• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori Umum.

Teori-teori umum ini merupakan teori-teori yang umum yang berkaitan dengan dunia Teknologi Informasi dan komputer.

2.1.1 Sistem Informasi.

Sistem Informasi adalah kumpulan dari orang, data, prosedur, proses, dan interface yang saling berinteraksi untuk mendukung (support) dan meningkatkan operasi sehari-hari (day-to-day). Sedangkan Teknologi Informasi adalah kombinasi antara teknologi komputer ( software dan hardware ) dengan teknologi komunikasi (data, gambar, suara, dan jaringan) (Whitten et al, 2001).

(2)

Sistem informasi terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu: 1. Front-Office Information System.

Adalah sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis yang berhubungan dengan pelanggan (customers). Contoh dari sistem informasi ini adalah sistem informasi penjualan, sistem informasi peminjama buku, dan lain-lain (Whitten et al, 2001).

2. Back-Office Information System.

Adalah sistem informasi yang mendukung operasi bisnis internal perusahaan. Contoh dari sistem informasi ini adalah sistem informasi kepegawaian, sistem informasi akuntansi, dan lain-lain. Penelitian yang kami lakukan adalah untuk pengembangan Back-Office Information System, karena penelitian yang kami lakukan adalah untuk mendukung operasi bisnis internal perusahaan (Whitten et al, 2001).

2.1.2 Sistem Basis Data (Database System). 2.1.2.1 Pengertian Basis Data.

(3)

Begg, 2002). Dalam database, ada tiga hal yang menyusun sebuah database, yaitu entiti, atribu, dan relasi.

Database Managament System (DBMS) adalah sitem prangkat lunak (software) yang memungkinkan pengguna (user) untuk mendefinisikan, membuat, mengatur, dan mengotrol akses ke database. Lingkungan pembentuk DBMS adalah Hardware, Software, Data, People, dan Prosedur (Connoly dan Begg, 2002).

Keuntungan penggunaan DBMS adalah kontrol terhadap data redundancy (data yang berduplikat atau berlebih), Konsistensi data, mendapatkan informasi yang lebih dari jumlah data yang sama dibandingken dengan tidak menggunakan DBMS, berbagi data untuk dapat diakses oleh bagian apa saja, meningkatkan integritas data, meningkatkan keamanan data, penghematan dari segi ekonomi, meningkatkan pengaksesan data, meningkatkan produktivitas perusahaan, memudahkan pemeliharaan data, meningkatkan backup dan pelayanan recovery.

2.1.2.2 Perancangan Basis Data.

(4)
[image:4.612.173.534.73.424.2]

Gambar 2.1: Database Life Cycle.

Database Planning

Dalam tahap ini, kita merencanakan tahapan-tahapan apa aja yang akn dipakai untuk melakukan perancangan database. Ada tiga masalah pokok dalam merumuskan suatu strategi sistem informasi, yaitu :

1. Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan penentuan kebutuhan sistem informasi berikutnya.

2. Mengevaluasi sistem informasi yang ada sekarang untuk menentukan kekuatan dan kelemahan yang ada.

Database planning

System definition

Requirement collection and analysis

Database design

Conceptual database design

Logical database design

Physical database design

Application design DBMS selection (optional)

Implementation

Data conversion & loading

Testing

(5)

3. Penilaian kesempatan peluang teknologi informasi yang menghasilkan keuntungan yang kompetitif.

Perencanaan basis data perlu juga meliputi pengembangan standard yang mengontrol bagaimana data akan dikumpulkan, bagaimana format harus diterapkan, dokumentasi apa saja yang diperlukan, dan bagaimana rancangan dan implementasi dapat diproses. Dalam merancang suatu standard yang baik harus menyediakan suatu basis untuk staff pelatihan dan mengukur pengendalian mutu, dan dapat memastikan bahwa pekerjaan yang ada menyesuaikan diri kepada suatu pola teladan, tanpa tergantung dengan ketrampilan dan pengalaman staff.

System Definition

Adalah menentukan ruang lingkup dari aplikasi basis data yang akan dibuat termasuk pengguna dan tempat di mana aplikasi basis data tersebut diterapkan. Sebelum mencoba untuk merancang suatu aplikasi basis data, sangatlah penting bahwa pertama kali kita harus mengidentifikasi batasan-batasan sistem yang ada dan bagaimana sistem tersebut dapat menghubungkan dengan bagian lain yang terdapat dalam sistem informasi organisasi / perusahaan. Dan juga sangatlah penting bahwa kita harus menentukan batasan-batasan sistem tidak hanya area aplikasi dan para pemakai yang sekarang, tetapi juga aplikasi para pemakai masa depan.

(6)

mengembangkan suatu aplikasi basis data, sebab dapat membantu untuk memastikan bahwa tidak ada pengguna utama dalam basis data tersebut terlupakan ketika mengembangkan kebutuhan untuk aplikasi basis data yang baru. User views sangat membantu dalam pengembangan aplikasi basis data yang relatif kompleks karena user views dapat membuat basis data tersebut dipecah ke dalam bagian-bagian yang dapat dikendalikan.

User views menggambarkan apa yang diperlukan suatu aplikasi basis data dalam kaitan dengan data yang disimpan dan transaksi untuk dilakukan atas data tersebut. Kebutuhan user views mungkin beda dengan view yang bersangkutan atau tumpang tindih dengan view yang lain.

Requirement Collection and Analysis

Tahapan ini merupakan tahapan untuk mengumpulkan informasi dari perusahaan. Metode yang sering dilakukan adalah metode Fact Finding, yaitu dengan menggunakan salah satu metode seperti: wawancara, dokumentasi, penelitian, kuisioner, dan observasi ke lapangan atau perusahaan.

Database Design

(7)

basis data adalah sebuah pendekatan struktur yang mencakup prosedur, teknik, alat bantu dan tujuan dokumentasi untuk mendukung dan memberi sarana dalam proses perancangan basis data terdiri dari tahap-tahap yang membantu para perancang dengan teknik yang tepat dalam setiap merancang basis data. Metodologi perancangan basis data juga membantu perancang untuk merancanakan, mengatur dan mengevaluasi pengembangan dari proyek pembuatan basis data tersebut. Dalam metodologi perancangan basis data, proses perancangan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Conceptual Database Design, Logial Database Design, dan Physical Database Design.

Conceptual Database Design, yaitu proses membangun suatu model informasi yang digunakan dalam perusahaan yang tidak bergantung pada pertimbangan fisik. Conceptual Database Design meliputi pembuatan sebuah konseptual data model sebagai bagian dari perusahaan. Data model dibangun menggunakan informasi yang didokumentasi dari user requirement. Conceptual Database Design secara keseluruhan terbebas dari detil penerapannya, seperti DBMS software, aplikasi program, programming language, hardware platform atau pertimbangan fisik lainnya.

(8)

Physical Database Design dilakukan untuk memutuskan struktur logic secara fisik yang diimplementasikan ke dalam tujuan DBMS, para perancang juga harus membuat keputusan mengenai bagaimana basis data tersebut dapat diimplementasikan / diterapkan dalam perusahaan. Oleh karena itu, Physical Database Design untuk meningkatkan kinerja dari basis data tersebut dapat mempengaruhi logikal data model.

DBMS Selection

Pemilihan DBMS dilakukan untuk memilih DBMS yang cocok atau sesuai dengan aplikasi basis data yang dibuat. Bagaimanapun pemilihan DBMS bisa dilakukan pada setiap waktu sebelum melakukan logical design yang menyajikan informasi cukup mengenai kebutuhan sistem seperti performance, security, dan integrity constrain. Walaupun pemilihan DBMS mungkin jarang, tetapi ketika kebutuhan perusahaan sedang diperluas atau sistem yang berjalan digantikan, mungkin menjadi perlu kadang-kadang untuk mengevaluasi produk DBMS yang baru. Suatu pendekatan sederhana dalam melakukan DBMS adalah dengan mencocokan DMS dengan kebutuhan. Secara khusus DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas seperti :

1. Mengijinkan user untuk menentukan basis data, biasanya melalui Data Definition Language ( DDL ). DDL mengijinkan user untuk

(9)

2. Mengijinkan user untuk insert, update, delete, dan retrieve data dari basis data, biasanya melalui Data Manipulation Language ( DML ) 3. DBMS menyediakan akses kontrol ke basis data.

Contohnya antara lain :

a. Security System, di mana mencegah user autorisasi untuk mengakses basis data.

b. Integrity System, di mana menangani konsistensi penyimpanan data.

c. Concurrency Control System, di mana mengijinkan basis data untuk diakses secara share.

d. Recovery Control System, di mana basis data bisa di-restore pada saat terjadi kesalahan pada hardware ataupun software.

e. User-Acessible Catalog, di mana berisi deskripsi data di dalam basis data.

Langkah-langkah untuk memilih database adalah :

1. Menggambarkan cakupan tugas berdasarkan kebutuhan perusahaan.

2. Membuat perbandingan mengenai dua atau tiga produk DBMS. 3. Mengevaluasi produk-produk DBMS tersebut.

(10)

Application Design

Perancangan user menghubungkan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data tersebut. Mengamati desain aplikasi dan basis data itu adalah aktivitas paralel pada aplikasi basis data life cycle. Dalam banyak kasus, tidaklah mungkin untuk melengkapi atau menyudahi desain aplikasi itu sampai perancangan basis data terhadap dirinya sendiri yang sedang berlangsung. Pada sisi lain, basis data ada untuk mendukung aplikasi tersebut, dan demikian harus ada suatu informasi antar desain aplikasi dan desain basis data.

Kita harus memastikan bahwa semua kemampuan menyatakan spesifikasi kebutuhan pemakai ada di dalam desain aplikasi untuk aplikasi basis data. Ini melibatkan program aplikasi mengakses basis data akan merancang transaksi tersebut ke dalam akses basis data.

(11)

Prototyping

Prototype adalah merupakan suatu model aplikasi basis data yang mempunyai semua corak yang diperlukan dan menyediakan semua kemampuan sistem. Tujuan utama untuk mengembangkan suatu aplikasi prototype database adalah agar user dapat mengidentifikasi fitur sistem menjadi bekerja dengan baik. Jika memungkinkan, pemakai dapat memberikan saran untuk mengadakan perbaikan atau bahkan fitur baru dalam aplikasi basis data tersebut. Keuntungan prototype adalah relatif murah dan cepat dalam proses pembuatannya.

Ada dua strategi prototyping, yaitu requirements prototyping dan evolutionary prototyping. Requirements Prototyping adalah prototype yang menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diusulkan aplikasi basis data dan jika kebutuhan-kebutuhan sudah dilengkapi maka prototype tidak dipakai atau dibuang. Sedangkan Evolutionary Prototyping, adalah prototype yang sama dengan requirements prototyping, tetapi perbedaannya bisa digunakan untuk perkembangan lebih lanjut menjadi aplikasi kerja basis data.

Implementation

(12)

digunakan untuk menciptakan struktur basis data tersebut. User Views juga diterapkan pada langkah implementasi.

Program aplikasi diterapkan dengan menggunakan bahasa generasi keempat atau ketiga yang lebih disukai. Bagian dari program aplikasi ini adalah transaksi basis data, yang diterapkan dengan menggunakan Data Manipualtion Language ( DML ). Transaksi basis data juga dapat dibuat dalam bahasa pemrograman seperti Visual Basic, Delphi, C, C++, Java, COBOL, Fortran, Ada, atau Pascal. Kita juga menerapkan komponen lain dari desain aplikasi seperti layar menu, format masukkan data dan laporan.

Pengendalian keamanan dan integritas untuk aplikasi juga telah diterapkan. Sebagian dari kendali ini telah diterapkan dengan menggunakan DDL, tetapi yang lain mungkin perlu untuk digambarkan di luar dari DDL. Sebagai contoh kegunaan yang disediakan DBMS kendali sistem operasi.

Data Conversion and Loading

(13)

menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan oleh sistem yang baru.

Testing

Testing adalah proses melaksanakan program aplikasi dengan tujuan menemukan kesalahan. Sebelum diterapkan dalam suatu sistem, basis data harus dilakukan pengujian atau testing terlebih dahulu. Dalam hal ini kita harus hati-hati dalam perencanaan strategi test dan data harus realistis sedemikian sehingga keseluruhan proses pengujian sesuai dengan metodenya dan dengan kaku dilaksanakan. Sesungguhnya, pengujian tidak bisa menunjukkan tidak adanya kesalahan, hal tersebut dapat dilakukan apabila dengan menggunakan suatu perangkat lunak. Jika pengujian diselenggarakan dengan sukses, maka akan membongkar kesalahan pada program aplikasi dan mungkin struktur basis data. Sebagai manfaat sekunder, pengujian mempertunjukkan bahwa basis data dan program aplikasi nampak seperti bekerja menurut spesifikasi mereka dan kebutuhan nampak seperti dicukupi.

(14)

Operational Maintenance

Dalam langkah-langkah sebelumnya, aplikasi basis data telah secara penuh diterapkan dan diuji. Sistem sekarang pindah ke suatu langkah pemeliharaan yang melibatkan aktivitas berikut ini :

1. Monitoring Performance dari sistem. Jika performance jatuh di bawah suatu tingkatan yang bisa diterima, maka penyetelan atau reorganisasi basis data mungkin diperlukan.

2. Maintaining dan meningkatkan aplikasi basis data. Kebutuhan harus disatukan ke dalam aplikasi basis data melalui tahap-tahap sebelumnya yang terdapat dalam database life cycle.

(15)

Monitoring proses akan terus berlanjut sepanjang seluruh hidup suatu aplikasi basis data tersebut dan pada waktu tertentu boleh melakukan reorganisasi basis data untuk mencukupi kebutuhan sistem. Peubahan ini menyediakan informasi pada evolusi sistem dan sumber daya yang pada masa yang akan datang mungkin diperlukan. Hal ini memungkinkan DBA untuk terlibat dalam perencanaan kapasitas dan untuk melakukan penyesuaian rencana. Jika DBMS kekurangan kegunaan tertentu, DBA dapat mengembangkan kegunaan yang diperlukan atau membeli tools tambahan, jika tersedia.

2.1.3 Perancangan Perangkat Lunak (software). 2.1.3.1 Pengertian Perangkat Lunak

Perangkat lunak adalah suatu perintah (program komputer) yang apabila dieksekusi akan memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan (Pressman, 2002). Perangkat lunak terdiri dari struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional. Fungsi dari perangkat lunak ada dua (2), yaitu: sebagai produk dan sebagai kendaraan pengantar produk

(16)

fasilitator suatu program berjalan sempurna, seperti sistem operasi, sistem kontrol komputer, sistem jaringan, dan lain-lain.

Perangkat lunak memiliki karakteristik-karakteristik. Karakteristik-karakteristik itu adalah:

1. Perangkat lunak dibangun dan dikembangkan.

Proses pengembangan prangkat lunak tidak sama dengan proses pengembangan suatu produk yang berbentu fisik, seperti chip. Biaya perangkat lunak paling besar berasal dari fase pengembangan perangkat luna itu sendiri, tidak seperti perangkat keras, dimana biaya terpusa pada material dan proses maufaktur perangkat keras tersebut.

2. Perangkat lunak tidak pernah usang.

(17)

3. Sebaian besar perangkat lunak dibangun secara custum-built, serta tidak dapat dirakit dari komponen yang sudah ada.

Hal ini dapat dengan mudah dilihat dari kenyaaan, bahwa tidak ada katalog perangkat lunak, sedangkan kita dapat menemui katalog perangkat keras (misalnya jenis-jenis IC dengan kode dan fungsinya) ketika akan mendesain sebuah perangkat keras.

2.1.3.2 Perancangan Peragkat Lunak.

Metode perancangan perangkat lunak ada beberapa, yaitu Sistem sekuensial ( Water Fall Model ), Rapid Aplication Design (RAD), Model Spiral, Model Pertambahan, Model Rakitan Komponen, Model Perkembangan Konkruen. Namun, yang peling umum dipakai dan yang kami pakai dalam penelitian kami adalah Sistem Sekuensial atau yang sering disebut dengan System Development Life Cycle (SDLC).

SDLC terdiri dari 4 Tahapan (Britton, 2002), yaitu: 1. Tahap Analisis.

Tahapan ini terjadi proses pengumpulan kebutuhan (requirement engineering) yang diidentifikasikan dan difokuskan pada perangkat lunak. Analisis ini bertujuan agar perekayasa memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan antar muka yang dibutuhkan. 2. Tahap Desain.

(18)

data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detil prosedural (algoritma).

3. Tahap Implementasi (coding).

Tahap ini dilakukan proses coding atau proses menterjemahkan desain kedalam sebuah bahasa yang dimengerti mesin.

4. Tahap Pengetesan (testing).

Tahap ini dilkukan pengujian terhadap program yang telah berjalan. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesalahan sintaks, keslahan logika, dan kesalahan runtime.

2.1.4 Interaksi Manusia dan Komputer (Human Computer Interaction).

Pengguna sistem komputer (user) terbagi menjadi dua bagian, yaitu: Expert User dan Novice User. Expert User adalah pengguna komputer yang telah berpengalaman dan telah menghabidkan waktu yang cukup lama menggunakan program aplikasi tertentu. Novice user adalah pengguna kompueter yang mempunyai sedikit pengalaman dalam menggunakan komputer dan hanya mempunyai sedikit waktu untuk berinteraksi dengan komputer. Maka dari itu, perancangan antar muka (interface) tidak mudah agar aplikasi yang kita buat dapat diterima, baik oleh expert user dan novice user.

(19)

yaitu berbasis text (Command Line Interface) dan berbasis grafik (Graphical User Interface). Untuk merancang sebuah interface, harus menggunakan panduan tiga (3) pilar perancangan dan delapan aturan emas ( 8 Golden Rule of User Interface) antar muka. Tiga pilar perancangan tersebut adalah: dokumen, pedoman, dan proses, user interface software tools, dan ulasan pakar dan uji usability.

Gambar 2.2: Tiga (3) Pilar Perancangan.

Sedangkan delapan aturan emas yaitu:

1. Antar muka harus mempunyai instruksi apa yang akan dilakukan selanjutnya.

2. Layar harus diformat sehingga mempunyai tampilan umum yang sama. 3. Pesan, instruksi, atau informasi harus ditampilkan cukup lama sehingga

(20)

4. Menggunakan atribut tampilan yang unik untuk menandakan sesuatu. 5. Nilai-nilai awal yang harus diisi oleh pengguna harus ditulis atau

ditampilkan.

6. Antisipasi error yang kemungkinan pengguna akan ciptakan.

7. Pengguna tidak boleh diizinkan untuk meneruskan menjalankan program apabila masih terdapat error.

8. Apabila pengguna melakukan sesuatu yang dapat sangat membahayakan sistem, maka harus ada mekanisme keyboard lock dan instruction message.

2.2 Teori-teori Khusus.

Teori-teori Khusus ini merupakan teori-teori yang khusus yang berkaitan dengan penelitian.

2.2.1 Sistem Asuransi.

(21)

1. Memperbesar Kapasitas Akseptasi

Suatu fakta bahwa perusahaan Asuransi mempunyai modal yang terbatas. Dengan modalnya yang terbatas itu, Asuradur tidak leluasa untuk melakukan akseptasi terhadap risiko-risiko yang diterimanya. Singkat kata, sesuai peraturan perundangan perusahaan Asuransi hanya diperkenankan mempunyai Retensi Sendiri sebesar 10% dari Modal Sendirinya. Sebagai contoh bila “Perisai” mempunyai Modal sebesar IDR 10 Milyar, maka maksimum risiko yang boleh diaksep hanyalah sebesar IDR 1 Milyar. Kalau kita melihat kondisi sekarang, sudah sangat banyak harta benda yang nilainya jauh melebihi angka IDR 1 Milyar. Maka kapasitas yang hanya sebesar IDR 1 Milyar itu tentu saja sangat tidak relevan. Bila seandainya ia tidak mempunyai back-up Reasuransi, tentunya “Perisai” tidak diperkenankan menutup pertanggungan di atas IDR 1Milyar.

(22)

Menjawab pemasalahan diatas, Reasuransi tidak memberikan solusi atas kapasitas akseptasi terbatas yang dimiliki Asuradur.Bila “Perisai” mempunyai dukungan Reasuransi, maka dengan tetap mengandalkan Net Retensi-nya sebesar IDR 1 Milyar tadi, ia bisa melakukan akseptasi terhadap risiko-risiko yang nilainya jauh melebihi IDR 1 Milyar. Misalnya untuk risiko sebesar IDR 5 Milyar. Maka risiko sejumlah IDR 1 Milyar, tetap menjadi Net Retensi, sedangkan sisa sebesar IDR 4 Milyar dialihkan ke Reasuradur (entah secara Treaty atau secara Fakultatif ).

2. Menciptakan Stabilitas Keuangan

(23)

mobil.Sebagai bagian dari Manajemen Risiko, Reasuransi dapat menghilangkan ketidakpastian keuangan tadi. Asuradur dapat menentukan seberapa besar kerugian yang mau dan mampu dideritanya, selebihnya menjadi beban Reasuradur

3. Meningkatkan Rasa Percaya Diri dan Memberikan Ketentraman Hati Dari penjelasan di atas bahwa dengan Reasuransi, Asuradur bisa mendapatkan kapasitas akseptasi yang jauh lebih besar dari yang sesungguhnya ia miliki. Tentunya secara tidak langsung akan menimbulkan rasa percaya diri, utamanya dapat bersaing memperebutkan risiko yang besar. Nasabah sendiri tentunya lebih senang mempertanggungkan harta bendanya ke Asuradur yang mempunyai kapasitas askeptasi lebih besar.

(24)

4. Memberikan Perlindungan atas Risiko Katastropis

Seperti disebutkan sebelumya, bahwa malapetaka bisa saja terjadi tanpa bisa diduga kapan dan berapa besarnya. Bila Asuradur mengalami klaim yang bertubi-tubi atau sangat besar nilainya, bukan tidak mungkin ia mengalami default atau bangkrut karena tidak mampu membayar liabiality-nya. Bila “Perisai” mendapat tuntutan klaim atas kerusakan mobil senilai IDR 100 juta, tentu nilai tersebut tidaklah material dan dapat dibayar dengan murah oleh Asuradur. Namun bagaimana bila tuntutan itu secara bersamaan diajukan oleh 1000 pemegang polisnya, apakah “Perisai” masih akan mampu membayar IDR 100 Milyar? Menjawab pertanyaan seperti itulah, Reasuransi datang membawa jawaban untuk menanggulangi risiko yang bersifat katastropis. Intinya, dengan melakukan pengalihan risiko yang sifatnya katastropis, Asuradur dapat terhindar dari kerugian yang severity-nya sangat tinggi.

5. Melakukan Penyebaran Risiko

(25)

hambatan recovery klaim. Logikanya, risiko yang dibagi cukup merata kepada beberapa Reasuradur akan lebih mudah ditagihkan dibandingkan bila hanya dilimpahkan kepada satu Reasuradur saja.

Pada contoh tersebut, dapat kita lihat bahwa dari satu Risiko yang sangat besar, namun dengan distribusi risiko yang cukup merata, akan lebih acceptable dan managable bilamana terjadi kerugian. Lain halnya bila, risiko dialihkan oleh Asuradur hanya ke Reasuradur “A” saja misalnya, maka beban sebesar IDR 99 Milyar hanya akan ditanggung sendiri.

2.2.2 Microsoft .NET.

Menurut Duthie (2003, p3) Microsoft .NET ialah istilah umum yang mencakup sejumlah teknologi yang baru dikeluarkan oleh Microsoft. Sebagai suatu kesatuan, teknologi ini ialah perubahan paling penting pada platform pengembangan Microsoft sejak pergeseran dari 16 bit ke 32 bit.

Microsoft .NET mencakup teknologi berikut ini : • .NET Framework

• .NET Enterprise Servers

• Bahasa-bahasa pemrogramandan tool-tool bahasa .NET

Dengan lahirnya .NET muncullah beberapa konsep baru yang juga merupakan evolusi di dunia komputer. Konsep .NET secara sederhana sebenarnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

(26)

Ide ini memungkinkan suatu aplikasi diinstalasi di semua operating system(Microsoft Windows, UNIX, Mac, dsb.),adapun yang membuat hal tersebut dapat dilakukan ialah dengan melakukan perubahan pada sisi Application Engine atau dalam hal ini adalah .NET Engine (sering disebut sebagai CLR-Common Language Runtime Engine).Aplikasi .NET berdiri di atas .NET Engine jadi hanya .NET Engine nyalah yang diharapkan bisa mensupport operating system tertentu.

2. Integrasi.

Dengan konsep ini sebuah aplikasi di suatu platform bisa berkomunikasi dengan mudah dengan aplikasi pada platform lain, contohnya aplikasi Microsoft di platform Windows bisa berkomunikasi dengan aplikasi IBM di platform UNIX.Artinya aplikasi .NET yang kita buat tidak tertutup dan bisa diakses dari luar. Dengan teknologi .NET komunikasi bisa dilakukan dengan menggunakan jaringan publik internet yaitu dengan XML dan WebService. XML atau eXtensible Markup Language merupakan format data universal yang sudah standar secara worldwide. XML digunakan sebagai format data universal dalam komunikasi antar aplikasi yang berbeda platform.

(27)

dimodifikasi diterapkan di ASP.NET. Sedangkan konsep Server Control ASP.NET(yang memperpendek waktu pembuatan aplikasi dan memungkinkan gaya pemrograman ala Visual Basic 6.0) sedikit banyak merupakan modifikasi dari teknologi ColdFussion. Contoh lainnya adalah pembuatan Web Service juga bisa dilakukan dengan sangat mudah dan dalam waktu yang sangat singkat. Selain itu untuk mempermudah proses pembelajaran pada .NET, .NET Engine mensupport banyak bahasa pemrograman antara lain adalah: Visual Basic.NET, C#, C++ Managed, J#, COBOL, RPG, FORTRAN, PASCAL, dsb.

Dari sisi functionalities terjadi peningkatan karena hal-hal yang dulu hanya bisa dilakukan oleh programmer Visual C++ sekarang juga bisa dilakukan oleh programmer Visual Basic.NET (termasuk meningkatnya kemampuan Object Oriented Programming-nya). Dari sisi performance juga banyak dilakukan perubahan-perubahan pada .NET Engine yang mendukung performance seperti adanya feature caching.

Dari sisi security sejak awal .NET Engine dirancang untuk menangkal serangan hacker. Serangan hacker yang paling umum yaitu Buffer Overrun yang dapat menyebabkan Denial Of Service atau tidak bekerjanya suatu Service pada sebuah komputer sudah dapat ditangkal dengan adanya Type Safety Checking. Selain itu .NET juga mendukung banyak fungsi Cryptograhy yang dapat digunakan untuk mengacak data sehingga tidak dapat dibaca dengan mudah.

(28)

distributed computing dengan skalabilitas dan kompatibilitas tinggi. Secara teknikal, .NET Platform menyediakan konsep pemrograman dengan library dan modul-modul baru yang konsisten, terlepas dari jenis bahasa pemrograman yang digunakan..NET Platform menyediakan hal-hal berikut bagi para developer :

1. Language independent, dengan programming model yang konsisten di semua tier aplikasi yang dibangun.

2. Interoperability dan kompatibilitas antar aplikasi. 3. Kemudahan migrasi dari teknologi yang ada saat ini.

4. Dukungan penuh terhadap berbagai teknologi standar yang digunakan dalam platform internet, antara lain HTTP, XML, SOAP dan HTML.

Keuntungan menggunakan .NET :

1. Multi Language

Arsitektur .NET bersifat terbuka, sehingga memungkinkan berbagai bahasa pemrograman mengakses CLR dengan mulus. Banyak kalangan menyebut .NET sebagai “open source” versi Microsoft. Saat ini .NET dapat diprogram menggunakan Visual Basic.NET, C++.NET, Visual C#, Jscript, dan J#. Berbagai third Party yang dapat digunakan adalah COBOL, Eiffel, Smalltalk, Perl, Phyton, ML, Pascal, dan Delphi.

(29)

DLL merupakan blok atau modul-modul obyek dari sebuah aplikasi. Peranannya sangat penting, sekaligus memusingkan. Sering terjadi dalam dunia windows, kompatibilitas dan registrasi DLL di masing-masing Workstation menjadi isu besar dalam deployment aplikasi.

3. Strong Typing dan Type Safety

Bila anda pernah menggunakan VB6, pendefinisian tipe data bukanlah sesuatu yang mutlak wajib dilakukan karena VB akan mendefinisikan primitive data type, suatu type default untuk masing-masing angka atau karakter yang terdapat dalam variabel. Hal ini sebenarnya kurang baik karena dapat memboroskan memory dan merupakan sumber bug. .NET menyediakan strong typing, dimana setiap variabel wajib didefiniskan scope dan tipe datanya. Demikian pula dengan fasilitas type safety yang sangat bermanfaat untuk membantu dalam coding pemrograman, terutama fasilitas intellisense yang membimbing pemrogram dalam menentukan property, method, maupun function yang akan dipakai.

4. Cross Platform Possibility

(30)

aplikasi, baik dari database, middle tier, maupun aplikasi klien dalam format XML. Manipulasi format data dalam bentuk XML, .txt, maupun .rtf merupakan sesuatu yang menantang para programmer untuk membuat aplikasi lintas platform.

5. Code Once, More Application

Interface pemrograman bersifat konsisten, dengan object model yang sama pada setiap bahasa yang digunakan. Suatu object baik berbentuk class, library, maupun web services dapat diakses dengan mudah oleh berbagai aplikasi windows maupun web. Hal ini lebih menghemat waktu para pengembang, dimana sebuah object dapat dibuat sekaligus untuk aplikasi Web, Windows, dan bahkan console application berbasis DOS.

(31)

Hal tersebut dapat dilakukan karena semua bahasa pemrograman yang mensupport .NET mengakses library yang sama di dalam .NET Framework, dengan object model yang konsisten, dengan run time file yang sama. Bahasa adalah sekedar skin atau theme, bukan senjata sakti. Bagi seorang .Net Developer, pemahaman terhadap konsep dan object model .NET Framework adalah jauh lebih penting daripada bahasa pemrograman itu sendiri.

Tujuan Desain Framework .NET ialah :

1. Infrastruktur Komponen Komponen disini artinya adalah komponen COM (Component Object Model) untuk referensi ke suatu modul binary seperti DLL atau EXE.

2. Pengaturan Memory secara otomatis (sering juga disebut “garbage collection”).

3. Pengaturan Standard version.

4. Multiplatform support.

2.2.2.1 Visual Studio .NET

(32)

VS.Net juga semakin mempertipis jarak antara Windows Programmer dengan Web Programmer. Dunia scripting yang akrab bagi programmer web akan sulit ditemukan dalam .NET, karena pemrograman web sudah bersifat full object oriented, dengan fasilitas event driven programming sebagaimana layaknya windows programming. Pemrograman web menjadi lebih mudah dan menyenangkan bagi para programmer windows.

2.2.2.2 Visual Basic .NET

Visual BAsic .NET menyediakan platform pengembangan aplikasi Deskop ataupun Web terdepan yang diciptakan dewasa ini. Yang membuat VB.NET menjadi sebuah revolusi ialah pembuatannya yang didasarkan pada platform baru Microsoft .NET, atau lebih tepatnya .NET Framework.

VB.NET berbeda dari VB6 dalam hal kaidah pemrograman, terutama dengan fasilitas strong typing dan code safety. Di samping itu, sifat .NET Framework yang dirancang dengan nuansa OOP juga harus diikuti, sehingga VB.NET dapat dikatakan sebagi full OOP programming. Hal tersebut mungkin bukanlah barang baru bagi anda pemakai Java atau C, tetapi merupakan hal baru bagi kebanyakan programmer VB6. Dengan demikian, mempelajari VB.NET berarti meningkatkan skill veteran VB klasik, sejajar pemrogram berbasis OOP lainnya.

VB.NET memiliki beberapa kelebihan dibandingkan teknologi terdahulu, yaitu : • Kemudahan mengakses berbagai library .NET Framework secara konsisten dan

(33)

• Penggunaan berbagai macam bahasa pemrograman secara penuh misalnya C#,

J# dan visual C++. Selain itu tersedia berbagai web control yang dapat digunakan membangun aplikasi secara cepat.

Perbedaan Visual Basic 6 dengan Visual Basic .NET yaitu :

o Antar Muka yang terintegrasi (IDE).

o Perubahan konsep dan mekanisme penyimpanan project.

o Perubahan Bahasa Visual Basic 6.0 dan versi yang dibawah didesain

untuk membuat program berbasis Windows, Visual Basic .NET dirancang untuk membuat aplikasi XML Web Service. Untuk keperluan ini, Visual Basic .NET menghasilkan kode program yang dikenal secara umum saat dijalankan. Format file ini adalah XML.

o Perubahan Batas Array.

o Perubahan deklarasi besar Array.

o Visual Basic .NET memperbaharui deklarasi besar array agar bisa

bekerja sama dengan bahasa pemrograman lain.

o Perubahan Tipe Data.

o Visual Basic .NET memperbaharui tipe data agar bisa bekerja sama

dengan bahasa pemrograman lain dan common langguage runtime (CLR). Karena hal ini deklarasi tipe data, penggunaan dan konversi berubah.

(34)

Function Format digunakan untuk mengubah tampilan data sesuai yang Anda inginkan. Hasil dari function Format adalah string. Misal Anda ingin mengubah tampilan tanggal, atau menampilkan angka dalam format currency. Function format di Visual Basic .NET diperbaharui untuk mengikuti spesifikasi Common Langguage Runtime untuk memformat data.

2.2.3 Data Flow Diagram.

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat bantu yang menggambarkan aliran data pada sebuah sistem dan proses yang terjadi di sistem. DFD digunakan untuk memodelkan proses pada suatu perusahaan. DFD ini terdiri dari external entity dan proses.

DFD terdiri dari simbol-simbol, yaitu:

1. Kotak merupakan simbol yang berarti external agent atau external entiti. 2. Bulatan merupakan simbol proses yag harus dilakukan.

3. Kotak terbuka menggambarkan penyimpanan data atau sering dianggap file atau database.

4. Tanda Panah menggambarkan aliran data, yaitu input atau output dari atau ke proses.

2.2.4 Jaringan Komputer.

(35)

1. Local Area Network (LAN)

Jaringan komputer yang dibatasi oleh area geografis yang relatif kecil dan umumnya dibatasi oleh area seperti perkantoran atau sekolah dan biasanya ruang lingkup yang dicakupnya tidak lebih dari 2 Km persegi.

Dalam LAN, ada satu komputer yang dijadikan sebuah server. Server digunakan untuk menyimpan berbagai macam software yang digunakan untuk mengatur jaringan ataupun sebagai software yang digunakan oleh komputer-komputer yang terhubung dalam jaringan tersebut (komputer-komputer klien).

User yang membutuhkan aplikasi yang sering dipakai dan disimpan di server, dapat mendownloadnya dan menyimpannya di komputer lokalnya yang kemudian dapat langsung dipakai. User juga dapat melakukan pencetakan ke printer atau servis layanan lainnya dalam jaringan.

LAN di desain untuk:

• Beroperasi pada wilayah geografi yang terbatas.

• Memunkinkan banyak user untuk mengakses media dengan kecepatan. tinggi

• Menyediakan koneksi ke layanan local setiap saat ( seperti printer dan file di server ).

• Menghubungkan peralatan yang berdekatan.

2. Metropolitan Area Network

(36)

MAN juga dapat menghubungkan beberapa LAN menjadi suatu bagian jaringan yang lebih besar lagi. Sebagai contoh dari MAN yaitu : Sebuah kantor X, memiliki cabang di Jawa Tengah yaitu pada kota Semarang, Purwokerto dan Pekalongan. Kantor cabang tersebut saling terhubung satu sama lain. Hubungan antar kantor-kantor cabang tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan media seperti Leased Line, Jalur telepon, ISDN.

3. Wide Area Network

Jaringan komputer yang ruang lingkupnya sudah terpisahkan oleh batas geografis dan biasanya sebagai penghubungnya sudah menggunakan media satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh keseluruhan jaringan bank besar yang ada di seluruh Indonesia ataupun yang ada di negara-negara lain.

WAN didesain untuk :

• Beroperasi pada wilayah geografis yang sangat luas.

• Memungkinkan akses melalui interface serial yang beroperasi pada kecepatan yang rendah.

• Menyediakan konektifitas fulltime dan parttime.

• Menghubungkan peralatan yang dipisahkan oleh wilayah yang luas, bahkan secara global.

(37)

kerja semakin meningkat. Sehingga menyebabkan banyak perusahaan mulai menerapkan sistem komputer jaringan.

Oleh sebab itu, beberapa perusahaan pembuat peralatan jaringan komputer mulai berlomba-lomba memperkenalkan produk dan teknologi terbaru mereka. Pada pertengahan tahun 1980an, perusahaan-perusahaan pembuat peralatan jaringan mulai menyadari sebuah hal yang sangat penting dan merugikan banyak perusahaan, yaitu semakin tidak terkendalinya pemakaian peralatan jaringan komputer yang berbeda-beda (merk, spesifikasi, teknologi, dll). Masing-masing perusahaan pembuatan peralatan jaringan komputer membuat produknya dengan menggunakan teknologi yang berbeda satu sama lain. Hal ini mengakibatkan komputer-komputer tersebut tidak dapat saling terhubung, dikarenakan perbedaan perusahaan manufakturnya.

Pada akhirnya terbentuklah sebuah organisasi kecil yang mulai mengendalikan perbedaan-perbedaan yang terjadi akibat pesatnya perkembangan teknologi saat itu. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibuatlah sebuah standarisasi terhadap teknologi-teknologi jaringan yang akan dipakai. Standarisasi tersebut kemudian diresmikan oleh suatu Badan Standar Internasional (ISO).

(38)

melihat fungsi dari jaringan pada setiap layernya. Hal yang lebih penting, model OSI adalah sebuah framework yang dapat mempermudah mengerti bagaimana perjalanan sebuah informasi ke dalam jaringan. Kita dapat menggunakan Model Referensi OSI untuk menvisualisasikan bagaimana informasi atau data paket dapat berjalan di dalam aplikasi/program melalui media komunikasi menuju ke aplikasi/program lainnya yang terletak pada komputer yang lain pada satu jaringan meskipun penerima maupun pengirim memiliki media jaringan yang berbeda.

Pada Model Referensi OSI, ada 7 buah layer yang pada tiap layernya mengilustrasikan fungsi-fungsi jaringan. Pembagian fungsi-fungsi jaringan ini disebut layering. Pembagian sebuah jaringan kedalam 7 buah layer memiliki keuntungan sebagai berikut :

1. Memecah komunikasi jaringan ke bagian yang lebih kecil/sederhana. 2. Standarisasi komponen-komponen jaringan yg dikembangkan oleh

beberapa perusahaan yang berbeda.

3. Memungkinkan peralatan jaringan dan software yang berbeda dapat berkomunikasi satu sama lain.

4. Mencegah perubahan pada satu layer yang dapat mengganggu kinerja layer yang lain.

(39)

Gambar 2.3: 7 OSI Layer.

Pada setiap layer pada OSI, memiliki sebuah set fungsi yang dikerjakan agar suatu paket data dapat dikirim dari sumber ke tujuan pada suatu jaringan. Layer-layer tersebut adalah:

1. Layer 7 : Layer Application

Layer ini adalah layer yang paling dekat dengan user/pengguna, layer ini menyediakan sebuah layanan jaringan kepada pengguna aplikasi. Layer ini berbeda dengan layer lainnya yang dapat menyediakan layanan kepada layer lain. Sebagai contoh : program pengolah kata, email, ftp, dll.

2. Layer 6 : Layer Presentation

(40)

3. Layer 5 : Layer Session

Sesuai dengan namanya, layer ini berfungsi untuk menyelenggarakan, mengatur dan memutuskan sesi komunikasi. Session layer menyediakan servis kepada layer presentation. Layer ini juga mensinkronisasi dialog diantara dua host layer presentation dan mengatur pertukaran data.

4. Layer 4 : Layer Transport

Layer transport mensegmentasi data dari pengirim dan merakit kembali data ke dalam sebuah data stream pada komputer penerima. Pada layer ini juga menyediakan servis komunikasi. Dalam menyediakan sebuah servis yang reliabel pada layer ini menyediakan error detection dan recovery serta flow control. Layer Transport berfungsi sebagai pemecah informasi menjadi paket-paket data yang akan dikirim dan penyusun kembali paket-paket data menjadi sebuah informasi yang diterima. Batasan antara layer Session dan layer Transport dapat dikaitkan dengan batasan antara logikal protokol dan media (fisik) protokol, dimana layer Application, Presentation dan Session berhubungan dengan sebuah aplikasi logikal, sedangkan tiga layer dibawah berhubungan dengan cara pengiriman data. Transport Layer juga berfungsi menyediakan servis metode pengiriman data untuk melindungi layer diatasnya dari implementasi detil layer dibawahnya.

5. Layer 3 : Layer Network

(41)

6. Layer 2 : Layer Data Link

Layer Data Link berfungsi menghasilkan alamat fisik (physical addressing), pesan-pesan kesalahan (error notification), pemesanan pengiriman data (flow control).

7. Layer 1 : Layer Physical

Gambar

Gambar 2.1: Database Life Cycle.

Referensi

Dokumen terkait

Semua pembajaran dari Republik Indonesia kepada Republik Rakjat Tiongkok sepe rti dimaksudkan dalam Pasal 4 dan jang dilakukan atas perintah Bank Negara Indonesia,

42 Lianganggang Cemerlang Kalimantan Selatan IUP_BB042_LIANGANGGANG 43 Makmur Bersama Kalimantan Selatan IUP_BB043_MAKMURBERSAMA 44 Mitra Bumi Sejahtera Kalimantan Selatan

Untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan agar tingkat pelayanan lebih memuaskan makaPanti Bhakti Kasih Siti Anna Pangkalpinang sebaiknya terus meningkatkan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala SMA Negeri 1 Abiansemal tentang Pembentukan Dan Susunan Keanggotaan

Sesuai dengan hadits Aisyah ketika beliau ditanya : “Apakah Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam tidur dan dia dalam keadaan junub?”, maka Aisyah menjawab :

Bersama ini kami kirimkan Laporan Realisasi Pendapatan PNBP Bulan Agustus 2017 pada Satuan Keija Pengadilan Tata Usaha Negara Jayapura.. Demikian kami sampaikan dan

Peserta yang tidak ada atau tidak mendampingi kendaraannya tanpa melapor kepada penyelenggara setelah 2 (dua) kali kunjungan oleh tim juri akan didiskualifikasi. Peserta

M engingat populasi burung kakatua di Pulau Komodo banyak ditemukan di lembah-lembah maka penting untuk melakukan penelitian seleksi habitat burung kakatua dengan variasi