RANCANG BANGUN APLIKASI PENILAIAN KINERJA TENAGA
KONTRAK DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN
METODE GRAPHIC RATING SCALES
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
DIAN BAGUS EKA PERMANA 10.41010.0054
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
x
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xivi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Pembatasan Masalah ... 5
1.4 Tujuan…. ... 6
1.5 Manfaat. ... 6
1.6 Sistematika Penulisan ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1 Aplikasi ... 9
2.2 Kinerja ... 9
2.3 Standar Kinerja ... 10
2.4 Penilaian Kinerja ... 10
2.5 Tenaga Kontrak ... 11
2.6 Tenaga Kontrak Dinas Pendidikan Kota Surabaya ... 12
2.7 Penilaian Kinerja Tenaga Kontrak Dinas Pendidikan Kota Surabaya ... 13
xvi
xi
2.8.1 Metode Management By Objective ... 14
2.8.2 Metode 360 Derajat ... 14
2.8.3 Metode Graphic Rating Scales ... 16
2.9 Aspek Penilaian Kinerja Tenaga Kontrak Dinas Pendidikan Kota Surabaya……… ... 18
2.9.1 Komitmen... 19
2.9.2 Integritas... 19
2.9.3 Inisiatif ... 20
2.9.4 Motivasi ... 21
2.9.5 Kerja sama... 22
2.9.6 Kreativitas ... 23
2.9.7 Disiplin ... 23
2.10 System Development Life Cycle ... 24
2.11 Web…… ... 26
2.12 Testing… ... 26
2.12.1 Black Box Testing ... 27
2.12.2 White Box Testing ... 27
2.13 Skala Likert ... 28
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 31
3.1 Analisis Sistem ... 31
3.1.1 Tahapan Komunikasi ... 31
xii
3.2 Perancangan Sistem (Modelling) ... 47
3.2.1 BPMN Planned Penilaian Kinerja ... 47
3.2.2 Diagram Jenjang ... 48
3.2.3 Data Flow Diagram ... 49
3.2.4 Entity Relationship Diagram ... 69
3.2.5 Struktur Basis Data ... 73
3.2.6 Perancangan Antar Muka ... 81
3.2.7 Perancangan Uji Coba Sistem ... 98
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM ... 100
4.1 Implementasi Sistem (Konstruksi Sistem) ... 100
4.1.1 Kebutuhan Sistem ... 100
4.1.2 Implementasi ... 101
4.2 Evaluasi Sistem ... 119
4.2.1 Evaluasi Hasil Uji Coba Sistem ... 120
4.2.2 Evaluasi Hasil Uji Coba Pengguna ... 139
4.3 Pembahasan Evaluasi Sistem ... 144
BAB V PUNUTUP ... 146
5.1 Kesimpulan ... 146
5.2 Saran…. ... 146
DAFTAR PUSTAKA ... 147
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) merupakan suatu instansi
milik pemerintahan yang bergerak di bidang pendidikan. Dispendik sendiri
beralamat di Jalan Jagir Wonokromo No. 354 – 356. Dispendik membawahi
sekolah-sekolah di kota Surabaya dan juga termasuk tenaga pendidiknya, namun di
dalam sekolah-sekolah juga terdapat tenaga kontrak pendidikan yang tidak tetap.
Tenaga kontrak ini diterima masuk melalui hasil penilaian dari rekrutmen sehingga
tenaga kontrak tersebut ditempatkan di wilayah sekolah-sekolah kota Surabaya.
Tenaga kontrak sendiri terbagi menjadi tiga kategori jabatan, yaitu tenaga
kebersihan, tenaga keamanan, dan tenaga administrasi. Ketiga jabatan tersebut
ditempati oleh setiap tenaga kontrak dan hanya berlaku satu tahun. Kemudian akan
diperpanjang lagi kontraknya, yaitu dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh
Dispendik. Prosedur tersebut adalah dengan melakukan penilaian kinerja atau lebih
spesifiknya penilaian kinerja tenaga kontrak. Sistem ini sudah menjadi prosedur
yang wajib dilakukan untuk mendapatkan pertimbangan diperpanjang dan tidaknya
tenaga kontrak tersebut.
Prosedur penilaian dilakukan per Bulan Desember dan dimulai dari
memberikan form penilaian kinerja kepada Kepala Sekolah. Kemudian Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian (Kasubag Umum dan Kepegawaian) memberikan
waktu maksimal tiga hari yaitu mulai pengiriman halaman penilaian ke sekolah
sampai pengumpulan kembali kepada Kasubag Umum dan Kepegawaian.
Pengiriman form dilakukan oleh kurir yang berjumlah delapan orang. Form
penilaian kinerja dikirim ke 1.645 sekolah di Surabaya dengan waktu pengiriman
maksimal satu minggu. Untuk pengiriman form penilaian ke semua sekolah
membutuhkan waktu maksimal satu minggu. Setelah itu kurir mencatat tanggal
penerimaan form penilaian kinerja yang sudah diterima oleh Kepala Sekolah.
Apabila Kepala Sekolah sudah menerima form penilaian kinerja, maka waktu
pengerjaan sudah dihitung sampai tiga hari dari tanggal penerimaan form tersebut.
Jadi total keseluruhan pengiriman sampai penerimaan kembali ke Kasubag Umum
dan Kepegawaian adalah maksimal tiga minggu. Apabila terjadi keterlambatan
pengumpulan form penilaian maka Dispendik memberikan waktu tambahan selama
dua hari. Apabila masih terlambat menyelesaikan form penilaian maka surat
keterangan gaji (SK gaji) tenaga kontrak belum bisa dikeluarkan oleh Kasubag
Umum dan Kepegawagaian sampai dilakukan penilaian oleh Kepala Sekolah.
Penilaian hanya dilakukan oleh Kepala Sekolah dan dari penilaian tersebut
Kepala Sekolah dituntut untuk mengetahui bagaimana kinerja tenaga kontrak saat
ini secara sepenuhnya. Dalam kondisi saat ini Kepala Sekolah tidak sepenuhnya
memantau secara langsung bagaimana kinerja tenaga kontrak saat ini. Akibatnya
adalah penilaian yang dilakukan oleh Kepala Sekolah tidak maksimal. Dari
penilaian yang tidak maksimal tersebut dapat merugikan tenaga kontrak karena bisa
saja terjadi penilaian yang salah dari aspek penilaian dari Kepala Sekolah.
Penilaian meliputi beberapa aspek penilaian, yaitu integritas, komitmen,
disiplin, kerja sama, kreativitas, inisiatif, dan motivasi. Tabel 1.1 menunjukkan
aspek penilaian dengan persentase penilaian setiap aspek penilaian yang dinilai
Tabel 1.1 Aspek penilaian dan persentase penilaian tenaga kontrak yang dinilai (Dinas Pendidikan Kota Surabaya, 2014)
Aspek penilaian Persentase penilaian
Integritas 20%
Komitmen 18%
Disiplin 16%
Kerja sama 11.5%
Inisiatif 11.5%
Kreativitas 11.5%
Motivasi 11.5%
Total 100%
Hasil penilaian kinerja tersebut digunakan Dispendik untuk membantu
apakah tenaga kontrak tersebut diperpanjang atau tidak masa kerjannya. Namun
dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang terjadi. Masalah yang
sering terjadi adalah batas waktu tiga hari yang tidak terpenuhi karena
keterlambatan halaman hasil penilaian kinerja ke Dispendik. Hal tersebut
dikarenakan selain terlambatnya form penilaian sampai ke Sekolah. Selain itu
waktu penilaian tidak tiga hari di seluruh sekolah Kota Surabaya mengingat jumlah
sekolah yang banyak dan jarak setiap sekolah yang berbeda. Akibat dari
masalah-masalah tersebut adalah rekap hasil nilai tenaga kontrak terjadi keterlambatan untuk
dianalisis oleh Kasubag Umum dan Kepegawaian. Dampaknya adalah pengambilan
keputusan untuk surat perpanjangan kontrak dan SK gaji tenaga kontrak terjadi
keterlambatan dari Dispendik. Untuk gambaran proses penilaian saat ini dapat
Metode Graphic Rating Scales merupakan salah satu metode yang
digunakan dalam melakukan penilaian kinerja karyawan. Metode ini banyak
digunakan oleh perusahaan karena metode ini mudah dikembangkan dan mudah
untuk dimodifikasi jika diperlukan adanya perubahan terhadap kriteria-kriteria
yang menjadi bahan penilaian (Utomo, 2008). Metode ini biasa disebut sebagai
skala penilaian grafik yang memungkinakan penilai untuk menilai kinerja karyawan
berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan.
Menurut Dessler (1997), skala penilaian grafik memberikan penilaian
yang khas. Di situ didaftarkan ciri-ciri (mutu dan kehandalan) serta kisaran nilai
kinerja (dari yang tidak memuaskan sampai yang luar biasa memuaskan) untuk
masing-masing ciri. Penyelia menilai masing-masing bawahan dengan melingkari
atau memeriksa skor yang paling baik menggambarkan kinerjanya untuk
masing-masing ciri.
Metode Graphic Rating Scale sangat sesuai dengan kebutuhan Dispendik
dalam hal penilaian untuk tenaga kontrak. Penilaian dengan metode ini sendiri bisa
dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan Dispendik Kota Surabaya. Modifikasi
tersebut bisa berupa jumlah penilai, aspek penilaian, pertanyaan, bobot nilai
pertanyaan dan bobot persentase penilai. Dengan bagitu penilaian dilakukan dari
berbagai penilai yang menilai kinerja tenaga kontrak. Penilaian ini
diimplementasikan dalam berbasis web sehingga penilai dapat melakukan penilaian
di mana pun dan kapan pun sesuai dengan kebijakan Kasubag Umum dan
Kepegawaian yaitu maksimal tiga hari setelah halaman penilaian dikeluarkan.
mengirimkan notifikasi di website penilaian kinerja yang juga berisi form penilaian
kinerja tenaga kontrak.
Selain itu waktu yang diberikan oleh Kasubag Umum dan Kepegawaian
dalam pengerjaan menggunakan aplikasi penilaian sesuai dengan waktu penilaian
tiga hari kerja untuk seluruh sekolah di Kota Surabaya. Dengan menggunakan
metode tersebut maka aplikasi secara otomatis memberikan informasi penilaian dari
beberapa penilai sampai dengan hasil akhir informasi tenaga kontrak layak
diperpanjang atau tidak. Usulan proses penilaian kinerja tenaga kontrak terdapat
pada lampiran dua.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini yaitu bagaimana merancang bangun aplikasi penilaian kinerja
tenaga kontrak Dinas Pendidikan Kota Surabaya dengan metode Graphic Rating
Scales?
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas, adapun batasan masalahnya
adalah sebagai berikut:
a. Aplikasi ini menangani proses penilaian kinerja tenaga kontrak Dinas
Pendidikan Kota Surabaya sampai keluarnya rekomendasi kontrak tenaga
kontrak tersebut layak diperpanjang atau tidak.
b. Persentase penilaian penentuan nilai aspek penilaian tenaga kontrak
c. Aplikasi ini fokus untuk menilai tenaga kontrak administrasi, keamanan, dan
kebersihan.
d. Jumlah penilai dan pembobotan berdasarkan ketentuan Kasubag Umum dan
Kepegawaian.
e. Penelitian tidak membahas pemeliharaan aplikasi lebih lanjut.
f. Penelitian tidak menangani masalah tentang sekuritas jaringan.
g. Penelitian tidak memperhitungkan penambahan waktu.
h. Penelitian tidak membahas tentang pemeliharaan aplikasi lebih lanjut.
i. Notifikasi waktu penilaian melalui email dan sms.
1.4 Tujuan
Dengan melihat perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak
dicapai adalah menghasilkan aplikasi penilaian kinerja tenaga kontrak Dinas
Pendidikan Kota Surabaya dengan metode GraphicRating Scales.
1.5 Manfaat
Dengan adanya aplikasi ini maka diharapkan memiliki beberapa nilai
manfaat penulisan, antara lain:
1. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
a. Dapat mempermudah proses penilaian karena tidak perlu mengirimkan
form penilaian ke sekolah-sekolah di Surabaya.
b. Mengurangi penggunaan kertas untuk mencetak halaman penilaian.
c. Mengurangi kesalahan hitung nilai akhir penilaian tenaga kontrak.
d. Tidak perlu melakukan penghitungan manual karena penghitungan nilai
e. Menghemat biaya transportasi dari Dispendik dan Sekolah.
2. Pihak penilai
a. Tidak perlu membawa berkas kertas terlalu banyak untuk penilaian.
b. Penilaian bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun sesuai dengan waktu
yang diberikan oleh Dispendik dan tidak perlu menyerahkan halaman hasil
penilaian ke Dispendik.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disusun dengan tujuan agar segala aktivitas yang
dilakukan dalam penelitian ini dapat terekam dalam bentuk laporan secara jelas dan
sistematis. Penyajiannya dibagi berdasarkan beberapa bab.
Pada bab pertama menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan
yang mendasari penulis dalam merancang dan membangun aplikasi penilaian
kinerja tenaga kontrak. Bab ini juga mencakup perumusan masalah, pembatasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan
penelitian.
Pada bab kedua menjelaskan mengenai landasan teori yang mendukung
dalam penyelesaian penelitian, yaitu aplikasi, kinerja, standar kinerja, penilaian
kinerja, tenaga kontrak, tenaga kontrak Dinas Pendidikan Kota Surabaya, penilaian
kinerja tenaga kontrak Dinas Pendidikan Kota Surabaya, metode graphic rating
scales, kelebihan metode graphic rating scales, metode management by objective,
metode 360 derajat, aspek penilaian, komitmen, integritas, disiplin, kerja sama,
inisiatif, kreativitas, motivasi, system development life cycle, testing, black box
testing, white box testing dan skala likert. Teori-teori ini digunakan oleh penulis
Pada bab ketiga berisi tentang penjelasan dari analasis dan perancangan
sistem yang dilakukan oleh penulis. Pada bagian analisis dijelaskan tentang sistem
yang ada sekarang, dilanjutkan dengan tahapan komunikasi yang berisi melakukan
analisis bisnis, analisis kebutuhan pengguna, analisis kebutuhan fungsional. Setelah
itu dilakukan perencanaan kebutuhan sistem, penerapan metode graphic rating
scales dalam penilaian kinerja. Kemudan dilakukan perancangan sistem yang berisi
BPMN planned penilaian kinerja, desain sistem digambarkan menggunakan
Diagram Konteks, Diagram jenjang Proses, Data Flow Diagram (DFD), Entity
Relationship Diagram, dan DesainInterface dan desain uji coba produk.
Pada bab keempat menjelaskan mengenai implementasi dan evaluasi
sistem yang telah dilakukan. Bab ini berisi tentan kebutuhan sistem, implementasi
yang menunjukkan tampilan, melakukan pengujian sistem dari sistem yang telah
dibuat, serta analisis dari hasil uji coba sistem yang telah dilakukan.
Pada bab kelima yaitu penutup yang berisi tentang penjelasan mengenai
kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini. Kesimpulan tersebut berisi hasil
1 BAB II
LANDASAN TEORI
1.1 Aplikasi
Menurut Hartono (2004), aplikasi merupakan program yang berisikan
perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Jogiyanto menambahkan
aplikasi secara umum adalah suatu proses dari cara manual yang
ditranshalamanasikan ke komputer dengan membuat sistem atau program agar data
diolah lebih berdaya guna secara optimal. Menurut Febrian (2005), aplikasi
merupakan program siap pakai yang digunakan manusia dalam melakukan
pekerjaan menggunakan komputer.
1.2 Kinerja
Menurut Irawan (2000) kinerja (perhalamanance) adalah hasil kerja yang
konkrit, dapat diamati, dan dapat diukur. Selain itu kinerja juga merupakan hasil
kerja yang dicapai oleh pegawai dalam pelaksanaan tugas yang berdasarkan ukuran
dan waktu yang telah ditentukan. Pengertian lain adalah sepadan dengan prestasi
kerja actual perhalamanance, yang merupakan hasil secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Timpe (2000) hal-hal yang mempengaruhi kinerja, antara lain:
1. Faktor perilaku dapat ditelusuri hingga ke faktor spesifik seperti kemampuan,
upaya, kesulitan tugas, atau nasib baik.
2. Faktor lain misalnya perilaku, sikap dan tindakan rekan kerja, bawahan,
peimpinan.
3. Kendala-kendala sumber daya.
4. Keadaan ekonomi.
Selain itu juga terdapata faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain menyangkut perilaku
pegawai itu sendiri, misalnya tentang kemampuan, sikap dalam melaksanakan
tugas, motivasi dalam bekerja. Sedangkan faktor eksternal antara lain dapat berupa
liingkungan kerja, organisasi, pimpinan, pegawai yang bersangkutan.
1.3 Standar Kinerja
Standar kinerja merupakan tingkat-tingkat kinerja yang diharapkan, dan
merupakan bahan perbandingan, tujuan atau target, tergantung dari pendekatan
yang diambil. Semakin baik dan jelas standard kinerjanya, maka semakin akurat
tingkat penilaian kinerjannya (Mathis dan Jackson, 2002). Standar kinerja yang
realistis, terukur, dan mudah dipahami munguntungkan baik bagi organisasi
maupun tenaga kontrak.
Menurut Mathis dan Jackson (2002) lebih lanjut memberikan standar
kinerja seseorang yang dilihat dari kuantitas output, kualitas output, jangka waktu
output, kehadiran di tempat kerja dan sikap kooperatif. Standar kinerja tersebut
ditetapkan berdasarkan kriteria pekerjaan, yaitu menjelaskan apa saja yang sudah
diberikan organisasi untuk dikerjakan oleh tenaga kontraknnya.
1.4 Penilaian Kinerja
Penilaian memberikan mekanisme penting dalam manajemen untuk
digunakan dalam menjelaskan tujuan-tujuan dan standar kinerja supaya dapat
memotivasi kinerja individu di waktu selanjutnya. Menurut Simamora (1999)
yang bertujuan mengevaluasi pelaksanaan kerja masing-masing individu dalam
organisasi tersebut. Yang dinilai dari penilaian kinerja tenaga karyawan adalah
kontribusinnya terhadap Dispendik. Pelaksanaan penilaian kinerja dilakukan oleh
waktu tertentu sesuai dengan kehendak organisasi.
Menurut Robbins (2006) dalam penilaian kinerja terdapat beberapa pilihan
dalam penentuan mengenai yang sebaiknya melakukan penilaian tersebut antara
lain :
1. Atasan langsung, semua hasil evaluasi kinerja pada tingkat bawah dan
menengah pada umumnya dilakukan oleh atasan langsumg karyawan tersebut.
2. Rekan sekerja, evaluasi ini merupakan salah satu sumber paling handal dari
penilaian. Alasan rekan sekerja yang tindakan dimana interaksi sehari-hari
memberi pandangan menyeluruh terhadap kinerja dalam pekerjaannya.
3. Pengevaluasi diri sendiri, mengevaluasi kinerja mereka sendiri apakah sudah
konsisiten dengan nilai-nilai, dengan sukarela dan pemberian kuasa.
4. Bawahan langsung, evaluasi bawahan langsung dapat memberikan informasi
yang tepat dan rinci mengenai perilaku seorang manajer, karena lazimnya
penilaian yang mempunyai kontak yang sering dinilai.
Pendekatan menyeluruh, pendekatan ini memberikan umpan balik kinerja
dari lingkungan penuh kontas sehari-hari yang mungkin dimiliki karyawan, yang
disekitar personal, ruang surat sampai kepelanggan atasan rekan sekerja.
1.5 Tenaga Kontrak
Tenaga kontrak merupakan salah satu strategi dalam menekan biaya
perusahaan khususnya biaya tenaga kerja dengan perjanjian kerja. Strategi
penawaran tenaga kerja lebih besar dibandingkan dengan sisi permintaan tenaga
kerja. Penggunaan tenaga kontrak dapat dilaksanakan dengan dua cara: pertama,
perusahaan langsung melakukan kontrak dengan tenaga kerja yang bersangkutan
(secara langsung) atau yang kedua adalah perusahaan menggunakan tenaga kerja
kontrak yang berasal dari penyalur tenaga kerja kontrak (Outsourcing agency).
Outsourcing dapat diartikan sebagai bentuk kontrak kerjasama antara perusahaan
dengan perusahaan mitra yang menyedikan tenaga kerja untuk dipekerjakan dalam
kurun waktu tertentu sesuai dengan kontrak yang telah disepekati kedua belah
pihak. Jadi dalam hal ini perusahaan pemakai tenaga kontrak tidak memiliki
hubungan dengan tenaga kerja yang dipekerjakan secara langsung tetap melalui
perusahaan outsourcing agency. (Maryono, 2009).
1.6 Tenaga Kontrak Dinas Pendidikan Kota Surabaya
Tenaga kontrak Dinas Pendidikan Kota Surabaya ditugaskan atau
ditempatkan di sekolah-sekolah Kota Surabaya sebagai tenaga administrasi, tenaga
kebersihan dan tenaga keamanan. Tenaga administrasi adalah orang yang
melaksanakan tugas pokok urusan administrasi, bendaharawan sekolah, urusan
inventarisasi dan perlengkapan, urusan administrasi kepegawaian, urusan
administrasi kesiswaan, urusan administrasi persuratan, pengelola perpustakaan,
dan pengelola laboratorium. Tenaga Kebersihan adalah orang yang melaksanakan
kegiatan kebersihan sekolah. Seperti, menjaga dan melaksanakan kebersihan ruang
seluruh bangunan sekolah, menyimpan air minum, mencuci dan menyimpan alat
minum dan makan, kebersihan WC Siswa, Guru, dan Kepala Sekolah. Tenaga
Keamanan adalah orang yang melaksanakan pengamanan Sekolah. Seperti,
tamu sekolah, mengisi buku catatan kejadian, mengamankan pelaksanaan upacara,
PBM, UNAS, RAPAT, menjaga kebersihan pos jaga, menjaga ketenangan dan
keamanan sekolah siang dan malam, merawat peralatan jaga malam dan
melaporkan kejadian secepatnya, (Dinas Pendidikan, 2014)
1.7 Penilaian Kinerja Tenaga Kontrak Dinas Pendidikan Kota Surabaya
Menurut Dinas Pendidikan, (2014) Standar Operasional Prosedur (SOP)
Penilaian Kinerja Tenaga Kontrak ini mencakup prosedur-prosedur penilaian
tenaga kontrak Disendik Kota Surabaya. Berikut adalah prosedur penilaiannya:
a. Penilaian kinerja tenaga kontrak diadakan per Desember.
b. Batas waktu penilaian kinerja tenaga kontrak maksimal tiga hari.
c. Apabila terjadi keterambatan pengumpulan halaman hasil penilaian maka akan
diberikan waktu tenggang sesuai dengan ketentuan Dispendik Kota Surabaya.
d. Hasil halaman penilaian diberikan ke Kasubag Umum dan Kepegawaian untuk
diverifikasi dan penetapan nilai dari tenaga kontrak.
e. Aspek penilaian lulus jika nilai >= 50.
f. Jika nilai aspek penilaian tenaga kontrak tersebut buruk maka akan dilakukan
pemanggilan tenaga kontrak oleh Kasubag Umum dan Kepegawaian, namun jika
nilai aspek penilaian lulus maka juga dilakukan pemanggilan tenaga kontrak
untuk di berikan surat perpanjangan kontrak.
g. Perpanjangan kontrak oleh tenaga kontrak dilakukan di Dispendik Kota
1.8 Metode Penilaian Kinerja
Metode penilaian kinerja merupakan standar yang digunakan untuk
mengukur penilaian kinerja dari pegawai atau karyawan tersebut. Metode ini yang
menjadi dasar dari penilaian kinerja sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan.
1.8.1 Metode Management By Objective
Menurut Rivai (2004), Management By Objective (MBO) atau yang berarti
manajemen berdasarkan sasaran artinya adalah satu bentuk penilaian dimana
karyawan dan penyelia bersama-sama menetapkan tujuan-tujuan atau
sasaran-sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan dating, MBO bertujuan untk
meningkatkan kinerja organisasi dengan merumuskan tujuan organisasi dan sasaran
kerja karyawan yang berada di dalamnya. Idealnya, karyawan akan realisasi
medapatkan masukan yang kuat untuk mengidentifikasikan sasaran kerja, waktu
realisasi, target, dan perkiraan output target. MBO mengikutsertakan on going
tracking dan umpan balik kedalam proses pencapaian sasaran kerja.
Prinsip dibalik dalam MBO adalah untuk memastikan bahwa setiap
karyawan memiliki pemahaman yang jelas terhadap tujuan atau sasaran organisasi,
seperti halnya mereka memahami peran dan tanggung jawabnya dalam mencapai
tujuan tersebut. Sistem MBO membuat manajer dan karyawan bekerja untuk
menjalankan dan meraih rencananya, yang mana secara otomatis turut mendukung
tercapainya tujuan organisasi.
1.8.2 Metode 360 Derajat
Menurut Gaurav (2013), pendekatan penilaian kinerja 360 derajat
subjektivitas dari penilaian kinerja dengan pendekatan atas-bawah. Secara definisi
penilaian kinerja 360 derajat dapat diartikan sebagai proses yang melibatkan
kegiatan pengumpulan data perihal persepsi atas perilaku seseorang atau individu
serta dampak perilaku tersebut kepada atasan, kolega, bawahan dan
anggota-anggota lain dalam suatu tim. Berikut adalah penilai yang berhak melakukan
penilaian kinerja 360 derajat:
1. Manajemen puncak (Top management): Keterlibatan manajemen puncak
dalam proses ini biasanya untuk mengevaluasi manager level menengah.
Namun, dalam organisasi kecil, para manajer puncak juga mengevaluasi
kinerja manajer level bawa serta para pegawai senior. Penilaian mengarah ke
bawah (downward appraisal): Halamanat penilaian tradisional yaitu atasan
menilai bawahan.
2. Penyelia (Immediate Superior/Supervisor): Para penyelia yang menjadi atasan
langsung pegawai merupakan posisi yang paling tepat untuk mengevaluasi
kinerja para bawahannya. Hal ini disebabkan karena mereka berinteraksi secara
langsung dan memiliki informasi akurat tentang kinerja para bawahannya.
3. Rekan kerja (Peers): Rekan kerja juga dapat diminta untuk mengevaluasi
kinerja rekan-rekannya. Hal ini karena mereka bekerja secara terus-menerus
secara bersama-sama sehingga mereka mengetahui dengan pasti kinerja
rekannya. Penilaian dari rekan kerja ini merupakan yang paling banyak
digunakan karena akurasi informasi yang diharapkan akan diperoleh.
4. Bawahan Langsung (Subordinates): Para bawahan, juga bisa diminta untuk
melakukan penilaian kinerja atasan mereka bahkan saat ini para murid diminta
5. Penilaian Diri Sendiri (Self Appraisal): Penilaian kinerja juga bisa dilakukan
oleh si pegawai sendiri. Dalam melakukan penilaian si pegawai diharapkan
kejujurannya. Hasil yang diperoleh lebih banyak ditujukan untuk melakukan
pengembangan diri pegawai.
6. Pelanggan (Customers): Pelanggan, jika dibutuhkan, bisa diminta untuk
mengevaluasi kinerja para pegawai yang berinteraksi dengan mereka. Hasil
yang diperoleh biasanya lebih objektif. Perusahaan dapat memanfaatkan hasil
penilaian oleh pelanggan untuk meningkatkan kelebihan yang dimiliki para
pegawai dan mengurangi atau menghilangkan kekurangan pegawai mereka
Keuntungan dari penggunaan metode umpan balik 360 derajat ini
diantaranya adalah, meningkatkan kesadaran akan peta kekuatan dan kelemahan
pada penerima umpan balik, menciptakan suasana dialog yang membangun,
meningkatkan penggunaan umpan balik secara halamanal dan inhalamanal,
meningkatkan pembelajaran organisasi, mendorong pencapaian tujuan dan
pengembangan keterampilan, meningkatkan efektivitas dan perilaku manajerial
serta mendorong terciptanya perubahan (Atwater dan Brett, 2005).
1.8.3 Metode Graphic Rating Scales
Metode Graphic Rating Scales merupakan salah satu meotde yang
digunakan dalam melakukan penilaian kinerja karyawan. Metode ini termasuk
dalam metode yang mudah dikembangkan dan mudah dimodifikasi jika diperlukan
adanya perubahan kriteria-kriteria yang menjadi bahan penilaian. Dengan metode
ini diharapkan mampu memberi kontribusi bagi manajer untuk memberi keputusan
terhadap karyawan yang sedang dinilai. Bagi karyawan itu sendiri, penilaian kinerja
Menurut Dessler (1997), skala penilaian grafik memberikan penilaian
yang khas. Kemudian didaftarkan (ciri-ciri seperti mutu dan kehandalan) serta
kisaran nilai kinerja (dari yang tidak memuaskan sampai yang luar biasa
memuaskan) untuk masing-masing ciri. Penyelia menilai masing-masing bawahan
dengan melingkari atau memeriksa skor yang paling baik menggambarkan
kinerjannya untuk masing-masing ciri. Jumlah penilai juga bisa dimodifikasi sesuai
dengan kebutuhan. Menurut Wilson (2012), skala penilaian grafik merupakan
metode penilaian kinerja yang paling umum dan sering digunakan, mulai
diperkenalakan pada tahun 1920-an. Penilaian dilakukan dari berbagai faktor,
penilai dapat memilih salah satu dari beberapa jawaban yang diberikan untuk setiap
faktor.
Menurut Mondy (2008), skala panilaian grafik adalah metode penilaian
kinerja yang menilai para karyawan berdasarkan aspek-aspek penilaian yang telah
ditetapkan. Para penilai mencatat penilaian mereka mengenai kinerja dalam sebuah
skala. Skala tersebut meliput beberapa kategori, biasanya dalam angka yang
didefinisikan dengan kata sifat seperti sangat baik, baik, cukup, jelek dan sangat
jelek. Meskipun sistem-sistem seringkali memberikan penilaian keseluruhan,
metode ini secara umum memungkinkan penggunaan lebih dari satu kriteria kinerja.
Salah satu penyebab populernya motode skala ini penilaian adalah
kesederhanaannya, yang memungkinkan evaluasi yang cepat untuk banyak
karyawan. Ketika mengkuantifikasikan nilianya, metode tersebut memfasilitasi
perbandingan kinerja para karyawan. Faktor-faktor yang dipilih untuk evaluasi
karateristik-karateristik pribadi. Menurut Simamora (1999), terdapat dua alasan
mengapa metode ini banyak digunakan secara luas, yaitu:
1. Skala penilaian grafik mudah digunakan penyelia untuk menilai banyak individu
dalam waktu singkat. Skala-skala ini juga mudah dipahami dan dijelaskan
kepada orang-orang yang dinilai.
2. Metode ini juga mudah dibuat dan dimodifikasi jika dibutuhkan. Skala penilaian
grafik membandingkan kinerja individu terhadap sebuah standard absolut.
Penilai mengevaluasi kinerja berbagai dimensi atau kriteria, seperti kualitas
kerja, penerimaan kritik, kemauan memikul tanggung jawab, dan hal-hal serupa
lainnya. Penilai menggunakan skala berupa angka-angka mulai dari terendah
sampai tertinggi, dari yang terjelek sampai yang terbaik. Atau dari yang paling
tidak memuaskan sampai yang sangat memuaskan.
Dalam upaya merancang skala penilaian grafik, manajer ataupun pihak penyelia
yang akan melakukan evaluasi harus meninjau secara langsung kriteria dari
pekerjaan yang akan dinilai.
1.9 Aspek Penilaian Kinerja Tenaga Kontrak Dinas Pendidikan Kota Surabaya
Menurut Dinas Pendidikan (2014), Aspek penilaian kinerja tenaga kontrak
lebih menekankan pada karakteristik dari tenaga kontrak tersebut dalam bekerja.
Aspek penilaian yang sudah ditepkan oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya
meliputi: integritas, komitmen, disiplin, kerja sama, inisitaif, kreativitas, dan
motivasi. Aspek penilaian tersebut kemudian berisi pertanyaan yang diberikan
1.9.1 Komitmen
Komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan
perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Hal ini
mencakup cara-cara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi
yang intinya mendahulukan misi organisasi dari pada kepentingan pribadi. Selain
itu komitmen dapat juga berarti penerimaan yang kuat individu terhadap tujuan dan
nilai-nilai organisasi, dan individu berupaya serta berkarya dan memiliki hasrat
yang kuat untuk tetap bertahan di organisasi tersebut (Soekidjan, 2009).
Menurut Van Dyne dan Graham (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi
komitmen organisasi adalah: personal, situasional dan posisi. Personal mempunyai
ciri-ciri kepribadian tertentu yaitu teliti, ektrovert, berpandangan positif (optimis),
cenderung lebih komit. Lebih lanjut Dyne dan Graham (2005) menjelaskan
karakteristik dari personal yang ada yaitu: usia, masa kerja, pendidikan, jenis
kelamin, status perkawinan, dan keterlibatan kerja. Situasional yang mempunyai
ciri-ciri dengan adanya: nilai (value) tempat kerja, keadilan organisasi, karakteristik
pekerjaan, dan dukungan organisasi. Sedangkan posisional dipengaruhi oleh masa
kerja dan tingkat pekerjaan.
1.9.2 Integritas
Menurut Gostick dan Telford (2006 ), Integritas adalah konsep konsistensi
tindakan, nilai-nilai, metode, langkah-langkah, prinsip, harapan, dan hasil. Dalam
etika, integritas dianggap sebagai kejujuran dan kebenaran atau akurasi dari itu
tindakan seseorang. Integritas dapat dianggap sebagai kebalikan dari kemunafikan
, dalam bahwa hal konsistensi internal sebagai kebajikan, dan menunjukkan bahwa
perbedaan itu atau mengubah kepercayaan mereka. Integritas adalah fondasi yang
diperlukan sistem apapun berdasarkan supremasi hukum dan objektivitas dan
merupakan salah satu yang paling penting dan sering mengutip istilah kebajikan.
1.9.3 Inisiatif
Menurut Suryana (2006), inisiatif adalah kemampuan mengembangkan
ide dan caracara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan ide dan
caracara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang (thinking new
things). Selain itu Inisiatif merupakan kemampuan berdasarkan data atau informasi
yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban dari suatu masalah,
dimana penekananya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman
jawaban. Ciri-ciri orang yang inisiatif antara lain: hasrat keingintahuan yang besar,
bersikap terbuka dalam pengalaman baru, panjang akal, keinginan untuk
menemukan dan meneliti, cenderung menyukai tugas yang berat dan sulit,
cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan, memiliki dedikasi
bergairah secara aktif dalam melaksanakan tugas, berfikir fleksibel, menanggapi
pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban yang lebih banyak.
Sedangkan Mardiyanto (2008), adalah sebagai berikut:
1. Kelancaran (fluency), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan
2. Keluwesan (fleksibilitas), yaitu Inisiatif adalah kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang
relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya dalam usaha memecahkan
1.9.4 Motivasi
Menurut Suryana (2006), motivasi merupakan seseorang yang selalu
mengutamakan tugas dan hasil kemudian mengutamakan nilai-nilai motivasi,
berorientasi pada ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai energik
dan berinisiatif. Seseorang memiliki motivasi tinggi apabila orang tersebut
memiliki hasrat untuk mencapai hasil yang terbaik guna mencapai kepuasan
pribadi. Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang
yang memiliki motivasi yang tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan permasalahan yang timbul pada
dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh tantangan.
5. Menyukai dan melihat tantangan secara seimbang.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi adalah seseorang yang selalu
melakukan sesuatu yang lebih baik dan efisien dibanding sebelumnya. Dalam
penelitian ini siswa yang memiliki motivasi tinggi dapat diamati selama proses
pembelajaran berlangsung. Indikator yang digunakan untuk mengamati seseorang
dengan motivasi tinggi diantaranya: bertanggung jawab terhadap tugas yang
yang tinggi terhadap tugas, mengatasi sendiri kesulitan yang timbul pada dirinya ,
dan kemampuan memimpin.
1.9.5 Kerja Sama
Menurut Masyuri dan Zainudin (2009), kerjasama merupakan kepedulian
satu orang atau satu pihak dengan orang atau pihak lain yang tercermin dalam suatu
kegiatan yang menguntungkan semua pihak dengan prinsip saling percaya,
menghargai dan adanya norma yang mengatur, makna kerjasama dalam hal ini
adalah kerjasama dalam konteks organisasi, yaitu kerja antar anggota organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi (seluruh anggota). Dalam pengertian itu
terkandung tiga unsur pokok yang melekat pada suatu kerangka kerjasama, yaitu
unsur dua pihak atau lebih, unsur interaksi dan unsur tujuan bersama. Jika satu
unsur tersebut tidak termuat dalam satu obyek yang dikaji, dapat dianggap bahwa
pada obyek itu tidak terdapat kerjasama.Unsur dua pihak, selalu menggambarkan
suatu himpunan yang satu sama lain saling mempengaruhi sehingga interaksi untuk
mewujudkan tujuan bersama penting dilakukan. Apabila hubungan atau interaksi
itu tidak ditujukan pada terpenuhinya kepentingan masing-masing pihak, maka
hubungan yang dimaksud bukanlah suatu kerjasama. Suatu interaksi meskipun
bersifat dinamis, tidak selalu berarti kerjasama. Suatu interaksi yang ditujukan
untuk memenuhi kepentingan pihak-pihak lain yang terlibat dalam proses interaksi,
juga bukan suatu kerjasama. Kerjasama senantiasa menempatkan pihak-pihak yang
1.9.6 Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru,
atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memhalamanulasikan konsep yang tak
sekedar menghafal, menciptakan jawaban baru untuk soal-soal yang ada, dan
mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab. Menurut Munandar (1995),
kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru,
sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
1.9.7 Disiplin
Disiplin adalah Suatu kekuatan yang berkembang di dalam tubuh pekerja
sendiri yang menyebabkan dia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela kepada
keputusan-keputusan, peraturan-peraturan, dan nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan
tingkah laku. Menurut Rivai (2004), Disiplin kerja suatu alat yang digunakan para
pimpinan untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk
mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran
dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma
sosial yang berlaku. Selain itu dispilin juga bisa diartikan sebagai perilaku seorang
pegawai untuk melaksanakan dan mematuhi segala bentuk aturan dan ketentuan
yang telah ditetapkan organisasi atau perusahaan dimana mereka bekerja agar
1.10 System Development Life Cycle
Menurut Pressman (2015), Model System Development Life Cycle (SDLC)
ini biasa disebut juga dengan model waterfall atau disebut juga classic life cycle.
Adapun pengertian dari SDLC ini adalah suatu pendekatan yang sistematis dan
berurutan. Tahapan-tahapannya adalah communication, perencanaan (planning),
pemodelan (modeling), konstruksi (construction), serta penyerahan sistem
perangkat lunak ke para pelanggan/pengguna (deployment), yang diakhiri dengan
dukungan berkelanjutan pada perangkat lunak yang dihasilkan. Model System
Development Life Cycle (SDLC) ditunjukkan pada gambar 2 berikut.
Communication Project iniiation
Requirement gathering
Planning Estimating Scheduling Tracking
Modeling Analysis
Design
Deployment Delivery Support Feedback Construction
Code Test
Gambar 2.1 Pengembangan menggunakan Model Waterfall (Pressman, 2015)
Penjelasan-penjelasan SDLC Model Waterfall, adalah sebagai berikut:
a. Communication
Langkah pertama diawali dengan komunikasi kepada konsumen. Langkah awal
ini merupakan langkah penting karena menyangkut pengumpulan informasi
tentang apa kebutuhan konsumen.
Setelah proses communication kita menetapkan rencana untuk pengerjaan
software yang meliputi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, risiko yang
mungkin terjadi, sumber-sumber yang dibutuhkan, hasil yang akan dibuat, dan
jadwal pengerjaan.
c. Modelling
Pada proses modeling ini menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah
perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses
ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi
interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini menghasilkan
dokumen yang disebut software requirement.
d. Construction
Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean
merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh
komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user.
Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu
software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini.
Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang
telah dibuat. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap
sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.
e. Deployment
Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem.
Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi
akan digunakan user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan
1.11 Web
Menurut Shelly dan Vermalat (2010), web adalah koleksi dokumen
elektronik milik semua orang di dunia yang mengaksesnya melalui internet
menggunakan web browser. Menurut Simamarta (2010), aplikasi web adalah
sebuah sistem informasi yang mendukung interaksi pengguna melalui antarmuka
berbasis web. Fitur-fitur aplikasi web biasanya berupa data persistence, mendukung
transaksi dan komposisi halaman web dinamis yang dapat dipertimbangkan sebagai
hibridasi, antara hypermedia dan sistem informasi. Aplikasi web adalah bagian dari
client-side yang dapat dijalankan oleh browser web. Client-side mempunyai
tanggung jawab untuk pengeksekusian proses bisnis.
Interaksi web menurut simamarta (2010), dibagi dalam tiga langkah utama,
yaitu:
1. Permintaan
Pengguna mengirimkan permintaan ke server web, biasanya via halaman web
yang ditampilkan pada browser web.
2. Pemrosesan
Server web menerima permintaan yang dikirimkan oleh pengguna, kemudian
memproses permintaan tersebut.
3. Jawaban
Browser menampilkan hasil dari permintaan pada jendela browser
1.12 Testing
Menurut Romeo (2003), testing adalah proses pemantapan kepercayaan
akan kinerja program atau sistem sebagaimana yang diharapkan. Testing Software
untuk verifikasi, mendeteksi error dan validasi. Verifikasi adalah pengecekkan atau
pengetesan entitas-entitas, termasuk software, untuk pemenuhan dan konsistensi
dengan melakukan evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan.
Validasi adalah melihat kebenaran sistem apakah proses yang telah dituliskan sudah
sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pengguna. Deteksi error adalah testing
yang berorentasi untuk membuat kesalahan secara intensif, untuk menentukan
apakah suatu hal tersebut tidak terjadi. Test case merupakan suatu tes yang
dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang
telah ditentukan sebelumnya. Adapun kegunaan dari test case ini, adalah untuk
melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi Black Box
Testing..
1.12.1 Black Box Testing
Menurut Romeo (2003), Black box testing dilakukan tanpa adanya suatu
pengetahuan tentang detail struktur internal dari sistem atau komponen yang dites,
juga disebut sebagai functional testing. Black box testing bergfokus pada kebutuhan
fungsional pada software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhan dari software.
Dengan adanya black box testing, perekayasa software dapat menggunakan
kebutuhan fungsional pada suatu program. Black box testing dilakukan untuk
melakukan pengecekan apakah sebuah software telah bebas dari error dan
fungsi-fungsi yang diperlukan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
1.12.2 White Box Testing
Menurut Romeo (2003), White box testing merupakan cara pengujian
Kemudian melakukan analisis apakah ada kesalahan atau tidak. Selain itu white box
testing juga merupakan pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail
perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara procedural
untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian. Secara sekilas dapat
diambil kesimpulan white box testing merupakan petunjuk untuk mendapatkan
program yang benar secara 100%.
1.13 Skala Likert
Angket atau kuisioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada
orang lain yang bersedia memberikan respon, sesuai dengan permintaan pengguna.
Tujuan dari menyebarkan angket adalah mencari informasi dari responden tanpa
khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan
(Riduwan, 2005).
Menurut Husein (2008), skala likert berhubungan dengan pernyataan
seseorang terhadap sesuatu. Skor pada skala likert berarah positif dan negative.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsii seseorang
atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
Perhitungan skor penilaian untuk setiap pertanyaan (QS) didapatkan dari
julah pengguna (PM) dikalikan dengan skala nilai (N). Jumlah skor tertinggi (STtot)
didapatkan dari skala tertinggi (NT) dikalikan jumlah pertanyaan (Qtot) dikalikan
total pengguna (Ptot). Sedangkan nilai persentase akhir (Pre) diperoleh dari jumlah
skor hasil pengumpulan data (JSA) dibagi jumlah skor tertinggi (STot) dikalikan
Rumus skala likert:
QS(n) = PM x N ……….(2.1)
Stot = NT x Qtot x Ptot ………...(2.2)
Pre = JSA / STtot x 100% ………..(2.3)
Keterangan:
QS(n) = Skor pertanyaan ke-n
PM = Jumlah pengguna yang menjawab
N = Skala nilai
STtot = Total skor tertinggi
NT = Skala nilai tertinggi
Qtot = Total pertanyaan
Ptot = Total pengguna
Pre = persentase akhir (%)
JSA = Jumlah skor akhir
Analisis dilakukan dengan melihat persentase akhir dari proses
perhitungan skor. Nilai persentase kemudian dicocokkan dengan kriteria
interpretasi skor. Menurut Husein (2008), ada dua bentuk pernyataan yang
menggunakan skala likert yaitu bentuk pernyataan positif dan bentuk pernyataan
negative. Bentuk jawaban skala likert ialah sangat baik, baik, cukup, kurang dan
Tabel 2.1 Keterangan Persentase Nilai Menurut Husein (2008)
Nilai Keterangan
0% - 20% Sangat Kurang
21% - 40% Kurang
41% - 60% Cukup
61% - 80% Baik
81% - 100% Sangat Baik
31
1
BAB IIIANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis dari permasalahan sumber
daya manusia yang diambil dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Selain itu, bahwa
analisis dan perancangan sistem di sini menggunakan model waterfall meliputi
komunikasi, perancangan sistem (pemodelan sistem) dan perancangan pengujian
sistem.
1.1 Analisis Sistem
Pada tahap analisis sistem ini dilakukan beberapa proses yang berhubungan
dengan tahapan awal metode penelitian. Pada metode penelitian yang diambil
menggunakan model waterfall. Pada model waterfall terdapat beberapa tahapan
yang meliputi tahap komunikasi dan tahap perencanaan.
1.1.1 Tahapan Komunikasi
Pada tahap komunikasi, dilakukan proses observasi dan wawancara.
Proses observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung ke Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian yang bertujuan untuk mengetahui informasi tentang
proses penilaian kinerja tenaga kontrak. Pada proses wawancara dilakukan dengan
cara melakukan proses tanya jawab kepada Kasubag Umum dan Kepegawaian
yang berfungsi untuk mencocokkan data dan informasi dari hasil observasi. Selain
itu proses wawancara juga berfungsi untuk menanyakan beberapa hal yang tidak
didapat dari hasil observasi. Setelah melakukan observasi dan wawancara langsung
dengan pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya maka dapat disusun analisis bisnis,
analisis kebutuhan pengguna dan analisis kebutuhan fungsional.
A Analisis Bisnis
Setelah dilakukan tahap komunikasi, selanjutnya dilakukan analisis bisnis
meliputi identifikasi masalah, identifikasi pengguna identifikasi data, identifikasi
fungsi.
1. Identifikasi Masalah
Setelah melakukan observasi dan wawancara langsung dengan pihak Dinas
Pendidikan Kota Surabaya, terdapat beberapa permasalahan yang muncul. Dari
beberapa permasalahan yang ada maka penelitian mengangkat satu
permasalahan yaitu mengenai penilaiankinerja tenaga kontrak. Dalam
memperpanjang masa kontrak dari tenaga kontrak tersebut, Dispendik Kota
Surabaya melakukan penilaian kinerja pada akhir periode atau setiap akhir tahun.
Tahap yang dilakukan dalam proses penilaian kinerja ini meliputi: penyusunan
halaman penilaian kinerja tenaga kontrak, pengiriman halaman penilaian kinerja
dan melakukan penilaian kinerja tenaga kontrak oleh Kepala Sekolah. Prosedur
penilaian kinerja tenaga kontrak digambarkan menggunakan Business Process
Modeling Notation (BPMN) yang dapat dilihat pada Lampiran 1.
Kemudian dapat disimpulkan, bahwa proses penilaian kinerja tenaga kontrak
pada Dinas Pendidikan Kota Surabaya, yang masih menggunakan proses
menggunakan dokumen kertas, sehingga memiliki lima risiko yang ditemukan,
yaitu:
a. Kebutuhan untuk menyimpan halaman hasil penilaian kinerja semakin
b. Penilaian kinerja yang dilakukan oleh Kepala Seklah bisa saja dilakukan
secara acak, dikarenakan Kepala Sekolah tidak mengetahui secara langsung
bagaimana kinerja tenaga kontrak tersebut.
c. Selalu tidak tepat waktu dalam pengumpulan halaman hasil penilaian kinerja
oleh Kepala Sekolah yang berakibat pada surat perpanjangan kontrak dari
tenaga kontrak yang lulus.
d. Tutup buku akhir tahun oleh Dispendik Kota Surabaya selalu terlambat akbit
dari penggajian tenaga kontrak yang belum diberikan oleh Dispendik Kota
Surabaya.
2. Identifikasi Pengguna
Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Pada proses penilaian kinerja tenaga kontrak, user yang ada yaitu Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian, Kepala Sekolah, Guru, dan tenaga kontrak itu
sendiri.
3. Identifikasi Data
Setelah dilakukan proses identifikasi permasalahan dan pengguna, maka dapat
dilakukan identifikasi data. Pada proses penilaian kinerja tenaga kontrak
memerlukan data sebagai berikut: Data Pegawai, Data Jabatan, Data Periode
Penilaian, Data Master Pertanyaan, Data Master Aspek Penilaian, Data Master
Pilihan Jawaban, Data Tempat Tugas, Data Tenaga Kontrak, Data Penilai, Data
4. Identifikasi Fungsi
Setelah dilakukan proses identifikasi permasalahan, pengguna dan data, maka
dapat diidentifikasi fungsi dari proses penilaian kinerja tenaga kontrak sebagai
berikut: menyusun halaman penilaian kinerja, menentukan bobot penilai,
menentukan penilai, menentukan periode penilaian, melakukan penilai oleh
penilai, dan menghasilkan laporan penilaian tenaga kontrak.
B Analisis Kebutuhan Pengguna
Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai Dinas Pendidikan Kota
Surabaya khususnya dengan pengguna yang bersangkutan dengan sistem, maka
dapat dibuat kebutuhan pengguna. Analisis kebutuhan pengguna berfungsi untuk
mengetahui kebutuhan dari masing-masing pengguna yang berhubungan langsung
dengan sistem yang dibuat dapat sesuai dengan apa yang diminta oleh pengguna
yang bersangkutan dengan sistem. Pengguna tersebut terbagi menjadi role yang
berdeda, yaitu sebagai admin (Kasubag Umum dan Kepegawaian) dan sebagai
penilai (Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Kontrak). Dari role yang berbeda tersebut
maka memiliki fungsi yang berbeda sehingga kebutuhan data dan informasi yang
dihasilkan pada setiap user. Untuk penerapan sistem pada aplikasi Berikut adalah
dapat dilihat kebutuhan pengguna dalampenilaian kinerja tenaga kontrak sebagai
1. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Tabel 3.1 Kebutuhan Pengguna Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Kebutuhan Fungsi Kebutuhan Data Kebutuhan Informasi
Penyusunan Halaman Penilaian
1.Data aspek penilaian
2.Data pertanyaan
3.Data bobot
4.Data penilai
Halaman penilaian yang sudah berisi aspek penilaian,pertanyaan, penilai, dan tenaga kontrak sesuai dengan jabatannya.
Waktu penilaian Data periode penilaian Waktu kapan dimulainya
penilaian kinerja
Laporan seluruh tenaga kontrak
1.Data periode
penilaian
2.Data posisi tenaga
kontrak
3.Data nilai akhir
tenaga kontrak
4.Data sekolah
Laporan hasil penilaian seluruh tenaga kontrak per periode penilaian
Laporan seluruh tenaga kontrak yang lulus
1.Data periode
penilaian
2.Data posisi tenaga
kontrak
3.Data nilai akhir
tenaga kontrak
4.Data sekolah
Laporan hasil penilaian seluruh tenaga kontrak lulus per periode penilaian
Laporan seluruh tenaga kontrak yang tidak lulus
1.Data periode
penilaian
2.Data posisi tenaga
kontrak
3.Data nilai akhir
tenaga kontrak
4.Data sekolah
Laporan hasil penilaian seluruh tenaga kontrak tidak lulus per periode penilaian
Surat perintah 1.Data tenaga kontrak
dan posisinya
2. Data sekolah
2. Kepala Sekolah
Tabel 3.2 Kebutuhan Pengguna Kepala Sekolah
Kebutuhan Fungsi Kebutuhan Data Kebutuhan Informasi
Pengisian halaman penilaian kinerja
1. Data aspek penilaian
2. Data pertanyaan
3. Data penilai
4. Data tenaga kontrak
5. Data posisi tenaga
kontrak
6. Data sekolah
Halaman penilaian kinerja yang berisi nama dan posisi tenaga kontrak terebut sesuai dengan tempat tugasnya
3. Guru
Tabel 3.3 Kebutuhan Pengguna Guru
Kebutuhan Fungsi Kebutuhan Data Kebutuhan Informasi
Pengisian halaman penilaian kinerja
1.Data aspek penilaian
2. Data pertanyaan
3. Data penilai
4. Data tenaga kontrak
5. Data posisi tenaga
kontrak
6. Data sekolah
Halaman penilaian kinerja yang berisi nama dan posisi tenaga kontrak terebut sesuai dengan tempat tugasnya
4. Tenaga Kontrak
Tabel 3.4 Kebutuhan Pengguna Tenaga Kontrak
Kebutuhan Fungsi Kebutuhan Data Kebutuhan Informasi
Pengisian halaman penilaian kinerja
1. Data aspek penilaian
2. Data pertanyaan
3. Data penilai
4. Data tenaga kontrak
5. Data posisi tenaga
kontrak
C Analisis Kebutuhan Fungsional
Pada tahap kebutuhan fungsional digunakan untuk mengimplementasikan
seluruh fungsi yang didapatkan dari hasil analisis kebutuhan pengguna yang terjadi
saat ini. Fungsi- fungsi tersebut dapat dibagi menjadi 8 fungsi yang meliputi sebagai
berikut :
1. Fungsi penyusunan halaman penilaian kinerja
Tabel 3.5 Software Requirement Menentukan Halaman Penilaian
Nama Fungsi Fungsi Menyusun Halaman Penilaian Kinerja Stakeholder Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Deskripsi Fungsi ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyusun halaman penilaian kinerja tenaga kontrak oleh Kasubag Umum dan Kepegawaian.
Kondisi Awal 1. Data aspek penilaian
2. Data pertanyaan
3. Data tenaga kontrak
4. Data posisi tenaga kontrak
5. Data tempat tugas
Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem Otentifikasi Login Stakeholder
Pengguna memasukkan
username dan password
a. Sistem akan
melakukan pengecekan
username dan
password Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Jika username dan
password tidak sesuai,
maka sistem akan menampilkan informasi berupa
“Username/Password Anda Salah”
c. Sistem akan
menampilkan “login berhasil” jika
username dan
password yang di
inputkan benar.
d. Jika Kepala Sub
Alur Normal
Kepegawaian berhasil
login, maka sistem
akan memberikan hak
akses login dan menu
sebagai Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Aksi Stakeholder Respon Sistem Menyusun Halaman Penilaian Kinerja
1. Pengguna memilih
menu data yang terkait dengan penyusunan halaman penilaian kinerja (aspek penilaian dan pertanyaan,).
Sistem akan menampilkan halaman inputan yang kemudian diisi oleh pengguna sebagai tahap awal penyusunan halaman penilaian kinerja.
2. Pengguna
menginputkan data aspek penilaian, pertanyaan, data bobot dan meng-klik tombol simpan.
Sistem menyimpan data tersebut dan jika kolom yang diisikan sesuai dan benar, maka sistem akan
menampilkan “Data berhasil disimpan”. Kondisi
Akhir
Fungsi ini menyimpan data pertanyaan penilaian
2. Fungsi menentukan bobot penilai
Tabel 3.6 Software Requirement Menentukan Bobot Penilai
Nama Fungsi Fungsi Menentukan Bobot Penilai
Stakeholder Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Deskripsi Fungsi ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menentukan bobot dari jabatan penilai untuk penilaian kinerja tenaga kontrak oleh Kasubag Umum dan Kepegawaian.
Kondisi Awal 1. Data bobot jabatan
2. Data jabatan
3. Data level
Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem Otentifikasi Login Stakeholder
Pengguna memasukkan
username dan password
a. Sistem akan melakukan
pengecekan username
Alur Normal
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Jika username dan
password tidak sesuai,
maka sistem akan menampilkan informasi berupa
“Username/Password Anda Salah”
c. Sistem akan
menampilkan “login berhasil” jika
username dan
password yang di
inputkan benar.
d. Jika Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian berhasil
login, maka sistem
akan memberikan hak
akses login dan menu
sebagai Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Aksi Stakeholder Respon Sistem Memasukkan Data Bobot Jabatan
1. Pengguna memilih
menu bobot untuk memberikan bobot terhadap jabatan penilai.
Sistem akan menampilkan halaman inputan bobot jabatan yang kemudian diisi oleh pengguna untuk memberikan bobot jabatan penilai.
2. Pengguna
menginputkan data bobot jabatan dan meng-klik tombol simpan.
Sistem menyimpan data tersebut dan jika kolom yang diisikan sesuai dan benar, maka sistem akan
menampilkan “Data bobot
jabatan berhasil disimpan”.
Kondisi Akhir
3. Fungsi menentukan penilai
Tabel 3.7 Software Requirement Menentukan Penilai
Nama Fungsi Fungsi Menentukan Penilai
Stakeholder Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Deskripsi Fungsi ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menentukan penilai yang melakukan penilaian tenaga kontrak oleh Kasubag Umum dan Kepegawaian.
Kondisi Awal 1. Data penilai
2. Data pegawai
3. Data bobot jabatan
4. Data tempat tugas
5. Data jabatan
Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem Otentifikasi Login Stakeholder
Pengguna memasukkan
username dan password
a. Sistem akan melakukan
pengecekan username
dan password Kepala
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Jika username dan
password tidak sesuai,
maka sistem akan menampilkan informasi berupa
“Username/Password Anda Salah”
c. Sistem akan
menampilkan “login berhasil” jika
username dan
password yang di
inputkan benar.
d. Jika Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian berhasil
login, maka sistem
akan memberikan hak
akses login dan menu
sebagai Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
1. Pengguna memilih menu penilai kemudian pilih tempat tugas dan pilih jabatan. Setelah itu memasukan
password, no
telepon, dan email.
Sistem akan menampilkan halaman inputan menu penilai per sekolah sesuai dengan jabatan dari penilai.
2. Pengguna meng-klik
tombol simpan.
Sistem menyimpan data tersebut dan jika kolom yang diisikan sesuai dan benar, maka sistem akan
menampilkan “Data penilai
berhasil disimpan”.
Kemudian klik oke maka sistem akan mengirim notifikasi ke penilai melalui sms dan email.
Kondisi Akhir
Fungsi ini menentukan penilai sesuai dengan jabatan per tempat tugas
4. Fungsi menentukan periode penilaian
Tabel 3.8 Software Requirement Menentukan Periode Penilaian
Nama Fungsi Fungsi Menentukan Periode Penilaian Stakeholder Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Deskripsi Fungsi ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menentukan periode penilaian kinerja tenaga kontrak oleh Kasubag Umum dan Kepegawaian.
Kondisi Awal Data periode penilaian
Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem Otentifikasi Login Stakeholder
Pengguna memasukkan
username dan password
a. Sistem akan melakukan
pengecekan username
dan password Kepala
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Jika username dan
password tidak sesuai,
Alur Normal
informasi berupa
“Username/Password Anda Salah”
c. Sistem akan
menampilkan “login berhasil” jika
username dan
password yang di
inputkan benar.
d. Jika Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian berhasil
login, maka sistem
akan memberikan hak
akses login dan menu
sebagai Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Aksi Stakeholder Respon Sistem Menentukan Periode Penilaian
1. Pengguna memilih
menu periode
penilaian melakukan inputan data waktu penilaian sampai waktu akhir penilaian.
Sistem akan menampilkan halaman inputan menu periode penilaian.
2. Pengguna meng-klik
tombol simpan.
Sistem menyimpan data tersebut dan jika kolom yang diisikan sesuai dan benar, maka sistem akan
menampilkan “Data
periode penilaian berhasil
disimpan”. Kondisi
Akhir
6. Fungsi melakukan penilaian
Tabel 3.9 Software Requirement Melakukan Penilaian
Nama Fungsi Fungsi Melakukan Penilaian
Stakeholder Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kontrak
Deskripsi Fungsi ini merupakan kegiatan yang dilakukan penilai untuk melakukan penilaian terhadap tenaga kontrak yang ditempatkan di tempat tugas penilai tersebut.
Kondisi Awal 1. Data tenaga kontrak dan posisinya
2. Data tempat tugas
3. Data pegawai
4. Data bobot jabatan
5. Data penilai
6. Data aspek penilaian
7. Data pertanyaan
8. Data detil nilai penilai
9. Data detil nilai tenaga kontrak
10.Data penilaian
Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem Otentifikasi Login Stakeholder
Pengguna memasukkan
username dan password
a. Sistem akan melakukan
pengecekan username
dan password penilai
b. Jika username dan
password tidak sesuai,
maka sistem akan menampilkan informasi berupa
“Username/Password Anda Salah”
c. Sistem akan
menampilkan “login berhasil” jika
username dan
password yang di
inputkan benar.
d. Jika penilai berhasil
login, maka sistem
akan memberikan hak
akses login dan menu
sebagai penilai.
Alur Normal
1. Pengguna memilih
tenaga kontrak yang akan dinilai.
Sistem akan menampilkan daftar tenaga kontrak sesuai dengan posisinya yang terdapat pada tempat tugas penilai.
2. Pengguna meng-klik
tombol nilai.
Sistem akan menampilan data pertanyaan yang siap disi oleh penilai.
3. Pengguna meng-klik
tombol lanjutkan.
Sistem akan menampilkan data pertanyaan yang belum diisi oleh penilai.
4. Pengguna meng-klik
tombol selesai.
Sistem menghitung jumlah bobot jawaban yang dipilih sesuai dengan bobot
jabatan aspek penilaian. Kemudian dihitung sesuai dengan bobot jabatan dari penilai.
Kondisi Akhir
Fungsi ini melakukan penilaian kinerja tenaga kontrak
7. Fungsi menghasilkan laporan
Tabel 3.10 Software Requirement Menghasilkan laporan
Nama Fungsi Fungsi Mengisi Halaman Penilaian Stakeholder Kasubag Umum dan Kepegawaian
Deskripsi Fungsi ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat laporan hasil penilaian tenaga kontrak oleh penilai.
Kondisi Awal 1. Data tenaga kontrak dan posisinya
2. Data penilaian
3. Data detil nilai penilai
4. Data detil nilai tenaga kontrak
5. Data tempat tugas
Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem Otentifikasi Login Stakeholder
Pengguna memasukkan
username dan password
a. Sistem akan melakukan
pengecekan username
dan password Kepala