RANCANG BANGUN MESIN PENDINGIN RUANGAN DENGAN
MENGGUNAKAN ENERGI SURYA DAN CAMPURAN
AIR, GARAM, DAN ES SEBAGAI MEDIA PENDINGIN
SKRIPSI
Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
STEFANUS WANGSA NIM. 100401029
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“RANCANG BANGUN MESIN PENDINGIN RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI SURYA DAN CAMPURAN AIR, GARAM, DAN ES SEBAGAI MEDIA PENDINGIN”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan Pendidikan
Strata-1 (S1) pada Departemen Teknik Mesin sub bidang Konversi Energi,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit kesulitan yang dihadapi
penulis, namun berkat dorongan, semangat, doa, dan bantuan baik materiil, moril,
maupun spirituil dari berbagai pihak akhirnya kesulitan itu dapat teratasi. Untuk
itu sebagai manusia yang tahu terima kasih, dengan penuh ketulusan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Tulus B. Sitorus, ST, MT. selaku Dosen Pembimbing yang dengan
penuh kesabaran telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada
penulis.
2. Bapak Ir. A. Halim Nasution, M.Sc. selaku Dosen Pembanding I dan
Bapak Dr. Eng. Himsar Ambarita, ST, MT. selaku Dosen Pembanding II
yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ir. M. Syahril Gultom, MT. selaku Sekretaris Departemen Teknik
Mesin Universitas Sumatera Utara.
5. Kedua orang tua penulis, Heny Wangsa dan Sufiana serta kakak penulis,
Emilia Wangsa yang tidak pernah putus – putusnya memberikan
dukungan, doa, dan kasih sayangnya yang tak terhingga kepada penulis.
6. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Departemen Teknik Mesin, yang
telah membimbing serta membantu segala keperluan penulis selama
ii
7. Rekan-rekan khususnya Wunardi Surya, Christianto, Dwyanto, Hendri,
Kenny Austin, Michael Tanjaya, Helbert, Wilsen Simon, Derrick, dan
seluruh rekan mahasiswa angkatan 2010 serta semua rekan mahasiswa
Teknik Mesin yang telah mendukung dan memberi semangat kepada
penulis.
8. Teman – teman yang selalu memotivasi khususnya Danny, Kevin, Cindy,
Jimmy, Ralf dan semua teman – teman yang berada di Keluarga
Mahasiswa Buddhis yang telah memberi semangat.
Penulis meyakini bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis akan sangat berterima kasih dan dengan senang hati menerima saran,
usul, dan kritik yang membangun demi tercapainya tulisan yang lebih baik. Akhir
kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberi manfaat kepada pembaca,
Terima kasih.
Medan, Februari 2015
iii
ABSTRAK
Penggunaan mesin pendingin bertujuan untuk mengkondisikan dan
menyegarkan udara ruangan (pengkondisian udara). Terdapat mesin pendingin
ruangan jenis lain yang menggunakan listrik dan refrigeran. Mesin pendingin
ruangan yang dibahas adalah mesin pendingin yang dapat menyejukkan ruangan
dengan menggunakan energi surya serta campuran air, garam, dan es sebagai
media pendingin yang ramah lingkungan. Campuran air, garam, dan es dapat
menurunkan titik beku cairan sehingga penyerapan kalor lebih efektif. Panas dari
udara lingkungan dan infiltrasi dalam mesin pendingin ruangan disebut sebagai
beban pendingin. Tujuan dari rancang bangun adalah mengetahui kelebihan
styrofoam sebagai material utama mesin pendingin ruangan, menentukan dimensi
mesin pendingin, mengetahui efek penurunan titik beku dengan menggunakan
garam, dan mengetahui ukuran ruangan yang dapat disejukkan oleh mesin
pendingin. Dalam melakukan rancang bangun sebuah mesin pendingin ruangan,
dilakukan penentuan dimensi mesin pendingin ruangan dengan
mempertimbangkan kapasitas media pendingin, pembuatan design dengan
AUTOCAD 2011, penyiapan alat bahan, dan perakitan mesin pendingin. Dari
proses rancang bangun diperoleh kesimpulan bahwa styrofoam sebagai bahan
dasar untuk merancang mesin pendingin mempunyai tingkat kekakuan yang tinggi
serta konduktivitas termal yang rendah, dan garam dapat berfungsi sebagai media
penurunan titik beku yang baik.
Kata kunci: mesin pendingin, air, garam, es, beban pendingin, media pendingin,
iv
ABSTRACT
The usage of cooling machine is to condition and cools the air of the room
(air conditioning). There are other types of room cooling machine using electric
and refrigerant. The room cooling machine that will be discussed is the one which
can cool the room using solar energy as well as a mixture of water, salt, and ice
as an friendly coolant. The mixture of water, salt, and ice can lower the freezing
point of the liquid so that the absorption of heat will be more effective. The heat
from ambient air and infiltration in room cooling machine called a cooling load.
The purpose of design is to know the advantages of styrofoam as the main
material for this room cooling machine, determine the dimension of cooling
machine, find out the effect of freezing point depression by using salt and find out
the size of the room that can be cooled by this cooling machine. In designing this
room cooling machine, conducted by determination of room cooling machine
which has to consider the coolant capacity, designing by using AUTOCAD 2011,
preparation of the materials and assembling the cooling machine. From the
assembling process, there are some conclusions such as styrofoam being the basis
for designing the cooling machine has a high degree of stiffness and low thermal
conductivity, and salt can be serve as good freezing point depression medium.
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR SIMBOL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Tujuan ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Manfaat Penulisan ... 2
1.5 Sistematika Penulisan ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Mesin Pendingin ... 4
2.1.1 Pengertian Mesin Pendingin ... 4
2.1.2 Sejarah Mesin Pendingin ... 4
2.2 Pemilihan Styrofoam sebagai Bahan Utama ... 7
2.2.1 Pengertian dan Karakteristik Styrofoam ... 7
2.2.2 Styrofoam sebagai Insulasi Termal ... 8
2.3 Sifat dan Kekuatan Bahan ... 9
2.4 Media Pendingin ... 10
2.5 Air, Garam, dan Es ... 11
2.5.1 Air sebagai Media Pendingin ... 11
2.5.2 Sifat Koligatif Larutan ... 12
2.5.3 Garam Dapur sebagai Media Penurunan Titik Beku ... 14
vi
2.7 Ukuran Ruangan ... 15
2.7 Energi Surya ... 17
2.7.1 Panel Surya ... 17
2.7.2 Charge Controller ... 18
2.7.3 Akumulator ... 19
2.8 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Ruangan ... 20
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN ... 21
3.1 Diagram Alir Perancangan ... 21
3.2 Penentuan Dimensi Mesin Pendingin Ruangan ... 22
3.3 Pembuatan Desain Mesin Pendingin Ruangan ... 22
3.4 Penyiapan Alat dan Bahan Perancangan ... 23
3.4.1 Penyiapan Alat ... 23
3.4.2 Penyiapan Bahan ... 25
3.5 Perakitan Mesin Pendingin Ruangan ... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
4.1 Efek Penurunan Titik Beku Garam ... 29
4.2 Analisa Dimensi Mesin Pendingin ... 32
4.3 Analisa Sifat dan Kekuatan Bahan Styrofoam ... 34
4.3.1 Densitas Styrofoam ... 34
4.3.2 Kekakuan Styrofoam ... 35
4.4 Analisa Ukuran Ruangan Terhadap Beban Pendingin ... 36
4.5 Analisa Panel Surya dan Akumulator ... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40
5.1 Kesimpulan ... 40
5.2 Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perbedaan Titik Beku Air dengan Tiga Jenis Larutan Lain ... 13
Gambar 2.2 Panel Surya ... 17
Gambar 2.3 Charge Controller ... 19
Gambar 2.4 Akumulator ... 19
Gambar 2.5 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Ruangan ... 20
Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan Mesin Pendingin Ruangan ... 21
Gambar 3.2 Dimensi Mesin Pendingin Ruangan ... 22
Gambar 3.3 Desain Mesin Pendingin Ruangan ... 23
Gambar 3.4 Cutter ... 23
Gambar 3.5 Jangka ... 24
Gambar 3.6 Gelas Ukur ... 24
Gambar 3.7 Timbangan Dapur ... 24
Gambar 3.8 Laptop ASUS A46CM ... 25
Gambar 3.9 Styrofoam ... 25
Gambar 3.10 Kipas Angin DC ... 26
Gambar 3.11 Pipa Elbow ... 26
Gambar 3.12 Solar Panel ... 26
Gambar 3.13 Charge Controller ... 27
Gambar 3.14 Akumulator ... 27
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karakteristik Styrofoam ... 8
Tabel 2.2 Konduktivitas Thermal Bahan ... 9
Tabel 2.3 Nilai Insulasi Ruangan ... 16
Tabel 2.4 Konstanta Arah Ruangan ... 16
Tabel 3.1 Penentuan Dimensi Mesin Pendingin Ruangan ... 22
ix
DAFTAR SIMBOL
Huruf Latin
Simbol Keterangan Satuan
A Luas penampang m2
E Konstanta arah ruangan -
E Modulus Young Pa
E Energi Wh
F Gaya N
FF Fill factor -
G Massa zat g
Gt Radiasi pasti W/m2
H Tinggi ruangan m
i Faktor Van’t Hoff -
I Nilai insulasi ruangan -
Im Kuat arus maksimum A
Isc Kuat arus rangkaian pendek A
Kf Tetapan penurunan titik beku molal 0C/mol
L Bilangan Avogadro -
L Panjang ruangan m
l Panjang mula – mula cm
m Massa kg
m Molalitas m
Mr Massa atom relatif g/mol
n Jumlah mol mol
P Daya W
P Massa zat pelarut g
Pmax Daya maksimum W
Pin Daya cahaya insiden W
x
Q Beban pendingin W
Ql,tot Beban laten total W
Qpp,tot Beban perpindahan panas total W
Qs,tot Beban sensibel total W
Tf larutan Titik beku larutan 0C
Tf pelarut Titik beku pelarut 0C
tp Waktu puncak s
V Volume m3
V Tegangan listrik V
Vm Tegangan maksimum V
Voc Tegangan rangkaian terbuka V
W Lebar ruangan m
X Jumlah partikel
molekul
Huruf Yunani
Simbol Keterangan Satuan
ρ Densitas kg/m3
σ Tegangan Pa
� Regangan -
∆ Pertambahan panjang cm
ΔTf Penurunan titik beku larutan 0C
iii
ABSTRAK
Penggunaan mesin pendingin bertujuan untuk mengkondisikan dan
menyegarkan udara ruangan (pengkondisian udara). Terdapat mesin pendingin
ruangan jenis lain yang menggunakan listrik dan refrigeran. Mesin pendingin
ruangan yang dibahas adalah mesin pendingin yang dapat menyejukkan ruangan
dengan menggunakan energi surya serta campuran air, garam, dan es sebagai
media pendingin yang ramah lingkungan. Campuran air, garam, dan es dapat
menurunkan titik beku cairan sehingga penyerapan kalor lebih efektif. Panas dari
udara lingkungan dan infiltrasi dalam mesin pendingin ruangan disebut sebagai
beban pendingin. Tujuan dari rancang bangun adalah mengetahui kelebihan
styrofoam sebagai material utama mesin pendingin ruangan, menentukan dimensi
mesin pendingin, mengetahui efek penurunan titik beku dengan menggunakan
garam, dan mengetahui ukuran ruangan yang dapat disejukkan oleh mesin
pendingin. Dalam melakukan rancang bangun sebuah mesin pendingin ruangan,
dilakukan penentuan dimensi mesin pendingin ruangan dengan
mempertimbangkan kapasitas media pendingin, pembuatan design dengan
AUTOCAD 2011, penyiapan alat bahan, dan perakitan mesin pendingin. Dari
proses rancang bangun diperoleh kesimpulan bahwa styrofoam sebagai bahan
dasar untuk merancang mesin pendingin mempunyai tingkat kekakuan yang tinggi
serta konduktivitas termal yang rendah, dan garam dapat berfungsi sebagai media
penurunan titik beku yang baik.
Kata kunci: mesin pendingin, air, garam, es, beban pendingin, media pendingin,
iv
ABSTRACT
The usage of cooling machine is to condition and cools the air of the room
(air conditioning). There are other types of room cooling machine using electric
and refrigerant. The room cooling machine that will be discussed is the one which
can cool the room using solar energy as well as a mixture of water, salt, and ice
as an friendly coolant. The mixture of water, salt, and ice can lower the freezing
point of the liquid so that the absorption of heat will be more effective. The heat
from ambient air and infiltration in room cooling machine called a cooling load.
The purpose of design is to know the advantages of styrofoam as the main
material for this room cooling machine, determine the dimension of cooling
machine, find out the effect of freezing point depression by using salt and find out
the size of the room that can be cooled by this cooling machine. In designing this
room cooling machine, conducted by determination of room cooling machine
which has to consider the coolant capacity, designing by using AUTOCAD 2011,
preparation of the materials and assembling the cooling machine. From the
assembling process, there are some conclusions such as styrofoam being the basis
for designing the cooling machine has a high degree of stiffness and low thermal
conductivity, and salt can be serve as good freezing point depression medium.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya teknologi, manusia dituntut berinovasi
untuk mengembangkan dan membuat sarana / prasarana sesuai dengan kebutuhan.
Salah satu jenis teknologi yang sangat berguna saat ini bagi manusia adalah mesin
pendingin. Mesin pendingin adalah sebuah alat siklus yang prinsip kerjanya
hampir sama dengan mesin kalor yang menggunakan fluida kerja berupa
refrigeran. Mesin pendingin adalah suatu alat yang digunakan untuk
memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan untuk menjadikan
temperatur benda / ruangan tersebut lebih rendah dari temperatur lingkungannya
sehingga menghasilkan suhu / temperatur dingin. Salah satu aplikasi yang
menggunakan prinsip mesin pendingin adalah AC (Air Conditioner).[1]
Awal dari AC (Air Conditioner) sudah dimulai sejak jaman Romawi yaitu
dengan membuat penampung air yang mengalir di dalam dinding rumah sehingga
menurunkan suhu ruangan, tetapi saat itu hanya orang tertentu saja yang bisa
karena biaya membangunnya sangatlah mahal karena membutuhkan air dan juga
bangunan yang tidak biasa.[2]
Kebanyakan mesin pendingin menggunakan refrigeran dengan jenis
chlorofluorocarbon (CFC) yang tidak ramah terhadap lingkungan. Oleh sebab itu,
para pakar lingkungan hidup semakin gencar memikirkan tentang penipisan
lapisan ozon yang dirusak oleh gas – gas klorin yang dilepaskan mesin pendingin.
Bahan perusak ozon merupakan turunan dari senyawa klor dan bahan karbon
seperti chlorofluorocarbon (CFC) banyak digunakan oleh industri maupun dalam
rumah tangga.[3]
Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis. Oleh sebab
itu, kebutuhan akan mesin pendingin ruangan cukup tinggi. Namun, salah satu
masalah yang terjadi di masyarakat adalah kurangnya jumlah pemasangan mesin
pendingin seperti AC pada rumah kost ataupun asrama yang memiliki ruangan
2
memutuskan untuk merancang sebuah mesin pendingin ruangan menggunakan
energi surya dengan media pendingin terdiri dari campuran air, garam, dan es,
dimana mesin pendingin ruangan ini diharapkan mampu menyejukkan ruangan,
ramah lingkungan, dan bernilai ekonomis.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui kelebihan styrofoam sebagai material utama mesin
pendingin ruangan.
2. Menentukan dimensi desain mesin pendingin ruangan.
3. Untuk mengetahui efek penurunan titik beku dengan menggunakan garam.
4. Untuk mengetahui ukuran ruangan yang dapat disejukkan oleh mesin
pendinginruangan.
1.3 Batasan Masalah
1. Penggunaan material styrofoam pada mesin pendingin ruangan.
2. Penggunaan campuran air 1L, garam 250g, dan es 2L sebagai media
pendingin.
3. Penggunaan kipas DC 12W sebagai sumber aliran angin.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Menghasilkan sebuah mesin pendingin ruangan yang hemat energi dan
ramah lingkungan.
2. Sebagai wacana dalam teknik pendingin yang dapat dilanjutkan untuk
penelitian yang lebih lanjut.
1.5 Sistematika Penulisan
Laporan skripsi ini tersusun atas lima (5) bab, yaitu:
Bab I yaitu pendahuluan, yang membahas latar belakang penulisan skripsi,
tujuan, batasan masalah, dan manfaat penulisan skripsi.
Bab II yaitu tinjauan pustaka, membahas teori - teori yang dapat
3
dibahas teori tentang mesin pendingin, styrofoam, media pendingin dan energi
surya.
Bab III yaitu metodologi, yang berisikan bagaimana diagram alir
perancangan yang dimulai dari penentuan dimensi, desain mesin pendingin
ruangan, penyiapan alat dan bahan, serta perakitan mesin pendingin ruangan ini.
Bab IV yaitu analisa dan pembahasan, yang membahas hasil perancangan.
Bab V yaitu kesimpulan dan saran, yang membahas tentang kesimpulan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mesin Pendingin
2.1.1 Pengertian Mesin Pendingin
Mesin pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk
mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas ke
suatu tempat yang temperaturnya lebih tinggi. Didalam sistem pendinginan dalam
menjaga temperatur rendah memerlukan pembuangan kalor dari produk pada
temperatur rendah ke tempat pembuangan kalor yang lebih tinggi.[4]
Teknik refrigerasi merupakan salah satu ilmu dalam mempelajari mesin
pendingin. Teknik refrigerasi adalah semua teknik yang digunakan untuk
menurunkan temperatur suatu medium sampai lebih rendah daripada temperatur
lingkungannya. Dalam melakukan proses penurunan suhu ini, maka sejumlah
energi dalam bentuk panas harus diambil dari medium tersebut dan dibuang ke
lingkungan. Secara alami, panas hanya akan berpindah dari medium yang
temperaturnya lebih tinggi ke medium yang temperaturnya lebih rendah. Dengan
kata lain, perpindahan panas dari medium yang dingin ke medium yang lebih
panas tidak akan mungkin terjadi secara alami. Maka untuk membuat proses ini
terjadi, digunakanlah teknik refrigerasi. Karena refrigerasi adalah sebuah proses
yang bertujuan menurunkan temperatur, maka proses ini sering disebut dengan
istilah fungsi refrigerasi yang artinya proses yang berfungsi menurunkan
temperatur sampai dapat mencapai temperatur lingkungan.[5]
2.1.2 Sejarah Mesin Pendingin
Pada jaman dahulu belum belum terdapat lemari es atau jenis – jenis lain
mesin pendingin. Oleh karena itu, pada saat itu proses refrigerasi dilakukan
dengan cara alami yaitu memanfaatkan es atau objek yang lebih dingin.[6]
Di Eropa, Amerika, dan Iran sejumlah rumah es dibangun untuk
menyimpan es. Serbuk gergaji atau serutan kayu adalah bahan yang digunakan
5
gabus digunakan untuk insulasi. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari
literatur, es hanya selalu tersedia untuk para kaum bangsawan yang mampu.
Di India, kaisar Mogul sangat menyukai es selama musim panas yang terik
di Delhi dan Agra, dan pada saat itu es biasanya dibuat dengan cara pendinginan
nokturnal, yaitu membiarkan udara malam hari membuat es.
Pada tahun 1803, Frederick Tudor dari Amerika, mulai menjual es dengan
memotong es dari sungai Hudson dan kolam di Massachusetts lalu
mengekspornya ke sejumlah negara termasuk India. Di India, Es yang dijual
Tudor lebih murah daripada es yang dibuat masyarakat lokal yang dibuat dengan
cara pendinginan nokturnal. Tudor sendiri dikenal sebagai raja es pada saat itu.[6]
Perdagangan es di Amerika utara merupakan bisnis yang berkembang
pesat. Es dikirimkan ke daerah selatan dengan kereta yang berinsulasi gabus
setebal 0.3 m.
Perdagangan es juga populer di beberapa negara seperti Inggris, Rusia,
Kanada, Norwegia, dan Perancis. Di negara – negara ini es didapatkan dari daerah
yang lebih dingin atau dengan menyimpan es yang terjadi di musim dingin.
Puncak perdagangan es terjadi pada tahun 1872 ketika Amerika sendiri
mengekspor 225000 ton es ke negara-negara yang sangata jauh seperti Cina dan
Australia. Namun, dengan berkembangnya teknologi refrigerasi buatan,
perdagangan berangsur – angsur menurun.[6]
Terdapat dua bidang pendinginan yang saling terkait dalam pendinginan
yaitu bidang refrigerasi dan pengkondisian udara. Aplikasi teknik pendinginan
dapat dijumpai di berbagai bidang seperti di bidang industri.Pengkondisian udara
digunakan untuk mendapatkan suhu dan kelembaban yang nyaman bagi pekerja.
Beberapa sistem dirancang untuk mendapatkan kondisi udara dimana debu hampir
tidak ada (ruang steril) seperti pada industri elektronika. Industri percetakan perlu
udara dengan tingkat kelembaban tertentu sehingga kertas tidak menggumpal dan
tinta cepat kering. Kelembaban yang tinggi juga dapat menyebabkan terjadinya
korsleting. Perkantoran dan perumahan saat ini umum menggunakan AC (Air
Conditioner) untuk menambah kenyamanan ruangan.
Awal dari AC (Air Conditioner) sudah dimulai sejak jaman Romawi yaitu
6
menurunkan suhu ruangan.Tetapi saat itu hanya orang tertentu saja yang bisa
karena biaya membangunnya sangatlah mahal karena membutuhkan air dan juga
bangunan yang tidak biasa. Hanya para raja dan orang kaya saja yang dapat
membangunnya pada saat itu.[2]
Pada tahun 1820, ilmuwan Inggris bernama Michael Faraday menemukan
cara baru mendinginkan udara dengan menggunakan gas amonia dan pada tahun
1842 seorang dokter menemukan cara mendinginkan ruangan dirumah sakit
Apalachicola yang berada di Florida, Amerika Serikat. Dr.Jhon Gorrie adalah
dokter yang menemukannya dan ini merupakan cikal bakal dari teknologi AC (Air
Conditioner) tetapi beliau meninggal pada tahun 1855 sebelum sempat
menyempurnakannya.[2]
Willis Haviland Carrier seorang Insinyur dari New York Amerika
menyempurnakan penemuan dari Dr.Jhon Gorrie tetapi AC ini digunakan bukan
untuk kepentingan atau kenyamanan manusia melainkan untuk keperluan
percetakan dan industri lainnya.
Penggunaan AC untuk perumahan baru dikembangkan pada tahun 1927
dan pertama dipakai disebuah rumah di Mineapolis, Minnesota.Saat ini AC sudah
digunakan disemua sektor, tidak hanya industri saja tetapi juga sudah di
perkantoran dan perumahan dengan berbagai macam bentuk dari mulai yang besar
hingga yang kecil. Semuanya masih berfungsi sama, yaitu untuk mendinginkan
suhu ruangan agar orang merasa nyaman.
Dr.Jhon Gorrie membuat mesin pendingin berawal dari banyaknya pasien
yang menderita malaria atau penyakit lain dengan gejala demam tinggi.Ketika itu
udara terasa panas sehingga membuat pasien tidak nyaman. Oleh sebab itu, pria
kelahiran Charleston, California Selatan, 3 Oktober 1802 ini memutar otak
bagaimana caranya agar suhu tubuh para pasien bisa turun. Setelah melihat kipas
angin yang ada di depannya, ia menemukan ide.Ia memasang bongkahan es batu
di depan kipas, sehingga hawa dingin es bisa tersebar oleh tiupan angin dari
kipas.Tercetus pada ide itu, maka John berniat menyeriusi pembuatan mesin
pendingin (AC).[2]
Pada tahun 1844, pria lulusan kedokteran dan ilmu bedah di kota New
7
ciptaannya didasarkan pada hukum fisika bahwa panas selalu mengalir dari gas
atau cairan yang lebih panas menuju gas atau cairan yang lebih dingin.Mesin
tersebut bekerja dengan cara memadatkan gas (kompres) sehingga menjadi panas,
kemudian gas tersebut dialirkan ke koil – koil untuk diturunkan tekanannya
(dekompres).Alhasil, udara menjadi dingin.
Untuk mengembangkan penemuannya, pada tahun 1845, Gorrie
memutuskan untuk berhenti praktik sebagai dokter.Enam tahun berikutnya, ia
berhasil menerima hak paten yang merupakan hak paten pertama yang
dikeluarkan untuk sebuah mesin pendingin.Inilah awalnya ditemukan mesin
pendingin yang kini dikenal dengan istilah Air Conditioner.[2]
2.2 Pemilihan Styrofoamsebagai Bahan Utama 2.2.1 Pengertian dan Karakteristik Styrofoam
Styrofoam yang memiliki nama lain polystyrene banyak digunakan oleh
manusia dalam kehidupannya sehari – hari. Begitu styrofoam diciptakan pun
langsungmarak digunakan di Indonesia. Banyak keunggulan pada styrofoam yang
yang akansangat menguntungkan bagi para penjual makanan seperti tidak mudah
bocor, praktis dan ringan sudah pasti lebih disukai sebagai pembungkus makanan
mereka.Bahkan kita tidak dapat dalam satu hari saja tidak menggunakan bahan
polimer sintetik.[7]
Polystyrene adalah sebuah dengan monomer, sebuah hidrokarbon cair
yang dibuat secarakomersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena
biasanya bersifat padat, dapatmencair pada suhu yang lebih tinggi. Stirena
tergolong senyawa aromatik.Polistirena pertamakali dibuat pada 1839 oleh
Eduard Simon, seorang apoteker Jerman. Ketika mengisolasi zattersebut dari resin
alami, dia tidak menyadari apa yang dia telah temukan. Seorang kimiaanorganik
Jerman lainnya, Hermann Staudinger, menyadari bahwa penemuan Simon terdiri
darirantai panjang molekul stirena, yang adalah sebuah polimer plastik.Polistirena
padat murniadalah sebuah plastik tak berwarna, keras dengan fleksibilitas yang
terbatas yang dapatdibentuk menjadi berbagai macam produk dengan detil yang
bagus. Penambahan karet padasaat polimerisasi dapat meningkatkan fleksibilitas
8
Polystyrene (HIPS). Polistirena murni yang transparan bisadibuat menjadi
beraneka warna melalui proses. Polistirena banyak dipakai dalam produk –
produkelektronik sebagai casing, kabinet, dan komponen – komponen lainnya.
Peralatan rumah tangga yang terbuat dari polistirena seperti sapu, sisir, baskom,
gantungan baju, dan ember.[7]Karakteristik dari styrofoam diberikan pada Tabel
2.1.
Tabel 2.1 Karakteristik Styrofoam[8]
Sifat Fisis Ukuran
Densitas 25 – 200 kg/m3
Konduktivitas Thermal 0,033 W/mK
Modulus Young (E) 3000 – 3600 MPa
Kekuatan Tarik 40 – 60 MPa
2.2.2 Styrofoam sebagai Insulasi Termal
Insulasi termal (isolasi termal, isolasi panas) adalah metode atau proses
yang digunakan untuk mengurangi laju perpindahan panas/kalor. Panas atau
energi panas (kalor) bisa dipindahkan dengan cara konduksi, konveksi, dan radiasi
atau ketika terjadi perubahan wujud. Mengenai insulasi termal, hanya dibicarakan
perpindahan panas secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Aliran panas dapat
dikendalikan dengan proses ini, tergantung pada sifat material yang dipergunakan.
Bahan yang digunakan untuk mengurangi laju perpindahan panas itu disebut
isolator atau insulator. Panas dapat lolos meskipun ada upaya untuk menutupinya,
tapi isolator mengurangi panas yang lolos tersebut.[9]
Isolasi termal dapat menjaga wilayah tertutup seperti bangunan atau tubuh
agar terasa hangat lebih lama dari yang sewajarnya, tetapi itu tidak mencegah
hasil akhirnya, yaitu masuknya dingin dan keluarnya panas. Isolator juga dapat
bekerja sebaliknya, yaitu menjaga bagian dalam suatu wadah terasa dingin lebih
lama dari biasanya. Insulator digunakan untuk memperkecil perpindahan energi
panas.
Kemampuan insulasi suatu bahan diukur dengan konduktivitas termal (k).
9
termal atau nilai R) yang tinggi. Dalam teknik termal, sifat – sifat lain suatu bahan
[image:30.595.113.508.159.331.2]insulator atau isolator adalah densitas (ρ) dan kapasitas panas spesifik (c).[9]
Tabel 2.2 Konduktivitas Thermal Bahan[10]
No Bahan Konduktivitas Thermal k (W/mK)
1 Styrofoam 0,033
2 Kaca 0,78
3 Plastik 0,15
4 Kayu 0,08 – 0,16
5 Tembaga 386
6 Aluminium 200
7 Stainless Steel 15
Bahan dengan konduktivitas termal (k) rendah menurunkan laju aliran
panas. Oleh sebab itulah, styrofoam dipilih sebagai bahan utama dalam
pembuatan mesin pendingin ruangan. Selain memiliki nilai konduktivitas termal
yang rendah, pemilihan styrofoam ditinjau juga dari segi ekonomis dan
kepraktisannya.
2.3 Sifat dan Kekuatan Bahan
Kekuatan bahan adalah topik yang berkaitan dengan perilaku benda padat
akibat tegangan dan regangan. Metode yang digunakan untuk memprediksi respon
struktur akibat beban dan kerentanannya memperhitungkan sifat bahan seperti
yield strength, kekuatan maksimum, Modulus Young , dan rasio Poisson.[11]
Densitas dari suatu bahan dapat dicari dengan menggunakan rumus:
ρ =
�……….……….(2-1)
Dimana: ρ = Densitas (kg/m3)
m = Massa (kg)
V = Volume (m3)
Tegangan yang terjadi akibat gaya yang bekerja pada suatu penampang
10
�
=
�……….……….(2-2)
Dimana: � = Tegangan (Pa)
F = Gaya (N)
A = Luas penampang (m2)
Dengan diketahuinya nilai Modulus Young suatu bahan, maka regangan
dapat dicari dengan menggunakan rumus:[12]
�
=
∆=
�……….(2-3)Dimana: � = Regangan
∆ = Pertambahan panjang (cm)
l = Panjang mula – mula (cm)
E = Modulus Young (Pa)
2.4 Media Pendingin
Media pendingin (cooling media) adalah media yang digunakan untuk
mengantarkan efek refrigerasi ke tempat yang membutuhkan.[13] Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut. Sistem pendingin udara pada unit yang besar, seperti
bangunan komersial, menempatkan siklus pendingin terpusat pada suatu tempat.
Dan ruangan yang menggunakan efek refrigerasi relatif jauh dari unit ini. Untuk
keperluan ini adalah lebih baik menggunakan medium lain daripada harus
mensirkulasikan refrigeran ke tiap ruangan. Medium yang lain inilah yang disebut
sebagai medium pendingin atau sering juga disebut sebagai refrigeran sekunder.
Medium yang biasanya sering digunakan adalah air, glycol, dan larutan garam.
Adapun syarat – syarat yang harus terpenuhi dari suatu media pendingin
adalah: [14]
1. Tidak meninggalkan zat racun atau zat berbahaya lainnya
2. Mempunyai kemampuan untuk menyerap panas
3. Mudah dan praktis dalam penggunaannya
11
Pemakaian media pendingin juga berguna dalam penentuan sifat
dan fasa dari sturktur yang terbentuk setelah material didinginkan.Secara
garis besar ada dua jenis media pendingin yang digunakan, yaitu media
pendingin dengan tingkat kerapatan yang rendah dan media pendingin
dengan tingkat kerapatan yang tinggi. Apabila disusun dengan urutan yang
terperinci dari media pendingin yang memiliki densitas yang tinggi sampai
yang paling rendah, maka diperoleh urutan sebagai berikut: air garam, air,
solar, oli, dan udara.
Untuk media pendingin dengan kerapatan yang tinggi, laju
pendinginan akan berlangsung secara cepat, karena proses transfer kalor
lebih mudah terjadi apabila jarak molekul lebih kecil. Untuk media
pendingin yang memiliki tingkat kerapatan rendah, laju pendinginan akan
berlangsung secara lambat, karena proses transfer kalor tidak dapat
berlangsung dengan mudah pada molekul – molekul yang memiliki jarak
yang besar.[15]
2.5 Air, Garam, dan Es
2.5.1 Air sebagai Media Pendingin
Air sebagai media pendingin telah digunakan sejak lama. Bahkan sebelum
ditemukannya jenis – jenis refrigeran lainnya, air telah digunakan sebagai media
pendingin. Pada masa sekarang ini, pengggunaan air sebagai media pendingin
telah semakin berkurang dikarenakan kemampuan air dalam menurunkan suhu
lebih lambat daripada refrigeran lainnya. Namun dikarenakan beberapa hal, air
juga memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan refrigeran – refrigeran lainnya.[16]
Beberapa faktor yang membuat air menjadi coolant yang baik adalah:[16]
1. Sangat berlimpah dan tidak mahal.
2. Dapat ditangani dengan mudah dan aman digunakan.
3. Dapat membawa panas per unit volume dalam jumlah besar.
4. Mengalami pengembangan atau penyusutan volume dalam jumlah cukup
kecil pada perubahan suhu dalam range normal.
12
Pada umumnya air digunakan sebagai media pendingin karena faktor –
faktor sebagai berikut:[16]
1. Air merupakan materi yang mudah diperoleh dalam jumlah besar.
2. Mudah dalam pengaturan dan pengolahan.
3. Menyerap panas cukup tinggi per satuan volume.
4. Tidak mudah menyusut secara berarti dalam batasan dengan adanya
perubahan temperatur pendingin.
Adapun syarat- syarat air yang digunakan sebagai media pendingin:[11]
1. Jernih, maksudnya air harus bersih, tidak terdapat partikel – partikel kasar
yaitu batu, kerikil, atau partikel- partikel halus seperti pasir, tanah, dan
lumut yang menyebabkan air kotor.
2. Tidak menyebabkan korosi.
2.5.2 Sifat Koligatif Larutan
Sifat – sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi
hanya pada konsentrasi partikel terlarutnya disebut sifat koligatif. Selain sifat
yang bergantung pada jenis zat terlarut, ada beberapa sifat larutan yang hanya
bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut. Artinya, larutan zat yang
berbeda akan mempunyai sifat yang sama, asalkan konsentrasi partikel terlarutnya
sama.[17]
Sifat koligatif larutan dapat dibagi menjadi 4, yaitu:[17]
1. Kenaikan titik didih
2. Penurunan titik beku
3. Penurunan tekanan uap jenuh
4. Tekanan osmotik
Salah satu sifat tersebut yaitu penurunan titik beku. Penurunan titik beku
adalah selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan. Hal ini dapat
13
Gambar 2.1 Perbedaan Titik Beku Air dengan Tiga Jenis Larutan Lain[17]
Sebagaimana telah diketahui, air murni membeku pada suhu 0 oC. Pada
Gambar 2.1b, ditunjukkan bahwa larutan 0,1 mol urea dalam 1 kg air membeku
pada suhu -0,18 oC. Berarti, larutan itu mempunyai penurunan titik beku, yaitu
selisih titik bekunya dengan titik beku air murni, sebesar 0,18 oC. Pada Gambar
2.1b dan 2.1c, ditunjukkan bahwa penurunan titik beku (ΔTf) larutan urea
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dimana penurunan titik beku menjadi
dua kali lebih besar jika jumlah mol urea yang dilarutkan diduakalikan. Pada
Gambar 2.1b dan 2.1d, juga ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak
bergantung pada jenis zat terlarut, melainkan hanya pada jumlah mol zat
terlarutnya. Larutan urea dan larutan glukosa berkonsentrasi sama mempunyai
penurunan titik beku yang sama.
Sifat koligatif hanya bergantung pada jumlah relatif kelompok zat terlarut
didalam larutan. Larutan 0,1 mol urea dalam 1 kg air (Gambar 2.1b) dan larutan
0,1 mol glukosa dalam 1 kg air (Gambar 2.1d) mempunyai penurunan titik beku
yang sama karena mempunyai jumlah kelompok zat terlarut yang sama.
Sebagaimana diketahui 0,1 mol urea dan 0,1 mol glukosa mempunyai jumlah
partikel (molekul) yang sama yaitu:[17]
X = n x L………(2-4)
Dimana: X = Jumlah partikel (molekul)
n = jumlah mol (mol)
L = Bilangan Avogadro = 6,02 x 1023
Jumlah mol (n) dapat dihitung dengan persamaan:
n =
14
Dimana: G = Massa zat (g)
Mr = Massa atom relatif (g/mol)
2.5.3 Garam Dapur sebagai Media Penurunan Titik Beku
Garam dapur merupakan zat elektrolit dengan rumus kimia NaCl yang
berbentuk kristal kubus yang transparan. Garam tidak dapat terbakar serta
mempunyai titik leleh 801 0C. Garam dapur merupakan senyawa yang tersusun
dari asam kuat HCl dan basa kuat NaOH. Apabila unsur ini direaksikan, maka
akan terbentuk NaCl dan H2O. Hasil dari bahan tadi bila disatukan akan
membentuk suatu larutan yang disebut larutan garam. Larutan yang terbentuk
merupakan campuran yang homogen, partikel – partikelnya sangat kecil namun
tersebar merata meskipun dibiarkan dalam waktu yang lama.[18] Larutan garam
adalah larutan yang berupa larutan elektrolit dimana jumlah partikel didalam
larutan akan lebih banyak karena zat elektrolit terurai menjadi ion – ion yang
mengakibatkan penurunan titik beku semakin rendah.
Rumus untuk penurunan titik beku (ΔTf) adalah sebagai berikut.[17]
ΔTf = m x kfx i…………..……..……….(2-6)
Dimana: ΔTf = Penurunan titik beku larutan (0C)
m = Molalitas (m)
Kf= Tetapan penurunan titik beku molal (0C/mol)
i = Faktor Van’t Hoff
Molalitas dapat dicari dengan menggunakan persamaan:
m = n x
1000P
=
G Mrx
1000
P ……….……...…….………..(2-7)
Dimana: m = Molalitas (m)
n = Jumlah mol (mol)
P = Massa zat pelarut (gram)
G = Massa zat (g)
15
Sehingga suhu akhir larutan dapat dihitung dengan rumus:[17]
� � � = �
� − ∆�……….……..…….(2-8)
Dimana: Tf larutan = Titik beku larutan (0C)
Tf pelarut = Titik beku pelarut (0C)
ΔTf = Penurunan titik beku larutan (0C)
Penambahan garam dapur pada air bertujuan untuk menurunkan titik beku
dari larutan tersebut, sehingga penyerapan kalor dapat bekerja lebih maksimal.
Tingkat penurunan titik beku bergantung pada dua faktor utama, yaitu massa atom
relatif dari unsur dan faktor Van’t Hoff nya. Garam dipilih sebagai media
penurunan titik beku disebabkan karena garam mempunyai massa atom relatif
yang kecil dan merupakan senyawa ion dengan nilai faktor Van’t Hoff nya adalah
dua.
2.5.4 Campuran Air, Garam, dan Es
Campuran air, garam, dan es digunakan sebagai media pendingin pada
mesin pendingin ruangan. Garam terlebih dahulu dilarutkan dalam air untuk
menurunkan titik beku air tersebut menjadi dibawah 0 0C.[19]Es berfungsi sebagai
media pendingin awal untuk mendinginkan larutan garam yang telah diturunkan
titik bekunya tersebut. Pada mesin pendingin ruangan akan digunakan campuran
air, garam, dan es dengan kapasitas masing – masing 1 L, 250 gram, dan 2 L.
2.6 Ukuran Ruangan
Ukuran ruangan dipengaruhi oleh besar beban pendingin yang terjadi pada
ruangan tersebut. Umumnya, beban pendingin yang terjadi dalam suatu ruangan
merupakan perpaduan antara beban pendingin sensibel, beban pendingin laten,
dan beban pendingin yang terjadi akibat perpindahan panas.
Ukuran ruangan juga dipengaruhi oleh nilai insulasi ruangan (I) dan
konstanta arah ruangan (E). Nilai insulasi ruangan (I) bervariasi bergantung pada
letak ruangan, sedangkan nilai konstanta arah ruangan (E) bergantung pada arah
hadapan jendela atau ventilasi. Penjelasan mengenai nilai insulasi ruangan
16
Tabel 2.3 Nilai Insulasi Ruangan[20]
Letak Ruangan Nilai Insulasi Ruangan (I)
Lantai bawah atau berimpit dengan ruang lain 10
[image:37.595.112.504.108.362.2]Lantai atas 18
Tabel 2.4 Konstanta Arah Ruangan[20]
Arah Jendela / Ventilasi Konstanta Arah Ruangan (E)
Utara 16
Timur 17
Selatan 18
Barat 20
Besar beban pendingin diperoleh dengan rumus:
Q = Qs,tot + Ql,tot + Qpp ,tot ………..….………..(2-9)
Dimana: Q = Beban pendingin (w)
Qs,tot = Beban sensibel total (W)
Ql,tot = Beban laten total (W)
Qpp ,tot = Beban perpindahan panas total (W)
Data beban sensibel total, beban laten total, dan beban perpindahan panas
total diambil dari data pengujian.
Setelah diketahui nilai – nilai diatas, maka dapat dicari ukuran ruangan
dengan rumus:[20]
L x W x H = Q x 60
I x E
x
1
3,283 x 0,29307107 ……….(2-10)
Dimana: L = Panjang ruangan (m)
W = Lebar ruangan (m)
H = Tinggi ruangan (m)
Q = Beban pendingin (W)
I = Nilai insulasi ruangan
17
Dengan mengasumsikan bahwa ukuran panjang, lebar, dan tingginya
adalah sama, maka ukuran tersebut dapat dicari dengan rumus:
L = W = H = 3 L x W x H………...(2-11)
2.7 Energi Surya 2.7.1 Panel Surya
Panel surya mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon
(disebut juga solar cell) yang disinari matahari/surya, membuat photon yang
menghasilkan arus listrik. Sebuah solar cell menghasilkan kurang lebih tegangan
0,5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk
[image:38.595.226.396.325.443.2]menghasilkan 17 Volt tegangan maksimum).[21]
Gambar 2.2 Panel Surya[22]
Energi yang dihasilkan oleh panel surya dapat dihitung dengan
persamaan:[23]
E = P x t ………..(2-12)
Dimana: E = Energi (Wh)
P = Daya (W)
tp= Waktu puncak (h)
Sedangkan efisiensi panel surya dihitung dengan menggunakan
persamaan:[24]
η= Pmax Pin
x 100% ...(2-13)
Dimana: η = Efisiensi panel surya
Pmax = Daya maksimum (W)
18
Daya maksimum dihitung dengan persamaan:[24]
Pmax = Voc x FF x Isc ………..……….(2-14)
Dimana: Pmax = Daya maksimum (W)
Voc = Tegangan rangkaian terbuka (V)
FF = Fill factor
Isc = Kuat arus rangkaian pendek (A)
Nilai dari fill factor (FF) dapat dihitung dengan persamaan:
FF =
Vm ImVoc Isc………..(2
-15)
Dimana: FF = Fill factor
Vm = Tegangan maksimum (V)
Im = Kuat arus maksimum (A)
Voc = Tegangan rangkaian terbuka (V)
Isc = Kuat arus rangkaian pendek (A)
Sedangkan daya cahaya insiden dapat dihitung dengan persamaan:[24]
Pin = Gt x A ………(2-16)
Dimana: Pin = Daya cahaya insiden (W)
Gt = Radiasi pasti (W/m2)
A = Luas penampang (m2)
2.7.2 Charge Controller
Pada waktu solar panel mendapatkan energi dari cahaya matahari di siang
hari, rangkaian charger controller ini otomatis bekerja dan mengisi (charge)
baterai dan menjaga tegangan baterai agar tetap stabil.[21]
Bila kita menggunakan baterai 12 V, maka rangkaian ini akan menjaga
agar tegangan charger 12 V + 10%, tegangan charger yang di butuhkan antara
13,2 – 13,4 Volt. Apabila sudah mencapai tegangan tersebut, rangkaian ini
19
tegangan baterai turun/drop hingga 11 Volt, maka baterai akan diisi
kembalisehingga baterai tidak akan habis.
Secara keseluruhan, fungsi dari charge controller ini yaitu untuk menjaga
agar baterai tidak kelebihan (over charger) dan kehabisan tegangan (under
[image:40.595.208.418.202.337.2]charger) dengan begitu maka umur dari baterai bertambah lama.[21]
Gambar 2.3Charge Controller[25]
2.7.3 Akumulator
Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi
(umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh – contoh akumulator
adalah baterai dan kapasitor.[26]
Di dalam standar internasional, setiap satu cell akumulator memiliki
tegangan sebesar 2 volt. sehingga aki 12 volt memiliki 6 cell sedangkan aki 24
volt memiliki 12 cell. Secara sederhana aki merupakan sel yang terdiri dari
elektrode Pb sebagai anode dan PbO2 sebagai katode dengan elektrolit H2SO4.[26]
[image:40.595.213.413.572.723.2]20
Muatan yang diperoleh oleh aki selama pengecasan dapat dihitung dengan
rumus:
=
� …………...……… (2-17)
Dimana: Q = Muatan listrik (Ah)
E = Energi (Wh)
V = Tegangan listrik (V)
2.8 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Ruangan
Panel surya yang disinari oleh matahari, akan menyerap energi matahari
dan mengubahnya menjadi energi listrik. Energi tersebut diteruskan ke charge
controller yang berfungsi untuk menstabilkan arus listrik yang masuk ke dalam
aki. Energi listrik tersebut disimpan dalam aki, sehingga penggunaan mesin
pendingin ruangan juga dapat digunakan pada malam hari ataupun pada kondisi
cuaca mendung. Energi listrik tersebut digunakan untuk menghidupkan kipas
angin yang tersambung pada aki.
Setelah kipas angin dihidupkan, udara yang berasal dari lingkungan akan
dihisap masuk ke dalam mesin pendingin. Udara tersebut perlahan – lahan akan menurun suhunya akibat bersinggungan dengan media pendingin air, garam, dan
es yang menyerap kalor dari udara luar tersebut, sehingga akan dihasilkan udara
[image:41.595.183.446.493.696.2]yang sejuk yang keluar melalui pipa elbow.
21
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
3.1 Diagram Alir Perancangan
Dalam melakukan rancang bangun sebuah mesin pendingin ruangan,
sebelumnya diperlukan tahapan – tahapan dalam proses pembuatannya hingga
menghasilkan sebuah model jadi. Secara garis besar, tahap proses perancangan ini
[image:42.595.140.506.290.733.2]dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan diagram alir berikut ini.
Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan Mesin Pendingin Ruangan PENENTUAN DIMENSI MESIN PENDINGIN RUANGAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KAPASITAS MEDIA PENDINGIN YANG
AKAN DIGUNAKAN
PEMBUATAN DESIGN DENGAN AUTOCAD 2011
PENYIAPAN ALAT DAN BAHAN
PERAKITAN MESIN PENDINGIN RUANGAN
UJI COBA BERHASIL
YA
TIDAK MULAI
22
3.2 Penentuan Dimensi Mesin Pendingin Ruangan
Dalam melakukan rancang bangun suatu mesin pendingin ruangan, maka
terlebih dahulu dilakukan penentuan dimensinya. Penentuan dimensi ini tentunya
harus mempertimbangkan kapasitas media pendingin yang akan digunakan.
Dalam hal ini, dimensi dari mesin pendingin ruangan adalah dimensi dari bahan
utamanya yaitu styrofoam. Adapun dimensi dari mesin pendingin ruangan adalah
[image:43.595.114.529.256.585.2]sebagai berikut.
Tabel 3.1 Penentuan Dimensi Mesin Pendingin Ruangan
No. Nama Simbol Dimensi Satuan
1 Dimensi Dalam p x l x t 36 x 22 x 13 cm x cm x cm
2 Panjang P 40 cm
3 Lebar L 26 cm
4 Tinggi T 17,8 cm
5 Diameter Lubang 1 (kipas) D1 15 cm
6 Diameter Lubang 2 (pipa) D2 8,3 cm
Gambar 3.2 Dimensi Mesin Pendingin Ruangan
3.3 Pembuatan Desain Mesin Pendingin Ruangan
Setelah memiliki dimensi yang pasti, maka pembuatan desain mesin
pendingin ruangan dapat dilakukan. Adapun pembuatan desain ini dilakukan
23
Gambar 3.3 Desain Mesin Pendingin Ruangan
3.4 Penyiapan Alat dan Bahan Perancangan
Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan alat dan bahan yang
diperlukan dalam pengkonstruksian mesin pendingin ruangan ini. Berikut ini
adalah alat – alat dan bahan – bahan yang diperlukan dalam mengkonstruksi
mesin pendingin ruangan.
3.4.1 Penyiapan Alat
Berikut ini adalah alat – alat yang diperlukan dalam pengerjaan mesin
pendingin ruangan.
1. Cutter
Alat ini digunakan untuk membuat dua lubang pada styrofoam yakni
lubang untuk kipas angin dan lubang keluaran (output).
Gambar 3.4 Cutter
2. Jangka
Alat ini digunakan untuk membuat lingkaran lubang sesuai dengan
dimensi kipas angin dan pipa elbow.
Panjang: 15 cm Berat: 0,3 kg
[image:44.595.193.480.549.656.2]24
Gambar 3.5 Jangka
3. Gelas ukur
Alat ini digunakan untuk mengukur volume air dan es yang digunakan
[image:45.595.179.468.295.415.2]sebagai media pendingin.
Gambar 3.6 Gelas Ukur
4. Timbangan Dapur
Alat ini digunakan untuk menimbang massa garam yang digunakan
sebagai media pendingin.
Gambar 3.7 Timbangan Dapur
5. Laptop
Alat ini digunakan pada penggunaan software Autocad yakni pada
pembuatan desain.
Panjang: 16 cm Berat: 0,2 kg
Diameter: 7,5 cm Tinggi: 13 cm
Volume indikator: 0,5 L Berat: 0,1 kg
Dimensi: 15x15x15 cm Kapasitas: 5 kg
[image:45.595.201.511.540.648.2]25
Gambar 3.8 Laptop ASUS A46CM
3.4.2 Penyiapan Bahan
Berikut ini adalah bahan – bahan yang diperlukan dalam pengerjaan mesin
pendingin ruangan.
1. Styrofoam
Styrofoam mempunyai tingkat konduktivitas termal (k) yang kecil
sehingga sangat cocok digunakan sebagai bahan isolator mesin pendingin
[image:46.595.125.500.399.736.2]ruangan.
Gambar 3.9 Styrofoam
2. Kipas Angin DC
Kipas angin digunakan untuk menciptakan aliran udara sehingga udara
dingin dalam kotak styrofoam dapat dipaksa keluar. Alasan penggunaan
kipas angin dengan sumber arus searah / Direct Current (DC) dikarenakan
suplai arus dari panel surya adalah arus searah.
Processor: Intel® Core™ i5 3317U -1.7GHz
Chipset: Intel® HM76
Memory: 4GB DDR3 PC-12800, up to 8GB (2 DIMMs)
Hard Drive: 500GB Serial ATA 5400 RPM
Optical Drive: DVD/RW Super Multi DL
Display: 14.1” WXGA LED with
1366x768 Max Resolution and LED backlight technology
Battery: Rechargeable Lithium-ion Battery 4-Cell Battery
26
Gambar 3.10 Kipas Angin DC
3. Pipa Elbow
Pipa elbow digunakan untuk mengarahkan arah keluarnya udara dingin
dari vertikal menjadi horizontal. Hal ini dilakukan agar udara dapat
diarahkan keluar menuju pengguna. Dalam konstruksi ini digunakan pipa
[image:47.595.270.389.333.442.2]elbowdengan ukuran diameter 2 ½ ”.
Gambar 3.11 Pipa Elbow
4. Panel Surya
Panel suryadigunakan untuk menangkap energi surya dari matahari untuk
diubah menjadi energi listrik yang digunakan untuk menghidupkan kipas.
[image:47.595.147.515.560.723.2]
Gambar 3.12 Panel Surya
Daya: 12 W
Tegangan: 12 V (DC) Kuat Arus: 1 A
Daya maks: 100 W Tegangan maks: 18,9 V Kuat arus maks: 5,3 A
Tegangan rangkaian terbuka: 22,7 V Kuat arus rangkaian pendek: 5,8 A Berat: 7,3 kg
Dimensi: 1032 x 676 x 25 mm
27
5. Charge Controller
Charge Controller berfungsi untuk mengatur arus pada pengisian baterai
agar terhindari overcharging dan overvoltage.
Gambar 3.13 Charge Controller
6. Akumulator
Akumulator berfungsi sebagai sumber pemasok arus listrik, dimana
akumulator yang digunakan terdiri dari 6 cell, dengan setiap cell nya
mempunyai tegangan sebesar 2 Volt, sehingga total tegangannya ialah
[image:48.595.128.511.63.706.2]12V.
Gambar 3.14 Akumulator
7. Komponen perancangan lainnya
Komponen perancangan lainnya yang digunakan dalam merancang mesin
pendingin ini adalah:
- Air, berfungsi sebagai media pendingin.
- Garam, berfungsi sebagai media penurunan titik beku.
- Es, berfungsi untuk mendinginkan air yang telah diturunkan titik
bekunya.
Tegangan: 12 V Kuat Arus: 10 - 12 A
[image:48.595.148.511.147.271.2]28
3.5 Perakitan Mesin Pendingin Ruangan
Setelah desain mesin pendingin ruangan telah digambarkan pada software
AutoCad 2011, maka perakitan mesin pendingin ruangan ini dapat dilakukan
sesuai dengan dimensinya.
Pertama – tama, alat dan bahan yang akan digunakan dalam perakitan
mesti dipersiapkan terlebih dahulu. Kemudian, pada styrofoam sebagai bahan
utama mesin pendingin ruangan, digambarkan dua lingkaran pada tutup atasnya
dengan menggunakan jangka. Lingkaran pertama berdiameter 15 cm dan
lingkaran kedua berdiameter 8,3 cm. Setelah itu, digunakan Cutter untuk
membuat lubang pada lingkaran tersebut. Adapun lubang tersebut masing –
masing merupakan lubang kipas dan lubang pipa elbow.
Media pendingin yang digunakan pada pembuatan mesin pendingin
ruangan ini terdiri dari air, garam, dan es dengan kapasitas masing – masing
secara berurutan adalah 1 L, 250 g, dan 2 L. Adapun untuk mendapatkan
kapasitas volume atau massa yang akurat, maka digunakanlah gelas ukur dan
timbangan dapur.
Setelah mesin pendingin ruangan siap dirakit, maka hal terakhir yang
dilakukan adalah menyambungkannya ke rangkaian panel surya. Adapun
[image:49.595.194.434.485.664.2]susunannya adalah sebagai berikut.
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Efek Penurunan Titik Beku Garam
Untuk menghitung penurunan titik beku pada garam, mula – mula mesti
diketahui terlebih dahulu alasan penggunaan garam. Untuk itu dapat dibandingkan
antara 2 jenis zat yaitu garam dan gula, dimana massa gula dan massa garam
dianggap sama.
Diketahui:
- Ggaram = Massa garam = 250 g
- Ggula = Massa gula = 250 g
- Mrgaram = Massa atom relatif garam (NaCl)
= 23 + 35,5
= 58,5 g/mol
- Mrgula = Massa atom relatif gula (C12H22O11)
= 12 x 12 + 22 x 1 + 11 x 16
= 342 g/mol
Dengan diketahuinya massa dan massa atom relatif, maka dapat dihitung
mol masing – masing zat, yaitu perbandingan antara massa zat dengan massa
atom relatifnya.
ngaram = � �
� � �
= 250
58,5
= 4,2735 mol
ngula = �
� �
= 250
342
30
Seperti yang diketahui bahwa sifat koligatif hanya bergantung pada jumlah
partikel zat dalam larutan. Dengan diketahuinya mol garam dan gula, maka dapat
dicari jumlah partikel masing – masing zat dalam larutan tersebut.
Diketahui:
- ngaram = Mol garam = 4,2735 mol
- ngula = Mol gula = 0,7310 mol
- L = Bilangan Avogadro = 6,02 x 1023
Maka, jumlah partikel tiap zat tersebut adalah:
Xgaram = ngaram x L
= 4,2735 x 6,02 x 1023
= 2,57265 x 1024 partikel
Xgula = ngula x L
= 0,7310 x 6,02 x 1023
= 4,40062 x 1023 partikel
Dapat dilihat bahwa jumlah partikel garam lebih besar daripada jumlah
partikel gula dengan besar perbandingan:
� � �
� �
=
2,57625 1024 4,40062 x 1023
= 5,8543
Hal ini setara dengan kebalikan perbandingan massa atom relatif garam
dan mol gula yang besarnya adalah:
1 � � �
� �
=
58 ,51 342= 5,8462
Sebelum menghitung penurunan titik beku, dihitung terlebih dahulu
molalitas dari masing – masing larutan.
Diketahui:
31
- ngula = Mol gula = 0,7310 mol
- V = Volume pelarut = 1 L = 1000 mL
- ρ = Massa jenis pelarut = 1 kg/L = 1 g/mL
- kf = Penurunan titik beku molal = 1,86 0C/m
Untuk menghitung penurunan titik beku, perlu diketahui massa pelarut (P)
yang merupakan perkalian antara massa jenis pelarut dengan volume nya.
P = ρ x V
= 1 x 1000
= 1000 gram
Maka molalitas dari masing – masing larutan tersebut adalah:
mgaram = � �
1000
= 4,2735 x 1000
1000
= 4,2735 m
mgula = �
1000
= 0,7310 x 1000
1000
= 0,7310 m
Alasan lain memilih larutan garam adalah mempertimbangkan salah satu
dari sifat koligatif larutan yaitu penurunan titik beku dari senyawa ion. Disini
garam merupakan senyawa ion dan glukosa merupakan senyawa hidrokarbon.
Penurunan titik juga dipengaruhi oleh faktor Van’t Hoof (i). Semakin besar nilai i,
semakin besar pula penurunan titik beku larutan yang terjadi. Garam mempunyai
nilai i = 2, sedangkan gula hanya mempunyai nilai i = 1.
Maka penurunan titik beku masing – masing larutan dapat dihitung:
�� � � = mgaram x kf x igaram
= 4,2735 x 1,86 x 2
= 15,89742 0C
�� � = mgula x kf x igula
= 0,7310 x 1,86 x 1
32
Tahap akhir adalah menentukan titik beku masing – masing larutan
dengan titik beku larutan (air) adalah 0 0C.
� � � = �
� − �� � �
= 0 – 15,89742
= – 15,89742 0C
� � = �
� − �� �
= 0 – 1,35966
= – 1,35966 0C
Walaupun massa kedua zat sama, namun perbedaan antara titik beku
kedua larutan sangat signifikan, sehingga garam dipilih sebagai media penurunan
titik beku.
4.2 Analisa Dimensi Mesin Pendingin
Sebelum melakukan perancangan mesin pendingin ruangan, terlebih
dahulu dihitung dimensi mesin pendingin yang diperlukan. Dimensi ini dihitung
dengan mempertimbangkan faktor volume media pendingin yang akan digunakan.
Volume media pendingin yang digunakan merupakan gabungan antara
volume air, volume garam, dan volume es. Sebelum menghitung volume media
pendingin total, dihitung terlebih dahulu volume garam.
Diketahui:
- ρgaram = Massa jenis garam = 2160 kg/m3 = 2160 g/L
- mgaram = Massa garam = 250 g
- Vair = Volume air = 1 L
- Ves = Volume es = 2 L
Sehingga volume dari garam adalah:
V
garam=
� �� � �
=
2502160
33
Maka volume total media pendingin adalah:
Vtot,mp = Vair + Vgaram + Ves
= 1 + 0,116 + 2
= 3,116 L
Maka, untuk menampung volume media pendingin tersebut, diperlukan
kapasitas volume styrofoam yang mempunyai volume lebih besar dari volume
media pendingin (Vstyrofoam > 3,116 L). Namun, ada beberapa hal lain yang perlu
dipertimbangkan seperti aliran angin pada kipas, sehingga dibutuhkan volume
tampung yang minimal berukuran dua kali lebih besar daripada volume media
pendingin.
Pada pasaran, terdapat beberapa ukuran standard dari kotak styrofoam.
Pada mesin pendingin ruangan ini, dipilih salah satu ukuran standard pada
[image:54.595.114.531.405.559.2]pasaran dengan dimensi sebagai berikut.
Tabel 4.1 Dimensi Styrofoam
No. Nama Simbol Dimensi Satuan
1 Panjang Luar po 40 cm
2 Lebar Luar lo 26 cm
3 Tinggi Luar to 17,8 cm
2 Panjang Dalam pi 36 cm
3 Lebar Dalam li 22 cm
4 Tinggi Dalam ti 13 cm
Kotak styrofoam jenis ini mempunyai kapasitas volume tampung
maksimum sebesar:
Vi,styrofoam = �
� � 1000
= 36 22 13
1000
= 10,296 L
Perbandingan antara kapasitas volume tampung dan volume media
34
��, �
� ,
= 10,296
3,116
= 3,304
Perbandingan yang didapat memenuhi syarat minimum volume tampung.
Maka digunakanlah kotak styrofoam ini, dengan volume sebesar:
Vo,styrofoam =
1000
= 40 26 17,8
1000
= 18,512 L
4.3 Analisa Sifat dan Kekuatan Bahan Styrofoam 4.3.1 Densitas Styrofoam
Densitas (kerapatan) merupakan ukuran kepadatan dari suatu material.
Untuk menghitung kerapatan diperlukan beberapa data sebagai berikut.
Diketahui:
- m = Massa kotak styrofoam = 720 g = 0,720 kg
- Vo,styrofoam = Volume luar styrofoam = 18,512 L
- Vi,styrofoam = Volume dalam styrofoam = 10,296 L
Volume dari styrofoam dapat dicari dengan menghitung selisih volume
luar dan volume dalamnya.
V = Vo,styrofoam– Vi,styrofoam
= 18,512 – 10,296
= 8,216 L
= 8,216 x 10-3 m3
Maka kerapatan dari styrofoam yang digunakan pada mesin pendingin
ruangan adalah:
ρ =
�
=
0,720 8,216 10−335
4.3.2 Kekakuan Styrofoam
Kekakuan styrofoam dilihat berdasarkan besarnya regangan yang terjadi
akibat gaya yang diberikan pada styrofoam tersebut. Untuk menghitung besar
regangan, diperlukan beberapa data sebagai berikut.
Diketahui:
- Vair = Volume air = 1 L
- ρair = Massa jenis air = 1000 kg/m3 = 1000 g/L
- Ves = Volume es = 2 L
- ρes = Massa jenis es = 920 kg/m3 = 920 g/L
- mgaram = Massa garam = 250 g
- g = Percepatan gravitasi = 9,81 m/s2
- p = Panjang styrofoam = 40 cm = 0,40 m
- l = Lebar styrofoam = 26 cm = 0,26 m
- t = Tinggi styrofoam = 17,8 cm = 0,178 m
- E = Modulus Young styrofoam = 3300 Mpa = 3,3 x 109 Pa
Mula – mula dihitung terlebih dahulu massa air dan massa es.
mair = ρair x Vair
= 1000 x 1
= 1000 g
mes = ρes x Ves
= 920 x 2
= 1840 g
Maka massa total media pendingin dan beratnya adalah:
mtot,mp = mair + mgaram + mes
= 1000 + 250 + 1840 = 3090 g
= 3,090 kg
w = mtot,mp x g
= 3,090 x 9,81
36
Berat media pendingin (w) merupakan gaya tarik (F) yang dikerjakan pada
dinding depan, kiri, kanan, dan belakang styrofoam.
Selanjutnya dihitung tegangan tarik yang diaplikasikan pada styrofoam
dengan menggunakan persamaan:
� =
�
=
2 +
=
30,31292 0,40+0,26 0,178
=
129,013 PaTahap selanjutnya akan dihitung besar regangan pada styrofoam dengan
menggunakan persamaan:
�
=
�= 129,013
3,3 109
= 3,91 x 10-8
Maka besar pertambahan panjang yang terjadi akibat tegangan tarik dapat
dihitung dengan persamaan:
∆ =
�
x l= 3,91 x 10-8 x 17,8
= 6,96 x 10-7 cm
Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa styrofoam memiliki kekakuan
yang sangat besar.
4.4 Analisa Ukuran Ruangan Terhadap Beban Pendingin
Ukuran ruangan dapat ditentukan setelah diketahui beban pendingin total
37
ukuran ruangan tersebut, dimana data diambil dari analisa beban pendingin pada
tanggal 19 Januari 2015.
Diketahui:
- Qs,tot = Beban pendingin sensibel total = 103,345 W
- Ql,tot = Beban pendingin laten total = 118,7024 W
- Qpp,tot = Beban pendingin perpindahan panas total = 35,9775 W
- I = Nilai insulasi ruangan = 18
- E = Konstanta arah ruangan = 17
Nilai beban pendingin total ruangan merupakan jumlah dari beban
sensibel, laten, dan perpindahan panas.
Q = , + , + ,
= 103,345 + 118,7024 + 35,9775
= 258,0249 W
Maka ukuran ruangan dapat dicari dengan persamaan:
L x W x H
=
60�
1
3,283 0,29307107
=
258,0249 60 18 171
3,283 0,0788
= 18,195 m3
Dengan mengasumsikan panjang, lebar, dan tinggi ruangan tersebut adalah
sama, maka nilai dari masing – masing ukuran tersebut adalah:
L = W = H = 3 18,195
= 2,630 m
≈ 2,6 m
Maka, ukuran ruangan yang ideal agar mesin pendingin ruangan dapat
menyejukkan ruangan tersebut adalah sebesar 2,6 x 2,6 x 2,6 m3.
4.5 Analisa Panel Surya dan Akumulator
Untuk menghitung energi yang diperlukan serta efisiensi dari panel surya,
38
Diketahui:
- Ppanel = Daya panel surya = 100 W
- Pkipas = Daya kipas angin = 12 W
- tp = Waktu puncak = 5 jam
- Voc = Tegangan rangkaian terbuka = 22,7 V
- Isc = Kuat arus rangkaian pendek = 5,8 A
- Vm = Tegangan maksimum = 18,9 V
- Im = Kuat arus maksimum = 5,3 A
- Gt = Radiasi pasti = 1000 W/m2
- A = Luas Penampang = p x l = 1032 mm x 676 mm = 6,9732 m2
Energi yang dihasilkan panel per menitnya adalah:
Epanel = Ppanel x t
= 100 x 60
= 6.000 J
Sedangkan untuk mencari energi yang dihasilkan oleh panel surya per
harinya, maka dapat dihitung dengan persamaan:
Epanel = Ppanel x tp
= 100 x 5
= 500 Wh
= 1.800.000 J
= 1.800 kJ
Adapun waktu puncak 5 jam didapat dari efektivitas rata – rata waktu
sinar matahari bersinar di negara tropis seperti Indonesia