• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 OBJEK PENELITIAN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

OBJEK PENELITIAN

3.1 Struktur Organinasi Perusahaan

3.1.1 Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1885, dua bersaudara dari Inggris bernama William dan James Lever mulai mengelola perusahan dengan nama Lever Brother. Perusahaan ini kemudian memproduksi sabun cuci dengan merek Sunlight. Dalam memasarkan sabun itu mereka menggunakan konsep marketing dengan kemasan dan iklan yang baik maka makin lama makin berkembang yang kemudian mereka memproduksi sabun mandi yaitu Lux dan Lifebouy.

Sementara itu dari negara Belanda dengan waktu yang bersamaan berdiri perusahaan keluarga yaitu perusahaan milik keluarga Anton Jurgens dan perusahaan milik keluarga Van Der Berg. kedua perusahaan itu menjadi satu perusahaan dengan nama Margarine Unilever Brothers dan Margarine Unie, sama-sama mengembangkan usaha dibenua Eropa dan saling bersaing untuk maju, kedua perusahaan itu mempunyai kesamaan yaitu:

1. Sama-sama membuat produk untuk konsumen dalam jumlah yang besar. 2. Jalur distributsi yang luas.

3. Beberapa bahan baku yang digunakan juga sama.

(2)

Di Indonesia Unilever didirikan pada 5 Desember 1935 dengan nama LEVER’S ZEEPFABR LEKEN N.V dengan akte Mr. A.H. Van Ophuijsen No. 23, notaris Batavia, yang disahkan oleh Gouverneur General Van Nederlandsch-Indic dengan keputusan No. 14 tanggal 16 Desember 1935 dan diumumkan dalam tambahan No. 3 pada Javasche Courant tanggal 9 Januari 1934. Nama perseroan diubah menjadi PT. Unilever Indonesia Tbk, dengan akta Notaris Ny. Kartini, SH. Pada tanggal 22 Juli 1980 No. 171.

Pada tahun 1933 sebuah pabrik sabun didirikan di Jakarta yang berlokasi di jalan Pangeran Tubagus Angke 170 Jakarta, sekarang ini (dulu Batavia). Unilever beroperasi dijakarta pada tahun 1934 yang ditandai dengan beroperasinya pabrik margarin. Pabrik makanan , pembuatan minyak, dan lemak makanan pada tahun 1936. Pabrik pembuatan lemak makanan dan minyak goreng ini diberi nama Maatshappitjer Exploitatic Der Colliebrie Fabrieken N.V. (collibri).

Pada tahun 1942 Jepang masuk ke Indonesia dan kegiatan perusahaan Unilever berhenti beroperasi dan mulai beroperasi kembali setelah perang dunia kedua. Pabrik minyak Archa atau Ollefabriek A Rdia Nu dibeli oleh Unilever pada tahun 1974. Tahun 1957 perkembangan PT. Unilever terganggu karena masalah konfrontasi dengan Belanda dan mengenai masalah Irian Barat dan konfrontasi dengan Malaysia. Tahun 1964, PT. Unilever berada dibawah pengawasan pemerintah Republik Indonesia. Pada pemerintahan orde baru tahun 1966, orang asing diperbolehkan memiliki perusahaannya kembali dengan adanya undang-undang penanaman modal asing (PMA) No. 1 tahun

(3)

1967 Unilever diizinkan melanjutkan operasinya di Indonesia. Tidak lama setelah Unilever diijinkan beroperasi kembali di Indonesia.

Pada tahun 1970 dibangun pabrik detergent yang memproduksi Rinso yaitu NSD yang teletak dikawasan Angke, Jakarta. Pada tahun 1980 PT. Unilever Indonesia, Go Public (pemindahan semua aktivitas pasiva dari ketiga perusahaan Unilever ke LZF). Pada akhir tahun 1981 penawaran sebagian saham kepada masyarakat sebanyak 15%. Pada tahun 1983 berdiri pabrik kosmetik Elida Gibbs dikawasan Rugkut (Surabaya) dan pabrik sabun sebagai bagian dari pabrik Collibri, akan tetapi pada awal tahun 1990 pabrik Colibri ditutup dan kemudian Unilever mendirikan pabrik ice cream Wall’s dikawasan industri Jababeka di Cikarang pada tahun 1992. Dengan pabrik dikedua kota tersebut, Unilever mengembangkan usahanya dengan mantap dan konsisten di Indonesia. Kemudian nama Unilever dirubah menjadi PT. Unilever Indonesia Tbk. Kesuksesan yang diraih oleh PT. Unilver Indonesia Tbk. Mencerminkan bahwa perkembangan ekonomi saat itu sedang dalam fase meningkat dimana ada upaya-upaya deragulasi dan manajemen makro 78 yang bijaksana serta stabilitas politik yang kondusif sehingga mampu mempercepat laju aktivitas disektor perekonomian.

PT. Unilever Indonesia Tbk menjual produk-produknya melalui distributor yang berjumlah 300 dan melayani 400.000 toko yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Untuk melayani para distributor ini PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki kantor-kantor yang tersebar dibeberapa kota-kota besar di Indonesia, diantaranya : Bandung, Cirebon, Jakarta, Manado, Medan, Padang, Palembang, Samarinda, Semarang, Surabaya, Ujung pandang dan

(4)

Yogyakarta. Masing-masing dikelola oleh seorang manajer yang bertugas untuk membantu para distributor dalam hal mempromosikan hasil produksi dari perusahaan untuk dipasarkan dan disebarluaskan kepada konsumen.

Pada umur ke-76 tahun, PT. Unilever Indonesia Tbk telah mengalami banyak kemajuan dalam pencapaianya di Indonesia, semua ini tercermin dari peningkatan yang signifikan dalam hal volume penjualan yang mantap dan terjadinya peningkatan pangsa pasar di segmen-segmen pasar yang berkembang serta adanya peningkatan mutu dan produktivitas yang berkesinambungan. Hal-hal yang perlu diketahui dari tahun 1993 terjadinya peningkatan penjualan sebanyak 18%, yang dirupiahkan mencapai Rp. 933 Milyar dengan laba bersih sebanyak 16% menjadi 79 Milyar, serta laba bersih atas modal sendiri mencapai tingkat tertinggi sebesar 61,5 %. Keberhasilan atas pencapaian tersebut terlihat pada pencapaian peningkatan secara terus menerus yang membuat harga saham PT. Unilever Indonesia Tbk. Pada 79 Bursa Efek Jakarta naik 6% dalam tahun 1993 dan kemudian pada tahun tahun berikutnya. Dan pada tahun yang sama PT. Unilever Indonesia Tbk, menambah produk baru seperti Dimension Kiddies dan Ultra Mild, rangkain Sunslik varian baru, Pepsodent varian baru, Close Up varian baru, Dave Shampo, Dave Conditioner, sabun mandi Lux Spa, Lipton Ice Tea dalam kemasan sachet, Rexona, dan berbagai produk kecantikan Pond’s.

Selama lebih dari 76 tahun keberadaan PT. Unilever Indonesia Tbk, para karyawan selalu diakui sebagai aset utama dalam kebijaksanaan perusahaan secara menyeluruh dengan mengadakan pelatihan dan pengembangan bagi seluruh jajaran staf dan untuk memastikan mereka

(5)

mampu memiliki kemampuan dalam memenuhi tuntutan pasar yang semakin bersaing.

Tabel 3.1 Riwayat Perusahaan

Tahun

Perkembangan

1920-30 Import oleh Van Den Bergh, Jurgen and Brother

1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke,Jakarta 1941 Pabrik Kosmetik – Colobri NV, Surabaya

1942 - 1946 Kendali oleh Unilever dihentikan (Perang Dunia II) 1965 - 1966 Dibawah kendali pemerintahan

1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal asing

1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta

1982 Pembangunan pabrik Elida Gabbs di Rungkut, Surabaya

1988 Pemindahan pabrik sabun mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya

1990 Terjun di bisnis teh 1992 Membuka pabrik es krim

1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi 1996 - 1998 Penggabungan Instalasi produksi – Cikarang, Rungkut

1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang 2000 Terjun ke bisnis kecap

(6)

2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta 2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar 2004 Terjun ke bisnis makanan ringan

2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang 2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah

Sumber : Data Perusahaan

(7)

Tabel 3.2 Struktur Perusahaan

Sumber : Data Perusahaan

(8)

Misi :

1. Kami bekerja membangun masa depan yang lebih baik setiap hari.

2. Kami membantu orang-orang merasa nyaman berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan bagi orang lain.

3. Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia.

4. Kami akan mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan membesarkan perusahaan kami dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan.

Nilai-nilai :

1. Fokus pada pelanggan, konsumen dan masyarakat. 2. Kerja sama.

3. Integritas.

4. Mewujudkan sesuatu terjadi. 5. Berbagi kebahagiaan.

(9)

3.1.5 Logo Perusahaan

Gambar 3.1 Logo Perusahaan

Sumber : Data Perusahaan

3.1.6 Identitas Perusahaan

Berikut ini adalah data lengkap PT UNILEVER INDONESIA Tbk.

Alamat : Graha Unilever

Jl. Jendral Gatot Subroto Kav 15

Jakarta 12930 - Indonesia

Telepon : +62 21 526 2112

Fax : +62 21 526 2044

(10)

3.1.7 Penghargaan

Beberapa penghargaan yang di dapat oleh Unilever Indonesia, antara lain :

Tahun 2008 :

1. The Asian Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) 2008

Unilever mendapatkan penghargaan sebagai perusahaan Indonesia yang paling diminati di Asia dan memenangkan keseluruhan kategori.

2. International Stevie Award 2008

Finalis untuk kategori Program Kepedulian Sosial Terbaik/CSR Terbaik dalam International Business Award (IBA) 2008 dengan Program Pengembangan Petani Kedelai Hitam.

3. International Energy Globe Award 2008

Program Inovasi Pendidikan Unilever Indonesia sebagai salah satu pemenang World Energy Globe Award. Program ini mendapat kehormatan sebagai pemenang nasional untuk Indonesia.

4. The Indonesia Best Brand (IBBA) Award 2008

Sebelas produk Unilever Indonesia menerima Indonesia Best Brand Awards 2008. Sunlight, Pepsodent, Lux, Lifebuot, Sunsilk, Pond’s, Rinso, Citra, dan Molto menerima IBBA

(11)

platinum. Pond’s Face Moisturizer menerima golden IBBA dan Bango mendapat IBBA untuk pertama kali.

5. Hero Award

Unilever Indonesia menerima tiga penghargaan untuk kategori: Pilihan Terbaik Konsumen (Pepsodent), Pertumbuhan Penjualan Terbaik (Sunsilk), dan Produk Terbaik (Pond’s). 6. Ing Griya Award

Unilever Indonesia menempati peringkat teratas pada kategori Website Terbaik, Majalah Internal Perusahaan Terbaik, Laporan Tahunan Terbaik, Poster Terbaik.

7. Cakram Award

Unilever Indonesia memenangkan kategori Kampanye Non-Komersial Terbaik untuk Program Unilever Jakarta Green & Clean.

8. Zero Accident Award

Unilever Indonesia menerima penghargaan dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk kecelakaan Nihil dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

9. The Dream Team Championship Award

Tim Marketing kecap Bango Unilever Indonesia memenangkan Marketing Dream Team Championship yang diselenggarakan oleh majalah SWA, bekerja sama dengan Indonesia Marketing Associations dan Mark Plus & Co.

(12)

10. Indonesia Best Packaging Award 2008

Rinso Anti Noda, Dove Shampoo Dialy Therapy, Citra Bengkoang White Milk Bath, Close Up Active Gel Crystal Frost, dan Citra Lasting White Extra Bubuk Mutiara Cina adalah pemenang Indonesia Best Packaging Award 2008 berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Marketing Extra Magazine.

Tahun 2009 :

1. The Most Admired Companies in Indonesia dari Wall Strees Journal Asia.

2. Asia’s Best Companies 2009 dari Finance Asia.

3. Meraih Stevie Award dari International Bussiness Award 2009, sebagai pemenang Environmental Responsibility Programme og the Year (Trashion).

4. Anugrah dari MAKE Award Asia sebagai the Most Admired Knowledge Enterprise in Asia.

5. Investors Award Best Listed Companies 2009 dari Investor Award untuk kategori produk rokok, farmasi dan peralatan rumah tangga.

6. The Best Large Cap Corporate of the Year bagi Indonesia, dari majalah AsiaMoney.

7. Famous Brand 2009 dari Hero Group, The Best People Choice untuk Rinso.

(13)

8. Metro TV MDG Award 2009 dari Metro TV dan Perserikatan Bangsa-bangsa di Indonesia sebagai pemenang pertama kategori Meningkatkan Kesehatan Ibu.

9. Indonesia Most Trusted Companies Award 2009 dari majalah SWA.

10. Indonesia Sustainability Award 2009 dari National Centre for Sustainability Reporting, untuk Best Sustainability Report 2008 di Ketegori aneka industri, consumer goods, property dan real estate.

11. Indonesia CSR Award dari kementrian Sosial Republik Indonesia dan Corporate Forum for Community Development. 12. Indonesia’s Most Admired Companies (IMAC) versi

Frontier Consulting Group dan Business Week Indonesia, sebagai Best Corporate Image di kategori Toiletries.

13. Indonesian Customer Satisfaction Award 2009 dari Frontier Consulting dan SWA NETWORK.

14. Indonesian Best packaging Award 2009 dari Mix Marketing Xtra dan Indonesia Brand Summit.

15. Asia Pacific Entrepreneurship Award dari AREA, pengakuan Asia Pasifik yang paling bergengsi untuk kewiraswastaan.

Tahun 2010 :

1. Overall Best Managed Company in Indonesia – Large Cap, dari Asiamoney.

(14)

2. Asia’s Best Companies 2010 Award, dari Finance Asia. 3. Stevie Award 2010 as a Distinguished Honoree for Runal

Women’s Empowerment (Program Pengembangan Petani Kacang Kedelai Hitam), dari the American Business Awards. 4. ASIAN MAKE (Most Admired Knowledge Entreprise)

Award, dari Teleos.

5. Indonesia’s Most Admired Company (IMAC) Award for Best in the Toiletries category, dari Frontier Consulting Groub dan Business Week Indonesia.

6. Indonesia MAKE (Most Admired Knowledge Enterprise) Award 2010 sebagai Juara Tahun 2010 sebagai Juara Tahun 2010 Indonesia Make Study. Dari Dunamis Consulting.

7. Indoesia Best Brand Award 2010, dari majalah SWA, Mars, Metro TV, dan SWANETWORK.

8. Inedonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) 2010, dari majalah SWA Sembada, Frontiers-Marketing Research Consulting, dan SWANETWORK-Corporateevent Management.

9. The Most Impactful Brand Activation Award 2010, dari Majalah Komunikasi Pemasaran MIX.

10. Indonesia’s Most Trusted Company Award, dari majalah SWA Indonesia.

(15)

11. Indonesia Consumer Packaging Award 2010, dari majalah komunikasi pemasaran MIX & Indonesia Brand Summit. 12. Metro TV MDGs Award untuk Perlawanan terhadap

HIV/AIDSdan penyakit menular lainnya, dari Metro TV. 13. Indonesia’s Most Favorite Women’s Brand 2010 Award,

dari majalah Marketers.

14. Manggala Karya Baktu Husana Arutala Award, dari Kementrian Keseharan Republik Indonesia.

15. Asia’s Best Employer Brand Award, dari Employer Branding Institute, CMA Asia.

3.1.8 Job Description

1. Presiden Director dijabat oleh Maurits Daniel Rudolf Lalisang. 2. Chief Financial Officer dijabat oleh Franklin Chan Gomez :

a. Business System & IT

b. Competitive & Corporate Strategy c. Corporate Management Accounting d. Finance and Accounting

e. Internal Audit f. Investor Relation g. Legal Service

(16)

3. Director Home & Personal Care dijabat oleh Debora : a. Commercial HPC

b. Marketing HPC 1. Home Care 2. Personal Care

4. Director Foods dijabat oleh Hadrianus Setiawan : a. Commercial Foods

b. Marketing Foods

c. Foods Solutions Busniess Unit

5. Director Ice Cream & Marketing dijabat oleh Surya Dharma Mandala: a. Commercial Ice cream

b. Marketing Ice Cream c. Marketing Service

1. CMI 2. CCM 3. CAS

6. Director Supply Chain dijabat oleh Biswaranjan Sen : a. Corporate Planing

b. Engineering c. Manufacturing d. Qualitiy Assurance e. Research & Development f. Supply Management g. Commercial Supply Chain

(17)

7. Director Customer Develoment dijabat oleh Joseph Bataona : a. Activation Implementation Management

b. Customer Services & Logistics

c. Customer Marketing & Category Trade Management d. Customer Management

1. General Trade 2. Modern Trade

e. Commercial Customer Development f. Sales Operation & Demand Planning

8. Director Human Resources & Corpotare Relation dijabat oleh Enny Sampurno :

a. Human Resources a. Corporate Communication b. Expentise Team b. Communication

1. Talent 1. Internal

2. Learning 2. Eksternal c. General Affairs c. Corporate Affairs d. HR Buniness Partners d. Unilever Peduli

e. Industrial Relations e. Fondations

(18)

PT Unilever Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang memiliki bisnis di bidang customer good yang merupakan perusahaan terbaik FMCG (Fast Moving Customer Good) di dunia.

PT. Unilever Indonesia Tbk di dalam memproduksi produknya dibagi kedalam 3 divisi yaitu:

1. Divisi Detergen

Divisi ini menghasilkan produk-produk seperti: Rinso, Superbusa, Sunlight, Omo Cream Detergen, Lux, Lifebuoy, Vim dan Le Sancy. 2. Divisi Elida Gibbs / Kosmetik

Divisi ini menghasilkan produk seperti : Pepodent, Close UP, Sunsilk, Dimension, Clear, Brisk, Timotie, Organics, Impluse, Vinolia, Rexsona, Denim, Axe, Vaseline, Pond's, Citra, dan Cuddle.

3. Divisi Foods

Divisi ini menghasilkan produk-produk seperti: Blue Band, Royco, Teh Sariwangi, Ice Cream Walls.

Sedangkan tempat menghasilkan produk tersebut untuk tiap divisi berlainan tempatnya, kecuali divisi detergen diproduksi di Surabaya dan Jakarta. Untuk divisi foods dipoduksi di Jakarta. PT. Unilever pusat mengawasi jalannya kegiatan dari devisi ini dan memonitor segala aktivitas atau area penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Gambar 3.2 Lokasi Kegiatan PT. Unilever Indonesia Tbk.

Detergen & Foods Jakarta

Detergen Surabaya

Kosmetik Surabaya

(19)

Sumber : Data Perusahaan

3.1.10 Sistem Yang Sedang Berjalan

1. Pelanggan datang ke PT Roda Mas Berkat Persahabatan dan bertemu dengan bagian pengorderan dan cek barang. Konsumen menyerahkan surat Delivery Order (DO) kepada bagian pengorderan dan cek barang.

2. Bagian pengorderan dan cek barang menyerahkan kwitansi pembayaran kepada pelanggan.

3. Pelanggan membayar biaya pengiriman sesuai yang tertera pada kwitansi yang diberikan oleh bagian pengorderan dan cek barang.

Area Penjualan

DKI Jakarta, Bandung, Cirebon, Banjarmasin, Pontianak, Medan, Padang, Palembang, Lampung, Surabaya, Semarang, Indonesia Timur, Samarinda, Manado, Ujung Pandang.

(20)

4. Bagian perngorderan dan cek barang menyerahakan Surat Pengiriman Barang (SPB) kepada pelanggan.

5. Pelanggan memberikan barang yang ingin dikirim.

6. Bagian pengorderan dan cek barang menyerahkan barang yang akan dikirim ke bagian pengiriman.

7. Selama perjalanan bagian pengiriman selalu memberikan report tentang keadaan truk yang digunakan untuk mengirim barang kepada bagian pemantau truk.

8. Setelah mendapat report dari bagian pengiriman, bagian pemantau truk melaporkan report tersebut kepada bagian pengorderan dan cek barang.

9. Bagian pengiriman menyerahkan barang kiriman kepada penerima sebagai bukti bahwa barang kiriman tersebut sudah sampai pada tujuannya.

10. Penerima menyerahkan tanda terima setelah ditanda tangani.

11. Setelah sampai kembali ke kantor, bagian pengiriman menyerahkan tanda terima tersebut ke bagian pengorderan dan cek barang.

(21)

Gambar 3.3 Rich Picture System Yang Berjalan

Su mber : Data Perusahaan

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah kerangka atau framework untuk mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan bersifat asosiatif. Pengertian penelitian asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. (Sugiyono, 2009: 26).

Unit analisis yang dituju adalah Mahasiswa Komunikasi Pemasaran Bina Nusantara angkatan 2008 dan informasi yang didapat dari para konsumen tersebut dikumpul pada waktu tertentu atau disebut juga Cross-sectional. (Durianto, 2004: 19)

(22)

Desain penelitian yang digunaan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui hubungan antara variabel dan bagaimana tingkat ketergantungan antara variabel independent terhadap variabel dependent. Dalam pelaksanaan, metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan kuesioner dimana penelitian dilakukan pada suatu populasi dengan menganalisis data yang diperoleh dari populasi tersebut.

Tabel 3.3 Desain Penelitian

Sumber : Penulis

Cross Sectional adalah data yang dikumpulkan pada waktu (satu kurun waktu) dan tempat tertentu saja.

Keterangan :

1. T-1 : Untuk mengetahui hubungan antara brand awareness ice cream Walls Buavita dengan keputusan konsumen dalam memilih suatu produk.

(23)

2. T-2 : Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh Brand Awareness ice cream Walls Buavita PT Unilever Indonesia Tbk terhadap keputusan pembelian Mahasiswa Komunikasi Pemasaran angkatan 2008 di Bina Nusantara.

3.3 Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

Dapat disimpulkan, variabel penelitian dapat berupa obyek dari penelitian yang mempunyai variabel. Definisi dari kedua variabel yang digunakan, adalah sebagai berikut :

1. Variabel Independent atau bebas : Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu : Brand Awareness(X).

2. Variabel Dependen atau terikat : Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah keputusan pembelian(Y).

(24)

Tabel 3.4 Operasional Variabel

Variabel Indikator Deskriptor Ukuran

Skala Pengukuran No. Pertanyaan Brand Awareness (X) Top of Mind

1. Merek ice cream Walls Buavita yang paling diingat.

Ordinal menjadi Interval

Likert

2

2. Ice cream yang pertama disebut adalah ice cream Walls Buavita.

1

Brand Recall

3. Kecepatan dalam mengingat merek.

4

4. Merek lain yang disebutkan setelah menyebutkan merek pertama kali tersebut.

7

Brand Recognition

5. Tingkat minimal kesadaran dalam mengingat karakteristik merek.

8

6. Sadar akan iklan atau kemasan produk.

9

Unaware of Brand

7. Tingkat rendahnya kesadaran dalam mengartikan sebuah merek.

3

8. Tidak mengetahui merek sama sekali.

6

(25)

Keputusan Pembelian

(Y)

Need Recognation

10. Sadar akan kebutuhan produk. 1

11.Sadar akan adanya masalah. 2

Prepurchase Search

12. Sumber informasi produk. 10

13. Mencari informasi sebelum mebeli produk.

5

Evaluation of Alternative

14. Kepercayaan terhadap produk. 3

15. Membandingkan dengan produk lain. 7 Purchase Behavior 16. Pembelian berulang-ulang . 6

17. Pembeli yang berkomitmen pada satu produk.

8

Post Purchase Evaluation

18. Merasa puas dengan produk. 9

19. Rekomendasi untuk konsumen lain.

4

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan :

1. Data Primer

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 135).

(26)

Observasi adalah pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diminati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2009: 203).

2. Data Sekunder

Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca buku-buku referensi, atau internet yang berhubungan dengan topik penelitian dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan teoritis dan pendapat para ahli yang berhubungan dengan penelitian ini sehingga dapat digunakan dan membantu penulis dalam menganalisis data dan mendeskripsikan masalah yang diteliti.

a. Jenis Skala Pengukuran

Secara mendasar, jenis-jenis skala pengukuran dibagi menjadi 4 kategori :

1. Nominal

Skala ini merupakan skala pengukuran terendah. Skala ini hanya berfungsi sebagai kategorisasi. Tidak menunjukkan adanya indikasi apakah sesuatu itu bersifat lebih tinggi dari pembandingnya. Peneliti hanya menggunakan angka sebagai alat bantu koding saja.

2. Ordinal

Ordinal berasal dari kata order. Skala ini menunjukan adanya rangking, namun jarak antar rangking 1, 2, 3, dst tidaklah tetap.

(27)

3. Interval

Skala interval menunjukan adanya rangking, jarak yang konstan, dapat dilakukan operasi matematika, namun dengan nilai nol yang tidak mutlak (no absolute zero).

4. Rasio

Rasio merupakan skala tertinggi yang memiliki seluruh sifat skala nominal, ordinal dan interval. Nilai nol dalam skala ini bersifat mutlak. Peneliti juga dapat melakukan operasi matematika. Yang membedakan dengan skala interval adalah ia memiliki nilai nol mutlak.

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah pengisian kuesioner. Pengukuran variabel dilakukan dengan skala Likert yang menggunakan metode scoring sebagai berikut.

Tabel 3.5 Kategori Pengumpulan Data

(28)

Keterangan :

SS = Sangat Setuju diberi nilai 5

S = Setuju diberi nilai 4

RG = Ragu – Ragu diberi nilai 3

TS = Tidak Setuju diberi nilai 2

STS = Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 115).

Populasi dari penelitian ini adalah Mahasiswa Komunikasi Pemasaran Bina Nusantara angkatan 2008 sebanyak 380 orang. Penulis mendapatkan data tersebut dari Layanan Informasi Mahasiswa Universitas Bina Nusantara.

3.6.2 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2009: 116).

(29)

Menurut Durianto (2004: 26), sampel adalah sebagian dari observasi yang dipilih dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Populasi berarti keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup dan waktu yang ingin diteliti.

Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan rumus slovin karena populasi dari penelitian ini sudah diketahui. Berikut adalah teknik pengambilan sampel menggunakan rumus slovin.

Keterangan : n : Ukuran Sampel N : Ukuran Populasi

E : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%

(30)

Dari 380 populasi, didapat 79 Sampel menggunakan rumus Slovin, dengan menggunakan teknik Non Probability Sampling yang artinya suatu cara pemilihan elemen-elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel, dimana setiap elemen tidak mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih. Menggunakan sampling kuota yakni teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Ciri-ciri dari populasi tersebut adalah berasal dari satu lingkungan yang sama yaitu Mahasiswa Komunikasi Pemasaran Bina Nusantara Angkatan 2008.

3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah tingkat keandalah dan kesahilan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2009: 137).

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrument (kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor variabel jawaban responden

(31)

dengan total skor masing-masing variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0.05 dan 0.01. Tinggi rendahnya validitas instrument akan menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrument yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten.

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Logikanya jika kita melakukan penelitian yang sama, dengan tujuan yang sama dan karakteristik responden yang sama, maka hasil pengambilan data berikutnya akan kita dapatkan respon yang kurang lebih sama.

Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrument yang digunakan sudah tidak valid dan reliabel maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliabel.

Pada program SPSS metode yang digunakan dalam pengujian reliabitilias ini adalah dengan menggunakan metode cronbach’s alpha, dimana satu kuesioner dapat dinyatakan reliabel apabila cronbach’s alpha > 0.6.

(32)

Tabel 3.6 Tingkat Reliabilitas

Sumber : Simamora (2008 : 190)

3.8 Metode Analisis Data

Tabel 3.7 Metode Analisis

(33)

Keterangan :

T-1 Untuk mengetahui hubungan antara Brand Awareness dengan keputusan pembelian.

T-2 Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh Brand Awareness terhadap keputusan pembelian.

Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan hal penting. Langkah pertama sebelum menyebarkan kuesioner adalah menentukan skala pengukuran kuesioner, karena hal itu dapat mempermudah pengolahan data yang menggunakan komputer dengan program SPSS version 20.0

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas akan mengarahkan teknik statistik apa yang akan digunakan untuk uji mengambil keputusan.

Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas yang banyak dipakai, terutama setelah adanya banyak program statistik yang beredar. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikasi di bawah 0.05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.

(34)

3.8.2 Uji Kolerasi

Kegunaan dari metode ini adalah untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent).

Menurut Sugiyono (2009: 182) kolerasi dapat dihitung sebagai berikut: Rumus menghitung kolerasi adalah :

Dimana :

n= koefisien kolerasi xi= variabel x

yi= variabel y

Jika harga r hitung lebih besar dari r tabel baik untuk kesalahan 5% maupun 1%, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif antara kedua variabel.

Berdasarkan Riduwan dan Kuncoro (2008: 62), apabila nilai koefisien kolerasi pearson (r) = +1, maka kolerasi positif dan sempurna. Apabila nilai koefisien kolerasi pearson (r) = -1, maka kolerasi atau hubungan kolerasi negatif sempurna, dan bila r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti kolerasinya sangat kuat. Arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel nilai interpretasi r sebagai berikut :

(35)

Tabel 3.8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.80 - 1.000 Sangat Kuat

0.60 - 0.799 Kuat

0.40 - 0.599 Cukup Kuat

0.20 - 0.399 Rendah

0.00 - 0.199 Sangat Rendah

Sumber : Riduwan dan Engkos Kuncoro (2008)

3.8.3 Uji Regresi

Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang memiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Jadi regresi mengemukakan masa depan untuk memberikan sumbangan menentukan keputusan terbaik.

Persamaan umum linear sederhana adalah :

Rumus: Dimana :

Y= Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

X= Subyek pada variabel independen uang mempunyai nilai tertentu a= Nilai konstanta

(36)

3.9 Uji Hipotesis Untuk T-1

Hipotesis :

Ho1 : Tidak terdapat hubungan antara Brand Awareness dengan keputusan pembelian konsumen pada produk ice cream Walls Buavita.

Ha1 : Terdapat hubungan antara Brand Awareness dengan keputusan pembelian konsumen pada produk ice cream Walls Buavita.

Untuk T-2

Hipotesis :

Ho2 : Tidak terdapat pengaruh antara Brand Awareness dengan keputusan pembelian konsumen pada produk ice cream Walls Buavita.

Ha2 : Terdapat pengaruh antara Brand Awareness dengan keputusan pembelian konsumen pada produk ice cream Walls Buavita.

3.10 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian

Rancangan implikasi hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brand awareness terhadap keputusan pembelian. Jika terdapat pengaruh dan hubungan antara brand awareness dengan keputusan pembelian maka terbukti bahwa Brand Awareness yang terdapat pada ice cream Walls Buavita dapat

(37)

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk lebih menggunakan produk ice cream Walls Buavita dibanding dengan ice cream merek lain.

Dengan demikian sebagai evaluasi untuk PT Unilever Indonesia Tbk diharapkan tetap mempertahankan brand awareness ice cream Walls Buavita dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap ice cream Walls Buavita.

Gambar

Tabel 3.1 Riwayat Perusahaan
Tabel 3.2 Struktur Perusahaan
Gambar 3.3 Rich Picture System Yang Berjalan
Tabel 3.3 Desain Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Diperlukan untuk memberikan arah dan dukungan terhadap manajemen keamanan informasi yang akan diterapkan dalam organisasi. Hal ini tidak selalu menjadi yang pertama dilakukan

Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi web berbasis SMS yang mampu mempermudah komunikasi antara sekolah dan orang tua siswa dengan hasil pengujian sebagai berikut : Dari ahli

Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN

Untuk membuat objek pada WebGL, yang pertama kali dilakukan adalah dengan menentukan vertex dari objek dan disimpan pada sebuah array. Lalu dengan menggunakan

Pewangi Laundry Rejang Lebong Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik BERIKUT INI TARGET MARKET PRODUK NYA:.. Kimia Untuk Keperluan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian tersebut adalah: (1) Pengujian statistik

Selain itu yang paling penting adalah pakaian harus nyaman digunakan, mampu menyerap keringat, memiliki kantung untuk tempat buku catatan saku, berkerah dan mudah

Prajurit Kulon 1650 KK 2018 86.000.000 Pembangunan Saluran Sumolepen (Lanjutan), Pembangunan Plengsengan Buzem Pulorejo (Lanjutan), Pembangunan Saluran Tenggilis