• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Faktor Sosial Dan Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Tahu (Studi Kasus Kecamatan Medan Deli)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Faktor Sosial Dan Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Tahu (Studi Kasus Kecamatan Medan Deli)"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL TAHU

(Studi Kasus Kecamatan Medan Deli)

SKRIPSI

RIZKY ALFIDILA 110304027 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGARUH FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL TAHU

(Studi Kasus Kecamatan Medan Deli)

SKRIPSI

RIZKY ALFIDILA 110304027 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Program Studi Agrbisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(HM. Mozart B. Darus, MSc) (Ir. M. Jufri, MSi) NIP. 196210051987031005 NIP. 196011101988031003

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

i

Tujuan dari penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Faktor Sosial dan Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Tahu (Studi Kasus: Kecamatan Medan Deli)” adalah untuk menganalisis pengaruh faktor sosial yang meliputi umur, pendidikan formal, dan pengalaman kerja dan pengaruh faktor ekonomi yang meliputi upah dan jam kerja di daerah penelitian.

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui 2 (dua) cara, yaitu wawancara terhadap narasumber dan kuesioner. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Untuk hipotesis 1 dari faktor sosial yang menjadi variabel independen adalah umur (X1), pendidikan formal (X2), dan pengalaman kerja

(X3), sedangkan variabel dependen adalah produktivitas tenaga kerja (Y). Untuk

hipotesisi 2 dari faktor ekonomi yang menjadi variabel indenpenden adalah upah (X1) dan jam kerja (X2) sedangkan variabel dependen adalah produktivitas tenaga

kerja (Y). Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, pada hipotesis 1 variable pengalaman kerja (X3)

berpengaruh signifikan terhadap variabel produktivitas tenaga kerja (Y) dan pada hipotesis 2 upah (X1) berpengaruh signifikan terhadap variabel produktivitas

tenaga kerja (Y).

(4)

ii

Rizky Alfidila lahir di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 25

Oktober 1993. Anak pertama dari 4 bersaudara dari Ayahanda Sumargono dan

Ibunda Dinilla Pujiati.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1997 masuk Taman Kanak – Kanak Medina Islamic School dan

tamat tahun 1999.

2. Tahun 1999 masuk Sekolah Dasar Muhammadyah 03 Medan tamat tahun

2005.

3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Pertama Kemala Bhayangkari 1

Medan tamat tahun 2008.

4. Tahun 2008 masuk Sekolah Menengah Atas Kemala Bhayangkari 1

Medan tamat tahun 2011.

5. Tahun 2011 masuk Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara melalui jalur PMB.

6. Bulan Agustus-September 2014 mengikuti PKL di Kelurahan Pelawi

Utara Kecamatan Bababalan Kabupaten Langkat.

7. Bulan Agustus 2015 melakukan penelitian skripsi di Kecamatan Medan

(5)

iii

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada ALLAH SWT karena atas

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Faktor Sosial dan Ekonomi

Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Tahu (Studi Kasus Kecamatan Medan Deli)”, dibuat sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak HM. Mozart B.Darus, MSc, selaku Ketua Komisi Pembimbing.

2. Bapak Ir. M. Jufri, Msi, selaku Anggota Komisi Pembimbing.

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S, selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian USU.

4. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec, selaku Sekretaris Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian USU.

5. Para pegawai Kecamatan Medan Deli, para pegawai di Kelurahan Mabar,

Kelurahan Mabar Hilir, dan Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, para pegawai

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, dan terutama kepada

para pekerja industri kecil tahu di Kecamatan Medan Deli yang bersedia

menjadi responden dan telah membantu penelitian ini.

6. Para Dosen dan staf pegawai Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

(6)

iv

adik Dendy Arya Nanda, Nabilla Putri Fahira, dan Faiz Pramudya dan

seluruh keluarga besar yang telah mendukung, mendoakan, menasehati,

dan membantu penulis didalam melakukan penelitian ini.

8. Teman – teman seperjuangan yaitu Agribisnis dan PKP stambuk 2011

terutama Nurmawaddah R., Irmalia S., Ridayana, dan Yuni Pratimi yang

telah memberikan motivasi.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun

demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, September 2015

Penulis

(7)

v

2.2.1 Konsep Ketenagakerjaan/Tenaga Kerja... 9

2.2.2 Produktivitas... 10

2.2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja... 11

2.2.3.1 Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja... 11

2.2.3.2 Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja... 13

2.3 Peneliti Terdahulu... 14

2.4 Kerangka Pemikiran... 15

(8)

vi

3.1 Metode Penentuan Daerah Sampel... 17

3.2 Metode Penentuan Sampel... 17

3.3 Metode Pengumpulan Data... 20

3.4 Metode Analisis Data... 20

3.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda... 21

3.4.2 Uji Statistik... 22

3.5 Definisi dan Batasan Operasional... 28

3.5.1 Defenisi... 28

3.5.2 Batasan Operasional... 29

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN... 30

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian... 30

4.1.1 Letak Geografi, Batas dan Luas Wilayah... 30

4.1.2 Keadaan Penduduk... 30

4.1.3 Sarana dan Prasarana... 34

4.2 Karakteristik Responden... 36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 38

5.1 Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Tahu Di Kecamatan Medan Deli... 38

5.2 Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Tahu Di Kecamatan Medan Deli... 42

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 46

6.1 Kesimpulan... 46

6.2 Saran... 47

(9)

vii

No Uraian Hal

1 Jumlah Industri Kecil Tahu Di Kota Medan 2014 1

2 Produktivitas Tenaga Kerja Tahu Di Kecamatan Medan Deli Periode Bulan September – Desember 2014

2

3 Nilai Gizi Tahu per 100 g 6

4 Jumlah Industri Kecil Tahu Di Kota Medan 2014 17

5 Jumlah Tenaga Kerja pada Usaha Industri Kecil Tahu di Kecamatan Medan Deli Tahun 2014

18

6 Jumlah Sampel Tenaga Kerja pada Masing – Masing Usaha Industri Kecil Tahu di Kecamatan Medan Deli Tahun 2014

20

7 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan

Medan Deli Tahun 2013

31

8 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2013 32

9 Distribusi Industri di Kecamatan Medan Deli Tahun 2013 33

10 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelurahan Tahun 2013 33

11 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Deli Tahun 2013

34

12 Sarana dan Prasarana Kecamatan Medan Deli Tahun 2013 35

13 Karakteristik Responden Tahun 2015 36

14 Hasil Uji F/Serempak Pengaruh Faktor Sosial Terhadap

Produktivitas Tenaga Kerja

38

15 Hasil Uji t (parsial) Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

39

16 Hasil Uji F/Serempak Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

42

17 Hasil Uji t (parsial) Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

(10)

viii

No. Uraian Hal

(11)

ix

No Uraian

1 Karakteristik Responden

2 Hasil Data Primer Faktor Sosial (Umur, Pendidikan Formal, dan Pengalaman Kerja)

3 Hasil Data Primer Faktor Ekonomi (Upah dan Jam Kerja)

4 Hasil Analisis Regresi Faktor Sosial (Umur, Pendidikan Formal, Pengalaman Kerja) Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Tahu dengan software SPSS.16

(12)

i

Tujuan dari penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Faktor Sosial dan Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Tahu (Studi Kasus: Kecamatan Medan Deli)” adalah untuk menganalisis pengaruh faktor sosial yang meliputi umur, pendidikan formal, dan pengalaman kerja dan pengaruh faktor ekonomi yang meliputi upah dan jam kerja di daerah penelitian.

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui 2 (dua) cara, yaitu wawancara terhadap narasumber dan kuesioner. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Untuk hipotesis 1 dari faktor sosial yang menjadi variabel independen adalah umur (X1), pendidikan formal (X2), dan pengalaman kerja

(X3), sedangkan variabel dependen adalah produktivitas tenaga kerja (Y). Untuk

hipotesisi 2 dari faktor ekonomi yang menjadi variabel indenpenden adalah upah (X1) dan jam kerja (X2) sedangkan variabel dependen adalah produktivitas tenaga

kerja (Y). Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, pada hipotesis 1 variable pengalaman kerja (X3)

berpengaruh signifikan terhadap variabel produktivitas tenaga kerja (Y) dan pada hipotesis 2 upah (X1) berpengaruh signifikan terhadap variabel produktivitas

tenaga kerja (Y).

(13)

1 1.1Latar Belakang

Sektor Pertanian dan sektor industri tidak dapat dipisahkan, dimana sektor

pertanian merupakan penghasil bahan mentah dan sektor indutri merupakan

tempat mengelola bahan mentah yang dihasilkan dari sektor pertanian sehingga

menghasilkan produk yang mempunyai nilai yang lebih tinggi.

Salah satu sektor industri yang mengolah hasil pertanian adalah sektor industri

kecil tahu, dimana sektor industri kecil tahu ini mengolah hasil pertanian yang

berupa kedelai menjadi produk tahu. Dimana produk tahu ini merupakan makanan

yang digemari oleh masyarakat Indonesia baik dari kalangan bawah, menengah

hingga kalangan atas, selain harganya yang terjangkau kandungan gizi yang ada

didalamnya juga tersedia cukup banyak.

Di Kota Medan sendiri terbilang banyak memiliki industri kecil tahu, dimana

industri ini tersebar dibeberapa kecamatan yang ada di Kota Medan. Berikut ini

data sebaran industri kecil tahu yang ada di Kota Medan.

Tabel 1. Jumlah Industri Kecil Tahu Di Kota Medan 2014

No. Kecamatan Unit Usaha

1 Medan Barat 5

2 Medan Polonia 5

3 Medan Marelan 4

4 Medan Petisah 2

5 Medan Deli 12

6 Medan Selayang 9

(14)

Kunci keberhasilan dari pencapaian tujuan sektor industri yaitu pemanfaatan dari

sumber daya manusia itu sendiri dimana sebagai sumber tenaga kerja dari suatu

proses produksi. Dan sumber daya manusia yang berkualitas itu akan berpengaruh

terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja.

Industri kecil tahu memiliki beberapa masalah salah satunya rendahnya

produktivitas, dapat dilihat dari penurunan produktivitas tenaga kerjanya. Berikut

ini merupakan tabel dari jumlah produktivitas tenaga kerja industri kecil pada

bulan September hingga bulan Desember 2014.

Tabel 2. Produktivitas Tenaga Kerja Tahu Di Kecamatan Medan Deli Periode Bulan September – Desember 2014

No. Bulan Jumlah

Sumber : Dinas Perindustrian Perdagangan, 2015 (Diolah)

Dari tabel 2 dapat menunjukan bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja rata –

rata pada industri kecil tahu Kecamatan Medan Deli mengalami fluktuasi selama

bulan September hingga Desember. Dimana pada bulan Oktober terjadi kenaikan

produktivitas tenaga kerja sebesar 7,02 Kg/Jam sementara pada bulan November

dan Desember terjadi penurun produktivitas tenaga kerja yang masing masing

berjumlah sebesar 5,52 Kg/Jam pada bulan November dan sebesar 5,43Kg/Jam

(15)

disebabkan oleh faktor sosial dan faktor ekonomi dari tenaga kerja industri kecil

tahu di Kecamatan Medan Deli.

Faktor sosial yang dimaksud disini berupa umur, pendidikan formal dan

pengalaman kerja. Dimana umur pekerja yang termasuk dalam faktor sosial

mungkin menjadi salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan maupun

penurunan produktivitas. Kemudian pada pendidikan formal diharapkan dengan

semakin tinggi pendidikan seseorang, maka produktivitas orang tersebut juga

semakin tinggi, sehingga pendidikan formal mungkin salah satu penyebab yang

menjadikan produktivitas tenaga kerja mengalami peningkatan atau penurunan.

Selain itu Pengalaman kerja juga diperkirakan mempengaruhi produktivitas

seseorang dalam bekerja, saat seorang pekerja memiliki pekerjaan yang sesuai

dengan keahliannya maka pekerja tersebut dapat diharapkan meningkatkan

produktivitasnya.

Sedangkan faktor ekonomi yang dimaksud disini berupa upah dan jam kerja.

Dimana tingkat upah yang diperoleh pekerja diharapkan dapat meningkatkan

produktivitas seorang tenaga kerja. Tenaga kerja yang memiliki produktivitas

tinggi maka akan mendapatkan upah sesuai dengan apa yang dimilikinya.

Sedangkan jam kerja yang termasuk didalam faktor ekonomi ini munkin yang

menyebabkan peningkatan ataupun penurunan produktivitas.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian agar

mengetahui pengaruh faktor sosial dan ekonomi terhadap produktivitas tenaga

(16)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka di dapat masalah yang akan dianalisis di dalam

penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut ini :

1. Bagaimana pengaruh faktor sosial yaitu umur, tingkat pendidikan formal

dan pengalaman kerja terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil

tahu di daerah penelitian ?

2. Bagaimana pengaruh faktor ekonomi yaitu upah dan jam kerja terhadap

produktivitas tenaga kerja industri kecil tahu di daerah penelitian ?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut ini :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor sosial yaitu umur,

tingkat pendidikan formal dan pengalaman kerja terhadap produktivitas

tenaga kerja industri kecil tahu di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor ekonomi yaitu upah

dan jam kerja terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil tahu di

daerah penelitian.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut ini :

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai proses belajar yang

harus ditempuh sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

(17)

3. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini dapat sebagai landasan dan informasi

dan dapat juga sebagai titik tolak untuk melaksanakan penelitian yang

(18)

6

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tahu

Tahu merupakan salah satu makanan yang banyak digemari oleh masyarakat

Indonesia. Tahu tidak terbatas pada rasanya yang enak, tetapi juga dari harganya

yang relatif murah, mudah untuk membuatnya, dan kandungan proteinnya tinggi

yang mutunya setara dengan mutu protein hewani (Sarwono,2001)

Berikut ini adalah nilai giziyang terkandung didalam tahu.

Tabel 3. Nilai Gizi Tahu per 100 g

Dari tabel 3 maka dapat dilihat tahu memiliki kandungan protein dan zat gizi

lainnya cukup tinggi.

Tahu merupakan produk koagulasi protein kedelai. Oleh karena itu, kualitas dan

kuantitasnya sangat dipengaruhi oleh varietas yang digunakan, proses pemeraman

(heating process), tipe bahan koagulasi, serta tekanan dan suhu koagulasi. Tahu

mengandung protein antara 6 – 9 persen dengan kadar air 84 – 88 persen

(19)

Tahu sering disebut sebagai makanan rakyat bergizi tinggi. Hal ini disebabkan

harga tahu yang relatif murah sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan,

mulai dari kalangan bawah, menengah, hingga atas. Di kota Medan sendiri sering

dijumpai penjual makanan yang berbahan baku tahu. Mulai dari penjual gorengan

tahu di pinggir jalan, hingga restoran atau rumah makan yang menyediakan

makanan yang berbahan dasar tahu (Aulia, 2012).

2.1.2 Industri Kecil

Menurut Badan Pusat Statistik (2011), industri pengolahan merupakan suatu

kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar menjadi

barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi

barang yang lebih tinggi nilainya. Penggolongan industri oleh BPS menurut

banyaknya tenaga kerja adalah sebagai berikut:

1. Industri besar, dengan jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih.

2. Industri sedang, dengan jumlah tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang.

3. Industri kecil, dengan jumlah tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang.

4. Industri rumah tangga, dengan jumlah tenaga kerja 1 sampai 4 orang.

Di dalam UU RI No. 20 Tahun 2008 Pasal 6, industri dibedakan berdasarkan asset

dan omsetnya sebagai berikut :

1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut :

Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga

(20)

2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut :

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan

tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta

rupiah).

3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut :

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil

penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus

juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar

rupiah).

Salah satu sektor industri yang termasuk dalam industri pengolahan hasil

pertanian adalah industri kecil tahu, dimana hasil pertanian berupa kedelai diolah

menjadi tahu. Kedelai yang berupa olahan tahu banyak diminati kalangan

masyarakat di Indonesia karena harganya yang terbilang cukup murah dan juga

memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Sehingga tidak heran jika permintaan

terhadap tahu cenderung naik. Sebagai makanan tradisional, kepopuleran tahu

juga telah menyebar di seluruh pelosok Nusantara. Penggemar tahu sangat banyak

(21)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Konsep Ketenagakerjaan/ Tenaga Kerja

Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang disebut

tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

untuk masyarakat. Jadi yang dimaksud tenaga kerja dalam penelitian ini yaitu

setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang yaitu

melakukan proses produksi tahu.

Dalam proses produksi sebagai suatu struktur dasar aktivitas perekonomian,

tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting karena tenaga kerja bertindak

sebagai pelaku ekonomi, berbeda dengan fakor produksi lainnya yang bersifat

pasif (seperti modal, bahan baku, mesin, dan tanah). Tenaga kerja berkemampuan

bertindak aktif dalam proses produksi (Adhadika, 2013).

Menurut Agusmidah (2010), tenaga kerja (manpower) terdiri dari angkatan kerja

dan angkatan bukan kerja. Dimana angkatan kerja atau laour force terdiri dari

golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur atau yang sedang mencari

pekerjaan. Sementara kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang

bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga, dan golongan lain – lain atau

penerima pendapatan.

Pekerja (employment) dibagi dalam dua kelompok, yaitu mereka yang sudah

bekerja secara penuh (full employment) dan mereka yang masih setengah

menganggur. Dimana pekerja penuh (full employment) adalah mereka yang sudah

(22)

minimal bekerja 40 jam kerja dalam satu minggu, memiliki upah sama dengan

upah minimum regional, bekerja sesuai dengan keahliannya dan pendidikannya.

Sedangkan setengah pengangguran adalah mereka yang sudah bekerja tetapi tidak

memenuhi kriteria sebagai pekerja penuh karena jam kerjanya kurang, upah

kurang dari UMR, tidak sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan,

dan produktivitasnya rendah ( Ahman dan Indriani, 2007 ).

2.2.2 Produktivitas

Produktivitas berhubungan dengan produksi keluaran secara efisien dan terutama

ditujukan kepada hubungan anatar keluaran dengan masukan yang digunakan

untuk menghasilkan keluaran tersebut. Biasanya suatu kombinasi atau campuran

masukan dapat digunakan untuk menghasilkan suatu tingkatan keluaran tertentu

(Mulyadi, 2007).

Produktivitas dapat diartikan sebagai “perbandingan” antara kuantitas barang dan

atau jasa yang dihasilkan dengan “kuantitas dana dan atau daya yang digunakan”

untuk mengahasilkan barang dan atau jasa tersebut. Dengan demikian maka

produktivitas dinyatakan dalam “perbandingan” atau “ratio” (Ruky, 2001).

Menurut Simanjuntak (2001), Produktivitas mengandung pengertian filosofis dan

definisi kerja. Secara filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan

sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan

hari ini harus lebih baik dari hari kemaren, dan mutu kehidupan besok harus lebih

baik dari hari ini. Sedangkan untuk definisi kerja, produktivitas merupakan

perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya

(23)

dari beberapa faktor produksi seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, bahan

mentah dan sumber daya manusia sendiri.

Menurut Simanjuntak (2001) faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

karyawan perusahaan dapat digolongkan pada dua kelompok, yaitu:

1. Yang menyangkut kualitas dan kemampuan fisik karyawan yang meliputi:

tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan

kemampuan fisik karyawan.

2. Sarana pendukung, yang meliputi:

a. Lingkungan kerja, meliputi: produksi, sarana dan peralatan produksi,

tingkat keselamatan, dan kesejahteraan kerja.

b. Kesejahteraan karyawan, meliputi: manajemen dan hubungan industri.

2.2.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja 2.2.3.1 Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Pengaruh faktor sosial terhadap prosuktivitas tenaga kerja ini menjelaskan

seberapa besar pengaruh faktor sosial yang terdiri dari umur, tingkatan pendidikan

formal, dan pengalaman kerja terhadap produktivitas dari tenaga kerja industri

kecil tahu.

1. Pengaruh Umur Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Menurut Simanjuntak (2001) peningkatan tingkat partisipasi kerja dipengaruhi

oleh faktor usia ini pada dasarnya dipengaruhi oleh dua hal yaitu :

1. Semakin tinggi tingkat umur, semakin kecil proporsi penduduk yang

bersekolah. Dengan kata lain proporsi penduduk yang sedang bersekolah

(24)

sedang bersekolah dalam kelompok umur dewasa. Dengan demikian, TPK

pada kelompok umur dewasa lebih besar daripada TPK pada kelompok

umur yang lebih muda.

2. Semakin tua seseorang, tanggung jawabnya terhadap keluarga menjadi

semakin besar. Banyak penduduk dalam usia muda terutama yang belum

menikah menjadi tanggungan orang tuanya, walaupun bukan sedang

bersekolah. Sebaliknya orang yang lebih dewasa, terutama yang sudah

menikah, pada dasarnya harus bekerja keras untuk menghidupi

keluarganya.

2. Pengaruh Pendidikan Formal Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin

tinggi juga tingkat produktivitas atau kinerja tenaga kerja tersebut (Simanjuntak,

2001).

Kualitas dari tenaga kerja dapat dilihat dari tingkat pendidikan dan pelayanan

perusahaan terhadap karyawan. Pendidikan yang dimiliki seseorang akan

mempengaruhi produktivitas kerjanya. Karena dengan pendidikan inilah

seseorang memiliki modal untuk melakukan produktivitas di dalam suatu

pekerjaan. Pendidikan merupakan salah satu hal yang dapat membuat masyarakat

bersaing dalam dunia kerja, karena diharapkan dengan semakin tinggi pendidikan

seseorang, maka produktivitas orang tersebut juga semakin tinggi. Untuk

meningkatkan produktivitas para tenaga kerja, maka diperlukan penghargaan serta

(25)

3. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Adanya tenaga kerja yang memiliki pengalaman kerja diharapkan memperoleh

pekerjaan sesuai dengan keahliannya. Semakin lama seseorang dalam pekerjaan

yang sesuai dengan keahliannya maka diharapkan akan mampu meningkatkan

produktivitasnya. Maka dapat dikatakan bahwa pengalaman kerja memiliki

pengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja (Adhadika, 2013).

Industri kecil tahu memerlukan pengalaman kerja serta kebiasaan dalam

memproduksi tahu karena memproduksi tahu tidak mudah, sehingga pengalaman

kerja akan memberikan kemudahan bagi tenaga kerja dan mempengaruhi

produktivitas tenaga kerja dalam memproduksi tahu dalam volume yang cukup

besar. Karena umumnya para pengrajin tahu dapat memproduksi 500 kg – 1

kwintal perhari sehingga membutuhkan tenaga kerja yang benar – benar

berpengalam

2.2.3.2Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Pengaruh faktor ekonomi terhadap prosuktivitas tenaga kerja ini menjelaskan

seberapa besar pengaruh faktor ekonomi yang terdiri dari upah dan jam kerja

terhadap produktivitas dari tenaga kerja industri kecil tahu.

1. Pengaruh Upah Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Upah merupakan faktor yang sangat berpengaruh didalam masalah

ketenagakerjaan. Bila produktivitas tenaga kerja rendah maka tingkat upah juga

rendah dan demikian juga sebaliknya. Itulah sebabnya di negara – negara maju

tingkat upahnya tinggi karena disebabkan oleh tingkat produktivitas tenaga kerja

(26)

2. Pengaruh Jam Kerja Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Pengaruh jam kerja terhadap produktivitasnya apabila diartikan sebagai per input

tenaga kerja yang diukur output per jam kerja, maka jika semakin besar atau

tinggi jumlah jam kerja seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan per satu unit,

maka produktivitasnya semakin menurun produktivitasnya kerja seseorang biasa

berbeda walaupun dengan jumlah jam kerja yang sama. Hal ini disebabkan oleh

skill yang mereka miliki dan teknologi yang mereka gunakan. Dengan demikian

pengaruh jam kerja terhadap produktivitasnya tenaga kerja seseorang bisa negatif

atau positif (Djiuta, 2011).

2.3 Peneliti Terdahulu

Pada penelitian yang dilakukan Teddy Adhadika tahun 2013 dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Industri

Pengolahan Di Kota Semarang (Studi Kecamatan Tembalang Dan Kecamatan

Gunungpati)”, menyatakan bahwa empat variabel yang berpengaruh secara

signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja yaitu pendidikan, upah, insentif dan

pengalaman kerja dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,823 yang artinya

produktivitas tenaga kerja dapat dijelaskan oleh faktor variabel pendidikan, upah,

insentif dan pengalaman kerja sebesar 82,3 persen.

Penelitian yang dilakukan Adya Dwi Mahendra pada tahun 2014 dengan judul

“Analisis Pengaruh Pendidikan, Upah, Jenis Kelamin, Usia Dan Pengalaman

Kerja Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja (Studi Di Industri Kecil Tempe Di

Kota Semarang)” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel upah, usia,

jenis kelamin dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

(27)

variabel pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas

tenaga kerja industri kecil tempe di Kota Semarang.

Penelitian yang dilkakukan oleh Tomas Aprilian dengan judul “Analisis

Produktivitas Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Struktur Rangka Atap Baja (Studi

Kasus Proyek Pembangunan RSUD Dr. Moewardi Surakarta Jawa Tengah) yang

menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas

tenaga kerja.

2.4 Kerangka Pemikiran

Tinggi rendahnya suatu kualitas dari tenaga kerja akan sangat mempengaruhi

kinerja dari seorang tenaga kerja dalam meningkatkan hasil outputnya didalam

pekerjaannya, ini akan sangat mempengaruhi produktivitas tenaga kerja tersebut.

Maka dalam penelitian ini produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh faktor

sosial dan ekonomi. Dimana faktor sosialnya terdiri dari umur, tingkat pendidikan

formal dan juga pengalaman kerja, sementara faktor ekonominya terdiri dari upah

(28)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: Mempengaruhi

2.5 Hipotesis

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Faktor Sosial yaitu umur, tingkat pendidikan formal dan pengalaman kerja

secara simultan dan parsial diduga berpengaruh signifikan terhadap

produktivitas tenaga kerja.

2. Faktor Ekonomi yaitu upah dan jam kerja secara simultan dan parsial

diduga berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Faktor Sosial :

• Umur

• Tingkat Pendidikan Formal

• Pengalaman Kerja

Faktor Ekonomi :

• Upah

• Jam Kerja

Produktivitas Tenaga Kerja

(29)

17 3.1 Metode Penetuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purpossive atau di sengaja, di Kota Medan

tepatnya di Kecamatan Medan Deli dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut

merupakan sentra industri kecil tahu terbesar di Kota Medan, dapat dilihat pada

tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Industri Kecil Tahu Di Kota Medan 2014

No. Kecamatan Unit Usaha

1 Medan Barat 5

2 Medan Polonia 5

3 Medan Marelan 4

4 Medan Petisah 2

5 Medan Deli 12

6 Medan Selayang 9

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, 2015

3.2 Metode Penentuan Sampel

Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Insendental Sampling,

dimana tenaga kerja yang menjadi sampel didalam penelitian ini adalah tenaga

kerja yang dijumpai di lapangan atau di industri kecil tahu. Dapat dilihat pada

tabel 5 jumlah tenaga kerja pada usaha industri kecil tahu di Kecamatan Medan

(30)

Tabel 5. Jumlah Tenaga Kerja pada Usaha Industri Kecil Tahu di Kecamatan Medan Deli Tahun 2014

No Nama Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja

1 Pak Aceng 10 orang

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, 2015

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa keseluruhan jumlah tenaga kerja industri kecil

tahu yang ada di Kecamatan Medan Deli yaitu sebanyak 100 tenaga kerja. Maka

untuk menentukan sampel dari populasi tersebut dapat menggunakan rumus

slovin sebagai berikut ini.

� = N

1 + N. e²

Dimana :

n = ukuran sampel

N = Ukuran populasi sampel

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan, merupakan batasan persentase

kelonggaran ketelitian pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir maksimal

(31)

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel minimum yaitu :

�= 100

1 + 100(0.052)

�= 100 3.5

� = 28.57

Setelah dilakukan perhitungan, jumlah sampel minimum yang didapatkan adalah

28.57 tetapi untuk mempermudah dalam penelitian dan pengolahan data, maka

jumlah sampel dibulatkan menjadi 30, dengan tingkat kesalahan 5%.

Ukuran sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. Adapun rumus untuk

menentukan sampel masing – masing industri kecil tahu menggunakan rumus

ukuran sampel masing – masing industri kecil tahu menggunakan rumus Sugiyono

dalam Riduwan (2010) sebagai berikut:

�� =��

� ��

Dimana : N = Ukuran Populasi

Ni = Ukuran Populasi Stratum Ke 1

n = Ukuran Sampel Keseluruhan

ni = Ukuran Sampel

Dengan menggunakan rumus diatas maka dapat dilihat alokasi sampel dalam tabel

(32)

Tabel 6. Jumlah Sampel Tenaga Kerja pada Usaha Industri Kecil Tahu di Kecamatan Medan Deli Tahun 2014

No Nama Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Sampel

1 Pak Aceng 10 orang 3 orang Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, 2015 (Diolah)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer di peroleh dari wawancara dan observasi langsung kepada

tenaga kerja industri kecil tahu dengan menggunakan kuisioner yang telah

dipersiapkan. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari sumber – sumber

lain yang relevan seperti Badan Pusat Statistik Kota Medan dan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data di dalam penelitian ini yang digunakan adalah metode

deskritif kualitatif dan kuantitatif. Analisis diskriptif kualitatif adalah analisa yang

menginterprestasikan data hasil perhitungan kedalam analisa kuantitaf, sedangkan

(33)

terdiri dari analisis regresi berganda dan uji statistik yaitu koefeisen determinasi

(R2), uji F, dan uji T.

3.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi merupakkan suatu analisis yang menjelaskan tentang akibat dan

besarnya akibatnya yang ditimbulkan oleh satu atau lebih variabel bebas terhadap

suatu variabel terikat (Wahana, 2009).

Model regresi yang digunakan untuk menyatakan pengaruh anatara satu variabel

terikat dengan beberapa dari variabel bebas disebut dengan mole regresi linier

berganda. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

linear berganda, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel - variabel independen

terhadap variabel dependen, dengan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least

Square (OLS) (Gujarati, 2007).

Berdasarkan dari penelitian sebelumnya, maka perumusan model fungsi

produktivitas tenaga kerja untuk hipotesis 1 adalah sebagai berikut :

Y = β0+ β1 X1+ β2 X2 + β3 X3+ μ

Keterangan :

Y = Produktivitas Tenaga Kerja (Kg/Jam)

X1 = Umur (Tahun)

X2 = Pendidikan Formal (Tahun)

X3 = Pengalaman Kerja (Tahun)

β0 = Konstanta

β1...β5 = Koefisien Regresi

(34)

Berdasarkan dari penelitian sebelumnya, maka perumusan model fungsi

produktivitas tenaga kerja untuk hipotesis 2 adalah sebagai berikut :

Y = β0+ β1 X1+ β2 X2 + μ

Keterangan :

Y = Produktivitas Tenaga Kerja (Kg/Jam)

X1 = Upah (Rupiah)

X2 = Jam Kerja (Jam)

β0 = Konstanta

β1...β2 = Koefisien Regresi

μ = Variabel Pengganggu

3.4.2 Uji Statistik

a. Untuk menguji hipotesis 1 berikut ini uji statistik yang digunakan :

1. Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang menunjukan besar

sumbangan dari variabel penjelas terhadap variabel respon. Dengan kata lain,

koefisien determinasi menunjukkan ragam (variasi) naik turunnya Y yang

diterangkan oleh pengaruh linier X. Bila nilai koefisien detreminasi sama dengan

satu, bearti garis regresi yang terbentuk cocok secara sempurna dengan nilai –

nilai observasi yang diperoleh. Dalam hal nilai koefisien determinasi sama dengan

satu bearti ragam naik turunnya Y seluruhnya disebabkan oleh X (Siagian, 2006).

Menurut Siagian (2006), sifat koefisien determinasi adalah sebagai berikut ini :

1. Nilai R2 selalu positif, sebab merupakn rasio dari dua jumlah kuadrat

(35)

R2 = ����� ℎ�������������� ����� ℎ����������������������

2. Nilai 0 ≤ R2 ≤ 1

R2 = 0, bearti tidak ada hubungan antar X dan Y, atau model regresi yang

terbentuk tidak tepat untuk meramalkan Y.

R2 = 1, bearti garis regresi yang terbentuk dapat meramalkan Y secara

sempurna.

Artinya semakin dekat nilai R2 ke nilai 1 maka semakin tepat garis regresi yang

terbentuk untuk meramalkan Y.

2. Uji F

Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independen (umur, pendidikan

formal dan pengalaman kerja) di dalam model dapat dilakukan dengan uji

simultan (uji F). Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen (umur, pendidikan formal, dan pengalaman kerja) yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen (produktivitas tenaga kerja).

Rumus yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut:

fhitung =

�2(�−1) (1−�2)(�−�)

Keterangan :

R2 = Koefisien determinasi

N = Jumlah observasi

(36)

Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Apabila F hitung lebih kecil daripada F tabel , maka dengan sendirinya H1

ditolak dan H0 diterima.

b. Apabila F hitung lebih besar daripada F tabel, maka dengan sendirinya H1

diterima dan H0 ditolak.

Perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

a. H0= seluruh variabel independen (umur, pendidikan formal, dan

pengalaman kerja) tidak berpengaruh nyata secara simultan terhadap

variabel dependen (produktivitas tenaga kerja).

b. H1 = seluruh variabel independen (umur, pendidikan formal, dan

pengalaman kerja) berpengaruh nyata secara simultan terhadap variabel

dependen (produktivitas tenaga kerja).

3. Uji T

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing – masing

variabel independen (umur, pendidikan formal, dan pengalaman kerja) secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (produktivitas tenaga

kerja).

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Rumus untuk

memperoleh nilai t hitung adalah:

thitung =

βᵢ Se (βᵢ)

Keterangan :

βi= koefisien regresi

(37)

Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Apabila t hitung lebih besar daripada t tabel maka dengan sendirinya H0

ditolak dan H1 diterima.

b. Apabila t hitung lebih kecil dari pada t hitung maka dengan sendirinya H1

ditolak dan H0 diterima.

Perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

a. H0= variasi variabel independen (umur, pendidikan formal, dan

pengalaman kerja) tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap

variabel dependen (produktivitas tenaga kerja).

b. H1 = variasi variabel independen (umur, pendidikan formal, dan

pengalaman kerja) berpengaruh nyata secara parsial terhadap variabel

dependen (produktivitas tenaga kerja).

b. Untuk menguji hipotesis 2 berikut ini uji statistik yang digunakan :

1. Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang menunjukan besar

sumbangan dari variabel penjelas terhadap variabel respon. Dengan kata lain,

koefisien determinasi menunjukkan ragam (variasi) naik turunnya Y yang

diterangkan oleh pengaruh linier X. Bila nilai koefisien detreminasi sama dengan

satu, bearti garis regresi yang terbentuk cocok secara sempurna dengan nilai –

nilai observasi yang diperoleh. Dalam hal nilai koefisien determinasi sama dengan

(38)

Menurut Siagian (2006), sifat koefisien determinasi adalah sebagai berikut ini :

1. Nilai R2 selalu positif, sebab merupakn rasio dari dua jumlah kuadrat

(yang nilainya juga selalu positif)

R2 = ����� ℎ�������������� ����� ℎ����������������������

2. Nilai 0 ≤ R2 ≤ 1

R2 = 0, bearti tidak ada hubungan antar X dan Y, atau model regresi yang

terbentuk tidak tepat untuk meramalkan Y.

R2 = 1, bearti garis regresi yang terbentuk dapat meramalkan Y secara

sempurna.

Artinya semakin dekat nilai R2 ke nilai 1 maka semakin tepat garis regresi yang

terbentuk untuk meramalkan Y.

2. Uji F

Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independen (upah dan jam kerja)

dapat dilakukan dengan uji simultan (uji F). Uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen (upah dan jam kerja)

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

(produktivitas tenaga kerja).

Rumus yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut:

fhitung =

�2(�−1) (1−�2)(�−�)

Keterangan :

R2 = Koefisien determinasi

N = Jumlah observasi

(39)

Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Apabila F hitung lebih kecil daripada F tabel , maka dengan sendirinya H1

ditolak dan H0 diterima.

b. Apabila F hitung lebih besar daripada F tabel, maka dengan sendirinya H1

diterima dan H0 ditolak.

Perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

a. H0= seluruh variabel independen (upah dan jam kerja) tidak berpengaruh

nyata secara simultan terhadap variabel dependen (produktivitas tenaga

kerja).

b. H1 = seluruh variabel independen (upah dan jam kerja) berpengaruh nyata

secara simultan terhadap variabel dependen (produktivitas tenaga kerja).

3. Uji T

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing – masing

variabel independen (upah dan jam kerja) secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen (produktivitas tenaga kerja).

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Rumus untuk

memperoleh nilai t hitung adalah:

thitung =

βᵢ Se (βᵢ)

Keterangan :

βi= koefisien regresi

(40)

Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Apabila t hitung lebih besar daripada t tabel maka dengan sendirinya H0

ditolak dan H1 diterima.

b. Apabila t hitung lebih kecil dari pada t hitung maka dengan sendirinya H1

ditolak dan H0 diterima.

Perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

a. H0= variasi variabel independen (upah dan jam kerja) tidak berpengaruh

nyata secara parsial terhadap variabel dependen (produktivitas tenaga

kerja).

b. H1 = variasi variabel independen upah dan jam kerja) berpengaruh nyata

secara parsial terhadap variabel dependen (produktivitas tenaga kerja).

3.5 Defenisi Dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman didalam penelitian ini maka perlu dibuat

definisi dan batasan operasional.

3.5.1 Defenisi

a. Produktivitas adalah suatu kombinasi atau campuran masukan dapat

digunakan untuk menghasilkan suatu tingkatan keluaran tertentu.

b. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri

maupun untuk masyarakat.

c. Industri Kecil adalah usaha yang berdiri dimana tenaga kerjanya hanya

terdiri 5 – 19 orang saja.

(41)

e. Industri kecil tahu adalah industri yang mengelolah makanan olahan

kacang kedelai dalam bentuk tahu.

f. Umur adalah lama waktu hidup seseorang dihitung dalam satuan tahun.

g. Pendidikan formal adalah lama tahun sukses sekolah atau pendidikan

formal yang diikuti oleh responden dihitung dalam satuan tahun.

h. Pengalaman kerja adalah informasi atau keahlian yang didapat tenaga

kerja sebelumnya atau terdahulu dihitung dalam satuan tahun.

i. Upah adalah kompensasi yang diberikan kepada tenaga kerja setelah

melakukan pekerjaannya.

j. Jam kerja adalah keseluruhan waktu yang digunakan tenaga kerja untuk

memproduksi suatu barang dihitung dalam satuan jam.

3.5.2 Batasan Operasional

a. Penelitian dilakukan di industri kecil tahu di Kecamatan Medan Deli.

b. Responden yang dijadikan sampel dari penelitian ini adalah tenaga kerja

yang ada di industri kecil tahu di Kecamatan Medan Deli.

(42)

30

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

RESPONDEN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Letak Geografis, Batas, dan Luas Wilayah

Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan, kecamatan Medan Deli merupakan salah

satu kecamatan yang terdapat di Kota Medan. Kecamatan Medan Deli terletak 10

km dari ibukota provinsi Sumatera Utara dengan waktu tempuh lebih kurang 1

jam. Kecamatan Medan Deli terletak 25,4 km diatas permukaan laut dengan suhu

rata – rata berkisar 30˚C, dengan curah hujan rata – rata 600 mm/tahun, dengan

luas secara keseluruhan 2,197 Km² yang terdiri dari 6 kelurahan.

Berdasarkan letak geografisnya, maka Kecamatan Medan Deli memiliki batas –

batas wilayah sebagai berikut ini :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur dan

Kecamatan Medan Barat.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

4.1.2 Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk di Kecamatan Medan Deli tahun 2013 sebanyak 170.931

penduduk yang terdiri dari 86.482 orang laki – laki serta 84.449 orang perempuan,

dengan kepadatan penduduk sebsesar 7.608 jiwa per Km². Penduduk yang

terdapat di Kecamatan Medan Deli merupakan warga negara Indonesia asli dan

(43)

Keadaan penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan Medan Deli Tahun 2013

No Kelompok Umur Sumber: BPS Medan Deli Dalam Angka, 2014

Berdasarkan tabel 7 diatas maka diketahui bahwa jumlah penduduk tertinggi

terdapat pada kelompok umur 20 – 24 tahun yaitu sebesar 19,742 jiwa dengan

persentase sebesar 11.48%. sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat pada

kelompok umur 75+ yaitu sebesar 1,484 jiwa dengan persentase 0.86%.

Dari data tersebut maka dapat diketahui bahwa penduduk di Kecamatan Medan

Deli yang tergolong produktif (15-64 tahun) berjumlah 120,190 jiwa (69.90%)

(44)

berdasarkan data tersebut Kecamatan Medan Deli penduduknya relatif lebih

banyak penduduk yang berusia produktif.

Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Medan Deli terdiri dari pegawai

negeri, pegawai swasta, ABRI, petani, nelayan, pedagang, pensiunan, dan lainnya.

Untuk dapat jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini.

Tabel 8. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2013

No Pekerjaan Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Persentase (%)

1 Pegawai Negeri 1.267 4,82

2 Pegawai Swasta 22.130 84,23

3 ABRI 160 0,60

4 Petani 274 1,05

5 Nelayan 9 0,03

6 Pedagang 2.009 7,65

7 Pensiunan 422 1,60

Total 26.271 100,00

Sumber: BPS Medan Deli Dalam Angka, 2014

Berdasakan tabel 8 tersebut diketahui bahwa mata pencaharian terbesar penduduk

Kecamatan Medan Deli yaitu pegawai swasta sebesar 22.130 jiwa (84,23%)

sedangkan mata pencaharian terendah penduduk Kecamatan Medan Deli yaitu

nelayan sebesar 9 jiwa (0,003%).

Perusahaan industri di Kecamatan Medan Deli terbilang cukup banyak, dimana

(45)

industri kecil, dan industri rumah tangga. Untuk memperjelas dapat di lihat pada

tabel berikut.

Tabel 9. Distribusi Industri di Kecamatan Medan Deli Tahun 2013

No Industi Jumlah Persentase (%)

1 Besar/Sedang 54 32,72

2 Kecil 46 27,88

3 Rumah tangga 65 39,40

Total 165 100,00

Sumber: BPS Medan Deli Dalam Angka, 2014

Berdasarkan tabel 9 tersebut maka diketahui bahwa industri terbesar di

Kecamatan Medan Deli yaitu industri rumah tangga dengan jumlah sebesar 65

unit (39,40%) sedangkan industri terendah yang berada di Kecamatan Medan Deli

yaitu industri kecil dengan jumlah sebesar 46 unit (27,88%).

Penduduk yang berada di Kecamatan Medan Deli tersebar di 6 kelurahan yang

terdapat di Kecamatan Medan Deli. Berikut ini data jumlah penduduk yang ada di

6 kelurahan yang terdapat di Kecamatan Medan Deli disajikan dalam bentuk

tabel.

Tabel 10. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelurahan Tahun 2013 No Kelurahan Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

(46)

Tabel 11. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Deli Tahun 2013

Kelurahan

Jenis Kelamin Jumlah

(Jiwa)

Tanjung Mulia Hilir 17.531 17.147 34.678 20,16

Mabar Hilir 13.836 13.312 27.148 15,79

Mabar 17.020 16.538 33.558 19,51

Kota Bangun 5.575 5.394 10.969 6,37

Titi Papan 15.459 15.132 30.591 17,8

Jumlah 86.937 85.014 171.951 100,00

Sumber: BPS Medan Deli Dalam Angka, 2014

4.1.3 Sarana dan Prasarana

Infrastruktur merupakan sarana ataupun prasarana yang disediakan oleh pihak

pemerintah maupun pihak swasta didalam menunjang kegiatan – kegiatan

produksi ataupun proses pembangunan. Dengan tersedianya sarana dan prsarana

dengan baik maka akan dapat membantu atau pun mempelancar jalannya

pembangunan sehingga dapat mempengaruhi perkembangan dari masyarakat

tersebut untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dan baik. Dan

sebaliknya, jika sarana dan prasarana tidak tercipta dengan baik maka itu akan

(47)

Sarana dan prasarana yang terdapat di Kecamatan Medan Deli dapat di lihat pada

tabel berikut.

Tabel 12. Sarana dan Prasarana Kecamatan Medan Deli Tahun 2013

No Sarana dan Prasarana Jumlah (unit)

1 Prasarana Kesehatan o Rumah Sakit 2 Prasarana Pendidikan

o PAUD 3 Prasarana Peribadatan

o Mesjid

4 Prasarana Air Bersih o Sumur Pompa o Sumur Gali

925 1.849 5 Sarana Keamanan Lingkungan

o Pos Keamanan Lingkungan o Pos Penjaga Satpam Perumahan

25 22 6 Sarana Komunikasi

o Pesawat Telepon o Pesawat TV

250 2.106

7 Kelembagaan Ekonomi 35

8 Kantor Kelurahan 6

(48)

Dari tabel 12 Kecamatan Medan Deli dapat dikatakan bahwa memliki sarana dan

prasarana yang dinilai sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari sarana pendidikan,

sarana peribadahan, komunikasi dan air bersih. Meskipun sarana kesehatan di

Kecamatan Medan Deli belum memadai dan merata di seluruh Kelurahan.

4.2 Karakteristik Responden

Jumlah responden pada usaha kecil tahu ini sebesar 30 responden. Karakteristk

responden dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan formal dan pengalaman

kerja. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 13. Karakteristik Responden

No. Uraian Satuan Range Rata – Rata

1 Umur Tahun 16 - 40 26,16

2 Pendidikan Formal Tahun 6 - 12 9,3

3 Pengalaman Kerja Tahun 2 - 10 4,43

Sumber: Analisis Data Primer

Umur seseorang menetukan kinerja dari orang tersebut. Dari tabel 13 tersebut

dapat dilihat bahwa umur pekerja yang menjadi responden di daerah penelitian

berkisar antara 16 – 40 tahun dengan rata – rata umur sebesar 26,16 tahun. Ini

menunjukan bahwa responden yang ada di daerah penelitian tergolong dalam

kategori umur produktif yang masih cukup berpotensi untuk meningkatkan

kinerjanya.

Dan jika dilihat pada tingkat pendidikan formal yang rata – ratanya sebesar 9,3

tahun, ini menunjukan bahwa rata – rata pendidikan formal dari responden adalah

(49)

Semakin lama pengalaman kerja dari responden maka semakin baik pula didalam

melakukan perkerjaannya. Responden yang ada didaerah penelitian pengalaman

(50)

38

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Tahu Di Kecamatan Medan Deli

Pengaruh faktor sosial (umur, pendidikan formal, dan pengalaman kerja) terhadap

produktivitas tenaga kerja industri kecil tahu di Kecamatan Medan Deli dianalisis

dengan regresi linier. Hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel 14 dan 15.

Tabel 14. Hasil Uji F/Simultan Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Hipotesis Nilai Keputusan

H0= Variabel X1, X2, X3 (umur,

pendidikan Formal, Pengalaman Kerja)

tidak berpengaruh signifikan secara

simultan terhadap variabel Y

(produktivitas Tenaga Kerja).

H1 = Variabel X1, X2, X3 (umur,

pendidikan formal, dan pengalaman

kerja) berpengaruh signifikan secara

simultan terhadap variabel Y

(Produktivitas Tenaga Kerja).

Sumber: Analisis Data Primer dari Lampiran 4

Dari hasil uji F dihasilkan Fhitung sebesar 2,53 (lebih kecil dari Ftabel yaitu sebesar

(51)

dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, bahwa faktor sosial (umur,

pendidikan formal, dan pengalaman kerja) secara simultan tidak berpengaruh

signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil tahu.

Tabel 15. Hasil Uji t (parsial) Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Variabel Koefisien Regresi t Signifikansi

Konstanta 30,179 10,244 0,000

Umur -0,351 -1,577 0,127

Pendidikan Formal 0,145 0,808 0,426

Pengalaman Kerja 0,224 2,430 0,022

R2 = 0,226 ttabel = 2,05

Sumber: Analisis Data Primer dari Lampiran 4

Berdasarkan hasil uji t dengan α sebesar 0,05 (5%), hanya variabel pengalaman

kerja yang berpengaruh nyata secara parsial terhadap produktivitas tenaga kerja

sedangkan umur dan pendidikan formal tidak berpengaruh nyata secara parsial

terhadap produktivitas tenaga kerja. Uji ini dilakukan dengan membandingkan

thitung dengan ttabel atau dari perbandingan porbabilitasnya (sig < α) yaitu sebagai

berikut:

a. Pengaruh umur (X1) terhadap produktivitas tenaga kerja (Y)

Umur menunjukan nilai thitung sebesar -1,577 < ttabel yang sebesar 2,05 atau α untuk

umur sebesar 0,127 > 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan H0 diterima (thitung

< ttabel atau sig > α) yang artinya bahwa umur (X1) tidak memiliki pengaruh nyata

(52)

b. Pengaruh pendidikan formal (X2) terhadap produktivitas tenaga kerja (Y)

Pendidikan formal menunjukan nilai thitung sebesar 0,808 < ttabel yang sebesar 2,05

atau α untuk pendidikan formal sebesar 0,426 > 0,05 dengan demikian dapat

disimpulkan H0 diterima (thitung < ttabelatau sig > α) yang artinya bahwa pendidikan

formal (X2) tidak memiliki pengaruh nyata atau signifikan secara statistik

terhadap produktivitas tenaga kerja (Y).

c. Pengaruh pengalaman kerja (X3) terhadap produktivitas tenaga kerja (Y)

Pengalaman kerja menunjukan nilai thitung sebesar 2,430 > ttabel yang sebesar 2,05

atau α untuk pengalaman kerja sebesar 0,022 < 0,050 dengan demikian dapat

disimpulkan H1 diterima (thitung > ttabel atau sig < α) yang artinya bahwa

pengalaman kerja (X3) memiliki pengaruh nyata atau signifikan secara statistik

terhadap produktivitas tenaga kerja (Y).

Dari tabel 15, model persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut ini :

Y = 30,179 – 0,351X1 + 0,145X2 + 0,224X3+ μ

Penjelasan masing – masing nilai koefisien regresi dan persamaan regresi diatas

adalah sebagai berikut :

1. β0 = 30,179

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa tanpa adanya pengaruh dari

variabel-variabel bebas (X1, X2, dan X3) terhadap Y, maka nilai variabel Y (Produktivitas

(53)

2. β1 = -0,351

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan skala

tanggapan responden sebanyak 1 kali pada X1 (umur) dan variabel yang lain

dianggap tetap atau tidak ada perubahan sama sekali, maka akan terjadi penurunan

pada variabel Y sebesar -0,351. Dapat dilihat bahwa koefisien yang diperoleh

bernilai negatif, Setiap terjadi penambahan umur sebesar 1 tahun maka terjadi

pula penurunan produktivitas tenaga kerja sebesar 0,351 Kg/Jam.

3. β2 = 0,145

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan skala

tanggapan responden sebanyak 1 kali pada X2 (pendidikan formal) dan variabel

yang lain dianggap tetap atau tidak ada perubahan sama sekali, maka akan terjadi

peningkatan pada variabel Y sebesar 0,145. Dapat dilihat bahwa koefisien yang

diperoleh bernilai positif, jadi setiap terjadi penambahan pendidikan formal

sebesar 1 tahun maka terjadi pula peningkatan produktivitas tenaga kerja sebesar

0,145 Kg/Jam.

4. β3 = 0,224

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan skala

tanggapan responden sebanyak 1 kali pada X3 (pengalaman kerja) dan variabel

yang lain dianggap tetap atau tidak ada perubahan sama sekali , maka akan terjadi

peningkatan pada variabel Y sebesar 0,224. Dapat dilihat bahwa koefisien yang

diperoleh bernilai positif, jadi setiap terjadi penambahan pengalaman kerja

sebesar 1 tahun maka terjadi pula peningkatan produktivitas tenaga kerja sebesar

(54)

Dari hasil analisis regresi di peroleh R2 sebesar 0,226. Hal ini bearti faktor sosial

berupa umur, pendidikan formal, dan pengalaman memberikan pengaruh sebesar

22,6% terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil tahu di daerah penelitian,

sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas didalam penelitian ini.

5.2 Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Tahu Di Kecamatan Medan Deli

Pengaruh faktor ekonomi yang berupa upah dan jam kerja terhadap produktivitas

tenaga kerja industri kecil tahu di Kecamatan Medan Deli dianalisis dengan

regresi linier berganda. Hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel 16 dan 17.

Tabel 16. Hasil Uji F/Simultan Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Hipotesis Nilai Keputusan

H0= Variabel X1, X2 (upah dan jam

kerja) tidak berpengaruh signifikan

secara simultan terhadap variabel Y

(produktivitas Tenaga Kerja).

H1 = Variabel X1, X2 (upah dan jam

kerja) berpengaruh signifikan secara

simultan terhadap variabel Y

(Produktivitas Tenaga Kerja).

Sumber: Analisis Data Primer dari Lampiran 5

Dari hasil uji F dihasilkan Fhitung sebesar 3,25 (lebih kecil dari Ftabel yaitu sebesar

(55)

dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, bahwa faktor ekonomi

(upah dan jam kerja) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap

produktivitas tenaga kerja industri kecil tahu.

Tabel 17. Hasil Uji t (parsial) Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Variabel Koefisien Regresi t Signifikansi

Konstanta 23,025 6,650 0,000

Upah 0,771 2,097 0,045

Jam Kerja 0,241 0,813 0,423

R2 = 0,194 ttabel = 2,05

Sumber: Analisis Data Primer dari Lampiran 5

Berdasarkan hasil uji t dengan α sebesar 0,05 (5%), hanya variabel upah yang

berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas tenaga kerja sedangkan jam kerja

tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap produktivitas tenaga kerja. Uji ini

dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel atau dari perbandingan

porbabilitasnya (sig < α) yaitu sebagai berikut:

a. Pengaruh upah (X1) terhadap produktivitas tenaga kerja (Y)

Upah menunjukan nilai thitung sebesar 2,097 > ttabelyang sebesar 2,05 atau α untuk

upah sebesar 0,045 < α (0,050) dengan demikian dapat disimpulkan H0 ditolak

dan H1 diterima (thitung > ttabelatau sig < α) yang artinya bahwa upah (X1) memiliki

pengaruh nyata atau signifikan secara statistik terhadap produktivitas tenaga kerja

(56)

b. Pengaruh jam kerja (X2) terhadap produktivitas tenaga kerja (Y)

Pendidikan formal menunjukan nilai thitung sebesar 0,813 < ttabel yang sebesar 2,05

atau α untuk jam kerja sebesar 0,423 > 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan

H0 diterima (thitung < ttabel atau sig > α) yang artinya bahwa jam kerja (X2) tidak

memiliki pengaruh nyata atau signifikan secara statistik terhadap produktivitas

tenaga kerja (Y).

Dari tabel 17, model persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut ini :

Y = 23,025 + 0,771X1 + 0,813X2+ μ

Penjelasan masing – masing nilai koefisien regresi dan persamaan regresi diatas

adalah sebagai berikut :

1. β0 = 23,025

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa tanpa adanya pengaruh dari

variabel-variabel bebas (X1, dan X2) terhadap Y, maka nilai variabel Y (Produktivitas

tenaga kerja) berkisar sebesar 23,025.

2. β1 = 0,771

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan skala

tanggapan responden sebanyak 1 kali pada X1 (upah) dan variabel yang lain

dianggap tetap atau tidak ada perubahan sama sekali, maka akan terjadi

peningkatan pada variabel Y sebesar 0,771. Dapat dilihat bahwa koefisien yang

diperoleh bernilai positif, setiap terjadi penambahan upah sebesar Rp 1000 maka

(57)

3. β2 = 0,813

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan skala

tanggapan responden sebanyak 1 kali pada X2 (jam kerja) dan variabel yang lain

dianggap tetap atau tidak ada perubahan sama sekali, maka akan terjadi

peningkatan pada variabel Y sebesar 0,813. Dapat dilihat bahwa koefisien yang

diperoleh bernilai positif, jadi setiap terjadi penambahan jam kerja sebesar 1 jam

maka akan terjadi pula peningkatan produktivitas tenaga kerja sebesar

0,813 Kg/Jam.

Dari hasil analisis regresi di peroleh R2 sebesar 0,194. Hal ini bearti faktor

ekonomi yang meliputi upah dan jam kerja hanya memberikan pengaruh sebesar

19,4% terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil tahu di daerah penelitian,

(58)

46

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari hasil pembahasan tentang

pengaruh faktor sosial dan ekonomi terhadap produktivitas tenaga kerja industri

kecil tahu di Kecamatan Medan Deli dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Faktor Sosial yang meliputi umur, pendidikan formal dan pengalaman

kerja secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas

tenaga kerja industri kecil tahu di Kecamatan Medan Deli.

2. Faktor Sosial yang meliputi umur, pendidikan formal dan pengalaman

kerja. Hanya pengalaman kerja yang berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil tahu di Kecamatan

Medan Deli.

3. Faktor Ekonomi yang meliputi upah dan jam kerja secara simultan tidak

berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja industri kecil

tahu di Kecamatan Medan Deli.

4. Faktor Ekonomi yang meliputi upah dan jam kerja. Hanya upah yang

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap produktivitas tenaga kerja

(59)

6.2 Saran

1. Kepada Pemilik Usaha

— Agar memberikan peningkatan upah kepada tenaga kerja karena upah yang

diberikan saat ini hanya mencukupi kebutuhan pokok mereka.

2. Kepada Tenaga Kerja

— Memotivasi dirinya sendiri agar mau meningkatkan kualitas kerja dengan

banyak berlatih agar dapat diperoleh tingkat penghasilan seperti yang mereka

inginkan.

3. Kepada Pemerintah

— Agar memberikan perhatian yang lebih kepada para tenaga kerja khususnya

tenaga kerja industri kecil tahu baik dalam penanganan masalah upah maupun

pelatihan dan lainnya.

4. Kepada Para Peneliti

— Dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut dengan menggunakan variabel bebas

(60)

46

Adhadika, Teddy. 2013. Skripsi, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Industri Pengolahan Di Kota Semarang (Studi Kecamatan Tembalang Dan Kecamatan Gunungpati ). Fakultas Ekonomika Bisnis UNDIP. Semarang

Adisarwanto, T. 2002. Budidaya Dengan Pemupukan Yang Efektif dan Pengoptimalan Peran Bintil akar Kedelai. Penebar Swaday. Jakarta

Agusmidah. 2010. Dinamika Hukum Ketenagakerjaan. USU Press. Medan

Ahman E., Indriani E. 2007. Membina Kompetensi Ekonomi. Grafindo Media Pratama. Jakarta

Anonimous. 2011. Ayo Melahap Untung Tahu

di akses pada tanggal 3 Maret 2015)

Aulia, G. R. 2012. Skripsi, Analisis Nilai Tambah Dan Strategi Pemasaran Usaha Industri Tahu Di Kota Medan. Fakultas Pertanian USU. Medan

Badan Pusat Statistik. 2011. Medan Dalam Angka 2011. Medan

Badan Pusat Statistik. 2014. Medan Deli Dalam Angka 2014. Medan

Djiuta, P. 2011. Analisa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja (Studi Kasus Industri Songket di Kecamatan Ilir Barat II dan Seberang Ulu II Kota Palembang). Jurnal Ilmiah, Vol II1 No 2

Gujarati, D. N. 2007. Dasar – Dasar Ekonometrika. Erlanga. Jakarta

Khomsan A., Anwar F. 2008. Sehat Itu Mudah (Wujudkan Hidup Sehat Dengan Makanan Tepat). Hikmah. Jakarta

(61)

Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Manajemen. Salemba. Jakarta

Ruky A. S. 2001. Manajemen Penggajian Dan Pengupahan untuk Karyawan Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Sarwono, B dan Saragih, Y.P. 2001. Membuat Aneka Tahu. Penebar Swadaya. Jakarta.

Siagian D, Sugiarto. 2006. Metode Statistika. Gramedia. Jakarta

Simanjuntak. P. J. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. UI Press. Jakarta

Sukwiaty, Jamal S., Sukamto S. 2006. Ekonomi. Yudhistira. Jakarta

Tomas, A. 2010. Skripsi, Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Struktur Rangka Atap Baja. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. www.disnakertrans.go.id

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 6 Tentang Pengelompokan UKM Berdasar Asset dan Omzetnya.

. Diakses pada tanggal 20 Maret 2015

www.diskoperindag.go.id

Wahana, K. 2009. Solusi Mudah dan Cepat Menguasai SPSS 17.0 untuk Pengolahan Data Statistik. Gramedia. Jakarta

(62)

Gambar

Tabel 1. Jumlah Industri Kecil Tahu Di Kota Medan 2014
Tabel 2. Produktivitas Tenaga Kerja Tahu Di Kecamatan Medan Deli   Periode Bulan September – Desember 2014
Tabel 3. Nilai Gizi Tahu per 100 g
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada saat sebelum dilaksanakan penerapan metode eksperimen dan penggunaan alat peraga manik-manik dalam mata pelajaran matematika

Demikian atas perhatian dan partisipasinya diucapkan terima kasih.. Semarang, 18 Juni 2013

Pada tabel model summary diatas, terlihat nilai besaran koefisien korelasi yang ditunjukan dari nilai R sebesar 0,962 yang artinya pada penelitian ini varibel Pertumbuhan

To investigate the correlation of these proteoglycans with the cellular localization and phenotypic modulation of smooth muscle cells (SMCs), we analyzed the spatial and

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo) a6. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Genetic variants at the cholesteryl ester transfer protein (CETP) locus have been associated with CETP activity and mass, as well as plasma high density lipoprotein cholesterol

[r]

Beban yang dapat ditahan oleh ply wood yang telah direkatkan ialah 3,1 kg, sehingga bio-adhesive dengan perbandingan yield tanin murni : lem Rajawali (1:0) memiliki