BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia karena tanah merupakan tempat tinggal dan merupakan tempat untuk melakukan usaha, misalnya tanah untuk persawahan. Pada perkembangan sekarang ini pemerintah berusaha untuk berswasembada pangan. Sebagai penunjang terjadinya swasembada diperlukan sarana dan prasarana, diantaranya penyediaan irigasi sebab irigasi dibutuhkan dalam persawahan. Pengairan yang terencana dengan baik, sistem irigasi merupakan subsistem dari suatu wilayah persawahan, dan unit hidrologis merupakan subsistem dari daerah aliran sungai. Mengingat pentingnya sumber daya air, dan dikarenakan ketersediaan air yang terbatas maka perlu diciptakan suatu strategi agar air tersebut dapat termanfaatkan dengan baik.
Dengan melakukan rehabilitasi saluran irigasi, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pemberian air irigasi secara intensif, efektif dan efesien. Intensif dapat dicapai dengan peningkatan intensitas tanam dan efisiensi pemakaian air irigasi, sedangkan efektif dapat dicapai dengan menigkatkan fungsi Jaringan Irigasi tersier dengan cara melakukan rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier.
Menindaklanjuti hal tersebut, maka pemerintah Kabupaten Lampung Timur melalui Dinas Pengairan pada tahun Anggaran 2008 melakukan Rehabilitasi Jaringan Irigasi yang lokasinya di wilayah UPTD Purbolinggo Lampung Timur. Dalam proyek ini. Pemerintah Kabupaten Lampung Timur merencanakan rehabilitasi seluruh jaringan tersier pada wilayah Purbolinggo. Dengan harapan, saluran irigasi ini dapat meningkatkan hasil pertanian bagi masyarakat yang berada diwilayah tersebut.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ini adalah :
a. Untuk memenuhi salah satu syarat akademis pada Program Studi D3 Teknik Survey dan Pemetaan yang pengerjaanya mengenai pengukuran atau pemetaan areal suatu wilayah.
c. Mengetahui proses pengukuran dan pekerjaan irigasi yang berlangsung dilapangan.
2. Maksud dan Tujuan Proyek
Adapun Maksud dan Tujuan Proyek adalah :
Meningkatkan potensi produksi pertanian dengan memanfaatkan sumber air yang sudah ada dengan mempertimbangkan hidrologi dan teknis lainnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air sepanjang tahun dengan biaya yang relatif rendah.
C. Manfaat Kerja Praktek
Kerja praktek ini bermanfaat untuk menambah wawasan dalam hal pengukuran secara langsung dilapangan dan mengembangkan pengetahuan penulis dalam bidang Survey dan Pemetaan.
D. Manfaat Proyek
1. Pengelolaan yang lebih efisien pada daerah irigasi dengan cara alokasi air yang lebih baik dan pembagian air secara merata yang meliputi seluruh daerah yang dilayani.
E. Batasan Masalah
Berdasarkan pekerjaan yang akan dilakukan dilapangan, maka pekerjaan yang akan dilakukan antara lain:
1. Orientasi lapangan dan Pemasanagan Patok 2. Pengukuran kerangka Vertikal ( Elevasi )
3. Pengukuran cross section dan Long section
4. Pengolahn data
5. Penggambaran longitudinal dan cross section
F. Metode Penulisan
Dalam penulisan kerja praktik ini metode yang dilakukan adalah : 1. Studi Pustaka
Pada studi pustaka ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari teori-teori dan literatur yang berkaitan dengan masalah pekerjaan irigasi.
2. Studi Proyek
G. Sket Lokasi Kerja Praktik
Lokasi Proyek di Pubolinggo, berada di wilayah Lampung Timur
berjarak 80 km dari Bandar Lampung.Lokasi proyek dapat ditempuh dengan kendaraan umum jurusan selama 2 jam.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Alat Ukur GPS
GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio navigasi menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat, untuk menentukan posisi, kecepatan tiga dimensi yang teliti da n informasi mengenai waktu secara kontinu di seluruh dunia.
B. Pengukuran Topografi
Pengukuran Topografi adalah suatu pengukuran yang dititik beratkan untuk memberi gambaran tentang keadaan permukaan tanah, naik turunnya medan (relief) disini seluruh detail (obyek lapangan) diukur untuk didapatnya peta yang lengkap. Hasil dari pengukuran tersebut berupa peta topografi yang mana akan di gunakan untuk perencanaan sesuai dengan tujuan dari pengukuran itu sendiri, Peta topografi adalah penyajian dari sebagian permukaan bumi memperlihatkan relief, hidrografi, dan tumbuh-tumbuhan. Pengukuran topografi dalam irigasi sangatlah diperlukan guna merencanakan desain irigasi yang mengairi sawah yang bermanfaat dalam menentukan dan menata arah aliran air.
Pengukuran ini meliputi :
a. Pengukuran Poligon (data sudut dan jarak).
b. Pengukuran Elevasi (data beda tinggi permukaan tanah antar titik patok).
Dari pengukuran topografi tersebut itu akan berguna dalam bidang pertanian, perencanaan irigasi untuk saluran pembuangan, bahan perkiraan perhitungan aliran permukaan dan sebagai dasar pola usaha pertanian termasuk di dalamnya pengolahan tanah dan sebagainya.
C. Kerangka Dasar Pemetaan
pengukuran sudut dan jarak. Sedangkan kerangka vertikal yaitu diperoleh dari pengukuran beda tinggi atau penyipat datar. Kerangka dasar pemetaan tersebut di gunakan sebagai acuan atau titik pengikat pada pengukuran situasi (detail).
D. Kerangka Horizontal
Adapun langkah pengukurannya adalah sebagai berikut :
a. Mendirikan alat ukur theodolit di titik P, kemudian diatur sesuai dengan pengamatan.
b. Mengarahkan garis bidik teropong ke titik A, kemudian di klem / kunci skrup horizontal dan skrup vertikalnya, untuk menepatkan garis bidik teropong ke target titik A gerakkan skrup penggerak halus horizontal dan vertikal.
c. Membaca arah horizontal pada piringan horizontal, misanya : Pa, pembacaan ini disebut pembacaan dalam kedudukan Biasa (B).
d. Kendurkan skrup horizontal dan vertikal, kemudian mengarahkan garis bidik teropong ke titik B. Klem / kunci lagi skrup horizontal dan vertikal, untuk menepatkan garis bidik teropong ke target titik B gerakkan skrup penggerak halus horizontal dan vertikal.
e. Membaca arah horizontal pada piringan horizontal, misalnya : Pb, pembacaan ini disebut pembacaan dalam kedudukan Biasa (B)
g. Teropong diarahkan ke titik A, kemudian baca arah horizontalnya, misalnya : La, pembacaan ini disebut pembacaan Luar Biasa (LB). Pengukuran Pa (B), Pb (B), La (LB), Lb (LB) disebut pengukuran seri, sedangkan besarnya sudut horizontal (tunggal) titik P adalah rata – rata selisih bacaan Biasa dan Luar Biasa :
Azimuth adalah besaran sudut horizontal yang dimulai dari arah utara diputar searah jarum jam besarnya antara 0-360˚. Azimuth magnetis yaitu azimuth yang dimulai dari salah satu ujung jarum magnit, diakhiri pada ujung obyektif garis bidik dan besarnya sama dengan angka pembacaan.
AB = arc tg XB - XA
Jarak adalah panjang pada bidang horizontal. Dalam pengukuran jarak, metode yang digunakan adalah :
1. Pengukuran jarak secara langsung 2. Pengukuran jarak secara tidak langsung
1. Pengukuran Jarak Secara Langsung
Pengukuran jarak secara langsung yaitu pengukuran jarak yang dilakukan dengan hasil yang didapat, dapat langsung diketahui pada bacaan alat tersebut tanpa melalui proses perhitungan. Misal alat yang digunakan adalah meteran
patok patok
meteran pada posisi mendatar
permukaan tanah
A B
2. Pengukuran Jarak Secara Tidak Langsung
Pengukuran Jarak Secara Tidak Langsung yaitu pengukuran yang perolehan jaraknya diketahui dengan melalui proses perhitungan. Untuk perhitungannya data yang diperlukan adalah bacaan benang pada rambu ( BA, BT, BB ) dan sudut vertikal.
Arah Zenith
BA
Z BT
sudut BB
H Garis datar
A B
DAB
Gambar 2.3. Pengukuran jarak secara tidak langsung
Rumus Jarak adalah :
Keterangan
Alat yang digunakan untuk pengukuran tersebut adalah Theodolite. Selain dengan Theodolite, alat yang digunakan untuk mengukur jarak adalah EDM. Dengan menggunakan EDM maka pengambilan data ( jaraknya ) dapat diketahui dengan cepat dan akurat.
G. Poligon
Poligon berasal dari kata ”poly” yang berarti banyak sedangkan “gonos” yang
berarti sudut. Sehingga poligon berarti “sudut banyak” namun arti sebenarnya
adalah Serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran dilapangan. Metode poligon adalah metode penentuan posisi lebih dari satu titik dipermukaan bumi, yang terletak memanjang sehingga membentuk segi banyakUnsur-unsur yang diukur dalam pengukuran poligon adalah unsur sudut dan jarak , jika koordinat awal diketahui ,maka titik-titik yang lain pada poligon tersebut dapat ditentukan koordinatnya .
Metode poligon menurut bentuknya terdiri dari : 1. Poligon Terutup
1. Poligon Tertutup
Poligon tertutup adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya saling berhimpit, dimulai dan diakhiri dengan titik yang sama, atau dengan kata lain titik awal sama dengan titik akhir. Dengan Poligon tertutup memberikan pengecekan pada sudut-sudut dan jarak-jarak tertentu.
Gambar 2.4. Poligon tertutup
Dalam pengukuran poligon tertutup,besaran-besaran yang diamat dilapangan adalah :
Dalam poligon tertutup berlaku syarat-syarat geometrik yang harus dipenuhi,
1. Menjumlahkan sudut horizontal, kemudian menghitung salah penutup sudutnya (1 + 2 + …. + 6 + 7) + f = (n - 2) * 180˚ (untuk sudut dalam)
f = (1 + 2 + …. + 6 + 7) – ((n - 2) * 180˚)
Jika salah penutup sudut (f ) masuk toleransi yang disyaratkan maka perhitungan dilanjutkan, tetapi jika tidak masuk toleransi harus dilakukan cek sudut atau pengukuran ulang.
2. Menghitung sudut horizontal terkoreksi, dengan ketentuan jika salah penutup sudut bertanda positif (+), untuk koreksinya negatif (-), dan jika salah penutupnya bertanda negatife (-) maka koreksinya positif (+).
’1 = 1 + f /n
-
-
’7 = 7 + f /n
3. Menghitung azimuth () tiap sisi poligon jika diketahui azimuth awal 1-2, maka :
2 - 3=
1 - 2+ 180˚- 2 (untuk sudut dalam)
-
-
7 - 1=
6 - 7 + 180˚- 74. Menghitung harga absis dan harga ordinat (∆X dan ∆Y)
∆X7 - 1 = d7 - 1 * sin 7 - 1 ∆Y7 - 1 = d7 - 1 * cos 7 – 1
5. Menghitung salah penutup absis (f∆X) dan salah penutup ordinat (f∆Y)
(f∆X) = ∑ (d * sin ) (f∆Y) = ∑ (d * cos )
Jika salah penutup absis dan ordinat masuk toleransi yang disyaratkan, maka perhitungan dilanjutkan, tetapi jika tidak masuk toleransi dilakukan cek jarak atau pengukuran ulang.
6. Menghitung koreksi absis dan ordinat (f∆Xi dan f∆Yi)
Pada proses perhitungan poligon tertutup ini jika hasil koordinat akhir sama dengan koordinat awal maka perhitungan tersebut dinyatakan benar, tetapi jika sebaliknya koordinat akhir tidak sama dengan koordinat awal maka perhitungan tersebut dinyatakan salah, sebab koordinat titik awal dan koordinat titik akhir pada poligon tertutup adalah sama atau kembali pada titik semula.
2. Poligon Terbuka
Poligon terbuka adalah rangkaian titik, dimana titik awal dan akhir tidak berhimpit atau titik awal tidak sama dengan titik akhir. Poligon terbuka ditinjau dari sistem pengukuran dan cara perhitungannya dibedakan menjadi beberapa macam salah satunya adalah polygon terbuka terikat sempurna.
3. Poligon Terbuka Terikat Sempurna
Poligon terbuka terikat sempurna adalah poligon yang titik awal dan akhir terikat oleh koordinat dan azimuth atau oleh dua koordinat pada awal dan akhir pengukuran. Poligon jenis ini memiliki kelebihan di bandingkan dengan poligon terbuka lainnya. Pada poligon ini kesalahan sudut serta kesalahan jarak dapat di kontrol dengan di ketahuinya azimuth awal dan koordinat awal serta azimuth akhir dan koordinat akhir .
Gambar 2.5. Poligon terbuka terikat sempurna Keterangan gambar :
Dalam poligon terbuka terikat sempurna berlaku syarat-syarat geometris yang harus dipenuhi, yaitu :
∑ = (P – Q - A – B) + n * 180˚ (untuk sudut dalam) ∑ (d * sin ) = XP - XB
∑ (d * cos ) = YP – YB
Pada umumnya hasil pengukuran jarak dan sudut tidak memenuhi syarat diatas, tetapi akan didapat :
∑ + f = (P – Q - A – B) + n * 180˚ (untuk sudut dalam) ∑ (d * sin ) = XP – XB + f∆X
∑ (d * cos ) = YP – YB + f∆Y
Dalam hal ini :
∑ = jumlah sudut ukuran n = jumlah titik poligon
∑ (d * sin ) = jumlah absis
Adapun langkah perhitungan untuk mendapatkan koordinat (X,Y) pada metode poligon terbuka terikat sempurna adalah sebagai berikut :
Jika salah penutup sudut ( f) masuk toleransi yang disyaratkan, maka
perhitungan dilanjutkan, tetapi jika tidak masuk toleransi harus dilakukan cek sudut atau pengukuran ulang.
Untuk absis : perhitungan dilanjutkan, tetapi jika tidak masuk toleransi cek jarak atau pengukuran ulang.
diketahui koordinat titik ikat awal (XB,YB), maka :
X1 = XB + ∆XB - 1 + f∆XB – 1 Y1 = YB + ∆YB - 1 + f∆YB – 1
- -
- -
- -
Jika koordinat titik akhir (XP,YP) yang dihitung sama dengan koordinat titik ikat akhir yang diketahui maka perhitungannya dinyatakan benar.
H. Kerangka Vertikal
Suatu tempat dipermukaan bumi selain dapat ditentukan posisi mendatarnya, dapat juga ditentukan posisi tegaknya. Untuk menentukan posisi tegak suatu titik dilapangan di lakukan pengukuran yang biasa disebut dengan pengukuran tinggi. Tinggi suatu titik dapat di artikan tinggi titik tersebut terhadap suatu bidang persamaan (referensi) yang telah kita tentukan. Pada ukur tanah, bidang persamaan untuk menentukan tinggi suatu titik dipakai. Muka air laut rata-rata (Mean sea level = MSL).
Untuk menentukan MSL dilakukan penyelidikan/pengamatan yang memakan waktu bertahun-tahun. MSL inilah yang kemudian kita jadikan peil 0,00 untuk dasar penentuan tinggi.
Pengukuran-pengukuran untuk menentukan beda tinggi dapat dilakukan dalam 3 (tiga) cara, yaitu :
1. Pesawat di atas titik Waterpass
BA BT BB ta
A B
Gambar 2.6. Pengukuran beda tinggi pesawat di atas titik
Dalam pengukuran ini alat tepat berdiri di atas titik pengukuran, membidik rambu yang berada di depannya.
Cara menghitung beda tinggi (∆H)
∆HAB = tinggi alat (ta) – bt Menghitung elevasi (H)B H = HA + ∆HAB
Dalam hal ini :
HA = elevasi titik A
Gambar 2.7. Pengukuran beda tinggi pesawat di luar titik
∆H AB = beda tinggi antara titik A ke B HA = elevasi titik A
HB = elevasi titik B
3. Pesawat di antara dua titik waterpass
BA BA
Gambar 2.8. Pengukuran beda tinggi pesawat di antara dua titik
Dalam pengukuran ini alat tepat berdiri diantara dua titik dengan jarak yang sama, cara ini sering dilakukan dalam pengukuran topografi.
Dalam hal ini :
1. Propil memanjang (Longitudinal sectioning) digunakan untuk menentukan ketinggian titik-titik sepanjang garis tertentu misalnya garis rencana proyek (jalan dan irigasi).
2. Propil melintang (Cross sectioning) digunakan untuk menetukan ketinggian titik-titik sepanjang garis tegak lurus garis proyek.
3. Sipat datar luas, digunakan menentukan ketinggian titik-titik yang menyebar dengan kerapatan tertentu untuk membuat garis-garis ketinggian (kontur)
J. Pengukuran Detail
rambu ukur
Gambar 2.9. Pengukuran beda tinggi metode trigonometri
K. Pengambaran
Proses pengambaran mengunakan aplikasi berupa Excel, dan PCLP (Plan,Cross
section Longitudinal Profil Program). Excel adalah program yang digunakan
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan pada kerja praktek ini merupakan bagian dari Pengukuran Detail Rehabilitasi Jaringan Irigasi tersier Pada UPTD. Purbolinggo Lampung Timur
Ada pun tahapan pelaksanaan dalam pekerjaan pengukuran saluran irigasi ini :
- Persiapan
- Pengambilan data di lapangan - Pengolahan data
Gambar 3.1 Gambar diagram alir. TAHAP PERSIAPAN
PENGUMPULAN ATA
PENGUKURAN KERANGKA
VERTIKAL PENGUKURAN
CROSS SECTION & LONG SECTION
PENGOLAHAN DATA
PENGGAMBARAN PENGAMATAN
A. Persiapan
Tahap ini merupakan awal dari pelaksanaan pengukuran, dengan adanya kegiatan ini, maka akan menunjang kelancaran untuk kegiatan pengukuran selanjutnya.
Dalam hal ini persiapan – persiapan tersebut antara lain :
1. Persiapan Administrasi 2. Persiapan Teknis 3. Persiapan Penggukuran
1.Persiapan Administrasi
Persiapan administrasi ini merupakan kegiatan untuk kepengurusan administrasi proyek yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
Diantaranya surat :
a. Surat izin surat permohonan kerja praktek yang disetujui oleh CV.Reka Patria Internusa
b. Surat izin mahasiswa untuk kerja praktek dari Fakultas Teknik, Universitas Lampung
2.Persiapan Teknis
Persiapan teknis ini merupakan kegiatan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pengukuran mengenai pelaksanaan pekerjaan yang nantinya akan diterapkan di lapangan, persiapan tersebut meliputi :
a. Orientasi Lapangan
diukur, maka akan diketahui bahwa dengan melihat kondisi lapangan atau areal tersebut dapat disimpulkan mengenai bentuk dari permukaan topografi tersebut. Bentuk topografi tersebut berupa tanah Lumpur / rawa, lereng, lembah atau bukit yang terjal, hutan dengan bentuk permukaan mendatar atau bergelombang. Untuk itu perlu diantisipasi dalam melakukan metode yang diambil dengan kondisi di lapangan, dan hal – hal yang menghalangi dalam pengukuran dapat diatasi.
b. Perencanaan Pemasangan Patok
Dengan mengetahui kondisi lapangan maka langkah selanjutnya mengetahui tempat dan jumlah titik-titik poligon, titik-titik poligon ini berupa patok dari semen yang nantinya akan dijadikan sebagai titik-titik referensi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan orientasi lapangan dan pemasangan patok antara lain :
a. Dalam pemasangan patok baiknya dilakukan ditempat yang terbuka dan mempunyai posisi yang tepat, hindari tempat yang ramai, sehingga mempermudah saat pendirian alat.
B. Persiapan Pengukuran
Untuk mendapatkan hasil yang baik maka perlu adanya penyediaan alat dan sumber daya manusia yang berkualitas.
a. Alat dan Bahan
a. Alat ukur Waterpass Sokkia sebanyak 2 unit b. GPS Navigasi Merk Garmin sebanyak 1 unit
c. Rambu ukur sebanyak 4 buah
d. Statip sebanyak 2 buah
e. Pita Ukur sebanyak 2 buah f. Perangkat Komputer dan Kalkulator
g. Formulir data pengukuran h. Peralatan Tulis dan Papan tulis
b. Tenaga Kerja
Dalam melaksanakan pekerjaan proyek pengukuran saluran irigasi ini, dibutuhkan orang yang ahli dibidangnya. Tenaga kerja tersebut meliputi :
1. Surveyor
Surveyor adalah orang yang melakukan pengukuran, mengerti tentang pengukuran mulai dari perencanaan pengukuran dan perhitungan
2. Drafter
Drafter adalah orang yang melakukan pengambaran dengan menggunakan seperangkat komputer.
3. Labour / helper ( pembantu )
labour adalah orang yang membantu surveyor dalam melaksanakan pengukuran dilapangan.
C. Pengambilan Data
Dalam melaksanakan kerja praktek ini, langkah awal dalam pengukuran adalah melakukan pengukuraan kerangka vertical berupa memenjang ( long section ), melintang ( cross section ) dan pengambilan kordinat sta
a. Pengamatan Menggunakan GPS
Pengamatan menggunakan GPS dilakukan untuk mendapatkan Koordinat patok. GPS digunakan bermerk Garmin, memiliki tipe navigasi Langkah-langkah pengamatannya adalah sebagai berikut
a. Pertama atur GPS yaitu mengatur datum (WGS 84) yang digunakan dan sistem proyeksinya (UTM).
b. Setelah melakukan pengaturan GPS, letakanlah alat di atas titik yang akan diamante kemudian simpan dan tandai dengan nama yang diinginkan.
b. Kerangka Dasar Vertikal.
Rambu belakang Rambu muka
Langkah – langkah Pengukuran Kerangka Vertikal.
1. Dirikan alat atur persyaratannya / Sentringkan ( posisi alat berada diatas titik (patok) ) sehingga garis bidik dalam keadaan mendatar.
2. Alat berada di antara titik P1 dan , Arahkan teropong ke P0 baca bacaan benang atas, benang tengah, dan benang bawah. Setelah itu arahkan teropong ke P2 baca bacaan benang atas, benang tengah, dan benang bawah .
3. Catat data yang didapat di data ukur, Setelah data didapat dan yakin tidak ada kesalahan, berikutnya ukur tinggi alat menggunakan meteran tangan catat kembali di data ukurnya, lalu pindahkan alat kepatok berikutnya.
4. Dirikan alat kembali, atur persyaratannya sehingga garis bidik dalam keadaan mendatar.
5. Untuk Selanjutnya cara pengukuran sama dengan titik-titik sebelumnya..
c. Pengukuran Waterpassing Memanjang.
Pengukuran waterpassing memanjang (longitudinal section) yaitu; penampang vertikal sepanjang garis sumbu pada keseluruhan panjang areal. Metode yang digunakan untuk pengukuran profil memanjang ini adalah trigonometris alat berada diatas patok dan rambu berada diatas patok lainya, patok forsheat dan backsheat.`
Rambu Waterpass
Langkah – langkah Pengukuran Waterpassing Memanjang.
1. Dirikan alat ( posisi alat berada diatas titik ), atur persyaratannya /sentringkan sehingga bidang nivo dalam keadaan mendatar.
2. Alat berada di antara titik CP
3. Arahkan teropong ke titik P0 sebagai target belakang dan bidik P1 sebagai target depan kemudian baca benang atas, benang tengah dan benang bawah.lalu ukur tinggi alat.
4. Catat data di data ukur lalu pindahkan alat ketitik berikutnya.
7. Arahkan teropong ke CP sebagai target belakang dan P2 (contoh pada gambar
d. Pengukuran Profil Melintang ( Cross Section ).
Profil melintang ( cross section ), yaitu penampang vertikal yang dibuat tegak lurus pada garis sumbu suatu kerja. Metode yang digunakan untuk pengukuran profil melintang ini adalah posisi alat berada atas titik.
Perlu diketahui bahwa pengukuran profil melintang ini bersamaan dengan penggukuran memanjang
Langkah – langkah Pengukuran Profil Melintang.
3. Arahkan teropong ketitik (patok) sebagai acuan baca bacaan benang atas, benang tengah dan benang bawah. Kemudian arahkan teropong ketitik detil sisi kanan ( a,b, c….) dan sisi kiri ( …3,2,1) baca bacaan rambu benang tengah.
4. Untuk titik selanjutnya teknik yang digunakan sama seperti cara diatas.
D. Pengolahan Data.
Dalam hal ini penghitungan data menggunakan seperangkat komputer dengan menggunakan program Microsoft excel. Software Microsoft excel merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengoperasikan / mengolah data berupa angka yang terdiri dari kolom dan baris (cell) yang digunakan untuk perhitungan data pengukuran. Penulisan rumus Microsoft excel untuk perhitungan data tersebut dimulai dengan tanda sama dengan ( = ), diikuti dengan fungsi dan atribut lainnya.
1. Perhitungan Data Longitudinal Dan Cross Section
Secara sistematis rumus yang digunakan untuk perhitungan longitudinal adalah : ∆h = ( cell )Bt belakang-( cell )tinggi alat x10
H = H awal – ( cell ) ∆h
D = ( Ba – Bb )x100
Secara sistematis rumus yang digunakan untuk perhitungan cross section adalah : ∆h detil = ( cell ) Bt patok – ( cell ) Bt detil
H detil = H patok ± ( cell ) ∆h
1. Buat formulir pengukuran untuk perhitungan data
Gambar 3.5 Formulir Data
2. Masukan data lapangan (entry) pada kolom yang telah dibuat
3. Tinggi patok dan tinggi alat pada (cell) kollom.
Gambar 3.7 Tinggi Patok
4. Bacaan Benang tengah pada kolom E, benang atas pada kolom F,dan benang bawah pada kolom G.
5. Masukan bacaan sudut horizontal pada kollom H
Gambar 3.9 Kolom Bacaan Sudut Horizontal
6. Untuk mencari jarak optis mengunakan rumus : =(E8-G8)*100
7. Untuk beda tinggi menggunakan rumus, ∆h =E8-$C$9*10
Gambar 3.11 Kolom Beda Tinggi
8. Sedangkan menenentukan tinggi dpl, menggunakan rumus, H : =L11+D$9/100
9. Sedangkan menenentukan KET, menggunakan rumus, =L11+D$9/100
Gambar 3.13 Kolom Cross
E. Penggambaran.
Proses penggambaran menggunakan seperangkat komputer. Dibantu dengan beberapa perangkat lunak (software), diantaranya program autocad 2004, dan Pclp. Autocad merupakan program untuk menggambar sedangkan Pclp ( plan cross section and
longitudinal profile program ) adalah program untuk menggambar penampang
memanjang dan melintang.
1.Penggambaran Long Section
1. Masukkan data ( entry ) kedalam Microsoft excel
2. Buka program Pclp, pilih long profil existing, pilih pembawa.
Gambar 3.16 Setting Data Excel
1. Penggambaran Cross Section
1.Masukkan data ( entry ) kedalam Microsoft excel lalu disimpan.
Gambar 3.18 Entry Data Cross Section
1. Setting penomoran patok lalu disimpan.
3. Buka program Pclp, pilih cross section lalu existing lalu ok!
Gambar 3.20 Setting Data Pclp
Hasil Penggambaran :
1. Penampang Memanjang (Longitudinal Section)
Gambar 3.22 Tampilan Longitudinal
2. Penampang Melintang (Cross Section)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari pelaksanaan praktik kerja lapangan pada Proyek pengukuran Detail Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Pada UPTD Purbolinggo Lampung Timur. Ada beberapa hal yang dibahas pada bab ini, baik itu kendala, pendukung maupun manfaat dari pelaksanaan kerja praktik ini, dengan tujuan untuk mengetahui prosentase hasil dari pengukuran irigasi yang telah dikerjakan ini.
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Orientasi Lapangan dan Pemasangan Patok
Sebelum melaksanakan pengukuran di lapangan terlebih dahulu dilakukan survey lokasi atau orientasi lapangan untuk menentukan batas – batas areal yang diukur, dalam hal ini kami (para mahasiswa kerja praktek) diarahkan (diorientasi) oleh coordinator lapangan baik dari menentukan batas-batas yang akan diukur sampai cara pengambilan data dilapangan. Pemasangan patok disesuaikan dengan kondisi lapangan yang artinya pemasangan patok hanya sepanjang saluran irigasi yang akan diukur tersebut, dan patok di cat berwarna merah, dimana patok tersebut terbuat dari kayu/bambu dengan panjang ± 25 cm, dalam pemasangan patok diusahakan posisi patok dalam keadaan aman diletakkan dipinggir jalan, hal ini dilakukan agar posisi patok tidak diganggu / dicabut oleh orang yang sedang melintas. Posisi patok diusahakan aman bagi juru ukur dan posisi alat ukur mudah didirikan, Pemasangan patok mengikuti alur aliran irigasi yang sudah ada. Pelaksanaan pemasangan patok ini menghabiskan patok ± 700 patok, dengan panjang pengukuran 63.87 Km. hal ini diperoleh dengan asumsi bahwa 1 Km menghabiskan sekitar ± 10 buah patok dalam pengukuran.
2. Pengukuran Beda Tinggi
3. Hasil Ketelitian
Pada pengukuran yang telah dilakukan hasil pengukuran tidak dapat dikoreksi karena, pengukuran dilakukan dengan pengamatan alat berdiri di atas patok sekali jalan
(trigonometris). Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat dalam pengukurannya.
Tetapi seharusnya dalam setiap pengambilan data dilapangan terutama untuk bacaan benang dibaca secara lengkap, karena bila bacaan benang lengkap dapat digunakan sebagai koreksi kesalahan pembacaan yang disebabkan oleh kesalahan pengukur
(human error), tetapi dalam hal ini memakan waktu yang lebih lama.
4. Pengukuran Penampang Memanjang (Longitudinal Section)
Pada pengukuran ini menggunakan cara pengamatan dengan satu kali berdiri alat diatas titik dan menggunakan metode waterpassing memanjang. Jarak antar patok 100 meter. Setelah diperoleh hasil pengukuran maka diketahui, bahwa areal/bentuk permukaan tanah yang diukur cenderung turun atau landai.
5. Pengukuran Penampang Melintang (Cross Section)
lapangan. Hal ini dikarenakan kondisi tempat lokasi saling bervariatif dan berjauh-jauhan.
Perlu diketahui bahwa pengukuran penampang melintang ini bersamaan dengan pengukuran penampang memanjang.
C. Pengolahan Data
Data ukur yang didapat dari pekerjaan pengukuran saluran irigasi ini dilapangan berupa data – data sebagai berikut;
1. Data Kerangka Vertikal 2. Data Longitudinal Section
3. Data Cross Section.
Dalam hal ini data yang diperoleh dilapangan yaitu berupa bacaan benang, dan jarak,untuk perhitungan data – data lapangan tersebut, diolah dengan menggunakan seperangkat komputer, dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel.
Dari data mentah utama yang diolah, Dipindahkan kehitungan Microsoft Excel kemudian dieksport keprogram yang mempunyai fungsi untuk penggambaran yaitu
Pclp dan Auto Cad 2004.
D. Penggambaran.
Setelah data tersebut dihitung dan diolah dengan komputer, maka penggambarannya dikerjakan secara digital (komputer). Perangkat lunak (Software) yang digunakan untuk penggambaran ini antara lain : Pclp dan Auto Cad 2004 dan Plotter untuk
Output gambar.
1. Penampang Memanjang ( Longitudinal Section )
Gambar 4.1 Tampilan Longitudinal
2. Penampang Melintang (Cross Section)
Program – Program yang digunakan adalah :
- Pclp merupakan software yang digunakan untuk pembuatan longitudinal section
dan cross section, yaitu ; tampilan penampang memanjang dan penampang
melintang.
- AutoCad 2004 merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk penggambaran
dan pengeditan, gambar yang sudah dibuat dari software yang diatas dieksport ke
AutoCad 2004 selanjutnya akan di edit.
Dan pencetakan gambar menggunkan alat :
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Selama proses Kerja Praktik yang di laksanakan pada Proyek pengukuran Detail Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Purbolinggo Lampung Timur.Dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Metode yang digunakan dalam pengukuran profile memanjang dan melintang saluran irigasi adalah alat berdiri diatas patok dan menghasilkan data berupa beda tinggi elevasi dari saluran irigasi.
2. Dalam pengukuran kerangka vertical tidak menggunakan metode double stand atau dua kali berdiri alat.
3. Toleransi kesalahan dalam pengukuran saluran irigasi menggunakan orde 3 yaitu 8mm √D.
4. Pengambilan data polygon dalam pekerjaan ini menggunakan alat GPS tipe navigasi, dan data yang dihasilkan berupa koordinat Cartesian yaitu x, y.
B. Saran – saran
Saran – saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan kerja praktik yang dilakukan pada saluran Irigasi Purbolinggo Lampung Timur antara lain :
1. Sebaiknya dalam pengukuran profile memanjang dan melintang menggunakan metode yaitu alat berdiri diantara patok, sehingga data yang dihasilkan lebih akurat dan sesuai dengan kebutuhan.
2. Sebaiknya dalam pengukuran kerangka vertical menggunakan metode pengukuran double stand atau dua kali berdiri alat, untuk meminimalisasikan kesalahan pembacaan benang tengah pada saat pengukuran.
3. Sebaiknya dalam pekerjaan ini menggunakan toleransi kesalahan orde I yaitu 4 mm√ D.
DAFTAR PUSTAKA
Brinker, Russel. C dan Paul, R. Wolf. 1981. Dasar- Dasar Pengukuran Tanah
(Surveying), jilid 2. Penerjemah : Djoko Walijatum. Erlangga. Jakarta.
, 1979. Ilmu Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Pengairan, Jakarta.
, 1992. Strategi dan Pengembangan Irigasi Indonesia, Deratemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Pengairan Indonesia, Jakarta.
PENGUKURAN DETAIL REHABILITASI
JARINGAN IRIGASI TERSIER
PADA UPTD PURBOLINGGO
LAMPUNG TIMUR
(Kerja Praktik)
Oleh:
Koen Harsya Wiguno
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGUKURAN DETAIL REHABILITASI
JARINGAN IRIGASI TERSIER
PADA UPTD PURBOLINGGO
LAMPUNG TIMUR
Oleh:
Koen Harsya Wiguno
Kerja Praktik
Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Teknik
Pada
Program Studi D3 Survey Dan Pemetaan Fakultas Teknik Universitas Lampung
Judul Kerja Praktik : PENGUKURAN DETAIL REHABILITASI JARINGAN
Ketua Jurusan Teknik Sipil Ketua Program Studi
D III Survey dan Pemetaan
Ir. Syukur Sebayang, M.T. Ir. Yohannes, M.T. NIP 195003091986031001 NIP 195204071986031001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Ir. Fauzan Murdapa, M.T ……….
Sekretaris : Ir. Beson Soekarno .………...
Penguji
Bukan Pembimbing : Armijon, ST, M.T ……….…...
2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung
Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, DEA. NIP 196505101993032008
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pengukuran Sudut Tunggal ... 8
Gambar 2.2 Pengukuran Secara Langsung ... 9
Gambar 2.3 Pengukuran Jarak Secara Tidak Langsung... 10
Gambar 2.4 Poligon Tertutup ... 12
Gambar 2.5 Poligon Terbuka Terikat Sempurna ... 17
Gambar 2.6 Pengukuran Beda Tinggi Pesawat di atas Titik ... 21
Gambar 2.7 Pengukuran Beda Tinggi Pesawat diluar Titik ... 22
Gambar 2.8 Pengukuran Beda Tinggi Pesawat Di antara Dua titik ... 23
Gambar 2.9 Pengukuran Beda Tinggi Metode Trigonometri ... 25
Gambar 3.1 Gambar Diagram Alir ... 28
Gambar 3.2 Pengukuran kerangka Vertikal ... 33
Gambar 3.3 Pengukuran Waterpassing Memanjang ... 34
Gambar 3.4 Profil Melintang ... 35
Gambar 3.5 Formulir Data ... 37
Gambar 3.6 Entry Data Long Section dan Cross section ... 37
Gambar 3.7 Tinggi Patok... 38
Gambar 3.8 Kolom Bacaan Benang ... 38
xiii
Gambar 3.10 Kolom Jarak ... 39
Gambar 3.11 Kolom Beda Tinggi ... 40
Gambar 3.12 Kolom Tinggi Long ... 40
Gambar 3.13 Kolom Cross ... 41
Gambar 3.14 Mengcopy Rumus ...41
Gambar 3.15 Entry Data Longitudinal ... 42
Gambar 3.16 Setting Data Excel ... 43
Gambar 3.17 Penyimpanan Data di PCLP ... 43
Gambar 3.18 Entry Data Cross Section ... 44
Gambar 3.19.Setting Data Excel ... 44
Gambar 3.20 Setting Data PCLP ... 45
Gambar 3.21 Tampilan Export ... 45
Gambar 3.22 Tampilan Longitudinal ... 46
Gambar 3.23 Tampilan Cross Section ... 46
Gambar 4.1 Tampilan Longitudinal ... 51
KATA PENGANTAR
Puji sukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Laporan Kerja Praktik. Laporan Kerja Praktik ini dibuat sebagai salah satu persyaratan Akademis untuk mencapai gelar Ahli Madya Teknik pada Program Studi D3 Teknik Survey dan Pemetaan Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Penulis merasa masih terdapat kekurangan dalam penulisan Laporan Kerja Praktik ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya laporan ini.
Dalam laporan ini penulis banyak memperoleh bantuan, baik bantuan moril maupun materi yang sangat berharga dari semua pihak, maka dalam kesempatan ini penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, DEA. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung.
2. Bapak Ir. Syukur Sebayang, M.T , selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung.
4. Bapak Ir, Fauzan Murdapa, M.T, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan waktunya dalam penulisan laporan kerja praktik.
5. Bapak Ir Beson Soekarno, sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan waktunya dalam penulisan laporan kerja praktik.
6. Bapak Armijon, ST, M.T, sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan dan waktunya dalam penulisan laporan kerja praktik.
7. Seluruh Dosen Teknik Survey dan Pemetaan yang telah banyak membimbing dan banyak membantu.
8. Ayah, Ibu, dan Adik-adikku, beserta Keluarga yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
9. Kepada seluruh teman – teman mahasiswa khususnya mahasiswa Survey Pemetaan angkatan 2005 yang selalu membantu dan memberikan suport dalam pelaksanaan kerja praktek ini.
Ahkir kata penulis panjatkan doa dan syukur, semoga apa yang penulis sajikan dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi Fakultas Teknik Jurusan Teknik Survey dan Pemetaan Universitas Lampung
Bandar Lampung, Agustus 2010
Penulis
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Dan
Kupersembahkan Hasil Tugas Akhir Ini dengan tulus
Kepada ayah dan bunda tercinta
Aulia Dara Jati dan Fathi Nurul Afni
Beserta Seluruh Keluarga Besar
Yang telah banyak memberikan kontribusi serta dukungan hingga terselesaikannya tugas akhir ini
Untuk semua sahabat-sahabatku
Yang telah memberikan nasehatnya dan dorongan Untukku
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Mei 1986, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari Suprapto dan Suhartini
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Aisyah Metro diselesaikan pada tahun 1993, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Metro pada tahun 1999, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 2 Metro pada tahun 2002, dan Sekolah Menengah Umum (SMU) di SMU Negeri 2 Metro pada tahun 2005.