BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri kokus gram positif yang sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput mukosa manusia, dan bisa menyebabkan abses, berbagai infeksi piogen, bahkan septikemia yang fatal. Infeksi Staphylococcus aureus dapat disebabkan karena kontaminasi langsung pada luka, saluran napas, dan kulit manusia. Di rumah sakit tempat yang mempunyai resiko tinggi mengalami infeksi Staphylococcus aureus adalah perawatan neonatus, unit perawatan intensif, dan kamar operasi (Jawetz, 2008).
Pada umumnya ditularkan oleh para petugas di bangsal bayi baru lahir, yang menularkan biasanya karier, dan ditularkan melalui tangan. Di tempat perawatan bayi dimana penyakit yang disebabkan kuman ini berupa endemi/epidemi maka koloni Staphylococcus aureus ini dapat ditemukan di lubang hidung bayi yang berumur 1 hari 6,6%, 50% pada umur 2 hari, 62% pada umur 3 hari, dan 88,8% pada umur 4-8 hari, ditemukan 20-50% dalam hidung manusia, dan ditemukan juga pada nasofaring. Semakin banyak koloni ini ditemukan, semakin tinggi pula angka kejadian infeksi oleh kuman tersebut. Infeksi yang ditimbulkannya dapat berupa pustula dikulit, konjungtivitis, paronikhia, omfalitis, abses subkutan (mastitis), sepsis, pneumonia, osteomielitis, enteritis, dan lain- lain (Lubis, 2003).
2
menghasilkan enzim penisilinase sehingga resisten terhadap penisilin. Bakteri yang resisten masih sensitif terhadap golongan penisilin yang tahan terhadap enzim penisilinase, misal metisilin, dan oksasilin. Meskipun demikian juga telah dikenal galur Staphylococcus aureus yang resisten terhadap metisilin yang disebut MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus) (Dzen, 2003).
Sejak ditemukan epidemi pertamanya di Amerika Serikat pada 1968 hingga kini, staphylococcus aureus masih menjadi masalah utama infeksi nosokomial. Insiden infeksi MRSA terus meningkat di berbagai belahan dunia. Di Asia, prevalensi MRSA mencapai 70% sedangkan di Indonesia pada tahun 2006 prevalensinya berkisar di angka 23,5%. Jika infeksi disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang tidak menghasilkan β-laktamase, penisilin merupakan obat pilihan, tetapi hanya sedikit strain Staphylococcus aureus yang peka terhadap penisilin (Arnita, 2007). Menurut Triana 2008, Peningkatan penggunaan vankomisin belakangan ini, termasuk untuk MRSA komunitas, akhirnya membuat sensitifitas antibiotik ini jadi berkurang. Kasus berkurangnya sensitifitas vankomisin terhadap Staphylococcus aureus dilaporkan pertama kali pada tahun 1996, sejak itu VISA (Vancomycin Intermediate Staphylococcus Aureus) dilaporkan terjadi di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia. Enam tahun kemudian, telah dilaporkan terjadi kasus pertama VRSA (Vancomycin Resistant Staphylococcus Aureus) di Amerika Serikat.
3
masyarakat lebih mengutamakan penggunaan obat secara alami (back to nature), pengobatan herbal kini banyak diminati termasuk dengan melihat manfaatnya salah satunya adalah sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) banyak diinformasikan manfaatnya namun belum banyak dikenal oleh masyarakat luas.
Menurut Juliantina (2008), antimikroba yang terkandung dalam daun sirih merah berpengaruh dalam menghambat perkembangan bakteri gram positif dan negatif, bakteri gram positif seperti bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri gram negatif Escherichia coli. Estimasi pengulangan yang dilakukan pada penelitian sebanyak 5 kali dengan menggunakan media BAP, pada gram positif dengan hasil KHM dan KBM 25% sedangkan pada gram negatif KHM dan KBM 6,25%.
4
Dari eksplorasi yang telah dilakukan di laboratorium biomedik FK UMM, didapatkan bahwa ekstrak daun sirih merah memiliki efek antimikroba terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan KHM dan KBM sebesar 12,5%. Berdasarkan data di atas maka penelitian ini dilakukan dalam usaha mengetahui efek daun sirih merah sebagai antimikroba terhadap Stapylococcus aureus.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) mempunyai efek antimikroba terhadap Stapylococcus aureus?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk membuktikan efek antimikroba ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) terhadap bakteri Stapylococcus aureus. 1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui KHM ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) terhadap pertumbuhan bakteri Stapylococcus aureus.
2. Mengetahui KBM ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) terhadap pertumbuhan bakteri Stapylococcus aureus.
5
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Klinis
a. Memberikan informasi ilmiah tentang pengaruh ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) terhadap pertumbuhan bakteri Stapylococcus aureus secara in vitro.
b. Memberi informasi bahwa ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) dapat menjadi salah satu alternatif antibakteri dalam menangani penyakit yang disebabkan oleh bakteri Stapylococcus aureus .
1.4.2 Manfaat Akademis
KARYA TULIS AKHIR
UJI EFEK ANTIMIKROBA
EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav) TERHADAP Staphylococcus aureus
Oleh:
DEWI KHODIJAH 06020084
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
07 Februari 2011
Pembimbing I
dr. Irma Suswati, M.Kes
Pembimbing II
dr.Hawin Nurdiana, M.Kes
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Dewi Khodijah ini
telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
pada tanggal 07 Februari 2011
Tim Penguji
dr. Irma Suswati, M.Kes ,Ketua
dr. Hawin Nurdiana, M.Kes ,Anggota
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang judul
“Uji Efek Antimikroba Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) terhadap Staphylococcus aureus” sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Peneliti menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini terselesaikan karena
adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itulah pada kesempatan ini
peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang dan dosen pembimbing I yang telah meluangkan
waktu dan penuh kesabaran berkenan membimbing serta mengarahkan saya
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
2. dr. Hawin Nurdiana, M.Kes, selaku dosen pembimbing II yang penuh
kesabaran berkenan meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan
3. dr. Moch. Aleq Sander, M.Kes, Sp.B selaku dosen penguji yang telah
membantu dan memberi masukan yang sangat membantu dalam penyelesaian
tugas akhir ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan pada
penyusunan tugas akhir ini. sehingga peneliti sangat mengharapkan masukan dari
berbagai pihak. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
dan pembaca, menjadi sumbangan yang berguna bagi perkembangan ilmu
pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amiin...
Wassalamu’alaikum,Wr. Wb
Malang, Februari 2011
(Penulis)
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Terima kasih Ya Allah atas Rahmat dan Petunjuk-Mu sehingga sehingga
dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Abah H. Ichsan dan Ibu Hj. Umrotin, tersayang dan tercinta, yang telah
bekerja keras untuk memberikan semua yang terbaik, dan selalu
memberikan doa serta semangat sehingga bisa menyelesaikan studi ini.
Saya akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Abah dan ibu.
3. Mas Arif dan Mas Afif (Alm) kedua kakakku tersayang, dan ade’ku Zia,
Ridho, mbak iparku Feni, dan keponakanku tercinta Faza, terima kasih
atas kasih sayang, motivasi dan doanya.
4. Especially thanks to Faishol Hamdani, makasih kakak atas semua
dukungan dan semangat nya.
5. Dinda, Nazwa, Vina, Didik, Dian, mbak Chum, Nurul, Inggrit, Jamilah,
Yuli, Nyamo, Anggi, Via makasih atas semua dukungannya, dan teman-
teman angkatan 2006 yang tidak tersebutkan namanya, makasih2,, (selalu
kompak yah, SEMANGAT..!!!)
6. Makasih juga buat Natalia (ma2), mbak Desy, kak Rest, makasih yah
kalian jadi motivasiku untuk menyelesaikan semua, dan buat Lusi (kos
Wonogiri) makasih sudah jadi penggembira dikos, makasih juga atas
bantuannya yah,,
7. Mba’ Fat yang telah membantu dalam melakukan penelitian ini dengan
hasil yang maksimal, dan penuh kesabaran, makasih mbak. Pak Joko
makasih sudah membantu analisis data saya, dan menjelaskan dengan
detail.
8. Pak Yono, Mas Jamil, Bu Romlah, Mas Mifta, terima kasih atas
bantuannya
9. Semua pihak yang telah membantu atas terselesainya TA ini,
ABSTRAK
Khodijah, Dewi. 2011. Uji Efek Antimikroba Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) terhadap Staphylococcus aureus. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Irma Suswati, (2) Hawin Nurdiana.
Latar belakang: Staphylococcus aureus sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput mukosa. Menyebabkan abses dan berbagai infeksi piogen, septikemia, infeksi nosokomial, serta menyebabkan resistensi beberapa antibiotik (MRSA, VISA, dan VRSA). Daun sirih merah diduga memiliki efek antimikroba karena mengandung flavonoid, tannin, minyak atisri, dan alkaloid yang bekerja dengan cara merusak dinding sel dan membran sitoplasma.
Tujuan: Membuktikan efek antimikroba ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) terhadap Staphylococcus aureus.
Metode penelitian: True eksperimental Post test only control. Menggunakan dilusi tabung dengan konsentrasi ekstrak daun sirih merah 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56% ,0,78%, dan 0,39% serta 2 kontrol (kontrol bahan dan kontrol kuman). Analisis data menggunakan uji oneway ANOVA, korelasi dan regresi.
Hasil: KHM dan KBM 3,125%. Hasil uji one way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar perlakuan (p = 0.000). Analisis korelasi didapatkan ((p)=0,000 <0,01, r = -0,887) artinya peningkatan konsentrasi ekstrak daun sirih merah, menurunkan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus. Hasil analisa regresi menunjukkan pemberian konsentrasi ekstrak daun sirih merah berpengaruh terhadap penurunan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus sebesar R2=78,7%.
Kesimpulan: Ekstrak daun sirih merah memiliki efek antimikroba terhadap Staphylococcus aureus.
ABSTRACT
Khodijah, Dewi. 2011. Test on Antimicrobial Effect of Red Betel Leaf Extract (Piper crocatum Ruiz & Pav) on Staphylococcus aureus. Final Assignment, Faculty of Medical Science of University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (1) Irma Suswati, (2) Hawin Nurdiana.
Background: Staphylococcus aureus is normal flora found on skin and mucous. Leads to abscess and piogen infections, septicemia, nosocomial infection, and also antibiotic resistances (MRSA, VISA, and VRSA). Red betel leaf is assumed to have antimicrobial effect because it contains flavonoid, tannin, atisri oil, and alkaloid working by damaging the cell wall and cytoplasm membrane.
Purpose: Prove the antimicrobial effect of red betel leaf extract (Piper crocatum Ruiz & Pav) on Staphylococcus aureus.
Research Method: True experimental post test only control by using tube dilution with the concentration of red betel leaf extract 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, 0,78%, and 0,39% and 2 controls (material and germ controls). The data were analysis by using was one way ANOVA test, correlation, and regression. Result: KHM and KBM were 3.125%. One way ANOVA revealed a significant difference on treatment (p = 0.000). Correlation analysis found ((p) =0.000 < 0.01, r = -0.887). The result showed the more extract concentration of red betel leaf, the less Staphylococcus aureus colony. Regression analysis showed that extract concentration of red betel leaf affected Staphylococcus aureus colony R2 = 78,7%.
Conclusion: Red betel leaf extract had antimicrobial effect on Staphylococcus aureus.
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR SINGKATAN ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1Tujuan Umum ... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1 Manfaat Klinis ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) ... 6
2.1.1 Taksonomi ... 7
2.1.2 Morfologi ... 7
2.1.3 Nama ... 7
2.1.4 Habitat dan Distribusi Geografis ... 8
2.1.5 Kandungan Kimia ... 8
2.1.6 Flavonoid ... 9
2.1.7 Alkaloid ... 9
2.1.8 Tannin ... 10
2.1.9 Minyak Atsiri ... 10
2.1.10 Manfaat Daun Sirih Merah ... 11
2.1.11 Penelitian Terdahulu Efek Antimikroba Daun Sirih Merah... ... 11
2.2 Tinjauan Umum Staphylococcus aureus ... 12
2.2.1 Klasifikasi Stapylococcus aureus ... 12
2.2.2 Morfologi dan Identifikasi ... 13
2.2.3 Organella ... 13
2.2.4 Struktur Antigen ... 15
2.2.5 Metabolisme Bakteri ... 16
2.2.6 Tes Diagnosis dan Laboratorium ... 18
2.2.7 Bentuk Klinis ... 19
2.3 Tinjauan Umum Zat Antimikroba ... 20
2.3.2 Mekanisme Kerja Zat Antimikroba ... 22
2.3.2.1 Mekanisme Resistensi Terhadap Antimikroba ... 23
2.3.3 Antimikroba Untuk Staphylococcus aureus ... 24
2.4 Uji Kepekaan Terhadap Antimikroba (in vitro) ... 28
2.4.1 Metode Dilusi ... 28
2.4.2 Metode Difusi Cakram ... 28
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ... 30
3.2 Hipotesis ... 32
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 33
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
4.3.1 Populasi ... 33
4.3.2 Sampel ... 33
4.3.2.1 Estimasi Jumlah Pengulangan ... 33
4.4 Jenis Variabel ... 34
4.4.1 Variabel Bebas ... 34
4.4.2 Variabel Tergantung... 34
4.5 Definisi Operasional ... 34
4.6 Alat dan Bahan Penelitian ... 36
4.6.1 Alat dan Bahan Identifikasi Bakteri ... 36
4.6.2 Alat dan Bahan Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Merah ... 36
4.7 Prosedur Penelitian... 38
4.7.1 Sterilisasi Alat ... 38
4.7.2 Pembuatan Medium Nutrienth Agar Plate ... 38
4.7.3 Pembuatan Medium Nutrienth Cair ... 38
4.7.4 Pembuatan Perbenihan Cair ... 39
4.7.5 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Merah ... 39
4.7.6 Pembuatan Cakram Ekstrak Daun Sirih Merah ... 40
4.7.7 Identifikasi Bakteri Staphylococcus aureus ... 40
4.7.8 Uji Efektifitas Kepekaan Larutan Ekstrak Daun Sirih Merah Terhadap Staphylococcus aureus ... 42
4.8 Skema Alur Penelitian... 46
4.9 Analisis Data ... 49
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Identifikasi Bakteri Staphylococcus aureus. ... 50
5.2 Efek Antimikroba Ekstrak Daun Sirih merah terhadap Bakteri ... Staphylococcus aureus ... 50
5.2.1 KHM Ekstrak Daun Sirih Merah ... 50
5.2.2 KBM Ekstrak Daun Sirih Merah ... 51
5.3 Pengaruh Perlakuan Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih merah dengan pertumbuhan Staphylococcus aureus ... 52
5.4 Metode Difusi Cakram (Zona Inhibisi). ... 55
BAB 6 PEMBAHASAN ... 57
7.2 Saran ... 63
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Tingkat kekeruhan yang dihasilkan pada media Nutrient broth oleh koloni bakteri Staphylococcus aureus dalam kelompok konsentrasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) ... 51 Tabel 5.2 Rata-rata jumlah koloni Staphylococcus aureus dalam beberapa
konsentrasi ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) ... 52 Tabel 5.3 Tabel Analysis of Variance untuk jumlah koloni
Stphylococcus aureus per cawan ... 53 Tabel 5.4 Hasil korelasi konsentrasi ekstrak daun sirih merah terhadap
jumlah koloni Staphylococcus aureus per cawan ... 54
Tabel 5.5 Zona inhibisi antimikroba vankomisin, penisilin, dan metisilin
terhadap bakteri Staphylococcus aureus ... 55
Tabel 5.6 Diameter zona inhibisi (mm) ekstrak daun sirih merah terhadap
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav)... 6
Gambar 2.2 Staphylococcus aureus ... 12
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep ... 30
Gambar 4.1 Uji Efektifitas Kepekaan Larutan Ekstrak Daun Sirih merah Terhadap Staphylococcus aureus... 43
Gambar 4.2 Uji Efektifitas Kepekaan Larutan Ekstrak Daun Sirih Merah Terhadap Staphylococcus aureus... 43
Gambar 4.3 Uji Efektifitas Kepekaan Larutan Ekstrak Daun Sirih Merah Terhadap Staphylococcus aureus... 43
Gambar 4.4 Uji Efektifitas Kepekaan Larutan Ekstrak Daun Sirih Merah Terhadap Staphylococcus aureus... 44
Gambar 4.5 Uji Efektifitas Kepekaan Larutan Ekstrak Daun Sirih Merah Terhadap Staphylococcus aureus... 44
Gambar 4.6 Skema Alur Penelitian Identifikasi Bakteri ... 46
Gambar 4.7 Skema Alur Penelitian Penentuan KHM dan KBM ... 47
DAFTAR SINGKATAN
ANOVA : Analysis of Variance KBM : Kadar Bunuh Minimal
KHM : Kadar Hambat Minimal
MRSA : Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus NAP : Nutrient Agar Plate
NCCLS : National Committee for Clinical Laboratory Standart PBP : Penicillin Binding Protein
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil Eksplorasi ... 66
2 Tes Identifikasi Bakteri ... 67
3 Hasil Uji Kepekaan Daun Sirih Merah Terhadap Staphylococcus aureus ... 69
4 Hasil Zona Inhibisi dari Antibiotik dan Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih Merah ... 72
5 Gambar Alat- alat Penelitian ... 73
6 Hasil Analisis Data Koloni Per Cawan... 75
7 Hasil Analisis Data Zona Inhibisi ... 80
DAFTAR PUSTAKA
Agustanti Laela, 2008, Potensi Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) Sebagai Aktivator Enzim Glukosa Oksidase, Karya Tulis Ilmiah, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Backer, C.A, Den Brink van B.J.R, 1963, Flora of Java, Published Under The Auspiches of the rijksherbarium, Leyden. Hal : 167.
Baron, Ellen Jo, 1999, Diagnostic Microbiology, United Stated of America: Von Hoffman Press.Inc.
Ajizah A, 2004, Sensitivitas Salmonella typhi Terhadap Ekstrak Daun Psidium Guajava L, Bioscientiae, Vol. 1, No. 1 : 31-8.
Arnita, 2007, Diagnosis Dan Tatalaksana, Majalah Farmacia Edisi Agustus 2007, Halaman: 64 (Vol.7 No.1).
Dahlan SM, 2008, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika.Jakarta.
Dzen S.M, Roekistiningsih SS, Winarsih S, 2003, Bakteriologi Medik, Bayumedia Publising, Malang. Hal: 16-18, 133-140.
Dwijoseputro D, 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan. Jakarta.
Gunawan Hadi, 2007, Mengenal Jenis Antinutrisi Bahan Pakan, [online], cited, 12
Agustus 2010, didapat dari (http://www.ciptapangan.com/_buletin_service.pdf).
Gunawan, Mulyani, 2004, Efektifitas Minyak Atsiri, [online], cited, 10 Juni 2010, didapat dari (http://repository.usu.ac.id/minyak+atsiri.pdf ).
Harborne J B, 1987, Metode Fitokimia.Penuntun Modern Menganalisa Tumbuhan, Terbitan Kedua, ITB, Bandung.
Istiantoro, Yati H, Gan, Vinsent H.S, 2005, Antimikroba lain, Dalam Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Juliantina R, Farida, 2008, Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif Dan Gram Negatif, [online], cited, tanggal 29 April 2010, didapat dari (http://journal.uii.ac.id/index.php/JKKI/article/viewFile/543/467).
Lubis P Chairuddin, 2003, Infeksi Nosokomial Pada Neonatus, [online], cited, 10 Juni 201o, didapat dari (http://repository.usu.ac.id/anak-chairuddin3.pdf).
Lukito H, 1998, Rancangan Penelitian Suatu Pengantar, FKIP, Malang.
Manoi F, 2007, Sirih Merah Sebagai Tanaman Multi Fungsi, Warta Puslitbangbun Vol.13 (2).
Mardiana L, 2004, Pencegahan dan Pengobatan dengan Tanaman Obat, Penebar Swadaya, Jakarta.
Masduki I, 1996, Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap S.aureus dan E.coli, Cermin Dunia Kedokteran 109: 21- 4
Murray, 1999, Manual of Clinical Microbiology, Washington: American Society for Microbiology.
Nurswida, Intan, 2002, Efektivitas Dekok Sirih Hijau dan Sirih Kuning dalam Menghambat Pertumbuhan Candida Albicans (Uji In Vitro), Karya Tulis Ilmiah, Malang, Universitas Brawijaya Malang.
Pelczar & Chan, 1998, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI Press. Jakarta. Hal: 452
Setiabudy, Rianto, Kunardi L, 2005, Antimikroba lain, Dalam Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Hal: 664-668, 681-683, 728.
Mulyasari Elis, 2003, Khasiat Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum), [online], cited, 10 Mei 2010, didapat dari (http://farmasi.unpad.ac.id/ farmaka/v5n1/usi.pdf).
Sudewo, Bambang, 2010, Basmi Penyakit dengan Sirih Merah, Agromedia Pustaka, Jakarta, Hal : 38-39, 42.
Soenartyo, 2000, Uji sitotoksisitas ekstrak Coleus amboinicus, Lour menggunakan esei MTT [online], cited, 29 April 2010, didapat dari (http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/dj/issue/view/542/showToc).
Thomas, 1993, Tanaman Obat Tradisional 1, Penerbit Kanisius , Yogyakarta.
Triana Nunik, 2008, Vankomisin vs MRSA, [online], cited, 11 Agustus 2010, didapat dari
(http://www.cdph.ca.gov/healthinfo/discon/Document/CAMRSAForAthlets.pdf). Wheeler and Volk 2003, Mikrobiologi dasar I, edisi revisi, Erlangga, Jakarta,