• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar ). Determinan perilaku ini dibedakan menjadi dua, yakni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar ). Determinan perilaku ini dibedakan menjadi dua, yakni"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

A. Konsep Perilaku 1. Pengertian

Menurut Skiner dalam Notoatmojo (2000) Perilaku merupakan

repon/reaksi seseorang individu terhadap stimulus ( rangsangan yang

berasal dari luar ). Determinan perilaku ini dibedakan menjadi dua, yakni

faktor internal ( meliputi karakteristik orang yang bersangkutan, yang

bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, emosional dan

jenis kelamin ) dan faktor eksternal meliputi lingkungan, baik lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi, maupun politik. Faktor yang paling

dominan mempengaruhi perilaku adalah faktor eksternal. Menurut Kurt

Lewin dalam Azwar (2000) bahwa perilaku adalah fungsi karakteristik

individu dan lingkungan. Karakteristik individu meliputi berbagai variabel

seperti motif, nilai-nilai, sifat kepribadian, dan sikap yang saling

berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi pula dengan faktor

lingkungan. Menurut Azwar (2000) psikologi memandang perilaku

manusia (human behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana

maupun bersifat kompleks.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa perilaku adalah merupakan hasil penghayatan dan aktivitas

seseorang, yang merupakan hasil atau perpaduan berbagai faktor, baik

faktor internal maupun eksternal.

(2)

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu

pengetahuan, sikap, dan tindakan.

a. Pengetahuan (knowledge)

Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan

merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behavior).

Menurut Azwar (2003) bahwa pengetahuan yang tercakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima.

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

(3)

c) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan meteri yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi sebenarnya.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya

satu sama lain.

e) Sintesis (syntesis)

Sistesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek. Penulaian itu didasarkan pada kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

b. Sikap (attitude)

Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sikap merupakan

(4)

stimulus atau objek. Di bagian lain Alport dalam Notoatmodjo (2003)

juga menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok,

yaitu kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek,

kehidupan emosional atau evaluasi tarhadap suatu objek,dan

kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Menurut Notoatmodjo (2003) sikap terbagi dalam empat

tingkatan, yaitu :

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab (responsibel)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling

(5)

c. Tindakan (practice)

Notoatmodjo (2003) membagi tindakan menjadi empat, yaitu :

1) Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan

dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik

tingkat pertama.

2) Respon Terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuat sesuai dengan urutan yang

benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator

praktik tingkat dua.

3) Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan

benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan,

maka ia sudah mencapai praktik yang ke tiga.

4) Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah

dimodifikasikanya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Menurut Rogers dalam Notoatmojo (2003) mengungkapkan bahwa

sebelum orang mengadopsi perilaku baru ( berperilaku baru ), di

dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan, yakni :

a) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam

(6)

b) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

c) Evaluation ( menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya ). Hal ini berarti sikap responden sudah

lebih baik lagi.

d) Trial, orang telah mulai mencoba berperilaku baru.

e) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmojo (2003) perilaku

terbentuk karena 3 faktor, yaitu faktor predisposisi ( predisposing factors ),

yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan

nilai-nilai; faktor pendukung ( enabling factors ), yang terwujud dalam lingkungan

fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas sarana kesehatan; dan faktor pendorong (

renforcing factors ), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petuygas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari

perilaku masyarakat.

B. Konsep teori ASI Eksklusif 1. Pengertian

Menurut Soetjiningsih (1997) ASI merupakan emulsi lemak dan

larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh

kelenjar payudara sebagai makanan utama bayi. Menurut Sugeng Riyadi

dan Tjokronegoro (1992) ASI merupakan makanan alamiah yang ideal

(7)

anti terhadap penyakit. Sedangkan menurut Krisnatuti (2000) ASI

merupakan makanan yang paling ideal karena jumlah yang diproduksi ibu

melahirkan sesuai dengan usia dan pertumbuhan bayi.

Menurut Depkes ( 2003 ) ASI Eksklusif adalah memberikan

hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada

bayi sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan kecuali obat dan vitamin.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa ASI merupakan makanan alamiah ideal untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi karena kandungan gizi yang ada sesuai dengan

kebutuhan bayi serta diberikan pada bayi selama 6 bulan.

2. Komposisi ASI

Menurut Pujiadi ( 1990 ) zat-zat yang terkandung dalam ASI adalah

sebagai berikut :

a. Immunoglobulin

Semua macam immunoglobulin terdapat pada ASI, seperti Ig A, Ig G,

Ig M, Ig D, dan Ig E.

b. Lisozim

Lisozim merupakan salah satu enzim yang terdapat dalam

ASI sebanyak 3-300 mg/100 ml, dan kadarnya bisa naik higga

3000-5000 kali lebih banyak dibandingkan dengan kadar lisozim dalam susu

sapi. Enzim demikian memiliki fungsi bakteriostatis terhadap

enterobakteria dan kuman gram negatif, mungkin juga berperan

(8)

c. Laktoperoksidase

Laktoperoksidase merupakan enzim juga dan

bersama-sama dengan peroksidase hydrogen dan ion tiosianat membantu

membunuh streptokokus.

d. Faktor Bifidus

Faktor bifidus merupakan karbohidrat yang mengandung

nitrogen. Konsentrasi zat tersebut ialah 40 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan susu sapi. Faktor bifidus juga dapat mencegah

pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, seperti Escherichia

Coli Patogen.

e. Faktor Anti Stafilokokus

Faktor tersebut merupakan asam lemak dan melindungi

bayi terhadap penyerbuan stafilokokus.

f. Laktoferin dan Transferin

Kedua zat terdapat dalam ASI walaupun jumlahnya tidak

banyak. Protein tersebut memiliki kapasitas mengikat zat besi dengan

baik hingga mengurangi tersedianya zat besi bagi pertumbuhan kuman

(9)

g. Komponen Komplemen

Sistem komplemen terdiri atas 11 protein serum yang

dapat dibedakan satu sama lain, dan dapat diaktifkan oleh berbagai zat

seperti antibody, produk kuman, dan enzim. Komplemen C3 dan C4

terdapat dalam ASI. Dalam kolostrum terdapat konsentrasi C3 yang

tinggi hingga dalam keadaan aktif merupakan faktor pertahanan yang

berarti.

h. Lipase

ASI mengandung lipase yang merupakan juga sebagai zat anti

virus.

Komposisi dan volume ASI dapat berubah-ubah sesuai dengan

kebutuhan bayi. Komposisi dan volume ASI yang diproduksi pada hari

pertama setelah bayi dilahirkan, berbeda dengan ASI yang diproduksi 6

bulan kemudian.

Menurut Krisnatuti (2000) berdasarkan waktu produksinya, ASI

digolongkan ke dalam tiga kelompok berikut:

a. Colostrum

Colostrum adalah ASI yang diproduksi beberapa saat setelah bayi

dilahirkan sampai hari ke-3 atau ke-4. Warnanya lebih kuning dan

lebih kental dari pada ASI yang diproduksi setelah hari ke-4.

colostrum memiliki khasiat untuk membersihkan saluran pencernaan

bayi dari kotoran sehingga saluran tersebut siap menerima makanan.

(10)

terutama K, Na dan Cl, dan vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E

dan K). Dengan keunggulan yang dimiliki colostrum, cukup jelas

bahwa bayi yang memperoleh ASI sedini mungkin (2-8 jam sesudah

lahir) akan terhindar dari kemungkinan terjadinya gangguan

pencernaan, infeksi usus, dan penyakit lainnya. Berdasarkan hasil

penetitian, seorang ibu dapat memproduksi 150-300 ml colostrum

dalam satu hari.

b. ASI Transisi/Peralihan

ASI transisi/peralihan diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10

setelah kelahiran. Bahkan, pada kondisi-kondisi tertentu ASI transisi

dapat diproduksi sampai minggu ke-5. ASI peralihan mengandung

protein yang lebih rendah dibandingkan colostrum. Dilain pihak,

kandungan lemak dan karbohidrat ASI peralihan lebih tinggi

dibandingkan colostrum.

c. Air Susu dengan Komposisi Zat Gizi Lengkap (Mature Milk)

Setelah bayi berumur satu bulan, komposisi zat gizi ASI tidak akan

mengalami perubahan (komposisinya tetap). Kondisi ini akan

berlangsung sampai bayi berumur 2-3 tahun.

Volume ASI yang diproduksi akan mengalami perubahan seiring

dengan bertambahnya umur bayi. Ketika bayi berumur tiga bulan, seorang

ibu dapat memproduksi ASI sekitar 800 ml sehari. Terjadinya perubahan

volume ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Menginjak umur 6 bulan, bayi

(11)

karena ASI yang diproduksi ibu mulai menurun dan tidak mencukupi

kebutuhan bayi. Namun demikian ASI tetap boleh diberikan sampai bayi

berumur 2 tahun (Krisnatuti,2000).

3. Pola Pemberian ASI

Pola pemberian ASI (kebiasaan menyusui) diartikan sebagai

jumlah konsumsi ASI bayi pada satu waktu tertentu. Perilaku menyusui

dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu menyusui secara eksklusif dimana

bayi hanya diberi ASI sampai pada usia mencapai 6 bulan, dan menyusui

secara tidak eksklusif dimana bayi sebelum berusia 6 bulan telah diberi

makanan pendamping ASI (MPASI) yang bersifat menetap dan bayi telah

diberi susu formula pada usia kurang dari 6 bulan.

4. Fisiologi Menyusui

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat

kompleks antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam

hormon. Menurut Wiknjosastro ( 1999 ) pengaturan hormon terhadap

pengeluaran ASI dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu berdasarkan

pembentukan kelenjar payudara, pembentukan air susu dan pemeliharaan

air susu

5. Reflek pada Laktasi

Ada beberapa reflek yang berpengaruh terhadap kelancaran

laktasi. Reflek yang terjadi pada ibu adalah reflek prolaktin dan oksitosin

(let down reflect). Dan pada bayi adalah rooting reflect, reflek menghisap

(12)

a. Reflek Prolaktin

Sewaktu bayi menyusu, ujung syaraf sensoris yang terdapat

pada papilla mammae terangsang. Impuls oleh serabut aferen dibawa

ke hypothalamus di dasar otak, yang akan memacu pars anterior

hipofise mengeluarkan hormon prolaktin ke dalam darah. Melalui

sirkulasi, prolaktin memacu sel kelenjar mensekresi air susu. Jadi

makin sering bayi menyusu, makin banyak prolaktin yang dilepas oleh

hipofise serta makin banyak air susu diproduksi oleh sel kelenjar.

Prolaktin terdiri dari protein yang sangat kompleks, belum dapat

dibuat secara sintetis. Oleh karena itu, menyusukan dengan sering

adalah cara terbaik untuk mendapatkan banyak air susu ibu.

b. Reflek aliran (Let down reflect)

Rangsangan yang ditimbulkan bayi saat menyusu, diantar ke

pars posterior hipofise yang akan melepaskan hormon oksitosin ke

dalam darah. Oksitosin ini akan mamacu sel-sel mioepitel yang

mengelilingi alveoli dan duktuli berkontraksi, sehingga memeras air

susu dari alveoli, duktuli dari sinus menuju papilla mammae. Dengan

demikian sering menyusui (pengosongan payudara) sangat penting

agar tidak terjadi stagnasi pada payudara.

c. Rooting reflect

Bila neonatus disentuh pipinya, dia akan menoleh kearah

(13)

mulut dan berusaha memcari papilla untuk menyusu, keadaan tersebut

dikenal dengan istilah rooting reflect.

d. Reflek menghisap ( Sucking reflect )

Reflek menghisap mulai bila ada sesuatu yang merangsang

palatum (durum) bayi, biasanya papilla mammae. Untuk dapat

merangsang langit-langit bagian belakang maka areola herus

tertangkap oleh mulut bayi.

6. Manfaat ASI

a. Manfaat untuk bayi

1) ASI mengandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi

dengan konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

2) ASI mengandung kadar laktosa yang sangat tinggi, dimana laktosa

ini dalam usus akan mengalami peragian hingga membentuk asam

laktat.

3) ASI mengandung berbagai zat penolak yang dapat melindungi bayi

dari berbagai penyakit infeksi.

4) ASI lebih aman dari kontaminasi

5) Resiko alergi pada bayi kecil sekali

6) ASI dapat sebagai perantara untuk menjalin hubungan kasih saying

antar ibu dan anak

7) Temperatur ASI sesuai dengan temperatur tubuh bayi.

(14)

9) Kemungkinan bayi tersedak ASI lebih kecil sekali karena payudara

ibu telah diciptakan sedemikian rupa.

10) ASI mengandung laktoferin untuk mengikat zat besi.

b. Manfaat untuk ibu

1) Menyusui merangsang involusi uterus

2) Menjarangkan kehamilan

3) Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih/turun berat

badannya dari berat badan yang bertambah semasa kehamilan.

4) Mempunyai keuntungan psikologis yaitu timbul rasa dibutuhkan

dan rasa bangga.

5) Mengurangi insiden karsinoma mammae

C. Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

Faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI Eksklusif antara lain :

1. Usia

Menurut Hardyowinoto dan Setiabudhi (1999), seseorang yang

menjalani hidup dapat diasumsikan bahwa semakin tua usianya, maka

pengalaman juga semakin banyak, pengetahuannya semakin luas,

keahliannya semakin mendalam dan kearifannya semakin mantap dalam

pengambilan keputusan dan tindakan.

Dari hasil penelitian Aipassa (1998) dapat dilihat bahwa salah

satu faktor karakteristik ibu termotivasi untuk memberikan ASI Eksklusif

(15)

tinggi motivasinya untuk memberikan ASI Eksklusif dari pada usia kurang

dari 20 tahun (48%). Sedangkan pada kelompok multipara sebagian besar

mempunyai motivasi untuk memberikan ASI Eksklusif (85%).

Namun demikian penelitian lain justru mendapatkan hasil yang

berbeda dimana semakin muda usia ibu maka semakin mempunyai

kemampuan lebih baik dalam pemberian ASI (Ebraim, 1986).

2. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses untuk mengembangkan semua

aspek kepribadian manusia yang meliputi pengetahuan, nilai sikap dan

ketrampilan (Nugraheni, 1997). Azwar (2000) menyatakan bahwa

pendidikan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu, untuk

mencari pengalaman dan untuk mengorganisasikan pengalaman sehingga

informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan. Pengetahuan yang

dimiliki akan membentuk suatu keyakinan untuk melakukan perilaku

tertentu.

3. Pekerjaan

Menurut Suharyono (1993) untuk memperoleh penghasilan

tambahan, makin banyak kaum ibu yang terpaksa bekerja sehari penuh,

dan hal ini menyebabkan kecenderungan penurunan pemberian ASI.

Hal ini juga berkaitan dengan produksi ASI yang berkurang

karena kurangnya proses menyusui. Bila ibu sejak awal melatih bayinya

untuk minum dari botol mengakibatkan payudara tidak sering dirangsang

(16)

4. Pengetahuan

Menurut Notoatmojo ( 2002) pengetahuan merupakan hasil tahu

dan ini terjadi setelah orang melakuka penginderaan terhadap subjek

tertentu.

Pengetahuan ibu tentang ASI biasanya diperoleh dari

pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, seperti media

massa, elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan maupun teman dan

saudara dekat. Pengetahuan ini dapat memperjuangkan, membentuk

keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan

keyakinan tertentu.

5. Sikap

Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif, respon akan

timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang

menghendaki adanya reaksi individual. Menurut Azwar (2002) respon

evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu

timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi

kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk,

positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian akan

mengkristal.

6. Dorongan Keluarga

Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri

maupun luar individu tersebut, sedangkan dorongan merupakan usaha

(17)

lain bahwa perilaku dipengaruhi oleh dorongan baik yang berasal dari luar

maupun dari dalam individu ( Purwanto,1999).

Karena itu salah satu kunci kesuksesan laktasi ini adalah

dukungan atau dorongan, baik itu yang diberikan keluarga, petugas

kesehatan, institusi pemerintahan maupun lingkungan sendiri. Hal ini

sangat berkaitan karena orang lain disekitar kita merupakan salah satu

diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi perlaku kita. Dengan

kata lain adanya dukungan atau dorongan dari keluarga, petugas

kesehatan, institusi pemerintahan dan lingkungan dapat memepengaruhi

(18)

D. Kerangka Teori Faktor Predisposisi - Pengetahuan - Sikap - Kepercayaan - Nilai-nilai - Karakteristik - Umur - Pendidikan - Pekerjaan Faktor Pendukung - Fasilitas sarana kesehatan - Lingkungan Fisik Behavior/Perilaku Faktor Pendorong - Perilaku Petugas - Dorongan Keluarga

Gambar 1. Kerangka Teori.

Sumber Lawrence Green (1980) dikutip oleh Notoatmojo(2003), Aipassa (1998), Nugraheni (1997), Suharyono (1993), Notoatmojo (2002),

Purwanto (1999).

E. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen - Karakteristik Ibu - usia - Pendidikan - Pekerjaan - Pengetahuan - Sikap - Dorongan Keluarga Perilaku Pemberian ASI Eksklusif

(19)

F. Variabel Penelitian 1. Variabel Terikat

Yaitu perilaku memberikan ASI Ekskusif.

2. Variabel Bebas

Meliputi usia, pendidian, pekerjaan, pengetahuan, sikap, dorongan atau

dukungan keluarga.

G. Definisi Operasional 1. Usia

Usia adalah jumlah tahun yang dihabiskan iu sejak kelahirannya

sampai ulang tahun terakhir, berdasarkan atas KTP atau dokumen yang

sah. Diukur dengan kuesioner dan data pengukuran berskala ordinal.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah

dicapai oleh responden penelitian, dikelompokkan menjadi dua kategori,

yaitu pendidikan menengah bila tamat SLTA dan pendidikan tinggi bila

tamat Perguruan Tinggi/Akademi. Diukur dengan kuesioner dan data

pengukuran berskala ordinal.

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan yang dikerjakan ibu sehari-hari secara

menetap, didasarkan atas profesi yang selama ini digeluti dan secara

(20)

perawat, bidan, petugas gizi dan kesehatan lingkungan. Diukur dengan

kuesioner dan data pengukuran berskala nominal.

4. Pengetahuan

Pengetahuan adalah akumulasi jawaban yang diberikan

responden terhadap pertanyaan mengenai ASI Eksklusif, pengertian,

manfaat, teknik dan persiapan laktasi, yang mencakup tiga aspek (tahu,

pemahaman dan aplikasi). Diukur dengan kuesioner dengan data

pengukuran berskala ordinal dan hasil pengukuran dikelompokkan dalam

tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Pengetahuan baik bila skor

14-20, cukup bila skor 7-13, dan kurang bila skor 0-6.

5. Sikap

Merupakan tanggapan responden terhadap pemberian ASI

Eksklusif pada bayi. Diukur dengan kuesioner yang didasarkan pada skala

likert. Untuk pernyataan favorable jawaban Sangat Setuju (SS) skor 5,

Setuju (S) skor 4, Ragu-ragu (RR) skor 3, Tidak Setuju (TS) skor 2 dan

Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1. untuk pernyataan unfavorable skor

diberlakukan sebaliknya. Hasil pengukuran sikap dikelompokkan menjadi

dua kategori yaitu mendukung bila skor 31-60 dan sikap tidak mendukung

bila skor 1-30.

6. Dorongan Keluarga

Dorongan keluarga adalah sikap dan perilaku keluarga (suami,

orng tua, mertua, saudara kandung, saudara dekat) yang diwujudkan dalam

(21)

Eksklusif, dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu ada dorongan dan

tidak ada dorongan. Ada dorongan apabila skor pertanyaan 3-5., dan tidak

ada dorongan apabila skor pertanyaan 0 dan 2. Diukur dengan kuesioner

dan data pengukuran dengan skala Guttman.

7. Perilaku Pemberian ASI

Perilaku pemberian ASI adalah tindakan aktif responden dalam pemberian

ASI elsklusif tanpa makanan tambahan sejak bayi lahir sampai berusia 6

bulan. Diukur dengan kuesioner, dan hasil pengukuran berskala nominal

yaitu :

- Perilaku Positif bila bayi hanya diberikan ASI Eksklusif tanpa

makanan tambahan hingga usia 6 bulan.

- Perilaku Negatif bila bayi telah mendapatkan makanan / minuman

tambahan selain ASI sebelum usia 6 bulan.

H. Hipotesa

1. Ada hubungan antara usia dan perilaku memberikan ASI Eksklusif

2. Ada hubungan antara pendidikan dan perilaku memberikan ASI Eksklusif

3. Ada hubungan antara pekerjaan dan perilaku memberikan ASI Eksklusif

4. Ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku memberikan ASI

Eksklusif

5. Ada hubungan antara sikap dan perilaku memberikan ASI Eksklusif

6. Ada hubungan antara dorongan keluarga dan perilaku memberikan ASI

(22)

I. Jadwal Kegiatan Penelitian

BULAN No KEGIATAN

Juni Juli Agustus September Oktober 1. Penyusunan proposal

2. Pengumpulan data

3. Pengolahan data

4. Analisis data

Gambar

Gambar 1.  Kerangka Teori.

Referensi

Dokumen terkait

Proses pengangkatan Konsul kehormatan telah diatur dalam Konsvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler dimana konvensi ini telah diratifikasi oleh Indonesia lewat

Pengambilan sampel bulubabi dari alam dilakukan di perairan Teluk Kupang, percobaan dilakukan di Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Kupang, Nusa Tenggara Timur dan Laboratorium

Dari data hasil penelitian tentang kepuasan pengguna di Perpustakaan UNIKOM dengan indicator koleksi, fasilitas, jenis layanan, staff perpustakaan, dengan kesimpulan sebagai

Jika Anda ingin memotivasi karyawan Anda dan menarik pelanggan dan investor dengan mudah, salah satu hal paling vital yang dapat Anda lakukan adalah memberi

Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) Samsul Ma’arif meminta Kementerian Agama segera berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengumpulkan aset-aset empat travel

U većini industrija se manja poslovanja suočavaju s određenim problemima koje postavlja natjecanje s velikim poduzećima, pa iznimka nisu ni mali hoteli. Prostor

Agar penghunian kembali permukiman rumah susun ini dapat mendukung permukiman yang berkelanjutan 7 baik berkelanjutan secara ekonomi, sosial maupun ekologis, maka

Dasar hukum pelaksanaan program penyediaan jasa akses telekomunikasi perdesaan KPU/USO Tahun 2009 umumnya juga mengacu kepada beberapa peraturan perundang-undangan yang