• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Realisasi Anggaran Pendapatan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Bandung Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Realisasi Anggaran Pendapatan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Bandung Barat"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Dalam era globalisasi dan persaingan pasar bebas, negara membutuhkan dana pembangunan yang besar untuk membiayai segala keperluannya. Salah satu sumber keuangan negara yang potensial adalah pajak. Karena itu untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan, salah satu yang dibutuhkan dan terpenting adalah peranan aktif para warga negara untuk ikut memberikan iuran kepada negara dalam bentuk pajak. Sebagai salah satu penerimaan negara, sektor pajak merupakan pilihan yang tepat karena jumlahnya relatif lebih stabil, dari sektor tersebut diharapkan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai rumah tangga negara dapat diwujudkan secara nyata. Oleh karena itu, sektor pajak merupakan sumber penerimaan yang paling penting bagi negara dan sangat diharapkan oleh negara untuk membiayai belanja negara.

(2)

daerah kabupaten dan kota, maka diperlukan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah ini diperlukan agar dapat menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dengan kemampuan daerahnya sendiri.

Berkaitan dengan dimensi otonomi daerah, pemerintah daerah Kabupaten Bandung Barat sebagai daerah otonomi mempunyai hak, wewenang, dan kewajiban untuk menyelenggarakan otonomi daerah yang nyata, dinamis, dan bertanggungjawab sesuai dengan UU No. 22 tahun 1999.

Penyelenggaraan pemerintah daerah berdasarkan prinsip otonomi daerah, dimana diharapkan mampu membiayai urusan rumah tangganya sendiri akan

memerlukan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, pemerintah daerah Kabupaten Bandung Barat dituntut agar dapat mengatur keuangan daerahnya dan mencari sumber-sumber potensi bagi pendapatan daerah. Penggalian dan pemberdayaan sumber-sumber pendapatan daerah pada pemerintah daerah Kabupaten Bandung Barat dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD).

(3)

(DPPKAD) kabupaten Bandung Barat sebagaimana diatur dalam keputusan menteri dalam negeri No. 23 tanggal 29 Mei tahun 1989 adalah berkedudukan sebagaimana unsur pelaksanaan pemerintah kabupaten Bandung Barat di bidang pendapatan daerah. Tugas pokoknya adalah melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang pendapatan, sedangkan fungsi badan adalah untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud.

Salah satu sumber pendapatan daerah yang cukup besar adalah pajak daerah. Ada beberapa jenis pajak daerah yang dipungut oleh DPPKAD Kabupaten Bandung Barat, salah satunya adalah Pajak Restoran yang ikut berperan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bandung Barat.

Untuk memaksimalkan pendapatan dari sektor pajak restoran, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Bandung Barat menyusun sebuah anggaran pendapatan. Dari beberapa jenis anggaran pendapatan salah satunya adalah anggaran pendapatan dari pajak restoran. Anggaran yang berupa target yang harus dicapai, diharapkan mampu meningkatkan penerimaan daerah Kabupaten Bandung Barat dari sektor pajak, khususnya pajak restoran.

(4)

1.2.1 Maksud

Pelaksanaan kerja praktek ini untuk mengetahui anggaran pajak restoran pada DPPKAD Kabupaten Bandung Barat. Secara garis besar agar penulis mengetahui aplikasi penulis di lingkungan kerja khususnya di DPPKAD.

1.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur realisasi anggaran pendapatan pajak restoran 2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan anggaran pendapatan pajak

restoran, Pengelolaan Keuangan Dan pada Dinas Pendapatan Aset Daerah. 3. Untuk mengetahui bagaimana target realisasi pendapatan pajak restoran pada

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bandung Barat .

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

(5)

Dengan adanya laporan kerja praktek ini diharapkan dapat berguna bagi bahan pertimbangan serta informasi mengenai anggaran pendapatan pajak restoran terhadap efektivitas pencapaian pendapatan pajak restoran.

3. Bagi Universitas

Untuk memberikan sumbangan wawasan dan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan, khususnya mengenai prosedur pemungutan pajak restoran pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bandung Barat.

1.4 Metode Kerja Praktek

Dalam melakukan kerja praktek ini penulis menggunakan metode pengamatan lansung (Observation) atau penelitian lapangan, yaitu pengumpulan data secara langsung dan turun langsung pada obyek penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan cara :

1. Wawancara (Interview), yaitu pengumpulan data dengan mengadakan wawancara secara langsung dengan bagian anggaran dan bagian akuntansi serta staf lainnya yang bisa memberikan keterangan yang dibutuhkan. 2. Pengamatan langsung (Observation), yaitu pengumpulan data dengan cara

mengadakan pengamatan langsung pada perusahaan.

(6)
(7)

2.1 Sejarah Perusahaan

Pada tahun 2007, Kabupaten Bandung mengalami pemekaran menjadi Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat yang penetapannya didasarkan pada Undang-undang No. 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat pada tanggal 2 Januari 2007 dengan Pusat Pemerintahan di Kecamatan Ngamprah.

Dalam rangka penyelanggaraan pemerintahan, ditunjuk Pejabat Bupati Bandung Barat yaitu H. Tjatja Kuswara, M.Si dan selanjutnya pada tanggal 18 Juli 2008 ditetapkan Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat, H. Abubakar sebagai Bupati Bandung Barat dan H. Ernawan Natasaputra sebagai Wakil Bupati Bandung Barat.

(8)

Kabupaten Bandung Barat secara geografis terletak diatas areal seluas 1.305,7735 km persegi yang terbagi atas 15 wilayah Kecamatan dan 165 buah desa dengan jumlah penduduk sebanyak 1.314.882 jiwa.

2.1.1 Visi dan Misi Perusahaan

2.1.1.1 Visi

BANDUNG BARAT CERMAT” Bersama Membangun Masyarakat yang

Cerdas, Rasional, Maju, Agamis dan Sehat berbasis pada pengembangan kawasan agrobisnis dan wisata ramah lingkungan.

2.1.1.2 Misi

1. Meningkatkan penyelanggaraan Pemerintahan yang amanah, professional, efektif dan ekonomis yang berbasis pada system penganggaran propublik. 2. Meningkatkan Kualitas sumber daya manusia yang berakhlaq, cerdas,

sehat dan berdaya saing.

3. Memperdayakan perekonomian daerah berbasis ekonomi kerakyatan yang berorientasi pada pengembangan sector agrobisnis dan agrowisata dalam upaya pengentasan kemiskinan.

4. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. 5. Meningkatkan kualitas derajat kehidupan masyarakat yang berkeadilan. 6. Modernisasi desa melalui peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan

(9)

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Berdasarkan Peraturan Bupati Bandung Barat Nomer 3 Tahun 2007 tentang Dinas Daerah Kabupaten Bandung Barat yang memuat Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD). DPPKAD dibentuk untuk lebih mensinkronisasikan perencanaan dan pengelolaan anggaran secara efisien dan efektif dengan struktur organisasi sebagai berikut:

Gambar 1.1 Struktur Organisasi

DPPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Asset Daerah)

(10)

Struktur Organisasi terdiri dari:

1. Kepala Dinas

2. Bagian Tata Usaha, membawahi:  Subag Umum dan Kepegawaian.  Subag Keuangan.

3. Bagian Pendapatan, membawahi:  Kasi Pajak.

 Kasi Non Pajak.

 Kasi Dana Perimbangan.

4. Bidang Akuntansi, membawahi:  Kasi Verifikasi.

Kasi Pembukuan.  Kasi Neraca Keuangan.

5. Bidang Anggaran dan Perbendaharaan, membawahi:  Kasi Anggaran.

 Kasi Perbendaharaan.

 Kasi Belanja Pegawai.

6. Bidang Pengelolaan Aset, membawahi:  Kasi Analisis Kebutuhan.

(11)

2.3 Uraian Tugas Perusahaan

Suatu Organisasi/intansi untuk mencapai tujuannya, maka diperlukan uraian tugas pokok dan fungsi yang jelas dan teratur, berikut ini adalah uraiannya:

1. Kepala Dinas :  Tugas Pokok :

Memimpin, mengatur, membina, mengendalikan, dan mengkordinasikan serta merumuskan kebijakan teknis pelaksanaan kewenangan Bidang Pendapatan, Bidang Akuntansi, Bidang Pembendaharaan dan Anggaran serta Bidang Aset Daerah.

 Fungsi :

a. Pelaksanaan perumusan dan penentuan kebijakan teknis di bidang Pendapatan, Akuntansi, Anggaran dan Perbendaharaan serta bidang pengelolaan asset.

b. Pelaksanaan pelayanan teknis admistrative ketatausahaan. 2. Bagian Tata Usaha

 Tugas Pokok :

Melaksanakan pengelolaan administrasi umum, kepegawaian dan pengeloaan keuangan.

 Fungsi :

(12)

b. Pelaksaan pengelolaan keuangan.

c. Pengkoordinasian publikasi pelaksaan tugas dinas. 3. Bidang Pendapatan

 Tugas pokok :

Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas perencaan pendapatan daerah yang meliputi Pendapatan Asli Daerah, dana perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain pendapatan.

 Fungsi :

a. Perencanaan operasional kegiatan perencanaan kegiatan.

b. Pelaksanaan koordinasi perencanaan pendapataan daerah yang meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah dan Lain-lain Pendapatan Daerah.

c. Pelaksanaan rumusan kebijakan rencana dan program pengelolaan pendapatan daerah yang meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah dan Lain-lain Pendapatan Daerah. d. Pelaksanaan penyusunan rencana intensifikasi dan ekstensifikasi

pendapatan daereah.

e. Pelaksanaan evaluasi dan koordinasi realisasi pendapatan daerah secara berkala dengan SKPD dan instasi penghasil.

(13)

Kasi Pajak

Kepala Seksi Pajak mepunyai tugas pokok Memimpin, mengatur, mengkoordinasikan, mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan Sub dinas Pajak dalam bidang perpajakan.

Kasi Pajak Mempunyai Fungsi :

a. Menyusun rencana program kerja Sub Dinas pajak sesuai dengan kebijakan dari Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat.

b. Menyiapkan dan menyusun petunjuk teknis pendaftaran dan pendapatan wajib pajak daerah.

c. Mengkoordinir, memantau dan melaksanakan kegiatan penyusunan rencana target pendapatan daerah.

d Melaksanakan pembukuan dan pelaporan atas penerimaan pajak daerah.

e. Membuat rencana dan melaksanakan pembinaan ketatalaksanaan dan prosedur kerja dan layanan.

(14)

g. Mengumpulkan dan mengolah data dan informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan tugas-tugas dinas.

h. Mengevaluasi dan melaporkan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya kepada Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat.

Kasi Non Pajak

Kepala Seksi Non Pajak mepunyai tugas pokok Memimpin, mengatur, mengkoordinasikan, mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan Sub dinas Pajak dalam bidang non perpajakan.

Kasi Non Pajak Mempunyai Fungsi

a. Menyusun rencana program kerja Sub Dinas non pajak sesuai dengan kebijakan dari Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat.

b. Menyiapkan dan menyusun petunjuk teknis pendaftaran dan pendapatan wajib non pajak daerah.

c. Mengkoordinir, memantau dan melaksanakan kegiatan penyusunan rencana target pendapatan daerah.

(15)

e. Membuat rencana dan melaksanakan pembinaan ketatalaksanaan dan prosedur kerja dan layanan.

f. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja dilingkungan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat dalam rangka efektifitas dan efesiensi pelaksanaan penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, serta semua pendapatan daerah lainya..

g. Mengumpulkan dan mengolah data dan informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan tugas-tugas dinas.

h. Mengevaluasi dan melaporkan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya kepada Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat.

Kasi Dana Perimbangan

Kepala Seksi Dana Perimbangan menpunyai tugas pokok memimpin, mengantur mengkoordinasikan mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiataan sub dinas pajak dalam bidang seksi dana perimbangan.

Kasi Dana Perimbangan mempunyai fungsi :

(16)

b. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja dilingkungan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat dalam rangka efektifitas dan efesiensi pelaksanaan penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, serta semua pendapatan daerah lainya..

c. Mengumpulkan dan mengolah data dan informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan tugas-tugas dinas.

d. Mengevaluasi dan melaporkan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya kepada Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung Barat.

4. Bidang Akuntansi

 Tugas Pokok :

Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang akuntansi yang meliputi akuntansi belanja aparatur daerah, akuntansi belanja pelayanan public, akuntansi dan penerimaan pembiayaan.

 Fungsi :

a. Perencanaan operasional kegiatan verifikasi, pembukuan dan kegiatan akuntansi penerimaan dan pembiayaan.

(17)

c. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian pengabsahan, pengelolaan administrasi verifikasi belanja aparatur, verifikasi penerimaan dan pembiayaan, pelaksanaan pembukuan penetapan, penyetoran, tunggakan serta penerimaan dan pengeluaran benda berharga serta pelaksanaan penyusunan akuntansi penerimaan dan pembiayaan.

d. Pelaksanaan koordinasi verifikasi belanja aparatur daerah, pembukuan, akuntansi penerimaan dan pembiayaan dengan sub unit kerja lain di lingkungan dinas.

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. 5. Bidang Anggaran dan Pembendaharaan

 Tugas Pokok :

Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas penganggaran dan perbendaharaan di bidang pendapatan serta belanja langsung maupun tidak langsung.

 Fungsi :

a. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas penganggaran dan perbendaharaan di bidang pendapatan daerah dan belanja langsung dan tidak langsung.

(18)

c. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas penganggaran dan perbendaharaan di bidang pendapatan daerah dan belanja langsung dan tidak langsung.

d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas penganggaran dan pembendaharaan.

e. Penyusunan Raperda penjabaran APBD dan Raperda perubahan APBD.

f. Pelaksanaan koordinasi / kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja / instansi / lembaga atau pihak ketiga dalam rangka system penganggaran.

6. Bidang Pengelolaan Aset Daerah  Tugas Pokok :

Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan aset daerah yang meliputi analisa kebutuhan, pengadaan dan distribusi serta inventarisasi dan pemeliharaan.

 Fungsi :

a. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas-tugas di bidang pengelolaan aset daerah.

b. Pengkoordinasian perencanaan teknis di bidang pengelolaan aset daerah.

(19)

d. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan aset daerah.

e. Pelaksanaan evaluasi tugas di bidang pengelolaan aset daerah. f. Pelaksanaan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit

kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga dalam rangka pengelolaan aset daerah.

2.4 Kegiataan Perusahaan

1. Menyiapkan dan mengikutsertakan aparat pengelola keuangan daerah dalam berbagai program pendidikan dan pelatihan bidang keuangan baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat / Provinsi atau Lembaga lain dan atau menyelenggarakan sosialisasi /intek untuk SKPD di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat.

2. Mengintensifkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat / Provinsi dan SKPD terkait lainnya di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bandung Darat.

3. Melaksanakan pemutakhiran data potensi pendapatan daerah secara akurat, baik untuk pajak daerah, retribusi daerah maupun pendapatan daerah lainnya, sehingga memudahkan dalam membuat prediksi penerimaan pendapatan daerah.

(20)

5. Membentuk tim implementasi SIKPD dan SIKD dalam upaya mengembangkan SIKD sejalan dengan program Depdagri dan Depkeu. 6. Menyiapkan konsep kerjasama dan menetapkan Bank pembayaran / Bank persepsi dalam upaya melaksanakan pengelolaan keuangan daerah dengan konsep Bank minded dalam pengelolaan pendapatan. 7. Menyusun Perda APBD / perubahan APBD dan penjabaran APBD /

perubahan APBD dengan pendekatan kinerja, berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

8. Menyiapkan Laporan Keuangan sebagai bentuk peranggungjawaban Bupati dalam pelaksanaan APBD, Neraca, Laporan Arus Kas dan catatan atas Laporang Keuangan.

9. Mewujudkan likuiditas dan stabilitas keuangan Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat.

10.Mewujudkan tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah.

11.Mewujudkan kemitraan melalui penyertaan modal Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat kepada Lembaga Keuangan / Perbankan dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

(21)

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Penulis melaksanakan kerja praktek di DPPKAD Kabupaten Bandung Barat, penulis ditetapkan pada bidang pemungutan pajak restoran.Dalam pelaksanaan tersebut, penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan instansi khususnya di bagian pemungutan pajak restoran.

3.1.1 Pengertian Pajak Secara Umum

Secara umum pengertian pajak adalah pemindahan harta atau hak milik kepada pemerintah dan digunakan oleh pemerintah untuk pembiayaan pembangunan negara yang berdasarkan peraturan yang berlaku sehingga dapat dipaksakan.

Pajak dapat diartikan sebagai pemungutan yang dilakukan pemerintah dari rakyat dapat dipaksakan dengan undang-undang. Biasanya diwujudkan oleh pemerintah kepada masyarakat umum dalam bentuk pemeliharaan keamanan dan ketertiban subsidi barang kebutuhan pajak pembangunan di segala bidang.

(22)

3.1.2 Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati menyatakan bahwa :

“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan”.

(2008:155) Menurut Rochmat Soemitro menyatakan bahwa :

“Pajak adalah iuran pajak kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat disahkan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

(2006:75) Dari definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa : a. Pelaksanaan pemungutan pajak berdasarkan dengan kekuatan undang-

undang dan peraturan-peraturan daerah lainnya.

b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan daya kontraprestasi individu atau pemerintah.

c. Pajak dipungut oleh negara, baik pusat maupun daerah.

d. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang bila dari pemasukan masih terdapat surplus digunakan untuk membiayai

public investmen.

(23)

3.1.2.1 Fungsi Pajak

Fungsi pajak terbagi menjadi dua yaitu : 1. Fungsi Budgeter (Sumber Keuanagan Negara)

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang bersifat rutin. Contoh : Dimasukannya pajak dalam anggaran pengeluaran belanja negara (APBN) sebagai pemasukan penerimaan dalam negri.

2. Fungsi Regulered (Mengatur)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pembangunan dalam bidang sosial dan ekonomi. Contoh : Pajak yang tinggi terhadap barang-barang mewah dan terhadap minuman keras untuk mengurangi menkonsumsi minuman keras.

3.1.2.2 Pengelompokan Pajak

Pengelompokan pajak terbagi menjadi tiga yaitu : 1. Menurut Golongannya:

a. Pajak langsung, yaitu pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan.

b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain.

(24)

2. Menurut Sifatnya:

a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau yang berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan dari wajib pajak.

Contoh : Pajak penghasilan.

b. Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal atau yang berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan dari wajib pajak. Contoh : PPN dan pajak penjualan atas barang mewah.

3. Menurut Pemungut dan Pengelolanya:

a. Pajak pusat, yaitu pajak yang yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

Contoh : Pajak penghasilan, pajak restoran.

b. Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Contoh : Pajak reklame, pajak hiburan, pajak restoran, pajak hotel dan didalamnya termasuk pajak parkir.

3.1.2.3 Sistem Pemungutan Pajak

(25)

1. Official Assessment System

Merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Ciri-cirinya :

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus. b. Wajib pajak bersifat pasif.

c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus. 2. Self Assessment System

Merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang.

Ciri-cirinya :

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak sendiri.

b. Wajib pajak pasif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.

c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. 3. With Holding System

(26)

Ciri-cirinya : Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang kepada pihak ke-3 pihak selain fiskus dan wajib pajak.

3.1.3 Pengertian Pajak Daerah

Menurut Rochmat Soemitro (2006:48) Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaaran pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Pajak daerah diatur dalam :

1. Undang-undang No. 18 Tahun 1997, tentang pajak daerah dan retribusi daerah.

2. Undang-undang No. 34 Tahun 2000, tentang perubahan undang- undang.

3. Undang-undang No. 32 Tahun 2004, tentang pemerintah daerah.

(27)

3.1.3.1 Pembagian Pajak Daerah

Dalam undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dijelaskan bahwa pajak daerah terdiri atas beberapa jenis, yaitu :

1. Pajak provinsi yang terdiri dari :

a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air

b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor

d. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan

2. Pajak kabupaten/kota terdiri dari : a. Pajak hotel

b. Pajak restoran c. Pajak hiburan d. Pajak reklame

e. Pajak penerangan jalan

f. Pajak pengambilan bahan-bahan galian golongan C g. Pajak parkir

(28)

3.1.3.2 Tarif Pajak Daerah

Dalam Undang-undang No.34 Tahun 2000 pasal 3 tarif jenis pajak di tentukan besarnya sebagaimana diatas ditetapkan paling tinggi sebesar:

a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air sebesar 5%.

b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air sebesar 5%.

c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 5% .

d. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan sebesar 10% dan 20%.

e. Pajak hotel sebesar 10%. f. Pajak restoran sebesar 10%. g. Pajak hiburan sebesar 35%. h. Pajak reklame sebesar 25%.

i. Pajak penerangan jalan sebesar 10%.

j. Pajak pengambilan bahan-bahan galian golongan C sebesar 20%. k Pajak parkir sebesar 10%.

3.1.4 Pengertian Pajak Restoran

(29)

Berdasarkan Perda No.3 tahun 2003 dan Perda No. 4 tahun 2003 tentang pajak restoran dijelaskan mengenai nama, objek, dan subjek pajak restoran :

1. Dengan nama pajak restoran dan usaha sejenis dipungut atas pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di restoran dan usaha sejenis. 2. Subjek pajak adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan

pembayaran di restoran dan usaha sejenis.

3. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan restoran dan usaha sejenis.

Dasar pengenaan pajak adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada restoran dan usaha sejenis. Tarif pajak restoran ditetapkan 10% dari jumlah pembayaran yang dilakukan kepada pengusaha restoran dan usaha sejenis.

3.1.5 Pengertian prosedur

Menurut Mulyadi menyatakan bahwa :

“ Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya

melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara berulang-ulang”

(2007:5) Menurut Azhar susanto menyatakan bahwa :

“ Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang

dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama”

(30)

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan suatu urut-urutan seri tugas yang saling berhubungan dalam suatu instansi atau organisasi untuk menjamin keseragaman kerja.

3.1.6 Pengertian Anggaran

Istilah anggaran sudah lama dikenal dalam dunia usaha tetapi rumusan dari anggaran akan sangat bervariasi tergantung dari besar kecilnya organisasi dan motif usahnya. Dalam organisasi yang bersifat mencari laba, akan tetapi hakekat pengertian anggaran hampir sama untuk setiap jenis usaha.

Menurut Simamora mengemukakan dalam bukunya:

“ Budgeting perencanaan kerja, pengkoordinisian dan

pengawasan kerja” adalah sebagai berikut :

“Business budget atau budget (anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang “

(2007:16) Adapun menurut M Nafarin dalam bukunya ” Dasar-dasar budgeting” adalah sebagai berikut:

“Anggaran adalah ungkapan dalam program kerja untuk

mencapai sasaran dalam jangka waktu yang telah di tentukan”

(31)

Dalam pengertian tersebut tampaklah bahwa sesuatu budget mempunyai empat unsur yaitu :

1. Rencana, ialah suatu penentuan terlebih dahulu mengenai aktifitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Budget juga merupakan suatu rencana, karena budget merupakan penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan – kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang hanya saja budget merupakan suatu rencana yang mempunyai spesipikasi-spesipikasi khusus yang menyangkut seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit moneter.

2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.

3. Dinyatakan dalam unit moneter , yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapakan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unit moneter yang digunakan di Indonesia adalah unit Rupiah. Unit moneter ini, sangat diperlukan mengingat bahwa masing-masing kegiatan perusahaan yang beraneka ragam tersebut.

(32)

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Pada saat melaksanakan kuliah kerja praktek pada DPPKAD Kabupaten Bandung Barat, selama kurang lebih selama satu bulan terhitung mulai 18 Juli 2011 sampai dengan 26 Agustus 2011.

Selama melaksanakan kerja praktek pada DPPKAD Kabupaten Bandung Barat, penulis ditetapkan pada bidang pemungutan pajak restoran. Penulis diberi kesempatan untuk membantu mengerjakan tugas yang ada, tugas tersebut antara lain :

1. Pengarsipaan surat setoran pajak (SSP).

2. Membantu proses validasi dan sertifikasi data wajib pajak.

(33)
(34)

Berikut adalah proses alur system dan Prosedur Pajak Daerah adalah, sebagai berikut:

1. Pendaftaran

a. Tempat Pendaftaran

1) Dinas Pendapatan setempat yang wilayah kerjanya meliputi tempat restoran berlokasi yang berada di wilayah hukum Pemerintah Kabupaten Bandung Barat

2) Unit pelayanan pendapatan daerah yang ditunjuk oleh dinas apabila wajib pajak yang memiliki restoran yang diluar tempat wilayah kerja unit pelayanan pendapatan daerah.

2. Pendataan

a. Proses Pendataan

1) Petugas Pendataan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bandung Barat adalah orang yang ditunjuk dan diberi kewenangan untuk mendata potensi pajak di setiap badan usaha (wajib pajak) sesuai dengan data yang diberikan oleh Dinas.

2) Wajib pajak wajib mengisi formulir SPTPD

3) Petugas pendataan wajib menandatangani di depan wajib pajak. 4) Staf administrasi menerima satu lampiran SPTPD dari petugas

(35)

5) Koordinator harus mengetahui jumlah potensi yang ada masing-masing wajib pajak serta menyimpan satu lampiran SPTPD sebagai arsip.

6) Bagian pendaftaran dan pendataan menerima satu lampiran SPTPD dari petugas pendataan sebagai arsip.

7) Menerima lampiran SPTPD yang selanjutnya sebagai acuan pencetakan/ pengolahan data menjadi himpunan SPTPD.

8) Bagian penetapan menerima himpunan SPTPD yang selanjutnya dicetak menjadi Surat Ketetapan Daerah (SKPD).

9) Seksi penetapan berfungsi untuk menghitung dan menetapkan yang menjadi ketetapan atas dasar pengenaan pajak tersebut.

10) Mensahkan ketetapan SKPD. Kemudian didistribusikan pada masing-masing koordinator pendataan dan selanjutnya didistribusikan kembali kepada petugas pendataan.

11) Wajib pajak membayar ketetapan pajak ke Bendahara Khusus Penerima (BKP) Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bandung Barat.

b. Perhitungan

(36)

Pajak terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak x Jumlah Pembayaran yang Dilakukan Kepada Restoran

c. Penetapan

Penetapan adalah proses perhitungan penetapan besarnya pajak terutang. Penetapan pajak Restoran dilakukan oleh petugas pajak Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bandung Barat.

Prosedur penetapannya :

a. Berdasarkan SPTPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat(1), nupati menetapkan pajak teutang dengan menerbnitkan SKPD. b. Apabila Surat Ketetapan Daerah (SKPD) tidak atau kurang dibayar

setelah lewat waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak SKPD diterima, maka dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dan ditagih dengan menerbitkan STPD.

d. Pembayaran dan Penyetoran 1. Tata Cara Pembayaran

a. Pembayaran pajak ke kas daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuai waktu yang ditentukan dalam SPPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKLPDLB dan STPD.

b. Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas.

(37)

setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dengan bunga 2%.

d. Wajib pajak dapat menunda pembayarab pajak sampai batas waktu tertentu dan dikenakan bunga 2% sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang dibayar.

2. Tata Cara Penyetoran

a. Menerima setoran pajak restoran petugas pajak, kemudian mencatatnya dalam buku setoran pajak .

b. Menyetorkan uang ke Bendahara Khusus Penerima (BKP) dengan menyertakan buku setoran, laporan hasil pendapatan jasa dari restoran.

c. Kemudian BKP membuat tanda bukti setoran dengan membuat Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) sebanyak 2 rangkap.

d. Tanda bukti atau SSPD tersebut kemudian diarsip, SSPD yang asli atau rangkap pertama diarsip dan dimasukan ke dalam Map SSPD asli, dan rangkap kedua diarsip bersama dengan laporan hasil pendapatan jasa dari hotel berdasarkan nama wajib pajaknya.

e. Mencatat setoran pada buku kendali.

e. Penagihan

a. Penagihan dengan surat teguran dari kegiatan yang dilaksanakan.

(38)

c. Penagihan dengan surat perintah melaksanakan penyitaan. d. Pengumuman lelang dan pelaksanaan lelang dari kegiatan yang

dilaksanakan.

e. Pencabutan penyitaan dan pengumuman lelang dari kegiatan yang dilaksanakan.

f. Kegiatan penagihan dengan surat perintah penagihan seketika dan sekaligus dari kegiatan yang dilaksanakan.

3.3.2 Perkembangan Anggaran Pendapatan Pajak Restoran Pada DPPKAD Kabupaten Bandung Barat

Dari awal tahun 2007 yang terus meningkat, meskipun peningkatanya relatif kecil. Berdasarkan pengujian analisis.

Terhadap Pendapatan Asli Daerah, menunjukkan hasil yang positif, yang berarti realisasi Pendapatan Asli Daerah akan meningkat seiring bertambahnya tahun/periode anggaran Kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah sangat kecil, salah satu faktor penyebabnya adalah kurang berkembangnya Restoran di wilayah Kabupaten Bandung Barat.

Berdasarkan kesimpulan bahwa kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah sangat kecil, penulis memberikan saran-saran kepada Dinas Pendapatan Kabupaten Bandung Barat :

1. Perlu adanya dukungan dari berbagai Instansi terkait.

(39)

2. Selalu memperbarui data obyek pajak-pajak Adapun sasaran pendataan adalah rumah makan, warung pedagang kaki lima, rumah penginapan dan hotel di Kabupaten Bandung Barat, sebab masih banyak warung-warung kecil yang penghasilannya cukup besar tetapi belum didaftarkan sebagai wajib pajak.

3. Mengevaluasi potensi dari Tiap-tiap wajib pajak restoran selanjutnya menentukan ulang jumlah pajak yang bisa ditagih.

3.3.3 Target Realisasi Pendapatan Pajak Restoran Pada DPPKAD Kabupaten Bandung Barat

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bandung Barat tahun 2011 tidak mencapai target terealisasi 48,77 persen. Target awal Rp.750.000.000, namun tercapai Rp.330.891.093. Pajak restoran tidak dapat memenuhi target. Dari target Rp.750.000.000, hanya terealisasi Rp. 330.891.093 atau 58,77 persen. Dari pendapatan retribusi juga tidak sepenuhnya tercapai target.

Belum tercapainya target tersebut menurut Bupati Kabupaten Bandung Barat , karena selama ini petugas masih kurang aktif. Pihaknya berjanji ini akan memperbaiki di masa yang akan dating, karena PAD sangat penting untuk pembangunan Kabupaten Bandung Barat.

Menurut Kepala Dinas Kabupaten Bandung Barat Sudibyo :

“Berkemungkinan petugas yang melakukan pemungutan kurang

(40)
(41)

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan keuangan Kabupaten Bandung Barat tentang Pemungutan Pajak Restoran. Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, serta berdasarkan pembahasan yang penulis lakukan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Prosedur pelaksanaan pemungutan pajak telah berjalan baik dan mudah untuk dipahami serta bukti potong pembayaran dapat diberikan kepada wajib pajak. Tetapi setiap terjadi perubahan peraturan, petugas pemungut pajak dalam hal ini pemerintah daerah terlambat dalam mensosialisaikannya kepada wajib pajak. Sehingga masih ada wajib pajak belum membayarkan pajaknya.

2. Perkembangan anggaran pendapatan pajak restoran di DPPKAD Kabupaten Bandung Barat sudah dikatakan baik karena sudah tercapainya target dan selalu membaik dari tahun-tahun sebelumnya.

(42)

4.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung Barat serta memperhatikan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis meyarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Dalam rangka terwujudnya sistem administrasi dan prosedur pemungutan yang baik pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan maka diutamakan melakukan pelayanan yang baik lagi dari pemerintah daerah kepada masyarakat terutama kepada Wajib Pajak dalam mensosialisasikan perubahan peraturan yang dapat mudah untuk diakses dengan modern koputerisasi agar wajib pajak dapat memenuhi kewajibannya dengan mudah, dimanapun dan kapanpun serta memperbaiki seluruh proses pengawasan terkait proses pemungutan. Dan agar tidak dilakukan penutupan restoran sebaiknya pemerintah daerah memberikan surat teguran atau sanksi tegas kepada wajib pajak untuk segera membayar kewajiban perpajaknnya tepat waktu.

2. Harus selalu memperbaiki kinerja petugas pemungutan pajak dan selalu memperbaiki dan melakukan pendataan secara rutin sehingga anggaran pendapatan pajak restoran dapat mencapai target yang optimal.

(43)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang D3 Program Studi Akuntansi

Oleh

BANNY AKBAR RUSMANTO 21309038

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(44)

Mulyadi, 2007.Sistem Akuntansi, Jakarta :Selemba Empat.

Susanto, Azhar, 2006. Anggaran Perusahaan, Yogyakarta:BPFE.

Nafarin, M,2007. Penganggaran perusahaan. Jakarta : Selemba Empat

Simamora,2007. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Edisi II, Yogyakarta : UPP AMP YKPN

(45)

Nama lengkap : Banny Akbar Rusmanto Jenis kelamin : Laki-Laki

Tempat, Tanggal lahir : Bandung, 22 Juni 1991

Agama : Islam

Alamat : Jl. Cihanjuang No.46 RT.01 RW.08 KEC.Parompong KAB. Bandung Barat

Handphone : 085721150540

Telepon : 022-6632609

Email : Bany_akbar@yahoo.com

PENDIDIKAN

1997-2003 : SDN PANORAMA 1 Bandung.

2003-2006 : SMPN 1 PAROMPONG.

2006-2009 : SMAN 1 PAROMPONG .

(46)

Gambar

Gambar 1.1 Struktur Organisasi DPPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Asset Daerah)

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan kesiapan fisik, berarti bahwa siswa dalam melakukan kegiatan belajar tidak mengalami kekurangan atau halangan, sebagai faktor yang sangat berpengaruh

[r]

Pokok bahasannya antara lain meliputi sistem ekonomi, pendapatan nasional, kesenjangan ekonomi dan kemiskinan, kependudukan dan ketenagakerjaan, perdagangan, investasi, sektor

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014.. PARTAI

Menugaskan kepada yang namanya tersebut dalam lampiran ini untuk mengikuti Kegiatan Pendataan Nilai SKL dalam rangka Fasilitasi Penyelenggaraan Ujian Sekolah SD/MI/SDLB tanggal 11

4- Sebuah perangkat lunak yang baik dan benar dibangun melalui tahapan demi tahapan, salah satu tahapan yang dilalui adalah pengujian perangkat lunak, Pengujian perangkat

PenggunaanlimbahdebuvulkanikGunung Sinabung dan karbon aktif dalam penelitian ini diharapkan akan menjadikan hasil akhir produk keramik berpori memiliki sifat-sifat yang

[r]