• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI INTRINSIK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Berbadan Layanan Umum Se Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI INTRINSIK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Berbadan Layanan Umum Se Indonesia)"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE EFFECT OF ISLAMIC WORK ETHICS OF JOB SATISFACTION WITH INTRINSIC MOTIVATION AS AN INTERVENING VARIABLE

(Empirical Study On State Islamic College Regulated Public Service in Indonesia) by:

IDA NIRWANA

The research study carried to examine the effect of islamic work ethic on job

satisfction and intrinsic motivation at the State Islamic College in Indonesia. As many as 113 finance staff on State Islamic College working as civil servant at least two years became respondent in the study. The data were obtained by utulizing a self administrered questionnaire, and analysed using Partial Least Squares (PLS). The study found three direct effect and also the effect of full mediation between the Islamic work ethics and job satisfaction with intrinsic motivation as an intervening variable. Implications, limitations and suggestion for further reasarch and practitioners are discussed in this study.

(2)

ABSTRAK

PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI INTRINSIK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Berbadan Layanan Umum Se Indonesia)

Oleh: IDA NIRWANA

Penelitian yang dilakukan untuk menguji pengaruh Etika Kerja Islam pada Kepuasan Kerja dan Motivasi Intrinsik sebagai variabel intervening di Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Berbadan Layanan Umum di Indonesia. Sebanyak 113 pegawai negeri telah bekerja sekurang-kurangnya dua tahun dan merupakan staf keuangan menjadi responden dalam penelitian ini. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan Partial Least Squares (PLS). Studi ini menemukan tiga pengaruh langsung dan juga pengaruh full mediaton antara Etika Kerja Islam dan Kepuasan Kerja dengan Motivasi Intrinsik sebagai variabel intervening. Implikasi, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya dibahas dalam penelitian ini

(3)

PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI INTRINSIK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Berbadan Layanan Umum Se Indonesia)

Oleh: IDA NIRWANA

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER SAINS AKUNTANSI

Pada

Program Magister Ilmu Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

PROGRAM MAGISTER ILMU AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG

(4)

PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI INTRINSIK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Berbadan Layanan Umum Se Indonesia)

(Tesis)

Oleh: IDA NIRWANA

PROGRAM MAGISTER ILMU AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG

(5)

ABSTRAK

PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI INTRINSIK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Berbadan Layanan Umum Se Indonesia)

Oleh: IDA NIRWANA

Penelitian yang dilakukan untuk menguji pengaruh Etika Kerja Islam pada Kepuasan Kerja dan Motivasi Intrinsik sebagai variabel intervening di Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Berbadan Layanan Umum di Indonesia. Sebanyak 113 pegawai negeri telah bekerja sekurang-kurangnya dua tahun dan merupakan staf keuangan menjadi responden dalam penelitian ini. Data diperoleh memalui penyebaran kuesioner dan di analisis dengan menggunakan Partial Least Squares (PLS). Studi ini menemukan tiga pengaruh langsung dan juga pengaruh full mediaton Antara Etika Kerja Islam Dan Kepuasan Kerja dengan Motivasi Intrinsik sebagai variabel intervening. Implikasi, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya dibahas dalam penelitian ini

Kata kunci : Etika Kerja Islam, Motivasi Intrinsik, Kepuasan Kerja.

(6)

ABSTRACT

THE EFFECT OF ISLAMIC WORK ETHICS OF JOB SATISFACTION WITH INTRINSIC MOTIVATION AS AN INTERVENING VARIABLE

(Empirical Study On State Islamic College Regulated Public Service in Indonesia) by:

IDA NIRWANA

The research study carried to examine the effect of islamic work ethic on job

satisfction and intrinsic motivation at the State Islamic College in Indonesia. As many as 113 finance staff on State Islamic College working as civil servant at least two years became respondent in the study. The data were obtained by utulizing a self administrered questionnaire, and analysed usung Partial Least Squares (PLS). The study found three direct effect and also the effect of full mediation between the Islamic work ethics and job satisfaction with intrinsic motivation as an intervening variable. Implications, limitations and suggestion for further reasarch and practitioners are discussed in this study.

Keywords: Islamic Work Ethic, Intrinsic Motivation, Job Satisfaction.

(7)

PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI INTRINSIK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Berbadan Layanan Umum Se Indonesia)

Oleh: IDA NIRWANA

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER SAINS AKUNTANSI

Pada

Program Magister Ilmu Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

PROGRAM MAGISTER ILMU AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG

(8)

Judul Tesis : PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI INTRINSIK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Berbadan Layanan Umum Se Indonesia) Nama Mahasiswa : IDA NIRWANA

No.Pokok Mahasiswa : 1221031005

Program Studi : Magister Ilmu Akuntansi Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. Yenni Agustina, S.E.,M.Si. Akt. NIP 19560620 198603 1 003 NIP 19830830 200604 2 001

2. Ketua Program Magister Ilmu Akuntansi

(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji :

Ketua

:

Dr. Einde Evana., SE., M.Si. Akt

………

Sekretaris

:

Yenni Agustina, S.E., M.Si.Akt

………

Penguji Utama :

Yuliansyah, S.E., M.S A, Ph.D

………

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, SE., M.Si

NIP 19610904 198703 1 011

3. Direktur Program Pascasarjana

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S.

NIP. 19530528 198103 1 002
(10)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis dengan judul “Pengaruh Etika Kerja Islam dan Kepuadan Kerja dengan Motivasi Intrinsik Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Berbadan Layananan Umum Se Indonesia)” adalah karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan atas karya penulis lain dengan cara tidak sesuai dengan tata etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat akademik atau yang disebut plagiarisme.

2. Hal intelektual atas karya ilmiah ini diserahkan sepenuhnya kepada Universitas Lampung.

Atas pernyataan ini, apabila dikemudian hari ternyata ditemukan ketidakbenaran, maka saya bersedia menanggung akibat dan sanksi yang akan diberikan dan bersedia dan sanggup dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku.

Bandar Lampung, 5 Desember 2014 Pembuat Pernyataan,

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 19 September 1987, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Chairil Fadly dan Ibu Juariah. Menikah dengan Imam Komarita., S.Pi pada 24 Juni 2012.

Pendidikan formal penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Labuhan Ratu, yang diselesaikan pada tahun 1999. Kemudian dilanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 10 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2002 dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2005 serta menyelesaikan Strata Satu di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Lampung pada tahun 2009

(12)

MOTTO

“ Setiap cobaan, ujian,dan kegagalan sejatinya adalah rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkan untuk manusia. Siapa yang dikehendaki mendapat kebaikan,

maka Dia memberinya musibah” (HR. Bukhari)

“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya…” (QS. Al Baqarah: 286)

“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu

apa yang telah kamu kerjakan” QS. At Taubah ayat 105

“ Saat Allah menjawab doa mu Ia meminta iman mu Saat Allah belum menjawab doa mu Ia meminta kesabaran mu

Dan saat Allah menjawab bukan doa mu Ia memilihkan yang terbaik untuk mu” Itu adalah sebuah peringatan agar tak putus asa dalam segala yang kita harapkan..

(13)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim.

Sebagai perwujudan rasa syukur kehadirat Allah Azza Wa Jalla, Karya kecil ini kupersembahkan kepada:

Papah Chairil Fadly dan Mamah Juariah Dedi Ahmad Darwis., A.Md dan Mami Kalsum

Suami Ku tercinta Imam Komarita., S.Pi

Kakak-kakak ku Adin Ali Adhar S.T , Yuli Margarini., S.Kom dan Abang Zuliansyah SE

Almamater tercinta

Institusi IAIN Raden Intan Lampung Seluruh Sahabat, Saudaraku semuanya….

(14)

SANWACANA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Segala puji bagi Allah tiada Tuhan melainkan Ia semata, tiada sekutu bagi Nya, dan Dia kuasa atas segala sesuatu, Ia yang telah memberikan segala nikmat, rahmat, ide, kekuatan dan kesabaran yang diberikan kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Kepuasan Kinerja Dengan Motivasi Intrinsik sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Agama Islan Negeri Berbadan Layanan Umum Se Indonesia)”.

Penulis sangat menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna dan untuk itu kritik, saran maupun masukan sangat diharapkan untuk penyempurnaan tulisan ini. Proses pembelajaran yang dialami memberikan kesan dan makna mendalam bahwa ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis masih sangat terbatas. Bimbingan, keteladanan dan bantuan dari berbagai pihak yang diperoleh penulis mempermudah proses pembelajaran tersebut. Untuk itu dengan segala kerendahan hati

perkenankanlah penulis untuk mengucakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

(15)

2. Ibu Susi Sarumpaet, Ph.D.,Akt selaku Ketua Program Magister Ilmu Akuntansi Universitas Lampung;

3. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan, nasehat, dukungan, saran, motivasi dan waktunya selama penyusunan tesis;

4. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S A, Ph.D., Akt selaku Dosen Penguji Utama yang telah memberikan, saran, motivasi dan waktunya selama penyusunan tesis; 5. Ibu Yenni Agustina, SE., M.Si., Akt, selaku Pembimbing Pendamping yang

telah membimbing, memotivasi serta waktu yang diberikan kepada penulis. 6. Semua Bapak Ibu Dosen Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis

Universitas Lampung.

7. Pengelola dan karyawan/karyawati Magister Ilmu Akuntansi yang telah banyak membantu kelancaran perkuliahan

8. Bapak/ Ibu Pimpinan IAIN Raden Intan Lampung, yang telah memberikan motivasi, doa dan keringanan dalam segala hal demi kelancaran perkuliahan saya.

9. Rekan- Rekan pegawai IAIN Raden Intan Lampung, yang senantiasa mendukung saya menyelesaikan tesis ini.

10.Seluruh perwakilan staf keuangan PTAIN BLU Se Indonesia: Mba Silvi, Mba Lulu, Mba Indah, Mba Susi, Pak Kas, Teh Desi, Pak Jufri, Pak Eko, Mba Yenti, Pak Eko dan Pak Hilmi , dan semua pihak yang membantu pengisian dan penyebaran kuesioner yang tidak bisa penulis tuliskan satu-persatu. 11.Sahabat, teman, suami tercinta Imam Komarita., S.Pi. yang telah memberikan

(16)

12.Mamah dan Papah serta Dedi dan Mami. Terima kasih untuk doa, perhatian, kasih sayang, semangat, kesabaran dan pengorbanan kalian yang tak ternilai untuk keberhasilan ananda.

13.Kakak ku Adin Ali Adhar., ST , Yuli Margarini., S.Kom dan Abang

Zuliansyah., SE. Terima kasih untuk doa, kasih sayang, dan bantuan yang telah kalian berikan tanpa pamrih kepada adinda.

14.Adik-adik ku Andika Jaya Arsyadin, A.Md., Chandra Anggraini., A.Md dan Sri Wulandari., S.P. Terima kasih untuk doa, kasih sayang, dan bantuan yang telah kalian berikan tanpa pamrih.

15.Saudara-saudara di dalam lingkaran kecil ku. Terima kasih untuk doa, dukungan, ilmu yang dibagikan kepada penulis dan kebersamaan selama ini.. 16.Mba Neni Desriani, S.E., M.Sc. Terimkasih atas dukungannya, pinjaman

buku-bukunya, ilmu yang dibagikan terlebih ide-ide cemerlangnya, semoga kesuksesan dan keberkahan senantiasa mengiringi mba sekeluarga.

17.Rekan-rekan di PIA angkatan 3: Mba Nani, Mba Yenny, Mba Nova, Depita, Mba Andri, Mba Tri, Suster, Mba Hara, Uum, Risa, Mba Meta, Wicak, Mba Sari, Mba Elva, Mba Diana, Pak Syafi’i, Pak Imam, Pak Deni, Mba Nia juga teman lainnya.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Bandar Lampung, Desember 2014 Penulis,

(17)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTAK ... .... i

ABSTRACT ... .... ii

SANWANCANA ... .... ix

DAFTAR ISI ... .... xii

DAFTAR TABEL ... .... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... .... xv

DAFTAR GAMBAR ... .... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

II. Tinjauan Literatur dan Pengembangan Hipotesis ... 7

2.1 Definisi Variabel ... 7

2.1.1 Etika Kerja dan Etika Kerja Islam ... 7

2.1.2 Kepuasan Kerja ... 15

2.1.3 Motivasi Intrinsik ... 18

2.2 Teori ... 19

2.2.1 Self Determination Theory ... 19

2.2.2 Teori Dua Faktor ... 20

2.2.3 Discrepancy Theory ... 20

2.2.4 Disonansi Kognitif ... 21

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 22

2.3.1 Etika Kerja Islam dan Kepuasan Kerja ... 23

2.3.2 Etika Kerja Islam dan Motivasi Intrinsik ... 23

2.3.3 Motivasi Intrinsik dan Kepuasan Kerja ... 23

(18)

2.4 Desain Penelitian ... 25

III. METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis dan Sumber Data ... 26

3.2 Populasi dan Sampel ... 26

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 27

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28

3.4.1 Etika Kerja Islam ... 28

3.4.2 Kepuasan Kerja... 29

3.4.3 Motivasi Intrinsik ... 29

3.5 Teknik Analisis ... 29

3.5.1 Data Deskriptif ... 29

3.5.2 Analisis Data ... 29

3.5.2.1 Measurement Model ... … 30

i. Uji Kualitas Data ... 30

i. Pengukuran Struktural Model ... … 31

3.5.2.2 Uji Hipotesis ... … 32

3.5.2.3 Analisis Jalur ... … 33

3.6 Pilot Test ... 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Analisis Deskriptif Data dan Responden ... 34

4.2 Demografi Responden ... 36

4.3 Analisis Data ... 37

4.3.1 Uji Reliabilitas... 37

4.3.2 Uji Validitas ... 38

4.4 Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ... … 40

4.4.1 Hubungan Langsung Etika Kerja Islam dan Kepuasan Kerja 40

4.4.2 Motivasi Intrinsik Sebagai Variabel Intervening ... 42

4.5 Analisis Jalur ... … 45

V. KESIMPULAN ... 47

5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Keterbatasan ... 47

5.3 Saran ... 48

5.4 Implikasi ... 48 DAFTAR PUSTAKA

(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 27

Tabel 4.1 Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ... 35

Tabel 4.2 Informasi Umum Responden Penelitian ... 36

Tabel 4.3 Quality Criteria (Composite Reliability, Cronbach Allpha) …. .37 Tabel 4.4 Nilai Loading Factor……….. . 38

Tabel 4.5 Average Variance Extracted ... 38

Tabel 4.6 Cross Loading ... 39

Tabel 4.7 R square Direct Effect ... 40

Tabel 4.8 Structural Model Direct Efffect ……….….41

Tabel 4.9 R square Indirect Effect ………... . 42

Tabel 4.10 Pengukuran Struktural Model ... 44

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran

Judul Lampiran

Lampiran I Empat Pilar Etika Kerja Islam

Lampiran II Kuesioner Etika Kerja Islam, Motivasi Intrinsik dan Kepuasan Kerja

Lampiran III Gambar model struktural Partial Least Square Sebelum Bootstriping (Hubungan Langsung Etika Kerja Islam dan Kepuasan Kerja)

Lampiran IV Gambar model struktural Partial Least Square Setelah Bootstriping (Hubungan Langsung Etika Kerja Islam dan Kepuasan Kerja)

Lampiran V Gambar model struktural Partial Least Square Sebelum

Bootstriping (Hubungan Etika Kerja Islam dan Kepuasan Kerja dengan motivasi Intrinsik Sebagai Variabel Intervening) Lampiran VI Gambar model struktural Partial Least Square Setelah

Bootstriping (Hubungan Etika Kerja Islam dan Kepuasan Kerja dengan motivasi Intrinsik Sebagai Variabel Intervening) Lampiran VII Daftar Jawaban Kuesioner

(21)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar

Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Desain Penelitian ... 25 Gambar 4.1 Model Structural Partial Least Square (Pengaruh Langsung)

Sebelum bootsriiping……... 41 Gambar 4.2 Model Structural Partial Least Square (Pengaruh Langsung) setelah bootsriiping…… ... 41 Gambar 4.3 Full Model Structural Partial Least Square (sebelum bootsriiping) …… ... …. 43 Gambar 4.4 Full Model Structural Partial Least Square (sesudah bootsriiping) …… ... …. 43

(22)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar

Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Desain Penelitian ... 25 Gambar 4.1 Model Structural Partial Least Square (Pengaruh Langsung)

(23)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTAK ... .... i ABSTRACT ... .... ii SANWANCANA ... .... ix DAFTAR ISI ... .... xii DAFTAR TABEL ... .... xiv DAFTAR LAMPIRAN ... .... xv DAFTAR GAMBAR ... .... xvi I. PENDAHULUAN ... 1

(24)

2.4 Desain Penelitian ... 25 III. METODE PENELITIAN ... 26 3.1 Jenis dan Sumber Data ... 26 3.2 Populasi dan Sampel ... 26 3.3 Metode Pengumpulan Data ... 27 3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28 3.4.1 Etika Kerja Islam ... 28 3.4.2 Kepuasan Kerja... 29 3.4.3 Motivasi Intrinsik ... 29 3.5 Teknik Analisis ... 29 3.5.1 Data Deskriptif ... 29 3.5.2 Analisis Data ... 29 3.5.2.1 Measurement Model ... … 30 i. Uji Kualitas Data ... 30 i. Pengukuran Struktural Model ... … 31 3.5.2.2 Uji Hipotesis ... … 32 3.5.2.3 Analisis Jalur ... … 33 3.6 Pilot Test ... 33 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34 4.1 Analisis Deskriptif Data dan Responden ... 34 4.2 Demografi Responden ... 36 4.3 Analisis Data ... 37 4.3.1 Uji Reliabilitas... 37 4.3.2 Uji Validitas ... 38 4.4 Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ... … 40 4.4.1 Hubungan Langsung Etika Kerja Islam dan Kepuasan Kerja 40 4.4.2 Motivasi Intrinsik Sebagai Variabel Intervening ... 42 4.5 Analisis Jalur ... … 45 V. KESIMPULAN ... 47 5.1 Kesimpulan ... 47 5.2 Keterbatasan ... 47 5.3 Saran ... 48 5.4 Implikasi ... 48 DAFTAR PUSTAKA

(25)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran

Judul Lampiran

Lampiran I Empat Pilar Etika Kerja Islam

Lampiran II Kuesioner Etika Kerja Islam, Motivasi Intrinsik dan Kepuasan Kerja

Lampiran III Gambar model struktural Partial Least Square Sebelum Bootstriping (Hubungan Langsung Etika Kerja Islam dan Kepuasan Kerja)

Lampiran IV Gambar model struktural Partial Least Square Setelah Bootstriping (Hubungan Langsung Etika Kerja Islam dan Kepuasan Kerja)

Lampiran V Gambar model struktural Partial Least Square Sebelum

Bootstriping (Hubungan Etika Kerja Islam dan Kepuasan Kerja dengan motivasi Intrinsik Sebagai Variabel Intervening) Lampiran VI Gambar model struktural Partial Least Square Setelah

(26)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 27 Tabel 4.1 Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ... 35 Tabel 4.2 Informasi Umum Responden Penelitian ... 36 Tabel 4.3 Quality Criteria (Composite Reliability, Cronbach Allpha) …….. 37 Tabel 4.4 Nilai Loading Factor……….. 38 Tabel 4.5 Average Variance Extracted ... 38

Tabel 4.6 Cross Loading ... 39 Tabel 4.7 R square Direct Effect ... 40 Tabel 4.8 Structural Model Direct Efffect ……….…. 41 Tabel 4.9 R square Indirect Effect ………... . 42

(27)
(28)

F]

f

f

{ il (

Judul Tesis

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok

Mahasiswa

Program Studi

fakultas

PENGAXUTI

ETII{A

IfEIT'A

I$IIUTI

TEBITAI}AP

KDPUASAN

KEIIIA

DDNGAN

FIOfIVASI INTruNSIK

SNBAGAI VAnIABDL INTDKVDNING

t$tudt

Empirts ?ada Perguruan

Ttnggi

Agama

Islam Negerl Berbadan

Layanan

Umum

$e

Indonesial

9fida

cl$t'wanc

t22to1lo05

Magister

llmu

Akuntansi

Dkono,mi

dan Bisnis

MEITTYETUJUT

1.

Komisi Pembimbing

Pembimbing

I

Dr. Einde Ernna,

$.D.,

M.Si.,

Akt.

NrP

19560620 198605

I

OO5

Pembimbing

II

NrP

19830850 200604

2

AO\

2. Ketua Program Magister Ilmu Akuntansi

(29)

MOTTO

“ Setiap cobaan, ujian,dan kegagalan sejatinya adalah rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkan untuk manusia. Siapa yang dikehendaki mendapat kebaikan,

maka Dia memberinya musibah” (HR. Bukhari)

“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya…” (QS. Al Baqarah: 286)

“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu

apa yang telah kamu kerjakan” QS. At Taubah ayat 105

“ Saat Allah menjawab doa mu Ia meminta iman mu Saat Allah belum menjawab doa mu Ia meminta kesabaran mu

Dan saat Allah menjawab bukan doa mu Ia memilihkan yang terbaik untuk mu” Itu adalah sebuah peringatan agar tak putus asa dalam segala yang kita harapkan..

(30)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim.

Sebagai perwujudan rasa syukur kehadirat Allah Azza Wa Jalla, Karya kecil ini kupersembahkan kepada:

Papah Chairil Fadly dan Mamah Juariah Dedi Ahmad Darwis., A.Md dan Mami Kalsum

Suami Ku tercinta Imam Komarita., S.Pi

Kakak-kakak ku Adin Ali Adhar S.T , Yuli Margarini., S.Kom dan Abang Zuliansyah SE

Almamater tercinta

Institusi IAIN Raden Intan Lampung Seluruh Sahabat, Saudaraku semuanya….

(31)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 19 September 1987, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Chairil Fadly dan Ibu Juariah. Menikah dengan Imam Komarita., S.Pi pada 24 Juni 2012.

Pendidikan formal penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Labuhan Ratu, yang diselesaikan pada tahun 1999. Kemudian dilanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 10 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2002 dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2005 serta menyelesaikan Strata Satu di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Lampung pada tahun 2009

(32)

SANWACANA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Segala puji bagi Allah tiada Tuhan melainkan Ia semata, tiada sekutu bagi Nya, dan Dia kuasa atas segala sesuatu, Ia yang telah memberikan segala nikmat, rahmat, ide, kekuatan dan kesabaran yang diberikan kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Kepuasan Kinerja Dengan Motivasi Intrinsik sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Agama Islan Negeri Berbadan Layanan Umum Se Indonesia)”.

Penulis sangat menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna dan untuk itu kritik, saran maupun masukan sangat diharapkan untuk penyempurnaan tulisan ini. Proses pembelajaran yang dialami memberikan kesan dan makna mendalam bahwa ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis masih sangat terbatas. Bimbingan, keteladanan dan bantuan dari berbagai pihak yang diperoleh penulis mempermudah proses pembelajaran tersebut. Untuk itu dengan segala kerendahan hati

perkenankanlah penulis untuk mengucakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

(33)

2. Ibu Susi Sarumpaet, Ph.D.,Akt selaku Ketua Program Magister Ilmu Akuntansi Universitas Lampung;

3. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan, nasehat, dukungan, saran, motivasi dan waktunya selama penyusunan tesis;

4. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S A, Ph.D., Akt selaku Dosen Penguji Utama yang telah memberikan, saran, motivasi dan waktunya selama penyusunan tesis; 5. Ibu Yenni Agustina, SE., M.Si., Akt, selaku Pembimbing Pendamping yang

telah membimbing, memotivasi serta waktu yang diberikan kepada penulis. 6. Semua Bapak Ibu Dosen Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis

Universitas Lampung.

7. Pengelola dan karyawan/karyawati Magister Ilmu Akuntansi yang telah banyak membantu kelancaran perkuliahan

8. Bapak/ Ibu Pimpinan IAIN Raden Intan Lampung, yang telah memberikan motivasi, doa dan keringanan dalam segala hal demi kelancaran perkuliahan saya.

9. Rekan- Rekan pegawai IAIN Raden Intan Lampung, yang senantiasa mendukung saya menyelesaikan tesis ini.

10.Seluruh perwakilan staf keuangan PTAIN BLU Se Indonesia: Mba Silvi, Mba Lulu, Mba Indah, Mba Susi, Pak Kas, Teh Desi, Pak Jufri, Pak Eko, Mba Yenti, Pak Eko dan Pak Hilmi , dan semua pihak yang membantu pengisian dan penyebaran kuesioner yang tidak bisa penulis tuliskan satu-persatu. 11.Sahabat, teman, suami tercinta Imam Komarita., S.Pi. yang telah memberikan

(34)

12.Mamah dan Papah serta Dedi dan Mami. Terima kasih untuk doa, perhatian, kasih sayang, semangat, kesabaran dan pengorbanan kalian yang tak ternilai untuk keberhasilan ananda.

13.Kakak ku Adin Ali Adhar., ST , Yuli Margarini., S.Kom dan Abang

Zuliansyah., SE. Terima kasih untuk doa, kasih sayang, dan bantuan yang telah kalian berikan tanpa pamrih kepada adinda.

14.Adik-adik ku Andika Jaya Arsyadin, A.Md., Chandra Anggraini., A.Md dan Sri Wulandari., S.P. Terima kasih untuk doa, kasih sayang, dan bantuan yang telah kalian berikan tanpa pamrih.

15.Saudara-saudara di dalam lingkaran kecil ku. Terima kasih untuk doa, dukungan, ilmu yang dibagikan kepada penulis dan kebersamaan selama ini.. 16.Mba Neni Desriani, S.E., M.Sc. Terimkasih atas dukungannya, pinjaman

buku-bukunya, ilmu yang dibagikan terlebih ide-ide cemerlangnya, semoga kesuksesan dan keberkahan senantiasa mengiringi mba sekeluarga.

17.Rekan-rekan di PIA angkatan 3: Mba Nani, Mba Yenny, Mba Nova, Depita, Mba Andri, Mba Tri, Suster, Mba Hara, Uum, Risa, Mba Meta, Wicak, Mba Sari, Mba Elva, Mba Diana, Pak Syafi’i, Pak Imam, Pak Deni, Mba Nia juga teman lainnya.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Bandar Lampung, Desember 2014 Penulis,

(35)
(36)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika menurut KBBI 1998 adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk serta tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika inilah yang akan membentuk perilaku manusia. Etika juga dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang menerapkan ajaran moral untuk masalah yang terjadi (Wines, 1992: 883). Barbash (1983) mendefinisikan etika kerja sebagai komitmen untuk bekerja keras yang lebih kuat dari sekedar menyediakan hidup.

Etika kerja Islam dapat didefinisikan sebagai seperangkat nilai-nilai atau sistem kepercayaan yang berasal dari Al-Qur'an dan Sunnah tentang kerja. Al qur’an adalah pedoman utama seorang muslim, yang dalam hal ini etika dan moral pun diatur seperti tertuang dalam QS Al Jathiyah: 15 ”Barangsiapa yang mengerjakan amal salih, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan Barangsiapa mengerjakan kejahatan, maka itu (menimpa) ke atasnya (sendiri), kemudian kepada Rab (Tuhan) mu lah kamu dikembalikan” .

Etika kerja Islam meliputi orientasi yang mempengaruhi seorang muslim

(37)

2

Allah, reward yang diharapkan bukan hanya berupa materi di dunia akan tetapi juga pahala yang dijanjikan Allah, sehingga pahala tersebut menjadi motivasi intrinsik dalam diri muslim untuk melakukan pekerjaan.

Salah satu dalil mengenai etika kerja Islam tertuang dalam QS. At Taubah ayat 105: “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu

diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. Dalam dalil yang disebutkan itu dapat digambarkan bahwa konsep etika kerja Islam mencakup niat, kesungguhan, pengorbanan.

Dari semua hal di atas, etika kerja Islam melampaui kerja keras karena mencakup

konsep ibadah yang diarahkan kepada Allah. Namun, pada kenyataannya terjadi kontradiksi dalam hal konsep etika dan kasus – kasus yang terjadi di lapangan. Bahkan kontradiksi tersebut terjadi pada tataran pemerintahan.

Terdapat beberapa kasus ketidak percayaan publik terhadap organisasi

pemerintah, salah satunya pada kementerian agama. Diantaranya, kasus korupsi pengadaan Al Quran tahun 2013, kasus dugaan penyalahgunaan dana haji, termasuk kasus pungutan biaya menikah diatas ketentuan.

(38)

3

kepuasan yang timbul dari dalam diri (intrinsik) sebagaimana penelitian Zaman (2013) antara etika kerja Islam dan kepuasan kerja berhubungan signifikan.

Penelitian tentang etika kerja dan kepuasan kerja pada beberapa negara cukup mendapat perhatian sebagai contoh penelitian Koh dan Boo (2001) dengan mensurvey 237 manajer di Singapura dan menemukan adanya hubungan antara etika kerja dan kepuasan kerja, Viswevaran dan Despande (1996) menguji 150 karyawan pada tiga organisasi berbeda di India menemukan bahwa perilaku etika kerja dapat membuat kesuksesan terhadap organisasi dan kepuasan kerja secara individu karyawan. Selanjutnya Vitell dan Davis (1990) telah meneliti 61 profesional manajer sistem informasi pada Southeast Electrical Management Information System Association dan menemukan adanya ketidakpuasan kerja MIS profesional terjadi ketika terjadi perilaku tidak etis dalam perusahaan, itu artinya lingkungan yang beretika tinggi akan mampu mendorong terjadinya kepuasan kerja.

Berbeda dengan Komari dan Djafar (2013) melakukan survey terhadap 78 karyawan Bank Muamalat Indonesia yang berkedudukan di Kalimantan Barat, Indonesia, untuk menguji etika kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan mereka menemukan pengaruh etika kerja dan kepuasan kerja adalah negatif dan tidak signifikan.

(39)

4

dengan memasukan variabel motivasi intrinsik sebagai variabel yang memediasi hubungan antara etika kerja Islam dan kepuasan kerja, dengan menggunakan sampel 80 pegawai negeri dan swasta di Pakistan. Hasil dari regresi statistik menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara etika kerja Islam dan kepuasan kerja, begitu pula etika kerja Islam dan motivasi intrinsik memiliki hubungan positif serta motivasi intrinsik memediasi hubungan antara etika kerja Islam dan kepuasan kerja karyawan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari Zaman et.al (2013) dengan mengganti

sampel sebagaimana rekomendasi penulis sebelumnya untuk melakukan penelitian dengan menggunakan sampel yang berbeda pada organisasi , kultur atau negara yang berbeda sehingga dapat memperkuat atau menyangkal temuan dari penelitiannya.

Penelitian mengenai etika kerja Islam sangat menarik dilakukan pada pegawai Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri khususnya pada bagian keuangan karena

seluruh pegawai beragama islam terlebih di bagian keuangan rawan terjadi tindakan kecurangan, maka dengan adanya hasil penelitian ini memungkinkan pihak pengambil kebijakan mengambil langkah-langkah agar kepuasan kerja karyawan meningkat sehingga mampu mengurangi tindak kecurangan pegawai.

(40)

5

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Etika Kerja Islam berpengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja ? 2. Apakah Etika Kerja Islam berpengaruh positif terhadap Motivasi Intrinsik ? 3. Apakah Motivasi Intrinsik berpengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja ? 4. Apakah Motivasi Intrinsik memediasi pengaruh antara Etika Kerja Islam

terhadap Kepuasan Kerja ?

1. 3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui secara empiris dengan menguji pengaruh etika kerja Islam terhadap kepuasan kerja.

2. Untuk mengetahui secara empiris dengan menguji pengaruh etika kerja Islam terhadap motivasi intrinsik.

3. Untuk mengetahui secara empiris dengan menguji pengaruh motivasi intrinsik terhadap kepuasan kerja.

(41)

6

1.4 Manfaat Penelitian

Apabila tujuan penelitian ini dapat dipenuhi, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai masukan empiris untuk pengembangan ilmu akuntansi khususnya kajian akuntansi prilaku yang berkaitan dengan etika kerja islam pada organisasi badan layanan umum PTAIN.

2. Bagi instansi, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu evaluasi dalam kaitannya dengan etika kerja dengan dihubungkan pada kepuasan kerja serta menjadi masukan bagi perguruan tinggi agama Islam negeri khususnya dan lembaga Islam umumnya untuk memperhatikan penerapan etika kerja Islam pada organisasi tersebut.

(42)

7

BAB II

Tinjauan Literatur dan Pengembangan Hipotesis

2.1 Definisi Variabel

2.1.1 Etika Kerja dan Etika Kerja Islam

Etika kerja adalah sistem nilai atau norma yang digunakan oleh seluruh karyawan perusahaan, termasuk pimpinannya dalam pelaksanaan kerja sehari-hari. Perusahaan dengan etika kerja yang baik akan memiliki dan mengamalkan

nilai-nilai, yakni kejujuran, keterbukaan, loyalitas kepada perusahaan, konsisten pada keputusan, dedikasi kepada stakeholder, kerja sama yang baik, disiplin, dan bertanggung jawab.

Etika kerja, menurut Buchori (1995) dalam Asifudin (2004) dapat diartikan sebagai sikap dan pandangan terhadap kerja, kebiasaan kerja, ciri-ciri atau sifat-sifat mengenai cara kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok manusia atau suatu bangsa. Ia juga menjelaskan etika kerja juga merupakan bagian dari tata nilai individualnya. Demikian juga etika kerja suatu kelompok masyarakat atau bangsa, ia merupakan bagian dari tata nilai yang ada pada masyarakat atau

(43)

8

Menurut Branker (1987) dalam Hansen and Mowen (1999), terdapat sepuluh nilai yang diidentifikasikan dan dijelaskan oleh Josephson dalam Teaching ethical Decision Making and Principle Rasioning. Kesepuluh nilai tersebut adalah: (1) kejujuran (honesty), (2) integritas (integrity), (3) memegang janji (promise keeping) (4) kesetiaan (fidelity), (5) keadilan (fairness), (6) keperdulian terhadap sesamanya (carring for others), (7) penghargaan terhadap orang lain (respect foe other), (8) kewarganegaraan yang bertanggung jawab (responsible citizenship), (9) pencapaian kesempurnaan (pursuit of excellence), (10) akuntanbilitas (accountability).

Asifudin (2004) menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang diarahkan dan terpengaruh oleh keyakinan yang mengikatnya. Salah atau benar keyakinan tersebut niscaya mewarnai perilaku orang yang bersangkutan. Dalam konteks ini selain dorongan kebutuhan dan aktualisasi diri, nilai-nilai yang dianut, keyakinan atau ajaran agama tentu dapat pula menjadi sesuatu yang berperan dalam proses terbentuknya sikap hidup yang mendasar. Berarti kemunculan etika kerja manusia didorong oleh sikap hidup sebagai tersebut diatas baik disertai kesadaran yang mantap maupun kurang mantap. Sikap hidup yang mendasar tersebut menjadi sumber komitmen yang membentuk karakter, kebiasaan atau budaya kerja tertentu.

(44)

9

Etika kerja Islam merupakan orientasi yang membentuk dan mempengaruhi keterlibatan dan partisipasi pekerja, yang dapat dilihat dari usaha, kompetisi, transparasi, dan tanggung jawabnya yang didasarkan pada nilai-nilai Islam (Ali,1988).

Menurut Ali dan Owaihan (2008), etika kerja Islam merupakan orientasi yang membentuk dan mempengaruhi keterlibatan dan partisipasi muslim di tempat kerja. Etika kerja Islam memandang pekerjaan sebagai bukan sekedar upaya memenuhi kepentingan pribadi secara ekonomi, sosial dan psokologi, tetapi juga meningkatkan kemakmuran sosial dan yang terpenting adalah menguatkan keimanan.

Asifudin (2004), mengartikan Etika kerja dalam perspektif Islam adalah pancaran dari kaidah yang bersumber dari pada sistem keimanan Islam yakni, sebagai sikap hidup yang mendasar berkenaan dengan kerja, sehingga dapat dibangun

paradigma etika kerja yang Islam. Sedangkan karakteristik-karakteristik etika kerja Islam digali dan dirumuskan berdasarkan konsep (1) Kerja merupakan penjabaran aqidah (2) Kerja dilandasi ilmu (3) Kerja dengan meneladani sifat-sifat Ilahi serta mengikuti petunjuk-petunjuk Nya.

Dalam Islam, pekerjaan merupakan sesuatu yang penting, bahkan menganggap bahwa pekerjaan adalah ibadah. Afzalurrahman (1995) dalam Fitria (2003) mengungkapkan bahwa banyak ayat dalam Al Qur’an yang menekankan

(45)

10

bekerja keras. Keberhasilan dan kemajuan manusia dimuka bumi ini tergantung pada usahanya. Semakin keras ia bekerja, ia akan semakin kaya . Prinsip ini lebih lanjut dijelaskan dalam ayat-ayat berikut:“Bagi seorang laki-laki ada manfaat apa yang ia usahakan. Dan bagi para wanita ada bagian yang mereka usahakan”. (QS- Nisa:32). “Allah sekali kali tidak akan mengubah nasib suatu bangsa, sehingga bangsa itu mengubahnya sendiri “(QS. Al-Anfal:53)”.

Unsur utama etika kerja Islam ialah petunjuk syari’ah bahwa kerja apapun hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya guna menunjang kehidupan pribadi, keluarga, dan orang yang menunggu uluran tangan. Nilai kerja demikian menurut pandangan Islam adalah sebanding dengan nilai amaliyah wajib. Jadi, kerja positif bercorak keduniaan juga merupakan tugas keagamaan. Islam dapat menerima baik tindakan individu yang mempunyai profesi atau bidang kerja tertentu kemudian dia memprioritaskan profesi dan bidang kerjanya daripada menunaikan amaliyah sunnah. Dengan catatan pekerjaan yang dilakukan tetap dijiwai oleh motivasi ibadah dan kegiatannya tidak menjadikan dia menelantarkan amal-amal ibadah

yang hukumnya wajib (Asifudin 2004).

Untuk memberikan gambaran mengenai persamaan dan perbedaan etika kerja non agama dan etika kerja Islam Asifudin (2004) mengungkapkan bahwa persamaan etika kerja non agama dengan etika kerja Islam antara lain: (1) etika kerja non agama dan etika kerja Islam sama-sama berupa karakter dan kebiasaan berkenaan dengan kerja yang terpancar dari sikap hidup manusia yang mendasar

(46)

11

(4) keduanya sama-sama dipengaruhi secara dinamis dan manusiawi oleh berbagai faktor intern, dan ekstern yang bersifat kompleks.

Sedangkan perbedaan antara etika kerja non agama dengan etika kerja Islam menurut Asifudin (2004) adalah sebagai berikut:

Etika kerja non agama:

1. Sikap hidup mendasar terhadap kerja disini timbul dari hasil kerja akal dan/ atau nila-nilai yang dianut ( tidak betolak dari iman keagamaan tertentu) 2. Tidak ada iman

3. Motivasi timbul dari sikap hidup mendasar terhadap kerja. Disini motovasi tidak tersangkut paut dengan iman, agama, atau niat ibadah bersumber dari akal dan/ atau pandangan hidup/ nilai-nilai yang dianut.

4. Etika kerja berdasarkan akal dan/atau pandangan hidup/ nilai-nilai yang dianut.

Etika kerja Islam :

1. Sikap hidup mendasar pada kerja disini identik dengan sistem keimanan/ aqidah Islam berkenaan dengan kerja atas dasar pemahaman bersumber dari wahyu dan akal yang saling bekerja sama secara proporsional. Akal lebih banyak berfungsi sebagai alat memahami wahyu (meski dimungkinkan akal memperoleh

pemahaman dari sumber lain, namun menyatu dengan sistem keimanan Islam).

(47)

12

berkenaan dengan kerja inilah yang menimbulkan sikap hidup mendasar (aqidah) terhadap kerja, sekaligus motivasi kerja Islam.

3. Motovasi disini timbul dan bertolak dari sistem keimanan/ aqidah Islam berkenaan kerja bersumber dari ajaran wahyu dan akal yang saling bekerjasama. Maka motivasi berangkat dari niat ibadah kepada Allah dan iman terhadap adanya kehidupan ukhrawi yang jauh lebih bermakna.

4. Etika kerja berdasarkan keimanan terhadap ajaran wahyu berkenaan dengan etika kerja dan hasil pemahaman akal yang membentuk sistem keimanan/ aqidah Islam sehubungan dengan kerja (aqidah kerja).

Dengan melihat persamaan dan perbedaan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa etika kerja seseorang terbentuk oleh adanya motivasi yang

terpancar dari sikap hidupnya yang mendasar terhadap keja. Sikap itu bersumber dari akal dan atau pandangan hidup/ nilai-nilai yang dianut tanpa harus terkait dengan iman atau ajaran agama. Khusus bagi orang yang beretika kerja Islam,

etika kerjanya terpancar dari sistem keimanan/ aqidah Islam berkenaan dengan kerja yang bertolak dari ajaran wahyu bekerjasama dengan akal. Sistem keimanan ini identik dengan sikap hidup mendasar (aqidah kerja). Ia menjadi sumber motivasi dan sumber nilai bagi terbentuknya etika kerja Islam. Etika kerja ini selalau mendapat pengaruh dari

(48)

13

melibatkan banyak faktor dan tidak hanya terbentuk secara murni oleh satu atau dua faktor tertentu.

Pilar Etika Kerja Islam

Konsep etika kerja Islam meliputi dimensi moral, psikologis dan sosial. Setiap pekerjaan yang dilakukan harus bermanfaat dan bermakna bagi diri sendiri dan masyarakat. Menurut Ali, Owaihan (2008), secara umum etika kerja Islam

dibangun di atas empat pilar utama yaitu : effort (usaha), competition (kompetisi), transparant (transparansi) dan morraly responsible conduct (perilaku yang bertanggung jawab secara moral).

Usaha dipandang sebagai sesuatu yang diperlukan untuk melayani diri sendiri dan masyarakat. Dengan adanya maksimalisasi produktivitas bagi setiap individu maka akan meminimalisir masalah sosial dan ekonomi di lingkungan masyarakat, dimana setiap individu berusaha mendapatkan standar kehidupan yang layak bagi diri sendiri dan keluarga. Makna usaha dalam pilar etika kerja Islam

mengharuskan kaum muslim untuk hidup di atas kaki sendiri, tidak malas bekerja dan mengandalkan orang lain. Dalam Islam bekerja merupakan ibadah karena itu pekerjaan harus dilakukan sungguh sungguh, berdedikansi dan penuh kreativitas.

Terdapat dalil dalil baik dalam Al Qur’an dan sunah yang menyatakan pentingnya berusaha dalam Islam. Dalam (Q.S Yaasin(36): 34-35) “Dan Kami jadikan

padanva kebun-kebun korma dan anggur, dan Kami pancarkan padanya

(49)

14

Terdapat pula beberapa hadist shahih mengenai usaha dan kerja keras diantaranya: “Diriwayatkan, beberapa orang sahabat melihat seorang pemuda kuat yang rajin bekerja. Mereka pun berkata mengomentari pemuda tersebut, “Andai saja ini (rajin dan giat) dilakukan untuk jihad di jalan Allah.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam segera menyela mereka dengan sabdanya, “Janganlah kamu berkata seperti itu. Jika ia bekerja untuk menafkahi anak-anaknya yang masih kecil, maka ia berada di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk menafkahi kedua orang-tuanya yang sudah tua, maka ia di jalan Allah. Dan jika ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya, maka ia pun di jalan Allah. Namun jika ia bekerja dalam rangka riya atau berbangga diri, maka ia di jalan setan.” (HR Thabrani, dinilai shahih oleh Al Albani)

“ Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melaksanakan suatu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut dilakukan dengan itqon (profesional)”. (HR Thabrani)

(50)

15

Al-Baqarah ayat 148 “Maka berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan”.

Pilar yang ketiga adalah transparansi. Transparansi merupakan tanggung jawab moral yang didasarkan pada sikap terbuka dan jujur termasuk mengenai informasi dalam pekerjaan, sehingga tercipta keadilan dalam lingkungan pekerjaan.

Pilar yang keempat adalah prilaku yang bertanggungjawab pada moral. Dalam dunia kerja aspek yang tidak boleh terlupakan adalah tanggungjawab moral, dimana setiap aktivitas kerja yang dilakukan harus selaras dengan etika kerja yang

diterapkan dilungkungan kerja. Apapun yang kita kerjakan akan selalu ada konsekuensinya termasuk dalam waktu luang yang dimiliki, tanggungjawab kita sebagai karyawan harus diisi dengan sesuatu yang bermanfaat, karena pekerjaan

yang ditanggungjawabkan kepada kita saat ini mampu memperbaiki lingkungan sekitar.

2.1.2 Kepuasan Kerja

Menurut Davis dan Newstorm (1989) dalam Padmastuti dan Suyono (2003) menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidak menyenangkan pekerjaan mereka. Menurut Handoko (2000) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan

memandang pekerjaan mereka. Pendapat tersebut dapat dipahami bahwa

(51)

16

Menurut Luthans (2006) kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting. Menurut Hasibuan (2008) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang

menyenagkan dan mencintai pekerjaannya. Dari beberapa definisi kepuasan kerja yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini berarti bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal.

Sebaliknya, seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau lebih aspek yang lainnya.

Menurut Luthans (2006) ada lima indikator yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, yaitu:

1. Pembayaran, seperti gaji dan upah

Semua pegawai, menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang

dipersepsikan secara adil, tidak meragukan dan segaris dengan pengharapannya. Apabila gaji yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu dan standar pengupahan komunitas, maka kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan kerja.

2. Pekerjaan itu sendiri

Kebanyakan pegawai cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi kesempatan mereka untuk dapat mengunakan kemampuan dan

keterampilannya, kebebasan dan umpan balik berupa pernyataan tentang betapa baik mereka bekerja. Karakteristik seperti ini membuat pekerjaan akan terasa jauh lebih menantang. Pekerjaan yang kurang menantang, akan lebih cepat

(52)

17

dilakukan dan terlalu menantang justru akan menimbulkan perasaan gagal dan frustasi.

3. Rekan kerja

Bagi kebanyakan pegawai, bekerja juga menciptakan suatu kesempatan untuk berinteraksi dengan sesama rekan lain dan melebarkan lingkungan sosial. Bekerja juga berarti pemenuhan kebutuhan manusia akan interaksi sosial dengan sesama. Sehingga tidaklah mengejutkan apabila lingkungan sosial di tempat kerja sangat kondusif, maka akan tercipta kepuasan kerja yang tinggi.

4. Promosi

Promosi terjadi pada saat seorang karyawan berpindah ke posisi yang lebih tinggi di organisasi tersebut, termasuk bertambahnya tingginya tanggung jawab dan jenjang organisasionalnya.

5. Kepenyeliaan (supervisi)

Supervisi mempunyai peran yang sangat penting bagi manajemen dan para karyawan, hal ini dikarenakan supervisi berhubungan dengan karyawan secara langsung dan dapat mempengaruhi mereka dalam melakukan pekerjaannya. Pada umumnya karyawan lebih menyukai apabila mempunyai supervisi yang adil,

terbuka dan mau berinteraksi dengan karyawan. Dengan supervisi yang sesuai dengan kriteria kebanyakan karyawan, maka peluang untuk menciptakan kepuasan kerja akan lebih tinggi.

2.1.3 Motivasi Intrinsik

(53)

18

memenuhi suatu kebutuhan individual. (Robbins: 2001). Sedangkan menurut Gibson, (1996) motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan yang mempengaruhi seseorang untuk terus meningkatkan, mengarahkan serta memelihara perilakunya yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

lingkungan kerjanya.

Menurut Hezberg (1966) dalam El Salam et.al (2013) terdapat dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi dalam bekerja, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik merupakan daya dorong yang timbul dari dalam diri masing – masing orang dan muncul karena adanya kebutuhan dari dalam diri sesorang yang harus dipenuhi.

Seseorang akan terdorong bekerja dengan sungguh – sungguh apabila merasa diberi kesempatan untuk mengembangkan prestasi, merasakan lingkungan perkerjaan yang bersabahat, dan merasakan adanya peluang untuk menduduki sebuah jabatan. Sehingga, jika kebutuhan karyawan terpenuhi maka karyawan akan cenderung berperilaku seperti yang diinginkan oleh organisasi dimana ia bekerja.

2.2 Teori

2.2.1 Self Determination Theory

Self Determination Theory yang dikemukakan oleh Ryan, Deci (1985) merupakan

teori aliran ilmu psikologi positif yang merupakan pengembangan cabang ilmu

(54)

19

Menurut Ryan, Deci Self Determination Theory merupakan teori yang berkaitan

dengan motivasi dan kepribadian manusia. Dua tipe motivasi yang melekat dalam diri manusia adalah autonomous motivation dan controlled motivation.

Autonomous motivation yang disebut juga motivasi intrinsik adalah aktivitas yang dilakukan individu atas dasar rasa senang dan ketulusan sedangkan controlled motivation yang disebut juga motivasi ekstrinsik merupakan aktivitas yang dikerjakan individu karena tekanan pihak luar.

Seseorang dikatakan memiliki Self Determination jika kegiatan yang dilakukan seseorang lebih dipengaruhi oleh motivasi intrinsik. Itulah alasan manusia merasa bahagia sekali setelah berhasil menolong orang lain walaupun kerja kerasnya tidak dibayar sama sekali. Mereka memiliki motivasi tersendiri dalam dirinya sehingga memiliki potensi besar yang membuat orang bekerja lebih keras bahkan tanpa adanya insentif.

Ada tiga Intrinsic Motivation yang kuat yaitu pertama adalah choice and

authonomy, pilihan dan kebebasan. Ketika kita memilih sendiri, kita bertendensi

untuk bertanggung jawab dan mengerjakan menyelesaikannya sebaik mungkin.

Kita diberikan kebebasan dan pilihan untuk memilih tujuan hidup, saat kita

memilih tujuan hidup agar dapat berguna bagi orang lain, maka tanpa paksaan

atau insentif apapun kita akan membantu orang lain semampu diri. Kedua adalah

competence atau kemampuan. Semakin mampu seseorang melakukan

pekerjaannya, semakin mau dia bekerja keras. Ketiga adalah relatedness atau

meaning, keterikatan atau makna hidup. Kalau kita bisa memberikan keterikatan

dan makna pada pekerjaan kita bahwa kerja kita merupakan pelayanan terhadap

(55)

20

akhirat. Motivasi intrinsik yang ketiga ini mempunyai kekuatan terbesar dalam

membuat orang mau bekerja dengan lebih keras lebih baik. (Santoso, 2011)

2.2.2 Teori Dua Faktor

Frederick Herzberg mengembangkan teori dua faktor dalam Padmastuti dan Suyono (2003). Teori ini memandang kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bahwa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakadaan faktor- faktor ekstrinsik. Herzberg juga memandang kepuasan kerja bukan sebagai suatu kosep tradisional berdimensi satu, yakni kepuasan kerja pada satu ujung kontinum dan ketidakpuasan kerja pada ujung kontinum yang lain dari kontinum yang sama.

2.2.3 Discrepancy Theory

Menurut Cherrington (1994) kepuasan kerja dipengaruhi oleh ekspektasi karyawan. Teori ini menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan selisih atau perbandingan antara harapan dengan kenyataan. Locke (1969) dalam Padmastuti dan Suyono (2003), menambahkan bahwa seorang karyawan akan merasa puas bila kondisi yang aktual (sesungguhnya) sesuai dengan harapan atau yang diinginkannya. Semakin sesuai antara harapan seseorang dengan kenyataan yang ia hadapi maka orang tersebut akan semakin puas.

2.2.4 Disonansi Kognitif

Menurut Festinger (1942) dalam Visewsvaran dan Deshpande (1996) teori

(56)

21

perilaku yang saling bertentangan dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyaman tersebut.

Pada dasarnya karyawan menginginkan konsistensi nilai etika yang dianutnya dengan etika yang berlaku dalam organisasinya. (Schwepker, 1999). Dengan mengasumsikannya demikian para karyawan umumnya berusaha konsisten dengan etika yang diyakininya, jika karyawan merasa atasan yang mendukung kebiasan etika yang dia yakini tidak banyak, dan etika yang berlaku dalam

organisasnya tidak sesuai, maka karyawan tersebut akan merasakan ketidakpuasan dalam pekerjaanya (Koh, Boo: 2001).

Ketidakcocokan antara standar etika internal pada karyawan dengan persepsi etika dari atasannya akan menimbulkan konflik moral dan disonansi kognetif.

(Festinger, 1942; Dozier and Miceli, 1985) dalam Visewsvaran dan Deshpande (1996).

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Etika Kerja Islam Dan Kepuasan Kerja

Konflik moral dan disonansi kognetif yang terjadi pada karyawan akan mengurangi kepuasan karyawan dalam bekerja sebagaimana penelitian

(57)

22

terjadi ketika terjadi perilaku tidak etis dalam perusahaan, itu artinya lingkungan yang beretika tinggi akan mampu mendorong terjadinya kepuasan kerja.

Dalam penelitian ini etika kerja yang dimaksud adalah etika kerja Islam. Ketika kita menerapkan etika kerja Islam yang didorong dari Quran dan Sunnah, karyawan akan melakukan pekerjaan dengan cara yang lebih baik dan efisien. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Haroon, Zaman 2012 menemukan adanya bukti bahwa etika kerja Islam berhubungan langsung, positif dan signifikan dengan kepuasan kerja, dimana sampel yang diginakan karyawan dalam sektor kesehatan di Pakistan.

Berdasarkan logika dari hasil penelitian diatas serta kesimpulan dari landasan teori yang ada maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Etika kerja Islam berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.

2.3.2 Etika Kerja Islam dan Motivasi Intrinsik

(58)

23

timbul dalam diri seseorang akan lebih besar untuk melakukan pekerjaan tanpa insentif sekalipun.

Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan Zaman et.al 2013 yang telah menemukan hubungan positif antara etika kerja Islam dan motivasi intrinsik, dengan sampel karyawan negeri dan swasta di Pakistan.

Berdasarkan logika dari hasil penelitian diatas serta kesimpulan dari landasan teori yang ada maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Etika kerja Islam berpengaruh positif terhadap motivasi intinsik.

2.3.3 Motivasi Intrinsik dan Kepuasan Kerja

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam individu bukan dari penghargaan eksternal, seperti uang dan nilai (Zaman et.al 2013). Warr et al. (1979) dalam Leat dan El-Kot (2009) mendefinisikan motivasi intrinsik sebagai sejauh mana seseorang ingin bekerja dengan baik dalam pekerjaannya untuk mendapatkan kepuasan intrinsik. Mereka menemukan hubungan antara motivasi intrinsik dan kepuasan kerja, dimana dalam konsepnya kepuasan kerja didorong oleh keinginan untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin yang berasal kebanggaan pribadi saat menyelesaikan pekerjaannya. Mereka menemukan hubungan Motivasi yang berasal dari sebuah kebahagiaan mendapatkan tugas dan rasa kepuasan dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

(59)

24

sebelumnya Hackman dan Oldham (1974) dalam Elkot dan Leat (2009) menemukan adanya hubungan antara motivasi intrinsik dan kepuasan kerja karyawan. Hal yang senada ditemukan Zaman et.al 2013 mengenai hubungan motivasi intrinsik dan kepuasan kerja. Leat and El-Kot (2009) melakukan penelitian untuk menginvestigasi hubungan antara kepuasan kerja, kepercayaan interpersonal, motivasi intrinsik, dan job tension di Mesir. Mereka menemukan pekerja yang merasakan kepuasan, adalah mereka yang memiliki motivasi intrinsik, mempercayai rekan kerja dan manajer, memiliki job tension yang rendah, dan penekanan prediktor kepuasan kerja salah satunya adalah motivasi intrinsik.

Berdasarkan logika dari hasil penelitian diatas serta kesimpulan dari landasan teori yang ada maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

(60)

25

2.4 Desain Penelitian

[image:60.612.209.430.180.382.2]

Dalam telaah teori yang mengembangkan hipotesis diatas, maka desain penelitian yang terbentuk adalah sebagai berikut;

(61)

26

BAB III

Metode Penelitian

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan melalui pos (mail survey) dan contact person dengan kuesioner yang diperuntukan bagi staf keuangan yang bekerja pada ruang lingkup Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri berbadan layanan umum (PTAIN BLU).

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah staf bagian keuangan yang bekerja di PTAIN yang sudah di sah kan menjadi Badan Layanan Umum oleh kementerian keuangan. Kriteria pemilihan sampel adalah seluruh staf keuangan pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri berbadan layanan umum yang sudah berstatus PNS dan sudah bekerja minimal 2 tahun, alasannya adalah untuk menghindari bias karena ukuran reward staf berstatus tenaga kontrak dan PNS berbeda dan diharapkan PNS yang sudah bekerja di instansi tersebut minimal dua tahun sudah merasakan suasana pekerjaan di instansi tersebut.

Adapun Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri yang sudah di sahkan oleh Menteri Keuangan sebagai Badan Layanan Umum dan menjadi populasi dan

(62)
[image:62.612.142.491.89.419.2]

27

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Nama Institusi (Populasi)

1. Universitas Islam Negeri Ar Raniry Darusalam , Banda Aceh. 2. Institut Agama Islam Negeri Mataram, Nusa Tenggara Barat. 3. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 4. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau. 5. Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah, Palembang . 6. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. 7. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung. 8. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang 9. Institut Agama Islam Negeri Raden Intan, Lampung. 10 Universitas Islam Negeri Alauddin, Makasar. 11. Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang. 12. Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara, Medan. 13. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya

14. Institut Agama Islam Negeri Sulthan Maulana Hasanudin, Banten. 15. Institut Agama Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin, Jambi.

Sumber: Kementerian Keuangan Direktorat Pembinaan PK BLU (data diolah)

Tehnik pengembalian sampel menggunakan purposive convinience sampling yaitu sampel yang dipilih untuk tujuan dengan pertimbangan kemudahan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

(63)

28

Pertanyaan kuesioner merupakan pertanyaan yang terdiri dari serangkaian pertanyaan dengan jawaban menggunakan skala likert yaitu responden diminta untuk memberikan jawaban seberapa jauh responden setuju atau tidak setuju terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Pemberian skor adalah sebagai berikut:

• Jawaban sangat setuju mendapat skor 5

• Jawaban setuju mendapat skor 4

• Jawaban ragu-ragu mendapat skor 3

• Jawaban tidak setuju mendapat skor 2

• Jawaban sangat tidak setuju mendapat skor 1

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.4.1 Etika Kerja Islam

Etika kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah etika kerja dalam

perspektif Islam berupa nilai – nilai, pedoman dan tuntutan dalam bekerja yang sejalan dengan ajaran Islam, bersumber dari Al qur’an dan hadist yang

mendedikasikan kerja sebagai suatu kebajikan. Variabel Etika kerja Islam diukur

dengan menggunakan versi singkat instrumen Ali dan Owaihan (2008) dengan menggunakan empat dimensi yaitu usaha, kompetisi, transparansi, perilaku yang bertanggung jawab secara moral. Instrumen ini menggunakan skala likert 5 poin.

. 3.4.2 Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan variabel sikap (attitudinal variable) yang

(64)

29

,2000). Pengukuran kepuasan kinerja yang dipakai seperti yang dikembangkan (Agho, Price, & Mueller, 1992) dalam Zaman (2013). Instrumen ini

menggunakan skala likert 5 poin.

3.4.3 Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingakatan seseorang yang ingi bekerja sebaik mungkin untuk meningkatkan kepuasan intrinsik. Warr et.al (1979). Pengukuran motivasi intrinsik diukur dengan instrumen War et.al (1979) dalam Zaman (2013). Instrumen ini menggunakan skala likert 5 poin.

3.5 Teknik Analisis

3.5.1 Data Deskriptif

Gambaran umum mengenai responden dijelaskan dengan tabel distribusi frekuensi yang menunjukkan jenis kelamin responden, lamanya bekerja di PTAIN, dan jabatan responden

3.5.2 Analisis Data

(65)

30

juga ada tidaknya hubungan antara variabel laten. (Noor, 2014)

3.5.3 Measurement Model

3.5.3.1 Uji Kualitas data

Tujuan dari uji kualitas data adalah untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan. Uji kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan uji reliabilitas dan uji validitas.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatau kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban sesesorang terhadap penyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu dalam Ghozali (2001). Untuk reliabilitas dengan

menggunakan Partial Least Square (PLS) dilihat dari analisis Cronbach Alpha dan composite reliability . Suatu konstruk atau variable dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach Alpha >0,60 Nunally, (1969) dalam Ghozali, (2001). Menurut Hulland(1999) hasil composite relaibility diatas 0,7 menunjukan tingkat

reliabilitas yang baik.

Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika petanyaan pada kuesioner mampu untuk

(66)

31

dilakukan dengan melakukan pengujian convergent validity dan discriminant validity.

Validitas convergent dapat dihitung dengan melihat nilai Loading Factor dan Average Variance Extracted (AVE). Loading Factor adalah besar korelasi antara indikator dengan konstruk latennya. Indikator dengan loading factor yang tinggi memiliki kontribusi yang lebih tinggi untuk menjelaskan konstruk latennya. Sebaliknya pada indikator loading factor rendah memiliki kontribusi yang lemah untuk menjelaskan kontruk latennya. Menurut Hair dkk (2013) dalam Sholihin dan Ratmono (2013) Bobot loading factor sebesar 0,50 atau lebih dianggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten, namun loading factor dapat dinaikan bobotnya lebih dari 0,50 jika dapat memperbaiki nilai AVE dan composite reliability . Henseler et al(2009) mengatakan bahwa nilai validitas convergent sangat baik apabila skor AVE diatas 0,5.

Validitas discriminant dilakukan untuk melihat apakah item adalah unik dan tidak sama dengan konstruk lain dalam model (Hulland, 1999). Untuk menguji validitas discriminant dapat dilakukan dengan metode loading. Metode Cross-loading menyatakan bahwa semua item harus lebih besar dari konstruk lainnya (Al-Gahtani, Hubona, & Wang, 2007).

3.5.3.2 Pengukuran Struktural model

(67)

32

1.Coefficient of Determination (R²)

Tehnik pengukuran ini menunjukkan konstruk endogen diuji untuk menguatkan hubungan antara konstruk eksogen mengevaluasi R². R² digunakan untuk mengukur hubungan dari varians laten variabel yang dijelaskan untuk total varians. Sebagaimana peneliti sebelumnya menyatakan bahwa nilai R² dengan variabel endogen dibawah 0,1 adalah yang dapat diterima (Camison, 2010)

2.Path Coefficient

Tes Path Coefficient (β) digunakan untuk meyakinkan bahwa hubungan antar

konstruk adalah kuat. Cara ini dinilai dengan menggunakan prosedur bootstrap dengan menggunakan 500 pergantian (Cenhall, 2005; Hartman & Galle, 2009; Sholihin et al., 2011). Hubungan antar konstruk dikatakan kuat apabila path

coefficients tersebut lebih besar dari 0,100 (Urbach & Ahlemann, 2010). Selanjutnya hubungan antara variabel latent dikatakan signifikan jika path coefficients ada pada level 0,050 (Urbach & Ahlemann, 2010).

3.5.3.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan hasil path coeficient dengan t-tabel. Jika t-hitung > t tabel pada derajat kebebasan 1% maka pengujian hipotesis dikatakan sangat signifikan. Jika t-hitung > t tabel pada derajat

(68)

33

3.5.3.4 Analisis Jalur

Analisis jalur merupakan analisis untuk melihat hubungan antara tiga atau lebih variabel. Menurut Baron & Kenny (1986) untuk membangun variabel mediasi harus memenuhi kondisi berikut ini:

1. Variabel independen harus memiliki hubungan dengan variabel intervening .

2. Variabel independen harus memiliki hubungan dengan variabel dependen.

3. Variabel intervening harus memiliki hubungan langsung dengan variabel dependen .

4. Jika seluruh arah hubungan telah terprediksi, maka hubungan antara variabel independen dan dependen harus berkurang dalam persamaan selanjutnya .

3.6 Pilot Test

Pengumpulan data didahului dengan uji coba (Pilot Test) instrumen penelitian

(69)

47

BAB V KESIMPULAN

5.1 Simpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh etika kerja Islam terhadap kepuasan kerja, pengaruh etika kerja Islam terhadap motivasi intrinsik, pengaruh motivasi intrinsik terhadap kepuasan kerja dan bagaimana pengaruh motivasi intrinsik memediasi pengaruh etika kerja Islam terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan analisa hasil penelitian penulis mendapatkan hasil penelitian yaitu:

1. Etika kerja Islam berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja. 2. Etika kerja Islam berpengaruh positif signifikan terhadap motivasi

intrinsik

3. Motivasi intrinsik berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa etika kerja Islam

berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja, dan berpengaruh tidak langsung melalui motivasi intrinsik sebagai variabel intervening. Berdasarkan hasil Sobel test diketahui bahwa pengaruh tidak langsung lebih besar dari pada pengaruh langsungnya. Hal ini berarti bahwa etika kerja Islam berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja melalui motivasi intrinsik.

5.2 Keterbatasan

(70)

48

Keterbatasan tersebut adalah penelitian ini hanya bersifat kuantitatif dan sebagian besar kuesioner disebar tanpa melakukan tatap muka dengan responden. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah suvey yang mana memiliki

kelemahan diantaranya mutu informasi dari jawaban kuesioner sangat tergantung pada responden, sehingga jawaban tersebut cenderung subjektif. Dalam hal pengumpulan data dilakukan dua tahap yaitu dengan surat elektronik dan pos sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengumpulannya.

5.3 Saran

Penelitian berikutnya dapat dilakukan dengan metode riset kuantitatif dan

kualitatif dengan pemberian kuesioner juga wawancara. Peneliti diharapkan dapat bertatap muka langsung dengan responden sehingga bias responden akan

berkurang. Untuk penelitian selanjutya juga perlu dikembangkan metode eksperimen sehingga diharapkan hasil yang lebih sesuai dengan keadaan karyawan pada saat itu dan tidak terkontaminasi lingkungan kerja.

5.4 Implikasi

Gambar

Gambar 2.1
Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian pemain pertama mulai menebak kartu yang dimiliki oleh pemain lain dengan cara membuat kalimat dalam bentuk Perfekt sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang

Komunikasi hasil penelitian mempunyai arti tersendiri, karena bagaimanapun baiknya suatu penelitian yang telah dilakukan, tapi tanpa dilakukan komunikasi kepada orang

Permasalahan batas maritim antara Indonesia dan Vietnam maupun Indonesia dan Malaysia terjadi di kawasan Laut Tiongkok Selatan yang terletak di utara wilayah

renforcing factors ), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petuygas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari..

dan hidayahNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul” Penggunaan Limbah Kulit Pisang sebagai Bahan Campuran dalam Pembuatan Sabun Mandi” dapat terselesaikan dengan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Prop NAD Jl.Panglima Nyak Makam No.24 Lampineung Tlp/Fax(0651)7552041/ 7552342 Dinas Pertanian , Peternakan Perikanan

Satu perindukan Siaga, satu Pasukan Penggalang, satu Ambalan Penegak dan satu Racana Pandega, bersama merupakan satu Gugus depan (kombinasi satuan-satuan yang

Wibowo, Arik. Analisis Kesalahan Siswa Berdasarkan Taksonomi Bloom dalam Mengerjakan Soal pada Materi Limit Fungsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas