerugian bagi konsumen, maka dapat di tuntut oleh konsumen untuk mengganti segala kerugian yang dialami oleh konsumen.

Pada saat ini di Indonesia pemerintah telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang menjadi satu-satunya standar yang berlaku di seluruh Indonesia. SNI diberlakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor. 15 Tahun 1991 Tentang Standar Nasional Indonesia yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Presiden Nomor. 12 Tahun 1991 Tentang Standar Nasional Indonesia Dalam praktiknya kegiatan standardisasi dikoordinasikan oleh Badan Standardisasi Nasional yang meliputi :6

1. Merumuskan program pembinaan dan pengawasan dunia usaha dalam menerapkan standardisasi secara sektoral

2. Membantu dalam merumuskan Rancangan Standar Nasional Indonesia

3. Menetapkan pemberlakuan SNI wajib

4. Membina dunia usaha dalam penerapan standardisasi secara sektoral

5. Memberikan sanksi terhadap pelaksanaan penerapan SNI 6. Memberi masukan dalam penyusunan sistem akreditasi dan

sertifikasi

7. Membina laboratorium penguji, laboratorium acuan dan lembaga sertifikasi dalam lingkungannya

6

(26)

14

8. Melaksanakan penelitian dan pengembangan standardisasi di bidangnya.

Standarisasi berfungsi membantu menjembatani kepentingan konsumen dan produsen dengan menetapkan standar produk yang tepat yang dapat memenuhi kepentingan dan mencerminkan aspirasi kedua belah pihak. Selain itu, adanya standardisasi produk ini akan memberikan manfaat yang optimum pada konsumen dan produsen, tanpa mengurangi hak milik dari konsumen.7 Standardisasi ini berkaitan erat dengan keamanan dan keselamatan konsumen, yaitu berkaitan dengan kelayakan suatu produk untuk dipakai atau dikonsumsi. Barang yang tidak memenuhi syarat mutu, khususnya makanan, dapat menimbulkan malapetaka bagi konsumen, selain merugikan konsumen dari segi finansial dapat pula mengancam keamanan dan keselamatan masyarakat umum.

Implementasi dari standardisasi ini, maka kepada produk yang sudah memenuhi standar diberikan Sertifikasi Produk (Certification Marking) yang dibuat dengan tanda SNI, yang dapat ditempatkan pada produk, kemasannya, atau dokumennya. Tanda ini dibubuhkan oleh produsen pada barang produknya setelah mendapat izin dari Menteri Perindustrian sesuai dengan Pasal 6 ayat (3) SK Menteri Perindustrian Nomor 210 Tahun 1979 Tentang Penetapan Izin Industri. Sertifikasi ini merupakan jaminan terhadap produk tersebut sebab sertifikasi diberikan

7

Gandi, Perlindungan Konsumen dilihat dari Sudut Pengaturan Standardisasi Hasil

Industri, makalah pada Simposium Aspek-aspek Hukum Perlindungan Konsumen,

(27)

15

setelah diuji dan memenuhi syarat yang ditentukan. Petunjuk pelaksanaan penggunaan tanda sertifikasi itu ditetapkan dengan SK Menteri Perindustrian Nomor 130 Tahun 1980 Tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia.

Pelaku usaha yang menjual produk tanpa memenuhi persyaratan wajib SNI telah melanggar beberapa peraturan, antara lain Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional dan perbuatan itu melanggar Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 14/M-DAG/PER/3/2007 Tentang Standardisasi Jasa Bidang Perdagangan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Terhadap Barang dan Jasa yang Diperdagangkan, dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M-DAG/PER/5/2009 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengawasan Barang Beredar dan/atau Jasa

Sebuah produk belum layak memperoleh sertifikasi SNI apabila tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan WTO Code of good Practice, yaitu:

1. Openess (keterbukaan) : Terbuka bagi agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat berpartisipasi dalam pengembangan SNI;

(28)

16

mudah memperoleh semua informsi yang berkaitan dengan pengembangan SNI;

3. Consensus and Impartiality (konsensus dan tidak memihak) : Tidak memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya dan diperlakukan secara adil; 4. Effetiveness and Relevance : Efektif dan relevan agar dapat

memfasilitasi perdagangan karena memperhatikan kebutuhan pasar dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Coherence : Koheren dengan pengembangan standar internasional agar perkembangan pasar negara kita tidak terisolasi dari perkembangan pasar global dan memperlancar perdagangan internasional; dan

6. Development Dimension (berdimensi pembangunan) : Berdimensi pembangunan agar memperhatikan kepentingan publik dan kepentingan nasional dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional.8

Penerapan SNI pada dasarnya bersifat sukarela, artinya kegiatan dan produk yang tidak memenuhi ketentuan SNI tidak dilarang. Hanya saja konsumen pada akhirnya tidak mempunyai kekuatan dalam perlindungan hukum, dengan demikian konsumen (masyarakat) tidak dapat merasakan akan adanya pemanfaatan SNI secara luas, penerapan norma keterbukaan bagi semua pemangku kepentingan, transparan dan tidak memihak, serta selaras dengan perkembangan standar internasional merupakan faktor yang sangat penting. Akan tetapi, untuk keperluan

8

(29)

17

melindungi kepentingan umum, keamanan negara, perkembangan ekonomi nasional, dan pelestarian fungsi lingkungan hidup, pemerintah dapat saja memberlakukan SNI tertentu secara wajib.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis yaitu metode penelitian yang digunakan dengan cara menggambarkan data dan fakta baik berupa : a. Data sekunder bahan hukum primer yaitu berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai perlindungan konsumen, diantaranya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. b. Data sekunder bahan hukum sekunder berupa doktrin atau

pendapat para ahli hukum terkemuka.

c. Data sekunder bahan hukum tersier berupa bahan-bahan yang didapat dari majalah, brosur, artikel-artikel, surat kabar dan internet.

2. Metode Pendekatan

(30)

18

dikonsepsikan sebagai norma, asas atau dogma-dogma.9 Pada penulisan hukum ini, penulis mencoba melakukan penafsiran hukum gramatikal, yaitu penafsiran dilakukan dengan cara melihat arti kata pasal dalam undang-undang yang digunakan dalam penulisan hukum ini.

3. Tahap Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis melalui dua tahap meliputi : a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang berhubungan dengan tanggung jawab pelaku usaha terhadap konsumen dalam penggunaan tabung gas elpiji yang ridak memenuhi Standar Nasional Indonesia.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan untuk menunjang dan melengkapi studi kepustakaan dengan cara wawancara terstruktur dengan pihak-pihak terkait.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

9

(31)

19

a. Studi Dokumen, yaitu teknik pengumpulan data berupa data primer, sekunder dan tersier yang berhubungan dengan permasalahan yang penulis teliti.

b. Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait dengan cara mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu untuk memperlancar proses wawancara.

5. Metode Analisis Data

Analisis data dan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian dilakukan secara yuridis kualitatif, yuridis kualitatif meliputi :

a. Memperhatikan hirarkis peraturan perundang-undangan, dimana peraturan perundang-undangan yang derajatnya lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang derajatnya lebih tinggi.

b. Kepastian hukum, dalam arti perundang-undangan yang diteliti betul-betul dilaksanakan dan didukung oleh penegak hukum.

6. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian diambil untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan skiripsi ini, yaitu :

a. Perpustakaan, diantaranya :

1) Perpustakaan Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.112 Bandung.

(32)

20

b. Instansi / Lembaga Terkait

1) Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen 2) PT. Pertamina

c. Website :

1) www.bsn.or.id

(33)

xi

DAFTAR PUSTAKA

BUKU-BUKU :

Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Perseroan Terbatas, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999.

AZ. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen (Suatu Pengantar) , Diadit Media, Jakarta 2001.

Edmon Makarim, Pengantar Hukum Telematika, Badan Penerbit FH UI, Rajawali Pers, 2009.

Gandi. Perlindungan Konsumen dilihat dari Sudut Pengaturan Standardisasi Hasil Industri, makalah pada Simposium Aspek-aspek Hukum Perlindungan Konsumen, BPHN. Binacipta, Jakarta 1980.

Happy Susanto, Hak-hak Konsumen Jika Dirugikan, Visi Media, cetakan pertama, Jakarta 2008.

Husni Syawali, (Ed), Tanggungjawab Produsen Terhadap Akibat Hukum Yang Ditimbulkan dari Produk Pada Era Pasar Bebas. Di dalam Hukum Perlindungan Konsumen. Mandar Maju, Bandung 2000. Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, PT.Citra

Aditya Bakti, Bandung 2006.

Kartini Muljadi, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003.

Muhammad Djumhana. Hukum Ekonomi Sosial Indonesia. Citra Aditya Bakti, Jakarta 1994.

Otje Salman S, Teori Hukum Mengingat, Mengumpulkan, dan Membuka kembali, PT Refika Aditama, Bandung, 2005.

Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Grasindo, Jakarta, 2000.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN :

Undang-Undang Dasar 1945

(34)

xii

SUMBER LAIN :

Hetty Hassanah, Penyusunan Penulisan Hukum Pada Fakultas Hukum Unikom, disampaikan pada acara Up-Grading Refreshing Course-Legal Research Methodology Fakultas Hukum Unikom. Bandung,12 Februari 2011.

Media Indonesia. Ekonomi dan Bisnis. 2002. www.migas.esdm.go.id

http://www.bsn.go.id/bsn/activity.php

http ://www.bsn.or.id// Standar Nasional Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam.html http://miauideologis.wordpress.com/page/22,

http://mjpcenter.blogspot.com/2011/02/pengertian-konversi-energi.html

http://politik.kompasiana.com/2010/10/08/antara-subsidi-program-konversi-dan-bom-elpiji http://pywpindonesia.or.id

http://soemali.ac.id/files/2011/08/Hubungan Hukum Antara Konsumen dan Produsen.

(35)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Andika Hery Setiawan

Tempat/Tanggal Lahir : Jombang, 22 Maret 1988

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Kp. Pirusa RT/RW 002/002 Desa.

Sukaratu Kec. Sukaratu Kab. Tasikmalaya

Telepon : 081909630002

Email : Arjom_andika@yahoo.com

Status : Belum Menikah

PENDIDIKAN FOMAL :

SDN KEPANJEN II JOMBANG : 1995-2000

SMP KRISTEN PETRA JOMBANG : 2000 - 2003

SMA PUI TASIKMALAYA : 2003 - 2006

Referensi

Dokumen terkait

“Proses perencanaan, implementasi dan pengendalian aliran barang masuk (inbound flow) secara efektif dan efisien serta penyimpanan barang bekas (secondary goods) dan

Strategy Green Distribution on Supply Chain Management yang berfokus sustainability yang harus dijalankan perusahaan Otel Express dengan tujuan akhir memberikan dampak yang

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dengan analisis data yang bersifat deskriptif (descriptive analisys). Hasil penelitian ini menunjukan: 1)

19 Untuk sekolah SD N tambakaji 01, praktikan memberikan saran yang mungkin dapat memberikan inspirasi untuk SD bahwa keadaan yang kurang memadai dan ketersediannya

Peluang yang cukup besar untuk mengembangkan hasil-hasil penelitian dengan memanfaatkan pestisida nabati sudah menunjukkan efektivitasnya sebagai insektisida dari

Surga adalah tempat sementara dimana mereka yang telah banyak melakukan perbuatan baik akan mengalami kebahagiaan yang lebih lama, sedangkan neraka adalah tempat

Mikrostruktur kamaboko tanpa penambahan karaginan komersil (K(-)) (Gambar 6) terlihat matriks gel protein yang terbentuk seperti serabut yang kasar, hal ini disebabkan

A vizsgált mutatók alapján a telepeket rangsoroltuk az SRD (Sum of Ranking Difference) módszerrel.. Az SRD módszert Héberger (2010) fejlesztette ki, és a módszer