• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SIKAP KARYAWAN, MOTIVASI BERBAGI, KOMUNIKASI DAN TEKNOLOGI TERHADAP BERBAGI PENGETAHUAN DALAM IMPLEMENTASI E-LEARNING (STUDI EMPIRIS PADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SIKAP KARYAWAN, MOTIVASI BERBAGI, KOMUNIKASI DAN TEKNOLOGI TERHADAP BERBAGI PENGETAHUAN DALAM IMPLEMENTASI E-LEARNING (STUDI EMPIRIS PADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

THE INFLUENCE OF EMPLOYEE ATTITUDES, MOTIVATION TO SHARE, COMMUNICATION AND TECHNOLOGY TOWARD KNOWLEDGE SHARING IN IMPLEMENTATION OF E-LEARNING

(Empirical Study in Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Oleh

UPIK SELLY MEYLASARI 20130410375

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

i

THE INFLUENCE OF EMPLOYEE ATTITUDES, MOTIVATION TO SHARE, COMMUNICATION AND TECHNOLOGY TOWARD KNOWLEDGE SHARING IN IMPLEMENTATION OF E-LEARNING

(Empirical Study in Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

UPIK SELLY MEYLASARI 20130410375

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)
(4)

v MAN JADDA WAJADA

Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil

MAN SHABARA ZHAFIRA

Siapa yang bersabar pasti beruntung

MAN SARA ALA DARBI WASHALA

Siapa menapaki jalan-Nya akan sampai ke tujuan

Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya

Dan usaha yang disertai dengan doa, Karena sesungguhnya….

Nasib seorang manusia tidak akan berubah dengan sendirinya Tanpa berusaha…..

Semua masalah pasti bisa diselesaikan Berangkat dengan penuh keyakinan Berjalan dengan penuh keikhlasan

(5)

vi skripsi ini kepada :

1. Kedua orang tua Bapak Sumiadi dan Ibu Siti Maryani yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, nasehat dan doa yang tiada henti-hentinya. Terima kasih untuk perjuangan dan pengorbanan yang selama ini bapak ibu lakukan untuk memberikan kebahagiaan. Maaf masih sering mengecewakan bapak ibu, doakan aku sukses ya pak bu. Semoga bapak ibu panjang umur dan sehat selalu, aku sangat menyayangi bapak ibu.

2. Adik-adikku Lintang Novia Ramadhani dan Aurika Shalsabela Putri yang selalu menambah semangat walaupun sering berantem. Mbak sayang banget sama kalian, sehat dan bahagia terus ya dek.

3. Sahabat-sahabatku Estrina Wulansari, Ajeng Antika Sari, Enny Dwi Cahyanti, Risma Riana Sari dan Novia Iryanti yang selalu memberi dukungan, masukan dan semangat untuk wisuda bareng. Terima kasih selalu mendengarkan keluh kesahku dalam berbagai hal. Terima kasih juga untuk nasehat dan dukungan kalian selama ini, pokoknya kalian luar biasa. Semoga persahabatan kita bisa bertahan sampai kakek nenek.

(6)

vii

6. Teman-teman KKN 066 Riyzal, Zulfa, Dimas, Arifatul, Mia, Nurul, Faiz, Gurun, Bang Aldo, Dwi, Yulnada, Siti dan Fanny yang telah membuat banyak cerita dan pengalaman yang tak terlupakan selama kkn satu bulan. Terima kasih untuk banyak cerita yang telah kita buat, kerja bakti bareng, nyuci tikar bareng, semua hal yang kita lalui sangat berkesan.

(7)

x

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Sikap Karyawan, Motivasi Berbagi, Komunikasi dan Teknologi Terhadap Berbagi Pengetahuan dalam Implementasi E-Learning ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan berbagai dukungan dari segala pihak, maka dari itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Gunawan Budiyanto M.P., Dr., Ir. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Nano Prawoto SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ibu Retno Widowati PA, Dr., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Ibu Ika Nurul Qamari, S.E., M.Si. dengan penuh kesabaran telah membimbing dan memberikan masukan selama proses penyelesaian karya tulis ini.

(8)

xi

Semua bantuan yang diberikan kepada penulis semoga mendapat karunia dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Pengembangan penelitian selanjutnya juga sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 22 Maret 2017

(9)

xii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoritis ... 6

2. Manfaat Praktis ... 6

BAB II ... 7

TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Landasan Teori ... 7

1. Berbagi Pengetahuan ... 7

2. Sikap Karyawan ... 10

3. Motivasi Berbagi ... 12

4. Komunikasi ... 13

(10)

xiii

BAB III ... 24

METODE PENELITIAN ... 24

A. Obyek/Subyek Penelitian... 24

B. Jenis Data ... 24

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 26

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 28

1. Uji Validitas ... 28

2. Uji Reliabilitas ... 29

G. Uji Asumsi Klasik ... 29

1. Uji Multikolinearitas ... 29

2. Uji Heteroskedastisitas ... 30

3. Uji Autokorelasi ... 30

4. Uji Normalitas ... 31

H. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 31

BAB IV ... 36

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian ... 36

1. Obyek Penelitian ... 36

2. Subyek Penelitian ... 37

B. Uji Kualitas Instrumen ... 47

1. Uji Validitas ... 47

2. Uji Reliabilitas ... 50

C. Uji Asumsi Klasik ... 51

(11)

xiv

D. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 56

1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 56

2. Pengujian Hipotesis ... 58

E. Pembahasan ... 61

BAB V ... 69

PENUTUP ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

C. Keterbatasan Penelitian ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN ... 73

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 74

Lampiran 2 Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 77

Lampiran 3 Analisis Deskriptif Responden ... 77

Lampiran 4 Tanggapan Responden ... 79

Lampiran 5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 84

Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik ... 87

(12)

xv

3.1. Definisi Operasional Variabel ... 26

4.1. Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 38

4.2. Kategori Umur Responden ... 38

4.3. Kategori Jenis Kelamin Responden ... 39

4.4. Kategori Lama Bekerja Responden ... 40

4.5. Kategori Jabatan Akademik Responden ... 41

4.6. Kategori Fakultas ... 42

4.7. Tanggapan Responden ... 43

4.8. Level Indikator Jawaban Responden ... 45

4.9. Hasil Pengujian Validitas Variabel Sikap Karyawan... 47

4.10. Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Berbagi ... 48

4.11. Hasil Pengujian Validitas Variabel Komunikasi... 48

4.12. Hasil Pengujian Validitas Variabel Teknologi ... 49

4.13. Hasil Pengujian Validitas Variabel Berbagi Pengetahuan ... 50

4.14. Hasil Pengujian Reliabilitas ... 51

4.15. Hasil Pengujian Multikolinearitas ... 52

4.16. Hasil Pengujian Autokorelasi ... 54

4.17. Hasil Regresi Linier Berganda ... 56

4.18. Hasil Koefisien Determinasi ... 58

(13)

xvi

(14)
(15)
(16)

viii

dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan jenis purposive sampling, dengan cara menyebarkan kuesioner sebanyak 115 responden. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda dan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji F dan uji t.

Hasil penelitian ini menunjukkan pertama, bahwa sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap berbagi pengetahuan dengan signifikansi sebesar 0,000 < α 0,005. Kedua, sikap karyawan mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan dibuktikan dengan nilai koefisien regresi dari sikap karyawan yaitu – 0,164. Variabel lain mempunyai pengaruh positif dan signifikan dibuktikan dengan nilai koefisien regresi dari motivasi berbagi yaitu 0,482, koefisien regresi dari komunikasi yaitu 0,191 dan koefisien regresi dari teknologi yaitu 0,220. Analisis koefisien determinasi menunjukkan angka sebesar 0,403 atau sama dengan 40,3% yang artinya sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi mempengaruhi berbagi pengetahuan sebesar 40,3% sedangkan sisanya 59,7% kemungkinan dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(17)

ix

Sampling using non-probability sampling with purposive sampling type, in a way distributing questionnaires of 115 respondents. The analytical method used is multiple linear regression analysis and using validity, reliability test, classic assumption test, F test and t test.

The results of this study indicate, first, that the employee attitude, motivation to share, communication and technology simultaneously significant effect on knowledge sharing with a significance of 0.000 < α 0.005. Second, the employee attitude have a negative impact and no significant regression coefficient evidenced by the value of the employee attitude is - 0.164. Another variable has a positive impact and significant regression coefficient evidenced by the value of the motivation to share is 0,482, regression coefficient value of the communication is 0.191 and regression coefficient of technology is 0.220. Analysis of the coefficient of determination shows the number of 0,403 equal to 40,3%, which means the employee attitude, motivation to share, communication and technology affect knowledge sharing by 40,3%, while the remaining 59,7% likely influenced by other factors not examined in this study.

(18)

1 A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan pesat dalam berbagai aspek kehidupan khususnya teknologi dan pengetahuan menciptakan persaingan dari setiap individu maupun organisasi. Manusia dituntut untuk bergerak cepat dan berpikir kritis dalam menghadapi setiap persoalan dan permasalahan. Adanya persaingan dan kemajuan yang sangat pesat, manusia harus belajar mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya. Kedua hal tersebut berperan penting dalam pengembangan diri manusia untuk menjadi individu yang kreatif, unggul dan mampu bersaing dengan lingkungan baru.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan pernah dipelajari dari lingkungan sekitar. Hal ini dapat meliputi mata pelajaran, tradisi, informasi dan keterampilan. Semakin sering manusia belajar, berfikir dan bertanya, semakin bertambah pula pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia baik pada masa sekarang maupun masa depan. Seiring perkembangan zaman, manusia dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas dan kemampuan yang terampil. Menurut Brčić dan

(19)

pengetahuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Organisasi harus mampu memanfaatkan kekuatan dan peluang serta memahami kelemahan dan ancaman agar mampu bertahan dalam persaingan. Untuk melakukan pemanfaatan dan pengembangan pengetahuan, diperlukan pengelolaan dengan aktivitas berbagi pengetahuan.

(20)

Hal tersebut mengisyaratkan bahwa berbagi pengetahuan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap organisasi, termasuk universitas. Pentingnya proses berbagi pengetahuan pada aktivitas pembelajaran, membuat universitas harus selalu berupaya untuk meningkatkan budaya tersebut. Teknologi pembelajaran yang sekarang ini berkembang pesat adalah e-learning. E-learning adalah suatu sistem atau konsep yang menggunakan teknologi informasi dalam proses pembelajaran. Fenomena e-learning saat ini sangat dimanfaatkan oleh universitas, mengingat banyaknya manfaat yang dapat diperoleh. Mahasiswa dapat mengakses jadwal perkuliahan, kurikulum dan nilai melalui komputer masing-masing. Selain itu, dosen dapat memberikan tugas dan mahasiswa dapat mengumpulkan tugas lewat e-mail, tanpa harus bertatap muka secara langsung. Meskipun implementasi e-learning memberikan manfaat, tetapi hal tersebut juga memiliki kekurangan, diantaranya kurangnya interaksi antara dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan mahasiswa. Informasi yang diberikan juga dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Oleh karena itu, berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning sangat dibutuhkan untuk meningkatkan proses pembelajaran secara efektif.

(21)

untuk berbagi, komunikasi dan teknologi. Faktor kedua, budaya kerja dengan persentase 17,399% yang diwakili oleh faktor budaya kerja, sikap karyawan dan motivasi untuk berbagi.

Berbagi pengetahuan merupakan salah satu faktor yang penting untuk mempertahankan entitas dan meningkatkan daya saing bagi setiap universitas, termasuk Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang unggul, terakreditasi A dan mendapat penghargaan bintang empat QS Stars Internasional. Salah satu syarat yang mendukung dan menunjang penilaian akreditasi adalah pembelajaran e-learning. Penerapan e-learning sebagai sarana pembelajaran yang mudah dan praktis bagi para mahasiswa maupun dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sudah dimulai sejak tahun 2006. Menurut Ketua Biro Sistem Informasi, e-learning pertama kali digunakan di Fakultas Pertanian serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Meskipun sudah beberapa tahun diterapkan, pada kenyataannya pelaksanaan e-learning di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta belum terealisasi dengan baik. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan e-learning adalah kurangnya sosialisasi tentang program pembelajaran e-learning kepada mahasiswa dan dosen.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti

(22)

Shabrina dan Silvianita (2015). Obyek penelitian yaitu Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta, dikarenakan universitas selalu membutuhkan kegiatan berbagi pengetahuan untuk mewujudkan manajemen pengetahuan yang efektif dalam organisasi. Penelitian ini membahas tentang praktik berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning di kalangan dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Apakah faktor sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi berpengaruh positif signifikan terhadap berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning di kalangan dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?

2. Faktor apakah yang paling dominan mempengaruhi berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning di kalangan dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pengaruh faktor sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi terhadap berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning di kalangan dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(23)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi, digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi terhadap berbagi pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perguruan Tinggi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif sebagai masukan dan saran bagi universitas untuk meningkatkan budaya berbagi pengetahuan dan menciptakan manajemen pengetahuan yang efektif. b. Bagi Peneliti

(24)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Berbagi Pengetahuan

Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu serta organisasi. Keberhasilan manajemen pengetahuan tergantung pada aktivitas berbagi pengetahuan. Dengan kata lain, efektivitas siklus manajemen pengetahuan tergantung pada kemampuan seseorang dalam proses berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan merupakan interaksi sosial yang melibatkan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan antara karyawan untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki (Pramono dan Susanty, 2015). Manfaat adanya berbagi pengetahuan adalah terciptanya pengetahuan baru yang dapat menghasilkan inovasi, meningkatkan keterampilan setiap anggotanya dan mengurangi resiko terulang kembali kesalahan yang pernah dilakukan.

(25)

adanya karyawan yang berfikir ingin menyimpan pengetahuan yang dimiliki untuk dirinya sendiri. Mereka akan merasa terancam jika orang lain mengetahui pengetahuan yang lebih banyak dari dirinya, sehingga dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan yang dapat memotivasi karyawan untuk saling berbagi pengetahuan. Pendekatan yang bisa dilakukan untuk memotivasi berbagi pengetahuan diantaranya:

a. Supervisory control. Organisasi membuat aturan secara formal bagi anggotanya untuk melakukan kegiatan berbagi pengetahuan. Meskipun sulit, tetapi organisasi bisa melakukan sedikit pemaksaan kepada anggotanya agar terbiasa dalam pelaksanaan berbagi pengetahuan. b. Social exchange. Anggota organisasi menyadari adanya kaidah timbal

balik. Mereka termotivasi melakukan kegiatan berbagi pengetahuan dengan adanya keyakinan bahwa orang lain juga akan memberikan kontribusi yang sama kepada dirinya.

(26)

Kendala yang mungkin dihadapi terhadap kegiatan berbagi pengetahuan:

a. Budaya, bagaimana budaya ini dapat diterapkan dalam suatu organisasi memang tidak mudah. Sebagian individu menganggap pengetahuan adalah kekuatan, sehingga mereka memilih untuk memiliki pengetahuan tersebut tanpa ada niat untuk berbagi dengan orang lain.

b. Teknologi, penggunaan teknologi yang tidak tepat dan ditambah kurangnya pemahaman seseorang tentang teknologi akan menghambat berjalannya proses berbagi pengetahuan.

c. Fasilitas untuk berbagi pengetahuan, sebagian karyawan mengeluhkan tidak adanya ruang untuk saling bertukar pengetahuan dan gagasan, hal tersebut menghambat kegiatan sharing.

d. Kurangnya penghargaan, anggota organisasi memiliki motivasi masing-masing untuk melakukan berbagi pengetahuan dan sebagian dari mereka mengharapkan adanya penghargaan dari kegiatan tersebut. Tidak adanya penghargaan baik berupa materi atau apresiasi tentunya akan menghambat kegiatan berbagi pengetahuan.

e. Kurangnya kepercayaan, kepercayaan merupakan hal yang sangat penting yang harus dibangun dan diperoleh dari seseorang. Apabila para anggota tidak memiliki kepercayaan satu sama lain, mereka tidak akan mau berkorban untuk membagi pengetahuannya.

(27)

berkomunikasi dengan baik agar lawan bicara mampu memahami apa yang disampaikan.

Secara umum ada lima jenis kegiatan berbagi pengetahuan yaitu (Setiarso dkk., 2008):

a. Di dalam satu kelompok untuk pekerjaan rutin yang serupa dan terus menerus;

b. Antar dua atau lebih kelompok yang berbeda tetapi melakukan pekerjaan yang hampir sama;

c. Antar dua atau lebih kelompok, tetapi yang dibagi bersama adalah pengetahuan tentang pekerjaan non-rutin;

d. Antar organisasi dalam rangka kelangsungan hidup bersama;

e. Dari luar kelompok, ketika menghadapi persoalan yang belum pernah mereka jumpai sebelumnya.

2. Sikap Karyawan

(28)

sesuai dengan keinginannya. Sikap karyawan yang baik dapat diwujudkan melalui berbagai cara misalnya, mentaati peraturan organisasi, bertanggung jawab terhadap tugasnya dan berkomitmen untuk organisasi. Dalam upaya menumbuhkan dan meningkatkan berbagi pengetahuan, dibutuhkan kesadaran dan kesediaan karyawan untuk melakukannya. Permintaan atasan kepada karyawan untuk berbagi pengetahuan tidak akan mudah terwujud, karena keputusan akan melakukan atau tidak tetap kembali kepada karyawan (Raharso dan Tjahjawati, 2015). Oleh karena itu, organisasi perlu melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran karyawan melakukan berbagi pengetahuan. Sikap karyawan yang mendukung proses berbagi pengetahuan sangat dibutuhkan, karena hal tersebut merupakan upaya untuk menciptakan ide-ide baru, meningkatkan produktivitas dan mencapai visi, misi serta tujuan organisasi.

Komponen sikap meliputi :

a. Kognitif, merupakan aspek yang berkaitan dengan pendapat atau keyakinan seseorang terhadap sesuatu yang diketahui dan telah berlaku. b. Afektif, merupakan aspek emosional seseorang setelah mengetahui dan

mulai berfikir untuk melakukan tindakan.

(29)

Tipe-tipe sikap diantaranya (Widyasari, 2013):

a. Kepuasan kerja, dimana seseorang sudah merasa nyaman dan puas terhadap apa yang telah dikerjakan dalam suatu organisasi. Seseorang tersebut cenderung akan bersikap positif terhadap organisasi.

b. Keterlibatan kerja, seseorang sangat menikmati pekerjaannya, ingin mengerjakan tugasnya dengan maksimal, aktif berpartisipasi dan beranggapan bahwa kinerja serta prestasinya sangat penting bagi nilai dirinya.

c. Komitmen organisasi, dimana seseorang sudah menganggap dirinya merupakan bagian dari organisasi, rela berkorban untuk kemajuan organisasi dan ingin mempertahankan keanggotaannya di organisasi tersebut.

3. Motivasi Berbagi

(30)

Motivasi mencakup tiga elemen yang berinteraksi dan saling tergantung (Luthans, 2006):

a. Kebutuhan. Kebutuhan tercipta saat tidak adanya keseimbangan fisiologis dan psikologis, seseorang akan meminta bantuan orang lain jika mereka merasa butuh. Oleh karena itu, suatu organisasi harus membuat inisiatif agar kegiatan berbagi pengetahuan menjadi suatu kebutuhan di kalangan anggotanya.

b. Dorongan. Dorongan fisiologis dan psikologis adalah tindakan yang berorientasi dan menghasilkan daya dorong untuk meraih insentif, sehingga individu dapat termotivasi. Hal tersebut adalah proses motivasi.

c. Insentif. Insentif merupakan hal yang dapat mengurangi sebuah kebutuhan dan dorongan. Memperoleh insentif akan membuat individu cenderung mendapat keseimbangan fisiologis dan psikologis, sehingga hal tersebut dapat mengurangi motivasi.

4. Komunikasi

(31)

sedangkan komunikasi tidak efektif akan menciptakan berbagai permasalahan, kesalahpahaman dan konflik organisasi. Oleh karena itu, komunikasi yang efektif sangat penting bagi suatu organisasi untuk mencapai visi, misi dan tujuan dari organisasi tersebut.

a. Media Komunikasi

Pencapaian komunikasi yang efektif harus disertai dengan pilihan media yang tepat, hal itu tergantung pada kemampuan dan kompleksitas informasi (Luthans, 2006). Apabila media yang digunakan tidak sesuai dengan informasi yang akan disampaikan, hal tersebut bisa menyebabkan informasi tidak tersampaikan secara efektif.

Tabel 2.1.

Kemampuan Informasi pada Berbagai Media yang Berbeda Kekayaan Tinggi/Sedang Telepon Cepat Audio Pribadi Alamiyah

Sedang Surat

Richness: A New Approach to Managerial Behavior and Organization Desain,”

dalam B. M. Staw dan L. L. Cunnings (eds.), Research in Organizational Behavior, JAI Press, Greenwich, Conn., 1984, hlm. 197. dalam Fred Luthans, 2006).

b. Komunikasi Nonverbal

(32)

ruang. Bahasa tubuh bisa meliputi berjabat tangan, tatapan mata dan ekspresi wajah. Seseorang terkadang mengkomunikasikan sesuatu melalui gaya berpakaian, karena penampilan yang menarik akan dinilai lebih baik.

Meningkatkan Efektivitas Nonverbal :

1) Melihat apa yang terjadi dalam suatu situasi, untuk lebih bisa memahami perilaku orang lain.

2) Memerhatikan perbedaan antara perilaku nonverbal dan pernyataan verbal. Perilaku nonverbal terkadang lebih akurat dan mudah dipahami jika dibandingkan dengan pernyataan verbal.

3) Mengawasi perilaku nonverbal. Misalnya, membedakan senyum tulus dan pura pura, melihat pandangan mata.

c. Komunikasi ke Bawah

Komunikasi yang mengarah dari level atas ke level bawah, misalnya dari jabatan yang lebih tinggi (atasan) ke bawahan (Mulyana, 2006). Tujuan proses komunikasi ke bawah adalah:

(33)

d. Komunikasi ke Atas

Komunikasi yang mengarah dari level bawah ke level atas, dimana bawahan memberikan informasi kepada atasan. Jenis informasi untuk komunikasi ke atas ada dua jenis yaitu informasi pribadi mengenai ide, sikap, kinerja dan informasi umpan balik yang lebih teknis mengenai kinerja, faktor vital untuk kontrol organisasi.

e. Tujuan dan Metode Komunikasi Interaktif

1) Koordinasi tugas. Kepala departemen bertemu dengan anggota dalam jangka waktu tertentu untuk membahas bagaimana setiap departemen memberi kontribusi untuk mencapai tujuan organisasi. 2) Pemecahan masalah. Anggota departemen berkumpul untuk saling

bertukar pikiran, pendapat dan membahas bagaimana mereka akan mengatasi ancaman yang terjadi.

3) Pembagian informasi. Saling berinteraksi antar anggota departemen untuk memberikan beberapa data baru, hal ini dapat mendukung proses berbagi pengetahuan.

4) Resolusi konflik. Anggota suatu departemen bertemu untuk membahas konflik yang ada dalam departemen agar mendapat pemecahan masalah dari konflik tersebut.

5. Teknologi

(34)

pengetahuan akan berjalan lancar dengan adanya dukungan teknologi, karena pada zaman sekarang setiap orang sudah dapat memanfaatkannya. Terlebih berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning, hal ini sangat dibutuhkan mengingat pembelajaran e-learning selalu menggunakan peran teknologi. Pembelajaran e-learning akan sangat memberikan manfaat bagi penggunanya, khususnya bagi orang yang sangat sibuk. Mahasiswa bisa melakukan pembelajaran jarak jauh tanpa harus bertatap muka langsung dengan dosen. Dosen dan mahasiswa dapat saling mengirim e-mail dalam proses pemberian dan pengumpulan tugas. Teknologi yang dimaksud dalam hal ini mencakup teknologi informasi dan aplikasi teknologi. Pada kenyataannya, penggunaan teknologi dan berbagi pengetahuan saling berkaitan, karena teknologi dapat mempercepat pencarian, mempermudah dalam mengakses dan mengambil informasi, serta dapat mendukung komunikasi dan kegiatan berbagi. Teknologi informasi dan aplikasi teknologi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap orang pada era modern sekarang ini. Banyak dampak positif yang diberikan teknologi bagi

semua orang diantaranya, mengefisienkan waktu, mempermudah dan

mempercepat pekerjaan serta melancarkan komunikasi. Semua orang dapat

dengan cepat mengakses semua informasi yang diinginkan melalui berbagai

aplikasi. Adanya teknologi membuat masyarakat di seluruh dunia dapat

(35)

B. Penelitian Terdahulu

Peneliti memaparkan dua penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu tentang pengaruh sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi terhadap berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning.

1. Penelitian Shabrina dan Silvianita (2015) berjudul Factors Analysis on Knowledge Sharing at Telkom Economic and Business School (TEBS)

(36)

komunikasi antara dosen dan menambah kualitas teknologi seperti memperlancar internet untuk mendukung kegiatan berbagi pengetahuan.

2. Brčić dan Mihelič (2015) melakukan penelitian berjudul Knowledge sharing between different generations of employees: an example from

Slovenia terdapat beberapa variabel diantaranya: keinginan, motivasi, komunikasi, kolaborasi dan pengawasan. Hasil analisis menunjukkan bahwa keinginan, motivasi dan pengawasan berpengaruh positif terhadap berbagi pengetahuan, sedangkan komunikasi dan kolaborasi tidak signifikan berpengaruh terhadap berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan perlu dianggap sebagai prioritas strategis dan perlu dilaksanakan dari dua arah yaitu, dari yang lebih tua untuk pekerja muda dan begitupun sebaliknya. Para pekerja harus memperbarui pengetahuan agar keterampilannya meningkat. Hal tersebut juga harus ada dukungan dari perusahaan agar aktivitas berbagi pengetahuan dapat terlaksana secara efektif. Salah satu strategi perusahaan yang perlu diterapkan adalah mentoring. Peneliti menemukan bahwa tingkat pengetahuan melalui

(37)

C. Kerangka Pemikiran dan Penurunan Hipotesis

1. Penelitian yang dilakukan oleh Shabrina dan Silvianita (2015) menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara sikap karyawan terhadap berbagi pengetahuan. Sikap karyawan memiliki peran penting dalam keberhasilan pelaksanaan berbagi pengetahuan. Adanya aktivitas berbagi dalam organisasi dapat terlaksana jika karyawan berkeinginan dan memiliki kesadaran untuk melakukan berbagi pengetahuan. Kesadaran karyawan tentunya tidak dapat muncul dengan sendirinya, organisasi perlu melakukan pendekatan agar karyawan bersedia dan secara konsisten melakukan berbagi pengetahuan khususnya dalam implementasi e-learning. Mengingat pada zaman sekarang ini karyawan lebih suka menggunakan elektronik dalam melakukan tugas dan aktivitasnya. Adanya berbagi pengetahuan di antara karyawan dapat meningkatkan produktivitas dan menciptakan ide-ide baru demi terwujudnya tujuan organisasi. Semakin tinggi niat dan kesadaran dosen untuk berbagi pengetahuan, semakin tinggi pula aktivitas berbagi pengetahuan yang akan tercipta. Hal ini berarti bahwa sikap dosen berpengaruh dalam mewujudkan manajemen pengetahuan yang efektif.

H1 : Sikap karyawan berpengaruh positif signifikan terhadap berbagi pengetahuan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Shabrina dan Silvianita (2015) serta Brčić

(38)

motivasi merupakan faktor penting dalam proses berbagi pengetahuan di kalangan karyawan. Atasan perlu menciptakan peluang bagi karyawan agar termotivasi dan bersedia untuk berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan perlu dianggap sebagai prioritas strategi dan diperlukan di kedua arah yaitu dari atasan ke bawahan (yang lebih tua untuk pekerja muda) dan sebaliknya. Semakin tinggi motivasi dosen untuk menambah pengetahuan dengan cara sharing, semakin tinggi pula pengaruhnya untuk meningkatkan aktivitas

berbagi pengetahuan. Dalam hal ini dosen diharapkan dapat saling mendukung dalam proses berbagi pengetahuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan memperlancar proses manajemen pembelajaran yang efektif.

H2 : Motivasi berbagi berpengaruh positif signifikan terhadap berbagi pengetahuan.

(39)

memberikan pengaruh yang positif terhadap proses berbagi pengetahuan antar dosen.

H3 : Komunikasi berpengaruh positif signifikan terhadap berbagi pengetahuan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Shabrina dan Silvianita (2015) dan Sarja (2014) menunjukkan bahwa teknologi berpengaruh positif terhadap berbagi pengetahuan. Bantuan teknologi seperti perangkat software maupun hardware akan membantu memudahkan proses berbagi pengetahuan,

khususnya dalam implementasi e-learning. Pembelajaran yang terus mengalami perkembangan pesat, membuat e-learning menjadi pilihan yang efektif dalam pelaksanaan pembelajaran. Dosen tentunya selalu mengikuti perkembangan teknologi untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif. Dengan adanya teknologi, hal ini mempermudah dosen untuk saling berbagi informasi dimanapun mereka berada tanpa harus bertatap muka secara langsung. Semakin tinggi kemampuan dosen dalam menguasai teknologi, semakin tinggi pula pengaruh teknologi bagi aktivitas berbagi pengetahuan.

H4 : Teknologi berpengaruh positif signifikan terhadap berbagi pengetahuan.

D. Model Penelitian

(40)

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbagi pengetahuan dilambangkan dengan (Y).

2. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dilambangkan dengan (X), variabel yang mempunyai pengaruh positif dalam penelitian ini adalah :

a. Sikap Karyawan (X1)

b. Motivasi Berbagi (X2)

c. Komunikasi (X3)

d. Teknologi (X4)

Gambar 2.1. Model Penelitian Komunikasi (X3)

Motivasi Berbagi (X2)

Sikap Karyawan (X1)

Berbagi Pengetahuan (Y)

Teknologi (X4)

H2 H1

(41)

24 A. Obyek / Subyek Penelitian

Obyek yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Kampus Terpadu, Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Subyek penelitian yaitu dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data pimer yaitu data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti yang diperoleh secara langsung dari sumber. Data primer pada penelitian ini diperoleh secara langsung dari responden penelitian yang merupakan dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel penelitian dikatakan baik apabila sampel bersifat representatif atau dapat menggambarkan karakteristik populasi (Sugiyono, 2014). Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling yaitu penentuan sampel menurut kriteria. Adapun

(42)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan mengetahui, mempelajari atau menggunakan e-learning. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 115 orang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen yang bekerja di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan jumlah sampel ditentukan berdasarkan Roscoe (1982) yang dikutip Sugiyono (2014) memberikan acuan tentang ukuran sampel untuk penelitian diantaranya: 1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan

500.

2. Bila penelitian melakukan analisis dengan multivariate, maka jumlah sampel sebaiknya minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada responden. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden (Sugiyono, 2013). Pertanyaan tersebut merupakan jawaban yang mempunyai makna untuk menguji hipotesis. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian field survey, yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung dengan melakukan

(43)

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian Tabel 3.1.

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator Berbagi

Pengetahuan

Berbagi pengetahuan merupakan kegiatan atau proses berbagi oleh antar individu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bahkan menciptakan pengetahuan baru agar tercapainya suatu tujuan organisasi.

(44)

Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator Motivasi Berbagi Motivasi berbagi adalah proses

yang dimulai dengan adanya dorongan dari pribadi individu untuk melakukan suatu kegiatan berbagi antar sesama demi terwujudnya suatu tujuan. Dengan adanya motivasi berbagi, diharapkan individu semakin terdorong untuk melakukan aktivitas berbagi pengetahuan. Komunikasi Komunikasi adalah interaksi

antara dua orang atau lebih dalam bertukar pikiran, pendapat dan pengetahuan untuk mewujudkan proses berbagi pengetahuan yang efektif.

1.Memiliki keterampilan komunikasi yang baik

2.Memiliki program untuk berbagi pengetahuan 3.Mengetahui bahwa

(45)

Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator Teknologi Teknologi adalah media yang

digunakan untuk menyebar dan menambah informasi melalui internet untuk mendukung terciptanya kegiatan berbagi pengetahuan secara efektif.

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data

Pengukuran yang digunakan untuk mengukur instrumen atas tanggapan responden adalah menggunakan skala Likert dengan interval 1 sampai dengan 5 menyesuaikan pertanyaan yang diajukan. Contoh interval jawaban dan skor yang diberikan untuk setiap item pertanyaan : Sangat tidak setuju, skor = 1, tidak setuju, skor = 2, kurang setuju, skor = 3, setuju, skor = 4 dan sangat setuju, skor = 5.

1. Uji Validitas

(46)

Correlation Product Moment. Suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki nilai pearson correlation lebih besar daripada nilai pembanding berupa r-kritis 0,3 (Sugiyono, 2013). Item pertanyaan (indikator) dikatakan valid jika nilai sig. 2 tailed adalah < α 0.05.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukkan sejauh mana konsistensi dari alat pengukur yang digunakan untuk mengukur suatu indikator dari variabel (Rahmawati dkk., 2014). Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi (konsisten) jika hasil dari pengujian instrumen tersebut menunjukkan hasil yang tetap. Hasil uji reliabilitas dapat dianggap reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0.6.

G. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas

(47)

VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mengetahui terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara lain prediksi variabel terikat (ZPRED) dan residualnya (SRESID). Deteksi terhadap heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika grafik terlihat titik-titik

menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu, serta tersebar merata di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini berarti model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas dan layak dipakai (Rahmawati dkk., 2014).

3. Uji Autokorelasi

(48)

tabel Durbin – Watson. Untuk mengetahui nilai tabel diperlukan besarnya k (horizontal) yaitu banyaknya variabel independen dan jumlah sampel.

4. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011). Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data

normal. Deteksi normalitas dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Model regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas apabila grafik menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

H. Uji Hipotesis dan Analisis Data

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Teknis analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan program aplikasi SPSS. Untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan maka digunakan metode analisis sebagai berikut :

(49)

satu menjadi dua atau lebih variabel bebas. Regresi linier berganda dapat

dinyatakan dengan persamaan berikut :

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4

Dimana: Y = berbagi pengetahuan b0 = konstanta

b1−4 = koefesien regresi X1 = sikap karyawan

X2 = motivasi berbagi

X3 = komunikasi

X4 = teknologi

2. Pengujian hipotesis yaitu suatu analisis untuk menguji tingkat signifikan dari koefisien regresi, mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi berbagi pengetahuan dengan menggunakan pengujian sebagai berikut :

a. Koefisien Determinasi

(50)

b. Uji F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Langkah-langkah menguji hipotesa dengan uji F :

1) Merumuskan hipotesa

H0 = 0, berarti secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Ha≠ 0, berarti secara bersama-sama

ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. 2) Menentukan nilai F tabel

Menentukan taraf nyata atau level of significance = α. Taraf nyata

atau derajat keyakinan yang digunakan sebesar, α = 1%, 5%, 10%. Derajat bebas (df) dalam distribusi F ada dua, yaitu:

df numerator = ��� = �� = � − 1 df denumerator = ��� = �� = � − �

Dimana: df = degree of freedom/derajat kebebasan n = jumlah sampel

k = banyaknya koefisien regresi

3) Menentukan daerah keputusan, yaitu dimana daerah hipotesa nol diterima atau ditolak.

H0diterima apabila F hitung ≤ F tabel, artinya semua variabel bebas

(51)

H0 ditolak apabila F hitung > F tabel, artinya semua variabel bebas

secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

4) Menentukan uji statistik nilai F

Bentuk distribusi F selalu bernilai positif. Nilai F tabel yang diperoleh dibandingkan dengan nilai F hitung apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen.

c. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual.

Hipotesa nol = H0. H0 adalah satu pernyataan mengenai nilai parameter

populasi. H0 merupakan hipotesis statistik yang akan diuji hipotesis

nihil.

Hipotesa alternatif = Ha. Ha adalah satu pernyataan yang diterima jika

data sampel memberikan cukup bukti bahwa hipotesa nol adalah salah. Langkah-langkah menguji hipotesa dengan Uji t :

1) Merumuskan hipotesa

H0 : � = 0, artinya variabel bebas bukan merupakan penjelas yang

(52)

Ha : � ≠ 0, artinya variabel bebas merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel terikat.

2) Menentukan taraf nyata/ level of significance = α

Taraf nyata/ derajat keyakinan yang digunakan sebesar α = 1%, 5%,

10% dengan :

�� = � − �

Dimana: df = degree of freedom/ derajat kebebasan n = jumlah sampel

k = banyaknya koefisien regresi + konstanta 3) Menentukan daerah keputusan, yaitu daerah dimana hipotesa nol

diterima atau ditolak. Untuk mengetahui kebenaran hipotesis digunakan kriteria sebagai berikut:

H0 diterima apabila −� (α/2; � − �) ≤ t hitung ≤ � (α/2; � − �),

artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 ditolak apabila, t hitung > � (α/2; � − �) atau < −�(α/2; � − �),

artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai t tabel yang diperoleh dibandingkan nilai t hitung, bila t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel independen berpengaruh pada variabel dependen. Apabila t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H0 diterima sehingga

(53)

36

A. GAMBARAN UMUM OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN

1. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang didirikan pada tanggal 1 Maret 1981. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang unggul, terakreditasi A dan mendapat penghargaan bintang empat QS Stars Internasional. Penerapan e-learning sebagai sarana pembelajaran yang mudah dan praktis bagi para mahasiswa maupun dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sudah dimulai sejak tahun 2006. Menurut Ketua Biro Sistem Informasi, e-learning pertama kali digunakan di Fakultas Pertanian serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Meskipun sudah beberapa tahun diterapkan, pada kenyataannya pelaksanaan e-learning di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta belum terealisasi dengan baik karena kurangnya sosialisasi program pembelajaran e-learning kepada mahasiswa dan dosen.

a. Visi

(54)

b. Misi

1) Meningkatkan harkat manusia dalam upaya meneguhkan nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban.

2) Berperan sebagai pusat pengembangan Muhammadiyah.

3) Mendukung pengembangan Yogyakarta sebagai wilayah yang menghargai keragaman budaya.

4) Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengembangan masyarakat secara profesional.

5) Mengembangkan peserta didik agar menjadi lulusan yang berakhlak mulia, berwawasan dan berkemampuan tinggi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Tujuan

Terwujudnya sarjana muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri, mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berguna bagi umat, bangsa dan kemanusiaan.

2. Subyek Penelitian

(55)

Tabel 4.1.

Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah Presentase

Total Penyebaran Kuesioner 150 100%

Total Kuesioner Kembali 131 87%

Kuesioner Tidak Kembali 19 13%

Kuesioner yang Diolah 115 77%

Sumber : Data primer diolah, 2017

Tabel di atas menunjukkan bahwa kuesioner yang disebar sebanyak 150, kuesioner yang kembali 131 dan kuesioner yang dapat diolah serta dianalisis sebanyak 115. Berdasarkan 115 kuesioner tersebut, karakteristik responden dan analisis deskriptif jawaban responden dapat dianalisis dan dijelaskan dengan tabel sebagai berikut : a. Umur

Informasi mengenai umur adalah informasi yang sangat penting dalam penelitian ini. Umur responden akan mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman dalam melakukan pengisian kuesioner. Tabel berikut menyajikan distribusi responden berdasarkan umur.

Tabel 4.2.

Kategori Umur Responden

No Umur Frekuensi Persentase

1 25 – 30 Tahun 23 20.0%

2 31 – 40 Tahun 36 31.3%

3 41 – 50 Tahun 38 33.0%

4 > 50 Tahun 18 15.7%

Total 115 100.0%

(56)

Berdasarkan Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa umur responden antara 41 – 50 tahun sebanyak 38 orang (33,0%) diikuti dengan responden yang berumur 31 – 40 tahun sebanyak 36 orang (31,3%) kemudian responden berumur 25 – 30 tahun sebanyak 23 orang (20,0%) dan responden berumur >50 tahun sebanyak 18 orang (15,7%) dari total 115 orang responden, sehingga dapat disimpulkan bahwa umur dosen yang paling dominan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah 41 – 50 tahun.

b. Jenis Kelamin

Informasi mengenai jenis kelamin merupakan salah satu hal yang penting untuk mengetahui persentase jumlah responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel berikut menyajikan distribusi responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.3.

Kategori Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 67 58.3%

2 Perempuan 48 41.7%

Total 115 100.0%

Sumber : Data primer diolah, 2017

(57)

berarti bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah laki-laki.

c. Lama Bekerja

Informasi mengenai lama bekerja dalam penelitian ini merupakan salah satu hal yang penting untuk mengetahui persentase jumlah responden berdasarkan lama bekerja dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tabel 4.4. berikut menyajikan distribusi responden berdasarkan lama bekerja.

Tabel 4.4.

Kategori Lama Bekerja Responden

No Lama Bekerja Frekuensi Persentase

1 < 2 Tahun 15 13.0%

2 2 – 5 Tahun 26 22.6%

3 > 5 – 10 Tahun 18 15.7%

4 > 10 – 15 Tahun 9 7.8%

5 > 15 Tahun 47 40.9%

Total 115 100.0%

Sumber : Data primer diolah, 2017

(58)

d. Jabatan Akademik

Informasi mengenai jabatan akademik merupakan salah satu hal yang penting untuk mengetahui persentase jumlah responden berdasarkan jabatan akademik dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tabel berikut menyajikan distribusi responden berdasarkan jabatan akademik.

Tabel 4.5.

Kategori Jabatan Akademik Responden

No Jabatan Akademik Frekuensi Persentase

1 Belum Punya 40 34.8%

2 Asisten Ahli 28 24.3%

3 Lektor 29 25.2%

4 Lektor Kepala 18 15.7%

5 Profesor - -

Total 115 100.0%

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.5. dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan jabatan akademik dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mayoritas yaitu belum punya sebanyak 40 orang (34,8%) diikuti dengan lektor sebanyak 29 orang (25,2%) kemudian asisten ahli sebanyak 28 orang (24,3%) dan lektor kepala sebanyak 18 orang (15,7%).

e. Fakultas

(59)

fakultas. Tabel 4.6. berikut menyajikan distribusi responden berdasarkan fakultas tempat dosen mengajar.

Tabel 4.6. Kategori Fakultas

No Fakultas Frekuensi Persentase

1 Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 34 29.6%

2 Hukum 12 10.4%

3 Teknik 17 14.8%

4 Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 6 5.2%

5 Pertanian 11 9.6%

6 Pendidikan Bahasa 14 12.2%

7 Agama Islam 19 16.5%

8 Ekonomi dan Bisnis 2 1.7%

Total 115 100.0%

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan fakultas tempat dosen mengajar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang mengisi kuesioner yaitu Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sebanyak 34 orang (29,6%), Hukum sebanyak 12 orang (10,4%), Teknik sebanyak 17 orang (14,8%), Kedokteran dan Ilmu Kesehatan sebanyak 6 orang (5,2%), Pertanian sebanyak 11 orang (9,6%), Pendidikan Bahasa sebanyak 14 orang (12,2%), Agama Islam sebanyak 19 orang (16,5%), Ekonomi dan Bisnis sebanyak 2 orang (1,7%).

f. Mata Kuliah E-learning

(60)

memberikan sosialisasi dan pelatihan pembelajaran e-learning kepada dosen untuk mendukung pelaksanaannya. Meskipun dosen memiliki mata kuliah e-learning, tetapi pelaksanaannya belum terealisasi secara maksimal. Beberapa dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memiliki satu atau dua mata kuliah yang telah menerapkan pembelajaran e-learning. Mata kuliah yang dapat dimasukkan ke dalam kurikulum e-learning adalah Mata Kuliah Dasar Umum, Kemuhammadiyahan dan mata kuliah terkait Riset dan Statistik.

g. Analisis Deskriptif Jawaban Responden

Hasil kuesioner terhadap 115 responden tentang pengaruh variabel sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi terhadap berbagi pengetahuan dapat diketahui melalui rekapitulasi tanggapan responden yang disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.7.

Tanggapan Responden

Indikator Skor

Rata-rata Dosen saling mendukung satu

sama lain untuk

(61)

Indikator Skor Rata-dan pengakuan dari orang lain

- - 5

khusus kepada semua anggota yang melakukan aktivitas penting dalam proses berbagi pengetahuan

informasi melalui internet -

(62)

Indikator Skor Rata-Dosen bersedia berbagi dalam

penyelenggaraan e-learning - -

4 Dosen mampu belajar dengan

e-learning - -

Sumber : Data primer diolah, 2017

Tabel 4.8.

Level Indikator Jawaban Responden

Nilai Kategori Sumber : Data primer diolah, 2017

(63)

Kedua, nilai rata-rata skor pada variabel motivasi berbagi adalah sebesar 4,02. Nilai rata-rata skor tertinggi adalah indikator kedua sebesar 4,28, diikuti indikator pertama sebesar 4,12, kemudian indikator ketiga sebesar 4,01 dan indikator keempat sebesar 3,66. Berdasarkan tabel level indikator, rata-rata skor indikator motivasi berbagi tergolong tinggi karena sebagian responden memberikan jawaban setuju.

Ketiga, nilai rata-rata skor pada variabel komunikasi adalah sebesar 4,13. Nilai rata-rata skor tertinggi adalah indikator ketiga sebesar 4,25, diikuti indikator pertama sebesar 4,16, dan indikator kedua sebesar 3,98. Berdasarkan tabel level indikator, rata-rata skor indikator komunikasi tergolong tinggi karena sebagian responden memberikan jawaban setuju.

Keempat, nilai rata-rata skor pada variabel teknologi adalah sebesar 4,13. Nilai rata-rata skor tertinggi adalah indikator ketiga sebesar 4,24, diikuti indikator kedua sebesar 4,10, dan indikator pertama sebesar 4,06. Berdasarkan tabel level indikator, rata-rata skor indikator teknologi tergolong tinggi karena sebagian responden memberikan jawaban setuju.

(64)

B. Uji Kualitas Intrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan apakah suatu alat instrumen alat ukur yang digunakan mampu mengukur apa yang harus diukur. Validitas menunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu indikator dikatakan valid jika nilai sig. (2 tailed) < α 0,05. Berikut ini adalah hasil uji validitas untuk masing-masing variabel.

a. Validitas Sikap Karyawan

Sebuah data dikatakan valid jika nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, atau taraf signifikansi 0,05. Hasil pengujian validitas sikap karyawan dapat dilihat melalui tabel berikut :

Tabel 4.9.

Hasil Pengujian Validitas Variabel Sikap Karyawan No Sig Hasil Sig Syarat (α) Keterangan

SK1 0,000 0,05 Valid

SK2 0,000 0,05 Valid

SK3 0,000 0,05 Valid

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas terlihat masing-masing nilai sig. (2 tailed) bernilai 0,000 untuk pertanyaan nomor 1 sampai dengan

(65)

b. Validitas Motivasi Berbagi

Sebuah data dikatakan valid jika nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, atau taraf signifikansi 0,05. Hasil pengujian validitas motivasi berbagi dapat dilihat melalui tabel di bawah ini.

Tabel 4.10.

Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Berbagi No Sig Hasil Sig Syarat (α) Keterangan

MB1 0,000 0,05 Valid

MB2 0,000 0,05 Valid

MB3 0,000 0,05 Valid

MB4 0,000 0,05 Valid

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas terlihat masing-masing nilai sig. (2 tailed) bernilai 0,000 untuk pertanyaan nomor 1 sampai dengan pertanyaan nomor 4, sehingga 0,000 < α 0,05 dalam masing-masing item pertanyaan pada variabel motivasi berbagi dinyatakan valid.

c. Validitas Komunikasi

Sebuah data dikatakan valid jika nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, atau taraf signifikansi 0,05. Hasil pengujian validitas komunikasi dapat dilihat melalui tabel di bawah ini :

Tabel 4.11.

Hasil Pengujian Validitas Variabel Komunikasi No Sig Hasil Sig Syarat (α) Keterangan

KOM1 0,000 0,05 Valid

KOM2 0,000 0,05 Valid

KOM3 0,000 0,05 Valid

(66)

Berdasarkan Tabel 4.11. terlihat masing-masing nilai sig. (2 tailed) bernilai 0,000 untuk pertanyaan nomor 1 sampai dengan pertanyaan nomor 3, sehingga 0,000 < α 0,05 dalam masing-masing item pertanyaan pada variabel komunikasi dinyatakan valid.

d. Validitas Teknologi

Sebuah data dikatakan valid jika nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, atau taraf signifikansi 0,05. Hasil pengujian validitas teknologi dapat dilihat melalui tabel di bawah ini :

Tabel 4.12.

Hasil Pengujian Validitas Variabel Teknologi No Sig Hasil Sig Syarat (α) Keterangan

TEK1 0,000 0,05 Valid

TEK2 0,000 0,05 Valid

TEK3 0,000 0,05 Valid

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.12. terlihat masing-masing nilai sig. (2 tailed) bernilai 0,000 untuk pertanyaan nomor 1 sampai dengan pertanyaan nomor 3, sehingga 0,000 < α 0,05 dalam masing-masing item pertanyaan pada variabel teknologi dinyatakan valid.

e. Validitas Berbagi Pengetahuan

(67)

Tabel 4.13.

Hasil Pengujian Validitas Variabel Berbagi Pengetahuan No Sig Hasil Sig Syarat (α) Keterangan

KS1 0,000 0,05 Valid

KS2 0,000 0,05 Valid

KS3 0,000 0,05 Valid

KS4 0,000 0,05 Valid

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas terlihat masing-masing nilai sig. (2 tailed) bernilai 0,000 untuk pertanyaan nomor 1 sampai dengan pertanyaan nomor 4, sehingga 0,000 < α 0,05 dalam masing-masing item pertanyaan pada variabel berbagi pengetahuan dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

(68)

Tabel 4.14.

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Nilai Kritis Keterangan

Sikap Karyawan 0,782 0,6 Reliabel

Motivasi Berbagi 0,664 0,6 Reliabel

Komunikasi 0,645 0,6 Reliabel

Teknologi 0,734 0,6 Reliabel

Berbagi

Pengetahuan 0,782 0,6 Reliabel

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas mengenai hasil uji reliabilitas atas beberapa faktor yang berpengaruh terhadap berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, menunjukkan bahwa nilai dari Cronbach Alpha untuk masing-masing variabel adalah >0,6 yang berarti instrumen dalam penelitian ini reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

(69)

dan pengaruh masing-masing sulit untuk dideteksi. Terjadi atau tidaknya multikolinearitas dapat terlihat dari nilai Tolerance dan VIF. Semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya multikolinearitas. Apabila nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.15.

Hasil Pengujian Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

SK 0,607 1,648

MB 0,613 1,631

KO 0,629 1,590

TE 0,630 1,589

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai tolerance pada seluruh variabel lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 sehingga pada model ini tidak terjadi multikolinearitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai X dan Y. Jika grafik terlihat titik-titik menyebar

(70)

maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Sumber : Data primer diolah, 2017 Gambar 4.1.

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan yang muncul pada data runtun waktu. Analisis terjadinya autokorelasi dapat dilihat pada nilai Durbin – Watson. Model regresi yang

(71)

baik tidak terjadi gejala autokorelasi. Gejala autokorelasi dapat terdeteksi apabila nilai Durbin – Watson diluar du dan 4-du. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.16.

Hasil pengujian Autokorelasi Model Durbin-Watson

1 1.835a

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas, hasil Durbin – Watson adalah 1,835. Dari tabel Durbin – Watson (DW) diperoleh nilai du = 1,7683 dan dl = 1,6246. Sehingga 4-du = 2,2317 dan 4-dl = 2,3754.

Autokorelasi Ragu-ragu Tidak terjadi Ragu-ragu Autokorelasi

Positif Autokorelasi Negatif

dl du 4-du 4-dl

0 1,6246 1,7683 2,2317 2,3754 4 Sumber : Data primer diolah, 2017

Gambar 4.2. Daerah Autokorelasi

(72)

4. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang berdistribusi normal atau mendekati normal yaitu dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal. Apabila distribusi data residual normal, maka dapat dilihat dari penyebaran data (titik) yang menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar dan mengikuti arah garis diagonalnya. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Sumber : Data primer diolah, 2017 Gambar 4.3.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

(73)

Berdasarkan Gambar 4.3. terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi ini memenuhi uji normalitas data.

D. Uji Hipotesis dan Analisis Data 1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis data yang dilakukan untuk pengujian hipotesis data pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Di bawah ini akan dibahas hasil analisis regresi berganda yang dilakukan dengan bantuan program statistik SPSS 15.00 for windows sebagai berikut :

Tabel 4.17.

Hasil Regresi Linier Berganda

Variabel B Beta t hitung Sig. Keterangan Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh hasil persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4

Y = (−0,164) X1 + 0,482 X2 + 0,191 X3 + 0,220 X4

(74)

a. Koefisien regresi variabel sikap karyawan adalah -0,164, hal ini menunjukkan bahwa, apabila tanggapan responden mengenai faktor sikap karyawan meningkat, maka akan mengakibatkan penurunan pada aktivitas berbagi pengetahuan.

b. Koefisien regresi variabel motivasi berbagi adalah 0,482, hal ini menunjukkan bahwa, apabila tanggapan responden mengenai faktor motivasi berbagi meningkat, maka akan meningkatkan aktivitas berbagi pengetahuan.

c. Koefisien regresi variabel komunikasi adalah 0,191, hal ini menunjukkan bahwa, apabila tanggapan responden mengenai faktor komunikasi meningkat, maka akan meningkatkan aktivitas berbagi pengetahuan.

d. Koefisien regresi variabel teknologi adalah 0,220, hal ini menunjukkan bahwa, apabila tanggapan responden mengenai faktor teknologi meningkat, maka akan meningkatkan aktivitas berbagi pengetahuan.

(75)

2. Pengujian Hipotesis a. Koefisien Determinasi

Hasil koefisien determinasi antara faktor sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi terhadap berbagi pengetahuan dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.18.

Hasil Koefisien Determinasi

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.651a .424 .403 1.221

Sumber ; Data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil uji Adjusted R2 pada

penelitian ini adalah sebesar 0,403. Hal ini berarti bahwa dari keseluruhan variabel independen yaitu sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi berpengaruh terhadap berbagi pengetahuan sebesar 40,3% sedangkan sisanya 59,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

b. Uji F

(76)

Tabel 4.19.

Hasil Uji Simultan (Uji F)

Model

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan hasil olah data di atas, diperoleh nilai sig. dalam tabel correlations yaitu 0,000 H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya

signifikan karena 0,000 < α 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama sikap karyawan, motivasi berbagi, komunikasi dan teknologi berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap berbagi pengetahuan dalam implementasi e-learning pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

c. Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara individual yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Berdasarkan Tabel 4.17. hasil pengujian parsial untuk masing-masing variabel dapat dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut :

Gambar

Tabel 2.1.
Gambar 2.1.
Tabel 3.1.
Tabel 4.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

6) Jika peserta didik menerangkan ringkasan hafalannya dan memberi kode hal-hal yang musykil dan faedah-faedah yang penting, hendaknya membahas melalui kitab- kitab

Ada sikap pro-kontra terhadap tertawa. Hal ini terlihat pada redaksi hadis ataupun psikologi yang membolehkan ataupun melarang tertawa. Hadis rasul banyak

Alhasil seringkali siswa-siswa pemula ( novice learner ) tersebut memandang apa saja yang dikatakan gurunya sebagai yang benar, peran guru yaitu sentral, sehingga sekali

Variabel harga minyak dunia ini berpengaruh positif terhadap harga saham pertambangan migas, sehingga hal tersebut sesuai dengan hipotesis bahwa apabila harga

[r]

Toyota pun selalu menciptakan inovasi dengan proses yang cepat dan fleksibel, yang juga memberikan apa yang diinginkan pelanggan tepat waktu dengan kualitas yang tertinggi dan

Jawaban terbanyak kedua, sudah dapat peneliti perkirakan sebelumnya Dari 25 orang, 4 merasakan adanya kekosongan dengan tidak hadirnya teman-laki-laki di lingkungan sekolah

Dari persepsi para responden di ketiga rumah sakit tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap orang yang berada di rumah sakit baik itu dokter, perawat, karyawan maupun pasien