Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas Masalah
Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Sumatera Utara Medan
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
UTAMI AYUNING TYAS
102500036
Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya yang melimpah serta kesehatan dan kesempatan yang diberikan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul:
Asuhan Keperawatan Pada Ny.E dengan Masalah Defisit Perawatan Diri Di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Disusun sebagai
persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III bagi mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Pada kesempatan ini tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati S.Kep, Ns, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, Ns, M.Kep, selaku ketua prodi D-III
Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.kep, selaku Dosen
Pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar, dan
memberikan waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah sehingga dapat selesai tepat waktu.
7. Ibu Roxsana Devi Tumanggor S.Kep, Ns, M.Nurs (MntlHlth) selaku
Dosen Penguji yang dengan sabar telah menguji dan membimbing penulis.
8. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan
9. Staf Pegawai Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan,
yang telah memberikan tempat, waktu dan kesempatan kepada penulis
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
10. Kepada kedua orang tua (M. Syafii dan Sunarmi) yang selalu memberikan
doa, motivasi, dukungan moril serta kasih sayang kepada penulis sehingga
penulis termotivasi dalam menyelesaikan Program Pendidikan D-III
Keperawatan.
11. Teman-teman satu angkatan Stambuk 2010, Program Studi D-III
Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara,
terkhusus kepada Angga Fajar Anshari, Dani Widianto, Eko Rinaldi Putra,
Heri Efiensyah, Marisa N A, Nur Aini, Riris Noviana,Ramadhani Purba,
Youlanda Sari yang telah banyak membantu dan bekerja sama dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
12. Untuk seseorang yang selama ini telah memberi semangat, motivasi dan
doa dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yaitu Ridho Andhika.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari kata sempurna, dan diharapkan ada kritikan yang membangun. Penulis
berharap kiranya Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya bagi kita
semua.
Medan, Juli 2013
Penulis
(Utami Ayuning Tyas)
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Manfaat ... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 4
A. Konsep Dasar ... 4
1. Defenisi ... 4
2. Etiologi ... 4
3. Proses Asuhan Keperawatan ... 5
a. Pengkajian ... 5
b. Analisa Data ... 8
c. Rumusan Masalah ... 8
d. Perencanaan ... 9
B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 11
a. Pengkajian ... 11
b. Analisa Data ... 20
c. Rumusan Masalah ... 21
d. Perencanaan ... 22
e. Implementasi ... 25
f. Evaluasi ... 27
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 28
A. Kesimpulan ... 28
B. Saran ... 28
Daftar Pustaka ... 30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan,
karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.
Hal-hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga,
pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan
(Wartonah, 2009)
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada
seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melewati/melakukan
aktivitas perawatan diri secara mandiri (Potter & Perry, 2006).
Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan prilaku yang aneh
dan terganggu. Skizofrenia ditunjukkan dengan gejala klien suka berbicara
sendiri, mata melihat kekanan dan kekiri, jalan mondar mandir, sering tersenyum
sendiri, sering mendengar suara-suara dan sering mengabaikan hygiene atau
perawatan dirinya (defisit perawatan diri). Defisit perawatan diri merupakan suatu
kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam
melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi
(hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan selama menjalani praktek di ruangan
Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan, terdapat 24
klien yang dirawat inap dan sekitar 20 klien (83,3%) diantaranya malas untuk
melakukan perawatan diri. Keterbatasan perawatan diri biasanya diakibatkan
karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa
mengalami harga diri rendah) sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat
dan BAK. Bila tidak dilakuan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien
bisa mengalami masalah risiko tinggi isolasi sosial (Fitria, 2010).
Pada individu yang mengalami gangguan jiwa cenderung memiliki
masalah-masalah dalam pemenuhan kebutuhan diri, diantaranya yaitu
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan merawat diri atau yang biasa disebut
dengan defisit perawatan diri.
Gangguan jiwa yang ditemukan di masyarakat adalah prilaku menarik diri,
individu akan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap sosial
secara langsung (isolasi sosial) (Depkes,2000). Perilaku menarik diri bisa
mengakibatkan gangguan dalam bidang interpersonal. Terabaikannya masalah
perawatan diri karena kurangnya minat memenuhi kebutuhan diri sendiri dan akan
timbul ketergantungan terhadap orang lain.
Manusia mempunyai kebutuhan dasar (kebutuhan pokok) untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Berdasarkan kebutuhan maslow
kebutuhan merawat diri termasuk kedalam kebutuhan fisiologis. Kebutuhan
fisiologis merupakan kebutuhan yang paling mendasar diantara kebutuhan dasar
yang lainnya seperti kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan mencintai
dan dicintai, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri (Asmadi, 2008).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan gambaran
nyata tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Masalah Kebutuhan
Dasar Defisit Perawatan Diri
2. Tujuan Khusus
a. Perawat mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Masalah
Defisit Perawatan Diri
b. Perawat mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien
dengan Masalah Defisit Perawatan Diri
c. Perawat mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan
d. Perawat mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien
dengan Masalah Defisit Perawatan Diri
e. Perawat mampu membuat evaluasi keperawatan pada klien dengan
Masalah Defisit Perawatan Diri
C. Manfaat
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan
manfaat :
1. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan khususnya
pada pasien defisit perawatan diri.
2. Bagi Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit Jiwa
Masukan bagi perawat khususnya di rumah sakit jiwa untuk dapat
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah utama
Defisit Perawatan Diri.
3. Bagi Praktek Keperawatan
Menjadi bahan bagi perawat untuk pemenuhan kebutuhan terhadap klien
tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah utama Defisit
Perawatan Diri.
4. Bagi pendidikan keperawatan
Membekali mahasiswa untuk dapat melakukan asuhan keperawatan
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri
1. Definisi Defisit Perawatan Diri
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada
orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk
peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari
pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau
membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah
tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2006).
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan
diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan,
BAB/BAK (toileting). Keterbatasan perawatan diri tersebut biasanya diakibatkan
karena stresor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa
mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat
dirinya sendiri. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan
klien bisa mengalami masalah risiko tinggi isolasi sosial (Fitria 2010).Kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2009).
2. Etiologi
Ada faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene (Potter dan Perry,
2006) yaitu :
a. Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak perduli
b. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
c. Pengetahuan
Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting karena pengetahun
yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
d. Variabel kebudayaan
Disebagian masyarakat jika individu sakit tidak boleh dimandikan.
e. Kondisi fisik
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan memerlukan bantuan.
Menurut Tarwoto (2009) ada beberapa dampak yang sering timbul pada
masalah defisit perawatan diri seperti:
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi
adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi
pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
3. Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Defisit
Perawatan Diri
A. Pengkajian
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan klien,
pengamatan langsung dan pemeriksaan. Setelah pengkajian dilakukan maka
ditemukan beberapa tanda dan gejala adanya gangguan defisit perawatan diri
a. Gangguan kebersihan diri (mandi)
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh serta
masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk
mengenakan pakaian dalam, meilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, mempertahankan penampilan
pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan
sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan,mengambil cangkir
atau gelas.
d. BAB/BAK
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah
BAB/BAK dengan tepat dan menyiram toilet atau kamar kecil.
Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena stressor
yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga
diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya baik
Berdasarkan Diagnosis Keperawatan Nanda 2012
1. Defisit perawatan diri mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan/menyelesaikan mandi atau aktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri.
Batasan karakteristik :
a. Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
b. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
Faktor yang berhubungan :
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Ansietas berat
2. Defisit perawatan diri berpakaian/berhias
Hambatan kemempuan untuk melakukan/menyelesaikan aktivitas berpakaian
dan berias untuk diri sendiri.
Batasan karakteristik:
a. Hambatan mempertahankan penampilan yang memuaskan
b. Hambatan mengambil pakaian
c. Hambatan mengambil pakaian bagian tubuh atas
d. Hambatan mengambil pakaian bagian tubuh bawah
Faktor yang berhubungan:
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan
3. Defisit perawatan diri makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan/menyelesaikan aktivitas makan
sendiri
Batasan karakteristik:
a. Ketidakmampuan menghabiskan makanan
b. Ketidakmampuan mengunyah makanan
Faktor yang berhubungan:
a. Gangguan kognitif
4. Defisit perawatan diri eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan eliminasi sendiri
Batasan karakteristik:
a. Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
Faktor yang berhubungan :
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan
B. Analisa data
Data Subyektif:
1. klien mengatakan dirinya sudah tidak berharga
2. klien mengatakan ia malas untuk melakukan perawatan diri
Data Obyektif:
1. Klien tampak tidak rapi
2. Badan klien bau
3. Kulit tampak berdaki
4. Rambut acak-acakan
5. Tampak ketombe
6. Giginya terlihat kotor
7. Kuku kotor dan panjang
C. Rumusan masalah
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status
kesehatan atau masalah aktual atau risiko dalam rangka mengidentifikasi dan
menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau
mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya (Tarwoto &
Wartonah, 2009). Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa:
1. Defisit perawatan diri
2. Harga diri rendah
D. Perencanaan
Berdasarkan diagnosa yang muncul, maka yang menjadi prioritas masalah
adalah defisit perawatan diri.
1. Tujuan
Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK.
2. Rencana tindakan keperawatan
• Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik - Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal.
- Perkenalkan diri dengan sopan.
- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien.
- Jelaskan tujuan pertemuan.
- Jujur dan menepati janji.
- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
- Beri perhatian pada pemenuhan kebutuhan dasar klien.
• Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri, berdandan, makan, dan BAB/BAK.
• Jelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri, selanjutnya meminta
klien menjelaskan kembali pentingnya kebersihan diri.
• Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri, dengan tahapan tindakan sebagai berikut;
- Jelaskan alat yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri.
- Peragakan cara membersihkan diri dan mempergunakan alat untuk
membersihkan diri.
- Minta klien memperagakan ulang alat dan cara kebersihan diri.
Strategi Pertemuan Pada Pasien Kurang Perawatan Diri
No. Kemampuan/ Kompetensi
A Kemampuan Merawat Pasien
1.
(SP1)
1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
3. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian kegiatan
2.
(SP2)
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
3.
(SP3)
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Menjelaskan cara makan yang baik
3. Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
4.
(SP4)
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik
3. Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan
memasukkan dalam jadwal
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Asuhan Keperawatan Kasus
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. E
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ikut orang tua
Alamat : Jl. Sutomo Sibolga
Tanggal Masuk RS : 04 Agustus 2012
No. Register : 03.13.05
Ruangan/Kamar : Cempaka
Tanggal Pengkajian : 18 Juni 2013
Diagnosa Medis : Skizofrenia paranoid
II. KELUHAN UTAMA :
Klien sering menyendiri karena merasa diperbudak dan klien merasa malu
dengan dirinya yang sudah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan
oleh keluarganya sehingga ia merasa tidak berguna dan malas untuk merawat
diri.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Menurut klien ia diperbudak dan malu karena pernah menjadi korban
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Menurut klien dengan menyendiri dan minum obat dapat memperbaiki
keadaannya.
B.Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien mengatakan sering memikirkan nasibnya yang sering dikucilkan
oleh keluarganya.
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak lebih senang menyendiri dan suka termenung.
C.Severity
Klien tidak merasa tidak terganggu dengan kondisinya yang sekarang
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A.Penyakit yang pernah dialami
Menurut klien penyakit yang diderita sekitar 2 tahun yang lalu yaitu
gangguan jiwa dengan harga diri rendah, isolasi sosial. Usaha yang
dilakukan untuk penyembuhan penyakitnya ialah dengan cara dirawat di
klinik kejiwaan, namun penyakit yang dideritanya kambuh kembali
karena klien tidak teratur minum obat.
B.Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Usaha pengobatan yang pernah dilakukan oleh klien yaitu dengan
dirawat di klinik kejiwaan dan dengan meminum obat.
C.Pernah dirawat/dioperasi
Salah satu tempat dimana klien pernah dirawat yaitu klinik kejiwaan
TMC Medan pada Agustus 2010.
D.Lama dirawat
Lamanya waktu klien pernah dirawat adalah sekitar 2 tahun
E.Alergi
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A.Orang tua
Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti
yang dialami klien.
B.Saudara kandung
Klien adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara. Diantara ketiga saudaranya
tidak ada satupun menderita penyakit seperti yang diderita klien.
C.Penyakit keturunan yang ada
Keluarga klien tidak memiliki penyakit keturunan
D.Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa
E.Anggota keluarga yang meninggal
Anggota keluarga klien yang telah meninggal yaitu ayah dan ibu
kandung klien.
F. Penyebab meninggal
Menurut klien penyebab meninggal kedua orang tuanya karena sakit.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A.Persepsi pasien tentang penyakitnya
Menurut klien ia sering menyendiri karena merasa malu dengan keadaan
dirinya yang telah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh
saudara kandungnya sehingga klien merasa tidak berguna dan malas
untuk merawat diri.
B.Konsep diri
- Gambaran diri
Klien tidak merasakan ada yang kurang dari tubuhnya
- Ideal diri
Klien ingin cepat sembuh dan pulang kerumah
- Harga diri
Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna dan berarti lagi
karena telah menjadi korban pelecehan seksual oleh saudara
- Peran diri
Klien sebagai seorang wanita yang belum menikah dan sebagai anak
- Identitas
Klien merupakan seorang wanita dengan tamatan SMA
C.Keadaan emosional
Keadaan emosional klien stabil,tampak kooperatif saat dilakukan
wawancara pengkajian.
D.Hubungan sosial
- Orang yang berarti
Menurut klien orang yang paling berarti adalah ibu kandungnya,
namun semenjak ibu kandungnya meninggal tidak ada lagi orang
yang dapat klien percaya.
- Hubungan dengan keluarga
Semenjak kedua orang tua klien meninggal, hubungan klien dengan
keluarganya tidak harmonis karena keluarga klien tidak pernah
menjenguknya.
- Hubungan dengan orang lain
Selama klien dirawat di rumah sakit jiwa hubungan sosialisasi
dengan orang lain kurang baik karena klien lebih banyak
menyendiri.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Karena kurangnya sosialisasi antara klien dengan teman-teman
diruangan, menyebabkan klien hanya memiliki teman yang terbatas.
E.Spiritual
- Nilai dan keyakinan
Klien menganut keyakinan agama Kristen.
- Kegiatan ibadah
Klien jarang mengikuti kegiatan ibadah kebaktian selama klien
VII. STATUS MENTAL
- Tingkat kesadaran : Tingkat kesadaran klien compos mentis
(sadar penuh). Klien tidak mengalami
bingung saat dilakukan wawancara.
- Penampilan : penampilan klien terlihat sangat tidak rapi
terlihat dari rambutnya yang acak-acakan
serta berketombe, bau badan, kukunya
yang panjang.
- Pembicaraan : Pada saat dilakukan wawancara oleh
perawat, klien berbicara dengan lambat
namun dapat menjawab sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan oleh perawat
- Alam perasaan : Pada saat dilakukan wawancara
pengkajian oleh perawat, klien tampak
lesu dan kurang bersemangat.
- Afek : Afek klien adekuat, klien merespon
stimulus yang diberikan dan klien
tersenyum saat perawat tersenyum.
- Interaksi selama : Pada saat dilakukan pengkajian, klien
wawancara bersikap kooperatif namun kontak mata
kurang
- Proses pikir : proses pikir klien koheren dibuktikan pada
waktu interaksi klien mampu menjawab
sesuai pertanyaan.
- Isi pikir : Pada saat dilakukan wawancara klien
- Waham : Pada saat dilakukan wawancara
pengkajian oleh perawat klien mengatakan
jika ia melihat orang yang sedang
berkumpul, klien merasa bahwa mereka
sedang menceritakan dirinya.
- Memori : Pada saat dilakukan wawancara
pengkajian oleh perawat, klien tidak
mengalami gangguan daya ingat
VIII.PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Compos mentis
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 36,20 c
- Tekanan darah : 110/80 mmhg
- Nadi : 80 x/i
- Pernafasan : 22x/i
C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut : Bentuk kepala klien bulat, simetris,
normal,terdapat bekas luka dibagian
pariental.
Rambut : Penyebaran rambut klien tidak merata
pada bagian yang terdapat berkas luka.
Rambut klien berbau dan berketombe
serta terlihat kotor dan acak-acakan.
Wajah : Wajah klien berbentuk oval dengan
struktur wajah tidak ada kelainan.
Mata : Klien memiliki mata yang lengkap dan
simetris dengan konjungtiva dan sklera
Hidung : Bentuk dan posisi hidung klien simetris,
dengan 2 lubang hidung dan cuping
hidung normal serta tidak memakai alat
bantu.
Telinga : Telinga klien lengkap dan tidak ada
kelainan dengan fungsi ketajaman yang
baik, tidak mengalami gangguan
pendengaran.
Mulut dan faring : Keadaan bibir klien simetris, dengan
keadaan gigi kotor dan bau serta terdapat
gigi yang ompong pada graham.
Leher : Posisi trachea klien simetris dan normal
serta tidak ada pembengkakan pada
kelenjar tyroid. Pada kelenjar limfe juga
tidak ada pembengkakan.
Pemeriksaan integumen : Kulit klien terlihat kotor berdaki, terdapat
bercak hitam pada kulit, kondisi kulit
kering dan kusam.
Pemeriksaan thoraks/dada : Pemeriksaan dada klien normal tidak ada
kelainan, dengan frekuensi pernafasan
22x/menit. Tidak terdapat tanda kesulitan
bernafas.
Pemeriksaan abdomen : Abdomen normal, tidak ada
pembengkakan.
Pemeriksaan kelamin : Lubang uretra ada dan tidak ada kelainan
pada anus.
IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
- Nafsu/selera makan : nafsu makan klien baik
- Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri pada ulu hati
- Alergi : tidak memiliki riwayat alergi
- Mual dan muntah : tidak ada mual dan muntah
- Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa):
Klien makan tampak memisahkan diri
- Waktu pemberian makan : pagi,siang,sore
- Jumlah dan jenis makan : 1 porsi, jenis nasi + lauk pauk
- Waktu pemberian cairan : tidak ditentukan
- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah):
Klien tidak mengalami masalah dalam makan dan minum
II.Perawatan diri/personal hygiene
- Kebersihan tubuh : Tampak kotor, berdaki, terdapat
bercak hitam, kering dan kusam.
- Kebersihan gigi dan mulut : Tampak kotor dan bau mulut
karena jarang sikat gigi
- Kebersihan kuku kaki : Kuku tampak panjang dan kotor.
dan tangan
III. Pola kegiatan/Aktivitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi,makan,eliminasi, ganti pakaian,
dilakukan secara mandiri,sebahagian, atau total.
Klien melakukan aktivitas mandi, makan, ganti pakaian harus
diarahkan terlebih dahulu oleh perawat.
- Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit.
Klien jarang mengikuti kegiatan ibadah kebaktian selama dirawat di
IV. Pola Eliminasi
1. BAB
- Pola BAB : 1 x sehari
- Karakter feses : kadang keras dan kadang lembek
- Riwayat perdarahan : tidak memiliki riwayat perdarahan
- BAB terakhir : siang hari
- Diare : tidak mengalami diare
- Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laksatif
2. BAK
- Pola BAK : 1-3 x sehari
- Kateter urine : tidak memakai kateter urine
- Nyeri/rasa terbakar/ : tidak ada nyeri atau kesulitan BAK
kesulitan BAK
- Penggunaan diuretik : tidak ada penggunaan diuretik
V. Mekanisme koping
Saat mengalami masalah, klien lebih memilih untuk menyendiri dan
B. ANALISA DATA
No. Data Masalah Keperawatan
1. DS :
- klien mengatakan ia
sudah tidak berharga
lagi sehingga klien
malas untuk merawat
diri.
DO :
- Klien tampak tidak
rapi
- Badannya kotor dan
bau
- Rambut kotor
- Berketombe
- Giginya terlihat kotor
- Rambut acak-acakan
- Kuku kotor
DS:
- klien mengatakan ia
senang menyendiri
karena merasa malu
dengan keadaannya
yang tidak berharga lagi.
DO :
- Tampak memisahkan
diri
- Terlihat menyendiri
- Kontak mata kurang
Defisit Perawatan Diri
No.
3.
Data
DS :
- klien mengatakan
memilih dalam hal
berteman
- Klien mengatakan
senang menyendiri
DO :
- klien terlihat jarang
bersosialisasi
- Tampak menyendiri
Masalah Keperawatan
isolasi sosial
MASALAH KEPERAWATAN
1. Defisit Perawatan Diri
2. Harga diri rendah
3. Isolasi sosial
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
- Klien mampu melakukan
aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti
mandi/membersihkan diri,
berpakaian/berhias, makan
dan BAB/BAK.
Rencana Tindakan Rasional
- Bina hubungan saling
percaya dengan prinsip
komunikasi terapeutik
SP 1
- Identifikasi kemampuan klien
dalam melakukan kebersihan
diri
- Jelaskan pentingnya
kebersihan diri dengan cara
memberikan penjelasan
terhadap pentingnya
kebersihan diri
- Jelaskan peralatan yang
dibutuhkan dan cara
membersihkan diri.
- Jelaskan cara-cara melakukan
kebersihan diri.
- Rasa saling percaya
adalah fasilitas untuk
ekspresi
pikiran/perasaan terbuka
- Mengetahui kemampuan
yang dimiliki klien
dalam kebersihan diri
- Pengetahuan tentang
pentingnya kebersihan
diri dapat meningkatkan
motivasi
- Bimbingan perawat akan
mempermudah pasien
melakukan perawatan
diri
- Mendorong pasien agar
dapat melakukannya
Rencana Tindakan
- Latih klien mempraktikkan
cara menjaga kebersihan diri.
- Berikan pujian pada setiap
hasil tindakan
SP 2
- Identifikasi kemampuan klien
untuk berdandan dan berhias.
- Jelaskan peralatan yang
dibutuhkan untuk
berhias/berdandan
- Jelaskan cara-cara melakukan
berhias/berdandan
- Latih klien mempraktikkan
cara berhias/berdandan.
- Berikan pujian pada setiap
hasil tindakan
Rasional
- Membiasakan diri untuk
melakukan perawatan
diri sendiri
- Membuat pasien puas
dan senang sehingga
mau dan ingin terus
melakukan perawatan
diri
- Mengetahui kemampuan
yang dimiliki klien
dalam berdandan/berhias
- Bimbingan perawat akan
mempermudah pasien
melakukan
berhias/berdandan
- Mendorong pasien agar
dapat melakukannya
dengan mandiri
- Membiasakan diri untuk
melakukan perawatan
diri sendiri
- Membuat pasien puas
dan senang sehingga
mau dan ingin terus
melakukan
Rencana Tindakan
SP 3
- Jelaskan cara mempersiapkan
makan
- Jelaskan cara makan yang
tertib
- Jelaskan cara merapikan
peralatan makan setelah
makan
- Latih klien untuk
mempraktekkan makan
sesuai dengan tahapan makan
yang baik
- Berikan pujian pada setiap
hasil tindakan
SP 4
- Jelaskan tempat BAB/BAK
- Jelaskan cara membersihkan
diri setelah BAB/BAK
- Jelaskan cara membersihkan
tempat BAB dan BAK
- Berikan pujian pada setiap
hasil tindakan
Rasional
- Bimbingan perawat
mempermudah pasien
untuk melakukannya
- Mendorong pasien agar
dapat melakukan makan
dengan mandiri
- Untuk memotivasi
pasien dalam menjaga
kebersihan
- Membiasakan diri untuk
melakukan tahapan
makan dengan baik
- Membuat pasien puas
dan senang sehingga
mau melakukannya
- Membiasakan pasien
untuk melakukan
BAB/BAK pada
tempatnya
- Pengetahuan memberi
motivasi kepada pasien
untuk dapat melakukan
dengan mandiri
- Menjaga kebersihan
lingkungan
- Membuat pasien puas
dan senang sehingga
E. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/ Tanggal
No.
Dx Implementasi Keperawatan
Evaluasi
- Mengidentifikasi kemampuan klien
dalam melakukan kebersihan diri
- Menjelaskan pentingnya
kebersihan diri dengan cara
memberikan penjelasan terhadap
pentingnya kebersihan diri
- Menjelaskan peralatan yang
dibutuhkan dan cara membersihkan
diri.
- Menjelaskan cara-cara melakukan
kebersihan diri.
- Melatih klien mempraktikkan cara
menjaga kebersihan diri.
- Memberikan pujian pada setiap
hasil tindakan
- Memasukkan kedalam jadwal
harian
SP 2
- Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
- Mengidentifikasi kemampuan klien
untuk berdandan dan berhias.
- Menjelaskan peralatan yang
dibutuhkan untuk
berhias/berdandan
- Menjelaskan cara-cara melakukan
berhias/berdandan
S:
Klien mengatakan
tidak mau mandi
karena biasanya
klien mandi sehari
1 kali.
O:
klien tampak tidak
rapi, bau keringat
Hari/
Tanggal No.
Dx
Implementasi Keperawatan
- Melatih klien mempraktikkan cara
berhias/berdandan.
- Memberikan pujian pada setiap
hasil tindakan
- Menganjurkan pasien memasukkan
kedalam jadwal harian
SP 3
- Mengevaluasi jadwal harian
kegiatan pasien
- Menjelaskan cara mempersiapkan
makan
- Menjelaskan cara makan yang
tertib
- Menjelaskan cara merapikan
peralatan makan setelah makan
- Melatih klien untuk
mempraktekkan makan sesuai
dengan tahapan makan yang baik
- Memberikan pujian pada setiap
hasil tindakan
- Menganjurkan memasukkan
kedalam jadwal harian pasien
Evaluasi
bersih dan tidak
F. EVALUASI
1. Pasien dapat menyebutkan:
• Penyebab tidak merawat diri
• Manfaat menjaga perawatan diri
• Tanda-tanda bersih dan rapi
• Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan 2. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:
• Kebersihan diri
• Berdandan/berhias
- Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
- Menjelaskan tempat BAB/BAK
- Menjelaskan cara membersihkan
diri setelah BAB/BAK
- Menelaskan cara membersihkan
tempat BAB dan BAK
- Memberikan pujian pada setiap
hasil tindakan
Evaluasi
(SOAP)
S :
Klien mengatakan
sudah mengerti
bagaimana cara
merawat diri
O :
Klien tampak lebih
rapi, tidak bau
badan, rambut
bersih dan kuku
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny. E dengan
masalah Defisit Perawatan Diri di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Utara Medan, khususnya di ruangan Cempaka yang dilakukan pada tanggal 17
juni sampai 21 juni 2013, maka penulis mendapatkan data sebagai berikut: pasien
malas untuk merawat diri, penampilan tidak rapi, bau badan, kulit berdaki, rambut
acak-acakan dan berketombe, gigi kotor dan bau, serta kuku panjang. Dari data
tersebut penulis menyimpulkan bahwa pasien mengalami masalah defisit
perawatan diri.
Setelah penulis melakukan pengkajian, intervensi dan implementasi,
hasilnya masalah keperawatan dengan defisit perawatan diri pada Ny. E
dihentikan karena ia sudah mau melakukan perawatan diri. Walaupun demikian
perawat ruangan harus tetap memantau dan membimbing pasien dalam merawat
diri.
B. Saran
Setelah membahas dan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi
didalam perawatan pasien dengan masalah Defisit Perawatan Diri, maka penulis
dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan yang baik,
sebagai tenaga kesehatan selalu menggunakan komunikasi dan prilaku yang
baik sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik antara pasien, keluarga dan
perawat demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
2. Diharapkan pada pasien dengan masalah Defisit Perawatan agar dapat
melakukan perawatan diri sesuai dengan latihan yang telah diajarkan
3. Diharapkan pada keluarga agar dapat mengetahui dan melaksanakan upaya
pencegahan pada pasien yang mengalami gangguan jiwa serta memberikan
perawatan pada pasien dan selalu memberikan dorongan kepada pasien agar
tercapai kesembuhan yang optimal.
4. Diharapkan kepada pihak institusi pendidikan, agar dapat meningkatkan mutu
pembelajaran khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien
DAFTAR PUSTAKA
Fitria Nita, (2010). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika.
Tarwoto dan Wartonah, (2009). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika.
Perry, Potter, (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Asmadi, (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Herdman T. Heather, (2012). Diagnosis Keperawatan : defenisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.
Purba dkk, (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan : USU Press.
Irmansyah,(2006). Skizofrenia. Dapat diakses pada
CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No.
Dx
Hari/
tanggal Pukul Tindakan Keperawatan
1. Selasa/
- Mengidentifikasi kemampuan klien dalam
melakukan kebersihan diri
- Menanyakan berapa kali klien mandi
dalam sehari
- Apakah klien mandi menggunakan sabun
atau tidak
- Menjelaskan pentingnya kebersihan diri dengan
cara memberikan penjelasan terhadap pentingnya
kebersihan diri misalnya mandi,gosok gigi
- Menjelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara
membersihkan diri.
- Mandi menggunakan sabun,sampo, sikat
gigi, pasta gigi
- Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
- Cara membersihkan diri yang baik
- Cara menggosok gigi yang benar
- Keramas dengan mengunakan sampo
- Menggunakan handuk untuk
mengeringkan badan
- Melatih klien mempraktikkan cara menjaga
kebersihan diri.
- Memberikan pujian pada setiap hasil tindakan
S :
Klien mengatakan sudah mulai mengerti
10.00
10.15
10.25
10.35
10.50
O :
Klien sudah tampak sedikit rapi dan
badannya sudah tidak berbau lagi
A :
Masalah sebagian teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan
SP 2
- Mengidentifikasi kemampuan klien untuk
berdandan dan berhias.
- Menjelaskan peralatan yang dibutuhkan untuk
berhias/berdandan
- Seperti : Sisir, bedak, sandal
- Menjelaskan cara-cara melakukan
berhias/berdandan
- Menyisir rambut setelah mandi
- Menggunakan bedak
- Memakai pakaian yang rapi
- Melatih klien mempraktikkan cara
berhias/berdandan.
- Memberikan pujian pada setiap hasil tindakan
S :
klien mengatakan malas untuk berdandan
O :
rambut terlihat acak-acakan dan tidak
rapi
A :
masalahteratasi sebagian
P :
11.00
11.10
11.25
11.35
11.40
13.00
13.10
13.15
13.25
SP 3
- Menjelaskan cara mempersiapkan makan
- Menjelaskan cara makan yang tertib
- Menjelaskan cara merapikan peralatan makan
setelah makan
- Melatih klien untuk mempraktekkan makan
sesuai dengan tahapan makan yang baik
- Memberikan pujian pada setiap hasil tindakan
SP 4
- Menjelaskan tempat BAB/BAK
- Menjelaskan cara membersihkan diri setelah
BAB/BAK
- Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB
dan BAK
- Memberikan pujian pada setiap hasil tindakan
S :
klien mengatakan mengerti setelah
dijelaskan oleh perawat tentang cara
makan dan toileting yang benar
O :
klien dapat menyebutkan cara makan dan
BAB/BAK yang benar
A :
masalah teratasi sebagain
P :
- Mengidentifikasi kemampuan klien dalam
melakukan kebersihan diri
- Menanyakan berapa kali klien mandi
dalam sehari
- Apakah klien mandi menggunakan sabun
atau tidak
- Menjelaskan pentingnya kebersihan diri dengan
cara memberikan penjelasan terhadap pentingnya
kebersihan diri misalnya mandi,gosok gigi
- Menjelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara
membersihkan diri.
- Mandi menggunakan sabun,sampo, sikat
gigi, pasta gigi
- Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
- Cara membersihkan diri yang baik
- Cara menggosok gigi yang benar
- Keramas dengan mengunakan sampo
- Menggunakan handuk untuk
mengeringkan badan
- Melatih klien mempraktikkan cara menjaga
kebersihan diri.
- Memberikan pujian pada setiap hasil tindakan
SP 2
- Mengidentifikasi kemampuan klien untuk
berdandan dan berhias.
- Menjelaskan peralatan yang dibutuhkan untuk
berhias/berdandan
- Seperti : Sisir, bedak, sandal
- Menjelaskan cara-cara melakukan
11.20
11.30
13.00
13.20
- Menyisir rambut setelah mandi
- Menggunakan bedak
- Memakai pakaian yang rapi
- Melatih klien mempraktikkan cara
berhias/berdandan.
- Memberikan pujian pada setiap hasil tindakan
- Mengevaluasi SP 3
- Mengevaluasi SP 4
S :
Klien mengatakan sudah mengerti dan
sudah bisa mandi sendiri tanpa dibimbing
perawat
O :
klien sudah tampak rapi dan bersih serta
tidak bau
A :
Masalah teratasi
P :