SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), CURRENT RATIO (CR), DIVIDENPER SHARE (DPS), DAN RETURN ON ASSETS (ROA)
TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR FINANSIAL INDEKS KOMPAS 100
OLEH
DESNI WINDA NAIBAHO
100501023
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), CURRENT RATIO (CR), DIVIDEN PER SHARE (DPS), DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR FINANSIAL
INDEKS KOMPAS 100
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Return (DER), Current Ratio (CR), Dividen Per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan yang bergerak di sektor finansial yang perhitungannya tergabung dalam Indeks KOMPAS 100.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 perusahaan yang bergerak di sektor finansial yang perhitungannya tergabung dalam Indeks KOMPAS 100 pada periode 2007-2012. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yaitu www.idx.co.id. Adapun variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Debt to Equity Return (DER), Current Ratio (CR), Dividen Per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA).
Metode yang digunakan dalam estimasi adalah Pool Data atau data panel yang menggabungkan data cross section dan time series dengan menggunakan alat analisis untuk mengolah data yaitu dengan menggunakan program eviews.
Hasil Estimasi data panel dengan menggunakan metode Random Effect Model (REM) menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio, Current Ratio dan Return On Assets tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Dividen Per Sha re mempunyai pengaruh positif dan signifikan pada α 5% terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF DEBT TO EQUITY RETURN (DER), CURRENT RATIO (CR), DIVIDEN PER SHARE (DPS), AND RETURN ON ASSETS (ROA) TOWARD
THE STOCK PRICE OF FINANCIAL COMPANIES IN KOMPAS 100 INDEX
This resea rch a ims to ana lyze the influence of Debt to Equity Ra tio (DER), Current Ra tio (CR), Dividen Per Sha re (DPS), a nd Return On Assets (ROA) towa rd the stock price of compa nies enga ged in the fina ncia l sector a re incorpora ted in the ca lcula tion KOMPAS 100 Index
The design used in this resea rch in ca usa l a ssosia tive. The sa mple of this resea rch a re 12 financia l compa nies during the period 2007 -2012. Da ta used in this resea rch is seconda ry da ta obta ined from www.idx.co.id. The dependent va ria bel is the stock price, while the independent va ria bles a re Debt to Equity Ra tio (DER), Current Ra tio (CR), Dividen Per Sha re (DPS), a nd Return On Assets (ROA).
This resea rch used Pa nel Da ta or Pool Da ta in the estima tion by combining cross section a nd time series, a nd using softwa re Eviews in a na lyzis the da ta .
The result of Pa nel Da ta a nd Ra ndom Effect Model (REM) shows tha t Debt to
Equity Ratio, Current Ratio, and Return On Assets doesn’t significantly the stock price. Even though Dividen Per Sha re has a positive and significant in statistic at α = 5% effect to the stock price in of fina ncia l compa nies in KOMPAS 100 Index.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat, kasih dan pertolongan-Nya yang luar biasa dan tak berkesudahan dalam
menjalani masa perkuliahan hingga tahapan penyelesaian skripsi di Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini diberikaan judul “Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio
(DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA)
terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOεPAS 100”. Penulisan
skripsi ini didasari ketertarikan terhadap bagaimana pengaruh rasio keuangan
terhadap harga saham perusahaan yang bergarak di sektor finansial pada Indeks
KOMPAS 100, serta sebagai salah satu unsur penting dalam pemenuhan nilai-nilai
tugas dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis ingin mengucapkan terima
kkasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu
kepada:
1. Ayahanda tercinta Antonius Naibaho dan Ibunda tersayang Tiurmaida Simamora
serta abang, kakak dan adik penulis yaitu abang Jimson Naibaho, kakak Afriana
Naibaho dan adik Yahfril Lous Firdaus Naibaho yang terus mendukung dan
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs.
Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Irsyad, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 dan Bapak
Paidi Hidayat, SE. M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai
dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan,
saran, dan bimbingan yang baik kepada penulis dari awal awal hingga selesainya
penulisan skripsi ini.
5. Bapak Dr.Rujiman, MA selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan
selama masa perkuliahan penulis.
6. Bapak Drs.Coki Ahmad Syahwier Hsb, MP dan Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE,
M.Ec selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan petunjuk dan
masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh teman-teman di Ekononi Pembangunan angakatan 2010 dan pihak yang
telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat
keterbatasan penulis. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang berguna
bagi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
yang memerlukan.
Medan, Juni 2014 Penulis
Desni Winda Naibaho
NIM. 100501023
DAFTAR ISI
2.7 Hubungan Antara Rasio Keuangan dengan Harga Saham ... 18
3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 26
3.6 Model Analisis Ekonometrika ... 27
3.7 Uji Akar Unit (Unit Root Test) ... 27
3.9 Uji Hausman (Hausman Test) ... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 33
4.2 Gambaran Umum Indeks Kompas 100 ... 37
4.3 Analisis Statistik Deskriptif ... 42
4.4 Hasil Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) ... 45
4.5 Analisis Regresi Data Panel ... 48
4.6 Uji Hausman ... 49
4.7 Hasil Estimasi Random Effect Model (REM) ... 50
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 54
5.2 Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 56
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu……….. 20
3.1 Daftar Sampel Perusahaan ………... 24
3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………….. 26
4.1 Hasil Statistik Deskriptif ………. 41
4.2 Hasil Uji Akar Unit DER …...……….. 45
4.3 Hasil Uji Akar Unit CR ……… 45
4.4 Hasil Uji Akar Unit DPS ……….. 46
4.5 Hasil Uji Akar Unit ROA ……… 46
4.6 Hasil Uji Akar Unit Harga Saham ………... 47
4.7 Hasil Uji Hausman ……….. 48
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual
DAFTAR LAMPIRAN
No.Lampiran Judul Halaman
1 Data Keuangan Harga Saham (Stock Price), DER, CR, DPS, dan ROA Perusahaan Finansial di Indeks
KOMPAS 100 Tahun 2007-2012 ……….. 59
2 Hasil Statistik Deskriptif ……….………... 62
3 Uji Akar Unit DER ………... 63
4 Uji Akar Unit CR ..………. 64
5 Uji Akar Unit DPS..……… 65
6 Uji Akar Unit ROA ………....……… 66
7 Uji Akar Unit Harga Saham .…...………. 67
8 Hasil Uji Hausman (Hausman Test).……….. 68
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), CURRENT RATIO (CR), DIVIDEN PER SHARE (DPS), DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR FINANSIAL
INDEKS KOMPAS 100
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Return (DER), Current Ratio (CR), Dividen Per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan yang bergerak di sektor finansial yang perhitungannya tergabung dalam Indeks KOMPAS 100.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 perusahaan yang bergerak di sektor finansial yang perhitungannya tergabung dalam Indeks KOMPAS 100 pada periode 2007-2012. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yaitu www.idx.co.id. Adapun variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Debt to Equity Return (DER), Current Ratio (CR), Dividen Per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA).
Metode yang digunakan dalam estimasi adalah Pool Data atau data panel yang menggabungkan data cross section dan time series dengan menggunakan alat analisis untuk mengolah data yaitu dengan menggunakan program eviews.
Hasil Estimasi data panel dengan menggunakan metode Random Effect Model (REM) menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio, Current Ratio dan Return On Assets tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Dividen Per Sha re mempunyai pengaruh positif dan signifikan pada α 5% terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF DEBT TO EQUITY RETURN (DER), CURRENT RATIO (CR), DIVIDEN PER SHARE (DPS), AND RETURN ON ASSETS (ROA) TOWARD
THE STOCK PRICE OF FINANCIAL COMPANIES IN KOMPAS 100 INDEX
This resea rch a ims to ana lyze the influence of Debt to Equity Ra tio (DER), Current Ra tio (CR), Dividen Per Sha re (DPS), a nd Return On Assets (ROA) towa rd the stock price of compa nies enga ged in the fina ncia l sector a re incorpora ted in the ca lcula tion KOMPAS 100 Index
The design used in this resea rch in ca usa l a ssosia tive. The sa mple of this resea rch a re 12 financia l compa nies during the period 2007 -2012. Da ta used in this resea rch is seconda ry da ta obta ined from www.idx.co.id. The dependent va ria bel is the stock price, while the independent va ria bles a re Debt to Equity Ra tio (DER), Current Ra tio (CR), Dividen Per Sha re (DPS), a nd Return On Assets (ROA).
This resea rch used Pa nel Da ta or Pool Da ta in the estima tion by combining cross section a nd time series, a nd using softwa re Eviews in a na lyzis the da ta .
The result of Pa nel Da ta a nd Ra ndom Effect Model (REM) shows tha t Debt to
Equity Ratio, Current Ratio, and Return On Assets doesn’t significantly the stock price. Even though Dividen Per Sha re has a positive and significant in statistic at α = 5% effect to the stock price in of fina ncia l compa nies in KOMPAS 100 Index.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bagi perekonomian suatu negara, pasar modal memiliki peranan yang besar.
Pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Kinerja pasar modal merupakan salah satu indikator dari kondisi ekonomi suatu
negara. Hal ini dikarenakan hampir semua industri di suatu negara terwakili oleh
pasar modal. Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi
lebih baik.
Perkembangan pasar modal Indonesia sendiri juga mengalami pasang dan
surut sejak awal dikembangkannya. Pada tahun 2008 terjadi krisis subprime
mortga ge di Amerika Serikat. Dampaknya, harga saham perbankan di seluruh dunia
jatuh. Hal ini menyebabkan kekhawatiran para pelaku pasar, karena bermasalahnya
bank akan berdampak pada melemahnya kegiatan perekonomian. Adapun dampak
krisis tersebut bagi perekonomian Indonesia, ditandai dengan adanya penarikan dana
dalam bentuk valuta asing khususnya dolar AS oleh lembaga-lembaga keuangan
kreditor dan investor di AS.
Dampak bagi perbankan Indonesia dengan adanya penarikan dana oleh
investor luar negeri di berbagai perusahaan Indonesia mengakibatkan bank
mengalami krisis likuiditas, penurunan nilai aktiva produktif (earning assets) dalam
(CAR) terutama karena kerugian berasal dari pencadangan atas penurunan kualitas
aktiva produktif dan gagal bayar bunga kredit. Kondisi ini menciptakan perilaku
menghindar (risk aversion) karena krisis kepercayaan diantara pelaku pasar finansial.
Saat itu, perusahaan perbankan banyak memiliki utang melebihi asetnya,
sehingga ekuitas perusahaan menjadi negatif. Keadaan ini dapat mengakibatkan
investor tidak mendapatkan apa-apa. Untuk itu, analisis dalam investasi pasar modal
amatlah penting, sebab pasar modal adalah pasar abstrak sehingga untuk mengambil
keputusan, investor harus mampu menganalisis informasi yang disajikan dalam
prospektus atau laporan keuangan. Pemahaman mengenai laporan keuangan ini hanya
salah satu teknik analisis di pasar modal yang disebut analisis fundamental.
Adapun target analisis fundamental ini adalah memberikan jawaban atas
pertanyaan, apakah perusahaan dalam kondisi sehat atau tidak. Jika sehat, maka
perusahaan tersebut layak dijadikan tempat investasi. Ukuran yang biasa digunakan
sebuah perusahaan untuk dapat dinyatakan sehat dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan sesuai dengan standar yang berlaku. Rasio keuangan tersebut dihitung dari
angka-angka yang didapat dari laporan keuangan. Dalam analisa fundamental akan
mendapatkan gambaran yang lebih terhadap kemampuan perusahaan untuk tumbuh
dan berkembang di masa yang akan datang.
Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan antara utang terhadap
ekuitas, rasio ini sering digunakan para investor sebagai informasi untuk mengetahui
perusahaan, semakin rendah DER mencerminkan semakin besar kemampuan
perusahaan dalam menjamin utangnya dengan ekuitas yang dimilikinya.
Current Ratio (CR) atau ratio lancar merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa
banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang
segera jatuh tempo.
Dividen Per Share (DPS) merupakan total semua dividen tunai yang
dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar kepada para pemegang
saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Kebijakan dividen perusahaan
tergambar pada dividen per share-nya yaitu besar dividen yang diberikan kepada para
investor.
Return On Assets (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan
secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan
aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik
keadaan suatu perusahaan.
Berdasarkan uraian dan fenomena yang terjadi maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian replikasi dari beberapa penelitian terdahulu. Objek penelitian
penulis adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor finansial yang
Alasan penulis memilih Indeks KOMPAS 100 sebagai obyek penelitian
adalah karena saham-saham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks
Kompas100 ini selain memiliki likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi pasar
yang besar, juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja
yang baik.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian kembali dalam bentuk skripsi dengan
judul “Analisis pengaruh Debt to Equity Ra tio (DER), Current Ratio (CR), Dividen
Per Sha re (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap harga saham perusahaan
sektor finansial Indeks KOεPAS 100”.
1.2. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
perumusan masalah yang dapat dijadikan sebagai dasar kajian dalam penelitian ini
adalah :
1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100?
2. Apakah Current Ratio (CR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100?
3. Apakah Dividen Per Share (DPS), memiliki pengaruh yang signifikan
4. Apakah Return On Assets (ROA), memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh debt to equity ratio (DER),
terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh current ratio (CR) terhadap
harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Dividen Per Share (DPS)
terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return On Assets (ROA)
terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
wawasan penulis mengenai harga saham dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.pengaruh debt to equity ratio, current ratio, dividen per
share, dan return on assets terhadap harga saham dan faktor-faktor lain
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan atau gambaran kepada
manajemen perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan serta
membantu manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan dalam
menetapkan berapa harga saham berdasarkan faktor-faktor yang diteliti.
3. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan investor
dalam pengambilan keputusan di pasar modal. Faktor-faktor yang diteliti
diharapkan dapat memberikan gambaran serta informasi kepada investor
dalam menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.
4. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi
dan referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lanjutan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pasar Modal
Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk
uang ataupun modal sendiri. Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995
memberikan pengertian Pasar εodal yang lebih spesifik yaitu “kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik
yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek”.
2.2. Analisa Fundamental
Yang dimaksud dengan analisa fundamental sebenarnya melakukan penilaian
atas laporan keuangan suatu perusahaan berdasarkan faktor-faktor yang
diidentifikasikan dapat mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor tersebut (dalam
Fakhruddin dan Hadianto, 2001:55) diantaranya:
Penjualan
Pertumbuhan penjualan Kebijakan dividen
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Manajemen
Kinerja
“Statement” yang dikeluarkan emiten dan sebagainya.
Analisis fundamental sendiri merupakan teknik-teknik yang mencoba
1. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut hingga diperoleh
taksiran harga saham
2. Dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
harga saham di masa yang akan datang.
Analisis fundamental juga sering disebut dengan analisis perusahaan karena
menggunakan data keuangan perusahaan dalam menghitung nilai intrinsik saham.
Secara umum untuk menganalisis perusahaan dengan menggunakan analisa
fundamental terdiri dari empat langkah yaitu (Anoraga, 2001:63):
1) Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan
Kondisi ekonomi dipelajari untuk menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan di pasar saham, berkaitan dengan tingkat inflasi, suku bunga, neraca perdagangan dan sebagainya.
2) Menghitung kondisi industry secara keseluruhan
Industri perusahaan secara langsung mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. Saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pegembalian yang tidak menguntungkan jika kondisi industry secara keseluruhan lemah.
3) Menghitung kondisi perusahaan
Karena pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana seluruh pemegang saham mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba yang pada akhirnya mempengaruhi dividen maka perlu diperhitungkan kesehatan keuangan perusahaan tersebut. Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.
4) Menghitung nilai saham perusahaan
Setelah memperhitungkan kondisi ekonomi, industri dan perusahaan selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung apakah saham perusahaan over va lued, under va lued, ataupun pas harganya.
2.3. Analisis Rasio Keuangan
Menurut Riyanto (2001:329) rasio keuangan adalah ukuran yang digunakan
dalam interpretasi dan analisis laporan finansial suatu perusahaan. Pengertian rasio
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Rasio
keuangan dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan.
Menurut Munawir (2007:65) analisis rasio keuangan adalah suatu metode
analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan
laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
Pada umumnya berbagai rasio yang dihitung bisa dikelompokkan dalam lima macam,
yaitu:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:58) rasio likuiditas yaitu rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finasial jangka pendek. Rasio likuiditas menentukan atau memberikan
gambaran apakah sebuah perusahaan likuid atau tidak. Rasio likuiditas
yang biasa dipakai untuk mengukur kondisi likuiditas suatu perusahaan
adalah current ratio dan quick ratio (acid test).
2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi
perbandingan antara dana sendiri yang dicerminkan dalam komponen
modal dengan dana luar yang dicerminkan dalam berbagai jenis hutang.
Analisis rasio solvabilitas berguna untuk melihat aspek penting yaitu
melihat modal yang dimiliki oleh sebuah perusahaan apakah jumlahnya
usaha perusahaan tersebut. Rasio keuangan yang sering digunakan adalah
debt ra tio dan debt to equity ratio.
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan
sumber-sumber daya sebagaimana digariskan oleh kebijaksanaan
perusahaan (Husnan, 1994:223). Atau dengan kata lain, sejauh mana
efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh
penjualan. Rasio yang digunakan untuk menilai tingkat aktivitas
perusahaan adalah fixed assets turnover dan total assets turnover .
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Dalam analisis
rasio, kemampuan menghasilkan laba dapat dikaitkan dengan penjualan,
asset atau modal. Rasio ini sangat diperhatikan oleh calon maupun
pemegang saham karena akan berkaitan dengan harga saham serta dividen
yang akan diterima. Rasio-rasio profitabilitas antara lain gross profit
ma rgin, net profit ma rgin, return on a ssets, return on equity dan earning
power.
5. Rasio Saham (Common Stock Ratios)
Rasio saham yaitu rasio yang menunjukkan bagian dari laba perusahaan,
dividen dan modal yang dibagikan pada setiap saham (Fakhruddin dan
ea rning ra tio, dividen per sha re, dividen yield, pa yout ratio dan price to
book va lue.
2.4. Rasio Keuangan
a. Debt to Equity Ratio
Menurut Dendawijaya (2005:121), debt to equity ratio adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau
seluruh utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek, dengan
dana yang berasal dari modal bank sendiri. Rasio ini sering digunakan para
investor sebagai informasi untuk mengetahui seberapa besar total pasiva yang
terdiri atas persentase modal bank sendiri untuk menutupi utang-utangnya
kepada pihak luar.
Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya
menunjukkan “solvabilitas” suatu pertusahaan. Suatu perusahaan yang solva ble
berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk
membayar semua hutang-hutangnya (Riyanto, 2001). Semakin kecil rasio ini
maka semakin banyak modal sendiri yang dijadikan jaminan terhadap
hutang-hutang perusahaan tersebut.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
b. Current Ratio
Menurut Husnan (1994:218) Current ratio merupakan ukuran yang paling umum
dari kelancaran (solvency) jangka pendek, karena rasio tersebut menunjukkan
seberapa jauh tagihan kreditor jangka pendek bisa ditutup oleh aktiva yang secara
kasar bisa berubah menjadi kas dalam jangka waktu yang sama dengan tagihan
tersebut. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk
menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Besarnya current ratio diperoleh dengan membagi seluruh jumlah aktiva lancar
dengan hutang lancar. Semakin besar rasio tersebut semakin besar pula jaminan
yang diberikan oleh perusahaan dalam memenuhi kewajiban dalam jangka
pendeknya. Dan sebaliknya, apabila rasio ini rendah berarti perusahaan memiliki
kemampuan yang rendah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Namun,
apabila rasio ini terlalu tinggi juga tidak baik karena hal ini berarti ada kas yang
menganggur atau tidak dikelola dengan baik.
Rumus untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut:
= � %
c. Dividen Per Share
Dividen Per Sha re merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan
dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar kepada para pemegang saham
sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Menurut Brigham dan Houston
perusahaan karena dalam pengumuman pembagian dividen mengandung
informasi yang penting bagi investor sebagai sinyal dari perusahaan mengenai
prospek perusahaan di masa depan.
Dividen Per Share dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (dalam
Fakhruddin dan Hadianto,2001:55) :
ℎ = ℎ ℎ � ��
d. Return On Assets
Return On Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dari modal
yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan.
Return on a ssets sering juga disebut dengan Return On Invesment (ROI).
Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam
memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai return on asset
menunjukkan bahwa semakin produktif perusahaan tersebut karena tingkat
kembalian akan semakin besar.
Adapun rumus Return On Assets adalah sebagai berikut:
= � ℎ %
2.5. Saham
Secara sederhana, saham dapat didefenisikan sebagai bukti kepemilikan
seseorang atau badan usaha pada suatu perseroan terbatas. Namun, jika ingin
Widioatmodjo, 2009:84) selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik (berapa pun porsinya) dari suatu
perusahaan yang menertbitkan kertas (saham) tersebut, sesuai porsi kepemilikannya
yang tertera pada saham.
Saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis yaitu saham biasa
(common stock) dan saham preferen (prepared stock).
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa menggambarkan kepemilikan seseorang dalam korporasi,
tetapi bagi investor biasa, satu lembar saham biasa hanyalah sepotong
kertas yang memiliki dua karakteristik (Brigham dan Houston 2001:360).
Pertama, kertas tersebut hanya menunjukkan kepemilikan atas dividen,
tetapi hanya jika perusahaan memiliki kelebihan dana untuk membayar
dividen dan hanya jika perusahaan memilih untuk membagikan dividen
daripada menahannya untuk mereinvestasi semua laba tersebut. Yang
kedua, saham dapat dijual pada beberapa tanggal di masa depan, dengan
harapan tingkat harga jualnya lebih tinggi daripada harga beli agar
investor menerima keuntungan modal (capital gain). Diantara surat-surat
berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common
b. Saham Preferen (Prefered Stock)
Saham preferen merupakan gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham
biasa. Artinya, di samping memiliki karakteristik seperti obligasi, saham
preferen juga memiliki karakteristik saham biasa (Widoatmodjo
2009:100). Saham preferen memiliki nilai nominal dan sejumlah dividen
tetap dan regular yang harus dibayar kepada pemiliknya sebelum dividen
saham biasa dibayarkan. Keistimewaan saham preferen ini bisa berbagai
macam, di samping pembayaran dividen yang tetap dan didahulukan
pembayaran dividennya terdapat pengumulatifan pembayaran dividennya
jika perusahaan tidak membayar dividen dalam kurun waktu tertentu.
Disebut memiliki karakteristik saham biasa karena tidak selamanya saham
preferen bisa memberikan penghasilan seperti yang dikendaki investornya.
Jika suatu emiten mengalami kerugian, maka pemegang saham preferen
bisa tidak menerima pembayaran dividen yang sudah ditetapkan
sebelumnya.
2.6. Harga Saham
Harga saham dapat didefenisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi
antara penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka
terhadap keuntungan perusahaan. Harga saham ditentukan oleh perkembangan
perusahaan penerbitnya. Jika perusahaan penerbitnya mampu menghasilkan
bagian keuntungan itu sebagai dividen dengan jumlah yang tinggi pula. Pemberian
dividen yang tinggi ini akan menarik minat masyarakat untuk membeli saham
tersebut. Akibatnya, permintaan atas saham tersebut meningkat. Pada gilirannya,
peningkatan harga saham ini akan memungkinkan pemegangnya mendapatkan
ca pita l ga in. Yang disebut terakhir ini akan semakin mendorong dan sekaligus
menaikkan harga saham. Dengan demikian, keuntungan perusahaan menjadi salah
satu faktor penting dalam menentukan harga saham.
Dari berbagai literatur terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi harga
saham, antara lain adalah:
1. Tingkat suku bunga
Perubahan tingkat suku bunga baik tabungan dan pinjaman akan
memengaruhi pilihan investasi dalam saham, obligasi, dan deposito.
Tingkat bunga yang tinggi dapat menyebabkan return yang diperoleh dari
investasi yang berisiko rendah (deposito) lebih tinggi daripada return
investasi yang berisiko tinggi (saham), sehingga investor akan lebih
tertarik untuk menempatkan dananya dalam bentuk deposito dari pada
membeli saham (Zubir, 2010:20). Jika dikaitkan dengan investasi asset
riil, tingkat bunga yang tinggi menyebabkan biaya modal (cost of capital)
menjadi tinggi, sehingga nilai perusahaan (corporate value) menjadi
kenaikan tingkat suku bunga tabungan dan pinjaman akan berakibat
terhadap turunnya harga saham dan sebaliknya.
2. Finansial Perusahaan
Finansial perusahaan tercermin dalam struktur modal yang digunakan
untuk mendanai kegiatan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai
hutang besar juga mempunyai resiko yang besar bagi pemegang saham
karena sebagian besar laba operasi perusahaan akan digunakan untuk
membayar biaya bunga pinjaman akibatnya akan mengurangi dividen
yang akan diterima oleh pemegang saham. Apabila pendapatan (revenues)
perusahaan tidak stabil, maka kemungkinan besar pemegang saham tidak
menerima dividen sehingga saham perusahaan tidak menarik untuk
dijadikan instrument investasi karena harga sahamnya akan jatuh.
3. Pasar
Hukum permintaan dan penawaran mempengaruhi harga saham. Bila
permintaan terhadap saham suatu perusahaan besar tentunya harga saham
juga akan meningkat. Kegiatan pasar yang lain secara umum, misalnya
resesi, perubahan struktur perekonomian dan perubahan selera konsumen
juga turut mempengaruhi harga saham.
4. Inflasi
Permintaan terhadap barang-barang meningkat, tetapi daya beli rendah
perusahaan akan kesulitan dalam berproduksi karena biaya produksi
menjadi tinggi dan harga jualnya tidak terjangkau oleh konsumen,
sehingga penjualannya akan turun dan akhirnya harga saham perusahaan
tersebut melemah
5. Indeks Harga Saham
Dengan mengetahui perhitungan indeks harga saham baik secara individu
maupun gabungan dapat membantu investor dalam mengambil
keputusan. Secara keseluruhan, jika Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) sedang menunjukkan adanya penurunan, maka pasar dalam
keadaan lesu. Kondisi demikian akan mempengaruhi harga saham di pasar
modal.
6. News a nd Rumors
Berbagai pemberitaan dan rumor yang beredar dimasyarakat mulai dari
masalah ekonomi, social, politik, dan keamanan akan mempengaruhi
persepsi investor yang berujung pada pengambilan keputusan dalam
berinvestasi, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi pergerakan
saham di pasar modal.
2.7. Hubungan antara Rasio Keuangan dengan Harga Saham
Debt to Equity Ra tio (DER) sebagai instrument untuk mengetahui
kemampuan ekuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh
semakin rendah rasio maka akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjang (Darsono, 2005:54). Rasio ini menunjukkan
risiko perusahaan, maka tinggi rendahnya resiko perusahaan secara tidak langsung
dapat mempengaruhi harga saham.
Current Ra tio (CR) sebagai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan
menggunakan aktiva lancarnya (Kasmir, 2008: 134). Apabila rasio ini rendah berarti
perusahaan memiliki kemampuan yang rendah dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya. Hal ini menandakan perusahaan tersebut tidak likuid dan akan
mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Keputusan investor tersebut
secara tidak langsung mempengaruhi harga saham.
Dividen Per Sha re (DPS) adalah dividen per lembar saham. Dividen per
lembar saham merupakan keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham oleh
perusahaan sesuai atau sebanding dengan jumlah saham yang dimilikinya. Menurut
Brigham dan Houston (2006:76) dalam hipotesis kandungan informasi (information
signa ling content), dividen yang dibagikan dapat memberikan efek terhadap harga
saham perusahaan karena dalam pengumuman pembagian dividen mengandung
informasi yang penting bagi investor sebagai sinyal dari perusahaan mengenai
prospek perusahaan di masa depan.
Return On Assets (ROA) merupakan kemampuan perusahaan secara
tersedia diperusahaan. Peningkatan keuntungan ini mempunyai efek yang positif
terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam pencapaian tujuan untuk
memaksimalkan nilai perusahaan yang akan direspon secara positif oleh investor
sehingga permintaan saham perusahaan dapat meningkat dan dapat menaikkan harga
saham perusahaan. Modigliani-Miller menyatakan bahwa nilai perusahaan akan
tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya (Brigham dan
Houston, 2006:70)
2.8. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga
saham menunjukkan hasil-hasil yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian
replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitian-penelitian
terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Vice Law
Semua variabel independen yang diteliti secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Secara parsial hanya CR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham, adapun EPS dan PER
Independent Board), terhadap MPS sebagai variabel dependen. Namun secara parsial variabel DPS, EPS, NAVPS, INF, dan GDP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MPS. Sedangkan INT tidak memiliki pengaruh yang signifikan
Secara simultan semua variabel independen yaitu CR, DER, dan ROE berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Tetapi secara parsial semua variabel independen tidak positif dan signifikan terhadap harga saham. Demikian juga secara parsial ROI, EPS, dan DPS memiliki pengaaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Secara simultan variabel ROA, CR, INV berpengaruh signifikan terhadap Return Stock. Secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap Stock Return.
2.9. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan
suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu
masalah tertentu. Kerangka Konseptual akan menghubungkan antara
variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel-variabel bebas dengan variabel-variabel terikat. Adapun
kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sumber : Diolah peneliti, 2014
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Debt to Equity Ra tio
(DER)
Current Ra tio (CR) (X2)
Dividen Per Sha re (DPS) (X3)
Return On Asset (ROA) (X4)
Harga Saham
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Debt to Equity Ra tio (DER) memiliki pengaruh yang positif terhadap
harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.
2. Current Ra tio (CR) memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham
perusahaan finansial KOMPAS 100.
3. Dividen Per Sha re (DPS), memiliki pengaruh yang positif terhadap harga
saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.
4. Return On Assets (ROA), memiliki pengaruh yang positif terhadap harga
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
a sosia tif ka usa l, Menurut Sugiyono (2007 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah
“penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel
independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang
dipengaruhi)”. Penelitian ini menguji pengaruh debt to equity ra tio, curr ent ra tio,
dividen per sha re dan return on a ssets terhadap harga saham. Teknik pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan bantuan software eviews.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di
sektor finansial yang tergabung dalam perhitungan Indeks KOMPAS 100 di Bursa
Efek Indonesia mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 yang berjumlah 100
perusahaan.
Sampel dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan-perusahaan
yang bergerak di sektor finansial yang tergabung dalam perhitungan
2. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor finansial tersebut
mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap selama periode
2007-2012.
3. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor finansial tersebut sudah
bergabung minimal 3 bulan dalam Indeks Kompas 100.
Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 perusahaan. Berdasarkan
kriteria tersebut, diperoleh sampel sebanyak 12 perusahaan yang diperlihatkan dalam
tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Daftar Sampel Perusahaan
No Nama Perusahaan Kode
1 Bank Sentral Asia Tbk. BBCA
2 Bank Bukopin Tbk. BBKP
3 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI 5 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN
6 Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN
7 PT MNC Investama Tbk. BHIT
8 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
BJBR
9 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI
10 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN
11 Panin Financial Tbk PNLF
12 Sinarmas Multiartaha Tbk. SMMA
3.3. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
tersebut berupa ringkasan kinerja perusahaan perbankan yang bersumber dari situs
resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan situs resmi Bank Indonesia
yaitu www.bi.go.id. Data yang diperoleh adalah kombinasi (panel) antara data time
series dan data cross-section. Data penelitian ini memiliki 6 time series (2007-2012)
dan 12 cross section (perusahaan finansial).
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi
dokumentasi, yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis data
sekunder yang terkait dengan lingkup penelitian ini.
Metode pengumpulan data dlam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap,
yaitu:
a. Tahap pertama, dilakukan melalui studi pustaka yakni pengumpulan data
pendukung berupa literature, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang
dipublikasikan untuk mendapat gambaran dari masalah yang akan diteliti.
b. Tahap kedua, dilakukan melalui pengumpulan data sekunder melalui fasilitas
internet dengan mengakses situs-situs resmi yang berisi ringkasan kinerja
perusahaan di sektor finansial yang tergabung dalam perhitugan Indeks
KOMPAS 100 yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia tahun
3.4 Jenis Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini jenis variabel yang digunakan adalah variabel dependen
dan variabel independen. Untuk variabel dependen adalah Harga Saham dan variabel
independen meliputi Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen Per
Sha re (DPS), dan Return On Assets (ROA).
3.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah DER, CR,
DPS, dan ROA. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah Harga
Saham. Berikut ini merupakan tabel yang menyajikan konsep dan operasionalisasi
dari variabel yang diteliti:
menjadi jaminan atas hutang � �
Rasio interaksi antara penjual dan pembeli saham
Rata-rata harga saham penutupan selama 1 periode tertentu
Rasio
3.6. Model Analisis Ekonometrika
Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel bebas yakni Debt to Equity
Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen Per Share (DPS), dan Return On Assets
(ROA) terhadap harga saham digunakan model ekonometrika dengan meregresikan
data panel yang ada dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS).
Variabel-variabel tersebut ditransformasikan kedalam bentuk fungsi dan selanjutnya
dibuat dalam bentuk persamaan regresinya, yaitu:
Y = f(X1, X2, X3, X4) ………. (1)
Kemudian model tersebut ditransformasi kedalam model persamaan regresi
linear berganda dengan spesifikasi menggunakan model sebagai berikut:
Y = Yit = α + β1X1it + β2X2it + β3X3it +β4X4it + it……. (2)
Untuk mengetahui apakah data panel yang digunakan stationer atau tidak
stationer, salah satu caranya yang dapat dilakukan adalah menggunakan uji akar unit
(unit root test). Panel data merupakan gabungan antara data cross section dan time
Ide dasar uji akar unit dalam data panel adalah pengembangan dari unit root
test dalam time series yang menggunakan metode Augmented Dicky Fuller (ADF).
Ada perbedaan uji stationer di data panel dengan uji stationer di data time series, hal
ini dikarenakan adanya pengruh individual dan waktu. Secara sistematis dapat
dijelaskan dalam model:
Уi,t= ρtуit + xit it+ it……… (1)
i = Perusahaan
t = Tahun (2007, 2008,…, 2012)
Jika diasumsikan α = ρ – 1 dengan lag ρi dan bervariasi antar cross section,
maka uji hipotesisnya:
H0 : α = 0 (εempunyai akar unit)
H1 : α < 0 (Tidak mempunyai akar unit)
Jika nilai ρt = 1 maka dikatakan bahwa variabel random Y memiliki unit root
(akar unit). Jika data panel mempunyai akar unit maka dikatakan data tersebut
bergerak secara random (random walk) dan data yang memiliki sifat random walk
merupakan data yang tidak stationer sehingga akan menghasilkan regresi palsu. Oleh
karena itu jika dilakukan regresi Yit pada lag Yit-1 dan mendapatkan nilai ρt = 1 maka
data dikatakan tidak stationer. Inilah yang menjadi ide dasar unit root test untuk
mengetahui apakah data stationer atau tidak. Formula unit root test dengan metode
ADF adalah :
Jika diasumsikan α = ρ – 1 dengan lag ρi dan bervariasi antar cross section,
maka uji hipotesisnya adalah:
H0 : α = 0 (εempunyai akar unit artinya data tidak stationer)
H1 : α < 0 (Tidak mempunyai akar unit artinya data stationer)
Prosedur untuk menentukan apakah data stationer atau tidak dengan cara
membandingkan antara nilai statistik dengan nilai kritisnya. Jika nilai absolut statistik
lebih besar dari nilai kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stationer dan
jika sebaliknya, nilai absolut statistik lebih kecil dari nilai kritisnya maka data tidak
stationer.
3.8 Metode Analisis Data Panel
Data panel merupakan kombinasi dari data kerat lintang (cross section) dan
data deret waktu (time series). Dengan menggunakan data panel, jumlah observasi
yang dilakukan menjadi 72 data, yaitu jumlah data time series sebanyak 6 tahun
dikalikan dengan banyaknya perusahaan yang diobservasi yaitu 12 perusahaan.
Dengan data panel dapat pula ditangkap dinamika yang lebih baik dari hubungan
antara harga saham dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya.
Menurut Gujarati (2003), mengestimasi jenis data panel dengan OLS tidak
konsisten dan efisien, sehingga disarankan untuk menggunakan metode Generalized
Least Square (GLS). Dimana dalam metode ini dapat dianalisis dengan tiga model
a. Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square)
Model ini mengasumsikan bahwa nilai intercept dari masing-masing variabel
adalah sama dan slope koefisien dari variabel-variabel yang digunakan adalah
identik untuk semua unit cross section. Persamaan yang digunakan adalah:
Yit = α + βX1it + βX2it + βX3it +βX4it + it ... (3)
b. Uji Fixed Effect Model (FEM)
Model ini memiliki intercept persamaan yang tidak konstan atau terdapat
perbedaan pada setiap individu (data cross section). Sementara itu, slope koefisien
dari regresi tidak berbeda pada setiap individu dan waktu. Model FEM digunakan
apabila data time series lebih besar dari data cross section. Persamaan yang
digunakan adalah:
Yit = α + βX1it + βX2it + βX3it +βX4it + µi + it ... (4)
Dimana:
µi = Komponen error cross section
c. Uji Random Effect Model (REM)
Pada model ini, perbedaan antara individu terdapat di error term dari persamaan.
Model ini memperhitungkan bahwa error term mungkin berkorelasi sepanjang
time series dan cross section. Secara sistematis model REM dinyatakan sebagai
berikut:
Yit = α + βXit + it ; it = µi+ νt+ ѡit ... (5)
Dimana:
Yit = Variabel terikat untuk perusahaan ke-i dan waktu ke-t Xit = Variabel bebas untuk perusahaan ke-i dan waktu ke-t µi = Komponen error cross section
3.8. Uji Hausman (Hausman Test)
Uji Hausman dilakukan untuk menentukan penggunaan FEM ataukah REM.
Ide dasar Uji Hausman adalah karena adanya hubungan yang berbanding terbalik
antara model yang bias dengan model yang efisien. Pada FEM, hasil estimasi tidak
bias dan tidak efisien, sebaliknya pada REM hasil estimasi bias dan efisien. Nachrowi
(2005) menyatakan bahwa karena metode efek tetap diduga menggunakan OLS,
maka dalam data panel, uji hausman dapat digunakan untuk melihat kelayakan
penggunaan model panel.
Jika nilai statistik hausman lebih kecil dari nilai kritisnya atau hausman test
tidak signifikan maka H0 diterima, maka model yang tepat adalah REM. Dan
sebaliknya apabila nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritisnya atau hasil
dari hausman test signifikan maka H0 ditolak, berarti model yang tepat adalah FEM.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya
pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia
Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal
telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak
berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal
mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang
dunia I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak
dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan
kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal
mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di
Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
14 Desember 1912, didirikan pasar modal di Batavia (Jakarta) oleh pemerintah
kolonial Belanda dengan nama Vereniging Voor de Effectenhandel (bursa efek)
dengan 13 anggota bursa yang aktif.
1 Agustus 1925, dibuka bursa efek di Semarang.
10 Mei 1940, kegiatan perdagangan efek di Jakarta, Surabaya, dan Semarang
ditutup karena isu politik akibat Perang Dunia II
Pada 1950, obligasi Republik Indonesia diterbitkan oleh pemerintah sebagai tanda
mulai aktifnya kembali pasar modal Indonesia.
1 September 1951, diterbitkan Undang-Undang Darurat No.13 menyatakan pasar
modal Indonesia aktif kembali.
30 Juni 1952, bursa efek Indonesia dibuka kembali di Jakarta,
penyelenggaraannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan
Efek-efek (PPUE) yang terdiri atas tiga bank negar dengan beberapa pialang efek
lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat.
Pada 1958, pengambilalihan semua perusahaan Belanda di Indonesia sesuai
dengan Undang-Undang Nasional No.86 Tahun 1958.
1958-1976, pertumbuhan bursa Efek di Indonesia yang diselenggarakan oleh
PPUE mengalami kemunduran akibat situasi politik dan suramnya suasana
dibidang moneter.
Pada tahun 1960, Instruksi dari Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda tentang
larangan bagi bursa efek Indonesia untuk memperdagangkan semua efek
perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia.
26 Juli 1968, dengan Surat Keputusan Direksi BI (pada saat itu masih bernama
(PUM) yang bertugas untuk mengumpulkan data dan memberikan usul kepada
gubernur bank sentral untuk mengembangkan pasar modal di Indonesia.
Pada 1970. Tim persiapan PUM dibubarkan dan sekaligus dengan Surat
Keputusan Menteri Keuangan No.Kep-02/MK/IV/ 1970, didirikan tim Pasar
Uang dan Modal yang diketuai oleh gubernur bank sentral.
13 Januari, dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep.
25/MK/IV/1/197 tim Pasar Uang dan Modal dibubarkan dan dibentuk Badan
Pembina Pasar Uang dan Modal (Bapepum)
10 Agustus 1977, berdasarkan Keppres No. 52 Tahun 1976 pasar modal di
Indonesia diaktifkan kembali.
1977-1987, perkembangan pasar modal relatif kurang memberi hasil seperti yang
diharapkan akibat dari prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat,
adanya batasan fluktuasi harga saham, camper tangan pemerintah dalam
penetapan harga saham di pasar perdana, dan lain sebagainya.
Tahun 1987, ditandai dengan hadirnya PAKDES 1987 yaitu penyederhanaan
persyaratan proses emisi saham dan obligasi.
Tahun 1988, ditandai dengan hadirnya PAKTO 1988 yang pada hakekatnya
ditujukan pada sektor perbankan, namun mempunyai dampak terhadap
perkembangan pasar modal. PAKTO 1988 berisikan LLL (Legal Lending Limit)
dan pengenaan pajak atas bunga deposito. PAKDES 1988 membuka peluang bagi
16 Juni 1989, Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Perseroan terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
13 Juli 1992, Swatanisasi BEJ. BAPEPAM beruabah menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
22 Mei 1995 : Sistem otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem
komputer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
10 November 1995, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 tahun 1995
tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan pada Januari 1996.
Pada 1995, Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
Pertengahan 1997, Indonesia tertular krisis moneter dari Thailand menyebabkan
anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dari Rp 2000-an menjadi diatas
Rp 10.000-an dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sudah mencapai
diatas 700-an anjlok menjadi 200-an.
Pada 2000, Sistem perdagangan tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
Pada 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (r emote
tra ding)
Januari 2008, realisasi penggabungan (merger) dua bursa yaitu Bursa Efek
Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ). Lahirlah nama baru yaitu Bursa
4.2 Gambaran Umum Indeks KOMPAS 100
Indeks Kompas 100 adalah merupakan suatu indeks saham dari 100 saham
perusahaan public yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Indeks Kompas
100 secara resmi diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia yang bekerja sama dengan
koran Kompas pada tahun 2007. Tujuan utama BEI dalam penerbitan indeks Kompas
100 ini antara lain guna penyebar luasan informasi pasar modal serta menggairahkan
masyarakat untuk mengambil manfaat dari keberadaan BEI, baik untuk investasi
maupun mencari pendanaan bagi perusahaan dalam mengembangkan perekonomian
nasional.
Manfaat dari keberadaan indeks ini yakni membuat suatu acuan (benchmark)
baru bagi investor untuk melihat ke arah mana pasar bergerak dan kinerja portofolio
investasinya, disamping itu pula para pelaku industri pasar modal juga akan memiliki
acuan baru dalam menciptakan produk-produk inovasi yang berbasis indeks, misal
mengacu pada indeks Kompas100.
Saham-saham yang termasuk dalam Kompas100 diperkirakan mewakili
sekitar 70-80% dari total Rp 1.582 triliun nilai kapitalisasi pasar seluruh saham yang
tercatat di BEI, maka dengan demikian investor bisa melihat kecenderungan arah
pergerakan indeks dengan mengamati pergerakan indeks Kompas100.
Berikut ini adalah profil masing-masing perusahaan yang bergerak pada
1. Bank Central Asia Tbk.
Bank Central Asia Tbk. berdiri pada tanggal 10 Agustus 1955, yang bergerak
dibidang usaha jasa perbankan. Alamat Bank Central Asia di Wisma BCA Jl.
Jenderal Sudirman Kav. 22-23 Jakarta 12920 telp. 021-5711250. Pemegang
sahamnya adalah Farindo Investment (Mauritius) Ltd sebesar 47,15 %.
2. Bank Bukopin Tbk.
Bank Bukopin Tbk. berdiri pada tanggal 10 Juli 1970 yang beralamat di Gedung
Bank Bukopin Jl. M.T. Haryono Kav.50-51 Jakarta 12770. Pelaksanaan IPO pada
bulan Juli 2006. Sejak berdirinya, Bank Bukopin memfokuskan diri pada segmen
UMKM. Pemegang saham terbesarnya adalah Koperasi Pegawai Bulog Seluruh
Indonesia (KOPELINDO) yaitu sebesar 29,51 %.
3. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Bank ini berdiri pada tanggal 5 Juli 1946 merupakan bank pertama yang didirikan
dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai
mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah
Indonesia, yakni ORI (Oeang Republik Indonesia). Pemegang Saham
mayoritasnya adalah Negara Republik Indonesia yaitu 76,36%. Alamat kantor
Bank ini di Gedung BNI Lantai 24 Jl. Jend. Sudirman Kav.1 Jakarta 10220.
4. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Bank Rakyar Indonesia (Persero) Tbk. adalah bank tertua di Indonesia. Pada
lembaga keuangan kecil dengan nama De Poer wokertosche Hulp en Spaarbank
der Inla ndsche Hoofden. Pada tahun 1912 nama itu diubah menjadi Centrale Kas
Voor Volkscredietwezen, pada tahun 1942 saat Jepang berkuasa nama itu diganti
lagi dengan nama Syomin Ginko. Pada tahun 1992 lembaga itu diberi nama PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) sebagai salah satu perusahaan milik negara.
Pada tahun 2003, 30% sahamnya tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pemegan saham
terbesarnya adalah Negara Republik Indonesia yaitu sebesar 56,75%. Alamat
kantor Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Jl. Jend. Sudirman No. 44-46
Tromol Pos 1094/1000 Jakarta 10210.
5. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. berdiri pada tanggal 30 November 1934.
Alamat kantor bank ini yaitu Gedung Menara BTN, Jl.Gajah Mada No. 1, Jakarta
10130. Pemegang saham mayoritasnya adalah Negara Republik Indonesia sebesar
60,14%.
6. Bank Danamon Indonesia Tbk.
Bank Danamon Indonesia didirikan pada tanggal 16 Juli 1956. Nama Bank
Danamon berasal dari kata “dana moneter” dan pertama kali digunakan pada
1976 yang sebelumnya bernama Bank Kopra. Pada 1988, Bank Indonesia
meluncurkan paket reformasi perbankan yang dikenal dengan nama “Paket
Oktober 1988” atau PAKTO 88. Sebagai hasil dari reformasi tersebut, Bank
perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pemegang saham
mayoritasnya adalah Asia Financial (Indonesia) PTE LTD yaitu sebesar 67,37%.
Alamat kantor Bank Danamon yaitu Menara Bank Danamon Lt. 7, Jl.
Prof.DR.Satrio Kav. E4/6, Mega Kuningan, Jakarta.
7. PT MNC Investama Tbk.
PT MNC Investama Tbk yang sebelumnya bernama Bhakti Investama Tbk.
didirikan pada tanggal 2 November 1989 di Surabaya, difokuskan terutama pada
kegiatan yang berhubungan dengan pasar modal. Pemegang saham mayoritasnya
adalah masyarakat sebesar 42,09%. Alamat kantor PT MNC Investama Tbk yaitu
MNC Tower Lt.5 Jl. Kebon Sirih No.17-19 Kebon Sirih - Menteng Jakarta Pusat
10340.
8. BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten ini didirikan pada tanggal 8
April 1999. Alamat kantornya di Menara Bank Jabar Banten Jl. Naripan No.
12-14, Bandung 40111, Jawa Barat. Sebelumnya bank ini bergerak di bidang
pinjaman hipotek dengan modal dasar untuk pertama kali berasal dari Kas Daerah
sebesar Rp. 2.500.000. Pemegang saham mayoritasnya adalah PEMDA provinsi
Jawa Barat yaitu sebesar 38,262%.
9. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Bank Mandiri (Persero) Tbk. didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai
Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya,
Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan
Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut
memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian
Indonesia.Alamat kantor Bank Mandiri yaitu Plaza Mandiri, Jl. Jend. Gatot
Subroto Kav.36-38, Jakarta 12190. Pemegang saham terbesarnya yaitu Negara
Republik Indonesia yaitu sebesarr 60%.
10.Bank Pan Indonesia Tbk.
Bank Pan Indonesia didirikan pada tanggal 17 Agustus 1971 ini beralamat di
Jl.Jend.Sudirman - Senayan, Jakarta 10270. PaninBank tercatat di Bursa Efek
Jakarta pada tahun 1982, sebagai bank pertama yang Go Public di Indonesia.
PaninBank adalah salah satu dari sedikit bank di Indonesia yang tidak
direkapitalisasi oleh Pemerintah setelah Krisis Moneter 1998. Pemegang saham
terbesarnya adalah PT Panin Financial Tbk. sebesar 46.04%.
11.Panin Financial Tbk.
Panin Finansial didirikan pada 19 Juli 1974 ini bergerak di bidang usaha
utamanya yaitu jasa asuransi. Alamat kantor Panin Financial Tbk. yaitu Gedung
Panin Life Center 7th Floor, Jl.Letjend S Parman Kav 91 Jakarta Barat 11420.
Pemegang saham terbesarnya adalah PT Panin Insurance Tbk. yaitu sebesar
12.Sinar Mas Multiartha Tbk.
Sinar Mas Multiartha didirikan pada 21 Oktober 1982, bidang usaha utamannya
adalah dibidang investasi. Alamat kantornya berada di Plaza BII, Lt.11 Ruang
702, Jl. M.H. Thamrin No 51 Jakarta. Pemegang saham mayoritas adalah BNYM
SA/NV Cust Of Bank Of Singapore sebesar 52,41%.
4.3 Analisis statistik deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam
bentuk tabulasi sehingga mudah dipahamii dan diinterpretasikan. Statistik deskriptif
umumnya digunakan memberikan informasi mengenai variable penelitian yang
utama. Statistik deskriptif meliputi nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, dan
deviasi standar dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu debt to equity ratio, current ratio, dividen per share, return on assets, dan harga
saham. Berdasarkan hasil pengolahan data, deskripsi statistik dari data penelitian
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Statistik Deskriptif
DER CR DPS ROA SP
Mean 7.198056 138.5278 47.47958 3.204444 2500.653 Median 7.740000 111.0000 23.15500 2.495000 1100.000 Maximum 16.53000 371.0000 186.0000 9.460000 9100.000 Minimum 0.370000 101.0000 0.000000 -1.840000 50.00000 Std. Dev. 4.170232 0.6900459 53.58772 2.275944 2549.041
Observations 72 72 72 72 72
Cross sections 12 12 12 12 12
Hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa jumlah obsevasi
penelitian ini adalah 72, penelitian ini menggunakan analisis data panel. Panel data
adalah gabungan antara data cross section dan times series. Dengan cross section
sebanyak 12 perusahaan dan times series selama enam tahun yaitu mulai tahun 2007,
2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012. Sehingga didapat jumlah obsevasi sebanyak 72.
a. Statistik deskriptif variabel Debt to Equity Ratio (DER)
Berdasarkan Tabel 4.1 ditunjukkan bahwa nilai rata-rata debt to equity ratio
perusahaan finansial adalah 7,198056 dengan standar deviasi sebesar 4,170232.
Nilai debt to equity ratio minimum sebesar 0.370000 dimiliki oleh Panin
Financial Tbk. pada tahun 2008. Sedangkan nilai DER maksimum sebesar
16,53000 dimiliki oleh Bank Bukopin Tbk. pada tahun 2007. Nilai Rata-rata DER
yang lebih besar dari nilai standar deviasinya memiliki arti bahwa penyimpangan
datanya kecil sehingga data tidak tersebar.
b. Statistik deskriptif variabel Current Ratio (CR).
Berdasarkan Tabel 4.1 ditunjukkan bahwa nilai rata-rata current ratio perusahaan
finansial adalah 138,5278 dengan standar deviasi sebesar 0.6900459. Nilai
current ra tio minimum sebesar 101 dimiliki oleh Panin Financial Tbk. pada
tahun 2008. Sedangkan nilai current ratio maksimum sebesar 3.71 dimiliki oleh
Panin Financial Tbk. pada tahun 2008. Nilai rata-rata current ratio yang lebih
besar dari nilai standar deviasinya memiliki arti bahwa penyimpangan datanya